SKRIPSI
OLEH
LA ROSIANI HADIANA
NIM: 106016100582
La Rosiani Hadiana, The Effect of Science Process Skills Approach About The
Result of Biology in Concept of Ecosystem (Quasi Experimental Studies in
SMA N 4 Tangerang Selatan City). Skripsi. The Study Program of Biology
Education, Department of Science Education, Faculty of Tarbiyah and
Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
The study aims to know the effect of science process skills approach about
the result of biology in concept of ecosystem. This research is done in SMA N 4
Tangerang Selatan City. This research used quasi experiment study with pretest
posttest control group design. Sample is taken using technique of purposive
sampling. The amount of research sample is 35 students for experiment class, and
35 students for control class. The data is taken using instrument of learning
result test in the form of multiple choice which have been tested its validity and
reliability. The hypothesis in this research is there is the effect of science process
skills approach about the result of biology in concept of ecosystem. The data
analysis use t-test, from the result of data calculation the difference of mean
between the two group obtained the value of posttest are tcount is 5,68 and ttable is
2,00 in 5% significance. So it can be said that tcount > ttable it means the alternative
hypothesis (Ha) is accepted and zero hypothesis (Ho) refused. It shows that
theres effect of science process skills approach about the result of biology in
concept of ecosystem.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.. ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................60
B. Saran............................................................................................60
BAB I
PENDAHULUAN
1
Peraturan Pemerintah RI Bab IV Standar Proses Pasal 19 ayat 1 tentang Standar Nasional
Pendidikan, tersedia di: www.depdiknas.go.id. (20 Februari 2011)
2
2
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006) h.
137
3
Conny Semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa
dalam Belajar. (Jakarta: Gramedia, 1992), h. 14.
3
4
BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah, (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2006) h. 451.
5
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 74.
6
Nuryani Y Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Cetakan I (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2005), h. 78.
4
7
Muslim, Effort to Improve Science Process Skill Students Learning in Physics Through
Inquiry Based Model. (Proceeding The Second International Seminar on Science Education. UPI
2008) h. 285
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, beberapa
masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran di sekolah belum sesuai dengan hakikat IPA, yaitu
mencakup sikap, proses, produk, dan aplikasi.
2. Guru hanya memberikan serangkaian latihan dan soal selama proses
pembelajaran.
3. Proses pembelajaran yang kurang melibatkan keterampilan proses sains.
4. Rendahnya hasil belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
Penulis dalam hal ini perlu membatasi masalah-masalah yang dikaji
untuk memudahkan dalam penelitian supaya efektif dan efisien serta
mengingat keterbatasan kemampuan penulis dalam penelitian, yaitu:
1. Peneliti hanya meneliti siswa kelas X SMA N 4 Kota Tangerang Selatan
Semester Genap tahun ajaran 2010/2011.
2. Bahan penelitian dibatasi pada konsep ekosistem, khususnya sub konsep
komponen abiotik dan abiotik, pola-pola hubungan dalam ekosistem,
aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida
ekologi.
3. Hasil belajar biologi siswa yang dimaksud dalam penelitian ini hanya
dibatasi pada aspek kognitif siswa.
4. Keterampilan proses yang dikembangkan adalah: mengamati, klasifikasi,
menafsirkan pengamatan, dan berkomunikasi.
6
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah,
maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: Bagaimanakah
pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar biologi
siswa?.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Keterampilan Proses Sains
a. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Depdikbud seperti yang dikutip Dimyati mendefinisikan
pendekatan keterampilan proses sebagai wawasan atau anutan
pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik
yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada
prinsipnya telah ada dalam diri siswa.1 Keterampilan tersebut
sesungguhnya telah ada dalam diri siswa maka tugas gurulah untuk
mengembangkan keterampilan baik intelektual, sosial maupun fisik
melalui kegiatan pembelajaran.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar,
dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil
tertentu, termasuk kreativitas. Sedangkan proses dapat didefinisikan
sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan
dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses juga merupakan konsep
besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus
dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian.2
Keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental
terkait dengan kemampuan-kemampuan mendasar yang dimiliki,
dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah sehingga para
ilmuwan berhasil menemukan sesuatu yang baru.3
1
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 138.
2
Poppy K. Devi, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses pada Pembelajaran IPA, diakses
dari http://bpgdisdik-jabar.com/materi/6_sma_biologi_1.pdf, Jumat, 7 Januari 2011.
3
Conny Semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa
dalam Belajar. (Jakarta: Gramedia, 1992), h. 17.
8
4
Nuryani Y Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Cetakan I (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2005), h. 86.
5
Nuryani Y Rustaman, dkk. Ibid., h. 78.
6
Conny Semiawan, dkk. Op. cit., h. 18.
9
7
Conny Semiawan, dkk. Op. cit., h. 14.
10
8
Anwar Holil, http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/keterampilan-proses.html. Tanggal di
akses (16 Juni 2011).
11
Tabel 2.1
Ragam Jenis Keterampilan Proses Sains
9
Mary L. Ango, Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the Teaching
of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context, (International Journal of
Educology, Volume 16, No. 1, 2002), h. 15.
10
Grace Teo Yew Mei, Promoting Science Process Skills and The Relevance of Science
Through Science Alive Programme, (Proceedings of the Redesigning Pedagogy: Culture,
Knowledge and Understanding Conference, Singapore, May 2007), h. 3.
11
Nuryani Y Rustaman, Op.cit., h. 80.
12
Conny Semiawan, dkk. Op. cit., h. 17.
13
Wynne Harlen, The Teaching of Science: Sudies in Primary Education,(London: David
Fulthon Publishing Company, 1992), h. 29.
12
Tabel 2.2
Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya
14
Nuryani Y Rustaman, Op.cit., h. 80.
15
Nuryani Y Rustaman, Op.cit., h. 86.
16
16
Wynne Harlen, Op.cit., h. 83.
19
2. Hasil Belajar
17
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran,(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 74.
20
18
Syaiful Sagala, Ibid., h. 17.
19
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 36.
20
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005), Cet. Ke-
XIII, h. 231.
21
21
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), h.130.
22
Muhibbin Syah, Ibid., h. 141.
22
c. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan
pada diri seseorang. Antara proses belajar dengan perubahan adalah
dua gejala saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan
sebagai bukti dari hasil yang diproses. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan,
maupun yang menyangkut nilai sikap.23
Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang
berlainan seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan,
informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan
inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar. Perubahan dalam
menunjukkan kinerja (perilaku) berarti belajar menentukan semua
keterampilan, pengetahuan dan sikap yang juga didapat oleh setiap
siswa dari proses belajarnya.
Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian
kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar
kompetensi. Ada tiga aspek kompetensi yang harus dinilai untuk
mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut, yaitu
penilaian terhadap:24
1) Hasil belajar penguasaan materi akademik (Kognitif)
Domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali
konsep atau prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan-
kemampuan intelektual, seperti mengaplikasikan prinsip atau
konsep, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Sebagian
besar tujuan-tujuan instruksional berada dalam domain kognitif.
Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai
dari yang tingkatan rendah sampai tinggi,
yakni:Pengetahuan/ingatan (knowledge), Pemahaman
23
Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Fakultas Ilmu
Pendidikan UN-Padang, 2001), h. 82.
24
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.13-24.
23
f) Evaluasi (C6)
Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk
mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjan,
berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.
25
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2001), h. 155.
26
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2002), Cet. Ke-VI. h. 39.
27
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 183.
28
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-II. h.
179.
26
a) Sasaran penilaian
Sasaran atau objek evaluasi hasil belajar adalah perubahan tingkah
laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang. Masing-masing bidang terdiri dari sejumlah
aspek. Aspek-aspek tersebut sebaiknya dapat diungkapkan melalui
penilaian tersebut. Dengan demikian dapat diketahui tingkah laku
mana yang sudah dikuasainya oleh peserta didik dan mana yang
belum sebagai bahan bagi perbaikan dan penyempurnaan program
pengajaran selanjutnya.
b) Alat penilaian
Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif meliputi tes
dan bukan tes sehingga diperoleh gambaran hasil belajar yang
objektif. Penilaian hasil belajar sebaiknya dilakukan secara
berkesinambungan agar diperoleh hasil yang menggambarkan
kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
c) Prosedur pelaksanaan tes
Penilaian hasil belajar dilaksanakan dalam bentuk formatif dan
sumatif. Penilaian formatif dilakukan pada setiap pengajaran
berlangsung, yakni pada akhir pengajaran. Hasilnya dicatat untuk
bahan penilaian dan untuk menentukan derajat keberhasilan
peserta didik seperti untuk kenaikan tingkat. Penilaian sumatif
biasanya dilakukan pada akhir suatu program atau pertengahan
program. Hasilnya digunakan untuk mengetahui program mana
yang belum dikuasai oleh peserta didik.
penguasaan konsep sains, penguasaan proses sains, dan sikap sains siswa
yang memperoleh perlakuan pembelajaran berbasis keterampilan proses
sains, masing-masing adalah 66,35%, 67,27%, dan 69, 92%. Khusus untuk
penguasaan proses sains dengan diterapkannya model ini telah dapat
meningkatkan pencapaian siswa menjadi 67,27% dari kondisi sebelumnya
yang baru 46,08%.29
Kartini Herlina dalam jurnalnya yang berjudul Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa melalui Pendekatan Keterampilan
Proses pada Kelas I SMUN 10 Bandar Lampung. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa action research yang dilakukan menggunakan
pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas, pemahaman,
dan hasil belajar siswa.30
Bambang Suhartawan dalam jurnalnya yang berjudul
Mengoptimalkan Pendekatan Keterampilan Proses IPA dalam Pembelajaran
di Laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan
keterampilan proses IPA dalam pembelajaran di laboratorium.31
Perdy Karuru dalam jurnalnya yang berjudul Penerapan Pendekatan
Keterampilan Proses dalam Setting Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD
untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP. Hasil penelitian
didapatkan bahwa: (1) Guru dalam mengelola pengajaran cukup baik dan
dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. (2) Guru
mampu melatihkan keterampilan proses yang digunakan dalam pembelajaran
dengan baik. (3) Mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student
center serta dapat mendapatkan proporsi jawaban benar siswa. (4) Hasil
pembelajaran yang diajar dengan pendekatan keterampilan proses dalam
29
Haryono, Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Jurnal
Pendidikan Dasar, Volume 7, No. 2, 2006, hal. 11.
