Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 8 No. 1 Tahun 2019 Hal.

36-44
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret https://jurnal.uns.ac.id/jpkim

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DRILL AND PRACTICE


DIKOMBINASIKAN DENGAN DISKUSI KELOMPOK DILENGKAPI
DENGAN MEDIA LKS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
KELAS XI MIA 1SEMESTER GENAP
DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2016/2017
Shanty Nurlianti*, Sri Yamtinah, dan Endang Susilowati
Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP,Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia

*Keperluan Korespondensi, telp:082221912113, email:shantynurlianti@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: prestasi belajardan kemampuan kerjasama


siswa kelas XI MIA 1 pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan di SMA Al
Islam1Surakartadengan menggunakan model pembelajaran Drill and Practice dikombinasikan
dengan diskusi kelompok dilengkapi media LKS Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdapat empat tahapan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA
1 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017. Teknik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, kajian dokumen, angket dan tes. Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
(1) penerapan model pembelajaran Drill and Practice dikombinasikan dengan diskusi kelompok
dilengkapi dengan media LKS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI MIA 1 pada
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan di SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017.
Pada siklus I, ketercapaian prestasi belajaraspek pengetahuan sebesar 52,77% dan pada siklus
II meningkat menjadi 80,56%. Ketercapaian aspek sikap pada siklus I sebesar 80,55% dan
meningkat menjadi 88,89% pada siklus II. Ketercapaian aspek keterampilan mencapai 100% (2)
penerapan model pembelajaran Drill and Practice dikombinasikan dengan diskusi kelompok
dilengkapi dengan media LKS dapat meningkatkan kemampuan kerjasama belajar siswa kelas
XI MIA 1 pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan di SMA Al Islam 1 Surakarta tahun
pelajaran 2016/2017. Pada siklus I, ketercapaian prestasi belajaraspek pengetahuan sebesar
77,78% dan pada siklus II meningkat menjadi 88,89%.

Kata kunci : Drill and Practice, diskusi kelompok, LKS, kerjasama siswa, prestasi belajar

PENDAHULUAN kehidupan sehari-hari serta mampu


mengem-bangkan teknologi [1]
Sains atau IPA merupakan konsep
Pembelajaran berbasis keteramplilan
pembelajaran alam yang berhubungan
sains merupakan pembelajaran yang
erat dengan kehidupan manusia, oleh
mengintegrasikan keterampilan ber-
karena itu pem-belajaran sains di
proses sains dalam penyajian materi.
sekolah akan memberikan manfaat yang
Pembelajaran ini menekankan pen-carian
penting. Manfaat pembelajaran sains
pengetahuan dan mengolah informasi
antara lain meningkatkan mutu
yang dilakukan oleh siswa dengan
pendidikan terutama menghasilkan
dengan berfikir menggunakan prosedur
sumber daya manusia yang kritis dan
proses ilmiah. Sehingga, siswa dapat
memiliki sikap ilmiah sehingga mampu
mengembangkan keterampilan proses
menye-lesaikan masalah dalam
sains dalam menemukan pengetahuan,

© 2019 Program Studi Pendidikan Kimia 36


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 8 No. 1 Tahun 2019 Hal. 36-44

