Anda di halaman 1dari 51

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS

MEDIA SOSIAL PADA KONSEP SISTEM HORMON

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk


Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

RENNY NOVITA HASTUTI NENGSIH


11140161000036

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
ABSTRAK

Renny Novita Hastuti Nengsih. 11140161000036. Pengembangan Media


Pembelajaran Berbasis Media Sosial pada Konsep Sistem Hormon. Skripsi,
Progam Studi Tadris Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis
media sosial Instagram berupa akun Instagram @serabiasyik “Seputar Biologi”
pada konsep Sistem Hormon, menjadi media pembelajaran alternatif bagi peserta
didik dan guru, dan mengetahui respon dari peserta didik dan guru terhadap media
pembelajaran yang dikembangkan. Metode penelitian yang digunakan yaitu
Research and Development yang terdiri dari 10 tahapan, namun disesuaikan
kebutuhan dilakukan hanya pada 7 tahapan yaitu potensi dan masalah,
pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk,
dan revisi produk. Subjek dalam penelitian ini adalah 39 peserta didik dari kelas
XI MIPA 1 dan XI MIPA 2 SMAN 29 Jakarta. Data diperoleh melalui validasi
produk kepada ahli media dan ahli materi, kemudian diujicobakan kepada guru
mata pelajaran biologi kemudian diujicobakan kepeda 39 peserta didik. Hasil
penelitian ini adalah: (1) Kualitas media pembelajaran berbasis media sosial
Instagram yang dikembangkan adalah sangat layak berdasarkan penilaian ahli
media 93,17%, dan juga kategori sangat layak dari ahli materi yaitu 82,03%; (2)
Penilaian respon guru pada ujicoba adalah sangat baik 100%, sedangkan respon
peserta didik mendapat kriteria baik, yaitu pada uji kelompok kecil sebesar 78,5%
dan uji kelompok lapangan sebesar 79%; (3) Dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran berbasis media sosial dengan konten Instagram dikembangkan dapat
dijadikan media pembelajaran alternatif bagi peserta didik dan guru.

Kata kunci: Media, Media Sosial, Instagram, Research and Development

i
ABSTRACT

Renny Novita Hastuti Nengsih. 11140161000036. Development of Learning


Media Based on Social Media on the Concept of the Hormone System. Thesis,
Biological Education Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2021.

This study aims to develop social media-based learning media Instagram in the
form of an Instagram account @serabiasyik "Regarding Biology" on the concept
of the Hormone System, to become an alternative learning media for students and
teachers, and to find out the responses of students and teachers to the learning
media developed. The research method used is Research and Development which
consists of 10 stages, but according to needs, it is carried out only at 7 stages,
namely potential and problems, data collection, product design, design validation,
design revision, product testing, and product revision. The subjects in this study
were 39 students from class XI MIPA 1 and XI MIPA 2 SMAN 29 Jakarta. The
data were obtained through product validation to media experts and material
experts, then tested on biology subject teachers then tested on 39 students. The
results of this study are: (1) The quality of the developed learning media based on
social media Instagram is very feasible based on the assessment of media experts
of 93.17%, and also the very feasible category of material experts, as amount to
82.03%; (2) The assessment of the teacher's response to the trial was very good at
100%, while the response of the students got good criteria, namely the small
group test of 78.5% and the field group test of 79%; (3) It can be concluded that
social media-based learning media with developed Instagram content can be used
as alternative learning media for students and teachers.

Keywords: Media, Social Media, Instagram, Research and Development

ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillahirabbil „alamin segala puji bagi Allah SWT karena dengan


rahmat, taufik dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Media Sosial pada Konsep
Sistem Hormon” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana S1 pendidikan. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita
semua selaku umatnya hingga akhir zaman. Aamiin ya Rabbal‟alamiin.

Penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu, secara khusus penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr.Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si., Sekretaris Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd dosen Pembimbing I dan Ibu Dr. Baiq
Hana Susanti, M.Sc selaku dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan saran kepada
penulis selama proses pembuatan skripsi ini.
4. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Biologi
yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan
selama proses perkuliahan.
5. Bapak Yudhi Munadi M.Ag, Bapak Iwan Permana Suwarna M.Pd, dan
Bapak Munasprianto Ramli, Ph.D yang telah bersedia memberikan
penilaian serta komentar dan sarannya dalam pembuatan media
pembelajaran berbasis media sosial Instagram.

iii
6. Ibu Susi Kristantina, M.Pd Guru SMAN Jakarta yang telah banyak
membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian di SMAN 29 Jakarta serta
pihak-pihak yang terlibat di SMAN 29 Jakarta baik staff wakasek, satpam,
dan siswa- siswi yang membantu mensukseskan pelaksanaan penelitian di
SMAN 29 Jakarta.
7. Sangat teristimewa dan tersayang kedua orangtua tercinta, Ibu Afrita Yanti
dan Bapak Zaenal Abidin, serta adik-adik tercinta Rahman dan Rahma
yang selalu senantiasa mendo‟akan, memberikan perhatian serta
dukungannya kepada penulis.
8. Bapak Drs. H. Naqo‟I Abduh dan Ibu Nani Suryani S.Pd yang telah
dianggap seperti orangtua sendiri oleh penulis terlebih di perantauan,
senantiasa memberikan motivasi yang selalu menguatkan.
9. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi Angkatan 2014 (Formica
rufa) dan teman-teman sekelas di Pendidikan Biologi kelas B (Biobest).
10. Sahabat-sahabat terbaik (Ruby, Tatu, Rahmah, Dessy, Lina) dan sahabat
lainnya yang tidak disebutkan keseluruhannya, terimakasih selalu sedia
membantu, mendukung, dan memotivasi penulis untuk tetap
menyelesaikan penelitian ini.

Semoga segala kebaikan dalam bentuk bantuan, dukungan, dan


motivasi yang telah diberikan menjadi ladang pahala serta amal yang
jariyah yang terus mengalir dan mendapat balasan terbaik dari Allah Swt.

Jakarta, April 2021

Renny Novita Hastuti Nengsih

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS . 7
A. Deskripsi Teoritis ......................................................................................... 7
B. Kajian yang Relevan .................................................................................. 21
C. Kerangka Pikir ........................................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 25
A. Waktu dan tempat penelitian ...................................................................... 25
B. Desain atau Metode Penelitian ................................................................... 25
C. Tahap Peneltian .......................................................................................... 25
D. Prosedur Penelitian Pengembangan ........................................................... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 28
F. Instrumen Penelitian................................................................................... 29
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 34
A. Deskripsi Hasil Pengembangan ................................................................. 34
B. Pembahasan ................................................................................................ 51

v
C. Kelebihan dan kekurangan Produk ............................................................ 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 56
A. Kesimpulan ................................................................................................ 56
B. Saran ........................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Wawancara untuk Guru ........................................................ 61


Lampiran 2 Rekapan Transkrip Wawancara Peserta Didik .................................. 67
Lampiran 3 Kisi Kisi Instrumen Tes ..................................................................... 68
Lampiran 4 Uji Coba Instrumen Test.................................................................... 70
Lampiran 5 Hasil Validasi Instrument Test .......................................................... 79
Lampiran 6 Tabel Validator Ahli Materi dan Ahli Media .................................... 81
Lampiran 7 Lembar Validasi Ahli Media ............................................................. 82
Lampiran 8 Lembar Validasi Ahli Materi ............................................................. 88
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Media ............................................ 94
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Materi .......................................... 98
Lampiran 11 Uji Kelompok Kecil ...................................................................... 102
Lampiran 12 Uji Kelompok Lapangan ............................................................... 104
Lampiran 13 N-Gain ........................................................................................... 106
Lampiran 14 Dokumentasi .................................................................................. 109
Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian .......................................................... 111

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Hasil penilaian validator ahli materi .................................................... 46


Tabel 4. 2 Hasil penilaian validator ahli media..................................................... 46
Tabel 4. 3 Revisi produk ....................................................................................... 47

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kelenjar Hormon .............................................................................. 18


Gambar 3. 1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development
(R&D) .............................................................................................. 25
Gambar 4. 1 Logo........................................................................................................... 39
Gambar 4. 2 Pembuatan Gambar .......................................................................... 39
Gambar 4. 3 Hasil konten yang telah dibuat ......................................................... 43
Gambar 4. 4 Video Konten ................................................................................... 45