30
Kartini Herlina, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa melalui
Pendekatan Keterampilan Proses pada Kelas I SMUN 10 Bandar Lampung. Jurnal Pendidikan
Pembelajaran, Volume 2, Nomor 3, Desember 2004, hal. 144.
31
Bambang Suhartawan, Mengoptimalkan Proses IPA dalam Pembelajaran di
Laboratorium. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 2, No. 2, 2004, hal. 121.
28
C. Kerangka Pikir
Beranjak dari masalah-masalah pada pembelajaran biologi siswa,
salah satunya metode pembelajaran yang masih bersifat konvensional,
sehingga membuat siswa akan merasa kesulitan dalam memahami suatu
konsep materi dan hal ini tentu berpengaruh terhadap hasil belajar biologi
siswa. Untuk itu peran guru sebagai pemberi ilmu sudah harus bergeser
kepada peran baru yang lebih kondusif bagi siswa menyiapkan diri dalam
persaingan global sesuai tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Mengingat percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya
orang yang menyalurkan semua fakta dan teori-teori dengan menggunakan
metode ceramah (pendekatan ekspositori) yang dilakukan di sekolah. Untuk
mengatasi hal ini perlu pengembangan keterampilan memperoleh dan
memproses semua fakta, konsep, dan prinsip pada diri siswa.
Keterampilan proses sains mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
karena ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak namun penemuannya bersifat
relatif. Siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika
disertai dengan contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi dengan cara mempraktekan sendiri. Karena kelebihan
32
Perdy Karuru, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting Pembelajaran
Kooperatif Teknik STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, No. 045, Tahun ke-9, November 2003, hal. 804.
33
Indrianingsih, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan
Hasil Belajar tentang Konsep Ekosistem Bernuansa Nilai, (Jakarta: Skripsi UIN, 2009)
29
Proses Pembelajaran
Konsep ekosistem
Hasil belajar
meningkat
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoritis dan penyusunan kerangka pikir, maka
hipotesis penelitian ini adalah pendekatan keterampilan proses sains
berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Desain Penelitian
Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelas dilakukan pretest
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep
ekosistem. Kemudian keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, setelah
itu pada kedua kelas dilakukan posttest untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa terhadap konsep ekosistem. Desain penelitian yang
1
Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 222.
32
Keterangan:
yaitu kelas X.8 berjumlah 35 siswa sebagai kelas eksperimen, dan kelas X.7
berjumlah 35 siswa sebagai kelas kontrol.
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
Variabel bebas (X) : Pendekatan keterampilan proses sains.
Variabel terikat (Y) : Hasil belajar biologi siswa.
F. Instrumen Penelitian
1. Tes Objektif
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.6
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hasil belajar pada ranah kognitif. Bentuk tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes objektif yang berupa pilihan ganda. Masing-
masing item pada soal pilihan ganda terdiri lima alternatif jawaban dengan
satu jawaban yang benar. Kisi-kisi instrumen penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 3.2.
6
Suharsimi Arikunto, Op.cit., h. 150.
34
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian7
Aspek kognitif
No Indikator Soal yang
Sub konsep C1 C2 C3 C4 C5 C6
digunakan
1 Mendeskripsikan Komponen 1, 2*, 4*, 5*, 8*, 10, 8
komponen abiotik dan
3* 6*, 9* 11
penyusun abiotik biotik.
dan biotik dalam 7*
ekosistem.
2 Menjelaskan pola- Pola-pola 12 13*, 15*, 17*, 19*, 7
pola hubungan
14 16* 18* 20*
hubungan/interaksi dalam
dalam ekosistem. ekosistem.
3 Menjelaskan tipe- Tipe-tipe 21, 23 24* 25* 26, 4
tipe ekosistem. ekosistem.
22* 27*,
28
4 29* 30*, 35 36*, 40, 42* 5
Mendeskripsikan Aliran
31*, 37, 41
aliran energi, anergi, rantai
rantai makanan makanan, 32, 38,
dan piramida dan piramida
33, 39
energi. energi.
34
5 Meramalkan Ketidakseim 43 44, 47, 50 1
kemungkinan bangan
45, 48,
terjadinya dalam
ketidakseimbangan ekosistem. 46* 49
jika salah satu
komponen
musnah.
Jumlah 8 12 10 10 6 4 25
Keterangan:
C1 : Ingatan (recalling) C4 : Analisis (analysis)
C2 : Pemahaman (comprehension) C5 : Sintesis (synthesis)
C3: Penerapan (application) C6 : Evaluasi (evaluation)8
Nomor soal yang bertanda bintang (*) adalah nomor soal yang digunakan
dalam penelitian berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan.
2. Lembar Observasi
Teknik nontes dalam penelitian ini berupa observasi. Observasi
adalah metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan
7
Lampiran 9, h. 116
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2005),h. 117 120.
35
3. Respon Siswa
Angket adalah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada
responden untuk mengungkapkan pendapat, keadaan, kesan yang ada pada
responden sendiri maupun di luar dirinya. Dalam penelitian ini angket
digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran biologi dengan pendekatan keterampilan proses sains.
Angket yang digunakan pada penelitian ini berbentuk skala likert dimana
pada skala ini siswa memberikan respon terhadap pernyataan-pernyataan
respon dengan memilih:
SS : jika sangat setuju
S : jika setuju
TS : jika tidak setuju
STS : jika sangat tidak setuju
P = F/N x 100%
9
M. Hariwijaya dan Triton, Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: Oryza, 2007), Cet
ke-I, h. 63.
36
Keterangan :
P : angka persentase
F : frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N : jumlah individu
G. Kalibrasi Instrumen
Sebelum dilakukan pengambilan data, terlebih dahulu instrumen yang
akan digunakan diuji pada kelompok siswa yang dianggap sudah mengikuti
pokok bahasan yang akan disampaikan. Setelah itu instrumen diukur tingkat
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda sehingga dapat
dipertimbangkan apakah instrumen tersebut dapat dipakai atau tidak.
1. Uji validitas
Salah satu ciri tes itu baik adalah apabila tes itu dapat tepat
mengukur apa yang hendak diukur atau istilahnya valid atau shahih.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instrumen. Instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid akan memiliki validitas yang
rendah.10 Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini
menggunakan rumus korelasi point biserial.11 Rumus yang digunakan
adalah:
Xi Xt pi
rpbis(i )
St qi
Keterangan:
rpbis (i) : koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor
total
Xi : rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i
Xt : rata-rata skor total semua responden
St : standar deviasi skor total semua responden
pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i
qi : proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i
10
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 168.
11
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 109-110.
37
2. Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah dengan
melakukan pengukuran reliabilitas. Reliabilitas alat penilaian adalah
ketetapan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji reliabilitas
untuk butir soal objektif dilakukan dengan rumus Kuder Richardson atau
yang dikenal dengan K-R 20, yaitu:12
X
2
X 2
n S pq
2
2 n
r11 = , dengan S =
n 1 S2 n
Keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyak item
S : standar deviasi dari tes
12
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 100-101.
38
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N : Jumlah seluruh siswa peserta tes
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Untuk menentukan daya pembeda, maka digunakan rumus sebagai
berikut:14
13
Ahmad Sofyan, Op.Cit., h. 103-104.
14
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 211-218.
39
D=
Keterangan:
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya jumlah peserta kelompok atas
JB = banyaknya jumlah peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
Keterangan:
Lo/Lobservasi : peluang mutlak tesebar
F(Zi) : peluang angka baku
S(Zi) : proporsi angka baku
Kriteria pengujian:
Lhitung < Ltabel, data berdistribusi normal
Lhitung > Ltabel, data tidak berdistribusi normal
15
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2001), h. 466.
40
n X 2 ( X ) 2
2
S1 Varians terbesar
F= , di mana S 2
S2
2
Varians terkecil n( N 1)
Keterangan:
F : Homogenitas
S12 : varians besar
S22 : varians terkecil
2. Analisis N-Gain
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Untuk menghitung
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah
pembelajaran berlangsung digunakan rumus Normalized Gain oleh
Meltzer, sebagai berikut:17
( skor posttest skor pretest )
N-Gain =
( skorideal skorpretest )
16
Sudjana, Ibid., h. 249-251.
17
Meltzer E. David, The Relationship between mathematics preparation and conceptual
learning gains in physics: a possible hidden variable in diagnostic pretest scores. Tersedia di
http://www.physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf . (23 Juni 2011).
18
Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, American Educational Research
Associations Division, Measurrement and Research Methodology, 1999, h. 1
41
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian ini dengan menggunakan uji t. Uji t
digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh pendekatan keterampilan
proses sains terhadap hasil belajar biologi siswa. Rumus Uji t:19
a. Menentukan hipotesis.
Ho = 1 = 2
Ha = 1 2
b. Menentukan
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05.
c. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis
Kriterianya: Ho diterima, jika thitung < ttabel
Ha diterima, jika thitung > ttabel
d. Menentukan thitung
Jika berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukkan bahwa kedua
kelompok mempunyai varians yang sama maka untuk pengujian
hipotesis ini digunakan rumus:
(n1 1) s1 (n 2 1) s 2
2 2
X X2
thitung= 1 dengan S =
1 1 n1 n2 2
S
n1 n2
Keterangan:
X 1 : rata-rata posttest kelas eksperimen
X 2 : rata-rata posttest kelas kontrol
S12 : variansi kelas eksperimen
S22 : variansi kelas kontrol
n1 : jumlah siswa kelas eksperimen
n2 : jumlah siswa kelas kontrol
4. Hipotesis Statistik
19
Sudjana, Op.Cit., h.239.
