e-ISSN 2655-8130
Eko Prianto1)
1)
SMA Negeri 3 Pagaralam
1)
ekoprian24@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning yang efektif dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa kelas
XII IPA 3 SMA Negeri 3 Pagar Alam. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas yang dilanjutkan dengan kuasi eksperimen. Subjek penelitian adalah siswa
SMA Negeri 3 Pagar Alam dengan kelas XII IPA 3 sebagai kelas PTK, kelas XII IPA 2 sebagai
kelas eksperimen dan kelas XII IPA 1 sebagai kelas kontrol. Teknik yang digunakan untuk
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling dengan
cara undian. PTK dilakukan dengan 3 siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan
lembar observasi dan tes. Analisis data menggunakan rata-rata nilai dan t-tes. Pembelajaran
Problem Based Learning efektif dan dapat meningkatkan prestasi belajar kimia siswa kelas
XII IPA SMA Negeri 3 Pagar Alam.
121
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 11 (1) 2021 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130
Eko Prianto1)
1)
SMA Negeri 3 Pagaralam
1)
ekoprian24@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to describe the application of the problem-based learning model which can
effectively increase the creativity and learning achievement of students in class XII IPA 3 SMA
Negeri 3 Pagar Alam. The research method used was Classroom Action Research which was
followed by a quasi experiment. The research subjects were students of SMA Negeri 3 Pagar
Alam with class XII IPA 3 as the PTK class, class XII IPA 2 as the experimental class and class
XII IPA 1 as the control class. The technique used for sampling in this study was a random
sampling technique by lottery. CAR is done in 3 cycles. Data collection techniques using
observation sheets and tests. Data analysis using the average value and t-test. Problem
Based Learning is effective and can improve the chemistry learning achievement of students
in class XII IPA SMA Negeri 3 Pagar Alam.
122
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 11 (1) 2021 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130
PENDAHUL
UAN proses, yaitu kerja ilmiah (Mulyasa, 2006).
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Idealnya pada pembelajaran kimia
dan Teknologi yang sangat pesat siswa dilibatkan secara aktif selama proses
menuntut suatu negara untuk dapat pembelajaran berlangsung. Dengan
beradaptasi mengikuti perkembangannya. aktifnya siswa dalam proses pembelajaran
Pendidikan adalah faktor yang utama bagi baik maka akan menimbulkan kretivitas
suatu negara untuk dapat mengikuti siswa selama mengikuti pelajaran. Siswa
kemajuan dan bersaing dengan negara dilibatkan dalam mencari informasi materi
lain dalam menghadapi era globalisasi. yang dipelajari, diberi kesempatan untuk
Sekolah yang merupakan tempat bertanya, mengumpulkan data,
berlangsungnya proses pendidikan mengasosiasi dan juga
menjadi hal yang harus diperhatikan mengkomunikasikan apa yang didapatnya
dalam menyiapkan sumber daya manusia baik secara individu maupun kelompok.
yang berkualitas dan memiliki kompetensi Selama ini, proses pembelajaran
handal. yang berlangsung di kelas XII IPA SMA
Keberhasilan kegiatan pembelajaran Negeri 3 Pagar Alam masih sedikit sekali
yang dilakukan dalam kelas penentunya keterlibatan siswa. Keterbatasan
bukan hanya guru dan siswa tetapi juga pemahaman sebagian guru dalam
tidak kalah pentingnya adalah model serta menerapkan model pembelajaran yang
strategi pembelajaran yang digunakan bervariasi di kelas menjadi sebab guru
sesuai dengan kondisi dalam kelas. lebih cenderung menggunakan model
Kimia merupakan salah satu mata pembelajaran yang monoton. Kreativitas
pelajaran peminatan pada jurusan IPA di keterampilan siswa untuk berfikir kritis
SMA. Banyak peserta didik yang dalam menyelesaikan permasalahan yang
mengangggap kimia sebagai mata ada selama proses pembelajaran secara
pelajaran yang sulit (Sirhan, 2007). Konsep mandiri masih sangat kurang.
