Anda di halaman 1dari 124

STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
MANAPIAH ANADIROH
11150161000035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ii
iii
ABSTRAK

Manapiah Anadiroh. (NIM: 11150161000035). Studi Meta-Analisis Model


Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Skripsi, Program Studi
Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pengaruh model


pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap pembelajaran Biologi.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif terhadap analisis hasil
publikasi penelitian ilmiah pada e-jurnal nasional. Pengaruh penelitian-penelitian
yang menerapkan pembelajaran PBL dianalisis dengan teknik meta-analisis.
Temuan penelitian mengungkapkan bahwa secara keseluruhan penelitian-
penelitian yang dilakukan berpengaruh dan efektif terhadap hasil belajar Biologi
peserta didik dengan effect size 0.316 atau dalam kategori efek besar. Model
Problem Based Learning (PBL) pun memberikan pengaruh dan efektif dilihat dari
segi wilayah, jenjang pendidikan, dan penerapan pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, metakognitif, kemampuan pemecahan
masalah, keterampilan proses sains, dan kemampuan literasi sains. Simpulan
penelitian ini adalah bahwa model Problem Based Learning (PBL) lebih efektif
meningkatkan kemampuan berpikir pada pelajaran Biologi dibandingkan dengan
model pembelajaran lain dari studi ini.

Kata kunci: problem based learning, teknik meta-analisis, effect size, hasil
belajar Biologi.

iv
ABSTRACT

Manapiah Anadiroh. (NIM: 11150161000035). A Meta-Analysis Study of


Problem-Based Learning (PBL), undergraduate thesis of Biology Education
Study Program, Faculty of Educational Science, Syarif Hidayatullah State Islamic
University of Jakarta. 2019.

This study aimed to analyze the effect of the Problem-Based Learning (PBL)
towards study Biology. The method that used was a descriptive of the analysis
scientific research results of publications in national e-journals. The effect of
research that apply the PBL were analyzed by using meta-analysis technique. The
research findings revealed that overall the studies conducted and effective
influence learning achievment of Biology Subject with the average value of effect
size was calculated at 0.316 or in the category of large effect. Models of Problem-
Based Learning (PBL) also influence and effective in terms of region, education
level, and the application of learning to improve critical thinking skills,
metacognitive, problem-solving, science process skills and science literacy. The
conclusions of this study was that the model of Problem Based Learning (PBL)
was more effective in improving the ability to think in biology compared to other
teaching models of this study.

Keywords: problem-based learning, the meta-analysis technique, the effect size,


the learning achievment of Biology Subject.

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.


Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas
akhir dalam bentuk skripsi yang berjudul “Studi Meta-Analisis Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)”. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurah dan terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
para sahabat dan pengikutnya.
Usai sudah masa yang indah ini. Penulis sangat bersyukur atas selesainya
penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini
mendapat banyak perhatian, dukungan, bantuan dan bimbingan berbagai pihak,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk itu pada kesempatan
yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Amany Lubis, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sekaligus Dosen Pembimbing II dan Dosen Penasehat Akademik Kelas yang
telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, dan masukannya hingga
tuntas skripsi ini dan kepada Ibu Meiry Fadilah Noor, M. Si, selaku Sekretaris
Program Studi Pendidikan Biologi.
4. Bapak Dr. Kadir, M. Pd, Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu, arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini
sehingga dapat terlaksana dengan baik.

vi
5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah ikhlas memberikan ilmu kepada penulis, semoga ilmu yang
Bapak dan Ibu berikan bermanfaat serta menjadi amal jariah yang tak terputus.
6. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abah Ma’mun dan Ibu
Ratnawati serta kakak dan adik semua yang tak henti-hentinya mendoakan,
melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan materil
kepada penulis. Semoga Allah selalu melimpahkan kesehatan, memberikan
kehidupan yang penuh keberkahan dan membalas segala kebaikannya,
Aamiin.
7. Bapak Dr. Fuad Jabali selaku Dosen Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan makna hidup yang penuh akan
kesederhanaan dan intelektual serta istri beliau Ibu Muchlisah Kamal dan
keluarga yang telah memberikan naungan kepada penulis selama masa
perkuliahan baik secara materil, moril dan dukungan lainnya. Semoga Allah
selalu memberikan perlindungan dan hidup penuh keberkahan.
8. Seluruh Kader HMI Jurusan Pendidikan IPA yang selalu mengingatkan tujuan
pertama himpunan adalah sebagai insan akademis sehingga penulis
bersemangat dalam penyusunan skripsi ini, terkhusus kepada yunda Ghina
Fadhilah Karamina, kanda Rubiko Ihsan dan yunda Amalia Nasution yang
telah mengayomi kader untuk terus berproses dimanapun berada serta tak lupa
juga untuk angkatan P.IPA Gamananta, Dalaskota, Dandelion, Semesta,
Pengurus KOHATI dan HMI Komtar Ciputat Periode 2017-2018.
9. Kepada teman-teman Pengurus IKAHMBI Wilayah Kerja III Jawa 1 dan PLP
P.Bio SMK Nusantara (Nurma, Bibah, Rama) yang telah memberikan
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Kepada sahabat-sahabat CISSTORY (Nindita Ardelia, Aisyah Mutiara, Indri
Andriyatno, Nur Fairuz Fatin, Eka Juliana, Tyka Irnawati, Mutiara El-Zahra,
Aula Hani Maesaroh, Elah Nurlaelah, Firda Aulia, dan Abda Ilma Rodiana)
yang selalu mengingatkan hal-hal spiritual dan memberikan motivasi serta
semangat kepada penulis, dan Risda Putri yang telah membantu penulis dalam
pencarian referensi skripsi.

vii
11. Teman-Teman Program Studi Pendidikan Biologi angkatan Mimosa 2015
terkhusus Kelas A yang telah mengisi hari-hari selama masa kuliah di kampus
tercinta.
12. Adik-adik tingkat di Program Studi Pendidikan Biologi terutama angkatan
2016 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proses akademik
terutama dalam penyusunan skripsi, terkhusus kepada Bani Nugroho, Ahmad
Farhan Sagara, Mohammad Taufiq Fauzi, Ummul Khaery Sabrina, Syifa
Fauziah, Muhammad Asim Abdul Majid, Agus Wandi, Laras Caesar Ayu
Lestari, Yogi, Suci dan Lina Naimah.
13. Teman-Teman Beasiswa BIDIKMISI, alumni Lombok Youth Camp For Peace
Leader 2018, dan alumni Nur El Falah yang selalu memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis.
14. Sahabat Nurmia Noviantri, S.H dan kanda Arif Rahmat Triasa, Achmad
Taufiq Al-Bashari, S.Tr dan Iis Islahudin, S.Tr yang telah membantu penulis
dalam proses penyelesaian skripsi, serta Lalu M. Ade Ilham, S.S dan Firdaus
Habibi, S.Pd sebagai validator abstrak penelitian.
15. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semua pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada
penulis dalam menyusun skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi para
akademisi, praktisi dan masyarakat pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Oktober 2019

Penulis

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................. Error! Bookmark not defined.


LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH ...... Error! Bookmark not
defined.
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoretis ........................................................................................ 8
1. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .......................................... 8
2. Meta-Analisis ................................................................................................ 19
B. Hasil Penelitian Relevan ............................................................................ 25
C. Hipotesis Penelitian.................................................................................... 26
D. Kerangka Berikir ........................................................................................ 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 29
B. Metode Penelitian....................................................................................... 29

ix
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 29
D. Instrumen ................................................................................................... 30
E. Tahapan Penelitian ..................................................................................... 32
F. Pengumpulan Data ..................................................................................... 32
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 36
B. Pembahasan ................................................................................................ 41
C. Keterbatasan ............................................................................................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 58
B. Saran ........................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60
LAMPIRAN ......................................................................................................... 65

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skor dan Peringkat Indonesia berdasarkan studi PISA 2015 ..................2
Tabel 2.1 Fase-Fase Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Paul Eggen dan
Don Kauchak ........................................................................................ 14
Tabel 2.2 Langkah Pembelajaran PBL menurut Warsono ................................... 14
Tabel 2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah ............................ 15
Tabel 2.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Rusman .16
Tabel 2.5 Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning menurut Amir ......... 17
Tabel 2.6 Tahapan Meta-Analisis ........................................................................ 25
Tabel 3.1 Data Artikel ........................................................................................... 33
Tabel 4.1 Effect Size Berdasarkan Kategori .......................................................... 37
Tabel 4.2 Effect Size berdasarkan Jenjang Pendidikan ......................................... 38
Tabel 4.3 Effect Size berdasarkan Wilayah Kepulauan di Indonesia .................... 39
Tabel 4.4 Effect Size berdasarkan Variabel Terikat Penelitian ............................ 40
Tabel 4.5 Jumlah Persebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Data BPS .............. 46
Tabel 4.6 Relasi Sintaks Pengetahuan Metakognitif dan PBL ............................ 48

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fase Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Arends .................... 15


Gambar 2.2 Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Made Wena ..... 17
Gambar 2.3 Diagram Kerangka Berpikir ............................................................. 28
Gambar 4.1 Besar Pengaruh Berdasarkan Jenjang Pendidikan ........................... 38
Gambar 4.2 Besar Pengaruh Berdasarkan Wilayah Kepulauan Indonesia .......... 39
Gambar 4.3 Pengaruh Berdasarkan Variabel Terikat Penelitian ......................... 41

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Jurnal Artikel Penelitian dan Jurnal Publikasi ...................... 66


Lampiran 2 Daftar Penyaringan Sampel Artikel Terakreditasi Sinta 1-4 ............ 84
Lampiran 3 Coding Meta-Analisis Publikasi Penelitian ...................................... 86
Lampiran 4 Lembar Uji Referensi ....................................................................... 95
Lampiran 5 Lembar Uji Plagiarisme .................................................................. 109

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik secara psikologis peserta didik. 1 Kurikulum
2013 pada pembelajaran sains menekankan pada pendekatan ilmiah untuk
meningkatkan pendekatan tersebut perlu diterapkan pembelajaran berbasis inkuiri
untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya dari
pemecahan masalah.2
Pembelajaran sains yang biasa disebut IPA pada hakikatnya meliputi
empat unsur utama. Menurut Depdiknas yaitu meliputi unsur sikap, proses,
produk dan aplikasi. Keempat unsur ini merupakan ciri IPA yang utuh dan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Pada proses pembelajaran IPA keempat aspek
tersebut diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami
pembelajaran secara utuh, memahami pengetahuan melalui kegiatan ilmiah atau
metode ilmiah dalam menentukan fakta baru.3 Rustaman, mengutarakan bahwa
pelajaran IPA mencakup bahan kajian tentang Biologi, pelajaran tersebut
merupakan mata pelajaran yang dapat menanamkan dan mengembangkan
keterampilan, sikap dan nilai-nilai ilmiah kepada peserta didik.4
Tiga kompetensi utama yang harus dicapai peserta didik di atas menjadi
kebutuhan peserta didik terutama pembelajaran IPA sehingga tujuan pembelajaran

1
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
2
Ibid.
3
Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
h. 46.
4
Ibid.

1
2

dapat tercapai dan tergambar pada hasil belajar peserta didik. Pencapaian hasil
belajar sains peserta didik Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara
lain. Hal ini dapat terlihat pada perolehan prestasi sains peserta didik berdasarkan
hasil survey internasional yang dilakukan oleh PISA (Programme for
International Student Assessment), rata-rata skor prestasi sains peserta didik
Indonesia pada tahun 2015 berada di peringkat sepuluh besar terbawah dari 72
negara yang berpartisipasi dengan rata-rata sebesar 403 pada level 1a.5 Pada level
tersebut menggambarkan bahwa peserta didik mampu mengenali atau
menjelaskan fenomena ilmiah yang sederhana, mampu melakukan penyelidikan
ilmiah terstruktur tidak lebih dari dua variabel, mengidentifikasi kausal sederhana
atau hubungan korelasional dan menafsirkan data visual dan grafis pada tingkat
kognitif rendah. Berikut adalah skor dan peringkat Indonesia berdasarkan studi
PISA:
Tabel 1.1 Skor dan Peringkat Indonesia berdasarkan studi PISA 2015
Science
Mean Score in Average three-year
PISA 2015 trend
Mean Score dif.
OECD average 493 -1
Indonesia 403 3
Brazil 401 3
Peru 397 14
Lebanon 386 m
Tunisia 386 0
FYROM 384 m
Kosovo 378 m
Algeria 376 m
Dominican Republic 332 m

Merujuk pada hasil survey PISA tersebut, dapat dikatakan bahwa


kemampuan sains peserta didik di Indonesia masih tergolong rendah jauh di
bawah rata-rata internasional 493. Aspek penilaian sains pada survey PISA
tersebut meliputi konten pengetahuan pada Fisika; Biologi; Bumi dan Ruang
angkasa. Biologi menjadi bagian yang tak lepas dari pembelajaran Sains dan

5
PISA, PISA 2015 Results in Focus, (Paris: OECD Publishing, 2018), p.5.
3

memiliki komposisi sebesar 36% dalam soal yang diujikan PISA mencakup
konsep materi sel, organisme, manusia, populasi, ekosistem dan biosfer.6 Oleh
sebab itu perlu adanya inovasi dalam desain pembelajaran salah satunya pada
pembelajaran IPA Biologi, agar proses pembelajaran dapat berlangsung optimal
dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran yang inovatif dan efektif
dalam pembelajaran IPA Biologi diperlukan agar peserta didik dapat berperan
aktif dalam pembelajaran serta guru pun harus memilih model pembelajaran yang
sesuai dengan materi karena IPA Biologi secara keseluruhan merupakan belajar
memecahkan masalah.
Salah satu model yang banyak diadopsi untuk menunjang pendekatan
pembelajaran yang memberdayakan peserta didik dan berpusat pada keaktifan
peserta didik adalah Problem Based Learning (PBL). Menurut Tan, PBL memiliki
ciri-ciri pembelajaran dimulai dari pemberian masalah, biasanya masalah
memiliki konteks dengan dunia nyata, pelajar secara berkelompok aktif
merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, dan
melaporkan solusi dari masalah. Sementara pendidik lebih banyak memfasilitasi.7
Adapun langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai
berikut: orientasi peserta didik pada masalah, organisasi peserta didik untuk
belajar, membimbing pengalaman kelompok, mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.8
Toharudin, menyatakan bahwa Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) merupakan suatu pembelajaran atau pelatihan yang memiliki karakteristik
penggunaan masalah sebagai konteks individu atau seseorang dalam mempelajari
keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah serta memperoleh
pengetahuan.9 Pembelajaran berbasis masalah yang berkorespondensi dengan
tujuan belajar hadir dalam dua level, yaitu: siswa harus memecahkan suatu

6
PISA, PISA 2018 Assessment and Analytical Framework, (Paris: OECD Publishing,
2019), p.114.
7
Oon-Seng Tan, Problem Based Learning Innovation Using Problem to Power Learning
in the 21st Century, (Singapore: Gale Cengange Learning, 2003), p. 30-31.
8
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2011), h. 243.
9
Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan Andrian Rustaman, Membangun Literasi Sains
Peserta Didik, (Bndung: Humaniora, 2011), h. 99.
4

masalah spesifik dan memahami materi yang terkait dan siswa harus
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan menjadi murid mandiri.10
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat diartikan
sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses
penyelesaian suatu masalah nyata. Pembelajaran berbasis masalah sangat
berkaitan dengan realitas kehidupan nyata peserta didik sehingga peserta didik
belajar tidak hanya pada wilayah pengetahuan, tetapi juga mengalami dan
merasakan.11
Beberapa studi eksperimen terhadap pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) telah dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan
Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2010-2018 yaitu terdiri dari
penelitian Ika Utami Dewi dan Siti Jubaidah pada tahun 2010; Ida Dahlia dan
Izkar Sobhah pada tahun 2011; Mu’alam dan Afifatuz Zahroh pada tahun 2012;
Indar Sri Wening pada tahun 2013; Endah Maulida K. A, Bayuda Luqman Al-
Farisi, Zulhanifah, Latifa Nurrachman, Muhammad Fuad Fahruddin, dan Reny
Pujiati pada tahun 2015; Achla Ilfana, Fitria Anggraeni, Erna Sofyana, Nur Aisya
Karima, Dian Rahmaharani, Melia Nopriand dan Dwi Nanda Banu Putera pada
tahun 2016. Berdasarkan banyaknya penelitian yang sejenis tersebut perlu
dilakukan pengorganisasian data, menggali informasi sebanyak mungkin dari
penelitian terdahulu yang diperoleh, dan mendekati kekomprehensifan data
dengan maksud-maksud lainnya serta belum adanya studi meta-analisis pada
beberapa studi eksperimen tersebut. Sehingga dengan adanya penelitian terdahulu
perlu adanya analisis kembali secara keseluruhan dalam sebuah penelitian untuk
melihat seberapa besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap pembelajaran Biologi menggunakan teknik meta-analisis.
Teknik meta-analisis merupakan metode statistik untuk menggabungkan
hasil kuantitatif dari beberapa penelitian untuk menghasilkan rangkuman secara
keseluruhan atas pengetahuan empiris pada topik tertentu. Hal ini digunakan

10
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berpikir, (Jakarta Barat: PT Indeks, 2012), h. 310.
11
Erwin Widiasworo, Strategi Pembelajaran Edutainment Berbasis Karakter,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), h. 149
5

untuk menganalisis kecenderungan sentral dan variasi dalam hasil studi, dan untuk
mengoreksi kesalahan dan bias dalam penelitian.12 Pada penelitian ini, peneliti
akan menggunakan beberapa sampel berupa penelitian terdahulu dengan topik
sejenis untuk memperolah informasi dan dapat dianalisis besar pengaruh pada
studi terdahulu.
Terdapat beberapa penelitian meta-analisis, seperti yang telah dilakukan
oleh Melek Damirel dan Miray Dagyar (2016) di Turki mengenai studi meta-
analisis terhadap 47 studi tentang efek pembelajaran berdasarkan masalah pada
sikap menunjukkan hasil positif dalam hal peningkatan sikap, namun besar
pengaruh yang diperoleh dalam kategori rendah dengan harga 0.44 pada ketentuan
Hedges dari jenjang Taman Kanak-Kanak sampai jenjang Perguruan Tinggi.13
Indri Anugraheni (2018) memaparkan hasil meta-analisis model pembelajaran
Problem Based Learning dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis di
Sekolah Dasar terhadap 23 artikel penelitian bahwa model tersebut mampu
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik mulai dari yang terendah 2.87%
sampai yang tertinggi 33.56% dengan rata-rata 12.73%.14 Sedangkan pada studi
lain, Kadir (2014) mengungkapkan tentang meta-analisis pada efektivitas
penerapan pendekatan problem solving dalam pembelajaran sains dan matematika
bahwa memiliki pengaruh yang besar dengan harga besar pengaruh 1.079. 15
Beberapa penelitian meta-analisis yang telah dilakukan tersebut secara
keseluruhan belum fokus pada bidang kajian Biologi, belum ada penelitian meta-
analisis terbaru mengenai pembelajaran Problem Based Lerning (PBL) Biologi
tingkat Sekolah Menengah di Indonesia. Maka berdasarkan permasalahan yang
telah dipaparkan tersebut, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang

12
Julia H. Littel, Jaquwline Corcoran, dan Vijayan Pillai, Systematic Review and Meta-
Analysis, (United State of America: Oxford University Press, 2008), p.12.
13
Melek Demirel dan Miray Dagyar, Effect of Prblem-Based Learning on Attitude: a
Meta-Analysis study, Eurasia Journal of Mathematics Science and Technology Eduation, 2016,
pp. 2123.
14
Indri Anugraheni, Meta Analaisis Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis di Sekolah Dasar, A Journal of Language, Literature,
Culture, and Education POLYGLOT, Vol.14, No.1, 2018, h.15.
15
Kadir, “Prosiding seminar nasional evaluasi pendidikan Meta-Analisis Efektivitas
Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam Pembelajaran Sains dan Matematika”, Program
Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, 2014, h. 126.
6

“Studi Meta-Analisis Model Pembelajaran Problem Based Leraning (PBL)” pada


bidang Biologi dengan sampel artikel penelitian ilmiah tingkat nasional.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Capaian prestasi sains peserta didik Indonesia tahun 2015 pada laporan studi
internasional PISA berada di peringkat sepuluh besar terbawah dari 72 negara
partisipasi.
2. Banyaknya penelitian tentang pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
pada pembelajaran Biologi yang belum dirangkum menjadi temuan penelitian
untuk diimplementasikan di sekolah.
3. Belum ada kajian secara menyeluruh mengenai efektifitas pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran Biologi berdasarkan
jenjang pendidikan, wilayah dan variabel terikat.
4. Belum adanya penelitian meta-analisis terkait pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada pembelajaran Biologi.

C. Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas ruang lingkupnya,
maka diperlukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini
meliputi pada:
1. Penelitian dilakukan pada artikel penelitian yang telah dipublikasi secara
nasional dan telah terakreditasi oleh Kementrian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (RISTEKDIKTI) di Sinta Indonesia
dan terindeks.
2. Penelitian hanya terfokus pada artikel yang telah dipublikasi 10 tahun terakhir
yaitu 2010-2019.
3. Penelitian hanya terfokus pada artikel penelitian tentang model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada konsep materi Biologi dengan jenis
metode penelitian eksperimen.
7

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap pembelajaran Biologi secara keseluruhan?
2. Bagaimana besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap pembelajaran Biologi berdasarkan jenjang pendidikan?
3. Bagaimana besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap pembelajaran Biologi berdasarkan wilayah?
4. Bagaimana besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap pembelajaran Biologi berdasarkan variabel terikat?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di sebelumnya, tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) terhadap pembelajaran Biologi secara
keseluruhan serta berdasarkan jenjang pendidikan, wilayah dan variabel terikat
penelitian.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang rata-rata pengaruh model pembelajran Problem Based Learning (PBL)
terhadap pembelajaran Biologi, serta dapat menginspirasi guru atau pembaca
untuk membentuk keefektifan, kreatifitas dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) pembelajaran Biologi di kelas atau lembaga pendidikan lainnya sehingga
dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan hasil belajarnya. Hasil
penelitian meta-analisis ini dapat memberikan informasi bagi peneliti lanjut untuk
mengkaji pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap
hasil belajar peserta didik untuk rentang waktu masa yang akan datang mengenai
keefektifan model pembelajaran tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoretis

1. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

a. Pengertian Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Model pembelajaran adalah rencana atau pola yang dapat dipakai untuk
merancang mekanisme suatu pengajaran meliputi sumber belajar, subjek
pembelajar, lingkungan belajar dan kurikulum. Model memiliki tahapan: (1)
sintaks/pentahapan merupakan penjelasan pengoperasian model; (2) sistem sosial
bagaimana penjelasan tentang peranan guru dan pembelajar; (3) prinsip-prinsip
reaksi menjelaskan bagaimana sebaiknnya guru bersikap dan berespon terhadap
aktivitas siswa; dan (4) sistem pendukung menjelaskan hal-hal yang diperlukan
sebagai kelengkapan model di luar manusia.1
“PBL (Problem-Based Learning) can be defined as an inquiry process
that resolves questions, curiosities, doubts, and uncertainties about complex
phenomena in life. A problem is any doubt, difficulty, or uncertainty that invites or
needs some kind of resolution”. Pada kutipan tersebut dapat didefinisikan bahwa
PBL sebagai suatu proses penyelidikan untuk menjawab pertanyaan, suatu
keingintahuan, keraguan dalam benak seseorang, dan ketidakpastian mengenai
fenomena kehidupan yang kompleks. Digunakanannya masalah dalam hal ini
sangat erat kaitannya dengan beberapa keraguan, kesulitan atau ketidakpastian
atas sesuatu yang menarik ataupun masalah tersebut membutuhkan beberapa
macam penyelesaian yang sesuai.2
Pengajaran berdasarkan masalah yaitu suatu model pembelajaran yang
didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisisi dan

1
Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
h. 117.
2
John Barell, Problem Based Learning Second Edition, (Callifornia: Corwin Press a Sage
Publications Company, 2007), h. 3.

8
9

integrasi pengetahuan baru.3 Pembelajaran berbasis masalah adalah model


pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme dan mengakomodasikan
keterlibatan peserta didik dalam belajar serta terlibat dalam pemecahan masalah
yang kontekstual.4
Problem Based Learning sering disebut dengan pembelajaran berbasis
masalah merupakan proses pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada
suatu masalah nyata yang memacunya untuk meneliti, menguraikan, dan mencari
penyelesaian. Pembelajaran berbasis masalah sangat berkaitan dengan realitas
kehidupan nyata peserta didik sehingga peserta didik belajar tidak hanya pada
wilayah pengetahuan, tetapi juga mengalami dan merasakan.5 Masalah dalam PBL
menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur (ill-structured) dan
bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan
keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru.6
Dari beberapa kosep definisi tersebut model pembelajaran berbasis
masalah yaitu suatu rancangan pembelajaran dengan memfokuskan pada
penyelesaian masalah agar tujuan pembelajaran dapat terlaksana dengan berpusat
pada peserta didik (student centered) yang mengalami dan merasakan langsung
dengan kontekstual kehidupan.

b. Karakteristik Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara alamiah. Maka dari itu kita perlu mengetahui karakteristik
pembelajaran pada Problem Based Learning (PBL), di mana model pembelajaran
ini ideal dengan pembelajaran berorientasi pada peserta didik (learner oriented)

3
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif
Kontekstual: Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum 2013, (Jakarta: Prenamedia
Group, 2014), cet.1, h. 63.
4
Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2016), cet. 4, h. 147.
5
Erwin Widiasworo, Strategi Pembelajaran Edutainment Berbasis Karakter,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), h. 149.
6
Muhammad Fathurrohman, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2015), h. 112.
10

yang menjadi subjek pembelajaran. Terdapat lima strategi dalam penggunaan


model pembelajaran berbasis masalah, yaitu: sebagai kajian, sebagai penjajakan
pemahaman, sebagai contoh, tak terpisahkan dari proses dan sebagai stimulus
aktivitas autentik.7
Berdasarkan hal tersebut, terdapat tiga ciri utama pendekatan pembelajaran
berbasis masalah. Pertama, merupakan aktivitas pembelajaran, artinya dalam
implementasinya ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. Dalam
pembelajaran berbasis masalah tidak diharapkan siswa hanya sekadar
mendengarkan, melihat, mencatat, dan menghafal materi pelajaran, tetapi siswa
aktif berpikir, berkomunikasi, mencari, dan mengolah data serta menyimpulkan.
Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Ketiga,
pemecahan masalah diakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara
ilmiah. Proses berpikir ilmiah dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis
artinya melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses
penyelesaian masalah berdasarkan pada data dan fakta yang jelas.8
Oon-Seng Tan mengemukakan karakteristik pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dimulai dari masalah yang digunakan sebagai awal pembelajaran;
biasanya masalah yang digunakan merupakan dunia nyata (real-world); masalah
biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple perspective); masalah membuat
pembelajar mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru (new
areas of learning); sangat mengutamakan belajar mandiri (self-directed learning);
memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi (variety of knowledge
sources); pembelajarannya adalah kolaboratif, komunikatif dan kooperatif;
mengembangkan kemampuan inquiri dan pemecahan masalah (inquiry and
problem-solving skills) sangat penting untuk menemukan solusi permasalahan;
penutup pada PBL mencakup proses pembelajaran berupa sintesis dan integrasi
(synthesis and integration); dan disimpulkan dengan evaluasi dan review
(evaluation and review) dari eksperimen dan proses pembelajaran pembelajar.9

7
Erwin Widiasworo, op. cit., h.152.
8
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, op.cit., h.65.
9
Oon-Seng Tan, Problem Based Learning Innovation Using Problem to Power Learning
in the 21st Century, (Singapore: Gale Cengange Learning, 2003), p. 30-31.
11

Sama halnya yang dikemukan oleh Rusman, karakteristik pembelajaran


berbasis masalah terdiri dari permasalahan menjadi starting point; permasalahan
yang diangkat adalah permasalahan di dunia nyata; permasalahan membutuhkan
perspektif ganda; permasalahan dapat menantang pengetahuan peserta didik;
belajar pengarahan diri merupakan bagian utama; pemanfaatan sumber
pengetahuan yang beragam, penggunaan dan evaluasi sumber informasi menjadi
proses yang esensial; belajar adalah kolaboratif, komunikatif dan kooperatif;
pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya
dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi; keterbukaan proses
melalui sintesis dan integrasi dari sebuah belajar; melibatkan evaluasi dan review
pengalaman siswa dan proses belajar.10
Tak berbeda jauh dengan pendapat Richard I. Arend, karakteristik
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai berikut: masalah atau isu-
isu menarik merupakan titik awal untuk kegiatan pembelajaran PBL; autentik,
dalam artian mencari solusi realistis untuk dunia nyata dan masalah autentik;
investigasi dan pemecahan masalah merupakan peran aktif siswa dalam
pembelajaran; perspektif interdisipliner, menarik dalam penyelidikan
pembelajaran yang terlibat pada berbagai disiplin ilmu; kolaborasi kelompok kecil
seperti terdiri dari lima atau enam anggota kelompok belajar; karya, hasil,
pertunjukan, dan presentasi mampu diinterpretasikan dan disampaikan kepada
rekan, kelompok atau kelas yang lain.11
Seperti halnya karakteristik pembelajaran berbasis masalah di atas,
menurut Savoie dan Hughes yang dikutip oleh Made Wena permasalahan menjadi
titik fokus untuk mengawali pembelajaran, pembelajaran harus berdasarkan
dengan dunia nyata, mengorganisasi pembelajaran pada permasalahan bukan pada
disiplin ilmu, peserta didik bertanggung jawab secara langsung proses belajar,

10
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 232-233.
11
Richard I. Arends dan Ann Kilcher, Teaching for Student Learning Becoming an
Accomplished Teacher, (New York: Routledge Taylor and Francis Group, 2010), p. 326.
12

menggunakan kelompok kecil, serta dituntut untuk mendemonstrasikan apa yang


telah dipelajari siswa dalam bentuk produk dan kinerja.12
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak
dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Proses pembelajaran
bukan model banking atau transfer of knowledge semata, melainkan merupakan
pemberian stimulan kepada peserta didik supaya mampu berpikir kritis dan
menjadi problem solver. Peserta didik adalah subyek yang memiliki kemampuan
untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan
pengetahuan.13 Maka model pembelajaran Problem Based Learning memiliki
kesesuaian dengan orientasi pusat pembelajaran adalah peserta didik.

c. Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Sintak suatu pembelajaran merupakan langkah-langkah praktis yang akan
dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat banyak
teori yang mengungkapkan mengenai sintaks atau langkah-langkah pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Teori-teori tersebut dapat digunakan dalam
pembelajaran sesuai dengan tujuan akhir pembelajaran, baik untuk keterampilan-
keterampilan dalam pembelajaran maupun evaluasi pembelajaran. Secara garis
besar tahapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu, menentukan
masalah, anlaisis masalah dan isu belajar, penemuan dan laporan, penyajian solusi
dan refleksi serta kesimpulan, integrasi dan evaluasi.14
Paul Eggen dan Don Kauchak menjelaskan pelajaran untuk pembelajaran
berbasis masalah hadir dalam dua level, yang berkorespondensi dengan tujuan
belajar saat menggunakan model ini. Pertama, siswa harus memecahkan satu
masalah spesifik dan memahami materi yang terkait dengan itu. Kedua, siswa
harus menggambarkan kemampuan pemecahan masalah dan menjadi murid

12
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara,
2018), h. 91-92.
13
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, (Jakarta:
Kemendikbud).
14
Oon-Seng Tan, op. cit., p. 35.
13

mandiri. Untuk membantu siswa memenuhi tujuan ini, maka pembelajaran


berbasis masalah terjadi dalam empat fase, yaitu:15

Tabel 2.1 Fase-Fase Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Paul Eggen dan
Don Kauchak
Fase Deskripsi
Fase 1: Meriview dan Guru mereview pengetahuan yang dibutuhkan dan
menyajikan masalah memberi siswa masalah spesifik dan konkret untuk
dipecahkan.
Fase 2: Menyusun Siswa menyusun strategi untuk memecahkan masalah
strategi dan guru memberi siswa umpan balik soal strategi.
Fase 3: Menerapkan Siswa menerapkan strategi-strategi untuk
strategi memecahkan masalah dan guru secara cermat
memonitor upaya siswa dan memberikan umpan
balik.
Fase 4: Membahas dan Guru membimbing diskusi dan mengevaluasi hasil
mengevaluasi hasil yang didapat oleh siswa.
Sedangkan menurut Warsono terdapat lima langkah utama dalam PBL
pada Tabel 2.2 yaitu meliputi:16
Tabel 2.2 Langkah Pembelajaran PBL menurut Warsono
Tahapan Deskripsi
Orientasi siswa kepada Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
masalah menguraikan kebutuhan logistik yang diperlukan,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah.
Mendefinisikan masalah Guru membantu siswa mendefinisikan dan
dan mengorganisasikan mengorganisasikan tugas-tugas siswa dalam
siswa untuk belajar belajar memecahkan masalah.
Memandu investigasi Guru memotivasi siswa untuk membuat hipotesis,
mandiri maupun mengumpulkan informasi, data yang relevan,
investigasi kelompok melakukan eksperimen untuk mendapatkan
informasi dan pemecahan masalah.
Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
mempresentasikan karya menyiapkan karya yang relevan, kemudian siswa
mempresentasikan karya sebagai bukti pemecahan
masalah.
Refleksi dan penilaian Guru memandu siswa untuk melakukan refleksi,

15
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berpikir, (Jakarta Barat: PT Indeks, 2012), h. 310-311.
16
Warsono dan Hariyanto, op. Cit., h. 150-151.
14

menganalisis dan menilai proses-proses dan hasil


akhir dari investigasi masalah.

Sejalan dengan langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh


Richard I. Arends dan Ann Kilcher, langkah-langkah pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) terdiri dari lima fase, dapat dilihat pada Gambar 2.1
berikut:17

Gambar 2.1 Fase Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Arends

Langkah-langkah pembelajaran dalam model Problem Based Learning


(PBL) menurut Arends dikemukakan lebih spesifik oleh Asih Widi Wisudawati
yaitu pada Tabel 2.3 berikut:18
Tabel 2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1: Memberikan orientasi Guru membahas tujuan pembelajaran,
suatu masalah pada peserta mendeskripsikan, dan memotivasi peserta
didik (orient student to the didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi
problem) masalah.
Fase 2: Mengorganisasi Guru membantu peserta didik untuk
peserta didik untuk meneliti mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-
(organize student for study) tugas belajar terkait dengan permasalahannya.
Fase 3: Mendampingi dalam Guru mendorong peserta didik mendapatkan
penyelidikan sendiri maupun informasi yang tepat, melaksanakan
kelompok (assist independent eksperimen, serta mencari penjelasan dan

17
Richard I. Arends dan Ann Kilcher, op. cit., p. 333.
18
Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2017), h. 91-92.
15

and group investigation) solusi.


Fase 4: Mengembangkan dan Guru membantu peserta didik dalam
mempresentasi hasil (develop merencanakan dan menyiapkan hasil-hasil
and present article and yang tepat, seperti laporan, rekaman video,
exhibits) serta model-model dan membantu mereka
untuk menyampaikan kepada orang lain.
Fase 5: Analisis dan evaluasi Guru membantu peserta didik untuk
dari proses pemecahan melakukan refleksi terhadap investigasinya
masalah (analyze and dan proses-proses yang mereka gunakan.
evaluate the problem solving
process)

Senada dengan Rusman, langkah-langkah pembelajaran berdasarkan


masalah terdiri dari lima fase, yaitu sebagai berikut.19
Tabel 2.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Rusman
Fase Tingkah Laku Guru
Orientasi siswa pada Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
masalah logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa
terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.
Mengorganisasi siswa Membantu siswa mendefinisikan dan
untuk belajar mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
Membimbing Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
pengalaman yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
individual/kelompok mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Mengembangkan dan Membantu siswa dalam merencanakan dan
menyajikan hasil menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan
karya membantu mereka untuk berbagai tugas dengan
temannya.
Menganalisis dan Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
mengevaluasi proses evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses
permasalahan yang mereka gunakan.

Fogarty dalam Made Wena mengemukakan tahapan pembelajaran


Problem Based Learnig (PBL) terdapat delapan tahapan yaitu bukan hanya
pembelajaran diawali sebatas pemberian orientasi suatu masalah kepada siswa
saja, namun perlu adanya identifikasi masalah, pengumpulan fakta dan
penyusunan hipotesis, tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:20

19
Rusman, op. cit., h. 243.
20
Made Wena, op. cit., h. 93.
16

Gambar 2.2 Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Made Wena

Sumber lain, Taufiq Amir mengemukakan bahwa pada umumnya setiap


kelompok belajar siswa menjalankan proses yang sering dikenal dengan Proses
Tujuh langkah. Tahapan yang berbeda dengan para ahli sebelumnya terletak pada
langkah kelima dan keenam yaitu perlu adanya formulasi tujuan pembelajaran dan
mencari informasi tambahan dari sumber yang berbeda, tahapan tersebut terlihat
pada Tabel 2.5 berikut:21

Tabel 2.5 Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menurut Amir
Tahapan Indikator
Langkah 1 Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
Langkah 2 Merumuskan masalah
Langkah 3 Menganalisis masalah
Menata gagasan dan secara sistematis menganalisisnya
Langkah 4
dengan dalam
Langkah 5 Memformulasikan tujuan pembelajaran
Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar
Langkah 6
diskusi kelompok)
Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru,
Langkah 7
dan membuat laporan.

21
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana, 2016), h.24-25.
17

Ketujuh langkah ini dapat berlangsung dalam beberapa pertemuan


kelompok. Tergantung kondisi dan konteks yang ada pada setiap kelas, ada yang
menjalankan dengan tiga atau empat pertemuan.
Sintaks pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berdasarkan
beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa umumnya menggunakan lima
langkah yaitu penyajian konsep beriorientasi pada masalah, mendefinisikan
masalah dan pengorganisasian, melakukan investigasi/penyelidikan permasalahan,
menyajikan hasil dan tahap terakhir yaitu refleksi dan evaluasi proses
pembelajaran dalam menemukan solusi dari suatu permasalahan.
Tahapan-tahapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang
dilaksanakan secara sistematis dan terencana diharapkan mampu mengembangkan
potensi kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan sekaligus
mampu menguasai konsep pengetahuan yang sesuai dengan kompetensi dasar
tertentu serta mampu menemukan solusi yang diperlukan dalam integrasi
kehidupan nyata (real world).

d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Based Learning


(PBL)
Model pembelajaran Problem Based Learning pun tak luput dari kelebihan
dan kekurangan yang dimiliki. Untuk itu secara umum dapat dikemukakan bahwa
kekuatan dalam penerapan pengajaran berbasis masalah antara lain yaitu: peserta
didik akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing) yang ada dalam
kehidupan sehari-hari (real world); memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa
berdiskusi dengan teman kelompok dan kelas; semakin mengakrabkan guru
dengan siswa; dan ada kemungkinan suatu masalah harus diselesaikan melalui
eksperimen hal ini juga akan membiasakan siswa dalam menerapkan metode
eksperimen.
Pembelajaran PBL dapat membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuannya. Berikut merupakan kelebihan PBL, yaitu: memotivasi siswa
untuk menemukan pengetahuan baru; meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran; transfer ilmu pengetahuan dilakukan dengan mengaitkan
18

permasalahan dalam kehidupan nyata; dapat mengembangkan kemampuan siswa


untuk mengaplikasikan pengetahuan yang didapat pada kehidupan nyata tidak
hanya saat pembelajaran itu berakhir; dan dengan PBL siswa menjadi tertarik
untuk belajar secara terus menerus.22
Pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan kecakapan
internal dan sosial peserta didik. Sebagaimna yang dituturkan oleh Amir, manfaat
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lainnya yaitu: meningkatkan
kecakapan dalam pemahaman materi ajar; meningkatkan fokus pada pengetahuan
yang relevan; mendorong untuk berpikir; membangun kerja tim, kepemimpinan,
dan keterampilan sosial; membangun kecakapan belajar (life-long learning skills);
dan memotivasi pembelajar.23
Sementara itu kelemahan dari penerapan Problem Based Learning (PBL)
antara lain: tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada
pemecahan masalah; seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang
panjang; dan aktivitas siswa yang dilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau
guru.24 Hal senada diungkapkan oleh Uus Toharudin Problem Based Learning
(PBL) memiliki keterbatasan yaitu waktu dan biaya mahal.25
Selain itu Uus Toharudin mengatakan keterbatasan PBL dari sisi proses
pembelajaran di kelas yaitu guru yang merasa kesulitan untuk mengubah gaya
pengajaran seperti biasa yang dilakukan; sulit melakukan penilaian secara
objektif; kelompok atau individual kemungkinan akan menyelesaikan lebih dulu
atau malah berakibat terjadinya keterlambatan; pembelajaran membutuhkan
banyak material dan penelitian yang mendalam; serta penggunaan model PBL ini
bisa saja tidak berhasil dengan baik (gagal total) jika peserta didik tidak mengerti
cakupan masalah yang disajikan dengan konten sosial yang terjadi.26

22
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2016), h. 220-221.
23
M. Taufiq Amir, op. cit., h, .27-29.
24
Warsono dan Hariyanto, op. cit., h.151.
25
Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan Adrian Rustaman, Membangun Literasi Sains
Peserta Didik, (Bandung: Humaniora, 2011), h.107.
26
Ibid.
19

Usman mengemukakan pula mengenai kelemahan pembelajaran Problem


Based Learning (PBL) bukan hanya kebutuhan waktu dalam persiapan
pembelajaran, melainkan juga pada siswa. Siswa yang tidak memiliki minat atau
tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba dan tanpa
pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka siswa tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.27
Kelebihan dan kelemahan model Problem Based Learning yang telah
dipaparkan di atas menunjukkan bahwa tetap perlunya pemilihan model
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di mana jenis konsep materi maupun
waktu yang diperlukan serta biaya perlu diperhatikan oleh guru, karena tidak
semua pembelajaran mampu menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Meta-Analisis

a. Pengertian Meta-Analisis
Meta-analisis merupakan suatu teknik statistika untuk menggambarkan
hasil dua atau lebih penelitian sejenis sehingga diperoleh paduan data secara
kuantitatif. Saat ini meta-analisis paling banyak digunakan untuk uji klinis. Hal ini
dapat dimengerti, karena uji klinis desainnya lebih baku dan memberikan bukti
hubungan kausal yang kuat. Namun, meta-analisis juga dapat dilakukan terhadap
berbagai studi observasional untuk menghasilkan kesimpulan dari penggabungan
hasil penelitian.28
Meta-analisis mengacu pada analisis atas analisis. Meta-analisis mengacu
pada analisis statistik dari koleksi besar hasil analisis dari studi individu untuk
tujuan mengintegrasikan temuan. Ini tidak bisa menjadi alternatif yang sederhana
untuk diskusi-diskusi yang santai dan naratif dari tipikal studi-studi penelitian
untuk memahami literatur penelitian yang berkembang secara pesat, “Meta-
analysis refers to the analysis of analyses. Meta-analysis to refer to the statistical
27
Rusman, op. cit., h. 221.
28
Rievan Dana Nindrea, Pengantar Langkah-Langkah Praktis Studi Meta Analisis,
(Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2016), cet.1, h. 9.
20

analysis of a large collection of analysis results from individual studies for


purpose of integrating the findings. It cannotes a rigorous alternative to the
casual, narrative discussions of research studies which typity our attempts to
make sense of the rapidly expanding research literature”.29
Meta-analisis bukanlah sebuah trend semata. Hal ini berakar pada nilai-
nilai fundamental dari interpretasi ilmiah: replikasi, kuantifikasi, analisis kasual
dan korelasional. Informasi berharga tidak perlu tersebar dalam studi individu.
Kemampuan ilmuwan sosial untuk memberikan jawaban yang dapat
digeneralisasi untuk pertanyaan mendasar tentang kebijakan merupakan masalah
yang terlalu serius untuk memungkinkan kita memperlakukan integrasi riset
dengan mudah. Sehingga manfaat potensial dari metode meta-analisis ini sangat
besar, “Meta-analysis is not a fad. It is rooted in the fundamental values of the
scientific enterprise: replicability, quantification, casual and correlational
analysis. Valuable information is needlessly scattered in individual studies. The
ability of social scientists to deliver generalizable answers to basic questions of
policy is too serious a concern to allow us to treat research integration lightly.
The potential benefits of meta-analysis method seem enormous”.30
Jesson menuturkan meta-analisis adalah teknik statistik yang telah
dikembangkan untuk menggabungkan hasil kuantitatif yang diperoleh dari studi
independen yang telah dipublikasikan, “Meta-analysis is a statistical technique
which has been developed to combine quantitative result obtained from
independent studies that have been published”.31 Meta-analisis merupakan teknik
mengumpulkan data dan meringkas report yang ada. Teknik ini digunakan untuk
mengurangi atau mengeliminasi berbagai sumber dalam artefak dan statistical
error.32