42
Keterangan:
Ho = Hipotesis nihil
Ha = Hipotesis alternatif
1 = Rata-rata hasil belajar biologi siswa yang menggunakan pendekatan keterampilan
proses sains
2 = Rata-rata hasil belajar biologi siswa yang menggunakan pendekatan konsep
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Data Pretest
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal
pilihan ganda sebanyak 25 butir, nilai pretest kelas eksperimen memiliki
rentang atau sebaran 40 dengan nilai tertinggi 72, nilai terendah 32, dan
standar deviasi 11,02 dengan banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 7
sehingga diperoleh skor rata-rata 53,2.1 Sedangkan data yang diperoleh
berdasarkan nilai pretest kelas kontrol memiliki rentang atau sebaran 40
dengan nilai tertinggi yaitu 68, nilai terendah 28, dan standar deviasi 12,96
dengan banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 7 sehingga diperoleh skor
rata rata 50,2.2 Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel 4.1.
Tabel 4.1
Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
2. Data Posttest
Data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal pilihan ganda
sebanyak 25 butir, nilai posttest kelas eksperimen memiliki rentang atau
sebaran 40 dengan nilai tertinggi yaitu 92, nilai terendah 52, dan standar
1
Lampiran 20, h. 138-139
2
Lampiran 24, h.146-147
44
Tabel 4.2
Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
3
Lampiran 22, h. 142-143
4
Lampiran 26, h. 150-151
5
Lampiran 17, h. 133-134
6
Lampiran 18, h. 135-136
45
Tabel 4.3
Kategorisasi N-gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.4
Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains
Keterlaksanaan
Aspek KPS
Persentase
Mengamati 85,71%
Klasifikasi 83,33%
Menafsirkan pengamatan 66,7%
Berkomunikasi 70,24%
7
Lampiran 14, h. 128
46
Tabel 4.5
Data Respon Siswa mengenai Pembelajaran Biologi dengan
Pendekatan KPS
B. Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan ujit,
maka terlebih dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat analisis data
berupa uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
a. Hasil Uji Normalitas Pretest
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu
data nilai pretest kelas X.8 sebagai kelas eksperimen dan data nilai pretest
kelas X.7 sebagai kelas kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data
digunakan rumus Uji Liliefors. Perhitungan uji normalitas ini disajikan
pada lampiran.9 Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan
tersebut.
8
Lampiran 15, h. 129-130
9
Lampiran 20, h. 138-152
47
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Uji Liliefors
Nilai Ltabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis L untuk
uji liliefors pada taraf signifikansi 5%. Kolom keputusan dibuat didasarkan
pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas, yaitu jika Lo (Lhitung) <
Ltabel maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika Lo
(Lhitung) > Ltabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada
tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai Lo (Lhitung) kedua data lebih kecil
dari nilai Ltabel, sehingga dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi
normal.
10
Lampiran 22, h. 142-152
48
Nilai Ltabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis L untuk
uji liliefors pada taraf signifikansi 5%. Kolom keputusan dibuat didasarkan
pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas, yaitu jika Lo (Lhitung) <
Ltabel maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika Lo
(Lhitung) > Ltabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada
tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai Lo (Lhitung) kedua data lebih kecil
dari nilai Ltabel, sehingga dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi
normal.
2. Uji Homogenitas
a. Hasil Uji Homogenitas Pretest
Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas
juga diperlukan sebagai uji prasyarat analisis statistik terhadap kedua data
nilai pretest. Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan
Uji Fisher yang disajikan pada lampiran.11 Berikut ini adalah hasilnya.
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest
Data Nilai Nilai Fhitung Nilai Ftabel Keputusan
Varians
Nilai Pretest
kelas 121,635 1,38 1,76 Kedua data
eksperimen homogen
Nilai Pretest 168,165
kelas kontrol
11
Lampiran 27, h. 153
49
homogenitas yaitu jika nilai Fhitung < Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua
data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka
dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki varians yang homogen. Hasil
perhitungan tersebut nilai Fhitung < Ftabel sehingga dinyatakan bahwa kedua
data memiliki varians yang homogen.
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Posttest
12
Ibid., h. 154
50
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui adanya
pengaruh pendekatan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar
biologi siswa.
Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diketahui
bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka dari itu
pengujian hipotesis menggunakan t test. t test yang dilakukan
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan keterampilan proses
sains terhadap hasil belajar biologi siswa. t test dilakukan dengan
membandingkan posttest pada masing-masing kelas.
Untuk memperoleh thitung berdasarkan hasil rata-rata posttest dari
kedua kelas yaitu eksperimen dan kontrol. Rata-rata posttest kelas
eksperimen sebesar 80,4 dengan standar deviasi 10,33 sedangkan kelas
kontrol sebesar 65,8 dengan standar deviasi 11,30. Nilai dari standar
deviasi masing-masing kelas digabungkan dengan mencari standar deviasi
gabungan dengan hasil yaitu 10,81.
Untuk memperoleh nilai thitung dilakukan perhitungan dengan
menggunakan uji t. Dari hasil perhitungan antara posttest kelas
eksperimen dan kontrol diperoleh thitung = 5,64 dengan dk (derajat
kebebasan) sebesar 68 (35+352) maka diperoleh ttabel pada taraf
signifikansi 0,05 sebesar 2,00.
Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest
D. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan dapat membuktikan bahwa pendekatan
keterampilan proses sains berpengaruh terhadap hasil belajar biologi
siswa. Hal ini dimungkinkan karena pendekatan keterampilan proses sains
lebih banyak menekankan kepada cara belajar siswa aktif dengan
memperhatikan proses pencapaian hasil belajar. Tugas guru tidak lagi
memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi yang menggiring
siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta
menemukan fakta dan konsep sendiri. Sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Perdy Karuru yang menyatakan bahwa mengubah
pembelajaran dari teacher center menjadi student center serta dapat
mendapatkan proporsi jawaban benar siswa dan hasil pembelajaran yang
diajar dengan pendekatan keterampilan proses lebih baik dibanding
pembelajaran yang tidak menggunakan pembelajaran keterampilan
proses.14
Pada penelitian ini, penulis bertindak sebagai guru dalam
pembelajaran pendekatan keterampilan proses sains di SMA Negeri 4
Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan selama tiga kali
pertemuan pada konsep ekosistem yang dilaksanakan pada dua kelas, yaitu
kelas X.8 berjumlah 35 siswa yang diajarkan dengan pendekatan KPS, dan
kelas X.7 berjumlah 35 siswa yang diajarkan dengan pendekatan konsep.
Adapun posisi peneliti adalah sebagai motivator dan fasilitator bagi kelas
eksperimen dan kontrol, apabila terdapat hal-hal dari kegiatan belajar yang
13
Lampiran 28, h. 155-156.
14
Perdy Karuru, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting Pembelajaran
Kooperatif Teknik STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, No. 045, Tahun ke-9, November 2003, hal. 804.
52
15
Indrianingsih, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan
Hasil Belajar tentang Konsep Ekosistem Bernuansa Nilai, (Jakarta: Skripsi UIN, 2009)
53
16
Lampiran 13, h. 126
17
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 74.
54
18
Lampiran 16, h.131-132
55
19
Kartini Herlina, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa melalui
Pendekatan Keterampilan Proses pada Kelas I SMUN 10 Bandar Lampung. Jurnal Pendidikan
Pembelajaran, Volume 2, Nomor 3, Desember 2004, hal. 144.
20
Lillah Fauziah, Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains pada Konsep Cahaya
yang Terintegrasi Nilai Terhadap Hasil Belajar Siswa, (Jakarta: skripsi UIN, 2009).
21
Haryono, Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Jurnal
Pendidikan Dasar, Volume 7, No. 2, 2006, hal. 11.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pendekatan keterampilan proses sains berpengaruh terhadap hasil
belajar biologi siswa pada konsep ekosistem, dengan thitung > ttabel (5,64 >
2,00) dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan 68.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sains
pada konsep ekosistem cukup efektif dalam meningkatkan aktifitas siswa,
hal ini dapat dilihat melalui hasil observasi saat pembelajaran berlangsung.
B. Saran
Guru biologi khususnya berupaya untuk selalu meningkatkan
kualitas pembelajarannya, dengan menerapkan pendekatan dan model
yang bervariasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar. Manajemen waktu yang baik dalam penerapan
setiap pendekatan, yang akan memberikan dampak yang positif pula
terhadap hasil belajar yang ingin dicapai.
57
DAFTAR PUSTAKA
Ango L, Mary. 2002. Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use
in the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the
Nigerian Context, International Journal of Educology, Volume 16, No.
1.
Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Hariwijaya, dan M. Triton. 2007. Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis, Cet. Ke-I.
Jakarta: Oryza.
Herlina, Kartini. 2004. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa
melalui Pendekatan Keterampilan Proses pada Kelas I SMUN 10
Bandar Lampung, Jurnal Pendidikan Pembelajaran, Desember, Volume
2, Nomor 3.
Mei Yew Teo, Grace. 2007. Promoting Science Process Skills and The Relevance
of Science Through Science Alive Programme, Proceedings of the
Redesigning Pedagogy: Culture, Knowledge and Understanding
Conference, Singapore, May.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran, Cet. Ke-II. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo, Cet. Ke-
XIII.
Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.
60
Lampiran 1
Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar 4.1
Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia.
Indikator
1. Menjelaskan komponen penyusun ekosistem.
2. Membedakan penyusun komponen biotik dan abiotik dari ekosistem.
3. Mengetahui pengaruh perubahan komponen terhadap ekosistem.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian ekosistem.
