Skripsi
Oleh
i
ABSTRACT
This study aims to develop social media-based learning media Instagram in the
form of an Instagram account @serabiasyik "Regarding Biology" on the concept
of the Hormone System, to become an alternative learning media for students and
teachers, and to find out the responses of students and teachers to the learning
media developed. The research method used is Research and Development which
consists of 10 stages, but according to needs, it is carried out only at 7 stages,
namely potential and problems, data collection, product design, design validation,
design revision, product testing, and product revision. The subjects in this study
were 39 students from class XI MIPA 1 and XI MIPA 2 SMAN 29 Jakarta. The
data were obtained through product validation to media experts and material
experts, then tested on biology subject teachers then tested on 39 students. The
results of this study are: (1) The quality of the developed learning media based on
social media Instagram is very feasible based on the assessment of media experts
of 93.17%, and also the very feasible category of material experts, as amount to
82.03%; (2) The assessment of the teacher's response to the trial was very good at
100%, while the response of the students got good criteria, namely the small
group test of 78.5% and the field group test of 79%; (3) It can be concluded that
social media-based learning media with developed Instagram content can be used
as alternative learning media for students and teachers.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu, secara khusus penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr.Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si., Sekretaris Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd dosen Pembimbing I dan Ibu Dr. Baiq
Hana Susanti, M.Sc selaku dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan saran kepada
penulis selama proses pembuatan skripsi ini.
4. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Biologi
yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan
selama proses perkuliahan.
5. Bapak Yudhi Munadi M.Ag, Bapak Iwan Permana Suwarna M.Pd, dan
Bapak Munasprianto Ramli, Ph.D yang telah bersedia memberikan
penilaian serta komentar dan sarannya dalam pembuatan media
pembelajaran berbasis media sosial Instagram.
iii
6. Ibu Susi Kristantina, M.Pd Guru SMAN Jakarta yang telah banyak
membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian di SMAN 29 Jakarta serta
pihak-pihak yang terlibat di SMAN 29 Jakarta baik staff wakasek, satpam,
dan siswa- siswi yang membantu mensukseskan pelaksanaan penelitian di
SMAN 29 Jakarta.
7. Sangat teristimewa dan tersayang kedua orangtua tercinta, Ibu Afrita Yanti
dan Bapak Zaenal Abidin, serta adik-adik tercinta Rahman dan Rahma
yang selalu senantiasa mendo‟akan, memberikan perhatian serta
dukungannya kepada penulis.
8. Bapak Drs. H. Naqo‟I Abduh dan Ibu Nani Suryani S.Pd yang telah
dianggap seperti orangtua sendiri oleh penulis terlebih di perantauan,
senantiasa memberikan motivasi yang selalu menguatkan.
9. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi Angkatan 2014 (Formica
rufa) dan teman-teman sekelas di Pendidikan Biologi kelas B (Biobest).
10. Sahabat-sahabat terbaik (Ruby, Tatu, Rahmah, Dessy, Lina) dan sahabat
lainnya yang tidak disebutkan keseluruhannya, terimakasih selalu sedia
membantu, mendukung, dan memotivasi penulis untuk tetap
menyelesaikan penelitian ini.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS . 7
A. Deskripsi Teoritis ......................................................................................... 7
B. Kajian yang Relevan .................................................................................. 21
C. Kerangka Pikir ........................................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 25
A. Waktu dan tempat penelitian ...................................................................... 25
B. Desain atau Metode Penelitian ................................................................... 25
C. Tahap Peneltian .......................................................................................... 25
D. Prosedur Penelitian Pengembangan ........................................................... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 28
F. Instrumen Penelitian................................................................................... 29
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 34
A. Deskripsi Hasil Pengembangan ................................................................. 34
B. Pembahasan ................................................................................................ 51
v
C. Kelebihan dan kekurangan Produk ............................................................ 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 56
A. Kesimpulan ................................................................................................ 56
B. Saran ........................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Maryamah, Evi Roviati, Pengembangan Media E-Learning Berbasis Twitter pada Materi
Biologi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Vol 9, No 1, 2021, h. 53-60
1
2
4
Sigit Prasetyo, Pengembangan Media Lectora Inspire dalam Pembelajaran Sains di
Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 4. 2015
4
yang ada agar penggunaan media sosial bisa dirasakan manfaatnya sebagai
media pembelajaran.