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tuntutan manusia terhadap kebutuhan informasi semakin tinggi
merupakan alternatif komunikasi masyarakat modern saat ini. Komunikasi
mengakibatkan dunia tidak lagi mengenal batas, jarak, ruang, dan waktu akibat
dari peningkatan informasi, dan teknologi. Informasi penting tentang
fenomena kejadian di belahan dunia lain dapat mudah diakses seseorang tanpa
harus berada di tempat tersebut. Hanya dengan seperangkat computer yang
memiliki konektivitas internet, informasi dapat diperoleh dalam hitungan detik
tanpa harus memakan waktu berjam-jam.1
Abad ke-21 merupakan era millenium yang hampir semua lini kehidupan
berbasiskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi
atau disingkat dengan Iptek menjadi salah satu indikator kemajuan suatu
bangsa, terutama dibidang pendidikan. Jika suatu negara sudah mampu
mengintegrasikan dengan baik antara pengembangan Iptek dengan proses
dalam pendidikan, dapat dikatakan negara tersebut sudah maju, terlebih lagi
jika menghasilkan produk Iptek yang memberi manfaat ke banyak orang.
Dalam pengembangan Iptek di bidang pendidikan ini tentu ada dalam proses
belajar dan mengajar yang didalamnya ada interaksi penting antara guru
dengan murid. Jika guru mampu dengan menguasai dengan baik tentang Iptek
tentu akan menciptakan proses kegiatan belajar dan mengajar yang lebih
interaktif.
Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari
semakin tidak terbanyangkan oleh kemampuan akal manusia biasa, oleh
karena itu diperlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat
mengikuti perkembangan dan kemajuan ilmu sebaga cara untuk mengimbangi
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan dan teknologi tersebut.

1
Maryamah, Evi Roviati, Pengembangan Media E-Learning Berbasis Twitter pada Materi
Biologi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Vol 9, No 1, 2021, h. 53-60

1
2

Lembaga Pendidikan formal, nonformal dan informal sebagai wahana


penghasil sumber daya manusia dengan semua unsur penyelenggaranya
merupakan salah satu kunci dalam menghadapi era teknologi dan informasi.2
Untuk intulah kreativitas guru dalam mengembangkan suasana pembelajaran
yang menarik dapat dilakukan dengan menciptakan media pembelajaran yang
menarik, kreatif, dan inovatif. Di era globalisasi seperti ini pengembangan
media pembelajaran tentu harus mengikuti arus globalisasi yang tidak lepas
dari teknologi.
Media dalam pembelajaran sangatlah menentukan keberhasilan dalam
proses pembelajaran. Pemilihan media yang tepat akan mengakibatkan
perubahan orientasi belajar siswa aktif mencari informasi dari berbagai media.
Untuk itu tentunya dibutuhkan disiplin yang tinggi, kemauan yang kuat serta
motivasi untudapat meraih prestasi yang tinggi. Penggunaan bahan ajar kreatif
tentu diperlukan untuk menunjang keberhasilan dalam proses dan interaksi
belajar dan mengajar.
Istilah media sering digunakan secara sinonim dengan teknologi
pembelajaran. Hal ini dapat dimaklumi karena dalam perkembangan awal
teknologi pembelajaran memberikan penekanan pada tiga unsur utama: guru,
kapur, dan buku teks yang merupakan intisari media pembelajaran.3 Sehingga
dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan abad 21 merupakan
pengembangan dari peran kapur dan buku teks yang dimaksud bisa dituangkan
dalam media digital.
Pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
atau menggunakan multimedia disebut dengan media pembelajaran berbasis
multimedia interaktif. Penggunaan media pembelajaran ini dimaksudkan untuk
membantu guru dalam penyampaian materi dan juga membantu siswa dalam
memahami materi yang diajarkan. Selain itu, muatan materi pelajaran dapat
dimodifikasi menjadi lebih menarik dan mudah dipahami, tujuan materi yang
sulit akan menjadi mudah, suasana belajar yang menegangkan menjadi
2
Sutirna, Inovasi dan Teknologi Pembelajaran. (Yogyakarta: Deepublish, 2012). h. 1.
3
Muhammad Yaumi, Media & Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2018), h. 6
3

menyenangkan. Dengan menggunakan media pembelajaran berbasis


multimedia dapat memadukan media-media dalam proses pembelajaran, maka
proses pembelajaran akan berkembang dengan baik, sehingga membantu guru
menciptakan pola penyajian yang interaktif.4
Pembelajaran berbasis ICT sangat erat kaitannya dengan pembelajaran e-
learning mamupun mobile learning karena menggunakan teknologi
komunikasi dan informasi, baik bersifat online maupun offline. Pembelajaran
ICT merupakan menjadi tuntutan di era millenium sekarang ini karena
perkembangan Iptek yang semakin pesat, sehingga guru sebagai salah satu
pendukung paling utama dalam keberhasilan kegiatan pembelajaran harus
terus memperbaharui gaya mengajarnya terutama dalam menguasai media
pembelajaran berbasis ICT.
Salah satu penerapan dari pembelajaran ICT yaitu pembelajaran berbasis
media sosial yang kini tidak lepas dari tangan siswa dan sudah menjadi
keseharian mereka dalam mengoperasikannya seperti Instagram.
Alasan pemilihan Instagram sebagai media pembelajaran Biologi merujuk
pada hasil wawancara pada guru dan peserta didik serta angket pendahuluan
yang disebar kepada peserta didik. Menurut hasil wawancara dengan guru dan
peserta didik, bahwa pembelajaran biasanya dilakuan dengan media
pembelajaran berupa powerpoint dan video pembelajaran, dan sering kali
menggunakan bantuan search engine Google. Penggunaan Instagram sebagai
sumber belajar jarang digunakan. Instagram biasa digunakan hanya sebatas
media hiburan saja atau sekedar media untuk menyimpan dokumentasi
keseharian yang ingin disampaikan lebih luas ke netizen. Sehingga menurut
guru dan peserta didik yang diwawancarai mendukung adanya akun Instagram
yang membahas dan menampilkan konten-konten Biologi sebagai media
pembelajaran. Berdasarkan angket pendahuluan yang disebar, diperoleh hasil
bahwa sebagian besar siswa setuju adanya akun media sosial Instagram yang
membahas tentang Biologi terutama yang membahas tentang konsep-konsep

4
Sigit Prasetyo, Pengembangan Media Lectora Inspire dalam Pembelajaran Sains di
Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 4. 2015
4

yang ada agar penggunaan media sosial bisa dirasakan manfaatnya sebagai
media pembelajaran.
Biologi merupakan mata pelajaran dengan konsep-konsep yang kompleks,
terlebih berkaitan dengan fungsi fisiologi manusia, yang harus bisa dipahami
dengan tepat. Alternatif gambar menarik yang mudah diingat namun tidak
melenceng dari gambar aslinya yang berasal dari sumber terpercaya, dikemas
ulang dan dimodifikasi dalam konten digital di media sosial Instagram
diharapkan mampu membuat perserta didik lebih memahami konsep yang ada
pada Biologi terutama pada konsep Sistem Hormon yang akan diujikan.
Konsep sistem hormon dipilih disesuaikan dari wawancara yang diperoleh
bersama guru serta studi literatur beberapa sumber yang menyebutkan konsep
sistem hormon merupakan salah satu konsep yang sulit dipahami, dan kerap
terabaikan karena berada pada menjelang ujian kenaikan kelas dengan alokasi
waktu yang terbatas. Kemasan konten dibuat dalam bentuk gambar dan video
yang sesuai dengan indikator pembelajaran yang ada.
Proses pengembangan media pembelajaran berbasis media sosial
Instagram ini dilakukan secara online dengan memanfaatkan Zoom meeting
pada proses penelitiannya. Seperti sudah dipaparkan sebelumnya, telah
disebarkan angket pendahuluan dan wawancara untuk mengetahui terlebih
dahulu kebutuhan penelitian sebelum dilakukan penelitian yang dilangsungkan
secara daring (dalam jaringan). Penelitian dilaksanakan via online dikarenakan
sekolah yang masih menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena pandemik
Covid-19 yang masih berlangsung. Penelitian dilaksanakan di SMAN 29
Jakarta karena berdasarkan observasi yang sebelumnya dilakukan, peserta
didik di SMAN 29 Jakarta merupakan pengguna dari media sosial terutama
Instagram. Sehingga ini sesuai dengan kebutuhan penelitian yang sasarannya
adalah peserta didik pengguna Instagram.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, penelitian ini
mengangkat judul: “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Media
Sosial pada Konsep Sistem Hormon”.
5

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat
diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut.
1. Biologi memiliki konsep-konsep yang cukup kompleks untuk cepat
dipahami.
2. Media pembelajaran yang kurang variatif dan menarik membuat peserta
didik mudah lupa materi karena kurangnya pembelajaran bermakna.
3. Alokasi waktu yang terbatas untuk membahas konsep-konsep yang ada.
4. Media sosial terutama Instagram biasanya hanya dimanfaatkan sekedar
hiburan semata dan media penyimpanan dokumentasi.
5. Media sosial sering dikaitkan penyebaran hoax seputar informasi.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka tentu perlu
dilakukan pembatasan masalah agar peneliti lebih fokus pada penelitian yang
akan dilakukannya. Pembatasan masalah yang dilakukan oleh peneliti
difokuskan pada:
1. Media pembelajaran yang dikembangkan yaitu media sosial Instagram
berupa konten sistem hormon.
2. Konten dibuat berupa gambar digital yang dimodifikasi tanpa melenceng
dari gambar sebenarnya dengan aplikasi ilustrasi digital. Serta video yang
berasal dari Youtube dengan mencantumkan link sumber video.
3. Gambar dan video disesuaikan dengan indikator pembelajaran.

