Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
MANAPIAH ANADIROH
11150161000035
Kata kunci: problem based learning, teknik meta-analisis, effect size, hasil
belajar Biologi.
iv
ABSTRACT
This study aimed to analyze the effect of the Problem-Based Learning (PBL)
towards study Biology. The method that used was a descriptive of the analysis
scientific research results of publications in national e-journals. The effect of
research that apply the PBL were analyzed by using meta-analysis technique. The
research findings revealed that overall the studies conducted and effective
influence learning achievment of Biology Subject with the average value of effect
size was calculated at 0.316 or in the category of large effect. Models of Problem-
Based Learning (PBL) also influence and effective in terms of region, education
level, and the application of learning to improve critical thinking skills,
metacognitive, problem-solving, science process skills and science literacy. The
conclusions of this study was that the model of Problem Based Learning (PBL)
was more effective in improving the ability to think in biology compared to other
teaching models of this study.
v
KATA PENGANTAR
vi
5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah ikhlas memberikan ilmu kepada penulis, semoga ilmu yang
Bapak dan Ibu berikan bermanfaat serta menjadi amal jariah yang tak terputus.
6. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abah Ma’mun dan Ibu
Ratnawati serta kakak dan adik semua yang tak henti-hentinya mendoakan,
melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan materil
kepada penulis. Semoga Allah selalu melimpahkan kesehatan, memberikan
kehidupan yang penuh keberkahan dan membalas segala kebaikannya,
Aamiin.
7. Bapak Dr. Fuad Jabali selaku Dosen Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan makna hidup yang penuh akan
kesederhanaan dan intelektual serta istri beliau Ibu Muchlisah Kamal dan
keluarga yang telah memberikan naungan kepada penulis selama masa
perkuliahan baik secara materil, moril dan dukungan lainnya. Semoga Allah
selalu memberikan perlindungan dan hidup penuh keberkahan.
8. Seluruh Kader HMI Jurusan Pendidikan IPA yang selalu mengingatkan tujuan
pertama himpunan adalah sebagai insan akademis sehingga penulis
bersemangat dalam penyusunan skripsi ini, terkhusus kepada yunda Ghina
Fadhilah Karamina, kanda Rubiko Ihsan dan yunda Amalia Nasution yang
telah mengayomi kader untuk terus berproses dimanapun berada serta tak lupa
juga untuk angkatan P.IPA Gamananta, Dalaskota, Dandelion, Semesta,
Pengurus KOHATI dan HMI Komtar Ciputat Periode 2017-2018.
9. Kepada teman-teman Pengurus IKAHMBI Wilayah Kerja III Jawa 1 dan PLP
P.Bio SMK Nusantara (Nurma, Bibah, Rama) yang telah memberikan
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Kepada sahabat-sahabat CISSTORY (Nindita Ardelia, Aisyah Mutiara, Indri
Andriyatno, Nur Fairuz Fatin, Eka Juliana, Tyka Irnawati, Mutiara El-Zahra,
Aula Hani Maesaroh, Elah Nurlaelah, Firda Aulia, dan Abda Ilma Rodiana)
yang selalu mengingatkan hal-hal spiritual dan memberikan motivasi serta
semangat kepada penulis, dan Risda Putri yang telah membantu penulis dalam
pencarian referensi skripsi.
vii
11. Teman-Teman Program Studi Pendidikan Biologi angkatan Mimosa 2015
terkhusus Kelas A yang telah mengisi hari-hari selama masa kuliah di kampus
tercinta.
12. Adik-adik tingkat di Program Studi Pendidikan Biologi terutama angkatan
2016 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proses akademik
terutama dalam penyusunan skripsi, terkhusus kepada Bani Nugroho, Ahmad
Farhan Sagara, Mohammad Taufiq Fauzi, Ummul Khaery Sabrina, Syifa
Fauziah, Muhammad Asim Abdul Majid, Agus Wandi, Laras Caesar Ayu
Lestari, Yogi, Suci dan Lina Naimah.
13. Teman-Teman Beasiswa BIDIKMISI, alumni Lombok Youth Camp For Peace
Leader 2018, dan alumni Nur El Falah yang selalu memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis.
14. Sahabat Nurmia Noviantri, S.H dan kanda Arif Rahmat Triasa, Achmad
Taufiq Al-Bashari, S.Tr dan Iis Islahudin, S.Tr yang telah membantu penulis
dalam proses penyelesaian skripsi, serta Lalu M. Ade Ilham, S.S dan Firdaus
Habibi, S.Pd sebagai validator abstrak penelitian.
15. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semua pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada
penulis dalam menyusun skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi para
akademisi, praktisi dan masyarakat pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 29
D. Instrumen ................................................................................................... 30
E. Tahapan Penelitian ..................................................................................... 32
F. Pengumpulan Data ..................................................................................... 32
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 36
B. Pembahasan ................................................................................................ 41
C. Keterbatasan ............................................................................................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 58
B. Saran ........................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60
LAMPIRAN ......................................................................................................... 65
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Skor dan Peringkat Indonesia berdasarkan studi PISA 2015 ..................2
Tabel 2.1 Fase-Fase Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Paul Eggen dan
Don Kauchak ........................................................................................ 14
Tabel 2.2 Langkah Pembelajaran PBL menurut Warsono ................................... 14
Tabel 2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah ............................ 15
Tabel 2.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Rusman .16
Tabel 2.5 Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning menurut Amir ......... 17
Tabel 2.6 Tahapan Meta-Analisis ........................................................................ 25
Tabel 3.1 Data Artikel ........................................................................................... 33
Tabel 4.1 Effect Size Berdasarkan Kategori .......................................................... 37
Tabel 4.2 Effect Size berdasarkan Jenjang Pendidikan ......................................... 38
Tabel 4.3 Effect Size berdasarkan Wilayah Kepulauan di Indonesia .................... 39
Tabel 4.4 Effect Size berdasarkan Variabel Terikat Penelitian ............................ 40
Tabel 4.5 Jumlah Persebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Data BPS .............. 46
Tabel 4.6 Relasi Sintaks Pengetahuan Metakognitif dan PBL ............................ 48
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik secara psikologis peserta didik. 1 Kurikulum
2013 pada pembelajaran sains menekankan pada pendekatan ilmiah untuk
meningkatkan pendekatan tersebut perlu diterapkan pembelajaran berbasis inkuiri
untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya dari
pemecahan masalah.2
Pembelajaran sains yang biasa disebut IPA pada hakikatnya meliputi
empat unsur utama. Menurut Depdiknas yaitu meliputi unsur sikap, proses,
produk dan aplikasi. Keempat unsur ini merupakan ciri IPA yang utuh dan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Pada proses pembelajaran IPA keempat aspek
tersebut diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami
pembelajaran secara utuh, memahami pengetahuan melalui kegiatan ilmiah atau
metode ilmiah dalam menentukan fakta baru.3 Rustaman, mengutarakan bahwa
pelajaran IPA mencakup bahan kajian tentang Biologi, pelajaran tersebut
merupakan mata pelajaran yang dapat menanamkan dan mengembangkan
keterampilan, sikap dan nilai-nilai ilmiah kepada peserta didik.4
Tiga kompetensi utama yang harus dicapai peserta didik di atas menjadi
kebutuhan peserta didik terutama pembelajaran IPA sehingga tujuan pembelajaran
1
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
2
Ibid.
3
Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
h. 46.
4
Ibid.
1
2
dapat tercapai dan tergambar pada hasil belajar peserta didik. Pencapaian hasil
belajar sains peserta didik Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara
lain. Hal ini dapat terlihat pada perolehan prestasi sains peserta didik berdasarkan
hasil survey internasional yang dilakukan oleh PISA (Programme for
International Student Assessment), rata-rata skor prestasi sains peserta didik
Indonesia pada tahun 2015 berada di peringkat sepuluh besar terbawah dari 72
negara yang berpartisipasi dengan rata-rata sebesar 403 pada level 1a.5 Pada level
tersebut menggambarkan bahwa peserta didik mampu mengenali atau
menjelaskan fenomena ilmiah yang sederhana, mampu melakukan penyelidikan
ilmiah terstruktur tidak lebih dari dua variabel, mengidentifikasi kausal sederhana
atau hubungan korelasional dan menafsirkan data visual dan grafis pada tingkat
kognitif rendah. Berikut adalah skor dan peringkat Indonesia berdasarkan studi
PISA:
Tabel 1.1 Skor dan Peringkat Indonesia berdasarkan studi PISA 2015
Science
Mean Score in Average three-year
PISA 2015 trend
Mean Score dif.
OECD average 493 -1
Indonesia 403 3
Brazil 401 3
Peru 397 14
Lebanon 386 m
Tunisia 386 0
FYROM 384 m
Kosovo 378 m
Algeria 376 m
Dominican Republic 332 m
5
PISA, PISA 2015 Results in Focus, (Paris: OECD Publishing, 2018), p.5.
