Anda di halaman 1dari 11

USEJ 4 (1) (2015)

Unnes Science Education Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN HABITS OF MIND PADA


PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PROYEK TEMA PENCEMARAN
LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP

Dwi Lestari , Sudarmin, Sri Haryani

Jurusan IPA Terpadu, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Salah satu model pembelajaran yang sesuai adalah pembelajaran berbasis proyek dengan tema pencemaran
Diterima Januari 2015 lingkungan. Pembelajaran IPA berbasis proyek dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas dan mendukung
Disetujui Februari 2015 perkembangan karakteristik habits of mind siswa. Penelitian ini bertujuan mengembangkan instrumen penilaian
Dipublikasikan Februari 2015 habits of mind yang valid dan reliabel untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA berbasis proyek pada tema
________________ pencemaran lingkungan dan mengetahui karakteristik habits of mind siswa yang tampak setelah mengikuti
pembelajaran IPA berbasis proyek. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) dan
Keywords:
dilaksanakan di SMP N 6 Temanggung pada siswa kelas VII. Bentuk instrumen penilaian habits of mind berupa
habits of mind, proyek,
lembar penilaian guru berdasarkan penugasan proyek dan penugasan individu, serta lembar penilaian diri siswa.
pencemaran lingkungan Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen penilaian habits of mind untuk pembelajaran IPA berbasis proyek
____________________ mendapatkan nilai sangat layak dengan persentase 91% dari pakar evaluasi dan 93,75% dari pakar bahasa. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa kriteria dari karakteristik habits of mind „berpikir dan berkomunikasi dengan
jelas dan cermat‟, „berpikir secara interdependen‟, dan „memeriksa akurasi‟ yang tampak setelah siswa mengikuti
proses pembelajaran IPA berbasis proyek adalah „mulai berkembang‟. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
perkembangan kognitif menurut Piaget tentang tahap operasional formal. Respon positif siswa terhadap
penerapan instrumen penilaian habits of mind dalam pembelajaran IPA berbasis proyek mencapai 87% pada tahap
uji coba skala besar dan 89,2% pada tahap uji penerapan.

Abstract
___________________________________________________________________
One of suitable learning model is project-based learning with the theme of environmental pollution. Project-based sciene
learning can enhance the acitivity of student in the classroom and support the development of student’s habits of mind
characteristic. The development of habits of mind necessary to get attention from the teacher because a good habits of mind can
help student in solving their problem. This research aims to develop a habits of mind assessment instrument that valid and
reliable to be applied in project-based science learning with environmental pollution theme and to know the student’s habits of
mind characteristics after they follow project-based science learning. This study is Research and Development (R&D) and
implemented to 7th grade students in SMP N 6 Temanggung. Form of habits of mind assessment instrument consist of the
teacher evaluation sheet based on project assignment and individual assignment, and also student self-assessment sheet. The
result showed that the habits of mind assessment instrument for project-based science learning get very decent value with 91%
from the expert of evaluation and 93.75% from the expert of language. The result also show that the criteria of the habits of
mind characteristics ‘thinking and communicating with clarity and precision’, ‘thinking interdependently', and ‘striving for
accuracy’, which looks after the students follow a project-based science learning process is ‘start growing’ criteria. That result is
appropriate with Piaget’s theory of cognitive development about concrete operational stage. Positive response of students to the
implementation of habits of mind assessment instrument in project-based science learning reached 87% at the stage of large-
scale trials and 89.2% in the implementation test.
© 2015 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 2252-6617
Jurusan IPA Terpadu FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D7 Kampus Sekaran Gunungpati
Telp. (024) 70805795 Kode Pos 50229
E-mail: naneundwi@gmail.com

796
Dwi Lestari, dkk/ Unnes Science Education Journal 4 (1) (2015)

PENDAHULUAN dilaksanakan melalui pembelajaran bidang studi.


