Anda di halaman 1dari 10

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTUAN


MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MEMBACA SISWA KELAS III

Ni Luh Wika Sukmawati1, I Kdk. Suartama2, Made Sumantri3


1,2,3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

Email: wika.sukmawati@yahoo.co.id1, deksua@gmail.com2,


madesumantri_pgsd@yahoo.co.id3

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca siswa
setelah diterapkan model kooperatif tipe jigsaw berbantuan media gambar pada siswa
kelas III di SD N 3 Tukadmungga tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah siswa kelas III semester
genap SD N 3 Tukadmungga tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 20 orang dan
objek penelitian ini yaitu keterampilan membaca. Penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus dan setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Data yang telah
terkumpul dianalisis dengan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil keterampilan membaca pada siklus I sebesar 60% (kategori
rendah) dan keterampilan membaca pada siklus II sebesar 80% (kategori tinggi).
Terjadi peningkatan keterampilan membaca sebesar 20%. Ini berarti penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan media gambar dapat meningkatkan
keterampilan membaca siswa kelas III di SD N 3 Tukadmungga tahun pelajaran
2015/2016.

Kata-kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, media gambar,


keterampilan membaca

ABSTRACT
This study aims to determine students' reading skills improvement after application of
pictures cooperative jigsaw pictures in third-grade students in SD N 3 Tukadmungga
the school year 2015/2016. This research is a classroom action research subjects
second semester of third grade students of SD N 3 Tukadmungga the school year
2015/2016 of 20 people and the object of research is the skill of reading. This study
was conducted in two cycles and each cycle consisted of three meetings. Data
collection methods used in this research is the method of observation. The collected
data was analyzed by quantitative descriptive analysis. The results showed that the
results of the reading skills at the first cycle of 60% (low category) and reading skills at
the second cycle by 80% (high category). An increase their reading skills by 20%. This
means that the implementation of cooperative learning model jigsaw aided drawing
pictures can improve students' reading skills of third grade in elementary school N 3
Tukadmungga the school year 2015/2016.

Kata-kata kunci: cooperative jigsaw, pictures, reading skills

1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

PENDAHULUAN kata-kata/ bahasa tulis. Dari segi


Bahasa adalah kunci pokok bagi linguistic, membaca adalah suatu proses
kehidupan manusia di atas dunia ini, penyandian kembali dan pembacaan
karena dengan bahasa orang bisa sandi (a recording and decoding proses),
berinteraksi dengan sesamanya dan penyandian (encoding) (Tarigan 1986:7).
bahasa merupakan sumber daya bagi Tujuan utama dalam membaca
kehidupan bermasyarakat. Adapun adalah untuk mencari serta memperoleh
bahasa dapat digunakan apabila saling informasi, mencakup isis, memahami
memahami atau saling mengerti erat makna bacaan. Makna, arti (meaning)
hubungannya dengan penggunaan erat sekali berhubungan dengan maksud
sumber daya bahasa yang kita miliki. tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
Emalia (2013) menyatakan bahwa Sedangkan Broto (dalam abdurrahman,
bahasa merupakan salah satu media 2003: 200) mengatakan bahwa membaca
untuk mencurahkan ide, gagasan, dan merupakan kegiatan berbahasa berupa
perasaan yang digunakan manusia untuk proses melisankan dan mengolah bahan
berkomunikasi atau berinteraksi dalam bacaan secara aktif. Berdasarkan
kehidupan sehari-hari. Manusia tidak pendapat tersebut dapat disimpulakan
dapat berkomunikasi dengan baik, tanpa keterampilan membaca adalah
adanya bahasa. Dengan kata lain, kemampuan yang diperoleh siswa selama
bahasa mungkin tidak perlu bagi alam mengikuti proses pembelajaran. Dengan
semesta, akan tetapi merupakan hal yang siswa terampil membaca maka akan
paling vital bagi kehidupan manusia. Oleh melakukan proses produksi yang dapat
karena itu sudah selayaknya bahasa menghasilkan pengetahuan, pengalaman,
dipelajari dengan baik khususnya Bahasa dan sikap-sikap baru. Seperti halnya
Indonesia yang menjadi Bahasa Nasioanl sebuah perusahaan yang menghasilkan
di negara kita. Dalam pendidikan formal sesuatu melalui proses mengolah
Bahasa Indonesia dapat mulai dipelajari seseorang dalam kegiatan membaca
di sekolah dasar. Di sekolah dasar bertujuan untuk mengolah bacaan demi
diperlukan pengembangan pengetahuan memperoleh informasi.
dasar khususnya dalam pembelajaran Keterampilan membaca adalah
Bahasa Indonesia. Pengembangan proses yang dilakukan serta
pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dipergunakan oleh pembaca untuk
dasar, meliputi proses pembelajaran, memperoleh pesan, yang hendak
pengembangan materi, sumber belajar, disampaikan oleh penulis melaui media
pengembangan keterampilan berbahasa, kata-kata/ bahasa tulis. Dari segi
dan pelayanan perbedaan individual, linguistic, membaca adalah suatu proses
proses pembelajaran yang mengaktifkan penyandian kembali dan pembacaan
siswa. Hal ini dilakukan karena sandi (a recording and decoding proses),
pembelajaran Bahasa Indonesia penyandian (encoding) (Tarigan 1986:7).
digunakan sampai ke jenjang pendidikan Tujuan utama dalam membaca adalah
yang paling tinggi sehingga anak akan untuk mencari serta memperoleh
lebih mudah mengikuti pembelajaran informasi, mencakup isis, memahami
Bahasa Indonesia lebih lanjut. Bahasa makna bacaan. Makna, arti (meaning)
Indonesia memiliki empat keterampilan erat sekali berhubungan dengan maksud
berbahasa. Slamet (2008:57) menyatakan tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
bahwa “keterampilan berbahasa Sedangkan Broto (dalam abdurrahman,
mencakup empat aspek yaitu 2003: 200) mengatakan bahwa membaca
keterampilan menyimak, keterampilan merupakan kegiatan berbahasa berupa
berbicara, keterampilan membaca, dan proses melisankan dan mengolah bahan
keterampilan menulis”. Keterampilan bacaan secara aktif. Berdasarkan
membaca adalah proses yang dilakukan pendapat tersebut dapat disimpulakan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk keterampilan membaca adalah
memperoleh pesan, yang hendak kemampuan yang diperoleh siswa selama
disampaikan oleh penulis melaui media mengikuti proses pembelajaran. Dengan

