Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Biologi Materi Pokok Jamur

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA


PELAJARAN BIOLOGI MATERI POKOK JAMUR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X IPA
SMA ANTARTIKA SIDOARJO

Ariska Wulan Sari, Prof. Rusijono, M.Pd


Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya, email:
ariskasari@mhs.unesa.ac.id

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar mata pelajaran Biologi materi Jamur di kelas X IPA SMA
Antartika Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan tiga kelas yakni dua kelas eksperimen dan satu kelas
kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan khusus yakni dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dan kelas kontrol tetap menggunakan metode pembelajaran yang biasa digunakan
oleh guru yaitu demonstrasi.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen perlakuan, perlakuan dalam penelitian ini
adalah model pembelajan kooperatif tipe Jigsaw. Desain eksperimen yang digunakan adalah True
Experimental Design dengan Pretest-Posttest Control Group Design. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini
adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan hasil belajar siswa. Metode
pengumpulan data yang diguanakan adalah observasi dan tes. Observasi digunakan untuk
mengumpulkan data tentang pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sedangkan tes
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis data instrumen dengan uji validitas dan uji reliabilitas, sedangkan analisis hasil belajar
menggunakan analisis data observasi, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Uji hipotesis
dilakukan sebanyak dua kali yaitu untuk menghitung Pre-test dan Post-test
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada kelas eksperimen 1, eksperimen 2,
dan kontrol dari hasil observasi terhadap guru dan siswa termasuk pada kategori sangat baik. Uji
hipotesis One Way Anava, data hasil per hitungan nilai Pre-test pada setiap sampel, diperoleh harga F
tabel adalah 3,08. Karena F hitung lebih kecil daripada F tabel dengan perbandingan 1,061 < 3,08, maka
Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan. Untuk per hitungan
nilai Post-test pada setiap sampel, diperoleh F tabel adalah 3,08. Karena F hitung lebih besar daripada F
tabel dengan perbandingan 22,84 > 3,08, maka Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya terdapat
pengaruh yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai Post-test pada kelas eksperimen 1 dan
kelas eksperimen 2 terdapat peningkatan secara signifikan karena adanya perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Kata kunci : Penerapan, Jigsaw, Hasil Belajar.

Abstract

The purpose of this research is to know the effect of the implementation cooperative learning model of Jigsaw
type to the students learning outcomes in biology subject of mushroom for tenth grade students of science in
antartika Senior High School Sidoarjo. This research uses three classes which is two experiment classes and one
control class. The experiment class was given special treatment, that is applying the Jigsaw type cooperative
learning model and the control class still using the learning method commonly used by the teacher, that is
demonstration.
The type of this research is eksperimental treatment research, treatment in the research is cooperative
learning model of Jigsaw type. Experiment design uses True Experimental Design with Pretest-Posttest Control
Group Design. Variable studied in the research is implementation cooperative learning model of Jigsaw type and
the students learning outcomes. Data collection methods used are observe and tests. The observe use to collecting
data about implementation of cooperative learning model of Jigsaw type, while test use to know students learning
outcomes. As for data analysis technique using data analysis instrument with validity test and reliability test, while
students learning outcomes analysis used are observation data, normality test, homogeneity test, and hypothesis
test. Hypothesis test is performed twice, namely to calculate the Pre-test and Post-test
Implementation of the Jigsaw type cooperative learning model in the experimen class 1, eksperimen class 2,
and control class from the results of observations to the teacher and students included in the excellent category.. One
Way Anava hypothesis test, data results Pre-test grades count for each sample, the F table price is 3.08. Because F
count is smaller than F table with a ratio of 1.061 <3.08, Ho is accepted and Ha is rejected, which means there is no
significant effect. For each calculation of the Post-test value for each sample, obtained F table is 3.08. Because F
count is greater than F table with a ratio of 22.84> 3.08, then Ha is accepted and Ho is rejected, which means there
is a significant effect. So it can be concluded that the value of the Post-test in the experiment class 1 and experiment
class 2 has a significant increase because of the method using the Jigsaw cooperative learning model.