2. Siswa dapat mengelompokkan komponen biotik berdasarkan fungsinya.
3. Siswa dapat mengelompokkan komponen abiotik berdasarkan fungsinya.
4. Siswa dapat membedakan penyusun komponen biotik dan abiotik dari
ekosistem.
5. Siswa dapat mendeskripsikan hubungan antara komponen biotik dengan
abiotik.
6. Siswa dapat mengetahui pengaruh perubahan komponen terhadap
ekosistem.
B. Materi Pembelajaran
- Komponen penyusun ekosistem.
- Komponen biotik dan abiotik.
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Keterampilan Proses Sains
61
Tahapan Keterampilan
Kegiatan Proses Sains Alokasi
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
Pendahulu 1. Guru memusatkan 1. Siswa merespon 10
an perhatian siswa panggilan guru. menit
dengan mengecek
kehadiran
2. Guru 2. Siswa
menyampaikan mendengarkan
tujuan pembelajaran tujuan
yang ingin dicapai. pembelajaran
yang disampaikan
guru
3. Guru memberikan 3. Siswa
apersepsi tentang mendengarkan
ekosistem dengan dan menjawab
bertanya: pertanyaan yang
a. Apakah makhluk diberikan oleh
hidup bisa hidup guru.
di tempat yang
sama? Misalnya
ikan dan burung.
b. Apa yang kamu
ketahui mengenai
ekosistem?
c. Sebutkan
komponen-
komponen abiotik
dan biotik yang
ada di lingkungan
sekolah?
F. Penilaian
Penilaian diambil dari lembar penilaian kinerja umum pendekatan
keterampilan proses sains dan LKS.
63
Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar 4.1
Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia.
Indikator
1. Menjelaskan macam-macam interaksi yang terjadi antar individu, antar
populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
2. Membedakan interaksi yang terjadi antar individu, antar populasi, dan antar
komponen biotik dan abiotik.
3. Mengetahui perbedaan interaksi yang terjadi antar individu, antar populasi, dan
antar komponen biotik dan abiotik.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan macam-macam interaksi yang terjadi antar
individu, antar populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
2. Siswa dapat membedakan interaksi yang terjadi antar individu, antar
populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
3. Siswa dapat menjelaskan tipe-tipe ekosistem.
4. Siswa dapat mengetahui perbedaan interaksi yang terjadi antar individu,
antar populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
B. Materi Pembelajaran
- Pola-pola hubungan dalam ekosistem
- Tipe-tipe ekosistem
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Keterampilan Proses Sains
64
Tahapan Keterampilan
Kegiatan Proses Sains Alokasi
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
Pendahulu 1. Guru memusatkan 1. Siswa merespon 10
an perhatian siswa panggilan guru. menit
dengan mengecek
kehadiran.
2. Guru 2. Siswa
menyampaikan mendengarkan
tujuan pembelajaran tujuan
yang ingin dicapai. pembelajaran
yang disampaikan
guru
3. Guru memberikan 3. Siswa
apersepsi dengan mendengarkan
bertanya: dan menjawab
a. Jenis-jenis pertanyaan yang
interaksi apa saja diberikan oleh
yang kalian guru.
ketahui?
b. Berikan contoh
interaksi yang
kalian sebutkan!
4. Guru 4. Siswa
menghubungkan mendengarkan
materi sebelumnya
dengan materi yang
akan diberikan.
5. Guru meminta siswa 5. Siswa bergabung
untuk bergabung dengan
dengan kelompoknya.
kelompoknya.
Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar 4.1
Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia.
Indikator
1. Menjelaskan mekanisme aliran energi dan rantai makanan pada makhluk hidup.
2. Membuat contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Memahami konsep piramida ekologi.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan mekanisme aliran energi pada makhluk hidup.
2. Siswa dapat menjelaskan rantai makanan pada makhluk hidup.
3. Siswa dapat menjelaskan jaring-jaring makanan dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Siswa dapat membuat contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Siswa dapat memahami konsep piramida ekologi.
B. Materi Pembelajaran
- Aliran energi
- Rantai makanan
- Jaring-jaring makanan
- Piramida ekologi
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Keterampilan Proses Sains
67
Tahapan Keterampilan
Kegiatan Proses Sains Alokasi
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
Pendahulu 1. Guru memusatkan 1. Siswa merespon 10
an perhatian siswa panggilan guru. menit
dengan mengecek
kehadiran
2. Guru 2. Siswa
menyampaikan mendengarkan
tujuan pembelajaran tujuan
yang ingin dicapai. pembelajaran
yang disampaikan
guru
3. Guru memberikan 3. Siswa
apersepsi dengan mendengarkan
bertanya: dan menjawab
a. Apakah rantai pertanyaan yang
makanan itu? diberikan oleh
b. Apa bedanya guru.
rantai makanan
dengan jaring-
jaring makanan?
4. Guru 4. Siswa
menghubungkan mendengarkan.
materi sebelumnya
dengan materi yang
akan diberikan.
5. Guru meminta siswa 5. Siswa bergabung
untuk bergabung dengan
dengan kelompoknya.
kelompoknya.
Kegiatan
Inti Mengamati 6. Guru mengajak 6. Siswa melakukan 75
siswa melakukan pengamatan. menit
pengamatan di
lingkungan sekolah
tentang mekanisme
aliran energi dan
rantai makanan pada
makhluk hidup.
7. Guru membimbing 7. Siswa melakukan
tiap kelompok kegiatan dengan
secara bergiliran. petunjuk dari
LKS
Klasifikasi 8. Guru membimbing 8. Siswa
68
Lampiran 2
Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Indikator
1. Menjelaskan komponen penyusun ekosistem.
2. Membedakan penyusun komponen biotik dan abiotik dari ekosistem.
3. Mengetahui pengaruh perubahan komponen terhadap ekosistem.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian ekosistem.
2. Siswa dapat mengelompokkan komponen biotik berdasarkan fungsinya.
3. Siswa dapat mengelompokkan komponen abiotik berdasarkan fungsinya.
4. Siswa dapat membedakan penyusun komponen biotik dan abiotik dari
ekosistem.
5. Siswa dapat mendeskripsikan hubungan antara komponen biotik dengan
abiotik.
6. Siswa dapat mengetahui pengaruh perubahan komponen terhadap
ekosistem.
B. Materi Pengajaran
- Komponen penyusun ekosistem.
- Komponen biotik dan abiotik.
70
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan: Konsep
Metode : Ceramah dan diskusi
Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Indikator
1. Menjelaskan macam-macam interaksi yang terjadi antar individu, antar
populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
2. Membedakan interaksi yang terjadi antar individu, antar populasi, dan antar
komponen biotik dan abiotik.
3. Mengetahui perbedaan interaksi yang terjadi antar individu, antar populasi, dan
antar komponen biotik dan abiotik.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan macam-macam interaksi yang terjadi antar
individu, antar populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
2. Siswa dapat membedakan interaksi yang terjadi antar individu, antar
populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
3. Siswa dapat menjelaskan tipe-tipe ekosistem.
4. Siswa dapat mengetahui perbedaan interaksi yang terjadi antar individu,
antar populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
B. Materi Pengajaran
- Pola-pola hubungan dalam ekosistem
- Tipe-tipe ekosistem
73
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konsep
Metode : Ceramah dan diskusi.
Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Indikator
1. Menjelaskan mekanisme aliran energi dan rantai makanan pada makhluk
hidup.
2. Membuat contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Memahami konsep piramida ekologi.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan mekanisme aliran energi pada makhluk hidup.
2. Siswa dapat menjelaskan rantai makanan pada makhluk hidup.
3. Siswa dapat menjelaskan jaring-jaring makanan dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Siswa dapat membuat contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Siswa dapat memahami konsep piramida ekologi.
B. Materi Pengajaran
- Aliran energi
- Rantai makanan
- Jaring-jaring makanan
- Piramida ekologi
76
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konsep
Metode : Ceramah dan diskusi.
Lampiran 3
Pertemuan I
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Nama kelompok :
A. Tujuan
C. Cara Kerja:
1. Tentukan ekosistem di sekitar sekolah yang akan diamati (sawah dan danau).
2. Amati apa saja yang termasuk komponen biotik dan komponen abiotik yang
terdapat di dalamnya.
3. Amati apa saja yang terjadi pada daerah tersebut pada kondisi yang
berbeda.
4. Catat perubahan komponen biotik dan abiotik di dalam ekosistem tersebut.
5. Tuliskan hasil pengamatan kalian ke dalam tabel dibawah ini!
D. Hasil Pengamatan
Kondisi ekosistem utuh
No. Komponen abiotik Komponen biotik
F. Pertanyaan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini berdasarkan hasil pengamatanmu
di atas!
1. Apa saja yang termasuk ke dalam komponen abiotik?
2. Apa saja yang termasuk ke dalam komponen biotik?
3. Perubahan komponen apa yang terjadi berdasarkan hasil pengamatanmu!
I hear I forget
I see I remember
I do I understand
81
Pertemuan II
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Nama kelompok :
C. Cara Kerja:
1. Antar individu
2. Antar populasi
E. Pertanyaan
1. Ada berapa jenis tumbuhan dan hewan yang terdapat pada area seluas 1m2
yang kamu amati?
2. Jenis tumbuhan/hewan apa yang jumlahnya paling banyak?
3. Ada berapa banyak makhluk hidup yang melakukan interaksi?
4. Ada berapa macam populasi yang kamu temui? Sebutkan!
5. Apakah sesuatu yang hidup mempengaruhi yang tak hidup? Jelaskan!
6. Sebutkan jenis interaksi beserta contohnya berdasarkan hasil pengamatan!
7. Buatlah laporan untuk diskusi kelas!
I hear I forget
I see I remember
I do I understand
84
Pertemuan III
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Nama kelompok :
A. Tujuan :
1. Mengidentifikasi adanya peristiwa makan dan dimakan dalam suatu ekosistem
2. Menyusun beberapa rantai makanan menjadi jarring-jaring makanan
3. Menyusun jaring-jaring makanan menjadi piramida ekologi
C. Cara Kerja
1. Tentukan ekosistem di sekitar sekolah yang akan diamati dan berilah batas-
batas ekosistem tersebut.
