Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan

https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP

Vol 8, No. 1, Januari 2022

Model Pembelajaran Berbeda pada Keterampilan Proses Sains Siswa dalam


Pembelajaran Biologi Sumbawa, Indonesia

Supratman1, Eryuni Ramdhayani2


1,2,
Dosen Universitas Samawa
Email: supratman@universitas-samawa.ac.id, yuniramdayani89@gmail.com,
HP. 085238656063

Info Artikel Abstract:


Sejarah Artikel: Science process skills as one of the 21 st century skills are important
Diterima: 24 Desember 2021 to be empowered. Empowerment of science process skills can be
Direvisi: 28 Desember 2021 done by applying innovative learning models, namely POPBLSTAD,
Dipublikasikan: Januari 2022 POBL and STAD. The purpose of this study was to determine the
e-ISSN: 2089-5364 effect of different learning models on students' science process skills
p-ISSN: 2622-8327 in learning biology. The design of this study used a quasi-
DOI: 10.5281/zenodo.5834854 experimental design with a Pretest Posttest Nonequivalent Control
Group Design to examine the effect of the POPBLSTAD, POPBL,
and STAD models on science process skills. Determining the sample
in this study using the Random Sampling technique in classes that
have gone through trials. The research instrument used a multiple
choice test with indicators of science process skills, namely
identifying variables, estimating data, formulating hypotheses,
operationally defining, and conducting experiments. Data analysis in
this study used statistical inferential analysis of covariance
(ANACOVA) one way with a significance level of 5%. The results of
this study indicate that there is an influence of the learning model on
students' science process skills. The results of the BNT test show that
the POPBLSTAD learning model has significant skills compared to
the other three models.

Keywords: Different learning model, science process skill, STAD,


POPBL, POPBLSTAD

PENDAHULUAN yang lazim disebut sebagai pembelajaran


Perubahan paradigma pendidikan konvensional masih diterapkan dalam
dari proses pembelajaran yang berpusat pembelajaran di sekolah. Hal ini
pada guru (teacher centered) menjadi dikarenakan guru beranggapan bahwa
berpusat pada siswa (students centered) pembelajaran konvensional bersifat praktis
merupakan prinsip paling mendasar dalam dan mudah dilaksanakan. Sementara itu,
pembelajaran abad 21 (Arends, 2012; dari berbagai hasil penelitian melaporkan
Muganga & Ssenkusu, 2019). Namun bahwa adanya penggunaan pembelajaran
pembelajaran berpusat pada guru atau konvensional telah terbukti tidak dapat

296
meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan investigasi serta interpretasi data
dan keterampilan berpikir kreatif, dalam melakukan praktikum (Yeam,
keterampilan proses sains dan retensi 2007). Selain itu, kurangnya pengalaman
siswa dalam pembelajaran biologi siswa dalam kegiatan penyelidikan ilmiah
(Corebima, 2006; Rambitan, 2012; dapat mempengaruhi rendahnya tingkat
Retnosari, 2016). keterampilan proses sains (Lati et al.,
Pendidikan IPA abad ke-21 2012). Pemberdayaan keterampilan proses
berorientasi pada pengembangan strategi sains selama ini masih pada tingkat dasar
dan solusi untuk memecahkan dan belum mengarahkan pada
permasalahan dalam kehidupan sehari- keterampilan proses sains terintegrasi
hari. Guru harus mempertimbangkan sehingga menyebabkan ketercapaian
pentingnya pendekatanmenggunakan keterampilan proses sains siswa belum
berbagaikolaborasi dan pedagogi optimal (Rahmasiwi et al., 2015; Zahroh et
partisipatif dalam proses pembelajaran. al., 2017).
Kehidupan masyarakat global menurut Berdasarkanbeberapa
McFarlane (2013)berdampak pada permasalahan yang telah diuraikan, maka
kebutuhan belajar dan metode salah satu solusi yang harus dilakukan
pembelajaran berbeda-beda, yang guru dalam upaya meningkatkan
membuat peserta didik mampu keterampilan proses sains siswa yakni
memahami sains pada tingkat dasar menerapkan model pembelajaran
misalnya melakukan penyelidikan kooperatif, berbasis proyek, berorientasi
dengan memanfaatkan alam sekitar. masalah (Lord, 2001).Model pembelajaran
Nugraha et.al (2017) yang diharapkan dapat memberdayakan
Keterampilan pentingyang perlu keterampilan proses sainssiswa
diberdayakan dalam pembelajaran yaitu diantaranya adalah Problem Oriented
keterampilan proses sains siswa. Project Based Learning (POPBL).
Keterampilan proses sains merupakan POPBL merupakan model
suatu proses dalam pembelajaran sains pembelajaran kolaboratif yang
yang digunakan untuk menyelesaikan menggabungkan kegiatan pembelajaran
suatu masalah secara efektif dengan proyek dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan sebuah metode ilmiah Problem Based Learning(Rongbutsri,
(Sheeba, 2013). Keterampilan proses sains 2017), dan termasuk salah satu jenis dari
sangat penting untuk dibelajarkan sebab PBL (Kolmos & de Graaff, 2014). Prinsip
pengetahuan sains tidak hanya diperoleh pokok pembelajaran ini yakni berorientasi
dari mengakses informasi saja tetapi pada masalah, kerja dalam proyek, antar
memahami informasi (Bati et al., 2010). disiplin ilmu, berpusat pada siswa, dan
Peningkatan keterampilan proses sains kerjasama kelompok (Barge, 2010;
siswa sangat ditentukan oleh upaya guru Rongbutsri, 2017).Kelebihan pembelajaran
dan siswa itu sendiri dalam menyadari dan ini mampu memotivasi siswa, berpotensi
memahami ilmu pengetahuan dan mendukung pendidikan berkelanjutan,
teknologi yang berkembang (Akinbobola, setiap kegiatan proyek yang dikerjakan
2006). siswa berorientasi pada masalah (Yasin &
Hasil penelitian Sholiha (2015), Rahman, 2011). Pembelajaran ini
Prabowo (2016) yang melaporkan bahwa bertujuan dalam menemukan solusi dari
rata-rata nilai keterampilan proses sains suatu pengetahuan tentang suatu proyek
siswa pada kelas yang dibelajarkan yang dikerjakan dengan situasi kehidupan
menggunakan pembelajaran konvensional nyata siswa (Strobel & van Barneveld,
masih tergolong rendah. Rendahnya 2009).
tingkat keterampilan proses sains siswa Model pembelajaran lain yang
disebabkan kurangnya pemahaman ilmiah diharapkan mampu memberdayakan

