Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA TERPADU

BERPENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA TEMA


DAMPAK LIMBAH RUMAH TANGGA TERHADAP LINGKUNGAN
UNTUK SMP KELAS VIII

Rahma Ditasari , Endah Peniati, Kasmui

Prodi Pendidikan IPA, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan keefektifan modul pembelajaran IPA
Diterima September 2013 Terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema dampak limbah rumah tangga terhadap
lingkungan untuk SMP kelas VIII. Penelitian menggunakan metode Research and Development (R&D).
Disetujui September 2013
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul termasuk dalam kriteria layak digunakan tanpa revisi
Dipublikasikan November 2013 berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh pakar. Hasil tanggapan penggunaan modul oleh guru
dan siswa termasuk dalam kriteria sangat menarik. Hasil belajar siswa pada skala besar mencapai
87,5% siswa tuntas belajar, menunjukkan adanya hasil yang signifikan karena hasil thitung>ttabel dan n-
Keywords : gain termasuk dalam kategori tinggi. Disimpulkan modul pembelajaran IPA Terpadu berpendekatan
keterampilan proses pada tema dampak limbah rumah tangga terhadap lingkungan layak dan efektif
Integrated Science, process skills,
digunakan dalam pembelajaran IPA Terpadu kelas VIII.
module

Absrtact
This study has purpose that is to know the feasibility and effectiveness of integrated science teaching modules with
process skills approach on the theme of the impact of household waste on the environment for junior class VIII.
This study uses a Research and Development. The results showed that the modules included in the criteria feasible
for use without revision based on the results of the validation are performed by experts. Response result of use of
module by teachers and students included in the criteria is very interesting. Student learning outcomes on a large
scale to reach 87,5% of students pass the study, showed a significant result because result of tarithmetic> ttable and n-
gain with high category. Concluded is integrated science teaching modules with process skills approach on the
theme of the impact of household waste on the environment are feasible and effective to use in integrated science
teaching in class VIII.

© 2013 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 2252-6609


Prodi Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D7 Lantai 3 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. (024)
70805795 Semarang 50229
E-mail: rahmaditasari@yahoo.com

329
Rahma Ditasari / Unnes Science Education Journal 2 (2) (2013)

PENDAHULUAN
Undang-Undang Republik Indonesia sosial anak menjadi berkembang (Lestari,
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem 2012).
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam atau sains
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana merupakan ilmu yang mempelajari tentang
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses gejala-gejala alam yang meliputi makhluk
pembelajaran agar siswa secara aktif hidup dan makhluk tak hidup (Rahayu, 2012).
mengembangkan potensi dirinya untuk Tujuan dari pendidikan IPA adalah untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, menghasilkan peserta didik yang berkualitas,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, yaitu manusia yang mampu berpikir kritis,
akhlak mulia, serta keterampilan yang kreatif, logis, dan berinisiatif dalam
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan menanggapi isu di masyarakat yang
negara. Dalam proses pembelajaran harus diakibatkan oleh dampak perkembangan ilmu
terjadi interaksi antara guru dengan siswa, pengetahuan dan teknologi (Millah, E.S. dkk.,
siswa dengan siswa, dan siswa dengan sumber 2012).
belajar agar pembelajaran menjadi bermakna. Pembelajaran yang mengembangkan
Model pembelajaran yang diterapkan oleh sikap ilmiah diperlukan model pembelajaran
guru dapat menciptakan pembelajaran yang yang melibatkan keaktifan siswa dan
bermakna, jika model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk menggali potensi
diterapkan sesuai dengan materi yang yang ada dalam dirinya sendiri (Rahmatsyah,
diajarkan. 2011). Pembelajaran IPA di SMP/MTs
Model pembelajaran terpadu menekankan pada pemberian pengalaman
merupakan salah satu model implementasi belajar secara langsung melalui penggunaan
kurikulum yang dianjurkan untuk dan pengembangan keterampilan proses dan
diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, sikap ilmiah. Menyajikan pembelajaran yang
mulai dari tingkat Sekolah Dasar/Madrasah mengembangkan keterampilan proses guru
Ibtidaiyah (SD/MI) sampai dengan Sekolah dapat menggunakan pendekatan keterampilan
Menengah Atas/Madrasah Aliyah proses di dalam pembelajaran. Pendekatan
(SMA/MA). Model pembelajaran ini pada keterampilan proses adalah proses
hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
pembelajaran yang memungkinkan siswa baik sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta,
secara individual maupun kelompok aktif membangun konsep-konsep dan teori-teori
mencari, menggali, dan menemukan konsep dengan keterampilan intelektual dan sikap
serta prinsip secara holistik dan otentik. ilmiah siswa sendiri (Devi, 2010). Menurut
Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan Subagyo, dkk. (2009) pembelajaran sains
bahwa substansi mata pelajaran IPA pada dengan pendekatan keterampilan proses sains
SMP/MTs merupakan “IPA Terpadu”. IPA penting sekali untuk diterapkan karena
Terpadu dikemas dengan menggabungkan, melibatkan siswa untuk aktif dan dapat
memadukan dan mengintegrasikan meningkatkan hasil belajar siswa sesuai
pembelajaran IPA dalam satu kesatuan utuh. dengan tuntutan yang dikembangkan.
Pembelajaran IPA Terpadu memiliki Penggunaan modul dalam kegiatan
kelebihan, yaitu dengan menggabungkan belajar mengajar merupakan salah satu cara
berbagai bidang kajian maka akan terjadi untuk menciptakan pembelajaran yang
penghematan waktu, keterampilan berpikir mengutamakan keaktivan siswa. Dalam
anak menjadi berkembang, dan keterampilan pembelajaran menggunakan modul, siswa
diberi kesempatan belajar menurut cara
330
Rahma Ditasari / Unnes Science Education Journal 2 (2) (2013)

