Anda di halaman 1dari 11

DESKRIPSI RETENSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 NANGA TAMAN PADA

MATERI PERKEMBANGAN TEORI ATOM

Winda Fradika Sari, Husna Amalya Melati, Rody Putra Sartika


Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak
Email:windafradikasari95@gmail.com

Abstract
This study aims to describe the power of student retention SMAN 1 Nanga Taman in
understanding the development of theatomic theory. The sample chosen by purposive
sampling technique based on the development of the atomic theory. This research is a
descriptive from that involves 33 students. The instruments used are the test results
criteria study of validation very high and interviews. The results of the analysis of the
data indicates that the retention power in explaning Dalton’s atomic theory explains the
indicators; explaining Thomson atomic theory; explaining Rutherford atomi ctheory;
explaining Neils Bohr’s atomic theory; Comparing the development of the atomic theory
to demonstrate the weaknessesn and advantages of Dalton’s atomic theory, Thomson,
Rutherford, and Neils Bohr are 50%, 20%, 50%, 55%, and 25% respectively. Student
retention power of SMAN 1 Nanga Taman on the material development of the atomic
theory with an average of 40% with the low category.

Keywords: Description, Resource Retention, Development Of Atomic Theory

PENDAHULUAN
Ilmu kimia sebagai salah satu bidang bersifat abstrak atau tidak kasat mata
kajian Ilmu Pengetahuan Alam sudah mulai (invisible), artinya tidak dapat dibuat fakta
diperkenalkan kepada peserta didik sejak dini konkritnya (Depdiknas, 2003).
hingga ke perguruan tinggi. Pembelajaran Kimia merupakan mata pelajaran di
kimia pada mahasiswa sebagai calon guru sekolah menegah atas yang dianggap sulit
bertujuan agar mahasiswa mampu menguasai oleh sebagian besar siswa, hal ini berkaitan
konsep–konsep kimia serta penerapannya baik dengan karakteristik dari ilmu kimia itu
dalam kehidupan sehari–hari maupun sendiri. Menurut Kean dan Middlecamp
teknologi. Mata kuliah Kimia Dasar (1985: 8) beberapa karakteristik dari ilmu
merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa kimia yaitu: 1) sebagian besar bersifat abstrak.
jurusan eksak di Universitas Tanjungpura 2) konsep-konsep kimia merupakan
Pontianak.Ilmu kimia lahir dari pengalaman penyederhanaan dari keadaan sebenarnya. 3)
para ahli kimia untuk memperoleh jawaban konsep-konsep dalam ilmu kimia berurutan
atas pertanyaan “apa” dan “mengapa” tentang dan berkaitan. Topik-topik ilmu kimia sering
sifat dan materi yang ada di alam melalui kali harus dipelajari dengan urutan tertentu
serangkaian proses menggunakan sikap ilmah karena menjadi pra-syarat dalam memahami
dan masing-masing akan menghasilkan fakta materi berikutnya.
dan pengetahuan teoritis tentang materi yang Selain itu, Rusmansyah & Irhasyuarna
kebenarannya dapat dijelaskan dengan logika (2001) mengungkapkan bahwa terdapat tiga
matematika. Sebagian aspek kimia bersifat sumber kesulitan peserta didik mempelajari
kasatmata (visible), artinya dapat dibuat fakta ilmu kimiayaitu,kesulitan dalam memahami
konkritnya dan sebagian aspek yang lain istilah, kesulitan dalam memahami konsep