297
keterampilan proses sains siswa adalah Populasi dalam penelitian ini
Student Team Achievement Division adalah seluruh siswa SMA Negeri di
(STAD). Model STAD merupakan sebuah Kabupaten Sumbawa pada semester genap
pembelajaran yang paling sederhana di tahun pelajaran 2017/2018. Pengambilan
antara pembelajaran kooperatif lain yang sampel penelitian menggunakan teknik
dikembangkan oleh Slavin, sehingga Cluster Random Sampling.Penentuan
cukup baik untuk digunakan oleh guru kelas-kelas yang dijadikan sampel
yang pertama menggunakan pembelajaran penelitian terlebih dahulu diuji kesetaraan
ini (Lie, 2008). Kelebihan pembelajaran dengan menggunakan placement test
ini dapat membantu siswa berdiskusi untuk dalam bentuk pilihan ganda dan dianalisis
memecahkan masalah secara kolaboratif, menggunakan (ANOVA) dengan
siswa yang belajar dalam kelompok terdiri memanfaatkan program SPSS 23.0 for
atas berbagai karakteristik seperti gender, Windows.
etnis dan kemampuan sehingga dapat Keterampilan proses sains siswa
menumbuhkan keterampilan berpikir siswa dalam penelitian ini diukur menggunakan
(Arends, 2012). tes pilihan ganda. Komponen-
Penelitian mengenai pengaruh komponenindikatorketerampilan proses
model terhadap pemberdayaan sainsyaitumengidentifikasi variabel,
keterampilan proses sains telah banyak menafsirkan data, merumuskan hipotesis,
dilakukan, misalnya adalah model mendefinisikan secara operasional, dan
PBL(Pujiastuti & Hidayah, 2016), melakukan percobaan.
PjBL(Fitriyani & Anggraini, 2018), inkuri
terbimbing (Zama’ah et al., 2019), guided- HASIL DAN PEMBAHASAN
discovery (Fransiska et al., 2018) dan Berdasarkan hasil penelitian
STAD (Prayitno et al., 2017). Akan tetapi diperoleh nilai rata-rata pretest dan
belum ada penelitian yang mengkaji posttestketerampilanproses sains siswa
pengaruh model pembelajaran pada setiap model pembelajaran yang
POPBLSTAD terhadap keterampilan diterapkan dalam penelitian ini disajikan
proses sains. Berdasarkan uraian latar dalam Tabel 2 berikut.
belakang masalah seperti yang telah Tabel 2.Nilai Rata-rata dan Persenase
dipaparkan, maka penelitian ini Perbahan Pretest dan Posttest
menerapkan model pembelajaran berbeda Keterampilan Proses Sains Siswa
untuk melihatketerampilan proses sains Pada Setiap Model Pembelajara
siswa dalam pembelajaran Biologi. Nilai rata-rata Per-
Keterang
Model Postt senta
Pretest an
est se
METODOLOGI PENELITIAN
POPBL 52,76
Penelitian ini merupakan penelitian 34,81 73,70 Meningkat
STAD %
kuasi eksperimen. Rancangan dalam 48,67
POPBL 32,29 62,91 Meningkat
penelitian ini adalah menggunakan %
Pretest-Posttest Nonequivalent 44,05
STAD 31, 33 56,00 Meningkat
ControlGroup Design. %
Konvens 19,82
Tabel 1. Rancangan Pretest-Posttest ional
32,90 41,07
%
Meningkat
Nonequivalent Control Group Design
Pretest Kelompok perlakuan Posttes
Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata
O1 POPBL O2
pretestdan posttest keterampilan proses
O3 STAD O4
sains yang diajarkan menggunakan model
O5 POPBL terintegrasi O6 pembelajaran POPBLSTAD, POPBL,
STAD
O7 Konvensional O8
STAD, dan pembelajaran konvensional.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa setiap
model pembelajaran yang diterapkan