29
Glass, Primary Secondary and Meta-Analysis of Research, American Educational
Research Association, vol.5, 2012, pp. 3.
30
John E. Hunter dan Frank L. Schmidt, Methods of Meta-Analysis Correcting Error and
Bias in Research Findings, (California: Sage Publication, 2004), ed. 2, p. 32.
31
Jill K. Jesson, Lydia Matheson dan Fiona M. Lacey, Doing Your Literature Revies
Traditional and Systematic Techniques, (London: Sage Publication, 2011), p. 129.
32
Mike Allen, Rayond W. Preiss, Barbara Mae Gayle dan Nancy Burrel, Interpersonal
Communication Research Advances Through Meta-Analysis, (London: Lawrence Erlbaum
Associates Publisher, 2012), p. 3.
21

Penelitian ini juga sering disebut dengan meta research (Riset Meta),
karena analisa yang digunakan disebut dengan Meta Analysis (Analisis Meta).
Penelitian ini menggunakan pustaka, buku atau jurnal sebagai sumber datanya.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil beberapa penelitian satu topik yang
telah dilakukan dan dilaporkan. Dengan melakukan hal ini, peneliti bisa
mengetahui kelebihan, kekurangan, kelemahan atau bahkan kesalahan masing-
masing penelitian tersebut.33 Meta-analisis juga disebut sintesis penelitian
kuantitatif, adalah pendekatan yang kuat untuk meringkas dan membandingkan
hasil dari literatur empiris.34
Meta-analisis adalah seperangkat metode statistik untuk menggabungkan
hasil kuantitatif dari beberapa penelitian untuk menghasilkan rangkuman secara
keseluruhan atas pengetahuan empiris pada topik tertentu. Hal ini digunakan
untuk menganalisis kecenderungan sentral dan variasi dalam hasil studi, dan untuk
mengoreksi kesalahan dan bias dalam penelitian. Hasil dari studi original biasanya
dikonversi ke satu atau bentuk metrik umum, yang disebut dengan effect size,
yang kemudian dikombinasikan. Hal ini memungkinkan kita untuk mensintesis
hasil dari studi yang menggunakan ukuran yang berbeda dari konstruk atau
laporan yang sama dengan cara yang berbeda.35
Meta-analisis dapat didefinisikan sebagai metode statistik yang sistematis
untuk menganalisis dan mensintesis hasil dari studi independen, dengan
mempertimbangkan semua informasi terkait. Melalui sintesis, meneliti, tabulasi,
dan mungkin mengintegrasikan semua studi yang relevan, meta-analisis
memungkinkan penilaian yang lebih objektif, yang dapat membantu untuk
mengatasi ketidakpastian dalam penelitian asal, ulasan klasik, dan komentar
editorial. Terdapat jenis sinonim untuk meta-analisis yang digunakan dalam
literatur: ikhtisar (overview), agregat, sintesis, integrasi, penggabungan,

33
Syamsul Hadi, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi dan Keuangan,
(Yogyakarta: Ekonsia, 2006), cet.1, h. 24.
34
Noel A. Card, Applied Meta-Analysis for Social Science Research, (New York: Guilford
Press, 2012), p. 3.
35
Julia H. Littel, Jaquwline Corcoran, dan Vijayan Pillai, Systematic Review and Meta-
Analysis, (United State of America: Oxford University Press, 2008), p. 1-2.
22

penyatuan, dan menggabungkan. Kuantitatif adalah jantung dari meta-analisis dan


menggabungkan hasil adalah integrasi penting dalam meta-analisis.36
Meta-analisis merupakan analisis integratif hasil penelitian dengan fokus
atau tema yang sama. Metode meta-analisis mengubah data kualitatif ke
kuantitatif dan kemudian menggunakan analisis statistik untuk mendapatkan
esensi informasi dari sejumlah data penelitian sebelumnya.37
Secara umum, tujuan meta-analisis tidak berbeda dengan jenis penelitian
klinis lainnya, yaitu: (1) untuk memperoleh estimasi effect size, yaitu kekuatan
hubungan ataupun besarnya perbedaan antar variabel; (2) melakukan inferensi
dari data dalam sampel ke populasi, baik dengan uji hipotesis maupun estimasi;
(3) melakukan kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu
(confounding) agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dan hubungan atau
perbedaan.38
Dari beberapa definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa meta-analisis
merupakan metode penelitian berbasis kuantitatif dengan cara mengakumulasi
data dari penelitian terdahulu dengan kriteria tertentu atau bisa disebut dengan
analisis di atas analisis.

b. Model-Model Statistik Meta-Analisis


Pengolahan data dengan analisis statistik merupakan salah satu kunci dari
meta-analisis. Oleh karena itu, meta analisis mempunyai beberapa model-model
statistik untuk mendapatkan hasil dan interpretasi penelitiannya. Menurut Sutton
(2000), terdapat dua kategori model-model statistik dalam meta-analisis, yaitu
model statistik yang hanya mencakup studi efek dan model statistik yang
mencakup studi efek yang disertai tambahan informasi dan analisis.39
Menurut Brockwell dan Gordon (2007) model statistik yang hanya
mencakup studi efek dibedakan menjadi dua macam, yaitu fixed effects model dan

36
Mallikarjun B. Hanji, Meta-Analysis on Psychiatry Research Fundamental and
Advanced Methods, (USA: Apple Academic Press, 2007), p. 3.
37
Kadir, Meta-analysis of the Effect of Learning Intervention Toward Mathematical
Thinking on Research and Publication of Students, Tarbiya: Journal of Education in Muslim
Society, 2017, pp. 165.
38
Rievan Dana Nindrea, op. cit., h. 11-12.
39
Ibid., h. 13.
23

random effect model. Fixed effects model memberikan gambaran bobot rata-rata
dari berbagai studi yang masuk ke dalam meta-analisis yang dilakukan. Secara
statistik, perhitungan fixed effects model mengasumsikan bahwa, studi atau
penelitian yang masuk dalam studi meta-analisis dilakukan pada populasi yang
sama dan menilai variabel yang sama pula.40 Pada fixed effects model terlihat
bahwa studi atau penelitian dalam skala besar, misalnya dengan jumlah sampel
yang besar cenderung memberikan bobot rata-rata hasil meta-analisis. Oleh
karena itu, jika dalam suatu meta-analisis sebagian besar studi yang masuk dalam
analisis adalah studi yang berskala besar, maka studi dengan skala kecil sangat
kecil dampaknya terhadap hasil dan interpretasi akhir dari meta analisis yang
dilakukan.41
Random effect model dilihat karena adanya keanekaragaman
(heterogenousity) pada penelitian. Random effect model menunjukkan bobot rata-
rata dari dampak studi meta-analisis yang dilakukan (effect size) pada sebuah
kelompok penelitian, tanpa melihat bobot masing-masing studi. Secara teoritis
statistik, random effect model diperoleh dari dua tahap yaitu dengan melakukan
inversi (membalikkan) dari varian bobot studi yang ada, kemudian
menghilangkan masing-masing bobot yang telah dibalikkan. Menghilangkan
bobot studi ini dilakukan dengan menggunakan nilai Random Effect Variance
Component (REVC).42
Model statistik dengan perhitungan dan informasi tambahan adalah dengan
menilai quality effect model. Quality effect model adalah perhitungan statistik
untuk melakukan penyesuaian terhadap keanekaragaman antar studi yang
dilakukan pengolahan pada meta analisis dengan pertimbangan varian dan kualitas
studi-studi tersebut. Pada perhitungannya bukti-bukti empiris atau fakta secara
metodologis dapat digunakan, bukan hanya berpatokan kepada hasil angka-angka

40
Ibid.
41
Ibid., h. 14.
42
Ibid.
24

pada perhitungan statistik semata. Dalam melakukan perhitungan ini, adanya bias
varian dihitung berdasarkan kualitas data.43

c. Tahapan Meta-Analisis
Meta-analisis dapat dikatakan sebagai suatu penelitian tersendiri. Subyek
dalam meta-analisis adalah hasil penelitian yang akan disertakan dalam meta-
analisis. Proses sistematika review meliputi beberapa tahapan yang selaras dengan
penelitian primer. Terdiri dari perumusan masalah, pengumpulan data sampling,
analisis data, interpretasi, dan presentasi hasil. Berikut merupakan proses tahapan
meta-analisis:44
Tabel. 2.6 Tahapan Meta-Analisis
Tahapan Sistematika Penjelasan
Review
Memformulasikan topik Pertanyaan terpusat, hipotesis, objektif
(Topic formulation)
Desain studi secara Pengembangan protokol; spesifikasikan
keseluruhan (Overall masalah/kondisi, populasi, seting, intervensi dan
study design) hasil yang menarik; spesifikasi studi dengan kriteria
inklusif dan ekslusif
Pengambilan sampel Mengembangkan rencana pengambilan sampel;
(Sampling) sampling unit penelitian; pertimbangan universal
dari semua studi yang relevan; memperoleh studi.
Pengumpulan data Data beasal (diekstraksi) dari penelitian ke form
(Data Collection) standarisasi
Analisis data (Data Mendeskripsikan data (cek kualitas, sampel, dan
Analysis) karakteristik intervensi penelitian; menghitung effect
size); menghitung effect size dan menilai
heterogenitas (meta-analisis); mengakumulasikan
meta-analisis, analiss sub grup dan moderat, analisis
sensitivitas, analisis publikasi dan bias sampel;
meta-regresi; deskripsi hasil dalam bentuk naratif,
tabel, dan grafik; interpretasi dan diskusi; implikasi
kebijakan, praktek dan penelitian lebih lanjut.

43
Ibid., h. 15.
44
Julia H. Littel, Jaquwline Corcoran, dan Vijayan Pillai, op.,cit., p. 20-21.
25

B. Hasil Penelitian Relevan


Beberapa penelitian mengenai meta-analisis yaitu riset Melek Demirel
(2016) dengan judul “effects of problem-based learning on attitude: a meta-
analysis study”. Temuan penelitian mengenai meta-analisis pengaruh
pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap menunjukan hasil yang positif
dalam hal peningkatan sikap siswa terhadap program dibandingkan dengan
pengajaran tradisional, tetapi nilai rata-rata efect size yang dihasilkan rendah yaitu
pada angka 0.44.45
Pada penelitian Kadir (2017) dengan judul “meta-analysis of the effect of
learning intervention toward mathematical thinking on research and publication
of student”, temuan penelitian tersebut mengungkapkan bahwa dari 200 sampel
tesis penelitian mahasiswa pada unit analisis memiliki rata-rata efect size dengan
hasil 0.155 intervensi pembelajaran terhadap kemampuan berpikir matematik
sesuai dengan kriteria effect size (2) bahwa efek tersebut dalam klasifikasi efek
besar.46
Penelitian lainnya mengenai studi meta-analisis yaitu dari penelitain
Diyyadin Yasar (2017) dengan judul “Brain based learning in science education
in Turkey: descriptive content and meta analysis of dissertation” dengan hasil
rata-rata efect size dalam penggunaan Brain Based Learning pada prestasi
akademik yaitu 1.382 sedangkan pada sikapnya dengan hasil 0.466 dengan level
efek tinggi pada prestasi akademik tetapi menengah pada sikap.47
Berdasarkan penelitian lain, yang dilakukan kadir (2014) mengenai studi
meta-analisis efektivitas penerapan pendekatan problem solving dalam
pembelajaran sains dan matematika melaporkan secara keseluruhan rata-rata besar
pengaruh pendekatan problem solving atau yang dapat dikaitkan dengan problem

45
Melek Demirel, Effect of Prblem-Based Learning on Attitude: a Meta-Analysis study,
Eurasia Journal of Mathematics Science and Technology Eduation, 2016, pp. 2123.
46
Kadir, op. cit., pp. 169.
47
Diyyadin Yasar, Brain Based Learning in Science Education in Turkey: Descriptive
Content and Meta Analysis of Dissertations, Journal of Education and Pratice IISTE, vol.8, No.9,
2017, pp. 167.
26

solving dengan penelitian-penelitian yang sifatnya eksperimental yang dianalisis


adalah sebesar 1.079 dengan kriteria efect size pada level tinggi.48
Studi meta-analisis selanjutnya yaitu pengaruh media pembelajaran
terhadap hasil belajar matematika siswa oleh Yenti Tumangkeng (2018).
Perhitungan effect size terhadap tiga puluh satu penelitian skripsi mahasiswa
pendidikan matematika dihasilkan rata-rata sebesar 0.95. Hal ini menunjukkan
penggunaan media pembelajaran mampu memberikan kontribusi dalam
meningkatkan hasil belajar matematika siswa sebesar 43.82%.49

C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian yaitu model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) memiliki pengaruh terhadap pembelajaran Biologi pada peserta didik.

D. Kerangka Berikir
Studi meta-analisis dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
yang didapat pada model Problem Based Learning (PBL) terhadap pembelajaran
Biologi dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan dilakukannya
studi meta-analisis diperlukan adanya effect size yang dihasilkan untuk melihat
bagaimana hasil dari pembelajaran Problem Based Learning secara keseluruhan
dapat berdampak baik atau sebaliknya. Serta diinterpretasikan berdasarkan jenjang
pendidikan, wilayah, serta penerapan pembelajaran pada peserta didik baik untuk
meningkatkan hasil belajar, kemampuan pemecahan masalah, pengetahuan
metakognitif, kemampuan berpikir kritis, keterampilan proses sains, dan
kemampuan literasi sains. Dengan demikian diagram kerangka berpikir dapat
dilihat pada Gambar 2.3 berikut:

48
Kadir, “Prosiding seminar nasional evaluasi pendidikan Meta-Analisis Efektivitas
Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam Pembelajaran Sains dan Matematika”, Program
Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, 2014, h. 126.
49
Yenti Winataria Tumangkeng, “Meta-Analisis Pengaruh Media Pembelajaran terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa”, FKIP UNTAN, 2018.
27

Penelitian Pembelajaran PBL


dengan Jumlah Banyak

Belum Diketahui Efektifitas


Model PBL

STUDI
META-ANALISIS

Standardizaed Proportion of
Mean Difference Variance
Explained

EFFECT SIZE

INTERPRETASI

Jenjang Penerapan
Wilayah
Pendidikan Pembelajaran

Hasil Problem Metakognitif Berpikir Keterampilan Kemampuan


Belajar Solving Kritis Proses Sains Literasi Sains
28

Gambar 2.3 Diagram Kerangka Berpikir


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang beralamatkan di Jl. H.
Juanda No. 95, Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan,
15412 pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2019.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu
analisis menyajikan hasil publikasi penelitian ilmiah pada elektronik jurnal secara
nasional berkaitan tentang pengaruh model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dengan konsep materi Biologi. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian untuk memberi uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang
diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih (independent) berdasarkan indikator-indikator dari variabel yang diteliti
guna untuk eksplorasi dan klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel
yang berkenaan ini tidak sampai mempersoalkan asosiatif dan komparatif antara
variabel-variabel penelitian yang ada.1

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Sedangkan sampel adalah
sebagian dari populasi yang diambil secara representatif atau mewakili populasi

1
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Ciputat: Referensi, 2013), Cet.
5, h. 62.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), Cet. 26, h. 117.

29
30

yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati. Penelitian terhadap sampel
biasanya disebut studi sampling.3
Populasi dalam penelitian ini adalah artikel publikasi ilmiah berupa jurnal
berskala nasional di Indonesia tentang penggunaan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) tahun 2010-2019. Sampel yang diambil adalah artikel
publikasi ilmiah tentang pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
konsep materi Biologi dengan kategori jenis penelitian sebagai berikut, yaitu: (1)
Artikel dibuat oleh peneliti umum maupun mahasiswa; (2) artikel menggunakan
metode penelitian eksperimen; (3) artikel merupakan tingkat nasional berasal dari
Jurnal yang telah terakreditasi oleh Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia (RISTEKDIKTI) di Sinta Indonesia dan telah
terindeks pada http://sinta2.ristekdikti.go.id/; (4) artikel merupakan penelitian
kuantitatif dan memenuhi data statistik effcet size; (5) artikel diterbitkan 10 tahun
terakhir yaitu tahun 2010-2019; (6) artikel bertema pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada konsep materi Biologi; (7) sampel jenjang pendidikan pada
artikel merupakan pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA); dan (8) cakupan wilayah penelitian
artikel dilakukan di kawasan Indonesia.

D. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pemberian
kode (coding data). Identifikasi dari proses pencarian dan pengambilan coding
sesuai kriteria yang memenuhi syarat secara eksplisit, memeriksa setiap studi pada
kriteria yang layak dan mencatat informasi pada form penyaringan (form
screening) atau database adalah catatan penting pada publikasi ilmiah dari sintesis
penelitian. Dengan informasi ini, sintesis coding dapat melaporkan tentang jumlah
studi dan alasan untuk pengkhususan. Data ini tidak hanya berfungsi sebagai audit

3
Iskandar, op.cit., h.70.
31

internal saja, tetapi berguna juga menjawab tentang mengapa studi tertentu tidak
termasuk dalam sintesis.4
Prosedur pemberian kode (coding) untuk meta-analisis seputar protokol
koding yang menentukan informasi akan diambil dari setiap studi yang memenuhi
syarat. Seorang coder akan membaca laporan studi dan mengisi protokol koding
dengan respon yang tepat pada studi tersebut. Coding studi untuk meta-analisis
pada dasarnya seperti penelitian survei. Ada beberapa masalah umum yang harus
diperhatikan sebelum beralih ke hal yang penting dari konten apa yang mungkin
termasuk dalam protokol coding. Pertama, harus membedakan antara dua bagian
yang sedikit berbeda dari protokol coding: yaitu bagian yang mengkodekan
informasi tentang karakteristik studi (deskriptor studi) dan bagian yang
mengkodekan informasi tentang temuan empiris dari studi (effect size). Secara
konseptual, perbedaan ini mirip dengan variabel independen dan dependen.
Temuan studi direpresentasikan dalam bentuk nilai-nilai effect size, adalah
variabel dependen dari meta-analisis merupakan “output” dari studi penelitian
empiris. Karakteristik studi yaitu seperti metode, langkah-langkah, sampel,
abstrak, perlakuan, konteks, dan lain-lain, adalah variabel independen dari meta-
analisis mewakili faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sifat dan besarnya
temuan. Di antara karakteristik studi, yaitu merepresentasikan fenomena yang
diteliti, seperti, jenis perlakuan, yang efeknya pada konstruk antara populasi
tertentu, dan orang-orang yang mewakili metode penelitian yang digunakan,
misalnya, desain khusus, ukuran, prosedur, peneliti, konteks penelitian, dll.5
Adapun variabel yang digunakan dalam koding data untuk menjaring
informasi mengenai besar pengaruh (effect size) penelitian tentang studi meta-
analisis Problem Based Learning (PBL) adalah :
1. Nama peneliti
2. Tahun penelitian
3. Subjek pendidikan

4
Harris Cooper, Larry V. Hedges, dan Jeffrey C. Valentine, the Handbook of Research
Synthesis and Meta-analysis Second Edition, (New York: Russel Sage Foundation, 2009), p. 161.
5
Mark W. Lipsey dan David B. Wilson, Practical meta-analysis, (California: Sage
Publication, 2001), p.73-74.
32

4. Variabel independen dan dependen


5. Waktu pelaksanaan
6. Desain penelitian
7. Ukuran sampel (sample size)

E. Tahapan Penelitian
Proses tahapan penelitian untuk meta-analisis umumnya terdapat lima
proses yaitu: (1) mendefinisikan masalah; (2) mengumpulkan literatur yang
tersedia; (3) mengkonversi dan mengoreksi informasi statistik; (4) menentukan
rata-rata data yang didapat; dan (5) mempertimbangkan variasi pada efek yang
telah diamati.6
Tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini, yaitu: pertama adalah
menetapkan masalah atau topik yang hendak diteliti yaitu mengenai pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada Biologi. Kedua, mencari dan
mengumpulkan laporan penelitian berupa jurnal nasional yang berkaitan dengan
masalah atau topik yang hendak diteliti serta menentukan periode hasil temuan
penelitian yang dijadikan data sumber yaitu dipublikasikan pada 2010-2019.
Ketiga, membaca laporan penelitian untuk melihat kesesuaian isi dengan masalah
yang telah ditentukan, memfokuskan penelitian pada masalah berupa aspek
metodologi penelitian serta mengkategorikan masing-masing penelitian atau
dengan kata lain mendata informasi sebanyak-banyaknya pada laporan penelitian.
Keempat, menentukan besar efek (Effect Size) pada setiap laporan penelitian dari
masing-masing data yang didapat. Kelima, menganalisis laporan penelitian yang
telah dipublikasikan berdasarkan kajian metode dan analisis data yang digunakan,
sehingga dapat ditarik kesimpulan penelitian meta-analisis yang dilakukan.