Biologi merupakan mata pelajaran dengan konsep-konsep yang kompleks,
terlebih berkaitan dengan fungsi fisiologi manusia, yang harus bisa dipahami
dengan tepat. Alternatif gambar menarik yang mudah diingat namun tidak
melenceng dari gambar aslinya yang berasal dari sumber terpercaya, dikemas
ulang dan dimodifikasi dalam konten digital di media sosial Instagram
diharapkan mampu membuat perserta didik lebih memahami konsep yang ada
pada Biologi terutama pada konsep Sistem Hormon yang akan diujikan.
Konsep sistem hormon dipilih disesuaikan dari wawancara yang diperoleh
bersama guru serta studi literatur beberapa sumber yang menyebutkan konsep
sistem hormon merupakan salah satu konsep yang sulit dipahami, dan kerap
terabaikan karena berada pada menjelang ujian kenaikan kelas dengan alokasi
waktu yang terbatas. Kemasan konten dibuat dalam bentuk gambar dan video
yang sesuai dengan indikator pembelajaran yang ada.
Proses pengembangan media pembelajaran berbasis media sosial
Instagram ini dilakukan secara online dengan memanfaatkan Zoom meeting
pada proses penelitiannya. Seperti sudah dipaparkan sebelumnya, telah
disebarkan angket pendahuluan dan wawancara untuk mengetahui terlebih
dahulu kebutuhan penelitian sebelum dilakukan penelitian yang dilangsungkan
secara daring (dalam jaringan). Penelitian dilaksanakan via online dikarenakan
sekolah yang masih menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena pandemik
Covid-19 yang masih berlangsung. Penelitian dilaksanakan di SMAN 29
Jakarta karena berdasarkan observasi yang sebelumnya dilakukan, peserta
didik di SMAN 29 Jakarta merupakan pengguna dari media sosial terutama
Instagram. Sehingga ini sesuai dengan kebutuhan penelitian yang sasarannya
adalah peserta didik pengguna Instagram.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, penelitian ini
mengangkat judul: “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Media
Sosial pada Konsep Sistem Hormon”.
5
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat
diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut.
1. Biologi memiliki konsep-konsep yang cukup kompleks untuk cepat
dipahami.
2. Media pembelajaran yang kurang variatif dan menarik membuat peserta
didik mudah lupa materi karena kurangnya pembelajaran bermakna.
3. Alokasi waktu yang terbatas untuk membahas konsep-konsep yang ada.
4. Media sosial terutama Instagram biasanya hanya dimanfaatkan sekedar
hiburan semata dan media penyimpanan dokumentasi.
5. Media sosial sering dikaitkan penyebaran hoax seputar informasi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka tentu perlu
dilakukan pembatasan masalah agar peneliti lebih fokus pada penelitian yang
akan dilakukannya. Pembatasan masalah yang dilakukan oleh peneliti
difokuskan pada:
1. Media pembelajaran yang dikembangkan yaitu media sosial Instagram
berupa konten sistem hormon.
2. Konten dibuat berupa gambar digital yang dimodifikasi tanpa melenceng
dari gambar sebenarnya dengan aplikasi ilustrasi digital. Serta video yang
berasal dari Youtube dengan mencantumkan link sumber video.
3. Gambar dan video disesuaikan dengan indikator pembelajaran.
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran berbasis Media Sosial
Instagram pada konsep Sistem Hormon kelas XI ?
2. Bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran berbasis media
sosial pada konsep Sistem Hormon?