Kimia yang bersifat abstrak, model Berdasarkan observasi yang
pembelajaran yang diterapkan guru, dan dilakukan peneliti menunjukkan prestasi
kurangnya guru menjadi penyebab belajar siswa kelas XII IPA SMA Negeri 3
peserta didik kesulitan dalam belajar Pagar Alam pada mata pelajaran kimia
kimia. Sementara itu tujuan pembelajaran dalam tahun pelajaran 2020/2021 masih
kimia menurut Sastrawijaya (1988: 113) rendah. Dari jumlah siswa 103 orang,
adalah memperoleh pemahaman yang siswa mencapai ketuntasan berjumlah 51
tahan lama perihal berbagai fakta, orang atau 49,5% dengan nilai rata-rata
kemampuan mengenal dan memecahkan 60, sedangkan kriteria ketuntasan minimal
masalah, mempunyai keterampilan dalam yang ditetapkan sekolah 65.
menggunakan laboratorium, serta Salah satu model pembelajaran yang
mempunyai sikap ilmiah dalam kehidupan melibatkan siswa aktif dalam proses
sehari-hari. Belajar kimia dikatakan pembelajaran adalah model pembelajaran
berhasil jika tujuan pembelajaran kimia Problem Based Learning (PBL) dalam
dapat tercapai. bahasa Indonesia disebut Pembelajaran
Sebanyak dua aspek yang berkaitan Berbasis Masalah (PBM).
dengan kimia yang tidak bisa dipisahkan, Dari urai di atas maka akan melihat
yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan Bagaimana penerapan model
kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, pembelajaran Problem Based Learning
hukum, dan teori), serta kimia sebagai dapat meningkatkan kreativitas belajar
123
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 11 (1) 2021 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130
siswa pada pelajaran kimia pada kelas XII keterampilan dalam memecahkan
IPA SMA Negeri 3 Pagar Alam? Apakah masalah.
penerapan model pembelajaran Problem Langkah-langkah dalam model
Based Learning dapat meningkatkan Problem Based Learning adalah;
prestasi belajar siswa pada pelajaran kimia Tahap pertama, adalah proses
pada kelas XII IPA SMA Negeri 3 Pagar orientasi peserta didik pada masalah. Pada
Alam?Bagaimanakah efektivitas tahap ini guru menjelaskan tujuan
penerapan model pembelajaran Problem pembelajaran, menjelaskan logistik yang
Based Learning dapat meningkatkan diperlukan, memotivasi peserta didik
prestasi belajar siswa pada pelajaran kimia untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan
pada kelas XII IPA SMA Negeri 3 Pagar masalah, dan mengajukan masalah.
Alam? Tahap kedua, mengorganisasi
Terkait variabel-variabel yang peserta didik. Pada tahap ini guru
diteliti, maka akan dikaji teori-teori yang membagi peserta didik kedalam
berhubungan dengan variabel yang akan kelompok, membantu peserta didik
di ukur. Duch mengemukakan bahwa mendefinisikan dan mengorganisasikan
pengertian dari model Problem Based tugas belajar yang berhubungan dengan
Learning adalah: Problem Based Learning masalah.
(PBL) atau pembelajaran berbasis masalah Tahap ketiga, membimbing
adalah model pengajaran yang becirikan penyelidikan individu maupun kelompok.
adanya permasalahan nyata sebagai Pada tahap ini guru mendorong peserta
konteks untuk para peserta didik belajar didik untuk mengumpulkan informasi yang
berfikir kritis dan keterampilan dibutuhkan, melaksanakan eksperimen
memecahkan masalah serta memperoleh dan penyelidikan untuk mendapatkan
pengetahuan,(Shoimin 2014:130). penjelasan dan pemecahan masalah.
Finkle menyatakan bahwa; Tahap keempat, mengembangkan
Pembelajaran Berbasis Masalah dan menyajikan hasil. Pada tahap ini guru
merupakan pengembangan kurikulum dan membantu peserta didik dalam
sistem pengajaran yang mengembangkan merencanakan dan menyiapkan laporan,
secara stimulun strategi pemecahan dokumentasi, atau model, dan membantu
masalah dan dasar-dasar pengetahuan mereka berbagi tugas dengan sesama
dan keterampilan dengan menenmpatkan temannya.
para peserta didik dalam peran aktif Tahap kelima, menganalisis dan
sebagai pemecah permasalahan sehari- mengevaluasi proses dan hasil pemecahan
hari yang tidak terstruktur dengan baik. masalah. Pada tahap ini guru membantu
(Shoimin 2014;130) peserta didik untuk melakukan refleksi
Sedangkan menurut Kamdi atau evaluasi terhadap proses dan hasil
(2007:77) berpendapat bahwa: Model penyelidikan yang mereka lakukan.
