Anda di halaman 1dari 7

Sitna Windia Risqi1, dkk_Kimia Pendidikan

MENGUKUR PEMAHAMAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN


KIMIA PADA KONSEP PENGGOLONGAN MATERI
Sitna Windia Risqi1, Iva Nur Azizah2, Ifah Silfianah3
IAIN Tulungagung
Jalan Mayor Sujadi Tim No. 46 Kedungwaru, Tulungaggung 66221
Email : windiasitna690@gmail.com

ABSTRAK: Mata Pelajaran kimia seringkali dianggap sulit oleh sebagian siswa. Salah satu penyebab mata
pelajaran kimia sering dianggap sulit adalah terjadinya kesalahpahaman konsep pada mata pelajaran kimia.
Materi merupakan konsep dasar kimia yang perlu dipahami oleh siswa untuk memudahkan dalam mempelajari
konsep kimia selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa pada konsep
penggolongan materi. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan instrument soal test yang
bentuk pertanyaan terbuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan
dalam membedakan unsur, senyawa, dan campuran. Siswa juga masih merasa kesulitan dalam membedakan
tentang molekul unsur dan unsur, molekul senyawa dan senyawa, serta atom dan ion.
Kata kunci: pemahaman siswa, penggolongan materi
ABSTRACT: Chemistry subject is often considerad difficult by some students, it is one of the fietur to lead
misunderstanding of chemistry concept. Material is a basic concept that needs to figure out especially make
easier tehe concept of classifying material. The data analysed using a descriptive quantitative approael with test
items. The resets displayed that most of the study got diffuties to diferantat elements, compounds and molecul.
They still gained complamfs to categoria molecular elements and elements, molecular compounds and
compounds, and atoms and ions.
Keywords: student understanding, classification of material

Ilmu kimia adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang komposisi, struktur, sifat, dan
perubahan dari suatu zat. Istilah kimia berasal dari bahasa arab= ‫ كيمياء‬yakni perubahan benda
atau zat. Ilmu kimia cukup erat kaitannya dengan permasalahan–permasalahan sifat suatu
unsur dan atom, bagaimana pembentukkan suatu senyawa, bagaimana atom berikatan satu
sama lain, apa kegunaan dari suatu material, serta bagaimana reaksi yang dapat dimanfaatkan
dalam kehidupan manusia.
Dari pengertian diatas kita bisa menyimpulkan bahwa ilmu kimia merupakan ilmu
pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi dan perubahan materi serta energi yang
menyertainya, dan meerupakan ilmu yang bersifat abstrak. Dalam proses belajar mengajar,
kebanyakan siswa sering menganggap pelajaran kimia sebagai salah satu mata
pelajaran yang sulit karena materi-materi yang disampaikan dalam pembelajaran kimia
kebanyakan merupakan teori-teori yang abstrak sehingga siswa sulit untuk memperoleh
pemahaman konsep dengan mudah yang dapat menimbulkan kesalapahaman konsep, maka
dari itu perlunya pemahaman konsep yang utuh. Menurut Sudijono (2013) pemahaman
adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Pemahaman merupakan tingkat kedua dalam dimensi pengetahuan.
Pada dimensi pengetahuan tersebut terdapat jenis materi yang berupa konsep. Konsep kimia
banyak yang bersifat abstrak, tipe materi dengan konsep abstrak hanya bisa dikuasai jika
seseorang telah mencapai tingkat operasional formal dalam perkembangan intelektualnya.
Dahar, (1989) menyebutkan bahwa kemajuan utama selama periode operasional formal ialah
seseorang mampu berpikir abstrak.
Menurut Dahar, (1989), konsep-konsep merupakan batu-batu pembangunan berpikir,
yang menjadi dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi, untuk merumuskan prinsip
dan generalisasi-generalisasi, sehingga penting untuk memahami tiap konsep dengan benar.
Sitna Windia Risqi1, dkk_Kimia Pendidikan

