Anda di halaman 1dari 169

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA


(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

OLEH
LA ROSIANI HADIANA
NIM: 106016100582

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M / 1432 H
ABSTRAK

La Rosiani Hadiana, Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains


Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Ekosistem (Kuasi
Eksperimen di SMA N 4 Kota Tangerang Selatan). Skripsi. Program Studi
Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan


keterampilan proses sains terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep
ekosistem. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Kota Tangerang Selatan.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain
pretest posttest control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian berjumlah 35 siswa
untuk kelas eksperimen, dan 35 siswa untuk kelas kontrol. Pengambilan data
menggunakan instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
terdapat pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar
biologi siswa pada konsep ekosistem. Analisis data menggunakan uji-t, data hasil
perhitungan perbedaan rata-rata posttest kedua kelompok diperoleh hasil thitung
sebesar 5,64, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,00, maka dapat
dikatakan bahwa thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
pendekatan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar biologi siswa.

Kata kunci : Keterampilan Proses Sains, Hasil Belajar.


ABSTRACT

La Rosiani Hadiana, The Effect of Science Process Skills Approach About The
Result of Biology in Concept of Ecosystem (Quasi Experimental Studies in
SMA N 4 Tangerang Selatan City). Skripsi. The Study Program of Biology
Education, Department of Science Education, Faculty of Tarbiyah and
Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

The study aims to know the effect of science process skills approach about
the result of biology in concept of ecosystem. This research is done in SMA N 4
Tangerang Selatan City. This research used quasi experiment study with pretest
posttest control group design. Sample is taken using technique of purposive
sampling. The amount of research sample is 35 students for experiment class, and
35 students for control class. The data is taken using instrument of learning
result test in the form of multiple choice which have been tested its validity and
reliability. The hypothesis in this research is there is the effect of science process
skills approach about the result of biology in concept of ecosystem. The data
analysis use t-test, from the result of data calculation the difference of mean
between the two group obtained the value of posttest are tcount is 5,68 and ttable is
2,00 in 5% significance. So it can be said that tcount > ttable it means the alternative
hypothesis (Ha) is accepted and zero hypothesis (Ho) refused. It shows that
theres effect of science process skills approach about the result of biology in
concept of ecosystem.

Key words: Science Process Skills Approach, Learning Results.


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses
Sains Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan Strata Satu (S1) pada program studi pendidikan biologi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku pembimbing I juga selaku Ketua
Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan arahan
dan saran-saran yang bermanfaat bagi penulis.
3. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si, selaku pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi yang sangat membangun bagi
penulis.
4. Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Sri Haryati, Nenek dan Kakekku tercinta
yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, doa yang selalu terucap
untuk penulis, serta memberikan dukungan moril dan materil kepada
penulis. Adik-adikku tersayang Azizah dan M. Rafi yang telah
memberikan dukungan moril serta doanya kepada penulis.
5. Bapak Drs. Ahmad Nana Mahmur M, M.Pd, selaku kepala sekolah SMA
Negeri 4 Kota Tangerang Selatan, yang telah memberikan izin penelitian.
6. Bapak Drs. Agus Purwanto, selaku Guru bidang studi Biologi kelas X
SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan, yang telah membimbing dalam
penelitian.
7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan IPA yang telah memberikan
saran serta semangat kepada penulis.
8. Teman-teman Jurusan Pendidikan IPA Biologi angkatan 2006 yang selalu
memberikan semangat dan doa, khususnya, Ahmad Fadlan, Indah Diah,
Ummi Kalsum, Yolanda, Oji, Rima, Lili, Irna, Eka dan semua yang
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Tiada untaian kata yang terindah dan berharga kecuali ucapan
Alhamdulillahirobbilalamiin atas rahmat dan ridho-Nya. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca, Amin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, Juli 2011

Penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.. ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN PERUMUSAN


HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis ........................................................................ 7
1. Keterampilan Proses Sains ....................................................... 7
a. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses Sains ........... 7
b. Perlunya Pembelajaran Keterampilan Proses Sains ............ 9
c. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains ................................ 10
d. Indikator Keterampilan Proses Sains ................................. 15
e. Peranan Guru dalam Mengembangkan Keterampilan
Proses Sains ......................................................................... 17
f. Keunggulan dan Kelemahan Keterampilan Proses
Sains .................................................................................... 18
2. Hasil Belajar ........................... ........................................... 19
a. Pengertian Hasil Belajar ..................................................... 19
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ......................... 20
c. Hasil Belajar ....................................................................... 22
B. Hasil Penelitian Relevan ..............................................................26
C. Kerangka Pikir ..............................................................................28
D. Perumusan Hipotesis .......................................................................30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................31
B. Metode dan Desain Penelitian ......................................................31
C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................32
D. Variabel Penelitian ......................................................................33
E. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................33
F. Instrumen Pengumpulan Data .....................................................33
G. Kalibrasi Instrumen .......................................................................36
1. Uji Validitas...............................................................................36
2. Uji Reliabilitas ...........................................................................37
3. Uji Tingkat Kesukaran ..............................................................38
4. Daya Beda .................................................................................38
H. Teknik Analisis Data ...................................................................39
1. Uji Normalitas dan Homogenitas ..............................................39
2. Analisis N-gain ..........................................................................40
3. Uji Hipotesis ..............................................................................40
4. Hipotesis Statistik ......................................................................41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ...........................................................................42
1. Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...........................42
2. Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ..........................43
3. Hasil Data N-gain .................................... .............................44
4. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains ............................45
5. Respon Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran .........................46
B. Analisis Data ................................................................................ 49
1. Uji Normalitas ...................................................................... .49
a. Hasil Uji Normalitas Pretest ......................................... .. .49
b. Hasil Uji Normalitas Posttest ........................................ ... 50
2. Uji Homogenitas ................................................................ ... 51
a. Hasil Uji Homogenitas Pretest .................................... ... 51
b. Hasil Uji Homogenitas Posttest................................... ... 52
C. Pengujian Hipotesis.................................................................. ..52
D. Pembahasan ........................................................................... ..54
E. Keterbatasan Penelitian ..............................................................59

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................60
B. Saran............................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. .. 61


LAMPIRAN .................................................................................................. ... 64
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir ............................................................ 30


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ragam Jenis Keterampilan Proses Sains ......................................11


Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ................................16
Tabel 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ..................................21
Tabel 3.1 Desain Penelitian ........................................................................32
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian.........................................................34
Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen......................................................42
Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelas Kontrol ............................................................43
Tabel 4.3 Hasil Posttest Kelas Eksperimen ..................................................43
Tabel 4.4 Hasil Posttest Kelas Kontrol ..........................................................44
Tabel 4.5 Kategorisasi N-gain Kelas Eksperimen .........................................44
Tabel 4.6 Kategorisasi N-gain Kelas Kontrol ...............................................45
Tabel 4.7 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains ..................................45
Tabel 4.8 Data Persentase Sikap Siswa mengenai Pembelajaran Biologi
dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains ............................46
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Uji Liliefors .................50
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest Uji Liliefors ................50
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest ................................51
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Posttest .................................52
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest .......................................53
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP Kelas Eksperimen ..............................................................64


Lampiran 2. RPP Kelas Kontrol ......................................................................73
Lampiran 3. LKS Kelas Eksperimen ...............................................................82
Lampiran 4. LKS Kelas Kontrol......................................................................91
Lampiran 5. Kunci Jawaban LKS Kelas Kontrol .........................................98
Lampiran 6. Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kontrol ..................................101
Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Per Indikator ...............................102
Lampiran 8. Uji Coba Instrumen Penelitian ....................................................117
Lampiran 9. Kunci Jawaban Uji Coba Instrumen Penelitian .........................126
Lampiran 10. Rekapitulasi Data Hasil Uji Validitas ........................................127
Lampiran 11. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ....................................................128
Lampiran 12. Instrumen Hasil Uji Soal .............................................................129
Lampiran 13. Kunci Jawaban Instrumen Hasil Uji Soal ....................................134
Lampiran 14. Format Wawancara ....................................................................135
Lampiran 15. Format Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa .................137
Lampiran 16. Perhitungan Lembar Observasi ...................................................139
Lampiran 17. Angket Ranah Afektif Siswa.......................................................140
Lampiran 18. Perhitungan Lembar Angket .......................................................142
Lampiran 19. Perhitungan N-Gain Kelas Eksperimen ......................................144
Lampiran 20. Perhitungan N-Gain Kelas Kontrol .............................................146
Lampiran 21. Hasil Pretest Kelas Eksperimen ..................................................148
Lampiran 22. Perhitungan Uji Normalitas Pretest Eksperimen ........................149
Lampiran 23. Hasil Posttest Kelas Eksperimen ...............................................152
Lampiran 24. Perhitungan Uji Normalitas Posttest Eksperimen ......................153
Lampiran 25. Hasil Pretest Kelas Kontrol ......................................................156
Lampiran 26. Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kontrol .........................157
Lampiran 27. Hasil Posttest Kelas Kontrol ......................................................160
Lampiran 28. Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kontrol .............................161
Lampiran 29. Perhitungan Uji Homogenitas Data ............................................164
Lampiran 30. Perhitungan Uji Hipotesis ........................................................166
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di era globalisasi seperti sekarang ini, manusia Indonesia perlu
meningkatkan keterampilan berpikir, agar mampu memecahkan masalah-
masalah yang ada di sekitarnya. Pengembangan keterampilan berpikir sudah
menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditunda lagi, karena tuntutan dunia
menghendaki demikian.
Berpikir merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam prestasi
belajar, penalaran formal, keberhasilan belajar, dan kreativitas karena berpikir
merupakan inti pengatur tindakan siswa. Tuntutan era globalisasi ini
mensyaratkan agar siswa tidak hanya menerima dan meniru apa yang
diberikan guru, tetapi harus secara aktif berbuat atas dasar kemampuan dan
pemikirannya sendiri. Cara ini diharapkan dapat membuat siswa menjadi
manusia yang mandiri dan dapat berpikir kreatif. Untuk itu peran guru sebagai
pemberi ilmu sudah harus bergeser kepada peran baru yang lebih kondusif
bagi siswa menyiapkan diri dalam persaingan global sesuai tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan yang sejalan dengan
perkembangan teknologi, pemerintah menaruh perhatian terhadap mutu proses
pembelajaran. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19
tentang Standar Nasional Pendidikan pada bab 4 mengenai standar proses,
menyatakan bahwa: proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.1

1
Peraturan Pemerintah RI Bab IV Standar Proses Pasal 19 ayat 1 tentang Standar Nasional
Pendidikan, tersedia di: www.depdiknas.go.id. (20 Februari 2011)
2

Mengingat percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


yang terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya
orang yang menyalurkan semua fakta dan teori-teori dengan menggunakan
metode ceramah (pendekatan ekspositori) yang dilakukan di sekolah. Untuk
mengatasi hal ini perlu pengembangan keterampilan memperoleh dan
memproses semua fakta, konsep, dan prinsip pada diri siswa.2
Pengembangan keterampilan dapat diterapkan dengan pendekatan
keterampilan proses sains. Hal ini dikarenakan beberapa alasan. Alasan
pertama, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat
sehingga para guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep
kepada anak didiknya. Alasan kedua, sesuai dengan pendapat para ahli
psikologi yang mengatakan bahwa siswa mudah memahami konsep-konsep
yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang wajar sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan cara mempraktekan sendiri.
Alasan ketiga, penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak namun
penemuannya bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak
setelah orang mendapatkan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan
teori yang dianut. Muncul lagi teori baru, yang prinsipnya mengandung
kebenaran relatif. Sedangkan alasan keempat, dalam proses pembelajaran
seharusnya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap
dan nilai dari diri anak didik.3
Pembelajaran IPA atau sains di sekolah berdasarkan kurikulum
menekankan pada penguasaan kompetensi melalui serangkaian proses ilmiah.
Dalam buku panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
proses pembelajaran IPA diarahkan dalam mencari tahu dan berbuat untuk
membantu peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang diri dan alam sekitar. Biologi sebagai salah satu bidang IPA
menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan

2
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006) h.
137
3
Conny Semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa
dalam Belajar. (Jakarta: Gramedia, 1992), h. 14.
3

proses ilmiah. Oleh karena itu pembelajaran IPA khususnya biologi


menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.4
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan pengajaran
yang memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses
penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses
sains. Kaitannya dengan keterampilan proses dalam pembelajaran, guru
menciptakan bentuk kegiatan pengajaran yang bervariasi, agar siswa terlibat
dalam berbagai pengalaman. Karena kelebihan keterampilan proses membuat
siswa menjadi bersifat kreatif, aktif, terampil dalam berpikir dan terampil
dalam memperoleh pengetahuan. Dengan keterampilan maka siswa dapat
mengasah pola berpikirnya sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil
belajar.5
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau
intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan intelektual memicu siswa
menggunakan pikirannya. Keterampilan manual melibatkan siswa dalam
menggunakan alat dan bahan, mengukur, menyusun atau merakit alat.
Sedangkan keterampilan sosial merangsang siswa berinteraksi dengan
sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.6
Namun pada kenyataannya proses pembelajaran IPA berbeda dari yang
diharapkan pemerintah. Berdasarkan hasil kajian penelitian Sardjono dalam
Muslim, menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di sekolah masih saja
melaksanakan proses pembelajaran secara konvensional dimana pembelajaran
berpusat pada guru dan siswa pasif mengikuti pembelajaran. Hal inilah yang

4
BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah, (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2006) h. 451.
5
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 74.
6
Nuryani Y Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Cetakan I (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2005), h. 78.
4

menyebabkan prestasi belajar IPA masih sangat rendah bila dibandingkan


dengan mata pelajaran lainnya.7
Hal ini senada dengan hasil observasi peneliti di kelas X IPA SMA
Negeri 4 Kota Tangerang Selatan serta wawancara yang dilakukan dengan
siswa dan guru bidang studi biologi. Informasi didapatkan bahwa
pembelajaran biologi yang telah dilaksanakan menunjukkan hanya sedikit
peserta yang aktif. Pada proses pembelajaran guru lebih menekankan pada
penguasaan konsep, dimana guru hanya memberikan serangkaian latihan dan
soal. Selain itu kegiatan praktikum atau kegiatan yang menunjang
keterampilan siswa jarang dilaksanakan, hal ini dapat menyebabkan
keterampilan proses ilmiah siswa tidak berkembang. Sehingga siswa tidak
terampil dalam menyusun hipotesis, melakukan pengamatan, membaca grafik,
menentukan variabel percobaan, menginterpretasi data dan menarik
kesimpulan. Akibatnya, siswa sulit dalam menerapkan konsep IPA atau sains
dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep ekosistem merupakan bagian dari konsep IPA atau sains dalam
pembelajaran biologi. Konsep ini dapat menghubungkan siswa dengan
lingkungan sekitarnya di kehidupan sehari-hari. Konsep ekosistem
menjelaskan macam-macam interaksi yang terjadi antar individu, antar
populasi sejenis maupun berbeda jenis, dan antar komponen yang hidup
dengan tidak hidup di lingkungan. Selain itu, ekosistem juga menjelaskan
mekanisme aliran energi dan rantai makanan pada makhluk hidup sekitarnya,
serta memahami perbandingan jumlah makhluk hidup yang menempati setiap
tingkat trofik. Oleh karena itu, perlunya pengamatan langsung sebagai upaya
untuk meningkatkan hasil belajar melalui pembelajaran keterampilan proses
sains. Dengan demikian, pendekatan tersebut dapat meningkatkan kreatifitas,
keaktifan, kemampuan berpikir, sehingga hasil belajar dapat meningkat.

7
Muslim, Effort to Improve Science Process Skill Students Learning in Physics Through
Inquiry Based Model. (Proceeding The Second International Seminar on Science Education. UPI
2008) h. 285
5

Berdasarkan alasan-alasan sebelumnya maka penulis ingin meneliti


skripsi yang berjudul Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, beberapa
masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran di sekolah belum sesuai dengan hakikat IPA, yaitu
mencakup sikap, proses, produk, dan aplikasi.
2. Guru hanya memberikan serangkaian latihan dan soal selama proses
pembelajaran.
3. Proses pembelajaran yang kurang melibatkan keterampilan proses sains.
4. Rendahnya hasil belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah
Penulis dalam hal ini perlu membatasi masalah-masalah yang dikaji
untuk memudahkan dalam penelitian supaya efektif dan efisien serta
mengingat keterbatasan kemampuan penulis dalam penelitian, yaitu:
1. Peneliti hanya meneliti siswa kelas X SMA N 4 Kota Tangerang Selatan
Semester Genap tahun ajaran 2010/2011.
2. Bahan penelitian dibatasi pada konsep ekosistem, khususnya sub konsep
komponen abiotik dan abiotik, pola-pola hubungan dalam ekosistem,
aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida
ekologi.
3. Hasil belajar biologi siswa yang dimaksud dalam penelitian ini hanya
dibatasi pada aspek kognitif siswa.
4. Keterampilan proses yang dikembangkan adalah: mengamati, klasifikasi,
menafsirkan pengamatan, dan berkomunikasi.
6

D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah,
maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: Bagaimanakah
pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar biologi
siswa?.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
pendekatan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar biologi siswa.
Serta diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Dunia pendidikan : Khususnya bagi guru, diharapkan bermanfaat dalam
pengembangan pembelajaran formal dengan suatu model pembelajaran
yang tepat, guna memperoleh hasil belajar yang optimal.
2. Peneliti : Diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai
pembelajaran keterampilan proses sains dalam meningkatkan hasil belajar
siswa dan dapat menerapkannya dengan baik dalam proses belajar
mengajar.
7

BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis
1. Keterampilan Proses Sains
a. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Depdikbud seperti yang dikutip Dimyati mendefinisikan
pendekatan keterampilan proses sebagai wawasan atau anutan
pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik
yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada
prinsipnya telah ada dalam diri siswa.1 Keterampilan tersebut
sesungguhnya telah ada dalam diri siswa maka tugas gurulah untuk
mengembangkan keterampilan baik intelektual, sosial maupun fisik
melalui kegiatan pembelajaran.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar,
dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil
tertentu, termasuk kreativitas. Sedangkan proses dapat didefinisikan
sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan
dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses juga merupakan konsep
besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus
dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian.2
Keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental
terkait dengan kemampuan-kemampuan mendasar yang dimiliki,
dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah sehingga para
ilmuwan berhasil menemukan sesuatu yang baru.3

1
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 138.
2
Poppy K. Devi, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses pada Pembelajaran IPA, diakses
dari http://bpgdisdik-jabar.com/materi/6_sma_biologi_1.pdf, Jumat, 7 Januari 2011.
3
Conny Semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa
dalam Belajar. (Jakarta: Gramedia, 1992), h. 17.
8

Belajar sains atau biologi secara bermakna baru akan dialami


siswa apabila siswa terlibat aktif secara intelektual, manual, dan sosial.
Pengembangan keterampilan proses sains sangat ideal dikembangkan
apabila guru memahami hakikat belajar sains, yaitu sains sebagai
proses dan produk. Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui
pengalaman langsung, sebagai pengalaman belajar, dan disadari ketika
kegiatannya sedang berlangsung. Namun apabila dia sekedar
melaksanakan tanpa menyadari apa yang sedang dikerjakannya, maka
perolehannya kurang bermakna dan memerlukan waktu lama untuk
menguasainya. Kesadaran tentang apa yang sedang dilakukannya, serta
keinginan untuk melakukannya dengan tujuan untuk menguasainya
adalah hal yang sangat penting.4
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan
kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau
intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses
siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat
dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan
penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan
alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka
berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil
pengamatan.5
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara mengajar
yang menitikberatkan pada pengembangan keterampilan-keterampilan
perolehan yang gilirannya akan menjadi roda penggerak penemuan dan
pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan
pengembangan sikap dan nilai.6

4
Nuryani Y Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Cetakan I (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2005), h. 86.
5
Nuryani Y Rustaman, dkk. Ibid., h. 78.
6
Conny Semiawan, dkk. Op. cit., h. 18.
9

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan


bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental yang
meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang dapat
diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah. Dengan demikian,
pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses memberi
kesempatan kepada siswa agar terlibat secara aktif dalam pembelajaran
sehingga dengan adanya interaksi antara pengembangan keterampilan
proses dengan fakta, konsep, serta prinsip ilmu pengetahuan, akan
mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri siswa.

b. Perlunya Pembelajaran Keterampilan Proses Sains


1) Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat
sehingga para guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta
dan konsep kepada anak didiknya.
2) Siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak
jika disertai dengan contoh-contoh yang wajar sesuai dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi dengan cara mempraktekan
sendiri.
3) Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak namun
penemuannya bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan
ditolak setelah orang mendapatkan data baru yang mampu
membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi teori baru,
yang prinsipnya mengandung kebenaran relatif.
4) Proses pembelajaran seharusnya pengembangan konsep tidak
dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dari diri anak didik.7
Memaknai keempat alasan yang dikemukakan diatas
mendorong seorang pendidik dalam proses pembelajarannya untuk
menerapkan suatu pendekatan pembelajaran yang bersifat Children
Oriented, yang memungkinkan siswa untuk bersifat aktif dalam belajar

7
Conny Semiawan, dkk. Op. cit., h. 14.
10

dan menerapkan cara-cara seperti yang dilakukan seorang ilmuwan


dalam memahami ilmu pengetahuan.
Penerapan keterampilan proses sains dalam kegiatan belajar
mengajar menurut Anwar Holil ada dua alasan yang melandasinya
yaitu:
1) Bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
maka laju pertumbuhan produk-produk ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi pesat, sehingga tidak mungkin lagi guru
mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Maka dari itu
siswa perlu dibekali dengan keterampilan untuk mencari dan
mengolah informasi dari berbagai sumber, dan tidak semata-semata
dari guru.
2) Sains itu dipandang dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan
dimensi proses. Dengan alasan ini betapa pentingnya keterampilan
proses bagi siswa untuk mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi
siswa di masa yang akan datang, sehingga bangsa kita akan dapat
sejajar dengan bangsa yang maju lainnya.8

c. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains


Jenis-jenis keterampilan proses sains dan karakteristiknya
terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu sama lain sebenarnya
tidak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam masing-
masing keterampilan proses tersebut.
Menurut Mary L. Ango keterampilan proses sains terdiri dari
sebelas keterampilan yaitu, observing (observasi), classifying
(klasifikasi), inferring (menafsirkan), predicting (prediksi),
communicating (komunikasi), interpreting data (interpretasi data),
making operational definitions (menerapkan konsep), posing questions

8
Anwar Holil, http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/keterampilan-proses.html. Tanggal di
akses (16 Juni 2011).
11

(mengajukan pertanyaan), hypothesizing (hipotesis), experimenting


(bereksperimen), and formulating models (membuat eksperimen).9
Sedangkan menurut Yew Mei bahwa keterampilan dasar dalam
keterampilan proses merupakan dasar dari keterampilan terintegrasi
yang pada umumnya lebih kompleks dalam memecahkan suatu
permasalahan dalam suatu eksperimen.10

Tabel 2.1
Ragam Jenis Keterampilan Proses Sains

Ragam jenis KPS menurut para ahli


No.
Menurut Jenis KPS
1. Nuryani Y. Rustaman Observasi, menafsirkan, klasifikasi,
meramalkan, berkomunikasi, berhipotesis,
merencanakan percobaan, menerapkan
11
konsep, mengajukan pertanyaan.
2. Conny Semiawan Observasi, berhipotesis, merencanakan
penelitian, mengendalikan variabel,
menafsirkan, menyusun kesimpulan,
meramalkan, menerapkan konsep,
berkomunikasi.12
3. Wynne Harlen Observasi, berhipotesis, prediksi, investigasi,
interpretasi data, menyusun kesimpulan,
13
berkomunikasi.

