Anda di halaman 1dari 4

1.

Akar
Sama seperti tumbuhan pada umumnya yang memiliki akar serabut, akar tumbuhan paku ujungnya
juga dilindungi oleh kaliptra.
2. Batang
Batang tumbuhan paku jika muncul di atas permukaan hanya berkisar antara 0,5m. Sebagian jenis
tumbuhan paku umumnya juga tidak tampak, namun justru di dalam tanah berupa rimbang.
Namun, ada juga jenis tumbuhan paku yang tingginya dapat mencapai 5m. Tumbuhan paku tersebut
adalah paku pohon atau paku tiang. Dalam jenis tumbuhan paku juga terdapat tumbuhan paku yang
bercabang, yaitu Cyathea dan Alsophilla.
3. Daun
Pada usia muda daun tumbuhan paku akan menggulung dan melingkar. Berdasarkan ukuran dan
susunannya, daun tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi epidermis, daging daun, dan tulang daun.
Daun tumbuhan paku dibagi menjadi dua, yaitu makrofil dan mikrofil.
Makrofil adalah daun yang bentuknya besar, bertulang daun, bertangkai, serta bercabang. Pinna
merupakan keseluruhan daun dalam satu tangkai daun dalam tumbuhan paku. Daun ini sudah
memperlihatkan diferensiasi sel.
Mikrofil adalah daun yang berbentuk kecil seperti rambut, tidak bersisik, tidak bertulang daun, dan
tidak bertangkai. Daun ini belum dapat memberlihatkan diferensiasi sel.
Di sisi lain, jika dilihat dari fungsinya, tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sporofil
dan tropofil.
Tropofil merupakan daun yang berfungsi khusus untuk fotosintesis. Daun ini tidak memiliki sorus
namun banyak mengandung korofil.
Sedangkan daun sporofil merupakan daun yang menghasilkan spora. Daun ini juga dapat disebut
sebagai troposporofil karena juga dapat melakukan proses fotosintesis.

Struktur tubuh tumbuhan paku akan dijelaskan sebagai berikut.

Seperti tumbuhan pada umumnya, tubuh paku dapat dibedakan menjadi akar, batang, dan
daun. Bagian-bagian ini nampak sangat jelas pada jenis paku yang berbatang tinggi seperti
paku tiang. Tumbuhan paku mengalami dua fase dalam kehidupannya atau biasa disebut
dengan pergiliran keturunan. Dalam siklus hidupnya paku mengalami fase gametofit dan fase
sporofit. Fase gametofit paku berukuran sangat kecil dan sulit diamati sedangkan fase sporofit
merupakan bentuk tumbuhan paku yang biasa kita lihat. Penjelasan lebih rinci tentang 2 fase
yang dialami tumbuhan paku dapat dibaca pada artikel Siklus Hidup Tumbuhan
Paku dan Reproduksi Tumbuhan paku.
Sporofit dan gametofit tumbuhan paku

Akar tumbuhan paku

Fase gametofit tumbuhan paku memiliki akar semu yang disebut rhizoid, akar semu ini seperti
yang terdapat pada tumbuhan lumut. Rhizoid memiliki fungsi yang sama dalam menyerap air
dan mineral dari dalam tanah, namun masih memiliki struktur jaringan yang sederhana.
Sedangkan fase sporofitnya memiliki akar sejati dengan tipe akar serabut. Akar serabut adalah
tipe akar yang tidak memiliki akar pokok, seperti yang dimiliki oleh tumbuhan monokotil (padi,
jagung, dll).

Batang tumbuhan paku

Batang tumbuhan paku pada fase gametofit disebut protalium. Batang ini memiliki bentuk
seperti lembaran kecil yang juga berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Bisa juga dikatakan
bahwa batang semu ini juga berlaku sebagai daun semu. Sedangkan pada fase sporofit,
tumbuhan paku telah memiliki batang sejati dengan jaringan pembuluh angkut xilem dan
floem. Batang paku ada yang berukuran pendek hingga hampir tidak nampak dan ada pula
yang tinggi seperti pohon.

Daun tumbuhan paku

Daun tumbuhan paku dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan fungsinya. Pembahasan
tentang daun hanya terbatas pada fase sporofit tumbuhan paku. Berdasarkan bentuknya, daun
paku dapat dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil merupakan daun berukuran kecil
(seperti gumpalan) yang terdapat di sekitar batang dan tulang daun paku. Mikrofil merupakan
daun yang belum terdiferensiasi, artinya daun tersebut masih memiliki jenis jaringan yang
sama, belum memiliki jaringan yang berbeda-beda. Sedangkan makrofil merupakan daun sejati
yang digunakan untuk melakukan fotosintesis. Jaringan makrofil telah terdiferensiasi sehingga
dapat dibedakan bagian epidermis (lapisan paling luar) dan mesofil daun. Mesofil adalah
bagian di dalam epidermis yang tersusun atas jaringan parenkim dan jaringan pengangkut.

Gumpalan coklat pada sporofil adalah sorus.

Berdasarkan fungsinya, daun paku dapat dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil
merupakan daun yang khusus digunakan untuk melakukan fotosintesis. Sedangkan sporofil
adalah daun yang selain melakukan fotosintesis juga dapat menghasilkan spora sebagai media
perkembangbiakan paku. Spora paku umumnya akan muncul dari bagian bawah daun atau
pada ujung tepi daun. Spora tersebut terdapat dalam kotak spora/ sporangium yang akan
menjadi tempat perkembangan spora, sporangium akan menggerombol membentuk sorus.
Sorus berwarna coklat dan berbentuk seperti gumpalan pada daun.
Sporangium dan spora di dalamnya

Spora tumbuhan paku

Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi paku homospora, paku
heterospora, dan paku peralihan.
 Paku homospora (disebut juga isospora) hanya menghasilkan satu jenis spora saja yang
memiliki bentuk dan ukuran sama. Contoh paku homospora adalah Lycopodium sp. (paku
kawat) dan Adiantum cuneatum (suplir).
 Paku heterospora adalah tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora, yaitu
makrospora (betina) dan mikrospora (jantan).  Contoh paku heterospora adalah Selaginella
sp. (paku rane) dan Marsilea crenata (semanggi).
 Paku peralihan adalah tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan
ukuran sama namun sifatnya berbeda, membawa sifat jantan dan betina. Contoh paku
peralihan adalah Equisetum debile (paku ekor kuda).

Anda mungkin juga menyukai