Anda di halaman 1dari 8

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan

Ganesha Program Studi Teknologi Pembelajaran (Volume 6


Tahun 2016)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL
BELAJAR EKONOMI KELAS X SMA NEGERI 1 MANGGIS

Sukarmini, N. N., Suharsono, N., Sudarma, I K.

Program Studi Teknologi Pembelajaran, Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia

Abstrak

Penelitian quasi eksperimen ini menggunakan non-equivalent pretest posttest


control group design yang dilakukan untuk meneliti pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi
kelas X SMA Negeri 1 Manggis. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA
Negeri 1 Manggis tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil random sampling
diperoleh kelas X1 dan X3 sebagai kelas eksperimen serta X2 dan X4 sebagai
kelas kontrol. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan lembar
observasi motivasi berprestasi dan tes hasil belajar ekonomi untuk pretes dan
postes. Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis yaitu analisis deskriptif dan
analisis kovarian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan
hasil belajar ekonomi yang signifikan antara siswa yang belajar dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan siswa yang belajar
dengan menerapkan model pembelajaran langsung. (2) Terdapat perbedaan hasil
belajar ekonomi yang dicapai oleh kelompok siswa yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. (3)
Terdapat pengaruh interaktif antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi
terhadap hasil belajar ekonomi.

Kata Kunci: pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, motivasi berprestasi, hasil belajar

This quasi-experimental study using a non-equivalent pretest posttest control


group design were conducted to investigate the effect of cooperative learning
model jigsaw and achievement motivation on learning outcomes of economic class
X SMA Negeri 1 Manggis. The study population was class X SMA Negeri 1
Manggis academic year 2015/2016. Based on the results obtained by random
sampling class X1 and X3 as well as the experimental class X2 and X4 as the
control class. Data were collected by using observation sheet achievement
motivation and achievement test economics for the pretest and posttest. This study
used two techniques of analysis, descriptive analysis and analysis of covariance.
The results showed that: (1) there are differences in learning outcomes significant
economic between students who learn by applying the jigsaw cooperative learning
model and student learning by applying direct instructional model. (2) There are
differences in the economic learning outcomes achieved by a group of students
who have high achievement motivation with students who have low achievement
motivation. 3) There are interactive effects between models of learning and
achievement motivation on the results of the economic study.

Keywords: jigsaw cooperative learning, achievement motivation, learning outcomes

1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi Teknologi Pembelajaran (Volume 6
Tahun 2016)