Leager (2005) menyatakan bahwa strategi untuk
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah membantu perkembangan habits of mind sains
pengetahuan yang diperoleh melalui adalah dengan memasukkannya dalam model
pengumpulan data dengan eksperimen, pembelajaran.
pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan Pembelajaran berbasis proyek diharapkan
suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang akan menciptakan proses pembelajaran yang
dapat dipercaya (Widiyatmoko&Pamelasari, mendukung perkembangan habits of mind peserta
2012). IPA dalam Kurikulum 2013 dirancang didik. Rustaman (2009) menyatakan bahwa
sebagai mata pelajaran terpadu (integrated science) sejumlah kecerdasan emosional tidak secara
yang berorientasi aplikatif, mengembangkan otomatis terkembangkan melalui pembelajaran
keterampilan berpikir, kemampuan belajar, rasa sains yang menekankan pada kebiasaan berpikir,
ingin tahu, dan sikap peduli serta bertanggung melainkan perlu dirancang. Burgess (2012)
jawab terhadap lingkungan. Salah satu elemen melalui penelitiannya menemukan bahwa
perubahan dalam Kurikulum 2013 adalah terdapat pengaruh dari pengajaran kemampuan
pembelajaran IPA yang mengedepankan berpikir sebagai habits of mind pada anak usia 7-
pendekatan ilmiah (scientific approach). 12 tahun.
Pembelajaran IPA berpendekatan ilmiah Kesesuaian karakteristik materi pelajaran
memadukan ranah sikap, pengetahuan, dan yang akan disampaikan dengan pembelajaran
keterampilan, sehingga menjadikan proses berbasis proyek perlu dipertimbangkan.
pembelajaran untuk lebih berpusat pada siswa Kunandar (2013) menyatakan bahwa langkah
(student-centered) (Kemendikbud, 2013). awal dalam merencanakan penilaian proyek
Model pembelajaran IPA yang sesuai adalah menentukan kompetensi yang sesuai
dengan kriteria Kurikulum 2013, salah satunya untuk dinilai melalui proyek. Dampak
adalah model pembelajaran berbasis proyek. pencemaran bagi kehidupan merupakan materi
Proses dalam pembelajaran berbasis proyek IPA tema pencemaran lingkungan kelas VII
yang berpusat pada siswa memberikan SMP yang berpotensi untuk dibelajarkan dengan
kesempatan bagi mereka untuk lebih aktif dan model pembelajaran berbasis proyek karena
terlibat langsung dalam pembelajaran karakteristik materinya yang sangat dekat
(Kemendikbud, 2013). Penelitian Schneider, et dengan kehidupan siswa. Bell (2010)
al. (2002) menemukan bahwa penerapan menyatakan bahwa terdapat berbagai penelitian
pembelajaran berbasis proyek berhasil pendidikan yang mendukung model
meningkatkan kinerja siswa selama pembelajaran berbasis proyek sebagai alat untuk
pembelajaran. Penelitian Jumrodah dan menarik siswa ke dalam permasalahan dunia
Hujjatusnaini (2013) juga menemukan bahwa nyata.
pembelajaran berbasis proyek berpengaruh Pembelajaran berbasis proyek perlu
terhadap hasil belajar dan kemampuan didukung dengan instrumen penilaian proyek.
bekerjasama siswa. Penilaian terhadap tugas proyek bertujuan untuk
Proses pembelajaran IPA berbasis proyek mengetahui ketercapaian indikator kompetensi
yang mendukung interaksi sosial antara siswa, pembelajaran. Puji et al. (2012) menyatakan
memberikan kesempatan bagi perkembangan bahwa penilaian sebagai upaya untuk mengukur
karakteristik habits of mind. Habits of mind tingkat ketercapaian indikator pembelajaran dan
menurut Costa dan Kallick (2012) dapat mengumpulkan informasi perkembangan belajar
dikaitkan dengan kecerdasan seseorang dalam siswa pada berbagai aspek. Kebiasaan berpikir
bertindak. Rustaman (dalam Safitri, 2013) (habits of mind) yang dapat dikembangkan
menyatakan bahwa kebiasaan berpikir (habits of melalui pembelajaran berbasis proyek
mind) sangat penting untuk dikembangkan di hendaknya juga mendapat perhatian dari guru.
berbagai level dan ditanamkan sejak dini, serta Pakar yang peduli dengan proses pengukuran
797
Dwi Lestari, dkk/ Unnes Science Education Journal 4 (1) (2015)

yang sejalan dengan karakteristik pembelajaran karakteristik habits of mind, membantu siswa
dan materi subjeknya, tidak akan menyia- dalam melatih dan mengembangkan
nyiakan proses berpikir dan kebiasaan berpikir karakteristik habits of mind, serta memperkaya
yang tertanam didalamnya (Rustaman, 2009). instrumen penilaian yang dapat digunakan guru
Penilaian habits of mind dalam proses di kelas.
pembelajaran perlu dilakukan untuk mengetahui
penggunaan kebiasaan berpikir siswa dalam METODE
menghadapi suatu permasalahan, seperti
penugasan proyek, sehingga dapat membantu Penelitian pengembangan instrumen
guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran penilaian habits of mind ini menggunakan
yang menginternalisasikan habits of mind. metode Research and Development (R&D).
Penelitian Çalik, et al. (2013) menemukan Instrumen yang dikembangkan adalah
bahwa guru perlu mendapat bantuan dalam instrumen penilaian habits of mind pada
memahami tentang sains habits of mind secara pembelajaran IPA berbasis proyek dengan tema
lebih baik guna mendukung diskusi isu-isu pencemaran lingkungan. Subjek penelitian ini
sosiosains di dalam kelas. adalah siswa kelas VII A dan VII B SMP N 6
Pelaksanaan penelitian dilakukan Temanggung. Jumlah siswa dalam setiap kelas
terhadap siswa kelas VII SMP N 6 Temanggung. sebanyak 32 anak. Kelas VII A merupakan kelas
Penelitian ini menarik karena hasil observasi untuk pelaksanaan uji coba skala kecil dan uji
menemukan bahwa guru IPA sudah pemakaian, sedangkan kelas VII B merupakan
membangun pembelajaran yang berpusat pada kelas uji coba skala besar.
siswa dengan melaksanakan metode diskusi, Prosedur penelitian pengembangan
tetapi belum semua siswa menunjukkan instrumen penilaian habits of mind pada
kecerdasan dalam bertindak saat mengikuti pembelajaran IPA berbasis proyek diawali
kegiatan pembelajaran. Secara khusus, guru IPA dengan tahap define yang meliputi identifikasi
juga belum memperkenalkan karakteristik habits potensi dan masalah, serta pengumpulan data.
of mind yang sebenarnya dapat dikembangkan Data yang diperoleh kemudian dijadikan kajian
melalui proses diskusi tersebut. Berdasarkan literasi dalam mendesain instrumen penilaian
hasil wawancara, guru IPA sangat mendukung habits of mind yang ingin dikembangkan (tahap
penerapan pembelajaran IPA berbasis proyek design). Desain instrumen penilaian habits of
dengan menginternalisasikan karakteristik habits mind yang telah dirancang selanjutnya
of mind karena kelebihannya yang dapat disempurnakan dalam tahap development yang
membuat siswa lebih aktif dan memberikan meliputi penilaian (validasi) pakar, revisi desain
pengalaman yang bermakna. Berdasarkan hasil instrumen habits of mind, uji coba skala kecil,
observasi yang didukung hasil wawancara, maka revisi instrumen habits of mind, uji coba skala
dilakukan penelitian pengembangan instrumen besar, dan revisi instrumen habits of mind.
habits of mind pada pembelajaran IPA berbasis Pakar dalam penelitian ini meliputi pakar
proyek tema pencemaran lingkungan untuk evaluasi dan pakar bahasa, dimana untuk
siswa SMP. masing-masing bidang terdiri dari tiga orang
Penelitian ini bertujuan mengembangkan pakar. Implementasi instrumen penilaian habits
instrumen penilaian habits of mind yang valid dan of mind dilakukan setelah instrumen direvisi.
reliabel untuk diterapkan dalam pembelajaran Produk yang telah divalidasi, direvisi, dan diuji
IPA berbasis proyek pada tema pencemaran menghasilkan instrumen penilaian habits of
lingkungan dan mengetahui karakteristik habits mind yang valid dan reliabel sehingga layak
of mind siswa yang tampak setelah mengikuti digunakan dalam pembelajaran IPA berbasis
pembelajaran. Manfaat yang diharapkan dari proyek tema pencemaran lingkungan untuk
penelitian ini antara lain, dapat mendukung siswa SMP.
pembelajaran IPA yang menginternalisasikan
798
Dwi Lestari, dkk/ Unnes Science Education Journal 4 (1) (2015)