6
E. Tujuan Penelitian
Tujuan pengembangan media pembelajaran berbasis media sosial
Instagram, yaitu:
1. Mengembangkan media pembelajaran berbasis media sosial Instagram
pada konsep Sistem Hormon.
2. Mengetahui respon peserta didik dan guru terhadap media pembelajaran
yang dikembangkan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini bisa dilihat dari berbagai sisi, diantaranya:
1. Bagi peserta didik media pembelajaraan berbasis Media sosial yang
menarik akan membuat siswa lebih mudah memahami materi dan
meningkatkan minat siswa untuk lebih serius dalam mempelajari materi
pelajaran.
2. Bagi guru media pembelajaran berbasis Media sosial akan menambah daya
saing guru serta profesionalisme guru dalam mengajar sesuai tuntutan abad
21 yang semakin maju dalam teknologinya.
3. Bagi peneliti tentu melalui penelitian ini akan menjadi bekal kelak dalam
mengajar menciptakan media pemebelajaran yang menarik dan tidak
membosankan dan menjadi pembelajaran yang bermakna.
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Definisi Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara ( )و سائلatau pengantar pesan dari pengirim kepada
pengirim pesan.1
Media sebagai perantara mengandung makna bahwa media menjadi
jembatan sampainya informasi dari si pengirim kepada penerima. Media
juga acapkali diartikan sebagai alat atau wadah untuk menyampaikan dari
si pengirim kepada si penerima.
Media adalah saluran fenomenologis yang berusaha untuk menangkap
esensi dari suatu peristiwa. Namun, setiap medium membatasi pengalaman
dari orang yang merasakan. Empat proposisi filsofois untuk
mempertimbangkan pengalaman dan media teknologi Pendidikan: a)
belajar adalah kegiatan kontruktif sehingga teknologi harus membebaskan,
tidak membatasi pelajar; b) media menghasilkan ontology acara yang
terpisah dai pengalaman pribadi; c) nedia adalah proses fenomenologis;
dan d) media memberikan akses ekstensisal terhadap pengetahuan dunia
dan aspek internal dari diri. 2
Proses terjadinya komunikasi memerlukan tiga hal, yaitu objek, organ,
dan medium. Saat menyaksikan sebuah progam di televisi, televisi adalah
objek dan mata adalah organ. Perantara antara televisi dan mata adalah
1
Azhar Arsyad. Media Pembelajaran, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 2009), h. 3.
2
Mustofa Abi Hamid, dkk, Media Pembelajaran, (Jakarta: Yayasan Kita Menulis, 2020), h.
6
7
8
3
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 3.
4
Azhar Arsyad, op. cit., h. 3
5
Ibid. h. 1
9
6
Ibid. h. 1.
7
Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008). h. 54
8
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 157.
9
Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 151
10
10
W, Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2006), h. 102
11
Dewi Salma Prawiradilaga, Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2004). h. 4
12
Mustofa Abi Hamid, op. cit. h. 6
11
13
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenamedia Grup,
2004). h.392
14
Benny A. Pribadi, Media dan Teknologi dalam Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2017),
h. 13
12
15
Azhar Arsyad, op. cit., h. 28
13
6. Teknologi Pendidikan
Teknologi Pendidikan baru berkembang mulai awal tahun 1920-an di
Amerika Serikat (AS). Teknologi Pendidikan sebagai praktik pedagogic
dapat dipahami sebagai praktik Pendidikan dan pembelajaran yang
menggunakan teknologi. Dengan demikian, tentu sudah sejak lama sejak
sejarah mencatat teknologi Pendidikan sebagai praktik pedagogic.
Misalnya dari sejarah praktik pembelajaran di Academia oleh para filsuf
Yunani klasik yang menggunakan media pembelajaran, sesederhana
apapun itu. Misal lingkungan sekitar, lempeng batu, kain, kulit binatang,
kulit kayu, dan lainnya. Di Tiongkok juga demikian, sejarah mencatat
penemuan kertas dan penggunaan tinta dan pena untuk menulis juga sudah
lama digunakan. Setelah itu juga tercatat pengembangan dan produksi
16
Asrorul Mais, Media Pembelajaran: Anak berkebutuhan khusus, (Jember: CV Pustaka
Abadi, 2016), h. 14-15
17
Ariesto Hadi Sutopo. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan.
