Anda di halaman 1dari 100

PENGEMBANGAN KAMUS BIOLOGI BERGAMBAR

MATERI SEL PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

SKRIPSI

ASMA’UL HUSNA
NIM. TB. 150932

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
PENGEMBANGAN KAMUS BIOLOGI BERGAMBAR
MATERI SEL PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1)
dalam Program Studi Tadris Biologi

ASMA’UL HUSNA
NIM. TB. 150932

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019

ii
3
4
5
6
PERSEMBAHAN

Ya Allah..

Engkau telah menganugerahkan setitik ilmu kepada hamba Mu ini, rasa syukur
akan selalu tercurah atas anugerah yang Engkau limpahkan kepada ku

Sebagai ungkapan terima kasih, ku persembahkan karya ilmiah ini

untuk orang-orang yang aku sayangi

Ayahandaku Umar.ys Ibundaku Sulfiah serta kedua kakak dan adikku

Terima kasih atas pengorbanan lahir dan batin serta mendidik

dan mendo’akan peneliti tanpa rasa pamrih

Semoga secercah keberhasilan ini akan menjadi amal ibadah

dan kesuksesan pada masa yang akan datang

Amin ya Robbal ‘Alamin..

vii
MOTTO

(٩٣ ‫) اﻟﻨﺠﻢ‬ ‫ﺳﻌ َٰﻰ‬


َ ‫ِﻺ ْﻧﺴَﺎنِ إ ﱠِﻻ ﻣَﺎ‬
ِ ْ ‫وَ أ َنْ ﻟَﯿْﺲَ ﻟ‬

Artinya:
“ dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah di
usahakannya.” (Q.S. An-Najm: 39) (Alqur’an dan terjemahan: Departemen agama
RI)

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan


rahmat dan nikmat-Nya kepada peneliti terutama dalam rangka menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menuntun dan membawa manusia dari zaman jahiliyah ke zaman
yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat akademik
guna mendapatkan gelar Sarjana Program Studi Tadris Biologi pada Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Peneliti menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini mendapat banyak masukan-masukan
maupun arahan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama dari dosen
pembimbing dan rekan-rekan peneliti lainnya. Untuk itu melalui kesempatan ini
peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Su’aidi Asy’ari. M.A,. P.HD selaku Rektor UIN Suthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I , selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Suthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Reny Safita, M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris Biologi dan Bapak
Fery Kurniawan, M.Si sebagai Sekertaris Program Studi Tadris Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Prof. Dr. H. Martinis Yamin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Reny
Safita, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pikirannya demi mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Ibu Raihanil Jannah, M.Pd.I selaku Kepala Sekolah Madrasah Mts Nurul Huda
Mendalo dan Ibu Sely Prisca, S.Pd sebagai Guru Mata Pelajaran Biologi yang
telah memberikan kemudahan kepada peneliti dalam memperoleh data di
lapangan.

ix
Akhirnya peneliti berharap saran dan kritikan dalam penulisan yang disajikan
oleh peneliti, sebagai manusia peneliti tidak luput dari kesalahan. Serta peneliti
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan umumnya. Amin ya Robbal ‘Alamin.

Jambi, September
2019

Peneliti

Asma’ul Husna
NIM. TB.150932

xi
ABSTRAK
Nama : Asma’ul Husna
Jurusan : Tadris Biologi
Judul Skripsi : Pengembangan Kamus Biologi Bergambar Materi Sel Pada
Mata Pelajaran IPA Untuk Sekolah Menengah Pertama

Tujuan penelitian adalah untuk mendesain Kamus Biologi Bergambar


sebagai media pembelajaran untuk siswa sekolah menengah pertama yang
valid,praktis,serta efektif. Desain mengadopsi dari model pengembangan ADDIE
(Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation). Dalam
penelitian ini produk dinilai menggunakan penilaian beberapa angket yang
disebarkan kepada beberapa ahli yaitu : ahli media, ahli materi, ahli bahasa, guru
mata pelajaran dan siswa, untuk mengetahui validitas, praktikalitas dan efektivitas
media pembelajaran. Hasil dari penelitian ini di dapatkan bahwa media
pembelajaran Kamus Biologi ini berkualitas baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil
analisis data yang diperoleh dari sejumlah responden. Untuk validitas media yang
didapatkan dari ahli media, ahli materi dan ahli bahasa memperoleh persentase rata-
rata sebesar 86% dengan kriteria sangat valid, praktikalitas media yang didapatkan
dari tanggapan guru mata pelajaran dan siswa memperolah persentase rata-rata
sebesar 93% dengan kriteria sangat praktis, dan untuk efektivitas media yang
didapatkan dari peningkatan hasil belajar siswa memperoleh persentase keefektifan
sebesar 0,48% dengan kriteria sedang. Jadi dari hasil data yang diperoleh, produk
ini memenuhi ketiga kriteria valid menurut para ahli, praktis, dan efektif.

Kata Kunci : Kamus Biologi Bergambar, Media Pembelajaran

xii
ABSTRACT

Name : Asma’ul Husna


Major : Tadris Biology
Thesis Title : Development Of Biology Dictionary Ilustrating Cell Material
In Natural Science Subjects For Junior High Schools
The purpose of this research is to design a Biology Pictorial Dictionary as a
learning medium for junior high school students that is valid, practical, and
effective. The design adopted from the development model ADDIE (Analysis,
Design, Development, Implementation, and Evaluation). In this study the product
was assessed using a questionnaire assessment distributed to several experts,
namely: media experts, material experts, linguists, subject teachers and students, to
determine the validity, practicality and effectiveness of learning media. The results
of this study found that the Biology Dictionary learning media is of good quality.
This is evidenced by the results of data analysis obtained from a number of
respondents. For media validity obtained from media experts, material experts and
linguists obtained an average percentage of 86% with very valid criteria, the
practicality of the media obtained from the responses of lecturers and students
obtained an average percentage of 93% with very practical criteria, and for the
effectiveness of the media obtained from increasing student learning outcomes
obtained a percentage of effectiveness by 0.48% with moderate criteria. So from
the results of the data obtained, this product meets all three valid criteria according
to experts, practical, and effective.

Keywords: Illustrated Biology Dictionary, Learning Media

xiii
DAFTAR ISI

Daftar Isi Halaman

HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
NOTA DINAS.............................................................................................. ..... iii
PENGESAHAN ................................................................................................. v
PERNYATAAN ORISINALITAS................................................................... vi
PERSEMBAHAN.............................................................................................. vii
MOTTO ............................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR....................................................................................... ix
ABSTRAK ......................................................................................................... xi
ABSTRACT ........................................................................................................ xii

DAFTAR ISI...................................................................................................... xiii


DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ..................................................................... 6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 6
F. Spesifikasi Produk..................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS


A. Pengembangan Media ............................................................... 8
B. Media Gambar........................................................................... 10
C. Media Pembelajaran.................................................................. 14
D. Kamus ....................................................................................... 18
E. Materi ....................................................................................... 21
F. Studi yang relevan..................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 23
B. Pendekatan dan Model Pengembangan..................................... 23
C. Prosedur Pengembangan ........................................................... 24
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 30
E. Uji Coba Produk........................................................................ 35
F. Teknik Analisis Data................................................................. 37
G. Jadwal Penelitian....................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 42

xiv
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 56

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 59
B. Saran.......................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 61


LAMPIRAN-LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

Isi Judul Halaman

Tabel III. 1 Kisi-Kisi Penilaian Media Pembelajaran ........................................ 32


Tabel III. 2 Kisi-Kisi Penilaian Materi .............................................................. 33
Tabel III. 3 Kisi-Kisi Penilaian Ahli Bahasa ...................................................... 33
Tabel III. 4 Kisi-Kisi Penilaian Persepsi Siswa ................................................. 34
Tabel III. 5 Kriteria Tingkat Kelayakan Media .................................................. 37
Tabel III. 6 Kategori Praktikalitas Media ........................................................... 38
Tabel III. 7 Kriteria Efektivitas .......................................................................... 39
Tabel III. 8 Jadwal Penelitian.............................................................................. 40
Tabel IV.1 Penilaian Kelayakan Media Oleh Ahli Media................................. 47
Tabel IV.2 Penilaian Kelayakan Media Oleh Ahli Materi.................................. 49
Tabel IV.3 Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran Oleh Ahli Bahasa .......... 51
Tabel IV.4 Penilaian Respond Guru Terhadap Media Pembelajaran ............... 52
Tabel IV.5 Penilaian Hasil Respond Siswa Terhadap Media Pembelajaran ...... 53
Tabel IV.6 Hasil Uji Efektivitas Media Pembelajaran Oleh Siswa ................... 55

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar I.1 Kamus Sebelum Di Kembangkan ................................................... 4


Gambar III.1. Pendekatan ADDIE Untuk Pengembangan Produk .................... 24
Gambar IV.1. Desain Kulit Luar Kamus ........................................................... 43
Gambar 1V.2. Desain Sampul Halaman Depan ................................................. 44
Gambar IV.3 Daftar Gambar ............................................................................ 44
Gambar 1V.4. Prakata ........................................................................................ 45
Gambar 1V.5. Daftar Pustaka ............................................................................ 45
Gambar 1V.6. Revisi Ahli Media ...................................................................... 48
Gambar 1V.7. Revisi Ahli Materi ...................................................................... 50

xvii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya
upaya pembaruan pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para
guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah,
dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan
alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja, tetapi
merupakan keharusan dalam mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Disamping mampu menggunakan alat alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk
dapat mengembangkan keterampilan membuat media yang akan digunakan apabila
media tersebut belum tersedia (Arsyad,2013,hal.2).
Proses komunikasi terjadi jika guru berperan sebagai komunikator
(communicator) yang bertugas menyampaikan pesan/bahan ajar (massages) kepada
peserta didik. Peserta didik dalam hal ini bertindak sebagai penerima pesan
(communicant). Agar pesan atau bahan ajar yang disampaikan oleh guru dapat
diterima oleh peserta didik maka diperlukan wahana penyalur pesan yaitu media
pembelajaran. Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang
timbulnya proses atau dialog mental pada diri peserta didik. Dengan demikian kita
dapat mengatakan bahwa proses pembelajaran telah terjadi.
Media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang
disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar
dan tidak terjadinya verbalisme. Media pembelajaran merupakan alat bantu
penglihatan (Visual) bagi peserta didik dalam rangka memperoleh pengalaman
belajar. Media visual artinya semua alat peraga yang digunakan dalam proses
belajar yang boleh dinikmati melalui panca indera mata( Daryanto,1993,hal.27).
Media visual mempecepat pemahaman dan mengukuhkan ingatan dan dapat

1
2

menumbuhkan minat pelajar dan dapat memberikan hubungan antara isi pelajaran
dan dunia nyata.
Telah diketahui penggunaan media dalam proses pembelajaran IPA terpadu
di sekolah belum optimal. Karena guru hanya menggunakan media buku, tanpa
menggunakan media lain dalam proses pembelajaran, sehingga penanaman nilai
karakter yang diharapkan dalam media pembelajaran tidak berjalan sebagaimana
mestinya. Guru menganggap proses pembelajaran menggunakan media lebih rumit
dan menghabiskan waktu ketika mempersiapkan media, sehingga waktu untuk
proses pembelajaran akan berkurang dan pemahaman materi siswa terhadap
pembelajaran akan terganggu (Sembiring,wawancara, 2-3 Agustus 2011).
Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, lebih banyak
mendengar dan melihat penyampaian materi oleh guru, hanya ada beberapa siswa
yang mau bertanya dan menyampaikan pendapatnya sedangkan sebagian besar
siswa yang lain hanya diam saja. Melihat kenyataan ini, maka sangat diperlukan
adanya media pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat siswa dalam proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Media Pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar yag dapat
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar mandiri. Hamalik dalam
(Arsyad 2008,hal.15) menjelaskan bahwa media pembelajaran memiliki peran yang
sangat penting karena media mampu membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi serta rangsangan kegiatan belajar.Media
pembelajaran mempunyai berbagai macam karakter yang dihasilkan untuk
mencapai keberhasilan belajar. Adapun jenis jenis media pembelajaran menurut
lehsin dapat dibagi menjadi 4, yaitu 1). Media berbasis manusia 2). Cetakan 3).
Visual 4). Audio Visual. Arsyad (2011 : 100-101).
Pada prinsipnya media digunakan untuk merangsang dan membangkitkan
motivasi siswa. Media visual memerankan peranan yang sangat penting dalam
pembelajaran karena bisa dinikmati melalui penca indera. Diantara jenis media
visual yang dapat menunjang belajar adalah film, gambar - gambar dan cerita
pendek (Daryanto 1993.27).
3