3
memiliki komposisi sebesar 36% dalam soal yang diujikan PISA mencakup
konsep materi sel, organisme, manusia, populasi, ekosistem dan biosfer.6 Oleh
sebab itu perlu adanya inovasi dalam desain pembelajaran salah satunya pada
pembelajaran IPA Biologi, agar proses pembelajaran dapat berlangsung optimal
dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran yang inovatif dan efektif
dalam pembelajaran IPA Biologi diperlukan agar peserta didik dapat berperan
aktif dalam pembelajaran serta guru pun harus memilih model pembelajaran yang
sesuai dengan materi karena IPA Biologi secara keseluruhan merupakan belajar
memecahkan masalah.
Salah satu model yang banyak diadopsi untuk menunjang pendekatan
pembelajaran yang memberdayakan peserta didik dan berpusat pada keaktifan
peserta didik adalah Problem Based Learning (PBL). Menurut Tan, PBL memiliki
ciri-ciri pembelajaran dimulai dari pemberian masalah, biasanya masalah
memiliki konteks dengan dunia nyata, pelajar secara berkelompok aktif
merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, dan
melaporkan solusi dari masalah. Sementara pendidik lebih banyak memfasilitasi.7
Adapun langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai
berikut: orientasi peserta didik pada masalah, organisasi peserta didik untuk
belajar, membimbing pengalaman kelompok, mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.8
Toharudin, menyatakan bahwa Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) merupakan suatu pembelajaran atau pelatihan yang memiliki karakteristik
penggunaan masalah sebagai konteks individu atau seseorang dalam mempelajari
keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah serta memperoleh
pengetahuan.9 Pembelajaran berbasis masalah yang berkorespondensi dengan
tujuan belajar hadir dalam dua level, yaitu: siswa harus memecahkan suatu
6
PISA, PISA 2018 Assessment and Analytical Framework, (Paris: OECD Publishing,
2019), p.114.
7
Oon-Seng Tan, Problem Based Learning Innovation Using Problem to Power Learning
in the 21st Century, (Singapore: Gale Cengange Learning, 2003), p. 30-31.
8
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2011), h. 243.
9
Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan Andrian Rustaman, Membangun Literasi Sains
Peserta Didik, (Bndung: Humaniora, 2011), h. 99.
4
masalah spesifik dan memahami materi yang terkait dan siswa harus
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan menjadi murid mandiri.10
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat diartikan
sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses
penyelesaian suatu masalah nyata. Pembelajaran berbasis masalah sangat
berkaitan dengan realitas kehidupan nyata peserta didik sehingga peserta didik
belajar tidak hanya pada wilayah pengetahuan, tetapi juga mengalami dan
merasakan.11
Beberapa studi eksperimen terhadap pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) telah dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan
Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2010-2018 yaitu terdiri dari
penelitian Ika Utami Dewi dan Siti Jubaidah pada tahun 2010; Ida Dahlia dan
Izkar Sobhah pada tahun 2011; Mu’alam dan Afifatuz Zahroh pada tahun 2012;
Indar Sri Wening pada tahun 2013; Endah Maulida K. A, Bayuda Luqman Al-
Farisi, Zulhanifah, Latifa Nurrachman, Muhammad Fuad Fahruddin, dan Reny
Pujiati pada tahun 2015; Achla Ilfana, Fitria Anggraeni, Erna Sofyana, Nur Aisya
Karima, Dian Rahmaharani, Melia Nopriand dan Dwi Nanda Banu Putera pada
tahun 2016. Berdasarkan banyaknya penelitian yang sejenis tersebut perlu
dilakukan pengorganisasian data, menggali informasi sebanyak mungkin dari
penelitian terdahulu yang diperoleh, dan mendekati kekomprehensifan data
dengan maksud-maksud lainnya serta belum adanya studi meta-analisis pada
beberapa studi eksperimen tersebut. Sehingga dengan adanya penelitian terdahulu
perlu adanya analisis kembali secara keseluruhan dalam sebuah penelitian untuk
melihat seberapa besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap pembelajaran Biologi menggunakan teknik meta-analisis.
Teknik meta-analisis merupakan metode statistik untuk menggabungkan
hasil kuantitatif dari beberapa penelitian untuk menghasilkan rangkuman secara
keseluruhan atas pengetahuan empiris pada topik tertentu. Hal ini digunakan
10
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berpikir, (Jakarta Barat: PT Indeks, 2012), h. 310.
11
Erwin Widiasworo, Strategi Pembelajaran Edutainment Berbasis Karakter,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), h. 149
5
untuk menganalisis kecenderungan sentral dan variasi dalam hasil studi, dan untuk
mengoreksi kesalahan dan bias dalam penelitian.12 Pada penelitian ini, peneliti
akan menggunakan beberapa sampel berupa penelitian terdahulu dengan topik
sejenis untuk memperolah informasi dan dapat dianalisis besar pengaruh pada
studi terdahulu.
Terdapat beberapa penelitian meta-analisis, seperti yang telah dilakukan
oleh Melek Damirel dan Miray Dagyar (2016) di Turki mengenai studi meta-
analisis terhadap 47 studi tentang efek pembelajaran berdasarkan masalah pada
sikap menunjukkan hasil positif dalam hal peningkatan sikap, namun besar
pengaruh yang diperoleh dalam kategori rendah dengan harga 0.44 pada ketentuan
Hedges dari jenjang Taman Kanak-Kanak sampai jenjang Perguruan Tinggi.13
Indri Anugraheni (2018) memaparkan hasil meta-analisis model pembelajaran
Problem Based Learning dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis di
Sekolah Dasar terhadap 23 artikel penelitian bahwa model tersebut mampu
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik mulai dari yang terendah 2.87%
sampai yang tertinggi 33.56% dengan rata-rata 12.73%.14 Sedangkan pada studi
lain, Kadir (2014) mengungkapkan tentang meta-analisis pada efektivitas
penerapan pendekatan problem solving dalam pembelajaran sains dan matematika
bahwa memiliki pengaruh yang besar dengan harga besar pengaruh 1.079. 15
Beberapa penelitian meta-analisis yang telah dilakukan tersebut secara
keseluruhan belum fokus pada bidang kajian Biologi, belum ada penelitian meta-
analisis terbaru mengenai pembelajaran Problem Based Lerning (PBL) Biologi
tingkat Sekolah Menengah di Indonesia. Maka berdasarkan permasalahan yang
telah dipaparkan tersebut, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang
12
Julia H. Littel, Jaquwline Corcoran, dan Vijayan Pillai, Systematic Review and Meta-
Analysis, (United State of America: Oxford University Press, 2008), p.12.
13
Melek Demirel dan Miray Dagyar, Effect of Prblem-Based Learning on Attitude: a
Meta-Analysis study, Eurasia Journal of Mathematics Science and Technology Eduation, 2016,
pp. 2123.
14
Indri Anugraheni, Meta Analaisis Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis di Sekolah Dasar, A Journal of Language, Literature,
Culture, and Education POLYGLOT, Vol.14, No.1, 2018, h.15.
15
Kadir, “Prosiding seminar nasional evaluasi pendidikan Meta-Analisis Efektivitas
Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam Pembelajaran Sains dan Matematika”, Program
Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, 2014, h. 126.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Capaian prestasi sains peserta didik Indonesia tahun 2015 pada laporan studi
internasional PISA berada di peringkat sepuluh besar terbawah dari 72 negara
partisipasi.
2. Banyaknya penelitian tentang pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
pada pembelajaran Biologi yang belum dirangkum menjadi temuan penelitian
untuk diimplementasikan di sekolah.
3. Belum ada kajian secara menyeluruh mengenai efektifitas pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran Biologi berdasarkan
jenjang pendidikan, wilayah dan variabel terikat.
4. Belum adanya penelitian meta-analisis terkait pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada pembelajaran Biologi.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas ruang lingkupnya,
maka diperlukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini
meliputi pada:
1. Penelitian dilakukan pada artikel penelitian yang telah dipublikasi secara
nasional dan telah terakreditasi oleh Kementrian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (RISTEKDIKTI) di Sinta Indonesia
dan terindeks.
2. Penelitian hanya terfokus pada artikel yang telah dipublikasi 10 tahun terakhir
yaitu 2010-2019.
3. Penelitian hanya terfokus pada artikel penelitian tentang model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada konsep materi Biologi dengan jenis
metode penelitian eksperimen.
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap pembelajaran Biologi secara keseluruhan?
2. Bagaimana besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap pembelajaran Biologi berdasarkan jenjang pendidikan?
3. Bagaimana besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap pembelajaran Biologi berdasarkan wilayah?
4. Bagaimana besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap pembelajaran Biologi berdasarkan variabel terikat?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di sebelumnya, tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) terhadap pembelajaran Biologi secara
keseluruhan serta berdasarkan jenjang pendidikan, wilayah dan variabel terikat
penelitian.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang rata-rata pengaruh model pembelajran Problem Based Learning (PBL)
terhadap pembelajaran Biologi, serta dapat menginspirasi guru atau pembaca
untuk membentuk keefektifan, kreatifitas dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) pembelajaran Biologi di kelas atau lembaga pendidikan lainnya sehingga
dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan hasil belajarnya. Hasil
penelitian meta-analisis ini dapat memberikan informasi bagi peneliti lanjut untuk
mengkaji pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap
hasil belajar peserta didik untuk rentang waktu masa yang akan datang mengenai
keefektifan model pembelajaran tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoretis
1
Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
h. 117.