masing-masing untuk memecahkan masalah modul pembelajaran IPA Terpadu


yang sedang dihadapi. Salah satu tujuan berpendekatan keterampilan proses pada tema
penyusunan modul adalah menyediakan dampak limbah rumah tangga terhadap
bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan lingkungan. Penelitian dilaksanakan di SMP
kurikulum dengan mempertimbangkan Negeri 25 Semarang dengan subjek penelitian
kebutuhan siswa. Ciri-ciri modul sebagai siswa kelas VIII G sebanyak 10 orang untuk
berikut: didahului oleh pernyataan sasaran ujicoba skala terbatas dan siswa kelas VIII E
belajar, pengetahuan disusun sedemikian sebanyak 32 orang untuk ujicoba skala luas.
rupa sehingga dapat menggiring partisipasi Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah
siswa secara aktif, memuat sistem penilaian mengumpulkan informasi, mendesain produk,
berdasarkan penguasaan, menuntut semua merevisi desain produk tahap I, mengujicoba
unsur bahan pembelajaran dan semua tugas desain produk pada skala terbatas, merevisi
pelajaran, memberi peluang perbedaan desain produk tahap II, mengujicoba desain
individu siswa dan mengarah pada satu tujuan produk pada skala luas, merevisi desain
belajar tuntas (Parmin dkk., 2012). produk tahap III, dan menghasilkan produk.
Kegiatan belajar mengajar yang Sumber data dalam penelitian ini yaitu: data
berlangsung di sekolah saat ini masih penilaian kelayakan modul oleh pakar
menggunakan metode ceramah meskipun menggunakan instrumen berupa angket yang
divariasi dengan metode tanya jawab. berisi penilaian terhadap kelayakan modul
Sebagian besar waktu belajar siswa di kelas, yang dikembangkan, data tanggapan
digunakan untuk mendengarkan ceramah dari penggunaan modul oleh guru dan siswa
guru dan mencatat materi. Di dalam kegiatan berupa angket, dan data hasil belajar siswa
belajar mengajar jarang diterapkan metode diukur dengan tes.
diskusi ataupun metode demonstrasi. Hal ini
mengakibatkan siswa menjadi pasif dan HASIL DAN PEMBAHASAN
keterampilan proses sains tidak berkembang. Hasil dan pembahasan dalam
Berdasarkan pernyataan tersebut maka penelitian pengembangan modul
diperlukan suatu inovasi dalam kegiatan pembelajaran IPA Terpadu berpendekatan
pembelajaran. Salah satu inovasi keterampilan proses pada tema dampak
pembelajaran tersebut dengan menggunakan limbah rumah tangga terhadap lingkungan
media modul berpendekatan keterampilan untuk SMP kelas VIII meliputi proses
proses. Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan modul dan keefektifan modul.
mengetahui kelayakan dan keefektifan modul Proses Pengembangan Modul
pembelajaran IPA Terpadu berpendekatan Bahan ajar yang dikembangkan oleh
keterampilan proses pada tema dampak peneliti adalah modul. Alasan peneliti
limbah rumah tangga terhadap lingkungan memilih untuk mengembangkan modul yaitu
untuk SMP kelas VIII. karena modul dapat mengaktifkan siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dapat
METODE belajar sendiri dengan menggunakan modul
Penelitian ini menggunakan metode tanpa harus bergantung kepada guru, jadi
Research and Development (R&D). Metode peran guru hanya sebagai fasilitator. Jika ada
Research and Development adalah metode materi yang siswa belum paham, siswa dapat
penelitian yang digunakan untuk langsung bertanya kepada guru tentang materi
menghasilkan produk tertentu, dan menguji tersebut.
keefektifan produk tersebut. Produk yang Modul yang dikembangkan peneliti
dikembangkan dalam penelitian ini adalah mempunyai karakteristik berpendekatan
331
Rahma Ditasari / Unnes Science Education Journal 2 (2) (2013)