F. Pengumpulan Data
Hasil-hasil penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya dikelompokkan
berdasarkan data tentang penelitian tiap-tiap kelompok eksperimen dan kelompok

6
Mike Allen, Rayond W. Preiss, Barbara Mae Gayle dan Nancy Burrel, Interpersonal
Commuication Research Advances Through Meta-Analysis, (London: Lawrence Erlbaum
Associates Publisher, 2012), p.7.
33

kontrol serta mencatat data statistik yang akan dipergunakan dalam perhitungan
Effect Size yang diperoleh dari masing-masing publikasi ilmiah penelitian.
Sumber data penelitian diperoleh dua belas dari tujuh puluh artikel hasil
penelitian yang dapat dimeta-analisis bertema pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada materi Biologi dengan kriteria jenis penelitian kuantitatif
dan eksperimen, periode tahun 2010-2019, penelitian merupakan tingkat nasional
terindeks dan terakreditasi pada sinta RISTEKDIKTI dengan pembatasan pada
level sinta1 sampai dengan level sinta4 dalam bentuk coding.
Data yang dihasilkan dalam bentuk coding berisi informasi mengenai
identitas artikel publikasi ilmiah, tahun penerbitan artikel, jenjang pendidikan
serta variabel dependen dan independen pada penelitian studi ilmiah yang
diperoleh. Berdasarkan pengumpulan artikel hasil penelitian, berikut merupakan
Tabel 3.1 pengelompokan artikel ilmiah:
Tabel 3.1 Data Artikel
Kriteria Pengumpulan Pengelompokkan Jumlah Temuan
Data Data Artikel
2010 -
2011 1
2012 3
2013 4
2014 7
Tahun Publikasi
2015 9
2016 12
2017 17
2018 9
2019 8
Sinta 1 1
Sinta 2 11
Akreditasi Sinta Sinta 3 5
RISTEKDIKTI Sinta 4 15
Sinta 5 1
Tidak Terakreditasi 37
SD 1
SLTP 20
Jenjang Pendidikan
SLTA 46
Perguruan Tinggi 3


Lampiran 1 Daftar Jurnal Artikel Penelitian dan Jurnal Publikasi, h. 66.
34

G. Teknik Analisis Data


Unit dasar studi meta-analisis adalah Effect Size, maka untuk menjawab
rumusan masalah penelitian digunakan perhitungan dengan teknik analisis besaran
pengaruh (effect size).
Effect size adalah nilai yang mencerminkan besarnya efek dari sebuah
perlakuan (lebih umumnya) kekuatan antara dua variabel, ini merupakan kesatuan
dalam meta-analisis. Menghitung effect size untuk setiap studi, untuk menilai
konsistensi efek pada seluruh studi dan menghitung efek ringkasannya.7
Piggot mengutarakan bahwa terdapat tiga jenis dasar Effect Size, yaitu:
standardized mean difference, correlation coeficient, dan log odd ratio.8
Standardized mean difference adalah bentuk paling umum dari effect size ketika
penelitian terfokus antara dua kelompok independen seperti kelompok perlakuan
dan kontrol.9 Correlation coeficient biasanya digunakan ketika sintesis studi
observasional, ketika question penelitian berkaitan dengan memperkirakan
kekuatan hubungan (asosiasi) antara dua ukuran.10 Log odd ratio dapat dihitung
untuk membandingkan asumsi antara dua kelompok.11
Formula Effect Size yang digunakana adalah formula eta-square (2)
berikut:
Penelitian eksperimen yang hanya melibatkan dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, menggunakan analisis komparasi
dengan teknik analisis uji-t. Maka menggunakan formula effect size sebagai
berikut:12

7
Michael Borenstein, Larry V. Hedges, Julian P.T. Higgins dan Hannah R. Rothstein,
Introduction to Meta-analysis, (United Kingdom: John Wiley and Sons Publication, 2009), p. 3-4.
8
Terri D. Piggot, Advances in Meta-Analuysis: Statistics for Social and Behavioral
Sciences, (USA: Springer, 2012), p.7.
9
Ibid., p.10.
10
Ibid., h.11.
11
Ibid.
12
Kadir, Statistik Terapan Konsep Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Liseral dalam Penelitian, (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2017), ed.3, h. 300.
35

Untuk penelitian eksperimen melibatkan lebih dari dua kelompok,


menggunakan analisis komparasi dengan teknik analisis Anova-1 Jalan, dengan
formula sebagai berikut:

Begitu pun untuk penelitian eksperimen yang melibatkan lebih dari dua
kelompok dan interaksinya, menggunakan analisis komparasi dengan teknik
analisis Anova-2 Jalan, maka formula yang digunakan sebagai berikut:13

Penelitian eksperimen dengan asumsi kelompok heterogen dua kelompok


formula yang digunakan yaitu:14

Kriteria yang digunakan untuk membentuk interpretasi hasil effect size


menggunakan acuan dari Gravetter dan Wallnau, yaitu:15
Efek kecil : 0.01  2 ≤ 0.09
Efek sedang : 0.09  2 ≤ 0.25
Efek besar : 2 ˃0.25

13
Kadir, Meta-Analysis of the Effect of Learning Intervention Toward Mathematical
Thinking on Research and Publication of Student, Tarbiya Journal of Education in Muslim
Society, 4(2), 2017, pp. 165.
14
Glass, Meta-Analysis of Research on Class Size and Achievement, Jstore, vol.1, No.1,
2012, pp. 6.
15
Kadir, loc. cit.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi beberapa data hasil penelitian berupa hasil perhitungan akhir
pada studi meta-analisis pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan
menentukan nilai Effect Size pada materi Biologi, bagaimana besar pengaruh
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sumber sampel studi
sebelumnya serta pembahasan mengenai data hasil penelitian sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan melalui coding data yang telah dibuat.

A. Hasil Penelitian
Data pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada penelitian ini
berjumlah total dua belas artikel publikasi ilmiah yang sesuai dengan kriteria
penelitian yang dapat dianalisis dari tujuh puluh artikel yang telah dikumpulkan.
Adapun data hasil penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Data Hasil Effect Size Berdasarkan Kategori


Data besar pengaruh (effect size) artikel publikasi ilmiah pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) berdasarkan kategori terdiri dari tiga kriteria yaitu
efek kecil (0.01 2 ≤ 0.09), efek sedang (0.09 2 ≤ 0.25) dan efek besar (2
˃0.25) dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

36
37

Tabel 4.1 Effect Size Berdasarkan Kategori


Kode Jumlah Sub Rerata N
No Effect Size Kategori
Artikel Effect Size Effect Size Artikel
1 5A 1 0.050 0.050
Efek
2 6A 1 0.050 0.050 3
Kecil
3 11A 1 0.085 0.085
4 12A 1 0.189 0.189
0.086
0.093
5 3A 4 0.191
0.228
Efek
0.358 4
Sedang
0.129
6 10A 2 0.208
0.288
0.161
7 8A 2 0.249
0.337
8 1A 1 0.261 0.261
0.113
0.232
9 2A 4 0.348
0.459
0.589 Efek
5
0.287 Besar
10 9A 2 0.425
0.563
11 4A 1 0.750 0.750
0.965
12 7A 2 0.979
0.993
Rerata Effect
0.316 (Efek Besar)
Size
Jumlah Sub
22
Effect Size
SD 0.284

Hasil data analisis pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat tiga artikel
publikasi ilmiah dengan harga effect size kecil, empat artikel publikasi ilmiah
dengan harga effect size sedang dan lima artikel publikasi ilmiah dengan harga
effect size besar. Dari perhitungan diperoleh effect size total sebesar 0.316 dalam
kategori besar dan simpangan baku sebesar 0.284.


Lampiran 3 Coding Meta-Analisis Publikasi Penelitian, h. 86 .
38

2. Data Hasil Effect Size Berdasarkan Jenjang Pendidikan


Jenjang pendidikan menjadi salah satu aspek yang dapat dianalisis yaitu
terdiri dari jenjang tingkat menengah atas (SLTA) dan tingkat menengah pertama
(SLTP). Data hasil effect size pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Biologi berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Effect Size Berdasarkan Jenjang Pendidikan
No Jenjang Pendidikan N Artikel Effect Size SD
1 SLTP 6 0.323 0.330
2 SLTA 6 0.308 0.261

Dari data yang terangkum pada Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa penggunaan
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Biologi pada jenjang Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
sama dengan jumlah artikel sebanyak enam artikel dengan memberikan effect size
besar pada keduanya.
Secara visual rata-rata besar pengaruh berdasarkan jenjang pendidikan
disajikan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Besar Pengaruh Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Dari Gambar 4.1 menunjukkan bahwa besar pengaruh pada kedua jenjang
pendidikan tingkat menengah tersebut dalam kategori besar. Jenjang pendidikan
SLTP memiliki besar pengaruh tertinggi terhadap hasil belajar Biologi dan
temuan ini mengungkapkan bahwa jenjang tersebut paling efektif, walaupun
pengaruh tertinggi tersebut memiliki data yang sangat bervariasi.
39

3. Data Hasil Effect Size Berdasarkan Wilayah di Indonesia


Besar pengaruh (effect size) dapat dilihat pula berdasarkan penggunaan
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di wilayah Indonesia, sehingga
dapat dipetakan penggunaanya, Tabel 4.3 berikut merupakan effect size
berdasasarkan wilayah:
Tabel 4.3 Effect Size berdasarkan Wilayah Kepulauan di Indonesia
No Wilayah N Artikel Effect Size SD
1 Pulau Jawa 3 0.461 0.273
2 Pulau Sumatera 6 0.267 0.358
3 Pulau Kalimantan 2 0.270 0.111
4 Pulau Bali 1 0.261 -

Tabel 4.3 menggambarkan bahwa penggunaan pembelajaran Problem


Based Learning (PBL) Biologi di Pulau Sumatera paling banyak digunakan yaitu
terdapat enam artikel, sedangkan penggunaan yang paling kecil yaitu di Pulau
Bali dengan jumlah satu artikel. Namun jika dilihat dari effect size semua
menunjukkan pada kriteria besar dengan effect size paling tinggi yaitu terjadi di
pulau Jawa.
Secara visual rata-rata besar pengaruh berdasarkan wilayah kepulauan di
Indonesia disajikan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Besar Pengaruh Berdasarkan Wilayah Kepulauan Indonesia


40

Gambar 4.2 tersebut mengungkapkan bahwa pengaruh paling tinggi terjadi


di Pulau Jawa dan dalam variasi rendah sehingga Pulau Jawa paling efektif
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dibandingkan
dengan pulau lainnya di Indonesia.

4. Data Hasil Effect Size Berdasarkan Variable Terikat Penelitian


Data hasil effcet size berdasarkan variabel terikat penelitian dalam
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Biologi dapat dilihat pada Tabel
4.4 berikut:
Tabel 4.4 Effect Size Berdasarkan Variabel Terikat Penelitian
No Variabel Terikat Penelitian N Artikel Effect Size SD
1 Hasil Belajar 6 0.336 0.241
2 Metakognitif 2 0.865 0.162
3 Berpikir Kritis 5 0.450 0.395
Kemampuan Pemecahan
4 2 0.217 0.186
Masalah
Kemampuan Berpikir Tingkat
5 1 0.191 -
Tinggi
6 Keterampilan Proses Sains 1 0.249 -
8 Kemampuan Literasi Sains 1 0.208 -

Tabel 4.4, artikel publikasi ilmiah menampilkan penelitian tentang


variabel terikat penelitian mengenai penerapan pengajaran berupa output yang
diharapkan yaitu hasil belajar dengan jumlah terbanyak dengan enam artikel
publikasi ilmiah, dilanjut dengan berpikir kritis pada tingkat selanjutnya dengan
lima artikel publikasi ilmiah, sedangkan kemampuan pemecahan masalah dan
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang identik dengan pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) hanya berjumlah dua dan satu artikel penelitian.
Secara visual rata-rata besar pengaruh berdasarkan variabel terikat
penelitian disajikan pada Gambar 4.3.
41

Gambar 4.3 Besar Pengaruh Berdasarkan Variabel Terikat

Gambar 4.3 tersebut menyatakan bahwa rata-rata besar pengaruh tertinggi


diperoleh bila model Problem Based Learning (PBL) digunakan pada kemampuan
metakognitif peserta didik. Sehingga model PBL tersebut sangat efektif digunakan
untuk meningkatkan kemampuan metakognitif peserta didik.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Problem


Based Learning (PBL) dalam pembelajaran Biologi menggunakan metode meta-
analisis. Untuk mengetahui pengaruh yang dihasilkan dalam pembelajaran ini,
maka perlu dilakukannya perhitungan besar pengaruh (effect size) sehingga dapat
dipetakan dan dianalisis pengaruh yang terlibat dalam pembelajaran PBL.
Effect size menunjukkan besarnya pengaruh dari suatu perlakuan atau
kekuatan hubungan antara dua variabel, merupakan unit terpenting dalam meta-
analisis karena mampu menyediakan informasi dari hasil rangkuman. Dengan
menentukan effect size dari setiap penelitian, maka secara keseluruhan dapat
ditemukan dan ditentukan bagaimana besar pengaruh suatu perlakuan. Dari tujuh
puluh artikel ilmiah yang dikumpulkan dan dirangkum dalam bentuk coding,
hanya dua belas artikel publikasi ilmiah sesuai kriteria dan dapat ditentukan harga
42

effect size melalui perhitungan dengan menggunakan formula yang telah


ditentukan.
Perhitungan effect size dilakukan terhadap data mentah yang terdapat pada
data statistik artikel publikasi ilmiah. Hasil perhitungan ini menjadi dasar dalam
proses meta-analisis selanjutnya. Terdapat banyak artikel publikasi ilmiah tidak
dapat dilakukan proses perhitungan effect size dikarenakan faktor
ketidaklengkapan data maupun kriteria artikel yang dibutuhkan sehingga pada
akhirnya harus dieliminasi dan tidak dilakukan meta-analisis pada artikel tersebut.

1. Pengaruh Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Secara


Keseluruhan
Temuan penelitian mengungkapkan bahwa secara keseluruhan rata-rata
besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebesar 0.316.
Angka ini memberikan makna bahwa perlakuan model Problem Based Learning
(PBL) dalam pembelajaran Biologi mampu meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada kelompok eksperimen sebesar 0.316 kali dari besar pengaruh
kelompok kontrol. Hal ini menjelaskan bahwa pembelajaran Biologi
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif untuk
digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan kategori harga effect
size yang tinggi, dengan demikian model PBL ini mampu memberikan pengaruh
kepada peserta didik dalam pembelajaran Biologi. Temuan ini sejalan dengan
Kadir pada penelitian Meta-analisis Intervensi Berpikir Matematika
(Mathematical Thinking) (2017) dengan harga besaran pengaruh (effect size)
0.155 dalam ketentuan Cohen pada kriteria eta-square (2) dengan diperoleh
klasifikasi efek tinggi.1 Berbeda dengan Demirel dan Dagyar (2016) dengan hasil
temuan studi meta-analisis pengaruh model Problem Based Learning (PBL) pada

1
Kadir, Meta-analysis of the Effect of Learning Intervention Toward Mathematical
Thinking on Research and Publication of Students, Tarbiya: Journal of Education in Muslim
Society, 2017, pp.169-175.
43

sikap dengan diperoleh rata-rata effect size yaitu 0.44 pada ketentuan Hedges yang
termasuk pada kategori efek di tingkat rendah (low-level).2
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menjadi suatu analisis yang
menarik untuk dikaji dalam pembelajaran Biologi merupakan fakta yang
menggambarkan keadaan bahwa hasil belajar pada kelompok eksperimen
memiliki pengaruh yang besar dan lebih tinggi dari kelompok kontrol berdasarkan
harga effect size yang diperoleh. Hal tersebut menjelaskan bahwasanya perlakuan
pada kelompok eksperimen model Problem Based Learning (PBL) memberikan
pengaruh yang lebih efektif atau memberikan hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan adanya hasil effcet size dalam
penelitian ini mampu melihat bagaimana keefektifan pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dengan menggunakan keterlibatan kelompok pembanding
yaitu kelompok kontrol pada setiap sub penelitian, maka hasil belajar yang
diperoleh merupakan efek atau akibat dari perlakuan yang diberikan pada
kelompok eksperimen. Maka dari itu, model Problem Based Learning (PBL)
adalah alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran Biologi untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif digunakan dan
memiliki pengaruh besar terhadap pembelajaran Biologi karena sejalan dengan
karakter model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang telah
dikemukakan pada BAB II bahwa masalah yang digunakan merupakan dunia
nyata (real-world), masalah menuntut perspektif majemuk (multiple perspective),
masalah membuat pembelajar mendapatkan pembelajaran baru (new areas of
learning), mengutamakan belajar mandiri (self-directed learning), memanfaatkan
variasi sumber pengetahuan, pembelajaran adalah kolaboratif, komunikatif dan
kooperatif serta mampu mengembangkan kemampuan inquiri dan pemecahan
masalah sehingga keriteria tersebut secara tidak langsung mampu melatih dan
menstimulus peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran
Biologi.
2
Melek Demirel dan Miray Dagyar,Melek Demirel, Effect of Prblem-Based Learning on
Attitude: a Meta-Analysis study, Eurasia Journal of Mathematics Science and Technology
Eduation, 2016, pp. 2123.
44

2. Pengaruh Jenjang Pendidikan


Berdasarkan hasil data harga effect size pengaruh pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) pada Biologi dari sudut pandang jenjang pendidikan yang
diinterpretasikan pada Tabel 4.2 mampu meningkatkan perolehan hasil belajar
peserta didik pada kelompok eksperimen sebesar 0.323 untuk jenjang pendidikan
SLTP dan 0.308 untuk jenjang pendidikan SLTA. Penerapan model Problem
Based Learning (PBL) pada dua jenjang pendidikan menengah ini memberikan
besar pengaruh dalam kategori yang sama, keduanya memiliki harga effect size
dengan kriteria yang cukup besar yaitu 0.25, hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif dan layak
dipergunakan pada jenjang pendidikan Menengah Pertama dan Menengah
Atas.Walaupun harga effect size pada kedua jenjang tersebut tergolong pada
kriteria besar 0.25, namun Pada jenjang pendidikan Menengah Pertama (SLTP)
penerapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih besar rata-rata
besar pengarunya dibandingkan dengan penerapan pada jenjang pendidikan
Menengah Atas (SLTA). Hal ini senada dengan penelitian Kadir (2014) pada
meta-analisis efektivitas penerapan problem solving dalam pembelajaran sains dan
matematika diperoleh effect size berdasarkan jenjang pendidikan 1.130 pada
tingkat SD, SMP, SMA, mahasiswa dan pelatihan guru berdasarkan ketentuan
Glass mampu meningkatkan perolehan hasil belajar peserta didik pada kelompok
eksperimen dengan harga effect size 1.514 tertinggi pada jenjang mahasiswa
dengan disusul pada jenjang pelatihan guru yaitu 1.320, SMP 1.291, SMA 0.907
dan terendah pada jenjang SD yaitu 0.619.3
Tingginya rata-rata pengaruh pada kedua jenjang pendidikan ini memiliki
implikasi terhadap perkembangan kognitif anak, di mana secara psikologis peserta
didik pada jenjang SLTP dan SLTA berada pada tahap operasional formal
berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget yaitu pada usia 11 tahun sampai

3
Kadir, Meta-Analisis Efektivitas Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam
Ppembelajaran Sains dan Matematika, Prosiding Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan
Implementasi Standar Penilaian dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013, 2014, h.126.
45

dewasa.4 Tahap operasional formal anak mulai memikirkan pengalaman di luar


pengalaman konkret dan mampu berpikir abstrak yang independen, idealitas,
logis, lebih saintifik dalam berpikir, dan mengembangkan perhatian pada isu-isu
sosial. Kualitas abstrak dari pemikiran operasional formal terlihat dalam
pemecahan masalah, masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan
eksperimentasi sistematik. Pada tahap ini remaja mulai melakukan pemikiran
spekulasi tentang kualitas ideal yang mereka inginkan dalam diri mereka dan diri
orang lain. Pemikiran idealis ini bisa menjadi fantasi atau khayalan. Penalaran
hipotets deduktif mengandung konsep bahwa remaja dapat menyususn hipotesis
tentang cara untuk memecahkan problem dan mencapai kesimpulan yang
sistematis.
Kontribusi yang diberikan pada penggunaan model Problem Based
Learning (PBL) di jenjang pendidikan SLTP yaitu rata-rata besar pengaruh (effect
size) lebih besar dengan selisih sedikit dari jenjang SLTA terhadap hasil belajar
Biologi peserta didik. Perkembangan anak dari tahap formal tidak terjadi
mendadak (secara langsung) ataupun berlangusng sempurna, namun
membutuhkan proses secara bertahap (gradual). Maka pada jenjang SLTP ini yang
biasa disebut dengan periode Remaja Awal berada pada proses dari tahap kognitif
konkret menuju tahap kognitif formal, dan bisa jadi pada tahun-tahun pertama
ketika anak berada pada periode remaja awal (tahap kognitif formal) ini
kemampun anak dalam berpikir secara abstrak masih belum berkembang
sepenuhnya, sehingga dalam berbagai hal mungkin masih memerlukan bantuan
alat peraga atau media secara nyata. Pada tahap ini juga anak sudah bisa berpikir
logis tentang berbagai hal, termasuk hal yang agak rumit, tetapi dengan syarat
bahwa hal-hal tersebut disajikan secara nyata (disajikan dalam wujud yang bisa
ditangkap oleh panca indera). Tanpa adanya benda-benda konkret, anak akan
mengalami kesulitan dalam memahami banyak hal dan dalam berpikir logis.
Walaupun demikian belum ada bukti teoretis dan empiris untuk menarik inferensi
bahwa faktor kematangan psikologi dalam perkembangan kognitif jika dikaitkan

4
Fadhilah Suralaga dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 19.
46

dengan jenjang pendidikan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar, dengan


begitu perlu adanya kajian lebih lanjut.

