Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MICROBLOG


INSTAGRAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 1 KANDANGAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Hamsi Mansur, M. M. Pd

Disusun Oleh:
Ahmad Jayadi (1910130210030)

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayang-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal
penelitian kualitatif ini sebagai tugas ujian tengah semester mata kuliah Metodologi
Penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Microblog
Instagram dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X IPS 2 SMA Negeri 1
Kandangan”.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam pembuatan proposal penelitian kualitatif ini, khususnya kepada dosen pengampu
mata kuliah yaitu Bapak Prof. Dr. H. Hamsi Mansur, M. M. Pd yang telah membimbing
dalam menulis proposal penelitian kualitatif ini, serta berbagai pihak yang telah
membantu menyediakan informasi terkait dengan penyusunannya.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian kualitatif
ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penyusun memohon maaf dan
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sebagai bekal acuan untuk lebih baik lagi di kemudian hari.
Harapan penyusun, semoga proposal penelitian kualitatif ini dapat memberikan
manfaat dan bekal pengetahuan bagi kita semua. Terima kasih.

Banjarmasin, 16 Juni 2022


Penyusun,

Ahmad Jayadi

i
DAFTAR ISI

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF .......................................................... 1

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 5

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 5

D. Perumusan Masalah .................................................................................... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 6

BAB II ..................................................................................................................... 7

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ..................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 7

1. Pengertian Media Pembelajaran............................................................... 7

2. Fungsi dan Jenis Media Pembelajaran ..................................................... 8

3. Prinsip dan Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran ........... 11

4. Konsep Dasar Media Sosial Instagram .................................................. 13

5. Cara Kerja Microblog Pada Instagram ................................................... 14

6. Pengertian Motivasi Belajar .................................................................. 15

ii
7. Jenis dan Prinsip Motivasi Belajar ......................................................... 16

8. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar..................................................... 17

B. Kerangka Berpikir .................................................................................... 20

BAB III .................................................................................................................. 21

METODE PENELITIAN ..................................................................................... 21

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................................ 21

B. Subjek Penelitian ...................................................................................... 21

C. Objek Penelitian ....................................................................................... 22

D. Data dan Sumber Data .............................................................................. 22

E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 23

F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 24

G. Prosedur Penelitian ................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 26

LAMPIRAN .......................................................................................................... 27

iii
DAFTAR TABEL

1. Data Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan………………………………

2. Data jumlah siswa SMAN 1 Kandangan tahun ajaran 2021/2022……………

3. Data Kondisi sarana dan prasarana SMAN 1 Kandangan…………………….

iv
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar Skema Kerangka Berpikir… .................................................................. 20

2. Gambar Visi SMAN 1 Kandangan ……………………………………………

3. Gambar Misi SMAN 1 Kandangan……………………………………...

v
DAFTAR LAMPIRAN

1. Observasi Lapangan… ......................................................................................


2. Media Pembelajaran Berbasis Microblog Instagram … .....................................
3. Diskus Kelompok ...............................................................................................

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tuntutan manusia terhadap kebutuhan informasi semakin tinggi merupakan
alternatif komunikasi masyarakat modern saat ini. Komunikasi mengakibatkan
dunia tidak lagi mengenal batas, jarak, ruang, dan waktu akibat dari peningkatan
informasi, dan teknologi. Informasi penting tentang fenomena kejadian di belahan
dunia lain dapat mudah diakses seseorang tanpa harus berada di tempat tersebut.
Hanya dengan seperangkat computer yang memiliki konektivitas internet,
informasi dapat diperoleh dalam hitungan detik tanpa harus memakan waktu
berjam-jam.
Abad ke-21 merupakan era millenium yang hampir semua lini kehidupan
berbasiskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi atau
disingkat dengan Iptek menjadi salah satu indikator kemajuan suatu bangsa,
terutama dibidang pendidikan. Jika suatu negara sudah mampu mengintegrasikan
dengan baik antara pengembangan Iptek dengan proses dalam pendidikan, dapat
dikatakan negara tersebut sudah maju, terlebih lagi jika menghasilkan produk Iptek
yang memberi manfaat ke banyak orang. Dalam pengembangan Iptek di bidang
pendidikan ini tentu ada dalam proses belajar dan mengajar yang didalamnya ada
interaksi penting antara guru dengan murid. Jika guru mampu dengan menguasai
dengan baik tentang Iptek tentu akan menciptakan proses kegiatan belajar dan
mengajar yang lebih interaktif.
Menurut Sutirna (2012) lembaga Pendidikan formal, nonformal dan informal
sebagai wahana penghasil sumber daya manusia dengan semua unsur
penyelenggaranya merupakan salah satu kunci dalam menghadapi era teknologi
dan informasi. Untuk intulah kreativitas guru dalam mengembangkan suasana
pembelajaran yang menarik dapat dilakukan dengan menciptakan media
pembelajaran yang menarik, kreatif, dan inovatif. Di era globalisasi seperti ini
pengembangan media pembelajaran tentu harus mengikuti arus globalisasi yang
tidak lepas dari teknologi.
1
Media dalam pembelajaran sangatlah menentukan keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Pemilihan media yang tepat akan mengakibatkan perubahan
orientasi belajar siswa aktif mencari informasi dari berbagai media. Untuk itu
tentunya dibutuhkan disiplin yang tinggi, kemauan yang kuat serta motivasi untuk
dapat meraih prestasi yang tinggi. Penggunaan bahan ajar kreatif tentu diperlukan
untuk menunjang keberhasilan dalam proses dan interaksi belajar dan mengajar.
Istilah media sering digunakan secara sinonim dengan teknologi
pembelajaran. Hal ini dapat dimaklumi karena dalam perkembangan awal
teknologi pembelajaran memberikan penekanan pada tiga unsur utama: guru,
kapur, dan buku teks yang merupakan intisari media pembelajaran. Sehingga dalam
proses pembelajaran yang sesuai dengan abad 21 merupakan pengembangan dari
peran kapur dan buku teks yang dimaksud bisa dituangkan dalam media digital.
Pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi atau
menggunakan multimedia disebut dengan media pembelajaran berbasis multimedia
interaktif. Penggunaan media pembelajaran ini dimaksudkan untuk membantu guru
dalam penyampaian materi dan juga membantu siswa dalam memahami materi
yang diajarkan. Selain itu, muatan materi pelajaran dapat dimodifikasi menjadi
lebih menarik dan mudah dipahami, tujuan materi yang sulit akan menjadi mudah,
suasana belajar yang menegangkan menjadi menyenangkan. Menurut Prasetyo
(2015) dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia dapat
memadukan media-media dalam proses pembelajaran, maka proses pembelajaran
akan berkembang dengan baik, sehingga membantu guru menciptakan pola
penyajian yang interaktif.
Pembelajaran berbasis ICT sangat erat kaitannya dengan pembelajaran e-
learning mamupun mobile learning karena menggunakan teknologi komunikasi
dan informasi, baik bersifat online maupun offline. Pembelajaran ICT merupakan
menjadi tuntutan di era millenium sekarang ini karena perkembangan Iptek yang
semakin pesat, sehingga guru sebagai salah satu pendukung paling utama dalam
keberhasilan kegiatan pembelajaran harus terus memperbaharui gaya mengajarnya
terutama dalam menguasai media pembelajaran berbasis ICT.
Salah satu penerapan dari pembelajaran ICT yaitu pembelajaran berbasis

