Anda di halaman 1dari 10

Vol. 4 No. 2 Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN.

2503-4448

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN


GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGUKUR HASIL BELAJAR SISWA
MATERI HIDROKARBON DI SMA 10 NEGERI PONTIANAK

Deska Dewati*, Dini Hadiarti dan Raudhatul Fadhilah

Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak


Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat
*
Email: ump.arrazi@yahoo.com

ABSTRAK

Pada umumnya bentuk evaluasi yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa adalah
bentuk evaluasi dengan pilihan ganda dan esai, tetapi evaluasi ini masih saja memiliki kelemahan
yakni salah satunya kemungkinan besar siswa tidak mengetahui pilihan jawaban yang tepat dan
memiliki reliabilitas yang renda.Dari kelemahan tersebut peneliti ingin menghasilkan instrumen
penilaian tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa
dengan jumlah sampel 21 orang untuk uji coba awal dan 118 pada uji coba utama. Penelitian ini
terdiri atas 7 tahap yaitu (1) Penelitian dan pengumpulan informasi, (2) Perencanaan, (3)
Pengembangan produk pendahuluan, (4) Uji coba awal, (5) Revisi terhadap produk utama, (6) Uji
coba lapangan, dan (7) Revisi produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tes diagnostik pilihan
ganda dua tingkat layak digunakan.Hasil tes yang diperoleh dari 118 siswa ketika menggunakan tes
diagnostik pilihan ganda dua tingkat memperlihatkan nilai kevalidan Va instrumen 3.97, nilai
keefektifan sebesar 85,57% dan nilai kepraktisan sebesar 78.80%. Hasil tes yang diperoleh,
sebelum dan sesudah menggunakan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat menunjukkan bahwa
ada peningkatan pada hasil belajar siswa sebesar 59,3%. Dengan demikian tes diagnostik pilihan
ganda dua tingkat dapat mengukur dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci: Pengembangan, Pilihan Ganda Dua Tingkat, Tes Diagnostik pilihan ganda dua
tingkat
ABSTRACT

In general, the used evaluation form to measure the students’ abilities is evaluation form in multiple
choice and essay, but this evaluation still has weaknesses which are there are possibilities that the
students do not know the correct answer and it has low realibility. From the weaknesses, the
researcher wanted to produce two levels multiple choice diagnostic test assessment instrument in
order to find outthe passing of the students’ outcomes with 21 students for the first trial and 118
students for the main trial. This research consisted of 7 steps which were (1) Research and the
collection of information, (2) Planning, (3) The development of introductory product, (4)
Preliminary trial, (5) The revision on main product, (6) Field trial, and (7) The revision of product.
The research result showed that the two levels multiple choice diagnostic test was feasible to be
used. The test result from 118 students using the two levels multiple choice diagnostic test showed
the validity value of Vainstrument was 3.97, the effectiveness value was 85.57 %, and the practical
value was 78.80%. The obtained test result, before and after using the two levels multiple choice
diagnostic test showed that there was improvement on students’ learning outcomes which was 59.3
%. Therefore, the two levels multiple choice diagnostic test can measure and improve the students’
learning outcomes.

Keywords: Development, Two Levels Multiple Choice, Two Levels Multiple Choice Diagnostic
Test