Ibnu, (2003) dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa resistensi kesalahan


konsep kimia yang sudah dimiliki siswa sangat besar, sehingga pembelajaran pada jenjang
selanjutnya serta pengulangan pembelajaran pada materi yang mengandung konsep serupa
tidak bisa memberikan pengaruh yang signifikan. Sehingga, Pemahaman konsep memiliki
peranan penting dalam belajar karena dengan memahami konsep yang benar maka siswa
dapat menyerap, menguasai, dan menyimpan materi yang dipelajarinya. Akantetapi, belajar
hafalan tentang rumus–rumus kimia dan fakta–fakta memang penting untuk memori jangka
panjang, namun hanya denga cara itu tidak dapat menjamin siswa memahami konsep.
Diperlukan juga belajar memahami setiap poin-poin penting dari materi yang telah
disampaikan dan belajar bermakna agar siswa dapat mengkonstruksi konsep–konsep kimia.
Hal itu, yang membuat minat siswa berkurang dalam memilih belajar kimia.
Pemahaman konsep diperoleh siswa dari hasil belajar yang dialami selama proses
pembelajaran. Pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa yang menunjukan siswa
mampu menjelaskan materi yang dipelajari baik sebagian materi maupun materi secara
keseluruhan dengan menggunakan bahasannya sendiri. siswa dikatakan memahami konsep
jika siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan materi dengan bahasannya sendiri tanpa
terpaku pada buku. Konsep-konsep dasar harus dipahami dengan benar sebelum memahami
konsep yang lebih kompleks Maghfiroh, dkk , (2016). Pemahaman konsep benar menjadi
landasan terbentuknnya pemahaman yang benar terhadap konsep-konsep lain yang lebih
kompleks Jannah, dkk, (2012). Siswa yang tidak memahami konsep dengan benar maka akan
membentuk konsep sukar, sehingga pemahaman konsep menjadi landasan dalam
pembelajaran. Kemampuan pemahaman konsep berperan besar dalam menentukkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran kimia Alighiri, dkk, (2018).
Pemahaman konsep sangat penting karena dapat membuat siswa lebih mudah dalam
menyelesaikan permasalahan karena siswa akan mampu mengaitkan serta memecahkan
permasalahan tersebut dengan berbekal konsep yang sudah dipahaminya. Tetapi pada
kenyataanya masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep kimia.
Kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia sangat mungkin disebabkan karena siswa
tidak memahami konsep-konsep dasar yang ada dengan benar, sehingga siswa juga
mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang lebih kompleks Nakhleh, (1992).
Bisa juga dikarenakan karena siswa mengalami lupa terhadap konsep-konsep kimia yang
sudah dipelajari karena mereka menggap bahwa konsep kimia tidak begitu penting dalam
kehidupan mereka, sehingga mereka melupakan begitu saja konsep kimia tersebut. Hal ini
menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep kimia. Salah satu
indikator yang dapat menunjukkan adanya kesulitan siswa dalam memahami suatu konsep
adalah rendahnya hasil tes siswa tentang konsep tersebut. Jika hasil tes yang didapatkan di
bawah standar dari yang harus dicapai, maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut
mengalami kesulitan dalam belajar.
Sudah banyak studi penelitian yang telah menyelidiki bagaimana pemahaman siswa
terhadap konsep kimia dasar dan kesalahpahaman yang telah dialami oleh siswa melalui studi
literature. Beberapa studi dalam kesalahpahaman dibidang kimia yaitu kesulitan siswa pada
materi pembelajaran kimia koordinasi, nomenklatur dan geometri Arkoful, dkk, (2015).
Untuk sebagian besar topik yang diajarkan dalam pelajaran kimia, kesalahpahaman yang
dialami siswa telah diidentifikasi dalam studi penelitian kimia. Beberapa studi tentang
Sitna Windia Risqi1, dkk_Kimia Pendidikan

kesalahpahaman dan konsepsi konsumen di bidang kimia termasuk Andersson, (1990)