2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

siswa terampil membaca maka akan penyebab permasalahan di atas adalah 1)


melakukan proses produksi yang dapat siswa masih kurang berkonsentrasi pada
menghasilkan pengetahuan, pengalaman, saat membaca, 2) kurangnya memahami
dan sikap-sikap baru. Seperti halnya isi dari bacaan 3) pada saat membaca,
sebuah perusahaan yang menghasilkan siswa masih ribut. Hal ini disebabkan oleh
sesuatu melalui proses mengolah jarangnya guru mengelompokkan siswa
seseorang dalam kegiatan membaca pada saat pembelajaran, sehingga siswa
bertujuan untuk mengolah bacaan demi kurang berinteraksi dengan temannya.
memperoleh informasi. Untuk dapat Siswa hanya diminta membaca tanpa
membaca, anak harus memiliki tahu makna dari bacaannya, sehingga
keterampilan membaca. Amir (1996:2) mereka tidak berinteraksi dengan
menyatakan bahwa keterampilan temannya untuk menemukan ide. Guru
membaca adalah usaha memahami juga belum menggunakan metode dan
bacaan sebaik-baiknya, jika teks yang media pembelajaran yang tepat ketika
dilafalkan maka pembelajarannya jelas pembelajaran membaca berlangsung,
dan fasih, tepat informasi dan sehingga siswa kurang paham terhadap
penjelasannya, sehingga komunikatif kegiatan pembelajaran dan siswa menjadi
dengan pendengar, dan juga ditandai cepat bosan dalam belajar. Berdasarkan
oleh suatu pemahaman teks. Sedangkan permasalahan rendahnya keterampilan
Sujana (1983:3) mengatakan membaca membaca siswa kelas III tersebut, perlu
adalah kegiatan yang merespon lambang- diupayakan perbaikan untuk
lambang tertulis dengan menggunakan meningkatkan keterampilan membaca.
pengertian yang tepat.berdasarkan Salah satunya adalah dengan
pendapat amir dan sujana, keterampilan menggunakan model pembelajaran
membaca adalah usaha memahami Kooperatif Jigsaw. Sudrajat (2008:1)
lambang-lambang tertulis dengan menyatakan bahwa “model pembelajaran
menggunakan pengertian yang tepat. kooperatif jigsaw sebagai sebuah tipe
Namun, keterampilan membaca pembelajaan yang dilakukan secara
seseorang terutama pada anak SD, dapat bekelompok, dimana dalam kelompok
dikatakan masih rendah. Sebagai contoh, tersebut tediri dari beberapa siswa yang
berdasarkan observasi pada tanggal 5 betanggung jawab untuk menguasai
Januari 2016 di kelas III SD N 3 bagian dari materi saja dan selanjutnya
Tukadmungga, tampak rendahnya harus mengajarkan materi yang telah
keterampilan siswa membaca. Hal dikuasai tersebut kepada teman satu
tersebut ditandai oleh (1) rendahnya kelompoknya. Kegiatan keterampilan
kemampuan siswa dalam penyampaian membaca adalah dengan model
kosa kata (2) rendahnya kemampuan pembelajaran kooperatif Jigsaw akan
siswa dalam membaca yaitu telihat pada lebih optimal apabila ditunjang dengan
saat guru menyuruh siswa membaca di penggunaan media pembelajaran. Media
depan kelas. (3) rendahnya kemampuan pembelajaran yang dipilih harus tepat
siswa dalam pengucapan penggunaan agar sesuai dengan tujuan pembelajaran
ejaan serta tanda baca. yang akan dicapai. Salah satu media
Hal di atas berdampak pada nilai yang tepat untuk dipadukan dengan
keterampilan membaca di kelas III. model pembelajaran kooperatif Jigsaw
Berdasarkan pencatatan dokumen adalah media gambar. Sebagaimana
menunjukkan bahwa diperoleh rata-rata diketahui, media gambar mempunyai
keterampilan membaca pemahaman peranan yang cukup penting dalam
adalah 57,00%. Persentase rata-ratanya membantu siswa meningkatkan
adalah 57,0% yang berada pada kategori keterampilan membaca. Adanya media
rendah. Hanya 8 orang siswa dari 20 gambar, membuat siswa dapat melihat
orang siswa (35%) mendapat nilai lebih hubungan antara konsep, peristiwa, dan
besar dari 60. tokoh yang ada dalam pelajaran serta
Berdasarkan wawancara dan siswa dapat melihat hubungan antara
refleksi guru pada tanggal 5 Januari 2016, komponen-komponen materi atau isi