9
Mary L. Ango, Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the Teaching
of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context, (International Journal of
Educology, Volume 16, No. 1, 2002), h. 15.
10
Grace Teo Yew Mei, Promoting Science Process Skills and The Relevance of Science
Through Science Alive Programme, (Proceedings of the Redesigning Pedagogy: Culture,
Knowledge and Understanding Conference, Singapore, May 2007), h. 3.
11
Nuryani Y Rustaman, Op.cit., h. 80.
12
Conny Semiawan, dkk. Op. cit., h. 17.
13
Wynne Harlen, The Teaching of Science: Sudies in Primary Education,(London: David
Fulthon Publishing Company, 1992), h. 29.
12

Berdasarkan yang telah diuraikan oleh para ahli di atas, maka


penulis tertarik untuk memilih pendapat Nuryani Y. Rustaman yang
terdiri dari sembilan keterampilan proses yaitu:
1) Melakukan Pengamatan (observasi)
Mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses
dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting
untu mengembangkan keterampilan-keterampilan proses yang lain.
Mengamati merupakan tanggapan kita terhadap berbagai objek dan
peristiwa alam dengan menggunakan pancaindra. Menggunakan
indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba pada
waktu mengamati ciri-ciri semut, capung, kupu-kupu, dan hewan
lain yang termasuk serangga merupakan kegiatan yang sangat
dituntut dalam belajar IPA. Menggunakan fakta yang relevan dan
memadai dari hasil pengamatan juga termasuk keterampilan proses
mengamati.
2) Menafsirkan (interpretasi)
Mencatat setiap hasil pengamatan tentang fermentasi secara
terpisah antara hasil utama dan hasil sampingan termasuk
menafsirkan atau interpretasi. Menghubung-hubungkan hasil
pengamatan tentang bentuk alat gerak dengan habitatnya
menunjukkan bahwa siswa melakukan interpretasi. Begitu pula jika
siswa menemukan pola atau keteraturan dari satu seri pengamatan
tentang jenis-jenis makanan berbagai burung, misalnya semuanya
bergizi tinggi, dan menyimpulkan bahwa makanan bergizi
diperlukan oleh burung.
3) Mengelompokkan (klasifikasi)
Penggolongan makhluk hidup dilakukan setelah siswa mengenali
ciri-cirinya. Dengan demikian dalam proses pengelompokan
tercakup beberapa kegiatan seperti mencari perbedaan,
mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan
mencari dasar penggolongan. Jadi mengklasifikasikan merupakan
13

keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa


berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan
golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.
4) Meramalkan (prediksi)
Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan
mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi
berdasarkan suatu kecendrungan atau pola yang sudah ada.
Memperkirakan bahwa besok matahari akan terbit pada jam
tertentu di sebelah timur merupakan contoh prediksi. Memprediksi
dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan
tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang,
berdasarkan perkiraan pada pola atau kecendrungan tertentu, atau
hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu
pengetahuan.
5) Berkomunikasi
Membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil percobaan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pernapasan
termasuk berkomunikasi dalam pembelajaran IPA.
Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram
juga termasuk berkomunikasi. Selain itu termasuk ke dalam
berkomunikasi juga adalah menjelaskan hasil percobaan, misalnya
mempertelakan atau memerikan tahap-tahap perkembangan daun,
termasuk menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
dan jelas. Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai
menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu
pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual.
6) Berhipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel, atau
mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Dengan
berhipotesis diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah,
karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk
14

mengujinya. Apabila ingin diketahui faktor-faktor yang


mempengaruhi kecepatan tumbuh, dapat dibuat hipotesis: Jika
diberikan pupuk NPK, maka tumbuhan A akan lebih cepat
tumbuh. Dalam hipotesis tersebut terdapat dua variabel (faktor
pupuk dan cepat tumbuh), ada perkiraan penyebabnya
(meningkatkan), serta mengandung cara untuk mengujinya (diberi
pupuk NPFC). Keterampilan menyusun hipotesis dapat diartikan
sebagai kemampuan untuk menyatakan dugaan yang dianggap
benar mengenai adanya suatu faktor yang terdapat dalam suatu
situasi, maka akan ada akibat tertentu yang dapat diduga akan
timbul.
7) Merencanakan percobaan atau penyelidikan
Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam
keterampilan proses merencanakan penyelidikan. Apabila dalam
lembar kegiatan siswa tidak dituliskan alat dan bahan secara
khusus, tetapi tersirat dalam masalah yang dikemukakan, berarti
siswa diminta merencanakan dengan cara menentukan alat dan
bahan untuk penyelidikan tersebut. Menentukan variabel atau
peubah yang terlibat dalam suatu percobaan tentang pengaruh
pupuk terhadap laju pertumbuhan tanaman juga termasuk kegiatan
merancang penyelidikan. Selanjutnya menentukan variabel kontrol
dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, diukur atau
ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja juga termasuk
merencanakan penyelidikan. Sebagaimana dalam penyusunan
rencana kegiatan penelitian perlu ditentukan cara mengolah data
untuk dapat disimpulkan, maka dalam merencanakan penyelidikan
pun terlibat kegiatan menentukan cara mengolah data sebagai
bahan untuk menarik kesimpulan.
8) Menerapkan konsep atau prinsip
Setelah memahami konsep pembakaran zat makanan menghasilkan
kalori, barulah seorang siswa dapat menghitung jumlah kalori yang
15

dihasilkan sejumlah gram bahan makanan yang mengandung zat


makanan. Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa
baru (misal banjir) dengan menggunakan konsep yang telah
dimiliki (erosi dan pengangkutan air), berarti ia menerapkan
prinsip yang telah dipelajarinya. Begitu pula apabila siswa
menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.
9) Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa,
mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis.
Pertanyaan yang meminta penjelasan tentang pembahasan
ekosistem menunjukan bahwa siswa ingin mengetahui dengan jelas
tentang hal itu. Pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana
keseimbangan ekosistem dapat dijaga menunjukkan si penanya
berpikir. Pertanyaan tentang latar belakang hipotesis menunjukkan
si penanya sudah memiliki gagasan atau perkiraan untuk menguji
atau memeriksanya. Dengan demikian jelaslah bahwa bertanya
tidak sekedar bertanya tetapi melibatkan pikiran.14

d. Indikator Keterampilan Proses Sains


Menurut Nuryani Y Rustaman indikator keterampilan proses
disajikan dalam bentuk tabel berikut ini: 15

Tabel 2.2
Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya

Keterampilan Proses Sains Indikator


Mengamati/Observasi 1) Menggunakan sebanyak mungkin
indera
2) Mengumpulkan atau
menggunakan fakta yang relevan.
Mengelompokkan/Klasifikasi 1) Mencatat setiap pengamatan
secara terpisah
2) Mencari perbedaan, persamaan

14
Nuryani Y Rustaman, Op.cit., h. 80.
15
Nuryani Y Rustaman, Op.cit., h. 86.
16

Keterampilan Proses Sains Indikator


3) Mengontraskan ciri-ciri
4) Membandingkan
5) Mencari dasar pengelompokkan
atau penggolongan
6) Menghubungkan hasil-hasil
pengamatan.
Menafsirkan/Interpretasi 1) Menghubungkan hasil-hasil
pengamatan
2) Menemukan pola dalam suatu seri
pengamatan
3) Menyimpulkan.
Meramalkan/Prediksi 1) Menggunakan pola-pola hasil
pengamatan
2) Mengemukakan apa yang
mungkin terjadi pada keadaan
yang belum diamati.
Mengajukan pertanyaan 1) Bertanya apa, bagaimana, dan
mengapa
2) Bertanya untuk meminta
penjelasan
3) Mengajukan pertanyaan yang
berlatar belakang hipotesis.
Berhipotesis 1) Mengetahui bahwa ada lebih dari
satu kemungkinan penjelasan dari
satu kejadian
2) Menyadari bahwa suatu
penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan
memperoleh bukti lebih banyak
atau melakukan cara pemecahan
masalah.
Merencanakan Percobaan 1) Menentukan alat/bahan/sumber
yang akan digunakan
2) Menentukan variabel/faktor
penentu
3) Menentukan apa yang akan
diukur, diamati, dan dicatat
4) Menentukan apa yang akan
dilaksanakan berupa langkah
kerja.
Menggunakan Alat/Bahan 1) Memakai alat/bahan
2) Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat/bahan
3) Mengetahui bagaimana
menggunakan alat/bahan.
17

Keterampilan Proses Sains Indikator


Menerapkan konsep 1) Menerapkan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi baru
2) Menggunakan konsep pada
pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang
terjadi.
Berkomunikasi 1) Mengubah bentuk penyajian
2) Memerikan/menggambarkan data
empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik atau
tabel atau diagram
3) Menyusun dan menyampaikan
laporan secara sistematis
4) Menjelaskan hasil percobaan atau
penelitian
5) Membaca grafik, tabel, atau
diagram
6) Mendiskusikan hasil kegiatan,
suatu masalah atau suatu
peristiwa.

e. Peranan Guru dalam Mengembangkan Keterampilan Proses Sains


Secara umum peran guru terutama berkaitan dengan
pengalaman mereka membantu siswa mengembangkan keterampilan
proses sains. Menurut Harlen sedikitnya terdapat lima aspek yang
perlu diperhatikan oleh guru dalam berperan mengembangkan
keterampilan proses.
1) Memberikan kesempatan untuk menggunakan keterampilan proses
dalam melakukan eksplorasi materi dan fenomena. Pengalaman
langsung tersebut memungkinkan siswa untuk menggunakan alat-
alat inderanya dan mengumpulkan informasi atau bukti-bukti untuk
kemudian ditindak lanjuti dengan pengajuan pertanyaan,
merumuskan hipotesis berdasarkan gagasan yang ada.
2) Memberi kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok-kelompok
kecil dan juga diskusi kelas. Tugas-tugas dirancang agar siswa
berbagi gagasan (urun-rembuk), menyimak teman lain,
18

menjelaskan dan mempertahankan gagasan mereka sehingga


mereka dituntut untuk berpikir reflektif tentang hal yang sudah
dilakukannya, menghubungkan gagasan dengan bukti dan
pertimbangan orang lain untuk memperkaya pendekatan yang
mereka rencanakan. Berbicara dan menyimak menyiapkan dasar
berpikir untuk bertindak.
3) Mendengarkan pembicaraan siswa dan mempelajari produk mereka
untuk menemukan proses yang diperlukan untuk membentuk
gagasan mereka. Dengan kata lain aspek ketiga menekankan:
membantu pengembangan keterampilan bergantung pada
pengetahuan bagaimana siswa menggunakannya.
4) Mendorong siswa mengulas (review) secara kritis tentang
bagaimana kegiatan mereka telah dilakukan. Mereka juga
hendaknya didorong untuk mempertimbangkan cara-cara alternatif
untuk meningkatkan kegiatan mereka. Membantu siswa untuk
menyadari keterampilan-keterampilan yang mereka perlukan
adalah penting sebagai bagian dari proses belajar mereka sendiri.
5) Memberikan teknik atau strategi untuk meningkatkan
keterampilan, khususnya ketepatan dalam observasi dan
pengukuran misalnya, atau teknik-teknik yang perlu rinci
dikembangkan dalam komunikasi. Begitu pula dalam penggunaan
alat, karena mengetahui bagaimana cara menggunakan alat tidak
sama dengan menggunakannya. Menggunakan teknik secara tepat
berarti memerlukan pengetahuan bagaimana cara
16
menggunakannya.

16
Wynne Harlen, Op.cit., h. 83.
19

f. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses


Sains
Berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa pendekatan
keterampilan proses memiliki keunggulan diantaranya:17
1) Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan,
2) Keterampilan proses merupakan hal yang sangat penting untuk
pengembangan pengetahuan masa depan,
3) Keterampilan proses bersifat kreatif, siswa aktif, dapat
meningkatkan keterampilan berpikir dan cara memperoleh
pengetahuan.
Sedangkan kelemahan dari pendekatan keterampilan proses
diantaranya:
a) Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat
menyelesaikan bahan pengajaran yang ditetapkan dalam
kurikulum,
b) Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak
semua sekolah dapat menyediakan,
c) Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu
percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan
sulit, tidak setiap siswa mampu melaksanakannya.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar


Menurut Gagne yang dikutip oleh Syaiful Sagala
mendefinisikan belajar adalah kegiatan yang kompleks, dan hasil
belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan oleh
stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang
dilakukan oleh pelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat

17
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran,(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 74.
20

proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati


pengolahan informasi, dan menjadi kapabilitas baru.18
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. (learning is defined as the modification or strengthening
of behavior through experiencing).
Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami.
Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan
perubahan kelakuan.19
Cronbach di dalam bukunya Educational Psychology yang
dikutip oleh Sumadi menyatakan bahwa: Learning is shown by a
change in behavior as a result of experience. Jadi menurut Cronbach
belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam
mengalami itu si pelajar mempergunakan pancainderanya.20
Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu
adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan
tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat
pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang
menyangkut nilai & sikap (afektif). Perubahan tersebut hendaknya
terjadi sebagai akibat interaksinya dengan lingkungannya dan
perubahan tersebut haruslah bersifat relatif permanen, tahan lama dan
menetap dan tidak berlangsung sesaat saja.
Timbulnya aneka ragam pendapat para ahli tersebut di atas
terjadi karena adanya perbedaan titik pandang. Selain itu perbedaan
antara satu situasi belajar dengan situasi belajar lainnya yang diamati
oleh para ahli juga dapat menimbulkan perbedaan pandangan.

18
Syaiful Sagala, Ibid., h. 17.
19
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 36.
20
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005), Cet. Ke-
XIII, h. 231.
21

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar


Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:21
1) Faktor internal (dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani
dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal (dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
disekitar siswa.
3) Faktor approach to learning (pendekatan belajar), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
Untuk memperjelas uraian mengenai faktor-faktor
mempengaruhi belajar tersebut di atas, berikut ini penyusun sajikan
sebuah tabel. 22
Tabel 2.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Ragam Faktor dan Unsur-unsurnya


Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan
1. Aspek Fisiologis: 1. Lingkungan 1. Pendekatan
Tonus Sosial: Tinggi:
Jasmani keluarga speculative
Mata dan guru dan staf achieving
telinga masyarakat
staf
2. Aspek Psikologis 2. Lingkungan 2. Pendekatan
intelegensi Nonsosial: Menengah:
sikap rumah analytical
minat sekolah deep
bakat peralatan 3. Pendekatan
motivasi alam Rendah:
reproductive
surface

21
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), h.130.
22
Muhibbin Syah, Ibid., h. 141.
22

c. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan
pada diri seseorang. Antara proses belajar dengan perubahan adalah
dua gejala saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan
sebagai bukti dari hasil yang diproses. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan,
maupun yang menyangkut nilai sikap.23
Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang
berlainan seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan,
informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan
inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar. Perubahan dalam
menunjukkan kinerja (perilaku) berarti belajar menentukan semua
keterampilan, pengetahuan dan sikap yang juga didapat oleh setiap
siswa dari proses belajarnya.
Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian
kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar
kompetensi. Ada tiga aspek kompetensi yang harus dinilai untuk
mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut, yaitu
penilaian terhadap:24
1) Hasil belajar penguasaan materi akademik (Kognitif)
Domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali
konsep atau prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan-
kemampuan intelektual, seperti mengaplikasikan prinsip atau
konsep, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Sebagian
besar tujuan-tujuan instruksional berada dalam domain kognitif.
Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai
dari yang tingkatan rendah sampai tinggi,
yakni:Pengetahuan/ingatan (knowledge), Pemahaman

23
Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Fakultas Ilmu
Pendidikan UN-Padang, 2001), h. 82.
24
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.13-24.
23

(comprehension), Penerapan (aplication), Analisis (analysis),


Sintesis (synthesis), dan Evaluasi (evaluation).
Kemampuan-kemampun yang termasuk domain kognitif oleh
Bloom dkk. Dikategorikan lebih rinci ke dalam enam jenjang
kemampuan, yaitu:
a) Hafalan (C1)
Jenjang hafalan meliputi kemampuan menyatakan kembali
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya.
b) Pemahaman (C2)
Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari
informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan,
diagram, atau grafik.
c) Penerapan (C3)
Jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip,
aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau situasi
konkrit.
d) Analisis (C4)
Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu
informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya
sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen
informasi tersebut menjadi jelas.
e) Sintesis (C5)
Jenjang sintesis ialah kemampuan untuk mengintegrasikan
bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseuruhan
yang terpadu. Termasuk di dalamnya kemampuan
merencanakan eksperimen, menyusun cara baru untuk
mengklasifikasikan obyek-obyek, peristiwa dan informasi
lainnya.
24

f) Evaluasi (C6)
Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk
mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjan,
berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.

2) Hasil belajar yang bersifat proses normatif (Afektif)


Domain afektif mencakup pemilikan minat, sikap, dan nilai
yang ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Hasil belajar
proses berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada
penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri
hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai
tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan,
motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan sebagainya. Ranah
afektif dirinci oleh Kratwohl dkk., menjadi lima jenjang, yakni:
Perhatian, Tanggapan, Penilaian, Pengorganisasian, dan
Karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai. Untuk menilai
hasil belajar dapat digunakan instrumen evaluasi yang bersifat non
tes, misalnya kuesioner dan observasi.

3) Hasil belajar aplikatif (Psikomotor)


Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkatian dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor
merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan
tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu
sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut
dalam kehidupan sehari-hari. Ranah ini diklasifikasikan ke dalam
tujuh kategori yakni: Persepsi (perception), Kesiapan (set),
Gerakan terbimbing (guided response), Gerakan terbiasa
(mechanism), Gerakan kompleks (complex overt response),
25

Penyesuaian pola gerakan (adaptation), Kreatifitas/keaslian


(Creativity/origination).
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk
perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut
dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih
baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.25
Menurut Sudjana hasil belajar yang dicapai di kalangan para
siswa disebabkan oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa
terutama kemampuan yang dimilikinya dan faktor yang datang dari
luar diri siswa atau faktor lingkungan. Di samping faktor kemampuan
yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar,
minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial
ekonomi, faktor fisik dan psikis.26
Sedangkan menurut Oemar Hamalik perbedaan hasil belajar
dikalangan siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: faktor
kematangan akibat dari kemajuan umur kronologis, latar belakang
pribadi masing-masing, sikap, dan bakat terhadap suatu bidang
pelajaran yang diberikan.27
Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan
belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang
telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
di antaranya:28

25
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2001), h. 155.
26
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2002), Cet. Ke-VI. h. 39.
27
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 183.
28
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-II. h.
179.
26

a) Sasaran penilaian
Sasaran atau objek evaluasi hasil belajar adalah perubahan tingkah
laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang. Masing-masing bidang terdiri dari sejumlah
aspek. Aspek-aspek tersebut sebaiknya dapat diungkapkan melalui
penilaian tersebut. Dengan demikian dapat diketahui tingkah laku
mana yang sudah dikuasainya oleh peserta didik dan mana yang
belum sebagai bahan bagi perbaikan dan penyempurnaan program
pengajaran selanjutnya.
b) Alat penilaian
Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif meliputi tes
dan bukan tes sehingga diperoleh gambaran hasil belajar yang
objektif. Penilaian hasil belajar sebaiknya dilakukan secara
berkesinambungan agar diperoleh hasil yang menggambarkan
kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
c) Prosedur pelaksanaan tes
Penilaian hasil belajar dilaksanakan dalam bentuk formatif dan
sumatif. Penilaian formatif dilakukan pada setiap pengajaran
berlangsung, yakni pada akhir pengajaran. Hasilnya dicatat untuk
bahan penilaian dan untuk menentukan derajat keberhasilan
peserta didik seperti untuk kenaikan tingkat. Penilaian sumatif
biasanya dilakukan pada akhir suatu program atau pertengahan
program. Hasilnya digunakan untuk mengetahui program mana
yang belum dikuasai oleh peserta didik.

B. Hasil Penelitian Relevan


Haryono dalam jurnalnya yang berjudul Model Pembelajaran
Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa model pembelajaran keterampilan proses sains terbukti
cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan proses sains siswa sekaligus
pencapaian hasil belajarnya secara keseluruhan. Tingkat pencapaian
27

penguasaan konsep sains, penguasaan proses sains, dan sikap sains siswa
yang memperoleh perlakuan pembelajaran berbasis keterampilan proses
sains, masing-masing adalah 66,35%, 67,27%, dan 69, 92%. Khusus untuk
penguasaan proses sains dengan diterapkannya model ini telah dapat
meningkatkan pencapaian siswa menjadi 67,27% dari kondisi sebelumnya
yang baru 46,08%.29
Kartini Herlina dalam jurnalnya yang berjudul Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa melalui Pendekatan Keterampilan
Proses pada Kelas I SMUN 10 Bandar Lampung. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa action research yang dilakukan menggunakan
pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas, pemahaman,
dan hasil belajar siswa.30
Bambang Suhartawan dalam jurnalnya yang berjudul
Mengoptimalkan Pendekatan Keterampilan Proses IPA dalam Pembelajaran
di Laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan
keterampilan proses IPA dalam pembelajaran di laboratorium.31
Perdy Karuru dalam jurnalnya yang berjudul Penerapan Pendekatan
Keterampilan Proses dalam Setting Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD
untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP. Hasil penelitian
didapatkan bahwa: (1) Guru dalam mengelola pengajaran cukup baik dan
dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. (2) Guru
mampu melatihkan keterampilan proses yang digunakan dalam pembelajaran
dengan baik. (3) Mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student
center serta dapat mendapatkan proporsi jawaban benar siswa. (4) Hasil
pembelajaran yang diajar dengan pendekatan keterampilan proses dalam

29
Haryono, Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Jurnal
Pendidikan Dasar, Volume 7, No. 2, 2006, hal. 11.
30
Kartini Herlina, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa melalui
Pendekatan Keterampilan Proses pada Kelas I SMUN 10 Bandar Lampung. Jurnal Pendidikan
Pembelajaran, Volume 2, Nomor 3, Desember 2004, hal. 144.
31
Bambang Suhartawan, Mengoptimalkan Proses IPA dalam Pembelajaran di
Laboratorium. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 2, No. 2, 2004, hal. 121.
28

setting pembelajaran kooperatif teknik STAD lebih baik dibanding


pembelajaran yang tidak menggunakan pembelajaran kooperatif.32
Indrianingsih dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Pendekatan
Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar tentang
Konsep Ekosistem Bernuansa Nilai. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
peningkatan hasil belajar siswa pada konsep ekosistem.33

C. Kerangka Pikir
Beranjak dari masalah-masalah pada pembelajaran biologi siswa,
salah satunya metode pembelajaran yang masih bersifat konvensional,
sehingga membuat siswa akan merasa kesulitan dalam memahami suatu
konsep materi dan hal ini tentu berpengaruh terhadap hasil belajar biologi
siswa. Untuk itu peran guru sebagai pemberi ilmu sudah harus bergeser
kepada peran baru yang lebih kondusif bagi siswa menyiapkan diri dalam
persaingan global sesuai tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Mengingat percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya
orang yang menyalurkan semua fakta dan teori-teori dengan menggunakan
metode ceramah (pendekatan ekspositori) yang dilakukan di sekolah. Untuk
mengatasi hal ini perlu pengembangan keterampilan memperoleh dan
memproses semua fakta, konsep, dan prinsip pada diri siswa.
Keterampilan proses sains mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
karena ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak namun penemuannya bersifat
relatif. Siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika
disertai dengan contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi dengan cara mempraktekan sendiri. Karena kelebihan
32
Perdy Karuru, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting Pembelajaran
Kooperatif Teknik STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, No. 045, Tahun ke-9, November 2003, hal. 804.
33
Indrianingsih, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan
Hasil Belajar tentang Konsep Ekosistem Bernuansa Nilai, (Jakarta: Skripsi UIN, 2009)
29

keterampilan proses membuat siswa menjadi bersifat kreatif, aktif, terampil


dalam berpikir dan terampil dalam memperoleh pengetahuan. Dengan
keterampilan maka siswa dapat mengasah pola berpikirnya sehingga dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar.
Keterampilan proses meliputi observasi, menafsirkan, klasifikasi,
meramalkan, berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan,
menerapkan konsep, dan mengajukan pertanyaan. Konsep ekosistem perlu
menggunakan keterampilan proses sains karena perlunya pengamatan
langsung sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar melalui
pembelajaran keterampilan proses sains. Dengan pendekatan tersebut siswa
dapat meningkatkan kreatifitas, keaktifan, kemampuan berpikir, sehingga
hasil belajar dapat meningkat. Jadi diharapkan pada pembelajaran yang
menggunakan pendekatan keterampilan proses sains dapat meningkatkan
hasil belajar biologi siswa pada konsep ekosistem.

1. Guru menggunakan pendekatan konsep.


2. Keterampilan proses ilmiah siswa tidak berkembang.
3. Hasil belajar biologi yang rendah.

Proses Pembelajaran

Pendekatan Keterampilan Proses


Sains

Konsep ekosistem

Hasil belajar
meningkat

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir


30

D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoritis dan penyusunan kerangka pikir, maka
hipotesis penelitian ini adalah pendekatan keterampilan proses sains
berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa.
31

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 4 Kota Tangerang


Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester genap tahun ajaran
2010/2011, pada bulan Mei 2011.