Pendahuluan yang sesuai dengan harapan. Guru


Era global memaksa tiap negara masih harus bekerja keras untuk dapat
untuk meningkatkan kualitas sumber daya meningkatkan hasil belajar siswa
manusia yang dimiliki demi bersaing khususnya pada pelajaran ekonomi.
menjadi negara terdepan. Hal ini menjadi Terdapat dua faktor yang
tantangan tersendiri bagi negara mempengaruhi keberhasilan belajar,
Indonesia sebagai salah satu negara yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.
sedang berkembang. Bersaing dengan Faktor internal terdiri dari faktor biologis
negara lain khususnya negara maju (jasmani) dan faktor psikologis,
bukanlah hal yang mudah. Berbagai sedangkan faktor eksternal terdiri dari
upaya terus dilakukan pemerintah demi faktor lingkungan keluarga, masyarakat
memajukan potensi bangsa. Pendidikan dan faktor lingkungan sekolah.
menjadi prioritas utama karena diyakini Lingkungan sekolah sangat diperlukan
sebagai faktor terpenting dalam untuk menentukan keberhasilan belajar
pengembangan kualitas sumber daya siswa. Hal yang paling mempengaruhi
manusia yang pada akhirnya mampu keberhasilan belajar siswa di sekolah
bersaing di tingkat internasional. mencakup metode mengajar, kurikulum,
Pendidikan yang mampu relasi guru dengan siswa, relasi siswa
mendukung pembangunan di masa yang dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah,
akan datang dan membawa Indonesia tata tertib atau disiplin yang ditegakkan
menuju pada persaingan global adalah secara konsekuen dan konsisten.
pendidikan yang mampu Upaya yang harus dilakukan oleh
mengembangkan potensi peserta didik guru untuk memecahkan masalah
hingga mampu memecahkan problema pembelajaran adalah kemampuan guru
kehidupan yang dihadapinya di dalam mengelola yang lebih baik dalam
masyarakat dan dunia kerja. Pendidikan proses pembelajaran di kelas. Salah
yang baik dan berkualitas bisa terwujud satunya adalah dengan menerapkan
apabila terdapat komponen-komponen metode pembelajaran yang tepat terutama
pendidik yang berkualitas, oleh untuk pelajaran ekonomi. Metode
karenanya upaya peningkatan komponen pembelajaran yang diberikan guru juga
pendidik merupakan titik strategis dalam sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
menciptakan pendidikan yang siswa. Mulyasa (2009:63) PHQMHODVNDQ
berkualitas. EDKZD ³WXJDV JXUX \DQJ
Untuk mencapai tujuan paling utama adalah bagaimana
pendidikan, banyak usaha pemerintah mengkondisikan suasana belajar yang
khususnya Departemen Pendidikan menyenangkan, agar dapat
Nasional dengan pembaharuan kurikulum membangkitkan rasa ingin tahu peserta
pendidikan, menyediakan buku pelajaran didik sehingga tumbuh keinginan untuk
sesuai dengan kurikulum, penerapan EHODMDU´.
model pembelajaran yang lebih inovatif Salah satu model yang
dan memberikan pelatihan pada guru. Ini pembelajaran yang dapat dikembangkan
merupakan langkah konkret pemerintah untuk membelajarkan siswa adalah
dalam rangka memperbaiki dan model pembelajaran kooperatif tipe
meningkatkan hasil belajar siswa dan jigsaw. Model pembelajaran kooperatif
menghasilkan generasi yang mampu tipe jigsaw adalah model pembelajaran
bersaing dalam menghadapi perubahan yang mampu membelajarkan siswa
global sehingga memenuhi tuntutan melalui pendekatan struktur serta
pembaharuan pendidikan nasional. meningkatkan keterampilan sosial dalam
Namun demikian semua usaha tersebut berbagai kelompok adalah model
belum mampu juga menghasilkan output pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi
Pembelajaran (Volume 6 Tahun 2016)
Rusman (2012:218) menyatakan ahli sudah memahami atau mengerti
EDKZD ³SHPEHODMDUDQ NRRSHUatif tipe mengenai topik yang ada, maka siswa
jigsaw merupakan model belajar harus kembali ke kelompok asal (home
kooperatif dengan cara siswa belajar teams) dan bergantian mengajari teman
dalam kelompok kecil yang terdiri dari satu timnya mengenai topik mereka, (7)
empat sampai enam orang secara selanjutnya siswa diuji dengan
heterogen di mana siswa saling bekerja melakukan kuis individual, skor yang
sama saling ketergantungan positif serta diperoleh masing-masing anggota akan
bertanggung jawab secara manGLUL´ menjadi skor kelompok mereka,
Sedangkan Isjoni (2013:54) menyatakan kelompok tertinggi akan mendapatkan
bahwa model pembelajaran kooperatif sertifikat atau penghargaan.
tipe jigsaw merupakan salah satu model Menurut Rusman (2012: 218)
pembelajaran yang mendorong siswa aktif langkah-langkah dalam model
dan saling membantu dalam menguasai pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yakni:
materi pelajaran untuk mencapai prestasi (1) siswa dikelompokkan dengan anggota
yang maksimal. kurang lebih 4-5 orang, (2) tiap orang
Sementara itu menurut Shoimin dalam tim diberikan materi atau tugas
(2014:90) model pembelajaran kooperatif yang berbeda, (3) anggota dalam tim
tipe jigsaw menitikberatkan pada kerja yang berbeda dengan penugasan yang
kelompok dalam bentuk kelompok kecil. sama membentuk kelompok baru
Dalam penerapan model pembelajaran (kelompok ahli), (4) setelah kelompok ahli
kooperatif tipe jigsaw, setiap anggota berdiskusi, tiap anggota kembali ke
kelompok diberi bagian materi yang kelompok asal dan menjelaskan kepada
harus dipelajari oleh seluruh kelompok anggota kelompok tentang sub bab yang
dan menjadi pakar di bagiannya. mereka kuasai, (5) tiap tim ahli
Dalam model pembelajaran mempresentasikan hasil diskusi, (6)
kooperatif tipe jigsaw, para siswa pembahasan, dan (7) penutup.
mempelajari bagian-bagian yang berbeda Secara garis besar, sintak model
dengan yang dipelajari oleh teman satu pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ditunjukkan
pada berikut.
timnya. Hal ini berguna untuk membantu Fase-fase Perilaku Guru
para ahli menguasai informasi yang unik, Fase 1 Guru menyampaikan semua
sehingga membuat tim sangat Menyampaikan tujuan pembelajaran yang
menghargai kontribusi tiap anggotanya. tujuan dan ingin dicapai pada
memotivasi pembelajaran tersebut dan
Sintaks dari model pembelajaran siswa memotivasi siswa belajar.
kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut: (1)
siswa dibagi dalam beberapa kelompok Fase 2 Guru menyajikan informasi
asal (home teams) dan setiap kelompok Menyajikan kepada siswa dengan jalan
terdiri dari 4-5 siswa, (2) guru Informasi menyuguhkan berbagai
membagikan lembar ahli kepada masing- fakta, pengalaman yang
berkaitan langsung dengan
masing siswa dan dalam satu kelompok materi pelajaran.
terdiri dari beberapa topik, (3) siswa Fase 3 Siswa dikelompokkan
dibagikan topik-topik yang sudah tertera Group atau menjadi kelompok asal/dasar
di dalam lembar ahli, (4) siswa diberikan kelompok dengan anggota 5 sampai 6
tugas untuk membaca mengenai semua asal/dasar orang dengan kemampuan
topik yang ada, (5) setelah semua selesai akademik yang heterogen.
Setiap anggota kelompok
membaca, siswa dari tiap kelompok yang diberikan sub pokok bahasan
memegang topik yang sama bertemu atau topik yang berbeda
dalam satu kelompok yang disebut untuk mereka pelajari.
kelompok ahli (expert group) untuk Fase 4 Guru menyuruh siswa yang
mendiskusikan mengenai topik yang Kelompok ahli mendapat topik sama
mereka terima, (6) apabila para kelompok atau export berdiskusi dalam kelompok