memahami konsep fakta yang berkaitan kimia di SMA Al Islam1 Surakarta


dengan materi ajar. Pembelajaran sains sebesar 75. Berdasarkan hasil
yang diberikan di Sekolah Menengah wawancara terhadap guru mata
Atas (SMA) antara lain pelajaran Biologi, pelajaran kimia SMA Al Islam 1
Fisika dan Kimia. Surakarta tentang mata pelajaran kimia,
bahwa kebanyakan siswa mengalami
Kimia merupakan salah satu mata
kesulitan karena pemahaman konsep
pelajaran wajib pada SMA kelas XI IPA.
yang kurang pada pembelajaran kimia.
Kimia adalah cabang ilmu pengetahuan
Menurut guru mata pelajaran kimia kelas
alam (IPA) yang mempelajari kajian
XI di SMA Al Islam1 Surakarta diketahui
tentang struktur, komposisi, sifat, dan
bahwa beberapa materi kimia kelas XI
perubahan materi serta energi yang
semeter genap, salah satunya materi
menyertai perubahan tersebut [2]. Pada
pokok Kelarutan dan Hasil Kali
dasarnya, pelajaran kimia adalah
Kelarutan.
pelajaran yang sangat dekat dengan
Materi Kelarutan dan Hasil Kali
kehidupan sehari-hari. Namun, mata
Kelarutan merupakan materi yang
pelajaran kimia sering sekali dianggap
membutuhkan pemahaman konsep dan
sulit oleh siswa karena sebagian besar
aplikasi dalam perhitungan. Sehingga,
konsepnya bersifat abstrak. Menurut
jika siswa kurang menguasai konsep
hasil penelitian Osborne dan Collins
materi tersebut dan materi sebelumnya
sebagian besar siswa memandang kimia
yang berhubungan dengan ini yaitu
sebagai suatu pelajaran yang abstrak,
kesetimbangan kimia, maka siswa akan
sulit, dan tidak berhubungan dengan
mengalami kesulitan untuk menyele-
aktivitas kehidupan sehari-hari. Mereka
saikan soal-soal yang berkaitan dengan
menganggap bahwa dalam kehidupan
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
sehari-hari mereka tidak perlu
Selain itu, materi Kelarutan dan Hasil Kali
memahami reaksi kimia. Hal ini yang
Kelarutan juga identik dengan variasi
membuat siswa menjadi kurang tertarik
perhitungan hal ini membuat siswa
untuk mempelajari kimia sehingga kimia
mengalami kebingungan dan kurang
dirasa menjadi salah satu pelajaran sulit
tertarik dengan materi tersebut.
bagi siswa.
Sehingga menyebabkan rendahnya
Kimia mencakup tiga tingkat
prestasi belajar siswa. Oleh karena itu,
konseptual mencakup aspek mikro yaitu
diperlukan model pembelajaran yang
yang tidak dapat terlihat (ion, molekul,
sesuai kompetensi dasar ini supaya
atom), aspek makro yaitu yang kasat
tujuan pembelajaran dapat tercapai
mata dan aspek simbolis yang meng-
secara maksimal dan membuat siswa
hubungkan antara aspek mikro dengan
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
aspek makro tersebu t[3]. Konsep-
Model pem-belajaran yang diterapkan
konsep abstrak pada pelajaran kimia
tidak hanya menarik tetapi juga
membutuhkan penalaran ilmiah siswa
membentuk konsep di dalam pikiran
untuk menghubungkan konsep mikros-
siswa dengan pengalaman pembelajaran
kopis dengan konsep makroskopis
yang ada sehingga siswa mudah dalam
melalui simbol, sehingga belajar kimia
memahami materi belajar.
merupakan kegiatan mental yang
Model pembelajaran yang
membutuhkan penalaran tinggi. Selain
diterapkan haruslah memudahkan siswa
itu, penyebab kesulitan belajar siswa
dalam memahami konsep Kelarutan dan
adalah kurangnya keterlibatan siswa di
Hasil Kali Kelarutan serta meningkatkan
dalam pembelajaran secara aktif
kemampuan siswa dalam memecahkan
sehingga siswa tidak dapat memahami
soal-soal pada materi ini. Drill and
materi dengan maksimal.
Practice merupakan salah satu model
SMA Al Islam 1 Surakarta
pembelajaran yang tepat untuk diterap-
merupakan salah satu sekolah yang
kan pada materi ini. Model pembelajaran
menerapkan Kurikulum 2013. Dalam
Drill and Practice digunakan untuk melatih
penerapannya, Kriteria Ketuntasan
kecakapan mental, misalnya perhitungan-
Minimal (KKM) untuk mata pelajaran
penggunaan rumus dan lain-lain.[4]

© 2019 Program Studi Pendidikan Kimia 37


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 8 No. 1 Tahun 2019 Hal. 36-44