Keywords: The Implementation, Jigsaw, Learning Outcomes.

Model pembelajaran merupakan hal


PENDAHULUAN yang sangat penting dalam proses belajar
Proses pembelajaran adalah kegiatan mengajar di sekolah. Sehingga guru harus
interaksi antara siswa dan guru yang cukup menyesuaikan model pembelajaran apa yang
dominan. Proses pembelajaran hakikatnya cocok untuk diterapkan kepada peserta didik.
merupakan proses komunikasi, yitu proses Dengan pemilihan model pembelajaran yang
menyampaikan pesan dari sumber pesan tepat, dapat menunjang keberhasilan dalam
kepada penerima pesan (Sadiman, 2010). Dalam mengajar. Hal tersebut dapat dilihat melalui
proses belajar mengajar, interaksi antara guru antusias peserta didik pada saat proses
dan peserta didik merupakan hal yang sangat pembelajaran. Pemahaman peserta didik
penting. Dengan adanya interaksi yang baik terhadap materi ajar dan hasil belajar peserta
antara guru dan peserta didik, dapat didik.
memudahkan guru mengidentifikasi Berdasarkan hasil observasi awal di
permasalahan apa yang didapatkan oleh peserta SMA Antartika Sidoarjo ditemukan hasil belajar
didik, materi manakah yang belum dipahami mata pelajaran Biologi siswa kelas X IPA yang
oleh peserta didik. Dengan demikian, guru rendah, kondisi pembelajaran pada mata
dapat membantu menangani permasalahan pelajaran Biologi materi kelas X IPA
tersebut. menggunakan metode atau model yang dalam
Pendidik atau guru harus penyampaian materi sulit dipahami oleh peserta
mempersiapkan pembelajaran sebelum didik. Jika dalam penyampain materi, guru
melaksanakan proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, maka
(Hamzah,2014). Dengan persiapan yang matang peserta didik merasa bosan dan sulit memahami
sebelum melaksanakan proses belajar mengajar, materi yang disampaikan oleh guru. “Pemilihan
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan metode pembelajaran harus didasarkan pada
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah analisi kondisi dan hasil pembelajaran. Analisis
ditetapkan, serta meminimalisir kesalahan yang akan menunjukkan bagaimana kondisi
terjadi pada saat proses belajar mengajar. pembelajarannya, dan apa hasil pembelajaran
yang diharapkan. Setelah itu, barulah
menetapkan dan mengembangkan metode setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab
pembelajaran yang diambil dari setelah terhadap penguasaan setiap materi yang
perancang pembelajaran mempunyai informasi ditugaskan oleh guru, yang akan dijlaskan pada
yang lengkap mengenai kondisi nyata yang ada kelompoknya.
dan hasil pembelajaran yang diharapkan” Berdasarkan permasalahan yang telah
(Hamzah, 2014:6). Dengan pemilihan model di temukan, maka judul penelitian adalah
pembelajaran yang tepat, maka peserta didik “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
dapat dengan mudah untuk memahami materi Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran
serta dapat meningkatkan hasil belajar peserta Biologi Materi Pokok Jamur Terhadap Hasil
didik. Belajar Siswa Kelas X SMA Antartika Sidoarjo”.
Dari observasi dan wawancara yang
telah dilakukan di SMA Antartika Sidoarjo, Jenis Peneliatian
terdapat hasil belajar siswa pada mata pelajaran Metode penelitian eksperimen dapat diartikan
Biologi kelas X IPA materi jamur yang dibawah sebagai metode penelitian yang digunakan
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
(Kriteria Ketuntasan Minimal pada mata terhadap yang lain dalam kondisi yang
pelajaran Biologi kelas X IPA materi jamur yaitu terkendalikan (Sugiyono, 2016:107). Dalam
76. penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan
Berdasarkan masalah yang ditemukan, Model Kooperatif Learning Tipe Jigsaw pada
kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Mata Pelajaran Biologi Materi Pokok Jamur
Biologi SMA kelas X IPA Antartika Sidoarjo Kelas X SMA Antartika Sidoarjo, jenis metode
kurang berjalan dengan baik, karena adanya penelitian yang digunakan yaitu metode
beberapa hambatan selama proses belajar eksperimen dengan True Eksperimental Design,
mengajar. Untuk mengatasi masalah yang telah karena penelitian ini menggunakan tiga kelas
diuraikan diatas, diperlukan model yaitu kelas eksperimen 1, eksperimen 2, dan
pembelajaran yang diharapkan dapat kelas kontrol.
meningkatkan hasil belajar siswa. Guru dapat
menerapkan model pembelajaran yang memacu Subjek Penelitian
siswa agar lebih aktif dalam proses Subjek penelitian dapat diartikan sebagai benda,
pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat hal atau orang, tempat, data untuk variabel
meningkat, serta proses belajar mengajar dapat penelitian melekat dan dipermasalahkan
mencapai tujuan pembelajaran yang telah (Arikunto, 2010:172
ditetapkan. Subjek dalam penelitian ini adalah:
Peneliti akan menerapkan model Jenis Kelamin
Objek
pembelajaran koperatif tipe jigsaw pada mata No Laki- Perem Jumlah
Penelitian
pelajaran Biologi materi jamur kelas X IPA SMA Laki puan
Antartika Sidoarjo, karena karakteristik Kelas
pelajaran sesuai dengan model yang akan 1 Eksperimen I 17 19 36
digunakan. Diharapkan dengan menggunakan (X IPA 3)
model pembelajaran ini, dapat merangsang Kelas
minat belajar siswa, meningkatkan hasil belajar 2 Eksperimen II 14 24 38
siswa pada saat proses belajar mengajar. Model (X IPA 4)
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dirancang Kelas Kontrol
3 16 22 38
untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, ciri (X IPA 5)
khas tipe jigsaw ini adalah kelompok kecil yang
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian 11 – 15 Februari 2019 dengan soal
Penelitian ini dilakukan di SMA Antartika berjumlah 25 butir soal pilihan ganda.
Sidoarjo pada kelas X IPA 3 dan X IPA 4 sebagai
kelas eksperimen dan kelas X IPA 5 sebagai Metode Pengumpulan Data
kelas kontrol. Pada penelitian kelas eksperimen Metode yang digunakan oleh peneliti dalam
1 dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2019, penelitian ini adalah metode observasi dan
kelas eksperimen 2 dilaksanakan pada tanggal metode tes.
12 februari 2019, dan kelas kontrol dilaksanakan 1. Observasi
pada tanggal 15 februari 2019. Peneliti menggunakan observasi
terstruktur atau observasi sistematis, untuk
Persiapan Penelitian menggunakan pengamatan secara
1. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan langsung terhadap proses pembelajaran
Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kooperatif tipe Jigsaw.
yang telah dipersiapkan oleh peneliti 2. Tes
digunakan untuk diterapkan pada kelas Dalam penelitian ini, metode tes digunakan
eksperimen. Sebelum melakukan untuk mengetahui nilai siswa mata
penelitian, peneliti membuat Rencana pelajaran Biologi materi Jamur kelas X SMA
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk Antartika dengan menerapkan model
persiapaan pengambilan data di lapangan. pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Peneliti menggunakan tes pilihan ganda
(RPP) yang telah dibuat, pada pelaksanaan dengan soal berjumlah 25 butir soal. Soal
kelas eksperimen menggunakan model tes ini, digunakan untuk mengkur
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. kemampuan kognitif peserta didik.
2. Menyiapkan Materi dan Soal Kemampuan kognitif menurut taksonomi
Dalam proses pembelajaran pada kelas Bloom, yang ingin dicapai dalam penelitian
eksperimen, materi yang digunakan sesuai ini yaitu berupa ranah pengetahuan dan
dengan bahan ajar yang telah diberikan ranah pemahaman dalam materi Jamur
oleh guru. Guru dan siswa telah memiliki mata pelajaran Biologi kelas X SMA
bahan ajar yang sama, sehingga peneliti Antartika.
menyusun materi dengan bahan ajar
Teknik Analisis Data
tersebut. Peneliti juga mempersiapkan soal
1. Analisis Data Instrumen
untuk masing-masing siswa di kelas
Berdasarkan pengembangan instrumen,
eksperimen maupun kelas kontrol.
peneliti perlu mekakukan uji validitas dan
3. Melakukan Uji Validitas dan Reliabilitas
reliabilitas instrument yang akan
Soal yang akan diujikan untuk mengukur
digunakan dalam penelitian
hasil belajar siswa, sebelumnya dilakukan
a. Uji Validitas
uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.
Instrumen yang valid berarti alat ukur
Proses ini dilakukan supaya dapat
yang digunakan untuk mendapatkan
memperoleh soal tes yang valid dan
data (mengukur) itu valid. Valid
terpercaya untuk digunakan dalam
berarti instrument tersebut dapat
pengambilan data hasil belajar siswa. Uji
digunakan untuk mengukur apa yang
Validitas soal dilakukan di kelas validasi X
seharusnya diukur (Sugiyono,
IPA SMA Antartika Sidoarjo pada tanggal
2016:173).
Adapun rumus uji validitas adalah Pada penelitian ini menggunakan dua
sebagai berikut: pengamat yaitu guru mata pelajaran
dan teman sebaya. Untuk menentukan
Mp – Mt 𝑝
rpbis = √𝑞 toleransi perbedaan pengamatan,
St
digunakan teknik pengetesan
Keterangan : reliabilitas pengamatan sebagai
rpbis = Koefisien korelasi point berikut:
biserial 2s
KK = N
Mp = Mean skor dari subjek- 1 + N2