2
John Barell, Problem Based Learning Second Edition, (Callifornia: Corwin Press a Sage
Publications Company, 2007), h. 3.
8
9
3
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif
Kontekstual: Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum 2013, (Jakarta: Prenamedia
Group, 2014), cet.1, h. 63.
4
Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2016), cet. 4, h. 147.
5
Erwin Widiasworo, Strategi Pembelajaran Edutainment Berbasis Karakter,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), h. 149.
6
Muhammad Fathurrohman, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2015), h. 112.
10
7
Erwin Widiasworo, op. cit., h.152.
8
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, op.cit., h.65.
9
Oon-Seng Tan, Problem Based Learning Innovation Using Problem to Power Learning
in the 21st Century, (Singapore: Gale Cengange Learning, 2003), p. 30-31.
11
10
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 232-233.
11
Richard I. Arends dan Ann Kilcher, Teaching for Student Learning Becoming an
Accomplished Teacher, (New York: Routledge Taylor and Francis Group, 2010), p. 326.
12
12
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara,
2018), h. 91-92.
13
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, (Jakarta:
Kemendikbud).
14
Oon-Seng Tan, op. cit., p. 35.
13
Tabel 2.1 Fase-Fase Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Paul Eggen dan
Don Kauchak
Fase Deskripsi
Fase 1: Meriview dan Guru mereview pengetahuan yang dibutuhkan dan
menyajikan masalah memberi siswa masalah spesifik dan konkret untuk
dipecahkan.
Fase 2: Menyusun Siswa menyusun strategi untuk memecahkan masalah
strategi dan guru memberi siswa umpan balik soal strategi.
Fase 3: Menerapkan Siswa menerapkan strategi-strategi untuk
strategi memecahkan masalah dan guru secara cermat
memonitor upaya siswa dan memberikan umpan
balik.
Fase 4: Membahas dan Guru membimbing diskusi dan mengevaluasi hasil
mengevaluasi hasil yang didapat oleh siswa.
Sedangkan menurut Warsono terdapat lima langkah utama dalam PBL
pada Tabel 2.2 yaitu meliputi:16
Tabel 2.2 Langkah Pembelajaran PBL menurut Warsono
Tahapan Deskripsi
Orientasi siswa kepada Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
masalah menguraikan kebutuhan logistik yang diperlukan,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah.
Mendefinisikan masalah Guru membantu siswa mendefinisikan dan
dan mengorganisasikan mengorganisasikan tugas-tugas siswa dalam
siswa untuk belajar belajar memecahkan masalah.
Memandu investigasi Guru memotivasi siswa untuk membuat hipotesis,
mandiri maupun mengumpulkan informasi, data yang relevan,
investigasi kelompok melakukan eksperimen untuk mendapatkan
informasi dan pemecahan masalah.
Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
mempresentasikan karya menyiapkan karya yang relevan, kemudian siswa
mempresentasikan karya sebagai bukti pemecahan
masalah.
Refleksi dan penilaian Guru memandu siswa untuk melakukan refleksi,
15
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berpikir, (Jakarta Barat: PT Indeks, 2012), h. 310-311.
16
Warsono dan Hariyanto, op. Cit., h. 150-151.
14
17
Richard I. Arends dan Ann Kilcher, op. cit., p. 333.
18
Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2017), h. 91-92.
15
19
Rusman, op. cit., h. 243.
20
Made Wena, op. cit., h. 93.
16
Tabel 2.5 Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menurut Amir
Tahapan Indikator
Langkah 1 Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
Langkah 2 Merumuskan masalah
Langkah 3 Menganalisis masalah
Menata gagasan dan secara sistematis menganalisisnya
Langkah 4
dengan dalam
Langkah 5 Memformulasikan tujuan pembelajaran
Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar
Langkah 6
diskusi kelompok)
Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru,
Langkah 7
dan membuat laporan.
21
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana, 2016), h.24-25.
17
22
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2016), h. 220-221.
23
M. Taufiq Amir, op. cit., h, .27-29.
24
Warsono dan Hariyanto, op. cit., h.151.
25
Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan Adrian Rustaman, Membangun Literasi Sains
Peserta Didik, (Bandung: Humaniora, 2011), h.107.
26
Ibid.
19
2. Meta-Analisis
a. Pengertian Meta-Analisis
Meta-analisis merupakan suatu teknik statistika untuk menggambarkan
hasil dua atau lebih penelitian sejenis sehingga diperoleh paduan data secara
kuantitatif. Saat ini meta-analisis paling banyak digunakan untuk uji klinis. Hal ini
dapat dimengerti, karena uji klinis desainnya lebih baku dan memberikan bukti
hubungan kausal yang kuat. Namun, meta-analisis juga dapat dilakukan terhadap
berbagai studi observasional untuk menghasilkan kesimpulan dari penggabungan
hasil penelitian.28
Meta-analisis mengacu pada analisis atas analisis. Meta-analisis mengacu
pada analisis statistik dari koleksi besar hasil analisis dari studi individu untuk
tujuan mengintegrasikan temuan. Ini tidak bisa menjadi alternatif yang sederhana
untuk diskusi-diskusi yang santai dan naratif dari tipikal studi-studi penelitian
untuk memahami literatur penelitian yang berkembang secara pesat, “Meta-
analysis refers to the analysis of analyses. Meta-analysis to refer to the statistical
27
Rusman, op. cit., h. 221.
28
Rievan Dana Nindrea, Pengantar Langkah-Langkah Praktis Studi Meta Analisis,
(Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2016), cet.1, h. 9.
20
29
Glass, Primary Secondary and Meta-Analysis of Research, American Educational
Research Association, vol.5, 2012, pp. 3.
30
John E. Hunter dan Frank L. Schmidt, Methods of Meta-Analysis Correcting Error and
Bias in Research Findings, (California: Sage Publication, 2004), ed. 2, p. 32.
31
Jill K. Jesson, Lydia Matheson dan Fiona M. Lacey, Doing Your Literature Revies
Traditional and Systematic Techniques, (London: Sage Publication, 2011), p. 129.
32
Mike Allen, Rayond W. Preiss, Barbara Mae Gayle dan Nancy Burrel, Interpersonal
Communication Research Advances Through Meta-Analysis, (London: Lawrence Erlbaum
Associates Publisher, 2012), p. 3.
21
Penelitian ini juga sering disebut dengan meta research (Riset Meta),
karena analisa yang digunakan disebut dengan Meta Analysis (Analisis Meta).
Penelitian ini menggunakan pustaka, buku atau jurnal sebagai sumber datanya.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil beberapa penelitian satu topik yang
telah dilakukan dan dilaporkan. Dengan melakukan hal ini, peneliti bisa
mengetahui kelebihan, kekurangan, kelemahan atau bahkan kesalahan masing-
masing penelitian tersebut.33 Meta-analisis juga disebut sintesis penelitian
kuantitatif, adalah pendekatan yang kuat untuk meringkas dan membandingkan
hasil dari literatur empiris.34
Meta-analisis adalah seperangkat metode statistik untuk menggabungkan
hasil kuantitatif dari beberapa penelitian untuk menghasilkan rangkuman secara
keseluruhan atas pengetahuan empiris pada topik tertentu. Hal ini digunakan
untuk menganalisis kecenderungan sentral dan variasi dalam hasil studi, dan untuk
mengoreksi kesalahan dan bias dalam penelitian. Hasil dari studi original biasanya
dikonversi ke satu atau bentuk metrik umum, yang disebut dengan effect size,
yang kemudian dikombinasikan. Hal ini memungkinkan kita untuk mensintesis
hasil dari studi yang menggunakan ukuran yang berbeda dari konstruk atau
laporan yang sama dengan cara yang berbeda.35
Meta-analisis dapat didefinisikan sebagai metode statistik yang sistematis
untuk menganalisis dan mensintesis hasil dari studi independen, dengan
mempertimbangkan semua informasi terkait. Melalui sintesis, meneliti, tabulasi,
dan mungkin mengintegrasikan semua studi yang relevan, meta-analisis
memungkinkan penilaian yang lebih objektif, yang dapat membantu untuk
mengatasi ketidakpastian dalam penelitian asal, ulasan klasik, dan komentar
editorial. Terdapat jenis sinonim untuk meta-analisis yang digunakan dalam
literatur: ikhtisar (overview), agregat, sintesis, integrasi, penggabungan,
33
Syamsul Hadi, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi dan Keuangan,
(Yogyakarta: Ekonsia, 2006), cet.1, h. 24.
34
Noel A. Card, Applied Meta-Analysis for Social Science Research, (New York: Guilford
Press, 2012), p. 3.
35
Julia H. Littel, Jaquwline Corcoran, dan Vijayan Pillai, Systematic Review and Meta-
Analysis, (United State of America: Oxford University Press, 2008), p. 1-2.
