222-231
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan instrumen model testlet sebagai instrumen
pendeteksi kesulitan belajar kimia peserta didik kelas X SMA sesuai tahapan penelitian
pengembangan; (2) menentukan karakteristik butir soal instrumen pendeteksi kesulitan belajar
kimia kelas X menggunakan model testlet; (3) mendapatkan profil belajar individu peserta didik.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan model Akker dengan tahapan: preliminary
investigation; theoretical embedding; empirical testing; dan documentation, analysis, and
reflection on process and outcome. Subjek uji coba yaitu guru kimia SMA di Surakarta; dosen
Pendidikan Kimia FKIP UNS Surakarta; peserta didik SMA Negeri 2, SMA Negeri 5, dan SMA
Batik 2 Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) penelitian ini
menghasilkan instrumen pendeteksi kesulitan belajar kimia kelas X menggunakan model testlet
pada bab Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur yang terdiri dari butir soal dan program
analisis datanya; (2) karakteristik butir soal memiliki validitas isi Aiken dengan rentang 0,76-1
yang berarti validitas isi baik; reliabilitas sebesar 0,83 yang berarti reliabilitas tinggi; persentase
daya beda soal baik sekali 47,91%, baik 12,5%, cukup 18,75%, jelek 20,83%; persentase
tingkat kesukaran soal sukar 4,17%, sedang 50%, mudah 45,83%; dan kunci jawaban 70,83%
efektif; (3) profil belajar individu peserta didik dapat memberi laporan yang informatif mengenai
kemampuan dan kesulitan belajar kimia peserta didik.
Kata Kunci: Penelitian pengembangan model Akker, diagnosis kesulitan belajar, testlet,
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur, profil belajar individu.
PENDAHULUAN
Proses belajar setiap orang Sekolah memegang peranan yang
berbeda-beda. Pada dasarnya setiap cukup utama dalam proses belajar
orang dapat belajar apa saja jika secara formal. Sekolah memiliki
mendapat kondisi yang tepat [1]. kurikulum yang sudah ditetapkan yang
Adanya perbedaan kondisi belajar yang memuat berbagai mata pelajaran yang
tepat bagi peserta didik akan harus dipelajari peserta didik. Pada
menyebabkan timbulnya kesulitan tingkatan SMA salah satu mata
belajar. Ada dua faktor utama yang pelajaran yang perlu dipelajari peserta
mempengaruhi kesulitan belajar yaitu didik adalah mata pelajaran kimia.
faktor eksternal dan internal. Faktor Kimia merupakan salah satu
internal terkait kondisi jasmani dan cabang ilmu sains yang sangat penting
psikologi peserta didik; sedangkan karena dapat membuat peserta didik
faktor eksternal terkait lingkungan memahami fenomena yang terjadi di
keluarga, sekolah, dan masyarakat [2]. sekitar mereka [4]. Namun tidak sedikit
Hal tersebut didukung oleh penelitian orang mengatakan bahwa ilmu kimia itu
Sari & Suyanta (2013) bahwa faktor sulit. Salah satu penyebab materi ini
penyebab kesulitan belajar kimia sulit adalah karena pengetahuan kimia
peserta didik adalah guru, peserta didik, dipelajari dalam tiga level disebut
lingkungan, dan materi pelajaran [3]. segitiga level representasi kimia
(triangle levels of representations) yang tes tengah semester dan tes akhir
mencakup gambaran makroskopis semester. Tipe soal yang digunakan
(dapat diobservasi langsung), sub- bervariasi disesuaikan jenis materi,
mikroskopis (atom, ion, molekul) dan namun biasanya yang digunakan adalah
simbolis (lambang, formula, persamaan, tes pilihan ganda dan uraian. Tes uraian
hitungan) [4]. Selain itu, salah satu ciri digunakan bila guru ingin melihat proses
ilmu kimia yang disebutkan oleh Kean berpikir peserta didik melalui uraian
dan Middlecamp [5] bahwa sebagian jawaban peserta didik. Namun dalam
besar ilmu kimia umumnya bersifat hal ini, dirasakan oleh guru bahwa
abstrak sehingga cenderung berpotensi waktu yang diperlukan lebih banyak bila
menyebabkan kesulitan belajar dan dibandingkan dengan tipe soal pilihan
pemahaman konsep yang salah pada ganda. Namun dengan soal pilihan
peserta didik. ganda guru tidak dapat menemukan
The United States Office of proses berpikir peerta didik Ada pula
Education (USOE) menyatakan guru yang lebih memilih tipe soal pilihan
bahwa “Kesulitan belajar adalah suatu ganda karena dirasa lebih efisisen
gangguan dalam satu atau lebih dari waktu penilaian. Dari pemaparan guru-
proses psikologis dasar yang mencakup guru mata pelajaran kimia dapat
pemahaman dan penggunaan bahasa diketahui bahwa guru kesulitan
ajaran atau tulisan...” [6]. Untuk dapat melakukan diagnosis terhadap kesulitan
mengatasi kesulitan belajar kimia belajar peserta didik secara efektif dan
peserta didik, maka salah satu cara efisien terkait keterbatasan waktu. Oleh
yang perlu dilakukan adalah dengan karena itu, peserta didik yang
diagnosis untuk mengetahui tingkat dan mengalami kesulitan belajar (nilai masih
letak kesulitan belajar peserta didik dibawah KKM) kurang mendapat
melalui tes diagnostik. Tes diagnostik perhatian dan diminta belajar mandiri
adalah tes yang dilaksanakan untuk untuk mengatasi kesulitan belajarnya.