Menurut McDonough Metode Drill and akan lebih efektif dengan penggunaan
Practice tepat diterapkan dalam pem- media pembelajaran, karena akan
belajaran materi hitungan, bahasa asing memudahkan guru dalam penyampaian
dan pening-katan perbendaharaan kata- materi dan memudahkan siswa dalam
kata. Metode Drill and Practice memiliki 5 memahami materi. Pada penelitian ini
tahap yaitu mendapatkan tujuan-tujuan, media pembelajaran yang digunakan
mendemonstrasikan penge-tahuan atau dalam pembelajaran adalah LKS.
skill, memberikan latihan-latihan yang Lembar Kerja Siswa adalah lembaran
dibimbing, menge-cek pemahaman dan yang berisi tugas yang harus dikerjakan
memberi latihan lanjut. Model pem- oleh peserta didik baik secara individu
belajaran ini diharapkan sesuai untuk ataupun kelompok. LKS biasanya berisi
diterapkan pada materi kelarutan dan petunjuk dan langkah untuk menye-
hasil kali kelarutan yang pada dasarnya lesaikan tugas yang berisikan
selain pemahaman konsep juga sangat kompetensi dasar yang harus dicapainya
membutuhkan banyak latihan dalam [6]. Lembar Kerja Siswa dirancang
penyelesaian beragam soal yang terkait sebagai salah satu sumber belajar untuk
dengan materi. Selain itu, dengan model mempermudah guru dalam menyam-
Drill and Practice dalam pemahaman paikan materi dan memberikan
konsep materi ini akan meningkatkan penugasan kepada siswa secara tertulis
keaktifan siswa dalam menggali sesuai dengan kompetensi dasar yang
informasi melalui pemecahan masalah ditentukan. Lembar Kerja Siswa ini berisi
dalam soal. soal-soal mengenai materi Kelarutan dan
Model pembelajaran Drill and Hasil Kali Kelarutan. Lembar Kerja Siswa
Practice yang diterapkan dikombinasi- tersebut membantu siswa dapat
kan dengan diskusi kelompok bertujuan mengonstruksi konsep-konsep secara
untuk meningkatkan aspek sosial yaitu mandiri maupun kelompok dan aktif
kerjasama antar siswa di dalam satu untuk berlatih menjawab permasalahan
kelompok untuk mencapai tujuan pada materi tersebut.
bersama. Hal ini dilakukan karena Berdasarkan uraian per-
menurut hasil observasi, sebagian siswa masalahan diatas, peneliti melakukan
lebih senang dan aktif dengan penelitian yang bertujuan mening-katkan
pembelajaran secara berkelompok kualitas kerjasama dan prestasi sebagai
dibandingkan secara individu. Namun hasil belajar siswa pada SMAAl Islam 1
tidak semua siswa ikut aktif dalam Surakarta.
kelompoknya. Pada saat guru mem-
berikan tugas secara berkelompok hanya
METODE PENELITIAN
dikerjakan oleh satu atau dua orang saja
sedangkan siswa lain pasif bahkan tidak Penelitian ini merupakan Penelitian
ikut serta dalam mengerjakan tugasnya. Tindakan Kelas (PTK) yang
Selain itu, dengan diskusi kelompok dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap
maka siswa juga dapat melakukan siklusnya terdapat empat tahapan, yaitu
interaksi atau bahkan bertukar pikiran perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dengan anggota kelompoknya, sehingga dan refleksi. Subjek penelitian adalah
siswa dapat memperoleh pemahaman siswa kelas XI MIA 1 SMA Al Islam 1
yang lebih baik terhadap konsep materi Surakarta tahun ajaran 2016/2017.
dari anggota kelompoknya [5]. Sehingga Pemilihan subjek dalam penelitian ini
model Drill and Practice yang dikom- didasarkan pada hasil observasi yang
binasikan dengan diskusi kelompok dilakukan pada saat prasiklus, dimana
diharapkan dapat meningkatkan subjek yang dipilih tersebut teridentifikasi
keaktifan belajar siswa khususnya mempunyai permasalahan dalam
kerjasama antar siswa dalam kelom- pembelajaran yaitu kerjasama siswa dan
poknya untuk pemecahan masalah tugas prestasi belajar yang rendah.
yang diberikan. Data yang dikumpulkan meliputi
Selain penerapan model pem- data dari hasil observasi dan wawancara
belajaran yang tepat, pembelajaran juga kerjasama siswa dan hasil penilaian