Data yang dikumpulkan dalam penelitian dikembangkan. Kajian literasi menunjukkan


ini adalah: a. penilaian pakar menggunakan bahwa terdapat potensi dalam pembelajaran
lembar validasi instrumen penilaian habits of IPA berbasis proyek dengan materi dampak
mind, b. keterbacaan siswa terhadap lembar pencemaran bagi kehidupan yang mendukung
penilaian diri karakteristik habits of mind internalisasi karakteristik habits of mind.
menggunakan angket keterbacaan siswa, c. Pembelajaran IPA berbasis proyek tersebut perlu
keterbacaan guru terhadap instrumen penilaian didukung dengan instrumen penilaian yang
habits of mind menggunakan angket sesuai.
keterbacaan guru, d. respon siswa terhadap Instrumen penilaian habits of mind yang
pembelajaran berbasis proyek dan penilaian diharapkan selanjutnya didesain. Pada tahap
karakteristik habits of mind menggunakan design, dirancang instrumen penilaian yang
angket tanggapan siswa, dan e. nilai tugas dapat digunakan untuk menilai penugasan
proyek, tugas individu, dan karakteristik habits proyek sekaligus karakteristik habits of mind. Draf
of mind menggunakan instrumen penilaian instrumen penilaian habits of mind berbasis
habits of mind yang dikembangkan. proyek yang disusun terdiri dari empat bagian,
Analisis data yang digunakan dalam yaitu: a. sampul, b. lembar deskripsi instrumen,
penelitian ini meliputi analisis validitas c. lembar penilaian proyek, dimana bagian ini
konstruksi instrumen oleh pakar, analisis terdiri dari (1) pedoman penskoran dan
validitas item instrumen penilaian habits of penilaian, (2) kisi-kisi lembar penilaian proyek,
mind, analisis reliabilitas instrumen penilaian (3) lembar penilaian proyek, (4) rubrik penilaian
habits of mind, analisis nilai tugas proyek, tugas proyek, (5) lembar kegiatan peserta didik
individu, dan karakteristik habits of mind siswa, (LKPD), dan d. lembar penilaian karakteristik
serta analisis respon siswa. habits of mind, dimana bagian ini terdiri dari (1)
kisi-kisi lembar penilaian diri terhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN karakteristik habits of mind dalam pembelajaran
berbasis proyek, (2) lembar penilaian diri peserta
Penelitian pengembangan instrumen didik terhadap karakteristik habits of mind dalam
penilaian habits of mind telah dilakukan untuk pembelajaran berbasis proyek, (3) kisi-kisi
mendukung perkembangan habits of mind siswa lembar penilaian karakteristik habits of mind
melalui pembelajaran IPA berbasis proyek. berdasarkan penugasan proyek, (4) lembar
Jumlah siswa yang menjadi sasaran penelitian penilaian karakteristik habits of mind berdasarkan
sebanyak 64 anak yang terbagi ke dalam 2 kelas, penugasan proyek, (5) kisi-kisi lembar penilaian
yaitu kelas VII A dan VII B. Data hasil karakteristik habits of mind berdasarkan
penelitian yang telah dikumpulkan terdiri dari: penugasan individu, (6) lembar penilaian
nilai validasi dari pakar, nilai tugas proyek karakteristik habits of mind berdasarkan
„Investigasi di Lingkungan Tercemar‟, nilai penugasan individu, (7) pedoman penskoran dan
tugas individu, dan nilai karakteristik habits of penilaian untuk karakteristik habits of mind, (8)
mind. indikator karakteristik habits of mind, dan (9)
Penelitian pengembangan instrumen ini lembar penilaian karakteristik habits of mind
diawali dengan tahap define yang melingkupi siswa.
kegiatan identifikasi potensi dan masalah, serta Draf instrumen penilaian habits of mind
pengumpulan data. Kegiatan observasi di kelas yang telah dirancang, selanjutnya memasuki
menemukan bahwa belum semua siswa tahap development. Tahap development dalam
menunjukkan kecerdasan dalam bertindak saat penelitian ini melingkupi tahap validasi oleh
mengikuti kegiatan belajar yang berpusat pada pakar, uji coba skala kecil, dan uji coba skala
diri mereka, serta guru IPA secara khusus belum besar. Validasi pakar bertujuan mendapatkan
memperkenalkan kepada siswa tentang saran dan masukan yang sesuai untuk
karakteristik habits of mind yang dapat memperbaiki produk sebelum tahap uji coba.
799
Dwi Lestari, dkk/ Unnes Science Education Journal 4 (1) (2015)