2
media sosial yang kini tidak lepas dari tangan siswa dan sudah menjadi keseharian
mereka dalam mengoperasikannya seperti Instagram. Penggunaan Instagram
sebagai sumber belajar jarang digunakan. Instagram biasa digunakan hanya sebatas
media hiburan saja atau sekedar media untuk menyimpan dokumentasi keseharian
yang ingin disampaikan lebih luas ke netizen.
Penggunaan media dalam proses belajar merupakan salah satu cara yang
dapat digunakan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Karena media
merupakan salah satu hal mutlak yang harus ada dalam proses belajar. Oleh karena
itu, sebisa mungkin guru harus bisa menggunakan media pembelajaran dalam
proses belajar. Gerlach dan Ely dalam Hamdani (2011) mengatakan bahwa “media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap”.
Media yang menarik akan mempengaruhi motivasi belajar, ketika siswa
menilai bahwa apa yang di tampilkan oleh guru itu menarik maka ia akan terdorong
atau merasa tertantang untuk mengetahui apa yang akan di sampaikan oleh guru
sehingga proses belajar akan menjadi lebih menyenangkan. Tetapi sebaliknya jika
siswa menilai apa yang di tampilkan guru tidak menarik maka siswa akan datar saja
dalam mengikuti proses belajar.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa media pembelajaran dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa, karena pemilihan media yang bervarasi
menuntut seorang guru untuk bisa lebih terampil dalam memilih media
pembelajaran yang sesuai dengan materi dan metode pembelajaran yang akan di
gunakan dalam mengajar, agar proses belajar dapat berlangsung dengan
menyenangkan dan siswa merasa termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Namun
kenyataannya, masih terdapat sebagian guru melaksanakan proses pembelajaran
tanpa menggunakan media pembelajaran seperti media visual, media audio maupun
media audio visual. Sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung banyak
siswa yang main-main, cerita dengan temannya sehingga mereka kehilangan
kosentrasi. Kalau sudah seperti itu, siswa tidak lagi memperhatikan pelajaran yang
di sampaikan oleh guru dan siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran yang

3
disampaikan guru dan pembelajaran pun menjadi tak bermakna.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
tentang "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS
MICROBLOG INSTAGRAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 1 KANDANGAN "

4
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat
diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut.

1. Media pembelajaran yang kurang variatif dan menarik membuat peserta didik
mudah lupa materi karena kurangnya pembelajaran bermakna.

2. Alokasi waktu yang terbatas untuk membahas konsep-konsep yang ada.

3. Media sosial terutama Instagram biasanya hanya dimanfaatkan sekedar hiburan


semata dan media penyimpanan dokumentasi.

4. Media sosial sering dikaitkan penyebaran hoax seputar informasi.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka tentu perlu
dilakukan pembatasan masalah agar peneliti lebih fokus pada penelitian yang akan
dilakukannya. Pembatasan masalah yang dilakukan oleh peneliti difokuskan pada:

1. Media pembelajaran yang dikembangkan yaitu media sosial Instagram berupa


konten microblog.

2. Konten dibuat berupa gambar digital yang dimodifikasi tanpa melenceng dari
gambar sebenarnya dengan aplikasi ilustrasi digital. Serta video yang berasal
dari Youtube yang bisa dimasukkan dalam slide microblog.

3. Gambar dan video disesuaikan dengan indikator pembelajaran

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah pada proposal penelitian kualitatif ini yaitu:

1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran berbasis pengembangan


media pembelajaran berbasis microblog instagram dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas x IPS 2 SMA Negeri 1 Kandangan ?