D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran berbasis Media Sosial
Instagram pada konsep Sistem Hormon kelas XI ?
2. Bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran berbasis media
sosial pada konsep Sistem Hormon?
6

E. Tujuan Penelitian
Tujuan pengembangan media pembelajaran berbasis media sosial
Instagram, yaitu:
1. Mengembangkan media pembelajaran berbasis media sosial Instagram
pada konsep Sistem Hormon.
2. Mengetahui respon peserta didik dan guru terhadap media pembelajaran
yang dikembangkan.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini bisa dilihat dari berbagai sisi, diantaranya:
1. Bagi peserta didik media pembelajaraan berbasis Media sosial yang
menarik akan membuat siswa lebih mudah memahami materi dan
meningkatkan minat siswa untuk lebih serius dalam mempelajari materi
pelajaran.
2. Bagi guru media pembelajaran berbasis Media sosial akan menambah daya
saing guru serta profesionalisme guru dalam mengajar sesuai tuntutan abad
21 yang semakin maju dalam teknologinya.
3. Bagi peneliti tentu melalui penelitian ini akan menjadi bekal kelak dalam
mengajar menciptakan media pemebelajaran yang menarik dan tidak
membosankan dan menjadi pembelajaran yang bermakna.
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN
HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis
1. Definisi Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara (‫ )و سائل‬atau pengantar pesan dari pengirim kepada
pengirim pesan.1
Media sebagai perantara mengandung makna bahwa media menjadi
jembatan sampainya informasi dari si pengirim kepada penerima. Media
juga acapkali diartikan sebagai alat atau wadah untuk menyampaikan dari
si pengirim kepada si penerima.
Media adalah saluran fenomenologis yang berusaha untuk menangkap
esensi dari suatu peristiwa. Namun, setiap medium membatasi pengalaman
dari orang yang merasakan. Empat proposisi filsofois untuk
mempertimbangkan pengalaman dan media teknologi Pendidikan: a)
belajar adalah kegiatan kontruktif sehingga teknologi harus membebaskan,
tidak membatasi pelajar; b) media menghasilkan ontology acara yang
terpisah dai pengalaman pribadi; c) nedia adalah proses fenomenologis;
dan d) media memberikan akses ekstensisal terhadap pengetahuan dunia
dan aspek internal dari diri. 2
Proses terjadinya komunikasi memerlukan tiga hal, yaitu objek, organ,
dan medium. Saat menyaksikan sebuah progam di televisi, televisi adalah
objek dan mata adalah organ. Perantara antara televisi dan mata adalah

1
Azhar Arsyad. Media Pembelajaran, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 2009), h. 3.
2
Mustofa Abi Hamid, dkk, Media Pembelajaran, (Jakarta: Yayasan Kita Menulis, 2020), h.
6

7
8

gambar atau visual. Contoh sederhana ini membuktikan bahwa media


merupakan wadah untuk membawa pesan dari proses komunikasi.3
Objek merupakan bagian yang dijadikan sasaran, organ merupakan
bagian yang menjadikan sasaran, dan media atau disebut juga medium
menjembatani objek dan organ tersebut agar tercapainya informasi yang
diterima dari si pengirim kepada si penerima.
AECT (Association for Education Communication Technologi)
memberikan batasan media sebagai segala bentuk dan satuan yang
digunakan orang untuk mengeluarkan pesan atau informasi. Sedangkan
Gerlach dan Ely, mengatakan bahwa media adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.4
Media dengan kata lain merupakan perantara tercapainya suatu tujuan
kepada penerimanya. Media bisa juga disebut “penyambung” informasi
dari sumber kepada penerima agar tercapai maksud dan tujuan dari
sumber.

2. Definisi Media Pembelajaran


Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar
dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa
seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.5
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-
sekolah, tidak lain dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri
siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut
dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru,

3
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 3.
4
Azhar Arsyad, op. cit., h. 3
5
Ibid. h. 1
9

petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku,


modul, selebaran, majalah, rekaman video atau audio, dan yang
sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor,
overhead, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer,
perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).6
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.7 Pembelajaran
adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa
dalam belajar bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan,
ketrampilan dan sikap. Sedangkan pembelajaran dapat diartikan sebagai
proses belajar yang memiliki aspek penting yaitu bagaimana siswa dapat
aktif mempelajari materi pelajaran yang disajikan, sehingga dapat dikuasai
dengan baik.8
Pembelajaran, termasuk di dalamnya pembelajaran berbasis TIK, pada
dasarnya bukan hanya menyampaikan informasi atau pengetahuan saja,
melainkan mengkondisikan peserta didik untuk belajar, karena tujuan
utama pembelajaran adalah peserta didik belajar.9
Kata pembelajaran adalah terjemahan dari instruction, yang banyak
dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak
dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistik, yang menempatkan
siswa sebagai sumber kegiatan. Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa
mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media, seperti bahan-
bahan cetak, program telivisi, gambar, audio, dan lain sebagainya,
sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam

6
Ibid. h. 1.
7
Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008). h. 54
8
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 157.
9
Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 151
10

mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar


menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar.10
Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar
tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya. Dalam
kegiatan pembelajaran perlu dipilih strategi yang tepat agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai.11
Pembelajaran secara singkat dapat didefinisikan sebagai suatu proses
dalam belajar dan mengajar yang berisi penyampaian materi oleh guru
kepada siswanya yang tidak sekadar diterima oleh siswa, namun
meninggalkan pemahaman yang tersimpan di longterm memory siswa agar
timbul pembelajaran bermakna. Pembelajaran berbeda dengan pengajaran.
Pengajaran hanya menekankan pada aspek transfer ilmu semata tanpa
melihat kembali aspek pemahaman kognitif siswa, atau dengan kata lain
guru memberi materi, siswa paham atau tidaknya tidak begitu
diperhatikan.
Media pembelajaran merupakan sarana untuk menyalurkan pesan
pembelajaran dan informasi. Media pembelajaran yang dirancang dengan
baik akan sangat membantu pelajar mencapai tujuan pembelajaran.
Masing-masing jenis media pembelajaran memiliki karakterisitik,
keuntungan, dan kerugian. Oleh karena itu, perlu untuk membuat
perencanaan sistematis untuk penggunaan media intruksional. Unsur
media pembelajaran terdiri dari alat perangkat kerasnya serta isi pesan
(konten) yang disampaikan/disalurkan oleh media tersebut.12
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,

10
W, Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2006), h. 102
11
Dewi Salma Prawiradilaga, Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2004). h. 4
12
Mustofa Abi Hamid, op. cit. h. 6
11

dan kemauan si belajar sehingga dapat mendrorong terjadinya proses


belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.13
Media pembelajaran, yang memuat informasi dan pengetahuan, pada
umumnya digunakan untuk membuat proses belajar lebih efektif dan
efisien. Selain itu media pembelajaran juga dapat membuat aktivitas
belajar menjadi lebih menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa. Dalam proses belajar dan pembelajaran, media pembelajaran
berperan dalam menjembatani proses penyampaian dan pengiriman
informasi dari narasumber kepada khalayak.14
Berdasarkan definisi-definisi yang telah dipaparkan, dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan perantara yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk mempermudah penyampaian
informasi kepada siswa agar terserap dengan baik. Media pembelajaran
juga merupakan komponen penting untuk menunjang keberhasilan dalam
proses pembelajaran sehingga materi mudah dipahami oleh siswa dan
tersimpan di longterm memori siswa.

