Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha 1

Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN SISWA DALAM MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI
PADA TAJUK RENCANA BALI POST DI KELAS XI IPA 2
SMA NEGERI 1 SAWAN

I Gusti Ngurah Oka Agustawan, Ida Bagus Sutresna, I Nyoman Yasa

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja,Indonesia

email: {gusokarah@yahoo.co.id, sutresna@undiksha.ac.id,


keswa.kayana@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan (1) mendeskripsikan peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan teknik mind mapping dalam menentukan fakta
dan opini pada tajuk rencana Bali Post, (2) mendeskripsikan aktivitas belajar mengajar
dengan menggunakan teknik mind mapping dalam meningkatkan kemampuan siswa
menentukan fakta dan opini pada tajuk rencana Bali Post, dan (3) mendeskripsikan
respons siswa terhadap penggunaan teknik mind mapping dalam meningkatkan
kemampuan siswa menentukan fakta dan opini pada tajuk rencana Bali Post. Subjek
dalam penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia dan siswa kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 1 Sawan yang berjumlah 23 orang. Objek penelitian ini adalah peningkatan
hasil, aktivitas belajar mengajar dan respons siswa dalam penggunaan teknik mind
mapping. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode tes, metode observasi, metode kuesioner, dan metode wawancara. Data
dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) ada peningkatan hasil belajar menentukan
fakta dan opini siswa berkat diterapkannya teknik mind mapping, yakni pada
pratindakan skor rata-rata klasikal 74,43, siklus I memperoleh skor rata-rata klasikal
77, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata klasikal siswa menjadi 80,3, (2) siswa dan
guru terlihat aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan (3) siswa
memberikan tanggapan sangat positif terhadap penggunaan teknik mind mapping
pada pembelajaran menentukan fakta dan opini. Berdasarkan hasil penelitian ini,
peneliti lain disarankan untuk menggunakan teknik mind mapping, sebagai salah satu
teknik pembelajaran inovatif, dalam pembelajaran menyimak, menulis, dan berbicara
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dan pada pelajaran bahasa yang
lain pada umumnya.

Kata kunci: mind mapping, kemampuan siswa, menentukan fakta dan opini

Abstract
This Classroom Action Research (CAR) aimed at (1) describing the improvement of
the students’ learning outcome in determining fact and opinion of the editorial Bali
Post by using mind mapping technique, (2) describing the teaching learning activities
in using mind mapping tecnique to improve the students’ ability in determining fact and
opinion of the editorial Bali Post, and (3) describing the students’ response toward the
use of mind mapping technique in improving their ability in determining fact and
opinion of the editorial Bali Post. The subjects of this research were an Indonesian
Language teacher and 23 students’ of class IX IPA 2 in SMA Negeri 1 Sawan. While,
Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha 2
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

the objects of this research were the improvement result, teaching learning activities,
and the students’ response toward the use of mind mapping technique. The method of
data collections used in this research were in the form of test, observation,
questionnaire, and interview. The data were analyzed by using descriptive quantitative
and descriptive qualitative. The results of this research showed that (1) the
improvement of the students’ learning outcome due to the implementation of mind
mapping technique, which covered in the pre-action obtained classical mean score is
74,43, in the first cycle obtained classical mean score is 77, while in the second cycle
obtained classical mean score is 80,3, (2) the teacher and the students’ were active in
doing the learning activity, (3) the students’ showed positive response toward the use
of mind mapping technique in determining fact and opinion. Based on the results of
this research, other researchers are suggested to use mind mapping technique as one
of inovative learning techniques, in the teaching learning, writing and speaking for
Bahasa Indonesia subject specifically and for other languages subject generally.

Key words: mind mapping, students’ ability, determining fact and opinion

PENDAHULUAN Membaca merupakan salah satu


Dalam kehidupan masyarakat kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
modern, kemampuan membaca yang dalam dunia pendidikan. Oleh sebab itu,
memadai semakin penting. Keterampilan pembelajaran membaca dicantumkan
membaca sebagai salah satu aspek dari dalam Kurikulum Tingkat Satuan
keterampilan berbahasa merupakan Pendidikan (KTSP). Hal ini terbukti bahwa
sebuah kemampuan dasar yang memiliki keterampilan membaca telah diajarkan
sifat strategis dengan aktivitas yang sejak jenjang sekolah dasar hingga
kompleks dengan mengerahkan sejumlah perguruan tinggi. Dalam KTSP (2006: 6),
besar tindakan (Soedarso, 2002: 4). membaca dipandang sebagai bahan
Membaca dibutuhkan untuk berbagai pelajaran untuk meningkatkan
macam keperluan, untuk memahami pemahaman siswa, yang meliputi
informasi tertulis, melamar pekerjaan, dan pengembangan kemampuan menyerap
proses kegiatan belajar mengajar di kelas. gagasan, pendapat, pengalaman, pesan,
Dengan membaca pula masyarakat dapat perasaaan, dan sebagainya dari pihak
membuka wawasannya, sehingga tidak yang lain yang disampaikan melalui
menjadi masyarakat yang tertinggal. tulisan.
Membaca sebagai satu kesatuan Dalam standar kompetensi bahasa
proses berpikir mencakup aktivitas Indonesia, terdapat beberapa jenis
pengenalan kata, pemahaman literal, keterampilan membaca yang harus
interpretasi, membaca kritis, dan dikuasai siswa, salah satunya adalah
pemahaman kreatif. Klein, dkk. (dalam membaca pemahaman. Sehubungan
Flarida, 2005: 3) menegaskan bahwa dengan hal tersebut, standar kompetensi
membaca mencakup proses, strategi, dan pengajaran bahasa Indonesia SMA kelas
interaksi. Dalam satu kesatuan proses, XI, yakni memahami ragam wacana tulis
membaca menunjukkan informasi dari dengan membaca cepat dan membaca
teks dan pengetahuan pembaca intensif. Dalam standar kompetensi itu,
mempunyai peranan utama dalam dijabarkan pula kompetensi dasar yang
membentuk makna. Syafi’ie (1993: 92) harus dicapai oleh siswa, yakni
menyatakan membaca adalah suatu mengungkapkan pokok-pokok isi teks
proses yang bersifat kompleks yang dengan membaca cepat 300 kata per
meliputi kegiatan, baik bersifat fisik menit, dan membedakan fakta dan opini
maupun mental. Produk dari membaca pada editorial dengan membaca intensif.
adalah komunikasi dari pikiran dan emosi Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan
antara penulis dengan pembaca. membaca, khususnya membaca intensif
Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha 3
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