5
2. Bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran berbasis microblog
instagram pada mata pelajaran geografi?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan di capai dalam penelitian kualitatif ini adalah:
1. Mengembangkan media pembelajaran berbasis microblog instagram dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Mengetahui respon peserta didik dan guru terhadap media pembelajaran yang
dikembangkan.

b. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a) Bagi lembaga pendidikan, dapat digunakan sebagai sumber informasi
dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan
dengan media pembelajaran dan motivasi belajar siswa.
b) Bagi peneliti, sebagai bahan referensi atau bahan pembanding bagi
peneliti yang ingin mengakaji masalah yang relavan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Kepala Sekolah SMAN 1 Kandangan, dapat di jadikan sebagai
bahan evalusai untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana sekolah,
dalam hal ini penyediaan media pembelajaran.
b) Bagi guru, dapat menjadi bahan masukan untuk lebih terampil dalam
menggunakan media pembelajaran agar dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
c) Bagi siswa, sebagai bahan masukan untuk lebih berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran.

d) Bagi penyusun, sebagai wujud pemenuhan tugas mata kuliah


metodologi penelitian serta untuk menambah wawasan terkait
permasalahan yang dinagkat.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga
dapat merangsang perhatian dan minat siswa untuk belajar. Lebih lanjut, Gagne
dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2013:4) secara eksplisit mengatakan bahwa
media pembelajaran mencakup alat-alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi bahan ajar.
Dari kedua pengertian tersebut, media merupakan alat yang digunakan
untuk menyampaikan materi pembelajaran. Alat ini dapat berupa alat grafik,
visual, elektronik dan audio yang digunakan untuk mempermudah informasi
yang disampaikan kepada siswa Berdasarkan definisi atau pendapat para ahli,
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan
dalam proses pembelajaran untukmenyampaikan pesan, ide atau gagasan
berupa bahan ajar kepada siswa oleh guru.
Media sebagai perantara mengandung makna bahwa media menjadi
jembatan sampainya informasi dari si pengirim kepada penerima. Media juga
acapkali diartikan sebagai alat atau wadah untuk menyampaikan dari si
pengirim kepada si penerima.
Media adalah saluran fenomenologis yang berusaha untuk menangkap
esensi dari suatu peristiwa. Namun, setiap medium membatasi pengalaman dari
orang yang merasakan. Menurut Hamid (2020) empat proposisi filsofois untuk
mempertimbangkan pengalaman dan media teknologi Pendidikan: a) belajar
adalah kegiatan kontruktif sehingga teknologi harus membebaskan, tidak
membatasi pelajar; b) media menghasilkan ontology acara yang terpisah dai
pengalaman pribadi; c) nedia adalah proses fenomenologis; dan d) media
memberikan akses ekstensisal terhadap pengetahuan dunia dan aspek internal
dari diri.

7
Proses terjadinya komunikasi memerlukan tiga hal, yaitu objek, organ,
dan medium. Saat menyaksikan sebuah progam di televisi, televisi adalah objek
dan mata adalah organ. Perantara antara televisi dan mata adalah gambar atau
visual. Contoh sederhana ini membuktikan bahwa media merupakan wadah
untuk membawa pesan dari proses komunikasi.
Objek merupakan bagian yang dijadikan sasaran, organ merupakan
bagian yang menjadikan sasaran, dan media atau disebut juga medium
menjembatani objek dan organ tersebut agar tercapainya informasi yang
diterima dari si pengirim kepada si penerima.
AECT (Association for Education Communication Technologi)
memberikan batasan media sebagai segala bentuk dan satuan yang digunakan
orang untuk mengeluarkan pesan atau informasi. Sedangkan Gerlach dan Ely,
mengatakan bahwa media adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
ketrampilan, atau sikap (Arsya, 2013).

2. Fungsi dan Jenis Media Pembelajaran


Media pembelajaran mempunyai beragam fungsi. Secara definisi,
fungsi-fungsi tersebut kadang berbeda, semuanya tergantung siapa ahli yang
menjabarkannya. Berikut adalah fungsi media pembelajaran;
a. Fungsi Media Pembelajaran Menurut Para Ahli (Levie & Lentz)
1) Fungsi Atensi adalah menarik perhatian siswa agar semakin
berkonsentrasi dan memusatkan perhatian pada isi materi pelajaran
2) Fungsi Afektif adalah kenyamanan siswa ketika belajar atau membaca.
Misalnya teks bergambar
3) Fungsi Kognitif Mempermudah memahami dan mengingat informasi
4) Fungsi Kompensantoris Mengakomodasi/membantu siswa yang lemah
dan lambat menerima pelajaran yang disajikan secara verbal atau teks

8
b. Fungsi media pembelajaran secara umum
1) Menarik Perhatian Siswa
Terkadang siswa kurang tertarik atau antusias terhadap suatu pelajaran
dikarenakan materi pelajaran yang sulit dan susah dicerna.
Dengan media pembelajaran, suasana kelas akan lebih fresh dan siswa
dapat lebih berkonsentrasi, terlebih ketika media pembelajaran yang
digunakan bersifat unik dan menarik.
2) Memperjelas Penyampaian Pesan
Dalam pelajaran, terkadang ada hal-hal berkonsep abstrak yang sulit
bila dijelaskan secara lisan. Misalnya bagian-bagian tubuh manusia.
Dengan media pembelajaran, seperti misalnya video, gambar ataupun
kerangka manusia tiruan. Siswa akan lebih jelas memahami apa yang
dijelaskan oleh guru di kelas.
3) Mengatasi Keterbatasan Ruang, Waktu dan Biaya
Ketika menjelaskan tentang misalnya hewan-hewan karnivora. Tidak
mungkin rasanya kita membawa Harimau, singa atau buaya kedalam
kelas. Dengan media pembelajaran seperti gambar, siswa mengerti apa
yang dimaksudkan guru walaupun belum melihat bentuk objek secara
langsung.
4) Menghindari Kesalahan Tafsir
Ketika guru berbicara secara verbal, sudut pandang murid kadang
berbeda antara satu dengan lainnya dan maksud yang disampaikan guru
berbeda dengan pemahaman para murid. Dengan media pembelajaran
tafsir sebuah teori menjadi sama dan tidak ada kesalah pahaman
informasi.
5) Mengakomodasi Perbedaan Tipe Gaya Belajar Siswa
Manusia dibekali kemampuan berbeda-beda, termasuk dalam hal gaya
belajar. Dalam sebuah teori, setidaknya ada 3 tipe gaya belajar, yakni
Visual, auditori dan kinestetik.
c. Manfaat media pembelajaran