keterampilan proses. Peneliti memilih modul Tabel 1. Hasil penilaian pakar terhadap modul
dengan pendekatan keterampilan proses agar pembelajaran IPA Terpadu.
keterampilan proses yang dimiliki siswa Aspek Rata-rata
menjadi berkembang. Jadi tidak hanya No Kriteria
Kelayakan Skor
pengetahuan siswa saja yang berkembang 1 Isi 3,38 Layak
tetapi keterampilan siswa juga harus 2 Penyajian 3,35 digunakan
berkembang. Hal ini sesuai dengan (Devi, 3 Bahasa 3,42 tanpa revisi
2010) yang mengatakan “keterampilan proses
mempunyai peran salah satunya yaitu Meskipun mendapatkan skor yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk tinggi namun tetap dilakukan revisi pada
melakukan penemuan kemudian modul. Hal ini didasarkan pada pertimbangan
mengkomunikasikan perolehannya”. masukan yang diberikan oleh pakar. Revisi
Selanjutnya, tema yang dipilih dalam yang diberikan oleh pakar meliputi: perbaikan
modul ini yaitu dampak limbah rumah tangga desain cover modul, penambahan kolom
terhadap lingkungan. Tema ini dipilih karena untuk identitas pemilik, perbaikan kalimat
diajarkan pada semester genap. Peneliti pada setiap paragraf agar dibuat dengan baik
melakukan penelitian pada semester genap, dan baku. Serangkaian revisi yang telah
sehingga peneliti harus menyesuaikan waktu dilakukan ditujukan untuk mengurangi
penelitian dengan tema yang diajarkan pada kelemahan pada modul, sehingga diharapkan
semester genap. Selain itu, pada tema ini juga dapat meningkatkan kualitas modul yang
dapat digunakan untuk melihat keterampilan akan digunakan untuk ujicoba.
proses siswa yang sudah sesuai dengan Ujicoba dalam penelitian ini dilakukan
karakteristik modul yang dikembangkan. sebanyak dua kali yaitu uijcoba skala terbatas
Modul pembelajaran IPA Terpadu dan ujicoba skala luas. Ujicoba skala terbatas
yang telah dikembangkan divalidasikan oleh dilakukan pada 10 siswa kelas VIII G dengan
pakar untuk melihat kelayakan modul kemampuan yang berbeda-beda, yang terdiri
tersebut. Penilaian modul terdiri dari dua dari: 3 anak berkemampuan tinggi, 4 anak
tahap, yaitu penilaian tahap I dan penilaian berkemampuan sedang, dan 3 anak
tahap II. Hasil dari penialaian tahap I berkemampuan rendah. Pemilihan 10 anak
menunjukkan bahwa semua butir dalam dilakukan oleh guru dengan melihat hasil
instrumen penilaian modul mendapat nilai UTS IPA. Pembelajaran dengan
positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa menggunakan modul ini dilaksanakan
modul lolos dalam penilaian tahap I dan berdasarkan RPP yang telah dibuat. Alokasi
selanjutnya dilakukan penilaian tahap II. waktu untuk ujicoba skala terbatas yaitu 2 x
Penilaian tahap kedua dilihat pertemuan (4 X 40 menit). Pada ujicoba skala
berdasarkan tiga komponen, yaitu: kelayakan terbatas, setiap siswa mendapatkan satu
isi, kelayakan penyajian, dan kelayakan modul yang digunakan dalam pembelajaran.
bahasa. Hasil penilaian tahap II oleh pakar Dalam kegiatan belajar mengajar, guru mata
disajikan pada tabel 1. pelajaran yang mengajarkan tema dampak
limbah rumah tangga terhadap lingkungan
dengan menggunakan modul berpendekatan
keterampilan proses. Peneliti sebagai observer,
untuk melihat penggunaan modul oleh guru
dan siswa dalam proses pembelajaran.
Pertemuan pertama dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan kegiatan praktikum
332
Rahma Ditasari / Unnes Science Education Journal 2 (2) (2013)