Menurut Trianto (2010:88) keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada


penggunaan sumber belajar maupun media belajar yang dipilih. Sumber belajar dan
bahan ajar yang sesuai dapat memenuhi tujuan pembelajaran yaitu memotivasi,
menarik perhatian, dan menstimulasi siswa melalui materi pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan materi yang dipelajari pada mata
pelajaran IPA di SMP umumnya bersifat abstrak. Ketika proses belajar mengajar
berlangsung siswa terkadang sulit mengartikan bahasa ilmiah yang terdapat dalam
buku teks biologi hal ini mempengaruhi ke efektifan dalam proses belajar mengajar.
Seperti hal yang kita ketahui dilapangan kamus biologi yang sudah ada tidak
menarik sehingga menurunkan semangat siswa untuk mengetahui akan kosa kata
ilmiah yang ada.
Media gambar memiliki peranan penting dalam meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini mengacu pada pernyataan Winataputra(2005:55) yang menyatakan
bahwa penglihatan(visual) memiliki kompisisi paling besar (75%) dalam hal rata-
rata jumlah iniformasi yang dapat diperoleh oleh seseorang. Informasi yang
diperoleh melalui penglihatan juga lebih mudah ditangkap dan di ingat oleh memori
seseorang. Media gambar apabila didukung oleh metode pembelajaran yang
sesuai,juga dapat membawa siswa pada lingkungan belajar yang aktif dan
menyenangkan.
Dalam mata pelajaran IPA di SMP pada materi organisasi kehidupan
ditemukan istilah istilah dalam bahasa latin dan ilmiah yang biasa nya di gunakan
sulit dimengerti oleh siswa terutama untuk menunjukkan organel sel pada
tumbuhan maupun hewan. Pelajaran tentang SEL merupakan materi dasar yang
wajib diketahui oleh siswa karena sel merupakan penyusun utama dari tubuh
makhluk hidup.
Salah satu sarana sumber belajar yang dapat membantu siswa dalam
mengatasi masalah ini untuk mempelajari istilah-istilah bahasa ilmiah biologi
secara praktis adalah dengan penggunaan media pembelajaran kamus biologi.
Menurut Sadiman (2014:14). Media pembelajaran sebagai salah satu sumber
belajar yang dapat myelurkan pesan,sehingga proses komunikasi belajar mengajar
berlangsung secara efektif dan efisien. Kamus merupakan buku rujukan yang

3
4

menerangkan makna kata-kata yang membantu seseorang untuk mengenal kata-


kata baru (Depdiknas,2008). Kamus dapat digunakan sebagai media belajar untuk
mempermudah siswa meentukan pengertian atau arti istilah-istilah asing dari
bahasa ilmiah. Kamus juga biasanya disusun menurut abjad yang bertujuan untuk
mempemudah dalam menemukan arti dari nama-nama ilmiah tersebut dan memiliki
penjelasan tentang makna dan pemakaiannya.
Kamus pada umumnya disajikan dalam bentuk cetak yang berisikan
lembaran-lembaran dari informasi yang dibutuhkan, berukuran besar dan
berat,hanya berisikan tulisan sehingga kurang menarik bagi siswa dan juga siswa
membutuhkan waktu yang lama untuk membuka lembaran-lembaran ketika ingin
mencari kata. Siswa merasa terbebani membawa kamus tersebut padahal fungsi
kamus tersebut sangat penting dan menunjang siswa dalam memepermudah
mengenali istila-istilah dalam materi SEL pada mata pelajaran IPA di sekolah
menengah pertama. Maka dari itu, diperlukan suatu inovasi baru untuk
mengembangkan suatu media pembelajaran kamus yang lebih menarik dan praktis.
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah membuat suatu kamus biologi
dalam bentuk cetak dan berukuran kecil sehingga efisiensi dan efektifitas
penggunaan kamus biologi menjadi lebih optimal.

Gambar I.1 : kamus biologi sebelum di kembangkan


5

Mengingat pentingnya ketersediaan sumber belajar mandiri berupa media


pembelajaran bagi peserta didik, maka salah satu cara yang dapat digunakan adalah
melalui pengembangan media pembelajaran berupa kamus Biologi Bergambar.
Siswa sering kesulitan dalam memahami istilah biologi sehingga mereka sulit
dalam memahami istilah ilmiah yang ada didalam buku. Kamus akan membantu
siswa untuk lebih mandiri dalam proses pembelajaran biologi. Sekolah menengah
pertama merupakan sasaran penelitian dalam mengembangkan pemanfaatan sistem
belajar mengajar dengan menggunakan kamus biologi pada mata pelajaran IPA.
Maka dari itu peneliti megembangkan kamus biologi bergambar dengan judul yang
berbunyi Pengembangan Kamus Biologi Bergambar Materi Sel Pada Mata
Pelajaran IPA Untuk Sekolah Menengah Pertama.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakaang tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah
yaitu :
1. Kamus biologi yang sudah ada belum bergambar sehingga menurunkan
minat baca siswa.
2. Tampilan kamus biologi kurang memotivasi siswa dalam belajar
3. Sering terjadi verbalisme dalam proses belajar biologi
4. Kurangnya sumber belajar mandiri bagi siswa

C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini pembatasan masalah yang akan dibahas adalah
1. Pengembangan kamus biologi bergambar di tingkat sekolah menengah
pertama
2. Pengembangan kamus biologi bergambar ini hanya sebatas uji kelayakan di
Sekolah menengah pertama
3. Kamus biologi bergambar ini hanya membahas materi tentang Sistem
Organisasi Makhluk Hidup.
6

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana pengembangan kamus biologi bergambar lebih menarik minat
siswa ?
2. Apakah Kamus Biologi bergambar yang dikembangkan sebagai media
belajar Biologi pada materi SEL layak untuk digunakan sebagai media
pembelajaran?
3. Apakah Kamus Biologi yang dikembangkan sebagai media pembelajaran
pada materi pokok Sel untuk SMP/MTs dinyatakan valid, efektif, dan
praktis?

E. Tujuan Dan Kegunaan Pengembangan


1. Tujuan Pengembangan
Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukan diatas,maka tujuan
pengembangankamus biologi bergambar adalah sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran biologi
materi organisasi makhluk hidup.
b. Memberikan inovasi baru dalam pembelajaran terutama dalam
penggunaan media pembelajaran.

2. Kegunaan Pengembangan
Adapun kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
a. Memberi kemudahan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
biologi yang berpusat pada siswa.
b. Memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran biologi
c. Memperluas wawasan siswa,membangun konsep biologi,
d. dan meningkatkan minat baca siswa.
7

F. Spesifikasi produk yang diharapkan


Produk yang dihasilkan adalah sebuah media pembelajaran dengan
spesifikasi sebagai berikut :
1. Isi Kamus di desain menggunakan gambar.
2. Isi Kamus berdasarkan materi IPA pada mata materi Sistem Organisasi
Makhluk Hidup ditingkat sekolah menengah pertama.
3. Pembuatan kamus menggunakan Microsoft word dengan font baskerville
old.
4. Kamus dibuat dengan warna yang menarik.
5. Kamus terdiri dari cover, terdiri dari gambar awal dan judul.
6. Daftar gambar ,kata pengantar,isi,dan daftar pustaka.
7. Kamus berukuran kecil.
8. Produk disebar luaskan dalam bentuk cetak
9. Tingkat pengguna media khusus SMP kelas VII.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengembangan Media
1.Pengertian Pengembangan Media
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pengembangan adalah proses,
cara, perbuatan mengembangkan. Menurut Seels dan Richey (1994) dalam
(Setyosari 2015: 280) pengembangan berarti proses menerjemahkan atau
menjabarkan spesifikasi rancangan ke dalam bentuk fitur fisik.
Pengembangan secara khusus berarti proses menghasilkan bahan-bahan
pembelajaran.
Menurut Tessmer dan Richey (dalam Setyosari, 2015, hal. 281)
pengembangan mungkin memusatkan perhatiannya tidak hanya pada
analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu luas tentang analisis awal-akhir seperti
analisis kontekstual. Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk
berdasarkan temuan-temuan di lapangan.
Pengembangan atau dalam bahasa inggris Research and Development
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat
menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji kefektifan ptoduk tersebut supaya dapat
berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji
keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2014, hal. 407).
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pengembangan adalah usaha yang dilakukan secara sadar, terencana, terarah
untuk membuat atau memperbaiki, sehingga menjadi produk yang semakin
bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai upaya menciptakan mutu
yang lebih baik.
Pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berupa
kamus biologi bergambar. Gambar memiliki peran penting dalam proses

8
9

pembelajaran dikatakan penting karena dapat mengganti kata


verbal,mengkonkritkan yang abstrak,dan mengatasi penegamatan manusia. gambar
dapat membuat orang menangkap ide atau informasi yang terkandung didalamnya
dengan jelas,lebih jelas dari pada yang diungkapkan oleh kata-kata.

2. Landasan Pengembangan Media Gambar


Ada lima landasan dalam pengembangan media pembelajaran yaitu,
landasan teoritis, landasan psikologis, landasan historis, landasan
teknologis, dan landasan empiris, yaitu sebagai berikut:
a. Landasan Teoretis
Menurut Bruner (Azhar Arsyad 2009: 7), ada tiga tingkatan utama
modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman
pictorial atau gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic).
Menurut Levie dan Levie (Azhar Arsyad 2009: 9),belajar melalui
stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-
tugas seperti mengingat, menghubungkan antar fakta-fakta dan konsep
serta mengenali dibandingkan dengan belajar melalui stimulus verbal
saja.
b. Landasan Psikologis
Landasan psikologis pengembangan media gambar ialah alasan
atau rasional mengapa media pembelajaran dipergunakan ditinjau dari
kondisi siswa dan bagaimana proses belajar itu terjadi. Karena dengan
memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan
pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media
hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif.
Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang
tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan
kejelasan objek yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang akan
diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
c. Landasan Historis
10

Yang dimaksud dengan landasan historis ialah, rational


penggunaan media pembelajaran ditinjau dari sejarah konsep istilah
media digunakan dalam pembelajaran. Perkembangan konsep media
pembelajaran sebenarnya bermula dengan lahirnya konsepsi
pengajaran visual atau alat bantu visual sekitar tahun 1923. Yang
dimaksud dengan alat bantu visual dalam konsepsi pengajaran visual
ini adalah setiap gambar, model, benda atau alat yang dapat
memberikan pengalaman visual yang nyata kepada siswa.
d. Landasan Teknologis
Mengembangkan berbagai sumber belajar untuk memenuhi
berbagai kebutuhan setiap siswa sesuai dengan karakteristiknya.
Pengembangan dan pengujian teori- teori tentang media gambar
melalui penelitian ilmiah, dilanjutkan dengan pengembangan desain,
produksi, dan evaluasi.

B. Media Gambar
Media gambar termasuk kedalam media Visual. Menurut Sanjaya (2008,
hal. 211) Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media visual adalah film
slide, foto, transparasi, lukisan, gambar dan berbentuk bahan yang dicetak seperti
media grafis.
Gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat
membangkitkan minat belajar siswa,membantu mereka dalam kemampuan
berbahasa,kegiatan seni,dan pernyataan kreatif dalam bercerita,
dramatisasi,bacaan,penulisan,melukis,dan menggambar,serta membantu siswa
menafsirkan dan mengingat ingat isi mataeri bacaan dari buku teks.
Menurut Arsyad (2013, hal. 89) bentuk visual berupa :
1. Gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang
menunjukkan bagaiman tampaknya sesuatu benda.
2. Diagaram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi dan
struktur isi materi.
11

3. Peta yang menunjukan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur


dalam isi materi.
4. Grafik seperti tabel, grafik dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran
atau kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau
angka-angka. Dalam proses pembelajaran menggunakan media
pembelajaran visual yang berupa Slide, Gambar, grafik, sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian serta minat sehingga proses
interaksi belajar dapat terencana, tersusun dan terarah untuk mengerti
dan memahami sesuatu agar menjadi lebih jelas.
Levie & Lents (dalam Arsyad, 2013, hal. 20) mengemukakan empat
fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1. Fungsi Atensi Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik
dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa
tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan
salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka
tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang
diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan
mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka
terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan
mengingat isi pelajaran semakin besar.
2. Fungsi Afektif Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau
lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya
informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
3. Fungsi Kognitif Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-
temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau
gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi Kompensatoris Fungsi kompensatoris media pembelajaran
12

terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan


konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi
untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan
memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara
verbal.
Gambar merupakan media produksi bentuk asli dalam dua dimensi. Foto ini
merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan sesuatu yang
akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan realistis. Informasi yang disampaikan
dapat dimengerti dengan mudah karena hasil yang diragakan lebih mendekati
kenyataan.
Beberapa alasan penggunaan gambar sebagai media pengajaran sebagai berikut:
1. Bersifat konkrit, para siswa akan dapat melihat dengan jelas sesuatu
yang sedang dibicarakan atau didiskusikan.
2. Dapat mengatasi batas waktu dan ruang, yaitu dapat diperlihatkan
kepadan siswa foto-foto benda yang jauh yang terjadi beberapa waktu
yang lalu.
3. Dapat mengatasi kekurangan daya mampu panca indera manusia.
Misalnya,benda-benda kecil yang tak dapat dilihat dengan mata dan,
Dapat digunakan untuk menjelaskan suatu masalah.
4. Mudah didapat dan murah biayanya, karena mengandung nilai ekonomis
dan meringankan beban sekolah yang budgetnya terbatas.
5. Mudah digunakan untuk perorangan maupun kelompok.
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam memilih gambar yang baik dimuat
dalam media pembelajaran yaitu:
a. Keaslian gambar, sumber yang digunakan hendaklah menunjukan
keaslian atas situasi yang sederhana. Hendaklah dihindarkan
menggunakan gambar yang palsu.
b.Kesederhanaan, terutama dalam menentukan warna akan
menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni
13

dan mengandung nilai praktis.Usahakan supaya anak tertarik pada


gambar yang dipergunaknan.
c. Bentuk item, diusahakan agar anak memperoleh tanggapan yang
tepat tentang objek-objek dalam gambar misalnya gambar dalam
majalah, surat kabar dan sebagainya.
d. Gambar yang digunakan hendaklah menunjukkan hal yang sedang
dibicarakan atau yang sedang dilakukan. Anak biasanya lebih
tertarik untuk memahami sesuatu gambar yang kelihatannya
sedang bergerak.
e. Harus diperhatikan nilai fotografinya. Biasanya anak-anak
memusatkan perhatian pada sumber-sumber yang lebih menarik.
f. Segi artistik perlu diperhatikan. Penggunaan harus disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai. Sumber yang bagus belum tentu
efektif, mungkin anakanak lebih tertarik pada gambar-gambar yang
kelihatannya tidak bagus misalnya lapangan yang luas, batu-batu
karang dan sebagainya.
g. Gambar harus cukup popular.
h. Gambar harus dinamis.
i. Gambar harus membawa pesan (massage) yang cocok untuk
pengajaran yang sedang dibahas, bukan hanya segi bagusnya saja
tetapi yang penting gambar tersebut membawa pesan tertentu.
Media gambar mempunyai beberapa kelebihan antara lain:
1. Lebih konkrit dan lebih realitis dalam memunculkan pokok masalah, jika
dibanding dengan bahasa verbal.
2. Dapat mengatasi ruang dan waktu.
3. Dapat mengatasi keterbatasan mata.
4. Memperjelas masalah dalam bidang apa saja, dan dapat digunakan untuk
semua orang tanpa memandang umur,
5. Murah.
Disamping media gambar dapat memberikan keuntungan untuk digunakan
dalam pengajaran, namun juga banyak kelemahannya yaitu:
14

1. Penjelasan guru dapat menyebabkan timbulnya penafsiran yang berbeda


sesuai dengan pengetahuan masing-masing anak terhadap hal yang
dijelaskan.
2. Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media gambar
hanya menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup kuat untuk
menggerakan seluruh kepribadian manusia, sehingga materi yang
dibahas kurang sempurna.
3. Tidak meratanya penggunaan foto tersebut bagi anak-anak dan kurang
efektif.