298
memiliki peningkatan nilai pretest dan Hasil analisis menunjukkan p-value
posttest yang berbeda, namun semua (0,000) < α (0,05). Ho yang berbunyi tidak
modelpembelajaran mengalami ada perbedaan pencapaian keterampilan
peningkatan padaketerampilanproses sains proses sains diantara keempat kelas
siswa. Rerata nilai keterampilan proses ditolak. Maka, hipotesispenelitian yang
sains siswa padasemua model berbunyi ada perbedaan pencapaian
pembelajarandapatdivisualisasikan pada keterampilan proses sains diantara
Gambar 1. keempat kelas eksperimen dengan kelas
kontrol diterima. Berdasarkan hasil uji
statistik, maka dapat disimpulkan bahwa
ada perbedaan pengaruh model
pembelajaran berbeda terhadap pencapaian
keterampilan proses sains siswa.
Hasil uji lanjut pengaruh model
pembelajaran terhadap keterampilan
proses sains siswa dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji BNT data Keterampilan


Proses Sains Siswa

Gambar 1. Nilai Rata-Rata Pretest dan


Posttest Keterampilan Proses
Sains Siswa Pada Setiap Model
Pembelajaran

Hasil uji anakova terhadap Hasil uji BNT pada Tabel 3


perbedaan keterampilan proses sains siswa menunjukkan bahwa model pembelajaran
pada pembelajaran biologi yang diajarkan POPBLSTAD memiliki pencapaian
menggunakan model pembelajaran keterampilan proses sains yang secara
POPBLSTAD, POPBL, STAD, dan signifikan lebih tinggi dari ketiga model
pembelajaran konvensional. Ringkasan lainnya. Persentase nilai rata-rata
hasil pengujian anakova pada variabel terkoreksi pada model pembelajaran
keterampilan proses sains pada penelitian POPBLSTAD memiliki nilai terkoreksi
disajikan pada Tabel 3. yang lebih tinggi sebesar 16,78% dari
Tabel 3.Ringkasan Hasil Uji Anakova model POPBL, lebih tinggi dari model
Terhadap Rerata Nilai STAD 30,99% dan model POPBLSTAD
Keterampilan Proses Sains lebih tinggi sebesar 79,02% dibandingkan
pembelajaran konvensional. Notasi LSD
menunjukkan bahwa Model POPBL dan
STAD berbeda nyata pada pencapaian
keterampilan proses sainsnya, sedangkan
kelas konvensional memiliki pencapaian
keterampilan proses sains yang secara
signifikan paling rendah dibandingkan
dengan ketiga kelas lainnya.
Implementasi model pembelajaran
Berdasarkan hasil uji anakova pada yang berbeda rata-rata mempunyai
Tabel 3 dapat diketahui F hitung perlakuan pengaruh secara signifikan terhadap
perbedaan model pembelajaran adalah keterampilan proses sains siswa. Namun
sebesar 67,199 dengan p-value=0,000. terdapat perbedaan berdasarkan hasil uji
299
BNT menunjukkan bahwa model Pemberdayaan Keterampilan Proses
POPBLSTAD berbeda nyata dengan Sains melalui STAD
model POPBL, STAD dan pembelajaran Penerapan model STAD
konvensional. Hasil ini sesuai dengan menunjukkan bahwa model pembelajaran
perhitungan rata-rata terkoreksi yang mampu memberdayakan keterampilan
menunjukkan bahwa model POPBLSTAD proses sains siswa. Temuan ini relevan
lebih tinggi pencapaian keterampilan dengan hasil penelitian Prayitno et al.
proses sainsnya dibandingkan dengan (2017) yang melaporkan model
siswa yang menjalani model pembelajaran pembelajaran STAD terbukti mampu
lainnya. Model POPBL dan STAD meningkatkan keterampilan proses sains
berbeda nyata terhadap keterampilan dibandingkan siswa yang dibelajarkan
proses sains siswa. Model POPBLSTAD menggunakan pembelajaran konvensional.
memiliki potensi lebih tinggi dibandingkan Keterampilan proses sains juga dapat
siswa yang dibelajarkan menggunakan dikembangkan dalam setiap pembelajaran
model POPBL, STAD dan pembelajaran (Modrek et al., 2019). Diperlukan
konvensional dalam hal pencapaian kombinasi berpikir tingkat tinggi yang
keterampilan proses sains siswa. salah satu di antaranya adalah
keterampilan berpikir kritis untuk
Pemberdayaan Keterampilan Proses mencapai keterampilan proses sains yang
Sains melalui POPBL optimal(Hackling & Sherriff, 2015).
Pembelajaran POPBL terbukti Kegiatan belajar kelompok yang
mampu meningkatkan keterampilan proses mengedepankan kerjasama tim melalui
sains siswa. Hasil penelitian yang implementasi pembelajaran STAD dapat
mendukung penelitian POPBL telah menumbuhkan keterampilan proses sains
dilakukan Filho, Shiel, & Paço (2016; siswa (Dewi et al., 2020).
Latada & Kassim (2017) yang melaporkan Pemberdayaan keterampilan proses
bahwa penerapan model POPBL memiliki sains dalam pembelajaran dapat membantu
pencapaian keterampilan proses sains yang siswa memperoleh informasi secara
berbeda secara signifikan dibandingkan mandiri, dan siswa harus diarahkan untuk
siswa yang menjalankan pembelajaran belajar proses penelitian ilmiah (Bulent,
dengan kelas konvensional pada 2015). Belajar proses penelitian ilmiah
pembelajaran sains. meliputi beberapa aktivitas seperti
Selain itu, pada implementasi identifikasi masalah, mengumpulkan data,
model pembelajaran yang berbasis menganalisis, menafsirkan, melakukan
penyidikan terbukti efektif dalam percobaan/penelitian, memecahkan
meningkatkan keterampilan proses sains masalah dan berkomunikasi dengan efektif
siswa (Mei et al., 2007). Keterampilan (Appamaraka et al., 2009). Menurut Bulent
proses sains dapat diajarkan melalui (2015), guru berperan dalam
metode pembelajaran yang berfokus pada mengembangkan keterampilan proses
karya ilmiah (Gormally et al., 2009). sains siswa dan pengetahuan konten
Upaya pemberdayaan keterampilan proses karena keduanya sangat penting untuk
sains dari berbagai kelompok akademik melatih siswa untuk memecahkan masalah.
siswa maka metode pembelajaran proyek
dapat diimplementasikan untuk Pemberdayaan Keterampilan Proses
meningkatkan keterampilan proses sains Sains melalui POPBLSTAD
siswa (Muntari et al., 2018; Umara et al., Tingginya pencapaian keterampilan
2018). proses sains pada siswa yang dibelajarkan
menggunakan model POPBLSTAD
disebabkan oleh beberapa tahapan sintaks
model pembelajaran, misalnya pada tahap