9
Media pembelajaran mempunyai manfaat-manfaat tersendiri entah itu
bagi guru ataupun bagi siswa. Berikut ini adalah beberapa manfaat media
pembelajaran;
1) Manfaat Media Pembelajaran Menurut Para Ahli (Kemp & Dayton
1985)
 Penyeragaman penyampaian materi pelajaran
 Proses belajar mengajal menjadi lebih menarik, jelas dan interaktif
Efisiensi waktu dan tenaga
 Meningkatkan kualitas hasil belajar para murid
 Memungkinkan kegiatan mengajar yang flexible atau dapat
dilakukan dimana saja
 Menumbuhkan sikap positif siswa.
2) Manfaat Media Pembelajaran Bagi Guru
 Memudahkan guru dalam menjelaskan materi rumit
 Metode pembelajaran yang digunakan bisa lebih bervariasi
 Efisiensi dalam penggunaan waktu dan tenaga
 Dapat lebih mudah memfokuskan perhatian murid pada materi yang
sedang dipelajari
 Menata suasana kelas agar lebih hidup dan interaktif
 Membuat siswa menjadi lebih aktif di kelas dan tidak mudah merasa
bosan di kelas
 Tercapainya tujuan kegiatan belajar mengajar secara efektif.
3) Manfaat Media Pembelajaran Bagi Siswa
 Bisa lebih memahami materi yang disampaikan pengajar
 Pembelajaran lebih menyenangkan dan mudah dimengerti
 Kualitas belajar siswa meningkat
 Proses belajar dapat dilakukan dimana saja
 Mendukung pembelajaran mandiri atau otodidak
 Membangkitkan motivasi, minat dan keinginan belajar

10
3. Prinsip dan Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran
Dasar pertimbangan pemilihan media sangatlah sederhana, yakni dapat
memenuhi kebutuhan pembelajaran dan membantu mencapai tujuan yang
diinginkan. Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
media, yaitu: tujuan instruksional, karakteristik siswa dan sasaran, jenis
rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual. Gerak, dan seterusnya),
keadaan lingkungan, kondisi setempat, dan luasnya jangkauan yang ingin
dilayani. (Siregar, 2018)
Terdapat dua alasan yang menjadi dasar pertimbangan pemilihan media
pembelajaran yaitu alasan teoritis dan alasan praktis. Hal yang menjadi alasan
teoritis yakni pemilihan media dalam pembelajaran. Sedangkan yang menjadi
alasan praktis yakni yang berkaitan dengan pertimbangan-pertimbangan serta
alasan penggunaan suatu media. Berikut alasan pemilihan media yang
dijelaskan oleh Arif Sadiman (1996:84)
a. Alasan Teoritis Pemilihan Media
Hal pokok yang menjadi alasan pemilihan media dalam pembelajaran,
karena didasari atas konsep pembelajaran sebagai sebuah sistem yang di
dalamnya terdapat suatu totalitas dengan komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan pembelajaran dapat
ditunjang oleh media yang merupakan komponen utama dalam pembelajaran
selain tujuan, materi, metode dan evaluasi. Penentuan materi pembelajaran
dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran serta menentukan strategi
pembelajaran yang tepat. Selain itu, dalam upaya mewujudkan tujuan
pembelajaran ditunjang oleh media yang sesuai dengan materi, strategi, serta
karakteristik siswa. Kemudian, untuk mengetahui hasil belajar, guru dapat
menentukan evaluasi sesuai tujuan dan materi pembelajaran.
b. Alasan Praktis Pemilihan Media
Alasan praktis merupakan hal yang berkaitan dengan pertimbangan-
pertimbangan dan alasan mengapa menggunakan media dalam
pembelajaran. Berikut beberapa hal yang menjadi alasan orang memilih

11
media :
1) Demonstration, yaitu media berfungsi sebagai alat peraga yang
mendemonstrasikan atau memperagakan suatu konsep, objek, cara
mengoperasikan suatu benda dan lain-lain dalam bentuk nyata maupun
tiruan. Misalnya seorang guru yang ingin menjelaskan struktur dan
fungsi tumbuhan, guru tersebut dapat membawa murid keluar melihat
bentuk nyata tumbuhan dan menunjukkan satu per satu struktur dan
fungsi pada tumbuhan. Selain itu untuk mempersingkat waktu, guru
dapat menjelaskan struktur tumbuhan dalam bentuk dua dimensi
sehingga pembelajaran dapat dilakukan kapanpun dan di manapun.
2) Familiarity, yaitu penggunaan media dengan alasan karena sudah
terbiasa. Pengguna merasa lebih menguasai media tersebut dan akan
membutuhkan waktu lebih banyak untuk mempelajari jika harus
menggunakan media lain, sehingga ia akan terus menerus menggunakan
media yang sama. Perlu diketahui, media yang baik adalah media yang
sesuai dengan kebutuhan belajar mengajar di kelas. Tidak ada satu
media yang sesuai dengan semua karakteristik siswa serta sesuai dengan
semua tujuan dan situasi pembelajaran. Sehingga, dengan kata lain
penggunaan satu media secara terus menerus tidak selamanya tepat dan
guru harus lebih variatif dalam memilih media dengan mempertahikan
tujuannya.
3) Clarity, yaitu guru dapat memperjelas pesan pembelajaran dan dapat
memberikan penjelasan yang lebih kongkrit melalui media dalam
pembelajaran. Pada praktek pembelajaran dengan metode ceramah
tanpa menggunakan media, sering kali membuat persepsi siswa tidak
sama dengan pesan yang disampaikan oleh guru. Dalam penggunaan
metode ceramah, tidak semua guru dapat menjelaskan pesan
pembelajaran secara detail sehingga membutuhkan media untuk
memperjelasnya.
4) Active Learning, yaitu media dapat melakukan lebih dari apa yang dapat