3. Manfaat Media Pembelajaran


Media pembelajaran tentu memberikan manfaat-manfaat dalam proses
pembelajaran. Media pembelajaran yang merupakan jembatan
tersampainya informasi dari pemberi informasi kepada penerima informasi
diharapkan manfaat-manfaatnya tersebut semakin menunjang proses
pembelajaran yang lebih hidup dan bermakna. Dikemukan Sudjana dan
Rivai, bahwa media pembelajaran memiliki beberapa manfaat media
dalam proses belajar, yaitu:
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.

13
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenamedia Grup,
2004). h.392
14
Benny A. Pribadi, Media dan Teknologi dalam Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2017),
h. 13
12

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih


dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-semata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru
mengajar pada setiap jam pelajaran.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, dan mendemostrasikan, memerankan, dan
lain-lain.15

4. Nilai Praktis Media Pembelajaraan


Media pembelajaran merupakan salah satu dari komponen sistem
instruksional. Komponen sistem instuksional ini merupakan proses yang
sistematis. Sebagai komponen dari sistem instruksional, media mempunyai
nilai-nilai praktis berupa kemampuan, antara lain untuk:
a. Konkritisasi konsep yang abstrak (sistem peredaran darah)
b. Membawa pesan dari objek yang berbahaya dan sukar, atau bahkan
tidak mungkin dibawa ke dalam lingkungan belajar (binatang buas,
letusan gunung berapi).
c. Menampilkan objek yang terlalu besar (Candi Borobudur, Monas).
d. Menampilkan objek yang tidak dapat diamati oleh mata telanjang
(bakteri, struktur, logam).
e. Mengamati Gerakan yang terlalu cepat (lompat indah, putaran roda
yang keduanya slow motion).
f. Memungkinkan siswa berinteraksi dengan lingkungan.
g. Memungkinakan pengamatan dan persepsi yang seragam bagi
pengalaman belajar siswa.
h. Membangkitkan motivasi siswa.

15
Azhar Arsyad, op. cit., h. 28
13

i. Memberi kesan perhatian individual bagi anggota kelompok belajar.


j. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang
maupun disimpan menurut kebutuhan.16

5. Pembelajaran Jarak Jauh


Pembelajaran jarak jauh (distance learning) adalah pembelajaran
dengan menggunakan suatu media yang memungkinkan terjadi interaksi
antara guru dan siswa.17
Untuk mengidentifikasi suatu sistem Pendidikan jarak jauh,
Pendidikan jarak jauh memiliki karakteristik harus terpenuhi (Desmond
keegan dalam Smaldino, 2008), yaitu:
a. Pemisahan fisik antara siswa dan guru
b. Memiliki program pembelajaran yang dikelola dengan baik
c. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
d. Terdapat komunikasi dua arah.18

6. Teknologi Pendidikan
Teknologi Pendidikan baru berkembang mulai awal tahun 1920-an di
Amerika Serikat (AS). Teknologi Pendidikan sebagai praktik pedagogic
dapat dipahami sebagai praktik Pendidikan dan pembelajaran yang
menggunakan teknologi. Dengan demikian, tentu sudah sejak lama sejak
sejarah mencatat teknologi Pendidikan sebagai praktik pedagogic.
Misalnya dari sejarah praktik pembelajaran di Academia oleh para filsuf
Yunani klasik yang menggunakan media pembelajaran, sesederhana
apapun itu. Misal lingkungan sekitar, lempeng batu, kain, kulit binatang,
kulit kayu, dan lainnya. Di Tiongkok juga demikian, sejarah mencatat
penemuan kertas dan penggunaan tinta dan pena untuk menulis juga sudah
lama digunakan. Setelah itu juga tercatat pengembangan dan produksi

16
Asrorul Mais, Media Pembelajaran: Anak berkebutuhan khusus, (Jember: CV Pustaka
Abadi, 2016), h. 14-15
17
Ariesto Hadi Sutopo. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan.
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012)., h. 5
18
Ibid., h. 6
14

media pembelajaran sederhana dalam bentuk alat-alat peraga seperti peta,


globe, papan tulis, dan sejenisnya pada abad ke-18 dan ke-19.19
Teknologi pendidikan berdasarkan definisi yang telah dipaparkan
sebelumnya terkait masih kontroversi dari definisinya, menjadi salah satu
hal yang sangat membantu dalam proses kegiatan belajar dan mengajar
terutama di abad 21 saat in yang hampir secara keseluruhan berbasis
teknologi. Oleh karena itu teknologi pendidikan menjadi hal yang perlu
terus dikembangkan untuk menunjang proses kegiatan belajar dan
mengajar yang lebih bermakna serta mampu menarik minat dan respon
siswa.
Teknologi dalam Pendidikan mencakup semua alat yang mungkin
dapat digunakan dalam menyajikan informasi dalam Pendidikan, seperti
televisi, media audio visual, atau computer. Pembelajarannya
menggunakan perangkat keras (hardware), atau perangkat program lunak/
perangkat lunak (software).20
Semua usaha dalam teknologi Pendidikan ditujukan untuk
memfasilitasi dan memecahkan masalah belajar peserta didik. Usaha-
usaha tersebut terdiri dari pengelolaan, pengembangan sistem
21
pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar.
Jika sebelumnya telah dipaparkan tentang teknologi pendidikan, tentu
dalam pendidikan ada proses pembelajaran, dan ada teknologi yang
mampu menunjang pembelajaran itu sendiri yaitu teknologi pembelajaran.

7. Media Sosial
Media sosial adalah “medium di internet yang memungkinkan
pengguna mempresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama,

19
Edi Subkhan, Sejarah dan Paradigma Teknologi Pendidikan: Perubahan Sosial,
(Jakarta: 2016), h. 3
20
DR.Munir. op. cit., h. 40
21
Ariesto Hadi Sutopo, op. cit., h. 154
15

berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan


sosial secara virtual.22
Banyak sumber, terutama liputan media maupun kajian literatur, yang
membagi jenis media sosial. Ada yang nerdasarkan model jaringan yang
terbentuk, berdasarkan model jaringan ynag terbentuk, berdasarkan pada
file atau berkas apa saja yang disebarkan (sharing) diantara pengguna. Dari
berbagai sumber tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa
setidaknya ada enam kategori besar untuk melihat pembagian media
sosial, yakni:
a. Media jejaring sosial (social networking)
b. Jurnal online (blog)
c. Jurnal online sederhana sederhana atau mikroblog (microblogging)
d. Media berbagi (media sharing)
e. Penanda sosial (social bookingworking)
f. Media konten bersama atau Wiki.23
Popularitas platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan
Google plus di sesi kelas dan mendapatkan sebagai penggunaan teknologi
baru seperti komputer tablet dan smartphone di mana media sosial dapat
dengan mudah diakses. Meskipun teknologi yang lebih konvensional
seperti laptop, komputer, dan sebagainya masih digunakan dalam
pembelajaran namun ada pergeseran menuju perangkat genggam. Dua
alasan ini mungkin terkait biaya dan kemudahan penggunaan. Karena
teknologi dan platforms ini relatif baru dalam pendidikan, sulit untuk
menentukan dengan tepat mengapa mereka begitu populer.24

8. Instagram
Instagram merupakan layanan pengambilan dan berbagi foto dan
video seluler dengan cepat muncul sebagai media baru yang menjadi

22
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 13
23
Ibid. h. 39
24
Peter De Pietro, Social Media And Collaborative Learning,Transforming Education With
New Media. Vol 435.
16

sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Instagram memberikan pengguna


cara instan untuk menangkap dan berbagi momen hidup mereka dengan
teman-teman melalui serangkaian filter gambar dan video yang
dimanipulasi . Sejak diluncurkan pada Oktober 2010, Instagram telah
menarik lebih dari 150 juta pengguna aktif dengan rata-rata 55 juta foto
diunggah oleh pengguna per hari dan lebih dari 16 juta foto dibagikan
(Instagram 2013).
Instragram adalah situs berbagi foto tempat gambar indah dibagikan
dengan pengikut pengguna. Gambar diatur sebagai bentuk persegi dan
filter dapat ditambahkan untuk mengubah gambar dan mengubah bidikan
ponsel menjadi sesuatu yang menakjubkan
Pada Desember 2014 telah diumumkan bahwa Instagram memiliki 300 juta
users setiap bulan, dengan 8000 like foto dari pengguna setiap detik, dan 5000
komentar dibuat per detik. Lebih dari 5 juta foto diposting per hari dengan
dengan penggunaan banyak hastags oleh mereka untuk dihubungkan ke
percakapan lebih luas. 25