1
kimia, dan kesulitan dalam dalam pemahaman siswa karena diharapkan
perhitungan.Menurut Sirhan (2007) topik dapat bertahan lama sehingga kedepannya
kimia umumnya terkait dengan struktur dari konsep-konsep tersebut dapat dijadikan solusi
suatu materi, hal ini membuat kimia menjadi pada pembelajaran selanjutnya
pelajaran yang sulit bagi peserta (Handayani,2013).
didik.Kesulitan peserta didik dalam Pembelajaran yang bermakna menjadikan
memahami ilmu kimia ditandai dengan informasi yang diterima akan bertahan lama
ketidakmampuan peserta didik dalam (Nur’aini dalam lubis, 2014). Pada Tabel 2,
memahami konsep-konsep kimia dengan persen ketuntasan siswa menunjukkan nilai
benar (Huddle dkk, 2000). Ketidakmampuan yang rendah pada semua pokok bahasan, hal
peserta didik mempelajari kimia disebabkan ini membuktikan bahwa jika tingkat rentensi
oleh beberapa faktor. siswa rendah pada materi perkembangan atom
Menurut Pendley, Bertz, dan Novak maka akan mempengaruhi pokok bahasan
(1994) dalam Rusmansyah&Irhasyuarna selanjutnya. Retensi adalah salah satu fase
(2001), salah satu faktornya adalah peserta dalam tindakan belajar yang menekankan
didik cenderung belajar dengan hafalan dari pada penyimpanan informasi baru yang
pada secara aktif mencari untuk membangun diperoleh dan pemindahan informasi dari
pemahaman mereka sendiri terhadap konsep memori jangka pendek ke memori jangka
dasar kimia, sehingga menyebabkan hasil panjang (Dahar, 2006). Kintsch (1970: 130)
belajar siswa menjadi rendah. Salah satu dalam Nurwidodo (2016) mengemukakan
materi kimia yang dianggap sulit oleh siswa bahwa retensi (daya ingat) merupakan hasil
adalah perkembangan teori atom, hal ini perwujudan belajar. Pada materi sistem
sejalan dengan hasil belajar siswa SMAN 1 periodik unsur siswa diharapkan dapat
Nanga Taman. Hasil wawancara terhadap mengelompokkan suatu unsur berdasarkan
guru kimia menyebutkan bahwa, siswa masih sifat-sifat suatu unsur yang mana hal ini dapat
banyak yang keliru dalam membedakan teori dengan mudah dipelajar jika siswa memahami
atom menurut para ahli dan siswa juga masih materi perkembangan atom yang menjelaskan
keliru dalam membedakan kelemahan dan jari-jari suatu atom. Pada materi bilangan
kelebihan teori atom.Wawancara juga kuantum siswa diharapkan dapat mengetahui
dilakukan terhadap tiga orang siswa untuk jenis-jenis bilangan kuantum yang mana siswa
mengetahui pengetahuan siswa terhadap hanya dapat menentukan bilangan suatu
materi atom dan diperoleh hasil bahwa siswa kuantum dengan mengetahui elektron valensi
kesulitan untuk menjawab beberapa dari suatu atom, hal ini dapat dengan mudah
pertanyaan. Berdasarkan hasil wawancara diketahui siswa jika siswa telah memiliki
tersebut, dapat diasumsikan bahwa siswa telah pengetahuan tentang sifat-sifat suatu unsur,
melupakan beberapa sub atau pokok bahasan begitu pula pada materi selanjutnya yaitu
materi atom. isotop, isoton dan isobar.
Struktur atom merupakan materi yang Menurut Thornburg (1984) tiga faktor
membutuhkan tingkat hafalan yang tinggi, yang mempengaruhi retensi siswa yaitu ; 1)
karena struktur atom memiliki pelajaran pada permulaan (original learning),
keanekaragaman konsep. Struktur atom 2) belajar melebihi penguasaan
merupakan materi pra-syarat yang (overlearning),dan 3) Pengulangan dengan
memudahkan siswa untuk mengikuti mata interval waktu (spaced review). Pelajaran
pelajaran pada pokok bahasan selanjutnya. pada permulaan berpengaruh pada retensi
Materi atom ini akan dipelajari kembali pada siswa karena siswa lebih menerima
penentuan sifat-sifat periodik unsur, bilangan pembelajaran atau informasi dari guru terkait
kuantum, isotop, isobar dan isoton. Belajar materi jika pada kesan pertama siswa merasa
tidak hanya diukur dari penguasaaan konsep senang mengikuti pembelajaran, hal ini akan
saja, tetapi lebih jauh perlu dianalisis apakah memotivasi siswa untuk mengingat informasi
konsep-konsep yang diajarkan dapat lekat terkait materi. Proses pembelajaran atau