Problem Based Learning diartikan sebagai (Trianto, 2007 : 70 )
sebuah model pembelajaran yang Model pembelajararan Problem
didalamnya melibatkan siswa untuk Based Learning akan menumbuhkan
berusaha memecahkan masalah dengan kreativitas. Supriadi (1994: 7) mengatakan
melalui beberapa tahap metode ilmiah kreativitas merupakan kemampuan
sehingga siswa diharapkan mampu seseorang untuk melahirkan sesuatu yang
mempelajari pengetahuan yang berkaitan baru, baik berupa gagasan maupun karya
dengan masalah tersebut dan sekaligus nyata, yang relatif berbeda dengan apa
siswa diharapkan akan memiliki yang telah ada sebelumnya.
124
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 11 (1) 2021 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130
Munandar (2012: 43) menyebutkan nyata yang merupakan hasil interaksi dari
skema penilaian kreativitas meliputi berbagai faktor yang memepengaruhi baik
empat kriteria dari berfikir kreatif, yaitu dari dalam maupun dari luar dari individu
kelancaran (fluency), kelenturan dalam belajar. Sedangkan
(flexibility), keaslian (originality), dan (Djamarah,2012: 23) menyatakan prestasi
kerincian (elaboration). belajar adalah hasil yang diperoleh berupa
Menurut Sumanto,(2006: 9) kesan-kesan yang mengakibatkan
kreativitas merupakan seperangkat perubahan dalam diri individu sebagai
kemampuan seseorang yang meliputi: 1) ahsil dari aktivitas dalam belajar.
kepekatan mengamati berbagai masalah Kemudian Djamarah (2012: 23)
melaui indr, 2) kelancaran mengemukakan menyatakan prestasi belajar adalah hasil
berbagai alternatif pemecahan masalah, yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
3) keluwesan melihat atau memendang mengakibatkan perubahan dalam diri
suatu masalah serta kemungkinan individu sebagai ahsil dari aktivitas dalam
jawaban pemecahnnya, 4) kemampuan belajar.
merespon atau membuahkan gagasan
dalam pemecahan masalah originalitas METODE
yang biasa atau umum ditemukan, 5) Penelitian ini menggunakan desain
kemampuan yang berkaitan dengan model PTK menurut Kemmis dan Mc
keunikan cara atau mengungkapkan Taggart. (Sukarno, 2009: 2) yang meliputi
gagasan dalam menciptakan karya seni, 6) perencanaan, tindakan, observasi dan
kemampuan mengabstrasi hal-hal yang refleksi dan quasi eksperimen Penelitian
bersifat umum dan mengaitkannya diawali dengan studi awal, dilanjutkan
menjadi hal-hal yang spesifik, 7) dengan perencanaan, pelaksaan,
kemampuan memadukan atau observasi dan refleksi selama 3 siklus.
mengkombinasikan unsur-unsur seni Sedangkan quasi eksperimen dilakukan
menjadi karya seni yang utuh, 8) menggunakan pre-test dan post test pada
kemampuan menata secara terpadu dari kelas ekperimen dan kelas kontrol.
keseluruhan unsur-unsur seni kedalam Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
tatanan yang selaras. kelas XII IPA SMA Negeri 3 Pagar Alam
Supriadi (1994: 7) mengatakan yang terdiri dari 3 rombongan belajar
kreativitas yaitu kemampuan seseorang yaitu kelas kelas XII IPA 1 berjumlah 34
dalam melahirkan sesuatu yang baru, baik siswa sebagai kelas kontrol, dan Kelas XII
berupa gagasan ataupun karya nyata, yang IPA 2 berjumlah 35 siswa sebagai kelas
relatif berbeda dengan sudah ada eksperimen dan kelas XII IPA 3 berjumlah
sebelumnya. 34 orang sebagai kelas PTK. Teknik yang
Gagne (1985: 40) menyatakan digunakan untuk pengambilan sampel
bahwa prestasi belajar dibedakan atas dalam penelitian ini menggunakan teknik
lima aspek, yaitu: kemampuan intlektual, random sampling dengan cara undian.