300
implementasi proyek siswa. Kegiatan pembelajaran yang diimplementasikan.
pembelajaran pada tahap ini yaitu siswa Pembelajaran yang menganut prinsip
melaksanakan proyek secara berkelompok. pendekatan konstruktivisme yang didasari
Pelaksanaan proyek mengakomodasi siswa teori perkembangan kognitif bahwa
untuk bekerja ilmiah sehingga dapat individu memiliki peran aktif dalam
mendukung peningkatan keterampilan memperoleh informasi, membangun
proses sains siswa dalam pelaksanaan informasi berdasarkan pengetahuan
pembelajaran biologi. Hal lain yang sebelumnya.
menjadi pendukung peningkatan Tahapan lainnya yang dapat
pencapaian keterampilan proses sains meningkatkan nilai keterampilan proses
siswa yang dibelajarkan menggunakan sains melalui implementasi model
model POPBLSTAD karena terdapat POPBLSTAD adalah kegiatan
aktivitas kerja ilmiah yaitu kegiatan pengumpulan data dan analisis data
proyek yang dilaksanakan di luar jam sebagai kegiatan implementasi proyek
pelajaran. Pembelajaran yang berorientasi yang diperoleh dari proses kegiatan
pada proses sains dapat mendorong siswa observasi lapangan, dan belajar secara
untuk berlatih melakukan kerja ilmiah dan berkelompok yang difasilitasi oleh guru
menemukan produk ilmiah seperti sehingga dapat mempengaruhi
ilmuwan sesungguhnya (Prayitno et al., peningkatan keterampilan proses sains
2017). Kegiatan kerja ilmiah dapat siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.
meningkatkan keterampilan proses sains Modrek, Kuhn, Conway, & Arvidsson
dan pengembangan sikap ilmiah siswa (2019) mengungkapkan bahwa
(Karslı & Şahin, 2009; Rambuda, 2004; keterampilan proses sains memegang
Remziye et al., 2011). peranan penting dalam aktivitas
Kegiatan proyek menjadi salah satu pembelajaran sains oleh karenanya harus
hal penting yang diperlukan dalam diberdayakan secara utuh. Pemberdayaan
pembelajaran misalnya memunculkan keterampilan proses sains hendak dapat
individu yang dapat melakukan penelitian, dilakukan secara berkelanjutan, hal ini
mengajukan pertanyaan, mencapai agar siswa dapat memahami aktivitas kerja
pengetahuan ilmiah dengan menggunakan ilmiah dengan baik (Aktamis & Yenice,
pemikiran ilmiah, untuk memecahkan 2010).
masalah dalam kehidupan sehari-hari POPBLSTAD merupakan bagian
(Çakir & Sarikaya, 2010). Pembelajaran pembelajaran kolaboratif yang terintegrasi
harus mengarahkan siswa memiliki dengan model pembelajaran kooperatif
keterampilan proses sains untuk melatih lainnya yang direkomendasikan untuk
siswa melakukan pengamatan, diterapkan di kelas sains dapat
mengumpulkan data, berhipotesis, menguji meningkatkan keterampilan proses sains
hipotesis, dan menganalisis untuk siswa, daripada pembelajaran berbasis
membangun konsep sendiri berdasarkan kompetensi dapat menciptakan
pengetahuan yang dimilikinya. kesenjangan antara akademik
Implementasi model pembelajaran saat ini siswa(Supratman et al., 2021). Penggunaan
hendaknya diarahkan untuk memecahkan metode ilmiah dalam proses pembelajaran
masalah melalui keterampilan proses sains, sains dapat membantu guru dalam
melatih individu yang produktif yang melakukan praktik kerja ilmiah (Abungu et
mampu bertanya dan melakukan analisis al., 2014; Bencze & Bowen, 2009). Hasil
berbagai macam ide-ide (Demirbaş & kajian teori ini semakin memperjelas
Tanriverdi, 2012). Kristiani, Susilo, & bahwa aktivitas kerja ilmiah dalam
Aloysius (2015) mengungkapkan bahwa pembelajaran POPBLSTAD dapat melatih
terjadinya peningkatan keterampilan sains siswa untuk meningkatkan keterampilan
siswa sangat ditentukan oleh model proses sainsnya. Prayitno et al., (2017)