22
36
Mallikarjun B. Hanji, Meta-Analysis on Psychiatry Research Fundamental and
Advanced Methods, (USA: Apple Academic Press, 2007), p. 3.
37
Kadir, Meta-analysis of the Effect of Learning Intervention Toward Mathematical
Thinking on Research and Publication of Students, Tarbiya: Journal of Education in Muslim
Society, 2017, pp. 165.
38
Rievan Dana Nindrea, op. cit., h. 11-12.
39
Ibid., h. 13.
23
random effect model. Fixed effects model memberikan gambaran bobot rata-rata
dari berbagai studi yang masuk ke dalam meta-analisis yang dilakukan. Secara
statistik, perhitungan fixed effects model mengasumsikan bahwa, studi atau
penelitian yang masuk dalam studi meta-analisis dilakukan pada populasi yang
sama dan menilai variabel yang sama pula.40 Pada fixed effects model terlihat
bahwa studi atau penelitian dalam skala besar, misalnya dengan jumlah sampel
yang besar cenderung memberikan bobot rata-rata hasil meta-analisis. Oleh
karena itu, jika dalam suatu meta-analisis sebagian besar studi yang masuk dalam
analisis adalah studi yang berskala besar, maka studi dengan skala kecil sangat
kecil dampaknya terhadap hasil dan interpretasi akhir dari meta analisis yang
dilakukan.41
Random effect model dilihat karena adanya keanekaragaman
(heterogenousity) pada penelitian. Random effect model menunjukkan bobot rata-
rata dari dampak studi meta-analisis yang dilakukan (effect size) pada sebuah
kelompok penelitian, tanpa melihat bobot masing-masing studi. Secara teoritis
statistik, random effect model diperoleh dari dua tahap yaitu dengan melakukan
inversi (membalikkan) dari varian bobot studi yang ada, kemudian
menghilangkan masing-masing bobot yang telah dibalikkan. Menghilangkan
bobot studi ini dilakukan dengan menggunakan nilai Random Effect Variance
Component (REVC).42
Model statistik dengan perhitungan dan informasi tambahan adalah dengan
menilai quality effect model. Quality effect model adalah perhitungan statistik
untuk melakukan penyesuaian terhadap keanekaragaman antar studi yang
dilakukan pengolahan pada meta analisis dengan pertimbangan varian dan kualitas
studi-studi tersebut. Pada perhitungannya bukti-bukti empiris atau fakta secara
metodologis dapat digunakan, bukan hanya berpatokan kepada hasil angka-angka
40
Ibid.
41
Ibid., h. 14.
42
Ibid.
24
pada perhitungan statistik semata. Dalam melakukan perhitungan ini, adanya bias
varian dihitung berdasarkan kualitas data.43
c. Tahapan Meta-Analisis
Meta-analisis dapat dikatakan sebagai suatu penelitian tersendiri. Subyek
dalam meta-analisis adalah hasil penelitian yang akan disertakan dalam meta-
analisis. Proses sistematika review meliputi beberapa tahapan yang selaras dengan
penelitian primer. Terdiri dari perumusan masalah, pengumpulan data sampling,
analisis data, interpretasi, dan presentasi hasil. Berikut merupakan proses tahapan
meta-analisis:44
Tabel. 2.6 Tahapan Meta-Analisis
Tahapan Sistematika Penjelasan
Review
Memformulasikan topik Pertanyaan terpusat, hipotesis, objektif
(Topic formulation)
Desain studi secara Pengembangan protokol; spesifikasikan
keseluruhan (Overall masalah/kondisi, populasi, seting, intervensi dan
study design) hasil yang menarik; spesifikasi studi dengan kriteria
inklusif dan ekslusif
Pengambilan sampel Mengembangkan rencana pengambilan sampel;
(Sampling) sampling unit penelitian; pertimbangan universal
dari semua studi yang relevan; memperoleh studi.
Pengumpulan data Data beasal (diekstraksi) dari penelitian ke form
(Data Collection) standarisasi
Analisis data (Data Mendeskripsikan data (cek kualitas, sampel, dan
Analysis) karakteristik intervensi penelitian; menghitung effect
size); menghitung effect size dan menilai
heterogenitas (meta-analisis); mengakumulasikan
meta-analisis, analiss sub grup dan moderat, analisis
sensitivitas, analisis publikasi dan bias sampel;
meta-regresi; deskripsi hasil dalam bentuk naratif,
tabel, dan grafik; interpretasi dan diskusi; implikasi
kebijakan, praktek dan penelitian lebih lanjut.
43
Ibid., h. 15.
44
Julia H. Littel, Jaquwline Corcoran, dan Vijayan Pillai, op.,cit., p. 20-21.
25
45
Melek Demirel, Effect of Prblem-Based Learning on Attitude: a Meta-Analysis study,
Eurasia Journal of Mathematics Science and Technology Eduation, 2016, pp. 2123.
46
Kadir, op. cit., pp. 169.
47
Diyyadin Yasar, Brain Based Learning in Science Education in Turkey: Descriptive
Content and Meta Analysis of Dissertations, Journal of Education and Pratice IISTE, vol.8, No.9,
2017, pp. 167.
26
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian yaitu model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) memiliki pengaruh terhadap pembelajaran Biologi pada peserta didik.
D. Kerangka Berikir
Studi meta-analisis dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
yang didapat pada model Problem Based Learning (PBL) terhadap pembelajaran
Biologi dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan dilakukannya
studi meta-analisis diperlukan adanya effect size yang dihasilkan untuk melihat
bagaimana hasil dari pembelajaran Problem Based Learning secara keseluruhan
dapat berdampak baik atau sebaliknya. Serta diinterpretasikan berdasarkan jenjang
pendidikan, wilayah, serta penerapan pembelajaran pada peserta didik baik untuk
meningkatkan hasil belajar, kemampuan pemecahan masalah, pengetahuan
metakognitif, kemampuan berpikir kritis, keterampilan proses sains, dan
kemampuan literasi sains. Dengan demikian diagram kerangka berpikir dapat
dilihat pada Gambar 2.3 berikut:
48
Kadir, “Prosiding seminar nasional evaluasi pendidikan Meta-Analisis Efektivitas
Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam Pembelajaran Sains dan Matematika”, Program
Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, 2014, h. 126.
49
Yenti Winataria Tumangkeng, “Meta-Analisis Pengaruh Media Pembelajaran terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa”, FKIP UNTAN, 2018.
27
STUDI
META-ANALISIS
Standardizaed Proportion of
Mean Difference Variance
Explained
EFFECT SIZE
INTERPRETASI
Jenjang Penerapan
Wilayah
Pendidikan Pembelajaran
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu
analisis menyajikan hasil publikasi penelitian ilmiah pada elektronik jurnal secara
nasional berkaitan tentang pengaruh model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dengan konsep materi Biologi. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian untuk memberi uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang
diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih (independent) berdasarkan indikator-indikator dari variabel yang diteliti
guna untuk eksplorasi dan klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel
yang berkenaan ini tidak sampai mempersoalkan asosiatif dan komparatif antara
variabel-variabel penelitian yang ada.1
1
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Ciputat: Referensi, 2013), Cet.
5, h. 62.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), Cet. 26, h. 117.
29
30
yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati. Penelitian terhadap sampel
biasanya disebut studi sampling.3
Populasi dalam penelitian ini adalah artikel publikasi ilmiah berupa jurnal
berskala nasional di Indonesia tentang penggunaan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) tahun 2010-2019. Sampel yang diambil adalah artikel
publikasi ilmiah tentang pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
konsep materi Biologi dengan kategori jenis penelitian sebagai berikut, yaitu: (1)
Artikel dibuat oleh peneliti umum maupun mahasiswa; (2) artikel menggunakan
metode penelitian eksperimen; (3) artikel merupakan tingkat nasional berasal dari
Jurnal yang telah terakreditasi oleh Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia (RISTEKDIKTI) di Sinta Indonesia dan telah
terindeks pada http://sinta2.ristekdikti.go.id/; (4) artikel merupakan penelitian
kuantitatif dan memenuhi data statistik effcet size; (5) artikel diterbitkan 10 tahun
terakhir yaitu tahun 2010-2019; (6) artikel bertema pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada konsep materi Biologi; (7) sampel jenjang pendidikan pada
artikel merupakan pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA); dan (8) cakupan wilayah penelitian
artikel dilakukan di kawasan Indonesia.
D. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pemberian
kode (coding data). Identifikasi dari proses pencarian dan pengambilan coding
sesuai kriteria yang memenuhi syarat secara eksplisit, memeriksa setiap studi pada
kriteria yang layak dan mencatat informasi pada form penyaringan (form
screening) atau database adalah catatan penting pada publikasi ilmiah dari sintesis
penelitian. Dengan informasi ini, sintesis coding dapat melaporkan tentang jumlah
studi dan alasan untuk pengkhususan. Data ini tidak hanya berfungsi sebagai audit
3
Iskandar, op.cit., h.70.