© 2019 Program Studi Pendidikan Kimia 38


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 8 No. 1 Tahun 2019 Hal. 36-44

prestasi belajar pada materi KSP yang kegiatan praktikum diluar jam pelajaran,
meliputi aspek pengetahuan, aspek sikap, kemudian 4 jam sisanya untuk siklus 2.
dan keterampilan baik pada siklus I Satu jam pelajaran berlangsung selama
maupun siklus II. 45 menit dengan menerapkan model
Teknik analisis data pada pembelajaran Drill and Practice yang
penelitian ini menggunakan analisis dikombinasikan dengan diskusi kelompok
deskriptif. Analisis data menggunakan menggunakan media LKS.
tiga tahap yaitu reduksi data
b. Pelaksanaan
(pengelolaan data), penyajian data
(mengorganisasikan data kedalam suatu Tahap pelaksanaan siklus I terdiri
bentuk tertentu sehingga datanya terlihat atas 5 kali pertemuan, dengan 4 kali
lebih utuh), dan triangulasi atau pertemuan untuk penyampaian materi
pemeriksaan keabsahan data dengan dan 1 kali pertemuan untuk evaluasi
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar siklus I. Pembelajaran dilaksanakan
data tersebut sebagai pembanding data. selama 4 kali pertemuan dan setiap
pertemuan pembelajaran diterapkan
model sesuai model pembelajaran Drill
HASIL DAN PEMBAHASAN
and Practice. Pertemuan pembelajaran
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada tanggal 24 April selama 2
bertujuan untuk meningkatkan kerjasama jam pelajaran. Langkah pertama pada
siswa dan prestasi belajar siswa kelas XI setiap pembelajaran adalah guru
MIA 1 SMA Al Islam 1 Surakarta pada memberikan apersepsi materi dengan
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan memberikan pertanyaan-pertanyaan
dengan menerapkan model pembelajaran untuk membangun rasa keingintahuan
Drill and Practice dikombinasikan dengan siswa terhadap materi. Guru juga
diskusi kelompok dilengkapi LKS. menjelaskan tujuan pembelajaran serta
Kerjasama siswa meliputi komunikasi motivasi, selanjutnya guru mendemon-
interpersonal, kemampuan interaktif, strasikan pengetahuan yaitu dengan
pemecahan masalah dan mencapai memberikan penjelasan pengetahuan
tujuan bersama. Prestasi belajar yang mengenai materi pada bab ini, pada
diukur meliputi aspek pengetahuan, sikap tahap ini siswa memperhatikan
dan keterampilan. penjelasan guru dengan seksama.
Penelitian ini dilakukan dalam 2 Kemudian guru memberikan latihan
siklus yaitu siklus I dan siklus I. Masing- terbimbing yaitu dengan contoh soal
masing siklus terdiri dari tahap peren- yang dikerjakan secara bersama antara
canaan, tahap pelaksana-an tindakan, guru dengan siswa. Untuk meningkatkan
tahap obsevasi dan tahap refleksi . kerjasama siswa pada saat guru
memberikan umpan balik untuk
1. Siklus I
mengetahui pemahaman dengan meng-
a. Perencanaan gunakan soal yang terdapat pada
Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk
Pada tahap perencanaan siklus I
dikerjakan dan didiskusikan bersama
dilakukan penyusunan silabus, RPP,
dalam kelompoknya. Setiap siswa di
LKS, instrumen penilaian kerjasama
dalam kelompok antusias berdiskusi
siswa, serta instrumen prestasi belajar.
dengan temannya untuk menyelesaikan
Berdasarkan silabus alokasi waktu
soal-soal yang diberikan. Kemudian
pembelajaran 13 JP yang dibagi menjadi
pada akhir pembelajaran guru
dua siklus dengan menggunakan model
memberikan pos test kepada siswa yang
pembelajaran yang telah direncanakan
dikerjakan secara individu. Setelah itu
oleh guru dan peneliti. Pembagian
guru membimbing siswa menyimpul-kan
alokasi jam pelajaran dalam RPP pada
pembelajaran. Pada pertemuan kelima,
tiap siklus adalah 7 jam pelajaran pada
dilaksanakan evaluasi siklus I yang
siklus 1 (dibagi menjadi 4 kali pertemuan)
meliputi penilaian aspek pengetahuan
untuk menyampaikan materi dan 2 jam
dimana siswa harus menjawab soal
pelajaran untuk tes serta alokasi