tentang materi dan transformasinya, Stavy, (1995) tentang materi dan propertinya, Nakhleh,
(1992) tentang ikatan kimia, Taber, (2002) tentang ikatan kimia, Hanson, dkk, (2012) tentang
hibridisasi. Selain itu ada juga Junarti, Eny, dan Rody tentang perubahan kimia dan fisika.
Dari penelitian-penelitian tersebut belum banyak yang meneliti tentang konsep pada
penggolongan materi. Konsep tersebut sangat diperlukan siswa karena dalam mata pelajaran
kimia materi sebelum dan sesudahnya pasti saling keterkaitan. Jika materi tersebut belum di
kuasai siswa maka materi selanjutnya akan mengalami kesulitan. Karena mengingat
pentingnya pemahaman siswa dalam mata pelajaran kimia pada konsep penggolongan materi,
oleh karena itu perlu dilakukan studi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa untuk
mengetahui kesalahpahaman dalam mata pelajaran kimia pada konsep penggolongan materi.
Berdasarkan pada masalah tersebut, penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi: (1)
tingkat pemahaman siswa terhadap konsep penggolongan materi, (2) kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal pada konsep penggolongan materi, (3) cara mengatasi dalam setiap
kesalahpahaman yang terjadi pada siswa. Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat
diperoleh manfaat sebagai berikut: (1) Diperoleh data pemahaman konsep dan kesalahan
konsep penggolongan materi pada siswa Kelas XI IPA, (2) diperoleh data kemampuan siswa
XI IPA dalam menyelesaikan soal konsep pada penggolongan materi, (3) sebagai bahan
pertimbangan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif karena hanya
bertujuan untuk mengetahui kesalahanpahaman yang dialami oleh siswa SMA N 1
Tulungagung serta pengaruh kesalahpahaman tersebut terhadap siswa menggunakan
instrument test berupa open question. Menurut (Sukmadinata, 2011:73) penelitian
deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendiskripsikan dan menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa ilmiah, yang lebih
memeperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selai itu,
penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada
variabel-variabel yang teliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya.
Obyek pada penelitian ini adalah pemahaman siswa tentang konsep penggolongan materi
kimia sedangkan subyek penelitiannya adalah siswa SMA N 1 Tulungagung yang telah
memperoleh pelajaran tentang konsep penggolangan materi kimia.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen soal ujian yang berkaitan dengan konsep
penggolongan materi kimia. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa 10 soal.
Diadopsi dari instrument soal dari jurnal penelitian Avci, dkk, (2014). Instrumen tersebut
telah dinyatakan valid dan reliable dengan koefsien reliabilitas tes sebesar 0,80.
Data yang diperoleh dari hasil tes dianalisis dengan tahapan, (1) pemberian skor, (2)
perhitungan persentase jawaban benar siswa, (3) pengelompokan butir soal dengan konsep
sama, (4) menghitung persentase siswa yang memilih jawaban benar, (5) mengukur
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal dalam konsep penggolongan materi.

HASIL PENELITIAN
Sitna Windia Risqi1, dkk_Kimia Pendidikan

Data yang didapatkan dari hasil analisis uji soal kemudian ditabulasikan dan dihitung
persentase masing-masing kesalahanpahaman konsep dan untuk mendapatkan informasi
tentang tingkat pemahaman konsep pada siswa pada uji soal, dihitung pula persentasenya.
Dari sepuluh soal yang telah diujikan kepada siswa SMA kelas 11 yang berjumlah 28
siswa, yaitu: pengertian materi kimia, partikel kimia, unsur, senyawa, atom, perbedaan atom
dan molekul, molekul unsur, molekul senyawa, perbedaan unsur dengan molekul unsur, dan
perbedaan senyawa dengan molekul senyawa diidentifikasi dan diukur mengenai
kesalahapahaman yang dialami oleh siswa, sebagaimana tertulis pada Tabel 1.