subjek yang menjawab betul


Keterangan :
item yang dicari korelasinya
KK = Koefisien kesepakatan
dengan tes
S = Sepakat, jumlah kode yang
Mt = Mean skor total (skor rata-
sama untuk objek yang sama
rata dari seluruh pengikut tes)
N1 = Jumlah kode yang dibuat oleh
St = Standar deviasi skor total
pengamat I
p = Proporsi subjek yang
N2 = Jumlah kode yang dibuat oleh
menjawab betul item tersebut
pengamat II
q =1-p
(Arikunto, 2013:244)
(Arikunto, 2013:326)
Sedangkan untuk mengetahui hasil
b. Uji Reliabilitas
dari penerapan model pembelajaran
Dalam penelitian ini, jumlah butir
kooperatif tipe Jigsaw dapat diketahui
pertanyaan yaitu ganjil, maka peneliti
dengan rumus:
menggunakan rumus K-R 20. Adapun
rumus yang digunakan dalam uji
𝑓
reliabilitas adalah sebagai berikut: P = 𝑁 x 100%
n S²− ∑pq
r11 = (n − 1) ( ) Keterangan :

P = Angka presentase
Keterangan: f = Frekuensi kesepakatan baik
dari dari observer 1 dan observer 2
r11= Reliabilitas tes secara
N = Jumlah responden
keseluruhan
(Riduwan, 2010:15)
p = Proporsi subjek yang menjawab
2. Uji Normalitas
item dengan benar
Peneliti menggunakan rumus Chi-
q = Proporsi subjek yang menjawab
kuadrat, karena digunakan untuk
item dengan salah
menguji signifikansi perbedaan
pq = Jumlah hasil perkalian item
frekuensi yang diobservasi (frekuensi
dengan benar
yang diperoleh berdasarkan data),
n = Banyaknya item
dengan frekuensi yang diharapkan.
S = Standar deviasi dari tes (standar
Rumusnya sebagai berikut:
deviasi adalah akar varians)
(fo − fh )² (Arikunto, 2013:231)
x2 = ∑ fh