23
Vol. 4 No. 2 Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

PENDAHULUAN memperkenalkan materi kimia dengan


lebih menarik,memberikan motivasi dan
Kimia merupakan salah satu mata
merangsang aktivitas siswa terhadap
pelajaran penting di Sekolah Menengah
pokok bahasan, sehingga siswa tidak
Atas (SMA). Mata pelajaran kimia
merasa kesulitan dalam menanamkan
diujinasionalkan sesuai dengan Peraturan
pemahaman terhadap konsep dasar materi
Pemerintah no.59 tahun 2011 bab
kimia.
VIPasal 18 (Permendiknas (Peraturan
Hasil wawancara yang dilakukan
Mentri Pendidikan Nasional) , 2011).
pada siswa kelas XI IPA 2 di SMA
Siswa sering mengalami miskonsepsi dan
Negeri 10 Pontianak mengatakan bahwa
merasa kesulitan dalam memahami
materihidrokarbon adalah materi yang
pembelajaran kimia karena materinya
dianggap sulit bagi siswa. Siswa
yang cukup banyak, terdapat konsep yang
kesulitan memberikan nama rantai
abstrak,banyaknya perhitungan dan
karbon dan mengambarkan struktur
memerlukan pemahaman secara
kimianya. Siswa cenderung belajar
baik(Harahap, 2012).Belajar kimia tidak
dengan cara menghapal, padahal materi
lepas dari fakta, konsep, dan prinsip,
hidrokarbon dipelajari dengan cara
ketiganya terkait dalam suatu sistem
memahami materi. Materi hidrokarbon
(Istijabatun, 2008).Faktor penyebab
merupakan salah satu materi yang
kesulitan siswa disebabkan oleh
penting di kelas X karena materi
kurangnya minat dan perhatian siswa
hidrokarbon merupakan materi prasyarat
pada saat proses pembelajaran
untuk materi selanjutnya dikelas XII,
berlangsung,kesiapan siswa dalam
seperti minyak bumi dan senyawa
menerima konsep baru, penekanan pada
turunan alkana. Ketidaktuntasan materi
konsep-konsep prasyarat yang penting,
hidrokarbon akan berdampak pada
penanaman konsep, strategi belajar, dan
ketidaktuntasan materi selanjutnya yang
kurangnya variasi latihan soal (Marsita,
diperlihatkan dari hasil belajar siswa
2010). Kesulitan memahami materi kimia
yang rendah dan dibuktikan dari
dapat diatasi dengan melakukan
tingginya presentasi ketidak tuntasan
pengajaran yang efektif.
siswa pada materi minyak bumi sebanyak
Pengajaran efektif dapat terjadi
79,38 % dan senyawa turunan alkana
jika siswa melibatkan dirinya dalam
79,24%.
aktifitas belajar, selain itu siswa juga
Hasil belajar siswa pada mata
dibiasakan untuk berbeda pendapat
pelajaran kimia masih tergolong rendah.
sehingga menjadi sosok yang cerdas dan
Hal ini dapat dilihat dari nilai harian
kritis (Kyriacou, 2011:42). Undang-
dengan kriteria nilai Kriteria Ketuntasan
Undang No.20 Tahun 2003 tentang
Minimum (KKM)sebesar 75, dan salah
Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat
satu matapelajaran kimia yang memiliki
2 kurikulum pada semua jenjang dan
ketidaktuntasan tertinggi ialah pada
jenis pendidikan dikembangkan dengan
materi hidrokarbon yakni sebesar
prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan
67,40%.
pendidikan, potensi daerah dan peserta
Hasil wawancara salah satu siswa
didik. Guru kimia diharapkan
yang berkemampuan sedang diperoleh