9. Konsep Sistem Hormon


Hormon berasal dari kata homaein yang berarti menggiatkan atau
memacu. Hormon dibentuk pada suatu kelenjar, akan tetapi menunaikan
fungsinya di tempat lain. Umumnya, hormon dihasilkan oleh kelenjar
endokrin dan masuk ke dalam sistem peredaran darah. Walaupun beredar
ke seluruh tubuh, hormon hanya bekerja pada sel tertentu yang disebut sel
target. Hormon merupakan senyawa asam amino atau senyawa steroid,
yaitu senyawa yang disintesis dari kolestrol. Sebagian besar hormon
berbahan dasar asam amini. Hanya beberapa hormon yang merupakan
steroid, misalnya hormon adrenalkortikol yang dihasilkan oleh kelenjar
hiposifisis anterior.26

25
Anonim. Introduction Instagram. https://www.cosmic.org.uk/blog/introduction-
instagram-part-1
26
D. A Pratiwi, dkk. Biologi: untuk SMA/MA kelas XI. (PT. Gelora Aksara Pratama: 2017).
h. 294
17

Sistem hormon (juga disebut sistem endokrin) adalah jaringan


kelenjar dan organ dalam tubuh yang menghasilkan hormon. Hormon
penting bagi hampir semua sel dalam tubuh untuk bekerja. Mereka
memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, dan banyak fungsi lainnya.
Anda memiliki sejumlah kelenjar yang menghasilkan hormon, termasuk
hipotalamus, kelenjar hipofisis, kelenjar pineal, kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid, kelenjar adrenalin, pankreas, ovarium dan testis. Setiap kelenjar
menghasilkan satu atau lebih hormon. Beberapa hormon memengaruhi
hampir semua sel dalam tubuh. Lainnya hanya memengaruhi sejumlah
kecil sel dalam organ tertentu.27
Apakah fungsi hormon? Hormon memiliki fungsi yang sangat
penting, yaitu untuk mengatur homeostatis. Selain itu, hormon berfungsi
untuk memacu pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, dan tingkah laku.
Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar buntu dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu sebagai berikut.28
a) Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang
memegang peranan dalam metabolisme.
b) Kelenjar yang berkerjanya mulai masa tertentu, contohnya kelenjar
endorin yang menghasilkan hormon kelamin.
c) Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu saja, contohnya kelenjar
endokrin yang menghasilkan hormon pertumbuhan.
Kelenjar endokrin pada tubuh manusia, antara lain kelenjar hipofisis,
tiroid, paratiroid, timus, pankreas, adrenal, ovarium, dan testis. Berikut ini
akan dibahas lebih rinci kelenjar-kelenjar tersebut.

27
Anonim, Sistem Endokrin, https://www.healthdirect.gov.au/hormonal-system-
endocrine#what-is. Diakses pada tanggal 04 April 2020, pukul 15:23 WIB
28
Nurhayati, Nunung, Resty Wijayanti, Biologi untuk Siswa SMA/MA Kelas XI: Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, (Jakarta: Yrama Widya, 2017). H. 277
18

Gambar 2. 1 Kelenjar Hormon

a. Kelenjar Hiposis (Pituari)


Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak, di bawah hipotalamus.
Ukurannya kurang lebih sebesar kacang ercis. Kelenjar ini terdiri atas tiga
lobus, yaitu anterior (depan), lobus intermedia (tengah, terudimenter) dan
lobus posterior (belakang). Meskipun berukuran kecil, hipofisis
memegang peranan penting dalam koordinasi kimia tubuh sehingga sering
disebut master of glands.
b. Kelenjar hipofisis anterior
Hipofisis anterior menghasilkan beberapa hormon penting yang
merangsang kelenjar target (misalnya kelenjar adrenal, gonad, atau
kelenjar tiroid) untuk menghasilkan hormon kelenjar target atau secara
langsung memengaruhi organ target. Hormon hipofisis termasuk hormon
adrenokortikotropik (ACTH); gonadotropin; hormon perangsang tiroid
(TSH), juga disebut tirotropin; hormon pertumbuhan (GH); dan
prolaktin.29
c. Kelenjar hipofisis posterior
Hipofisis posterior tidak menghasilkan hormonnya sendiri,
sebaliknya, ia menyimpan dua hormon, vasopressin dan oksitosin yang

29
Anonim, The Endocrine System, 1998, (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles
/PMC6761896/). Diakses pada tanggal 29 April 2021 pukul 12:21 WIB
19

diproduksi oleh neuron di hipotalamus. Kedua hormon berkumpul di


ujung neuron, yang terletak di hipotalamus dan meluas ke hipofisis
posterior.30
Vasopresin, juga disebut arginine vasopressin (AVP), memainkan
peranan penting dalam ekonomi air dan elektrolit tubuh. Dengan
demikian, pelepasan AVP menungkatkan reabsorpsi air dari urin di ginjal.
Melalui mekanisme ini, tubuh mengurangi volume urin dan menghemat
air. Pelepasan AVP dari hipofisis dikendalikan oleh konsentrasi natrium
dalam darah serta volume darah dan tekanan darah. Misalnya tekanan
darah tinggi atau peningkatan volume darah menyebabkan penghambatan
pelepasan AVP. Akibatnya, lebih banyak air dilepaskan bersama urin, dan
tekanan darah serta volume darah berkurang.31
Oksitosin, hormon kedua yang disimpan di hipofisis posterior,
merangsang kontraksi Rahim saat melahirkan. Pada wanita menyusui,
hormon mengaktifkan pengeluaran ASI sebagai respons menyusu oleh
bayi.32
Terjemahan disalin
d. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal terletak di otak bagian atas. Kelenjar ini
mensekresikan melatonin, suatu hormon yang berasal dari serotonin.
Konsentrasi melatonin tertinggi terjadi di malam hari yang menyebabkan
kita mengantuk, sedangkan konsentrasi terendah terjadi di siang hari.
Daerah hipotalamus yang berkaitan dengan ”jam biologis” banyak
mengandung melatonon. Perubahan konsentrasi melatonin memengaruhi
proses fisiologi, seperti suhu tubuh, rasa kantuk, dan selera makan.33

30
Ibid.
31
Ibid.
32
Ibid.
33
D. A Pratiwi, op. cit.
20

Kelenjar pineal memiliki bentuk yang menyerupai biji pinus dan


berukuran kecil, yaitu sekitar 5-8 mm. Walau ukurannya kecil, kelenjar
ini memiliki fungsi yang besar dalam kehidupan manusia.34
e. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di
sebelah bawah jakun dan terdiri atas dua lobus. Hormon terpenting yang
disekresikan kelenjar tiroid adalah tiroksin.
Kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon tiroid terletak di bagian
bawah leher. Di belakang kelenjar tiroid terletak kelenjar paratiroid.
Hormon tiroid ini ada 2 macam, yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin
(T3). Selain detak jantung, kehadiran hormon tiroid juga penting dalam
membantu mengatur tekanan darah, suhu tubuh, dan proses mengubah
makanan menjadi energi. Kehadiran kelenjar tiroid sangat penting, karena
hormon yang dihasilkannya berdampak kepada fungsi tiap sel
tubuh. Kerja kelenjar tiroid ini dikontrol oleh hormon TSH (Thyroid
Stimulating Hormone) yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak.35
f. Kelenjar Timus
Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau
hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak dibutuhkan lagi.
g. Kelenjar Adrenal (Kelenjar Anak Ginjal)
Kelenjar adrenal adalah dua struktur kecil yang terletak di atas tiap
ginjal. Kelenjar ini kaya akan persediaan darah.
h. Kelenjar Langerhans (Pankreas)
Kelenjar langerhans menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
Insulin berfungsi mengubah gula darah (glukosa) menjadi gula otot
(glikogen) di hati sehingga mengurangi kadar gula dalam darah.
Glukagon berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa. Kekurangan

34
Kevin Adrian, Berbagai Fungsi Kelenjar Pineal dalam Tubuh, 2019,
https://www.alodokter.com/berbagai-fungsi-kelenjar-pineal-dalam-tubuh. Diakses pada tanggal 28
April 2021 pukul 12:45 WIB
35
Allert Benedicto Leuan Noya, Resiko Penyakit yang Mengincar Kelenjar Tiroid, 2018,
https://www.alodokter.com/risiko-penyakit-yang-mengintai-kelenjar-tiroid. Diakses pada tanggal
28 April 2021, pukul 12:59 WIB
21

hormon insulin dapat mengakibakan diabetes melitus (kencing manis)


akibat kenaikan gula dalam darah.
i. Kelenjar Kelamin
Testis merupakan kelenjar kelamin laki-laki yang mengandung sel
Leydig. Sel-sel Leydig menghasilkan hormon testosteron yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan sekunder laki-laki.
Ovarium adalah kelenjar kelamin wanita yang menyekresi hormon
estrogen dan progesteron.
j. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pada lambung menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi
merangsang sekresi getah lambung. Kelenjar pada usus 12 jari
memproduksi hormon sekretin yang berfungsi merangsang sekresi getah
pankreas dan hormon koleistokinin yang merangsang sekresi getah
empedu.