3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

pelajaran yang diajarkan. Dengan Tahapan tindakan siklus


ditampilkannya gambar, siswa akan dijelaskan sebagai berikut.
belajar berpikir logis mengenai hubungan a. Tahap Perencanaan
sebab akibat, kaitan antara satu kegiatan Adapun perencanaan tersebut
dengan kegiatan yang lain yang adalah sebagai berikut: (1) Menyamakan
mengikutinya. Sadiman (2003:21) persepsi dengan guru
menyatakan bahwa “Gambar merupakan mengenai model pembelajaran yang
suatu gambar yang berkaitan dengan digunakan. (2) Menyiapkan materi yang
materi pelajaran yang berfungsi untuk akan diajarkan. (3) menyusun rencana
menyampaikan pesan dari guru kepada kegiatan mingguan, (4) Menyusun
siswa. Media gambar ini dapat membantu rencana kegiatan harian (5) Menciptakan
siswa untuk mengungkapkan informasi dan menyediakan media pembelajaran,
yang terkandung dalam masalah (6)
sehingga hubungan antar komponen b. Tahap Pelaksanaan
dalam masalah tersebut dapat dengan Dalam pelaksanaan tindakan ini
lebih jelas”. Dengan menggunakan model disesuaikan dengan rencana
dan media ini diharapkan keterampilan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
membaca siswa kelas III SD Negeri 3 disesuaikan dengan kisi-kisi model
Tukadmungga dapat meningkat. kooperatif jigsaw berbantuan media
Berdasarkan uraian di atas, perlu gambar. Setiap siklus terdiri dari 3
dilakukan sebuah penelitian tindakan (empat) kali pertemuan yaitu 2 (dua kali
kelas. Penelitian yang akan dilakukan pembelajaran dan 1 (satu) kali tes akhir.
berjudul Penerapan Model Pembelajaran c. Observasi/Evaluasi
Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Media Kegiatan yang dilakukan pada
Gambar untuk Meningkatkan tahapan observasi ini adalah melakukan
Keterampilan Membaca pada Siswa observasi pada saat proses pembelajaran
Kelas III di SD N 3 Tukadmungga Tahun berlangsung dengan pedoman observasi
Pelajaran 2015/2016. yang telah dibuat. Pada akhir proses
pembelajaran, dilakukan pengukuran
METODE PENELITIAN hasil belajar yang diperoleh,
Penelitian dilaksanakan pada menggunakan tes keterampilan
semester II tahun pelajaran 2015/2016. membaca.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan d. Refleksi
pada kelas III di SD N 3 Refleksi ini dilakukan untuk
Tukadmungga. Subjek dalam penelitian melihat, mengkaji dan
ini adalah siswa kelas III SD N 3 mempertimbangakan dampak tindakan
Tukadmungga. Jumlah siswa adalah 20 yang telah diberikan. Berdasarkan hasil
orang yang terdiri dari 10 orang siswa refleksi ini, peneliti bersama-sama guru
perempuan dan 10 orang siswa laki-laki. dapat melakukan perbaikan kekurangan-
Selanjutnya, objek penelitian ini adalah kekurangan dalam proses pembelajaran.
peningkatan keterampilan membaca Kegiatan yang dilakukan pada rancangan
siswa setelah diterapkan model refleksi ini adalah mengkaji dan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merenungkan hasil penelitian terhadap
berbantuan media gambar. Penelitian pelaksanaan tindakan tersebut dengan
tindakan kelas ini dilaksanakan bersiklus. maksud jika terjadi hambatan, akan dicari
Tiap siklus penelitian ini terdiri dari empat pemecahan masalahnya untuk
tahapan, yaitu tahap perencanaan, direncanakan tindakan pada siklus
pelaksanaan tindakan, selanjutnya.
observasi/evaluasi, dan refleksi. Tiap Pengumpulan data dalam
siklus dilaksanakan sebanyak tiga kali penelitian ini menggunakan metode
pertemuan, yaitu dua kali untuk observasi. Data yang dikumpulkan dalam
melaksanakan tindakan dan satu kali penelitian ini adalah data keterampilan
untuk melaksanakan tes evaluasi siklus. membaca siswa dengan menggunakan
lembar observasi.