2
penyaluran informasi dari guru ke siswa harus Berdasarkan uraian di atas, maka penting
dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan untuk mendeskripsikan retensi (daya ingat)
kemampuan siswa dalam menguasai materi. siswa pada materi perkembangan teori atom.
Siswa tidak dapat menerima informasi Retensi siwa perlu dideskripsikan agar guru
terkait materi sekaligus, dikarenakan siswa dapat mengukur sejauh mana siswa
memiliki keterbatasan dalam penguasaan memahami konsep materi dan seberapa lama
materi. Siswa tidak boleh dipaksa untuk dapat siswa dapat mengingatnya. Hasil dari
menguasai materi dalam satu waktu. penelitian ini diharapkan dapat memberikan
Pengulangan terhadap informasi yang gambaran retensi (daya ingat) siswa, sehingga
didapatkan dalam proses pembelajaran harus guru dapat mengetahui bagaimana daya ingat
senantiasa dilakukan, karena masing-masing siswa dan dapat digunakan sebagai bahan
siswa memiliki daya ingat yang berbeda. pertimbangan menggunakan model, media,
Berdasarkan ketiga faktor di atas dapat kita dan sumber belajar dalam upaya perbaikkan
ketahui beberapa fungsi retensi dalam dalam proses pembelajaran.
pembelajaran, yaitu ; 1) Dengan mengetahui
retensi siswa maka guru dapat mengetahui METODE PENELITIAN
kualitas pembelajaran dan meningkatkan Bentuk penelitian ini akan memaparkan
proses pembelajaran di awal, sehingga retensi siswa dalam menyelesaikan soal-soal
motivasi siswa untuk mengingat materi akan pada materi perkembangan teori atom,
semakin meningkat, 2) Guru dapat sehingga bentuk penelitian yang digunakan
memberikan pembelajaran sesuai dengan adalah penelitian deskriptif. Bentuk penelitian
kemampuan siswa dalam mengingat materi, ini adalah penelitian studi kasus, untuk
jika diketahui bahwa retensi siswa rendah mengumpulkan informasi ekstensif sehingga
maka guru seharusnya memberikan akan dihasilkan deskripsi yang kaya dan
pembelajaran dengan cara bertahap dan pemahaman mendalam tentang permasalahan
menyeluruh dalam arti telah mencakup penelitian itu.Tujuan studi kasus dalam
keseluruhan kemampuan siswa, dan 3) Guru penelitian ini adalah untuk memberikan
dapat memaksimalkan interval waktu gambaran bagaimana retensi siswa kelas X
pembelajaran yaitu dengan memanajemen IPA SMA Negeri 1 Nanga Taman pada materi
waktu pembelajaran di kelas dan di rumah perkembangan teori atom.Subjek pada
bagi siswa lewat pemberian tugas-tugas penelitian ini adalah kelas X IPA 1 dengan
seperti membaca atau meringkas materi. jumlah siswa sebanyak 33 orang. Pemilihan
Ebbinghaus mengungkapkan bahwa sampel ini berdasarkan hasil diskusi antara
semakin lama hal yang diingat semakin peneliti dengan guru dengan pertimbangan
menurun atau semakin kurang baik diingat hasil belajar siswa kelas X IPA 1 lebih
dan hasil belajar siswa juga menyebabkan rendah.
retensi pada masalah tertentu (Solso, 2007
dalam Juniarsih dkk, 2015). Hasil penelitian Prosedur Penelitian
Keeley, 1997 dalam (Sprenger, 2011) Prosedur penelitian disusun dengan tujuan
menunjukkan bahwa interval waktu akan agar langkah-langkah penelitian lebih terarah
mempengaruhi kekuatan retensi. Keeley pada permasalahan yang dikemukakan.
menyatakan bahwa 54% materi diingat setelah Langkah-langkah yang dilakukan dalam
1 hari, 35% setelah 7 hari, 21% setelah 14 proses penelitian meliputi tiga tahap antara
hari, dan 8% setelah 21 hari, hal ini berarti lain:
bahwa setelah 14 hari, peserta didik lupa Tahap persiapan
hampir 90% dari informasi yang telah didapat. (1) Mengidentifikasi masalah yang
Untuk mengetahui retensi siswa, maka dapat ditentukan setelah melakukan pra-riset di
dilakukan tes. Soal tes yang diberikan SMA Negeri 1 Nanga Taman. (2) Perumusan
disesuaikan dengan materi dan dilakukan masalah dari hasil pra-riset. (3) Membuat
dalam interval waktu tertentu. instrument penelitian. (4) Melakukan validasi
instrument kepada satu orang dosen

3
pendidikan kimia dan guru. (5) Melakukan wawancara semi terstruktur. Tujuan
revisi instrument penelitian yang telah wawancara ini yaitu untuk menemukan
divalidasi. permasalahan secara lebih terbuka, dimana
pihak yang di diajak wawancara dimintai
Tahap pelaksanaan pendapat dan ide-idenya (Sugiyono, 2015).
(1) Menentukan jadwal pelaksanaan, (2) Komunikasi langsung yang dilakukan pada
Melaksanakan penelitian dengan memberikan penelitian ini adalah wawancara tidak
soal yang berupa esai kepada siswa yang terstruktur terhadap siswa yang mengikuti tes.
menjadi subjek penelitian. (3) Melakukan
penilaian pada tes hasil belajar, kemudian Alat Pengumpul Data
hasil dari tes dianalisis bagaimana retensi Tes adalah serentetan pertanyaan atau
siswa untuk tiap-tiap indikator. (4) Melakukan latihan atau alat lain yang digunakan untuk
wawancara terhadap subjek penelitian untuk mengukur keterampilan, intelegensi,
mendapatkan keterangan lebih dalam terhadap kemampuan atau bakat yang dimiliki individu
tes hasil belajar. atau kelompok (Arikunto, 2014). Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes
Tahap akhir hasil belajar yang berbentuk esai. Soal tes
(1) Mengoreksi dan menganalisis yang dibuat peneliti selanjutnya divalidasi.
jawaban siswa sebagai data hasil penelitian. Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini
(2) Mendeskripsikan hasil pengolahan data dibuat oleh peneliti sendiri, sehingga perlu
kedalam pembahasan. (3) Membuat dilakukan validasi.
kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. (4)
Menyusun laporan penelitian. Instrumen
Instrumen digunakan untuk mengukur
Teknik Pengumpul Data retensi siswa. Instrumen dalam penelitian ini
Menurut Nawawi (2005), teknik adalah tes hasil belajar berbentuk esai dengan
pengukuran adalah cara pengumpulan data indikator pencapaian sebagai berikut:
yang dilakukan dengan mengadakan (a)Menentukan model atom Dalton,
hubungan tidak langsung atau dengan Rutherford, dan Bohr. (b) Menyebutkan
perantara alat, baik berupa alat yang tidak Kelebihan model atom Dalton, Rutherford,
tersedia maupun alat khusus yang dibuat dan Bohr. (c) Menyebutkan Kelemahan model
untuk keperluan itu. Teknik pengukuran yang atom Dalton, Rutherford, dan Bohr. (d)
digunakan dalam penelitianini adalah Menyimpulkan percobaan penembakan sinar
pengumpulan data menggunakan tes tertulis alpha Rutherford.Sebelum tes diberikan
berupa tes yang berbentuk esai yang akan kepada siswa, soal tes tersebut
diberikan kepada siswa kelas X IPA 1 SMA dikonsultasikan dengan dosen pembimbing,
Negeri 1 Nanga Taman. kemudian divalidasi untuk mengetahui
Teknik komunikasi langsung yang validitas tes.
digunakan dalam penelitian ini adalah