B. Kajian yang Relevan


Adapun jurnal yang diadaptasi dari penelitian ini berjudul antara lain,
yaitu:
Penelitian yang ditulis oleh Ichwan Restu Nugruho dari Universitas
Negeri Yogyakarta ini menggunakan metode penelitian 4D (four-D model).
Adapun hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa penggunaan media
Instagram mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan Instagram layak
digunakan sebagai sumber belajar mandiri pada pembelajaran Fisika di
sekolah tersebut.36
Penelitian yang dilakukan oleh Abu Dzar Al Ghifari, Retno
Widyaningrum, dan Santi Maudiarti dari Universitas Negeri Jakarta
menghasilkan sebuah produk berupa konten mata pelajaran sosiologi yang
dikembangkan kedalam format visual dan audio visual dengan memanfaatkan
media sosial Instagram. . Penelitian ini menggunakan tahapan model Dick and

36
Ichwan Restu Nugroho, Bambang Ruwanto, Pengembangan Media Pembelajaran Fisika
Berbasis Media Sosial Instagram Sebagai Sumber Belajar Mandiri untuk Meningkatkan Motivasi
dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol 6 nomor 6, 2017.
22

Carey, yaitu Asess Needs to Identify goal(s), Conduct Instructional Analysis,


Analyze Learners and Contexts, Write Performance Objectives, Develop
Assessment Instruments, Develop Instructional Strategy, dan pada tahap
ketujuh, Develop and Select Instructional Materials menggunakan model
pengembangan ke dua, yaitu Decide, Design, Develop and Evaluation (DDD-
E).37
Penelitian yang dilakukan oleh Niyang Hendras Savina, I Nyoman
Arcana, dan Annis Deshinta Ayuningtyas dari Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa mengembangkan media pembelajaran berbasis media sosial
Instagram yang dapat digunakan dalam pembelajaran Limit dan Kontinuitas.
Metode yang digunakan yaitu metode ADDIE yang melalui 5 tahapan yaitu
Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket validasi, angket respon peserta didik
dan tes hasil belajar. Teknik analisis data secara deskriptif kualitatif dan
kuantitatif.38
Sri Latifah dan Ardini Utami dari Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung dalam penelitiannya bertujuan mengetahui kelayakan bahan ajar
Fisika interaktif berbasis media sosial Schoology dan mengetahui respon
peserta didik terhadap kemenarikan media yang dikembangkan. Metode yang
digunakan yaitu Research and Development (R&D) dengan menggunakan
prosedur Borg and Gall.39
Maryamah dan Evi Roviati dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon dalam
penelitian mengembangkan media e-learning berbasis twitter sebagai media
bahan ajar biologi pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Metode

37
Abu Dzar Al Ghifari, Retno Widyaningrum, Dan Santi Maudiarti, Pengembangan
Konten Pembelajaran di Media Sosial Instagram untuk Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X di
SMAN 103 Jakarta, Jurnal Pembelajaran Inovatif, Vol 05, 2021, h. 43-54
38
Niyang Hendras Savina, I Nyoman Arcana, dan Annis Deshinta Ayuningtyas,
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Media Sosial Instagram pada Pokok Bahasan Limit
dan Kontinuitas, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 8, 2020.
39
Sri Latifah dan Ardini Utami, Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Berbasis Media
Sosial Schoology, Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02, 2019, h. 36-45.
23

penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan dengan sampel remaja


pengguna smartphone di Desa Walahar Kabupaten Cirebon. 40

C. Kerangka Pikir
Dalam kegiatan pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran yang
menarik dan bermakna dibutuhkan komponen atau perangkat penunjang
pembelajaran, yaitu berupa media pembelajaran. Pada kenyataannya, guru-
guru disekolah masih minim dalam penguasaan media pembelajaran, padahal
abad 21 menuntut kreatifitas. Di abad 21 yang serba teknologi seperti ini tentu
berpengaruh kepada dunia pendidikan, salah satunya dalam mengembangkan
media pembelajaran yang ditekankan berbasis teknologi dan informasi.
Abad 21 merupakan abad millenium, dan semua dituntut serba cepat dan
tepat. Pembelajaran dalam kelas pun dituntut menggunakan media yang tidak
membosankan agar siswa tidak jenuh dalam mempelajari materi. Adapun
salah satu alternatif dalam pembelajaran, digunakanlah media berbasis
teknologi dan informasi yang tidak jauh dari kehidupan siswa.
Alternatifnya yaitu pemanfaatan media sosial sebagai media
pembelajaran. Media sosial seperti yang diketahui tidak pernah lepas dalam
kehidupan manusia, terutama generasi millenial saat ini yang biasa digunakan
sebagai akses informasi, diharapkan akses informasi yang diperoleh mereka
juga mampu menambah pengetahuan mereka, terutama bidang akademik.
Pemanfaatan media sosial sebagai media pembelajaran agar siswa mampu
memanfaatkan dengan bijak teknologi gadget yang digenggamnya terutama
untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dan menunjang media
pembelajarannya, serta menunjang prestasi belajarnya.

40
Maryamah dan Evi Roviati, Pengembangan Media E-Learning Berbasis Twitter Pada
Materi Biologi Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan, Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesi, Vol. 1,
2021, h. 53-60.
24

Guru-guru minim penguasaan media pembelajaran yang menuntut


kreatifitas sesuai tuntuan abad 21

Penggunaan media pembelajaran yang menarik dituntut agar siswa tidak


bosan dalam memahami konsep

Alternatif penggunaan media sosial sebagai media pembelajaran

Media sosial menjadi sumber informasi untuk menunjang pembelajaran

Gambar 2. 2 Bagan Kerangka Berpikir


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan tempat penelitian


Penelitian ini bertempat di SMAN 29 Jakarta. Adapun pelaksanaan
penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.

B. Desain atau Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam pengembangan media berbasis media
sosial berbasis Instagram ini menggunakan metode R&D. Metode penelitian
dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research dan Development
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,
dan menguji keefektifan produk tersebut.1

C. Tahap Peneltian
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan
adalah merujuk pada gambar berikut.2
Potensi dan Pengumpulan Desain Validasi
Masalah Data Produk desain

Uji coba Revisi Uji coba Revisi


pemakaian Produk produk desain

Revisi produk Produksi massal

Gambar 3. 1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and


Development (R&D)

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 297
2
Ibid. h. 298

25
26

D. Prosedur Penelitian Pengembangan


Langkah pengembangan media belajar berbasis media sosial Instagram
tidak melakukan semua tahapan yang ada pada langkah-langkah penelitian
R&D yang mencakup 10 langkah. Penelitian dibatasi hanya sampai pada tahap
revisi produk setelah di uji coba. Berikut penjelasan langkah-langkah sesuai
dengan bagan yang sudah dibuat sebelumnya.
1. Potensi dan masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi
adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai
tambah.3 Masalah, seperti telah dikemukakan adalah penyimpangan antara
yang diharapkan dengan yang terjadi.4
Pada penelitian ini diawali dengan dengan mewawancarai guru
Biologi di SMAN 29 Jakarta. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui
kondisi lapangan yang ada terkait proses pembelajaran dan media
pembelajaran yang biasanya digunakan. Serta melihat potensi
dimungkinkan penggunaan media sosial Instagram sebagai salah satu
alternatif media pembelajaran agar peserta didik memanfaatkan Instagram
bukan hanya sekedar hiburan atau sharing foto/gambar /video, melainkan
menambah pengetahuan terutama seputar materi biologi yang lebih
menarik. Karena masalah biasanya sering ditemukan dalam penggunaan
Instagram biasanya penyebaran informasi hoax yang masif.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan untuk kebutuhan merancang media
pembelajaran yang akan dibuat. Pengumpulan data berupa informasi-
informasi yang terkait dengan konsep sistem hormon, baik berupa gambar,
informasi, video, dan lainnya.. Sumber-sumber diperoleh melalui buku-
buku Biologi SMA serta jurnal-jurnal terpercaya.