301
mengungkapkan bahwa untuk kehidupan (Aktamis & Yenice, 2010)..
menjalankan aktivitas proses sains Keterampilan ini dapat diberdayakan
diperlukan kemampuan berpikir yang dengan cara melatih siswa untuk
distimulasi melalui penalaran siswa. memecahkan persoalan ilmiah sehingga
Kegiatan penyelidikan ilmiah membantu siswa mampu menemukan informasi
siswa menjadi lebih percaya diri, serta secara mandiri (Nwagbo, 2008).
mampu berpikir tingkat tinggi dalam Kegiatan praktik ilmiah yang
pembelajaran (Harlen, 2000; Turiman et melibatkan siswa untuk terlibat aktif dalam
al., 2012). pembelajaran dapat menciptakan
Menurut Supratman et al (2017) pembelajaran yang lebih efisien dan
bahwa STAD dapat melengkapi berpengaruh dalam memperoleh
kekurangan POPBL. Model STAD keterampilan proses sains (Nwagbo, 2008).
merupakan salah satu pembelajaran Partisipasi aktif dari para siswa merupakan
kooperatif yang paling sederhana dan cerminan pembelajaran yang bermakna
praktis yang biasa digunakan oleh guru di dan efektif. Pembelajaran yang
sekolah. STAD menekankan pada mengedepankan praktik ilmiah lebih
pembentukan interaksi siswa sehingga efektif dalam membina siswa memperoleh
siswadapat saling memotivasi dan keterampilan proses sains. Penguasaan
membantu dalam mencapai tujuannya. keterampilan proses sains merupakan
STAD perlu diintegrasikan ke dalam modal dasar melakukan penyelidikan
pembelajaran berbasis proyek agar siswa ilmiah dan pengembangan keterampilan
dapat melakukan pemecahan masalah yang intelektual dan sikap ilmiah untuk
efektif. Sehingga gabungan POPBL dan meningkatkan pemahaman tentang
Student Team Achievement Division konsep-konsep yang berkaitan dengan
(STAD) akan dapat memberdayakan kerja ilmiah dalam setiap proses
keterampilan proses sains siswa pembelajaran (Sona et al., 2016).
Keterampilan proses sains dibagi
Pentingnya Pemberdayaan menjadi dua kategori yaitu keterampilan
Keterampilan Proses Sains sebagai proses sains dasar dan proses sains
Keterampilan Abad ke-21 terintegrasi. Keterampilan proses sains
Keterampilan proses sains berperan dasar meliputi keterampilan mengamati,
penting dalam melatih siswa untuk menyimpulkan, mengklarifikasi,
mengembangkan proses berpikir dalam berkomunikasi, mengukur dan
pembelajaran (Ongowo & Indoshi, 2013). memprediksi. Keterampilan proses sains
Peningkatan keterampilan proses sains terintegrasi mencakup mengidentifikasi
sangat ditentukan oleh upaya siswa dalam variabel, menafsirkan data, merumuskan
menyadari, memahami ilmu pengetahuan hipotesis, mendefinisikan secara
dan teknologi yang berkembang operasional, dan melakukan percobaan
(Akinbobola, 2006). Siswa yang memiliki (Hamilton & Swortzel, 2007; Sheeba,
keterampilan proses sains, akan terbiasa 2013). Keterampilan proses sains juga
untuk berpikir secara logis dan sistematis diartikan sebagai keterampilan yang
serta mampu memecahkan masalah yang membantu siswa untuk belajar,
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari memberikan keuntungan dalam
(Aktamis & Yenice, 2010). Keterampilan menemukan, meneliti cara dan metode,
proses sains menjadi alat penting untuk membuat siswa aktif, membantu untuk
memahami sains yang merupakan tujuan memahami tentang studi praktis, dan
penting dalam pendidikan sains, tidak meningkatkan rasa tanggung jawab dalam
hanya ilmu tetapi semua individu dalam pembelajaran (Taar & Temiz, 2003).
masyarakat harus memiliki keterampilan Proses sains dimaknai sebagai suatu proses
ini untuk pemecahan masalah dalam belajar yang digunakan untuk