Menurut Sugiyono (2014) wawancara Teknik Analisis Data


digunakan sebagai teknik pengumpulan data Tujuan penelitian adalah menentukan
apabila peneliti ingin melakukan studi retensi siswa kelas X IPA SMA Negeri 1
pendahuluan untuk menemukan permasalahan Nanga Taman dalam menyelesaikan soal-soal
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti materi perkembangan teori atom. Langkah-
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang langkah yang dilakukan untuk menganalisis
lebih mendalam dan jumlah respondenya data adalah sebagai berikut:
sedikit/ kecil. Proses wawancara digunakan
pedoman wawancara yang memuat garis-garis (1)Mengumpulkan lembar jawaban siswa
besar permasalahan dan pertanyaan. hasil riset yang dilakukan. (2) Mengoreksi

4
jawaban siswa dengan memberikan skor pada (1)Menentukan nilai retensi dengan
setiap indicator sesuai dengan rubrik penilaian menggunakan rumus:
yang dibuat. (3) Menghitung persentase
kemampuan siswa menjawab tiap soal dengan =  100%
cara mengubah skor kedalam bentuk
persentase. Jumlah skor total setiap indikator (Setiawandkk, 2012)
yang diperoleh seluruh siswa ini kemudian Nilai tes tunda dilakukan dalam rentang
dirata-ratakan dan diubah kedalam bentuk waktu yang ditentukan setelah post tes. Jika
persentase (Purwanto, 2010). Mengubah skor didapatkan nilai R lebih kecil atau sama
dalam bentuk persentase dapat menggunakan dengan 60%, maka daya retensi tersebut
rumus sebagai berikut: masuk kedalam kategori retensi rendah. Jika
nilai R berada pada rentang 60%  70%, maka
=  100% . daya retensinya masuk kedalam kategori
(Purwanto,2010) retensi sedang. Jika nilai R lebih besar dari
70%, maka daya retensi termasuk kategori
Keterangan: tinggi.
NP = Nilai Persentase yang dicari
R = Skor rata-rata setiap indikator
SM = Skor maksimum setiap indikator
Tabel 1 : Persentasi Kategori Retensi

Retensi (R)% Kategori


R ≥ 70 Tinggi
60 < R < 70 Sedang
R ≤ 60 Rendah
(Sumber: Setiawandkk, 2012)

Melakukan wawancara kepada siswa Siswa menjawab tiap indikator yaitu nilai
yang mengikuti tes hasil belajar pada materi retensi tes (RT) yang dilakukan dalam rentang
perkembangan teori atom. Hasil wawancara waktu dua bulan setelah ulangan harian.
dianalisis, kemudian dijadikan bahan untuk Perhitungan persentase daya retensi siswa
memperkuat keabsahan jawaban siswa atau dapat dilihat pada Tabel 4.1
hal-hal terkait tes.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Deskripsi retensi siswa pada mata
pelajaran perkembangan teori atom
didasarkan pada hasil tes yang diujikan
kepada 33 orang siswa SMAN 01 Nanga
Taman pada bulan april 2018. Setelah tes
dilaksanakan, diperoleh data berupa skor hasil
belajar siswa pada mata pelajaran
perkembanagan teori atom. Retensi siswa
pada mata pelajaran perkembangan teori atom
dianalisis berdasarkan persentase retensi.