3
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi
Pembelajaran (Volume 6 Tahun 2016)
Fase-fase Perilaku Guru belajar dengan menerapkan model
group ahli. pembelajaran langsung.
Fase 5 Siswa kembali ke kelompok
Data hasil belajar dan motivasi
Tim ahli kembali asal/dasar untuk
pada kelompok menjelaskan apa yang berprestasi dalam penelitian ini
mereka dapatkan dalam dikumpulkan dengan tes hasil belajar dan
kelompok ahli. motivasi berprestasi. Selanjutnya, hasil
Fase 6 Semua siswa diberikan tes penelitian ini dianalisis dengan uji
Evaluasi yang melingkupi semua ANACOVA dua jalur dengan taraf
topik.
Fase 7 Guru memberikan
signifikansi 5% menggunakan bantuan
Memberikan penghargaan baik secara SPSS 16.0 for windows.
penghargaan individu maupun kelompok. Data hasil penelitian dianalisis
(Rusman, 2012) secara bertahap sesuai dengan variabel
masing-masing untuk menjawab
permasalahan penelitian. Secara terurut,
analisis data yang dilakukan adalah (1)
deskripsi data, (2) uji asumsi, (3) uji
METODE PENELITIAN linieritas, dan (4) uji hipotesis.
Penelitian ini merupakan
penelitian quasi experiment dengan Non HASIL DAN PEMBAHASAN
Equivalent Pretest-Posttest Control
Tes hasil belajar ekonomi dalam
Group Design. Rancangan penelitian
bentuk pilihan ganda yang berjumlah 25
disajikan pada gambar berikut.
soal. Di samping itu, juga dideskripsikan
O X skor kuesioner motivasi berprestasi yang
O
Eksperimen 1 1 2 merupakan pemilah antara kelompok
Kontrol O3 X2 O4 siswa yang memiliki motivasi berpretasi
tinggi (33% kelompok atas) dan kelompok
siswa yang memiliki motivasi berprestasi
rendah (33% kelompok bawah). Siswa
(Dantes, 2014) lainnya yang berada pada bagian tengah
(34%), tetap mengikuti proses belajar
Gambar Skema Rancangan Penelitian sebagaimana biasa pada kelasnya
masing-masing.
Keterangan:
Data dalam penelitian ini
O1;O3= Observasi awal (pretest) dikelompokan menjadi: 1) hasil belajar
O2;O4= Observasi akhir (posttest) ekonomi siswa yang mengikuti model
X1 = Perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (A1),
pembelajaran berbasis masalah
2) hasil belajar ekonomi siswa yang
X2 = Perlakuan dengan model mengikuti model pembelajaran langsung
pembelajaran konvensional
(A2), 3) hasil belajar ekonomi siswa yang
= Intake kelas memiliki motivasi berpretasi tinggi (B1), 4)
hasil belajar ekonomi siswa yang memiliki
Populasi penelitian ini adalah kelas motivasi berprestasi rendah (B2), 5) hasil
X SMA Negeri 1 Manggis tahun pelajaran belajar ekonomi siswa yang mengikuti
2015/2016. Dari enam kelas yang ada, model pembelajaran kooperatif tipe
dua kelas dipilih secara acak dengan jigsaw dan memiliki motivasi berprestasi
teknik random sampling, di mana satu tinggi (A1B1), 6) hasil belajar ekonomi
kelas sebagai kelas yang belajar dengan siswa yang mengikuti model
menerapkan model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
kooperatif tipe jigsaw dan satu kelas yang memiliki motivasi berprestasi rendah
(A1B2), 7) hasil belajar ekonomi siswa