2. Hitung banyaknya makhluk hidup yang ada di dalam ekosistem tersebut!
3. Amati juga hewan-hewan yang mungkin ikut terlibat dalam ekosistem yang
diamati tetapi belum tampak di ekosistem tersebut.
4. Catat semua nama tiap jenis tumbuhan maupun hewan serta pemangsa yang
kalian temukan!
5. Tuliskan hasil pengamatan kalian ke dalam tabel di bawah ini!
6. Susunlah urutan proses makan dan dimakan pada ekosistem lokasi
pengamatan kalian masing-masing!
D. Tabel Pengamatan
Banyaknya
Tingkat Trofik
Nama Makhluk Individu
No
Hidup Produsen Konsumen I Konsumen Konsumen
II III
E. Pertanyaan
1. Buatlah beberapa rantai makanan yang mungkin terjadi dalam ekosistem yang
kalian amati tersebut! Lalu jelaskan pengertian rantai makanan.
86
Mathematic is
the language of
science
87
Lampiran 4
Nama :
Kelas :
Konsep : Ekosistem
Hari/Tanggal :
Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar 4.1
Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia.
Indikator
1. Menjelaskan komponen penyusun ekosistem.
2. Membedakan penyusun komponen biotik dan abiotik dari ekosistem.
3. Mengetahui pengaruh perubahan komponen terhadap ekosistem.
A. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat a,b,c, d dan e
dengan memberi tanda silang (X) pada lembar pertanyaan dibawah ini!
1. Makhluk hidup dan faktor abiotik pada suatu lingkungan merupakan kesatuan
yang disebut.
a. Ekosistem d. habitat
b. Populasi e. bioma
c. Komunitas
2. Berikut ini yang bukan merupakan lingkungan fisik (abiotik) adalah.
a. Tanah d. suhu
b. Air e. mikroba
c. Udara
3. Kumpulan seluruh populasi jenis-jenis makhluk hidup yang hidup bersama-
sama di suatu daerah tertentu disebut.
a. Populasi d. ekosistem
b. Individu e. nisia
c. Komunitas
88
Nama :
Kelas :
Konsep : Ekosistem
Hari/Tanggal :
Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar 4.1
Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia.
Indikator
1. Menjelaskan macam-macam interaksi yang terjadi antar individu, antar
populasi, dan antar komponen biotik dan abiotik.
2. Membedakan interaksi yang terjadi antar individu, antar populasi, dan antar
komponen biotik dan abiotik.
3. Mengetahui perbedaan interaksi yang terjadi antar individu, antar populasi, dan
antar komponen biotik dan abiotik.
3.
Nama :
Kelas :
Konsep : Ekosistem
Hari/Tanggal :
Standar Kompetensi 4
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar 4.1
Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur
biogeokimia.
Indikator
1. Menjelaskan mekanisme aliran energi dan rantai makanan pada makhluk hidup.
2. Membuat contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Memahami konsep piramida ekologi.
A. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat a,b,c, d dan e
dengan memberi tanda silang (X) pada lembar pertanyaan dibawah ini!
4. Ekosistem darat terbagi atas beberapa bioma, seperti gurun, padang rumput,
hutan hujan tropis, hutan gugur, taiga dan tundra. Terbentuknya bioma di atas
karena.
a. Perbedaan udara dan jenis tanah
b. Perbedaan letak pada garis lintang dan ketinggian
c. Perbedaan jenis makhluk hidup yang mendiaminya
d. Persamaan jenis makhluk hidup yang mendiaminya
e. Persamaan jenis tanah dan makhluk hidup
5. Perbedaan antara bioma gurun dan bioma padang rumput antara lain.
a. Ketebalan humus bioma gurun lebih tinggi daripada bioma padang rumput
b. Curah hujan bioma padang rumput lebih tinggi daripada bioma gurun
c. Perbedaan suhu siang dan malam di bioma padang rumput lebih tinggi
daripada di bioma gurun
d. Keanekaragaman herbivor gurun lebih besar daripada di padang rumput
e. Evaporasi di padang rumput lebih tinggi daripada di bioma gurun
6. Dalam rantai makanan, tumbuhan hijau merupakan.
a. Konsumen d. produsen dan pengurai
b. Produsen e. konsumen dan produsen
c. Pengurai
7. Ikan-ikan kecil yang memakan zooplankton di dalam suatu ekosistem perairan
berperan sebagai.
a. Produsen d. konsumen tingkat III
b. Konsumen tingkat I e. konsumen puncak
c. Konsumen tingkat II
8. Makhluk hidup yang berperan sebagai konsumen tingkat I adalah.
a. Ular, burung elang, dan tikus
b. Kelinci, ular, dan harimau
c. Kijang, kelinci, dan burung elang
d. Kijang, kelinci, dan tikus
e. Tikus, harimau, dan kijang
9. Pada piramida makanan, dasar piramida ditempati oleh.
a. Produsen
b. Produsen dan Konsumen tingkat I
c. Konsumen tingkat I dan Konsumen tingkat II
d. Konsumen tingkat II dan konsumen tingkat III
e. Pengurai
10. Dalam aliran energi akan terlihat bahwa tingkat trofik yang mengandung
energi paling sedikit adalah.
a. Produsen
b. Konsumen tingkat I
93
c. Konsumen tingkat II
d. konsumen tingkat III
e. Sumber energi
11. Dalam suatu eksosistem, energi mengalami perpindahan secara berturut-turut
dari.
a. Matahari tumbuhan hijau konsumen I konsumen II
b. Tumbuhan hijau konsumen I konsumen II matahari
c. Matahari konsumen I konsumen II tumbuhan hijau
d. Tumbuhan hijau matahari konsumen I konsumen II
e. Konsumen I konsumen II konsumen III matahari
12. Dalam ekosistem kolam air tawar, organisme yang termasuk konsumen
primer adalah.
a. Lintah
b. Siput kolam
c. Tumbuhan air
d. Tumbuhan hijau bersel satu
e. Kumbang air
13. Pada ekosistem lapangan rumput, organisme yang berperan sebagai pengurai
adalah.
a. Bakteri d. serangga
b. Sapi e. mamalia kecil
c. Rumput
14. Dari total jumlah energi yang melewati satu tingkat trofik ke tingkat trofik
yang lebih tinggi, sekitar 10%nya akan.
a. Kembali ke organisme autotrof
b. Disimpan dalam jaringan organisme
c. Dikeluarkan dalam bentuk panas saat respirasi
d. Dikeluarkan sebagai feses dan urin
e. Semua jawaban benar
15. Proses yang ikut andil dalam siklus karbon adalah.
a. Fotosintesis
b. Respirasi
c. Pembakaran bahan bakar fosil
d. Dekomposisi organisme mati
e. Semua jawaban benar
Lampiran 5
A.
1. A 6. B
2. E 7. B
3. C 8. B
4. A 9. C
5. B 10. A
B.
1. Simbiosis mutualisme.
2. a. Simbiosis parasitisme yaitu hubungan yang merugikan salah satu organisme
lain. Contohnya: tali putri dengan pohon inangnya.
b. Simbiosis komensalisme yaitu hubungan yang salah satu diuntungkan,
sedangkan yang lain tidak dirugikan. Contoh: anggrek dan pohon yg
ditumpanginya.
3. Kaitannya antara kucing dengan tikus merupakan predatorisme.
4. Ada 4 jenis interaksi yang terjadi di dalam ekosistem yaitu interaksi
antarindividu membentuk populasi, interaksi antarpopulasi membentuk
komunitas, interaksi antara komunitas dengan komponen abiotik membentuk
sistem lingkungan, dan interaksi antarekosistem di permukaan bumi
membentuk biosfer.
5. Contoh dari interaksi antarindividu yang membentuk populasi yaitu populasi
itik, populasi kambing, dsb.
6. Contoh dari interaksi antarpopulasi yang membentuk komunitas yaitu
komunitas hutan hujan tropik, komunitas hutan bakau, dsb.
7. Macam-macam simbiosis yaitu: mutualisme, komensalisme, parasitisme,
predatorisme, netralisme, dan kompetisi.
8. Contoh dari interaksi antar komponen abiotik dengan biotik yaitu itik
memerlukan udara untuk bernapas. Tumbuhan memerlukan cahaya untuk
berfotosintesis.
9. Interaksi makhluk hidup akan berjalan baik, jika antarmakhluk hidup ada
saling ketergantungan.
10. Hubungan antara kecoak dengan cecak adalah netralisme.
11. Ciri-ciri dari suatu komunitas salah satunya adalah adanya keanekaragaman
spesies dan pola penyebarannya.
12. Hubungan antara ikan remora dengan hiu adalah simbiosis komensalisme.
13. Interaksi antarekosistem di permukaan bumi disebut biosfer.
14. Hubungan antara ikan remora dengan terumbu karang adalah simbiosis
komensalisme.
15. Perbedaannya yaitu interaksi antar individu merupakan sekumpulan makhluk
hidup dari spesies yang sama yang hidup pada suatu kawasan tertentu serta
saling berinteraksi membentuk populasi. Sedangkan interaksi antar populasi
merupakan interaksi antara populasi yang satu dengan yang lain dalam suatu
areal tertentu membentuk komunitas. Sedangkan interaksi antar komponen
abiotik dengan biotik contohnya manusia membutuhkan udara, air, tanah,
cahaya, dan lingkungan untuk hidupnya.
96
A.
1. C 6. B 11. A
2. A 7. B 12. B
3. D 8. D 13. A
4. D 9. A 14. B
5. B 10. D 15. A
B.
