Anda di halaman 1dari 3

Judul : PERBEDAAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS.

MOTIVASI DAN HASIL


Tesis BELAJAR KOGNITIF DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMK NEGERI 6 KOTA BENGKULU

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hasil penilaian The Programme for International Student Assesment (PISA) terhadap literasi
sains siswa Indonesia sampai saat ini masih rendah. Laporan Oranisation for Economik Co-operation
and Development (OECD) menunjukkan bahwa peringkat literasi sains siswa sebesar 403 lebih
rendah 90 poin dari rata-rata internasional sebesar 493 serta jauh dibawah peringkat pertama yakni
Singapura dengan rata-rata 556 poin (OECD, 2018).
Dalam tujuan pendidikan adanya suatu pembelajaran yang sangat mempengaruhi dunia
pendidikan, pembelajaran dikatakan tuntas jika peserta didik telah memenuhi kriteria ketuntasan
minimal secara individual dan klasikal. Jika pembelajaran itu tidak tuntas artinya peserta didik
belum sepenuhnya menguasai materi pelajaran secara menyeluruh. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ketuntasan belajar diantaranya adalah peran guru dalam mengajar materi, metode
pembelajaran yang digunakan, dan waktu belajar peserta didik dalam menguasai kompetensi
tertentu. Metode mengajar yang dapat dipilih guru salah satu nya dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif. Menurut Abdurrahman dan Bintoro (dalam Irwandi, 2010) bahwa
pembelajaran kooperatif itu pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan
interaksi yang silih asah, silih asih, dan sislih asuh antar swsama sesama siswa sebagai latihan hidup
di masyarakat.
Walaupun kadang berbagai upaya peningkatan hasil belajar Biologi siswa kelas X di SMKN 6
Kota Bengkulu telah dilakukan, akan tetapi masih belum memberikan hasil yang optimal. Hal ini
terlihat dari motivasi siswa dalam pembelajaran Biologi masih kurang memuaskan. Pemahaman
literasi sains masih terkesan ketinggalan. Siswa belum menunjukkan gairah untuk berkreatifitas dan
berinovasi terhadap lingkungan siswa. masih banyak siswa yang mengabaikan akan pentingnya
pembelajaran Biologi dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Biologi juga dapat dipengaruhi oleh penerapan model
pembelajaran yang diterapkan oleh guru di kelas. Model pembelajaran akan banyak memberikan
pengalaman belajar yang cukup bervariasi. Melalui penerapan model pembelajaran yang sesuai
dengan materi dan kondisi siswa biasanya hasil belajarnyapun akan cenderung lebih berkualitas.
Banyak model pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru dalam menyajikan materi
pembelajaran Biologi di sekolah.
Model pembelajaran kooperatif sekarang ini juga menjadi sebuah alternatif bagi perkembangan
ilmu dan teknologi khususnya pembelajaran Biologi. Diantara model pembelajaran kooperatif yang
sesuai dengan materi Biologi di SMKN adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan
Group Investigation. Pembelajaran tipe jigsaw merupakan sistem kerja atau belajar kelompok yang
terstruktur dan cooperative learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada
sikap atau perilaku bersama dalam bekerja yang teratur kelompok, yang terdiri dua orang atau lebih
(Amri dan Ahmadi, 2010). Menurut Rusman (2008) menjelaskan bahwa dalam model pembelajaran
jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah
informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok
bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari,
dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang sudah dijelaskan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Kemampuan Literasi Sains, Motivasi
dan Hasil Belajar Kognitif Dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Group
Investigation Di SMKN 6 Kota Bengkulu”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
Apakah terdapat perbedaan antara kemampuan literasi sains, motivasi dan hasil belajar Biologi,
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation siswa di SMKN 6 Kota Bengkulu?

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Deskriptif Teoritis

1. Kemampuan Literasi SainS


2. Motivasi Belajar Biologi
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
5. Hasil Belajar Biologi.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian.
III. METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakanan jenis penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimen) “Metode
eksperimen merupakan metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab-
akibat melalui pemanipulasian variable independen dan menguji perubahan yang diakibatkan
oleh pemanipulasian tersebut”. Lebih lanjut Menurut Syamsudin “bentuk desain eksperimen ini
merupakan pengembangan dari true eksperimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.” Quasi eksperimental
design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang
digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non-randomized
control-group pretest-postest desaign.
B. Instrumen Penelitian

Instrumen penilaian kelayakan lembar kerja peserta didik elektronik (E-LKPD) untuk
penilaian keefektifan hasil uji coba produk berupa angket validasi ahli, angket respon siswa,
instrumen pretest, dan instrument posttest.
1. Uji Analisis Anova
Analisis data dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan teknik statistik sesuai
dengan masalah dan tujuan penelitian serta jenis data yang dianalisis untuk keperluan pengujian
hipotesis. Dalam hal ini dilakukan dengan menggunakan analisis uji anova.
Adapun alasan menggunakan uji statistik anova adalah :
1. Memudahkan analisa atas beberapa kelompok sampel yang berbeda dengan resiko
kesalahan terkecil.
2. Mengetahui signifikansi perbedaan rata-rata (µ) antara kelompok sampel yang satu dengan
yang lain, meskipun secara numeris bedanya besar, namun berdasarkan analisa anova,
perbedaan tersebut tidak signifikan sehingga perbedaan µ bisa diabaikan.
2. Uji Lanjutan (LSD)
Untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan dalam penelitian ini dihunakan metode LSD (Least
Significant Difference). Dalam uji ini diperlukan nilai kuadrat tengah galat, taraf nyata,
derajatbebas galat dan tabelt-student untuk menentukan nilai kritis uji perbandingan.
Dalam penggunaan uji LSD ini peneliti memperhtikan hal-hal sebagai berikut :
a. Menggunakan uji LSD dalam analisis ragam signifikan,
b. Mempertahankan taraf nyata ≤ 0,05 hanya jika pembandingan semua kombinasi pasangan
nilai tengah perlakuan ≤ 3 perlakuan,
c. Menggunakan uji LSD untuk pembandingan terencana tanpa memperhatikan banyaknya
perlakuan.
(https://smartstat.wordpress.com/2009/10/29/uji-lsd-bnt/)

Anda mungkin juga menyukai