302
menyelesaikan masalah dalam bidang Appamaraka, S., Suksringarm, P., &
sains menggunakan metode ilmiah Singseewo, A. (2009). Effects of
(Sheeba, 2013). Berdasarkan uraian teori learning environmental education
yang telah dipaparkan maka keterampilan using the 5Es-learning cycle approach
proses sains yang diungkap dalam with the metacognitive moves and the
penelitian ini yakni keterampilan proses teacher’s handbook approach on. In
sains terintegrasi. Pakistan Journal of Social Sciences
(Vol. 6, Issue 5, pp. 287–291).
KESIMPULAN http://www.building.msu.ac.th/buildi
Berdasarkan hasil penelitian dapat ngWeb2009/pdf/287-2910.pdf
disimpulkan bahwa model pembelajaran Arends, R. . (2012). Learning to Teach.
berpengaruh terhadap keterampilan proses MC Grow Hill. Inc.
sains siswa dalam pembelajaran biologi. Barge, S. (2010). Prinsiple Of Problem
Dari hasil uji anakova diperoleh p-value and Project Based Learning: The
(0,000) < α (0,05), hal ini dapat Aalborg PBL Models. Aalborg
disimpulkan bahwa ada perbedaan University.
pencapaian keterampilan proses sains Bati, K., Ertürk, G., & Kaptan, F. (2010).
diantara keempat kelas eksperimen dengan The awareness levels of pre-school
kelas control. Berdasarkan rerata skor education teachers regarding science
terkoreksi menunjukkan bahwa model process skills. Procedia - Social and
POPBLSTAD memiliki pencapaian Behavioral Sciences, 2(2), 1993–
keterampilan proses sains yang lebih tinggi 1999.
sebesar 16,78% dari model POPBL, lebih https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.
tinggi dari model STAD 30,99% dan lebih 03.270
tinggi sebesar 79,02% dibandingkan Bencze, J. L., & Bowen, G. M. (2009). A
pembelajaran konvensional. National Science Fair: Exhibiting
support for the knowledge economy.
DAFTAR PUSTAKA International Journal of Science
Abungu, H., Okere, M., & Wachanga, S. Education, 31(18), 2459–2483.
(2014). The Effect of Science Process https://doi.org/10.1080/09500690802
Skills Teaching Approach on 398127
Secondary School Students’ Bulent, A. (2015). The investigation of
Achievement in Chemistry in Nyando science process skills of science
District, Kenya. Journal of teachers in terms of some variables.
Educational and Social Research. Educational Research and Reviews,
https://doi.org/10.5901/jesr.2014.v4n 10(5), 582–594.
6p359 https://doi.org/10.5897/err2015.2097
Akinbobola, A. . (2006). Effects of Çakir, N. K., & Sarikaya, M. (2010). An
teaching methods and study habits on evaluation of science process skills of
students’ achievement in senior the Science Teaching majors.
secondary school physics, using a Procedia - Social and Behavioral
pictorial organizer. University of Sciences, 9, 1592–1596.
Uyo. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.
Aktamis, H., & Yenice, N. (2010). 12.370
Determination of the science process Corebima. (2006). Pembelajaran biologi
skills and critical thinking skill levels. yang memberdayakan kemampuan
Procedia - Social and Behavioral berpikir siswa. Makalah Disampaikan
Sciences, 2, 3282–3288. Pada Pelatihan Strategi Metakognitif
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010. Pada Pembelajaran Biologi Untuk
03.502 Guru-Guru Biologi SMA Di Kota