3. Pengaruh Wilayah
Temuan penelitian memberikan penjelasan bahwa penggunaan model
Problem Based Learning (PBL) dari segi wilayah pada pembelajaran Biologi
dengan rata-rata besar pengaruh (effect size) besar yaitu 0.25 pada semua
wilayah di Indonesia yaitu pulau Jawa dengan hasil 0.461, Sumatera 0.267,
Kalimantan 0.270 dan Bali 0.261. Berdasarkan Tabel 4.3 mengungkapkan
bahwasanya penggunaan model Problem Based Learning (PBL) pada
pembelajaran Biologi efektif digunakan dengan latar belakang letak geografis
yang berbeda.
Dari sejumlah hasil penelitian yang dikaji ternyata pulau Jawa menempati
posisi tertinggi memberikan rata-rata besar pengaruh (effect size) yaitu sebesar
0.461 kali kelompok kontrol dibandingkan dengan wilayah lainnya. Hasil tersebut
menggambarkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
memberi kontribusi paling besar di pulau Jawa untuk pembelajaran Biologi.
Hal menarik yang perlu ditelaah bahwa Pulau Jawa memiliki pengaruh
pembelajaran menggunakan Problem Based Learning (PBL) dengan harga effect
size paling tinggi. Secara persebaran dan perkembangan wilayah pulau Jawa
memang memiliki kecepatan teknologi informasi dan komunikasi lebih pesat,
karena pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan dan perkembangan ekonomi
nasional terutama di wilayah-wilayah kapital, sehingga berpengaruh pada fasilitas
pendukung yang lebih baik, 59% Perguruan Tinggi berlokasi di Pulau Jawa.5
Tidak menutup kemungkinan juga bahwa daerah selain pulau Jawa pun memiliki
fasilitas dan teknologi yang mampu mendukung proses pembelajaran peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran, dapat dikreasikan dengan keadaan
lingkungan maupun keadaan lokal setempat yang disesuaikan dengan konsep
pembelajaran.

5
“Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswadan Tenaga Edukatif di Bawah Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Menurut Provinsi Tahun Ajaran 2013/2014-2014/2015”, diakses pada 04 Oktober
2019 dari https://www.bps.go.id.
47

Tabel 4.5 Jumlah Persebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Data Badan Pusat
Statistik Indonesia
Wilayah Sumatera Jawa Kalimantan Bali Jumlah
Status Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Jumlah
Perguruan 24 786 48 1.488 14 165 4 57
2.586
Tinggi
Total 810 1.536 179 61

Demikian hal tersebut, belum ada temuan khusus untuk menarik


interpretasi bahwa faktor keadaan geografis dikaitkan dengan pendidikan di
Indonesia dapat berpengaruh terhadap hasil belajar, perlu adanya penelitian lebih
lanjut mengenai pengaruh wilayah terhadap hasil belajar peserta didik, oleh
karena itu ketepatan pendidik dalam pemilihan strategi pemecahan masalah, dan
keterlibatan semua pihak pun menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran
serta manajemen kelas yang baik untuk pembelajaran Biologi akan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik.

4. Pengaruh Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan


Melibatkan Variabel Terikat

Berdasarkan hasil penelitian Tabel 4.4, berikut merupakan uraian


mengenai meta-analisis pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dengan melibatkan variabel terikat penelitian:

a. Pengetahuan Metakognitif
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.4 relasi pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dengan pengetahuan mekognitif memiliki harga effect size
0.865. Temuan meta-analisis ini mengungkapkan bahwa rata-rata besar pengaruh
(effect size) pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam kategori besar.
Hal ini mengandung makna bahwa besarnya effect size yang diperoleh
menunjukkan bahwa pembelajaran PBL sangat efektif dan berpengaruh tinggi
dalam meningkatkan pengetahuan metakognitif peserta didik.
Herlanti (2017) menyatakan bahwa strategi pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) merupakan model pembelajaran paling efektif untuk
48

meningkatkan pengetahuan metakognitif peserta didik disusul dengan strategi


Reciprocal Teaching dan Group Investigation. Pembelajaran berdasarkan masalah
dapat meningkatkan pengetahuan metakognitif peserta didik terjadi karena strategi
ini memiliki beberapa langkah yang berkolaborasi dengan pengetahuan
metakognitif.6 Hal ini sesuai dengan Rahayu dan Azizah (2012) yang menuturkan
bahwa terdapat tujuh sintaks pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan
tiga fase tentang pengetahuan metakognitif. Berikut relasi pengetahuan
metakognitif, sintak dan fase pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
Tabel 4.6.7
Tabel 4.6 Relasi Sintaks Pengetahuan Metakognitif dan Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)
Fase Problem Based Sintaks Pembelajaran Pengetahuan
Learning Problem Based Learning Metakognitif
Mengorganisir - Menyelidiki pengetahuan yang dimiliki Pengetahuan
peserta didik untuk peserta didik sebelumnya untuk melakukan deklaratif
belajar pemahaman diri pada penilaian soal
pertanyaan (self-understanding assessment
question).
- Meminta peserta didik untuk
mengumpulkan semua informasi terkait
rumusan masalah pada kelompok.
Membantu - Membimbing peserta didik untuk Pengetahuan
investigasi mandiri mengamati / praktek. prosedural
dan kelompok - Membimbing peserta didik untuk
melakukan analisis dan membuat
kesimpulan untuk menemukan penjelasan
dan solusi suatu masalah.
- Membimbing peserta didik yang telah
memperoleh pengetahuan terungkap dari
observasi dan analisis dengan meminta
peserta didik melakukan pemahaman diri
pada penilaian soal pertanyaan (self-
understanding assessment question) dan
penerapan pertanyaan yang terkandung
dalam lembar kerja (worksheet).

6
Yanti Herlanti, Discovery Learning Strategy to Increase Metacognitive Knowledge on
Biology Learning in Secondary School, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2017, pp. 184.
7
Puji Rahayu dan Utiya Azizah, Students Metacognition Level Through of
Implementation of Problem Based Learning with Metacognitive Strategies at SMAN 1
Manyar,Unesa Journal of Chemical Education,Vol.1, No.1, 2012, pp. 167.
49

Menganalisis dan - Membimbing peserta didik dalam refleksi Pengetahuan


mengevaluasi atau mengevaluasi proses pembelajaran deklaratif
pembelajaran dalam yang mereka lakukan.
memecahkan - Membimbing peserta didik dalam
masalah menyimpulkan hasil belajar.

b. Keterampilan Berpikir Kritis


Berdasarkan hasil penelitian meta-analisis pengaruh pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis dihasilkan
besar pengaruh (effect size) 0.450 dengan kategori besar. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa PBL layak dan efektif digunakan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap keterampilan
berpikir kritis peserta didik tidak terlepas dari krtiteria model PBL itu sendiri yang
telah dikemukakan pada BAB II bahwa model PBL dapat mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah, membantu peserta didik memperoleh
pengetahuan, dan keterampilan lainnya yang diperlukan. Sebagaimana Amir
(2009) mengungkapkan bahwa salah satu tujuan dan manfaat PBL adalah
mencoba membuat proses berpikir peserta didik lebih baik. Peserta didik tidak
lagi belajar mengandalkan memori (ingatan) dan mencontoh saja (seperti, jawaban
ujian sebelumnya).8
Alasan lain disebabkan karena karakteristik sintaks pembelajaran yang
menuntut adanya saling ketergantungan tanggung jawab individu, dan komunikasi
dalam proses penyelesaian masalah. Adanya tanggung jawab individu yang
terbentuk pada diri peserta didik terjadi karena pada model PBL memiliki kriteria
yaitu mengembangkan pembelajaran self-direct (mengatur diri sendiri atau belajar
senidiri) sehingga peserta didik dapat bertanggung jawab untuk mengatur dan
mengontrol pembelajaran mandiri. Dengan demikian model pembelajaran PBL
berpeluang untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada peserta didik.
Dalam tahapan pembelajaran berbasis masalah diawali dengan orientasi
peserta didik pada masalah aktual, autentik dan diakhiri dengan menganalisis dan

8
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 44.
50

mengevaluasi proses pemecahan masalah, peserta didik secara individual maupun


kelompok akan menganalisis masalah, mengidentifikasi permasalahan,
merumuskan hipotesis dan berkolaborasi untuk mengintegrasikan seluruh materi
untuk menghasilkan suatu simpulan dan pemecahan masalah. Berdasarkan
taksonomi bloom kegiatan tersebut akan mengarahkan peserta didik pada level
penguasaan pengetahuan ke level aplikasi, analisis sampai ke evaluasi. Kondisi
seperti ini akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi keterampilan berpikir kritis.
Jika peserta didik memiliki cara berpikir kritis maka akan terampil dalam
memecahkan sebuah masalah sehingga dalam berpikir mampu memberikan
banyak kemungkinan dan dapat menghasilkan variasi ide yang berguna dalam
penyelesaian masalah. Sebagaimana sejalan dengan Eggen dan Kauchak (2012)
mengungkapkan bahwa semakin berkembang penuh keterampilan peserta didik,
maka semakin sering mereka belajar. Kemudian, semakin sering mereka belajar
tentang satu topik, semakin baik mereka mampu berpikir kritis tentang topik
tersebut. Tidak ada pembahasan tentang pembelajaran yang akan sempurna tanpa
memasukkan pembahasan tentang berpikir.9
Model pembelajaran yang diterapkan memberikan peluang kepada peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir kritis melalui
proses pemecahan masalah yang kompleks dalam diskusi kelompok, sehingga
kemampuan analisis, interpretasi, evaluasi, inferensi dan eksplanasi peserta didik
menjadi lebih baik.

c. Hasil Belajar
Berdasarkan data hasil penelitian ditemukan bahwa harga effect size
pengaruh pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar pada tabel
4.4 yaitu 0.336 dengan kategori besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa Problem
Based Learning lebih efektif daripada pembelajaran konvensional.
Perolehan besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap hasil belajar dengan kategori effect size besar tersebut terjadi disebabkan
9
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategidan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berpikir, (Jakarta Barat: PT Indeks, 2012), h.110.
51

karena kontribusi langkah pembelajaran PBL yang cukup mudah


diimplementasikan saat proses pembelajaran terutama pada fase ketiga yaitu
memandu investigasi mandiri maupun kelompok peserta didik aktif dalam
menemukan solusi permasalahan sehingga peserta didik cenderung lebih mudah
memahami konsep-konsep yang dipelajari karena siswa menemukan sendiri
konsep-konsep tersebut melalui pencarian solusi dalam memecahkan masalah
sehingga peserta didik lebih mudah memahami dan mengingatnya.
Penerapan langkah-langkah model PBL mendorong peserta didik untuk
aktif dalam membangun pengetahuan sendiri melalui kerja kelompok yang
dilakukan. Pada dasarnya PBL merupakan model pembelajaran yang menuntut
peserta didik berperan aktif, membuat keputusan, meneliti, dan mengumpulkan
data untuk dipresentasikan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Amir mengenai
pendekatan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered) yaitu
peserta didik mampu membangun pengetahuan; terlibat aktif; budaya belajar
adalah kooperatif, kolaboratif dan saling mendukung; menekankan pada
penguasaan dan penegtahuan yang merefleksikan isu baru dan lama serta
menyelesaikan masalah konteks kehidupan nyata; mengevaluasi pembelajaran
besama-sama; dan pendekatan integrasi antardisiplin.10

d. Keterampilan Proses Sains


Hasil effect size pada besar pengaruh pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) terhadap Keterampilan Proses Sains peserta didik diperoleh 0.249
dengan kriteria efek besar.Temuan ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis
masalah memberikan pengaruh positif atau lebih baik dan efektif dalam
meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik dibandingkan dengan
kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Dalam
pembelajaran berbasis masalah, peserta didik diberikan kebebasan berpikir untuk
mencari solusi dari masalah yang diberikan guru. Keterampilan proses sains
dikembangkan sedemikian rupa dalam pembelajaran berbasis masalah. Peserta
didik mencari solusi dari masalah yang diberikan melalui keterampilan proses ang

10
M. Taufiq Amir, op. cit., h. 5.
52

difasilitasi guru. Dengan masalah-masalah berasal dari lingkungan sekitar maupun


digali dari pengalaman peserta didik.
Model Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk
mengembangkan kemampuan keterampilan berpikir, mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan proses. Keterampilan proses ini dilakukan kepada
peserta didik pada tahap menuliskan tindakan kerja yang dilakukan pada sintaks
model pembelajaran PBL. Ketika proses itu dilakukan oleh peserta didik, maka
banyak keterampilan proses sains yang dilatihkan kepada peserta didik.11
Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan yaitu manual,
intelektual dan sosial. Sesuai dengan karakteristik sains yang berhubungan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya fakta, konsep,
prinsip saja namun menekankan pada penemuan. Kemampuan siswa dalam
menentukan konsep perlu dibekalkan dengan kegiatan pembelajaran yang
berorientasi proses (student centered).12
Keterampilan proses sains berkaitan langsung dengan sintaks Problem
Based Learning (PBL), menurut Harlen dalam Zulfiani berikut merupakan
keterampilan proses sains yang harus dimiliki peserta didik, yaitu terdiri dari
keterampilan observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi, mengajukan pertanyaan,
berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan
konsep, berkomunikasi dan eksperimentasi.13 Seperti halnya kemampuan
komunikasi diperlukan ketika menyampaikan hasil atau mempresntasikan hasil
dari solusi yang ditemukan dalam memecahkan masalah termasuk ke dalam
bagian sintaks model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada fase
keempat yaitu mengembangkan, demonstrasi dan mempresentasikan karya atau
hasil. Jenis keterampilan proses sains lain pun menjadi bagian dari sintaks proses
pembelajaran PBL. Jenis keterampilan proses sains tersebut mampu berkolaborasi

11
Heni Risnayati dan eka cahya prima, Penerapan Model Pembelajaran Probem Based
Learning dengan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan
Penguasaan Konsep Elastisitas pada Siswa SMA,Prosiding Seminar Nasional Penelitian
Pendidikan dan Penerapan MIPA Universitas anaegeri Yogyakarta, 2011, h.334.
12
Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 52.
13
Ibid., h. 56.
53

dengan pembelajaran PBL sehingga efisien dan sesuai untuk meningkatkan


kemampuan proses peserta didik.
e. Literasi Sains Peserta Didik
Berdasarkan hasil effect size membuktikan bahwa kemampuan literasi
sains peserta didik dengan model pembelajaran Problem Based Learning efektif
dalam peningkatan kemampuan literasi sains yang tinggi dengan effect size 0.208
pada kategori sedang. Pengaruh ini terjadi karena pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) menggunakan orientasi masalah dalam kehidupan sehari-hari
(real-world) sehingga literasi sains perlu dikuasai oleh peserta didik yaitu dengan
cara memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan masalah-masalah lain
yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat bergantung pada teknologi,
dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Toharudin mengemukakan terdapat aspek penting dalam membangun
literasi sains peserta didik yaitu aspek pemahaman terhadap istilah-istilah dalam
sains, membaca, dan mengkomunikasikan baik secara lisan maupun tulisan dalam
pembelajaran sains14 Aspek-aspek tersebut menjadi bagian dalam langkah
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) baik diawali pada orientasi masalah
sampai pada evaluasi proses pemecahan masalah.

f. Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil penelitian terinterpretasi pada tabel 4.4 memberikan
kontribusi pengaruh pada pemecahan masalah yaitu tingkat sedang dengan hasil
effect size 0.217, hal ini menunjukkan bahwa model Problem Based Learning
(PBL) dapat meningkatkan tingkat kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Pada awal pembelajaran, peserta didik diorientasikan pada masalah yaitu
terlibat dalam memunculkan dan memecahkan masalah, masalah yang diajukan
dihadapkan dengan kondisi nyata (kontekstual) atau permasalahan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik mudah melakukan penyelidikan
untuk menyelesaikan masalah. Bahwa ciri model PBL yaitu menghadapkan
peserta didik pada masalah, sehingga peserta didik akan berusaha mencari solusi
14
Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan Adrian Rustaman, Membangun Literasi Sains
Peserta Didik, (Bandung: Humaniora, 2011), h.199.
54

dari masalah tersebut dengan penyelidikan dan peserta didik lebih mengingat
materi yang telah disampaikan dari pada sekadar menghafalnya.
Menurut Yamin dalam Dewi (2008) Kemampuan pemecahan masalah
adalah kemampuan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk
memecahkan permasalahan melalui pengumpulan fakta-fakta, analisis informasi,
menyusun berbagai alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan yang paling
efektif.15
Taksonomi pemecahan masalah menurut Wankat dan Oreovocz
mengklasifikasi lima tingkat taksonomi pemecahan masalah yaitu terdiri dari
rutin, diagnostik, strategi, interpretasi dan generalisasi.16 Secara operasional
tahapan pemecahan masalah sistematis terdapat empat tahap berikut: memahami
masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian,
dan memeriksa kembali atau mengecek hasilnya.17
Kemampuan awal peserta didik pun berpengaruh pada keberhasilan
peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Peserta didik yang memiliki
pengetahuan awal lebih baik memiliki pengetahuan prasyarat digunakan untuk
memahami masalah. Pembelajaran konstruktif yang membantu peserta didik
dalam mengonstruksi pengetahuan secara mandiri melalui pengalaman yang
diperoleh ketika berusaha memecahkan masalah. Pencapaian dalam pembelajaran
ini adalah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, sistematis dan
logis untuk menentukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data
secara empiris dalam usaha menumbuhkan sikap ilmiah.
Adapun alasan yang mendasari keunggulan pembelajaran model Problem
Based Learning (PBL) dalam pencapaian kemampuan pemecahan masalah peserta
didik dapat ditinjau dari segi sintaks PBL. Ada lima tahapan yang harus dilalui
selama menerapkan model PBL yang telah diungkapkan pada BAB II, yaitu 1)
orientasi peserta didik pada masalah yang aktual dan autentik, 2) mengorganisasi

15
P. S. U Dewi, I. W. Sadia, dan K. Suma, Pengaruh Model Problem Based Learning
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Melalui Pengendalian Bakat Numkerik Siswa
SMP, E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 2014, h. 9.
16
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara,
2018), h.53-53.
17
Ibid., h.60.
55

peserta didik dalam belajar, 3) memberi bantuan dalam penyelidikan secara


mandiri atau bersama kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
dan 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Berdasarkan
tahapan-tahapan tersebut tampak jelas bahwa peserta didik berperan lebih aktif
selama proses pembelajaran berlangsung. Selama tahapan ketiga dan keempat
berlangsung, peserta didik akan mulai menggunakan kemampuan berpikirnya dan
kemampuan dalam memecahkan persoalan yang dihadapi.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka jelas bahwa model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) mampu mengakomodasi kemampuan pemecahan
masalah peserta didik. Hal ini berkaitan langsung dengan teori konstruktivisme di
mana PBL dibangun berdasarkan teori-teori konstruktivisme, yang dibawa oleh
para peneliti seperti John Dewey, Lev Vygotsky, Jean Piaget, dan Jerome Bruner,
bersandar dengan keyakinan bahwa semua manusia mempunyai kemampuan
untuk membangun pengetahuan dalam pikiran mereka melalui proses penemuan
dan pemecahan masalah sehingga memiliki arti peserta didik pun dapat berpikir
untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan. Peserta didik
akan lebih paham karena terlibat langsung dalam membina dan mengembangkan
pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan mampu mengaplikasikannya.

C. Keterbatasan
Penelitian meta-analisis ini secara keseluruhan memberikan hasil effect
size yang tergolong pada kriteria besar, namun memiliki keterbatasan selama
dilakukannya proses penelitian. Dengan demikian, berikut ini merupakan
keterbatasan-keterbatasan yang dialami oleh peneliti dalam melakukan meta-
analisis.
Penelitian-penelitian yang diambil untuk dianalisis sebagian besar adalah
penelitian bersifat kuasi eksperimen, di mana jenis penelitian ini tidak melibatkan
peneliti secara langsung di lapangan sehingga tidak dapat mengontrol semua
variabel asing (ekstraneous) dengan kemungkinan ikut mempengaruhi perlakuan
dalam penelitian. Oleh sebab itu, kemungkinan terkena unsur lain dari variabel
asing dapat terjadi sehingga hasil-hasil penelitian yang dilaporkan, dianalisis dan
ditafsirkan harus secara hati-hati.
56

Sampel penelitian terdahulu yaitu artikel publikasi ilmiah pembelajaran


Problem Based Learning (PBL) Biologi memiliki keterbatasan dalam
kelengkapan data statistik seperti hasil uji hipotesis maupun metodologi seperti
desain yang digunakan, sample size, lama perlakuan, materi yang diajarkan dan
lainnya yang dibutuhkan oleh peneliti guna memudahkan dalam proses meta-
analisis, sehingga variabel yang dapat dianalisis pun menjadi terbatas dan sedikit.
Dalam penelitian ini, penelitian-penelitian (artikel ilmiah) yang dapat
dianalisis hanya beberapa saja dari sekian banyak artikel yang ditemukan.
Pengambilan sampel bersifat purposive sehingga tidak memungkinkan diadakan
generalisasi lebih luas. Jadi, jika ada generaliasi terhadap meta-analisis yang
dilakukan perlu dilakukan penuh dengan teliti, terutama pada karakteristik yang
sama pada penelitian-penelitian yang dijadikan unit analisis. Dengan adanya
kriteria khusus pada pembatasan masalah meta-analisis tidak menutup
kemungkinan jenis penelitian yang tidak tergolong pada kriteria pun mampu
menjadi unit yang memberikan informasi signifikan berdasarkan data statistik
maupun metodologi.
Sampel artikel wilayah Pulau Bali menjadi keterbatasan dalam penelitian
ini yaitu hanya satu jumlah effect size yang ditemukan berdasarkan kriteria,
sehingga diharapkan untuk peneliti selanjutnya dengan menggunakan teknik
meta-analisis diperlukan sampel variasi wilayah lebih banyak untuk mengambil
jumlah effect size lebih banyak dan jumlah banding dalam analisis lebih baik.
Walaupun penelitian meta-analisis memiliki kelemahan dan keterbatasan
sebagaimana telah diungkapkan di atas, tetapi di sisi lain hasil meta-analisis ini
telah mengungkapkan dan melaporkan dengan apa adanya, yakni bahwa
penerapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Biologi ternyata
dapat meningkatkan dan memberikan kontribusi hasil belajar peserta didik pada
kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Kadir (2013) menyatakan bahwa keterbatasan pada meta-analisis dapat
memberikan dampak positif lainnya yaitu mampu memperingatkan kita sebagai
peneliti agar berhati-hati dalam menginterpretasikan dan menafsirkan hasil meta-
57

analisis.18 Proses penelitian, peneliti dapat belajar bahwa melalui meta-analisis


dapat menjadi bahan evaluasi ketika akan mempublikasi artikel ilmiah dalam
kelengkapan data statistik untuk lebih diperhatikan kembali dan kelengkapan
informasi mengenai sampel dan metode penelitian yang digunakan, guna
memudahkan peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan
menggunakan teknik meta-analisis.