12
dilakukan oleh guru. Media diperlukan dalam menarik minat belajar
siswa supaya terbentuk proses belajar yang aktif. Misalnya penggunaan
CD interaktif yang dapat menghasilkan kemandirian belajar, sehingga
guru hanya perlu mengamati dan mengevaluasi penguasaan materi
siswa. (Susilana & Riyana, 2008)
4. Konsep Dasar Media Sosial Instagram
Media sosial adalah “medium di internet yang memungkinkan pengguna
mempresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi,
berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara
virtual (Nasrullah, 2015).

Banyak sumber, terutama liputan media maupun kajian literatur, yang


membagi jenis media sosial. Ada yang nerdasarkan model jaringan yang
terbentuk, berdasarkan model jaringan ynag terbentuk, berdasarkan pada file
atau berkas apa saja yang disebarkan (sharing) diantara pengguna. Dari
berbagai sumber tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa setidaknya
ada enam kategori besar untuk melihat pembagian media sosial, yakni:
a. Media jejaring sosial (social networking)
b. Jurnal online (blog)
c. Jurnal online sederhana sederhana atau mikroblog (microblogging)
d. Media berbagi (media sharing)
e. Penanda sosial (social bookingworking)
f. Media konten bersama atau Wiki
Popularitas platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan
Google plus di sesi kelas dan mendapatkan sebagai penggunaan teknologi baru
seperti komputer tablet dan smartphone di mana media sosial dapat dengan
mudah diakses. Meskipun teknologi yang lebih konvensional seperti laptop,
komputer, dan sebagainya masih digunakan dalam pembelajaran namun ada
pergeseran menuju perangkat genggam. Dua alasan ini mungkin terkait biaya
dan kemudahan penggunaan. Karena teknologi dan platforms ini relatif baru
dalam pendidikan, sulit untuk menentukan dengan tepat mengapa mereka
begitu populer (Pietro, 2010).
13
Instagram merupakan layanan pengambilan dan berbagi foto dan video
seluler dengan cepat muncul sebagai media baru yang menjadi sorotan dalam
beberapa tahun terakhir. Instagram memberikan pengguna cara instan untuk
menangkap dan berbagi momen hidup mereka dengan teman-teman melalui
serangkaian filter gambar dan video yang dimanipulasi . Sejak diluncurkan
pada Oktober 2010, Instagram telah menarik lebih dari 150 juta pengguna aktif
dengan rata-rata 55 juta foto diunggah oleh pengguna per hari dan lebih dari
16 juta foto dibagikan (Instagram 2013).
Instragram adalah situs berbagi foto tempat gambar indah dibagikan
dengan pengikut pengguna. Gambar diatur sebagai bentuk persegi dan filter
dapat ditambahkan untuk mengubah gambar dan mengubah bidikan ponsel
menjadi sesuatu yang menakjubkan Pada Desember 2014 telah diumumkan
bahwa Instagram memiliki 300 juta users setiap bulan, dengan 8000 like foto
dari pengguna setiap detik, dan 5000 komentar dibuat per detik. Lebih dari 5
juta foto diposting per hari dengan dengan penggunaan banyak hastags oleh
mereka untuk dihubungkan ke percakapan lebih luas (Putri.2013:14).

5. Cara Kerja Microblog Pada Instagram


Dewasa ini, cukup banyak media sosial yang dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran bahasa Arab, salah satunya adalah platform (aplikasi) yang
tengah hits saat ini yaitu Instagram (IG). Instagram adalah salah satu layanan
sosial media yang berupa aplikasi untuk mengupload foto, video, gambar, dan
dapat menampilkan siaran langsung. Sehingga memberikan kemudahan bagi
pengguna untuk mengambil dan menyimpan atau membaca tampilan pada
waktu yang disukai (Desyinil dan Khoirunnisa`il, 2020: 115).

Instagram sendiri memiliki banyak fitur-fitur menarik. Pada awal


kemunculannya, media sosial ini hanya memfasilitasi setiap orang untuk
berbagi foto dan video dalam feeds. Pada setiap postingan foto dan video
pengguna dapat menuliskan caption (tulisan berupa keterangan) pada kolom
yang telah disediakan mengenai suatu momen, perasaan, ide, dan pengalaman
secara bebas, baik berhubungan dengan foto dan video yang posting atau tidak.
Disediakan pula fitur komentar, like, dan save yang memungkinkan para
14
pengguna Instagram lainnya untuk mengomentari, menyukai dan menyimpan
postingan tersebut.