TABEL 1

KESALAHPAHAMAN KONSEP SISWA

No Pertanyaan Presentase jawaban siswa


benar

1. Apa yang dimaksud dengan materi dalam kimia? 7,1%

2. Apa yang anda ketahui mengenai partikel kimia? 57%

3. Apa yang anda ketahui mengenai unsur? 32%

4. Apa yang anda ketahui mengenai senyawa? 39%

5. Apa yang anda ketahui tentang atom? 32%

6. Apa perbedaan atom dengan molekul? 64%

7. Apa yang anda ketahui mengenai molekul unsur? 85%

8. Apa yang anda ketahui mengenai molekul senyawa? 75%

9. Apa perbedaan unsur dengan molekul unsur? 61%

10. Apa perbedaan senyawa dengan molekul senyawa? 36%

Topik yang paling banyak mengalami kesalahan adalah mengenai pengertian materi
kimia, yaitu 7,1% jawaban yang benar diikuti oleh pengertian dari unsur dan pengertian atom,
yaitu masing-masing 32% jawaban yang. Selanjutnya perbedaan senyawa dan molekul
senyawa yaitu 36% jawaban yang benar. Pengertian senyawa juga termasuk kedalam topik
yang banyak terjadi kesalah pahaman, yaitu sekitar 39% jawaban yang benar. Dilanjutkan
pengertian partikel kimia, yaitu 57%. Jawaban yang benar. Sedangkan perbedaan unsur
dengan molekul unsur dan perbendaan atom dan molekul masing-masing sebanyak 61% dan
64% jawaban yang benar. Pengertian molekul senyawa termasuk topik yang sedikit
mengalami kesalahan, 75% jawaban yang benar. dan topik yang paling sedikit mengalami
kesalahan lainnya adalah pengertian molekul unsur, yaitu 85% jawaban yang benar.

PEMBAHASAN
Sitna Windia Risqi1, dkk_Kimia Pendidikan

Mencermati topik yang paling banyak mengalami kesalahapahaman adalah pengertian


materi dalam kimia, yaitu 7,1% jawaban yang benar diikuti oleh pengertian dari unsur dan
pengertian atom, yaitu masing-masing 32% jawaban yang benar. Perbedaan senyawa dan
molekul senyawa juga termasuk ke dalam kategori cukup tinggi untuk kesalahpahaman
konsep, yaitu yang menjawab benar hanya sekitar 36% untuk masing masing kategori.
Pengertian senyawa juga termasuk kedalam topik yang banyak terjadi kesalah pahaman, yaitu
sekitar 39% jawaban yang benar. Dilanjutkan pengertian partikel kimia, yaitu 57%. Jawaban
yang benar. Sedangkan perbedaan unsur dengan molekul unsur dan perbendaan atom dan
molekul masing-masing sebanyak 61% dan 64% jawaban yang benar. Pengertian molekul
senyawa termasuk topik yang sedikit mengalami kesalahan, 75% jawaban yang benar. dan
topik yang paling sedikit mengalami kesalahan lainnya adalah pengertian molekul unsur,
yaitu 85% jawaban yang benar.
Konsep-konsep yang mengalami kesalahpahaman pada topik pengertian materi kimia,
pengertian dari unsur, pengertian dari partikel dan perbedaan senyawa dan molekul senyawa.
Siswa di sini itu kurang bisa jika disuruh menjelaskan pengertian secara langsung dari
masing-masing pertanyaan yang diajukan yang mengenai konsep materi kimia akan tetapi dia
langsung bisa dapat memberikan contoh.
Konsep pengertian materi merupakan konsep yang paling sulit untuk siswa SMA
bahkan untuk mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia karena siswa menganggap materi dalam
kimia adalah materi pembelajaran kimia. Dalam penelitian (Nurhafizah, dkk) juga
mendapatkan hasil bahwa siswa tidak memahami pengertian materi. Dalam hal ini siswa
menjelaskan pengertian materi berdasarkan wujudnya bukan berdasarkan materi tersebut
memiliki massa dan menempati ruangan. Pemahaman siswa pada konsep ini menyimpang
dari konsep ahli di mana menurut Syukri, (2008), materi adalah segala sesuatu yang
mempunyai massa dan menempati ruangan.
Siswa banyak yang tidak memahami konsep pengertian unsur karena tidak sedikit
siswa yang menjawab unsur adalah zat yang bersatu dan partikel adalah partikel adalah
potongan atom-atom kecil atau ion-ion. Dalam penelitian (Nurhafizah, dkk) juga
mendapatkan hasil bahwa siswa tidak memahami konsep pengertian unsur. Dalam hal ini
siswa tidak bisa memeberikan jawaban tentang pengertian unsur dan masih sedikit bingung
tetang sistem periodik unsur.
Konsep pengertian unsur dan pengertian partikel merupakan konsep mikroskopis.
Sehingga perlu dijelaskan dengan teliti . Kesulitan memahami konsep ini semakin meningkat
karena kebanyakan guru hanya menjelaskan saja. Sebaiknya untuk menjelaskan disertai
dengan gambar atau video tentang apa itu unsur. Supaya siswa tertarik dan lebih memahami
konsep yang dijelaskan.
Dan yang terakhir konsep perbedaan senyawa dan molekul senyawa, konsep ini sering
menimbulkan kesalahpahaman bagi siswa. Ada siswa yang menjawab bahwa senyawa adalah
zat penyusun dari molekul senyawa. Dan tidak sedikit yang menjawab bahwa molekul
senyawa adalah atom penyusun unsur. Dari sini bisa kita lihat bahwa siswa masih belum bisa
membedakan antara molekul senyawa dan senyawa. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya
minat belajar siswa sangat kurang atau dapat disebabkan karena guru kurang memberikan
pengertian yang lebih rinci terhadap perbedaan dari senyawa dan molekul senyawa.
Sitna Windia Risqi1, dkk_Kimia Pendidikan