24
Vol. 4 No. 2 Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

informasi bahwa evaluasi yang terdapat dan harus dipilih oleh siswa (Shidiq,
disekolah berupa pilihan ganda dan esai. 2014). Keunggulan tes diagnostik pilihan
menurut siswa pada soal pilihan ganda, ganda dua tingkat yaitu dapat
waktu pengerjaan soal pilihan ganda yang mengungkap alasan balik opsi yang
diberikan dalam bentuk perhitungan dipilih siswa, hal ini secara tidak
cendrung memerlukan waktu yang lama langsung mengurangi tingkat kesalahan
dalam pengerjaannya, bahasa yang yaitu kemungkinan siswa menebak
digunakan terkadang sulit dipahami dan jawaban karena pada tes ini jawaban
memiliki pilihan jawaban yang menjebak. siswa dianggap benar jika pilihantier
terkadang siswa yang memiliki pertama dan kedua dijawab benar oleh
kemampuan tinggi memiliki nilai yang siswa.
lebih rendah dibandingkan dengan siswa Tes diagnostik pilihan ganda dua
yang berkemampuan rendah, hal ini tingkat juga dapat mengidentifikasi dan
dikarenakan siswa dengan kemampuan mengevaluasi konsepsi siswa dalam
tinggi terkecoh dengan pilihan jawaban bidang tertentu yaitu melalui tier pertama
yang terdapat pada soal pilihan ganda, untuk menentukan pengetahuan faktual
sehingga membuat siswa tidak yakin dan atau konseptual sedangkan tier kedua
kebingungan dengan jawaban siswa digunakan untuk mengetahui alasan
tetapi untuk siswa yang berkemampuan dibalik pilihan tier pertama.Selain itu, tes
rendah siswa hanya mengandalkan diagnostik pilihan ganda dua tingkat
jawaban dari teman, untuk soal dalm memiliki dua keunggulan lainnya
bentuk esai siswa harus menjelaskan dibandingkan pertanyaan one-tier
secara rinci dan dalam satu soal terdapat konvensional.Keunggulan yang pertama
beberapa poin soal yang harus dijelaskan. adalah menurunkan ukuran kesalahan
selain itu soal dalam bentuk esai juga dalam memilih jawaban. Pada pilihan
memiliki kelemahan yakni memerlukan ganda one-tier dengan lima kemungkinan
waktu yang cukup lama dalam opsi terdapat 20% kemungkinan siswa
pengoreksiannya dan soal tes esai juga menjawab dengan cara menebak.
memiliki keterbatasan dalam memenuhi Jawaban acak dan tebakan yang benar
materi, sehingga diperlukan tes harus dihitung sebagai ukuran
diagnostic pilihan ganda dua tingkat. kesalahan.Kemungkinan kesalahan pada
Tes diagnostik pilihan ganda dua pilihan ganda two tier hanya sebesar 4%
tingkatyang dikembangkan adalah tes karena jawaban dianggap benar jika
diagnostik yang berbentuk pilihan kedua tier yang dipilihnya tepat.
gandayang terdiri dari dua tingkat. Keunggulan kedua dari format pilihan
Tingkat pertama adalah butir tes yang ganda two tier adalah dapat mengetahui
mengungkap suatu konsep tertentu dan dua aspek informasi dari satu fenomena
tingkat yang kedua adalah butir tes yang yang sama, yaitu jawaban dari tier
mengungkap alasan responden tentang pertama dantier kedua umumnya
jawaban yang diberikan pada butir tes merupakan penjelasan dari pilihan pada
yang pertama. Tes diagnostik pilihan tier pertama.Berbeda dengan tes pilihan
ganda dua tingkatadalah bentuk pilihan ganda atau multiple choiceyang hanya
ganda yang alasannya sudah disediakan terdiri dari butir soal atau tugas yang

25
Vol. 4 No. 2 Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

jawabannya dipilih dari alternatif yang 3) Keefektifan (Effectiveness), dikatakan