© 2019 Program Studi Pendidikan Kimia 39


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 8 No. 1 Tahun 2019 Hal. 36-44

ulangan dan waktu yang tersisa digunakan Tabel 1 Ketuntasan Indikator Aspek
untuk mengisi angket penilaian diri. Pengetahuan.
c. Pengamatan No Ketuntasan Ket
Indikator
(%)
Hasil penilaian observasi dan Kompetensi
Soal Ind
analisis hasil wawancara pada siklus I Pengertian 1 94,4 94,44 Tuntas
dapat dilihat ketuntasan aspek larutan
kerjasama. Hasil penilaian kerjasama Kesetimbangan 2 91,6 84,73 Tuntas
larutan jenuh 3 77,7
siswa dapat dibuat kategori seperti pada Hubungan 4 94,4 81,24 Tuntas
Gambar 1. Ksp dengan 5 77,7
tingkat 6 91,6
kelarutan 7 61,1
22,22% 16,67% Amat baik 8 44,4 65,74 Belum
Pengaruh ion
9 75
Baik senama
10 77,7
Cukup 11 36,1 51,85 Belum
61,11%
Pengaruh pH 12 63,8
Kurang 13 55,5
Menghitung 14 80,5 73,15 Belum
kelarutan 15 63,1
garam sukar 16 75
Gambar.1 Diagram Pie Ketuntasan larut
Aspek Kerjasama Siklus I 17 41,6 41,67 Belum
Reaksi 18 55,5
Berdasarkan diagram pie diatas pengendapan 19 44,4
20 25
ketuntasan aspek kerjasama siswa
mencapai 77,78% siswa yang. Hal ini
Analisis ketidaktuntasan indikator
berarti ketuntasan kerjasama siswa
yang belum tercapai ada 5 indikator, yaitu
berdasarkan observasi telah mencapai
pada indikator 3 pada soal no 7 siswa
target yaitu 70%. Namun masih terdapat
bingung melanjutkan mencari massa zat
sekitar 22,22% siswa yang belum dapat
ketika sudah diketahui kelarutannya.
bekerjasama dengan baik, seperti masih
Pada indikator pengaruh ion senama
belum percaya diri mengeluarkan ide,
siswa kurang teliti dalam menghitung
belum dapat mengambil keputusan saat
jumlah spesi ion senamanya, sehingga
berdiskusi dan masih bekerja secara
hasil Ksp nya salah. Pada indikator
individu.
menentukan pH larutan dari harga Ksp-
Hasil penilaian aspek pengetahuan
nya dan sebaliknya, siswa juga tidak
bisa dilihat pada Gambar.2
memperhatikan jumlah OH- yang
TUNTAS
mempengaruhi Ksp. Pada indikator
47,23% 52,77% garam sukar larut, siswa kesulitan dan
masih bingung menghitung massa zat
TIDAK
TUNTAS
terlarut dan konsentrasi ion. Sedang-kan
pada reaksi pengendapan siswa masih
bingung menentukan ion penyusun dari
Gambar.2 Diagram Pie Ketuntasan Ksp yang diketahui.
Aspek Pengetahuan Siklus I
Hasil angket dan observasi sikap
Gambar 2 menunjukkanbahwa dapat dilihat pada Gambar.3 berikut:
siswa yang nilai yang tuntas masih di
19,45% 33,33%
bawah target siklus I yaitu 70%.
Amat baik
Pada siklus I terdapat 5 indikator
yang tercapai dari total 7 indikator, yaitu baik
materi yang lebih cenderung pada cukup
penerapan teori dan perhitungan. Berikut 47,22% kurang
tabel ketuntasan masing-masing
indikator dapat diilihat pada tabel 1. Gambar.3 Diagram Pie Ketuntasan
Aspek sikap Siklus I

© 2019 Program Studi Pendidikan Kimia 40


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 8 No. 1 Tahun 2019 Hal. 36-44