31
internal saja, tetapi berguna juga menjawab tentang mengapa studi tertentu tidak
termasuk dalam sintesis.4
Prosedur pemberian kode (coding) untuk meta-analisis seputar protokol
koding yang menentukan informasi akan diambil dari setiap studi yang memenuhi
syarat. Seorang coder akan membaca laporan studi dan mengisi protokol koding
dengan respon yang tepat pada studi tersebut. Coding studi untuk meta-analisis
pada dasarnya seperti penelitian survei. Ada beberapa masalah umum yang harus
diperhatikan sebelum beralih ke hal yang penting dari konten apa yang mungkin
termasuk dalam protokol coding. Pertama, harus membedakan antara dua bagian
yang sedikit berbeda dari protokol coding: yaitu bagian yang mengkodekan
informasi tentang karakteristik studi (deskriptor studi) dan bagian yang
mengkodekan informasi tentang temuan empiris dari studi (effect size). Secara
konseptual, perbedaan ini mirip dengan variabel independen dan dependen.
Temuan studi direpresentasikan dalam bentuk nilai-nilai effect size, adalah
variabel dependen dari meta-analisis merupakan “output” dari studi penelitian
empiris. Karakteristik studi yaitu seperti metode, langkah-langkah, sampel,
abstrak, perlakuan, konteks, dan lain-lain, adalah variabel independen dari meta-
analisis mewakili faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sifat dan besarnya
temuan. Di antara karakteristik studi, yaitu merepresentasikan fenomena yang
diteliti, seperti, jenis perlakuan, yang efeknya pada konstruk antara populasi
tertentu, dan orang-orang yang mewakili metode penelitian yang digunakan,
misalnya, desain khusus, ukuran, prosedur, peneliti, konteks penelitian, dll.5
Adapun variabel yang digunakan dalam koding data untuk menjaring
informasi mengenai besar pengaruh (effect size) penelitian tentang studi meta-
analisis Problem Based Learning (PBL) adalah :
1. Nama peneliti
2. Tahun penelitian
3. Subjek pendidikan
4
Harris Cooper, Larry V. Hedges, dan Jeffrey C. Valentine, the Handbook of Research
Synthesis and Meta-analysis Second Edition, (New York: Russel Sage Foundation, 2009), p. 161.
5
Mark W. Lipsey dan David B. Wilson, Practical meta-analysis, (California: Sage
Publication, 2001), p.73-74.
32
E. Tahapan Penelitian
Proses tahapan penelitian untuk meta-analisis umumnya terdapat lima
proses yaitu: (1) mendefinisikan masalah; (2) mengumpulkan literatur yang
tersedia; (3) mengkonversi dan mengoreksi informasi statistik; (4) menentukan
rata-rata data yang didapat; dan (5) mempertimbangkan variasi pada efek yang
telah diamati.6
Tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini, yaitu: pertama adalah
menetapkan masalah atau topik yang hendak diteliti yaitu mengenai pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada Biologi. Kedua, mencari dan
mengumpulkan laporan penelitian berupa jurnal nasional yang berkaitan dengan
masalah atau topik yang hendak diteliti serta menentukan periode hasil temuan
penelitian yang dijadikan data sumber yaitu dipublikasikan pada 2010-2019.
Ketiga, membaca laporan penelitian untuk melihat kesesuaian isi dengan masalah
yang telah ditentukan, memfokuskan penelitian pada masalah berupa aspek
metodologi penelitian serta mengkategorikan masing-masing penelitian atau
dengan kata lain mendata informasi sebanyak-banyaknya pada laporan penelitian.
Keempat, menentukan besar efek (Effect Size) pada setiap laporan penelitian dari
masing-masing data yang didapat. Kelima, menganalisis laporan penelitian yang
telah dipublikasikan berdasarkan kajian metode dan analisis data yang digunakan,
sehingga dapat ditarik kesimpulan penelitian meta-analisis yang dilakukan.
F. Pengumpulan Data
Hasil-hasil penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya dikelompokkan
berdasarkan data tentang penelitian tiap-tiap kelompok eksperimen dan kelompok
6
Mike Allen, Rayond W. Preiss, Barbara Mae Gayle dan Nancy Burrel, Interpersonal
Commuication Research Advances Through Meta-Analysis, (London: Lawrence Erlbaum
Associates Publisher, 2012), p.7.
33
kontrol serta mencatat data statistik yang akan dipergunakan dalam perhitungan
Effect Size yang diperoleh dari masing-masing publikasi ilmiah penelitian.
Sumber data penelitian diperoleh dua belas dari tujuh puluh artikel hasil
penelitian yang dapat dimeta-analisis bertema pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada materi Biologi dengan kriteria jenis penelitian kuantitatif
dan eksperimen, periode tahun 2010-2019, penelitian merupakan tingkat nasional
terindeks dan terakreditasi pada sinta RISTEKDIKTI dengan pembatasan pada
level sinta1 sampai dengan level sinta4 dalam bentuk coding.
Data yang dihasilkan dalam bentuk coding berisi informasi mengenai
identitas artikel publikasi ilmiah, tahun penerbitan artikel, jenjang pendidikan
serta variabel dependen dan independen pada penelitian studi ilmiah yang
diperoleh. Berdasarkan pengumpulan artikel hasil penelitian, berikut merupakan
Tabel 3.1 pengelompokan artikel ilmiah:
Tabel 3.1 Data Artikel
Kriteria Pengumpulan Pengelompokkan Jumlah Temuan
Data Data Artikel
2010 -
2011 1
2012 3
2013 4
2014 7
Tahun Publikasi
2015 9
2016 12
2017 17
2018 9
2019 8
Sinta 1 1
Sinta 2 11
Akreditasi Sinta Sinta 3 5
RISTEKDIKTI Sinta 4 15
Sinta 5 1
Tidak Terakreditasi 37
SD 1
SLTP 20
Jenjang Pendidikan
SLTA 46
Perguruan Tinggi 3
Lampiran 1 Daftar Jurnal Artikel Penelitian dan Jurnal Publikasi, h. 66.
34
7
Michael Borenstein, Larry V. Hedges, Julian P.T. Higgins dan Hannah R. Rothstein,
Introduction to Meta-analysis, (United Kingdom: John Wiley and Sons Publication, 2009), p. 3-4.
8
Terri D. Piggot, Advances in Meta-Analuysis: Statistics for Social and Behavioral
Sciences, (USA: Springer, 2012), p.7.
9
Ibid., p.10.
10
Ibid., h.11.
11
Ibid.
12
Kadir, Statistik Terapan Konsep Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Liseral dalam Penelitian, (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2017), ed.3, h. 300.
35
Begitu pun untuk penelitian eksperimen yang melibatkan lebih dari dua
kelompok dan interaksinya, menggunakan analisis komparasi dengan teknik
analisis Anova-2 Jalan, maka formula yang digunakan sebagai berikut:13
13
Kadir, Meta-Analysis of the Effect of Learning Intervention Toward Mathematical
Thinking on Research and Publication of Student, Tarbiya Journal of Education in Muslim
Society, 4(2), 2017, pp. 165.
14
Glass, Meta-Analysis of Research on Class Size and Achievement, Jstore, vol.1, No.1,
2012, pp. 6.
15
Kadir, loc. cit.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi beberapa data hasil penelitian berupa hasil perhitungan akhir
pada studi meta-analisis pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan
menentukan nilai Effect Size pada materi Biologi, bagaimana besar pengaruh
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sumber sampel studi
sebelumnya serta pembahasan mengenai data hasil penelitian sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan melalui coding data yang telah dibuat.
A. Hasil Penelitian
Data pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada penelitian ini
berjumlah total dua belas artikel publikasi ilmiah yang sesuai dengan kriteria
penelitian yang dapat dianalisis dari tujuh puluh artikel yang telah dikumpulkan.
Adapun data hasil penelitian tersebut sebagai berikut:
36
37
Hasil data analisis pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat tiga artikel
publikasi ilmiah dengan harga effect size kecil, empat artikel publikasi ilmiah
dengan harga effect size sedang dan lima artikel publikasi ilmiah dengan harga
effect size besar. Dari perhitungan diperoleh effect size total sebesar 0.316 dalam
kategori besar dan simpangan baku sebesar 0.284.
Lampiran 3 Coding Meta-Analisis Publikasi Penelitian, h. 86 .
38
Dari data yang terangkum pada Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa penggunaan
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Biologi pada jenjang Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
sama dengan jumlah artikel sebanyak enam artikel dengan memberikan effect size
besar pada keduanya.
Secara visual rata-rata besar pengaruh berdasarkan jenjang pendidikan
disajikan pada Gambar 4.1.
Dari Gambar 4.1 menunjukkan bahwa besar pengaruh pada kedua jenjang
pendidikan tingkat menengah tersebut dalam kategori besar. Jenjang pendidikan
SLTP memiliki besar pengaruh tertinggi terhadap hasil belajar Biologi dan
temuan ini mengungkapkan bahwa jenjang tersebut paling efektif, walaupun
pengaruh tertinggi tersebut memiliki data yang sangat bervariasi.