C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
tengah,perantara atau pengantar. Gerlach & Ely (dalam Azhar Arsyad, 2011,
hal. 3), mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Menurut Heinich dkk (dalam Azhar Arsyad, 2011, hal. 4)


mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi
antara sumber dan penerima. Jadi, televise, film, foto, radio, rekaman audio,
gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah
media komunikasi.
Kehadiran media dalam proses pembelajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran, penyampaian pesan, meningkatkan
pemahaman siswa tentang materi pembelajaran, menarik minat belajar siswa
dan dapat menghindari verbalisme yang berlebihan pada guru (Yunia, 2017,
hal. 11). Media pembelajaran adalah segala bentuk sarana dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi belajar yang
bertujuan instruksional dari sumber pesan kepada penerima pesan sehingga
dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian, serta minat penerima pesan
15

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Purwanto, 2013, hal. 71).
Dari penjelasan terkait media pembelajaran oleh para ahli dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat atau sarana yang
digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan pesan dalam proses
belajar mengajar, penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat
menghidari verbalisme dan dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian,
serta minat. Sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif, efektif dan
efisien.
2. Jenis-jenis Media Pembelajaran
a. Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses
pembelajaran melibatkan indra pendengaran siswa. Pengalaman
belajar yang didapatkan menghandalkan indra pendengaran. Pada
penggunan media ini melatih kemampuan dalam medengarkan
informasi dan pengetahuan lisan secara komprehensif. Secara verbal
seperti bahasa lisan dan kata-kata, sedang nonverbal seperti musik,
bunyi tiruan, dan radio.
b. Media visual adalah jenis media menghandalkan indra penglihatan,
sehingga pengalaman belajar yang diperoleh tergantung pada
kemampuan penglihatan. jenis media yang relatif murah dan sifat
sangat fleksibel bagi penggunaannya seperti buku, brosur, handout,
grafis, dan gambar. Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat
pada media visual terdiri atas garis,bentuk,warna dan tekstur (Azhar
Arsyad, 1997, hal. 109-110).
c. Media audio-visual adalah media yang melibatkan pendengaran dan
penglihatan sekaligus dalam proses pembelajaran. Media ini
dianggap lebih menarik sebab mengandung unsur pendengaran dan
penglihatan. Untuk meyajikan pesan-pesan audio visual seperti film,
video, dan proyektor visual yang lebar.
d. Multimedia adalah media yang melibat berbagai indra dalam proses
pembelajaran. Multimedia merupakan media kombinasi media
audio, media visual, media audio visual. Media ini mampu
16

memberikan pengalaman belajar yang kaya bagi penggunanya,


contohnya seperti komputer, penayangan, grafis, dan video.
3. Fungsi Media Pembelajaran
fungsi media pembelajaran dibedakan menjadi empat yaitu sebagai
berikut (Sadiman, dkk, 2003, hal. 16).
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.
c. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film
bingkai, film, atau model.
d. Objek yang kecil-dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai,
film, atau gambar.
e. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse.
f. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan
lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara
verbal.
g. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat
disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
h. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan
lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar
dan lain-lain.
4. Syarat Media Pembelajaran
Terdapat tiga kriteria kualitas produk pemgembangan dalam media
pembelajaran, (Widiyahti, 2015, hal. 4) sebagai berikut :
a. Validitas dalam suatu penelitian pengembangan meliputi validitas isi
dan validitas konstruk. Produk pengembangan dikatakan valid jika
produk tersebut berdasarkan teori yang menandai (validasi isi) dan
semua komponen produk satu sama lain berhubungan secara
konsisten (validasi konstruk). Validasi isi menunjukan bahwa
produk yang dikembangkan didasarkan pada kurikulum atau
17

berdasarkan pada rasional teoritik yang kuat. Dalam hal ini validitas
dapat diuji oleh pakar dan teman sejawat menggunakan lembar uji
dengan indikator berdasarkan teori tentang media pembelajaran.
b. Kepraktisan berarti produk yang dihasilkan mudah digunakan oleh
pengguna dalam hal ini adalah siswa. Kriteria ini mengacu pada
tingkat bahwa produk pengembangan dapat digunakan dan disukai.
Dalam hal ini pengukuran kepraktisan menggunakan lembar angket
respon pengguna dengan indikator-indikator yang telah
dikategorikan para pakar sebagai indkator yang sesuai dan baik.
indikator berkaitan dengan minat belajar, kemudahan penggunaan
media, kesesuaian media dengan pembelajaran, motivasi dan
perhatian pengguna.
c. Keefektifan adalah untuk mengetahui tingkat atau derajat penerapan
teori, atau model dalam suatu situasi tertentu. Tingkat keefektifan
biasanya dinyatakan dengan suatu skala numerik yang didasarkan
pada kriteria tertentu. Produk yang efektif dapat dilihat dari hasil
belajar siswa, hasil belajar yang dimaksud adalah hasil skor tes hasil
belajar.
Berikut ada beberapa indikator untuk menentukan kualitas penelitian
pengembangan model pembelajaran (juga perangkat pembelajaran) yang
meliputi tiga aspek : validitas, kepraktisan, dan keefektifan, (Rochmad,
2012, hal. 68) sebagai berikut :
a. Kevalidan, model pembelajaran yang dikembangkan dikatakan valid
jika model berdasarkan teori yang memadai (validitas isi) dan semua
komponen model pembelajaran satu sama lain berhubungan secara
konsisten (validitas konstruk).
b. Kepraktisan mengacu pada tingkat bahwa pengguna (atau pakar-
pakar lainnya) mempertimbangkan intervensi dapat digunakan dan
disukai dalam kondisi normal. Dalam penelitian pengembangan
model yang dikembangkan dikatakan praktis jika para ahli
menyatakan secara teoritis bahwa model dapat diterapkan di
18

lapangan dan tingkat keterlaksanaannya model termasuk kategori


baik. Istilah baik ini masih memerlukan indikator-indikator yang
masih memerlukan indikator-indikator yang diperlukan untuk
menentukan tingkat kepraktisan dari keterlaksanaan model.
c. Keefektifan, tingkat keefektifan dilihat dari tingkat penghargaan
siswa dalam mempelajari program dan keinginan siswa untuk terus
menggunakan program tersebut. Dalam penelitian pengembangan di
bidang pembelajaran, indikator untuk menyatakan bahwa
keterlaksanaan model dikatakan efektif misalnya hasil belajar siswa,
aktivitas siswa dan kemampuan siswa dalam Biologi misalnya
berpikir kreatif.
Suatu media pembelajaran dikatakan berkualitas haruslah memenuhi
kriteria valid, praktis, dan efektif. Kevalidan media pembelajaran bisa dilihat
dari validasi isi dan konstruk yang komponennya berkait secara konsisten
antara satu dengan yang lain, kepraktisan suatu media bisa dilihat dari
penggunaannya yang disukai oleh siswa. Sedang hasil belajar siswa yang
meningkat dan semakin aktif mengambarkan suatu media sudah dikatakan
efektif.

D. Kamus
1. Pengertian kamus
Kamus adalah buku acuan yang memuat kata dan ungkapan biasanya
disusun berdasarkan abjad (KBBI, hal. 614). Pada dasarnya kamus merupakan
buku acuan untuk mencari istilah-istilah . Didalam pembelajaran kamus
digunakan untuk mencari sebuah keterangan mengenai istilah-istilah. A
Labrousse (1997) menyebutkan bahwa kamus adalah buku berisi kumpulan
kata-kata sebuah bahasa yang disusun secara alfabetis, diikuti dengan defenisi
atau terjemahannya dalam bahasa lain.
Keraf (1984) mendefinisikan kamus sebagai sebuah buku referensi, memuat
daftar kata-kata yang terdapat dalam sebuah bahasa, disusun secara
alfabetis,disertai keterangan cara menggunakan kata itu. Kridalaksana
19

menyebutkan bahwa kamus adalah buku referensi yang memuat daftar kata
atau gabungan kata dengan keterangan mengenai pelbagai segi maknanya dan
penggunaannya dalam bahasa, biasanya disusun menurut abjad.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
kamus adalah buku acuan yang memuat kata-kata dan ungkapan yang disusun
ecara alfabetis yang disertai oleh makna dan penggunaan nya dalam bahasa
disusun berdasarkan abjad. Efek positif dari penggunaan kamus adalah
memudahkan siswa dalam menemukan makna dari bahasa ilmiah terutama
pada materi pembelajaran Sistem Organisasi Kehidupan . Media kamus ini
memiliki gambar sehingga membuat siswa tertarik untuk membacanya
sehingga wawasan memereka mengenai kata ilmiah bertambah.
2. Jenis jenis kamus
Kamus dibagi kedalam dua jenis yaitu :
a. Berdasarkan penggunaan bahasa
Penulisan kamus dapat ditulis dalam satu atau lebih dari satu bahasa,
karena itulah kamus bisa dibagi menjadi tiga jenis menurut penggunaan
bahasanya yaitu :
1) Kamus Eka Bahasa
Kamus eka bahasa merupakan kamus yang menggunakan satu
bahasa. Contoh kamus eka bahasa adalah kamus besar bahsa Indonesia .
2) Kamus Dwi Bahasa
Kamus dwi bahasa merupakan kamus yang menggunakan dua
bahasa. Kata-kata yang dijelaskan dalam kamus ini menggunakan dua
bahasa yang berbeda.contoh kamus aneka bahasa adalah kamus melayu-
cina-inggris pelangi susunan Yuen boon chan pada tahun 2004.
b. Berdasarkan isi
Berdasarkan isi kamus dapat dibagi menjadi 3 jenis ukuran
1) Kamus mini
kamus mini dikenal dengan kamus saku karena dapat disimpan
didalam saku . tebalnya kurang dari 2cm.
2) Kamus kecil
20

kamus yang berukuran kecil yang biasa dijumpai, kamus kecl


merupakan kamus yang mudah dibawa. Contoh kamus Dwibahasa
Oxford Fajar(inggris-malayu;melayu-inggris)
3) Kamus Besar
Kamus ini memuat semua makna kata yang terdapat dalam satu
bahasa.setiap kata dijelaskan secara lengkap. Biasanya ukurannya besar
dan susah dibawah keman-kemana. Contoh; kamus bahasa Indonesia.
c. Kamus istimewa
Kamus istimewa adalah kamus yang memiliki fungsi khusus. Contohnya
kamus istilah ( termasuk istilah istilah khusus dalam bidang tertentu).
3. Fungsi Kamus
Menurut Chaer (2007:185-190) bahwa kamus berfungsi menampung
konsep-konsep budaya dari masyarakat atau bangsa penutur bahasa tersebut.
Selain itu kamus juga memiliki fungsi praktis seperti hal nya mengetahui
makna kata, sarana mengetahui lafal, dan ejaan sebuah kata serta informasi
mengenai kata lainnya.
4. Kamus bergambar
Menurut Lopiccolo (2013:118) bahwa kamus bergambar adalah sebuah
kamus yang membantu pengajaran kata-kata baru dengan visual. Selain itu
Bhatti, dkk (2013:1) juga berpendapat bahwa kamus bergambar atau kamus
berilustrasi adalah kamus yang menggunkan gambar atau tulisan untuk
memgungkapkan sebuah makna. Biasanya, kamus bergambar disusun
berdasarkan topik, bukan disusun menurut kata perkata. Kamus bergambar
mengandungi keterangan ringkas dari gambar yang ingin dijelaskan, sehingga
mengurangi kompleksitas dari kamus tersebut.