secara berkelompok. Guru membagi siswa halaman berubah menjadi halaman.


menjadi dua kelompok, setiap kelompok Perubahan tampilan halaman modul
terdiri dari lima orang. Siswa secara bertujuan agar kata-kata yang digunakan
berkelompok melakukan kegiatan praktikum dalam modul konsisten yaitu menggunakan
yang terdapat pada modul. Siswa secara aktif bahasa Indonesia, baik pada penjelasan materi
melakukan kegiatan praktikum sesuai dengan ataupun pada tampilan halaman.
petunjuk yang terdapat dalam modul. Diakhir Warna tulisan pada bagian judul yang
kegiatan pembelajaran, siswa menyampaikan semulanya berwarna merah diganti oleh
hasil praktikum yang didapat dan membuat peneliti menjadi berwarna biru. Hal ini
kesimpulan dari kegiatan praktikum tersebut. disebabkan pemakaian warna merah pada
Pada pertemuan kedua, siswa secara judul terlihat sangat mencolok. Pemakaian
mandiri mempelajari materi yang terdapat warna merah pada judul bisa dilakukan jika
dalam modul. Dalam kegiatan pembelajaran, ada pertimbangan khusus.
guru hanya sebagai fasilitator. Jika ada materi Perubahan langkah kerja praktikum
yang siswa kurang paham, siswa dapat dilakukan karena gambar tidak sesuai dengan
langsung bertanya kepada guru. Di akhir penjelasan langkah kerja praktikum. Jika
pembelajaran, siswa dibimbing oleh guru gambar tidak sesuai dengan langkah kerja
menyimpulkan materi pelajaran yang telah praktikum, siswa akan kebingungan ketika
siswa baca dalam modul. Selanjutnya, guru mempersiapkan ataupun melaksanakan
dan siswa diberi angket tanggapan terhadap kegiatan praktikum. Siswa menjadi bingung
penggunaan modul. Tanggapan penggunaan harus mengikuti gambar langkah kerja
modul ini yang akan dijadikan sebagai praktikum atau mengikuti petunjuk langkah
pertimbangan dalam melakukan revisi. kerja praktikum. Oleh karena itu, peneliti
Hasil perhitungan angket tanggapan merubah gambar langkah kerja praktikum
siswa terhadap penggunaan modul pada sesuai dengan langkah kerja praktikum.
ujicoba skala terbatas memperoleh rata-rata Modul yang telah direvisi kemudian
skor 95,56% dengan kriteria sangat menarik, diterapkan untuk ujicoba skala luas yaitu pada
sedangkan hasil perhitungan angket satu kelas siswa kelas VIII E. Alokasi waktu
tanggapan guru terhadap penggunaan modul yang diperlukan untuk ujicoba skala luas yaitu
memperoleh rata-rata skor 100% dengan 6 x 40 menit. Proses pembelajaran ujicoba
kriteria sangat menarik. Guru IPA yang skala luas sama dengan pada ujicoba skala
menilai modul ini berjumlah dua orang. Ada terbatas, hanya saja pada ujicoba skala luas
beberapa masukan dari guru mengenai modul diadakan pre test dan post test untuk
ini. Masukan tersebut dijadikan bahan revisi mengetahui keefektifan dari modul yang
oleh peneliti guna perbaikan modul untuk dikembangkan. Secara umum hambatan yang
digunakan pada ujicoba skala luas. ditemukan pada ujicoba skala luas tidak
Masukan dari guru yaitu meliputi muncul karena sudah dilakukan revisi pada
perubahan tampilan halaman, mengganti modul, khususnya pada bagian petunjuk
warna tulisan judul materi, dan merubah kegiatan praktikum. Data yang diperoleh dari
langkah kerja praktikum. Pada saat tahap ini adalah hasil belajar siswa, nilai
pelaksanaan ujicoba skala terbatas, tampilan praktikum siswa, serta tanggapan siswa
judul materi berwarna merah dan tampilan terhadap penggunaan modul.
halaman pada modul menggunakan bahasa Pelaksanaan kegiatan praktikum di
Inggris, yaitu page maka setelah direvisi amati oleh observer yang berjumlah empat
tampilan judul materi diganti menjadi orang. Observer bertugas untuk menilai
berwarna biru dan kata pada tampilan kegiatan praktikum yang dilakukan oleh
333
Rahma Ditasari / Unnes Science Education Journal 2 (2) (2013)