18
Kadir, Burhanuddin dan Khairunnisa, Meta-Analisis Efektifitas Pendekatan Problem
Solving dalam Pembelajaran Sains dan Mateamtika, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2013), h. 65.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mampu
meningkatkan hasil belajar Biologi peserta didik pada kelompok eksperimen
dengan besar pengaruh (effect size) 0.316 dari kelompok kontrol. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
memberikan pengaruh yang lebih efektif dan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) layak digunakan dalam pembelajaran Biologi. Model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan alternatif
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar Biologi. Selain itu,
pembelajaran model PBL mampu meningkatkan kemampuan metakognitif
peserta didik dengan hasil effect size sebesar 0.865, kemampuan berpikir kritis
0.450, hasil belajar 0.336, kemampuan pemecahan masalah (problem solving)
0.217, keterampilan proses sains 0.249, dan kemampuan literasi sains 0.208.
2. Besar pengaruh pada penerapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
berdasarkan jenjang pendidikan mampu meningkatkan hasil belajar peserta
didik baik tingkat SLTP maupun SLTA dengan kategori effect size besar,
masing-masing diperoleh 0.323 dan 0.308.
3. Besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berdasarkan
wilayah diperolah effect size 0.461 di pulau Jawa, 0.0270 Pulau Kalimantan,
0.267 Pulau Sumatera, dan 0.261 di Pulau Bali. Hal ini berarti pembelajaran
Problem Based Learning di Indonesia mampu meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada kelompok eksperimen dengan Pulau Jawa unggul
memperoleh effect size paling tinggi.

58
59

B. Saran
Setelah peneliti melakukan proses penelitian meta-analisis, maka penulis
mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa yang akan datang:
1. Guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dalam proses pembelajaran Biologi di sekolah perlu memilah
dan menyesuaikan konsep Biologi yang dianggap sesuai dengan model
pembelajaran dan mampu mengelola kelas baik dalam mengarahkan peserta
didik maupun penyediaan fasilitas dan media pembelajaran agar tercapainya
tujuan pembelajaran.
2. Bagi peneliti, seorang peneliti agar lebih detail lagi dalam mencantumkan
kelengkapan data penelitian untuk artikel ilmiah baik metode, data sampel
maupun data hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Allen, Mike. Rayond W. Preiss., Barbara Mae Gayle dan Nancy Burrel.
Interpersonal Communication Research Advances Through Meta-
Analysis. London: Lawrence Erlbaum Associates Publisher. 2012.
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif
Progresif Kontekstual: Konsep Landasan dan Implementasinya pada
Kurikulum 2013. Jakarta: Prenamedia Group. 2014.
Amir, M. Taufiq. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning
Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan.
Jakarta: Kencana. 2016.
Anugraheni, Indri. “Meta Analaisis Model Pembelajaran Problem Based Learning
dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis di Sekolah Dasar”. A
Journal of Language, Literature, Culture, and Education POLYGLOT.
Vol.14, No.1, 2018.
Arends, Richard I. dan Ann Kilcher, Teaching for Student Learning Becoming an
Accomplished Teacher. New York: Routledge Taylor and Francis Group.
2010.
Badan Pusat Statistik. “Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswadan Tenaga Edukatif
di Bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut Provinsi
Tahun Ajaran 2013/2014-2014/2015”. Diakses pada 04 Oktober 2019, dari
https://www.bps.go.id.
Barell, John. Problem Based Learning second edition. California: Corwin Press a
Sage Publications Company. 2007.
Borenstein, Michael. Larry V. Hedges, Julian P.T. Higgins dan Hannah R.
Rothstein. Introduction to Meta-analysis. United Kingdom: John Wiley
and Sons Publication. 2009.
Card, Noel A. Applied Meta-Analysis for Social Science Research. New York:
Guilford Press. 2012.

60
61

Cooper, Harris. Larry V. Hedges, dan Jeffrey C. Valentine, the Handbook of


Research Synthesis and Meta-analysis Second Edition. New York: Russel
Sage Foundation. 2009.
Demirel, Melek. “Effect of Prblem-Based Learning on Attitude: a Meta-Analysis
study”. Eurasia Journal of Mathematics Science and Technology
Education. 2016.
Dewi, P. S. U., I. W. Sasia, dan K. Suma. “Pengaruh odel Problem Based
Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika melalui
Pengendalian Bakat Numerik Siswa SMP”. E-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 2014.
Eggen, Paul dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta Barat: PT Indeks. 2012.
Fathurrohman, Muhammad. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media. 2015.
Glass. “Meta-Analysis of Research on Class Size and Achievement”. Jstore.
vol.1, No.1, 2012.
____. “Primary Secondary and Meta-Analysis of Research”. American
Educational Research Association. vol.5, 2012.
Hadi, Syamsul. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi dan Keuangan.
Yogyakarta: Ekonsia. 2006.
Hanji, Mallikarjun B. Meta-Analysis on Psychiatry Research Fundamental and
Advanced Methods. USA: Apple Academic Press. 2007.
Herlanti, Yanti. dkk. “Discovery Learning Strategy to Increase Metacognitive
Knowledge on Biology Learning in Secondary School”. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia. 2017.
Hunter, John E. dan Frank L. Schmidt. Methods of Meta-Analysis Correcting
Error and Bias in Research Findings. California: Sage Publication. 2004.
Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Ciputat: Referensi. 2013.
Jesson, Jill K, Lydia Matheson dan Fiona M. Lacey. Doing Your Literature Revies
Traditional and Systematic Techniques. London: Sage Publication. 2011.
62

Kadir, Burhanuddin dan Khairunnisa. Meta-Analisis Efektifitas Pendekatan


Problem Solving dalam Pembelajaran Sains dan Mateamtika. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2013.
Kadir. “Meta-analysis of the Effect of Learning Intervention Toward
Mathematical Thinking on Research and Publication of Students”.
Tarbiya: Journal of Education in Muslim Society. 2017.
_____. “Prosiding seminar nasional evaluasi pendidikan Meta-Analisis Efektivitas
Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam Pembelajaran Sains dan
Matematika” Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. 2014.
_____. Statistik Terapan Konsep Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Liseral dalam Penelitian. Depok: PT Raja Grafindo Persada. 2017.
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Littel, Julia H. Jaquwline Corcoran, dan Vijayan Pillai, Systematic Review and
Meta-Analysis. United State of America: Oxford University Press. 2008.
Lipsey, Mark W. dan David B. Wilson. Practical Meta-Analysis. California: Sage
Publication. 2001.
Nindrea, Rievan Dana. Pengantar Langkah-Langkah Praktis Studi Meta Analisis.
Yogyakarta: Gosyen Publishing. 2016.
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.
Jakarta: Kemendikbud.
Piggot, Terri D. Advances in Meta-Analuysis: Statistics for Social and Behavioral
Sciences. USA: Springer. 2012.
Pisa. Pisa 2015 Results in Focus. Paris: OECD Publishing. 2018.
PISA. PISA 2018 Assessment and Analytical Framework. Paris: OECD
Publishing. 2019.
Rahayu, Puji dan Utiya Azizah. “Students Metacognition Level Through of
Implementation of Problem Based Learning with Metacognitive Strategies
at SMAN 1 Manyar”. UNESA Journal of Chemical Education. Vol.1,
No.1, 2012.
63

Risnayati, Heni dan Eka Cahya Prima. “Prosiding Seminar Nasional Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Pendekatan Inkuiri
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep
lastisitas pada Siswa SMA”. Penelitian Pendidikan dan Penerapan MIPA
Universitas Negeri Yogyakarta. 2011.
Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana. 2016.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta. 2017.
Suralaga, Fadhilah dan Solicha. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010.
Tan, Oon-Seng. Problem Based Learning Innovation Using Problem to Power
Learning in the 21st Century. Singapore: Gale Cengange Learning. 2003.
Toharudin, Uus., Sri Hendrawati dan Andrian Rustaman. Membangun Literasi
Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora. 2011.
Tumangkeng, Yenti Winataria. “Meta-Analisis Pengaruh Media Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”, skripsi pada FKIP UNTAN,
2018.
Warsono, dan Hariyanto. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2016.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
2018.
Widiasworo, Erwin. Strategi Pembelajaran Edutainment Berbasis Karakter.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2018.
Wisudawati, Asih Widi., Eka Sulistyowati. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2017.
Yasar, Diyyadin. “Brain Based Learning in Science Education in Turkey:
Descriptive Content and Meta Analysis of Dissertations”. Journal of
Education and Pratice IISTE. Vol.8, No.9, 2017.
64

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains.


Jakarta: Lembaga penelitian UIN Jakarta. 2009.
LAMPIRAN

65
Lampiran 1

DAFTAR JUDUL ARTIKEL PENELITIAN DAN JURNAL PUBLIKASI

No Link Website dan


Judul Artikel Peneliti/Institusi Nama Jurnal
Kode Akreditasi

Model Pembelajaran 1. I Wayan Cakrawala http://journal.uny.ac.


Berbasis Masalah Redhana Pendidikan, id/index.php/cp
dan Pertanyaan FMIPA November 2012, Sinta 1
1A Socratik untuk Universitas No. 3 H5-Index 13
Meningkatkan Pendidikan H-Index 13
Keterampilan Ganeshha
Berpikir Kritis Siswa
Pengaruh Model 1.Markus Iyus Jurnal http://journal.um.ac.i
Problem Based Supiandi, Pendidikan d/index.php/jps/
Learning (PBL) 2.Hendrikus Sains, ISSN: Sinta 3
terhadap Julung 2338- H5-Index 10
Kemampuan Pendidikan 9117/EISSN: H-Index 10
Memecahkan Biologi-STKIP 2442-3904, Vol.
2A
Masalah dan Hasil Persada 4 No. 2, Juni,
Belajar Kognitif Khatulistiwa 2016, Hal 60-64,
Siswa Biologi SMA Sintang, Diterima
Kalimantan Barat 05/01/2016;
disetujui
29/04/2016
Pengaruh Model 1.Ria Mayasari Jurnal http://ejournal.umm.
Pembelajaran 2.Rabiatul Pendidikan ac.id/index.php/jpbi/
Berdasarkan Adawiyah Biologi index
Masalah pada Program Studi Indonesia, Vol. Sinta 2
Pembelajaran Pendidikan 1, No. 3, 2015, H5-Index 10
3A
Biologi terhadap Biologi, STKIP Hal. 255-262, H-Index 10
Hasil Belajar dan PGRI ISSN 2442-3750
Keterampilan Banjarmasin
Berpikir Tingkat
Tinggi di SMA
Hubungan 1.Eva Nurul Jurnal http://journal.um.ac.i
Keterampilan Malahayati Pendidikan d/index.php/jps/
Metakognitif dan 2.Aloysius Sains, Vol. 3, Sinta 3
Kemampuan Duran N0. 4, Desember H5-Index 10
4A Berpikir Kritis Corebima 2015, Hal. 178- H-Index 10
dengan Hasil Belajar 3.Siti Zubaidah 185,
Biologi SMA dalam Pendidikan ISSN 2338-
Pembelajaran Biologi Negeri 9117, EISSN
Problem Based Malang 2442-3904,

66
67

Learning (PBL) Diterima 18 Juni


2015, Disetujui
18 November
2015
Pengaruh 1.Erin Radien Edusains, Vol. http://journal.uinjkt.
Pembelajaran Simbolon VII, No. 1, 2015, ac.id/index.php/edus
Berbasis Masalah 2.Fransisca Hal. 97-104, ains
dan Pembelajaran Sudargo PISSN 1979- Sinta 2
Kontekstual terhadap Tapilouw 7281, EISSN H5-Index 9
5A Berpikir Kritis Siswa Program Studi 2443-1281 H-Index 9
SMP Pendidikan IPA,
SPs Universitas
Pendidikan
Indonesia,
Bandung
Perbedaan Hasil 1.Rizal Mukra Jurnal Pelita http://jurnal.unimed.
Belajar Siswa 2.M. Yusuf Pendidikan, Vol. ac.id/index.php/pelit
Menggunakan Nasution 4, No. 2, Hal. a
Model Project Based Program Studi 122-127, Juni Sinta 4
Learning dengan Pendidikan 2016, ISSN H5-Index 3
6A
Problem Based Biologi, FMIPA, 2338-3003 H-Index 3
Learning pada Universitas
Materi Pencemaran Negeri Medan
dan Pelestarian
Lingkungan Hidup
Pengaruh Model 1.Chintani Jurnal http://jurnal.unimed.
Problem Based Sihombing Pendidikan ac.id/2012/index.php
Learning dengan 2.Deswidya Biologi, Vol. 8, /JPB
Teknik Mind Sukrisna No. 1, 2018, Hal. Sinta 4
Mapping terhadap Hutauruk 1-5 H5-Index 3
Kemampuan 3.Salim Efendi Diterima 26 H-Index 3
Berpikir Kritis dan Universitas Oktober 2018,
Pengetahuan Efarina, Direvisi 13
7A
Metakognitif Siswa Pematangsiantar, November 2018,
Sekolah Menengah Indonesia Disetujui 26
Pertama November 2018,
Dipublikasikan 3
Desember 2018,
EISSN 2502-
3810, PISSN
2086-2245
Pengaruh Model 1. Lusndico Jurnal http://jurnal.unimed.
Pembelajaran Saragih Pendidikan ac.id/2012/index.php
8A (Problem Based Program Studi Biologi, Vol. 6, /JPB
Learning dan Pendidikan No. 2, April Sinta 4
Konvensional) Biologi 2017 H5-Index 3
68

terhadap Pascasarjana , H-Index 3


Keterampilan Proses Universitas
Sains dan Hasil Negeri Medan,
Belajar Siswa Sumatera Utara
Sekolah Menengah
Pertama
Pengembangan 1. Lidya Yanuarta Jurnal http://journal.um.ac.i
Karakter dan Hasil 2. Abdul Gofur Pendidikan: d/index.php/jptpp/in
Belajar Kognitif 3. Sri Endah Teori, Penelitian dex
Siswa dengan Indriwati dan Sinta 2
Pembelajaran Think Pendidikan Pengembangan; H5-Index 9
9A
Talk dipadu Problem Biologi Vol. 2, No. 2, H-Index 9
Based Learning Pascasarjana Februari 2017,
Universitas Hal. 192-198, e-
Negeri Malang ISSN: 2502-
471X
Hubungan 1.Galuh Jurnal Penelitian http://jurnal.untirta.a
Keterampilan Rahayuni dan c.id/index.php/JPPI/
Berpikir Kritis dan Program Studi Pembelajaran article/view/926
Literasi Sains pada PGSD, FKIP, IPA (JPPI), Vol. Sinta 2
10A Pembelajaran IPA Universitas 2, No. 2, H5-Index 9
Terpadu dengan Nahdatul Ulama Desember 2016, H-Index 9
Model PBM dan Al-Ghazali, Hal. 131-146, e-
STM Cilacap. ISSN: 2477-
2038
Pengaruh Model 1.Dwijowati Biosfer Jurnal http://ejournal.radeni
Problem Based Asih Saputri Tadris ntan.ac.id/index.php/
Learning (PBL) 2.Selfy Febriani Pendidikan biosfer/index
terhadap Pendidikan Biologi, Vol. 8, Sinta 3
Kemampuan Biologi Fakultas No. 1, 2017, H5-Index 3
Memechkan Tarbiyah dan Hal.40-52. H-Index 3
11A Masalah Peserta Keguruan UIN
Didik pada Mata Raden Intan
Pelajaran Biologi Lampung.
Materi Pencemaran
Lingkungan Kelas X
MIA SMAN 6
Bandar Lampung
Pengaruh Model 1.Lora Biodik, Vol. II, http://online-
Pembelajaran Purnamasari No. 2, Desember journal.unja.ac.id/bi
Problem Based 2.Zikra 2016, Hal. 62- odik
Learning (PBL) 3.Fachrul Reza 66, ISSN: 2460- Sinta 4
12A
terhadap Penguasaan Program Studi 2612 H5-Index 3
Konsep IPA Materi Pendidikan H-Index 3
Pencemaran Biologi STKIP
Lingkungan PGRI Sumatera
69

Barat.
Peningkatan Aspek 1.Risa Hartati Edusains, Vol 8, http://journal.uinjkt.
Sikap Literasi Sains Pendidikan Ilmu No.1, 2016, Hal. ac.id/index.php/edus
Siswa SMP Melalui Pengetahuan 90-97, PISSN ains
Model Problem Alam Sekolah 1979-7281, Sinta 2
13A Based Learning pada Pascasarjana EISSN 2443- H5-Index 9
Pembelajaran IPA Universitas 1281 H-Index 9
Terpadu Pendidikan
Indonesia,
Bandung
Pengaruh Metode 1.Enda Amelia Edusains, Vol. 7, http://journal.uinjkt.
Praktikum Berbasis Tarigan No. 02, 2015, ac.id/index.php/edus
PBL Terhadap 2.Diana 136-142, p-ISSN ains
Kemampuan Rochintaniawat 1979-7281, e- Sinta 2
Argumentasi Tertulis i ISSN 2443-1281 H5-Index 9
Siswa pada Materi Pendidikan Ilmu H-Index 9
14A Interaksi Makluk Pengetahuan
Hidup dengan Alam Sekolah
Lingkungannya Pascasarjana
Universitas
Pendidikan
Indonesia,
Bandung
Penerapan Model 1.Mutia Ulfah Edusains, Vol. 7, http://journal.uinjkt.
Pembelajaran 2.Heryani No. 02, 2015, ac.id/index.php/edus
Problem Based Fatmah 203-208, p-ISSN ains
Learning (PBL) 3.Yanti Herlanti 1979-7281, e- Sinta 2
Dipadu Metode Pendidikan ISSN 2443-1281 H5-Index 9
Student Team Biologi, FITK H-Index 9
Achievement UIN Syarif
Division (STAD) Hidayatullah
15A untuk Meningkatkan Jakarta, SMA
Hasil Belajar Peserta Negeri 1 Parung
Didik Kelas X IPA 4
SMA Negeri Parung
Tahun Ajaran
2014/2015 Pada
Konsep Perubahan
Lingkungan dan
Daur Ulang Limbah
Keterampilan 1.Melia Edusains, Vol. 8, http://journal.uinjkt.
Berpikir Kritis Siswa Noprianda No. 02, 2016, ac.id/index.php/edus
Model Pembelajaran 2.Meiry Fadilah hal. 183-191, p- ains
16A
Problem Based Noor ISSN 1979- Sinta 2
Learning dan Sains 3.Zulfiani 7281, e-ISSN H5-Index 9
Teknologi Pendidikan 2443-1281 H-Index 9
70

Masyarakat pada Biologi Fakultas


Konsep Virus Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan
UIN Jakarta
Pembelajaran 1. Herminarto Jurnal http://journal.uny.ac.
Problem Based Sofyan Pendidikan id/index.php/jpv
Learning dalam 2. Kokom Vokasi, Vol. 6, Sinta 2
Implementasi Komariah No. 3, November H5-Index 17
17A Kurikulum 2013 di Fakultas Teknik 2016, Hal. 260- H-Index 18
SMK Universitas 271, p-ISSN:
Negeri 2088-2866, e-
Yogyakarta ISSN: 2476-
9401
Pengaruh 1.Tri Suwandi Jurnal http://jurnal.fkip.unil
Pembelajaran 2.Neni Pendidikan a.ac.id/index.php/jpp
Berbasis Masalah Hasnunidah Progresif, Vol. /index
Open-Ended 3.Rini Rita VI, No. 2, Sinta 2
18A terhadap T.Marpaung November 2016, H5-Index 2
Peningkatan FKIP Universitas Hal. 163-173 H-Index 2
Kemampuan Lampung
Pemecahan Masalah
oleh Siswa
Problem Based 1.Siti Ramdiah JPBI (Jurnal http://ejournal.umm.
Learning: Generates 2.H. Abidinsyah Pendidikan ac.id/index.php/pjbi
Higher-Order 3.Ria Mayasari Biologi sinta 2
Thinking Skills of Program Studi Indonesia), H5-Index 10
Tenth Graders in Pendidikan Vol.4, No.1, H-Idex 10
Ecosystem Concept Biologi, STKIP 2018, Hal. 29-
PGRI 34, pISSN:
19A Banjarmasin. 2442-3750,
eISSN: 2527-
6204, Diterima
05 Maret 2018,
Direvisi 24
Maret 2018,
Disetujui 27
Maret 2018
Pengaruh Strategi 1.Riski Fitriyani Jurnal http://journal.um.ac.i
Pembelajaran 2.Aloyus Duran Pendidikan d/index.php/jps/
Problem Based Corebima Sains, Vol.3, No. Sinta 3
Learning dan Inkuiri 3.Ibrohim 4, Desember H5-Index 10
20A Terbimbing terhadap Pendidikan 2015, Hal.186- H-Index 10
Keterampilan Biologi, 200, ISSN 2338-
Metakognitif, Universitas 9117, EISSN
Berpikir Kritis, dan Negeri Malang 2442-3904,
Hasil Belajar Diterima 18 Juni
71