B. Metode dan Desain Penelitian


1. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu
(quasi experiment), yaitu suatu desain eksperimen yang memungkinkan
peneliti mengendalikan variabel sebanyak mungkin dari situasi yang ada
karena tidak memungkinkan mengontrol variabel dengan penuh. 1 Jadi,
penelitian harus dilakukan secara kondisional dengan tetap memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi validitas hasil penelitian.
Peneliti akan membagi kelas yang diteliti menjadi dua kelas, yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses, sedangkan kelas kontrol
menggunakan pendekatan konsep.

2. Desain Penelitian
Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelas dilakukan pretest
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep
ekosistem. Kemudian keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, setelah
itu pada kedua kelas dilakukan posttest untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa terhadap konsep ekosistem. Desain penelitian yang

1
Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 222.
32

digunakan adalah pretest-posttest control group design . Bentuk desain


penelitian tersebut adalah:2

Tabel 3.1. Desain Penelitian


Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

Eksperimen: kelas eksperimen dengan pendekatan keterampilan proses sains


Kontrol : kelas kontrol dengan pendekatan konsep
X1 : perlakuan dengan pendekatan keterampilan proses sains
X2 : perlakuan dengan pendekatan konsep
O1 : pemberian pretest
O2 : pemberian posttest

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Populasi terbagi dua,


yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan. Sedangkan
populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota
Tangerang Selatan. Kelas X dikelompokkan secara paralel berjumlah delapan
kelas.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.4 Sampel yang digunakan diambil dari populasi terjangkau
dengan cara purpossive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan
berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti.5
Berdasarkan pertimbangan, sampel diambil dengan kesamaan rata-rata
hasil belajar siswa dan guru. Dengan demikian, subjek penelitian yang dipilih
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 112.
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 130.
4
Sugiyono, Op.cit., h. 118.
5
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2006), h. 63.
33

yaitu kelas X.8 berjumlah 35 siswa sebagai kelas eksperimen, dan kelas X.7
berjumlah 35 siswa sebagai kelas kontrol.

D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
Variabel bebas (X) : Pendekatan keterampilan proses sains.
Variabel terikat (Y) : Hasil belajar biologi siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui teknik tes berupa pilihan
ganda dan nontes berupa lembar observasi. Adapun urutan pengumpulan data
dilakukan sebagai berikut:
1. Memberikan tes kemampuan awal (pretest) tentang konsep ekosistem di
kedua kelas tersebut.
2. Memberikan tes kemampuan akhir (posttest) tentang konsep ekosistem di
kedua kelas eksperimen dengan soal yang sama.
3. Memberikan lembar observasi dan angket sebagai data sekunder untuk
mengetahui tercapai tidaknya kegiatan pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian
1. Tes Objektif
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.6
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hasil belajar pada ranah kognitif. Bentuk tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes objektif yang berupa pilihan ganda. Masing-
masing item pada soal pilihan ganda terdiri lima alternatif jawaban dengan
satu jawaban yang benar. Kisi-kisi instrumen penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 3.2.

6
Suharsimi Arikunto, Op.cit., h. 150.
34

Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian7

Aspek kognitif
No Indikator Soal yang
Sub konsep C1 C2 C3 C4 C5 C6
digunakan
1 Mendeskripsikan Komponen 1, 2*, 4*, 5*, 8*, 10, 8
komponen abiotik dan
3* 6*, 9* 11
penyusun abiotik biotik.
dan biotik dalam 7*
ekosistem.
2 Menjelaskan pola- Pola-pola 12 13*, 15*, 17*, 19*, 7
pola hubungan
14 16* 18* 20*
hubungan/interaksi dalam
dalam ekosistem. ekosistem.
3 Menjelaskan tipe- Tipe-tipe 21, 23 24* 25* 26, 4
tipe ekosistem. ekosistem.
22* 27*,
28
4 29* 30*, 35 36*, 40, 42* 5
Mendeskripsikan Aliran
31*, 37, 41
aliran energi, anergi, rantai
rantai makanan makanan, 32, 38,
dan piramida dan piramida
33, 39
energi. energi.
34
5 Meramalkan Ketidakseim 43 44, 47, 50 1
kemungkinan bangan
45, 48,
terjadinya dalam
ketidakseimbangan ekosistem. 46* 49
jika salah satu
komponen
musnah.
Jumlah 8 12 10 10 6 4 25

Keterangan:
C1 : Ingatan (recalling) C4 : Analisis (analysis)
C2 : Pemahaman (comprehension) C5 : Sintesis (synthesis)
C3: Penerapan (application) C6 : Evaluasi (evaluation)8

Nomor soal yang bertanda bintang (*) adalah nomor soal yang digunakan
dalam penelitian berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan.

2. Lembar Observasi
Teknik nontes dalam penelitian ini berupa observasi. Observasi
adalah metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan

7
Lampiran 9, h. 116
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2005),h. 117 120.
35

dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti.9 Meliputi kegiatan


pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.
Observasi dilakukan untuk mengadakan pencatatan mengenai aktivitas
siswa dalam belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses sains pada pembelajaran di kelas. Data yang diperoleh
dari lembar observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses sains. Analisis persentase
tiap aspek keterampilan proses sains siswa dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Persentase = Skor yang diperoleh X 100%
Skor ideal yang diharapkan

3. Respon Siswa
Angket adalah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada
responden untuk mengungkapkan pendapat, keadaan, kesan yang ada pada
responden sendiri maupun di luar dirinya. Dalam penelitian ini angket
digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran biologi dengan pendekatan keterampilan proses sains.
Angket yang digunakan pada penelitian ini berbentuk skala likert dimana
pada skala ini siswa memberikan respon terhadap pernyataan-pernyataan
respon dengan memilih:
SS : jika sangat setuju
S : jika setuju
TS : jika tidak setuju
STS : jika sangat tidak setuju

Analisis persentase sikap siswa dapat dihitung dengan


menggunakan rumus:

P = F/N x 100%

9
M. Hariwijaya dan Triton, Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: Oryza, 2007), Cet
ke-I, h. 63.
36

Keterangan :
P : angka persentase
F : frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N : jumlah individu

G. Kalibrasi Instrumen
Sebelum dilakukan pengambilan data, terlebih dahulu instrumen yang
akan digunakan diuji pada kelompok siswa yang dianggap sudah mengikuti
pokok bahasan yang akan disampaikan. Setelah itu instrumen diukur tingkat
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda sehingga dapat
dipertimbangkan apakah instrumen tersebut dapat dipakai atau tidak.

1. Uji validitas
Salah satu ciri tes itu baik adalah apabila tes itu dapat tepat
mengukur apa yang hendak diukur atau istilahnya valid atau shahih.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instrumen. Instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid akan memiliki validitas yang
rendah.10 Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini
menggunakan rumus korelasi point biserial.11 Rumus yang digunakan
adalah:

Xi Xt pi
rpbis(i )
St qi

Keterangan:
rpbis (i) : koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor
total
Xi : rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i
Xt : rata-rata skor total semua responden
St : standar deviasi skor total semua responden
pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i
qi : proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i

10
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 168.
11
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 109-110.
37

Pengujian validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan


ANATES. Berdasarkan perhitungan uji validitas maka dari 50 soal tes
yang diuji cobakan pada kelas XI terdapat 25 soal yang valid dan
diberikan kepada sampel sebagai prestest dan posttest, yaitu soal nomor 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 27, 29, 30, 31, 36,
42, 46.

2. Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah dengan
melakukan pengukuran reliabilitas. Reliabilitas alat penilaian adalah
ketetapan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji reliabilitas
untuk butir soal objektif dilakukan dengan rumus Kuder Richardson atau
yang dikenal dengan K-R 20, yaitu:12

X
2

X 2

n S pq
2
2 n
r11 = , dengan S =
n 1 S2 n

Keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyak item
S : standar deviasi dari tes

Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut:


(a) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
(b) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi
(c) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup
(d) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah
(e) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes biologi


menggunakan ANATES, diperoleh informasi bahwa untuk n=50
reliabilitas dari 25 soal yang telah diuji cobakan tergolong memiliki

12
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 100-101.
38

reliabilitas tinggi (0,76).

3. Uji Tingkat Kesukaran


Bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal
disebut indeks kesukaran. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu
soal digunakan rumus:13
B
P=
N

Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi Indeks Kesukaran:


0,00-0,25 : soal termasuk kategori sukar
0,26-0,75 : soal termasuk kategori sedang
0,76-1,00 : soal termasuk kategori mudah

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran dengan


menggunakan ANATES, diperoleh soal kategori sangat sukar berjumlah 4
yaitu nomor 5, 28, 45, dan 50. Soal kategori sukar berjumlah 3 yaitu
nomor 13, 17, dan 18. Soal kategori sedang berjumlah 30 yaitu nomor 1, 2,
4, 6, 8, 9, 12, 14, 15, 16, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34,
36, 38, 42, 43, 44, 46, dan 49. Soal kategori mudah berjumlah 8 yaitu
nomor 10, 11, 21, 35, 37, 39, 40, dan 48. Soal kategori sangat mudah
berjumlah 5 yaitu nomor 3, 7, 26, 41, dan 47.

4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Untuk menentukan daya pembeda, maka digunakan rumus sebagai
berikut:14

13
Ahmad Sofyan, Op.Cit., h. 103-104.
14
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 211-218.
39

D=

Keterangan:
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya jumlah peserta kelompok atas
JB = banyaknya jumlah peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar

Klasifikasi harga daya pembeda (DP):


D : 0,00-0,20 = jelek (poor)
D : 0,20-0,40 = cukup (satisfactory)
D : 0,40-0,70 = baik (good)
D : 0,70-1,00 = baik sekali (excellent)

Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda masing-masing butir


soal dihitung menggunakan ANATES, diperoleh hasil daya pembeda
terendah sebesar -10,00 termasuk dalam kategori jelek, dan tertinggi
sebesar 90,00 termasuk dalam kategori baik sekali.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji prasyarat analisis data (uji normalitas)


a. Uji kenormalan distribusi populasi
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan adalah
uji Liliefors.15
Lo = F(Zi) S(Zi)

Keterangan:
Lo/Lobservasi : peluang mutlak tesebar
F(Zi) : peluang angka baku
S(Zi) : proporsi angka baku

Kriteria pengujian:
Lhitung < Ltabel, data berdistribusi normal
Lhitung > Ltabel, data tidak berdistribusi normal

15
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2001), h. 466.
40

b. Uji homogenitas varians


Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua
keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji
Fisher.16 Dengan rumus yang digunakan yaitu:

n X 2 ( X ) 2
2
S1 Varians terbesar
F= , di mana S 2
S2
2
Varians terkecil n( N 1)

Keterangan:
F : Homogenitas
S12 : varians besar
S22 : varians terkecil

Adapun kriteria pengujiannya adalah:


1) Terima Ho jika harga Fhitung < Ftabel
2) Tolak Ho jika harga Fhitung > Ftabel = 0,05 dan derajat kebebasan

2. Analisis N-Gain
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Untuk menghitung
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah
pembelajaran berlangsung digunakan rumus Normalized Gain oleh
Meltzer, sebagai berikut:17
( skor posttest skor pretest )
N-Gain =
( skorideal skorpretest )

Menurut Hake Gain skor ternormalisasi menunjukan tingkat


efektivitas perlakuan dari pada perolehan skor atau postes. Terdapat tiga
kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi:
g-tinggi : nilai (<g>)>0,7
g-sedang: nilai 0,7 e(<g>)e0,3
g-rendah : nilai (<g>)<0,318

16
Sudjana, Ibid., h. 249-251.
17
Meltzer E. David, The Relationship between mathematics preparation and conceptual
learning gains in physics: a possible hidden variable in diagnostic pretest scores. Tersedia di
http://www.physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf . (23 Juni 2011).
18
Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, American Educational Research
Associations Division, Measurrement and Research Methodology, 1999, h. 1
41

3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian ini dengan menggunakan uji t. Uji t
digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh pendekatan keterampilan
proses sains terhadap hasil belajar biologi siswa. Rumus Uji t:19
a. Menentukan hipotesis.
Ho = 1 = 2
Ha = 1 2
b. Menentukan
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05.
c. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis
Kriterianya: Ho diterima, jika thitung < ttabel
Ha diterima, jika thitung > ttabel
d. Menentukan thitung
Jika berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukkan bahwa kedua
kelompok mempunyai varians yang sama maka untuk pengujian
hipotesis ini digunakan rumus:

(n1 1) s1 (n 2 1) s 2
2 2
X X2
thitung= 1 dengan S =
1 1 n1 n2 2
S
n1 n2

Keterangan:
X 1 : rata-rata posttest kelas eksperimen
X 2 : rata-rata posttest kelas kontrol
S12 : variansi kelas eksperimen
S22 : variansi kelas kontrol
n1 : jumlah siswa kelas eksperimen
n2 : jumlah siswa kelas kontrol

4. Hipotesis Statistik

Secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut:


Ho = 1 = 2
Ha = 1 2

19
Sudjana, Op.Cit., h.239.
42

Keterangan:
Ho = Hipotesis nihil
Ha = Hipotesis alternatif
1 = Rata-rata hasil belajar biologi siswa yang menggunakan pendekatan keterampilan
proses sains
2 = Rata-rata hasil belajar biologi siswa yang menggunakan pendekatan konsep
43

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Data Pretest
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal
pilihan ganda sebanyak 25 butir, nilai pretest kelas eksperimen memiliki
rentang atau sebaran 40 dengan nilai tertinggi 72, nilai terendah 32, dan
standar deviasi 11,02 dengan banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 7
sehingga diperoleh skor rata-rata 53,2.1 Sedangkan data yang diperoleh
berdasarkan nilai pretest kelas kontrol memiliki rentang atau sebaran 40
dengan nilai tertinggi yaitu 68, nilai terendah 28, dan standar deviasi 12,96
dengan banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 7 sehingga diperoleh skor
rata rata 50,2.2 Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel 4.1.

Tabel 4.1
Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

No. Nilai Pretest Pretest


Eksperimen Kontrol
1. N. tertinggi 72 68
2. N. terendah 32 28
3. Rata-rata 53,2 50,2
4. Standar Deviasi 11,02 12,96

2. Data Posttest
Data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal pilihan ganda
sebanyak 25 butir, nilai posttest kelas eksperimen memiliki rentang atau
sebaran 40 dengan nilai tertinggi yaitu 92, nilai terendah 52, dan standar

1
Lampiran 20, h. 138-139
2
Lampiran 24, h.146-147
44

deviasi 10,33 dengan banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 7 sehingga


diperoleh skor ratarata 80,4.3 Sedangkan data yang diperoleh berdasarkan
nilai posttest kelas kontrol memiliki rentang atau sebaran 40 dengan nilai
tertinggi 80, nilai terendah 40, dan standar deviasi 11,30 dengan
banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 7 sehingga diperoleh skor rata rata
65,8.4 Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel 4.2.

Tabel 4.2
Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

No. Nilai Posttest Posttest


Eksperimen Kontrol
1. N. tertinggi 92 80
2. N. terendah 52 40
3. Rata-rata 80,4 65,8
4. Standar Deviasi 10,33 11,30

3. Hasil Data N-gain


Hasil N-gain pada kelas eksperimen termasuk dalam kategori
sedang yaitu sebesar 0,58. Siswa yang mempunyai nilai dengan kategori
tinggi sebanyak 10 siswa, sedang sebanyak 21 siswa dan rendah sebanyak
4 siswa.5 Begitupula N-gain pada kelas kontrol termasuk dalam kategori
sedang yaitu sebesar 0,33. Siswa yang mempunyai nilai dengan kategori
tinggi tidak terdapat satu siswa, sedang sebanyak 29 siswa dan rendah
sebanyak 6 siswa.6 Adapun kategorisasi N-gain kelas eksperimen dan
kontrol disajikan dalam bentuk tabel 4.3.

3
Lampiran 22, h. 142-143
4
Lampiran 26, h. 150-151
5
Lampiran 17, h. 133-134
6
Lampiran 18, h. 135-136
45

Tabel 4.3
Kategorisasi N-gain Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kategorisasi Frekuensi Frekuensi


Eksperimen Kontrol
Tinggi 10 -
Sedang 21 29
Rendah 4 6
Jumlah 35 35

4. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains


Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Hal yang diamati berupa keterampilan proses sains siswa yang muncul
selama proses pembelajaran berlangsung.7 Data tersebut disajikan dalam
bentuk tabel 4.4.

Tabel 4.4
Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains

Keterlaksanaan
Aspek KPS
Persentase
Mengamati 85,71%
Klasifikasi 83,33%
Menafsirkan pengamatan 66,7%
Berkomunikasi 70,24%

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui persentase


keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen, tampak bahwa
aspek keterampilan proses sains masih tergolong rendah yaitu aspek
menafsirkan pengamatan. Namun secara keseluruhan persentase aspek
keterampilan proses sains kelas eksperimen mempunyai hasil observasi
yang baik.

7
Lampiran 14, h. 128
46

5. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran


Berdasarkan angket yang disebarkan kepada siswa pada akhir
pembelajaran, diperoleh data mengenai sikap siswa terhadap pembelajaran
biologi dengan pendekatan keterampilan proses sains pada konsep
ekosistem. Angket dihitung dengan menggunakan persentase sikap siswa.8
Data disajikan dalam bentuk tabel 4.5.

Tabel 4.5
Data Respon Siswa mengenai Pembelajaran Biologi dengan
Pendekatan KPS

No Respon Respon Persentase


1 Respon siswa mengenai pembelajaran 92,25%
biologi dengan pendekatan keterampilan
proses sains.
2 Respon siswa mengenai pelaksanaan 94,85%
aspek-aspek KPS.

B. Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan ujit,
maka terlebih dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat analisis data
berupa uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas
a. Hasil Uji Normalitas Pretest
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu
data nilai pretest kelas X.8 sebagai kelas eksperimen dan data nilai pretest
kelas X.7 sebagai kelas kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data
digunakan rumus Uji Liliefors. Perhitungan uji normalitas ini disajikan
pada lampiran.9 Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan
tersebut.

8
Lampiran 15, h. 129-130
9
Lampiran 20, h. 138-152
47

Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Uji Liliefors

Data Jumlah Lo Ltabel Kesimpulan


sampel (Lhitung)
Nilai Pretest 35 0,1152 0,1497 Data normal
0,05 kelas
eksperimen
Nilai Pretest 35 0,1280 0,1497 Data normal
kelas kontrol

Nilai Ltabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis L untuk
uji liliefors pada taraf signifikansi 5%. Kolom keputusan dibuat didasarkan
pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas, yaitu jika Lo (Lhitung) <
Ltabel maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika Lo
(Lhitung) > Ltabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada
tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai Lo (Lhitung) kedua data lebih kecil
dari nilai Ltabel, sehingga dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi
normal.

b. Hasil Uji Normalitas Posttest


Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu
data nilai posttest kelas X.8 sebagai kelas eksperimen dan data nilai
posttest kelas X.7 sebagai kelas kontrol. Untuk menguji normalitas kedua
data digunakan uji liliefors. Perhitungan uji normalitas ini disajikan pada
lampiran.10 Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan
tersebut.
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest Uji Liliefors

Data Lo Ltabel Kesimpulan


Sampel (Lhitung)
Nilai Posttest 35 0,1314 0,1497 Data normal
0,05 eksperimen

10
Lampiran 22, h. 142-152
48

Data Lo Ltabel Kesimpulan


Sampel (Lhitung)
Nilai Posttest 35 0,1056 0,1497 Data normal
kontrol

Nilai Ltabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis L untuk
uji liliefors pada taraf signifikansi 5%. Kolom keputusan dibuat didasarkan
pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas, yaitu jika Lo (Lhitung) <
Ltabel maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika Lo
(Lhitung) > Ltabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada
tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai Lo (Lhitung) kedua data lebih kecil
dari nilai Ltabel, sehingga dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi
normal.

2. Uji Homogenitas
a. Hasil Uji Homogenitas Pretest
Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas
juga diperlukan sebagai uji prasyarat analisis statistik terhadap kedua data
nilai pretest. Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan
Uji Fisher yang disajikan pada lampiran.11 Berikut ini adalah hasilnya.

Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest
Data Nilai Nilai Fhitung Nilai Ftabel Keputusan
Varians
Nilai Pretest
kelas 121,635 1,38 1,76 Kedua data
eksperimen homogen
Nilai Pretest 168,165
kelas kontrol

Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas,


pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis

11
Lampiran 27, h. 153
49

homogenitas yaitu jika nilai Fhitung < Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua
data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka
dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki varians yang homogen. Hasil
perhitungan tersebut nilai Fhitung < Ftabel sehingga dinyatakan bahwa kedua
data memiliki varians yang homogen.

b. Hasil Uji Homogenitas Posttest


Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas
juga diperlukan sebagai uji prasyarat analisis statistik terhadap kedua data
nilai posttest. Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan
Uji Fisher yang disajikan pada lampiran.12 Berikut ini adalah hasilnya.

Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Posttest

Data Nilai Nilai Fhitung Nilai Ftabel Keputusan


Varians
Nilai Posttest
kelas 106,894 Kedua data
eksperimen 1,19 1,76 homogen
Nilai Posttest 127,811
kelas kontrol

Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas,


pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis
homogenitas yaitu jika nilai Fhitung < Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua
data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka
dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki varians yang homogen.
Tampak bahwa hasil perhitungan tersebut nilai Fhitung < Ftabel sehingga
dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen.

12
Ibid., h. 154
50

C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui adanya
pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar
biologi siswa.
Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diketahui
bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka dari itu
pengujian hipotesis menggunakan t test. t test yang dilakukan
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan keterampilan proses
sains terhadap hasil belajar biologi siswa. t test dilakukan dengan
membandingkan posttest pada masing-masing kelas.
Untuk memperoleh thitung berdasarkan hasil rata-rata posttest dari
kedua kelas yaitu eksperimen dan kontrol. Rata-rata posttest kelas
eksperimen sebesar 80,4 dengan standar deviasi 10,33 sedangkan kelas
kontrol sebesar 65,8 dengan standar deviasi 11,30. Nilai dari standar
deviasi masing-masing kelas digabungkan dengan mencari standar deviasi
gabungan dengan hasil yaitu 10,81.
Untuk memperoleh nilai thitung dilakukan perhitungan dengan
menggunakan uji t. Dari hasil perhitungan antara posttest kelas
eksperimen dan kontrol diperoleh thitung = 5,64 dengan dk (derajat
kebebasan) sebesar 68 (35+352) maka diperoleh ttabel pada taraf
signifikansi 0,05 sebesar 2,00.

Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest

Data Nilai Nilai thitung Nilai ttabel Keputusan


Posttest
Nilai Posttest
kelas 80,4
eksperimen 5,64 2,00 Ha diterima
Nilai Posttest 65,8
kelas kontrol
51

Didapat penghitungan posttest kelas eksperimen dan kontrol thitung>


ttabel (5,64 > 2,00). Hal ini menunjukkan Ha diterima, artinya pendekatan
keterampilan proses sains berpengaruh terhadap hasil belajar biologi
siswa.13

D. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan dapat membuktikan bahwa pendekatan
keterampilan proses sains berpengaruh terhadap hasil belajar biologi
siswa. Hal ini dimungkinkan karena pendekatan keterampilan proses sains
lebih banyak menekankan kepada cara belajar siswa aktif dengan
memperhatikan proses pencapaian hasil belajar. Tugas guru tidak lagi
memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi yang menggiring
siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta
menemukan fakta dan konsep sendiri. Sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Perdy Karuru yang menyatakan bahwa mengubah
pembelajaran dari teacher center menjadi student center serta dapat
mendapatkan proporsi jawaban benar siswa dan hasil pembelajaran yang
diajar dengan pendekatan keterampilan proses lebih baik dibanding
pembelajaran yang tidak menggunakan pembelajaran keterampilan
proses.14
Pada penelitian ini, penulis bertindak sebagai guru dalam
pembelajaran pendekatan keterampilan proses sains di SMA Negeri 4
Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan selama tiga kali
pertemuan pada konsep ekosistem yang dilaksanakan pada dua kelas, yaitu
kelas X.8 berjumlah 35 siswa yang diajarkan dengan pendekatan KPS, dan
kelas X.7 berjumlah 35 siswa yang diajarkan dengan pendekatan konsep.
Adapun posisi peneliti adalah sebagai motivator dan fasilitator bagi kelas
eksperimen dan kontrol, apabila terdapat hal-hal dari kegiatan belajar yang

13
Lampiran 28, h. 155-156.
14
Perdy Karuru, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting Pembelajaran
Kooperatif Teknik STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, No. 045, Tahun ke-9, November 2003, hal. 804.
52

belum dimengerti oleh siswa dalam kelompok, sehingga setiap kelompok


dapat memecahkan solusi dari permasalahan secara bersama. Penulis
bertindak sebagai guru dalam pembelajaran pendekatan keterampilan
proses sains adalah diawali dengan membentuk kelompok kecil yang
terdiri dari lima siswa yang telah dibuat oleh guru secara heterogen,
menyampaikan materi dasar mengenai konsep ekosistem oleh guru kepada
seluruh siswa, membagikan lembar kerja pada setiap kelompok, meminta
kelompok untuk mengadakan pengamatan sesuai petunjuk LKS, meminta
siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya dalam menjawab lembar
kerja siswa dan mengkomunikasikannya.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui pretest, kedua kelas
memiliki rata-rata yang tidak berbeda jauh. Kelas eksperimen dengan rata-
rata 53,2, nilai tertinggi 72, dan nilai terendah 32. Sedangkan kelas kontrol
dengan rata-rata 50,2, nilai tertinggi 68, dan nilai terendah 28. Setelah
diberikan perlakuan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik
dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan data yang diperoleh
melalui posttest, kelas eksperimen dengan rata-rata 80,4, nilai tertinggi 92,
dan nilai terendah 52. Sedangkan kelas kontrol dengan rata-rata 65,8, nilai
tertinggi 80, dan nilai terendah 40.
Berdasarkan perolehan nilai N-gain, kelas eksperimen memiliki
rata-rata 0,58, dengan kategori tinggi sebanyak 10 siswa, sedang sebanyak
21 siswa, dan rendah sebanyak 4 siswa. Sedangkan kelas kontrol memiliki
rata-rata 0,33, dengan kategori tinggi tidak terdapat satu siswa, sedang
sebanyak 29 siswa, dan rendah sebanyak 6 siswa. Dengan demikian, siswa
kelas eksperimen mempunyai hasil rata-rata dan kategori N-gain lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Indrianingsih yang menyatakan bahwa
dengan keterampilan proses sains pada konsep ekosistem dapat
meningkatkan hasil belajar siswa menuju ke kategori sedang.15

15
Indrianingsih, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan
Hasil Belajar tentang Konsep Ekosistem Bernuansa Nilai, (Jakarta: Skripsi UIN, 2009)
53

Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan


belajar mengajar selama pembelajaran menggunakan pendekatan
keterampilan proses sains. Guru bidang studi biologi dan teman sebaya
yang berperan sebagai observer atau pengamat selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan mengacu pada
lembar observasi yang telah dibuat sesuai dengan aspek-aspek KPS.16
Berdasarkan hasil observasi, pembelajaran dengan pendekatan
KPS menciptakan bentuk kegiatan pengajaran yang bervariasi, agar siswa
terlibat dalam berbagai pengalaman. Pengalaman yang didapat melalui
pendekatan keterampilan proses sains dapat mengembangkan kemampuan
dasar siswa menjadi kreatif, aktif, terampil dalam berpikir dan terampil
dalam memperoleh pengetahuannya. Pembelajaran ini juga dapat
mengasah pola berpikirnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.17
Hal ini sesuai dengan data hasil observasi pada kelas eksperimen
pada aspek mengamati setiap kegiatan kelompok yang diberikan
mendapatkan persentase sebesar 85,71%. Sedangkan berdasarkan respon
sikap siswa, kemampuan siswa mengumpulkan data sesuai pengamatan
mendapatkan persentase sebesar 85,7%. Hal ini menunjukkan bahwa
hampir seluruh siswa terampil dalam hal mengamati dan mengumpulkan
data-data sesuai pengamatan. Begitu pula pada aspek mengklasifikasi,
setiap kegiatan kelompok yang diberikan mendapatkan persentase sebesar
83,33%. Berdasarkan respon sikap siswa, kemampuan siswa
mengelompokkan data sesuai pengamatan mendapatkan persentase sebesar
94,29%. Hal ini juga menunjukkan bahwa siswa baik dalam hal
mengklasifikasi dan mampu mengelompokkan data-data sesuai
pengamatan.
Namun, pada aspek menafsirkan hasil pengamatan setiap kegiatan
kelompok yang diberikan mendapatkan persentase sebesar 66,7%. Padahal
berdasarkan respon sikap, siswa bisa menafsirkan hasil pengamatan untuk

16
Lampiran 13, h. 126
17
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 74.
54

dijadikan kesimpulan dengan mendapatkan persentase sebesar 100%.


Tidak sesuainya persentase antara observasi dan respon siswa
menunjukkan bahwa kemungkinan siswa belum memahami teknik dalam
menafsirkan data, sehingga penilaian observer menyatakan siswa belum
terampil dalam hal menafsirkan hasil pengamatan.
Selanjutnya aspek berkomunikasi setiap kegiatan kelompok yang
diberikan mendapatkan persentase sebesar 70,24%. Berdasarkan respon
sikap, kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi serta membuat
kesimpulan dengan mendapatkan persentase sebesar 97,1%. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa cukup terampil dalam hal berkomunikasi.18
Berbeda dengan proses pembelajaran pada kelas kontrol, siswa
tidak diberikan perlakuan dalam mengerjakan LKS, tidak berdiskusi
kelompok dan hanya guru yang menjadi sumber pembelajaran. Dimana
guru hanya berperan sebagai pengarah dalam membangun potensi siswa
sedangkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan konsep ada kecenderungan siswa dituntut
mengingat konsep bukan diajak melakukan kegiatan untuk mendapatkan
darimana konsep itu diperoleh, sehingga pada akhirnya akan berpengaruh
pada lama tidaknya penyimpanan pengetahuan di dalam memori siswa.
Berdasarkan pengujian hipotesis sebelumnya, menyatakan bahwa
adanya pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap hasil
belajar biologi siswa. Setelah melakukan uji normalitas dan uji
homogenitas, diketahui bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan
homogen, maka dari itu pengujian hipotesis menggunakan t test . t test
yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan
keterampilan proses sains terhadap hasil belajar biologi siswa. t test
dilakukan dengan membandingkan posttest pada masing-masing kelas.
Perbedaan rata-rata hasil belajar biologi antara kedua kelas
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan keterampilan
proses sains lebih baik dibandingkan pembelajaran dengan pendekatan

18
Lampiran 16, h.131-132
55

konsep. Karena berdasarkan nilai rata-rata posttest siswa kelas eksperimen


(80,4) lebih tinggi dari pada nilai rata-rata posttest kelas kontrol (65,8).
Dengan menggunakan t test nilai posttest kedua kelas tersebut diperoleh
juga thitung > ttabel, yaitu 5,64 > 2,00. Hal ini menunjukkan adanya
pengaruh pendekatan keterampilan proses terhadap hasil belajar biologi
siswa, sehingga pada kelas eksperimen hasil belajar lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar biologi siswa pada kelas kontrol. Hasil
penelitian ini senada dengan Kartini Herlina yang menyatakan bahwa
pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas,
pemahaman, dan hasil belajar siswa.19
Berdasarkan perhitungan pengujian hipotesis menunjukkan t test
didapatkan thitung = 5,64 dengan dk (derajat kebebasan) sebesar 68 maka
diperoleh ttabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,00. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
pendekatan keterampilan proses sains berpengaruh terhadap hasil belajar
biologi siswa. Hal ini senada dengan hasil penelitian Lillah Fauziah dalam
skripsinya yang berjudul Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains
pada Konsep Cahaya yang Terintegrasi Nilai Terhadap Hasil Belajar
Siswa. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan keterampilan proses sains berpengaruh terhadap hasil belajar
fisika siswa.20 Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Haryono yang menyatakan bahwa model pembelajaran keterampilan
proses sains cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan proses sains
siswa dan pencapaian hasil belajarnya secara keseluruhan.21

19
Kartini Herlina, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa melalui
Pendekatan Keterampilan Proses pada Kelas I SMUN 10 Bandar Lampung. Jurnal Pendidikan
Pembelajaran, Volume 2, Nomor 3, Desember 2004, hal. 144.
20
Lillah Fauziah, Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains pada Konsep Cahaya
yang Terintegrasi Nilai Terhadap Hasil Belajar Siswa, (Jakarta: skripsi UIN, 2009).
21
Haryono, Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Jurnal
Pendidikan Dasar, Volume 7, No. 2, 2006, hal. 11.
56

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pendekatan keterampilan proses sains berpengaruh terhadap hasil
belajar biologi siswa pada konsep ekosistem, dengan thitung > ttabel (5,64 >
2,00) dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan 68.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sains
pada konsep ekosistem cukup efektif dalam meningkatkan aktifitas siswa,
hal ini dapat dilihat melalui hasil observasi saat pembelajaran berlangsung.

B. Saran
Guru biologi khususnya berupaya untuk selalu meningkatkan
kualitas pembelajarannya, dengan menerapkan pendekatan dan model
yang bervariasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar. Manajemen waktu yang baik dalam penerapan
setiap pendekatan, yang akan memberikan dampak yang positif pula
terhadap hasil belajar yang ingin dicapai.
57

DAFTAR PUSTAKA

Ango L, Mary. 2002. Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use
in the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the
Nigerian Context, International Journal of Educology, Volume 16, No.
1.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,


Jakarta: Rineka Cipta.

________. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: Bumi


Aksara.

BSNP, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Balitbang
Depdiknas.

David, E Meltzer. The Relationship between mathematics preparation and


conceptual learning gains in physics: a possible hidden variable in
diagnostic pretest scores, dari
http://www.physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_gain.
pdf . (23 Juni 2011).

Devi K, Poppy dkk. Pendekatan Keterampilan Proses pada Pembelajaran IPA,


diakses dari http://bpgdisdik-jabar.com/materi/6_sma_biologi_1.pdf. (7
Januari 2011).

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Djaafar Zahara, Tengku. 2001. Kontribusi Strategi Pembelajaran, Jakarta:


Fakultas Ilmu Pendidikan UN-Padang.

Fauziah, Lillah. 2009. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains pada


Konsep Cahaya yang Terintegrasi Nilai Terhadap Hasil Belajar Siswa,
Jakarta: skripsi UIN.

Hake, R Richard. 1999. Analyzing Change/Gain Scores, American Educational


Research Associations Division, Measurrement and Research
Methodology.

Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan


Sistem, Jakarta: Bumi Aksara.

_______ . 2001. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.


58

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Hariwijaya, dan M. Triton. 2007. Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis, Cet. Ke-I.
Jakarta: Oryza.

Harlen, Wayne. 1992. The Teaching of Science: Sudies in Primary Education,


London: David Fulthon Publishing Company.

Haryono, 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses


Sains, Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 7, No. 2.

Herlina, Kartini. 2004. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa
melalui Pendekatan Keterampilan Proses pada Kelas I SMUN 10
Bandar Lampung, Jurnal Pendidikan Pembelajaran, Desember, Volume
2, Nomor 3.

Holil, Anwar. Pendekatan Keterampilan Proses Sains, diakses dari


http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/keterampilan-proses.html. (10
Maret 2011).

Indrianingsih. 2009. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk


Meningkatkan Hasil Belajar tentang Konsep Ekosistem Bernuansa Nilai,
Jakarta: Skripsi UIN.

Karuru, Perdy. 2003. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Seting


Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas
Belajar IPA Siswa SLTP, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No.
045, Tahun ke-9, November.

Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian, Malang: UIN Malang Press.

Mei Yew Teo, Grace. 2007. Promoting Science Process Skills and The Relevance
of Science Through Science Alive Programme, Proceedings of the
Redesigning Pedagogy: Culture, Knowledge and Understanding
Conference, Singapore, May.

Muslim. 2008. Effort to Improve Science Process Skill Students Learning in


Physics Through Inquiry Based Model. Proceeding The Second
International Seminar on Science Education, UPI.

Peraturan Pemerintah RI Bab IV Standar Proses Pasal 19 ayat 1 tentang Standar


Nasional Pendidikan, tersedia di: www.depdiknas.go.id.

Riduwan. 2006. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti


Pemula, Bandung: Alfabeta.
59

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran, Cet. Ke-II. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Rustaman Y, Nuryani dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Cetakan I


Malang: Universitas Negeri Malang.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.

Semiawan, Conny dkk. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana


Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.

Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, Burhanudin Milama. 2006. Evaluasi


Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press.

Sudjana. 2001. Metode Statistika, Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar


Baru Algensindo, Cet. Ke-VI.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Suhartawan, Bambang. 2004. Mengoptimalkan Proses IPA dalam Pembelajaran di


Laboratorium. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 2, No. 2,
2004.

Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo, Cet. Ke-
XIII.

Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.
60

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Kelas Eksperimen

Mata Pelajaran : IPA Biologi


Kelas/Semester : X/ 2
Pertemuan :1
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1 kali pertemuan)

Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar 4.1
Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia.

Indikator
1. Menjelaskan komponen penyusun ekosistem.
2. Membedakan penyusun komponen biotik dan abiotik dari ekosistem.
3. Mengetahui pengaruh perubahan komponen terhadap ekosistem.

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian ekosistem.
2. Siswa dapat mengelompokkan komponen biotik berdasarkan fungsinya.
3. Siswa dapat mengelompokkan komponen abiotik berdasarkan fungsinya.
4. Siswa dapat membedakan penyusun komponen biotik dan abiotik dari
ekosistem.
5. Siswa dapat mendeskripsikan hubungan antara komponen biotik dengan
abiotik.
6. Siswa dapat mengetahui pengaruh perubahan komponen terhadap
ekosistem.

B. Materi Pembelajaran
- Komponen penyusun ekosistem.
- Komponen biotik dan abiotik.

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Keterampilan Proses Sains
61

Metode : Observasi lingkungan sekolah dan diskusi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Keterampilan
Kegiatan Proses Sains Alokasi
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
Pendahulu 1. Guru memusatkan 1. Siswa merespon 10
an perhatian siswa panggilan guru. menit
dengan mengecek
kehadiran
2. Guru 2. Siswa
menyampaikan mendengarkan
tujuan pembelajaran tujuan
yang ingin dicapai. pembelajaran
yang disampaikan
guru
3. Guru memberikan 3. Siswa
apersepsi tentang mendengarkan
ekosistem dengan dan menjawab
bertanya: pertanyaan yang
a. Apakah makhluk diberikan oleh
hidup bisa hidup guru.
di tempat yang
sama? Misalnya
ikan dan burung.
b. Apa yang kamu
ketahui mengenai
ekosistem?
c. Sebutkan
komponen-
komponen abiotik
dan biotik yang
ada di lingkungan
sekolah?

Kegiatan 4. Guru membagi 4. Siswa bergabung 75 menit


Inti siswa ke dalam dengan
kelompok yang kelompoknya.
heterogen.
Mengamati 5. Guru mengajak 5. Siswa melakukan
siswa melakukan pengamatan di
pengamatan di lingkungan
lingkungan sekolah sekolah.
untuk mengetahui
pengaruh perubahan
komponen terhadap
ekosistem.
6. Guru membimbing 6. Siswa melakukan
62

tiap kelompok kegiatan dengan


secara bergiliran. petunjuk dari
LKS
Klasifikasi 7. Guru membimbing 7. Siswa
dan tiap kelompok untuk memasukkan
Menafsirkan memasukkan hasil hasil pengamatan
pengamatan dan ke dalam tabel
menafsirkan. dan
mengklasifikasika
n secara teoritis
hubungan
penyusun
komponen biotik
dengan
komponen
abiotik. Serta
siswa
menafsirkan hasil
pengamatan.
8. Guru mengarahkan 8. Siswa berdiskusi
siswa untuk bekerja dalam
sama dengan menemukan
kelompoknya. jawaban.
Berkomunika 9. Guru memilih 9. Siswa
si beberapa kelompok mengkomunikasi
untuk menyajikan kan hasil
hasil diskusinya. pengamatan
kelompok.
Penutup 10. Guru 10. Siswa 5 menit
menyimpulkan hasil memperhatikan
diskusi bersama penjelasan guru.
siswa.

E. Media dan Sumber Belajar


1. Buku IPA Biologi untuk SMA kelas X semester II, KTSP, Penerbit
Erlangga, Tahun 2007.
2. Buku IPA Biologi untuk SMA kelas X, KTSP, Penerbit Erlangga, Tahun
2008.
3. Buku Kerja Biologi untuk SMA kelas X, KTSP, Penerbit Esis, Tahun 2007.

F. Penilaian
Penilaian diambil dari lembar penilaian kinerja umum pendekatan
keterampilan proses sains dan LKS.
63

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Kelas Eksperimen

Mata Pelajaran : IPA Biologi


Kelas/Semester : X/ 2
Pertemuan :2
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1 kali pertemuan)

Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar 4.1
Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia.

Indikator
1. Menjelaskan macam-macam interaksi yang terjadi antar individu, antar
populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
2. Membedakan interaksi yang terjadi antar individu, antar populasi, dan antar
komponen biotik dan abiotik.
3. Mengetahui perbedaan interaksi yang terjadi antar individu, antar populasi, dan
antar komponen biotik dan abiotik.

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan macam-macam interaksi yang terjadi antar
individu, antar populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
2. Siswa dapat membedakan interaksi yang terjadi antar individu, antar
populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
3. Siswa dapat menjelaskan tipe-tipe ekosistem.
4. Siswa dapat mengetahui perbedaan interaksi yang terjadi antar individu,
antar populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.

B. Materi Pembelajaran
- Pola-pola hubungan dalam ekosistem
- Tipe-tipe ekosistem

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Keterampilan Proses Sains
64

Metode : Observasi lingkungan sekolah dan diskusi.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Keterampilan
Kegiatan Proses Sains Alokasi
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
Pendahulu 1. Guru memusatkan 1. Siswa merespon 10
an perhatian siswa panggilan guru. menit
dengan mengecek
kehadiran.
2. Guru 2. Siswa
menyampaikan mendengarkan
tujuan pembelajaran tujuan
yang ingin dicapai. pembelajaran
yang disampaikan
guru
3. Guru memberikan 3. Siswa
apersepsi dengan mendengarkan
bertanya: dan menjawab
a. Jenis-jenis pertanyaan yang
interaksi apa saja diberikan oleh
yang kalian guru.
ketahui?
b. Berikan contoh
interaksi yang
kalian sebutkan!
4. Guru 4. Siswa
menghubungkan mendengarkan
materi sebelumnya
dengan materi yang
akan diberikan.
5. Guru meminta siswa 5. Siswa bergabung
untuk bergabung dengan
dengan kelompoknya.
kelompoknya.

Kegiatan Mengamati 6. Guru mengajak 6. Siswa melakukan 75


Inti siswa melakukan pengamatan. menit
pengamatan di
lingkungan sekolah
tentang komponen
yang menyusun
lingkungan sekolah
serta berbagai
interaksi di
dalamnya.
7. Guru membimbing 7. Siswa melakukan
tiap kelompok kegiatan dengan
65

secara bergiliran. petunjuk dari


LKS
Klasifikasi 8. Guru membimbing 8. Siswa
dan tiap kelompok untuk memasukkan
Menafsirkan memasukkan hasil hasil pengamatan
pengamatan dan ke dalam tabel
menafsirkan. dan
mengklasifikasika
n secara teoritis
tentang
komponen yang
menyusun
lingkungan
sekolah serta
berbagai interaksi
di dalamnya.
Serta siswa
menafsirkan hasil
pengamatan.
9. Guru mengarahkan 9. Siswa berdiskusi
siswa untuk bekerja dalam
sama dengan menemukan
kelompoknya. jawaban.
Berkomunika 10. Guru 10. Siswa
si memilih beberapa mengkomunikasi
kelompok untuk kan hasil
menyajikan hasil pengamatan
diskusinya. kelompok.

Penutup 11. Guru 11. Siswa 5 menit


menyimpulkan hasil memperhatikan
diskusi bersama penjelasan guru.
siswa.

E. Media dan Sumber Belajar


1. Buku IPA Biologi untuk SMA kelas X semester II, KTSP, Penerbit
Erlangga, Tahun 2007.
2. Buku IPA Biologi untuk SMA kelas X, KTSP, Penerbit Erlangga, Tahun
2008.
3. Buku Kerja Biologi untuk SMA kelas X, KTSP, Penerbit Esis, Tahun 2007.

F. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian diambil dari lembar penilaian kinerja umum pendekatan
keterampilan proses sains dan LKS.
66

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Kelas Eksperimen

Mata Pelajaran : IPA Biologi


Kelas/Semester : X/ 2
Pertemuan :3
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1 kali pertemuan)

Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar 4.1
Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia.

Indikator
1. Menjelaskan mekanisme aliran energi dan rantai makanan pada makhluk hidup.
2. Membuat contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Memahami konsep piramida ekologi.

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan mekanisme aliran energi pada makhluk hidup.
2. Siswa dapat menjelaskan rantai makanan pada makhluk hidup.
3. Siswa dapat menjelaskan jaring-jaring makanan dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Siswa dapat membuat contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Siswa dapat memahami konsep piramida ekologi.

B. Materi Pembelajaran
- Aliran energi
- Rantai makanan
- Jaring-jaring makanan
- Piramida ekologi

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Keterampilan Proses Sains
67

Metode : Observasi lingkungan sekolah dan diskusi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Keterampilan
Kegiatan Proses Sains Alokasi
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
Pendahulu 1. Guru memusatkan 1. Siswa merespon 10
an perhatian siswa panggilan guru. menit
dengan mengecek
kehadiran
2. Guru 2. Siswa
menyampaikan mendengarkan
tujuan pembelajaran tujuan
yang ingin dicapai. pembelajaran
yang disampaikan
guru
3. Guru memberikan 3. Siswa
apersepsi dengan mendengarkan
bertanya: dan menjawab
a. Apakah rantai pertanyaan yang
makanan itu? diberikan oleh
b. Apa bedanya guru.
rantai makanan
dengan jaring-
jaring makanan?
4. Guru 4. Siswa
menghubungkan mendengarkan.
materi sebelumnya
dengan materi yang
akan diberikan.
5. Guru meminta siswa 5. Siswa bergabung
untuk bergabung dengan
dengan kelompoknya.
kelompoknya.
Kegiatan
Inti Mengamati 6. Guru mengajak 6. Siswa melakukan 75
siswa melakukan pengamatan. menit
pengamatan di
lingkungan sekolah
tentang mekanisme
aliran energi dan
rantai makanan pada
makhluk hidup.
7. Guru membimbing 7. Siswa melakukan
tiap kelompok kegiatan dengan
secara bergiliran. petunjuk dari
LKS
Klasifikasi 8. Guru membimbing 8. Siswa
68

dan tiap kelompok untuk memasukkan


Menafsirkan memasukkan hasil hasil pengamatan
pengamatan dan ke dalam tabel
menafsirkan. dan
mengklasifikasika
n secara teoritis
tentang
mekanisme aliran
energi dan rantai
makanan pada
makhluk hidup.
Serta siswa
menafsirkan hasil
pengamatan.
9. Guru mengarahkan 9. Siswa berdiskusi
siswa untuk bekerja dalam
sama dengan menemukan
kelompoknya. jawaban.
Berkomunika 10. Guru 10. Siswa
si memilih beberapa mengkomunikasi
kelompok untuk kan hasil
menyajikan hasil pengamatan
diskusinya. kelompok.
Penutup 11. Guru 11. Siswa 5 menit
menyimpulkan hasil memperhatikan
diskusi bersama penjelasan guru.
siswa.

E. Media dan Sumber Belajar


1. Buku IPA Biologi untuk SMA kelas X semester II, KTSP, Penerbit
Erlangga, Tahun 2007.
2. Buku IPA Biologi untuk SMA kelas X, KTSP, Penerbit Erlangga, Tahun
2008.
3. Buku Kerja Biologi untuk SMA kelas X, KTSP, Penerbit Esis, Tahun 2007.

F. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian diambil dari lembar penilaian kinerja umum pendekatan
keterampilan proses sains dan LKS.
69

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Kelas Kontrol

Mata Pelajaran : IPA Biologi


Kelas/Semester : X/ 2
Pertemuan :1
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1 kali pertemuan)

Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.

Kompetensi Dasar 4.1


Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia.

Indikator
1. Menjelaskan komponen penyusun ekosistem.
2. Membedakan penyusun komponen biotik dan abiotik dari ekosistem.
3. Mengetahui pengaruh perubahan komponen terhadap ekosistem.

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian ekosistem.
2. Siswa dapat mengelompokkan komponen biotik berdasarkan fungsinya.
3. Siswa dapat mengelompokkan komponen abiotik berdasarkan fungsinya.
4. Siswa dapat membedakan penyusun komponen biotik dan abiotik dari
ekosistem.
5. Siswa dapat mendeskripsikan hubungan antara komponen biotik dengan
abiotik.
6. Siswa dapat mengetahui pengaruh perubahan komponen terhadap
ekosistem.