4
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi Teknologi Pembelajaran (Volume 6
Tahun 2016)
yang mengikuti model pembelajaran homogen antarkelompok model
langsung dan memiliki motivasi pembelajaran.
berprestasi tinggi (A2B1), dan 8) hasil Hasil pengujian homogenitas untuk
belajar ekonomi siswa yang mengikuti kelompok motivasi berprestasi dapat
model pembelajaran langsung dan dilihat pada diperoleh bahwa taraf
memiliki motivasi berprestasi rendah signifikansi untuk kelompok motivasi
(A2B2). berprestasi pada based on mean yaitu
OHELK GDUL VLJ ! . 'DSDW
Hasil Penelitian disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1
Deskripsi umum hasil penelitian ditolak. Artinya, semua kelompok data
yang dipaparkan pada bagian ini adalah memiliki varians yang sama atau
deskripsi data berupa nilai hasil belajar homogen untuk kelompok motivasi
ekonomi yang diperoleh dari hasil pretes berprestasi.
dan postes. Data hasil penelitian tersebut Pada hasil analisis keberartian
dianalisis secara deskriptif untuk arah regrei, diperoleh nilai F Liniearity
menggambarkan keadaan data. Analisis besarnya 54,054 dengan nilai signifikansi
deskriptif berupa ukuran pemusatan data 0,001. Hasil signifikansi yang diperoleh
yaitu mean, median, dan modus serta kurang dari signifikansi yang ditetapkan
ukuran penyebaran data yaitu simpangan VHEHVDU . LQL EHUDUWL +0 ditolak
(simpangan baku dan varians). dan H1 diterima. Artinya, koefisien arah
Rekapitulasi hasil analisis deskriptif dapat regresi adalah signifikan.
diikhtisarkan pada Tabel berikut. Pada pengujian linieritas, dengan
Statistik Deskriptif
memperhatikan nilai F Deviation from
Kelompok Mean Med Mod Var St.
Dev
Max Min Jangkauan Linearity diperoleh sebesar 1,023 dan
nilai signifikansi sebesar 0,401.
A1 Pretes 7,75 8,00 7,00 1,58 1,26 10,00 6,00 4,00
Postes 18,65 19,00 19,00 3,05 1,75 22,00 16,00 6,00
A2 Pretes 7,50 7,50 8,00 1,59 1,26 10,00 5,00 5,00