Lampiran 6
98
e. nisia
2. Kumpulan beberapa ekosistem yang ada di muka bumi C C1
disebut
a. komunitas
b. habitat
c. biosfer
d. bioma
e. populasi
99
tersebut merupakan suatu
a. spesies
b. kingdom
c. populasi
d. komunitas
e. masyarakat
6. Seorang petani berhasil membasmi hama tikus dengan E C3
menggunakan kucing. Dengan kata lain, petani
memanfaatkan hewan.
a. Jinak
b. konsumer
c. Produser
d. Dekomposer
e. Predator
100
rimbun memiliki buah yang lebih kecil dibandingkan
pohon jagung yang tumbuhdi tempat terbuka. Faktor
yang mempengaruhinya ialah.
a. Suhu udara
b. Kesuburan
c. Cahaya matahari
d. Kelembapan tanah
e. Kelembapan udara
9. Perhatikan nama-nama hewan berikut ini! A C4
1. Rayap 4. Katak
2. Kucing 5. Kutu karpet
3. Cacing tanah
Yang termasuk hewan Detritivor adalah
a. Jika hanya 1, 3, dan 5 yang benar
b. Jika hanya 1 & 5 yang benar
c. Jika hanya 3 & 5 yang benar
d. Jika hanya 2 & 4 yang benar
e. Jika hanya 4 yang benar
10. Perhatikan nama-nama komponen ekosistem berikut D C5
ini!
1. Kucing 4. Anjing
2. Rusa 5. Katak
3. Tikus
Yang termasuk kelompok konsumer II adalah
a. 1, 3, dan 5 d. 1, 4, dan 5
b. 2, 4, dan 5 e. 2, 3 dan 4
c. 1, 2, dan 3
11. Perhatikan nama-nama komponen ekosistem berikut C C5
101
ini!
1. Angin 4. Suhu
2. Rumput 5. Petir
3. Air hujan 6. Cahaya
Kelompok komponen penyusun abiotik adalah
a. 1, 3, dan 5 d. 3, 4, dan 5
b. 2, 4, dan 6 e. 1, 2, dan 3
c. 1, 4, dan 6
12. Berikut merupakan pemicu terjadinya kompetisi antar E C1
spesies hewan, kecuali
a. Kesamaan kebutuhan makanan
b. Kesamaan kebutuhan air
c. Kesamaan kebutuhan ruangan
d. Kesamaan siklus reproduksi
e. Kesamaan kebutuhan karbon dioksida
102
15. Interaksi antar makhluk hidup akan berjalan baik C C3
jika.
a. Antarmakhluk hidup saling berkompetisi
b. Antarmakhluk hidup habitatnya berdekatan
c. Antarmakhluk hidup ada saling ketergantungan
d. Antarmakhluk hidup agak sama perkembangan
evolusinya
e. Antarmakhluk hidup mirip bentuknya
103
Kandungan oksigen terlarut dapat bertambah dari.
a. Pemecahan air menjadi hydrogen dan oksigen
b. Fitoplankton yang ada di dalam kolam
c. Hasil metabolisme ikan-ikan
d. Pemecahan garam-garam karbonat
e. Zooplankton yang hidup dalam kolam
19. Di bawah ini merupakan pasangan simbiosis yang D C5
dapat terjadi, yaitu:
I. Anggrek A. Pohon inangnya
II. Ikan remora B. Kucing
III. Kupu-kupu C. Lebah
IV. Kutu D. Ikan hiu
Pasangan simbiosis komensalisme yang benar
adalah.
a. I D d. II D
b. III A e. III C
c. IV B
104
c. 2- 3- 5- 1- 4
Menjelaskan tipe-tipe 21. Suatu daerah tanamannya rapat sekali, jenisnya C C1
ekosistem. banyak, kelembapannya tinggi dan memiliki iklim
mikro yang sangat bervariasi. Daerah itu adalah.
a. Padang rumput
b. Hutan gugur
c. Hutan hujan tropis
d. Taiga
e. Tundra
105
taiga dan tundra. Terbentuknya bioma di atas karena.
a. Perbedaan udara dan jenis tanah
b. Perbedaan letak pada garis lintang dan ketinggian
c. Perbedaan jenis makhluk hidup yang mendiaminya
d. Persamaan jenis makhluk hidup yang mendiaminya
e. Persamaan jenis tanah dan makhluk hidup
106
a. Gurun
b. Hutan gugur
c. Taiga
d. Padang rumput
e. Tundra
107
bioma tersebut adalah.
a. Hutan tropis
b. Hutan gugur
c. Taiga
d. Tundra
e. Gurun
108
terbanyak adalah.
a. Pengurai
b. konsumer III
c. konsumer II
d. konsumer I
e. Produser
32. Fungsi dari daur biogeokimia, ialah untuk. B C2
a. Menyediakan unsur mineral bagi konsumer
b. Menjaga kelestarian ekosistem
c. Melakukan reaksi metabolisme karnivor puncak
d. Menjaga kestabilan iklim
e. Menyuburkan air laut dalam
109
35. Dalam siklus nitrogen terjadi peristiwa. C C3
a. Senyawa nitrogen dilepaskan oleh akar tumbuhan
b. Organisme air mengambil nitrogen
c. Bakteri nitrit mengubah amonium menjadi nitrit
d. Bakteri denitrifikasi melepas NH4 ke air
e. Bakteri nitrogen mengikat nitrogen
36. Dalam suatu eksosistem, energi mengalami A C4
perpindahan secara berturut-turut dari.
a. Matahari tumbuhan hijau konsumen I
konsumen II
b. Tumbuhan hijau konsumen I konsumen II
matahari
c. Matahari konsumen I konsumen II
tumbuhan hijau
d. Tumbuhan hijau matahari konsumen I
konsumen II
e. Konsumen I konsumen II konsumen III
matahari
110
e. Tumbuhan kelinci bangkai bakteri
38. Dalam suatu rantai makanan, tampak urutan seperti A C4
berikut: tumbuhan ulat burung prenjak
burung elang pengurai. Pada rantai makanan itu,
energi matahari terbesar terdapat pada.
a. Tumbuhan
b. Burung elang
c. Burung prenjak
d. Burung elang
e. Pengurai
39. Suplai energi yang berkelanjutan sangat penting untuk D C4
menjaga agar ekosistem tetap stabil, karena
a. Energi membuat lingkungan menjadi hangat
sehingga organisme dapat melakukan aktivitas
b. Energi selalu hilang ke lingkungan melalui berbagai
aktivitas organisme
c. Hewan memerlukan banyak energi untuk menjaga
laju metabolisme tetap tinggi
d. Hewan tergantung pada tumbuhan hijau sebagai
sumber makanan
e. Hanya hewan yang memerlukan energi untuk
beraktivitas
40. Dalam suatu ekosistem kolam terdapat: D C5
1. Ikan karnivor 4. Ikan herbivor
2. Bakteri pengurai 5. Zat-zat organik
3. Fitoplankton
Dari komponen ekosistem tersebut dapat disusun suatu
mata rantai makanan yang susunannya adalah
111
a. 2- 5- 3- 4- 1 d. 5- 3- 4- 1- 2
b. 3- 4- 1- 5- 2 e. 5- 3- 4- 2- 1
c. 3- 4- 5- 1- 2
41. Dalam suatu ekosistem darat terdapat: C C5
1. Belalang 4. Ular
2. Bakteri pengurai 5. Rumput
3. Kodok
Dari komponen ekosistem tersebut dapat disusun suatu
mata rantai makanan yang susunannya adalah
a. 5- 2- 3- 4- 1 d. 5- 4- 1- 2- 3
b. 2- 3- 1- 4- 5 e. 2- 5- 3- 1- 4
c. 5- 1- 3- 4- 2
42. E C6
Keterangan:
1. Karnivor I
2. Tumbuhan
3. Karnivor II
4. Herbivor
Berdasarkan gambar piramida ekologi di atas, manakah
piramida ekologi yang benar?
a. I d. IV
b. II e. V
c. III
Meramalkan 43. Keadaan topografi berpengaruh terhadap. A C1
112
kemungkinan terjadinya a. Distribusi makhluk hidup
ketidakseimbangan jika b. Adaptasi makhluk hidup
salah satu komponen c. Kepadatan populasi
musnah. d. Hubungan antar spesies
e. Pertumbuhan makhluk hidup
44. Misalkan semua produser di planet bumi musnah, A C2
sedangkan semua konsumer dan pengurai tidak. Hal
yang mustahil terjadi adalah.
a. Daya biak karnivor meningkat
b. Tidak ada makanan bagi herbivor
c. Konsentrasi oksigen menurun
d. Konsentrasi CO2 meningkat
e. Siklus oksigen dan CO2 terhenti
45. Jika semua mikroorganisme pengurai dimatikan, B C2
kemungkinan yang akan terjadi ialah.
a. Tumbuhan semakin subur
b. Sampah-sampah bertimbunan
c. konsumer akan semakin banyak
d. Predator semakin banyak
e. Scavenger semakin banyak
46. Apabila sebuah ekosistem sawah berubah menjadi A C2
ekosistem danau yang sangat luas, maka faktor yang
diprioritaskan untuk diadakan agar produktivitas
ekosistem tersebut dapat dinikmati manusia adalah.
a. Fitoplankton
b. Zooplankton
c. Udang-udangan
d. Ikan mujair
113
e. Dekomposer
47. Pembasmian sebagian komponen biotik akan B C3
membahayakan keseimbangan ekosistem, sebab
a. meningkatnya populasi komponen biotik predatornya
b. terputusnya rantai makanan dan aliran energi
c. menurunnya populasi komponen biotik yang menjadi
makanannya
d. terancamnya produktivitas produser dalam ekosistem
e. merusak habitat yang merupakan tempat hidupnya
48. Suksesi akan berhenti setelah terbentuk. C C3
a. Hutan yang lebat
b. Lingkungan yang alami
c. Komunitas klimaks
d. Keseimbangan antara biotik dan abiotik
e. Vegetasi perintis
49. Penghilangan komponen konsumen I pada suatu B C3
ekosistem kolam akan menyebabkan.
a. Konsumen II berubah fungsi menjadi konsumen I
b. Jumlah populasi produsen akan meledak
c. Status konsumen III mernagkap sebagai herbivor
d. Jumlah dekomposer makin banyak
e. Konsumen I darat menggantikan konsumen I kolam
50. Jika dalam suatu ekosistem jumlah karbon dioksida A C4
semakin berkurang, maka organisme yang pertama kali
merasakan dampak negatifnya adalah.
a. Produsen
b. Pengurai
c. Karnivor
114
d. Herbivor
e. Karnivor puncak
115
Lampiran 8
Rata2= 28.28
Simpang Baku= 7.11
Korelasi XY= 0.61
Reliabilitas Tes= 0.76
Butir Soal= 50
Jumlah Subyek= 36
Lampiran 9
4 Mendeskripsikan Aliran
aliran energi, rantai anergi,
makanan dan rantai 30,
piramida energi. makanan, 29 36 42 5
31,
dan
piramida
energi.