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012)., h. 5
18
Ibid., h. 6
14
7. Media Sosial
Media sosial adalah “medium di internet yang memungkinkan
pengguna mempresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama,
19
Edi Subkhan, Sejarah dan Paradigma Teknologi Pendidikan: Perubahan Sosial,
(Jakarta: 2016), h. 3
20
DR.Munir. op. cit., h. 40
21
Ariesto Hadi Sutopo, op. cit., h. 154
15
8. Instagram
Instagram merupakan layanan pengambilan dan berbagi foto dan
video seluler dengan cepat muncul sebagai media baru yang menjadi
22
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 13
23
Ibid. h. 39
24
Peter De Pietro, Social Media And Collaborative Learning,Transforming Education With
New Media. Vol 435.
16
25
Anonim. Introduction Instagram. https://www.cosmic.org.uk/blog/introduction-
instagram-part-1
26
D. A Pratiwi, dkk. Biologi: untuk SMA/MA kelas XI. (PT. Gelora Aksara Pratama: 2017).
h. 294
17
27
Anonim, Sistem Endokrin, https://www.healthdirect.gov.au/hormonal-system-
endocrine#what-is. Diakses pada tanggal 04 April 2020, pukul 15:23 WIB
28
Nurhayati, Nunung, Resty Wijayanti, Biologi untuk Siswa SMA/MA Kelas XI: Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, (Jakarta: Yrama Widya, 2017). H. 277
18
29
Anonim, The Endocrine System, 1998, (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles
/PMC6761896/). Diakses pada tanggal 29 April 2021 pukul 12:21 WIB
19
30
Ibid.
31
Ibid.
32
Ibid.
33
D. A Pratiwi, op. cit.
20
34
Kevin Adrian, Berbagai Fungsi Kelenjar Pineal dalam Tubuh, 2019,
https://www.alodokter.com/berbagai-fungsi-kelenjar-pineal-dalam-tubuh. Diakses pada tanggal 28
April 2021 pukul 12:45 WIB
35
Allert Benedicto Leuan Noya, Resiko Penyakit yang Mengincar Kelenjar Tiroid, 2018,
https://www.alodokter.com/risiko-penyakit-yang-mengintai-kelenjar-tiroid. Diakses pada tanggal
28 April 2021, pukul 12:59 WIB
21
36
Ichwan Restu Nugroho, Bambang Ruwanto, Pengembangan Media Pembelajaran Fisika
Berbasis Media Sosial Instagram Sebagai Sumber Belajar Mandiri untuk Meningkatkan Motivasi
dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol 6 nomor 6, 2017.
22
37
Abu Dzar Al Ghifari, Retno Widyaningrum, Dan Santi Maudiarti, Pengembangan
Konten Pembelajaran di Media Sosial Instagram untuk Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X di
SMAN 103 Jakarta, Jurnal Pembelajaran Inovatif, Vol 05, 2021, h. 43-54
38
Niyang Hendras Savina, I Nyoman Arcana, dan Annis Deshinta Ayuningtyas,
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Media Sosial Instagram pada Pokok Bahasan Limit
dan Kontinuitas, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 8, 2020.
39
Sri Latifah dan Ardini Utami, Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Berbasis Media
Sosial Schoology, Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02, 2019, h. 36-45.
23
C. Kerangka Pikir
Dalam kegiatan pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran yang
menarik dan bermakna dibutuhkan komponen atau perangkat penunjang
pembelajaran, yaitu berupa media pembelajaran. Pada kenyataannya, guru-
guru disekolah masih minim dalam penguasaan media pembelajaran, padahal
abad 21 menuntut kreatifitas. Di abad 21 yang serba teknologi seperti ini tentu
berpengaruh kepada dunia pendidikan, salah satunya dalam mengembangkan
media pembelajaran yang ditekankan berbasis teknologi dan informasi.