E. Materi Organisasi Makhluk Hidup


Berdasarkan kurikulum 2013 Sistem Organisasi Kehidupan terletak pada KD
3.6 Memahami sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai
organisme, dan komposisi utama penyusun sel dan 4.6 Membuat model struktur sel
tumbuhan/hewan. Materi Organisasi Makhluk Hidup terdiri dari :
21

1. Konsep Organisasi Kehidupan


2. Sel sebagai Unit Struktural dan Fungsional Kehidupan
3. Praktikum: Mengamati Sel Tumbuhan dengan Mikroskop dan
Membandingkan Sel Hewan dengan Sel Tumbuhan
4. Jaringan Praktikum
5. Organ
6. Sistem Organ, Organisme, dan Presentasi Projek Model Sel

F. Penelitian yang Relevan


Ada beberapa penulisan relevan yang dijadikan landasan dalam Penulisan ini
sebagai berikut
1. Penulisan Annisa Dwi Fitria “Pengembangan Media Gambar Berbasis
Potensi Lokal Pada Pembelajaran Materi Keanekaragaman Hayati Di Kelas
X Sman 1 Pitu Riase Kab. Sidenreng Rappang”. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilaksanakan, terdapat peningkatan hasil belajar dan terjadi
perubahan sikap pada peserta didik. media gambar berbasis potensi lokal
praktis digunakan dalam proses pembelajaran. Sedangkan tingkat keefektifan
media gambar berbasis potensi lokal masuk dalam kategori efektif digunakan
dalam proses pembelajaran karena nilai rata-rata dari hasil belajar siswa yaitu
78,38%.
2. Penulisan Aji Purnomo “Pengembangan Aplikasi Kamus Biologi Sma
Berbasis Visual Studio Dengan Pokok Bahasan Klasifikasi Tumbuhan Di
Sma Pgri Jepara” Kamus Biologi SMA yang dikembangkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan klasifikasi tumbuhan.
Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang
mencapai skala Gain 0,7 (kategori tinggi) dan mampu mencapai ketuntasan
klasikal sebesar 94,44% dengan nilai rata-rata 87,50.
3. Penulisan Mutiara Azan “Pengembangan Kamus Genetika Berbasis
Konseptual Bergambar Pada Materi Genetika Untuk Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Biologi”. media layak digunakan sebagai media
pembelajaran untuk mahasiswa dalam mempelajari istilah genetika. Hal ini
22

dibuktikan dengan hasil akhir validasi materi kamus diperoleh skor 55 dengan
persentase 91,6 % dengan kriteria sangat baik. Hasil akhir validasi desain
media kamus diperoleh skor 57 dengan persentase 86,6 % dengan kriteria
sangat baik.
23

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MTs Nurul Huda Mendalo. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan September 2019. Uji coba produk di MTs Nurul Huda di
kelas VII tahun ajaran 2019/2020.

B. Pendekatan dan Model Pengembangan


Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian pengembangan (Research and Development). Research and
Development merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012 : 297).
Penelitian ini difokuskan pada pengembangan media pembelajaran berupa kamus
biologi bergambar.
Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual dalam
upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui
penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kualitas
pencapaian tujuan. Robert Maribe Brach (2009) mengembangkan Instructional
Design (desain pembelajaran) dengan pendekatan ADDIE, yang merupakan
perpanjangan dari Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation
( Sugiyono, 2015 : 38).
Pada penelitian dan pengembangan ini model yang digunakan adalah ADDIE.
Menurut langkah-langkah pengembangan produk, model penelitian dan
pengembangan ini lebih rasional dan lebih lengkap dari model 4D (Define, Design,
Development, and Dissemination). Inti kegiatan pada setiap tahap pengembangan
juga hampir sama. Oleh sebab itu, model ini dapat digunakan untuk berbagai
macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran,
metode pembelajaran, media dan bahan ajar ( Hidayatullah : 2017)
24

ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan
Mollenda. Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun
perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan
mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.

Analysis

revision revision

Implemen- Evalua- Design


tation tion

revision revision
Develop-
ment

Gambar III.1 Pendekatan ADDIE Untuk Pengembangan Produk


(Sugiyono, 2015 : 39)

C.Prosedur Pengembangan
1. Pengertian Model ADDIE
Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE. Analysis
berkaitan dengan kegiatan analisis terhadap situasi kerja dan lingkungan
sehingga dapat ditemukan produk apa yang perlu dikembangkan. Design
merupakan kegiatan perencangan produk sesuai dengan yang dibutuhkan.
Development adalah kegiatan pembuatan dan pengujian produk. Implementation
adalah kegiatan menggunakan produk, dan Evaluation adalah kegiatan menilai
apakah setiap langkah kegiatan dan produk yang telah dibuat sudah sesuai
dengan spesifikasi atau belum ( Sugiyono : 2015). Model ADDIE memiliki
struktur yang tersusun secara sistematis, sehingga langkah dalam penelitian ini
harus sesuai urutan dan tidak bisa acak.
2. Langkah-langkah Model Pengembangan ADDIE
Menurut Kukuh (2013) dalam Jurnal “Model-model Pengembangan Bahan
25

Ajar” berikut ini dijelaskan langkah-langkah Model Pengembangan ADDIE


:
a) Analysis (Analisis Kebutuhan)
Analysis (analisa) yaitu melakukan needs assessment (analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis
tugas (task analysis). Tahap analisis merupakan suatu proses
mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu
melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi
masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Adapun
analisis kebutuhan terdiri dari : (1)Analisis Kurikulum
Dalam merancang lembar kerja siswa sangat terkait dengan
kurikulum, dan kurikulum menjadi acuan dalam proses pembelajaran dan
pembuatan Kamus biologi. Standar ketuntasan yang telah ditetapkan oleh
sekolah adalah 72, dengan adanya kamus bergambar diharapkan siswa dapat
memahami pelajaran dengan baik dan mencapai ketuntasan yang telah
ditetapkan. (2)Analisis siswa,Analisis siswa penting dilakukan dalam
menentukan media pembelajaran. Menurut salah satu kriteria dalam
pemilihan media pembelajaran adalah adanya kesesuaian dengan
karakteristik siswa dalam penggunaan Kamus Biologi tersebut.
Karakteristik siswa akan menentukan sifat dan ciri media yang akan
digunakan. Karakteristik siswa yang dimaksud disini adalah kebiasaan dan
kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
Berdasarkan analisis siswa, umumnya siswa yang duduk di kelas VII
SMP memiliki usia rata-rata 13-15 tahun. Siswa pada usia ini sangat
menyukai benda-benda yang memiliki daya tarik visual, seperti gambar,
poster, komik ataupun film. Selain itu siswa juga lebih tertarik dengan
benda-benda yang menampilkan aneka warna. Siswa SMP cenderung
menyukai panduan warna dari warna dasar, sehingga menghasilkan aneka
warna (tidak hanya merah, biru dan kuning). (3).Analisis media
Analisis media dilakukan untuk mengetahui sejauh mana media
yang digunakan untuk materi Sel dapat meningkatkan pemahaman, minat
26

dan hasil belajar siswa. Setelah mengobservasi media pembelajaran yang


digunakan oleh beberapa sekolah, diketahui bahwa kamus masih jarang
digunakan oleh siswa maupun guru.

b) Design (Desain Produk)


Tahap design bertujuan untuk merancang Kamus Biologi. Tahap design terdiri
atas beberapa langkah berikut ini.
a. Perancangan Kamus terdiri dari beberapa langkah, antara lain: 1)
mengkaji penyesuian materi pembelajaran menunjang ketercapaian SK
dan KD, 2) identifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam SK dan dalam
KD, 3) identifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, 4) memilih bahan ajar
yang relevan dengan standar KD, 5) memilih sumber-sumber bahan ajar
(Depdiknas, 2006: 7).
b. Tampilan pertama diisi dengan cover Kamus Biologi yang
menggambarkan unit terkecil dari makhluk hidup seperti,bakteri,amoeba
dll yang berisi : judul bahan ajar, satuan pendidikan yaitu SMP kelas
VII,materi yang terdapat dalam kamus,penjelasan isi dari kamus.
c. Daftar gambar
d. Prakata mendeskripsikan isi dari kamus.
e. Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaedah bahasa Indonesia yang
benar dan dapat dipahami oleh siswa.
f. Uraian Materi
g. Gambar penunjang kamus biologi diambil atau diadopsi dari beberapa
buku dan internet. Gambar disajikan dalam bentuk sederhana tidak
abstrak, jelas baik dalam bentuk dan keterangan dari gambar serta
disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa dalam memahami gambar
h. Warna kamus di dominasi dengan warna merah jambu.
i. Daftar pustaka berisikan referensi yang digunakan dalam
mengembangkan Kamus Biologi Bergambar.
27

c) Development (Pengembangan Produk)


Pengembangan adalah proses mewujudkan kamus biologi
bergambar yang sudah di desain menjadi kenyataan , yaitu kamus biologi
dalam bentuk cetak. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan
adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang
merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan
model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan
meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan
kata lain mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta
strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan
materi atau substansi program. Dalam melakukan langkah pengembangan,
ada dua tujuan penting yang perlu dicapai. Antara lain adalah :
1) Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan sebelumnya.
2) Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Tahapan ini merupakan tahapan produksi media pembelajaran.
Pengembangan kamus bergambar sebagai media pembelajaran. Setelah
produksi kamus bergambar selesai maka selanjutnya akan dilakukan tahap
validasi, yaitu tahap untuk melihat kelayakan media yang akan kita uji coba
kepada peserta didik. Pada tahap validasi ini dilakukan oleh beberapa ahli
yaitu ahli media, ahli materi dan ahli bahasa. Apabila terdapat komentar atau
saran dari para ahli maka media yang kita buat harus direvisi sesuai saran
dari para ahli untuk kemudian baru dapat di uji coba pada peserta didik.
d) Implementation (Implementasi)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran
yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini kamus bergambar yang sudah
lulus uji validasi oleh ahli agar bisa diimplementasikan. Implementasi atau
penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari model
28

desain sistem pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari langkah ini antara
lain :
1) Membimbing peserta ajar untuk mencapai tujuan atau kompetensi.
2) Menjamin terjadinya pemecahan masalah / solusi untuk mengatasi
kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh peserta ajar.
3) Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, peserta ajar
perlu memilki kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan sikap -
yang diperlukan.
Tahap implementasi berisi uji coba produk yang telah dikembangkan dan
telah di lakukan validasi oleh para ahli. Kegiatan pada tahap ini adalah
mengimplementasikan rancangan dan metode yang telah dikembangkan
pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi, rancangan
model atau metode yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang
sebenarnya. Materi disampaikan sesuai dengan model atau metode baru
yang dikembangkan. Setelah itu dilakukan uji coba praktikalitas produk
dengan menyebarkan angket kepada peserta didik. Kegiatan ini dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana manfaat, kemudahan penggunaan dan
efisiensi waktu penggunaan media oleh siswa. Instrumen untuk melihat
kepraktisan penggunaan Kamus Biologi Bergambar adalah dengan
menggunakan angket kepraktisan berisikan pertanyaan berkaitan dengan
Kamus, yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana kepraktisan Kamus
yang dikembangkan.

e) Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran
yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.
Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas.
Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi
formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
29

memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap


program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu :

1) Sikap peserta ajar terhadap kegiatan pembelajaran secara


keseluruhan.
2) Peningkatan kompetensi dalam diri peserta didik, yang merupakan
dampak dari keikut sertaan dalam program pembelajaran.
3) Keuntungan yang dirasakan oleh lembaga akibat adanya
peningkatan kompetensi peserta ajar setelah mengikuti program
pembelajaran.
Implementasi model desain sistem pembelajaran ADDIE yang
dilakukan secara sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu
seorang perancang program, guru, dan instruktur dalam menciptakan
program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik (Kukuh : 2013).

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil penilaian responden


terhadap kelayakan aplikasi. Hasil penilaian tersebut berdasarkan data yang
diperoleh dari uji kelayakan oleh responden. Selanjutnya, data tersebut
dianalisis sesuai kriteria yang ditetapkan. Kritik dan saran dari responden
terhadap aplikasi sangat diperlukan untuk mengevaluasi produk secara
keseluruhan. Apabila pada tahap implementasi terdapat kritik atau saran dari
responden maka akan dilakukan perbaikan akhir pada tahap evaluasi ini.
Kemudian pada tahap evaluasi ini juga terdapat uji Efektivitas media
yaitu uji yang dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar serta
pemahaman peserta didik. Uji ini dilakukan dengan cara memberikan
sejumlah pertanyaan berbentuk essay kepada peserta didik. Kemudian hasil
tes dianalisis dengan uji efektivitas, media dapat dikatakan efektif apabila
terjadi peningkatan yang signifikan pada hasil belajar peserta didik.
30

D.Teknik Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data penelitian pengembangan yang dilakukan,
menggunakan teknik observasi, wawancara, angket (kuesioner), dan dokumentasi.
Teknik pengumpulan data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu, fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Marshall juga
menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn behavior and the
meaning attached to those behavior” (Sugiyono : 2015). Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan jenis observasi langsung partisipan.
Dalam pengumpulan data dengan observasi partisipatif atau dengan
pengamatan langsung, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari objek yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh
sumber data,dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan ini, maka data yang
diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna
dari setiap perilaku yang nampak (Sugiyono : 2015 )
2. Wawancara
Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan dan potensi yang harus diteliti,
tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang
diri sendiri atau self-report, atau setidaknya pada pengetahuan dan atau
keyakinan pribadi (Sugiyono : 2015).
3. Tes
Anastari (1982) menyatakan bahwa tes merupakan pengukuran yang
Objektif dan standar. Pengumpulan data dengan tes dilakukan dengan cara
31

memberi sejumlah pertanyaan kepada subjek yang diteliti untuk dijawab. Ada
dua macam tes yang sering digunakan pengembangan yaitu pretest dan posttest.
Dalam penelitian dan pengembangan pengumpulan data dengan pretest
digunakan untuk mengetahui kondisi awal subjek sebelum diberi perlakuan
dengan menggunakan produk tertentu. Selanjutnya posttest digunakan untuk
mengetahui kondisi subjek setelah diberi perlakuan dengan produk tertentu.
Perbandingan antara nilai pretest dan posttest merupakan pengaruh produk
terhadap variabel dependen dari subjek (Sugiyono : 2015)
4. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen


bisa berbentuk tulisan, gambar/foto, atau karya-karya monumental. Hasil
penelitian akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis
akademik dan seni yang telah ada (Sugiyono : 2015). Data yang nantinya
diperoleh dari metode ini adalah data ahli media, ahli materi,siswa,dan dari
dosen guru mata pelajaran.

