PLTN adalah pembangkit tenaga listrik tenaga nuklir yang merupakan kumpulan
mesin untuk pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan tenaga nuklir sebagai
tenaga awalnya. Prinsip kerjanya seperti uap panas yang dihasilkan untuk
menggerakkan mesin yang disebut turbin.
Secara ringkas dan sederhana, rancangan PLTN terdiri dari air mendidih, boild water
reactor bisa mewakili PLTN pada umumnya, yakni setelah ada reaksi nuklir fisi,
secara bertubi-tubi, di dalam reaktor, maka timbul panas atau tenaga lalu
dialirkanlah air di dalamnya. Kemudian uap panas masuk ke turbin dan turbin
berputar poros turbin dihubungkan dengan generator yang menghasilkan listrik.
A. DAMPAK POSITIF.
B. DAMPAK NEGATIF.
Demikian seriusnya, kecelakaan ini telah meminta korban jiwa dan terjadi paparan
radiasi dengan dosis signifikan ke lingkungan.
Kecelakaan tersebut mengundang keprihatinan publik terhadap tiadanya struktur
pengungkung substansial seperti standar reaktor di negara Barat. Disamping itu,
desainnya sedemikian rupa sehingga kegagalan pendingin menyebabkan
peningkatan output daya, tidak seperti reaktor Barat yang mempunyai koefisien
rongga negatif sehingga kehilangan pendingin secara otomatis mengurangi output
daya.
Laporan ahli OECD menyimpulkan bahwa "kecelakaan Chernobyl tidak menjelaskan
sesuatu fenomena baru yang sebelumnya tak diketahui atau isu-isu keselamatan
yang tak terpecahkan atau lain-lain yang dicakup oleh program-program
keselamatan reaktor untuk reaktor-reaktor daya komersial saat ini di negara-negara
anggota OECD." Dengan alasan ini, kecelakaan tersebut tidak berpengaruh pada
program PLTN dunia, selain hanya mempertegas kembali perlunya sistem-sistem
reaktor direkayasa secara sempurna.
Ada sejumlah kecelakaan dalam reaktor-reaktor eksperimental dan dalam satu
bangunan penghasil plutonium militer, namun tak satupun yang menyebabkan
kehilangan jiwa yang teridentifikasi di luar bangunan yang sesungguhnya, atau
kontaminasi lingkungan jangka panjang.
Meskipun rekaman keselamatan PLTN komersial begitu mengesankan dengan
rekayasa struktur dan sistem reaktor yang ketat yang membuat pelepasan
radioaktif katastrofik dari reaktor Barat hampir tidak mungkin, namun banyak yang
tidak menginginkan dijalankannya sesuatu yang berisiko seperti ini. Ketakutan ini
memperkuat perlawanan terhadap manfaat PLTN, serupa dengan katakutan orang
akan jatuhnya pesawat terbang di atas kepala mereka, terlepas dari pentingnya
transportasi udara itu sendiri. Akhirnya, keseimbangan antara risiko dan manfaat
bukanlah latihan saintifik semata. Bagaimanapun, di tengah gaung kekhawatiran
publik, nuklir dalam berbagai aplikasinya tetap menjadi harapan bagi kemakmuran
masa depan.
SUMBER :
http://forumkimia.multiply.com/reviews/item/3
http://www.batan.go.id/bkhh/index.php/artikel/13-nuklir-masa-depan.html
http:/Wikipedia.com