Abad 21 merupakan abad millenium, dan semua dituntut serba cepat dan
tepat. Pembelajaran dalam kelas pun dituntut menggunakan media yang tidak
membosankan agar siswa tidak jenuh dalam mempelajari materi. Adapun
salah satu alternatif dalam pembelajaran, digunakanlah media berbasis
teknologi dan informasi yang tidak jauh dari kehidupan siswa.
Alternatifnya yaitu pemanfaatan media sosial sebagai media
pembelajaran. Media sosial seperti yang diketahui tidak pernah lepas dalam
kehidupan manusia, terutama generasi millenial saat ini yang biasa digunakan
sebagai akses informasi, diharapkan akses informasi yang diperoleh mereka
juga mampu menambah pengetahuan mereka, terutama bidang akademik.
Pemanfaatan media sosial sebagai media pembelajaran agar siswa mampu
memanfaatkan dengan bijak teknologi gadget yang digenggamnya terutama
untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dan menunjang media
pembelajarannya, serta menunjang prestasi belajarnya.
40
Maryamah dan Evi Roviati, Pengembangan Media E-Learning Berbasis Twitter Pada
Materi Biologi Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan, Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesi, Vol. 1,
2021, h. 53-60.
24
C. Tahap Peneltian
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan
adalah merujuk pada gambar berikut.2
Potensi dan Pengumpulan Desain Validasi
Masalah Data Produk desain
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 297
2
Ibid. h. 298
25
26
3
Ibid., h.298
4
Ibid. h. 299
27
3. Desain Produk
Desain produk yang diharapkan akan menghasilkan berupa produk
baru yaitu akun Instagram dengan nama @serabiasyik yang berisi konten
berupa gambar dan video terkait penjelasan system hormone, serta info
grafik yang masih berhubungan. Konten-konten dibuat semenarik
mungkin dan bisa mudah diserap informasinya oleh followers yang
ditujukan ke siswa SMA khususnya.
Desain produk dibuat dengan bantuan software Adobe Illustrator via
PC dan Android. Canva, dan Ms powerpoint dengan memperhatikan trend
desain grafis yang berkembang di tahun 2020 ini.
4. Validasi Desain
Sebelum produk media pembelajaran berbasis media sosial ini diuji
cobakan kepada siswa, dilakukan validasi terlebih dahulu oleh ahli. Ahli
yang memvalidasi terdiri dari ahli media dan materi. Validasi ini dilakukan
untuk mendapat arahan dan saran mengenai hal yang perlu diperbaiki,
kekurangan dan kelemahan dari produk yang dibuat untuk direvisi
sebelum diujicobakan.
5. Revisi desain
Revisi desain dilakukan setelah produk divalidasi oleh ahli media dan
ahli materi, kemudian diperbaiki untuk selanjutnya diujicobakan .
6. Uji Coba Produk
Produk diujicobakan ke sekolah yang berbeda dalam satu kotamadya
untuk mengetahui kelayakan produk yang dibuat. Produk diberikan untuk
dipelajari kemudian siswa menjawab tes yang telah disematkan pada
produk (berupa fitur kuis di Instagram). Kemudian diberikan angket untuk
mengetahui respon siswa mengenai kelayakan penggunaan media
pembelajaran berbasis media instragam.
7. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan mengacu pada angket respon siswa yang
telah disebar untuk dianalisis kekurangan yang diperbaiki atau direvisi.
28
5
Ibid. h. 137
6
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015),
h. 39
7
Sukardi, Ph.D, Metodologi Penelitian: Kompetensi dan Praktiknya, (Yogyakarta: Bumi
Aksara, 2009), h. 76
29
F. Instrumen Penelitian
1. Wawancara
Salah satu intrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu
wawancara. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih
guna kepentingan penelitian.