lebih dari dua. Alternatif jawaban efektif jika skor hasil belajar lebih
kebanyakan berkisar antara 4 (empat) dan besar atau sama dengan 80% dari
5 (lima) saja (Munthe, 2009). keseluruhan subjek uji coba tuntas
dan adanya respon positif siswa yang
METODOLOGI PENELITIAN dilihat dari angket respon siswa.
Jenis penelitian ini adalah Pedoman penskoran yang
penelitian dan pengembangan (research digunakan dalam penelitian mengacu
and development) yang mengacu pada pada pedoman penskoran yang diadaptasi
Borg and Gall (1983) yang diadaptasi oleh Beyrak (2013), seperti yang
sesuai dengan kebutuhan diperlihatkan pada Tabel 1.
penelitian.Penelitian ini dilakukan di Tabel 1 Pedoman Penskoran
SMA Negeri 10 Pontianak. Instrumen Two-tier Multiple Choice
Teknik dan instrumen Kriteria
pengumpulan data yang digunakan pada Penskoran Instrumen Two-
Skor
penelitian ini yakni menggunakan teknik tier Multiple Choice Kriteria
komunikasi tidak langsung dengan alat Tidak ada jawaban 0
yang berupa angket (angket respon siswa Menjawab lebih dari satu 0
dan angket respon guru), dan teknik Satu Jawaban benar pada
0
pengukuran dengan alat yang berupa tes Second Tier
hasil belajar yakni tes diagnostik pilihan Satu Jawaban benar pada First
1
ganda dua tingkat. Tier
Penelitian ini terdiri atas 7 Dua Jawaban benar pada First
2
langkah yakni (1) pengumpulan and Second tier
informasi dan penelitian pendahuluan, (2)
Perencanaan, (3) pengembangan produk HASIL DAN PEMBAHASAN
pendahuluan, (4) Uji coba awal, (5) A. Hasil Penelitian
Revisi uji coba, (6) uji coba utama dan 1. Pengumpulan Informasi dan
(7) Revisi uji coba utama. Instrumen Penelitian Pendahuluan
penelitian dikatakan baik jika memenuhi Pada tahap penelitian
aspek-aspek kualitas antara lain: pendahuluan, langkah-langkah yang
1) Validitas (Validity), uji validitas ini dilakukan yaitu mengumpulkan informasi
dilakukan dengan kriteria validasi isi (kajian pustaka dan pengamatan kelas)
menggunakan perhitungan manual, dan identifikasi permasalahan yang
Suatu butir dikatakan valid apabila dijumpai dalam pembelajaran dan
nilai kriterianya > 3 merangkap permasalahan.
2) Kepraktisan (Practicaly), sebuah a. Mengumpukan informasi
instrumen dikatakan baik jika Mengumpulkan informasi
diperoleh dari angket respon guru dan dilakukan dengan mengkajian materi
siswa yang diberikan untuk hidrokarbon dan mengkajian tes
menganalisis data respon dengan diagnostik pilihan ganda dua tingkat.
kriteria 60% ≤ NRS < 80%. Dalam mengkajian materi hidrokarbon
ini dilakukan untuk menentukan sub

26
Vol. 4 No. 2 Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

materi manakah yang akan digunakan 2. Perencanaan


dalam pembuatan soal tes diagnostik Dalam langkah perencanaan
pilihan ganda dua tingkat, ini disesuaikan peneliti harus memberikan informasi
dengan kesesuaian materi yang telah yang tepat untuk mengembangkan
disampaikan oleh guru, mengkajian tes program-program atau produk, hal ini
diagnostik pilihan ganda dua tingkat dapat dilihat berdasarkan:
dilakukan agar dapat membantu peneliti a. Identifikasi dan definisi
untuk menyelesaikan masalah keterampilan
penelitiannya dengan mengacu pada teori Mencari literatur yang digunakan
dan hasil-hasil penelitian sebelumnya sebagai salah satu cara untuk mengacu
yang relevan. pada penelitian terdahulu yang sudah
b. Identifikasi permasalahan yang pernah dilakukan oleh peneliti
dijumpai dalam pembelajaran dan pengembangan tes diagnostik pilihan
merangkap permasalahan ganda dua tingkat.
1. Sumber belajar yang dipakai guru b. Perumusan tujuan
dan siswa Mengetahui kepraktisan dilihat
Sumber belajar yang digunakan di dari kevalidan, kepraktisan dan
SMA Negeri 10 Pontianak terutama pada keefektifan untuk mengukur hasil belajar
mata pelajaran kimia adalah LKS siswa pada Materi Hidrokarbon di Kelas
(Lembar Kerja Siswa). Baik guru X SMA Negeri 10 Pontianak layak
maupun siswa dalam proses digunakan yang dilihat dari kevalidan
pembelajarannya hanya mengandalkan hasil penilaian validator tentang
LKS saja padahal LKS yang ada tidak instrumen tes diagnostik pilihan ganda
memuat lengkap tentang isi bahasan dua tingkat, keefektifan dilihat dari
materi yang adadan LKS hanya berupa persentase angket respon siswa dan
ringkasan dari materi yang ada sehingga kelayakan dilihat dari hasil belajar siswa
dalam hasil belajarnya banyak siswa yang instrumen Penilaian tes diagnostik pilihan
belum mencapai standar kelulusan (nilai ganda dua tingkat.
KKM). c. Uji ahli/uji coba skala
2. Tes yang digunakan pada saat kecil/expect judgement
evaluasi pembelajaran Uji yang dilakukan ada dua yakni
Evaluasi yang digunakan di SMA uji skala kecil (uji coba awal) dengan
Negeri 10 Pontianak berupa pilihan jumlah siswa sebesar 21 siswa dari kelas
ganda dan essai, yaitu bentuk tes yang XI 1, XI 2 dan XI 3 yang dipilih dari
sering digunakan disekolah. Namun, hasil belajar siswa dari seluruh siswa
sampai saat ini tes pilihan ganda belum yang berkemampuan tinggi,
bisa meningkatkan hasil belajar siswa, berkemampuan sedang dan
sehingga guru juga belum bisa mengukur berkemampuan rendah dan uji skala besar
sejauh mana siswa dapat memahami (uji coba utama) yang dilakukan oleh
materi yang disampaikannya. seluruh siswa kelas X 1, X 2, X 3
sebanyak 118 siswa.