5 Meramalkan Ketidaksei
kemungkinan mbangan
terjadinya dalam 46 1
ketidakseimbangan ekosistem.
jika salah satu
komponen musnah.
Jumlah 4 5 6 6 2 2 25
117
Lampiran 10
Nama : .
Hari/Tanggal : .
Mata Pelajaran: .
Petunjuk : Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan
memberikan tanda (X)!
2. Suhu yang paling baik untuk pertumbuhan dan kehidupan suatu organisme
disebut.
a. Suhu minimum d. suhu adaptasi
b. Suhu maksimum e. suhu pertumbuhan
c. Suhu optimum
7. Tanaman jagung yang ditanam di bawah pohon yang rimbun memiliki buah
yang lebih kecil dibandingkan pohon jagung yang tumbuh di tempat terbuka.
Faktor yang mempengaruhinya ialah.
a. Suhu udara d. Kelembapan tanah
b. Kesuburan e. Kelembapan udara
c. Cahaya matahari
12. Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya air dapat mempengaruhi kehadiran
populasi di suatu ekosistem. Hal yang demikian disebut.
a. Faktor pemicu d. Interaksi faktor abiotik
b. Faktor pembatas e. habitat
c. Faktor abiotik
13. Kolam merupakan suatu ekosistem yang terdiri dari komponen biotik dan
abiotik. Ikan-ikan yang hidup dalam kolam tersebut harus mendapat oksigen.
Kandungan oksigen terlarut dapat bertambah dari.
a. Pemecahan air menjadi hydrogen dan oksigen
b. Fitoplankton yang ada di dalam kolam
c. Hasil metabolisme ikan-ikan
d. Pemecahan garam-garam karbonat
e. Zooplankton yang hidup dalam kolam
14. Di bawah ini merupakan pasangan simbiosis yang dapat terjadi, yaitu:
I. Anggrek A. Pohon inangnya
II. Ikan remora B. Kucing
III. Kupu-kupu C. Lebah
IV. Kutu D. Ikan hiu
a. I D d. II D
b. III A e. III C
c. IV B
3. Semak-semak
Dari pernyataan di atas, urutan yang benar menurut proses suksesi sekunder
adalah
a. 2- 5- 3- 1- 4 d. 5- 3- 4- 1- 2
b. 1- 3- 4- 5- 2 e. 4- 3- 2- 1- 5
c. 2- 3- 5- 1- 4
17. Ekosistem darat terbagi atas beberapa bioma, seperti gurun, padang rumput,
hutan hujan tropis, hutan gugur, taiga dan tundra. Terbentuknya bioma di atas
karena.
a. Perbedaan udara dan jenis tanah
b. Perbedaan letak pada garis lintang dan ketinggian
c. Perbedaan jenis makhluk hidup yang mendiaminya
d. Persamaan jenis makhluk hidup yang mendiaminya
e. Persamaan jenis tanah dan makhluk hidup
18. Perbedaan antara bioma gurun dan bioma padang rumput antara lain.
a. Ketebalan humus bioma gurun lebih tinggi daripada bioma padang rumput
b. Curah hujan bioma padang rumput lebih tinggi daripada bioma gurun
c. Perbedaan suhu siang dan malam di bioma padang rumput lebih tinggi
daripada di bioma gurun
d. Keanekaragaman herbivor gurun lebih besar daripada di padang rumput
e. Evaporasi di padang rumput lebih tinggi daripada di bioma gurun
a. 1, 3, dan 5 d. 2, 4, dan 5
b. 1, 2, dan 6 e. 1, 2, dan 4
c. 2, 4, dan 6
20. Perpindahan materi dari organisme yang satu ke organisme yang lain dengan
alur searah melalui proses makan-dimakan disebut
a. Rantai makanan d. aliran energi
b. Jaring-jaring makanan e. piramida makanan
c. Siklus materi
22. Pada suatu piramida jumlah individu, jumlah individu terbanyak adalah.
a. Pengurai d. Konsumer I
b. konsumer III e. produser
c. konsumer II
24.
122
Keterangan:
1. Karnivor I
2. Tumbuhan
3. Karnivor II
4. Herbivor
a. I d. IV
b. II e. V
c. III
25. Apabila sebuah ekosistem sawah berubah menjadi ekosistem danau yang
sangat luas, maka faktor yang diprioritaskan untuk diadakan agar produktivitas
ekosistem tersebut dapat dinikmati manusia adalah.
a. Fitoplankton d. ikan mujair
b. Zooplankton e. dekomposer
c. Udang-udangan
123
Lampiran 11
KUNCI JAWABAN
INSTRUMEN HASIL UJI SOAL
1. C 11. A 21. B
2. C 12. B 22. E
3. B 13. B 23. A
4. C 14. D 24. E
5. E 15. A 25. A
6. B 16. C
7. C 17. B
8. A 18. B
9. C 19. A
10. C 20. A
124
Lampiran 12
Hari/tanggal :
Tempat :
Waktu :
Yang diwawancara :
Yang mewawancara :
1. Apa sajakah hambatan-hambatan yang sering ditemui dalam mengajar
pelajaran biologi?
2. Metode pembelajaran apakah yang sering digunakan dikelas? Mengapa?
3. Menurut anda metode apakah yang paling cocok digunakan dalalm
pembelajaran biologi?
4. Apakah untuk materi yang memerlukan penjelasan dengan eksperimen
sering dilakukan kegiatan demonstrasi dan praktikum? Alasannya?
5. Sejauh mana tingkat keterampilan proses sains siswa yang Anda ajarkan?
125
Nama :
Kelas :
1. Apakah anda menyukai pelajaran biologi?
a. Ya b. tidak
Sebutkan alasannya..
2. Apakah anda mengalami kesulitan dalam belajar biologi?
a. Ya b. tidak
Sebutkan alasannya..
3. Metode mengajar apa yang sering digunakan oleh guru biologi anda?
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Demonstrasi
d. Lainnya sebutkan
4. Apakah anda mengalami kesulitan dalam memahami biologi dengan
metode yang digunakan oleh guru anda? Mengapa?
5. Pembelajaran biologi yang seperti apa yang anda inginkan?
Lampiran 13
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
Berilah tanda ( ) pada kolom yang disediakan jika aspek keterampilan proses sains muncul.
Pelaksanaan
Keterampilan
Indikator Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Kel 7
Proses Sains
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
Siswa mengamati obyek
yang di dapat sesuai
Mengamati petunjuk.
Siswa mencatat data
pengamatan.
Siswa mencatat setiap
pengamatan secara
Klasifikasi terpisah.
Siswa mencari dasar
pengelompokkan.
Siswa mampu
menghubungkan hasil-
Manafsirkan hasil penelitian.
pengamatan Siswa mampu menarik
kesimpulan berdasarkan
126
pengamatan awal
Siswa mendiskusikan
hasil percobaan.
Siswa membuat laporan
sementara untuk
kelompoknya.
Siswa
Berkomunikasi
mempresentasikan hasil
percobaan.
Siswa memberi
tanggapan terhadap
pendapat temannya dari
kelompok lain.
Keterangan:
Observer
127
128
Lampiran 14
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
Keterlaksanaan
Aspek KPS
Persentase
Mengamati 85,71%
Klasifikasi 83,33%
Menafsirkan pengamatan 66,7%
Berkomunikasi 70,24%
129
Lampiran 15
Nama :_____________________
Hari/ tanggal :_____________________
Kelas/ semester :_____________________
Petunjuk
1. Pada angket ini terdapat 15 pernyataan. Perrtimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan pembelajaran biologi, kemudian
jawablah dengan jujur sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Berilah tanda chek list () untuk jawaban yang tepat sesuai pendapat anda
sendiri.
3. Angket ini dibuat hanya untuk kepentingan ilmiah dalam rangka
penelitian. Oleh karena itu jawaban anda dijamin kerahasiaannya dari
siapapun. Terima kasih.
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS S TS STS
1 Saya merasa lebih mudah memahami materi
ekosistem dengan adanya kegiatan-kegiatan
keterampilan proses sains dalam pembelajaran.
2 Saya senang mengerjakan LKS dan berlatih
melakukan KPS dengan tujuan agar saya lebih
memahami materi yang diajarkan.
3 Dengan pendekatan KPS yang diterapkan oleh
guru dalam pembelajaran, saya lebih termotivasi
untuk belajar.
4 Dengan mempelajari konsep Ekosistem, menurut
saya perlu adanya KPS agar lebih mengerti dan
dapat meningkatkan pemahaman saya terhadap
konsep Ekosistem.
5 Dalam mempelajari konsep Ekosistem, menurut
saya tidak perlu adanya pendekatan KPS, cukup
dengan metode ceramah saja.
130
Lampiran 16
Respon Respon
No Pernyataan (SS) (S) (TS) (STS)
(+) (-)
1 Saya merasa lebih mudah
memahami materi ekosistem
dengan adanya kegiatan-kegiatan 7 23 5 0 85,7% 14,3%
keterampilan proses sains dalam
pembelajaran.