3
Ibid., h.298
4
Ibid. h. 299
27

3. Desain Produk
Desain produk yang diharapkan akan menghasilkan berupa produk
baru yaitu akun Instagram dengan nama @serabiasyik yang berisi konten
berupa gambar dan video terkait penjelasan system hormone, serta info
grafik yang masih berhubungan. Konten-konten dibuat semenarik
mungkin dan bisa mudah diserap informasinya oleh followers yang
ditujukan ke siswa SMA khususnya.
Desain produk dibuat dengan bantuan software Adobe Illustrator via
PC dan Android. Canva, dan Ms powerpoint dengan memperhatikan trend
desain grafis yang berkembang di tahun 2020 ini.
4. Validasi Desain
Sebelum produk media pembelajaran berbasis media sosial ini diuji
cobakan kepada siswa, dilakukan validasi terlebih dahulu oleh ahli. Ahli
yang memvalidasi terdiri dari ahli media dan materi. Validasi ini dilakukan
untuk mendapat arahan dan saran mengenai hal yang perlu diperbaiki,
kekurangan dan kelemahan dari produk yang dibuat untuk direvisi
sebelum diujicobakan.
5. Revisi desain
Revisi desain dilakukan setelah produk divalidasi oleh ahli media dan
ahli materi, kemudian diperbaiki untuk selanjutnya diujicobakan .
6. Uji Coba Produk
Produk diujicobakan ke sekolah yang berbeda dalam satu kotamadya
untuk mengetahui kelayakan produk yang dibuat. Produk diberikan untuk
dipelajari kemudian siswa menjawab tes yang telah disematkan pada
produk (berupa fitur kuis di Instagram). Kemudian diberikan angket untuk
mengetahui respon siswa mengenai kelayakan penggunaan media
pembelajaran berbasis media instragam.
7. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan mengacu pada angket respon siswa yang
telah disebar untuk dianalisis kekurangan yang diperbaiki atau direvisi.
28

E. Teknik Pengumpulan Data


Terdapat dua hal yang utama yang memengaruhi kualitas data dan hasil
penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan
data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas
instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh kareta itu, instrumen yang telah
teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang
valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut digunakan secara tepat dalam
pengumpulan datanya.5
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu,
a. Interview (wawancara)
Salah satu metode pengumpul data dilakukan melalui wawancara,
yaitu suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan informasi secara
langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para
responden. Wawancara bermakna berhadapan langsung antara
interviewer(s) dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan.6
Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini dengan mewawancarai
Siswa SMAN 29 Jakarta serta salah satu guru Biologi yang mengajar di
SMAN 29 Jakarta.
b. Sistem Angket (kuisioner)
Salah satu media untuk mengumpulkan data dalam penelitian
Pendidikan maupun penelitian sosial yang palin popular digunakan adalah
melalui kuisioner. Kuisioner ini juga sering sebagai angket dimana dalam
kuisioner tersebut terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan
erat dengan masalah peneltian yang hendak dipecahkan, disusun, dan
disebarkan ke responden untuk meperoleh informasi di lapangan.7

5
Ibid. h. 137
6
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015),
h. 39
7
Sukardi, Ph.D, Metodologi Penelitian: Kompetensi dan Praktiknya, (Yogyakarta: Bumi
Aksara, 2009), h. 76
29

Seperti halnya dengan wawancara, pertanyaan-pertanyaan yang telah


tersusun secara kronologis dari yang umum mengarah pada khusus untuk
diberikan pada responden/informan yang umumnya merupakan daftar
pertanyaan lazimnya disebut kuisioner, dibuat dengan menyesuaikan
responden ataupun dapat dibuat untuk umum dalam arti terbatas pula
sesuai dengan pengambilan sampel.8
c. Dokumentasi
Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah menggunakan
Teknik dokumentasi. Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh
informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada
pada responden atau tempat, dimana responden bertempat tinggal atau
melakukan kegiatan sehari-hari. 9
Dokumentasi dilakukan dengan proses pengambilan gambar dalam
pembuatan produk.

F. Instrumen Penelitian
1. Wawancara
Salah satu intrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu
wawancara. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih
guna kepentingan penelitian.
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewacaranya
menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Penelitia yang menggunakan jenis wawancara ini bertujuan mencari
jawaban terhadap hipotesis. Untuk itu pertanyaan-pertanyaan disusun
dengan rapi dan ketat.10
Wawancara tak terstruktur merupakan wawancara yang berbeda
dengan terstruktur tunggal. Cirinya kurang diinterupsi dan arbitrer.
Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi

8
Ibid. h. 55
9
Ibid. h. 81
10
Anggito, Albi, Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV Jejak,
2018), h. 84
30

tunggal.11 Pertanyaan biasanya tidak disusun terlebih dahulu, malah


disesuaikan dengan keadaan dan ciri unik dari responden. Pelaksanaan
tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari.12

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru

No Aspek
1 Apersepsi
2 Metode yang digunakan
3 Kendala dalam mengajar
4 Media yang digunakan
5 Motivasi peserta didik
6 Media sosial
7 Materi Biologi tersulit

2. Kuesioner (angket)
Seperti halnya dengan wawancara, pertanyaan-pertanyaan yang
telah tersusun secara kronologis dari yang umum mengarah pada khusus
untuk diberikan pada responden/informan yang umumnya merupakan
daftar pertanyaan yang lazimnya disebut kuesioner, dibuat dengan
menyesuaikan responden ataupun dalam arti terbatas pula sesuai dengan
pengambilan sampel.13
Kuesioner atau angket ditujukan kepada ahli materi, ahli media, dan
peserta diri dari penelitian pendahuluan hingga pada tahap uji coba
lapangan. Kuesioner yang dibuat berbentuk rating scale dengan lima
pilihan jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju.

11
Ibid. h. 85
12
Ibid. h. 85
13
Joko Subagyo., op. cit, h. 55
31

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Angket Pendahuluan Peserta Didik

No Indikator
1 User Smartphone
2 Waktu akses internet
3 Penggunaan paket data
4 Pemanfaatan internet
5 Pemanfaatan media sosial
6 User Instagram
7 Akun Instagram

Tabel 3. 3 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Media Pembelajaran

No Aspek
1 Performa
2 Grafis
3 Penyajian

Tabel 3. 4 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Materi Biologi

No Aspek
1 Isi
2 Bahasa
3 Gambar

Tabel 3. 5 Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik

No Aspek
1 Kemudahan Pemahaman
2 Kemandirian Belajar
3 Penyajian Media Belajar
4 Penggunaan Media Belajar

G. Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah
berikutnya adalah mengolah data atau menganalisis data. Karena data yang
diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki
32

makna yang berarti, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu, sehingga
dapat memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Teknik Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif dari penelitian ini yaitu berupa kritik dan saran dari
hasil revisian media yang telah dievaluasi oleh dosen ahli materi dan ahli
media.
2. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari instrument validasi ahli yang berupa
instrument penilaian media dan materi yang telah dinilai oleh dosen ahli
media dan materi. Penilaian ini dijadikan acuan untuk revisi produk
sebelum diuji coba ke siswa. Data kuantitatif lainnya yang diolah yaitu
angket respon siswa yang nantinya disebar setelah penggunaan media
pembelajaran berbasis media sosial Instagram. Dari hasil angket respon
siswa inilah akan diketahui kualitas kelayakan penggunaan media tersebut
dalam pembelajaran.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis
instrument validasi media dan materi oleh dosen ahli.
a. Langkah pertama dilakukan adalah pemberian skor pada masing-
masing penilaian, dengan pemberian skor sebagai berikut

1 = tidak relevan/ tidak baik,


2 = kurang relevan/ kurang baik,
3 = cukup relevan/ cukup baik,
4 = relevan/ baik,
5 = sangat relevan/ sangat baik
b. Kemudian dilakukan perhitungan berdasarkan dari pernyataan yang
telah diperoleh penilaiannya per butir pernyataan. Adapun
perhitungannya sebagai berikut.