Microblog merupakan istilah pada era baru dunia blog, yaitu berupa
pembuatan pesan atau postingan singkat di web atau platform media sosial
termasuk Instagram. Konten pendek yang dibuat microblog bertujuan untuk
memberikan informasi singkat dan padat pada orang lain dengan kreasi format
konten berupa gambar, teks, foto, video, dan juga audio. Keunggulan dari
microblog, yaitu konten dibuat dengan kata-kata yang sederhana, padat, lebih
mudah dipahami serta bisa mendapatkan respon dan masukan dengan lebih
mudah dan cepat (Khairina, 2021).

Sejak Instagram meluncurkan fitur carousel (fitur slideshow atau dapat


mengunggah hingga 10 foto dalam satu postingan). Para pengguna dapat
melihatnya dengan menggeser rangkaian konten tersebut. Adanya fitur tersebut
dapat memunculkan kreativitas untuk membuat konten yang informatif dan
berisi materi-materi pembelajaran di Instagram seperti microblog, sehingga
isinya tidak sekedar foto. Microblog semakin populer di platform media sosial
Instagram yang merupakan salah satu media sosial banyak digunakan oleh
seluruh lapisan masyarakat.

6. Pengertian Motivasi Belajar


Motivasi belajar secara umum adalah keseluruhan daya penggerak baik
dari dalam diri maupun dari luar siswa yang menjamin kelangsungan dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat tercapai.

15
Menurut Sardiman (1986) pengertian motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan
arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek
belajar itu dapat tercapai.
Definisi motivasi belajar adalah sebagai a general state (kondisi umum)
dan sebagai a situation-specific state (kondisi dan situasi yang spesifik).
Sebagai a general state, motivasi belajar adalah suatu watak yang permanen
yang mendorong seseorang untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan
dalam suatu kegiatan belajar. Sedangkan sebagai a situation- specific state,
motivasi belajar muncul karena keterlibatan individu dalam suatu kegiatan
tertentu diarahkan oleh tujuan memperoleh pengetahuan atau menguasai
keterampilan yang diajarkan.

7. Jenis dan Prinsip Motivasi Belajar


Sahabuddin (2007) mengemukakan bahwa ada dua jenis motivasi, yaitu:
a. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang didasarkan pada teori bahwa dalam
diri manusia terdapat dorongan-dorongan yang bertujuan untuk mencapai
pemuasan. Teori itu tidak di pelajari tetapi bekerja secara naluriah.
b. Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi didasarkan pada teori pengaruh
lingkungan atau proses belajar. Bahwa keinginan-keinginan itu tidak
semuanya bersumber dari naluri, tetapi sebagian adalah hasil proses belajar
atau pengaruh lingkungan.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu ada yang berasal dari
dalam diri seseorang, motivasi ini muncul sendiri darai diri individu tanpa
adanya paksaan dari pihak manapun, sedangkan motivasi yang berasal dari luar,
jenis motivasi ini muncul karena adanya pengaruh darai luar misalnya karena
pengaruh lingkungan.
Sementara ketika media akan dipilih, media akan di gunakan maka ada

16
beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru. Menurut Djamarah dalam
Wahab (2015), prinsip motivasi dalam belajar, yaitu:
 Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
 Motivasi berupa pujian lebih baik daripada motivasi berupa hukuman
Motivasi pujian diberikan ketika peserta didik memperoleh sesuatu
yang baik, dan motivasi hukuman diberikan kepada anak didik untuk
memberhentikan perilaku negatif anak.
 Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan
tak bisa di hindari oleh anak didik adalah keinginannya untuk menguasai
sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh kerena itu anak didik belajar. Anak
didik giat belajar untuk memenuhi kebutuhannya demi memuaskan rasa
ingin tahunya terhadap sesuatu.
 Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
Anak didik mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat
menyelesaikan setiap pekerjaan yang di lakukan.
 Motivasi melahirkan prestasi belajar
Dari berbagai macam hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa
motivasi mempengaruhi prestasi belajar.
Demikian beberapa prinsip yang hendaknya di perhatikan oleh guru
dalam belajar yang dapat di jadikan sebagai petunjuk dalam rangka
meningkatkan dan membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Agar
siswa bisa merasa nyaman, tenang, dan bergairah dalam mengikuti
pelajaran sehingga tidak ada lagi siswa yang tidak terlibat langsung dalam
proses belajar dan tujuan dalam belajar dapat di capai dengan baik
8. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar
Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk mengerakkan atau
menbangkitkan motivasi belajar siswanya. Menurut Hamalik (2007) ada
beberapa cara membangkitkan motivasi belajar siswa, yaitu:
 Memberi angka
Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni

17
berupa angka yang diberikan oleh guru.
 Pujian
Memberi pujian kepada murid atas hal-hal yang telah di lakukan dengan
berhasil besar manfaatnya sebagai pendodrong belajar. Pujian
menimbulkan rasa puas dan senang.
 Kerja Kelompok
Dalam kerja kelompok dimana melakukan kerjasama dalam belajar,
setiap anggota kelompok turutnya, kadang-kadang persaan untuk
memperthankan nama baik kelompok menjadi pendodrong yang kuat
dalam perbuatan belajar.
 Persaingan
Baik kerja kelompok maupun persaingan motif-motif sosial kepada
murid. Hanya saja persaingan individual akan menimbulkan pengaruh
yang tidak baik, seperti: rusaknya hubungan persahabatan, perkelahian,
pertentangan, persaingan antar kelompok.
 Tujuan dan level of aspiration (Dari keluarga akan mendorong kegiatan
belajar).
 Sarkasme
Ialah dengan jalan mengajak para siswa yang mendapat hasil belajar
yang kurang. Dalam batas-batas tertentu sarkasme mendorong kegiatan
belajar demi nama baiknya, tetapi di pihak lain dapat menimbulkan
sebaliknya, kerana siswa meras dihina, sehingga memungkinkan
timbulnya konflik antara murid dan guru.
 Penilaian
Penilaian secara kontinu akan mendodrong murid –murid belajar, oleh
karena setiap anak memiliki kecenderungan untuk memperoleh hasil
belajar yang baik.
 Karyawisata dan ekskursi
Cara ini dapat membangkitakn motivasi belajar oleh karena dalam
kegaiatn ini akan mendapat pengalaman langsung dan bermakna