Selain siswa sering menganggap pelajaran kimia menjadi sulit yang disebabkan
karena kurangnya percaya pada kemampuan mereka sendiri dalam pengisisan ujian dan
kurangnya minat membaca siswa.
Ada beberapa cara untuk mengatasi kesalahpahaman pada siswa yaitu dengan
mengubah konsepsi siswa, gagasan mereka harus secara sistematis dikaitan selangkah demi
selangkah dengan konsep ilmiah dan kesalpahaman yang muncul pada setiap langkah
diklarifikasi sehubungan dengan konsepsi siswa sendiri sebagai titik awal Duit, dkk, (2012).
Selain itu guru juga harus menanamkan kosep yang jelas kepada siswa, guru juga harus
menjelaskan tahap demi tahap supaya siswa yang diajar mengerti apa yang disampaikan oleh
guru, terutama siswa yang baru mengenal tentang konsep-konsep kimia. Guru juga dapat
memeberikan gambaran langsung melalui gambar atau video supaya siswa tidak bosan
dengan penbelajaran, sehingga siswa menangkap materi dengan mudah.

SIMPULAN DAN SARAN


Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam
membedakan unsur, senyawa, dan campuran. Siswa juga masih merasa kesulitan dalam
membedakan tentang melekul unsur dan unsur, molekul senyawa dan senyawa, serta atom
dan ion. Dalam permasalahan ini diharapakan dengan berbagai cara guru dapat mengurangi
kesalahpahaman siswa terhadap konsep kimia terutama pada konsep penggolongan materi
dan dari diri siswa sendiri harus mempunyai kemauan keras belajar dengan bersungguh-
sungguh agar dapat tercapai sesuai dengan pemahaman konsep yang diharapkan.
Berdasarkan kesimpulan penelitian, diberikan beberapa saran sebagai berikut, misalnya
1.) menggunakan media pembelajara berupa gambar atau video dalam proses pembelajaran
pada topik penggolongan materi dan menggunakan berbagai model pembelajaran yang
inovatif. 2.) Pembelajaran lebih menekankan pemahaman konsep kimia daripada sekedar
hafalan maupun penggunaan rumus. 3.) Masih banyak konsep yang belum diteliti sehingga
diharapkan para peneliti yang berminat untuk meneliti hal yang sama pada konsep yang
berbeda.
DAFTAR RUJUKAN
Adadan, Emine (2014) Investigating the influence of pre-service chemistry teachers’
understanding of the particle nature of matter on their conceptual understanding of
solution chemistry, Chemistry Education Research and Practice, 219-238.
Andersson, B. (1990). Pupils conceptions of matter and its transformation (age12- 16).
Studies in Science Education , 18, 53-85.
Anshory, Irfan. 2000. Acuan Pelajaran Kimia Kelas 1 SMU. Jakarta : Erlangga.
Adisendjaja, Yusuf Hilmi, Oom romlah (2007) Identifikasi kesalahan dan miskonsepsi buku
teks biologi SMU, Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi, 1-13.
Avci, Filiz, Burci Acar Sesen, Fatma Gulay Kirbaslar (2014) Determination of seventh grade
students’ understanding of certain chemistry concepts, ScienceDirect, 152 ( 602-606).
Brady,E James. (1994). Kimia Universitas. Jakarta : Erlangga.
Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori – teori Belajar. Jakarta. Erlangga.
Alighiri, Dante. Apriliana Drastisianti, dan Endang Susila Ningsih. (2018). Pemahaman
Konsep Siswa Materi Larutan Penyangga Dalam Pembelajaran MultipleRepresentasi.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Vol 12. No 2. Hal 2192-2200.
Duit, R., Gropengiesser, H., Kattmann, U., Komorek, M., & Parchman, I. (2012). The model
of educational reconstruction-a framework for improving teaching and learning science.
Sitna Windia Risqi1, dkk_Kimia Pendidikan