menentukan secara tepat jenis Dari hasil pemeriksaan
kesukaran yang dihadapi peserta didik pendahuluan juga ditemukan bahwa
dalam suatu mata pelajaran tertentu [7]. peserta didik kelas X sebanyak 62,87%
Sebelumnya telah dilakukan mengalami kesulitan belajar terhadap
pemeriksaan pendahuluan (preliminary pokok bahasan struktur atom dan sistem
investigation) dilakukan untuk periodik unsur; 63,47% mengalami
mengetahui kemungkinan kesulitan kesulitan belajar terhadap pokok
belajar yang dialami peserta didik pada bahasan ikatan kimia, dan 73,05%
kelas X semester ganjil dan upaya yang mengalami kesulitan belajar terhadap
pernah dilakukan guru untuk mendeteksi pokok bahasan stoikiometri. Meskipun
kesulitan belajar kimia peserta didik. materi struktur atom dan sistem periodik
Pemeriksaan dilakukan dengan unsur bukan materi tersulit namun
wawancara terhadap guru mata karena materi tersebut termasuk materi
pelajaran kimia dan menggunakan dasar untuk dapat memahami konsep
angket terhadap peserta didik. yang lebih tinggi, maka pemahaman dan
Pemeriksaan pendahuluan dilakukan kesulitan belajar peserta didik terhadap
pada bulan Maret 2013 pada 3 guru materi struktur atom dan sistem periodik
mata pelajaran kimia dan pada 167 unsur perlu dideteksi terlebih dahulu.
peserta didik kelas X tahun pelajaran Oleh karena itu materi kimia yang dipilih
2012/2013 yang berasal dari SMA Batik pada penelitian ini adalah pokok
2, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 2 bahasan struktur atom dan sistem
Surakarta. periodik unsur.
Berdasarkan hasil wawancara Tes bentuk pilihan ganda dan
dengan guru-guru mata pelajaran kimia uraian masing-masing memiliki
SMA, diketahui bahwa pada umumnya kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
guru mendiagnosis kesulitan belajar tes uraian antara lain: (1) mudah
peserta didik dengan melihat hasil disusun; (2) guru dapat menilai peserta
evaluasi, baik dari nilai ulangan harian, didik mengenai kreativitas, menganalisis
dan mensintesis suatu soal; (3) guru diharapkan dapat membantu guru untuk
dapat memperoleh data-data mengenai mendiagnosis kesulitan belajar peserta
kepribadian peserta didik; (4) peserta didik dengan efektif dan efisien. Sebuah
didik tidak dapat menerka-nerka; (5) soal utama pada testlet ini terdiri dari
derajat ketepatan dan kebenaran beberapa soal pendukung yang saling
peserta didik dapat dilihat dari berkaitan dan disusun secara hirarkis.