siswa. Penilaian ini bertujuan untuk Produk akhir dihasilkan setelah modul
mengetahui keterampilan proses yang dimiliki dikembangkan dan telah melalui beberapa
siswa. Didalam melakukan penilaian tahapan dalam proses pengembangan. Modul
keterampilan proses siswa, observer pembelajaran IPA Terpadu berpendekatan
berpedoman pada kriteria penilaian keterampilan proses pada tema dampak
keterampilan proses yang telah disiapkan oleh limbah rumah tangga terhadap lingkungan
peneliti. Berdasarkan penilaian dari kegiatan mempunyai beberapa kelebihan yaitu: (1)
praktikum, maka nilai keterampilan proses mengaktifkan siswa belajar mandiri, (2)
siswa memperoleh rata-rata nilai 89,06 dengan mengembangkan keterampilan proses siswa,
kriteria sangat baik. Praktikum yang (3) membantu siswa dalam memahami materi,
dilakukan siswa ada tiga kegiatan, yaitu (4) meningkatkan motivasi belajar siswa, (5)
praktikum tentang pencemaran air, meningkatkan hasil belajar siswa, serta (6)
pencemaran tanah, dan pencemaran udara. efektif dan efisien digunakan dalam kegiatan
Hasil tanggapan siswa terhadap pembelajaran.
penggunaan modul pada ujicoba skala luas Selain kelebihan yang dimiliki, modul
memperoleh rata-rata skor sebesar 97,23% pembelajaran IPA Terpadu berpendekatan
dengan kriteria sangat menarik. Hasil keterampilan proses pada tema dampak
tanggapan siswa pada ujicoba skala luas limbah rumah tangga terhadap lingkungan
memperoleh peningkatan jika dibandingkan juga mempunyai beberapa kekurangan.
dengan hasil tanggapan siswa pada ujicoba Kekurangan tersebut terdapat pada bagian
skala terbatas. Peningkatan hasil tanggapan ini langkah kerja praktikum. Siswa harus benar-
sebesar 1,67%. Hasil angket tanggapan siswa benar memahami kalimat pada langkah kerja
menunjukkan bahwa respon siswa terhadap praktikum. Jika siswa kurang memahami
penggunaan modul sangat baik. Hal ini sesuai langkah kerja praktikum pada modul, siswa
dengan hasil penelitian dari Sudibyo (2005) menjadi kebingungan dalam melaksanakan
yang menunjukkan bahwa perangkat praktikum. Jika siswa benar-benar memahami
pembelajaran IPA Terpadu yang telah langkah kerja praktikum pada modul, siswa
dikembangkan dapat digunakan dengan baik menjadi paham dalam melaksanakan
dan siswa menikmati suasana pembelajaran. praktikum.
Kendala yang ditemui peneliti selama Upaya yang dilakukan untuk
penelitian berlangsung yaitu kurangnya waktu mengatasi kekurangan pada langkah kerja
yang diperlukan untuk kegiatan praktikum. praktikum dalam modul pembelajaran IPA
Praktikum yang dilakukan siswa ada tiga Terpadu berpendekatan keterampilan proses
kegiatan, sedangkan waktu yang tersedia yaitu pada tema dampak limbah rumah tangga
2 x 40 menit. Pemecahan masalah dari adanya terhadap lingkungan yaitu guru harus
kendala tersebut yaitu guru dan observer memberikan petunjuk yang jelas agar siswa
selalu memantau kegiatan praktikum yang benar-benar telah memahami langkah kerja
dilakukan siswa. Hal ini bertujuan jika siswa praktikum sebelum melakukan praktikum.
mengalami kesulitan dalam melakukan Keefektifan Modul
kegiatan praktikum, siswa dapat langsung Keefektifan penggunaan modul dalam
bertanya kepada guru atau observer. Dengan pembelajaran dilihat dari nilai pre test dan post
demikian, waktu yang diperlukan siswa untuk test. Kedua nilai tersebut dianalisis
melakukan kegiatan praktikum menjadi efektif berdasarkan KKM, normalized gain, dan uji t.
sehingga seluruh kegiatan praktikum dapat Sebelum dilakukan pembelajaran,
dilaksanakan. diadakan pre test untuk mengetahui
kemampuan awal siswa tentang tema
334
Rahma Ditasari / Unnes Science Education Journal 2 (2) (2013)