303
Palangkaraya, 23 Agustus 2006. 25.
Demirbaş, M., & Tanriverdi, G. (2012). https://search.informit.org/doi/10.331
The Level of Science Process Skills 6/aeipt.211664
of Science Students in Turkey. New Hamilton, R. L., & Swortzel, K. A. (2007).
Perspective and Education, 1–6. Assessing Mississippi AEST
Dewi, L. M. S., Wibawa, I. M. C., & Tri Teachers’ Capacity for Teaching
Agustiana, I. G. A. (2020). Improving Science Integrated Process Skills.
Science Learning Outcomes Through Journal of Southern Agricultural
Student Team Achievement Division Education Research, 57(1).
(STAD). International Journal of Harlen, W. (2000). Teaching Learning and
Elementary Education, 4(3), 329. Assessing Science 5-12. Paul
https://doi.org/10.23887/ijee.v4i3.259 Chapman Publishing Lad.
17 Karslı, F., & Şahin, Ç. Ç. (2009).
Filho, W. L., Shiel, C., & Paço, A. (2016). Developing worksheet based on
Implementing and operationalising science process skills: Factors
integrative approaches to affecting solubility. Asia-Pacific
sustainability in higher education: the Forum on Science Learning and
role of project-oriented learning. Teaching, 10.
Journal of Cleaner Production, 133, Kolmos, A., & de Graaff, E. (2014).
126–135. Problem-Based and Project-Based
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2016. Learning in Engineering Education.
05.079 In A. Johri & B. M. Olds (Eds.),
Fitriyani, L. O., & Anggraini, W. (2018). Cambridge Handbook of Engineering
Project based Learning: Pengaruhnya Education Research (pp. 141–160).
terhadap keterampilan proses sains Cambridge University Press.
peserta didik di Tanggamus. https://doi.org/DOI:
Indonesian Journal of Science and 10.1017/CBO9781139013451.012
Mathematics Education, Kristiani, N., Susilo, H., & Aloysius, D. C.
01(November), h. 243-253. (2015). The Correlation Between
Fransiska, L., Subagia, I. W., & Sarini, P. Attitude Toward Science and
(2018). Pengaruh Model Cognitive Learning Result of
Pembelajaran Guided Discovery Students in Different Biology
terhadap Keterampilan Proses Sains Learners. Journal of Baltic Science
Siswa SMP Negeri 3 Sukasada. Education, 14, Continuous.
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran http://journals.indexcopernicus.com/a
Sains Indonesia (JPPSI), 1(2), 68. bstract.php?icid=1192257
https://doi.org/10.23887/jppsi.v1i2.17 Latada, & Kassim. (2017). Problem-
214 oriented project-based learning
Gormally, C., Brickman, P., Hallar, B., & (POPBL): an initiative to encourage
Armstrong, N. (2009). Effects of soft skills expansion among students
Inquiry-based Learning on Students’ at a public University. Journal of
Science Literacy Skills and Global Business and Social
Confidence. International Journal for Entrepreneurship, 1(3), 75–83.
the Scholarship of Teaching and Lati, W., Supasorn, S., & Promarak, V.
Learning, 3(2). (2012). Enhancement of Learning
https://doi.org/10.20429/ijsotl.2009.0 Achievement and Integrated Science
30216 Process Skills Using Science Inquiry
Hackling, M., & Sherriff, B. (2015). Learning Activities of Chemical
Language-based reasoning in primary Reaction Rates. Procedia - Social and
science. Teaching Science, 61(2), 14– Behavioral Sciences, 46, 4471–4475.

304
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012. Proses Sains Siswa. Universitas
06.279 Negeri Malang.
Lie, A. (2008). Cooperative Learning: Prayitno, B. ., Corebima, A. ., Susilo, H.,
memperaktikan Cooperative Learning & Zubaidah, S. (2017). Closing The
di Ruang-Ruang Kelas. PT Gramedia. Science Process Skills Gap Between
Lord, T. (2001). 101 Reasons for Using Students With High And Low Level
Cooperative Learning in Biology Academic Achievement. Journal of
Teaching. Baltic Science Education, 16(2), 266–
Mei, G. T. Y., Kaling, C., Xinyi, C. S., 277.
Sim, J. S. K., & Khoon, K. N. S. Pujiastuti, P., & Hidayah, R. (2016).
(2007). Promoting science process Pengaruh PBL terhadap Keterampilan
skills and the relevance of science Proses Sains dan Hasil Belajar
through Science ALIVE! programme. Kognitif IPA pada Siswa SD. Jurnal
Proceedings of the Redesigning Prima Edukasia, 4(2), 186–197.
Pedagogy: Culture, Knowledge and Rahmasiwi, A., Santosari, S., & Sari, D. P.
Understanding Conference, May, 1– (2015). Peningkatan keterampilan
21. proses sains siswa dalam
Modrek, A., Kuhn, D., Conway, A., & pembelajaran biologi melalui
Arvidsson, T. S. (2019). Cognitive penerapan model pembelajaran
regulation, not behavior regulation, inkuiri di kelas XI MIA 9 (ICT) SMA
predicts learning. Learning and Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran
Instruction, 60, 237–244. 2014/2015. Seminar Nasional XII
https://doi.org/10.1016/j.learninstruc. Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015,
2017.12.001 9(2013), 428–433.
Muganga, L., & Ssenkusu, P. (2019). https://media.neliti.com/media/public
Teacher-Centered vs. Student- ations/174936-ID-none.pdf
Centered. Cultural and Pedagogical Rambitan, M. M. V. (2012). Pengaruh
Inquiry, 11, 16–40. Strategi Pembelajaran Berpola
https://doi.org/10.18733/cpi29481 Pemberdayaan Berpikir melalui
Muntari, Purwoko, A. A., Savalus, L. R. Pertanyaan PBMP dengan TPS
T., & Wildan. (2018). Pembelajaran terhadap Sikap Sosial, Keterampilan
Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Berpikir Kritis, Pemahaman Konsep,
Keterampilan Proses Sains dan dan Retensi Biologi Siswa Multientnis
Berpikir Kritis Siswa. Jurnal di SMP Kota Samarinda. Universitas
Pendidikan Dan Pengabdian Negeri Malang.
Masyarakat, 1(1), 120–124. Rambuda, A. M. (2004). Perceptions of
Nwagbo, C. (2008). Effects of Biology teachers of the application of science
Practical Activities on process skills in the teaching of
StudentsProcess Skill Acquisition. Geography in secondary schools in
Ongowo, R., & Indoshi, F. (2013). Science the Free State province. South African
Process Skills in the Kenya Journal of Education, 24(1), 10–17.
Certificate of Secondary Education https://doi.org/10.4314/saje.v24i1.249
Biology Practical Examinations. 60
Creative Education, 04, 713–717. Remziye, E., Yeter, Sevgül, Zehra, Ö.,
https://doi.org/10.4236/ce.2013.4111 Sirin, & Meral. (2011). The Effect of
01 Inquity-based Science Teaching on
Prabowo, C. A. (2016). Pengembangan Elementary School Students’ Science
Modul Pembelajaran Inquiri Berbasis Process Skills and Science Attitudes.
Laboratorium Virtual dan Retnosari, N. (2016). Pengaruh Model
Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