B1
Postes
Pretes
15,63
7,78
16,00
8,00
16,00
8,00
4,04
1,72
2,01
1,31
19,00
10,00
12,00
5,00
7,00
5,00
Signifikansi yang diperoleh lebih besar
B2
Postes
Pretes
17,98
7,38
17,00
7,00
16,00
7,00
7,20
1,32
2,68
1,15
22,00
10,00
12,00
6,00
10,00
4,00
GDUL VLJQLILNDQVL . 'HQJDQ
A1B1
Postes
Pretes
17,30
8,05
17,50
8,00
18,00
9,00
4,52
1,21
2,13
1,10
21,00
10,00
13,00
6,00
8,00
4,00
demikian H0 diterima dan H1 ditolak.
A1B2
Postes
Pretes
18,80
7,45
19,00
7,00
19,00
6,00
3,85
1,84
1,96
1,36
22,00
10,00
16,00
6,00
6,00
4,00 Artinya, bentuk regresi hasil belajar
A2B1
Postes
Pretes
18,50
7,50
18,50
7,50
17,00
8,00
2,37
2,16
1,54
1,47
21,00
10,00
16,00
5,00
5,00
5,00 ekonomi adalah linier.
Postes 15,15 15,00 18,00 3,92 1,98 18,00 12,00 6,00
A2B2 Pretes
Postes
7,50
16,10
7,50
16,00
7,00
16,00
1,11
3,88
1,05
1,97
9,00
19,00
6,00
13,00
3,00
6,00
Dengan dipenuhinya uji asumsi
tersebut, maka uji Anacova dua jalur
Sebelum dianalisis ANACOVA dapat dilanjutkan, dengan hasil sebagai
faktorial 2×2, terlebih dahulu dilakukan uji berikut.
prasyarat analisis. 1. Sumber pengaruh model pembelajaran
Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap hasil belajar ekonomi tampak
menggunakan statistik Kolmogorov- nilai statistik F = 99,732 dengan angka
Smirnov diperoleh nilai signifikansi signifikansi 0,001. Oleh karena angka
berada di atas 0,05 untuk semua unit signifikansinya lebih kecil dari 0,05
analisis sehingga dinyatakan bahwa maka diputuskan bahwa terdapat
semua kelompok data yang diperoleh perbedaan hasil belajar ekonomi yang
dalam penelitian ini berdistribusi normal. dicapai antara siswa yang belajar
Berdasarkan hasil uji homogenitas dengan model pembelajaran kooperatif
varian antar kelompok model tipe jigsaw dengan siswa yang belajar
pembelajaran, dapat diperoleh bahwa dengan model pembelajaran langsung.
taraf signifikansi hasil belajar ekonomi 2. Sumber pengaruh motivasi berprestasi
pada based on mean yaitu 0,307 lebih terhadap hasil belajar ekonomi tampak
EHVDU GDUL VLJ ! . 'DSDW disimpulkan nilai statistik F= 5,858 dengan angka
bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, signifikansi 0,018. Oleh karena angka
semua kelompok data memiliki varians signifikansinya lebih kecil dari 0,05
yang sama atau maka dapat diputuskan bahwa