18
baginya.
 Film pendidikan
Setiap siswa merasa senang menontonfilm. Gambaran dan isi cerita
film lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar.
 Belajar melalui radio
Mendengarkan radio lebih menghasilkan daripada mendengarkan
ceramah radio. Radio adalah alat yang penting untuk mendorong motivasi
belajar murid.
Selanjutnya, menurut De Decce dan Grawford dalam Wahab (2015) ada
empat upaya guru sebagai pengajar dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa, yaitu:
1. Menggairahkan siswa
2. Memberikan harapan realistis
3. Memberikan insentif
4. Mengarahkan perilaku siswa

19
B. Kerangka Berpikir

Siswa Kelas X IPS 2 (SMAN 1 Kandangan)

Guru-guru minim penguasaan media pembelajaran yang menuntut


kreatifitas sesuai tuntuan abad 21

Penggunaan media pembelajaran yang menarik dituntut agar siswa


tidak bosan dalam memahami konsep

Alternatif penggunaan media sosial sebagai media


pembelajaran

Media sosial menjadi sumber informasi untuk


menunjang pembelajaran

Gambar 1. Skema kerangka berpikir.

20
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research),
yaitu jenis penelitian mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa
sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisasikan dengan baik dan lengkap
mengenai suatu unit sosial tersebut, dan dengan turun kelapangan, maka data-data
serta informasi mengenai pemanfaatan media pembelajaran berbasis Microblog
Instagram dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dapat diteliti secara jelas.
Adapun pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif, yang mana
menurut Moleong (2006: 6) pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian, seperti: perilaku, pemahaman, persepsi, motivasi, tindakan
dan lain-lain, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Kandangan untuk mendapatkan data-
data yang diperlukan. Pendekatan tersebut digunakan dalam melakukan penelitian
pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis Microblog Instagram dalam
kaitannya terhadap motivasi belajar siswa kelas X IPS 2 pada mata pelajaran
geografi. Diharapkan penelitian ini menghasilkan data yang akurat dan bersifat
deskriptif yang berkaitan dengan pemanfaatan media pembelajaran berbasis
Microblog Instagram pada lembaga pendidikan tersebut.

B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah sekian orang siswa-siswi kelas X IPS 2
SMAN 1 Kandangan dengan jumlah sekian orang siswi perempuan dan sekian
orang siswa laki- laki.

21
C. Objek Penelitian
Adapun objek dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran pada mata
pelajaran geografi seperti pemanfaatan media pembelajaran berbasis Microblog
Instagram dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas tersebut.

D. Data dan Sumber Data


1. Data
a) Data Primer
Data primer atau data pokok merupakan jenis data yang diperolehmelalui
hasil penelitian secara langsung terhadap objek yang diteliti. Berdasarkan
permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian, yaitu:
1) Media pembelajaran berbasis microblog instagram pada materi siklus
hidrologi mata pelajaran geografi.
2) Pemanfaatan media pembelajaran berbasis microblog instagram dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X IPS 2 SMAN 1 Kandangan
pada mata pelajaran geografi.
3) Faktor yang menghambat peemanfaatan media pembelajaran berbasis
Microblog Instagram pada siswa kelas X IPS 2 SMAN 1 Kandangan pada
mata pelajaran geografi.
b) Data Sekunder
Data penunjang, berupa informasi yang terkait dengan gambaran umum
lokasi penelitian, meliputi sejarah singkat berdirinya SMA Negeri 1
Kandangan, keadaan pendidik dan tenaga kependidikan, keadaan siswa, serta
sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah tersebut.
2. Sumber Data
Untuk memperoleh data sebelumnya diperlukan sumber data sebagi
berikut:
a. Responden, yaitu sekian orang siswa-siswi kelas X IPS 2 SMAN 1 Kandangan
dengan jumlah sekian orang siswi perempuan dan sekian orang siswa laki-
laki.

22
b. Informan, guru mata pelajaran geografi SMAN 1 Kandangan.
c. Dokumen, yaitu semua catatan ataupun arsip yang memuat data atau
informasi yang mendukung dalam penelitian baik berasal dari operator
sekolah maupun tata usaha.

E. Teknik Pengumpulan Data


Pengambilan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka
penulis menggunakan beberapa metode yaitu:
a. Observasi
Teknik observasi menurut Rahmadi (2011: 64) merupakan pengumpulan
data dengan mengadakan pencatatan secara sistematis hal ini diteliti secara
langsung tanpa mempengaruhi fenomena yang diobervasi, seperti dengan
mengambil foto atau merekam video/suara, guna untuk penemuan anlisis data.
Metode obeservasi digunakan sebagai langkah yang berperan atau alat bantu
untuk mendapatkan data berkaitan dengan pengamatan mengenai pemanfaatan
media pembelajaran berbasis microblog instagram dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas X IPS 2 SMAN 1 Kandangan pada mata pelajaran
geografi.
b. Wawancara
Wawancara (interview) dilakukan untuk mendapatkan informasi, yang
tidak dapat diperoleh melalui observasi atau kuesioner. Ini disebabkan oleh
karena peneliti tidak dapat mengobservasi seluruhnya. Tidak semua data dapat
diperoleh dengan observasi. Oleh karena itu peneliti harus mengajukan
pertanyaan kepada partisipan. Pertanyaan sangat penting untuk menangkap
persepsi, pikiran, pendapat, perasaan orang tentang suatu gejala, peristiwa,
fakta atau realita. Menurut J. R Raco (2010: 116) dengan mengajukan
pertanyaan peneliti masuk dalam alam berpikir orang lain, mendapatkan apa
yang ada dalam pikiran mereka dan mengerti apa yang mereka pikirkan. Karena
persepsi, perasaan, pikiran orang sangat berarti, dapat dipahami dan dapat