merupakan suatu keterampilan yang harus Negeri 1 Sawan kelas XI IPA 2. Dipilihnya
dikuasai oleh siswa. kelas SMA Negeri 1 Sawan sebagai
tempat penelitian karena berdasarkan
Dalam kegiatan membaca intensif,
wawancara dengan I Putu Oka, S.Pd.
siswa tidak hanya dituntut untuk
selaku guru Bahasa Indonesia diperoleh
memperoleh informasi, tetapi juga dengan
informasi bahwa di sekolah tersebut
membaca siswa dituntut untuk mampu
penerapan teknik-teknik pembelajaran
menentukan fakta dan opini. Akan tetapi,
masih kurang. Selain itu, di kelas XI IPA 2
tidak mudah untuk mencapai hal tersebut
ditemukan permasalahan kurangnya
karena fakta dan opini cukup sulit untuk
kemampuan siswa dalam menentukan
dibedakan. Jenis teks atau wacana yang
fakta dan opini pada tajuk rencana. Dari
dibaca terdiri atas fakta dan opini. Begitu
hasil observasi awal, terungkap bahwa
pula halnya pada tajuk rencana, sudah
hambatan yang dialami oleh siswa
tentu mengandung fakta dan opini. Lorens
memberi pengaruh yang sangat besar
Bagus (2005: 225) menyatakan bahwa
terhadap kemampuan siswa dalam
fakta adalah kejadian, kualitas, hubungan,
menentukan fakta dan opini pada tajuk
keadaan yang sungguh-sungguh terjadi
rencana. Hal ini terlihat dari skor rata-rata
(ada). Berbeda dengan fakta, opini
yang diperoleh oleh siswa kelas XI IPA 2,
menurut Lorens Bagus (2005: 753) adalah
hanya mencapai 74,43 dan masih kurang
keyakinan, biasanya suatu keyakinan
dari kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang didasarkan atas pandangan yang
yang diterapkan sekolah, yakni 78,00. Dari
kembangkan secara pribadi, atau apa
skor rata-rata yang dicapai siswa, dapat
yang orang pikirkan tentang sesuatu,
diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas
tetapi tidak secara niscaya mengandung
hanya mencapai 5 orang (22%) dan
suatu penelitian definitif (pasti).
sisanya 18 orang (78%) tergolong masih
Tajuk rencana pada harian Bali Post belum tuntas.
dipilih sebagai media pembelajaran
Kurangnya kemampuan siswa
karena memuat masalah-masalah aktual
menentukan fakta dan opini di kelas XI
di sekitar lingkungan siswa yang
IPA 2 terjadi karena siswa belum paham
memungkinkan munculnya fakta dan opini
mengenai fakta dan opini, dan siswa
yang mudah untuk dicerna oleh pikiran
merasa jenuh belajar menentukan fakta
siswa. Selain itu, harian Bali Post yang
dan opini. Selain itu, selama pembelajaran
dinilai memiliki kredibilitas tinggi di Bali
berlangsung guru dominan menggunakan
diyakini mampu memuat fakta dan opini
teori daripada latihan dengan menerapkan
yang berkualitas pada tajuk rencana.
metode ceramah, sehingga menyebabkan
Wibowo dkk. (2005: 54) menyatakan
siswa cenderung jenuh dan kurang
dalam tajuk rencana biasanya dipilih
memperhatikan materi yang disampaikan.
masalah-masalah aktual yang masih
Perhatian, minat, dan motivasi menjadi hal
hangat dibicarakan orang. Oleh karena itu,
yang sangat penting dalam upaya
tajuk rencana pada harian Bali Post dapat
melakukan kegiatan belajar-mengajar
dijadikan media yang dapat mendukung
sehingga untuk mencapai tujuan tertentu
proses pembelajaran.
dalam pembelajaran perlu dilakukan
Berbagai hal terkait dengan fakta sesuatu yang dapat membantu proses
dan opini yang cukup kompleks pembelajaran agar dapat berjalan dengan
memungkinkan terjadinya hambatan bagi lancar. Kebiasaan guru menggunakan
siswa dalam upaya menentukan fakta dan metode ceramah menyebabkan daya ingat
opini pada tajuk rencana. Rendahnya dan pemahaman siswa rendah. Kesulitan
kemampuan siswa dalam memahami dua lain yang muncul saat metode ceramah
jenis tulisan yang berbeda ini merupakan digunakan, yakni minat siswa untuk
salah satu hambatan bagi siswa untuk membaca juga berkurang karena sudah
menentukan fakta dan opini pada tajuk jenuh mendengarkan ceramah dari guru.
rencana. Berdasarkan hal tersebut, Hal tersebutlah yang menjadi kendala
peneliti melakukan observasi awal di SMA utama siswa di kelas XI IPA 2 dalam
Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha 4
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