27
Vol. 4 No. 2 Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

3. Pengembangan Produk 4. Uji Coba Awal


Pendahuluan Berdasarkan presentase nilai yang
Setelah semuanya siap maka dihasilkan pada analisis kepraktisan
produk pengembangan siap untuk diuji instrumen penilaian menunjukkan bahwa
cobakan pada siswa, tetapi sebelum diuji presentase nilai respon siswa mengenai
cobakan hal yang dilakukan ialah: instrumen tes diagnostik pilihan ganda
a. Perangkat evaluasi dua tingkat yang diberikan adalah sebesar
Perangkat evaluasi dalam 83,23% dan apabila mengacu kriteria
penelitian ini adalah instrumen tes kepraktisan menurut Prasetyo (2012),
diagnostik pilihan ganda dua tingkat letak kepraktisan instrumen penilaian
dengan Jumlah soal pilihan ganda berada antara rentang 80% ≤ NRS ≤
beralasan yang digunakan pada tahap ini 100% artinya tes diagnostik pilihan ganda
adalah 15 butir soal pilihan ganda, yang dua tingkatdapat digunakan dengan tanpa
sebelumnya telah dikonsultasikan terlebih revisi dan memiliki nilai kepraktisan
dahulu dengan guru mata pelajaran kimia sangat kuat.
di kelas X untuk menyesuaikan rentang a. Tes Hasil Belajar
materi yang diujikan dan melakukan Peserta uji coba awal
beberapa perbaikan sehingga siswa merupakan siswa kelas XI IPA 1, IPA 2,
mudah memahami soal yang akan IPA 3 SMA Negeri 10 Pontianak.Hasil
diujicobakan. belajar siswa setelah tes menggunakan
instrumen penilaian tes diagnostik pilihan
b. Uji validasi ganda dua tingkat akan menunjukkan
Uji validasi dilakukan untuk apakah instrumen penilaian ini dapat
mengetahui tingkat kevalidan suatu alat membantu siswa dalam meningkatkan
yang akan dikembangkan. Validasi hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa
dilakukan sebelum uji coba awal yang pada uji coba awal ditunjukkan pada
dilakukan dengan memvalidasi soal tes Tabel 2.
diagnostik pilihan ganda dua tingkat Tabel 2. Hasil belajar siswa pada Uji
kepada tiga validator. Jika nilai validator Coba Awal
telah mencapai > 3 maka soal tes
diagnostik pilihan ganda dua tingkat telah
layak diuji cobakan.Hasil yang diperoleh
dari ketiga validator menunjukkan bahwa
nilai Vainstrumen dikatakan valid dari segi
materi, konstruk dan bahasa dengan nilai
Vainstrumen sebesar 3.97 berdasarkan
kriteria kevalidan instrumen penilaian,
nilai instrumen penilaian ini 3.97 > 3
yang menandakan bahwa instrumen
penilaian memiliki kriteria valid.