pelajaran yang akan dipelajari. Pada akhir Uji homogenitas bertujuan untuk
pertemuan diadakan post test untuk mengetahui apakah nilai pre test dengan nilai
mengetahui peningkatan kemampuan siswa post test homogen atau tidak. Berdasarkan hasil
setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar yang diperoleh dari perhitungan menunjukkan
dengan menggunakan modul pembelajaran bahwa nilai pre test dengan nilai post test
IPA Terpadu. Hasil nilai pre test dan post test homogen. Nilai Fhitung diperoleh sebesar 1,8.
menggunakan modul pemebalajaran IPA Data nilai pre test dengan nilai post test
Terpadu berpendekatan keterampilan proses dikatakan homogen jika Fhitung < Ftabel. Nilai
pada tema dampak limbah rumah tangga Ftabel adalah 1,822 maka dapat disimpulkan
terhadap lingkungan disajikan pada tabel 2. bahwa kedua nilai tersebut homogen.
Tabel 2. Hasil nilai pre test dan post test Selanjutnya dilakukan uji t dari nilai pre test
menggunakan modul pembelajaran dan nilai post test.
IPA Terpadu berpendekatan Berdasarkan hasil perhitungan uji t
keterampilan proses pada tema
diperoleh thitung = 18,27, untuk ttabel = 1,70
dampak limbah rumah tangga
terhadap lingkungan. dengan d.b. = 31 dan α = 5%. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
Aspek Pre test Post test
belajar yang signifikan antara rata-rata nilai
Jumlah siswa 32 32 pre test dengan post test setelah menggunakan
Nilai tertinggi 72 96 modul pembelajaran IPA Terpadu
Nilai terendah 28 72 berpendekatan keterampilan proses tema
Siswa yang tuntas 0 28 dampak limbah rumah tangga terhadap
Siswa yang tidak tuntas 32 4 lingkungan. Hal ini sesuai dengan penelitian
Ketuntasan klasikal 0% 87,5% yang telah dilakukan Listyawati (2012) bahwa
Peningkatan nilai pre test dengan nilai dengan mengembangkan perangkat
post test kemudian dianalisis menggunakan pembelajaran IPA Terpadu di SMP
normalized gain. Berdasarkan perhitungan yang menunjukkan hasil belajar siswa yang
telah dilakukan, diperoleh nilai gain sebesar meningkat.
0,71. Maka dapat disimpulkan bahwa kriteria
nilai gain yang diperoleh yaitu tinggi. PENUTUP
Uji t dilakukan untuk mengetahui Disimpulkan modul pembelajaran IPA
signifikansi hasil rata-rata nilai pre test dengan Terpadu berpendekatan keterampilan proses
post test. Nilai pre test dan post test diuji pada tema dampak limbah rumah tangga
normalitas dan homogenitasnya sebelum terhadap lingkungan dinyatakan layak
dianalisis menggunakan uji t. Uji normalitas digunakan dalam proses pembelajaran IPA
bertujuan untuk mengetahui apakah nilai dari Terpadu kelas VIII oleh pakar sesuai dengan
pre test dan post test berdistribusi normal atau kriteria BSNP. Selain itu, modul pembelajaran
tidak. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari IPA Terpadu berpendekatan keterampilan
perhitungan menunjukkan bahwa nilai pre test proses pada tema dampak limbah rumah
dan nilai post test berdistribusi normal. Nilai x2 tangga terhadap lingkungan efektif digunakan
untuk pre test yaitu 2,18 sedangkan nilai x2 dalam pembelajaran IPA Terpadu kelas VIII.
untuk post test yaitu 5,96. Data berdistribusi Saran yang dapat disampaikan oleh
normal jika x2hitung < x2tabel. Nilai x2tabel adalah peneliti yaitu perlu penelitian lebih lanjut
5,99 maka dapat disimpulkan bahwa kedua untuk melihat keefektifan modul
nilai tersebut berdistribusi normal. Selanjutnya pembelajaran IPA Terpadu berpendekatan
dilakukan uji homogenitas untuk nilai pre test keterampilan proses pada tema dampak
dengan nilai post test. limbah rumah tangga terhadap lingkungan
335
Rahma Ditasari / Unnes Science Education Journal 2 (2) (2013)