menentukan fakta dan opini pada tajuk hasil belajar siswa dengan menggunakan
rencana. Permasalahan yang dihadapi teknik mind mapping dalam
oleh siswa dalam pembelajaran terkesan menentukan fakta dan opini pada tajuk
sangat sulit untuk dapat diatasi oleh guru. rencana Bali Post di kelas XI IPA 2 SMA
Oleh sebab itu, peneliti bersama guru Negeri 1 Sawan, (2) aktivitas belajar
sepakat menerapkan teknik mind mapping mengajar dengan menggunakan teknik
untuk meningkatkan kemampuan siswa mind mapping dalam meningkatkan
dalam menentukan fakta dan opini pada kemampuan siswa menentukan fakta,
tajuk rencana. dan (3) respons siswa terhadap
penggunaan teknik mind mapping dalam
Teknik dapat dikatakan sebagai cara
meningkatkan kemampuan siswa
yang dilakukan seseorang dalam
menentukan fakta dan opini. Sejalan
mengimplementasikan suatu metode
dengan masalah itu, penelitian ini
secara spesifik. Teknik pada dasarnya
bertujuan untuk mengetahui (1)
harus konsisten dengan metode dan
peningkatan hasil belajar siswa dengan
serasi pula dengan pendekatan (Nurjaya,
menggunakan teknik mind mapping dalam
2012: 16). Teknik mind mapping
menentukan fakta dan opini pada tajuk
merupakan teknik yang mempelajari suatu
rencana Bali Post di kelas XI IPA 2 SMA
konsep yang didasarkan pada cara kerja
Negeri 1 Sawan, (2) aktivitas belajar
otak manusia menyimpan informasi
mengajar dengan menggunakan teknik
(Suyatno, 2009). Teknik mind mapping
mind mapping dalam meningkatkan
mengacu pada proses pembelajaran yang
kemampuan siswa menentukan fakta, dan
kreatif, efektif sehingga siswa dapat
(3) respons siswa terhadap penggunaan
mengelompokkan informasi yang
teknik mind mapping dalam meningkatkan
diperoleh dan dapat dengan mudah
kemampuan siswa menentukan fakta dan
mengingat serta memahami materi
opini.
pelajaran. Menurut Andri Saleh (2009:
100), “Mind mapping adalah proses
pembuatan diagram yang digunakan untuk METODE PENELITIAN
menggambarkan sebuah tema, ide, atau Penelitian ini menggunakan
gagasan utama dalam materi pelajaran”. rancangan penelitian tindakan kelas
(classroom action research) dilakukan
Selain meningkatkan kreativitas
dalam multisiklus. Dalam penelitian ini,
siswa dalam belajar teknik mind mapping
peneliti merancang metode penelitian
juga akan membantu siswa dalam
yang meliputi, refleksi awal, perencanaan
memahami dan menyerap informasi
tindakan, pelaksanaan tindakan,
dengan cepat sehingga daya ingat siswa
observasi/evaluasi, dan refleksi. Subjek
lebih optimal. Dengan menggunakan
dalam penelitian ini adalah guru bahasa
teknik mind mapping, siswa akan lebih
Indonesia dan siswa kelas XI IPA 2 SMA
tertarik untuk belajar, kemudian akan
Negeri 1 Sawan yang berjumlah 23 orang.
dengan mudah mengingat dan memahami
Objek penelitian ini adalah peningkatan
materi sehingga mampu untuk
hasil, aktivitas belajar mengajar, dan
menentukan fakta dan opini pada tajuk
respons siswa dalam penggunaan teknik
rencana. Beranjak dari uraian dan
mind mapping. Metode pengumpulan data
pemikiran tersebut, peneliti mencoba
yang digunakan dalam penelitian ini
melakukan sebuah penelitian yang
adalah metode tes, metode observasi,
berjudul “Penggunaan Teknik Mind
metode kuesioner, dan metode
Mapping untuk Meningkatkan
wawancara. Data dianalisis dengan
Kemampuan Siswa dalam Menentukan
menggunakan teknik deskriptif kuantitatif
Fakta dan Opini pada Tajuk Rencana Bali
dan deskriptif kualitatif.
Post di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini
Sawan”.
mengandung data kualitatif dan data
Berdasarkan hal tersebut, penelitian kuantitatif. Data kualitatif berupa data
ini membahas tentang (1) peningkatan aktivitas belajar mengajar selama dalam
Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha 5
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