Berdasarkan hasil ketuntasan akhir 2. Siklus II


aspek sikap siswa maka sebesar
a. Perencanaan
ketuntasan aspek sikap belajar siswa
adalah 80,55%. Pada siklus 1 masih Pada siklus II ini guru lebih
terdapat 19,45% siswa yang tidak tuntas, memfokuskan pada siswa yang pada
hal ini dikarenakan sampai pada akhir evaluasi siklus II mendapatkan nilai yang
pertemuan pembelajaran masih terdapat tergolong rendah dibandingkan teman-
siswa yang tidak memenuhi ketercapaian temannya. Guru juga memberikan
indikator seperti masih malu-malu dan motivasi dan mengarahkan siswa untuk
hanya membaca saat tidak segan dan lebih aktif dalam
mempresentasikan hasil diskusi. Selain bertanya dan menyampaikan pendapat-
itu masih terdapat siswa yang masih nya kepada guru dan temannya.
canggung untuk mengeluarkan pendapat Disamping itu, perbaikan juga dilakukan
saat pembelajaran. terkait dengan pembagian kelompok
Hasil observasi aspek untuk diskusi. Kelompok diskusi pada
keterampilan praktikum dan penilaian siklus II ini dibagi berdasarkan nilai yang
laporan praktikum dapat dilihat pada telah didapat siswa pada evaluasi siklus
Gambar.4 berikut: I dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5
orang siswa. Hal ini dilakukan agar siswa
LULUS
yang sudah tuntas di siklus I dapat
membantu temannya yang belum tuntas
dalam satu kelompok tersebut dalam
100% TIDAK belajar sehingga dapat tuntas pada
LULUS
evaluasi siklus II.
b. Pelaksanaan
Berdasarkan Penilaian keteram- Siklus II ini dilaksanakan dalam 2
pilan siklus 1, diperoleh hasil bahwa kali pertemuan, yaitu 1 kali pertemuan
persentase siswa yang tuntas adalah untuk penyampaian materi dan 1 kali
100%. Hasil ini telah mencapai target pertemuan untuk evaluasi siklus II. Pada
penelitian yait 70%, sehingga peneliti pertemuan pertama, guru menjelaskan
memutuskan untuk tidak melakukan kepada siswa bahwa pembelajaran ini
penilaian keterampilan pada siklus II. lebih difokuskan pada 5 indikator
d. Refleksi kompetensi yang belum tuntas pada
siklus I.
Hasil penilaian siklus I yang Pembelajaran siklus II ini juga
dilakukan menunjukkan masih terdapat menerapkan model pembelajaran Drill
aspek yang belum mencapai target yaitu and Practice dikombinasikan dengan
aspek pengetahuan. Sehinga perlu diskusi kelompok yang dilengkapi
dilakukan perbaikan agar aspek dengan media LKS. Pada awal
pengetahuan mencapai target. Meskipun pembelajaran guru memberikan
aspek kerjasama siswa dan sikap telah apersepsi untuk mengingatkan materi
mencapai target, tetapi perlu ditingkatkan sebelumnya, kemudian guru men-
lagi. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan jelaskan materi kepada siswa dan
siklus II yang diharapkan dapat memberikan soal latihan kepada siswa
mencapai target yang sudah ditentukan. untuk berdiskusi dalam kelompoknya
Pada siklus II akan menerapkan model menyelesaikan soal tugas kelompok
pembelajaran yang sama dengan jumlah yang diberikan. Siswa memperhatikan
anggota kelompok dan pembagian siswa penjelasan guru dan mencermati materi
yang tuntas pada siklus I dibagi secara pada LKS. Kemudian guru meminta
merata disetiap kelompok. Perubahan ini siswa untuk mempresentasikan hasil
diharapkan dapat membantu temannya diskusinya di depan kelas. Kegiatan
yang belum paham menjadi paham pembelajaran dilanjutkan dengan post
sehingga ketuntasan siswa meningkat. test secara individu dan kemudian di
akhir pembelajaran guru beserta peserta