28
Vol. 4 No. 2 Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Tabel 2. menunjukkan bahwa hasil tersebut diperoleh temuan sebagai berikut


belajar yang diperoleh oleh 21 siswa : 1) Masih banyak penggunaan huruf
kelas XI IPA SMA Negeri 10 Pontianak kapital pada kalimat yang belum benar
setelah pelaksanakan uji coba awal, yang dan 2) Penulisan struktur yang tidak
mendapatkan kriteria sangat baik sebesar konsekuen.
47,61% siswa, sebesar 42,85% siswa 5. Uji Coba Lapangan Utama
yang mendapatkan kriteria hasil belajar Setelah dinyatakan tanpa
baik dan 9,52 % siswa yang mendapatkan revisi kemudian, instrumen penilaian tes
kriteria hasil belajar cukup. Kemudahan diagnostik pilihan ganda dua tingkat
siswa dalam mengerjakan soal berakibat diujicobakan pada siswa kelas XI,
pada hasil belajar siswa. Hasil analisis kemudian diuji cobakan kembali pada
keefektifan diketahui dengan siswa kelas X SMA Negeri 10
membandingkan nilai hasil belajar Pontianak.Kegiatan uji coba utama
sebelum dan sesudah perlakuan, hal ini dilakukan di SMA Negeri 10 Pontianak.
dapat dilihat melalui hasil belajar siswa Uji coba tersebut dilakukan untuk
yang meningkat, hal ini dapat dilihat dari menganalisis kembali nilai kepraktisan
nilai hasil belajar siswa ketika dan keefektifan dari instrumen penilaian
menggunakan soal tes diagnostik pilihan tes diagnostik pilihan ganda dua
ganda dua tingkat, yang mengalami tingkat.Hasil analisis kepraktisan
peningkatan dari 52,38 % menjadi 76,19 instrumen penilaian tes diagnostik pilihan
%, dan tes diagnostik ini dapat ganda dua tingkat uji coba utama
mengurangi tingkat ketidaktuntasan disajikan pada Tabel 3.
sebesar 23,81%.
Nilai hasil belajar diperoleh Tabel 3. Hasil analisis kepraktisan
perhitungan reliabilitas dan didapatkan Kelas
Kriteri
nilai cronbach’s alpha yang ditunjukkan No Uji coba %NRS
a
dari uji coba yang dihasilkan dari Utama
perhitungan SPSS 18 for windows 118 78.80% kuat
1.
terhadap uji coba awal, diperoleh nilai siswa
sebesar 0,650. Dari nilai alpha ini setelah *NRS = Nilai respon siswa
dibandingkan dengan tabel nilai koefisien
r11, menunjukkan bahwa nilai reliabilitas Nilai %NRS yang dihasilkan dari
tes hasil belajar adalah tinggi sehingga ketiga kelas pada analisis kepraktisan
instrumen penelitian layak digunakan. intrumen penilain tes diagnostik pilihan
b. Revisi uji coba awal ganda dua tingkat setelah pelaksanaan uji
Hasil analisis uji coba awal yang coba utama menunjukkan bahwa
dilakukan kemudian dijadikan pedoman persentase yang dilihat dari angket respon
dalam perbaikan soal tes diagnostik siswa setelah diberikan instrumen
pilihan ganda dua tingkat. Selama penilaian adalah sebesar 78,80% dan
kegiatan uji coba dilakukan analisis apabila mengacu pada kriteria
terhadap kekurangan instrumen penilaian kepraktisan menurut Prasetyo
tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat (2012),letak kepraktisan istrumen
yang dilakukan, dari hasil analisis penilaian berada diantara 60% ≤ NRS <