proses menentukan fakta dan opini pada skor 78. Skor tersebut telah sesuai
tajuk rencana melalui penggunaan teknik dengan standar ketuntasan minimal (KKM)
mind mapping. Data kuantitatif berupa pelajaran Bahasa Indonesia yang
tingkat kemampuan siswa yang ditetapkan SMA Negeri 1 Sawan. Dengan
ditunjukkan dengan nilai tes menentukan tercapainya kriteria keberhasilan yang
fakta dan opini, aktivitas belajar mengajar, telah ditentukan di atas, penelitian ini
dan respons siswa. Sesuai dengan data dapat dihentikan. Siklus tindakan yang
tersebut, penelitian ini menggunakan mampu mencapai kriteria keberhasilan
empat metode, yakni metode tes, metode ataupun ketercapaian KKM dianggap
observasi, metode kuesioner, dan metode sebagai tindakan terbaik yang memenuhi
wawancara. Penelitian ini menggunakan kriteria keberhasilan.
instrumen sebagai alat untuk mendukung
penggunaan metode tersebut. Instrumen HASIL DAN PEMBAHASAN
yang digunakan dalam penelitian ini Ada tiga temuan penting dalam
adalah tes menentukan fakta dan opini, penelitian ini, yaitu (1) tercapainya
lembar observasi aktivitas belajar siswa peningkatan dan ketuntasan hasil belajar
dan mengajar guru, lembar kuesioner menentukan fakta dan opini siswa kelas XI
respons siswa, dan pedoman wawancara. IPA 2 SMA Negeri 1 Sawan dengan
Instrumen tes praktik menentukan fakta penggunaan teknik mind mapping, (2)
dan opini digunakan dalam metode tes. pembelajaran menentukan fakta dan opini
Instrumen lembar observasi digunakan dengan menggunakan teknik mind
dalam metode observasi, instrumen mapping mampu meningkatkan aktivitas
lembar kuesioner digunakan dalam belajar mengajar yang berupa interaksi
metode kuesioner, sedangkan pedoman antarwarga belajar (3) meningkatnya
wawancara digunakan dalam metode respons siswa terhadap penggunaan
wawancara. teknik mind mapping. Temuan-temuan
Setelah data terkumpul, selanjutnya tersebut diuraikan sebagai berikut.
akan dianalisis dengan menggunakan Temuan pertama yang menyangkut
analisis data. Analisis penelitian ini peningkatan kemampuan menentukan
disajikan secara deskriptif kualitatif dan fakta dan opini siswa dengan penerapan
kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif teknik mind mapping. Tony Buzan
merupakan teknik analisis data yang (2009:5) menyatakan bahwa mind map
menginterpretasikan sebuah fenomena juga merupakan peta rute yang hebat bagi
secara umum untuk dicari kesimpulannya, ingatan, memungkinkan kita menyusun
sedangkan analisis deskriptif kuantitatif fakta dan pikiran sedemikian rupa
merupakan teknik analisis data yang sehingga cara kerja alami otak dilibatkan
menggunakan paparan sederhana yang sejak awal. Dari hasil penelitian yang
berkaitan dengan angka-angka. Dalam telah dilakukan ditemukan bahwa
penelitian ini, data hasil tes menentukan penerapan teknik mind mapping mampu
fakta dan opini dianalisis menggunakan meningkatkan kemampuan siswa
teknik analisis data deskripstif kualitatif menentukan fakta dan opini pada tajuk
dan kuantitatif, aktivitas belajar siswa dan rencana. Hal ini terlihat dari peningkatan
mengajar guru dengan penggunaan teknik nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa.
mind mapping dianalisis menggunakan Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada
analisisis data deskriptif kualitatif dan nilai awal adalah 74,43, siklus I adalah 77
kuantitatif. Data respons siswa dianalisis sedangkan skor rata-rata yang diperoleh
dengan teknik deskriptif kuantitatif dan siswa pada siklus II adalah 80,3.
kualitatif. Tabel 1. Perbandingan Skor Rata-rata
Kriteria keberhasilan belajar No. Skor Skor Skor
menentukan fakta dan opini ditunjukkan Rata-rata Rata-rata Rata-rata
dengan adanya keberhasilan pemerolehan pada pada pada
skor rata-rata kelas pada kategori tuntas Pratindakan Siklus I Siklus II
atau 75% dari jumlah siswa memperoleh 1 74,43 7,7 80,3
Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha 6
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

belajar selama kegiatan pembelajaran


Temuan ini sejalan dengan temuan tampak ceria dan kondusif. Oleh karena
pada penelitian yang dilakukan oleh itu, sikap positif siswa tampak dari perilaku
Suryawan (2011) dalam penelitiannya positif siswa ketika mengikuti
yang berjudul “Penerapan Model pembelajaran. Dengan arahan dan
Pembelajaran Mind Mapping untuk motivasi yang diberikan oleh guru, siswa
Meningkatkan Pemahaman terhadap lebih berani mengungkapkan pertanyaan
Bacaan Siswa Kelas V SD Negeri 2 ataupun mengungkapkan pendapat ketika
Mundeh Kangin Kecamatan Selemadeg diminta oleh guru, sehingga siswa menjadi
Barat Kabupaten Tabanan Tahun tertarik untuk belajar menentukan fakta
Pelajaran 2011/2012”. Suryawan dan opini. Ini menandakan bahawa
menunjukkan bahwa perolehan hasil pembelajaran menentukan fakta dan opini
belajar siswa pada penerapan dengan menggunakan teknik mind
pembelajaran mind mapping lebih tinggi mapping dapat merangsang minat siswa
daripada perolehan hasil belajar pada untuk belajar.
penerapan model pembelajaran Faktor kedua, pemilihan contoh
konvensional. Selain Suryawan, temuan kalimat fakta dan opini yang berkaitan
ini juga sejalan dengan temuan pada dengan lingkungan siswa di sekolah.
penelitian yang di lakukan oleh Nuriani Pemilihan contoh yang berkaitan dengan
(2010) dalam penelitiannya berjudul lingkungan siswa dapat mempermudah
“Penerapan Teknik Mind Mapping untuk siswa untuk memahami materi pelajaran.
Meningkatkan Keterampilan Menyimak Siswa akan lebih mudah untuk memahami
Siswa Kelas VIII 2 SMP Laboratorium materi karena diaplikasikan pada situasi
Undiksha Singaraja”. Nuriani menunjukkan dunia nyata yang ada di sekitar siswa. Hal
bahwa teknik mind mapping mampu ini sejalan dengan yang disampaikan John
meningkatkan keterampilan menyimak Dewey (dalam Sumiati dan Asra, 2007:
siswa. 14) bahwa siswa akan belajar dengan baik
Peningkatan kemampuan jika apa yang dipelajari terkait dengan apa
menentukan fakta dan opini siswa yang telah diketahui dan dengan peristiwa
disebabkan oleh beberapa faktor. Yang yang akan terjadi di sekelilingnya.
pertama adalah penggunaan teknik mind Faktor ketiga, pemberian bimbingan
mapping dalam proses pembelajaran. dapat mengarahkan siswa ke arah yang
Melalui penerapan teknik mind mapping, lebih baik. Peranan guru yang amat
siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam penting akan memberikan pengaruh
mengerjakan tugas yang diberikan oleh dalam keseluruhan proses pembelajaran.
guru. Penggunaan sebuah teknik dalam Dengan hati yang ikhlas dan sabar,
pembelajaran akan memberikan petunjuk guru harus tetap membimbing dan
dalam melaksanakan tugas. Morris (dalam memberi motivasi kepada siswa dalam
Sudjana, 2005:13) menyatakan bahwa setiap langkah pembelajaran. Dalam
teknik adalah prosedur yang sistematik motivasi terkandung adanya keinginan
sebagai petunjuk untuk melaksanakan yang mengaktifkan, menggerakkan,
tugas pekerjaan yang kompleks atau menyalurkan, dan mengarahkan sikap
ilmiah. Penerapan teknik mind mapping dan perilaku individu belajar (Koeswara
yang menggunakan citra visual pada dalam Dimyati, 2002: 80). Jadi, bimbingan
pembelajaran menentukan fakta dan yang diberikan guru dalam menentukan
opini memberikan kesan yang lebih fakta dan opini dapat mempermudah
dalam sehingga siswa menjadi lebih aktif siswa dalam mengerjakan tugas. Kesulitan
dan kreatif dalam mengerjakan tugas. yang dialami siswa dalam pembelajaran
Wycoff (dalam Hernowo, 2005: 142) akan segera teratasi karena bimbingan
menyatakan bahwa peta pikiran (mind yang diberikan oleh guru. Guru yang baik
mapping) merupakan teknik pembelajaran adalah guru yang mampu memotivasi
mengembangkan cara berpikir yang lebih siswanya untuk belajar. Untuk itu, guru
kreatif dan inovatif. Selain itu, suasana
Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha 7
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