5. Angket / Kuesioner
Teknik yang sering digunakan dalam menghimpun data adalah
kuesioner/angket. Menurut Sugiyono (2012), angket adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat atau pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan
tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka (Sugiyono, 2015 : 216).
Dalam hal ini, penggunaan angket bertujuan untuk menghimpun data
berupa kelayakan media ketika validasi yang dilakukan oleh ahli media, ahli
materi, ahli bahasa, guru mata pelajaran, serta diberikan kepada siswa untuk
mengetahui kelayakan kepada siswa tentang media yang digunakan dan
mengetahui tingkat efektivitas terhadap media yang digunakan.
32

Tabel III.1
Kisi-Kisi Penilaian Media Pembelajaran
NOMOR
NO ASPEK
PERNYATAAN

Aspek Rekayasa Media

1. Keefektifan dan keefisienan 1,2

2. Ketepatan memilih media 3

Aspek Komunikasi Visual

3 Komunikatif 4

4. Kreatif dan inovatif 5,6

5. Tipografi (huruf dan susunannya) 7.8

6. Gambar 7,8

7. Tata letak 9

8. Warna 10,11

Sumber : modifikasi dari romi satria wahono dalam skripsi Ria Sartikaningrum
(2013:54)

Tabel III.2

Kisi – kisi penilaian materi pembelajaran

NOMOR
NO ASPEK
PERNYATAAN

Aspek pembelajaran

1. Kesesuaian materi 1,2,3,4,5

2. Kedalaman materi 6

3. Akurasi fakta 7

4. Kelengkapan dan kualitas bahan 8


33

5. Sistematis 9

6. Keterlibatan siswa 10

7. Kedalaman soal 11

8. Ketepatan evaluasi 12,13

Sumber : modifikasi dari romi satria wahono dalam skripsi Ria Sartikaningrum
(2013:54)

Tabel III.3

Kisi- kisi ahli kebahasaan

NOMOR
NO ASPEK
PERNYATAAN

Aspek pembelajaran

1. Logika berbahasa 1

Tingkatan bahasa yang digunakan sesuai


2. 2
dengan perkembangan siswa

Penggunaan bahasa dalam menjelaskan


3. 3
konsep pelajaran

Kesesuaian dengan kaedah Bahasa


4. 4
Indonesia yang baik dan benar

Sumber : modifikasi dari romi satria wahono dalam skripsi Ria Sartikaningrum
(2013:5

Tabel III.4
Kisi-Kisi penilaian persepsi siswa

Komponen Indikator Kriteria

Bahan Kelayakan Isi a. Line man (keselarasan) dengan SK


belajar mata pelajaran
cetak b. Line man (keselarasan) dengan KD
mata pelajaran
34

c. Kedalaman dan keluasan materi

d. Kelengkapan materi
e. Kesesuaian contoh, ilustrasi dengan
materi
f. Tes, tugas latihan mendukung
penguasaan materi
Kebahasaan g. Keterbacaan (ukuran huruf judul dan
sub judul)
h. Kalimat yang digunakan sederhana
i. kesesuaian dengan kaedah Bahasa
Indonesia yang baik dan benar
j. logika berbahasa
Penyajian k. Tekhnik
Kamus Biologi l. Materi
Bergambar
m. Pembelajaran
n. Kepraktisan kamus
Kegrafikan o. Ukuran/format kamus
p. Desain bagian kulit
q. Desain isi

r. Kualitas cetakan

Sumber : adaptasi dari M. Yunan Yusuf (2007:21

E. Uji Coba Produk


1. Tahap Validalitas
Kata valid sering diartikan dengan tepat, benar, shahih dan absah.
Menurut Sugiyono (2015) valid berarti instrument tersebut (dalam penelitian
pengembangan media pembelajaran) dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur dan bisa menampilkan apa yang harus ditampilkan. Validitas
dalam penelitian ada dua macam, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.
Tuckman (1988) mengemukakan bahwa penelitian dinyatakan mempunyai
35

validitas internal apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari program atau
pendekatan penelitian yang digunakan, dan bukan dari cara lain yang tidak
sistematis. Validitas internal memberikan keyakinan bahwa, bila desain
penelitian sudah benar maka hasil penelitian dapat dipercaya (Sugiyono : 2015)
Sedangkan validitas eksternal Tuckman (1998) menyatakan hasil
penelitian dinyatakan mempunyai validitas eksternal apabila hasil penelitian
dapat diaplikasikan pada dunia nyata yang menyerupai tempat yang diteliti.
Validitas eksternal penelitian berdampak pada peningkatan kemampuan
penelitian untuk dapat digeneralisasikan. Selanjutnya (Best, Khan, 2010)
menyatakan bahwa validitas eksternal penelitian adalah bila hasil penelitian
sampel dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
(Sugiyono : 2015).

2. Tahap Praktikalitas
Menurut KBBI (2008), praktikalitas berarti bersifat praktis, artinya
mudah dan senang dalam pemakaiannya. Kepraktisan disini adalah praktis
dalam penggunaan media pembelajaran kamus biologi bergambar
Kepraktisan merupakan kemudahan yang ada pada sebuah produk baik
dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasikan, atau memperoleh
hasil maupun kemudahan dalam menyimpannya. Kepraktisan mengacu pada
tingkat pengguna mempertimbangkan intervensi dapat digunakan atau disukai
dalam kondisi normal. Kepraktisan dilihat dari aspek apakah produk mudah
digunakan oleh pendidik dan peserta didik (Nieeven: 2013).
Praktikalitas menunjukkan tingkat kepraktisan media. Tahap
praktikalitas dilaksanakan setelah media digunakan dalam pembelajaran.
Penilaian praktikalitas berdasarkan tanggapan guru mata pelajaran dan
Mahasiswa dengan menggunakan angket tanggapan.
36

3. Tahap Efektivitas
Efektivitas berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti
berhasil, tepat atau manjur. Menurut Partiyah (2012 : 16) dalam skripsi Reni
(2017) “efektivitas merupakan tingkat besar keberhasilan yang diraih (dicapai)
dari suatu usaha atau cara tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai”.
Efektivitas merupakan suatu keadaan untuk mengetahui sejauh mana rencana
bias tercapai, jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran berarti tingkat
keefektivannya tinggi. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui keefektivan
media, peneliti mengukurnya dengan menghitung hasil belajar peserta didik
sebelum dan sesudah menggunakan media.
Menurut Eva Gusmira (2014) “efektivitas dimaksudkan dalam
menyelesaikan soal-soal biologi, membuat tugas rumah oleh peserta ajar, dan
kontrol tugas rumah oleh pengajar yang akhirnya bermuara pada peningkatan
hasil belajar biologi”. “belajar efektif dimaksudkan dengan ketepatan dalam
penggunaan sarana belajar dan pembelajaran atau tidak berbelit-belit dalam
mencapai tujuan pembelajaran” (Reni : 2017).
Efektivitas menunjukkan tingkat keberhasilan pencapaian suatu tujuan.
Jadi suatu upaya dikatakan efektif apabila upaya tersebut mampu mencapai
tujuannya. Produk disebut efektif apabila produk tersebut memberikan hasil
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pengembang. Aspek efektivitas
yang diamati dalam proses pembelajaran yang menggunakan media kamus
biologi bergambar dengan dikelas uji coba adalah untuk melihat peningkatan
hasil belajar siswa menggunakan media yang dikembangkan. Hasil uji coba
didapatkan dengan memberikan sejumlah pertanyaan berbentuk essay yang
diberikan kepada siswa.

F. Teknik Analisis Data


Jenis data pada penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Data
kuantitatif yaitu, data yang diambil dari hasil analisis validasi ahli yang dilakukan
oleh validator, data praktikalitas dari pendidik dan peserta didik, serta data
efektifitas dari peserta didik. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan
37

guru dan siswa, serta saran dan masukan dari validator ahli, saran dan masukan dari
hasil praktikalitas, dan saran dari hasil efektifitas media pembelajaran yang telah
dikembangkan.

1. Analisis Data Validitas Ahli


Analisis data angket mengenai tanggapan validator ahli terkait media
pembelajaran kamus biologi bergambar sebagai media pembelajaran yang
dilakukan dengan teknik deksriptif persentase. Skor yang diperoleh dari aspek
yang dinilai kemudian dihitung dengan rumus sebagai berikut :

= 100% (Sugiyono, 2012 : 176)

Keterangan :
NP = Nilai presentasi yang dicari
R = Skor yang diperoleh
SM = Skor Maksimal

Tabel III.5
Kriteria Tingkat Kelayakan Media
Kriteria Interval Kriteria
Sangat layak 85% - 100%

Layak 70% - 84%

Cukup layak 60% - 69%

Kurang layak 50% - 59%

Tidak layak <50%

(Arikunto,2012:89)
38

2. Analisis Data Praktikalitas


Kepraktisan media diukur berdasarkan hasil penilaian atau tanggapan
dari guru mata pelajaran dan siswa untuk menyatakan dapat tidaknya produk
diterapkan di lapangan. Penilaian produk berdasarkan angket yang telah diisi
oleh praktisi dianalisis untuk mengetahui tingkat kepraktisan dari produk yang
dikembangkan. Analisis kepraktisan menggunakan Skala Likert dengan
langkah-langkah:
a. Memberikan skor untuk setiap item jawaban sangat setuju (5), setuju (4),
netral (3), tidak setuju (2) dan sangat tidak setuju (1).
b. Menjumlahkan skor total tiap praktisi untuk seluruh indikator.
c. Pemberian nilai kepraktisan dengan cara menggunakan rumus:

= 100%

Keterangan :
P = Nilai akhir
f = Perolehan skor
N = Skor maksimum

Tabel III.6
Kategori Praktikalitas Media
Nilai Kriteria

80% < x ≤ 100% Sangat praktis

60% < x ≤ 80 % Praktis

40% < x ≤ 60 % Cukup praktis

20% < x ≤ 40 % Kurang praktis

0% < x ≤ 20 % Tidak praktis

Dimodifikasi dari (Riduwan:2009)


39

3. Analisis Data Efektivitas


Analisis data efektivitas dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut
:
Diperoleh dari Eva Gusmira (2014:84) dalam skripsi Reni (2017)

( ℎ )−( )
( )=
100% − ( )

Keterangan :
(g) : Tingkat Efektivitas
( ) : Nilai Rata-rata Tes Awal
( ℎ ) : Nilai Rata-rata Tes Akhir

Tabel III.7

Kriteria Efektivitas

<g> gain % Kriteria


g >0,7 Tinggi
0,3% ≤g≤0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
(Wiyanto 2008, dalam Reni 2017)
40

G. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan dalam penelitian skripsi dari awal hingga selesai, maka peneliti menggunakan jadwal
penelitian sebagai berikut:
Tabel III.8
Jadwal Penelitian

No KEGIATAN Agustus September oktober november desember Januari februari Maret april mei juni juli agustus september
Pengajuan judul dan
1 √
pembuatan proposal
Pengajuan proposal dan
2 √
penunjukan dosen pembimbing
3 Konsultasi dan perbaikan √ √ √ √
4 ACC seminar proposal √
5 Perbaikan proposal √
6 ACC riset √
7 Penelitian √ √
8 Bimbingan bab 4 dan 5 √

9 Perbaikan lampiran-lampiran √

10 ACC Munaqasah √

*Jadwal sewaktu waktu bisa berubah

40
41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pengembangan Media
Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) kamus biologi
bergambar yang berisikan gambar serta istilah dan penjelasam –penjelasan, (2)
penilaian isi atau materi dan desain media oleh ahli materi dan ahli media dan
ahli bahasa, (3) penilaian Siswa dan guru mata pelajaran yang telah dibuat.
Setelah menentukan potensi masalah serta mengumpulkan data, peneliti dapat
memulai desain dan mengembangkan media pembelajaran.
Media ini telah diteliti dan dikembangkan dengan mengacu pada model
pengembangan ADDIE yang terdiri dari lima tahap yakni Analysis (analisis),
Design (desain), Development (pengembangan), Implementation
(implementasi) dan Evaluation (evaluasi). Pada penelitian ini hanya sampai
pada tahap Development (Pengembangan) produk, sedangkan Implementation
(Implementasi) diterapkan dalam skala kecil untuk melihat data kepraktisan
media pembelajaran dan Evaluation (Evaluasi) diterapkan untuk melihat
keefektifan media pembelajaran.
Setelah dilaksanakan tahap-tahap rancangan dalam pembuatan media
yang telah ditetapkan, maka dihasilkan media pembelajaran berupa kamus
biologi bergambar.
a) Analysis
Kegiatan utama pada tahap ini adalah menganalisis perlu adanya
pengembangan media pendukung pembelajaran tambahan. Oleh karena
itu, peneliti melakukan observasi awal dengan cara wawancara langsung.
Berdasarkan hasil observasi awal, memlalui terhadapa guru mata
pelajaran biologi di MTs Nurul Huda Mendalo, ditemui siswa yang malas
untuk membaca dan belajar, karena media belajar disana masih belum
42

bervariasi. Walaupun disamping itu siswa juga hanya ingin bermain dan
bukan belajar. Serta Media yang digunakan hanya buku cetak dan LKS
saja. Banyak siswa yang cenderung malas untuk belajar saat melihat buku
cetak yang sulit untuk dibawa kemana-mana dan memiliki uraian yang
panjang dan relatif besar yang memiliki ukuran sekitar 25 cm x 17 cm.
Oleh karena itu siswa di sekolah ini membutuhkan media belajar berupa
kamus biologi yang praktis dan menarik perhatian siswa untuk membaca.
b) Design
Pada proses perancangan (design) media pembelajaran
menggunakan Microsoft Office Word 2010. Kamus biolobi bergambar
dibuat secara sistematis sebagaimana buku secara umum, di antaranya:
Tampilan pertama diisi dengan cover Buku Saku yang
menggambarkan isi dari kamus: judul bahan ajar, satuan pendidikan yaitu
SMP kelas VII semester 1 dan nama pembuat bahan ajar. Berikut
rancangan bagian cover depan dan belakang kamus:

Gambar IV.1. Desain Kulit Luar Kamus


43

Media pembelajaran dengan menggunakan yang dikembangan


oleh peneliti berisi prakata,gambar.istilah,beserta penjelasan,dan daftar
pustaka. Adapun desain bagian dalam dari pengembangan kamus dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar IV.2 : Sampul Halaman Depan

Gambar IV.3 : Daftar Gambar


44

Gambar IV.4 : Prakata

Gambar IV.5 : Daftar Pustaka


45

c) Development
Dalam tahap pengembangan ini, ada beberapa hal yang dilakukan,
diantaramya :
1) Pembuatan Media Pembelajaran
Media yang di telah dirancang oleh peneliti dan menghasilkan
prototype I kemudian dibuat dan dikembangkan. Media ini
dikembangkan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Word.
Isi dari media pembelajaran ini terdiri dari materi-materi tentang sel.

2) Validasi Kelayakan Produk


Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah kuantitatif
sebagai data primer dan kualitatif berupa saran dan masukan dari para
validator. Validasi media pembelajaran ini dilakukan oleh validator
ahli dan meminta pertimbangan secara teoritis dan praktis. Validator
ahli terdiri dari validator ahli media, ahli materi dan ahli bahasa.
2.1) Validasi Ahli Media
Media pembelajaran dengan menggunakan Kamus Biologi
Bergambar kemudian divalidasi oleh ahli desain media
menggunakan angket validasi. Ahli desain media dalam penelitian
ini yaitu Bapak Boby Syefrinando, M.Si yang merupakan dosen
Program Studi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Validasi atau penilaian dilakukan oleh ahli media dengan
tujuan mengetahui kelayakan media pembelajaran berdasarkan
pemikiran rasional, belum berdasarkan fakta dilapangan. Hasil
validasi yang dilakukan oleh ahli media dapat dilihat pada tabel
IV.1 berikut :
46

Tabel IV.1
Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran Oleh Ahli Desain Media.
Skala Penilaian
NO Indikator
1 2 3 4

1 Keefisienan penggunaan media √

2 Keefektifan penggunaan media √

3 Ketepatan penggunaan media √

4 Media mudah dipahami √

5 Tampilan media menarik √

6 Media bersifat inovasi √

7 Keterbacaan huruf jelas √

8 Media tersusun dengan rapi √

9 Gambar sesuai dengan tema √

10 Pengaturan tata letak √

11 Ketepatan dalam pemilihan warna √

Skor Yang Diperoleh 38


Skor Maksimum 44
Persentase Kelayakan 86%
Kriteria Sangat Layak
47

Berdasarkan hasil penilaian dari ahli media dapat


dinyatakan bahwa media layak digunakan. Hasil validasi
menunjukkan persentase penilaian sebesar 86% dengan kriteria
sangat layak. Sebelum dinyatakan layak dengan revisi ahli media
memberi saran untuk memperbesar ukuran media dan ukuran
tulisan,bisa dilihat pada gambar dibawah ini:

Sebelum Sesudah

Keterangan : ukuran media 15x17 Keterangan: ukuran media 10x15

Gambar IV.6 : Revisi ahli media

2.2) Validasi Ahli Materi


Ahli materi dalam validasi media pembelajaran
menggunakan Kamus Bergambar ini adalah Ibu Devie
48

Novallyan,M.Pd yang merupakan dosen Program Studi Tadris


Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Validasi yang dilakukan ahli materi terkait
dengan aspek relevensi materi. Validasi oleh ahli materi selain
melakukan penilaian kelayakan, ahli materi juga memberikan
komentar dan saran untuk memperbaiki media. Adapun hasil
validasi yang dilakukan oleh ahli materi dapat dilihat di tabel IV.2
berikut:

Tabel IV.2
Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran Oleh Ahli Materi
Skala Penilaian
NO Indikator
1 2 3 4
Materi yang disajikan mencerminkan jabaran substansi
1 √
materi yang terkandung didalam SK
Materi yang disajikan mencerminkan jabaran substansi
2 √
materi yang terkandung dalam KD
3 Kesesuain materi dan tujuan pembelajaran √
4 Kesesuaian materi dengan indikator pembelajran √
5 Kesesuaian materi dengan keadaan siswa √
Materi mencakup mulai dari pengenalan konsep sampai
6 √
dengan interaksi antar konsep
Materi yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan
7 √
efisien untuk meningkatkan pemahaman siswa
8 Materi yang disajikan lengkap √
9 Materi yang tersusun secara sistematis √

Penyajian materi dapat memotivasi siswa terlibat secara


10 √
mental dan emosional dalam pencapaian KD/SK

Skor Yang Diperoleh 38

Skor Maksimum 40

Persentase Kelayakan 95%

Kriteria Sangat Layak

Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh ahli materi mendapat


49

komentar atau saran agar menambah perbedaan antara sel hewan dan sel
tumbuhan secara jelas. Hasil validasi menunjukkan persentase penilaian
sebesar 95% dengan kriteria sangat layak.

Sebelum Sesudah

Keterangan : tidak ada gambar Keterangan: perbedaan sel hewan dan


perbedaan sel hewan dan tumbuhan
tumbuhan

Gambar IV.7 Revisi oleh Ahli Materi

2.3) Validasi Ahli Bahasa


Ahli Bahasa dalam validasi media pembelajaran
menggunakan kamus biologi bergambar ini adalah Bapak Drs.
Mursyid, M.Pd yang merupakan dosen Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi. Validasi yang dilakukan ahli bahasa terkait dengan aspek
50

penggunaan bahasa dalam media. Validasi oleh ahli bahasa selain


melakukan penilaian kelayakan, ahli bahasa juga memberikan
komentar dan saran untuk memperbaiki media. Adapun hasil
validasi yang dilakukan oleh ahli bahasa dapat dilihat di tabel IV.3
berikut:
Tabel IV.3
Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran Oleh Ahli Bahasa
Skala Penilaian
NO Indikator
1 2 3 4
Bahasa yang digunakan baik untuk menjelaskan konsep
1 √
maupun ilustrasi aplikasi konsep
Bahsa yang digunakan sesuai dengan kemantangan
2 √
emosi siswa
Pesan (materi ajar) yang disajikan dengan bahasa yang
3 √
mudah dipahami dan jelas.
Bahsa yang dginakan menarik dan lazim digunakan
4 √
dalam komunikasi tulis bahsa indonesia

Skor Yang Diperoleh 16

Skor Maksimum 16

Persentase Kelayakan 100%

Kriteria Sangat Layak

Berdasarkan hasil penilaian dari ahli bahasa dapat


dinyatakan bahwa media sangat layak digunakan revisi kecil yaitu
pada penulisan pada prakata “penulis” di hilangkan. Hasil validasi
menunjukkan persentase penilaian sebesar 100% dengan kriteria
sangat layak.

d) Implementation
Pada tahap implementasi ini hanya diimplementasikan pada siswa
MTs Nurul Huda Mendalo. Semua rancangan media yang telah
dikembangkan diterapkan setelah dilakukan revisi. Media pembelajaran
Kamus Biologi Bergambar Edisi Sel yang telah dikembangkan,
51

diimplementasikan pada situasi yang nyata yaitu di kelas VII.


Implementasi yang dimaksudkan untuk melihat tingkat kepraktisan pada
media tersebut berdasarkan respon atau tanggapan dari gutu mata
pelajaran dan siswa. Setelah guru dan siswa selesai memperhatikan media
pembelajaran tersebut, maka diberikanlah angket oleh pengembang.
Angket ini bertujuan untuk melihat sejauh mana respon guru dan s i s w a
terhadap media pembelajaran dengan menggunakan Kamus Biologi
Bergambar yang sudah dikembangkan.
Adapun hasil respon Guru dan siswa terhadap media pembelajaran
menggunakan Kamus Biologi Bergambar dapat dilihat pada tabel IV.4
dan tabel IV.5 berikut :
Tabel IV.4
Hasil Penilaian Respon Guru Mata plajaran Terhadap Media Pembelajran
Skala Penilaian
NO Indikator
STS TS S SS
Pokok materi yang terdapat dalam kamus tersusun
1 √
secara logis dan sistematis
2 Bahas ayang digunakan mudah dipahamai √
Tampilan warna dan gambar menarik untuk
3 √
membacanya
Kamus yang digunakan praktis dan mudah dibawa
4 √
kemana saja
Komunikasi gambar dan tulisan pada kamus
5 √
komunikatif

Kamus yang dikembangka memberi kesempatan


6 √
pada guru untuk menuangkan pendapat

Pokok materi yang terdapat dalam kamus sesuai


7 √
dengan SK dan KD terdapat dalam KTSP

Skor Yang Diperoleh 26

Skor Maksimum 28

Persentase Kelayakan 93%

Kriteria Sangat Praktis


52

Menurut pendapat guru mata pelajaran.kamus biologi bergambar


sudah cukup baik, Selanjutnya agar media ini dapat terus dikembangkan
sebagai media pembelajaran pada materi SEL.

Tabel IV.5
Hasil Penilaian Respon Siswa Terhadap Media Pembelajaran

No Pernyataan Persentase Kriteria

Materi pelajaran sesuai


1 93% Sangat Praktis
dengan SK mata pelajaran
Materi pelajaran sesuia
2 93% Sangat Praktis
dengan KD mata pelajaran
Materi yang disajikan sesuai
3 dengan konsep buku cetak 80% Praktis
yang biasa dipakai
Materi yang dibuats esuai
4 89% Sangat Praktis
dengan teori dan lengkap
Uraian gambar jelas dan
5 sesuai dengan materi yang 96% Sangat Praktis
disajikan
Istilah kata yang ada di
kamus mempermudah
6 89% Sangat Praktis
pemahaman siswa terhadap
materi
Ukuran huruf kamus pada
7 89% Sangat Praktis
tulisan sudah sesuai
Tampilan judul dan sub
8 98% Sangat Praktis
judul pada kamus jelas
Kalimat yang digunakan
9 dalam kamus sederhana dan 100% Sangat Praktis
mudah dimengerti
Bahasa yang digunakan
10 dalam kamus sesuai dengan 98% Sangat Praktis
EYD
Bahasa yang digunakan
11 konkrit sesuai dengan teori 98% Sangat Praktis
yang ada
53

Teknik penyajian kamus


12 98% Sangat Praktis
menarik perhatian siswa
Materi yang disajikan
13 mendorong minat siswa 94% Sangat Praktis
untuk belajar
Kamus mempermudah
14 pemahaman konsep dalam 85% Sangat Praktis
pembelajaran
Kamus mempermudah
siswa untuk belajar dimana
15 94% Sangat Praktis
saja,karena ukurannya
simpel
Kamus memiliki ukuran
dengan format buku yang
16 baik, yang memudahkan 98% Sangat Praktis
siswa untuk belajar
dimanapun.
Desain kulit kamus menarik
17 perhatian siswa untuk 83% Sangat Praktis
membaca

Desain isi kamus menarik,


18 sehingga siswa tertarik 92% Sangat Praktis
untuk membaca

Cetakan warna gambar pada


19 98% Sangat Praktis
kamus jelas

Persentase Rata-Rata 93% Sangat Praktis

Berdasarkan hasil penyebaran angket kepada siswa yang menjadi


responden memberikan respon positif. pada tabel IV.5 menunjukkan hasil
rata-rata respon atau tanggapan yang diberikan oleh siswa diperoleh
persentase kelayakan sebesar 93% dengan kriteria penilaian Sangat
Praktis.
54

e) Evaluation
Evaluasi adalah tahap terakhir dari model pengembangan ADDIE.
Evaluasi yang dimaksud disini adalah evaluasi dari kegiatan
implementasi. Hasil evaluasi didapatkan dari saran guru mata pelajaran
dan siswa selama uji coba tersebut dilaksanakan, sehingga dari tahap
evaluasi ini maka dilakukan revisi akhir.
Selain daripada itu pada tahap akhir ini akan dilakukan uji
Efektivitas media pembelajaran dengan memberikan sejumlah pertanyaan
berbentuk esay kepada siswa untuk melihat peningkatan pemahaman hasil
belajar siswa. Pada tahap ini akan dilihat peningkatan pemahaman siswa
terhadap pembelajaran organisasi kehidupan pada sub bab sel dengan
menggunakan kamus bergambar. Dalam uji efektifitas ini dilakukan
dengan dua kali sesi test, yaitu tes awal untuk mengukur pemahaman awal
mahasiswa sebelum menggunakan media pembelajaran dan tes akhir
untuk mengukur pemahaman akhir mahasiswa setelah menggunakan
media pembelajaran.
Data hasil uji efektivitas ini dihasilkan dari siswa yang telah
mengikuti tes awal dan tes akhir, siswa yang tidak mengikuti salah satu
tes maka data nya tidak dapat diakumulasikan. Pada penelitian ini hanya
11 orang dari 12 orang siswa yang mengikuti tes awal dan tes akhir.
Adapun data hasil tes uji efektivitas mahasiswa dapat dilihat pada tabel
IV.6 berikut :
55

Tabel IV.6
Hasil Uji Efektivitas Media Pembelajaran Oleh Siswa
Nilai
No Nama
Tes Awal Tes Akhir
1 AF 50 60
2 AI 55 87
3 AAP 55 70
4 FA 50 87
5 NP 60 40
6 KC 57 70
7 R 45
8 MDL 50 65
9 MAS 47 87
10 DPP 47 87
11 PA 48 87
12 SNI 32 70
Jumlah 551 810
50 74
Gain Efektivitas 0.48%
Kriteria Sedang

Berdasarkan hasil tes yang ditunjukkan pada tabel IV.6


menunjukkan tingkat pemahaman mahasiswa meningkat sebesar 0.48%
dengan kriteria Sedang. Maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran kamus biologi bergambar untuk SMP/MTS efektif untuk
digunakan pada mata pelajaran IPA pada materi Sel dikelas VII.