39
B. Pembahasan
1
Kadir, Meta-analysis of the Effect of Learning Intervention Toward Mathematical
Thinking on Research and Publication of Students, Tarbiya: Journal of Education in Muslim
Society, 2017, pp.169-175.
43
sikap dengan diperoleh rata-rata effect size yaitu 0.44 pada ketentuan Hedges yang
termasuk pada kategori efek di tingkat rendah (low-level).2
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menjadi suatu analisis yang
menarik untuk dikaji dalam pembelajaran Biologi merupakan fakta yang
menggambarkan keadaan bahwa hasil belajar pada kelompok eksperimen
memiliki pengaruh yang besar dan lebih tinggi dari kelompok kontrol berdasarkan
harga effect size yang diperoleh. Hal tersebut menjelaskan bahwasanya perlakuan
pada kelompok eksperimen model Problem Based Learning (PBL) memberikan
pengaruh yang lebih efektif atau memberikan hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan adanya hasil effcet size dalam
penelitian ini mampu melihat bagaimana keefektifan pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dengan menggunakan keterlibatan kelompok pembanding
yaitu kelompok kontrol pada setiap sub penelitian, maka hasil belajar yang
diperoleh merupakan efek atau akibat dari perlakuan yang diberikan pada
kelompok eksperimen. Maka dari itu, model Problem Based Learning (PBL)
adalah alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran Biologi untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif digunakan dan
memiliki pengaruh besar terhadap pembelajaran Biologi karena sejalan dengan
karakter model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang telah
dikemukakan pada BAB II bahwa masalah yang digunakan merupakan dunia
nyata (real-world), masalah menuntut perspektif majemuk (multiple perspective),
masalah membuat pembelajar mendapatkan pembelajaran baru (new areas of
learning), mengutamakan belajar mandiri (self-directed learning), memanfaatkan
variasi sumber pengetahuan, pembelajaran adalah kolaboratif, komunikatif dan
kooperatif serta mampu mengembangkan kemampuan inquiri dan pemecahan
masalah sehingga keriteria tersebut secara tidak langsung mampu melatih dan
menstimulus peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran
Biologi.
2
Melek Demirel dan Miray Dagyar,Melek Demirel, Effect of Prblem-Based Learning on
Attitude: a Meta-Analysis study, Eurasia Journal of Mathematics Science and Technology
Eduation, 2016, pp. 2123.
44
3
Kadir, Meta-Analisis Efektivitas Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam
Ppembelajaran Sains dan Matematika, Prosiding Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan
Implementasi Standar Penilaian dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013, 2014, h.126.
45
4
Fadhilah Suralaga dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 19.
46
3. Pengaruh Wilayah
Temuan penelitian memberikan penjelasan bahwa penggunaan model
Problem Based Learning (PBL) dari segi wilayah pada pembelajaran Biologi
dengan rata-rata besar pengaruh (effect size) besar yaitu 0.25 pada semua
wilayah di Indonesia yaitu pulau Jawa dengan hasil 0.461, Sumatera 0.267,
Kalimantan 0.270 dan Bali 0.261. Berdasarkan Tabel 4.3 mengungkapkan
bahwasanya penggunaan model Problem Based Learning (PBL) pada
pembelajaran Biologi efektif digunakan dengan latar belakang letak geografis
yang berbeda.
Dari sejumlah hasil penelitian yang dikaji ternyata pulau Jawa menempati
posisi tertinggi memberikan rata-rata besar pengaruh (effect size) yaitu sebesar
0.461 kali kelompok kontrol dibandingkan dengan wilayah lainnya. Hasil tersebut
menggambarkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
memberi kontribusi paling besar di pulau Jawa untuk pembelajaran Biologi.
Hal menarik yang perlu ditelaah bahwa Pulau Jawa memiliki pengaruh
pembelajaran menggunakan Problem Based Learning (PBL) dengan harga effect
size paling tinggi. Secara persebaran dan perkembangan wilayah pulau Jawa
memang memiliki kecepatan teknologi informasi dan komunikasi lebih pesat,
karena pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan dan perkembangan ekonomi
nasional terutama di wilayah-wilayah kapital, sehingga berpengaruh pada fasilitas
pendukung yang lebih baik, 59% Perguruan Tinggi berlokasi di Pulau Jawa.5
Tidak menutup kemungkinan juga bahwa daerah selain pulau Jawa pun memiliki
fasilitas dan teknologi yang mampu mendukung proses pembelajaran peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran, dapat dikreasikan dengan keadaan
lingkungan maupun keadaan lokal setempat yang disesuaikan dengan konsep
pembelajaran.
5
“Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswadan Tenaga Edukatif di Bawah Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Menurut Provinsi Tahun Ajaran 2013/2014-2014/2015”, diakses pada 04 Oktober
2019 dari https://www.bps.go.id.
47
Tabel 4.5 Jumlah Persebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Data Badan Pusat
Statistik Indonesia
Wilayah Sumatera Jawa Kalimantan Bali Jumlah
Status Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Jumlah
Perguruan 24 786 48 1.488 14 165 4 57
2.586
Tinggi
Total 810 1.536 179 61
a. Pengetahuan Metakognitif
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.4 relasi pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dengan pengetahuan mekognitif memiliki harga effect size
0.865. Temuan meta-analisis ini mengungkapkan bahwa rata-rata besar pengaruh
(effect size) pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam kategori besar.
Hal ini mengandung makna bahwa besarnya effect size yang diperoleh
menunjukkan bahwa pembelajaran PBL sangat efektif dan berpengaruh tinggi
dalam meningkatkan pengetahuan metakognitif peserta didik.
Herlanti (2017) menyatakan bahwa strategi pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) merupakan model pembelajaran paling efektif untuk
48
6
Yanti Herlanti, Discovery Learning Strategy to Increase Metacognitive Knowledge on
Biology Learning in Secondary School, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2017, pp. 184.
7
Puji Rahayu dan Utiya Azizah, Students Metacognition Level Through of
Implementation of Problem Based Learning with Metacognitive Strategies at SMAN 1
Manyar,Unesa Journal of Chemical Education,Vol.1, No.1, 2012, pp. 167.
49
8
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 44.
50
c. Hasil Belajar
Berdasarkan data hasil penelitian ditemukan bahwa harga effect size
pengaruh pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar pada tabel
4.4 yaitu 0.336 dengan kategori besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa Problem
Based Learning lebih efektif daripada pembelajaran konvensional.
Perolehan besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap hasil belajar dengan kategori effect size besar tersebut terjadi disebabkan
9
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategidan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berpikir, (Jakarta Barat: PT Indeks, 2012), h.110.
51
10
M. Taufiq Amir, op. cit., h. 5.
52
11
Heni Risnayati dan eka cahya prima, Penerapan Model Pembelajaran Probem Based
Learning dengan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan
Penguasaan Konsep Elastisitas pada Siswa SMA,Prosiding Seminar Nasional Penelitian
Pendidikan dan Penerapan MIPA Universitas anaegeri Yogyakarta, 2011, h.334.
12
Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 52.
13
Ibid., h. 56.
53
f. Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil penelitian terinterpretasi pada tabel 4.4 memberikan
kontribusi pengaruh pada pemecahan masalah yaitu tingkat sedang dengan hasil
effect size 0.217, hal ini menunjukkan bahwa model Problem Based Learning
(PBL) dapat meningkatkan tingkat kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Pada awal pembelajaran, peserta didik diorientasikan pada masalah yaitu
terlibat dalam memunculkan dan memecahkan masalah, masalah yang diajukan
dihadapkan dengan kondisi nyata (kontekstual) atau permasalahan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik mudah melakukan penyelidikan
untuk menyelesaikan masalah. Bahwa ciri model PBL yaitu menghadapkan
peserta didik pada masalah, sehingga peserta didik akan berusaha mencari solusi
14
Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan Adrian Rustaman, Membangun Literasi Sains
Peserta Didik, (Bandung: Humaniora, 2011), h.199.
54
dari masalah tersebut dengan penyelidikan dan peserta didik lebih mengingat
materi yang telah disampaikan dari pada sekadar menghafalnya.
Menurut Yamin dalam Dewi (2008) Kemampuan pemecahan masalah
adalah kemampuan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk
memecahkan permasalahan melalui pengumpulan fakta-fakta, analisis informasi,
menyusun berbagai alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan yang paling
efektif.15
Taksonomi pemecahan masalah menurut Wankat dan Oreovocz
mengklasifikasi lima tingkat taksonomi pemecahan masalah yaitu terdiri dari
rutin, diagnostik, strategi, interpretasi dan generalisasi.16 Secara operasional
tahapan pemecahan masalah sistematis terdapat empat tahap berikut: memahami
masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian,
dan memeriksa kembali atau mengecek hasilnya.17
Kemampuan awal peserta didik pun berpengaruh pada keberhasilan
peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Peserta didik yang memiliki
pengetahuan awal lebih baik memiliki pengetahuan prasyarat digunakan untuk
memahami masalah. Pembelajaran konstruktif yang membantu peserta didik
dalam mengonstruksi pengetahuan secara mandiri melalui pengalaman yang
diperoleh ketika berusaha memecahkan masalah. Pencapaian dalam pembelajaran
ini adalah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, sistematis dan
logis untuk menentukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data
secara empiris dalam usaha menumbuhkan sikap ilmiah.