4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Dalam penelitian tindakan kelas jumlah seluruh siswa kelas III semester II
digunakan teknik analisis statistik SD N 3 Tukadmungga memperoleh nilai
deskriptif. Analisis statistik deskriptif di bawah KKM yang ditentukan. Untuk itu
adalah suatu cara pengolahan data yang perlu adanya perbaikan-perbaikan dalam
dilakukan dengan jalan menerapkan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai
rumus-rumus statistik deskriptif untuk dengan kekurangan maupun kendala-
menggambarkan suatu objek tertentu kendala yang ditentukan pada
sehingga diperoleh kesimpulan umum pelaksanaan pembelajran siklus I.
(Agung, 2010:8). Berdasarkan dari hasil refleksi
Tujuannya adalah untuk terhadap pelaksanaan tindakan pada
menentukan tingkatan tinggi rendahnya siklus I. Terlihat adanya berbagai
keterampilan membaca yang kekurangan atau kendala-kendala yang
dikonversikan ke dalam (PAP) skala lima. muncul dalam proses pembelajaran.
Untuk mengetahui tingkat Kendala-kendala tersebut disebabkan
pencapaian keterampilan membaca oleh beberapa hal yaitu: 1) Siswa belum
digunakan pedoman sebagai berikut. terbiasa membaca, hal ini disebabkan
Tabel 1 Pedoman Konversi PAP Skala 5 karena kebiasaaan siswa hanya sebagai
pendengar dan mencatat selama proses
Persentase Katagori pembelajaran 2) Siswa masih takut pada
90 – 100 Sangat Tinggi saat mengeluarkan pendapat 3) Masih
80 – 89 Tinggi malu pada saat bertanya 4) Siswa yang
65 – 79 Cukup Tinggi memiliki kemampuan akademik lebih
55 – 64 Rendah tinggi dalam kelompoknya masing-masing
0 – 54 Sangat Rendah masih mendominasi dalam diskusi
(Agung, (2010). kelompoknya, sehingga beberapa siswa
masih kurang menghargai gagasan atau
kriteria yang digunakan untuk pendapat temannya dan siswa yang
menentukan keberhasilan tindakan ini mempunyai kemampuan akademik lebih
adalah sebagai berikut. rendah tidak dapat bagian dalam
1) Keterampilan membaca sudah mengerjakan tugas-tugas kelompoknya
mencapai KKM ≥ 80% dari jumlah masing-masing. 5) Tidak semua siswa
siswa. aktif pada saat mengerjakan tugas secara
2) Presentase skor keterampilan berkelompok 6) Siswa belum terbiasa
membaca berada antara 80-89 dengan dalam membuat simpulan yang sistematis
katagori “tinggi”. sehingga siswa masih membutuhkan
Apabila indikator keberhasilan bantuan guru dalam membuat simpulan.
pada keterampilan membaca siswa sudah Bertolak dari kekurangan-
tercapai maka penelitian akan dihentikan. kekurangan yang dihadapi pada siklus I.
Peneliti bersama dengan guru
HASIL DAN PEMBAHASAN mendiskusikan perbaikan tindakan untuk
Hasil selanjutnya diterapkan pada siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, Perbaikan yang dilakukan diantaranya 1)
keterampilan membaca siswa pada siklus Sebelum pelaksanaan tindakan pada
I di peroleh persentase hasil belajar siswa siklus II siswa ditekankan kembali
yang ditunjukkan pada refleksi siklus I mengenai langkah-langkah pembelajaran
mencapai 60% dengan ketuntasan belajar dengan menggunakan model
secara klasikal sebesar 60%. pembelajaran jigsaw berbantuan media
Berdasarkan data hasil belajar siswa gambar. Kemudian guru juga
pada siklus I penelitian belum menekankan kembali mengenai
menunjukkan hasil yang diinginkan. Hal pelaksanaan pembelajaran, maupun
ini disebabkan karena persentase nilai aspek-aspek yang terkait dengan
rata-rata klasikal masih di bawah 75% penilaian dan siswa dituntut untuk lebih
yaitu baru mencapai 60%. Jumlah siswa aktif dan bertanggung jawab terhadap
yang tuntas sebesar 60% dan 40% dari keberhasilan kelompoknya. 2) Memotivasi