memberikan motivasi kepada siswa siswa untuk lebih kreatif sehingga setiap
selama proses belajar berlangsung. siswa menjadi aktif dalam kegiatan
Temuan penting kedua adalah pembelajaran.
aktivitas belajar mengajar yang mengalami Selain aktivitas belajar siswa,
peningkatan. Pada siklus I skor rata-rata aktivitas mengajar guru dalam
aktivitas belajar siswa secara klasikal pembelajaran menentukan fakta dan opini
adalah 3,87. Berdasarkan observasi yang dengan menggunakan teknik mind
telah dilakukan oleh peneliti, dapat ditarik mapping juga mengalami peningkatan.
simpulan bahwa aktivitas belajar siswa Berdasarkan hasil observasi yang telah
pada siklus II lebih baik daripada siklus I. dilakukan baik pada siklus I maupun siklus
Pada siklus II skor rata-rata aktivitas II, guru telah melaksanakan semua
belajar siswa secara klasikal adalah 4,6. kegiatan yang termasuk dalam item yang
Ini berarti dari pelaksanaan tindakan siklus diteliti. Namun, pelaksanaan setiap item
I sampai tindakan siklus II mengalami pada siklus II lebih baik daripada siklus
peningkatan sebesar 0,73. Perbedaan sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada nilai
aktivitas belajar siswa dapat diamati dari rata-rata yang diperoleh dari hasil
dari keantusiasan siswa dalam kegiatan observasi. Pada siklus I skor rata-rata
pembelajaran jika dibandingkan dengan aktivitas mengajar secara klasikal adalah
siklus I. Ketika siswa diberikan 4,13, sedangkan pada siklus II skor rata-
kesempatan bertanya, siswa tidak ragu rata aktivitas mengajar guru secara
mengacungkan tangan dan bertanya. Hal klasikal adalah 4,7. Ini berarti dari
ini terjadi karena siswa diberikan pelaksanaan tindakan siklus I sampai
kebebasan untuk berpendapat ataupun tindakan siklus II mengalami peningkatan
bertanya. Sejalan dengan salah satu sebesar 0,57.
keunggulan dari teknik mind mapping Peningkatan aktivitas mengajar guru
yang diungkapkan oleh Kiranawati (dalam terjadi dikarenakan penggunaan teknik
Feamul, 2010: 1) bahwa dalam penerapan mind mapping yang mengharuskan
teknik pembelajaran mind mapping siswa guru untuk melakukan hal-hal yang
dapat mengemukakan pendapat secara memicu minat siswa untuk belajar
bebas. Ketertiban siswa juga sudah sesuai dengan langkah-langkah
tampak pada sesi tanya-jawab semua pembelajaran yang telah disusun dalam
siswa tampaknya sangat aktif dan RPP. Nuriani (2010: 106) menyatakan
antusias menjawab pertanyaan yang pembelajaran di kelas tidaklah dilakukan
diberikan oleh guru. Bahkan ada siswa dengan cara sembarangan, namun
yang antusias untuk mencoba menjawab disusun berdasarkan langkah-langkah
pertanyaan walaupun jawaban yang pembelajaran agar menyenangkan.
disampaikan belum tepat. Ketika guru memberikan contoh-contoh
Pada siklus II ini, siswa juga lebih kalimat fakta dan opini, guru tampak lebih
serius memperhatikan penjelasan guru aktif dan responsif dibandingkan dengan
dan tampak lebih aktif serta kreatif dalam siklus I. Guru tampak lebih aktif
mengerjakan tugas yang diberikan guru memancing siswa untuk mau menebak
jika dibandingkan pada siklus I. Hal ini setiap contoh kalimat yang disampaikan.
berarti melalui penggunaan teknik mind Dalam kegiatan menjelaskan materi pada
mapping, terdapat perubahan ke arah siklus II, guru tampak lebih aktif dan kreatif
yang lebih baik terkait dengan aktivitas menggunakan mind mapp dalam
belajar siswa selama mengikuti kegiatan powerpoint dibandingkan pada kegiatan
belajar mengajar. Wycoff (dalam Hernowo, menjelaskan materi pada siklus I yang
2005: 142) menyatakan bahwa peta hanya memanfaatkan media caption.
pikiran (mind mapping) merupakan teknik Begitu pula halnya saat guru memberikan
pembelajaran mengembangkan cara tugas menentukan fakta dan opini. Jika
berpikir yang lebih kreatif dan inovatif. Ini dibandingkan dengan siklus I, guru
mengindikasikan bahwa teknik mind tampak lebih aktif ketika membimbing
mapping memberikan kesempatan pada siswa mengerjakan tugas pada siklus II.
Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha 8
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