ungkapan-ungkapan kalimatnya. Namun Butir-butir soal pendukung dibuat
kekurangan soal bentuk uraian antara memiliki tingkatan penyelesaian
lain: (1) sukar sekali menilai jawaban terhadap suatu stimulus (soal utama)
peserta didik secara tepat dan yang diberikan sehingga guru juga
komprehensif; (2) ada kecenderungan dapat mencermati kemampuan berpikir
guru untuk memberikan nilai seperti peserta didik dan menilainya secara
biasanya; (3) menghendaki respon- efisien. Butir-butir soal yang berkaitan
respon yang relatif panjang; (4) untuk akan mempengaruhi skor yang
mengoreksi jawaban diperlukan waktu diperoleh peserta didik, maka proses
yang lama sehingga kurang praktis jika pemberian skor akan menggunakan
jumlah peserta didik cukup banyak. Graded Respon Model (GRM). GRM
Disisi lain tes bentuk pilihan ganda merupakan salah satu model yang
memiliki kelebihan: (1) cara penilaian dikembangkan oleh Samejima untuk
dapat dilakukan dengan mudah, cepat menangani skoring pada butir-butir soal
dan objektif; (2) kemungkinan peserta politomus [11]. Dengan penskoran GRM
didik menjawab dengan terkaan dapat guru dapat mencermati proses berfikir
dikurangi; (3) dapat digunakan untuk peserta didik seperti halnya pada soal
menilai kemampuan peserta didik dalam uraian namun penskoran soal testlet
berbagai jenjang kemampuan kognitif; lebih efisien karena bersifat objektif dan
(4) dapat digunakan berulang-ulang; (5) politomus.
sangat cocok untuk jumlah peserta tes Dengan penskoran model GRM,
yang banyak. Namun tes bentuk pilihan item tes diselesaikan dengan tahapan-
ganda memiliki kekurangan tidak dapat tahapan seperti yang dijelaskan berikut
digunakan untuk mengukur kemampuan ini. Jawaban pada tahapan sebelumnya
verbal dan pemecahan masalah [8]. mempengaruhi pada tahap berikutnya,
Oleh karena itu diperlukan sehingga siswa yang menjawab benar
instrumen yang dapat menggabungkan pada tahapan pertama diberi skor 1.
efisiensi tes pilihan ganda dan efektifitas Apabila siswa menjawab benar pada
tes uraian yaitu dapat memberikan tahapan kedua, dan tahapan pertama
kemudahan dalam pemeriksaan benar, diberi skor 2. Siswa yang dapat
jawaban peserta didik serta dapat menjawab benar keseluruhan tahapan,
memberikan informasi diagnostik diberi skor 3. Siswa yang menjawab
tentang kelemahan dan kemampuan tahapan kedua benar, tetapi tahapan
belajar peserta didik. Dalam hal ini pertama salah atau pada kedua tahapan
peneliti mencoba mengembangkan siswa menjawab salah diberi skor 0 [12].
bentuk soal pilihan ganda menggunakan Penelitian dan pengembangan
model testlet sebagai alternatif untuk instrumen yang pernah dilakukan ialah
mendeteksi kesulitan belajar kimia pengembangan instrumen penilaian
peserta didik. two-tier multiple choice [13]. Namun
Testlet merupakan sekumpulan pada penelitian ini, instrumen yang
butir soal yang mengungkapkan dikembangkan tidak ditujukan sebagai
informasi yang sama dimana butir soal- instrumen tes diagnostik. Untuk
butir soal tersebut dianggap dan penelitian pengembangan tes diagnostik
diperlakukan sebagai satu kesatuan yang pernah dilakukan sebelumnya
soal [9]; bendel kecil atau grup ialah pengembangan tes diagnostik
pertanyaan penilaian yang berbagi pada materi teori mekanika kuantum
suatu stimulus utama [10]. Soal model dan ikatan kimia untuk mendiagnosis
testlet memadukan kelebihan soal kesulitan belajar peserta didik
pilihan ganda dan soal uraian berdasarkan interpretasi jawaban [14].