5
Tabel 2 : Persentase retensi siswa SMAN 1 Nanga Taman pada Materi
Perkembangan Teori Atom

Daya Kategori
No Indikator Soal NP RT
Retensi (%) Retensi
1. Menjelaskan teori Atom Dalton 60 30 50 Rendah
2. Menjelaskan teori Atom
60 12 20 Rendah
Thomson
3. Menjelaskan teori Atom
40 20 50 Rendah
Rutherford
4. Menjelaskan teori Atom Niels
40 22 55 Rendah
Bohr
5. Membandingkan perkembangan
teori atom untuk menunjukkan
kelemahan dan kelebihan teori 20 5 25 Rendah
atom Dalton, Thomson,
Rutherford, danNiels Bohr
Rata-rata 40
Keterangan: bahwa model atom Dalton berbentuk seperti
NP : Nilai Presentasi bola lampu sehingga mereka juga
RT : Retensi Tes beranggapan bahwa bola tersebut memiliki
muatan listrik.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa daya Berdasarkan hasil wawancara diperoleh
retensi siswa SMAN 1 Nanga Taman pada informasi bahwa siswa lama mengingat
materi teori atom masih sangat rendah. Rata- tentang materi teori atom Dalton karena siswa
rata retensi siswa berkurang selama dua bulan kesulitan dalam penggunaan konsep yang
dan daya ingat siswa paling rendah sebesar dialami oleh siswa dalam menyelesaikan soal
20% pada indikator menjelaskan teori atom tes. Siswa belum paham dengan materi, ketika
Thomson, karena siswa tidak lagi mengulang memasuki materi teori atom Dalton siswa
kembali informasi yang pernah mereka mengalami kesulitan dalam menggunakan
dapatkan. konsep. Menurut Ebbinghaus
mengungkapkan bahwa semakin lama hal
Pembahasan yang diingat semakin menurun atau makin
Retensi siswa pada materi perkembangan kurang baik diingat dan hasil belajar siswa
teori dideskripsikan berdasarkan indikator juga menyebabkan retensi pada masalah
soal sebagai berikut: tertentu (Solso, 2007dalam Juniarsih dkk,
2015). Menurut Visento (2016) konsep yang
Menjelaskan Teori Atom Dalton seharusnya terdapat pada teori atom Dalton
Berdasarkan hasil analisis lembar yaitu 1) atom merupakan partikel zat atau
jawaban siswa perindikator dapat dilihat materi terkecil yang tidak dapat dibagi lagi
bahwa retensi siswa berada dalam kategori menjadi bagian yang lebih kecil, 2) atom
rendah yaitu 50%. Pada indikator ini terdapat digambarkan seperti bola pejal sederhana
28 orang dari 33 orang siswa yang tidak dapat yang berukuran sangat kecil.
menjelaskan teori atom Dalton dengan benar. Pada indikator ini terdapat 5 orang dari
Gambar 4.1 merupakan hasiljawaban NYM 33 orang siswa yang dapat menjelaskan teori
yang tidak dapat menjelaskan teori atom atom Dalton sesuai dengan indicator yaitu
Dalton.Beberapa diantara jawaban siswa WF. Berdasarkan hasil jawaban bahwa siswa
terjadi miskonsepsi yang mengatakan bahwa dapat menjelaskan materi tentang teori atom
atom Dalton memiliki muatan dan berbentuk Dalton, dapat dilihat pada Gambar 4.2. Pada
bola pijar. Siswa banyak yang beranggapan tes lisan siswa tidak jauh berbeda hasilnya

6
dengan tes hasil tertulis, hal ini membuktikan siswa telah menjawab dengan kemampuan
bahwa siswa telah menjawab sesuai dengan mereka terhadap penguasaan konsep.
kemampuan mereka terhadap penguasaan
konsep. Menjelaskan Teori Atom Rutherford
Berdasarkan hasil analisis lembar
Menjelaskan Teori Atom Thomson jawaban siswa perindikator dapat dilihat
Berdasarkan hasil analisis lembar bahwa retensi siswa berada dalam kategori
jawaban siswa perindikator dapat dilihat rendah yaitu 50%. Pada indikator ini terdapat
bahwa retensi siswa berada dalam kategori 4 orang dari 33 orang siswa yang dapat
rendah yaitu 20% ini tergolong rendah. Pada menjelaskan teori atom Rutherford dengan
indikator ini terdapat 2 orang dari 33 orang benar. Gambar 4.5 merupakan hasil jawaban
siswa dapat menjawab indikator pada soal yang dapat menjelaskan teori atom
kedua. Gambar 4.3 merupakan hasil jawaban Rutherford. Berdasarkan hasil wawancara
siswa yang dapat menjawab soal pada siswa yaitu SM masih mengingat sedikit
indikator kedua yaitu tentang teori arom tentang materi teori atom Rutherford.
Thomson. Berdasarkan hasil wawancara siswa Terdapat 29 orang dari 33 orang siswa
yaitu WF masih mengingat tentang materi yang tidak dapat menjawab indikator pada
teori atom Thomson.Terdapat 31 orang dari teori atom Rutherford. Berdasarkan hasil
33 orang siswa yang tidak dapat menjawab wawancara dengan SY pada gambar 4.6
indikator pada teori atom Thomson. diperoleh informasi bahwa siswa sulit
Berdasarkan hasil wawancara dengan SE mengingat dan ketika ingat tentang informasi
diperoleh informasi bahwa siswa capek namun seketika tertukar dengan ingatan yang
mengingat karena banyaknya materi teori lain pada teori atom Rutherford karena
atom Thomson dan menjawab dengan apa kesulitan siswa dalam penggunaan prinsip
yang mereka ingat. yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan
Beberapa hasil dari pola jawaban siswa soal tes. Siswa yang sudah paham dengan
pada tabel di atas, jawaban siswa yang telah konsep dari teori atom Rutherford, namun
didapatkan siswa banyak mengulang kembali siswa belum bisa menggembangkan prinsip
jawaban yang ada pada soal tes dan teori atom Rutherford.
mengatakan bahwa didalam atom terdapat Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat
elektron yang bermuatan positif dan negatif. bahwa siswa masih kesulitan dalam
Menurut Visento (2016) berikut yang kita memahami konsep atom Rutherford sehingga
ketahui bahwa konsep yang sebenarnya pada tidak ada penjelasan tentang teori atom
teori atom Thomson adalah disebut plum Rutherford yang siswa jelaskan pada lembar
pudding model atau yang di indonesi disebut jawaban. Beberapa dari hasil jawaban siswa
dengan roti kismis. Model ini di sebut roti yang telah didapatkan siswa banyak
kismis karena diumpamakan dengan kismis- menjawab dengan menceritakan kembali
kismis muatan negatif (elektron)yang gambaran soal dengan menyebutkan sifat-sifat
tertanam dalam bola yang bermuatan positif percobaan dari Rutherford.
yang seragam. Menurut Rohmalina Wahab (2015: 26-
MenurutPendley, Bertz, dan Novak 27), kesulitan belajar siswa adalah salah satu
(1994) dalam Rusmansyah&Irhasyuarna kondisi dimana siswa tidak dapat belajar
(2001), salah satu faktornya adalah peserta secara wajar, disebabkan adanya ancaman,
didik cenderung belajar dengan hafalan dari hambatan atau gangguan tertentu yang
pada secara aktif mencari untuk membangun dialami oleh siswa atau peserta didik. Berikut
pemahaman mereka sendiri terhadap konsep yang kita ketahui bahawa konsep yang
dasar kimia, sehingga menyebabkan hasil sebenarnya pada teori atom Rutherford adalah
belajar siswa menjadi rendah. Pada tes lisan menjelaskan eksperimen yang dilakukan
siswa tidak jauh berbeda hasilnya dengan tes Rutherford yang menjeaskan arah dari
hasil tertulis, hal ini membuktikan bahwa tembekan sinar alfa ke lempeng tipis emas.