Pakar dalam penelitian ini meliputi 3 pakar belajar. Pakar evaluasi juga menilai bahwa
evaluasi dan 3 pakar bahasa. Pakar evaluasi cakupan keluasan materi yang diberikan melalui
terdiri 1 dosen jurusan Biologi FMIPA UNNES penugasan proyek dinilai sudah sangat baik.
dan 2 guru IPA SMP N 6 Temanggung. Pakar Cakupan materi melalui tugas proyek penting
bahasa terdiri dari 1 dosen jurusan IPA Terpadu untuk dinilai kelayakannya karena menurut
UNNES dan 2 guru Bahasa Indonesia SMP. Thomas (2000) salah satu syarat tugas proyek
Penilaian pakar terdiri dari 2 tahap, yaitu adalah sentralis, dimana tugas proyek
penilaian tahap 1 dan penilaian tahap 2. merupakan esensi dari pembelajaran.
Penilaian tahap 1 bertujuan untuk menilai Ketiga pakar evaluasi menilai bahwa
kelengkapan komponen kelayakan isi dan aspek pernyataan penilaian proyek sudah sesuai
penyajian instrumen penilaian yang dengan indikator pencapaian yang diharapkan
dikembangkan secara cepat. Penilaian tahap 2 dari KD materi dampak pencemaran bagi
dapat dilakukan setelah instrumen penilaian kehidupan, terutama dengan indikator
yang dikembangkan dinyatakan lolos dalam pencapaian kompetensi keterampilan. Hal
penilaian tahap 1. Berdasarkan hasil penilaian tersebut sesuai dengan penelitian Azhar (2013),
pakar, instrumen penilaian habits of mind lolos bahwa dalam sebuah pengembangan instrumen
dalam tahap 1. Terdapat saran dari pakar terkait penilaian harus terdapat kesesuaian antara butir
komponen isi dan penyajian, yaitu Kompetensi pernyataan aspek penilaian dengan indikator
Inti yang disajikan lebih tepat dikatakan tersaji yang ingin dicapai.
secara eksplisit bukan implisit, serta saran untuk Penilaian pakar bahasa terhadap
memperbaiki penempatan logo pada halaman instrumen penilaian habits of mind memperoleh
sampul. hasil „sangat layak‟ dengan persentase nilai
mencapai 93,75%. Ketepatan penggunaan
Bahasa Indonesia dalam instrumen penilaian
habits of mind berbasis proyek dinilai sangat baik
oleh ketiga pakar bahasa. Kelayakan
penggunaan Bahasa Indonesia tersebut
mendukung UU No. 24 Tahun 2009 Pasal 29
ayat (1) yang menyatakan bahwa Bahasa
Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar
Gambar 1. Revisi desain sampul dalam pendidikan nasional (Anjarsari, 2013).
Penilaian dilanjutkan ke tahap 2. Hasil Konsistensi sistematika instrumen juga
penilaian pakar evaluasi terhadap produk yang merupakan hal yang perlu diperhatikan.
dikembangkan mendapat rata-rata persentase Menurut penilaian pakar bahasa, sistematika
91%. Hal ini menunjukkan bahwa komponen isi penyusunan instrumen dinilai sudah konsisten
dalam instrumen penilaian yang dikembangkan Hal tersebut sejalan dengan penelitian Listiyani
telah memenuhi kriteria „sangat layak‟. dan Widiyati (2012) yang juga menggunakan
Pakar evaluasi menilai bahwa tugas aspek penilaian konsistensi sistematika dalam
proyek yang diberikan telah sesuai dengan KD lembar validasi penelitiannya terhadap
dampak pencemaran bagi kehidupan. pengembangan media pembelajaran. Saran dari
Kesesuaian proyek dengan kompetensi dasar pakar evaluasi dan pakar bahasa untuk
pembelajaran sejalan dengan pendapat perbaikan terhadap kekurangan yang terdapat
Kunandar (2013) yang menyatakan bahwa salah dalam instrumen penilaian habits of mind tersaji
satu acuan kualitas tugas proyek adalah tugas dalam Tabel 1.
harus mengarah pada pencapaian indikator hasil

800
Dwi Lestari, dkk/ Unnes Science Education Journal 4 (1) (2015)

Tabel 1. Revisi Kelemahan Instrumen Penilaian Habits of Mind


No. Komponen Validasi Pakar Tindak Lanjut
1. Kelayakan Isi Indikator pencapaian dalam rubrik penilaian Merubah kata ‘belum’ menjadi kata ‘tidak
proyek belum mengasumsikan bahwa semua tepat’ atau ‘tidak sesuai’. Misalnya, „Belum
siswa telah mengerjakan tugas. menyimpulkan data tentang...‟ menjadi „Tidak
tepat dalam menyimpulkan data tentang...‟
Deskripsi penggunaan instrumen yang Menambahkan tujuan penilaian habits of mind
dikembangkan kurang detail. dalam pembelajaran pada bagian „desain
pengembangan produk‟ pada bagian awal
instrumen.
Masih terdapat kata-kata dalam pernyataan Mengganti kata ‘mengidentifikasi’ dengan
lembar penilaian diri yang dirasa akan kata ‘mengenali’, misal: “Saya dapat
menyulitkan siswa. mengenali ciri-ciri penting dari lingkungan...”
Memperbaiki kalimat, “Saya
mengesampingkan kebutuhan diri sendiri...”,
menjadi “Saya mengikuti kegiatan diskusi
kelompok tentang perencanaan... dengan
sungguh-sungguh”.
2. Kelayakan Terdapat istilah asing yang dapat diganti dengan Mengganti kata ‘presenter’ menjadi ‘penyaji’
Bahasa & istilah dalam Bahasa Indonesia. pada kalimat, “Penampilan penyaji dalam
Penyajian menyampaikan laporan hasil penyelidikan
terhadap lingkungan yang tercemar”.
Terdapat beberapa kesalahan pengetikan. Memperbaiki kesalahan pengetikan kata
„membahasa‟ menjadi „membahas‟.