5
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi
Pembelajaran (Volume 6 Tahun 2016)
terdapat perbedaan hasil belajar sebagian masih merupakan tanggung
ekonomi yang dicapai oleh kelompok jawab guru. Guru bertanggung jawab
siswa yang memiliki motivasi dalam menyajikan informasi akademik
berprestasi tinggi dengan siswa yang baru setiap minggunya melalui informasi
memiliki motivasi berprestasi rendah. verbal atau teks. Sedangkan siswa hanya
3. Sumber pengaruh interaktif antara menunggu penjelasan dari guru.
model pembelajaran dan motivasi Meskipun di dalam pembelajaran
berprestasi terhadap hasil belajar langsung menggunakan metode selain
ekonomi, tampak nilai statistik F = ceramah misalnya seperti pengunaan
1,067 dengan angka signifikansi = media dan demonstrasi tetapi
0,005. Oleh karena angka penekanannya tetap pada proses
signifikansinya lebih kecil dari 0,05 pencarian dan konstruksi pengetahuan.
maka dapat diputuskan bahwa Dalam penelitian ini ditemukan
terdapatpengaruhinteraktif bahwa secara deskriptif hasil belajar
antarmodel pembelajaran (model ekonomi kelompok siswa yang memiliki
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi
dan model pembelajaran langsung) dibandingkan dengan kelompok siswa
dengan motivasi berprestasi (motivasi yang memiliki motivasi berprestasi
berprestasi tinggi dan motivasi rendah.
berprestasi rendah) terhadap hasil Siswa yang memiliki motivasi
belajar ekonomi. berprestasi tinggi dapat belajar dengan
penuh perhatian membangun persepsi
Pembahasan dengan semangat belajar yang tinggi,
Model pembelajaran kooperatif dan selalu ingin tahu terhadap persoalan
tipe jigsaw merupakan suatu model yang diberikan. Siswa juga selalu ingin
pembelajaran yang lebih menekankan menghubungkan antara apa yang akan
pada pencarian pengetahuan pada dipelajari dengan berbagai tujuan,
kelompok-kelompok kecil yang orientasi, dan sasaran yang ingin dicapai.
heterogen. Bentuk pembelajaran Siswa yang memiliki motivasi berprestasi
memberi motivasi kepada siswa untuk tinggi cenderung lebih percaya diri dalam
menyelidiki masalah-masalah serta menyampaikan pikiran, mengejar
mencari solui atas masalah yang ada. kesuksesan, dan mengontrol diri. Di
Dalam pembelajaran ini siswa dilatih samping itu, segala bentuk tugas yang
mengembangkan fakta-fakta, diberikan diselesaikan dengan mudah
membangun konsep-konsep dan menarik dan jika mengalami kesulitan, siswa
kesimpulan umum tentang teori-teori selalu mencari dan bertanya sehingga
yang menerangkan fenomena-fenomena hampir semua persoalan belajar
yang mengembangkan keterampilan- ditanganinya dengan tenang dan penuh
keterampilan penemuan ilmiah secara kontrol diri. Siswa juga selalu berpikir
berkelompok yang nantinya akan positif, kreatif dan aktif dalam mencari
bermuara pada hasil belajar siswa. informasi terkait dengan pembelajaran
Hal inilah yang menjadi yang dilaksanakan.
keunggulan model pembelajaran Sebaliknya siswa yang memiliki
kooperatif tipe jigsaw dibandingkan motivasi berprestasi rendah tidak
dengan model pembelajaran langsung. memberi perhatian maksimal terhadap
Model pembelajaran langsung kurang apa yang mereka pelajari. Pelajaran
menekankan aktivitas siswa. dianggap sebagai beban berat dan tugas
Pembelajaran langsung hanya belajar diterima dengan tidak ikhlas dan
berorientasi pada tahap apersepsi, pekerjaan yang berkaitan dengan tugas
penyajian materi, latihan soal dan hanya dikerjakan untuk sekedar
penutup. Proses pembelajaran langsung mendapatkan nilai dan bukan untuk