Namun pada penelitian ini tes diagnostik Teknik analisis data hasil
tidak dilengkapi program analisis data preliminary investigation dan theoretical
untuk mempresentasikan profil belajar embedding berupa analisis deskriptif
peserta didik. dari angket dan wawancara untuk
Profil belajar peserta didik menemukan pokok bahasan kesulian
merupakan gambaran kemampuan dan belajar peserta didik dan analisis hasil
kelemahan belajar peserta didik yang telaah pemilihan indikator esensial;
didasarkan pada indikator kompetensi teknik analisis tahap empirical testing
yang disusun pada suatu materi dilakukan analisis kualitatif dan analisis
pelajaran. Profil belajar peserta didik kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil
dapat digunakan untuk mendeteksi telaah pada pemilihan indikator
indikator kompetensi yang belum esensial; hasil penelaahan terhadap
dicapai oleh peserta didik sehingga prototype butir soal oleh tim ahli yaitu
dapat menjadi masukan bagi peserta guru mata pelajaran kimia SMA di
didik untuk dapat meningkatkan Surakarta dan dosen Pendidikan Kimia
kemampuan belajarnya. FKIP UNS; hasil diskusi dengan peserta
didik pada uji coba terbatas dengan 30
METODE PENELITIAN peserta didik kelas XI yang berasal dari
Penelitian ini merupakan penelitian SMA Negeri 5, SMA Negeri 2, dan SMA
pengembangan (Research and Batik 2 Surakarta; dan hasil angket uji
Development/ R&D) yang berorientasi kepuasan pengguna (guru kimia)
pada produk. Digunakan sebagai terhadap program analisis data untuk
intrumen tes pendeteksi kesulitan mengetahui profil peserta didik. Data
belajar peserta didik. Prosedur kuantitatif berupa respon jawaban
penelitian ini menggunakan model Akker peserta didik pada uji coba skala luas
[15] yang menerapkan 4 tahapan utama untuk menentukan karakteristik butir
yaitu: (1) pemeriksaan pendahuluan soal yang diperoleh dari 185 peserta
(preliminary investigation) yang didik kelas X dari SMA Negeri 5, SMA
dimaksudkan untuk mengetahui Negeri 2, dan SMA Batik 2 Surakarta.
kesulitan peserta didik terhadap materi Validitas isi ditentukan dengan
kelas X semester ganjil melalui angket menggunakan formula Aiken, yaitu:
kepada peserta didik kelas X semester
genap dan wawancara terhadap guru- V = S / [n*(c-1)]
guru kimia SMA di Surakarta; (2) dimana S = Σ ni (r-ℓo)
penyesuaian teoritis (theoretical
embedding) dilakukan kajian literatur keterangan:
tentang prosedur penyusunan instrumen V : indeks validitas dari Aiken
model testlet dan prosedur penskoran ni : banyaknya penilai (raters) yang
dengan menggunakan model Graded memilih kriteria i
Response Model (GRM) melalui c :banyaknya kategori/criteria
penyusunan indikator kompetensi, r : kriteria ke i
pemilihan indikator kompetensi esensial ℓo : kategori terendah
hingga penyusunan butir soal testlet; (3) n : jumlah seluruh penilai
uji empiris (empirical testing) meliputi uji
ahli, uji coba terbatas dan uji coba skala Nilai V berkisar pada 0-1 dan kriteria
luas; dan (4) proses dan hasil: yang digunakan untuk menyatakan
dokumentasi, analisis dan refleksi sebuah butir soal dikatakan valid secara
(documentation, analysis, and reflection isi pada jumlah rater (penilai) sebanyak
on process and outcome) dilakukan 7 orang adalah 0,76 [16].
analisis untuk mendapatan karakteristik
butir soal, produk akhir, dan profil
belajar peserta didik. Bagan prosedur
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Studi Pendahuluan
Studi Studi
Preliminary
Lapangan Literatur investigation
Penyusunan indikator
kompetensi
revisi
theoretical
Pemilihan indikator esensial embedding
Tidak
Diterima
diterima
revisi
Validasi Ahli
Tidak
Diterima diterima
(b)
Gambar 2. Layout program analisis data kesulitan belajar kimia dengan model testlet
pada sheet 1; (a) perbesaran bagian kiri; (b) perbesaran bagian kanan
Berdasarkan Gambar 3 di atas, guru 18,75%; dan jelek 20,83%; jumlah soal
dapat melihat deskripsi kemampuan dengan tingkat kesukaran sukar 4,17%;
peserta didik dan bagian yang belum sedang 50%; dan mudah 45,83%; dan
dipahami peserta didik. Dari profil kunci jawaban 70,83% efektif; (3) profil
belajar yang disajikan dapat disimpulkan belajar individu peserta didik dapat
bahwa peserta didik sudah menguasai memberi laporan yang informatif
kemampuan untuk mendeskripsikan mengenai kemampuan dan kesulitan
teori atom Dalton dan kelemahannya. belajar kimia peserta didik.