B. Pembahasan
1. Desain Media Pembelajaran
Mendesain suatu media pembelajaran berupa kamus biologi bergambar
sama hal nya dengan merancang buku pada umumnya agar dapat dimanfaatkan
oleh pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran dimaksudkan agar
peserta didik dapat belajar mandiri. Awal pembuatan media pembelajaran ini
adalah menentukan materi apa yang akan dijadikan sebagai pokok bahasan
56

dalam pembuatan media pembelajaran. Materi yang dipilih adalah materi


Organisasi kehidupan pada sub bab SEL.
Model yang digunakan dalam mendesain kamus bergambar yaitu
menggunakan pendekatan ADDIE yang terdiri dari (1) analisis; yaitu
menganalisis keadaan di lapangan, kebutuhan terhadap kurikulum maupun
keadaan siswa. (2) desain; merancang kamus biologi bergambar mulai dari
bagian depan.isi,tampilan dan menyesuaikan materi dengan SK maupun
KD.(3) development; tahap produksi kamus biologi bergambar yang telah di
validasi oleh para ahli.(4) menerapkan kamus biologi bergambar pada situasi
nyata yang dilakukan di MTs Nurul Huda Mendalo.(5) evaluasi: untuk
mengetahui responden siswa terhadap kamus biologi bergambar serta dilakukan
uji efektivitas untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa terhadap kamus
biologi bergambar.
Proses pembuatan media pembelajaran ini disesuaikan dengan desain
awal yang telah dibuat pada tahap Design. Dari produk awal yang telah dibuat
dilakukan uji ahli materi, ahli media dan ahli bahasa dengan tujuan untuk
mengetahui kelayakan media pembelajaran berdasarkan pemikiran rasional,
belum berdasarkan fakta dilapangan. Penilaian dilakukan menggunakan angket
terbuka. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian, kelebihan, dan
kekurangan media yang dikembangkan. Jika masih terdapat kekurangan akan
dilakukan revisi serta peninjauan kembali media pembelajaran berdasarkan
penilaian dan komentar dari para ahli.
Hasil penilaian ahli desain media, ahli meteri dan ahli bahasa
menunjukkan media pembelajaran sangat layak digunakan dalam
pembelajaran (Tabel IV.1, Tabel IV.2 dan tabel IV.3) dengan persentase
kelayakan desain media sebesar 86 % , persentase kelayakan materi sebesar
100 % dan persentase kelayakan bahasa sebesar 95%. Namun validator ahli
juga memberikan saran perbaikan media. Ahli materi memberikan saran
berupa penambahan materi perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan agar materi
tidak mengambang. Ahli bahasa juga memberikan saran berupa pengurangan
57

tata bahasa pada tulisan “penulisan” agar di hapus.


Hasil akhir penilaian validator ahli mengenai pengembangan media
berupa Kamus Biologi Bergambar memenuhi kriteria layak untuk digunakan
sebagai media pembelajaran, sehingga selanjutnya dapat dilakukan uji coba
pada peserta didik.

2. Hasil Uji Coba


Uji coba pembelajaran dilakukan dengan uji Praktikalitas dan
Efektivitas media pembelajaran. Uji praktikalitas dilakukan dengan
menyebarkan angket tanggapan kepada guru mata pelajaran dan Siswa.
Berdasarkan tanggapan dari guru mata pelajaran IPA pada tabel IV.4 diperoleh
persentase kepraktisan sebesar 93% dengan kriteria sangat praktis. Menurut
tanggapan guru mata pelajaran IPA media yang dikembangkan sudah cukup
baik untuk diterapkan pada mata pelajaran IPA materi organisasai kehidupan
Sub pembahasan mengenai SEL. Cakupan isi materi nya sudah sesuai dengan
tujuan pembelajaran sesuai dengan capaian pembelajaran, sesuai, mudah
dipahami, serta penyajian dan bahasa yang digunakan sudah baik. Untuk
praktikalitas media berdasarkan tanggapan siswa pada tabel IV.5 diperoleh
persentase kepraktisan sebesar 93% dengan kriteria sangat praktis.

Kemudian untuk uji Efektivitas media pembelajaran dilakukan dengan


memberikan sejumlah pertanyaan berbentuk esay untuk melihat hasil tes awal
dan tes akhir yang diikuti oleh 11 orang siswa kelas VII.1 di Mts Nurul Huda
Mendalo. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan menunjukkan adanya
peningkatan hasil tes. Nilai rata-rata tes awal sebesar 50 dan nilai rata-rata akhir
74, setelah dianalisis dengan menggunakan rumus efektivitas diperoleh tingkat
keefektivan sebesar 0.48% dengan kriteria sedang (tabel IV.6).
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa
“Pengembangan media Kamus Biologi Bergambar Edisi Sel di Mts Nurul
Huda Mendalo” sudah valid, praktis dan efektif untuk digunakan sebagai
penunjang pembelajaran IPA pada materi organisasi kehidupan sub bab Sel.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan media pembelajaran
Kamus Biologi Bergambar Untuk Sekolah Menngah Pertama pada pokok bahasan
sel, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Media pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada model
pengembangan ADDIE yang meliputi tahap analysis (analisis), design
(desain), development (pengembangan), Implementation (implementasi)
dan evaluation (evaluasi).
2. Berdasarkan penilaian dari para ahli media, ahli materi dan ahli bahasa
Media pembelajaran dikategorikan sangat valid, dengan persentase rata-
rata sebesar 94%.
3. Berdasarkan respon atau tanggapan dari guru mata pelajaran dan Siswa,
media pembelajaran dikategorikan sangat praktis, dengan persentase rata-
rata sebesar 93%.
4. Hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media
pembelajaran mengalami peningkatan yang cukup baik dengan persentase
sebesar 0.48% dan dikategorikan mengalami peningkatan sedang.

B. Saran
1. Disarankan kepada guru agar dapat memberikan penunjang pembelajaran
tambahan yang yang menarik dan bervariasi kepada siswa sehingga, siswa
tertarik untuk membaca,serta mudah memahami hal hal yang abstrak dalam
buku cetak maupun LKS yang terlihat membosankan, salah satu contonya
yaitu media Kamus Biologi Bergambar.
2. Penelitian dan pengembangan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
bagi para peneliti di masa yang akan datang untuk dapat lebih

58
59

menyempurnakan penelitian dan pengembangan ini dengan lebih baik dan


menarik sebagai penunjang pembelajaran Biologi di Sekolah maupun
dimasyarakat.
60

Daftar Pustaka

Arsyad Azhar.2011.Media Pembelajaran Cetakan ke-15. Jakarta : Rajawali Pers


Depdiknas.2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Untuk Sekolah
Dasar/MI. Jakarta : Terbitan Depdiknas
Fitria Dwi.A(2017). Pengembangan Media Gambar Berbasis Potensi Lokal Pada
Pembelajaran Materi Keanekaragaman Hayati Di Kelas X Sman 1 Pitu
Riase Kab. Sidenreng Rappang.
http://repositori.uinalauddin.ac.id/8473/1/Annisa%20Dwi%20Fitria.pdf
KBBI (edisi keempat).2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Kukuh Andri Aka. Model-model Pengembangan Bahan Ajar (Februari 2013)
http://belajarpendidikanku.blogspot.co.id/2013/02/model-model-
pengembangan-bahan-ajar.html (diakses 13 Februari 2019).
Koes Irianto.2017. Anatomi dan Fisiologi. Bandung:Alfabeta
Martinis, Y. (2013). Desain Baru pembelajaran Konstruktivistik. Jogjakarta :
Aswaja Presindo
Munadi.Y.2010.Media Pembelajaran:Gaung Persada
Pamungkas Js, Irwansyah E.2013. Kamus Pintar Biologi. Pustaka makmur.
Punaji Setyosari.2015.Metode Penelitian Pendidikan dan pengembangan.Jakarta
: kencana
Purnomo Aji (2015). Pengembangan Aplikasi Kamus Biologi Sma Berbasis Visual
Studio Deng
an Pokok Bahasan Klasifikasi Tumbuhan Di Sma Pgri Jepara.
http://lib.unnes.ac.id/20398/1/1102410020-s.pdf
Reni.(2017). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Adobe Flash
Professional CS6 Pada Materi Teori Kinetik Gas Di Sekolah Menengah
Atas Negeri 6 Muaro Jambi. Skripsi. UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi. “tidak dipublikasikan”
61

Sanaky, Hujair AH. 2013, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif.


Yogyakarta:KAUKABA DIPANTARA
Sugiyono.2014.Metode penelitian pendekatan, kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung : alfabeta
-------------. 2015. Metode Penelitian & Pengembangan (research and
development). Bandung : Alfabeta
Tim Penyusun. (2018). Panduan Penulisan Skripsi. UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : MTs Nurul Huda

Kelas/ Semester : VII

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Materi Pokok : sistem organisasi kehidupan

Sub materi : Sel

Alokasi Waktu : 1 x 45 Menit (1 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur disiplin,tanggung jawab,
peduli (toleransi gotong royong) santun percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dari alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang di pelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

B. Kompetensi Dasar :
3.6 Mendiskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai
dari tingkat sel sampai organisme.

C. indikator

3.6.1 menjelaskan pengertian sel

3.6.2 menyebutkan bagian bagian sel

3.6.3 membedakan sel hewan dan sel tumbuhan

D. Tujuan pembelajaran

1. peserta didik mampu menyebutkan pengertian sel

2. peserta didikmampu memahami bagian-bagian yang menyususn sel


hewan dan sel tumbuhan.

3. peserta didik mampu mebedakan bagian bagian yang menyusun sel


hewan dan sel tumbuhan

E. Materi

Sel adalah unit terkecil dari mahluk hidup .Ukuran sangat kecil untuk
melihat harus dibantu dengan mikroskop .

Didalam sel terdapat tiga bagian utama yaitu :

1. Mebran sel atau selaput sel merupakan selaput yang membungkus seluruh
isi sel yang berfungsi untuk melakukan pertukaran zat dalam sel.zat itu
antara lain oksigen, zat makanan dan sisa metabolisme. Dinding sel hanya
terdapat pada tumbuhan tersusun atas selulosa.
2. Inti sel atau nukleus merupakan bagian terpenting yang mengatur seluruh
kegiatan sel yang biasanya bentuk inti sel bulat dan didalamnya terdapat
kromosom yang merupakan benang-benang pembawa sifat keturunan.
3. Sitoplasma merupakan cairan yang mengisi seluruh bagian sel .Didalam
sitoplasma terlarut zat makanan dan zat-zat lainnya . selain itu terdapat
benda-benda khusus yang disebut dengan organel sel dan rongga sel (
vakuola ).
Didalam organel sel tersebut terdapat antara lain :

1. Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein atau pembentukan


protein.
2. Mitokondria berfungs untuk melakukan respirasi sel atau pernapasan sel
untuk mendapatkan energi .
3. Badan golgi befungsi sebagai alat pengeluaran.
4. Retikulum endoplasma berfungsi sebagai sekresi protein dan lemak.
5. Vakuola merupakan rongga sel . pada vakuola terdiri dari dua yaitu vakuola
berdenyut berfugsi untuk pengeluaran dan vakuola makanan berfungsi
sebagai tempat pencernaan makanan.
6. Kloroplas adalah zat warna hijau daun.
7. Lisosom adalah perisikel yang terbentuk dari badan golgi yang mengandung
enzim-enzim hidrolitik yang berperan dalam proses pencernaan.
8. Sentriol adalah perkembangan dari sentrosom. Sentriol brupa kumpulan
mikrotubulus yang strukturnya berbentuk bintang. Dalam setiap sel terdapat
sepasang sentriol. Pada saat terjadi pembelahan sel, sentriol ini akan
memisah satu sama lain untuk membentuk gelendong pembelahan. Hanya
ditemukan pada sel hewan.