6
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi
Pembelajaran (Volume 6 Tahun 2016)
memperoleh ilmu pengetahuan. Ketika pembaharuan. Indikasi lainnya adalah
diminta untuk memaparkan kurang aktif dalam proses pembelajaran,
pandangannya terhadap hasil dan cenderung bergantung pada orang
pembelajaran yang dilakukan, siswa lain dalam menyelesaikan tugas.
cenderung tidak percaya diri dan bahkan Karakteristik tersebut membutuhkan
yang disampaikan tidak dianggap peran guru yang lebih banyak untuk
sebagai sesuatu yang penting dan mengarahkan materi pelajaran selama
menjadi rujukan dalam perolehan proses pembelajaran berlangsung.
nilainya. Penelitian ini membuktikan bahwa
Temuan dalam penelitian ini keefektifan suatu model pembelajaran
memperjelas bahwa siswa yang memiliki dalam meningkatkan hasil belajar
motivasi berprestasi tinggi memiliki ekonomi siswa berkaitan dengan motivasi
karakteristik di antaranya: menyukai berprestasi dalam belajarnya.
tantangan, mandiri kelompok dalam Berdasarkan hal tersebut, maka implikasi
kegiatan pembelajaran, menyukai yang dapat diberikan adalah sebagai
kegiatan yang bersifat analisis, berikut.
merupakan individu yang aktif, tidak Pertama, keefektifan jalannya
selalu bergantung pada guru, dan tidak pembelajaran dalam meningkatkan hasil
menerima informasi begitu saja tanpa belajae ekonomi dapat dibantu dengan
disertai bukti-bukti nyata. mempertimbangkan dan memperhatikan
Berdasarkan karakteristik siswa motivasi berprestasi siswa. Kedua, model
tersebut, maka model pembelajaran yang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
sesuai adalah model pembelajaran yang merupakan kondisi yang sesuai bagi
bersifat penemuan sehingga melibatkan siswa untuk meningkatkan hasil belajar
kemampuan analisis siswa. Salah satu ekonomi. Ketiga, siswa yang memiliki
model pembelajaran yang sesuai adalah motivasi berprestasi rendah merupakan
model pembelajaran kooperatif tipe individu yang pasif sehingga memerlukan
jigsaw karena melalui model peran dan motivasi guru dalam kegiatan
pembelajaran ini siswa diarahkan untuk pembelajaran. Keaktifan guru dan
mengkonstruksi pengetahuannya melalui keefektifan proses pembelajaran sangat
penemuan-penemuan sesuai dengan menentukan keberhasilan siswa dalam
konsep dalam pembelajaran. Dalam belajar. Keempat, hasil belajar ekonomi
model pembelajaran kooperatif tipe dikembangkan pada setiap individu baik
jigsaw, siswa dituntut bertanggungjawab individu yang memiliki motivasi
atas pendidikan yang mereka jalani, serta berprestasi tinggi maupun individu yang
diarahkan untuk tidak bergantung pada memiliki motivasi berprestasi rendah
guru. Model pembelajaran kooperatif tipe dengan melaksanakan kegiatan
jigsaw membentuk siswa mandiri yang pembelajaran bermakna dan sesuai
dapat melanjutkan proses belajar pada dengan karakteristik siswa.
kehidupan dan karir yang akan mereka
jalani. Simpulan dan Saran
Karakteristik siswa yang memiliki Berdasarkan hasil penelitian dan
motivasi berprestasi rendah cenderung pembahasan maka dapat disimpulkan
kurang bertanggung jawab, dan kurang beberapa hal yaitu sebagai berikut.
percaya diri dalam menyelesaikan tugas- 1) Terdapat perbedaan hasil belajar
tugas yang dibebankan kepadanya. ekonomi yang signifikan antara siswa
Keadaan tersebut menyebabkan siswa yang belajar dengan menerapkan
sulit menentukan arah kegiatan belajar, model pembelajaran kooperatif tipe
karena itu dalam kegiatan belajarnya jigsaw dan siswa yang belajar
lebih suka mempertahankan kebiasaan dengan menerapkan model
yang sudah ada dan kurang tertarik pada pembelajaran langsung.