In D. Jorde & J. Dillion (Eds.) Science education research and practice in Europe:
Restrospective and prospective. , 13-47.
Hanson, R., Sam, A., & Antwi, V. (2012). Misconceptions of understanding chemistry
teachers about hybridisation. African Journal of Educational Studies in Mathematics
and Science. , 10, 12-14.
Jannah, M., Ningsih, P., dan Ratman. (2016). Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas XI SMA
Negeri 1 Banawa Tengah Pada Pembelajaran Larutan Penyangga Dengan CRI
(Certainty Of Response Index). Jurnal Akademika Kimia. Vol 5. No 2. Hal 85-90.
Maghfiroh, L., Santosa, dan Suryadharma, I. B., (2016). Identifikasi Tingkat Pemahaman
Konsep Stoikiometri Pada pereaksi Pembatas Dalam Jenis-Jenis Reaksi Kimia Siswa
Kelas X MIA SMA Negeri 4 Malang. Jurnal Pembelajaran Kimia (J-PEK). Vol 1. No
2, Hal 32-37.
Nakhleh, Mary B (1992) Why some students don't learn chemistry: Chemical
misconceptions, Journal of Chemical Education, vol. 69.
Nurhafizah, Husna Amalya Melati, Rahmat Rasmawan (2017) Deskripsi pemahaman konsep
materi dan perubahannya siswa kelas x smk smti pontianak, 1-11.
Sam, arkoful, kai niebert, ruby hanson, ankrah kwarteng twumasi (2015) the model of
educational reconstruction: scientists’ and students’ conceptual balances to improve
teaching of coordination chemistry in higher education, International Journal of
Academic Research and Reflection, Vol. 3 (7), 67-77.
Saputro, Agung Nugroho Catur dan Irwan Nugraha. 2007. Kimia : Seandainya Kehidupan
tanpa Kimia? Jilid 1. Buku pelajaran kimia untuk siswa SMA/MA kelas X. Jakarta :
Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen
Agama RI.
Stavy, R. (2008). Learning Science in the Schools: Research Informing Practice. New Jersey:
Lawrence Erlbaum: Hillsdale.
Sudijono, Anas. (2013). Pengantar Evaluasi pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sukmadinata, N.S (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Remaja Rosadakarya
Syukri. (1999). Kimia Dasar Jilid 1. Bandung: ITB.
Taber, K. S. (2002). Chemical misconceptions-Preventions, diagnosis and cure. (Vol. 1).
London: Royal Society of Chemistry.
Yakubi, Malik, Zulfadli, Latifah Hanum, Menganalisis Tingkat Pemahaman Siswa pada
Materi Ikatan Kimia Menggunakan Instrumen Penilaian Four-Tier Multiple Choice
(Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh), Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK), Vol 2 . No.1 (19-26).

Anda mungkin juga menyukai