Namun belum menguasai kemampuan
untuk mendeskripsikan teori atom J.J. UCAPAN TERIMA KASIH
Thomson pada bagian mengidentifikasi Terima kasih kami ucapkan
kelemahan teori atom J.J. Thomson. kepada Ibu Dra. Arni Astuti, M.Pd.,
selaku guru mata pelajaran Kimia SMA
KESIMPULAN Negeri 1 Surakarta; Bapak Drs. Ari
Dari hasil penelitian, maka dapat Harnanto, M.Si., selaku guru mata
diambil simpulan bahwa: (1) penelitian pelajaran Kimia SMA Negeri 5
ini menghasilkan instrumen pendeteksi Surakarta; Bapak Ispriyanto, S.Pd.,
kesulitan belajar kimia kelas X M.Pd., selaku guru mata pelajaran Kimia
menggunakan model testlet pada bab SMA Batik 2 Surakarta; Ibu CME
Struktur Atom dan Sistem Periodik Widyastuti, S.Pd., M.M., selaku guru
Unsur yang terdiri dari butir soal dan mata pelajaran Kimia SMA Negeri 2
program analisis datanya; (2) Surakarta; Ibu Dra. Reni Ernawati,
karakteristik butir soal instrumen M.Pd., selaku guru mata pelajaran Kimia
pendeteksi kesulitan belajar kimia kelas SMA Negeri 7 Surakarta; Bapak Prof.
X model testlet memiliki validitas isi Dr. Ashadi selaku dosen ahli evaluasi;
Aiken dengan rentang 0,76-1 yang Ibu Budi Utami, S.Pd., M.Pd., selaku
berarti soal memiliki validitas isi baik; dosen ahli materi; beserta seluruh pihak
reliabilitas sebesar 0,83 yang berarti yang turut berperan dalam penelitian ini.
soal memiliki reliabilitas tinggi; jumlah
soal dengan daya beda baik sekali
sebesar 47,91%; baik 12,5%; cukup
DAFTAR RUJUKAN
[12] Susongko, P. (2010). Jurnal
[1] Arifin, M. (1995). Pengembangan Penelitian dan Evaluasi
Program Pengajaran Bidang Pendidikan, 14 (2), 269-288
Studi Kimia. Surabaya: Airlangga
[13] Shidiq, A.S., Masykuri, M., &
University Press.
Susanti V.H., E. (2014). Jurnal
[2] Slameto. (2003). Belajar dan Pendidikan Kimia (JPK), 3 (4),
Faktor-faktor yang 83-92.
Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
[14] Putri, K.P., & Rinaningsih.
Rineka Cipta.
(2013). Unesa Journal of
[3] Sari, A.R. & Suyanta. (2013). Chemical Education, 2 (2), 159-
Analisis Kesulitan Belajar Kimia 172.
Peserta Didik SMA Kelas X
[15] Van den Akker, J. (1999).
Semester Gasal di Kabupaten
Principle Methods of
Sleman. (Abstrak Skripsi)
Development Resesarch.
[4] Sirhan, G. (2007). Journal of Netherlands : University of
Turkish Science Education, 4 (2), Twente.
2-20.
[16] Aiken, L.R. (1985). Educational
[5] Kean, E., & Middlecamp, C. and Psychological Measurement,
(1985). Panduan Belajar Kimia 45: 131-142.
Dasar. Terj. A. Hadyana
Pudjaatmaka. Jakarta: PT.
Gramedia.
[6] Abdurrahman, M. (2003).
Pendidikan Bagi Anak Kesulitan
Belajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
[7] Sudijono, A. (2005). Pengantar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
PT. Radja Grafindo Persada.
[8] Arifin, Z. (2013). Evaluasi
Pembelajaran: Prinsip, Teknik,
Prosedur. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
[9] Embretson, S.E., & Reise, S.P.
(2000). Item Response Theory
for Psychologist. New Jersey:
Lawrence Erlbaum Associates.
[10] Scalise, K., & Wilson, M. (2007).
Bundle Models for Computerized
Adaptive Testing in E-Learning
Assessment. In D. J. Weiss
(Ed.). Proceedings of the 2007
GMAC Conference on
Computerized Adaptive Testing.
[11] De Ayala, R.J., Dodd, B.G., &
Koch, W.R. (1989). Applied
Psychological Measurement, 13
(2), 129-143.