Adapun alasan yang mendasari keunggulan pembelajaran model Problem
Based Learning (PBL) dalam pencapaian kemampuan pemecahan masalah peserta
didik dapat ditinjau dari segi sintaks PBL. Ada lima tahapan yang harus dilalui
selama menerapkan model PBL yang telah diungkapkan pada BAB II, yaitu 1)
orientasi peserta didik pada masalah yang aktual dan autentik, 2) mengorganisasi
15
P. S. U Dewi, I. W. Sadia, dan K. Suma, Pengaruh Model Problem Based Learning
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Melalui Pengendalian Bakat Numkerik Siswa
SMP, E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 2014, h. 9.
16
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara,
2018), h.53-53.
17
Ibid., h.60.
55
C. Keterbatasan
Penelitian meta-analisis ini secara keseluruhan memberikan hasil effect
size yang tergolong pada kriteria besar, namun memiliki keterbatasan selama
dilakukannya proses penelitian. Dengan demikian, berikut ini merupakan
keterbatasan-keterbatasan yang dialami oleh peneliti dalam melakukan meta-
analisis.
Penelitian-penelitian yang diambil untuk dianalisis sebagian besar adalah
penelitian bersifat kuasi eksperimen, di mana jenis penelitian ini tidak melibatkan
peneliti secara langsung di lapangan sehingga tidak dapat mengontrol semua
variabel asing (ekstraneous) dengan kemungkinan ikut mempengaruhi perlakuan
dalam penelitian. Oleh sebab itu, kemungkinan terkena unsur lain dari variabel
asing dapat terjadi sehingga hasil-hasil penelitian yang dilaporkan, dianalisis dan
ditafsirkan harus secara hati-hati.
56
18
Kadir, Burhanuddin dan Khairunnisa, Meta-Analisis Efektifitas Pendekatan Problem
Solving dalam Pembelajaran Sains dan Mateamtika, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2013), h. 65.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mampu
meningkatkan hasil belajar Biologi peserta didik pada kelompok eksperimen
dengan besar pengaruh (effect size) 0.316 dari kelompok kontrol. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
memberikan pengaruh yang lebih efektif dan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) layak digunakan dalam pembelajaran Biologi. Model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan alternatif
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar Biologi. Selain itu,
pembelajaran model PBL mampu meningkatkan kemampuan metakognitif
peserta didik dengan hasil effect size sebesar 0.865, kemampuan berpikir kritis
0.450, hasil belajar 0.336, kemampuan pemecahan masalah (problem solving)
0.217, keterampilan proses sains 0.249, dan kemampuan literasi sains 0.208.
2. Besar pengaruh pada penerapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
berdasarkan jenjang pendidikan mampu meningkatkan hasil belajar peserta
didik baik tingkat SLTP maupun SLTA dengan kategori effect size besar,
masing-masing diperoleh 0.323 dan 0.308.
3. Besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berdasarkan
wilayah diperolah effect size 0.461 di pulau Jawa, 0.0270 Pulau Kalimantan,
0.267 Pulau Sumatera, dan 0.261 di Pulau Bali. Hal ini berarti pembelajaran
Problem Based Learning di Indonesia mampu meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada kelompok eksperimen dengan Pulau Jawa unggul
memperoleh effect size paling tinggi.
58
59
B. Saran
Setelah peneliti melakukan proses penelitian meta-analisis, maka penulis
mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa yang akan datang:
1. Guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dalam proses pembelajaran Biologi di sekolah perlu memilah
dan menyesuaikan konsep Biologi yang dianggap sesuai dengan model
pembelajaran dan mampu mengelola kelas baik dalam mengarahkan peserta
didik maupun penyediaan fasilitas dan media pembelajaran agar tercapainya
tujuan pembelajaran.
2. Bagi peneliti, seorang peneliti agar lebih detail lagi dalam mencantumkan
kelengkapan data penelitian untuk artikel ilmiah baik metode, data sampel
maupun data hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Mike. Rayond W. Preiss., Barbara Mae Gayle dan Nancy Burrel.
Interpersonal Communication Research Advances Through Meta-
Analysis. London: Lawrence Erlbaum Associates Publisher. 2012.
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif
Progresif Kontekstual: Konsep Landasan dan Implementasinya pada
Kurikulum 2013. Jakarta: Prenamedia Group. 2014.
Amir, M. Taufiq. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning
Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan.
Jakarta: Kencana. 2016.
Anugraheni, Indri. “Meta Analaisis Model Pembelajaran Problem Based Learning
dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis di Sekolah Dasar”. A
Journal of Language, Literature, Culture, and Education POLYGLOT.
Vol.14, No.1, 2018.
Arends, Richard I. dan Ann Kilcher, Teaching for Student Learning Becoming an
Accomplished Teacher. New York: Routledge Taylor and Francis Group.
2010.
Badan Pusat Statistik. “Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswadan Tenaga Edukatif
di Bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut Provinsi
Tahun Ajaran 2013/2014-2014/2015”. Diakses pada 04 Oktober 2019, dari
https://www.bps.go.id.
Barell, John. Problem Based Learning second edition. California: Corwin Press a
Sage Publications Company. 2007.
Borenstein, Michael. Larry V. Hedges, Julian P.T. Higgins dan Hannah R.
Rothstein. Introduction to Meta-analysis. United Kingdom: John Wiley
and Sons Publication. 2009.
Card, Noel A. Applied Meta-Analysis for Social Science Research. New York:
Guilford Press. 2012.
60
61
Risnayati, Heni dan Eka Cahya Prima. “Prosiding Seminar Nasional Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Pendekatan Inkuiri
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep
lastisitas pada Siswa SMA”. Penelitian Pendidikan dan Penerapan MIPA
Universitas Negeri Yogyakarta. 2011.
Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana. 2016.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta. 2017.
Suralaga, Fadhilah dan Solicha. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010.
Tan, Oon-Seng. Problem Based Learning Innovation Using Problem to Power
Learning in the 21st Century. Singapore: Gale Cengange Learning. 2003.
Toharudin, Uus., Sri Hendrawati dan Andrian Rustaman. Membangun Literasi
Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora. 2011.
Tumangkeng, Yenti Winataria. “Meta-Analisis Pengaruh Media Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”, skripsi pada FKIP UNTAN,
2018.
Warsono, dan Hariyanto. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2016.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
2018.
Widiasworo, Erwin. Strategi Pembelajaran Edutainment Berbasis Karakter.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2018.
Wisudawati, Asih Widi., Eka Sulistyowati. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2017.
Yasar, Diyyadin. “Brain Based Learning in Science Education in Turkey:
Descriptive Content and Meta Analysis of Dissertations”. Journal of
Education and Pratice IISTE. Vol.8, No.9, 2017.
64
65
Lampiran 1
66
67
Barat.
Peningkatan Aspek 1.Risa Hartati Edusains, Vol 8, http://journal.uinjkt.
Sikap Literasi Sains Pendidikan Ilmu No.1, 2016, Hal. ac.id/index.php/edus
Siswa SMP Melalui Pengetahuan 90-97, PISSN ains
Model Problem Alam Sekolah 1979-7281, Sinta 2
13A Based Learning pada Pascasarjana EISSN 2443- H5-Index 9
Pembelajaran IPA Universitas 1281 H-Index 9
Terpadu Pendidikan
Indonesia,
Bandung
Pengaruh Metode 1.Enda Amelia Edusains, Vol. 7, http://journal.uinjkt.
Praktikum Berbasis Tarigan No. 02, 2015, ac.id/index.php/edus
PBL Terhadap 2.Diana 136-142, p-ISSN ains
Kemampuan Rochintaniawat 1979-7281, e- Sinta 2
Argumentasi Tertulis i ISSN 2443-1281 H5-Index 9
Siswa pada Materi Pendidikan Ilmu H-Index 9
14A Interaksi Makluk Pengetahuan
Hidup dengan Alam Sekolah
Lingkungannya Pascasarjana
Universitas
Pendidikan
Indonesia,
Bandung
Penerapan Model 1.Mutia Ulfah Edusains, Vol. 7, http://journal.uinjkt.
Pembelajaran 2.Heryani No. 02, 2015, ac.id/index.php/edus
Problem Based Fatmah 203-208, p-ISSN ains
Learning (PBL) 3.Yanti Herlanti 1979-7281, e- Sinta 2
Dipadu Metode Pendidikan ISSN 2443-1281 H5-Index 9
Student Team Biologi, FITK H-Index 9
Achievement UIN Syarif
Division (STAD) Hidayatullah
15A untuk Meningkatkan Jakarta, SMA
Hasil Belajar Peserta Negeri 1 Parung
Didik Kelas X IPA 4
SMA Negeri Parung
Tahun Ajaran
2014/2015 Pada
Konsep Perubahan
Lingkungan dan
Daur Ulang Limbah
Keterampilan 1.Melia Edusains, Vol. 8, http://journal.uinjkt.