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewacaranya
menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Penelitia yang menggunakan jenis wawancara ini bertujuan mencari
jawaban terhadap hipotesis. Untuk itu pertanyaan-pertanyaan disusun
dengan rapi dan ketat.10
Wawancara tak terstruktur merupakan wawancara yang berbeda
dengan terstruktur tunggal. Cirinya kurang diinterupsi dan arbitrer.
Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi
8
Ibid. h. 55
9
Ibid. h. 81
10
Anggito, Albi, Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV Jejak,
2018), h. 84
30
No Aspek
1 Apersepsi
2 Metode yang digunakan
3 Kendala dalam mengajar
4 Media yang digunakan
5 Motivasi peserta didik
6 Media sosial
7 Materi Biologi tersulit
2. Kuesioner (angket)
Seperti halnya dengan wawancara, pertanyaan-pertanyaan yang
telah tersusun secara kronologis dari yang umum mengarah pada khusus
untuk diberikan pada responden/informan yang umumnya merupakan
daftar pertanyaan yang lazimnya disebut kuesioner, dibuat dengan
menyesuaikan responden ataupun dalam arti terbatas pula sesuai dengan
pengambilan sampel.13
Kuesioner atau angket ditujukan kepada ahli materi, ahli media, dan
peserta diri dari penelitian pendahuluan hingga pada tahap uji coba
lapangan. Kuesioner yang dibuat berbentuk rating scale dengan lima
pilihan jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju.
11
Ibid. h. 85
12
Ibid. h. 85
13
Joko Subagyo., op. cit, h. 55
31
No Indikator
1 User Smartphone
2 Waktu akses internet
3 Penggunaan paket data
4 Pemanfaatan internet
5 Pemanfaatan media sosial
6 User Instagram
7 Akun Instagram
No Aspek
1 Performa
2 Grafis
3 Penyajian
No Aspek
1 Isi
2 Bahasa
3 Gambar
No Aspek
1 Kemudahan Pemahaman
2 Kemandirian Belajar
3 Penyajian Media Belajar
4 Penggunaan Media Belajar
makna yang berarti, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu, sehingga
dapat memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Teknik Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif dari penelitian ini yaitu berupa kritik dan saran dari
hasil revisian media yang telah dievaluasi oleh dosen ahli materi dan ahli
media.
2. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari instrument validasi ahli yang berupa
instrument penilaian media dan materi yang telah dinilai oleh dosen ahli
media dan materi. Penilaian ini dijadikan acuan untuk revisi produk
sebelum diuji coba ke siswa. Data kuantitatif lainnya yang diolah yaitu
angket respon siswa yang nantinya disebar setelah penggunaan media
pembelajaran berbasis media sosial Instagram. Dari hasil angket respon
siswa inilah akan diketahui kualitas kelayakan penggunaan media tersebut
dalam pembelajaran.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis
instrument validasi media dan materi oleh dosen ahli.
a. Langkah pertama dilakukan adalah pemberian skor pada masing-
masing penilaian, dengan pemberian skor sebagai berikut
Keterangan:
33
P = Presentase kelayakan
c. Terakhir, disimpulkan hasil perhitungan berdasarkan aspek dengan
melihat tabel berikut.
Maka, R = 5-1 = 4
= = 0,80
P= x 100%
Skor Keterangan
4,22 – 5 Sangat layak/Sangat baik
3,41 – 4,21 Layak/Baik
2,61 – 3,40 Cukup layak/Cukup baik
1,80 – 2,60 Kurang Layak/Kurang baik
1,00 – 1,79 Tidak layak/Tidak baik
14
Putri Nandita Apsari, Swaditya Rizki, Media Pembelajaran Matematika Berbasis
Android pada Materi Program Linear, Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah
Metro, Vol. 7, No.1., h. 165
15
Madinatul Mukholifah, dkk, Mengembangkan Media Pembelajaran Wayang Karakter
pada Pembelajaran Tematik, Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 1 No.4, 2020., h.677
16
Putri Nandita Apsari, Swaditya Rizki, loc. cit
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan dari penelitian pengembangan ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan media pelajaran berbasis media sosial dengan konten
Instagram yang telah dikembangkan menggunakan metode Research and
Development (R&D). Metode R&D yang digunakan hanya 7 tahap dari 10
tahap yang dilakukan, karena keterbatasan waktu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Ardhana (2002:9) setiap pengembangan tentu saja dapat memilih
dan menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi dirinya
berdasarkan kondisi khusus yang dihadapinya dalam proses
pengembangan.1 Tahap-tahap tersebut terdiri dari potensi dan masalah,
pengumpulan data, desain produk, validasi produk, revisi desain, uji coba
produk, dan revisi produk.