7
Percobaan tersebut menunjukkan peristiwa, atom Neils Bohr dengan menyebutnya dengan
yaitu ; 1) terdapat sisnar yang dibelikkan, 2) lapisan. Menurut Yusuf (2011) berikut yang
terdapat sinar yang yang dipantulkan , dan 3) kita ketahui bahwa konsep dari atom Neils
terdapat sinar yang menembus lempeng atau Bohr sendiri adalah 1) elektron mengorbit di
diluruskan. Peristiwa membeloknya sinar sekeliling initi seperti planet mengorbit
alpha disebabkan sinar alpha yang bermuatan matahari, 2) jarak pada orbit elektron dapat
positif mengenai inti atom namun tidak tepat menjelaskan spectrum cahaya dari sebuah
di tengah, sedangkan jika sinar alpha tepat atom, 3) elektron dapat berpindah dari satu
mengenai inti atom di tengah maka akan orbit ke orbit lain dengan lompatan kuantum,
terjadi peristiwa pemantulan dan dan lompatannya selalau melibatkan emisi
menembusnya sinar alpha pada lempeng tipis atau absorpsi kuantum utuh dengan jumlah
emas disebabkan karena sinar alpha melewati energi ekuivalen dengan hf atau kelipatannya,
ruang kosong atau celah kosong pada atom tapi tidak pernah ada nilai diantaranya, hal ini
Farid Qamiya (2011). Pada tes lisan siswa menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan
tidak jauh berbeda hasilnya dengan tes hasil daya ingat siswa selama dua bulan, sehingga
tertulis, hal ini membuktikan bahwa siswa pada saat diberikan tes terjadi kesalahan
telah menjawab dengan kemampuan mereka pengambilan informasi dari memori otak.Pada
terhadap penguasaan konsep. tes lisan siswa tidak jauh berbeda hasilnya
dengan tes hasil tertulis, hal ini membuktikan
Menjelaskan Teori Atom Neils Bohr bahwa siswa telah menjawab dengan
Berdasarkan hasil analisis lembar kemampuan mereka terhadap penguasaan
jawaban siswa perindikator dapat dilihat konsep.
bahwa retensi siswa berada dalam kategori
rendah yaitu 55%. Pada indikator ini terdapat Membandingkan Perkembangan Teori
6 orang dari 33 orang siswa yang dapat Atom Untuk Menunjukkan Kelemahan
menjelaskan teori atom Neils Bohr dengan dan Kelebihan Teori Atom
benar. Gambar 4.7 merupakan hasil jawaban Dalton,Thomson,Rutherford, dan Neils
yang dapat menjelaskan teori atom Neils Bohr
Bohr. Berdasarkan hasil wawancara siswa Berdasarkan hasil analisis lembar
yaitu IH masih mengingat tentang materi teori jawaban siswa perindikator dapat dilihat
atom Neils Bohr. bahwa retensi siswa berada dalam kategori
Terdapat 28 orang dari 33 orang siswa sangat rendah yaitu 25%. Pada indikator ini
yang tidak dapat menjawab indikator pada terdapat 1 orang dari 33 orang siswa yang
teori atom Neils Bohr. Berdasarkan hasil dapat menjelaskan tentang perkembangan
wawancara dengan RH pada gambar 4.8 teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan
diperoleh informasi bahwa siswa tidak ada kelebihan teori atom Dalton, Thomson,
belajar dalam mengerjakan soal tes yang Rutherford, dan Neils Bohr dengan benar.
diberikan , secara khusus kondisi teman di Gambar 4.9 merupakan hasil jawaban yang
kelas kurang mendukung karena banyak siswa dapat menjelaskan indikator soal tes.
yang tidak serius pada saat mengerjakan soal Berdasarkan hasil wawancara siswa yaitu WF
tes. masih mengingat tentang materi tersebut
Menurut Bunga Ayu (2015) yang dengan apa yang di ingatnya.Terdapat 32
mengatakan bahwa kesulitan yang dialami orang dari 33 orang siswa yang tidak dapat
siswa akan memungkinkan terjadi kesalahan menjawab indikator perkembangan teori atom
sewaktu menjawab soal tes. Kesalahan yang untuk menunjukan kelemahan dan kelebihan
dilakukan siswa dalam menjawab soal tes teori atom Dalton, Thomson, Rutherford, dan
adalah adanya kesulitan yang dialami oleh neils Bohr. Berdasarkan hasil wawancara
siswa pada materi tersebut. Beberapa dari pola dengan DD gambar 4.2 diperoleh informasi
hasil jawaban siswa pada tabel di atas bahwa siswa tidak mengingat kembali
menjelaskan bahwa orbital yang terdapat pada dikarena memori otaknya terasapenuh.