strategi kognitif, informasi verbal, sikap Dalam penelitian ini teknik pengumpulan
dan keterampilan. Sedangkan menurut data menggunakan lembar observasi dan
Bloom menyatakan bahwa hasil belajar tes. Lembar observasi untuk mengamati
dibedakan menjadi tiga aspek yaitu, tahapan-tahapan model pembelajaran
kognitif, afektif dan psikomotorik. Problem Based Learning yang dilakukan
(Arikunto 1990: 110) oleh 2 pengamat yaitu guru mata
Menurut (Sardiman, 2011: 46) pelajaran kimia. Tes untuk memperoleh
prestasi belajar merupakan kemampuan data kreativitas dan prestasi belajar siswa.
125
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 11 (1) 2021 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130
126
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 11 (1) 2021 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130
127
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 11 (1) 2021 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130
beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam penyelidikan secara mandiri dan kelompok
tindakan siklus pertama khususnya dalam yaitu dengan berkeliling pada setiap
tahap-tahap penerapan model kelompok dan mendengarkan setiap
pembelajaran. pertanyaan siswa serta memberi jawaban
Seperti biasa kegiatan pembelajaran dan mengarahkan sesuai pertanyaan yang
diawali dengan guru mengkondisikan belum dimengerti siswa. Guru
suasana belajar di kelas dengan mengarahkan siswa untuk mencari
mengucapkan salam, siswa berdoa, informasi tentang masalah yang lain yang
kemudian mengecek kehadiran siswa. sudah diberikan baik memalui buku yang
Setelah itu guru memberikan pre-tes. ada diperpustakaan atau dengan
Selesai siswa mengerjakan soal pre-tes mengakses internet. Sebelum presentasi
guru menanyakan tentang tugas yang guru menjelaskan apa-apa saja yang perlu
diberikan untuk dikerjakan di rumah, di jelaskan oleh kelompok pada saat
siswa disuruh mengumpulkan tugas presentasi.
tersebut dan membahasnya. Pada kegiatan diskusi dan
Guru memulai pembelajaran dengan presentase ini, sebagian besar siswa
menyampaikan tujuan pembelajaran hari sudah peduli dan memperhatikan
ini. Selanjutnya guru memberi apersepsi kelompok temannya yang menjelaskan
dengan bercerita Obat bius banyak didiepan kelas. Antusias untuk bertanya
digunakan dalam dunia medis. dan memahami masalah sudah cukup
Pada kegiatan inti diawali dengan merata pada semua siswa terlihat pada
orientasi permasalahan kepada siswa saat sesi tanya jawab ada beberapa siswa
yaitu menjelaskan keperluan yang akan di yang tidak dapat kesempatan untuk
gunakan dalam belajar hari ini; yaitu buku, bertanya.
buku pelajaran tentang eter dan juga Pada akhir kegiatan siswa diminta
akses internet untuk mencari informasi untuk duduk ketempat masing-masing dan
tentang masalah yang akan dibahas.Guru guru memberikan soal pos-tes untuk
menyampaikan pelajaran, siswa mengevaluasi pemahaman siswa tentang
memperhatikan penjelasan guru. materi yang dipelajari hari ini. Kegiatan
Pemberian motivasi pada proses berikutnya guru dan siswa mengevaluasi
pembelajaran kali ini dengan memberi membuat kesimpulan dari hasil belajar
reward kepada kelompok yang dapat tentang materi yang dipelajari hari ini,
dengan cepat menyelesaikan masalah memberi tugas mandiri untuk dikerjakan
yang diberikan. Langkah selanjutnya di rumah, dan menutup pelajaran dengan
mengorganisasikan siswa untuk mengucapkan salam kepada siswa, dan
penyelidikan secara mandiri, dengan siswa menjawab salam dari guru.