Kognitif Siswa SMA 2014, Disetujui


18 Januari 2015
Efektivitas Model 1.Ragilia Unnes Journal of http://journal.unnes.
Problem Based Novitasari Biology ac.id/sju/index.php/u
Learning Berbantan 2.Yustinus Ulung Education, 4 (3), jbe
Media Audio-Visual Anggraito 2015, hal. 298- Sinta 3
terhadap Motivasi 3.Sri Ngabekti 303, ISSN 2252- H5-Index 12
21A
dan Hasil Belajar Biologi, FMIPA 6579, Diterima H-Index 12
Siswa pada Materi Universitas dan Disetujui
Sistem Ekskresi Negeri Semarang, Oktober 2015,
Indonesia Dipublikasikan
Desember 2015
Pengaruh Strategi 1.Siti Aisyah Unnes Journal of http://journal.unnes.
Pembelajaran Jigsaw 2.Syaiful Ridho Biology ac.id/sju/index.php/u
dan Problem Based Biologi, FMIPA Education, 4 (1), jbe
Learning terhadap Universitas 2015, hal. 22-28, Sinta 3
Skor Keterampilan Negeri Semarang, Diterima H5-Index 12
22A
Metakognitif Siswa Indonesia Februari 2015, H-Index 12
pada Mata Pelajaran Disetujui Maret
Biologi 2015,
Dipublikasi
April 2015
Pengaruh Model 1.Desy Putriyani Jurnal Pelita http://jurnal.unimed.
Problem Based Harahap Pendidikan ac.id/index.php/pelit
Learning terhadap 2.Martina Vol.5 No.1, Hal. a
Hasil Belajar Biologi Restuati 47-51, pISSN: Sinta 4
Siswa pada Materi 3.Hardiansyah 2338-3003 H5-Index 3
23A
Pokok Bahasan Program Studi eISSN: 2502- H-Index 3
Virus di Kelas X Pendidikan 3217, 2018.
MAN Rantau Prapat Biologi, FMIPA,
Universitas
Negeri Medan.
Pengaruh Model 1.Nur Eka Bioedukasi, vol. http://ojs.fkip.ummet
Problem Based Kusuma 6, No.2, Hal. 10- ro.ac.id/index.php/bi
Learning dengan Hinderasti 27, ISSN: 1693- ologi
Metode Eksperimen 2.Suciati 2654, Agustus Sinta 4
disertai Teknik 3.Baskoro Adi 2013, Diterima H5-Index 5
Roundhouse Prayitno 02 Juni, H-Index 7
24A Diagram dan Mind Program Studi Disetujui 21 Juli
Map terhadap Hasil Pendidikan Sains 2013
Belajar Biologi Program
Ditinjau dari Gaya Pascasarjana
Belajar dan Motivasi Universitas
Belajar Siswa Sebelas Maret
Surakarta
72

Pengaruh Model 1.Dian Noviar Bioedukasi, http://ojs.fkip.ummet


Problem Based 2.Dwi Reni Vol.8, No.2, ro.ac.id/index.php/bi
Learning (PBL) Hastuti Hal.42-47, ISSN: ologi
Berbasis Scientific Pendidikan 1693-2654, Sinta 4
Approach terhadap Biologi UIN Agustus 2015, H5-Index 5
25A
Hasil Belajar Biologi Sunan Kalijaga Diterima, 22 Mei H-Index 7
Siswa Kelas X di Yogyakarta 2015, Disetujui
SMAN 2 30 Juli 2015.
Banguntapan T.A.
201/2015
Pengaruh Model 1. Masni Jurnal http://jurnal.unimed.
Pembelajaran Veronika Pendidikan ac.id/2012/index.php
Learning Cycle dan Situmorang Biologi, Vol. 7, /JPB
Problem Based SMP Swasta No.1, 2017, Hal. Sinta 4
26A
Learning terhadap Methodist 65-71, eISSSN: H5-Index 3
Hasil Belajar Siswa Pematangsiantar, 2502-3810, H-Index 3
pada Materi Sumatera Utara pISSN: 2086-
Ekosistem 2245
Pembelajaran 1.Hariatik Jurnal http://jurnal.unimed.
Biologi Model 2.Suciati Pendidikan ac.id/2012/index.php
Problem Based 3.Sugiyarto Biologi, Vol. 8, /JPB
Learning (PBL) Program Studi No. 2, Februari Sinta 4
disertai Dialog Magister 2017, Hal. 45-51 H5-Index 3
27A Socrates (DS) Pendidikan Sains H-Index 3
terhadap Hasil Fakultas
Belajar Ditinjau dari Keguruan dan
Kemampuan Ilmu Pendidikan
Memecahkan Universitas
Masalah Kelas X Sebelas Maret
Pengaruh Strategi 1.Ridho Fenni Jurnal http://jurnal.unimed.
Pembelajaran Naputri Pendidikan ac.id/2012/index.php
Berbasis Masalah 2.Syarifuddin Biologi , Vol. 5, /JPB
dan Minat Belajar 3.Elly Djulia No.2, April 2016 Sinta 4
terhadap Program Studi H5-Index 3
Kemampuan Pendidikan H-Index 3
28A Berpikir Kritis dan Biologi, Program
Hasil Belajar Siswa Pascasarjana,
pada Materi Sistem Universitas
Pencernaan Negeri Medan
Makanan Manusia di
MAS Amaliyah
Sunggal
Pengaruh Model 1.Siti Jazilatul Bioedukasi: http://ojs.fkip.ummet
Pembelajaran Fitriyyah Jurnal ro.ac.id/index.php/bi
29A
Problem Based 2.Tabitha Sri Pendidikan ologi
Learning terhadap Hartati Biologi, Vol. Sinta 4
73

Berpikir Kritis Siswa Wulandari 12,, No. 1, Hal. H5-Index 5


SMP pada Program Studi 1-7, Februari H-Index 7
Pembelajaran Pendidikan 2019, pISSN
Biologi Materi Biologi UNROW 1693-265X,
Pemanasan Global Tuban, Jawa eISSN 2549-
Timur, 0605
Indonnesia
Perbandingan Model 1.Pranoto Bioedukasi, Vol. http://ojs.fkip.ummet
pembelajaran 2.Harlita 10, No. 1, ro.ac.id/index.php/bi
Problem Based 3.Slamet Hal.18-22, ologi
Learning terhadap Santosa pISSN 1693- Sinta 4
Keaktifan Siswa Pendidikan 265X, EISSN H5-Index 5
30A Kelas X SMA Biologi FKIP 2549-0605, H-Index 7
Universitas Februari 2017,
Sebelas Maret Diterima 06
Desember 2016,
Direvisi 17
Februari 2017
Penggunaan 1.Wiji Sutanto Bioedukasi: http://ojs.fkip.ummet
Problem Based 2.Marjono Jurnal ro.ac.id/index.php/bi
Learning untuk 3.Murni Ramli Pendidikan ologi/index
Meningkatkan Pendidikan Biologi, Vol. 11, sinta 4
Kemampuan Biologi, FKIP, No. 1, Hal. 61- H5-Index 6
Berpikir Kreatif Universitas 65, Februari H-Idex 6
31A dalam Pembelajaran Sebelas Maret 2018, pISSN:
Biologi Peserta Surakarta. 1693-265X,
Didik Kelas VII F di eISSN: 2549-
Salah Satu SMP 0605. Diterima
Negeri di Surakarta 20 Juli 2017,
Direvisi 17
Agustus 2017.
Pengaruh Model 1.Masni Jurnal http://jurnal.unimed.
Pembelajaran Veronika Pendidikan ac.id/2012/index.php
Learnig Cycle dan Situmorang Biologi, Vol. 7, /JPB
Problem Based SMP Swasta No. 1, 2017, Hal. Sinta 4
32A Learning terhadap Methodist 65-71, eISSN: H5-Index 3
Hasil Belajar Siswa Pematangsiantar, 2502-3810, H-Index 3
pada Materi Kotamadya pISSN: 2086-
Ekosistem Pematangsiantar, 2245.
Sumatera Utara.
Pengaruh Model 1.Florentian Y. Biosel: Jurnal http://jurnal.iainamb
Pembelajaran Sepe Biology Science on.ac.id/index.php/B
Problem Based 2.Maria Novita and Education, S
33A
Learning (PBL) dan Inya Buku 2018, Vol. 7, No. Sinta 4
Cooperative Script Program Studi 1, pISSN: 2252- H5-Index 2
(CS) terhadap Pendidikan 858X, eISSN H-Index 2
74

Keterampilan Biologi, 2541-1225


Berpikir Kritis, Universitas
Motivasi dan Hasil Katolik Widya
Belajar Mahasiswa Mandira Kupang.
pada Mata Kuliah
Anatomi Fisiologi
Manusia di
Universitas Katolik
Widya Mandira
Kupang Tahun
Akademik
2016/2017
Pengaruh Model 1.Isti Nadiya Jurnal http://journal.uinsgd.
Pembelajaran Program Studi Pendidikan ac.id/index.php/bioe
Problem Based Pendidikan Biologi, 2017 duin
Learning (PBL) Biologi, Jurusan Sinta 5
terhadap Penguasaan Pendidikan MIPA H5-Index 2
34A
Konsep Siswa pada Fakultas Tarbiyah H-Index 2
Materi Sistem Saraf dan Keguruan
UIN Sunan
Gunung Djati
Bandung
Improving 1.Anggi Tias Biosfer: Jurnal http://journal.unj.ac.id/
Metacognitive Skills Pratama Pendidikan unj/index.php/biosfer
Using Problem Biology Biologi, Vol. 11,
Based Learning Education, No. 2, 2018, Hal.
(PBL) at Natural Faculty of 101-107,
35A
Science of Primary Teacher and Diterima 28
School in Deli Education, September 2018,
Serdang, Indonesia Universitas Disetujui 29
Muslim Oktober 2018
Nusantara
Penerapan Model 1.Mesak Mantek Jurnal Education http://journal.ipts.ac.
Problem Based 2.Lisye Iriana and id/index.php/ED/arti
Learning (PBL) Zebua Development cle/view/915/507
untuk Meningkatkan 3.Puguh Sujarta Insitut
Penguasaan Konsep FMIPA, Pendidikan
Materi Universitas Tapanuli
36A
Keanekaragaman Cenderawasih Selatan, Vol. 7,
Hayati No. 3, Agustus
2019, pISSN:
2614-6061,
pISSN 2527-
4295.
37A Penerapan Model 1.Rita Seminar https://jurnal.uns.ac.i
Pembelajaran Magdalena Nasional XIII d/prosbi/issue/view/
75

Problem Based Master Pendidikan 728/


Learning (PBL) Pendidikan dan Biologi FKIP
serta Pengaruhnya Ilmu Keguruan UNS,
terhadap Hasil Biologi Proceeding
Belajar Biologi Universitas Biology
SMA Negeri 5 Kelas Mulawarman Education
XI Kota Samarinda Conference,
Tahun Ajaran 2015 ISSN: 2528-
5742, Vol. 13(1),
2016: 299-306
38A Pembelajaran 4.Asrorul Azizi Jurnal Inkuiri, http://jurnal.fkip.uns
Biologi dengan 5.Suciati ISSN: 2252- .ac.id/index.php/sain
Model PBL dengan 6.Maridi 7893, Vol. 3, s
Metode Eksperimen Program Studi No.I, 2014 (hal
disertai Teknik “Vee Pendidikan Sains 8-18)
Diagram” dan Program
“Fishbone Pascasarjana
Diagram” Ditinjau Universitas
dari Aktivitas dan Sebelas Maret
Kreativitas Belajar Surakarta,
Siswa Indonesia
39A Pengaruh Penerapan 1.Rahmi Susanti Disampaikan http://eprints.unsri.a
Pembelajaran Program Studi pada Seminar c.id/3247/1/Mkalah_
Berbasis Masalah Pendidikan Kenaikan Seminar_Kenaikan_
pada Praktikum Biologi Fkip Jabatan Lektor Jabatan.pdf
Fotosintesis dan Unsri, ke Lektor Kepala
Respirasi untuk Palembang pada Tingkat
Meningkatkan FKIP UNSRI
Kemampuan tanggal 08 Mei
Generik Sains 2013
Mahasiswa
Pendidikan Biologi
FKIP UNSRI
40A Studi Komparasi 1.Ni L. Sudewi e-Jurnal Program http://oldpasca.undik
Penggunaan Model 2.I W Subagia Pascasarjana sha.ac.id/e-journal/
Pembelajaran 3.I N. Tika Universitas
Problem Based Program Studi Pendidikan
Learning (PBL) dan Pendidikan IPA, Ganesha,
Kooperatif Tipe Program Program Stud
Group Investigation Pascasarjana IPA, Vol. 4,
(GI) terhadap Hasil Universitas Tahun 2014
Belajar berdasarkan Pendidikan
Taksonomi Bloom Ganesha,
Singaraja,
Indonesia
41A Studi Komparasi 1. Muhamad Bio-Pedagogi, https://jurnal.uns.ac.i
76

Penerapan Model Yutam Soleh Vol. 3, N0.2, d/pdg


Pembelajaran 2. Slamet Santosa Hal. 1-11, ISSN:
Problem Based 3. Meti Indrowati 2252-6897,
Learning dan Inkuiri Pendidikan Oktober 2014
Terbimbing terhadap Biologi FKIP
Keterampilan Proses UNS
Sains Siswa Kelas X
SMA Negeri 3
Boyolali Tahun
Pelajaran 2013/2014
42A Peningkatan 1.Lendy Destalia Pancaran, Vol. 3, http://jurnal.unej.ac.i
Keterampilan 2.Suratno No. 4, Hal. 213- d/index.php/pancara
Pemecahan Masalah 3.Sulifah Aprilia 224, November na
dan Hasil Belajar H 2014
Melalui Penerapan Pendidikan
Pembelajaran Biologi, FKIP
Berbasis Masalah Universitas
(PBM) dengan Jember
Metode Eksperimen
pada Materi
Pencemaran
Lingkungan
43A Pembelajaran 1.Median Agus Prosiding http://jurnal.fkip.uns
Biologi Model PBL Priadi Seminar Biologi, .ac.id/index.php/pros
Menggunakan 2.Suciati Sains, bio/article/view/109
Eksperimen Sudarisman Lingkungan dan 7
Laboratorium dan 3.Suparmi Pembelajarannya
Lapangan Ditinjau Pendidikan Sains
dalam Upaya
dari kemampuan Pascasarjana Peningkatan
Berpikir Analisis UNS Daya Saing
dan Sikap Peduli Bangsa, 2012,
Lingkungan hal. 322-328
44A Pengaruh Model 1.Noor Fitri Jurnal http://ejurnal.stkipbj
Pembelajaran 2.Siti Ramdiah Pendidikan m.ac.id/index.php/JP
Problem Based Pendidikan Hayati, Vol. 3, H
Learning (PBL) Biologi STKIP- No. 4, 2017, Hal.
terhadap Hasil PGRI 125-135, ISSN:
Belajar Kognitif Banjarmasin 2443-3608
Siswa Kelas XI
SMA Negeri Kota
Banjarmasin
45A Penerapan Model 1. Lia Apriyani Quagga, Vol. 9, http://journal.uniku.a
PBL untuk 2. Ilah Nurlaelah No.1, Januari c.id/index.php/quagg
Meningkatkan 3. Ina Setiawati 2017, ISSN: a
Keterampilan Pendidikan 1907-3089
Berpikir Kritis Biologi,
77

Ditinjau dari Universitas


Kemampuan kuningan
Akademik Siswa
pada Materi Biologi
46A Studi Komparatif 1.I K. Ardana e-Journal http://oldpasca.undik
Penerapan Model 2.I.B.P. Arnyana Program sha.ac.id/e-journal/
Pembelajaran 3.I.G.A.N. Pascasarjana -
Berbasis Masalah Setiawan Universitas
dan Model Program Studi Pendidikan
pembelajaran Pendidikan IPA, Ganesha, Vol. 3,
Kooperatif Tipe Program 2013
STAD terhadap Pascasarjana
Keterampilan Universitas
Berpikir Kritis dan Pendidikan
Kinerja Ilmiah Ganesha
Biologi SMA
47A Pemberdayaan 1.Lidya Yanuarta Proceeding http://jurnal.uns.ac.i
Kemampuan 2.Abdul Gofur Biology d/prosbi/article/view
Berpikir Kritis Siswa 3.Sri Endah Education /5716
melalui Indriwati Conference,
Implementasi Model Universitas ISSN: 2528-
Pembelajaran Think Negeri Malang 5742, Vol. 13,
Talk Write dipadu No. 1, 2016, Hal.
Problem Based 268-271
Learning
48A Penerapan Model 1.Syarifah Husna Jurnal Edubio http://www.jurnal.un
Problem Based 2.Abdullah Tropika, Vol. 1, syiah.ac.id/JET
Learning pada 3.Cut Nurmaliah No. 2, Desember
Konsep Perusakan SMA Negeri 1 2013, Hal. 61-
dan Pencemaran Sabang, Prodi 120
Lingkungan untuk Pendidikan
Meningkatkan Sikap Biologi FKIP
Peduli Lingkungan Unsyiah
Siswa Negeri 1
Sabang
49A Pengaruh Penerapan 1.Hana Parura Jurnal Ilmu https://ejournal.unce
Model Pembelajaran 2.Maikel Pendidikan n.ac.id
Berbasis Masalah Simbiak Indonesia, Vol.
Melalui Pendekatan Magister 2, No. 1, ISSN:
Inkuiri Terbimbing Pendidikan IPA 2338-3402,
terhadap Program Februari 2014,
Kemampuan Pascasarjana Hal. 28-34
Berpikir kritis dan Universitas
Hasil Belajar Biologi Cenderawasih
Siswa SMA YPPK
St. Thomas Wamena
78

50A Pembelajaran 1.Sukardi Jurnal Inkuiri, http://jurnal.fkip.uns


Berbasis Masalah 2.Suciati ISSN: 2252- .ac.id/index.php/sain
Melalui Eksperimen Sudarisman 7893, Vol. 1, No. s
dengan 3.Widha 2, 2012, Hal.
Laboratorium Riil Sunarno 170-176.
dan Laboratorium Program Studi
Virtual Ditinjau dari Pendidikan
Kreativitas dan Gaya Sains, Program
Belajar Pascasarjana
Universitas
Sebelas Maret
Surakarta
51A Pengaruh Model 1.Tomi Utomo Jurnal Edukasi http://jurnal.unej.ac.i
Pembelajaran 2.Dwi Wahyuni Unej, 2014, Vol. d/index.php/JEUJ
Berbasis Masalah 3.Slamet 1, No.1, Hal. 5-9
(Problem Based Hariyadi
Learning) terhadap Program Studi
Pemahaman Konsep Pendidikan
dan Kemampuan Biologi, Fakultas
Berpikir Kreatif Keguruan dan
Siswa (Siswa Kelas Ilmu Pendidikan,
VIII Semester Gasal Universitas
SMPN 1 Jember.
Sumbermalang
Kabupaten
Situbondo Tahun
Ajaran 2012/2013)
52A Pengaruh Model 1.Siti Noor Janah Jurnal http://ejurnal.stkipbj
Problem Based 2.Ria Mayasari Pendidikan m.ac.id/
Learning (PBL) Pendidikan Hayati, Vol. 5,
terhadap Biologi, STKIP No.1, Hal. 16-
Keterampilan PGRI 20, 2019, ISSN:
Berpikir Kritis Siswa Banjarmasin 2443-3608.
MTs di Kecamatan
Paringin Selatan
pada Konsep
Ekosistem
53A PENGARUH Model 1.Gina Silvia Jurnal http://ejurnal.stkipbj
Pembelajaran 2.Ria Mayasari Pendidikan m.ac.id/
Problem Based Prodi Pendidikan Hayati, Vol.3,
Learning terhadap Biologi STKIP No. 4, 2017, Hal.
Kemampuan PGRI 152-157,
Berpikir Kritis Siswa Banjarmasin ISSN:2443-
Kelas VII SMP 3608.
Negeri di
Kandangan pada
79

Konsep Pencemaran
Lingkungan.
54A Pengaruh Model 1.Ria Mayasari Jurnal Biologi http://ojs.unpkediri.a
Pembelajaran 2.Fujianor dan c.id/index.php/biolo
Berdasarkan Maulana Pembelajarannya gi
Masalah (PBM) Program Studi , Vol. 4, No. 2,
terhadap Hasil Pendidikan Oktober 2017,
Belajar Kognitif Biologi STKIP Hal. 11-16,
Biologi di SMP PGRI eISSN: 2406-
Kecamatan Banjarmasin 8659. Diterima 4
Banjarmasin Utara September 2017,
Direvisi 22
September 2017,
Disetujui 15
Oktober 2017.
55A Pengaruh Model 1.Dickna Aprilia Jurnal http://ejurnal.stkipbj
Pembelajaran Damayanti Pendidikan m.ac.id/
Problem Based Saraya Hayati, Vol. 3,
Learning (PBL) 2.Ria Mayasari No. 1, Hal 20-
terhadap Program Studi 25, 2017, ISSN:
Keterampilan Pendidikan 2443-3608
Berpikir Kritis Siswa Biologi STKIP
Kelas X IPA SMA PGRI
Negeri 13 Banjarmasin
Banjarmasin
56A Pembelajaran 1. Afandi Jurnal http://jurnal.untan.ac
Biologi Pendidikan Pendidikan .id/index.php/PMP
Menggunakan Biologi, FKIP Matematika dan
Pendekatan Universitas IPA, Vol. 2, No.
Metakognitif melalui Tanjungpura 2, Agustus 2011,
Model Reciprocal Hal. 1-7.
Teaching dan
Problem Based
Learning Ditinjau
dari Kemandirian
Belajar dan
Kemampuan
Berpikir Kritis
Mahasiswa
57A Pembelajaran 1.Eva Nurul Konstruktivisme, http://ejournal.unisb
Berbasis Masalah Malahayati Vo. 8, No. 2, Juli ablitar.ac.id/index.p
Melalui Think Pair Prodi Pendidikan 2016, pISSN: hp/konstruktivisme
Share terhadap Hasil Biologi, FKIP, 1979-9438,
Belajar Biologi dan Universitas Islam eISSN: 2442-
Retensi Siswa Balitar, Blitar. 2355, Hal. 131-
148.
80