23
dieksplisitkan dan dianalisis secara ilmiah. Adapun wawancara yang akan
dilakukan pada penelitian ini wawancara kepada pendidik yaitu guru mata
pelajaran geografi dengan wawancara tersebut diharapakan mendapatkan data
yang akurat dan dapat di pertanggung jawabkan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Teknik
dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa buku-buku, catatan, agenda, gambar arsip-arsip, atau
catatan lain yang berguna untuk melengkapi dan mendapatkan data. Teknik ini
digunakan untuk melengkapi dan mendukung hasil observasi dan wawancara
di SMAN 1 Kandangan.
d. Teknik Penyusunan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dihimpun dengan teknik
penyusunan data sebgai berikut:
1) Editing, yaitu penulis mencatat kembali data yang telah terkumpul dengan
valid untuk mengetahui apakah semua data sudah langkap dan dapat
dipahami.
2) Kategorisasi, yaitu dengan cara mengelompokkan data berdasarkan
permasalahannya, sehingga tersusun secara sistematis. Setelah itu semua
data terkumpul, kemudian dilakukan analisis terhadap semua data yaitu
dengan berusaha mengetahi tafsiran terhadap data yang terkumpul dari hasil
penelitian.

F. Teknik Analisis Data


Data yang sudah terkumpul disajikan secara deskriptif analisis, yaitu
mengemukakan pemanfaatan media pembelajaran berbasis microblog instagram
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X IPS 2 SMAN 1 Kandangan
kemudian ditambah dengan komentar sesuai kemampuan penulis dan pada akhirnya
menarik beberapa kesimpulan.

24
Teknik analisis data yang digunakan adalah:
1. Analsisis data deskriptif, digunakan untuk menjelaskan suatu data, fakta atau
pemikiran yang ada baik mengenai kondisi yang ada, atau yang sendang
berlangsung, teknik lain digunakan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh
dari wawancara saat dilapangan yaitu dengan mengklarifikasikan objek
penelitian yang meliputi hasil penelitian tersebut.
2. Analisis data induktif, yaitu salah satu cara berpikir dari fakta-fakta yang
khusus, peristwa-peristiwa yang ada, kemuidian ditarik kesimpulan yang
bersifat umum.

G. Prosedur Penelitian
Prosedur atau Langkah-langkah dalam penelitian ini sesuai dengan apa yang
disampaikan Lexy J. Moleong (2006: 127) yaitu terdiri dari tahap pra-lapangan,
tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.
1. Tahap pra-lapangan
a) Menyusun rancangan penelitian;
b) Memilih lapangan penelitian;
c) Mengurus perizinan;
d) Menjajaki dan menilai lapangan;
e) Memilih dan memanfaatkan informan; dan
f) Menyiapkan perlengkapan penelitian.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
a) Memahami latar penelitian dan persiapan diri;
b) Memasuki lapangan; dan
c) Berperan-serta sambil mengumpulkan data.
3. Tahap analisis data
a) Analisis data;
b) Interpretasi data; dan
c) Penyusunan laporan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta PT. Raja Grafindo.


Deyisnil, P., & Khoirunnisa`il, F. (2020). Penggunaan Instagram sebagai Media
Pembelajaran dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Arab Maharah Kalam
MTs. Sabilul Muttaqin Mojokerto, Al-muttaqin: Jurnal Studi, Sosial dan Ekonomi.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia.
Hamalik, Oemar. (2007). Manajemen Pengembangan Kurikulum. PT Remaja Rosdakarya.
Hamid, Mustofa Abi dkk. (2020) Media Pembelajaran, (Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Khairina, N. A. (2021). Microblog pada Instagram sebagai Media Infomrasi
Pengembangan Diri (Analisis Isi pada Akun Instagram @satupersenofficial).
Skripsi. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan
Dakwah IAIN Ponorogo
Moleong, J. Lexy. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nasrullah, Rulli. (2015). Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Sadiman, Arief S. (1996). Media Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.
Sahabuddin. (2007). Mengajar dan Belajar. Cet.3. Makassar Badan Penerbit UNM.
Sigit Prasetyo, (2015). Pengembangan Media Lectora Inspire dalam Pembelajaran Sains di
Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 4.
Sutirna (2012). Inovasi dan Teknologi Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish. h. 1.
Pietro, Peter De .Social Media And Collaborative Learning,Transforming Education With
New Media. Vol 435.
Putri, Ayu Eryta. (2013). Aplikasi Instagram Sebagai Media Komunikasi Pemasaran Online
(Studi Deskriptifkualitatif Aplikasi Instagram Sebagai Media Komunikasi Online
Shop). Surabaya: UPN “Veteran” Jawa Timur.
Wahab, Rohmalina. (2015). Psikologi Belajar. Cet. 1. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

26
LAMPIRAN

1. Observasi Lapangan

27
2. Media Pembelajaran microblog instagram

28
29

Anda mungkin juga menyukai