B. Materi Pengajaran
- Komponen penyusun ekosistem.
- Komponen biotik dan abiotik.
70

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan: Konsep
Metode : Ceramah dan diskusi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Tahapan Deskripsi Pembelajaran Alokasi
kegiatan Aktifitas Guru Aktifitas Siswa waktu
Pendahuluan 1. Guru memusatkan perhatian 1. Siswa merespon 10
siswa dengan mengecek panggilan guru. menit
kehadiran
2. Guru menyampaikan tujuan 2. Siswa mendengarkan
pembelajaran yang ingin tujuan pembelajaran
dicapai. yang disampaikan guru
3. Guru memberikan apersepsi 3. Siswa mendengarkan
tentang ekosistem dengan dan menjawab
bertanya: pertanyaan yang
a. Apakah makhluk hidup bisa diberikan oleh guru.
hidup di tempat yang sama?
Misalnya ikan dan burung.
b. Apa yang kamu ketahui
mengenai ekosistem?
c. Sebutkan komponen-
komponen abiotik dan
biotik yang ada di
lingkungan sekolah?

Kegiatan 4. Guru memperlihatkan 4. Siswa memperhatikan 75 menit


sebagian penyusun contoh sebagian
Inti
komponen abiotik, misalnya: penyusun komponen
dengan mempertunjukkan abiotik yang
air, tanah, suhu, angin dan diperlihatkan oleh guru.
cahaya.
5. Guru menjelaskan komponen 5. Siswa mendengarkan
penyusun ekosistem. penjelasan dari guru.
6. Guru menjelaskan komponen 6. Siswa mendengarkan
abiotik. penjelasan dari guru.
7. Guru memperlihatkan 7. Siswa memperhatikan
sebagian penyusun contoh sebagian
komponen biotik, misalnya: penyusun komponen
rumput sebagai produsen, abiotik yang
belalang sebagai konsumen I, diperlihatkan oleh guru.
katak sebagai konsumen II.
8. Guru menjelaskan komponen 8. Siswa mendengarkan
biotik. penjelasan dari guru.
9. Guru mengelompokkan 9. Siswa mendengarkan
komponen abiotik dan biotik penjelasan dari guru.
berdasarkan fungsinya.
10. Guru mendeskripsikan 10. Siswa
71

hubungan antara komponen mendengarkan


biotik dengan abiotik penjelasan dari guru.
11. Guru membagikan 11. Siswa
lembar kerja siswa untuk mengerjakan LKS yang
segera diisi. diberikan oleh guru.

Penutup 12. Guru menyimpulkan 12. Siswa 5 menit


materi yang telah dipelajari memperhatikan guru.
dan menginformasikan untuk
membaca bahan ajar/buku
ajar.

E. Media dan Sumber Belajar


1. Buku IPA Biologi untuk SMA kelas X semester II, KTSP, Penerbit
Erlangga, Tahun 2007.
2. Buku IPA Biologi untuk SMA kelas X, KTSP, Penerbit Erlangga, Tahun
2008.
3. Buku Kerja Biologi untuk SMA kelas X, KTSP, Penerbit Esis, Tahun 2007.
4. Alat peraga
5. Laptop dan LCD

F. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian diambil dari tes hasil belajar pada akhir konsep materi dibahas.
72

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Kelas Kontrol

Mata Pelajaran : IPA Biologi


Kelas/Semester : X/ 2
Pertemuan :2
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1 kali pertemuan)

Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.

Kompetensi Dasar 4.1


Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia

Indikator
1. Menjelaskan macam-macam interaksi yang terjadi antar individu, antar
populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
2. Membedakan interaksi yang terjadi antar individu, antar populasi, dan antar
komponen biotik dan abiotik.
3. Mengetahui perbedaan interaksi yang terjadi antar individu, antar populasi, dan
antar komponen biotik dan abiotik.

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan macam-macam interaksi yang terjadi antar
individu, antar populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
2. Siswa dapat membedakan interaksi yang terjadi antar individu, antar
populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
3. Siswa dapat menjelaskan tipe-tipe ekosistem.
4. Siswa dapat mengetahui perbedaan interaksi yang terjadi antar individu,
antar populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.

B. Materi Pengajaran
- Pola-pola hubungan dalam ekosistem
- Tipe-tipe ekosistem
73

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konsep
Metode : Ceramah dan diskusi.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Tahapan Deskripsi Pembelajaran Alokasi
kegiatan Aktifitas Guru Aktifitas Siswa waktu
Pendahuluan 1. Guru memusatkan perhatian 1. Siswa merespon 10
siswa dengan mengecek panggilan guru. menit
kehadiran
2. Guru menyampaikan tujuan 2. Siswa mendengarkan
pembelajaran yang ingin tujuan pembelajaran
dicapai. yang disampaikan guru
3. Guru memberikan apersepsi 3. Siswa mendengarkan
dengan bertanya: dan menjawab
a. Jenis-jenis interaksi apa pertanyaan yang
saja yang kalian ketahui? diberikan oleh guru.
b. Berikan contoh interaksi
yang kalian sebutkan!
4. Guru menghubungkan materi 4. Siswa mendengarkan
sebelumnya dengan materi penjelasan guru.
yang akan diberikan.
Kegiatan 5. Guru mempertunjukkan 5. Siswa memperhatikan 75 menit
interaksi antar individu, antar contoh interaksi antar
Inti
populasi di dalam kelas. individu, antar populasi
Misalnya: interaksi antar di dalam kelas.
teman di dalam kelas.
6. Guru mempertunjukkan 6. Siswa memperhatikan
interaksi antar komponen contoh interaksi antar
abiotik dengan abiotik. komponen abiotik dan
Misalnya: tanaman dengan biotik.
air.
7. Guru menjelaskan macam- 7. Siswa mendengarkan
macam interaksi yang terjadi penjelasan dari guru.
antar individu, antar
populasi, dan antar
komponen biotik dan abiotik.
8. Guru membedakan macam- 8. Siswa mendengarkan
macam interaksi yang terjadi penjelasan dari guru.
antar individu, antar
populasi, dan antar
komponen biotik dan abiotik.
9. Guru menjelaskan tipe-tipe 9. Siswa mendengarkan
ekosistem. penjelasan dari guru.
10. Guru membagikan 10. Siswa
lembar kerja siswa untuk mengerjakan LKS yang
segera diisi. diberikan oleh guru.
74

Penutup 11. Guru menyimpulkan 11. Siswa 5 menit


materi yang telah dipelajari memperhatikan guru.
dan menginformasikan untuk
membaca bahan ajar/buku
ajar.

E. Media dan Sumber Belajar


1. Buku IPA Biologi untuk SMA kelas X semester II, KTSP, Penerbit
Erlangga, Tahun 2007.
2. Buku IPA Biologi untuk SMA kelas X, KTSP, Penerbit Erlangga, Tahun
2008.
3. Buku Kerja Biologi untuk SMA kelas X, KTSP, Penerbit Esis, Tahun 2007.
4. Alat peraga
5. Laptop dan LCD

F. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian diambil dari tes hasil belajar pada akhir konsep materi dibahas.
75

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Kelas Kontrol

Mata Pelajaran : IPA Biologi


Kelas/Semester : X/ 2
Pertemuan :3
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1 kali pertemuan)

Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.

Kompetensi Dasar 4.1


Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia

Indikator
1. Menjelaskan mekanisme aliran energi dan rantai makanan pada makhluk
hidup.
2. Membuat contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Memahami konsep piramida ekologi.

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan mekanisme aliran energi pada makhluk hidup.
2. Siswa dapat menjelaskan rantai makanan pada makhluk hidup.
3. Siswa dapat menjelaskan jaring-jaring makanan dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Siswa dapat membuat contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Siswa dapat memahami konsep piramida ekologi.

B. Materi Pengajaran
- Aliran energi
- Rantai makanan
- Jaring-jaring makanan
- Piramida ekologi
76

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konsep
Metode : Ceramah dan diskusi.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Tahapan Deskripsi Pembelajaran Alokasi
kegiatan Aktifitas Guru Aktifitas Siswa waktu
Pendahuluan 1. Guru memusatkan perhatian 1. Siswa merespon 10
siswa dengan mengecek panggilan guru. menit
kehadiran
2. Guru menyampaikan tujuan 2. Siswa mendengarkan
pembelajaran yang ingin tujuan pembelajaran
dicapai. yang disampaikan guru
3. Guru memberikan apersepsi 3. Siswa mendengarkan
dengan bertanya: dan menjawab
a. Apakah rantai makanan pertanyaan yang
itu? diberikan oleh guru.
b. Apa bedanya rantai
makanan dengan jaring-
jaring makanan?
4. Guru menghubungkan materi 4. Siswa mendengarkan
sebelumnya dengan materi penjelasan guru.
yang akan diberikan.

Kegiatan 5. Guru menjelaskan 5. Siswa mendengarkan 75 menit


mekanisme aliran energi penjelasan guru.
Inti
pada makhluk hidup. 6. Siswa memperhatikan
6. Guru mempertunjukkan rantai makanan pada
rantai makanan pada makhluk hidup.
makhluk hidup.
Misalnya: rumput dengan
belalang.
7. Guru menjelaskan rantai 7. Siswa mendengarkan
makanan pada makhluk penjelasan dari guru.
hidup.
8. Guru menjelaskan jaring- 8. Siswa mendengarkan
jaring makanan dalam penjelasan dari guru.
kehidupan sehari-hari.
9. Guru meminta siswa untuk 9. Siswa membuat contoh
membuat contoh rantai rantai makanan dan
makanan dan jaring-jaring jaring-jaring makanan
makanan dalam kehidupan dalam kehidupan
sehari-hari. sehari-hari.
10. Guru menjelaskan 10. Siswa
konsep piramida ekologi. mendengarkan
11. Guru membagikan penjelasan dari guru.
lembar kerja siswa untuk 11. Siswa
77

segera diisi. mengerjakan LKS yang


diberikan oleh guru.
Penutup 12. Guru menyimpulkan 12. Siswa 5 menit
materi yang telah dipelajari memperhatikan guru.
dan menginformasikan untuk
membaca bahan ajar/buku
ajar.

E. Media dan Sumber Belajar


1. Buku IPA Biologi untuk SMA kelas X semester II, KTSP, Penerbit
Erlangga, Tahun 2007.
2. Buku IPA Biologi untuk SMA kelas X, KTSP, Penerbit Erlangga, Tahun
2008.
3. Buku Kerja Biologi untuk SMA kelas X, KTSP, Penerbit Esis, Tahun 2007.
4. Alat peraga
5. Laptop dan LCD

F. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian diambil dari tes hasil belajar pada akhir konsep materi dibahas.
78

Lampiran 3

Pertemuan I
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)

Nama kelompok :

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas : X IPA
Semester : II
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem,
perubahan materi, dan energi serta peranan manusia
dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.1 Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam
aliran energi dan daur biogeokimia.
Indikator : Mengetahui pengaruh perubahan komponen terhadap
ekosistem.

Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara


makhluk hidup dengan makhluk hidup lain,serta dg benda tak
hidup di lingkungannya yang membentuk ekosistem. Komponen
penyusun ekosistem terdiri dari abiotik dan biotik.
Berdasarkan sifatnya komponen biotik contohnya seperti:
tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Sedangkan
berdasarkan sifatnya komponen abiotik contohnya seperti:
cahaya, angin, suhu, kelembapan, air, mineral, udara, dsb.
Faktor biotik dengan abiotik hidup saling mempengaruhi di
dalam ekosistem.

A. Tujuan

Melalui kegiatan ini kamu dapat:


1. Mengamati pengaruh perubahan komponen terhadap ekosistem.
2. Mengetahui kaitan antara faktor biotik dan abiotik dari percobaan tersebut.
3. Mengkomunikasikan hasil percobaan.
79

B. Alat dan Bahan


.
..

C. Cara Kerja:
1. Tentukan ekosistem di sekitar sekolah yang akan diamati (sawah dan danau).
2. Amati apa saja yang termasuk komponen biotik dan komponen abiotik yang
terdapat di dalamnya.
3. Amati apa saja yang terjadi pada daerah tersebut pada kondisi yang
berbeda.
4. Catat perubahan komponen biotik dan abiotik di dalam ekosistem tersebut.
5. Tuliskan hasil pengamatan kalian ke dalam tabel dibawah ini!

D. Hasil Pengamatan
Kondisi ekosistem utuh
No. Komponen abiotik Komponen biotik

Kondisi ekosistem rusak


No. Komponen abiotik Komponen biotik Perubahan komponen yang terjadi

E. Pembahasan dan Kesimpulan


Diskusikan hasil pengamatan kelompok Anda, kemudian rumuskan kesimpulannya
pada kolom di bawah ini!
80

F. Pertanyaan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini berdasarkan hasil pengamatanmu
di atas!
1. Apa saja yang termasuk ke dalam komponen abiotik?
2. Apa saja yang termasuk ke dalam komponen biotik?
3. Perubahan komponen apa yang terjadi berdasarkan hasil pengamatanmu!

I hear I forget
I see I remember
I do I understand
81

Pertemuan II
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)

Nama kelompok :

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas : X IPA
Semester : II
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem,
perubahan materi, dan energi serta peranan manusia
dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.1 Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam
aliran energi dan daur biogeokimia.
Indikator : Melakukan percobaan mengenai perbedaan interaksi
yang terjadi antar individu, antar populasi, dan antar
komponen biotik dan abiotik.

Sekumpulan makhluk hidup dari spesies yang sama yang hidup


pada suatu waktu dan kawasan tertentu serta saling berinteraksi
membentuk populasi. Oleh karena berasal dari spesies yang sama,
maka individu di dalam populasi mempunyai potensi melakukan kawin
silang yang akan menghasilkan keturunan yang fertile (mampu
bereproduksi). Contoh populasi adalah populasi itik, populasi
kambing, populasi padi, dan populasi pohon jati. Interaksi
antarkomunitas cukup kompleks karena tidak hanya melibatkan
organisme, tapi juga aliran energi dan makanan.

A. Tujuan : - Memahami konsep individu, populasi, komunitas dan ekosistem.


-Melakukan percobaan mengenai perbedaan interaksi yang terjadi
antar individu, antar populasi, dan antar komponen biotik dan
abiotik.

B. Alat dan Bahan:




82

C. Cara Kerja:

1. Pergilah ke suatu tempat yang telah ditentukan (lapangan rumput, kebun,


danau).
2. Pada titik tersebut buatlah area berukuran ( 1 x 1 ) m2, batasi dengan tali
rafia yang diikatkan pada tusuk sate pada keempat sudutnya.
3. Hitunglah semua jenis tumbuhan dan hewan yang terdapat dalam area
tersebut, dan hitung jumahnya untuk setiap jenis, sehingga dapat ditentukan
kepadatannya.

D. Isikan hasil pengamatanmu pada tabel berikut!

1. Antar individu

No. Nama makhluk hidup Jumlah Jenis Interaksi

2. Antar populasi

No. Nama makhluk hidup Jumlah Jenis Interaksi


83

3. Antar komponen biotik dan abiotik

No. Nama makhluk hidup Jumlah Jenis Interaksi

E. Pertanyaan

1. Ada berapa jenis tumbuhan dan hewan yang terdapat pada area seluas 1m2
yang kamu amati?
2. Jenis tumbuhan/hewan apa yang jumlahnya paling banyak?
3. Ada berapa banyak makhluk hidup yang melakukan interaksi?
4. Ada berapa macam populasi yang kamu temui? Sebutkan!
5. Apakah sesuatu yang hidup mempengaruhi yang tak hidup? Jelaskan!
6. Sebutkan jenis interaksi beserta contohnya berdasarkan hasil pengamatan!
7. Buatlah laporan untuk diskusi kelas!

I hear I forget
I see I remember
I do I understand
84

Pertemuan III
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)

Nama kelompok :

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas : X IPA
Semester : II
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem,
perubahan materi, dan energi serta peranan manusia
dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.1 Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam
aliran energi dan daur biogeokimia.
Indikator : Membuat contoh rantai makanan, jaring-jaring
makanan dan piramida ekologi dalam kehidupan sehari-
hari.

Di dalam ekosistem terjadi peristiwa makan dan dimakan antarmakhluk hidup.


Peristiwa makan dan dimakan dalam urutan tertentu membentuk
rantai makanan. Beberapa rantai makanan membentuk jaring-
jaring makanan. Di dalam rantai makanan atau jarring-jaring
makanan terjadi transfer energi. Pada rantai pemangsa
landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen.
Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivore
sebagai konsumen kesatu, dilanjutkan dengan hewan karnivora
sebagai konsumen kedua, dan berakhir pada hewan pemangsa
karnivora maupun herbivor sebagai konsumen ketiga.

A. Tujuan :
1. Mengidentifikasi adanya peristiwa makan dan dimakan dalam suatu ekosistem
2. Menyusun beberapa rantai makanan menjadi jarring-jaring makanan
3. Menyusun jaring-jaring makanan menjadi piramida ekologi

B. Alat dan Bahan


.
.
85

C. Cara Kerja
1. Tentukan ekosistem di sekitar sekolah yang akan diamati dan berilah batas-
batas ekosistem tersebut.
2. Hitung banyaknya makhluk hidup yang ada di dalam ekosistem tersebut!
3. Amati juga hewan-hewan yang mungkin ikut terlibat dalam ekosistem yang
diamati tetapi belum tampak di ekosistem tersebut.
4. Catat semua nama tiap jenis tumbuhan maupun hewan serta pemangsa yang
kalian temukan!
5. Tuliskan hasil pengamatan kalian ke dalam tabel di bawah ini!
6. Susunlah urutan proses makan dan dimakan pada ekosistem lokasi
pengamatan kalian masing-masing!

D. Tabel Pengamatan

Banyaknya
Tingkat Trofik
Nama Makhluk Individu
No
Hidup Produsen Konsumen I Konsumen Konsumen

II III

E. Pertanyaan
1. Buatlah beberapa rantai makanan yang mungkin terjadi dalam ekosistem yang
kalian amati tersebut! Lalu jelaskan pengertian rantai makanan.
86

2. Hubungkanlah rantai-rantai tersebut hingga membentuk jaring-jaring


makanan! Dari kegiatan ini kalian dapat menjelaskan apa pengertian jaring-
jaring makanan?
3. Mengapa proses makan dan dimakan dikatakan sebagai proses aliran energi?
4. Bagaimana piramida ekologi berdasarkan hasil pengamatan!

Mathematic is
the language of
science
87

Lampiran 4

Lembar Kerja Siswa I


Kelas Kontrol

Nama :
Kelas :
Konsep : Ekosistem
Hari/Tanggal :

Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar 4.1
Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia.
Indikator
1. Menjelaskan komponen penyusun ekosistem.
2. Membedakan penyusun komponen biotik dan abiotik dari ekosistem.
3. Mengetahui pengaruh perubahan komponen terhadap ekosistem.

A. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat a,b,c, d dan e
dengan memberi tanda silang (X) pada lembar pertanyaan dibawah ini!

1. Makhluk hidup dan faktor abiotik pada suatu lingkungan merupakan kesatuan
yang disebut.
a. Ekosistem d. habitat
b. Populasi e. bioma
c. Komunitas
2. Berikut ini yang bukan merupakan lingkungan fisik (abiotik) adalah.
a. Tanah d. suhu
b. Air e. mikroba
c. Udara
3. Kumpulan seluruh populasi jenis-jenis makhluk hidup yang hidup bersama-
sama di suatu daerah tertentu disebut.
a. Populasi d. ekosistem
b. Individu e. nisia
c. Komunitas
88

4. Pada ekosistem lapangan rumput, organisme yang berperan sebagai pengurai


adalah.
a. Bakteri d. serangga
b. Sapi e. mamalia kecil
c. Rumput
5. Sisa hewan dan tumbuhan mati diuraikan oleh.
a. Bakteri saja d. fungi saja
b. Bakteri dan fungi e. virus saja
c. Bakteri dan virus
6. Organisme parasit masuk dalam kelompok.
a. Karnivor d. herbivor
b. Konsumen e. produsen
c. Dekomposer
7. Organisme yang hidup sebagai parasit adalah.
a. Bakteri d. virus
b. Jamur e. siput
c. Serangga
8. Dalam ekosistem kolam air tawar, organisme yang termasuk konsumen primer
adalah.
a. Tumbuhan hijau bersel satu d. lintah
b. Siput kolam e. kumbang air
c. Tumbuhan air
9. Tanaman jagung yang ditanam di bawah pohon yang rimbun memiliki buah
yang lebih kecil dibandingkan pohon jagung yang tumbuh di tempat terbuka.
Faktor yang mempengaruhinya ialah.
a. Suhu udara d. kelembapan tanah
b. Kesuburan e. kelembapan udara
c. Cahaya matahari
10. Sebuah akuarium yang berisi ikan dan tumbuhan air merupakan suatu
a. Ekosistem d. substrat
b. Habitat e. komunitas
c. Populasi
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem? Berikan contohnya!
2. Jelaskan apa yang disebut dengan individu, populasi, dan komunitas!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan produsen, konsumen, dan dekomposer,
berikan contohnya masing-masing!
4. Tuliskan contoh faktor-faktor abiotik dan biotik pada ekosistem!
5. Jelaskan pengaruh faktor abiotik yaitu cahaya matahari terhadap makhluk
hidup!
89

Lembar Kerja Siswa II


Kelas Kontrol

Nama :
Kelas :
Konsep : Ekosistem
Hari/Tanggal :

Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar 4.1
Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia.
Indikator
1. Menjelaskan macam-macam interaksi yang terjadi antar individu, antar
populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
2. Membedakan interaksi yang terjadi antar individu, antar populasi, dan antar
komponen biotik dan abiotik.
3. Mengetahui perbedaan interaksi yang terjadi antar individu, antar populasi, dan
antar komponen biotik dan abiotik.

A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!


1.

Berdasarkan gambar di atas, sebutkan jenis simbiosis apa yang terjadi?

2. Jelaskan simbiosis apa yang terjadi berdasarkan kedua gambar di bawah


ini!
90

3.

Hubungan antara kedua gambar tersebut, sebutkan simbiosis yang terjadi?

4. Sebutkan ada berapa jenis interaksi yang terjadi di dalam ekosistem?


5. Berikan contoh dari interaksi yang terjadi antar individu!
6. Berikan contoh dari interaksi yang terjadi antar populasi?
7. Sebutkan macam-macam simbiosis yang kalian ketahui!
8. Berikan contoh dari interaksi yang terjadi antar komponen abiotik dengan
biotik!
9. Interaksi makhluk hidup akan berjalan baik, jika
10. Hubungan antara kecoak dengan cecak, simbiosis apa yang terjadi pada
kedua hewan tersebut?
11. Sebutkan ciri-ciri dari suatu komunitas!
12. Hubungan antara ikan remora dengan hiu, simbiosis apa yang terjadi pada
kedua hewan tersebut?
13. Interaksi antarekosistem di permukaan bumi disebut?
14. Sebutkan interaksi yang terjadi antara ikan remora dengan terumbu
karang?
15. Sebutkan perbedaan interaksi yang terjadi antar individu, antar populasi,
dan antar komponen abiotik dengan biotik!
91

Lembar Kerja Siswa III


Kelas Kontrol

Nama :
Kelas :
Konsep : Ekosistem
Hari/Tanggal :

Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar 4.1
Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia.
Indikator
1. Menjelaskan mekanisme aliran energi dan rantai makanan pada makhluk hidup.
2. Membuat contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Memahami konsep piramida ekologi.

A. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat a,b,c, d dan e
dengan memberi tanda silang (X) pada lembar pertanyaan dibawah ini!