2. Analisis Hasil Belajar Keterangan:


1. Analisis Data Observasi x2 = Nilai Chi-kuadrat
fo = Frekuensi yang diobservasi signifikan 5%, jadi dapat ditarik
(frekuensi empiris) kesimpulan bahwa seluruh butir soal
fh = Frekuensi yang diharapkan berjumlah 25 soal dinyatakan valid.
(frekuensi teoritis) 2. Uji Reliabilitas
(Arikunto, 2013:333) Setelah melakukan uji reliabilitas, maka
3. Uji Homogenitas diperoleh harga r hitung = 0,866 lalu
Sebelum analisis varian digunakan dikonsultasikan dengan harga r tabel =
untuk pengujian hipotesis, maka perlu 0,396 dengan N = 25 soal pada taraf
dilakukan pengujian homogenitas signifikan 5%, maka dapat menunjjukan
varian terlebih dahulu dengan uji F bahwa r hitung = 0,866 > 0,396, jadi soal
dengan rumus sebagai berikut: dapat dinyatakan reliabel.
Varian terbesar 3. Observasi
F= a. Hasil analisis data keterlaksanaan
Varian terkecil
proses penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dan metode
Sugiyono, 2016:276)
demonstrasi pada observasi guru
4. Uji Hipotesis
termasuk kategori sangat baik, yaitu
Pada penelitian ini, termasuk dalam
pada kelas eksperimen 1 memiliki
uji hipotesis dengan analisis varian
rata-rata 96,8%, kelas eksperimen 2
satu jalan menggunakan rumus One
yaitu 90,6%, dan kelas kontrol 97,5%.
Way Anova dengan sampel K
Berikut merupakan grafik hasil
berkorelasi data sampel tidak sama
analisis data observasi guru:
banyak dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Observasi Guru
(∑Xtot)²
1. JKtot = ∑xtot2 - N 100,0%
(∑X1)2 (∑X2 )2 (∑𝑋𝑚)²
2. JKant = + + - 95,0%
n1 n2 𝑛𝑚
(∑𝑋𝑡𝑜𝑡)² 90,0%
𝑁 85,0% 96,8% 97,5%
90,6%
3. JKdal = JKtot – JKant 80,0%
𝑀𝐾𝑎𝑛𝑡
4. MKant = 75,0%
𝑚−1
𝐽𝐾𝑑𝑎𝑙
5. MKdal = 𝑁−𝑚
𝑀𝐾
6. Fh = 𝑀𝐾𝑎𝑛𝑡
Hasil Penelitian dan Pembahasan
𝑑𝑎𝑙