© 2019 Program Studi Pendidikan Kimia 41


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 8 No. 1 Tahun 2019 Hal. 36-44

didik menarik kesimpulan dari pembe- Hasil yang disajikan pada Gambar
lajaran pada hari tersebut. 6 menunjukkan capaian siswa yang
Pertemuan kedua pada siklus II berkategori amat baik dan baik sudah
yaitu pelaksanaan tes evaluasi dilak- melampaui target yang direncanakan
sanakan pada tanggal 15 Mei 2017 dan semua indikator juga sudah
berlangsung selama 2 jam pelajaran atau mencapai target sebesar 75%, sehingga,
90 menit. Pembagian alokasi waktu tes penilaian aspek rasa ingin tahu siswa
yaitu 45 menit pertama siswa menger- dilakukan sampai siklus II ini.
jakan soal tes pengetahuan, kemudian 30 Berdasarkan hasil tes
menit selanjutnya untuk sesi wawancara pengetahuan siklus II pada indikator soal
kerjasama dan pengisian angket sikap. yang belum tuntas diperoleh hasil
ketuntasan seperti pada diagram.
c. Pengamatan
Hasil observasi dan analisis tes 19,44%
yang sudah dilakukan pada siklus II TUNTAS
dapat dilihat dari hasil pada aspek sikap: 80,56%
TIDAK TUNTAS
11,11% 0%
Amat baik
baik
50%
cukup Gambar 7 Diagram Pie Ketuntasan
kurang Aspek Pengetahuan Siklus II
38,89%
Berdasarkan hasil tes tertulis pada
Gambar 5 Diagram Pie Ketuntasan indikator soal yang belum tuntas yaitu
Aspek sikap Siklus II sebanyak 10 soal pilihan ganda. Hasil
analisis menunjukkan bahwa 80,56%
Berdasarkan gambar 5 dapat atau sekitar 29 orang siswa telah tuntas
disimpulkan pada siklus II ini 88,89% pada aspek pengetahuan. Hal ini
siswa sudah tuntas dalam aspek sikap. menunjukkan bahwa pada siklus II aspek
Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi pengetahuan telah melampaui target
peningkatan ketuntasan dibandingkan yaitu 70%.
dengan siklus I. Peningkatan in terjadi
dikarenakan pada siklus II siswa lebih d. Refleksi
percaya diri dalam bertanya ataupun Berdasarkan data yang diperoleh
menjawab pertanyaan dari guru dan pada siklus II, terlihat semua aspek
temannya. Selain itu siswa juga lebih meliputi aspek kerjasama siswa,
bersungguh-sungguh dalam mengerja- pengetahuan, dan sikap mengalami
kan soal latihan baik kelompok maupun peningkatan capaian dan sudah
post test sehingga aspek tanggung jawab melampaui target sehingga penelitian di
siswa juga meningkat. akhiri pada siklus II.
Menurut hasil observasi dan
3. Perbandingan Hasil Siklus I dan
wawancara siswa pada aspek kerjasama
Siklus II
diperoleh hasil pada siklus II:
11,11% Pada pembelajaran dengan model
38,89% Amat baik Drill and Practice dikombinasikan
dengan diskusi kelompok terjadi
Baik
peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Cukup Berdasarkan analisis aspek sikap rata-
Kurang rata ketercapaian keseluruhan aspek
50,00% sikap siswa mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II. Hal ini disebabkan
Gambar 6 Diagram Pie Ketuntasan karena kegagalan pada siklus I membuat
Aspek Kerjasama Siklus II siswa semakin terdorong untuk lebih
memanfaatkan sumber belajar, berani
bertanya ataupun menjawab pertanyaan

© 2019 Program Studi Pendidikan Kimia 42


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 8 No. 1 Tahun 2019 Hal. 36-44

serta melakukan diskusi dan presentasi dalamnya terdapat 10 indikator soal


dengan sungguh-sungguh sehingga belum mencapai target ketuntasan,
aspek sikap belajar siswa meningkat. namun pada siklus II lima indikator
Pada siklus I persentase ketuntasan tersebut telah mencapai ketuntasan.
aspek siswa adalah 80,55% sedangkan Perbandingan ketutasan aspek
pada siklus II adalah 88,89%. pengetahuan siklus I dan II disajikan
Perbandingan aspek sikap siklus I dan dalam tabel berikut:
siklus II disajikan pada Gambar 8.
Tabel 3. Perbandingan siklus I dan II
100% Aspek Pengetahuan
88,89% 91,67%
(%)