5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

dan mengarahkan siswa agar mau agar mau mengerjakan tugas 6)


mengeluarkan pendapat 3) Memotivasi Memotivasi dan mengarahkan siswa agar
siswa agar mau bertanya 4) bisa membuat simpulan bersama-sama.
Mengarahkan siswa untuk saling
menghargai pendapat temannya pada
saat kerja kelompok. 5) Memotivasi siswa

Tabel 2 rekapitulasi keterampilan membaca siswa kelas III


N Jenis Data Siklus Siklus Peningkata
o I II n
1 Keterampilan Membaca 60% 80% 20%
Siswa M (%)
2 Ketuntas-an Belajar KB (%) 60% 100% 40%

Berdasarkan implemesntasi siswa kelas III dan semester II SDN 3


rancangan pada siklus II yang merupakan Tukadmungga tahun pelajaran 2015/2016
perbaikan tindakan pada siklus I, dapat dilihat pada tabel 2. Pelaksanaan
memberikan peningkatan hasil yang tindakan pada siklus II merupakan
signifikan. Dari hasil observasi pada akhir pengoptimalan dan antisipasi kendala
siklus II. Diperoleh hasil persentase yang muncul pada siklus I.
secara klasikal 100%. Kategeori Bertitik tolak dari hasil penelitian
keterampilan membaca siswa mengalami tindakan di atas, baik dari proses
peningkatan dari sedang pada skor siklus pembelajaran maupun keterampilan
I menjadi tinggi pada siklus II. Dengan membaca yang dicapai siswa dalam
demikian, dari data keterampilan pelajaran, ternyata ada peningkatan
membaca siswa pada siklus II, penelitian keterampilan membaca siswa. Hasil
ini telah mencapai kategori berhasil, penelitian menunjukkan bahwa nilai
karena persentase tingkat keterampilan keterampilan membaca klasikal pada
membaca siswa kelas III semester II SD siklus I: (a) nilai rata-rata klasikal (M)
N 3 Tukadmungga secara klasikal sebesar 60; (b) persentase tingkat
sebesar 80% dengan kriteria “tinggi”, dan keterampilan membaca siswa (M%)
ketuntasan belajar secara klasikal yang sebesar 60% dan ketuntasan belajar (KB)
diperoleh sebesar 100%. sebesar 60%. Pada siklus II: (a) nilai rata-
Terjadinya peningkatan rata klasikal (M) sebesar 80; (b)
keterampilan membaca siswa persentase tingkat hasil belajar siswa
dikarenakan siswa sudah mampu (M%) sebesar 80% dan ketuntasan
menguasai dengan teknik membaca yang belajar (KB) sebesar 100%.
diterapkan oleh guru dan sebagaian Dilihat dari kriteria keberhasilan
besar siswa telah serius dalam mengikuti yang telah ditentukan dalam penelitian ini,
proses pembelajaran. Sehingga proses ketuntasan belajar siswa telah mencapai
pembelajaran dapat berjalan dengan target yang ditentukan yakni 100% dari
lancar. jumlah siswa kelas III semester II SD N 3
Secara umum, pada pelaksanaan Tukadmungga memperoleh nilai ≥ 60 dan
tindakan siklus II tidak lagi muncul persentase nilai rata-rata keterampilan
kendala-kendala seperti pada siklus I. membaca siswa secara klasikal sebesar
Siswa sudah terbiasa dan telah berlatih 80% dengan katagori “Tinggi”. Oleh
belajar dengan mengikuti penerapan karena itu tahap penelitian selanjutnya
model kooperatif jigsaw untuk dihentikan hanya pada siklus II.
meningkatkan keterampilan membaca
pada siswa kelas III SD N 3 Pembahasan
Tukadmungga. Setelah dilakukan analisis, berikut
Adapun rekapitulasi hasil temuan-temuan selama pelaksanaan
peningkatan keterampilan membaca tindakan siklus II adalah sebagai berikut.