membagi siswa dalam beberapa Berdasarkan hasil observasi yang
kelompok, pada pembagian kelompok kali dilakukan oleh pengamat 1 dan pengamat
ini guru langsung menyebutkan nama dan 2 pada siklus 2 menunjukkan penerapan
kelompok siswa sehingga mengurangi model pembelajaran sudah lebih baik lagi
kegaduhan seperti pelajaran sebelumnya dari siklus pertama. Semua rekomendasi
dan siswa tidak terlalu lama memilih yang didiskusikan oleh peneliti dengan
temannya sebagai anggota kelompoknya. pengamat 1 dan 2 sudah dilaksanakan
Selanjutnya guru memberi tugas yang pada siklus ke 2 ini. Meskipun pelaksanaan
sama pada setiap kelompok dan dijelaskan pembelajaran Problem Based Learning
secara terperinci kepada setiap kelompok. pada siklus kedua ini sudah dilaksanakan
Guru membimbing siswa untuk melakukan dengan memperhatikan rekomndasi dari
128
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 11 (1) 2021 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130
pelaksanaan siklus kedua masih ada kedua, dengan tujuan agar rekomendasi
kegiatan yang belum maksimal tersebut dapat dikembangkan dalam RPP .
dilaksanakan pada siklus kedua. Pada perencanaan siklus 3 ini difokuskan
Hasil observasi kegiatan guru pada perbaikan sesuai yang
berdasarkan rata-rata skor yang direkomendasikan pada siklus kedua.
diperoleh dari 2 guru observer pada saat Awal kegiatan pembelajaran guru
pelaksanaan pembelajaran adalah 3,25 mengkondisikan suasana belajar di kelas
masih termasuk dalam kategori baik. dengan mengucapkan salam, siswa
Hasil penilaian kreativitas siswa pada berdoa, kemudian mengecek kehadiran
pada silkus 2 menunjukkan dalam siswa. Setelah itu guru memberikan pre-
menyelesaikan masalah pada empat aspek tes kepada siswa Setelah siswa
yang diukur secara klasikal rata-rata mengerjakan soal pre-tes guru
kreativitas siswa pada siklus 2 sebesar menanyakan dan membahas tugas yang
43,38 termasuk kategori sedang. diberikan sebagai tugas rumah, setelah
Dari data prestasi belajar siswa membahas tugas PR tersebut guru
siklus 2 dapat diketahui bahwa penerapan memulai pembelajaran hari ini dengan
model Problem Based Learning diperoleh, menyampaikan tujuan pembelajaran hari
yaitu diperoleh rata-rata nilai pre-test ini. Selanjutnya guru memberi apersepsi
38,38 dan rata-rata nilai post-test 74,26, dengan menanyakan kabar siswa dan juga
ketuntasan belajar pre-test 3 orang mengingatkan siswa tentang pelajaran
ketuntasan belajar pada post-test sebesar yang sudah dipelajari, kemudian guru
82,35% dengan 28 orang siswa yang bercerita tentang senyawa aldehid yang
tuntas, dan 6 orang tidak tuntas. akan dipelajari hari ini; guru menceritakan
Refleksi tindakan siklus 2 tentang bahan kimia formalin
berdasarkan hasil pengamatan Kegiatan inti dengan orientasi
pelaksanaan tindakan yang telah permasalahan kepada siswa yaitu
dilakukan, maka ditemukan kelemahan menjelaskan keperluan yang akan di
yang perlu diperbaiki , yaitu: gunakan dalam belajar. Guru
1. Pembagian Kelompok diskusi tidak menyampaikan materi pelajaran , siswa
memperhatikan perbedaan siswa seperti memperhatikan penjelasan guru.