1. Pada dasarnya ekosistem akuatik dibagi berdasarkan.


a. Arus air d. kedalaman
b. Suhu air e. pH air
c. Salinitas
2. Ditemukan tumbuhan semusim, berbunga mencolok dan beradaptasi baik
terhadap temperatur lingkungan. Tumbuhan ini hidup pada bioma.
a. Hutan gugur d. gurun
b. Hutan basah e. tundra
c. Taiga
3. Bioma taiga dapat dikenal karena..
a. Tumbuhan sangat rapat dan bervariasi
b. Tumbuhan utama dalah lumut kerak
c. Merupakan padang rumput dengan sedikit pohon
d. Tumbuhan yang dominan adalah pohon konifer
e. Berpohon rendah dengan daun kecil dan berlilin
92

4. Ekosistem darat terbagi atas beberapa bioma, seperti gurun, padang rumput,
hutan hujan tropis, hutan gugur, taiga dan tundra. Terbentuknya bioma di atas
karena.
a. Perbedaan udara dan jenis tanah
b. Perbedaan letak pada garis lintang dan ketinggian
c. Perbedaan jenis makhluk hidup yang mendiaminya
d. Persamaan jenis makhluk hidup yang mendiaminya
e. Persamaan jenis tanah dan makhluk hidup
5. Perbedaan antara bioma gurun dan bioma padang rumput antara lain.
a. Ketebalan humus bioma gurun lebih tinggi daripada bioma padang rumput
b. Curah hujan bioma padang rumput lebih tinggi daripada bioma gurun
c. Perbedaan suhu siang dan malam di bioma padang rumput lebih tinggi
daripada di bioma gurun
d. Keanekaragaman herbivor gurun lebih besar daripada di padang rumput
e. Evaporasi di padang rumput lebih tinggi daripada di bioma gurun
6. Dalam rantai makanan, tumbuhan hijau merupakan.
a. Konsumen d. produsen dan pengurai
b. Produsen e. konsumen dan produsen
c. Pengurai
7. Ikan-ikan kecil yang memakan zooplankton di dalam suatu ekosistem perairan
berperan sebagai.
a. Produsen d. konsumen tingkat III
b. Konsumen tingkat I e. konsumen puncak
c. Konsumen tingkat II
8. Makhluk hidup yang berperan sebagai konsumen tingkat I adalah.
a. Ular, burung elang, dan tikus
b. Kelinci, ular, dan harimau
c. Kijang, kelinci, dan burung elang
d. Kijang, kelinci, dan tikus
e. Tikus, harimau, dan kijang
9. Pada piramida makanan, dasar piramida ditempati oleh.
a. Produsen
b. Produsen dan Konsumen tingkat I
c. Konsumen tingkat I dan Konsumen tingkat II
d. Konsumen tingkat II dan konsumen tingkat III
e. Pengurai
10. Dalam aliran energi akan terlihat bahwa tingkat trofik yang mengandung
energi paling sedikit adalah.
a. Produsen
b. Konsumen tingkat I
93

c. Konsumen tingkat II
d. konsumen tingkat III
e. Sumber energi
11. Dalam suatu eksosistem, energi mengalami perpindahan secara berturut-turut
dari.
a. Matahari tumbuhan hijau konsumen I konsumen II
b. Tumbuhan hijau konsumen I konsumen II matahari
c. Matahari konsumen I konsumen II tumbuhan hijau
d. Tumbuhan hijau matahari konsumen I konsumen II
e. Konsumen I konsumen II konsumen III matahari
12. Dalam ekosistem kolam air tawar, organisme yang termasuk konsumen
primer adalah.
a. Lintah
b. Siput kolam
c. Tumbuhan air
d. Tumbuhan hijau bersel satu
e. Kumbang air
13. Pada ekosistem lapangan rumput, organisme yang berperan sebagai pengurai
adalah.
a. Bakteri d. serangga
b. Sapi e. mamalia kecil
c. Rumput
14. Dari total jumlah energi yang melewati satu tingkat trofik ke tingkat trofik
yang lebih tinggi, sekitar 10%nya akan.
a. Kembali ke organisme autotrof
b. Disimpan dalam jaringan organisme
c. Dikeluarkan dalam bentuk panas saat respirasi
d. Dikeluarkan sebagai feses dan urin
e. Semua jawaban benar
15. Proses yang ikut andil dalam siklus karbon adalah.
a. Fotosintesis
b. Respirasi
c. Pembakaran bahan bakar fosil
d. Dekomposisi organisme mati
e. Semua jawaban benar

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!


1. Apa yang dimaksud dengan rantai makanan dan jarring-jaring makanan?
2. Apa yang dimaksud piramida energi dan siklus biogeokimia?
3. Jelaskan hubungan antara jaring-jaring makanan dengan kestabilan ekosistem!
94

Lampiran 5

Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa I

A.

1. A 6. B
2. E 7. B
3. C 8. B
4. A 9. C
5. B 10. A

B.

1. Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yang


membentuk hubungan timbal balik atau saling berinteraksi.
Contohnya: Sebuah akuarium, kebun, sungai, dan hutan.
2. a. Individu merupakan organisme tunggal.
b. Populasi merupakan kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu
daerah dan waktu tertentu.
c. Komunitas merupakan kumpulan dari beberapa populasi yang hidup pada
waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi.
3. a. Produsen adalah semua organisme berhijau daun tergolong produsen,
karena mampu menghasilkan makanannya sendiri.
Contohnya: Alga hijau, lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan bunga.
b. Konsumen adalah kelompok makhluk hidup yang tidak dapat membuat
makanannya sendiri. Meliputi: manusia, hewan, dan tumbuhan (tali putri).
c. Dekomposer adalah mikroorganisme heterotrof, yang mendapatkan materi
dan energi dari hasil penguraian sisa makhluk hidup, kotoran, dan bangkai.
Contohnya: Bakteri dan jamur yang bersifat saprofit.
4. a. Faktor komponen abiotik, meliputi: udara, cahaya matahari, angin, air,
suhu, kelembapan, tanah, mineral, pH, salinitas, dan topografi.
b. Faktor komponen biotik, meliputi: tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme.
5. Pengaruh cahaya matahari terhadap makhluk hidup adalah cahaya matahari
digunakan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Tanpa cahaya matahari,
tumbuhan tidak dapat hidup dan selanjutnya makhluk hidup yang lain juga
tidak akan memperoleh kehidupan. Dengan demikian, matahari merupakan
sumber energi bagi makhluk hidup di bumi.
95

Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa II

1. Simbiosis mutualisme.
2. a. Simbiosis parasitisme yaitu hubungan yang merugikan salah satu organisme
lain. Contohnya: tali putri dengan pohon inangnya.
b. Simbiosis komensalisme yaitu hubungan yang salah satu diuntungkan,
sedangkan yang lain tidak dirugikan. Contoh: anggrek dan pohon yg
ditumpanginya.
3. Kaitannya antara kucing dengan tikus merupakan predatorisme.
4. Ada 4 jenis interaksi yang terjadi di dalam ekosistem yaitu interaksi
antarindividu membentuk populasi, interaksi antarpopulasi membentuk
komunitas, interaksi antara komunitas dengan komponen abiotik membentuk
sistem lingkungan, dan interaksi antarekosistem di permukaan bumi
membentuk biosfer.
5. Contoh dari interaksi antarindividu yang membentuk populasi yaitu populasi
itik, populasi kambing, dsb.
6. Contoh dari interaksi antarpopulasi yang membentuk komunitas yaitu
komunitas hutan hujan tropik, komunitas hutan bakau, dsb.
7. Macam-macam simbiosis yaitu: mutualisme, komensalisme, parasitisme,
predatorisme, netralisme, dan kompetisi.
8. Contoh dari interaksi antar komponen abiotik dengan biotik yaitu itik
memerlukan udara untuk bernapas. Tumbuhan memerlukan cahaya untuk
berfotosintesis.
9. Interaksi makhluk hidup akan berjalan baik, jika antarmakhluk hidup ada
saling ketergantungan.
10. Hubungan antara kecoak dengan cecak adalah netralisme.
11. Ciri-ciri dari suatu komunitas salah satunya adalah adanya keanekaragaman
spesies dan pola penyebarannya.
12. Hubungan antara ikan remora dengan hiu adalah simbiosis komensalisme.
13. Interaksi antarekosistem di permukaan bumi disebut biosfer.
14. Hubungan antara ikan remora dengan terumbu karang adalah simbiosis
komensalisme.
15. Perbedaannya yaitu interaksi antar individu merupakan sekumpulan makhluk
hidup dari spesies yang sama yang hidup pada suatu kawasan tertentu serta
saling berinteraksi membentuk populasi. Sedangkan interaksi antar populasi
merupakan interaksi antara populasi yang satu dengan yang lain dalam suatu
areal tertentu membentuk komunitas. Sedangkan interaksi antar komponen
abiotik dengan biotik contohnya manusia membutuhkan udara, air, tanah,
cahaya, dan lingkungan untuk hidupnya.
96

Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa III

A.

1. C 6. B 11. A
2. A 7. B 12. B
3. D 8. D 13. A
4. D 9. A 14. B
5. B 10. D 15. A

B.

1. Rantai makanan merupakan proses makan dimakan dari produser hingga


karnivor puncak yang membentuk rangkaian lurus sederhana tdk bercabang.
2. Jaring-jaring makanan adalah sekumpulan rantai makanan yang saling
berhubungan satu sama lain.
3. Piramida energi menggambarkan banyaknya energi yang tersimpan dalam
bentuk senyawa organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan.
4. Siklus biogeokimia adalah perputaran materi melalui tubuh makhluk hidup,
tanah, dan persenyawaan kimia di dalam ekosistem.
5. Hubungan jaring-jaring makanan dengan kestabilan ekosistem adalah jaring-
jaring makanan yang menggambarkan hubungan makan-dimakan itu terbentuk
agar kelangsungan hidup tiap populasi terjamin. Semakin kompleks jaring-
jaring makanan, maka semakin kompleksnya aliran energi dan aliran
makanan. Hal ini mengakibatkan terjadinya kestabilan komunitas dan
kestabilan ekosistem.
97

Lampiran 6

Nilai LKS Kelas Eksperimen KPS

No Kelompok Pertemuan Pertemuan Pertemuan


1 2 3
1 Kelompok I 70 85 90
2 Kelompok II 70 85 95
3 Kelompok III 75 85 95
4 Kelompok IV 70 80 90
5 Kelompok V 70 80 90
6 Kelompok VI 75 85 95
7 Kelompok VII 70 90 95
Jumlah 500 590 650
Rata-rata 71,42 84,28 92,85

Nilai LKS Kelas Kontrol

No Kelompok Pertemuan Pertemuan Pertemuan


1 2 3
1 Kelompok I 60 70 80
2 Kelompok II 70 75 80
3 Kelompok III 75 80 85
4 Kelompok IV 70 75 80
5 Kelompok V 60 70 80
6 Kelompok VI 65 70 85
7 Kelompok VII 60 70 80
Jumlah 460 510 570
Rata-rata 65,71 72,85 81,42
Lampiran 7
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Per Indikator

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : IPA-Biologi
Kelas/Semester : X/2
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Jumlah Soal : 50
Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia
dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi Dasar : 4.1 Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan
komponen ekosistem bagi kehidupan.
Konsep Indikator No Butir Soal Kunci Aspek
Jawaban Kognitif
Ekosistem 1. Kesatuan antara makhluk hidup dengan faktor abiotik A C1
pada suatu lingkungan disebut dengan
Mendeskripsikan a. Ekosistem
komponen penyusun b. Suksesi
abiotik dan biotik dalam c. Habitat terrestrial
ekosistem. d. Komunitas

98
e. nisia
2. Kumpulan beberapa ekosistem yang ada di muka bumi C C1
disebut
a. komunitas
b. habitat
c. biosfer
d. bioma
e. populasi

3. Suhu yang paling baik untuk pertumbuhan dan C C1


kehidupan suatu organisme disebut.
a. Suhu minimum
b. Suhu maksimum
c. Suhu optimum
d. Suhu adaptasi
e. Suhu pertumbuhan

4. Dalam suatu ekosistem, tumbuhan hijau berperan B C2


sebagai.
a. Pengurai
b. Produsen
c. Konsumen tingkat I
d. Konsumen tingkat II
e. Konsumen tingkat III

5. Koloni lebah madu terdiri dari bermacam-macam C C3


individu yang masing-masing mempunyai tugas
tertentu. Di dalam suatu ekosistem, koloni lebah madu

99
tersebut merupakan suatu
a. spesies
b. kingdom
c. populasi
d. komunitas
e. masyarakat
6. Seorang petani berhasil membasmi hama tikus dengan E C3
menggunakan kucing. Dengan kata lain, petani
memanfaatkan hewan.
a. Jinak
b. konsumer
c. Produser
d. Dekomposer
e. Predator

7. Dekomposer pada ekosistem berperan sebagai. B C3


a. Merombak senyawa organik menjadi senyawa
sederhana
b. Menguraikan senyawa organik menjadi senyawa
anorganik
c. Membusukkan senyawa organik menjadi senyawa
organik lain
d. Membongkar senyawa yang telah lapuk menjadi
senyawa organik
e. Melarutkan senyawa anorganik menjadi lebih
sederhana.

8. Tanaman jagung yang ditanam di bawah pohon yang C C4

100
rimbun memiliki buah yang lebih kecil dibandingkan
pohon jagung yang tumbuhdi tempat terbuka. Faktor
yang mempengaruhinya ialah.
a. Suhu udara
b. Kesuburan
c. Cahaya matahari
d. Kelembapan tanah
e. Kelembapan udara
9. Perhatikan nama-nama hewan berikut ini! A C4
1. Rayap 4. Katak
2. Kucing 5. Kutu karpet
3. Cacing tanah
Yang termasuk hewan Detritivor adalah
a. Jika hanya 1, 3, dan 5 yang benar
b. Jika hanya 1 & 5 yang benar
c. Jika hanya 3 & 5 yang benar
d. Jika hanya 2 & 4 yang benar
e. Jika hanya 4 yang benar
10. Perhatikan nama-nama komponen ekosistem berikut D C5
ini!
1. Kucing 4. Anjing
2. Rusa 5. Katak
3. Tikus
Yang termasuk kelompok konsumer II adalah
a. 1, 3, dan 5 d. 1, 4, dan 5
b. 2, 4, dan 5 e. 2, 3 dan 4
c. 1, 2, dan 3
11. Perhatikan nama-nama komponen ekosistem berikut C C5

101
ini!
1. Angin 4. Suhu
2. Rumput 5. Petir
3. Air hujan 6. Cahaya
Kelompok komponen penyusun abiotik adalah
a. 1, 3, dan 5 d. 3, 4, dan 5
b. 2, 4, dan 6 e. 1, 2, dan 3
c. 1, 4, dan 6
12. Berikut merupakan pemicu terjadinya kompetisi antar E C1
spesies hewan, kecuali
a. Kesamaan kebutuhan makanan
b. Kesamaan kebutuhan air
c. Kesamaan kebutuhan ruangan
d. Kesamaan siklus reproduksi
e. Kesamaan kebutuhan karbon dioksida

13. Hubungan komensalisme terjadi misalnya antara. C C2


Menjelaskan pola-pola a. Cacing dan ulat daun
hubungan/interaksi dalam b. Bunga dan kupu-kupu
ekosistem. c. Ikan remora dan ikan hiu
d. Bakteri nitrogen dan tumbuhan polongan
e. Jamur dan batang pohon
14. Ikan mas beradaptasi dengan habitatnya melalui cara. E C2
a. Minum air terus menerus
b. Tidak mengabsorbsi garam mineral
c. Tidak minum air
d. Tidak banyak mengeluarkan urin
e. Banyak mengeluarkan urin

102
15. Interaksi antar makhluk hidup akan berjalan baik C C3
jika.
a. Antarmakhluk hidup saling berkompetisi
b. Antarmakhluk hidup habitatnya berdekatan
c. Antarmakhluk hidup ada saling ketergantungan
d. Antarmakhluk hidup agak sama perkembangan
evolusinya
e. Antarmakhluk hidup mirip bentuknya

16. Setelah terbentuk klimaks atau keseimbangan, maka. A C3


a. Tidak terjadi pergantian dominasi komunitas lagi
b. Keanekaragaman komunitas semakin rendah
c. Interaksi antar populasi terhenti
d. Tidak terdapat nisia lagi
e. Kembali lagi ke komunitas awal

17. Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya air dapat B C4


mempengaruhi kehadiran populasi di suatu ekosistem.
Hal yang demikian disebut.
a. Faktor pemicu
b. Faktor pembatas
c. Faktor abiotik
d. Interaksi faktor abiotik
e. Habitat

18. Kolam merupakan suatu ekosistem yang terdiri dari A C4


komponen biotik dan abiotik. Ikan-ikan yang hidup
dalam kolam tersebut harus mendapat oksigen.

103
Kandungan oksigen terlarut dapat bertambah dari.
a. Pemecahan air menjadi hydrogen dan oksigen
b. Fitoplankton yang ada di dalam kolam
c. Hasil metabolisme ikan-ikan
d. Pemecahan garam-garam karbonat
e. Zooplankton yang hidup dalam kolam
19. Di bawah ini merupakan pasangan simbiosis yang D C5
dapat terjadi, yaitu:
I. Anggrek A. Pohon inangnya
II. Ikan remora B. Kucing
III. Kupu-kupu C. Lebah
IV. Kutu D. Ikan hiu
Pasangan simbiosis komensalisme yang benar
adalah.
a. I D d. II D
b. III A e. III C
c. IV B

20. Berikut ini adalah proses suksesi sekunder: A C5


1. Tumbuhan biji 4. Komunitas
klimaks
2. Ekosistem rusak 5. Rumput/ilalang
3. Semak-semak
Dari pernyataan di atas, urutan yang benar menurut
proses suksesi sekunder adalah
a. 2- 5- 3- 1- 4 d. 5- 3- 4- 1- 2
b. 1- 3- 4- 5- 2 e. 4- 3- 2- 1- 5

104
c. 2- 3- 5- 1- 4
Menjelaskan tipe-tipe 21. Suatu daerah tanamannya rapat sekali, jenisnya C C1
ekosistem. banyak, kelembapannya tinggi dan memiliki iklim
mikro yang sangat bervariasi. Daerah itu adalah.
a. Padang rumput
b. Hutan gugur
c. Hutan hujan tropis
d. Taiga
e. Tundra

22. Ciri vegetasi pada hutan bakau (mangrove) adalah. C C1


a. Akar serabut, akar napas, buah berat
b. Akar gantung, akar napas, menyesuaikan dengan
kadar garam tinggi
c. Akar napas, akar tunjang, menyesuaikan dengan
kadar garam tinggi
d. Akar tunggang, akar serabut, buah ringan
e. Akar tunggang, akar napas, di daerah berlumpur.

23. Ditemukan tumbuhan semusim, berbunga mencolok B C2


dan beradaptasi baik terhadap temperatur lingkungan.
Tumbuhan ini hidup pada bioma.
a. Hutan gugur
b. Hutan basah
c. Taiga
d. Gurun
e. Tundra
24. Ekosistem darat terbagi atas beberapa bioma, seperti B C3
gurun, padang rumput, hutan hujan tropis, hutan gugur,

105
taiga dan tundra. Terbentuknya bioma di atas karena.
a. Perbedaan udara dan jenis tanah
b. Perbedaan letak pada garis lintang dan ketinggian
c. Perbedaan jenis makhluk hidup yang mendiaminya
d. Persamaan jenis makhluk hidup yang mendiaminya
e. Persamaan jenis tanah dan makhluk hidup

25. Perbedaan antara bioma gurun dan bioma padang B C4


rumput antara lain.
a. Ketebalan humus bioma gurun lebih tinggi daripada
bioma padang rumput
b. Curah hujan bioma padang rumput lebih tinggi
daripada bioma gurun
c. Perbedaan suhu siang dan malam di bioma padang
rumput lebih tinggi daripada di bioma gurun
d. Keanekaragaman herbivor gurun lebih besar
daripada di padang rumput
e. Evaporasi di padang rumput lebih tinggi daripada di
bioma gurun

26. Diketahui ciri-ciri suatu ekosistem darat sebagai D C6


berikut:
- Hujan tidak teratur
- Curah hujan antara 25-30 cm
- Porositas dan drainase cepat/tinggi
- Hewannya antara lain zebra, singa, bison, dan anjing
liar.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, ekosistem darat
itu merupakan bioma

106
a. Gurun
b. Hutan gugur
c. Taiga
d. Padang rumput
e. Tundra

27. Ciri-ciri suatu tumbuhan: A C6


1. Berakar besar dan panjang
2. Menempel pada pohon lain
3. Daun tebal dan kaku
4. Tumbuhan xerofit
5. Kadar garam air dan tanahnya tinggi
6. Berakar tunggang
Ciri vegetasi hutan bakau ditunjukkan oleh nomor.
a. 1, 3, dan 5
b. 1, 2, dan 6
c. 2, 4, dan 6
d. 2, 4, dan 5
e. 1, 2, dan 4
28. Ditemukan bioma pada ekosistem darat dengan ciri- E C6
ciri:
1. Curah hujan sangat rendah
2. Evaporasi lebih tinggi dari peresapan
3. Tumbuhan menahun memiliki lapisan kutikula tebal
4. Tumbuhan semusim mempunyai daun kecil-kecil
bahkan tidak berdaun
5. Hewannya rodentia, ular, kadal, dan semut.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut maka dapat diketahui

107
bioma tersebut adalah.
a. Hutan tropis
b. Hutan gugur
c. Taiga
d. Tundra
e. Gurun

29. Perpindahan materi dari organisme yang satu ke A C1


organisme yang lain dengan alur searah melalui proses
makan-dimakan disebut
a. Rantai makanan
b. Jaring-jaring makanan
c. Siklus materi
d. Aliran energi
e. Piramida makanan

Mendeskripsikan aliran 30. Piramida jumlah menggambarkan. B C2


energi, rantai makanan a. Jumlah berat kering dari seluruh organisme dalam
dan piramida energi. suatu ekosistem
b. Kepadatan populasi jumlah individu di antara tingkat
trofik dalam ekosistem
c. Jumlah berat kering suatu kelompok organisme
dalam ekosistem
d. Jumlah energi yang tersedia pada suatu kelompok
dalam ekosistem
e. Jumlah energi yang tersedia pada seluruh organisme.