8
Menurut Rohmalina Wahab (2015) ada dan Rutherford menyatakan bahwa inti atom
beberapa faktor yang mempengaruhi belajar dikelilingi oleh partikel-partikel negative yang
siswa, seperti faktor internal (faktor dari berada jauh dari inti dalam lintasan berbentuk
dalam kelas), yakni keadaan jasmani dan spiral. Jawaban indikator yang keempat siswa
psikologis siswa, dan faktor eksternal (faktor menjawab bahwa dengan cara meneliti sifat
dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan atom yang negative dan menemukan
disekitar siswa. Dalam kaitannya sekolah, kelemahan atom yang sangat lemah. Konsep
kesulitan belajar dapat terjadi pada semua yang sebenarnya adalah (a) keberhasilan teori
mata pelajaran. Mata pelajaran kimia Neils Bohr terletak pada kemampuannya
merupakan salah satu bidang studi yang untuk meramalkan garis-garis dalam spectrum
mendukung perkembangan ilmu pengetahuan atom hydrogen, (b) Bohr berhasil menjelaskan
dan teknologi, namun sampai saat ini masih fenomena-fonema fisika yang terjadi dalam
banyak siswa yang merasa kimia sebagai mata tingkat atomic, yaitu bahwa electron tetap
pejaran yang sulit dan tidak menyenangkan. berada pada garis lintasannya dan electron
Beberapa dari hasil pola jawaban siswa tidak jatuh pada inti atom namun tereksitasi
menjelaskan bahwa kelebihan dan kelemahan pada tingkat energy yang lebih rendah, dan (c)
yang tidak sesuai dengan konsep dari teori salah satu penemuan Bohr adalah sekumpulan
atom yang ada, contohnya pada atom Dalton garis halus, terutama jika atom-atom yang
siswa menjelaskan bahwa kelebihan atom dieksitasikan diletakkan pada medan magnet.
Dalton adalah bermuatan negatif dan Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan
kelemahannya adalah bermuatan positif, bahwa pada indikator soal nomor 2 dan
sedangkan konsep sebenarnya yaitu pada indikator soal nomor 5 siswa mendapatkan
kelebihan atom Dalton adalah 1) mulai nilai retensi yang rendah, hal ini dikarenakan
membangkitkan minat terhadap penelitian siswa belum mengerti dengan konsep-konsep
mengenai model atom, kemudian kelemahan perkembangan teori atom karena terlalu
atom Dalton adalah 1). Tidak dapat banyak hapalan, kesulitan dalam memahami
menjelaskan perbedaan antara unsur yasng materi, dan kesulitan dalam mengungkapkan
satu dengan yang lain, 2) tidak dapat informasi sehingga dalam menjawab soal tes
menjelaskan sifat listrik materi, dan 3) tidak siswa merasa binggung dan tidak bisa
dapat menjelaskan cara atom-atom saling menjawab dengan benar. Menurut Moh. Surya
berikatan Lailatur Rohmah (2014). Pada atom (2015) faktor-faktor yang yang bisa
Thomson siswa menjawab bahwa kelemahan mempengaruhi belajar siswa antara lain : 1)
dari atom Thomson adalah teori atom Dalton faktor guru, 2) faktor siswa, 3) faktor
tidak diketahui muatannya atau tidak ada kurikulum, dan 4) faktor lingkungan. Pada
muatannya sedangkan teori atom Thomson indikator soal nomor 2 siswa banyak
sudah diketahui, sedangkan konsep menjawab dengan mengulang kembali
sebenarnya adalah Atom terdiridari bola yang pertanyaan pada soal, sedangkan pada
bermuatanpositif yang seragam, dengan indikator soal nomor 5 siswa banyak yang
elektron bermuatannegatif yang menjawab kelemahan dan kelebihan atom
tertanamdidalamnya.Muatanpositifdannegatif menurut para ahli dengan tidak sesuai
di dalamsebuah atom jumlahnya sama, menurut konsep. Menurut Nur Fitriani Lubis
sehinggasecarakeseluruhan atom bermuatan (2014) salah satu faktor penting yang
netral. mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang
Selanjutnya siswa menjawab kelemahan telah diketahui siswa, jadi agar kegiatan
pada atom Ruterford adalah dengan cara pembelajaran lebih bermakna maka konsep-
melihat teori atom yang mana lemah dan konsep baru harus dikaitkan dengan konsep-
negatif. Konsep sebenarnya yang kita ketahui konsep yang sudah ada untuk meningkatkan
adalah Rutherfor berhasil mematahkan teori retensi siswa dan menjadikan konsep tersebut
atom Thomson yang menyakan bahwa sebagai memori yang dapat disimpan siswa
partikel-partikel negatif tersebar di dalam inti dalam jangka waktu yang lama. Daya retensi