6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

1) Secara umum proses pembelajaran media gambar. Melalui model


telah berjalan sesuai dengan Rencana pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berbantuan media gambar, siswa dapat
dibuat. 2) Siswa sudah bisa dalam memecahkan permasalahan yang
melaksanakan diskusi kelompok dan aktif diberikan oleh guru, serta dapat
berdiskusi bersama teman kelompoknya, menyimpulkan sendiri dalam
baik itu bertanya, menjawab pertanyaan, pembelajaran melalui kegiatan membaca.
mengemukakan pendapat kepada Sehingga hasil yang diperoleh melalui
kelompoknya masing-masing maupun pembelajaran dapat menumbuhkan rasa
kepada guru. sehingga siswa terlihat ingin tahu dalam diri siswa dan hasil yang
antusias dalam berdiskusi bersama diperoleh tidak mudah dilupakan.
anggota kelompoknya masing-masing. 3) Keberhasilan penerapan model
Siswa yang memiliki kemampuan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
akademik lebih tinggi dalam kelompoknya meningkatkan keterampilan membaca
sudah bisa menghargai pendapat siswa kelas III semester II SD N 3
temannya dan membantu temannya yang Tukadmungga, hal ini tidak terlepas dari
lain dalam memecahkan masalah. 4) kekurangan, kendala, dan kelebihan
Terdapat 20 orang siswa yang dalam penerapannya. Namun secara
mengerjakan soal lebih teliti dengan cara umum, kendala yang terjadi selama
menguraikan proses dalam mendapatkan proses pembelajaran tidak berdampak
hasil walaupun sebagian besar sudah serius terhadap keterampilan membaca
memperoleh hasil yang benar. 5) Semua siswa, sehingga keterampilan membaca
siswa sudah ikut aktif menyimpulkan siswa mengalami peningkatan yang
materi pembelajaran yang telah dibahas. signifikan.
6) Semua kelompok pada saat melakukan Berdasarkan analisis data
diskusi sudah melakukan kerjasama keterampilan membaca siswa,
dengan baik bersama anggota keterampilan membaca siswa mengalami
kelompoknya. peningkatan sebelum dan sesudah
Kenyataan ini menunjukkan diterapkan model pembelajaran kooperatif
bahwa penelitian tindakan kelas ini tipe jigsaw berbantuan media gambar.
berhasil mencapai target yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena model
Hal ini disebabkan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran yang
berbntuan media gambar untuk dimana guru menuntun siswa untuk
meningkatkan keterampilan membaca belajar berkolompok dan memecahkan
secara efektif dan siswa berantusias permasalahan yang diberikan oleh guru
dalam proses pembelajaran dari awal dan dapat menyampaikan kesimpulan
sampai akhir. Berdasarkan hal tersebut, sendiri. Hal tersebut diperkuat oleh
penerapan model kooperatif tipe jigsaw pernyataan yang dikemukakan oleh Lie
berbantuan media gambar dapat (dalam Kurniasih, 2015:24) jigsaw
meningkatkan keterampilan membaca merupakan model belajar kooperatif
siswa kelas III semester II SD N 3 dengan cara siswa belajar dalam
Tukadmungga tahun pelajaran kelompok kecil yang terdiri atas empat
2015/2016. sampai dengan enam orang secara
Penelitian ini dikatakan berhasil heterogen dan siswa bekerja sama
karena berdasarkan data yang diperoleh salaing ketergantungan positif dan
melalui penelitian di SD N 3 bertanggung jawab secara mandiri.
Tukadmungga, keterampilan membaca Berdasarkan hasil observasi dan
siswa sesudah diterapkan pembelajaran temuan selama pemberian tindakan,
kooperatif jigsaw berbantuan media jumlah siswa yang belum tuntas
gambar mengalami peningkatan jika disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1.
dibandingkan dengan keterampilan Siswa belum terbiasa membaca, hal ini
membaca siswa sebelum diterapkannya disebabkan karena kebiasaaan siswa
model kooperatif jigsaw berbantuan hanya sebagai pendengar dan mencatat