29
Vol. 4 No. 2 Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

80% maka kriteria instrumen penilaian dibandingkan dengan data nilai sebelum
adalah kuat, sehingga dapat digunakan menggunakan tes diagnostik pilihan
dan tanpa revisi. ganda dua tingkat. Adapun hasil
Dari nilai kepraktisan melalui perbandingan nilai ketuntasan hasil
respon siswa rata-rata pada uji coba awal belajar sebelum penggunaan instrumen
dan uji coba utama terlihat mengalami penilaian dan sesudah menggunakan
penurunan, yakni dari 83,23% pada uji instrumen penilaian dapat dilihat pada
coba awal dan 78,80% pada uji coba Tabel 4.
utama. Hal ini dikarenakan siswa pada uji
coba awal sudah pernah latihan Tabel 4. Nilai sesudah dan sebelum
mengerjakan soal pada materi menggunakan tes diagnostik pilihan
hidrokarbon walaupun hanya ganda dua tingkat
menggunakan tes pilihan ganda dan
ketika siswa dihadapi dengan soal pada 1. Nilai tes pilihan ganda dan esai
materi yang sama, siswa hanya sekilas
mengingat materi yang dipelajari siswa
saat tes sebelumnya, sehingga respon
siswa lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa yang baru mendapat materi
hidrokarbon dengan tes yang berbeda dari
sebelumnya.selain itu, krakteristik pada
siswa uji coba awal ialah siswa yang
memang memiliki respon yang baik, 2. Nilai tes diagnostik pilihan ganda
kemampuan mereka diatas rata-rata dan dua tingkat
mereka siswa yang aktif dikelas, lain
N Tidak
halnya dengan siswa pada uji coba utama Kelas Tuntas %
o tuntas %
yang lebih dari 90 orang dengan
1. X1 32 orang 7 orang
kemampuan yang sangat berbeda-beda
2. X2 31 orang 8 orang
dari siswa uji coba awal dengan siswa 21
3. X3 38 orang 2 orang
orang.
Rata –
a. Hasil Belajar Siswa 101 (85,57%) 17 (14,40%)
rata
Selain mampu membuat siswa
dengan mudah mengingat materi yang
sebelumnya dengan menggunakan Pada penelitian ini untuk melihat
instrumen penilaian yang telah dibuat, keefektifan dari suatu subjek peneliti
instrumen penilaian tes diagnostik pilihan yakni instrumen penilaian tes diagnostik
ganda dua tingkat diharapkan efektif pilihan ganda dua tingkat hanya dengan
dalam memberikan dampak terhadap membandingkan nilai siswa ketika
perubahan hasil belajar siswa setelah menggunakan instrumen tes pilihan
penggunaannya. Ketuntasan hasil belajar ganda dan essai dengan instrumen
yang diperoleh dari hasil uji coba penilaian tes diagnostik pilihan ganda dua
lapangan utama pada siswa kelas X1, X2 tingkat.
dan X3 SMA Negeri 10 Pontianak akan