Perbedaan sel tumbuhan dengan sel hewan

 Sel tumbuhan memiliki dinding sel sedangkan sel hewan tidak memiliki
dinding sel
 Sel tumbuhan memiliki plastida terutama kloroplas yang berfngsi untuk
Fotosintesis , sedangkan sel hewan tidak memilki plastida
 Sel hewan memilki sentrosom , sedangkan sel tumbuhan tidak memiliki
sentrosom .
F. model dan metode pembelajaran

1. metode : diskusi

2. model : think pairs share

3. pendekatana : scientific

G. media/alat dan sumber belajar

1. media : kamus biologi bergambar

2.sumber belajar : buku ipa terpadu,internet


H. Langkah langkah kegiatan pembelajaran

NO Kegiatan Deskripsi Alokasi


Waktu

1 Pendahuluan  Guru memberi salam, 5 Menit


selanjutnya menanyakan
kabar peserta didik.
 Guru menunjuk ketua kelas
untuk memimpin doa sebelum
memulai pembelajaran.
 Meminta siswa mengecek
kebersihan kelas minimal
disekitar meja dan kursi
tempat duduknya.
 Mengecek absensi.
 Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
 Menanyakan materi yang
berhubungan dengan materi
yang akan dibahas.
2 Inti  Guru menanyakan kepada 35 Menit
siswa seputar materi yang
akan diajarkan.
 Guru menyampaikan materi
pelajaran secara umum
tentang klasifikasi materi
 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya apa yang tidak
dimengerti.
 Guru membuat kelompok
belajar dan memberikan tugas
untuk dikerjakan bersama
masing-masing kelompok
 Guru meminta siswa
menyajikan atau
mempersentasikan hasil
diskusi kelompok
3 Penutup  Guru bersama siswa membuat 5 Menit
kesimpulan/rangkuman
pembelajaran.
 Guru menghimbau siswa agar
lebih semangat dalam
mengikuti pelajaran
setrerusnya.
 Guru merencanakan tidak
lanjut dalam menyampaikan
rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
 Guru menunjuk ketua kelas
memimpin doa sebelum
berakhirnya pembelajaran.
 Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam.

I. Peniliaian
1. Jenis penilaian: tes tertulis
2. Bentuk penilaian : uraian
3. Soal terlampir
Instrumen soal

1. Apa yang dimaksud dengan sel ? (skor 20)


2. Sebutkan bagian bagian utama sel sebagai penyusun kehidupan! (skor 25)
3. Sebutkan organel organel sel! (skor 25)
4. Jelaskan perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan! (skor 30)
Kunci jawaban

1. Sel adalah unit terkecil dari mahluk hidup.


2. Didalam sel terdapat tiga bagian utama yaitu,Membran sel atau selaput
sel,Inti sel atau nukleus,Sitoplasma.
3. Organel organel sel yaitu Ribosom,Lisosom,Mitokondria,Badan
golgi,Retikulum endoplasma,Vakuola,Kloroplas.Sentriol
4. Perbedaan sel tumbuhan dengan sel hewan. Sel tumbuhan memiliki dinding
sel sedangkan sel hewan tidak memiliki dinding sel. Sel tumbuhan memiliki
plastida terutama kloroplas yang berfngsi untuk Fotosintesis , sedangkan sel
hewan tidak memilki plastida.Sel hewan memilki sentrosom , sedangkan sel
tumbuhan tidak memiliki sentrosom.
Lampiran 2: Lembar Validasi Media

LEMBAR VALIDASI KAMUS BIOLOGI BERGAMBAR UNTUK


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

(DITINJAU DARI PENYAJIAN DAN TAMPILAN KAMUS)

Petunjuk Pengisian :

Memberikan tanda () pada kolom skor (1,2,3 dan 4) yang menurut anda sesuai,
dengan Kriteria penskoran sebagai berikut.

1 = apabila aspek yang dinilai tidak sesuai dengan sajian yang ada dalam
media pembelajaran tersebut
2 = apabila aspek yang dinilai cukup sesuai dengan sajian yang ada dalam
media pembelajaran tersebut
3 = apabila aspek yang dinilai sesuai dengan sajian yang ada dalam media
pembelajaran tersebut
4 = apabila aspek yang dinilai sangat sesuai dengan sajian yang ada dalam
media pembelajaran tersebut.

ASPEK PENILAIAN

NILAI
No Indikator
1 2 3 4

Aspek Rekayasa Media

1 Keefisienan penggunaan media √

2 Keefektifan penggunaan media √

3 Keterpatan pemilihan media √

Aspek Komunikasi Media


4 Media mudah dipahami √

5 Tampilan menarik √

6 Bersifat inovasi √

7 Keterbacaan huruf jelas √

8 Tersusun dengan rapi √

9 Gambar sesuai dengan tema √

10 Pengaturan tata letak √

11 Ketepatan dalam pemilihan warna √

Skor yang diperoleh

Skor maksimum

Persentase kelayakan

Kriteria Layak dengan revisi

Saran dan Perbaikan :

Jilid buku di perbaiki,tulisan masih kecil/kurang terbaca


Lampiran 3: Lembar Validasi Materi

LEMBAR VALIDASI KAMUS BIOLOGI BERGAMBAR UNTUK SEKOLAH


MENENGAH PERTAMA

(DITINJAU DARI MATERI YANG DIMUAT DALAM KAMUS)

Petunjuk Pengisian :

Memberikan tanda () pada kolom skor (1,2,3 dan 4) yang menurut anda sesuai,
dengan Kriteria penskoran sebagai berikut.

1 = apabila aspek yang tidak sesuai dengan sajian yang ada dalam media
pembelajaran tersebut
2 = apabila aspek yang dinilai cukup sesuai dengan sajian yang ada dalam
media pembelajaran tersebut
3 = apabila aspek yang dinilai sesuai dengan sajian yang ada dalam media
pembelajaran tersebut
4 = apabila aspek yang dinilai sangat sesuai dengan sajian yang ada dalam
media pembelajaran tersebut.

Angket kelayakan media (kriteria isi/materi)

ASPEK PENILAIAN

NILAI
No Butir
1 2 3 4

Aspek Pembelajaran

1. materi yang disajikan mencerminkan


jabaran substansi materi yang terkandung √
dalam SK (Standar Kompetensi)

2. materi yang disajikan mencerminkan


jabaran substansi materi yang terkandung √
dalam KD (Kompetensi dasar)
3. Kesesuaian materi dengan tujuan

pembelajaran

4 Kesesuaian materi dengan indikator



pembelajaran

5. Kesesuaian materi dengan keadaan siswa √

6. Materi mencakup mulai dari pengenalan


konsep sampai dengan interaksi antar √
konsep

7 Materi yang disajikan sesuai dengan √


kenyataan dan efisien untuk
meningkatkan pemahaman siswa

8. Materi yang disajikan lengkap √

9. Materi tersusun secara sistematis √

10. Penyajian materi dapat memotivasi siswa √


terlibat secara mental dan emosional
dalam pencapaian KD dan SK

Saran dan Perbaikan:

Kamus nya sudah dapat digunakan untuk penelitian


Keputusan

Petunjuk:

Silahkan bapak atau ibu memberikan tanda () pada kolom A,B,C. dengan
penggunaan skala sebagai berikut :

A: layak tampa perbaikan

B: layak dengan pebaikan

C:belum layak

A B C


Lampiran 4: Lembar Validasi Bahasa

LEMBAR VALIDASI KAMUS BIOLOGI BERGAMBAR UNTUK SEKOLAH


MENENGAH PERTAMA

(DITINJAU DARI BAHASA)

Petunjuk Pengisian :

Memberikan tanda () pada kolom skor (1,2,3 dan 4) yang menurut anda sesuai,
dengan kriteria penskoran sebagai berikut.

5 = apabila aspek yang dinilai tidak sesuai dengan sajian yang ada dalam
Buku Saku
6 = apabila aspek yang dinilai cukup sesuai dengan sajian yang ada dalam
Buku Saku
7 = apabila aspek yang dinilai sesuai dengan sajian yang ada dalam Buku
Saku
8 = apabila aspek yang dinilai sangat sesuai dengan sajian yang ada Buku
Saku
ASPEK KEBAHASAAN

No Butir Skor

1 2 3 4

A. SESUAI DENGAN TINGKAT √


PERKEMBANGAN SISWA
1 Bahasa yang digunakan baik untuk
menjelaskan konsep maupun ilustrasi √
aplikasi konsep,

2. Bahasa yang digunakan sesuai dengan



kematangan emosi siswa

3. Pesan (materi ajar) disajikan dengan



bahasa yang mudah dipahami dan jelas
4. Bahasa yang digunakan menarik dan
lazim digunakan dalam komunikasi tulis √
bahasa Indonesia

Saran dan Perbaikan:

Kamus sudah layak digunakan sebagai media pembelajaran


Lampiran 5 : Tanggapan Guru Mata Pelajaran

ANGKET TANGGAPAN GURU MATA PELAJARAN BIOLOGI TERHADAP


KAMUS BIOLOGI

Memberikan tanda () pada kolom skor (SS, S, TS, dan STS) yang menurut anda
sesuai, dengan kriteria penskoran sebagai berikut.

STS =apabila aspek yang dinilai sangat tidak sesuai dengan sajian yang ada
dalam Buku Saku
TS =apabila aspek yang dinilai tidak sesuai dengan sajian yang ada dalam
Buku Saku
S =apabila aspek yang dinilai sesuai dengan sajian yang ada dalam Buku
Saku
SS =apabila aspek yang dinilai sangat sesuai dengan sajian yang ada Buku
Saku

Tanggapan
No Aspek
SS S TS STS

1 Pokok materi yang terdapat dalam Kamus tersusun √


secara logis dan sistematis

2 Bahasa yang digunakan mudah dipahami √

3 Tampilan warna dan gambar kamus menarik √


perhatian untuk membacanya

4 Kamus yang dikembangkan praktis dan mudah √


dibawa kemana saja.

5 Kamus yang dikembangkan memberi kesempatan √


kepada guru untuk menuangkan pendapat.

6 Kombinasi gambar dan tulisan pada kamus √


komunikatif

7 Pokok materi yang terdapat dalam kamus sesuai √


dengan SK dan KD yang terdapat dalam KTSP
Lampiran 6 : Angket Persepsi Siswa

ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP KAMUS BIOLOGI

PETUNJUK PENGISIAN :

a. Bacalah petunjuk pengisian yang diberikan.


b. Isilah data diri anda sesuai dengan yang diminta.
c. Pada kuesioner ini terdapat 19 pertanyaan.
d. Perhatikan keterangan pilihan jawaban sebelum menjawab pertanyaan
SS = Sangat setuju

S = Setuju

R = Ragu-ragu

TS = Tidak setuju

STS = Sangat tidak setuju

e. Berilah tanda ceklist (√) pada salah satu kolom pilihan untuk jawaban yang benar-
benar sesuai dengan pilihan anda.

Nama : Nayla Putri

Kelas : VII.1

Sekolah: Mts Nurul Hunda Mendalo

Indikator Kriteria SS S R TS STS

1. Materi pelajaran sesuai √


dengan SK mata pelajaran
2. Materi pelajaran sesuai √
dengan KD mata pelajaran
3. Materi yang dibuat sesuai √
dengan konsep yang
Kelayakan isi biasanya di sajikan dalam
buku-buku cetak yang
dipakai
4. Materi yang dibuat sesuai √
dengan teori dan lengkap
5. Uraian gambar jelas dan √
sesuai dengan materi yang
disajikan
6. Istilah kata yang ada di √
kamus mempermudah
pemahaman siswa
terhadap materi
kebahasaan 7. Ukuran huruf kamus pada √
tulisan sudah sesuai
8. Tampilan judul dan √
subjudul kamus jelas
9. Kalimat yang digunakan

dalam kamus sederhana
dan mudah dimengerti
10. Bahasa yang digunakan
dalam kamus sesuai √
dengan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar
11. Bahasa yang digunakan
konkrit, sesuai dengan √
kenyataan teori yang ada

Penyajian 12. Tekhnik penyajian kamus √


menarik perhatian siswa
Kamus untuk membaca
13. Materi yang di sajikan

mendorong minat siswa
untuk belajar
14. Kamus memudahkan √
dalam memahami konsep
pembelajaran
15. Kamus memudahkan
siswa untuk belajar √
dimana saja, karena
ukurannya simpel.
Kegrafikan 16. Kamus memiliki ukuran
dengan format buku yang

baik, yang memudahkan
siswa untuk belajar
dimanapun
17. Desain kulit kamus √
menarik perhatian siswa
untuk membaca
18. Desain isi kamus menarik, √
sehingga siswa tidak
bosan untuk membaca
19. Cetakan warna gambar √
pada kamus jelas
Lampiran 7: Dokumentasi

Kegiatan proses pembelajaran


Peneliti menjelaskan tentang kamus biologi bergambar
Proses pengisian angket dan soal oleh siswa
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURICULUM VITAE)

Nama : Asma’ul Husna

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat/Tgl lahir : Lubuk Bumbun 12 Juli 1997

Alamat : Perumahan Bahri Makmur Mendalo Darat

Alamat email : Asmaulhsn12@gmail.com

No kontak : 082282852264

Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal

1. SD/MI : SD Negeri 150 Lubuk Bumbun 2009


2. SMP/MTS : SMP Negeri 19 Palembang 2012
3. SMU/MA : SMA Muhammadiyah 1Palembang 2015

Pengalaman Organisasi

1. Bendahara Umum Dema Fakultas Tarbiyah


2. Bendahara II Dema Uin Jambi
3. Ketua kopri rayon tadris
4. Pemberdayaan perempuan HMPM Jambi
5. Mapala Sutha Uin Jambi

Motto Hidup : Hiduplah dengan penuh percaya diri dan keyakinan

Jambi, 12 November 2019

Penulis

Asma’ul Husna

Anda mungkin juga menyukai