Instrumen penilaian habits of mind yang penilaian siswa pada lembar penilaian diri
telah diperbaiki sesuai saran pakar evaluasi dan ‘belum, tapi saya akan berusaha’ .
bahasa selanjutnya diuji coba dalam skala kecil. Instrumen penilaian habits of mind yang
Uji coba skala kecil meminta bantuan dari 8 telah diperbaiki berdasarkan hasil uji coba skala
siswa kelas VII A dan 2 guru IPA. Pada uji coba kecil kemudian diuji coba dalam skala yang
skala kecil dikumpulkan data keterbacaan siswa lebih luas. Uji skala besar dilakukan di kelas VII
terhadap lembar penilaian diri dan keterbacaan B dengan jumlah siswa sebanyak 32 anak. Data
guru terhadap instrumen penilaian habits of mind dari uji coba skala besar ini berupa data
yang dikembangkan. penilaian terhadap tugas proyek, tugas individu,
Analisis data keterbacaan siswa dan karakteristik habits of mind siswa, serta
menunjukkan bahwa lembar penilaian diri tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis
karakteristik habits of mind dapat dipahami oleh proyek dan penilaian karakteristik habits of mind.
siswa kelas VII SMP. Rata-rata persentase Data-data tersebut digunakan untuk
keterbacaan lembar penilaian diri sebesar 85% menganalisis validitas dan reliabilitas
atau termasuk ke dalam kriteria „sangat baik‟. pernyataan yang terdapat dalam instrumen
Hasil penilaian dari angket keterbacaan guru penilaian habits of mind yang dikembangkan.
menunjukkan bahwa instrumen penilaian habits Analisis validitas item instrumen penilaian habits
of mind memiliki keterbacaan „baik‟ dengan of mind menggunakan rumus koefisien korelasi
persentase 77%. Minimal skor yang diberikan product moment. Item instrumen penilaian yang
oleh guru adalah 2. Guru IPA di SMP N 6 valid, kemudian diuji reliabilitasnya. Pengujian
Temanggung berpendapat bahwa meskipun reliabilitas lembar penilaian proyek
sudah mengacu pada Kurikulum 2013, indikator menggunakan rumus koefisien Alpha dan untuk
pencapaian pada penilaian proyek siswa agak lembar penilaian karakteristik habits of mind
tinggi untuk standar kelas VII. Masukan yang menggunakan rumus KR-21.
diberikan guru IPA terkait keterbacaan Hasil analisis validitas data uji coba skala
instrumen adalah untuk menambahkan besar menunjukkan bahwa seluruh pernyataan
keterangan „bukti juga dituliskan‟ apabila dalam instrumen penilaian yang dikembangkan
801
Dwi Lestari, dkk/ Unnes Science Education Journal 4 (1) (2015)

adalah valid. Berdasarkan analisis reliabilitas, Penilaian terhadap karakteristik habits of


semua lembar penilaian yang terdapat dalam mind siswa dihimpun dari penilaian diri dan
instrumen penilaian habits of mind adalah penilaian guru berdasarkan tugas proyek, serta
reliable. Uji validitas dan reliabilitas juga tugas individu. Nilai-nilai tersebut kemudian
dilakukan dalam pengembangan instrumen direkapitulasi dalam „Lembar Penilaian
penilaian lainnya, seperti dalam penelitian Karakteristik Habits of Mind Siswa‟ yang terbagi
pengembangan instrumen penilaian produk dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
pada pembelajaran IPA SMP yang dilakukan pelaporan proyek. Hasil penilaian terhadap
oleh Pinilih (2013). karakteristik habits of mind tersaji dalam Gambar
Instrumen penilaian habits of mind yang 2. Berdasarkan nilai karakteristik habits of mind
telah diuji coba dalam skala besar, selanjutnya yang diperoleh, terlihat bahwa karakteristik
diterapkan dalam uji pemakaian. Uji pemakaian habits of mind siswa tidak selalu mengalami
instrumen habits of mind dilakukan di kelas VII peningkatan.
A. Proses pembelajaran IPA berbasis proyek Nilai karakteristik habits of mind „berpikir
dengan materi dampak pencemaran bagi dan berkomunikasi dengan jelas dan cermat‟
kehidupan dilaksanakan sesuai dengan rencana mengalami peningkatan dengan nilai 65 (mulai
pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang, berkembang) pada tahap perencanaan proyek
yaitu materi disampaikan dalam tiga kali (tahap I) menjadi 78 (mulai berkembang) pada
pertemuan dan dalam proses penilaiannya tahap pelaksanaan proyek (tahap II).
menggunakan instrumen penilaian habits of mind. Peningkatan nilai ini terjadi karena nilai
Nilai yang dikumpulkan dalam tahap karakteristik habits of mind bersumber dari
penerapan ini berupa nilai tugas proyek, nilai kegiatan diskusi kelompok dan penugasan
penugasan individu, dan nilai karakteristik habits individu, dimana siswa VII A ternyata sudah
of mind. Nilai tugas proyek dan penugasan terbiasa dengan kegiatan diskusi kelompok,
individu tersaji dalam Tabel 2. sehingga mereka lebih terbiasa dalam berbagi
Tabel 2. Nilai siswa dalam uji pemakaian pemikiran dan berkomunikasi antar anggota
Rata- kelompok. Nilai dari karateristik tersebut
No. Hasil Belajar rata Kriteria mengalami penurunan hingga 70 (mulai
Nilai berkembang) pada tahap pelaporan proyek
1 Nilai tugas 63, 89 Baik (tahap III). Hal tersebut terjadi karena pengaruh
proyek dari sumber penilaian karakteristik habits of
2 Nilai Tugas 76, 56 Baik mindnya yang lebih didominasi kegiatan
Individu I presentasi kelompok, dimana siswa ternyata
3 Nilai Tugas 85,52 Sangat belum terbiasa dengan kegiatan presentasi dan
Individu II Baik masih merasa canggung ketika berada di depan
4 Nilai Tugas 78, 33 Baik kelas. Sikap siswa sebagai audien dalam
Individu III kegiatan presentasi juga terlihat belum baik
Nilai yang diperoleh dari pembelajaran karena ketika ada kelompok yang
IPA berbasis proyek menunjukkan hasil yang mempresentasikan hasil kerjanya, sebagian besar
baik untuk tugas proyek dan penugasan individu siswa masih kurang dalam memberikan respon
yang diberikan. Berdasarkan perolehan nilai dan perhatian, misalnya tidak mengajukan
yang melebihi nilai KKM IPA di sekolah, pertanyaan ataupun tidak memberikan saran.
terlihat bahwa siswa telah memahami materi Nilai karakteristik „berpikir secara
dampak pencemaran bagi kehidupan. interdependen‟ justru terus mengalami
Pembelajaran IPA berbasis proyek dilaksanakan penurunan pada setiap tahap pembelajaran
dengan menginternalisasikan karakteristik habits berbasis proyek. Pada tahap perencanaan (tahap
of mind, sehingga penilaian terhadap I), nilai karakteristik habits of mind ini sebesar 76
karakteristik habits of mind juga dilakukan. (mulai berkembang), kemudian pada tahap
802
Dwi Lestari, dkk/ Unnes Science Education Journal 4 (1) (2015)