jenis kelamin dan kemampuan individu Pemberian motivasi pada proses
siswa pembelajaran kali ini dengan memberi
2. Dalam mengarahkan siswa mencari reward kepada kelompok yang dapat
informasi, guru lebih membebaskan dengan cepat menyelesaikan masalah
siswa dalam mencari informasi ke yang diberikan. Selanjutnya
perpustakaan ataupun mencari tempat mengorganisasikan siswa untuk
yang mudah mengakses internet, tetapi penyelidikan secara mandiri, pembagian
kesempatan ini membuat siswa ada yang kelompok kali ini guru lebih
terlambat masuk ke dalam kelas akibat memperhatikan perbedaan siswa seperti
tidak melihat batas waktu yang jenis kelamin dan juga tingkat kemampuan
ditentukan. siswa, dengan tujuan agar setiap
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Ketiga kelompok memiliki anggota yang tersebar
Seperti yang peneliti lakukan pada merata. Tugas diberikan yang sama pada
siklus 1 dan 2, pada perencanaan tindakan setiap kelompok dengan tujuan agar
siklus 3 ini peneliti juga melakukan diskusi semua siswa dapat memecahkan masalah
dengan pengamat untuk membahas yang sama sehingga setiap siswa akan
rekomendasi yang telah dibuat pada siklus mendapatkan materi yang sama. Tugas
129
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 11 (1) 2021 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130
130
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 11 (1) 2021 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130
hasil t-tabel=1,996. Nilai t-hitung lebih melalui beberapa tahap metode ilmiah
besar dari t-tabel 2,007 > 1,996 maka sehingga siswa diharapkan mampu
terdapat peningkatan signifikan prestasi mempelajari pengetahuan yang berkaitan
belajar pada kelas eksperimen yang di dengan masalah tersebut dan sekaligus
terapkan model pembelajaran Problem siswa diharapkan akan memiliki
Based Learning dibandingkan pada kelas keterampilan dalam memecahkan
kontrol yang diberikan model masalah.
pembelajaran konvensional. Dalam hal peningkatan kreativitas,
Uji normalitas sesuai yang dikemukakan Hayes bahwa
Uji normalitas dilakukan untuk kreativitas tidak hanya mempersyaratkan
mengukur apakah data sampel yang kecerdasan, melainkan juga perlu
diteliti berasal dari populasi yang didukung oleh tumbuhnya motivasi yang
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian tinggi.( Mahmudi, 2008)
normalitas data prestasi belajar peserta Data hasil penelitian yang telah
didik kelas eksperimen. Dari hasil uji dilakukan pada siklus 1,2 dan siklus 3 yang
normalitas kelas eksperimen dengan Taraf pertemuan menunjukkan bahwa prestasi
signifikansi (α) : 5% = 0,05 didapat hasil belajar siswa kelas XII IPA SMA Negeri 3
Khitung = 0,2032 dan Ktabel = 0,2298, maka Pagar Alam dapat ditingkatkan dengan
Khitung < Ktabel , maka disimpulkan sampel penerapan model pembelajaran Problem
berasal dari data berdistribusi normal. Based Learning. Prestasi belajar diukur
Uji Homogenitas melalui tes. Arikunto (2006) menyatakan
Uji homogenitas digunakan untuk bahwa tes adalah serentetan pertanyaan
mengetahui apakah kedua sampel yang atau latihan yang digunakan untuk
diambil berasal dari populasi yang mengukur keterampilan, pengetahuan,
homogen (mempunyai varians yang intelegensi, kemampuan atau bakat yang
sama). Dari hasil uji homogenitas kelas dimiliki oleh individu atau kelompok.
eksperimen dan kelas kontrol dengan Salah satu kelebihan pembelajaran
Taraf signifikansi (α) : 5% = 0,05 didapat Problem Based Learning ini menurut
hasil Fhitung =1,455 dan Ftabel =1,777. Fhitung Sanjaya (2007;45) adalah memudahkan
≤ Ftabel maka sampel dapat dikatakan siswa dalam menguasai konsep-konsep
mempunyai varians yang sama atau yang dipelajari guna memecahkan
homogen. masalah. Dengan menguasai konsep -
Pembahasan Hasil Penelitian konsep pembelajaran tentu siswa akan
Kreativitas siswa mengalami lebih mudah dalam penyelesain masalah,
peningkatan pada setiap siklus disebabkan baik penyelesaian berupa tes soal materi
oleh penerapan pembelajaran Problem pelajaran maupun masalah dalam
Based Learning yang lebih banyak melatih kehidupan nyata.
siswa pada pemecahan masalah dalam Penerapan model pembelajaran
kelompoknya dengan cara berdiskusi dan Problem Based Learning sangat efektif
mencari sumber informasi sebanyak- dalam meningkatkan prestasi belajar
banyaknya untuk memecahkan masalah. siswa pada mata pelajaran kimia. Pada
Hal ini sesuai dengan pendapat Kamdi penelitian ini dapat dilihat dari data
(2007:77) yang berpendapat bahwa: peningkatan prestasi belajar siswa setiap
Model Problem Based Learning diartikan siklus.