7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

selama proses pembelajaran 2. Siswa ketuntasan belajar pada siklus II sebesar


masih takut pada saat mengeluarkan 100 %. Hasil belajar siswa secara individu
pendapat 3. Masih malu pada saat pada siklus II sudah mencapai target,
bertanya 4. Siswa yang memiliki karena tidak ada siswa kelas III semester
kemampuan akademik lebih tinggi dalam II SD N 3 Tukadmungga yang
kelompoknya masing-masing masih memperoleh nilai di bawah KKM.
mendominasi dalam diskusi Dilihat dari kriteria keberhasilan
kelompoknya, sehingga beberapa siswa yang telah ditentukan dalam penelitian ini,
masih kurang menghargai gagasan atau ketuntasan ketermapilan membaca siswa
pendapat temannya dan siswa yang pada siklus II telah mencapai target yang
mempunyai kemampuan akademik lebih ditentukan, dimana tidak ada siswa yang
rendah tidak dapat bagian dalam memperoleh nilai < 60 (di bawah KKM)
mengerjakan tugas-tugas kelompoknya dan persentase nilai rata-rata hasil belajar
masing-masing. 5. Tidak semua siswa siswa secara klasikal yaitu sebesar 80%.
aktif pada saat mengerjakan tugas secara Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
berkelompok. 6. Siswa belum terbiasa disimpulkan bahwa penerapan model
dalam membuat simpulan yang sistematis pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
sehingga siswa masih membutuhkan berbantuan media gambar dapat
bantuan guru dalam membuat simpulan. meningkatkan keterampilan membaca
Berdasarkan kendala tersebut, siswa kelas III semester II SD N 3
dilakukan perbaikan tindakan terhadap Tukadmungga tahun pelajaran
proses pembelajaran, dimana guru lebih 2015/2016.
membimbing siswa saat diskusi kelompok Peningkatan keterampilan membaca
dengan langkah yang lebih terstruktur. siswa didukung oleh kondisi belajar yang
Guru juga mengarahkan siswa untuk dialami siswa. Peningkatan keterampilan
membagi tugas dalam kelompok dengan membaca siswa dikarenakan siswa telah
adil, sehingga tugas dapat diselesaikan mendapat pengalaman langsung melalui
dengan baik. Guru memberikan model pembelajaran yang diterapkan dan
pengawasan yang optimal kepada sebagian besar siswa sudah bersungguh-
masing-masing kelompok pada saat sungguh dalam melaksanakan diskusi
melakukan diskusi, sehingga kerjasama kelompok, sehingga diskusi kelompok
siswa dalam mengerjakan tugas dapat dapat berjalan dengan lancar. Dengan
lebih diperhatikan tidak hanya menerapkan model pembelajaran
mengandalkan teman yang lebih pintar. kooperatitif tipe jigsaw berbantuan media
Dengan demikian secara tidak langsung gambar, memberikan kesempatan
semua siswa dalam kelompok dapat kepada siswa untuk memecahkan sendiri
belajar dengan baik dan penuh permaslaahan yang disampaikan guru
kegembiraan. Kegembiraan yang dan dapat menyimpulkan permasalahan
dimaksud adalah bangkitnya rasa ingin melalui diskusi. Siswa dituntut untuk
tahu siswa dalam belajar sehingga menggali informasi dan pengetahuan dari
pembelajaran yang dilakukan menjadi berbagai sumber, baik dari buku yang
bermakna. relevan, diskusi maupun tanya jawab
Berdasarkan hasil penelitian yang bersama teman kelompoknya ataupun
telah dilaksanakan pada siklus II, guru.
keterampilan membaca siswa mengalami Penerapan model ini didukung oleh
peningkatan setelah diterapkan model penggunaan media gambar. Dengan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw digunakannya media gambar dalam
berbantuan media gambar. Hasil ketermapilan membaca, siswa dapat
penelitian menunjukan bahwa persentase melihat langsung media yang digunakan
keterampilan membaca siswa kelas III guru saat belajar. Dengan demikian
semester II SD N 3 Tukadmungga pada materi yang pada awalnya kurang
siklus I sebesar 60%. Keterampilan mengena dihati siswa tetapi setelah
membaca siswa meningkat pada siklus II menggunakan media gambar akan
menjadi sebesar 80%. Sedangkan muncul rasa ingin tahu pada diri siswa