pelaksanaan proyek (tahap II), nilai menurun Nilai karakteristik „memeriksa akurasi‟
hingga 73 (mulai berkembang). Nilai terlihat terus mengalami peningkatan pada
karakteristik „berpikir secara interdepen‟ pada setiap tahap pembelajaran. Nilai tertinggi
tahap perencanaan proyek lebih tinggi terlihat pada tahap pelaporan proyek (tahap III)
dibandingkan dengan tahap lainnya karena dengan nilai 78 (mulai berkembang). Nilai pada
sumber penilaiannya adalah kegiatan diskusi tahap perencanaan (tahap I) sebesar 69 (mulai
kelompok, dimana siswa sudah terbiasa dengan berkembang), kemudian mengalami
kegiatan tersebut, sehingga banyak siswa yang peningkatan menjadi 77 (mulai berkembang)
telah mampu menggunakan kebiasaan berpikir pada tahap pelaksanaan proyek (tahap II). Nilai
secara interdependen dengan lebih baik. karakteristik „memeriksa akurasi‟ terus
Penurunan nilai karakteristik pada tahap mengalami peningkatan karena sumber
pelaksanaan proyek lebih dipengaruhi oleh penilaian hanya berasal dari penilaian diri siswa,
keterlibatan siswa dalam melaksanakan proyek. sehingga siswa dapat menilai karakteristik ini
Berdasarkan laporan siswa saat kegiatan secara lebih luas yaitu dengan berdasarkan
monitoring proyek, ternyata terdapat beberapa penilaian saat mengerjakan penugasan individu
siswa yang tidak ikut melaksanakan tugas. ataupun saat melaksanakan penugasan proyek.
Kunandar (2013) menyatakan bahwa salah satu Hasil analisis terhadap karakteristik habits
kelemahan penilaian proyek adalah adanya of mind yang menggabungkan ketiga lembar
siswa yang kurang bertanggung jawab dan penilaian tersebut memperoleh hasil bahwa
hanya „titip nama‟. Nilai mengalami penurunan untuk semua karakteristik habits of mind yang
kembali menjadi 72 (mulai berkembang) pada dinilai selama proses pembelajaran IPA berbasis
tahap pelaporan proyek (tahap III). Penurunan proyek berada pada kategori „mulai
nilai ini karena mendapat pengaruh dari berkembang‟, meskipun nilainya masih
kegiatan presentasi kelompok yang fluktuatif. Penilaian dalam pembelajaran IPA
mendominasi sumber penilaian seperti pada berbasis proyek yang dapat mempengaruhi
penurunan nilai karakteristik „berpikir dan karakteristik habits of mind sejalan dengan
berkomunikasi dengan jelas dan cermat‟. Pada penelitian yang dilakukan Haka (2013). Hasil
tahap pelaporan proyek yang diisi dengan penelitian Haka (2013) menunjukkan bahwa
kegiatan presentasi tugas proyek, mayoritas terjadi peningkatan dengan N-gain 0,45 pada
siswa belum aktif dalam pembelajaran, terlihat karakteristik habits of mind siswa setelah
dengan belum banyak siswa yang mengajukan diterapkan asesmen kinerja.
pertanyaan dan gagasan. Hal tersebut Karakteristik habits of mind siswa kelas VII
menyebabkan ketika mereka mengisi lembar A yang termasuk dalam kriteria „mulai
penilaian diri terhadap karakteristik „berpikir berkembang‟ dapat dikaitkan dengan teori
secara interdependen‟ untuk tahap pelaporan perkembangan kognitif menurut Piaget. Usia
proyek, siswa cenderung menjawab dengan siswa kelas VII SMP yang berkisar 12-13 tahun
jawaban ‘belum, tapi saya akan berusaha’. menurut teori Piaget merupakan usia yang
sedang memasuki tahap operasional formal.
Tahap operasional formal merupakan tahap
perkembangan kognitif dimana anak sudah
mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Pada
tahap ini, anak mampu menyusun rencana
untuk memecahkan masalah dan secara
sistematis menguji solusinya (dalam Rifa‟i dan
Aini, 2012). Kemampuan berpikir yang seperti
itu oleh Piaget disebut sebagai hypothetical –
Gambar 2. Penilaian terhadap karakteristik deductive–reasoning, yaitu mengembangkan
habits of mind siswa hipotesis untuk memecahkan problem dan
803
Dwi Lestari, dkk/ Unnes Science Education Journal 4 (1) (2015)