Dalam motivasi terkandung adanya yang betul-betul bebas dari berbagai


keinginan yang mengaktifkan, bentuk tekanan atau hambatan yang
menggerakkan, menyalurkan, dan dapat mengganggu sikapnya, dapat
mengarahkan sikap dan perilaku individu diharapkan bahwa bentuk-bentuk perilaku
belajar (Koeswara dalam Dimyati, 2002: yang ditampakkannya merupakan
80). Hal ini mengindikasikan bahwa ekspresi sikap yang sebenarnya (Azwar,
penggunaan teknik mind mapping 2003: 18).
mengarahkan guru untuk lebih aktif Secara teoritis, temuan ini didukung
dengan langkah pembelajaran yang tepat oleh pernyataan Kiranawati (dalam
dalam kegiatan mengajar di kelas. Feamul, 2010: 1) menyatakan bahwa
Temuan ini sejalan dengan temuan teknik pembelajaran mind mapping
pada penelitian yang dilakukan oleh memberi kesempatan kepada siswa
Nuriani (2010) dalam penelitiannya mengemukakan pendapat secara bebas,
berjudul Penerapan Teknik Mind Mapping membantu otak untuk mengatur,
untuk Meningkatkan Keterampilan mengingat, membandingkan dan
Menyimak Siswa Kelas VIII 2 SMP membuat hubungan antar informasi yang
Laboratorium Undiksha Singaraja. Nuriani di peroleh. Siswa menjadi lebih aktif dalam
memaparkan bahwa implementasi teknik pembelajaran karena diberikan
pembelajaran mind mapping dapat kesempatan untuk mengemukakan
meningkatkan keterampilan menyimak pendapat secara bebas. Selain itu, siswa
siswa. Hal ini terjadi karena penerapan juga menjadi lebih kreatif karena tugas
langkah-langkah pembelajaran yang telah yang diberikan guru dikerjakan dalam
disiapkan membuat siswa menjadi lebih bentuk mind mapp. Dengan demikian,
aktif dalam mengikuti pembelajaran, dan siswa menjadi lebih senang dan tertarik
guru menjadi lebih aktif dalam dengan penggunaan teknik mind mapping
mengkondusifkan kegiatan pembelajaran. ini sehingga siswa merespons positif
Langkah-langkah pembelajaran kegiatan pembelajaran dengan
yang tepat akan menciptakan suasana penggunaan teknik mind mapping.
pembelajaran yang menyenangkan, Temuan ini sejalan dengan dengan
sehingga hasil belajar siswa meningkat. penelitian yang dilakukan oleh Nuriani
Nuriani (2010: 106) menyatakan (2010) dalam penelitiannya berjudul
pembelajaran di kelas tidaklah dilakukan Penerapan Teknik Mind Mapping untuk
dengan cara sembarangan, namun Meningkatkan Keterampilan Menyimak
disusun berdasarkan langkah-langkah Siswa Kelas VIII 2 SMP Laboratorium
pembelajaran agar menyenangkan. Siswa Undiksha Singaraja. Nuriani menyatakan
yang senang mengikuti pembelajaran bahwa siswa memberikan respons positif
tentunya memberikan repons positif terhadap penerapan teknik mind mapping
terhadap tindakan yang dilakukan. Ini dalam pembelajaran menyimak. Dari data
merupakan temuan terpenting terakhir yang diperoleh, sebanyak 13 orang siswa
dalam penelitian ini. Hal tersebut dapat (37,14%) memberikan respons yang
dilihat dari nilai rata-rata respons yang sangat positif. Sementara, siswa yang
diberikan oleh siswa dalam pembelajaran memberikan respons positif sebanyak 20
ini. Sebagian besar siswa memberikan orang (57,14%). Hanya 2 orang siswa
respons positif terhadap tindakan yang (5,72%) yang memberikan respons cukup
dilakukan dalam pembelajaran. Pada positif.
siklus I nilai rata-rata respons siswa Jadi, penggunaan teknik mind
adalah 4,06 (positif), kemudian nilai rata- mapping dapat meningkatkan
rata respons siswa meningkat menjado kemampuan menentukan fakta dan opini
4,39 (positif) pada siklus II. Siswa merasa siswa. Hal ini dapat dilihat dari
senang melakukan kegiatan pembelajaran peningkatan hasil tes keterampilan
ini karena divariasikan dengan menentukan fakta dan opini pada siklus II
penggunaan teknik mind mapping. dibandingkan dengan hasil tes pada siklus
Apapbila individu berada dalam situasi I dan peningkatan hasil belajar dapat pula
Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha 9
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