8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

sehingga keterampialn membaca dapat siswa sebesar 80% dengan kategori


meningkat. Hal tersebut diperkuat ”tinggi”. Hal tersebut menunjukkan telah
dengan pendapatnya (Sadiman 2003:21), terjadi peningkatan persentase
media gambar adalah sebagai berikut : ketermapilan membaca siswa sebesar
Media gambar adalah suatu gambar yang 20%.
berkaitan dengan materi pelajaran yang Penerapan model pembelajaran
berfungsi untuk menyampaikan pesan kooperatif tipe jigsaw berbantuan media
dari guru kepada siswa. Media gambar ini gambar dapat meningkatkan keterampilan
dapat membantu siswa untuk membaca siswa kelas III semester genap
mengumpulan informasi yang terkandung tahun pelajaran 2015/2016 di SD N 3
dalam masalah sehingga hubungan antar Tukadmungga. Peningkatan
komponen dalam masalah tersebut dapat keterampialan membaca yang dicapai
terlihat dengan lebih jelas. siswa pada siklus I sebesar 60% dan
Keberhasilan penerapan model pada siklus II sebesar 80%. Hal tersebut
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menunjukkan telah terjadi peningkatan
berbantuan media gamabr dalam keterampilan membaca sebesar 20%.
peningkatan keterampilan membaca Adapun saran yang dapat
siswa kelas III semester II SD N 3 disampaikan berdasarkan hasil penelitian
Tukadmungga tahun pelajaran 2015/2016 tindakan ini, yaitu: 1) Bagi siswa
ini tidak terlepas dari kendala dalam disarankan lebih berpartisifasi aktif dalam
penerapannya. Namun secara umum, mengikuti pembelajaran, rajin membaca
kendala yang dialami selama proses buku, lebih terbuka untuk bertanya
pembelajaran tidak berdampak serius tentang hal-hal yang belum dipahami. 2)
terhadap keterampilan membaca pada Bagi guru disarankan mencoba
siswa III semester II SD N 3 menerapkan model pembelajaran
Tukadmungga tahun pelajaran 2015/2016 kooperatif jigsaw berbantuan media
karena ketermapilan membaca siswa gambar dalam pembelajaran sebagai
dengan menerapkan model kooperatif salah satu model pembelajaran yang
tipe jigsaw berbantuan media gambar mampu memotivasi siswa agar berperan
sudah mengalami peningkatan. aktif dalam proses pembelajaran. 3) Bagi
Dilihat dari kriteria keberhasilan sekolah disarankan dapat menerapkan
yang telah ditentukan dalam penelitian ini, teori-teori yang didapat dalam
ketuntasan belajar siswa telah mencapai pembelajraan serat dapat menambah
target yang ditentukan yakni 100% dari pengalaman peneliti mengenai
jumlah siswa kelas III semester II SD N 3 pembelajaran di sekolah. 4) Bagi peneliti
Tukadmungga memperoleh nilai ≥ 60 dan disarankan dapat menerapkan model
persentase nilai rata-rata ketermapilan pembelajaran tipe jigsaw di sekolah dasar
membaca siswa secara klasikal sebesar
80% dengan katagori “Tinggi”. Oleh DAFTAR RUJUKAN
karena itu tahap penelitian selanjutnya Agung, A. A. Gede. 2010. Penelitian
dihentikan pada siklus II. Tindakan Kelas. Singaraja:
Fakultas Ilmu Pendidikan.
PENUTUP Asma, Nur. 2006. Model pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian kooperatif. Departemen pendidikan
tindakan kelas yang dilakukan di kelas III nasional direktorat jenderal
SD N 3 Tukadmungga pada semester pendidikan tinggi direktorat
genap tahun pelajaran 2015/2016, ketenagaan. Jakarta.
penerapan model pembelajaran Arifin, zainal. 2010. Penelitian Pendidikan
kooperatif tipe jigsaw berbantuan media Metode dan Paradigma Baru.
gambar dapat meningkatkan keterampilan Bandung: Remaja Rosdakarya
membaca siswa. Rata-rata ketermapilan Broto, A.S. 2003. Pengajaran Bahasa
membaca siswa pada siklus I sebesar Indonesia sebagai Bahas Kedua di
60% dengan katagori ”rendah” dan pada SD Berdasarkan pendekatan
siklus II rata-rata keterampilan membaca linguistik. Jakarta. Bulan Bintang

9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Emalia, Eem. 2013. Pembelajaran


Bahasa Indonesia Di Sekolah
Dasar. Tersedia Pada
http://sdn4mangunjaya.blogspot.co
m/2013/09/pemn belajaran-bahasa-
indonesia-d.html. Di unduh Tanggal
21 januari 2016.Akhmad Sudrajat.
2008. Penelitan Tindakan Kelas.
Tersedia pada
https://akhmadsudrajat.wordpress.c
om/2008/03/21/penelitian-tindakan-
kelas-part-ii/. Di unduh tanggal 20
feberuari 2016
Johnson, E.L.1991. Dasar Kromatoragrafi
Cair Kinerja Tinggi. ITB Bandung
Kurniasih, Berlin Sani. 2015. Model
pembelajaran. Kata pena. Jakarta.
Slamet, St. Y. 2008. Dasar-dasar
keterampilan berbahasa Indonesia.
Surakarta: UNS Press.
Sudrajat, akhmad 2008. Penelitan
Tindakan Kelas. Tersedia pada
https://akhmadsudrajat.wordpress.c
om/2008/03/21/penelitian-tindakan-
kelas-part-ii/. Di unduh tanggal 20
feberuari 2016.
Sudjana, Nana. 2007. Media Pengajaran.
Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta. Kencana Prenada
Media Grup
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membaca
sebagai suatu keterampilan
berbahasa. Bandung. Angkasa.

10

Anda mungkin juga menyukai