1. Uji Validitas
Pada hasil uji validitas pertama dengan 25
b. Hasil analisis data keterlaksanaan
butir soal, terdapat 22 soal yang dinyatakan
proses penerapan model pembelajaran
valid dan 3 soal yang dinyatakan tidak
kooperatif tipe Jigsaw dan metode
valid. Hasil uji validitas pada soal yang
demonstrasi pada observasi siswa
tidak valid akan diganti dengan soal lain
termasuk kategori sangat baik, yaitu
namun dalam indicator yang sama.
pada kelas eksperimen 1 memiliki
Sedangkan hasil uji validitas kedua yang
rata-rata 92,1%, kelas eksperimen 2
telah dilaksanakan, menunjukkan seluruh
yaitu 89,1%, dan kelas kontrol 92,5%.
butir soal memiliki korelasi diatas f tabel =
Berikut merupakan grafik hasil
0,329 dengan N = 36 siswa pada taraf
analisis data observasi siswa:
daripada Chi Kuadrat Tabel, sehingga
Observasi Siswa dapat dilakukannya uji hipotesis
menggunakan rumus One Way Anava
95,0% c. Uji Hipotesis
Dari per hitungan uji hipotesis
90,0% nilai Pre-test menggunakan rumus One
85,0% Way Anava, diperoleh F hitung = 1,061
92,1% 92,5%
89,1% hasil tersebut kemudian
80,0%
dikonsultasikan dengan F tabel, dk
75,0% pembilang 3-1=2 dan dk penyebut 112-
3=109, maka harga F tabel = 3,08.
Karena F hitung lebih kecil dari F
tabel, maka Ha ditolak dan Ho
diterima. Sehingga dapat dinyatakan
4. Tes bahwa nilai Pre-test hasil penelitian
a. Uji Homogenitas tidak terdapat perbedaan yang
1) Pre-Test signifikan antara kelas eksperimen dan
Berdasarkan per hitungan, harga f kelas kontrol.
hitung untuk nilai pre-test = 1,12 Dari per hitungan uji hipotesis
kemudian dikonsultasikan pada f nilai Post-test menggunakan rumus
tabel dengan db pembilang 36- One Way Anava, diperoleh F hitung =
1=35 dan db penyebut 38-1=37 25,84 hasil tersebut kemudian
pada taraf signifikan 5% dikonsultasikan dengan F tabel, dk
diperoleh f tabel = 2,17, maka 1,12 pembilang 3-1=2 dan dk penyebut 112-
< 2,17. Jadi dapat disimpulkan 3=109, maka harga F tabel = 3,08.
bahwa data nilai pre-test yang Karena F hitung lebih besar dari F
dianalisis bersifat homogen. tabel, maka Ho ditolak dan Ha
2) Post-Test diterima. Sehingga dapat dinyatakan
Berdasarkan per hitungan, harga f bahwa nilai Post-test hasil penelitian
hitung untuk nilai pre-test = 1,21 terdapat perbedaan yang signifikan
kemudian dikonsultasikan pada f antara kelas eksperimen dan kelas
tabel dengan db pembilang 38- kontrol.
1=37 dan db penyebut 36-1=35
pada taraf signifikan 5% PENUTUP
diperoleh f tabel = 2,21, maka 1,21 Simpulan
< 2,21. Jadi dapat disimpulkan Berdasarkan uraian dari rumusan masalah dan
bahwa data nilai post-test yang hasil pengolahan data serta per hitungan
dianalisis bersifat homogen. analisis data, maka peneliti dapat
b. Uji Normalitas menyimpulkan bahwa:
Uji Normalitas pada penelitian 1. Hasil observasi dalam keterlaksanaan
ini berdistribusi normal pada Pre-Test pembelajaran dengan menerapkan model
maupun Post-Test kelas eksperimen 1, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk
eksperimen 2, dan kelas kontrol. Dapat observasi guru dan siswa tergolong dalam
dikatakan berdistribusi normal jika kategori sangat baik.
Chi Kuadrat Hitung lebih kecil
2. Dari perhitungan uji hipotesis nilai Pre-Test hendaknya di lakukan dengan runtut agar
menggunakan rumus One Way Anava, mendapatkan hasil yang memuaskan.
diperoleh F hitung lebih kecil dari F tabel, 3. Untuk peneliti selanjutnya, hendaknya
maka Ha ditolak dan Ho diterima. lebih memperhatikan kondisi siswa untuk
Sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai mengantisipasi jika terjadinya kesulitan
Pre-test hasil penelitian tidak terdapat pada saat penelitian. Peneliti dapat
perbedaan yang signifikan antara kelas berkenalan atau melakukan tatap muka
eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan pada hari sebelum penelitian supaya siswa
perhitungan uji hipotesis nilai Post-test, dapat terbiasa dan pada saat penelitian
diperoleh F hitung lebih besar dari F tabel, kelas menjadi lebih kondusif.
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai DAFTAR PUSTAKA
Post-test hasil penelirian terdapat Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian:
perbedaan yang signifikan antara kelas Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
eksperimen dan kelas kontrol. Cipta.
Saran Hamzah. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta:
Berdasarkan hasil dari pembahasan dalam PT Bumi Aksara
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka Riduan. (2013). Skala Pengukuran Variabel-
diberikan beberapa saran yang diharapkan Variabel Penelitian. Bandung.
dapat meningkatkan manfaat dari hasil Alfabeta.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran.
penelitian ini. Saran tersebut antara lain:
Jakarta: Rajawali Pers.
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Sadiman, Arief dkk. 2012. Media Pendidikan
dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
Pengertian, Pengembangan, dan
model pembelajaran yang dapat diterapkan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.
oleh guru dalam melaksanakan proses
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian dan Pendidikan
belajar mengajar.
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
2. Semua tahapan dalam penerapan model
R&D). Bandung: Alfabeta.
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,

Anda mungkin juga menyukai