dilihat dari perbandingan nilai awal siswa aktivitas belajar siswa dapat diamati dari
terhadap siklus I. Selain meningkatkan dari keantusiasan siswa dalam kegiatan
keterampilan menentukan fakta dan opini pembelajaran jika dibandingkan dengan
siswa, penggunaan teknik mind mapping siklus I. Ketika siswa diberikan
juga meningkatkan aktivitas belajar siswa kesempatan bertanya, siswa sangat aktif.
dan mengajar guru. Tidak hanya itu, Hal ini diindikasikan dari banyaknya siswa
respons positif yang diberikan oleh siswa yang mengacungkan tangan dan
pada siklus I juga mengalami peningkatan bertanya. Ketertiban siswa juga sudah
pada siklus II. tampak pada sesi tanya-jawab semua
siswa tampaknya sangat aktif dan
SIMPULAN DAN SARAN antusias menjawab pertanyaan yang
Berdasarkan pembahasan di atas, diberikan oleh guru. Bahkan ada siswa
ada beberapa hal yang menjadi simpulan yang antusias untuk mencoba menjawab
dalam penelitian ini. Pertama, pertanyaan walaupun jawaban yang
penggunaan teknik mind mapping dapat disampaikan belum tepat. Pada siklus II
meningkatkan kemampuan menentukan ini, siswa juga lebih serius memperhatikan
fakta dan opini siswa kelas XI IPA 2 SMA penjelasan guru dan tampak lebih aktif
Negeri 1 Sawan. Hal ini dapat dilihat dari serta kreatif dalam mengerjakan tugas
adanya peningkatan nilai rata-rata yang yang diberikan guru jika dibandingkan
antara refleksi awal, tindakan siklus I, dan pada siklus I. Selain aktivitas belajar
tindakan siklus II. Pada refleksi awal hasil siswa, aktivitas mengajar guru dalam
yang diperoleh siswa kurang memuaskan pembelajaran menentukan fakta dan opini
yaitu dengan nilai rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan teknik mind
siswa adalah 74,43. Setelah mapping juga mengalami peningkatan.
diterapkannya teknik mind mapping pada Berdasarkan hasil observasi yang telah
siklus I, terjadi peningkatan sebesar 2,57 dilakukan baik pada siklus I maupun siklus
poin sehingga nilai rata-rata siswa adalah II, guru telah melaksanakan semua
77. Nilai rata-rata tersebut belum dapat kegiatan yang termasuk dalam item yang
dikatakan tuntas karena belum memenuhi diteliti. Namun, pelaksanaan setiap item
KKM yakni 78. Oleh karena itu, peneliti pada siklus II lebih baik daripada siklus
mengadakan tindakan siklus II. Pada sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada nilai
siklus II nilai rata-rata yang diperoleh rata-rata yang diperoleh dari hasil
siswa mencapai 80,3. Dari refleksi awal observasi. Pada siklus I skor rata-rata
menuju siklus II dapat diketahui terjadi aktivitas mengajar secara klasikal adalah
peningkatan sebesar 5.87 poin. Kedua, 4,13, sedangkan pada siklus II skor rata-
aktivitas belajar mengajar di kelas XI IPA 2 rata aktivitas mengajar guru secara
SMA Negeri 1 Sawan selama penerapan klasikal adalah 4,7. Ini berarti dari
teknik mind mapping berlangsung terlihat pelaksanaan tindakan siklus I sampai
mengalami peningkatan. Hal ini dapat tindakan siklus II mengalami peningkatan
ditunjukkan dari nilai rata-rata aktivitas sebesar 0,57. Perbedaan aktivitas
belajar siswa dan mengajar guru secara mengajar guru dapat diamati dari
klasikal pada siklus I dan siklus II. peningkatan aktivitas mengajar guru
Berdasarkan observasi yang telah dalam kegiatan pembelajaran siklus II jika
dilakukan oleh peneliti, dapat ditarik dibandingkan dengan siklus I. Ketika guru
simpulan bahwa aktivitas belajar siswa memberikan contoh-contoh kalimat fakta
pada siklus II lebih baik daripada siklus I. dan opini, guru tampak lebih aktif dan
Pada siklus I skor rata-rata aktivitas responsif dibandingkan dengan siklus I.
belajar siswa secara klasikal adalah 3,87, Dalam kegiatan menjelaskan materi pada
sedangkan pada siklus II skor rata-rata siklus II, guru tampak lebih aktif dan kreatif
aktivitas belajar siswa secara klasikal 4,6. menggunakan mind mapp dalam
Ini berarti dari pelaksanaan tindakan siklus powerpoint dibandingkan pada kegiatan
I sampai tindakan siklus II mengalami menjelaskan materi pada siklus I yang
peningkatan sebesar 0,73. Perbedaan hanya memanfaatkan media caption.
Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha 10
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

Begitu pula halnya saat guru memberikan meyakinkan serta sebagai sumbangan
tugas menentukan fakta dan opini. Jika bagi guru untuk bahan kajian dan
dibandingkan dengan siklus I, guru peningkatan mutu pendidikan.
tampak lebih aktif ketika membimbing
siswa mengerjakan tugas pada siklus II.
Hal ini mengindikasikan bahwa semua DAFTAR PUSTAKA
tindakan yang direncanakan terkait Alamsyah, Maurizal. 2009. Kiat Jitu
dengan aktivitas belajar mengajar pada Meningkatkan Prestasi dengan Mind
siklus II telah terlaksana dengan baik. Mapping. Jogjakarta: Mitra Pelajar.
Ketiga, penggunaan teknik mind mapping
pada pembelajaran menentukan fakta dan Andri Saleh. 2009. Kreatif Mengajar
opini ternyata menumbuhkan respons Dengan Mind Map. Bogor: CV
positif siswa terhadap pelajaran bahasa Regina
Indonesia. Sebagian besar siswa
memberikan respons yang positif terhadap
tindakan yang dilakukan dalam Arikunto, S. 2005. Managemen Penelitian.
pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
respons siswa adalah 4,06 (positif), Azwar. 2003. Sikap Manusia Teori Skala
kemudian nilai rata-rata respons siswa dan Pengukurannya. Edisi 2.
meningkat menjado 4,39 (positif) pada Jakarta: Pustaka Pelajar.
siklus II. Siswa merasa senang melakukan
kegiatan pembelajaran ini karena Bagus, Lorens. 2005. Kamus Filsafat.
divariasikan dengan penggunaan teknik Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
mind mapping. Umum.
Berdasarkan temuan-temuan dalam
penelitian ini, disampaikan beberapa Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind
saran sebagai berikut. (1) Dalam Map. Jakarta : Gramedia Pustaka
pembelajaran menentukan fakta dan opini, Utama.
guru hendaknya menggunakan teknik
mind mapping karena teknik mind -------. 2009. Buku Pintar Mind Map.
mapping dapat memberikan kesempatan Jakarta: PT Gramedia Pustaka
kepada siswa mengemukakan pendapat Utama.
secara bebas, membantu otak untuk
mengatur, mengingat, membandingkan -------. 2013. Buku Pintar Mind Map.
dan membuat hubungan antar informasi Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
yang di peroleh. Dengan demikian siswa
akan lebih aktif, tertarik dan lebih Departemen Pendidikan Nasional. 2006.
memahami perbedaan fakta dan opini Kurikulum Tingkat Satuan
yang akan ditemukan dalam tajuk rencana Pendidikan (KTSP). Kabupaten
dan disajikan. (2) Dalam dunia pendidikan Buleleng.
dan dunia ilmu pengetahuan khususnya, Dimyati, dan Mudjiono. 2002. Belajar dan
besar harapan peneliti agar teknik mind Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi
mapping ini dapat diaplikasikan pada mata Mahasatya.
pelajaran lain, seperti pada mata pelajaran
Bahasa Daerah Bali, Bahasa Jepang,
Feamul. 2010. “Pengaruh Penggunaan
Bahasa Mandarin, atau pada mata
Model Pembelajaran Mind Mapping
pelajaran lain yang melibatkan
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa
keterampilan membaca. Masih banyak hal
Kelas X SMA Frater Makasar Pada
yang belum dibahas dalam penelitian ini.
Materi Pokok Ikatan Kimia”. Skripsi
Oleh karena itu, peneliti mengharapkan
(tidak diterbitkan). Tersedia pada
peneliti lain untuk mengadakan penelitian
http://feamul.wordpress.com/2010/0
lanjutan yang sejenis dengan penelitian
4/17/pengaruh-penggunaan-model-
ini, sehingga diperoleh hasil yang lebih
pembelajaran-
Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha 11
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