Berpikir Kritis Siswa Noprianda No. 02, 2016, ac.id/index.php/edus
Model Pembelajaran 2.Meiry Fadilah hal. 183-191, p- ains
16A
Problem Based Noor ISSN 1979- Sinta 2
Learning dan Sains 3.Zulfiani 7281, e-ISSN H5-Index 9
Teknologi Pendidikan 2443-1281 H-Index 9
70
Konsep Pencemaran
Lingkungan.
54A Pengaruh Model 1.Ria Mayasari Jurnal Biologi http://ojs.unpkediri.a
Pembelajaran 2.Fujianor dan c.id/index.php/biolo
Berdasarkan Maulana Pembelajarannya gi
Masalah (PBM) Program Studi , Vol. 4, No. 2,
terhadap Hasil Pendidikan Oktober 2017,
Belajar Kognitif Biologi STKIP Hal. 11-16,
Biologi di SMP PGRI eISSN: 2406-
Kecamatan Banjarmasin 8659. Diterima 4
Banjarmasin Utara September 2017,
Direvisi 22
September 2017,
Disetujui 15
Oktober 2017.
55A Pengaruh Model 1.Dickna Aprilia Jurnal http://ejurnal.stkipbj
Pembelajaran Damayanti Pendidikan m.ac.id/
Problem Based Saraya Hayati, Vol. 3,
Learning (PBL) 2.Ria Mayasari No. 1, Hal 20-
terhadap Program Studi 25, 2017, ISSN:
Keterampilan Pendidikan 2443-3608
Berpikir Kritis Siswa Biologi STKIP
Kelas X IPA SMA PGRI
Negeri 13 Banjarmasin
Banjarmasin
56A Pembelajaran 1. Afandi Jurnal http://jurnal.untan.ac
Biologi Pendidikan Pendidikan .id/index.php/PMP
Menggunakan Biologi, FKIP Matematika dan
Pendekatan Universitas IPA, Vol. 2, No.
Metakognitif melalui Tanjungpura 2, Agustus 2011,
Model Reciprocal Hal. 1-7.
Teaching dan
Problem Based
Learning Ditinjau
dari Kemandirian
Belajar dan
Kemampuan
Berpikir Kritis
Mahasiswa
57A Pembelajaran 1.Eva Nurul Konstruktivisme, http://ejournal.unisb
Berbasis Masalah Malahayati Vo. 8, No. 2, Juli ablitar.ac.id/index.p
Melalui Think Pair Prodi Pendidikan 2016, pISSN: hp/konstruktivisme
Share terhadap Hasil Biologi, FKIP, 1979-9438,
Belajar Biologi dan Universitas Islam eISSN: 2442-
Retensi Siswa Balitar, Blitar. 2355, Hal. 131-
148.
80
Januari 2019,
Dipublikasikan
29 Januari 2019
62A Pengaruh Model 1.Riki Krismanto Quagga, Vol. 9, https://journal.uniku.
Pembelajaran 2.Ondi Suganda No. 1, Januari ac.id/index.php/quag
Berbasis Masalah 3.Rahma 2017, ISSN: ga
terhadap Widiantie 1907-3089.
Kemampuan Program Studi
Menganalisis Siswa Pendidikan
pada Konsep Biologi, FKIP,
Perubahan Universitas
Lingkungan dan Kuningan.
Daur Ulang Limbah
63A Pengaruh Reciprocal 1.Hani Biota: Biologi http://biota.ac.id/ind
Teaching dan Anggraeni dan Pendidikan ex.php/jb
Problem Based 2.Sri Rahayu Biologi, Juni
Learning terhadap 3.Rusdi 2018, Vol. 11,
Kemampuan 4.Ilmi Zajuli No.1, Hal. 77-
Berpikir Kritis Ichsan 95.
Peserta Didik SMA Program Studi
pada Materi Sistem Pendidikan
Reproduksi. Biologi, FMIPA
dan Program
Studi Biologi
Universitas
Negeri Jakarta
64A Model Problem 1.Puji Lestari JIPVA (Jurnal http://e-
Based Learning 2.Sri Wardani Pendidikan IPA journal.ivet.ac.id/ind
Berbantuan Jurnal 3.Miranita Veteran), pISSN: ex.php/jipva
Belajar terhadap Khusniati 2598-5876,
Kemampuan Jurusan IPA eISSN: 2598-
Metakognitif Siswa Terpadu, 0904, Vol. 3, No.
Fakultas 1, 2019, Hal. 38-
Matematika dan 51. Diterima 18
Ilmu Februari 2019,
Pengetahuan Direvisi 11 April
Alam, 2019, Disetujui
Universitas 18 April 2019.
Negeri
Semarang.
65A Pengaruh 1.Auva Rusyda JPBIO (Jurnal http://jurnal.stkippen
Pembelajaran Zakia Pendidikan ada.ac.id/jurnal/inde
Berasis Masalah 2.Refirman Biologi), Vol. 4, x.php/JBIO
Menggunakan Media Djamahar No. 1, Hal. 21-
Sosial E-Learning 3.Rusdi 28, April 2019,
terhadap Hasil Pendidikan eISSN: 2540-
82
84
85
Tidak
24A - - - - -
Terverifikasi
Tidak
25A - - - - -
Terverifikasi
Tidak
26A - - - - -
terverfikasi
Tidak
27A - - - - -
Terverifikasi
Tidak
28A - - - - -
Terverifikasi
Tidak
29A - - - - -
Terverifikasi
Tidak
30A - - - - - -
Terverifikasi
Tidak
31A - - - - - -
Terverifikasi
Tidak
32A - - - -
Terverifikasi
Lampiran 3
INTERVENSI PEMBELAJARAN
VARIABEL, RERATA
NO KARAKTERISTI KEL. KEL.
PENELITI DESAIN, DAN EFFECT SIZE EFFECT
KODE K SAMPEL EKSPERIMEN KONTROL
INSTRUMEN SIZE
(PBL) (NON-PBL)
1A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Menggunakan Menggunakan 2 = 0.261 0.261
I Wayan Redhana SMP di Model model model
Judul Penelitian Jurnal Kabupaten pembelajaran pembelajran pembelajaran
Nasional: Buleleng Bali. berbasis masalah berbasis langsung
Model Pembelajaran Subjek: dan pertanyaan masalah dan
Berbasis Masalah dan Siswa SMP di socratik. pertanyaan
Pertanyaan Socratik Kabupaten Variabel Terikat: socratik
untuk Meningkatkan Buleleng Bali Keterampilan
Keterampilan Berpikir kelas VIII. berpikir kritis siswa
Kritis Siswa Jumlah Sampel: Desain:
Nama Jurnal: 273 orang siswa Nonequivalent
Cakrawala Pendidikan control group
Tahun Publikasi: 2012 design
Pengujian
Hipotesis:
Ancova
2A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Menggunakan 2 (1) = 0.459 0.348
- Markus Iyus Supiandi SMA Panca Setya Model Problem Menggunakan model 2 (2) = 0.113
- Hendrikus Julung Sintang Based Learning model pembelajaran 2 (3) = 0.589
86
87
di SMA JK(D)3&4
Nama Jurnal: =6206.617
Jurnal Pendidikan JK(A)3 = 639.443
Biologi Indonesia JK(A)4 = 1835.842
Tahun Publikasi: 2015
4A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Menggunakan Menggunakan 2 = 0.750 0.750
- Eva Nurul Malahayati SMA di Kota Model model model
- Aloysius Duran Malang kelas XI pembelajaran pembelajaran pembelajaran
Corebima Subjek: Problem Based Problem Based model
- Siti Zubaidah Siswa SMA Kelas Learning (PBL) Learning (PBL) pembelajaran
Judul Penelitian Jurnal XI di IPA-5 Variabel Terikat: konvensional
Nasional: SMAN 5 Malang, Keterampilan
Hubungan Keterampilan IPA-1 SMA Metakognitif,
Metakognitif dan Brawijaya Smart kemampuan
Kemampuan Berpikir School Berpikir Kritis dan
Kritis Kritis dengan Hasil Belajar
Hasil Belajar Biologi Desain:
Siswa dalam Survei metode
Pembelajaran Problem deskriptif
Based Learning (PBL) korelasional
Nama Jurnal: Pengujian
Jurnal Pendidikan Sains Hipotesis:
Tahun Publikasi: 2015 Anova
5A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Menggunakan Menggunkaan 2 = 0.050 0.050
- Erin Radien Simbolon SMPN2 Model model pembelajaran
2= r2 =
- Fransisca Sudargo Simanindo di pembelajaran pembelajaran konvensional
Tapilouw Simarmata, Problem Based Problem Based
Judul Penelitian Jurnal Kabupaten Learning (PBL) dan Learning dan
89
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
Lampiran 5
LEMBAR UJI PLAGIARISME
110