30
Vol. 4 No. 2 Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Pilihan ganda dua tingkat dari 118 4. Indikator 4: Menentukan tata nama
siswa, yang memiliki ketuntasan yakni dari suatu senyawa-senyawa
sebesar 26,27% dengan nilai KKM 75. hidrokarbon alkana, alkena dan
Sedangkan hasil tes yang didapatkan dari alkuna dengan ketuntasan sebesar
118 siswa ketika menggunakan tes 61,01% dan ketidaktuntasan sebesar
diagnostik pilihan ganda dua tingkat 38,98%.
yakni sebesar 85,57% dari kedua hasil tes 5. Indikator 5: Menentukan kenaikan
yang diperoleh ketika sebelum titik didih dari suatu senyawa, dengan
menggunakan tes diagnostik dan sesudah ketuntasan sebesar 93,22% dan
menggunakan tes diagnostik pilihan ketidaktuntasan sebesar 6,777%.
ganda dua tingkat terlihat bahwa ada 6. Indikator 6: Menentukan isomer pada
peningkatan pada hasil belajar siswa senyawa-senyawa hidrokarbon,
sebesar 59,3%. Hal ini menunjukkan dengan ketuntasan sebesar 67,79%
bahwa tes diagnostik dapat meningkatkan dan ketidaktuntasan sebesar 32,20%.
hasil belajar siswa dibandingkan dengan 7. Indikator 7: Menentukan reaksi
tes pilihan ganda dan esai.Peningkatan sederhana seperti reaksi adisi,
pada hasil belajar siswa ini dikarenakan, substitusi, eliminasi dan oksidasi,
pada soal tes dignostik pilihan ganda dua dengan ketuntasan sebesar 70,33%
tingkat lebih mengungkap pemahaman dan ketidaktuntasan sebesar 29,66%.
siswa dengan adanya pilihan jawaban
alasan membuat siswa lebih mengingat b. Revisi uji coba utama
materi yang sudah tersampaikan oleh Instrumen tes diagnostik pilihan
guru. ganda dua tingkat sudah tidak ada
Hasil belajar siswa juga dapat perbaikan baik dari siswa maupun guru
dilihat dari ketuntasan setiap indikator, kimia SMA Negeri 10 Pontianak.
berikut persentase ketuntasan setiap
indikator pada soal tes diagnostik pilihan KESIMPULAN
ganda dua tingkat yakni: Instrumen penilaian tes diagnostik
1. Indikator 1:Mengetahui faktor yang pilihan ganda dua tingkat dikatakan layak
menyebabkan banyaknya senyawa ditinjau dari segi kevalidan, kepraktisan
karbon, dengan Ketuntasan sebesar dan keefektifan. Kevalidan dilihat dengan
68,66% dan Ketidaktuntasan sebesar nilai Vainstrumen sebesar 3,97, nilai
31,35%. kepraktisan sebesar 78.80% dan
2. Indikator 2: Membedakan atom C keefektifan hasil belajar siswa sebesar
primer, atom C sekunder, atom C 85,57%.
tersier dan atom C kuartener, dengan
ketuntasan sebesar 79,66% dan DAFTAR PUSTAKA
ketidaktuntasan sebesar 20,33%.
3. Indikator 3: Menentukan senyawa- Harahap, L. (2014). Pengembangan
jenuh dan tak jentuh, dengan Instrument Tes Diagnostik Pilihan
Ganda Dua Tingkat Untuk
ketuntasan sebesar 73,72% dan
Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa
ketidaktuntasan sebesar 26,27%. Pada Materi Kesetimbangan Kimia.

31
Vol. 4 No. 2 Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Skripsi. Jurusan Pendidikan Kimia,


Universitas Pendidikan Indonesia.
Istijabatun, S. (2008). Pengaruh
Pengetahuan Alam Terhadap
Pemahaman Mata Pelajaran Kimia.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia.
Vol. 2, No. 2, 2008
Kryriacou, C. (2012). Effectiveteaching:
Theoryandpractice. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka
Marsita, R.A ., Priatmoko, S & Kusuma,
E. (2012). Analisis Kesulitan Belajar
Kimia Siswa SMA Dalam Memahami
Materi Larutan Penyangga Dengan
Menggunakan Two-Tier Multiple
Choice Diagnostik Instrument. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4,
Vol.5, No 1, April 2014
Munthe, B. (2009). Desain
Pembelajaran. Yokyakarta: PT
Pustaka Insan Madani.
Prasetyo, W. (2012). Pengembangan
Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Dengan Pendekatan Pmr Pada Materi
Lingkaran di Kelas VIII SMPN 2
Kepohbaru Bojonegoro.
MATHEdunesa. ISSN: 2301-9085.
Vol. 1 No. 1.

Shidiq, A.S., Masykuri, M & Susanti, E.


(2014). Pengembangan Instrument
Penilaian Two-Tier Multiple
Choice Untuk Mengukur
Keterampilan Berfikir Tingkat
Tinggi (Higher Order Thinking
Skil) Pada Materi Kelarutan Dan
Hasil Kali Kelarutan Untuk Siswa
SMA/MA Kelas XI. Jurnal
Pendidikan Kimia JPK. ISSN:
2337-9995. Vol. 3 No. 4 Tahun
2014.

32

Anda mungkin juga menyukai