31. Pada suatu piramida jumlah individu, jumlah individu E C2

108
terbanyak adalah.
a. Pengurai
b. konsumer III
c. konsumer II
d. konsumer I
e. Produser
32. Fungsi dari daur biogeokimia, ialah untuk. B C2
a. Menyediakan unsur mineral bagi konsumer
b. Menjaga kelestarian ekosistem
c. Melakukan reaksi metabolisme karnivor puncak
d. Menjaga kestabilan iklim
e. Menyuburkan air laut dalam

33. Tumbuhan mendapatkan unsur karbon melalui. B C2


a. Reaksi-reaksi kimia di akar
b. Daun dalam bentuk CO2
c. Akar dalam bentuk karbonat
d. Reaksi-reaksi oksidasi
e. Senyawa yang larut dalam air
34. Energi yang hilang dalam proses respirasi tidak dapat E C2
dipindahkan ke organisme lain, tetapi energi yang
terbuang dalam rantai makanan dalam bentuk feses
tidak hilang karena dapat dipindahkan ke.
a. Produser
b. konsumer
c. Predator
d. Karnivor dan omnivor
e. Detritivor dan perombak

109
35. Dalam siklus nitrogen terjadi peristiwa. C C3
a. Senyawa nitrogen dilepaskan oleh akar tumbuhan
b. Organisme air mengambil nitrogen
c. Bakteri nitrit mengubah amonium menjadi nitrit
d. Bakteri denitrifikasi melepas NH4 ke air
e. Bakteri nitrogen mengikat nitrogen
36. Dalam suatu eksosistem, energi mengalami A C4
perpindahan secara berturut-turut dari.
a. Matahari tumbuhan hijau konsumen I
konsumen II
b. Tumbuhan hijau konsumen I konsumen II
matahari
c. Matahari konsumen I konsumen II
tumbuhan hijau
d. Tumbuhan hijau matahari konsumen I
konsumen II
e. Konsumen I konsumen II konsumen III
matahari

37. Urutan yang benar dari daur karbon berikut ialah. C C4


a. Jamur dan bakteri kelinci bangkai
tumbuhan
b. Mineral dalam tumbuhan bangkai kelinci
karbon dioksida.
c. Tumbuhan kelinci pengurai karbon
dioksida di udara tumbuhan.
d. Mineral dalam tubuh hewan jamur ke tanah

110
e. Tumbuhan kelinci bangkai bakteri
38. Dalam suatu rantai makanan, tampak urutan seperti A C4
berikut: tumbuhan ulat burung prenjak
burung elang pengurai. Pada rantai makanan itu,
energi matahari terbesar terdapat pada.
a. Tumbuhan
b. Burung elang
c. Burung prenjak
d. Burung elang
e. Pengurai
39. Suplai energi yang berkelanjutan sangat penting untuk D C4
menjaga agar ekosistem tetap stabil, karena
a. Energi membuat lingkungan menjadi hangat
sehingga organisme dapat melakukan aktivitas
b. Energi selalu hilang ke lingkungan melalui berbagai
aktivitas organisme
c. Hewan memerlukan banyak energi untuk menjaga
laju metabolisme tetap tinggi
d. Hewan tergantung pada tumbuhan hijau sebagai
sumber makanan
e. Hanya hewan yang memerlukan energi untuk
beraktivitas
40. Dalam suatu ekosistem kolam terdapat: D C5
1. Ikan karnivor 4. Ikan herbivor
2. Bakteri pengurai 5. Zat-zat organik
3. Fitoplankton
Dari komponen ekosistem tersebut dapat disusun suatu
mata rantai makanan yang susunannya adalah

111
a. 2- 5- 3- 4- 1 d. 5- 3- 4- 1- 2
b. 3- 4- 1- 5- 2 e. 5- 3- 4- 2- 1
c. 3- 4- 5- 1- 2
41. Dalam suatu ekosistem darat terdapat: C C5
1. Belalang 4. Ular
2. Bakteri pengurai 5. Rumput
3. Kodok
Dari komponen ekosistem tersebut dapat disusun suatu
mata rantai makanan yang susunannya adalah
a. 5- 2- 3- 4- 1 d. 5- 4- 1- 2- 3
b. 2- 3- 1- 4- 5 e. 2- 5- 3- 1- 4
c. 5- 1- 3- 4- 2
42. E C6

Keterangan:
1. Karnivor I
2. Tumbuhan
3. Karnivor II
4. Herbivor
Berdasarkan gambar piramida ekologi di atas, manakah
piramida ekologi yang benar?
a. I d. IV
b. II e. V
c. III
Meramalkan 43. Keadaan topografi berpengaruh terhadap. A C1

112
kemungkinan terjadinya a. Distribusi makhluk hidup
ketidakseimbangan jika b. Adaptasi makhluk hidup
salah satu komponen c. Kepadatan populasi
musnah. d. Hubungan antar spesies
e. Pertumbuhan makhluk hidup
44. Misalkan semua produser di planet bumi musnah, A C2
sedangkan semua konsumer dan pengurai tidak. Hal
yang mustahil terjadi adalah.
a. Daya biak karnivor meningkat
b. Tidak ada makanan bagi herbivor
c. Konsentrasi oksigen menurun
d. Konsentrasi CO2 meningkat
e. Siklus oksigen dan CO2 terhenti
45. Jika semua mikroorganisme pengurai dimatikan, B C2
kemungkinan yang akan terjadi ialah.
a. Tumbuhan semakin subur
b. Sampah-sampah bertimbunan
c. konsumer akan semakin banyak
d. Predator semakin banyak
e. Scavenger semakin banyak
46. Apabila sebuah ekosistem sawah berubah menjadi A C2
ekosistem danau yang sangat luas, maka faktor yang
diprioritaskan untuk diadakan agar produktivitas
ekosistem tersebut dapat dinikmati manusia adalah.
a. Fitoplankton
b. Zooplankton
c. Udang-udangan
d. Ikan mujair

113
e. Dekomposer
47. Pembasmian sebagian komponen biotik akan B C3
membahayakan keseimbangan ekosistem, sebab
a. meningkatnya populasi komponen biotik predatornya
b. terputusnya rantai makanan dan aliran energi
c. menurunnya populasi komponen biotik yang menjadi
makanannya
d. terancamnya produktivitas produser dalam ekosistem
e. merusak habitat yang merupakan tempat hidupnya
48. Suksesi akan berhenti setelah terbentuk. C C3
a. Hutan yang lebat
b. Lingkungan yang alami
c. Komunitas klimaks
d. Keseimbangan antara biotik dan abiotik
e. Vegetasi perintis
49. Penghilangan komponen konsumen I pada suatu B C3
ekosistem kolam akan menyebabkan.
a. Konsumen II berubah fungsi menjadi konsumen I
b. Jumlah populasi produsen akan meledak
c. Status konsumen III mernagkap sebagai herbivor
d. Jumlah dekomposer makin banyak
e. Konsumen I darat menggantikan konsumen I kolam
50. Jika dalam suatu ekosistem jumlah karbon dioksida A C4
semakin berkurang, maka organisme yang pertama kali
merasakan dampak negatifnya adalah.
a. Produsen
b. Pengurai
c. Karnivor

114
d. Herbivor
e. Karnivor puncak
115

Lampiran 8

Rekapitulasi Data Hasil Uji Validitas

Rata2= 28.28
Simpang Baku= 7.11
Korelasi XY= 0.61
Reliabilitas Tes= 0.76
Butir Soal= 50
Jumlah Subyek= 36

No Butir Soal D.Pembeda T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi


Asli (%)
1 2 80.00 Sedang 0.530 Sangat Signifikan
2 3 40.00 Sangat Mudah 0.348 Signifikan
3 4 60.00 Sedang 0.475 Sangat Signifikan
4 5 50.00 Sangat Sukar 0.637 Sangat Signifikan
5 6 60.00 Sedang 0.475 Sangat Signifikan
6 7 50.00 Sangat Mudah 0.497 Sangat Signifikan
7 8 60.00 Sedang 0.524 Sangat Signifikan
8 9 80.00 Sedang 0.522 Sangat Signifikan
9 13 40.00 Sukar 0.436 Sangat Signifikan
10 15 50.00 Sedang 0.435 Sangat Signifikan
11 16 60.00 Sedang 0.566 Sangat Signifikan
12 17 50.00 Sukar 0.526 Sangat Signifikan
13 18 70.00 Sukar 0.675 Sangat Signifikan
14 19 90.00 Sedang 0.649 Sangat Signifikan
15 20 50.00 Sedang 0.500 Sangat Signifikan
16 22 80.00 Sedang 0.613 Sangat Signifikan
17 24 90.00 Sedang 0.697 Sangat Signifikan
18 25 80.00 Sedang 0.613 Sangat Signifikan
19 27 60.00 Sedang 0.524 Sangat Signifikan
20 29 40.00 Sedang 0.381 Sangat Signifikan
21 30 80.00 Sedang 0.642 Sangat Signifikan
22 31 50.00 Sedang 0.379 Sangat Signifikan
23 36 40.00 Sedang 0.360 Sangat Signifikan
24 42 60.00 Sedang 0.440 Sangat Signifikan
25 46 40.00 Sedang 0.350 Signifikan
116

Lampiran 9

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Sub Aspek kognitif


Indikator konsep C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal
1 Mendeskripsikan Komponen
komponen penyusun abiotik dan 5, 6,
abiotik dan biotik biotik. 2, 3 4, 8, 9 8
7
dalam ekosistem.

2 Menjelaskan pola- Pola-pola


pola hubungan 15, 17, 19,
hubungan/interaksi dalam 13, 7
16 18 20
dalam ekosistem. ekosistem.

3 Menjelaskan tipe- Tipe-tipe


tipe ekosistem. ekosistem. 22 24 25 27 4

4 Mendeskripsikan Aliran
aliran energi, rantai anergi,
makanan dan rantai 30,
piramida energi. makanan, 29 36 42 5
31,
dan
piramida
energi.
5 Meramalkan Ketidaksei
kemungkinan mbangan
terjadinya dalam 46 1
ketidakseimbangan ekosistem.
jika salah satu
komponen musnah.
Jumlah 4 5 6 6 2 2 25
117

Lampiran 10

INSTRUMEN HASIL UJI SOAL

Nama : .
Hari/Tanggal : .
Mata Pelajaran: .
Petunjuk : Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan
memberikan tanda (X)!

1. Kumpulan beberapa ekosistem yang ada di muka bumi disebut


a. Komunitas d. bioma
b. Habitat e. populasi
c. Biosfer

2. Suhu yang paling baik untuk pertumbuhan dan kehidupan suatu organisme
disebut.
a. Suhu minimum d. suhu adaptasi
b. Suhu maksimum e. suhu pertumbuhan
c. Suhu optimum

3. Dalam suatu ekosistem, tumbuhan hijau berperan sebagai.


a. Pengurai d. Konsumen tingkat II
b. Produsen e. Konsumen tingkat III
c. Konsumen tingkat I

4. Koloni lebah madu terdiri dari bermacam-macam individu yang masing-


masing mempunyai tugas tertentu. Di dalam suatu ekosistem, koloni lebah
madu tersebut merupakan suatu
a. Spesies d. komunitas
b. Kingdom e. masyarakat
c. Populasi

5. Seorang petani berhasil membasmi hama tikus dengan menggunakan kucing.


Dengan kata lain, petani memanfaatkan hewan.
a. Jinak d. dekomposer
b. konsumer e. predator
c. Produser
118

6. Dekomposer pada ekosistem berperan sebagai.


a. Merombak senyawa organik menjadi senyawa sederhana
b. Menguraikan senyawa organik menjadi senyawa anorganik
c. Membusukkan senyawa organik menjadi senyawa organik lain
d. Membongkar senyawa yang telah lapuk menjadi senyawa organik
e. Melarutkan senyawa anorganik menjadi lebih sederhana.

7. Tanaman jagung yang ditanam di bawah pohon yang rimbun memiliki buah
yang lebih kecil dibandingkan pohon jagung yang tumbuh di tempat terbuka.
Faktor yang mempengaruhinya ialah.
a. Suhu udara d. Kelembapan tanah
b. Kesuburan e. Kelembapan udara
c. Cahaya matahari

8. Perhatikan nama-nama hewan berikut ini!


1. Rayap 4. Katak
2. Kucing 5. Kutu karpet
3. Cacing tanah

Yang termasuk hewan Detritivor adalah

a. Jika hanya 1, 3, dan 5 yang benar

b. Jika hanya 1 & 5 yang benar

c. Jika hanya 3 & 5 yang benar

d. Jika hanya 2 & 4 yang benar


e. Jika hanya 4 yang benar

9. Hubungan komensalisme terjadi misalnya antara.


a. Cacing dan ulat daun
b. Bunga dan kupu-kupu
c. Ikan remora dan ikan hiu
d. Bakteri nitrogen dan tumbuhan polongan
e. Jamur dan batang pohon

10. Interaksi antar makhluk hidup akan berjalan baik jika.


a. Antarmakhluk hidup saling berkompetisi
b. Antarmakhluk hidup habitatnya berdekatan
c. Antarmakhluk hidup ada saling ketergantungan
119

d. Antarmakhluk hidup agak sam perkembangan evolusinya


e. Antarmakhluk hidup mirip bentuknya

11. Setelah terbentuk klimaks atau keseimbangan, maka.


a. Tidak terjadi pergantian dominasi komunitas lagi
b. Keanekaragaman komunitas semakin rendah
c. Interaksi antar populasi terhenti
d. Tidak terdapat nisia lagi
e. Kembali lagi ke komunitas awal

12. Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya air dapat mempengaruhi kehadiran
populasi di suatu ekosistem. Hal yang demikian disebut.
a. Faktor pemicu d. Interaksi faktor abiotik
b. Faktor pembatas e. habitat
c. Faktor abiotik

13. Kolam merupakan suatu ekosistem yang terdiri dari komponen biotik dan
abiotik. Ikan-ikan yang hidup dalam kolam tersebut harus mendapat oksigen.
Kandungan oksigen terlarut dapat bertambah dari.
a. Pemecahan air menjadi hydrogen dan oksigen
b. Fitoplankton yang ada di dalam kolam
c. Hasil metabolisme ikan-ikan
d. Pemecahan garam-garam karbonat
e. Zooplankton yang hidup dalam kolam

14. Di bawah ini merupakan pasangan simbiosis yang dapat terjadi, yaitu:
I. Anggrek A. Pohon inangnya
II. Ikan remora B. Kucing
III. Kupu-kupu C. Lebah
IV. Kutu D. Ikan hiu

Pasangan simbiosis komensalisme yang benar adalah.

a. I D d. II D

b. III A e. III C

c. IV B

15. Berikut ini adalah proses suksesi sekunder:


1. Tumbuhan biji 4. Komunitas klimaks
2. Ekosistem rusak 5. Rumput/ilalang
120

3. Semak-semak

Dari pernyataan di atas, urutan yang benar menurut proses suksesi sekunder
adalah

a. 2- 5- 3- 1- 4 d. 5- 3- 4- 1- 2
b. 1- 3- 4- 5- 2 e. 4- 3- 2- 1- 5
c. 2- 3- 5- 1- 4

16. Ciri vegetasi pada hutan bakau (mangrove) adalah.


a. Akar serabut, akar napas, buah berat
b. Akar gantung, akar napas, menyesuaikan dengan kadar garam tinggi
c. Akar napas, akar tunjang, menyesuaikan dengan kadar garam tinggi
d. Akar tunggang, akar serabut, buah ringan
e. Akar tunggang, akar napas, di daerah berlumpur.

17. Ekosistem darat terbagi atas beberapa bioma, seperti gurun, padang rumput,
hutan hujan tropis, hutan gugur, taiga dan tundra. Terbentuknya bioma di atas
karena.
a. Perbedaan udara dan jenis tanah
b. Perbedaan letak pada garis lintang dan ketinggian
c. Perbedaan jenis makhluk hidup yang mendiaminya
d. Persamaan jenis makhluk hidup yang mendiaminya
e. Persamaan jenis tanah dan makhluk hidup

18. Perbedaan antara bioma gurun dan bioma padang rumput antara lain.
a. Ketebalan humus bioma gurun lebih tinggi daripada bioma padang rumput
b. Curah hujan bioma padang rumput lebih tinggi daripada bioma gurun
c. Perbedaan suhu siang dan malam di bioma padang rumput lebih tinggi
daripada di bioma gurun
d. Keanekaragaman herbivor gurun lebih besar daripada di padang rumput
e. Evaporasi di padang rumput lebih tinggi daripada di bioma gurun

19. Ciri-ciri suatu tumbuhan:


1. Berakar besar dan panjang
2. Menempel pada pohon lain
3. Daun tebal dan kaku
4. Tumbuhan xerofit
5. Kadar garam air dan tanahnya tinggi
6. Berakar tunggang
121

Ciri vegetasi hutan bakau ditunjukkan oleh nomor.

a. 1, 3, dan 5 d. 2, 4, dan 5

b. 1, 2, dan 6 e. 1, 2, dan 4

c. 2, 4, dan 6

20. Perpindahan materi dari organisme yang satu ke organisme yang lain dengan
alur searah melalui proses makan-dimakan disebut
a. Rantai makanan d. aliran energi
b. Jaring-jaring makanan e. piramida makanan
c. Siklus materi

21. Piramida jumlah menggambarkan.


a. Jumlah berat kering dari seluruh organisme dalam suatu ekosistem
b. Kepadatan populasi jumlah individu di antara tingkat trofik dalam
ekosistem
c. Jumlah berat kering suatu kelompok organisme dalam ekosistem
d. Jumlah energi yang tersedia pada suatu kelompok dalam ekosistem
e. Jumlah energi yang tersedia pada seluruh organisme

22. Pada suatu piramida jumlah individu, jumlah individu terbanyak adalah.
a. Pengurai d. Konsumer I
b. konsumer III e. produser
c. konsumer II

23. Dalam suatu eksosistem, energi mengalami perpindahan secara berturut-turut


dari.
a. Matahari tumbuhan hijau konsumen I konsumen II
b. Tumbuhan hijau konsumen I konsumen II matahari
c. Matahari konsumen I konsumen II tumbuhan hijau
d. Tumbuhan hijau matahari konsumen I konsumen II
e. Konsumen I konsumen II konsumen III matahari

24.
122

Keterangan:

1. Karnivor I

2. Tumbuhan
3. Karnivor II
4. Herbivor

Berdasarkan gambar piramida ekologi di atas, manakah piramida ekologi yang


benar?

a. I d. IV

b. II e. V
c. III

25. Apabila sebuah ekosistem sawah berubah menjadi ekosistem danau yang
sangat luas, maka faktor yang diprioritaskan untuk diadakan agar produktivitas
ekosistem tersebut dapat dinikmati manusia adalah.
a. Fitoplankton d. ikan mujair
b. Zooplankton e. dekomposer
c. Udang-udangan
123

Lampiran 11

KUNCI JAWABAN
INSTRUMEN HASIL UJI SOAL

1. C 11. A 21. B

2. C 12. B 22. E

3. B 13. B 23. A

4. C 14. D 24. E

5. E 15. A 25. A

6. B 16. C

7. C 17. B

8. A 18. B

9. C 19. A

10. C 20. A
124

Lampiran 12

FORMAT WAWANCARA DENGAN GURU MATA PELAJARAN


(Kegiatan Pendahuluan Observasi)

Hari/tanggal :
Tempat :
Waktu :
Yang diwawancara :
Yang mewawancara :
1. Apa sajakah hambatan-hambatan yang sering ditemui dalam mengajar
pelajaran biologi?
2. Metode pembelajaran apakah yang sering digunakan dikelas? Mengapa?
3. Menurut anda metode apakah yang paling cocok digunakan dalalm
pembelajaran biologi?
4. Apakah untuk materi yang memerlukan penjelasan dengan eksperimen
sering dilakukan kegiatan demonstrasi dan praktikum? Alasannya?
5. Sejauh mana tingkat keterampilan proses sains siswa yang Anda ajarkan?
125

FORMAT KUESIONER SISWA


(Kegiatan Pendahuluan Observasi)

Nama :
Kelas :
1. Apakah anda menyukai pelajaran biologi?
a. Ya b. tidak
Sebutkan alasannya..
2. Apakah anda mengalami kesulitan dalam belajar biologi?
a. Ya b. tidak
Sebutkan alasannya..
3. Metode mengajar apa yang sering digunakan oleh guru biologi anda?
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Demonstrasi
d. Lainnya sebutkan
4. Apakah anda mengalami kesulitan dalam memahami biologi dengan
metode yang digunakan oleh guru anda? Mengapa?
5. Pembelajaran biologi yang seperti apa yang anda inginkan?
Lampiran 13
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Berilah tanda ( ) pada kolom yang disediakan jika aspek keterampilan proses sains muncul.

Pelaksanaan
Keterampilan
Indikator Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Kel 7
Proses Sains
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
Siswa mengamati obyek
yang di dapat sesuai
Mengamati petunjuk.
Siswa mencatat data
pengamatan.
Siswa mencatat setiap
pengamatan secara
Klasifikasi terpisah.
Siswa mencari dasar
pengelompokkan.
Siswa mampu
menghubungkan hasil-
Manafsirkan hasil penelitian.
pengamatan Siswa mampu menarik
kesimpulan berdasarkan

126
pengamatan awal
Siswa mendiskusikan
hasil percobaan.
Siswa membuat laporan
sementara untuk
kelompoknya.
Siswa
Berkomunikasi
mempresentasikan hasil
percobaan.
Siswa memberi
tanggapan terhadap
pendapat temannya dari
kelompok lain.

Keterangan:

1. Ya = minimal satu anggota dalam kelompok yang melakukan kegiatan tersebut.


2. Tidak = tidak ada satupun anggota kelompok yang melakukan kegiatan tersebut.

Observer

(Drs. Agus Purwanto)

127
128

Lampiran 14

Perhitungan Lembar Observasi

Pertemuan I

Aspek KPS Pelaksanaan Persenta


Jumlah
Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Kel 7 se
Mengamati 2 1 2 1 2 1 2 11 78,6%
Klasifikasi 1 2 2 2 1 2 2 12 85,7%
Menafsirkan
1 1 2 1 2 2 1 10 71,42%
Pengamatan
Berkomunikasi 2 3 4 4 1 4 3 21 75%

Pertemuan II

Aspek KPS Pelaksanaan Persenta


Jumlah
Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Kel 7 se
Mengamati 1 1 2 2 2 2 2 12 85,7%
Klasifikasi 2 1 1 2 1 2 2 11 78,6%
Menafsirkan
2 1 1 1 1 1 2 9 64,3%
Pengamatan
Berkomunikasi 4 2 2 4 4 2 4 22 78,6%

Pertemuan III

Aspek KPS Pelaksanaan Persenta


Jumlah
Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Kel 7 se
Mengamati 2 2 2 2 2 1 2 13 92,85%
Klasifikasi 2 1 2 2 1 2 2 12 85,7%
Menafsirkan
1 1 1 1 1 2 2 9 64,3%
Pengamatan
Berkomunikasi 4 2 2 4 4 2 4 16 57,14%

Keterlaksanaan
Aspek KPS
Persentase
Mengamati 85,71%
Klasifikasi 83,33%
Menafsirkan pengamatan 66,7%
Berkomunikasi 70,24%
129

Lampiran 15

ANGKET RANAH AFEKTIF SISWA

Nama :_____________________
Hari/ tanggal :_____________________
Kelas/ semester :_____________________
Petunjuk
1. Pada angket ini terdapat 15 pernyataan. Perrtimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan pembelajaran biologi, kemudian
jawablah dengan jujur sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Berilah tanda chek list () untuk jawaban yang tepat sesuai pendapat anda
sendiri.
3. Angket ini dibuat hanya untuk kepentingan ilmiah dalam rangka
penelitian. Oleh karena itu jawaban anda dijamin kerahasiaannya dari
siapapun. Terima kasih.

Keterangan pilihan jawaban:


SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS S TS STS
1 Saya merasa lebih mudah memahami materi
ekosistem dengan adanya kegiatan-kegiatan
keterampilan proses sains dalam pembelajaran.
2 Saya senang mengerjakan LKS dan berlatih
melakukan KPS dengan tujuan agar saya lebih
memahami materi yang diajarkan.
3 Dengan pendekatan KPS yang diterapkan oleh
guru dalam pembelajaran, saya lebih termotivasi
untuk belajar.
4 Dengan mempelajari konsep Ekosistem, menurut
saya perlu adanya KPS agar lebih mengerti dan
dapat meningkatkan pemahaman saya terhadap
konsep Ekosistem.
5 Dalam mempelajari konsep Ekosistem, menurut
saya tidak perlu adanya pendekatan KPS, cukup
dengan metode ceramah saja.
130

6 Interaksi/diskusi/tanya jawab antara siswa dan


guru yang berlangsung dengan baik merupakan
nilai lebih dari pendekatan KPS apabila
dibandingkan dengan pendekatan lainnya.
7 Pemanfaatan lingkungan sekolah menjadi
sumber belajar membuat pelajaran di kelas tidak
monoton.
8 Saya mengumpulkan data-data sesuai
pengamatan.
9 Saya mampu mengelompokkan data-data sesuai
dengan pengamatan.
10 Saya bisa menafsirkan hasil pengamatan untuk
dijadikan kesimpulan.
11 Saya mampu mempresentasikan hasil diskusi.
12 Saya bisa membuat kesimpulan dari hasil
pengamatan.
131

Lampiran 16

Perhitungan Lembar Angket

Respon Respon
No Pernyataan (SS) (S) (TS) (STS)
(+) (-)
1 Saya merasa lebih mudah
memahami materi ekosistem
dengan adanya kegiatan-kegiatan 7 23 5 0 85,7% 14,3%
keterampilan proses sains dalam
pembelajaran.
2 Saya senang mengerjakan LKS
dan berlatih melakukan KPS
dengan tujuan agar saya lebih 10 21 4 0 88,6% 11,4%
memahami materi yang
diajarkan.
3 Dengan pendekatan KPS yang
diterapkan oleh guru dalam
4 27 4 0 88,6% 11,4%
pembelajaran, saya lebih
termotivasi untuk belajar.
4 Dengan mempelajari konsep
Ekosistem, menurut saya perlu
adanya KPS agar lebih mengerti
4 30 1 0 97,14% 2,86%
dan dapat meningkatkan
pemahaman saya terhadap
konsep Ekosistem.
5 Dalam mempelajari konsep
Ekosistem, menurut saya tidak
perlu adanya pendekatan KPS, 0 2 27 6 5,71% 94,29%
cukup dengan metode ceramah
saja.
6 Interaksi/diskusi/tanya jawab
antara siswa dan guru yang
berlangsung dengan baik
merupakan nilai lebih dari 5 29 1 0 97,14% 2,86%
pendekatan KPS apabila
dibandingkan dengan
pendekatan lainnya.
7 Pemanfaatan lingkungan sekolah
menjadi sumber belajar
12 21 2 0 94,29% 5,71%
membuat pelajaran di kelas tidak
monoton.
8 Saya mengumpulkan data-data
2 28 5 0 85,7% 14,3%
sesuai pengamatan.
9 Saya mampu mengelompokkan
2 31 2 0 94,29% 5,71%
data-data sesuai dengan
132

pengamatan.
10 Saya bisa menafsirkan hasil
pengamatan untuk dijadikan 3 32 0 0 100% 0%
kesimpulan.
11 Saya mampu mempresentasikan
4 29 2 0 94,29% 5,71%
hasil diskusi.
12 Saya bisa membuat kesimpulan
11 24 0 0 100% 0%
dari hasil pengamatan.
133

Lampiran 17

Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen

Pehitungan nilai N-gain berdasarkan rumus berikut ini:


N-gain = Nilai posttest Nilai pretest
Skor ideal Nilai pretest

Sedangkan kategorisasi ditentukan dengan nilai N-gain sebagai berikut.


g- tinggi : nilai G 0,7
g-sedang : nilai 0,30 G 0,70
g-rendah : nilai G < 0,30

Nilai N-gain hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen sebagai
berikut ini.
Tabel Nilai N-gain Kelas Eksperimen
No Nama Siswa Nilai Gain (G) Kategori
Pretest Posttest
1 Ade Azhari 40 52 0.2 Rendah
2 Ahmad Fakhry 48 56 0.153846 Rendah
3 Angga .F. 32 60 0.411765 Sedang
4 Anjar Zulfitra 52 64 0.25 Rendah
5 Arif Apriadi 36 68 0.5 Sedang
6 Arum Selisa 56 72 0.363636 Sedang
7 Biyas .D. 40 72 0.533333 Sedang
8 Desifa Berliana 48 76 0.538462 Sedang
9 Diana Fitriani 52 76 0.5 Sedang
10 Dita Adha .A. 72 76 0.142857 Rendah
11 Dito Prasetyo 56 76 0.454545 Sedang
12 Dyah Ayu .N. 40 76 0.6 Sedang
13 Eni Dwi .D. 44 80 0.642857 Sedang
14 Fikri Setiawan 48 80 0.615385 Sedang
15 Hutami Deviari 44 80 0.642857 Sedang
16 Imam Al-Khadist 48 80 0.615385 Sedang
17 Intan Putri 52 80 0.583333 Sedang
18 Margi Lestari 44 84 0.714286 Tinggi
19 Meirayni .F. 52 84 0.666667 Sedang
20 Miftah Rizky 52 84 0.666667 Sedang
21 M. Dwi. K. 56 84 0.636364 Sedang
22 Natasha .L. 44 84 0.714286 Tinggi
23 Panca Sona 60 84 0.6 Sedang
24 Rachmagita 52 88 0.75 Tinggi
25 Rafika Puspa 64 88 0.666667 Sedang
134

26 Rasyidin .M. 60 88 0.7 Sedang


27 Resti . M. 44 88 0.785714 Tinggi
28 Ria Monica 68 88 0.625 Sedang
29 Sandyhani 64 88 0.666667 Sedang
30 Sofia .M. 68 92 0.75 Tinggi
31 Sri Puji 68 92 0.75 Tinggi
32 Sri Wahyuni 60 92 0.8 Tinggi
33 Wahyu Prabowo 64 92 0.777778 Tinggi
34 Wahyu Rahmadhani 68 92 0.75 Tinggi
35 Wulansari 72 92 0.714286 Tinggi
Rata-rata 53.2 80.4 0.585218 Sedang
135

Lampiran 18

Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Kontrol

Pehitungan nilai N-gain berdasarkan rumus berikut ini:


N-gain = Nilai posttest nilai pretest
Skor ideal nilai pretest

Sedangkan kategorisasi ditentukan dengan nilai N-gain sebagai berikut.


g- tinggi : nilai G 0,7
g-sedang : nilai 0,30 G 0,70
g-rendah : nilai G < 0,30

No Nama Siswa Nilai Gain (G) Kategori


Pretest Posttest
1 Arif Purnama 28 40 0.166667 Rendah
2 Aditya .W. 28 44 0.222222 Rendah
3 Arinta 32 44 0.176471 Rendah
4 Armanda .M.V 32 48 0.235294 Rendah
5 Ayu Misani 36 48 0.1875 Rendah
6 Benita .R.M 36 52 0.25 Rendah
7 Bramantiyo .T. 36 56 0.3125 Sedang
8 Burhanudin 36 60 0.375 Sedang
9 Deden .W. 40 60 0.333333 Sedang
10 Della Syafira 40 60 0.333333 Sedang
11 Dianita .M.P. 40 64 0.4 Sedang
12 Dito Nugraha .R. 40 64 0.4 Sedang
13 Dwi Herda 44 64 0.357143 Sedang
14 DwiSetianingrum 44 64 0.357143 Sedang
15 Elham Andhi .P. 44 64 0.357143 Sedang
16 Fahmi Rijal 48 64 0.307692 Sedang
17 Givari . P. 48 64 0.307692 Sedang
18 Hermawan .R. 48 68 0.384615 Sedang
19 Ichsan Maulana 52 68 0.333333 Sedang
20 Istuti Wahyu 52 72 0.416667 Sedang
21 Latifah Hani 56 72 0.363636 Sedang
22 Lisa Mujiat 56 72 0.363636 Sedang
23 Meliyana 56 72 0.363636 Sedang
24 Mia Wijayanti 60 72 0.3 Sedang
25 M. Agil 60 72 0.3 Sedang
26 M. Reza . M. 64 76 0.333333 Sedang
27 Parnello Wilson 64 76 0.333333 Sedang
28 Ridho Andhika 64 76 0.333333 Sedang
29 Rizka Kusuma 64 76 0.333333 Sedang
136

30 Rizki Ari 64 76 0.333333 Sedang


31 Sandi Maula 68 80 0.375 Sedang
32 Shabrina .F. 68 80 0.375 Sedang
33 Sindy F.O 68 80 0.375 Sedang
34 Suci Mulyanti 68 80 0.375 Sedang
35 Vaya Glorinda 68 80 0.375 Sedang
Rata-rata 50.2 65.8 0.327038 Sedang
137

Lampiran 19

Hasil Pretest Kelas Eksperimen


No. Responden Nilai
1 Ade Azhari 40
2 Ahmad Fakhry 48
3 Angga .F. 32
4 Anjar Zulfitra 52
5 Arif Apriadi 36
6 Arum Selisa 56
7 Biyas .D. 40
8 Desifa Berliana 48
9 Diana Fitriani 52
10 Dita Adha .A. 72
11 Dito Prasetyo 56
12 Dyah Ayu .N. 40
13 Eni Dwi .D. 44
14 Fikri Setiawan 48
15 Hutami Deviari 44
16 Imam Al-Khadist 48
17 Intan Putri 52
18 Margi Lestari 44
19 Meirayni .F. 52
20 Miftah Rizky 52
21 M. Dwi. K. 56
22 Natasha .L. 44
23 Panca Sona 60
24 Rachmagita 52
25 Rafika Puspa 64
26 Rasyidin .M. 60
27 Resti . M. 44
28 Ria Monica 68
29 Sandyhani 64
30 Sofia .M. 68
31 Sri Puji 68
32 Sri Wahyuni 60
33 Wahyu Prabowo 64
34 Wahyu Rahmadhani 68
35 Wulansari 72
138

Lampiran 20

Penghitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors)


Data Pretest Siswa Kelas Eksperimen
(Keterampilan Proses Sains)

A. Perolehan data
32,36,40,40,40,44,44,44,44,44,48,48,48,48,52,52,52,52,52,52,56,56,56,60,60,60,64,64,
64,68,68,68,68,72,72.
B. Distribusi frekuensi
1. Menentukan skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar = 72
Skor terkecil = 32
2. Menentukan rentangan (R)
R = skor terbesar skor terkecil
R = 72 32
R = 40
3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 35
BK = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 35
= 1 + 5, 095
= 6,095 = 6 (dibulatkan)
4. Menentukan panjang kelas interval (i)
i= R
K
= 40
6,095
= 6,56 = 7 (dibulatkan)
5. Menentukan distribusi frekuensi
Interval f xi f. xi xi f.xi
32-38 2 35 70 1225 2450
39-45 8 42 336 1764 14112
46-52 10 49 490 2401 24010
53-59 3 56 168 3136 9408
60-66 6 63 378 3969 23814
67-73 6 70 420 4900 29400
Jumlah 35 315 1862 17395 103194
139

6. Menentukan rata-rata (mean)


(x) = fXi
n
= 1862 = 53,2
35
7. Menentukan varians (Si2)
(Si) = n. (fXi) (fXi)
n (n 1)

= 35. (103194) (1862)


35 (35 1)
= 3611790 3467044
1190
= 144746 = 121,6352
1190

8. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)


SD = n. (fxi) (fxi)
n (n 1)

=121,6352 = 11,02

Tabel
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen KPS
No Skor (xi) f Zn Zi F(Zi) S (Zi) F(Zi) S(Zi)
1 32 1 1 -1,92 0,0274 0,028571 0,00117
2 36 1 2 -1,56 0,0594 0,057143 0,00226
3 40 3 5 -1,2 0,1151 0,142857 0,02776
4 44 5 10 -0,83 0,2033 0,285714 0,08241
5 48 4 14 -0,47 0,3192 0,4 0,0808
6 52 6 20 -0,11 0,4562 0,571429 0,11523
7 56 3 23 0,254 0,5987 0,657143 0,05844
8 60 3 26 0,617 0,7291 0,742857 0,01376
9 64 3 29 0,98 0,8365 0,828571 0,00793
10 68 4 33 1,343 0,9099 0,942857 0,03296
11 72 2 35 1,706 0,9554 1 0,0446
35 Lo= 0,11523
140

Zi = x - x
SD

S (Zi) = Zn , n = Jumlah siswa


n
Ltabel (Lt); karena n> 30, maka:

Ltabel (Lt); = 0,886 = 0,886 = 0,1496



Lo < Lt (0,11523 < 0,1496) sehingga diambil kesimpulan bahwa sampel
berdistribusi normal.
141

Lampiran 21

Hasil Posttest Kelas Eksperimen


No. Responden Nilai
1 Ade Azhari 52
2 Ahmad Fakhry 56
3 Angga .F. 60
4 Anjar Zulfitra 64
5 Arif Apriadi 68
6 Arum Selisa 72
7 Biyas .D. 72
8 Desifa Berliana 76
9 Diana Fitriani 76
10 Dita Adha .A. 76
11 Dito Prasetyo 76
12 Dyah Ayu .N. 76
13 Eni Dwi .D. 80
14 Fikri Setiawan 80
15 Hutami Deviari 80
16 Imam Al-Khadist 80
17 Intan Putri 80
18 Margi Lestari 84
19 Meirayni .F. 84
20 Miftah Rizky 84
21 M. Dwi. K. 84
22 Natasha .L. 84
23 Panca Sona 84
24 Rachmagita 88
25 Rafika Puspa 88
26 Rasyidin .M. 88
27 Resti . M. 88
28 Ria Monica 88
29 Sandyhani 88
30 Sofia .M. 92
31 Sri Puji 92
32 Sri Wahyuni 92
33 Wahyu Prabowo 92
34 Wahyu Rahmadhani 92
35 Wulansari 92
142

Lampiran 22

Penghitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors)


Data Posttest Siswa Kelas Eksperimen
(Keterampilan Proses Sains)

A. Perolehan data
52,56,60,64,68,72,72,76,76,76,76,76,80,80,80,80,80,84,84,84,84,84,84,88,88,88,88,88,
88,92,92,92,92,92,92.
B. Distribusi frekuensi
1. Menentukan skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar = 92
Skor terkecil = 52
2. Menentukan rentangan (R)
R = skor terbesar skor terkecil
R = 92 52
R = 40
3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 35
BK = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 35
= 1 + 5, 095
= 6,095 = 6 (dibulatkan)
4. Menentukan panjang kelas interval (i)
i= R
K
= 40
6,095
= 6,56 = 7 (dibulatkan)
5. Menentukan distribusi frekuensi
Interval f xi f. xi xi f.xi
52-58 2 55 110 3025 6050
59-65 2 62 124 3844 7688
66-72 3 69 207 4761 14283
73-79 5 76 380 5776 28880
80-86 11 83 913 6889 75779
87-93 12 90 1080 8100 97200
Jumlah 35 435 2814 32395 229880
143

6. Menentukan rata-rata (mean)


(x) = fXi
n
= 2814 = 80,4
35
7. Menentukan varians (Si2)
(Si) = n. (fXi) (fXi)
n (n 1)

= 35. (229880) (2814)


35 (35 1)
= 8045800 7918596
1190
= 127204 = 106,894
1190

8. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)


SD = n. (fxi) (fxi)
n (n 1)

=106,894 = 10,33

Tabel
Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen KPS
No Skor (xi) f Zn Zi F(Zi) S (Zi) F(Zi) S(Zi)
1 52 1 1 -2.749 0.0031 0.028571 0,02547
2 56 1 2 -2.362 0.0091 0.057143 0,04804
3 60 1 3 -1.975 0.0244 0.085714 0,06131
4 64 1 4 -1.588 0.0571 0.114286 0,05719
5 68 1 5 -1.2 0.1151 0.142857 0,02776
6 72 2 7 -0.813 0.209 0.2 0,009
7 76 5 12 -0.426 0.3372 0.342857 0,00566
8 80 5 17 -0.039 0.488 0.485714 0,002286
9 84 6 23 0.348 0.6331 0.657143 0,02404
10 88 6 29 0.736 0.7673 0.828571 0,06127
11 92 6 35 1.123 0.8686 1 0,1314
35 Lo= 0,1314
144

Zi = x - x
SD

S (Zi) = Zn , n = Jumlah siswa


n
Ltabel (Lt); karena n> 30, maka:

Ltabel (Lt); = 0,886 = 0,886 = 0,1496



Lo < Lt (0,1314 < 0,1496) sehingga diambil kesimpulan bahwa sampel
berdistribusi normal.
145

Lampiran 23

Hasil Pretest Kelas Kontrol

No. Responden Nilai


1 Arif Purnama 28
2 Aditya .W. 28
3 Arinta 32
4 Armanda .M.V 32
5 Ayu Misani 36
6 Benita .R.M 36
7 Bramantiyo .T. 36
8 Burhanudin 36
9 Deden .W. 40
10 Della Syafira 40
11 Dianita .M.P. 40
12 Dito Nugraha .R. 40
13 Dwi Herda 44
14 Dwi Setianingrum 44
15 Elham Andhi .P. 44
16 Fahmi Rijal 48
17 Givari . P. 48
18 Hermawan .R. 48
19 Ichsan Maulana 52
20 Istuti Wahyu 52
21 Latifah Hani 56
22 Lisa Mujiat 56
23 Meliyana 56
24 Mia Wijayanti 60
25 M. Agil 60
26 M. Reza . M. 64
27 Parnello Wilson 64
28 Ridho Andhika 64
29 Rizka Kusuma 64
30 Rizki Ari 64
31 Sandi Maula 68
32 Shabrina .F. 68
33 Sindy F.O 68
34 Suci Mulyanti 68
35 Vaya Glorinda 68
146

Lampiran 24

Penghitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors)


Data Pretest Siswa Kelas Kontrol

A. Perolehan data
28,28,32,32,36,36,36,36,40,40,40,40,44,44,44,48,48,48,52,52,56,56,56,60,60,64,64,64,
64,64,68,68,68,68,68.
B. Distribusi frekuensi
1. Menentukan skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar = 68
Skor terkecil = 28
2. Menentukan rentangan (R)
R = skor terbesar skor terkecil
R = 68 28
R = 40
3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 35
BK = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 35
= 1 + 5, 095
= 6,095 = 6 (dibulatkan)
4. Menentukan panjang kelas interval (i)
i= R
K
= 40
6,095
= 6,56 = 7 (dibulatkan)
5. Menentukan distribusi frekuensi
Interval f xi f. xi xi f.xi
28-34 4 31 124 961 3844
35-41 8 38 304 1444 11552
42-48 6 45 270 2025 12150
49-55 2 52 104 2704 5408
56-62 5 59 295 3481 17405
63-69 10 66 660 4356 43560
Jumlah 35 291 1757 14971 93919
147

6. Menentukan rata-rata (mean)


(x) = fXi
n
= 1757 = 50,2
35
7. Menentukan varians (Si2)
(Si) = n. (fXi) (fXi)
n (n 1)

= 35. (93919) (1757)


35 (35 1)
= 3287165 3087049
1190
= 200116 = 168,165
1190

8. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)


SD = n. (fxi) (fxi)
n (n 1)

=168,165 = 12,96

Tabel
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol
No Skor (xi) f Zn Zi F(Zi) S (Zi) F(Zi) S(Zi)
1 28 2 2 -1.713 0.0436 0.057143 0,01354
2 32 2 4 -1.404 0.0808 0.114286 0,03349
3 36 4 8 -1.096 0.1357 0.228571 0,09287
4 40 4 12 -0.787 0.2148 0.342857 0,12806
5 44 3 15 -0.478 0.3156 0.428571 0,11297
6 48 3 18 -0.17 0.4325 0.514286 0,08179
7 52 2 20 0.139 0.5517 0.571429 0,01973
8 56 3 23 0.448 0.67 0.657143 0,01286
9 60 2 25 0.756 0.7734 0.714286 0,05911
10 64 5 30 1.065 0.8554 0.857143 0,00174
11 68 5 35 1.373 0.9147 1 0,0853
35 Lo= 0,12806
148

Zi = x - x
SD

S (Zi) = Zn , n = Jumlah siswa


n
Ltabel (Lt); karena n> 30, maka:

Ltabel (Lt); = 0,886 = 0,886 = 0,1496



Lo < Lt (0,12806< 0,1496) sehingga diambil kesimpulan bahwa sampel
berdistribusi normal.
149

Lampiran 25

Hasil Posttest Kelas Kontrol

No. Responden Nilai


1 Arif Purnama 40
2 Aditya .W. 44
3 Arinta 44
4 Armanda .M.V 48
5 Ayu Misani 48
6 Benita .R.M 52
7 Bramantiyo .T. 56
8 Burhanudin 60
9 Deden .W. 60
10 Della Syafira 60
11 Dianita .M.P. 64
12 Dito Nugraha .R. 64
13 Dwi Herda 64
14 Dwi Setianingrum 64
15 Elham Andhi .P. 64
16 Fahmi Rijal 64
17 Givari . P. 64
18 Hermawan .R. 68
19 Ichsan Maulana 68
20 Istuti Wahyu 72
21 Latifah Hani 72
22 Lisa Mujiat 72
23 Meliyana 72
24 Mia Wijayanti 72
25 M. Agil 72
26 M. Reza . M. 76
27 Parnello Wilson 76
28 Ridho Andhika 76
29 Rizka Kusuma 76
30 Rizki Ari 76
31 Sandi Maula 80
32 Shabrina .F. 80
33 Sindy F.O 80
34 Suci Mulyanti 80
35 Vaya Glorinda 80
150

Lampiran 26

Penghitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors)


Data Posttest Siswa Kelas Kontrol

A. Perolehan data
40,44,44,48,48,52,56,60,60,60,64,64,64,64,64,64,64,68,68,72,72,72,72,72,72,76,76,76,
76,76,80,80,80,80,80.
B. Distribusi frekuensi
1. Menentukan skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar = 80
Skor terkecil = 40
2. Menentukan rentangan (R)
R = skor terbesar skor terkecil
R = 80 40
R = 40
3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 35
BK = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 35
= 1 + 5, 095
= 6,095 = 6 (dibulatkan)
4. Menentukan panjang kelas interval (i)
i= R
K
= 40
6,095
= 6,56 = 7 (dibulatkan)
5. Menentukan distribusi frekuensi
Interval f xi f. xi xi f.xi
40-46 3 43 129 1849 5547
47-53 3 50 150 2500 7500
54-60 4 57 228 3249 12996
61-67 7 64 448 4096 28672
68-74 8 71 568 5041 40328
75-81 10 78 780 6084 60840
Jumlah 35 363 2303 22819 155883
151

6. Menentukan rata-rata (mean)


(x) = fXi
n
= 2303 = 65,8
35
7. Menentukan varians (Si2)
(Si) = n. (fXi) (fXi)
n (n 1)

= 35. (155883) (2303)


35 (35 1)
= 5455905 5303809
1190
= 152096 = 127,811
1190

8. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)


SD = n. (fxi) (fxi)
n (n 1)

=127,811 = 11,30

Tabel
Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol
No Skor (xi) f Zn Zi F(Zi) S (Zi) F(Zi) S(Zi)
1 40 1 1 -2.283 0.0113 0.028571 0,01727
2 44 2 3 -1.929 0.0274 0.085714 0,05831
3 48 2 5 -1.575 0.0582 0.142857 0,08466
4 52 1 6 -1.221 0.1112 0.171429 0,06023
5 56 1 7 -0.867 0.1949 0.2 0,0051
6 60 3 10 -0.513 0.305 0.285714 0,019286
7 64 7 17 -0.159 0.4404 0.485714 0,04531
8 68 2 19 0.195 0.5753 0.542857 0,032443
9 72 6 25 0.549 0.7054 0.714286 0,00889
10 76 5 30 0.903 0.8159 0.857143 0,04124
11 80 5 35 1.257 0.8944 1 0,1056
35 Lo= 0,1056
152

Zi = x - x
SD

S (Zi) = Zn , n = Jumlah siswa


n
Ltabel (Lt); karena n> 30, maka:

Ltabel (Lt); = 0,886 = 0,886 = 0,1496



Lo < Lt (0,1056< 0,1496) sehingga diambil kesimpulan bahwa sampel
berdistribusi normal.
153

Lampiran 27

Uji Homogenitas Data

A. Penghitungan Uji Homogenitas Pretest Kedua Kelas


Penghitungan uji homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians
atau uji Fisher, dengan rumus:
F = S12, Si = n. (fXi) (fXi)
S11 n (n 1)
Untuk menguji homogenitas data pretest menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Hipotesis
Ho = Data yang memiliki varians homogen
Ha = Data yang tidak memiliki varians homogen
2. Kriteria pengujian
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, yang berarti kedua varians homogen
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima, yang berarti kedua varians tidak
homogen.
3. Menentukan nilai Fhitung
Diketahui varians semua skor pretest kelas eksperimen = 121,6352 dan varians semua
skor pretest kelas kontrol = 168,165, maka varians terbesar (S12) = 168,165 dan
varians terkecil (S11) = 121,6352 dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh :
F = S12 = 168,165
S11 121,635

Fhitung = 1,38
4. Menentukan derajat kebebasan:
db= n-1
db1= 35-1 =34
db2= 35-1 =34
5. Menentukan Ftabel (lihat tabel)
Ftabel = F ()(db1/db2) = F (0,05)(34/34) = 1,76
6. Kesimpulan
Karena Fhitung < Ftabel (1,38< 1,76), berarti H0 diterima, maka memiliki varians yang
homogen.
154

B. Penghitungan Uji Homogenitas Posttest Kedua Kelas


Penghitungan uji homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians
atau uji Fisher, dengan rumus:
F = S12, Si = n. (fXi) (fXi)
S11 n (n 1)
Untuk menguji homogenitas data posttest menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Hipotesis
Ho = Data yang memiliki varians homogen
Ha = Data yang tidak memiliki varians homogen
2. Kriteria pengujian
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, yang berarti kedua varians homogen
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima, yang berarti kedua varians tidak
homogen
3. Menentukan nilai Fhitung
Diketahui varians semua skor posttest kelas eksperimen = 106,894 dan varians semua
skor posttest kelas kontrol = 127,811, maka varians terbesar (S12) = 127,811 dan
varians terkecil (S11) = 106,894 dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh :
F = S12 = 127,811
S11 106,894

Fhitung = 1,19
4. Menentukan derajat kebebasan:
db= n-1
db1= 35-1 =34
db2= 35-1 =34
5. Menentukan Ftabel (lihat tabel)
Ftabel = F ()(db1/db2) = F (0,05)(34/34) = 1,76
6. Kesimpulan
Karena Fhitung < Ftabel (1,19< 1,76), berarti H0 diterima, maka memiliki varians yang
homogen.
155

Lampiran 28
Penghitungan Uji Hipotesis

Penghitungan uji hipotesis berdasarkan data posttest dengan menggunakan Uji-t. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis
Ho = 1 = 2
Ha = 1 2
2. Menentukan
Taraf signifikasi yang digunakan adalah = 0,05
3. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis
Berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukan bahwa kedua kelas mempunyai varians
yang homogen, maka untuk pengujian hipotesis ini digunakan rumus:

( ) ( )
Thitung = dengan Sg =

Kriterianya : Ho diterima, jika thitung < ttabel dan Ha diterima, jika thitung > ttabel
4. Menghitung t
- Mencari Sg

( ) ( )
=

( ) ( )
=

= =

= = 10,83

- Menghitung nilai thitung

thitung

= = = = = 5,64

156

5. Kesimpulan
Maka diperoleh thitung > ttabel (5,64 > 2,00). Hal ini berarti thitung lebih besar daripada ttabel,
sehingga Ha diterima, maka rata-rata data kelas eksperimen tidak sama dengan rata-rata
data kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan
proses sains berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep ekosistem.

Anda mungkin juga menyukai