menarik kesimpulan secara sistematis. Menurut pembelajaran IPA berbasis proyek dengan
Costa dan Kallick (2012) habits of mind akan menginternalisasikan karakteristik habits of mind
terbentuk ketika siswa merespon permasalahan mencapai 87% dalam tahap uji coba skala besar
yang jawabannya tidak segera diketahui. dan mencapai 89,2% dalam tahap uji penerapan.
Memiliki habits of mind yang baik berarti Dua aspek tanggapan yang mendapat
memiliki watak perilaku secara cerdas ketika nilai paling tinggi adalah aspek nomor 1 dan 2.
menghadapi masalah yang tidak segera Aspek nomor 1 berisi tentang kesenangan siswa
diketahui jawabannya. Kebiasaan berpikir dalam mengikuti pembelajaran berbasis proyek
(habits of mind) yang baik akan mendukung dan aspek nomor 2 tentang bertambahnya
proses pemecahan masalah dengan baik, kepedulian siswa terhadap kondisi lingkungan
sehingga untuk siswa SMP kelas VII yang masih sekitar setelah memperoleh tugas proyek.
dalam awal tahap operasional formal, habits of Tingginya nilai tanggapan terhadap aspek
mind mereka juga masih dalam kriteria „mulai nomor 1 karena siswa belum pernah
berkembang‟. mendapatkan tugas IPA yang serupa, sehingga
Faktor lain yang mungkin mempengaruhi mereka sangat senang ketika mendapatkan tugas
karakteristik habits of mind siswa adalah lamanya proyek yang berbeda dari tugas IPA yang
waktu penelitian. Costa dan Kallick (2012) diberikan oleh guru. Respon positif tersebut
menyatakan bahwa waktu merupakan hal yang sejalan dengan penelitian Munawaroh, et al.
sangat mempengaruhi internalisasi kebiasaan (2013) yang juga memperoleh hasil bahwa 97%
berpikir. Penelitian dengan durasi waktu yang siswa sangat senang dengan pembelajaran
singkat seperti penelitian pengembangan berbasis proyek.
instrumen penilaian habits of mind ini, baru Aspek nomor 2 mendapat tanggapan
mempengaruhi dimensi awal habits of mind sangat baik dengan persentase 92,2%. Tingginya
siswa, yaitu value (nilai) dimana siswa memilih nilai tanggapan tersebut karena tugas proyek
menggunakan pola perilaku cerdas daripada yang diberikan merupakan tugas investigasi di
pola lain yang kurang produktif dan inclination lingkungan sekitar yang tercemar, sehingga
(kecenderungan), dimana perasaan siswa siswa diharuskan untuk melakukan observasi.
cenderung menggunakan pola perilaku cerdas Observasi tersebut memberikan dampak positif
tertentu. Hal tersebut terlihat dari hasil bagi siswa untuk lebih mengenal dan peduli
penelitian yang menunjukkan bahwa terhadap lingkungan di sekitar tempat
karakteristik habits of mind siswa termasuk dalam tinggalnya. Hasil tersebut sejalan dengan
kriteria mulai berkembang. Pengaruh penelitian Ningsih, et al. (2013) yang
pembelajaran untuk mencapai hingga dimesi menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan
lima yaitu commitment (komitmen) dimana siswa dari proses pembelajaran berpendekatan
akan secara konstan berusaha merefleksi dan lingkungan terhadap sikap peduli lingkungan.
meningkatkan kinerja pola perilaku cerdas, Penelitian Titin et al. (2012) juga menemukan
memerlukan waktu internalisasi yang sangat bahwa terjadi peningkatan sikap peduli
lama dan dilakukan secara terus menerus lingkungan siswa setelah diterapkan
(continue), serta didukung oleh berbagai pihak, pembelajaran Biologi dengan menggunakan
misalnya dengan melibatkan peran orang tua di model Sains Teknologi Masyarakat (STM)
rumah. berbasis proyek.
Penelitian ini juga menghimpun data
tentang respon siswa terhadap pelaksanaan SIMPULAN
pembelajaran IPA berbasis proyek dan penilaian
karakteristik habits of mind. Berdasarkan data Berdasarkan hasil penelitian dan
yang diperoleh dalam uji coba skala besar dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa;
uji penerapan, siswa memberikan respon yang 1) Instrumen Penilaian Habits of Mind pada
positif. Persentase tanggapan siswa terhadap Pembelajaran IPA berbasis Proyek Tema
804
Dwi Lestari, dkk/ Unnes Science Education Journal 4 (1) (2015)