9
yang baik merupakan salah satu kebutuhan Dahar, R. W. (2006). Teori-Teori Belajar &
setiap siswa untuk belajar secara optimal, hal Pembelajaran.Jakarta: Erlangga.
ini dikarenakan hasil belajar siswa di sekolah Effendy. (2007). A-Level Chemistry For
diukur berdasarkan penguasaan siswa atas Senior High School Students Based on
materi pelajaran yang prosesnya tidak terlepas 2007 Cambridge Curriculum Volume
dari keanggotan mengingat. Daya ingat yang 1A . Malang: Bayumedia Publishing.
baik, siswa akan dapat belajar dengan mudah Huddle, P. W. (2000). Using a Teaching
dan mencapai hasil belajar yang baik. Models to Correct Known
Misconception in Elekctrochemistry.
SIMPULAN DAN SARAN Journal of ChemicalEducation, Vol.77
(1): 104-110.
Kesimpulan Indonesia, K. B. (2002). Dapertemen
Berdasarkan permasalahan dalam Pendidikan Nasional Edisi ke-3. Balai
penelitian dan hasil analisis data yang Pustaka. Jakarta: Gramedia.
diperoleh, dapat diambil kesimpulan besar Juniarsih, Q. A. (2015). Peningkatan Retensi
daya retensi siswa SMAN 01 Nanga Taman Belajar Materi Klasifikasi Makhluk
pada mata pelajaran perkembangan teori atom Hidup Melalui Penerapan Discovery
tergolong rendah untuk indikator menjelaskan Leraning dan Team Games
perbedaan. Menjelaskan teori Atom Tournament pada Siswa Kelas VII-G
Daltonsebesar 25%, Menjelaskan teori Atom SMP NEGERI 18 Malang. Prosiding
Thomsonsebesar 10%, Menjelaskan teori Seminar Nasional Pendidikan Biologi,
Atom Rutherford sebesar 30%, Menjelaskan 157-167.
teori Atom Niels Bohr sebesar 45%, dan Lubis, N. F. (2014). Peningkatan Daya
Membandingkan perkembangan teori atom Retensi Siswa terhadap Konsep-
untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan Konsep Biologi Melalui Pemanfaatan
teori atom Dalton, Thomson, Rutherford, Media Adobe Flash pada Model
danNiels Bohr sebesar 15%. Pembelajaran Langsung. Prosiding
Seminar Nasional Biologi dan
Saran Pembelajarannya, 654-664.
Saran-saran dalam penelitian ini adalah Mosher, J. e. (2011). Validitas and Test
diharapkan pada proses pembelajaran Development. Boston: Pearson
selanjutnya dapat meningkatkan pemahaman Education.
konsep dan daya retensi peserta didik dengan Nurwidodo, W. (2016). Developing Learning
memperbaiki cara belajar dan dengan Model ASSURE Based Competence
menggunakan model pembelajaran yang for Improve Retention and Material
bervariasi terutama pada indikator yang daya Mastery Training Participants.
retensinya rendah. Proceedings of Inteernational Research
Clinic & Scientific Publications of
DAFTAR PUSTAKA Educational Technology, 396-423.
Alsa, A. (1996). Studi Eksperimental Riyadi, S. (2011). Pemrosesan Informasi
tentang Pengaruh Interferensi dan dalam Belajar Gerak. Semarang:
Rehearsal terhadap Retensi pada Universitas Negeri Semarang.
Belajar Matematika Siswa Kelas 5 S, S. (2004). Kimia Dasar 2. Bogor: Tim
Sekolah Dasar . Juranal Psikologi No. penulis ITB.
2, 55-66. Setiawan, A. S. (2012). Metode Parktikum
Chang, R. (2006). Kimia Dasar edisi ketiga dalam Pembelajaran Pengantar Fisika
jilid 2. Jakarta: Erlangga. SMA: Studi pada Konsep Besaran dan
Chausan, S. (1978). Advanced Educational Satuan TA 2012-2013. Junal
Psychology . New Delhi : Vikas Pembelajaran Fisika Vol.1 No.2, 285-
Publishing House, PVT, LTD . 290.

10
Sirhan, G. (2007). Learning Difficulties in Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Chemistry: An Overview . The Journal Kuantitatif Kualitatif dan R&D .
of Turkish Science Education, 4(2), 2- Bandung: Alfabeta.
20. Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran
Slavin, R. (1991). Educational Psychology, Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Third Edition. New Jersey: Prentice Jakarta: Prestasi Pustaka .
Hall, Englewood Cliffs. Yulaelawati, E. (2004). Filosofi Teori dan
Aplikasi.Bandung : Pakar Raya.

11

Anda mungkin juga menyukai