untuk SMP kelas VIII yang telah Millah, E.S., L.S. Budipramana, & Isnawati.
dikembangkan dengan membandingkannya 2012. Pengembangan Buku Ajar
dengan modul yang sudah biasa diajarkan Materi Bioteknologi Di Kelas XII
SMA Ipiems Surabaya Berorientasi
oleh guru IPA. Selain itu modul pembelajaran
Sains, Teknologi, Lingkungan, Dan
IPA Terpadu berpendekatan keterampilan Masyarakat (SETS). Jurnal Bioedu, 1(1)
proses pada tema dampak limbah rumah : 19-24.
tangga terhadap lingkungan untuk SMP kelas
Parmin & Peniati, E. 2012. Pengembangan
VIII tidak hanya diujikan pada satu sekolah
Modul Mata Kuliah Strategi Belajar
saja, tetapi perlu diujikan pada beberapa Mengajar IPA Berbasis Hasil
sekolah. Penelitian Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Indonesia Volume, 1(1) : 8-
DAFTAR PUSTAKA 15.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Rahayu, P., S. Mulyani, & S.S. Miswadi.
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang 2012. Pengembangan Pembelajaran
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. IPA Terpadu Dengan Menggunakan
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Model Pembelajaran Problem Base
Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Melalui Lesson Study. JPII, 1 (1): 63-
Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk 70.
Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Rahmatsyah & H. Simamora. 2011. Pengaruh
Jakarta. Keterampilan Proses Sains Melalui
Devi, P. K. 2010. Keterampilan Proses dalam Model Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran IPA untuk Guru SMP. Terbimbing Terhadap Hasil Belajar
Jakarta: Pusat Pengembangan dan Siswa Pada Materi Pokok Gerak Di
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kelas VII SMP. Jurnal Penelitian
Kependidikan Ilmu Pengetahuan Inovasi Pembelajaran Fisika, 3(2): 13-18.
Alam (PPPPTK IPA). Subagyo, Y., Wiyanto, dan P. Marwoto.
Lestari, A.W. 2012. Pengembangan Perangkat 2009. Pembelajaran Dengan
Pembelajaran IPA SMP Berbasis Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Untuk Meningkatkan Penguasaan
Metamorfosis Di SMP Giki 3 Konsep Suhu Dan Pemuaian. Jurnal
Surabaya. Jurnal Pendidikan Sains, 1 Pendidikan Fisika Indonesia.
(1): 1-8. Sudibyo, E. 2005. Respon Siswa SLTP
Listyawati, M. 2012. Pengembangan Khodijah Surabaya terhadap Kegiatan
Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Ujicoba Perangkat Pembelajaran IPA
di SMP. Journal of Innovative Science Terpadu. Jurnal Pendidikan Dasar, 6(2):
Education, 1(1): 61-69. 88-96.

336

Anda mungkin juga menyukai