7
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi Teknologi Pembelajaran (Volume 6
Tahun 2016)
2) Terdapat perbedaan hasil belajar perasaan siswa dan perbandingan
ekonomi yang dicapai oleh kelompok positif antara satu siswa dengan
siswa yang memiliki motivasi siswa lain. Bentuk dukungan ini
berprestasi tinggi dengan siswa yang memungkinkan siswa untuk maju
memiliki motivasi berprestasi rendah membangun perasaan memiliki harga
dengan nilai Fhitung sebesar 5,858 diri, memiliki kemampuan atau
dengan signifikansi sebesar 0,018 kompeten dan berarti. Upaya lain
3) Terdapat pengaruh interaktif antara yang harus dilakukan guru dalam
model pembelajaran dan motivasi membantu mengembangkan motivasi
berprestasi terhadap hasil belajar berprestasi siswa adalah dengan
ekonomi. memberikan dorongan kepada siswa
agar bangga dengan hasil yang telah
Saran dicapainya, karena perasaan bangga
Berdasarkan hasil penelitian dan atas hasil yang dicapai merupakan
pembahasan, maka dapat diajukan salah satu kunci untuk menjadi lebih
beberapa saran sebagai bahan positif dalam memandang
pertimbangan untuk peningkatan kualitas kemampuan yang dimiliki. Hal ini
pembelajaran Ekonomi kedepannya yaitu karena, hasil penelitian menunjukkan
sebagai berikut. bahwa siswa yang memiliki motivasi
1) Para guru disarankan agar berprestasi tinggi secara signifikan
menggunakan model pembelajaran memperoleh hasil belajar ekonomi
kooperatif jigsaw sebagai salah satu yang relatif lebih baik daripada siswa
alternatif model pembelajaran yang yang memiliki motivasi berprestasi
relevan dengan paradigma rendah.
konstruktivisme dan mengacu pada
KTSP. Hal ini karena, hasil penelitian Daftar Rujukan
menunjukkan bahwa siswa yang
belajar dengan menggunakan model Dantes, N. 2014. Analisis dan desain
pembelajaran kooperatif jigsaw eksperimen. Singaraja: Prorgam
secara signifikan memperoleh hasil Pascasarjana Undiksha.
belajar ekonomi yang relatif lebih baik
daripada siswa yang menggunakan Isjoni. 2013. Cooperative learning, efektifitas
model pembelajaran konvensional. pembelajaran kelompok. Bandung:
2) Para guru disarankan agar selalu Alfabeta.
memperhatikan motivasi berprestasi
siswa dan memberikan dukungan Mulyasa. 2009. Implementasi kurikulum
kepadasiswaagardapat tingkat satuan pendidikan. Bumi
mengembangkan motivasi Aksara: Jakarta.
berprestasi yang positif. Dukungan
guru ini dapat ditunjukkan dalam Rusman. 2012. Model-model pembelajaran.
bentukdukunganemosional Jakarta: Rajawali Pers.
(emotionalsupport),seperti
ungkapan empati, kepedulian, Shoimin, A. 2014. Model pembelajaran
perhatian, dan umpan balik, maupun inovatif dalam kurikulum 2013.
dukungan penghargaan (esteem Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
support) positif terhadap siswa,
dorongan untuk maju atau
persetujuan dengan gagasan atau

Anda mungkin juga menyukai