Pencemaran Lingkungan yang telah Jumrodah & N. Hujjatusnaini. 2013. Pengaruh


dikembangkan valid dan reliabel sehingga layak Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
digunakan sebagai instrumen penilaian untuk Based Learning) Terhadap Hasil Belajar
peserta didik SMP, 2) Selama proses dan Kemampuan Bekerjasama
pembelajaran IPA berbasis proyek dengan Mahasiswa Pada MataKuliah Teknik
menggunakan instrumen penilaian habits of mind Pengelolaan Laboratorium Program Studi
yang dikembangkan, siswa menunjukkan Tadris Biologi. Edu Sains. Vol 1 (1): 39-45
karakteristik habits of mind dengan kategori Leager, C. 2005. Fostering Scientific Habits of
„mulai berkembang‟. Mind. Iowa Scientific Teachers Journal. Vol.
32(3): 8-12
DAFTAR PUSTAKA Listiyani, I.M. & A. Widiyati. 2012.
Pengembangan Komik sebagai Media
Anjarsari, N., S. Suswandi, & S. Mulyono. Pembelajaran Akuntansi pada
2013. Analisis Kesalahan Pemakaian Kompetensi Dasar Persamaan Dasar
Bahasa Indonesia dalam Karangan Akuntansi untuk Siswa SMA Kelas IX.
Mahasiswa Penutur Bahasa Asing di 2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Universitas Sebelas Maret. BASASTRA Indonesia.Vol X(2): 80-94
Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia, Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru
dan Pengajarannya. Vol. 2 (1): 1-13 Implementasi Kurikulum 2013 SMP/ MTs
Azhar.2013. Pengembangan Instrumen Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Badan
Penilaian Kompetensi Sosial Guru Fisika Pengembangan Sumber Daya Manusia
SMA/ MA. Prosiding Seminar Semirata Pendidikan dan Kebudayaan dan
FMIPA UNILA. Vol. 1(1): 293-305 Penjaminan Mutu Pendidikan
Bell, S. 2010. Project-based Learning for the 21st Kementerian Pendidikan dan
Century: Skill for the Future. The Clearing Kebudayaan 2013.
House. Vol. 83 (2): 39-43 Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian
Burgess, J. 2012. The Impact of Teaching Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Thinking Skill as Habits of Mind to Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis.
Young Children with Challenging Jakarta: Rajawali Press
Behaviours. Emotional and Behaviour Munawaroh, A., W. Christijanti & Supriyanto.
Difficulties. Vol 17 (1): 47-63 2013. Penerapan Model Pembelajaran
Çalik, M., B. Turan, & R. K. Coll. 2013. A Berbasis Proyek untuk Meningkatkan
Cross-Age Study of Elementary Student Hasil Belajar Sistem Pencemaran SMP.
Teacher‟s Scientific Habits of Mind Unnes Journal of Biology Education. Vol.
Concerning Socioscientific Issues. 2(1): 91-98
International Journal of Science and Ningsih, W.I., A.A.I.N. Marhaeni & I.W.
Mathematics Education. Vol 12 (6): 1315- Lasmawan. 2013. Pengaruh Implementasi
1340 Pendekatan Proses Berbasis Lingkungan
Costa, A.L & B. Kallick. 2012. Belajar dan Terhadap Hasil Belajar Menulis dan
Memimpin dengan Kebiasaan Pikiran 16 Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas V
Karakteristik Penting untuk Sukses. Jakarta: MIN Banyubiru Negara. E-Journal
PT. Indeks Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Haka, N. B. 2013. Penerapan Assessmen Kinerja Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar.Vol.3
Untuk Meningkatkan Kemampuan Habits of Pinilih, F.W, R. Budiharti & E.Y. Ekawati.
Mind dan Penguasaan Konsep Biologi Kelas 2013. Pengembangan Instrumen Penilaian
IX. Tesis. Bandung: FMIPA Universitas Produk Pada Pembelajaran IPA Untuk
Pendidikan Indonesia Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol 1
(12): 23-27
805
Dwi Lestari, dkk/ Unnes Science Education Journal 4 (1) (2015)

Puji, A.W., A.P.B. Prasetyo & E.S. Rahayu. Schneider, R. M., J. Kracjik, R.W. Marx & E.
2012. Pengembangan Instrumen Asesmen Soloway. 2002. Performance of students
Auntentik Berbasis Literasi Sains pada in Project-Based science Classroom on
Materi Sistem Ekskresi. Lembaran Ilmu National Measure of Science
Kependidikan, 41(1): 39-43 Achievement. Journal of Research Science
Teaching. Vol 39 (5):410-422
Rifa‟i, A. & C.T. Anni. 2012. Psikologi Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
Pendidikan. Semarang: Pusat Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Pengembangan MKU/ MKDK-LP3 Thomas, J.W. 2000. A Review of Research on
Universitas Negeri Semarang Project-Based Learning. California: The
Autodesk Foundation
Rustaman, N. 2009. Kebiasaan Berpikir dalam Titin, W. Sunarno, & M. Masykuri. 2012.
Pembelajaran Sains dan Asesmennya. Pembelajaran Biologi Menggunakan
Universitar Pendidika Indonesia. Tersedia Model Sains Teknologi Masyarakat
di (STM) Berbasis Proyek Untuk
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/POR Meningkatkan Hasil Belajar dan Sikap
DI PENDIDIKAN IPA/ Peduli Lingkungan. Jurnal Inkuiri. Vol 1
195012311979032 NURYANI (3): 245-257
RUSTAMA/Habts of Mind 08 Widiyatmoko, A. & S.D. Pamelasari. 2012.
makalah.pdf (diakses 29-06-2013) Pembelajaran Berbasis Proyek untuk
Safitri, P. T. 2013. Pembelajaran Quick on The Mengembangkan Alat Peraga IPA
Draw untuk Meningkatkan Kemampuan dengan Memanfaatkan Bahan Bekas
Penalaran Matematis dan Habits of Mind Pakai. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia.
Siswa Sekolah Menengah Pertama: Studi Vol. 1 (1): 51-56
Kuasi Eksperimen pada Siswa SMP di Kota
Tangerang. Tesis. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.

806

Anda mungkin juga menyukai