Keterangan:
33

P = Presentase kelayakan
c. Terakhir, disimpulkan hasil perhitungan berdasarkan aspek dengan
melihat tabel berikut.

R = data tertinggi – data terendah

Maka, R = 5-1 = 4

Kemudian menghitung panjang interval dengan rumus:

= = 0,80

Skor rata-rata per aspek dihitung dengan rumus:

Persentase (P) dihitung dengan rumus:14

P= x 100%

Sehingga skor dan kriteria kelayakan media adalah sebagai berikut:15

Skor Keterangan
4,22 – 5 Sangat layak/Sangat baik
3,41 – 4,21 Layak/Baik
2,61 – 3,40 Cukup layak/Cukup baik
1,80 – 2,60 Kurang Layak/Kurang baik
1,00 – 1,79 Tidak layak/Tidak baik

Adapun persentase dan kriteria kelayakan adalah sebagai berikut:16


Skor Keterangan
80% - 100% Sangat layak/Sangat baik
60% - 80% Layak/Baik
40% - 60% Cukup layak/Cukup baik
20%- 40% Kurang Layak/Kurang baik
≤ 20% Tidak layak/Tidak baik

14
Putri Nandita Apsari, Swaditya Rizki, Media Pembelajaran Matematika Berbasis
Android pada Materi Program Linear, Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah
Metro, Vol. 7, No.1., h. 165
15
Madinatul Mukholifah, dkk, Mengembangkan Media Pembelajaran Wayang Karakter
pada Pembelajaran Tematik, Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 1 No.4, 2020., h.677
16
Putri Nandita Apsari, Swaditya Rizki, loc. cit
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan dari penelitian pengembangan ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan media pelajaran berbasis media sosial dengan konten
Instagram yang telah dikembangkan menggunakan metode Research and
Development (R&D). Metode R&D yang digunakan hanya 7 tahap dari 10
tahap yang dilakukan, karena keterbatasan waktu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Ardhana (2002:9) setiap pengembangan tentu saja dapat memilih
dan menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi dirinya
berdasarkan kondisi khusus yang dihadapinya dalam proses
pengembangan.1 Tahap-tahap tersebut terdiri dari potensi dan masalah,
pengumpulan data, desain produk, validasi produk, revisi desain, uji coba
produk, dan revisi produk.
2. Penelitian ini telah berhasil mengembangkan media pembelajaran berupa
konten Instagram yang berisi gambar disertai keterangan dan juga video
pendukung pada konsep sistem hormone. Konsep media ini seperti
microblog yang sedang trending di Instagram. Uji kelayakan dilakukan
oleh 6 orang ahli yang terdiri dari 3 ahli materi dan 3 ahli media. Penilaian
yang diberikan oleh ahli materi memiliki presentase rata-rata nilai sebesar
82% dengan kriteria sangat layak. Penilaian dari ahli media memiliki
presentase rata-rata 93% dengan kriteria sangat layak. Sedangkan
penilaian dari hasil uji kelompok lapangan menunjukkan rata-rata 79%
dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran
berbasis media sosial Instagram dengan konten yang telah dikembangkan
dinyatakan layak sebagai media alternatif bagi peserta didik maupun guru
dari segi materi maupun media pada konsep sistem hormon.

1
Try Sevita Haryanto, op. cit.

56
57

3. Hasil respon peserta didik yang diperoleh melalui uji kelompok kecil yaitu
78.5% dengan kriteria baik. Sedangkan hasil respon peserta dididk yang
diperoleh melalui uji lapangan memperoleh rata-rata 79% dengan kriteria
baik. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis media
sosial Instagram dengan konten yang telah dikembangkan mendapat
respon positif dari siswa.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian pengembangan ini adalah
sebagai berikut:
1. Media yang telah dihasilkan sebaiknya diperbaiki kembali dengan desain
lebih menarik dan dapat diuji coba kembali ke beberapa sekolah agar hasil
yang dihasilkan lebih representatif.
2. Media yang dihasilkan diharapkan tidak terbatas hanya pada Instagram
namun juga bisa dikembangkan ke media sosial lainnya, terutama media
sosial yang paling sering dipakai. Materi yang ada pada media tidak hanya
terbatas pada materi sistem hormone, namun bisa berlanjut untuk konsep-
konsep materi biologi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Kevin. Berbagai Fungsi Kelenjar Pineal dalam Tubuh, 2019,


https://www.alodokter.com/berbagai-fungsi-kelenjar-pineal-dalam-tubuh.
Diakses pada tanggal 28 April 2021 pukul 12:45 WIB

Anonim. Hormonal System. 2019. https://www.healthdirect.gov .au/hormonal-


system-endocrine#what- is. Diakses pada 04 Februari 2020, pukul 14:53

Anonim. Introduction Instagram. 2015. https://www.cosmic.org.uk/


blog/introduction-instagram-part-1 Diakses pada tanggal 30 April 2021
pukul 12:58 WIB

Arsyad, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta : PT Grafindo Persada. 2009.

Badrudin, Ruswandi, Uus. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Insan


Mandiri.2008

De Pietro, Peter. Social Media And Collaborative Learning,Transforming


Education With New Media. Vol 435. 2013

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 1999

Ghifari, Abu Dzar Al, Retno Widyaningrum, dan Santi Maudiarti. Pengembangan
Konten Pembelajaran di Media Sosial Instagram untuk Mata Pelajaran
Sosiologi Kelas X di SMAN 103 Jakarta, Jurnal Pembelajaran Inovatif, Vol
05, 2021

Hamid, Mustofa Abi, dkk. Media Pembelajaran. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
2020

Haryanto, Try Sevita dkk. Pengembangan Pembelajaran Permainan Bolavoli


Menggunakan Media Interaktif di Smp Negeri 6 Kabupaten Situbondo.
Vol.25, no 1, 2015.

Herry Hernawan, Asep, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.


Jakarta: Penerbit UT. 2011

Mais, Asrorul Media Pembelajaran: Anak berkebutuhan khusus. Jember: CV


Pustaka Abadi. 2016

Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika. 2008

Latifah, Sri dan Ardini Utami, Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Berbasis
Media Sosial Schoology, Indonesian Journal of Science and Mathematics
Education 02. 2019

58
59

Maryamah dan Evi Roviati. Pengembangan Media E-Learning Berbasis Twitter


Pada Materi Biologi Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan, Jurnal Ilmu
Pendidikan Indonesi, Vol. 1, 2021

Miarso, Yusufhadi Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenamedia


Grup. 2004

Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:


Alfabeta. 2010

Nasrullah, Rulli. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan


Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2015.

Nugroho, Ichwan Restu, Bambang Ruwanto, Pengembangan Media Pembelajaran


Fisika Berbasis Media Sosial Instagram Sebagai Sumber Belajar Mandiri
untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI
SMA, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol 6 nomor 6, 2017.

Noya, Allert Benedicto Leuan. Resiko Penyakit yang Mengincar Kelenjar Tiroid.
2018. https://www.alodokter.com/risiko-penyakit-yang-mengintai-kelenjar-
tiroid. Diakses pada tanggal 28 April 2021, pukul 12:59 WIB

Prasetyo, Sigit. Pengembangan Media Media sosial dalam Pembelajaran Sains di


Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 4. 2015

Prawirohartono, Slamet, Hidayat, Sri. Sains: Biologi SMA Kelas XI. PT. Bumi
Aksara: Jakarta. 2007.

Pratiwi, Dra, D. A, M. Pd, dkk. Biologi: untuk SMA/MA kelas XI. PT. Gelora
Aksara Pratama: 2017.

Prawiradilaga, Dewi Salma, Eveline Siregar. Mozaik Teknologi Pendidikan.


Jakarta: Kencana. 2004

Pribadi, Benny A Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta: Kencana.


2017

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


Jakarta: Kencana Prenada Media. 2006

Savina, Niyang Hendras I Nyoman Arcana, dan Annis Deshinta Ayuningtyas,


Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Media Sosial Instagram pada
Pokok Bahasan Limit dan Kontinuitas, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.
8, 2020.

Sudjana, Nana, Ahmad Rivai. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru


Algensindo. 2007.
60

Subagyo, Joko. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
2015.

Edi Subkhan, Edi. Sejarah dan Paradigma Teknologi Pendidikan: Perubahan


Sosial, Jakarta: 2016.

Sugiyono. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta. 2011.

Sutopo, Ariesto Hadi. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan.


Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012

Yaumi, Muhammad. Media & Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia


Group. 2018

Anda mungkin juga menyukai