sebagai sebuah model pembelajaran yang Keefekfitan penerapan model
didalamnya melibatkan siswa untuk problem based learning terhadap prestasi
berusaha memecahkan masalah dengan belajar dapat dilihat dari perbandingan
131
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 11 (1) 2021 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130
hasil uji-t sampel independent post-test Based Learning dapat meningkatkan hasil
antara kelas ekperimen dan kelas kontrol belajar peserta didik, yaitu: 1) Penelitian
diperoleh Nilai t-hitung lebih besar dari t- Mutira, dkk (2016) menyimpulkan
tabel 2,007 > 1,996 maka dapat Penerapan Model Pembelajaran Problem
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan Based Learning terjadi peningkatan
signifikan prestasi belajar siswa pada kelas pemahaman konsep peserta didik pada
eksperimen yang di terapkan model pelajaran kimia yang tercermin dari
problem based learning dan kelas kontrol peningkatan hasil belajar dan ketuntasan
yang pembelajarannya konvensional. Hal belajar peserta didik. 2)Penelitian Liyana
ini disebabkan karena model Problem Nurhayati, dkk( 2013)
Based Learning memiliki tahap-tahap menyimpulkanbahwa penerapan model
pembelajaran yang melatih siswa untuk pembelajaran Problem Based Learning
mengembangkan potensinya, model (PBL) dengan media crossword, dapat
Problem Based Learning memiliki meningkatkan kreativitas siswa dan
kelebihan yaitu: prestasi belajar siswa.3)Penelitian
1) Menantang kemampuan siswa serta Kurniawan, (2014) menyimpulkan
memberikan kepuasan untuk Penerapan Pembelajaran Berbasis
menemukan pengetahuan baru bagi Masalah (PBM) dengan pendekatan
siswa. jelajah alam sekitar (JAS) dapat
2) Meningkatakan motivasi dan aktivitas meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis
pembelajaran siswa. dan Hasil Belajar Siswa
3) Membantu siswa dalam mentransfer PENUTUP
pengetahuan siswa untuk memahami
Simpulan
masalah dunia nyata.
Berdasarkan hasil penelitian dan
4) Membantu siswa untuk
pembahasan dapat disimpulkan sebagai
mengembangkan pengetahuan
berikut:
barunya dan bertanggung jawab dalam
1. Penerapan model pembelajaran
pembelajaran yang mereka lakukan.
Problem Based Learning dapat
5) Mengembangkan kemampuan siswa
meningkatkan kreativitas siswa dengan
untuk berpikir kritis dan
cara mengikuti prosedur pembelajaran
mengembangkan kemampuan mereka
dengan tahapan yakni Pertama
untuk menyesuaikan dengan
orientasi masalah, dalam tahap ini guru
pengetahuan baru.
menjelaskan tujuan pembelajaran dan
6) Memberikan kesempatan bagi siswa
logistik yang diperlukan , guru
untuk mengaplikasikan pengetahuan
menjelaskan materi pelajaran dan
yang mereka miliki dalam dunia nyata.
memunculkan masalah, siswa harus
7) Mengembangkan minat siswa untuk
diberi motivasi untuk menyelasaikan
secara terus menerus belajar sekalipun
masalah, motivasi bisa dengan cara
belajar pada pendidikan formal telah
memberi reward. Kedua
berakhir.
mengorganisasi siswa, pada tahap ini
8) Memudahkan siswa dalam menguasai
guru membagi siswa dalam kelompok
konsep-konsep yang dipelajari guna
dengan memperhatikan perbedaan
memecahkan masalah dunia. (Sanjaya,
kemampuan dan jenis kelamin, serta
2007 :45)
memberi tugas yang sama pada setiap
Hasil penelitian ini sesuai dengan
kelompok dengan terperinci dan jelas.
beberapa penelitian di beberapa sekolah,
Ketiga membimbing penyelidikan, pada
yang menunjukkan bahwa model Problem
tahap ini guru harus mendengarkan
132
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 11 (1) 2021 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130
133
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 11 (1) 2021 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130
134