91,67% 86,11%
Aspek

Siklus Tuntas Tidak Tuntas


88,89%
80,56% 83,33%
siklus I 52,77% 47,23%
Ketuntasan

siklus II 80,56% 19,44%

Peningkatan persentase ketuntasan


siklus I siswa pada aspek pengetahuan terjadi
siklus II dikarenakan siswa yang tidak tuntas
Gambar 8 Histogram Perbandingan pada siklus I berusaha lebih giat pada
siklus I dan II Aspek Sikap. siklus II. Pada siklus II siswa lebih
memperhatikan dengan baik ketika guru
memberikan materi dan contoh soal,
Perbandingan tiap aspek dalam
siswa lebih aktif berdiskusi bertanya
aspek kerjasama siklus I dan siklus II
disajikan dalam tabel 2. ketika merasa belum paham baik kepada
guru dan kepada temannya ketika
Tabel 2 Perbandingan siklus I dan II berdiskusi.
Aspek Kerjasama.
KESIMPULAN
Siklus Tuntas Tidak Tuntas
Berdasarkan hasil penelitian yang
siklus I 77,78 % 22,22% telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran
siklus II 88,89% 11,11%
Drill and Practice dikombinaasi dengan
diskusi kelompok dengan media LKS
Pada siklus 1 ketuntasan siswa SMA Al Islam 1 Surakarta tahun
adalah 77,78% dari keseluruhan siswa pelajaran 2016/2017 dapat meningkat-
,dan 88,89% pada siklus II. Peningkatan kan kerjasama dan prestasi belajar
ketuntasan pada siklus II disebabkan siswa. Persentase ketercapaian
siswa yang tidak tuntas pada aspek kerjasama siswa pada siklus I sebesar
pengetahuan di siklus I lebih 77,78% menjadi 88,89% pada siklus II.
bersungguh-sungguh berdiskusi dengan Peningkatan prestasi belajar siswa juga
temannya supaya memahami cara terlihat dari hasil prestasi belajar
menyelesaikan variasi soal yang aspekpengetahuan sebesar 52,78%
diberikan. Selain itu siswa yang sudah menjadi 80,56%. Aspek sikap sebesar
bisa juga menjelaskan dengan baik 80,55% meningkat menjadi 88,89% dan
kepada temannya dan bersama-sama ketercapaian aspek keterampilan
mengerjakan tugas kelompoknya sebesar 100%.
dengan baik. Setiap anggota kelompok
bersungguh-sungguh mengerjakan
tugas kelompok. UCAPAN TERIMAKASIH
Pada aspek pengetahuan, Penelitian ini dapat terlaksana
ketuntasan pada siklus I dan siklus II dengan baik karena bantuan dari
mengalami peningkatan.. Pada siklus I berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
terdapat 5 indikator kompetensi yang di

© 2019 Program Studi Pendidikan Kimia 43


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 8 No. 1 Tahun 2019 Hal. 36-44

ingin mengucapkan terima kasih kepada [4] McDonough, Sharon K. (2005). Way
KepalaSMA Al Islam 1 Surakarta, Bapak Beyond Drill and Practice: Foreign
Drs. Abdul Halim atas izin yang diberikan Languange Lab Activities in Support
kepada penulis untuk melakukan of Constructive Learning. Int’l J of
penelitian, dan kepada guru kimia kelas Instructional Media.Vol.28 (1).
X Ibu Dra. Sri Hari Triana yang telah
memberikan bimbingan selama penelitian, [5] N.K. Roestiyah (2012). Strategi
serta siswa-siswi kelas XI MIA 1 SMA Al Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Islam 1 Surakarta tahun pelajaran Cipta.
2016/2017 yang telah membantu penulis
dalam menye-lesaikan penelitian ini. [6] Departemen Pendidikan Nasional.
(2004). Pedoman Umum
DAFTAR RUJUKAN Pengembangan Bahan Ajar Sekolah
Menengah Atas. Jakarta: Direktorat
[1] Putra,S.R. (2013). Desain Belajar Pendidikan Menengah Umum
Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Departemen Pendidikan Nasional.
Yogyakarta: Diva Press.

[2] Purba, Micahel. (2003). Kimia untuk


Kelas X. Jakarta: Erlangga.

[3] Johnstone,A. H. (2006). Chemical


education research in Glasgow in
perspective. Chemistry Education
and Practice, 7 (2): 49-63.

© 2019 Program Studi Pendidikan Kimia 44

Anda mungkin juga menyukai