%E2%80%9Cmindmapping%E2%80 Tersedia pada http://www.fkip-


%9D-terhadap-hasil-belajar-kimia- unpak.org/teti.htm. (Diakses pada
siswa-kelas-x-sma-frater-makasar- tanggal 19-12-2013).
pada-materi-pokok-ikatan-kimia/.
(Diakses pada tanggal 19-12-2013). Santana K, Septiawan. 2007. Menulis itu
Ibarat Ngomong. Jakarta: Kawan
Hernowo. 2005. Quantum Reading Cara Pustaka.
Cepat nan Bermanfaat untuk
Merangsang Munculnya Potensi
Shofarriyanti, Wulan. 2013. Efektivitas
Membaca. Bandung: Penerbit MLC.
Strategi Index Card Match Dalam
Pembelajaran Membaca untuk
Iskandarwassid dan Dadang Suhendar. Membedakan Fakta dan Opini Pada
2009. Strategi Pembelajaran Siswa Kelas XI SMA N 1 Guntur
Bahasa. Bandung: PT Remaja Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi
Rosdakarya. (tidak diterbitkan). Semarang: IKIP
PGRI Semarang.
Mujahiddin, Annas. 2009. “Membedakan
Fakta dan Opini”. Tersedia pada Soedarso. 2002. Speed Reading (Sistem
http://www.scribd.com/doc/59099087 Membaca Cepat dan Efektif).
/36401042-Membedakan-Fakta- Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dan-Opini. (Diakses pada tanggal
19-12-2013).
Sri Darmayanti, Ni Putu. 2013.
Kemampuan Membedakan Fakta
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dan Opini dengan Penerapan Model
Dalam Pengajaran Bahasa dan Inkuiri pada Siswa Kelas X SMKN 1
Sastra. Yogyakarta: PT. BPFE- Sukasada. (tidak diterbitkan).
Yogyakarta. Singaraja: Undiksha.
Nuriani, Ni Made Seri. 2010. Penerapan Suandi, I Nengah. 2008. Pengantar
Teknik Mind Mapping untuk Metodologi Penelitian Bahasa.
Meningkatkan Keterampilan Singaraja: Undiksha.
Menyimak Siswa Kelas VIII 2 SMP
Laboratorium Undiksha Singaraja.
Sudjana. 2005. Metode dan Teknik
Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja:
Pembelajaran Partisipatif. Bandung:
Undiksha.
Falah Production.
Nurjaya, I Gede. 2012. Metode
Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian
Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Pendidikan Kompetensi dan
Indonesia. Singaraja: Undiksha.
Praktiknya. Yogyakarta: PT. Bumi
Aksara.
Nurkancana, Drs. Wayan. 2011. Evaluasi
Pendidikan. Surabaya: Usaha Sumiati dan Asra. 2007. Metode
Nasional. Pembelajaran. Bandung:
CV.Wacana Prima.
Rahim, Flarida. 2005. Pengajaran
Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Suryawan, I Putu Agus. 2011. Penerapan
PT. Bumi Angkasa. Model Pembelajaran Mind Mapping
untuk Meningkatkan Pemahaman
Rostikawati, R. Teti. 2007. “Mind Mapping Terhadap Bacaan Siswa KElas V SD
dalam Metode Quantum Learning Negeri 2 Mundeh Kangih Kecamatan
Pengaruhnya Terhadap Prestasi Selemadeg Barat Kabupaten
Belajar dan Kreativitas Siswa”. Tabanan Tahun Pelajaran
Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha 12
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014

2011/2012. Skripsi (tidak


diterbitkan). Singaraja: Undiksha.

Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan


Penelitian Tindakan Kelas. Bagian I,
Pengenalan PTK. Direktorat
Jenderal Perguruan Tinggi
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. IKIP Yogyakarta.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran


Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana.

Syafi’ie, Imam. 1993. Terampil Berbahasa


Indonesia 1. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Wardhani, I.G.A.K. dan Kuswaya Wihardit.


2008. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Penerbit Universitas
Terbuka.

Wendra, I Wayan. 2011. Penulisan Karya


Ilmiah. Singaraja: Undiksha.

Wibowo, Teguh dkk. 2005. Bahasa dan


Sastra Indonesia 3 untuk SMP.
Bandung: Acarya Media Utama.

Anda mungkin juga menyukai