58A Pengaruh Model 1.Yanti Srinita Atrium http://ejournal.unp.a


Pembelajaran Utami Pendidikan c.id/students/index.p
Prolem Based 2.Moralita Chatri Biologi, 2019 hp/pbio/index
Learning Bermuatan 3.Relsas Yogica
Literasi Sains 4.Syamsurizal
terhadap Kompetensi Jurusan Biologi,
Belajar Peserta Universitas
Didik pada Materi Negeri Padang.
Sistem Pencernaan
Manusia di SMPN
29 Padang
59A Hubungan Antara 1.Hanifah Nur Quagga: Jurnal https://journal.uniku.
Pengetahuan Lestari Pendidikan dan ac.id/index.php/quag
Metakognitif dengan 2.Ondi Suganda Biologi, Vol. 9, ga
Kemampuan 3.Rahma No. 2, Juli 2017,
Pemecahan Masalah Widiantie pISSN: 1907-
Melalui Model Program Studi 3089, eISSN:
Problem Based Pendidikan 2651-5869
Learning (PBL) Biologgi, FKIP,
pada Konsep Universitas
Pencemaran Kuningan.
Lingkungan di Kelas
X
60A Pengaruh Model 1.Sindy Dewina Quagga: Jurnal https://journal.uniku.
Pembelajaran 2.Ondi Suganda Pendidikan dan ac.id/index.php/quag
Problem Based 3.Rahma Biologi, Vol. 9, ga
Learning (PBL) Widiantie No. 2, Juli 2017,
terhadap Program Studi pISSN: 1907-
Kemampuan Pendidikan 3089, eISSN:
Menganalisis dan Biologi, FKIP, 2651-5869
Keterampilan Universitas
Berargumentasi Kuningan.
Siswa pada Konsep
Pencemaran
Lingkungan di Kelas
X
61A Penerapan Model 1.Fadilah Siti Quagga: Jurnal https://journal.uniku.
Pembelajaran Firdauzi Pendidikan dan ac.id/index.php/quag
Problem Based 2.Rahma Biologi, Vol. 11, ga
Learning Dipadu Widiantie No. 1, Januari
Metode Debat 3.Handayani 2019, pISSN:
terhadap Program Studi 1907-3089,
Kemampuan Pendidikan eISSN: 2651-
Berargumentasi Biologi, FKIP, 5869, Diterima
Universitas 25 Januari 2019,
Kuningan. Disetujui 29
81

Januari 2019,
Dipublikasikan
29 Januari 2019
62A Pengaruh Model 1.Riki Krismanto Quagga, Vol. 9, https://journal.uniku.
Pembelajaran 2.Ondi Suganda No. 1, Januari ac.id/index.php/quag
Berbasis Masalah 3.Rahma 2017, ISSN: ga
terhadap Widiantie 1907-3089.
Kemampuan Program Studi
Menganalisis Siswa Pendidikan
pada Konsep Biologi, FKIP,
Perubahan Universitas
Lingkungan dan Kuningan.
Daur Ulang Limbah
63A Pengaruh Reciprocal 1.Hani Biota: Biologi http://biota.ac.id/ind
Teaching dan Anggraeni dan Pendidikan ex.php/jb
Problem Based 2.Sri Rahayu Biologi, Juni
Learning terhadap 3.Rusdi 2018, Vol. 11,
Kemampuan 4.Ilmi Zajuli No.1, Hal. 77-
Berpikir Kritis Ichsan 95.
Peserta Didik SMA Program Studi
pada Materi Sistem Pendidikan
Reproduksi. Biologi, FMIPA
dan Program
Studi Biologi
Universitas
Negeri Jakarta
64A Model Problem 1.Puji Lestari JIPVA (Jurnal http://e-
Based Learning 2.Sri Wardani Pendidikan IPA journal.ivet.ac.id/ind
Berbantuan Jurnal 3.Miranita Veteran), pISSN: ex.php/jipva
Belajar terhadap Khusniati 2598-5876,
Kemampuan Jurusan IPA eISSN: 2598-
Metakognitif Siswa Terpadu, 0904, Vol. 3, No.
Fakultas 1, 2019, Hal. 38-
Matematika dan 51. Diterima 18
Ilmu Februari 2019,
Pengetahuan Direvisi 11 April
Alam, 2019, Disetujui
Universitas 18 April 2019.
Negeri
Semarang.
65A Pengaruh 1.Auva Rusyda JPBIO (Jurnal http://jurnal.stkippen
Pembelajaran Zakia Pendidikan ada.ac.id/jurnal/inde
Berasis Masalah 2.Refirman Biologi), Vol. 4, x.php/JBIO
Menggunakan Media Djamahar No. 1, Hal. 21-
Sosial E-Learning 3.Rusdi 28, April 2019,
terhadap Hasil Pendidikan eISSN: 2540-
82

Belajar Siswa Biologi, Fakultas 802X.


Sekolah Menengah MIPA,
pada Sistem Universitas
Pencernaan Negeri Jakarta.
66A Pengaruh Model 1.Rahmi JESBIO, Vol. 3, http://neliti.com/id/j
Pembelajaran Program Studi No. 5, November ournals/jurnal-
Biologi Berbasis Pendidikan 2014, ISSN: edukasi-dan-sains-
Masalah terhadap Biologi 2302-1705, Hal. biologi
Kemampuan Universitas 37-41, Diterima
Berpikir Kreatif Almuslim, 25 April 2014,
dalam Penyusunan Bireuen. Disetujui 18
Peta Konsep pada Oktober 2014.
Materi Kingdom
Plantae
67A Hasil Belajar Materi 1.Andi Nur Qalbi Jurnal http://www.jurnalpe
Keanekaragaman 2.Ratna Komala Pendidikan ndidikanprofesional.
Hayati dengan 3.Rusdi Profesional, Vol. com/index/JPP
Model Problem Prodi Magister 7, No. 1, April
Based Learning dan Pendidikan 2018.
Gaya Kognitif Field Biologi,
Independent serta Universitas
Gaya Kognitif Field Negeri Jakarta.
Dependent pada
Siswa Kelas X SMA
95 Jakarta
68A Perbedaan 1.Yunita Jurnal http://journal.ipm2k
Peningkatan Hasil Wardianti Pendidikan pe.or.id/index.php/B
Belajar Biologi 2.Linna Fitriani Biologi dan IOEDUSAINS
Siswa antara Model 3.Wayan Ema Sains
Problem Based Astuti (BIOEDUSAIN
Learning dengan Pendidikan S), Vol. 2, No. 1,
Model Inquiry Biologi STKIP Juni 2019,
Learning PGRI eISSN: 2598-
Lubuklinggau. 7453, Hal. 33-
39.
69A Pengaruh Model 1.Vita Meylani Eksakta: Jurnal http://jurnal.um-
Problem Based 2.Purwati Penelitian dan tapsel.ac.id/index.ph
Learning terhadap Kuswarini Pembelajaran p/eksakta
Keterampilan Proses 3.Nurhidayah MIPA, Vol. 3,
Sains Biologi Pendidikan No. 2, 2018,
Peserta Didik di Biologi, Fakultas pISSN: 2598-
SMA Negeri 1 Keguruan dan 2400, eISSN:
Karangnunggal. Ilmu Pendidikan, 2502-101X.
Universitas
Siliwangi.
70A Pengaruh Model 1. Kismiati Bioilmi, Vol. 4, http://jurnal.radenfat
83

Problem Based 2. Nurlaeli No. 1, Januari ah.ac.id/index.php/bi


Learning (PBL) 3. Anita Restu 2018, Hal. 18-21 oilmi
Berbantu Media Alat Puji Raharjeng
Peraga terhadap Prodi Pendidikan
Motivasi Belajar Biologi FITK,
Siswa Kelas XI IPA Prodi PGMI
pada Materi Sistem FITK, dan Prodi
Peredaran Darah Biologi FST, UIN
Raden Fatah
Palembang,
Lampiran 2

DAFTAR PENYARINGAN SAMPEL ARTIKEL


TERAKREDITASI SINTA 1-4

Data Statistik Pendukung Effect Size


Dua
Kode Eta Ukuran Lebih dari Dua
Kelompok Keterangan
Artikel Square Sampel Kelompok
(Uji-t)
2 n JK (A) JK (D) t0 db
1A  - - - - - Terverifikasi
2A - -   - - Terverifikasi
3A - -   - - Terverifikasi
4A  - - - - - Terverifikasi
5A -  - -   Terverifikasi
6A -  - -   Terverifikasi
7A -  - -   Terverifikasi
8A -  - -   Terverifikasi
9A - -   - - Terverifikasi
10A - -   - - Terverifikasi
11A -  - -   Terverifikasi
12A - - - -   Terverifikasi
Tidak
13A -  - - - -
Terverivikasi
Tidak
14A - - - - - -
Terverifikasi
Tidak
15A -  - - - -
Terverifikasi
Tidak
16A -  - -  -
Terverifikasi
Tidak
17A -  - - - -
Terverifikasi
Tidak
18A - - - -  -
Terverifikasi
Tidak
19A -  - - - -
Terverifikasi
Tidak
20A -  - - - -
Terverifikasi
Tidak
21A - - - -  -
Terverifikasi
Tidak
22A - - - -  -
Terverifikasi
Tidak
23A -  - - - -
Terverifikasi

84
85

Tidak
24A -  - - - -
Terverifikasi
Tidak
25A -  - - - -
Terverifikasi
Tidak
26A -  - - - -
terverfikasi
Tidak
27A -  - - - -
Terverifikasi
Tidak
28A -  - - - -
Terverifikasi
Tidak
29A -  - - - -
Terverifikasi
Tidak
30A - - - - - -
Terverifikasi
Tidak
31A - - - - - -
Terverifikasi
Tidak
32A -   - - -
Terverifikasi
Lampiran 3

CODING META-ANALISIS PUBLIKASI PENELITIAN

INTERVENSI PEMBELAJARAN
VARIABEL, RERATA
NO KARAKTERISTI KEL. KEL.
PENELITI DESAIN, DAN EFFECT SIZE EFFECT
KODE K SAMPEL EKSPERIMEN KONTROL
INSTRUMEN SIZE
(PBL) (NON-PBL)
1A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Menggunakan Menggunakan 2 = 0.261 0.261
I Wayan Redhana SMP di Model model model
Judul Penelitian Jurnal Kabupaten pembelajaran pembelajran pembelajaran
Nasional: Buleleng Bali. berbasis masalah berbasis langsung
Model Pembelajaran Subjek: dan pertanyaan masalah dan
Berbasis Masalah dan Siswa SMP di socratik. pertanyaan
Pertanyaan Socratik Kabupaten Variabel Terikat: socratik
untuk Meningkatkan Buleleng Bali Keterampilan
Keterampilan Berpikir kelas VIII. berpikir kritis siswa
Kritis Siswa Jumlah Sampel: Desain:
Nama Jurnal: 273 orang siswa Nonequivalent
Cakrawala Pendidikan control group
Tahun Publikasi: 2012 design
Pengujian
Hipotesis:
Ancova
2A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Menggunakan 2 (1) = 0.459 0.348
- Markus Iyus Supiandi SMA Panca Setya Model Problem Menggunakan model 2 (2) = 0.113
- Hendrikus Julung Sintang Based Learning model pembelajaran 2 (3) = 0.589

86
87

Judul Penelitian Jurnal Subjek: (PBL) pembelajaran konvensional 2 (4) = 0.232


Nasional: Siswa SMA Variabel Terikat: Problem Based 2=
Pengaruh Model Panca Setya Kemampuan Learning (PBL)
Problem Based Learning Sintang Kelas XI memecahkan
(PBL) terhadap IPA masalah dan hasil JK(D)1&2=
Kemampuan belajar kognitif 2384.763
Memecahkan Masalah siswa JK(A)1 = 2023.737
dan Hasil Belajar Desain: JK(A)2 = 303.873
Kognitif Siswa Biologi Nonequivalent JK(D)3&4 =1954.00
SMA pratest-post test JK(A)3 = 2804.356
Nama Jurnal: control group JK(A)4 = 591.349
Jurnal Pendidikan Sains design
Tahun Publikasi: 2016 Pengujian
Hipotesis:
Uji Normalitas dan
Anakova Tunggal
3A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Menggunakan Menggunakan 2 (1) = 0.086 0.191
- Ria Mayasari SMA Negeri di Model model model 2 (2) = 0.358
- Rabiatul Adawiyah Kota Banjarbaru Pembelajaran pembelajaran pembelajaran 2 (3) = 0.093
Judul Penelitian Jurnal Subjek: Berdasarkan Berdasarkan konvensional 2 (4) = 0.228
Nasional: Siswa kelas X Masalah Masalah
Pengaruh Model tahun pelajaran Variabel Terikat:
Pembelajaran 2013/2014 di Hasil Belajar Siswa
2=
Berdasarkan Masalah SMA Negeri 1 Desain:
pada Pembelajaran Banjarbaru dan Quasi Eksperimen JK(D)1&2=
Biologi terhadap Hasil SMA Negeri 2 Pengujian 2517.022
Belajar dan Keterampilan Banjarbaru Hipotesis: JK(A)1 = 237.791
Berpikir Tingkat Tinggi Anacova JK(A)2 = 1400.551
88

di SMA JK(D)3&4
Nama Jurnal: =6206.617
Jurnal Pendidikan JK(A)3 = 639.443
Biologi Indonesia JK(A)4 = 1835.842
Tahun Publikasi: 2015
4A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Menggunakan Menggunakan 2 = 0.750 0.750
- Eva Nurul Malahayati SMA di Kota Model model model
- Aloysius Duran Malang kelas XI pembelajaran pembelajaran pembelajaran
Corebima Subjek: Problem Based Problem Based model
- Siti Zubaidah Siswa SMA Kelas Learning (PBL) Learning (PBL) pembelajaran
Judul Penelitian Jurnal XI di IPA-5 Variabel Terikat: konvensional
Nasional: SMAN 5 Malang, Keterampilan
Hubungan Keterampilan IPA-1 SMA Metakognitif,
Metakognitif dan Brawijaya Smart kemampuan
Kemampuan Berpikir School Berpikir Kritis dan
Kritis Kritis dengan Hasil Belajar
Hasil Belajar Biologi Desain:
Siswa dalam Survei metode
Pembelajaran Problem deskriptif
Based Learning (PBL) korelasional
Nama Jurnal: Pengujian
Jurnal Pendidikan Sains Hipotesis:
Tahun Publikasi: 2015 Anova
5A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Menggunakan Menggunkaan 2 = 0.050 0.050
- Erin Radien Simbolon SMPN2 Model model pembelajaran
2= r2 =
- Fransisca Sudargo Simanindo di pembelajaran pembelajaran konvensional
Tapilouw Simarmata, Problem Based Problem Based
Judul Penelitian Jurnal Kabupaten Learning (PBL) dan Learning dan
89

Nasional: Samosir pembelajaran pembelajaran t0 = 1.499


Pengaruh Pembelajaran Subjek: Kontekstual Kontekstual n1 = 20
Berbasis Masalah dan Siswa kelas VII Variabel Terikat: n2 = 25
Pembelajaran SMPN2 Berpikir Kritis db = 43
Kontekstual terhadap Simanindo tahun siswa
Berpikir Kritis Siswa ajaran 2014/2015 Desain:
SMP Jumlah Sampel: Kuasi eksperimen
Nama Jurnal: 45 siswa mengguankan
Edusains Matching pretest
Tahun Publikasi: 2015 and postest control
group design
Pengujian
Hipotesis:
Anava
6A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Menggunakan Menggunakan 2 = 0.050 0.050
- Rizal Mukra SMA Prayatna Model model pembelajaran
- M. Yusuf Nasution Medan pembelajaran pembelajaran konvensional
2= r2 =
Judul Penelitian Jurnal Subjek: Project Based Project Based
Nasional: Siswa kelas X Learning dan Learning dan
Perbedaan Hasil Belajar SMA Prayatna pembelajaran Problem Based t0 = 2.021
Siswa Menggunakan Medan pada kelas Problem Based Learning n1 = 39
Model Project Based X 2 dan kelas X 3 Learning Variabel n2 = 40
Learning degan Problem Jumlah Sampel: Terikat: db = 77
Based Learning pada 39+40 Hasil Belajar Siswa
Materi Pencemaran dan Desain:
Pelestarian Lingkungan Eksperimen
Hidup Pengujian
Nama Jurnal: Hipotesis:
90

Jurnal Pelita Pendidikan Uji t


Tahun Publikasi: 2016
7A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Menggunakan Menggunakan 2 (1) = 0.993 0.970
- Chintani Sihombing SMP Negeri 1 Model model model 2 (2) = 0.965
- Deswidya Sukrisna Ronggur Nihuta, Pembelajaran pembelajaran pembelajaran
Hutauruk Kabupaten Berdasarkan Berdasarkan konvensional
2= r2 =
- Salim Efendi Samosir, Masalah Masalah
Judul Penelitian Jurnal Sumatera Utara. Variabel Terikat:
Nasional: Subjek: Kemampuan n1 = 32
Pengaruh Model Siswa kelas IX di Berpikir Kritis dan n2 = 30
Problem Based Learning SMP Negeri 1 Pengetahuan db = 60
dengan Teknik Mind Ronggur Nihuta, Metakognitif Siswa t0(1) = 90.66
Mapping terhadap Kabupaten Desain: t0(2) = 40.68
Kemampun Berpikir Samosir, Eksperimen
Kritis dan Pengetahuan Sumatera Utara Pengujian
Metakognitif Siswa Jumlah Sampel: Hipotesis:
Sekolah Menengah 62 Siswa Uji-t
Pertama
Nama Jurnal:
Jurnal Pendidikan
Biologi Indonesia
Tahun Publikasi: 2018
8A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Menggunakan Menggunkaan 2 (1) = 0.337 0.249
- Lusndico Saragih SMP Swasta Pembelajaran model pembelajaran 2 (2) = 0.161
Judul Penelitian Jurnal Silinda dengan pembelajaran konvensional
2= r2 =
Nasional: Kabupaten menggunakan Problem Based
Pengaruh Model Serdang Bedagai model pembelajaran Learning
Pembelajaran (Problem Subjek: Problem Based
91

Based Learning dan Siswa kelas VIILearning (PBL) dan n1 = 30


konvensional) terhadap SMP Swasta
pembelajaran n2 = 30
Keterampilan Proses Silinda Konvensional db = 58
Sains dan Hasil Belajar Kabupaten Variabel Terikat: t0(1) = 5.424
Siswa Sekolah Serdang BedagaiKeterampilan t0(2) = 3.342
Menengah Pertama Jumlah Sampel: Proses dan Hasil
Nama Jurnal: 60 siswa Belajar Kognitif
Jurnal Pendidikan Siswa
Biologi Desain:
Tahun Publikasi: 2017 Kuasi eksperimen
mengguankan two
group pretest-
postest design
Pengujian
Hipotesis:
Uji-t
9A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Menggunakan Menggunakan 2 (1) = 0.287 0.425
- Lidya Yanuarta SMAN 6 Malang Model model pembelajaran 2 (2) = 0.563
- Abdul Gofur Subjek: pembelajaran Think pembelajaran konvensional
- Sri Endah Indriwati Siswa Kelas XI Talk Write dipadu Think Talk 2=
Judul Penelitian Jurnal MIPA di SMAN Problemt Based Write dipadu
Nasional: 6 Malang Learning Problem Based
Pengembangan Karakter Variabel Terikat: Learning JK(D)1= 884.914
dan Hasil Belajar Karakter dan Hasil JK(A)1 = 356.191
Kognitif Siswa dengan Belajar Kognitif JK(D)2 =3220.053
Pembelajaran Think Talk Siswa Desain: JK(A)2 = 4149.406
Write Dipadu Problem Quasi Eksperimen
Based Learning Pengujian
92

Nama Jurnal: Hipotesis:


Jurnal Pendidikan: Teori, Anacova
Penelitian dan
Pengembangan
Tahun Publikasi: 2017
10A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Menggunakan Menggunakan 2 (1) = 0.288 0.208
- Galuh Rahayuni SMP Negeri 15 Model PBM dan model model 2 (2) = 0.129
Judul Penelitian Jurnal Yogyakarta STM pembelajaran konvensional
Nasional: Subjek: Variabel Terikat: PBM dan STM 2=
Hubungan Keterampilan Siswa Kelas VII Keterampilan
Berpikir Kritis dan SMP Negeri 15 Berpikir Kritis dan
Literasi Sains pada Yogyakarta Liteasi Sins JK(D)1= 160.500
Pembelajaran IPA Tahun Ajaran Desain: JK(A)1 = 64.862
Terpadu dengan Model 2013/2014 Quasi Eksperimen JK(D)2 =79.453
PBM dan STM Pengujian JK(A)2 = 11.787
Nama Jurnal: Hipotesis:
Jurnal Penelitian dan Uji multivariat
Pembelajaran IPA (JPPI) Manova
Tahun Publikasi: 2016
11A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Mengguanakn Menggunakan 2 = 0.085 0.085
- Dwijowati Asih SMA Negeri 6 Model model model
Saputri Bandar Lampung pembelajaran pembelajaran pembelajaran
2= r2 =
- Selfy Febriani Subjek: berbasis masalah. Problem Based Direct
Judul Penelitian Jurnal Siswa SMA Variabel Terikat: Learning (PBL) Instruction (DI)
Nasional: Negeri 6 Bandar Kemampuan t0 = 2.4253
Pengaruh Model Lampung kelas X Pemecahan Masalah n1 = 33
Problem Based Learning MIA. Desain: n2 = 32
(PBL) terhadap Jumlah Sampel: Quasi Eksperimen db = 63
93

Kemampuan Pemecahan 129 orang siswa Pengujian


Masalah Peserta Didik Hipotesis:
pada Mata Pelajaran Uji-t
Biologi Materi
Pencemaran Lingkungan
Kelas X MIA SMAN 6
Bandar Lampung
Nama Jurnal:
Biosfer: Jurnal Tadris
Pendidikan Biologi
Tahun Publikasi: 2017
12A Nama Peneliti: Tempat: Variabel Bebas: Menggunakan Menggunakan 2 = 0.189 0.189
- Lora Purnamasari MTs Al- Model model metode ceramah
- Zikra Muhajirin Bandar pembelajaran pembelajaran dan diskusi
2= r2 =
- Fachrul Reza Sakti Abung berbasis masalah Problem Based
Judul Penelitian Jurnal Surakarta open-ended. Learning (PBL)
Nasional: Lampung Utara Variabel Terikat: t0 = 3.745
Pegaruh Model Subjek: Kemampuan db = 60
Pembelajaran Problem Siswa MTs Al- Penguasaan Konsep
Based Learning (PBL) Muhajirin Bandar IPA
terhadap Penguasaan Sakti Abung Desain:
Konsep IPA Materi Surakarta Quasi Eksperimen
Pencemaran Lingkungan Lampung Utara Pengujian
Nama Jurnal: kelas VII. Hipotesis:
Biodik Uji-t
Tahun Publikasi: 2016
RERATA EFECT SIZE 0.316 (Efek Besar)
94
95
Lampiran 4

96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
Lampiran 5
LEMBAR UJI PLAGIARISME

110

Anda mungkin juga menyukai