2. Penelitian ini telah berhasil mengembangkan media pembelajaran berupa
konten Instagram yang berisi gambar disertai keterangan dan juga video
pendukung pada konsep sistem hormone. Konsep media ini seperti
microblog yang sedang trending di Instagram. Uji kelayakan dilakukan
oleh 6 orang ahli yang terdiri dari 3 ahli materi dan 3 ahli media. Penilaian
yang diberikan oleh ahli materi memiliki presentase rata-rata nilai sebesar
82% dengan kriteria sangat layak. Penilaian dari ahli media memiliki
presentase rata-rata 93% dengan kriteria sangat layak. Sedangkan
penilaian dari hasil uji kelompok lapangan menunjukkan rata-rata 79%
dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran
berbasis media sosial Instagram dengan konten yang telah dikembangkan
dinyatakan layak sebagai media alternatif bagi peserta didik maupun guru
dari segi materi maupun media pada konsep sistem hormon.
1
Try Sevita Haryanto, op. cit.
56
57
3. Hasil respon peserta didik yang diperoleh melalui uji kelompok kecil yaitu
78.5% dengan kriteria baik. Sedangkan hasil respon peserta dididk yang
diperoleh melalui uji lapangan memperoleh rata-rata 79% dengan kriteria
baik. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis media
sosial Instagram dengan konten yang telah dikembangkan mendapat
respon positif dari siswa.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian pengembangan ini adalah
sebagai berikut:
1. Media yang telah dihasilkan sebaiknya diperbaiki kembali dengan desain
lebih menarik dan dapat diuji coba kembali ke beberapa sekolah agar hasil
yang dihasilkan lebih representatif.
2. Media yang dihasilkan diharapkan tidak terbatas hanya pada Instagram
namun juga bisa dikembangkan ke media sosial lainnya, terutama media
sosial yang paling sering dipakai. Materi yang ada pada media tidak hanya
terbatas pada materi sistem hormone, namun bisa berlanjut untuk konsep-
konsep materi biologi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 1999
Ghifari, Abu Dzar Al, Retno Widyaningrum, dan Santi Maudiarti. Pengembangan
Konten Pembelajaran di Media Sosial Instagram untuk Mata Pelajaran
Sosiologi Kelas X di SMAN 103 Jakarta, Jurnal Pembelajaran Inovatif, Vol
05, 2021
Hamid, Mustofa Abi, dkk. Media Pembelajaran. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
2020
Latifah, Sri dan Ardini Utami, Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Berbasis
Media Sosial Schoology, Indonesian Journal of Science and Mathematics
Education 02. 2019
58
59
Noya, Allert Benedicto Leuan. Resiko Penyakit yang Mengincar Kelenjar Tiroid.
2018. https://www.alodokter.com/risiko-penyakit-yang-mengintai-kelenjar-
tiroid. Diakses pada tanggal 28 April 2021, pukul 12:59 WIB
Prawirohartono, Slamet, Hidayat, Sri. Sains: Biologi SMA Kelas XI. PT. Bumi
Aksara: Jakarta. 2007.
Pratiwi, Dra, D. A, M. Pd, dkk. Biologi: untuk SMA/MA kelas XI. PT. Gelora
Aksara Pratama: 2017.
Subagyo, Joko. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
2015.