305
Berbantuan Multimedia Interaktif Supratman, Zubaidah, S., Corebima, A. D.,
terhadap Keterampilan Berpikir & Ibrohim. (2021). The Effect Size of
Kritis, Berpikir Kreatif, dan Retensi Different Learning on Critical and
Siswa pada Pembelajaran Biologi Creative Thinking Skills of Biology
Kelas X SMA Negeri Bojonegoro. Students. International Journal of
Universitas Negeri Malang. Instruction, 14(3), 187–206.
Rongbutsri, N. (2017). Students Using Taar, M. F., & Temiz, B. K. (2003). Fen
Online Collaborative Tools in öğretiminde bilimsel süreç
Problem-Oriented Project-Based becerilerinin yeri ve önemi.
Learning. Ph.d.-Serien for Det Pamukkale Üniversitesi Eğitim
Humanistiske Fakultet, Aalborg Fakültesi Dergisi, 13(13), 89–101.
Universitet. Turiman, P., Omar, J., Daud, A. M., &
https://doi.org/10.5278/vbn.phd.hum. Osman, K. (2012). Fostering the 21st
00072 Century Skills through Scientific
Sheeba, M. N. (2013). An Anatomy of Literacy and Science Process Skills.
Science Process Skills In The Light Procedia - Social and Behavioral
Of The Challenges to Realize Science Sciences, 59, 110–116.
Instruction Leading To Global https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.
Excellence in Education. 09.253
Sholiha. (2015). Pengaruh pembelajaran Umara, C., Nurmaliah, C., & Khairil, K.
inquiri terbimbing berbantual modul (2018). Penerapan Model
pengelolaan sampah berbasis 6M Pembelajaran Berbasis Proyek untuk
terhadap keterampilan proses sains Meningkatkan Keterampilan Proses
dan hasil belajar siswa Kelas VII Mts Sains Siswa pada Konsep
Negeri Wonorejo Pasuruan. Pencemaran Lingkungan di SMP.
Universitas Negeri Malang. BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi
Sona, E. Y., Dasna, I. W., & Susilo, H. Teknologi Dan Kependidikan, 4, 163.
(2016). Pemberdayaan Keterampilan https://doi.org/10.22373/biotik.v4i2.1
Proses Sains Melalui POGIL (Process 085
Oriented Guided Inquiry Learning). Yasin, R., & Rahman, S. (2011). Problem
In Prosiding Seminar Pendidikan IPA Oriented Project Based Learning
Pascasarjana UM (Vol. 1, Issue 1, p. (POPBL) in Promoting Education for
899). Sustainable Development. Procedia -
Strobel, J., & van Barneveld, A. (2009). Social and Behavioral Sciences, 15,
When is PBL More Effective? A 289–293.
Meta-synthesis of Meta-analyses https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.
Comparing PBL to Conventional 03.088
Classrooms. Interdisciplinary Journal Yeam, K. P. (2007). Tahap Pencapaian
of Problem-Based Learning, 3(1). Dan Pelaksanaan Kemahiran Proses
https://doi.org/10.7771/1541- Sains Dalam Kalangan Guru Pelatih.
5015.1046 University Sains Malaysia.
Supratman, Zubaidah, S., Corebima, A. ., Zahroh, F. P. ., Sudibyo, E., & Mitarlis.
& Ibrohim. (2017). The Critical (2017). Peningkatan Keterampilan
Thinking Skills Of Senior High Proses Sains Siswa Melalui Model.
School Students In Sumbawa NTB, Jurnal Penelitian Pendidikan IPA,
Indonesia On Biology Learning. 2(2), 45–52.
Makalah Disampaikan Pada Zama’ah, Z., Tandean, A. J., & Amin, B.
International Conference on D. (2019). Pengaruh Model
Mathematics, Science, and Education Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
(ICOMSE). terhadap Keterampilan Proses Sains

306
Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri
2 Majene. Jurnal Sains Dan
Pendidikan Fisika, 15(1), 86–92.
https://doi.org/10.35580/jspf.v15i1.94
11

307

Anda mungkin juga menyukai