2 Saya senang mengerjakan LKS
dan berlatih melakukan KPS
dengan tujuan agar saya lebih 10 21 4 0 88,6% 11,4%
memahami materi yang
diajarkan.
3 Dengan pendekatan KPS yang
diterapkan oleh guru dalam
4 27 4 0 88,6% 11,4%
pembelajaran, saya lebih
termotivasi untuk belajar.
4 Dengan mempelajari konsep
Ekosistem, menurut saya perlu
adanya KPS agar lebih mengerti
4 30 1 0 97,14% 2,86%
dan dapat meningkatkan
pemahaman saya terhadap
konsep Ekosistem.
5 Dalam mempelajari konsep
Ekosistem, menurut saya tidak
perlu adanya pendekatan KPS, 0 2 27 6 5,71% 94,29%
cukup dengan metode ceramah
saja.
6 Interaksi/diskusi/tanya jawab
antara siswa dan guru yang
berlangsung dengan baik
merupakan nilai lebih dari 5 29 1 0 97,14% 2,86%
pendekatan KPS apabila
dibandingkan dengan
pendekatan lainnya.
7 Pemanfaatan lingkungan sekolah
menjadi sumber belajar
12 21 2 0 94,29% 5,71%
membuat pelajaran di kelas tidak
monoton.
8 Saya mengumpulkan data-data
2 28 5 0 85,7% 14,3%
sesuai pengamatan.
9 Saya mampu mengelompokkan
2 31 2 0 94,29% 5,71%
data-data sesuai dengan
132
pengamatan.
10 Saya bisa menafsirkan hasil
pengamatan untuk dijadikan 3 32 0 0 100% 0%
kesimpulan.
11 Saya mampu mempresentasikan
4 29 2 0 94,29% 5,71%
hasil diskusi.
12 Saya bisa membuat kesimpulan
11 24 0 0 100% 0%
dari hasil pengamatan.
133
Lampiran 17
Nilai N-gain hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen sebagai
berikut ini.
Tabel Nilai N-gain Kelas Eksperimen
No Nama Siswa Nilai Gain (G) Kategori
Pretest Posttest
1 Ade Azhari 40 52 0.2 Rendah
2 Ahmad Fakhry 48 56 0.153846 Rendah
3 Angga .F. 32 60 0.411765 Sedang
4 Anjar Zulfitra 52 64 0.25 Rendah
5 Arif Apriadi 36 68 0.5 Sedang
6 Arum Selisa 56 72 0.363636 Sedang
7 Biyas .D. 40 72 0.533333 Sedang
8 Desifa Berliana 48 76 0.538462 Sedang
9 Diana Fitriani 52 76 0.5 Sedang
10 Dita Adha .A. 72 76 0.142857 Rendah
11 Dito Prasetyo 56 76 0.454545 Sedang
12 Dyah Ayu .N. 40 76 0.6 Sedang
13 Eni Dwi .D. 44 80 0.642857 Sedang
14 Fikri Setiawan 48 80 0.615385 Sedang
15 Hutami Deviari 44 80 0.642857 Sedang
16 Imam Al-Khadist 48 80 0.615385 Sedang
17 Intan Putri 52 80 0.583333 Sedang
18 Margi Lestari 44 84 0.714286 Tinggi
19 Meirayni .F. 52 84 0.666667 Sedang
20 Miftah Rizky 52 84 0.666667 Sedang
21 M. Dwi. K. 56 84 0.636364 Sedang
22 Natasha .L. 44 84 0.714286 Tinggi
23 Panca Sona 60 84 0.6 Sedang
24 Rachmagita 52 88 0.75 Tinggi
25 Rafika Puspa 64 88 0.666667 Sedang
134
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
A. Perolehan data
32,36,40,40,40,44,44,44,44,44,48,48,48,48,52,52,52,52,52,52,56,56,56,60,60,60,64,64,
64,68,68,68,68,72,72.
B. Distribusi frekuensi
1. Menentukan skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar = 72
Skor terkecil = 32
2. Menentukan rentangan (R)
R = skor terbesar skor terkecil
R = 72 32
R = 40
3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 35
BK = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 35
= 1 + 5, 095
= 6,095 = 6 (dibulatkan)
4. Menentukan panjang kelas interval (i)
i= R
K
= 40
6,095
= 6,56 = 7 (dibulatkan)
5. Menentukan distribusi frekuensi
Interval f xi f. xi xi f.xi
32-38 2 35 70 1225 2450
39-45 8 42 336 1764 14112
46-52 10 49 490 2401 24010
53-59 3 56 168 3136 9408
60-66 6 63 378 3969 23814
67-73 6 70 420 4900 29400
Jumlah 35 315 1862 17395 103194
139
=121,6352 = 11,02
Tabel
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen KPS
No Skor (xi) f Zn Zi F(Zi) S (Zi) F(Zi) S(Zi)
1 32 1 1 -1,92 0,0274 0,028571 0,00117
2 36 1 2 -1,56 0,0594 0,057143 0,00226
3 40 3 5 -1,2 0,1151 0,142857 0,02776
4 44 5 10 -0,83 0,2033 0,285714 0,08241
5 48 4 14 -0,47 0,3192 0,4 0,0808
6 52 6 20 -0,11 0,4562 0,571429 0,11523
7 56 3 23 0,254 0,5987 0,657143 0,05844
8 60 3 26 0,617 0,7291 0,742857 0,01376
9 64 3 29 0,98 0,8365 0,828571 0,00793
10 68 4 33 1,343 0,9099 0,942857 0,03296
11 72 2 35 1,706 0,9554 1 0,0446
35 Lo= 0,11523
140
Zi = x - x
SD
Lampiran 21
Lampiran 22
A. Perolehan data
52,56,60,64,68,72,72,76,76,76,76,76,80,80,80,80,80,84,84,84,84,84,84,88,88,88,88,88,
88,92,92,92,92,92,92.
B. Distribusi frekuensi
1. Menentukan skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar = 92
Skor terkecil = 52
2. Menentukan rentangan (R)
R = skor terbesar skor terkecil
R = 92 52
R = 40
3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 35
BK = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 35
= 1 + 5, 095
= 6,095 = 6 (dibulatkan)
4. Menentukan panjang kelas interval (i)
i= R
K
= 40
6,095
= 6,56 = 7 (dibulatkan)
5. Menentukan distribusi frekuensi
Interval f xi f. xi xi f.xi
52-58 2 55 110 3025 6050
59-65 2 62 124 3844 7688
66-72 3 69 207 4761 14283
73-79 5 76 380 5776 28880
80-86 11 83 913 6889 75779
87-93 12 90 1080 8100 97200
Jumlah 35 435 2814 32395 229880
143
=106,894 = 10,33
Tabel
Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen KPS
No Skor (xi) f Zn Zi F(Zi) S (Zi) F(Zi) S(Zi)
1 52 1 1 -2.749 0.0031 0.028571 0,02547
2 56 1 2 -2.362 0.0091 0.057143 0,04804
3 60 1 3 -1.975 0.0244 0.085714 0,06131
4 64 1 4 -1.588 0.0571 0.114286 0,05719
5 68 1 5 -1.2 0.1151 0.142857 0,02776
6 72 2 7 -0.813 0.209 0.2 0,009
7 76 5 12 -0.426 0.3372 0.342857 0,00566
8 80 5 17 -0.039 0.488 0.485714 0,002286
9 84 6 23 0.348 0.6331 0.657143 0,02404
10 88 6 29 0.736 0.7673 0.828571 0,06127
11 92 6 35 1.123 0.8686 1 0,1314
35 Lo= 0,1314
144
Zi = x - x
SD
Lampiran 23
Lampiran 24
A. Perolehan data
28,28,32,32,36,36,36,36,40,40,40,40,44,44,44,48,48,48,52,52,56,56,56,60,60,64,64,64,
64,64,68,68,68,68,68.
B. Distribusi frekuensi
1. Menentukan skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar = 68
Skor terkecil = 28
2. Menentukan rentangan (R)
R = skor terbesar skor terkecil
R = 68 28
R = 40
3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 35
BK = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 35
= 1 + 5, 095
= 6,095 = 6 (dibulatkan)
4. Menentukan panjang kelas interval (i)
i= R
K
= 40
6,095
= 6,56 = 7 (dibulatkan)
5. Menentukan distribusi frekuensi
Interval f xi f. xi xi f.xi
28-34 4 31 124 961 3844
35-41 8 38 304 1444 11552
42-48 6 45 270 2025 12150
49-55 2 52 104 2704 5408
56-62 5 59 295 3481 17405
63-69 10 66 660 4356 43560
Jumlah 35 291 1757 14971 93919
147
=168,165 = 12,96
Tabel
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol
No Skor (xi) f Zn Zi F(Zi) S (Zi) F(Zi) S(Zi)
1 28 2 2 -1.713 0.0436 0.057143 0,01354
2 32 2 4 -1.404 0.0808 0.114286 0,03349
3 36 4 8 -1.096 0.1357 0.228571 0,09287
4 40 4 12 -0.787 0.2148 0.342857 0,12806
5 44 3 15 -0.478 0.3156 0.428571 0,11297
6 48 3 18 -0.17 0.4325 0.514286 0,08179
7 52 2 20 0.139 0.5517 0.571429 0,01973
8 56 3 23 0.448 0.67 0.657143 0,01286
9 60 2 25 0.756 0.7734 0.714286 0,05911
10 64 5 30 1.065 0.8554 0.857143 0,00174
11 68 5 35 1.373 0.9147 1 0,0853
35 Lo= 0,12806
148
Zi = x - x
SD
Lampiran 25
Lampiran 26
A. Perolehan data
40,44,44,48,48,52,56,60,60,60,64,64,64,64,64,64,64,68,68,72,72,72,72,72,72,76,76,76,
76,76,80,80,80,80,80.
B. Distribusi frekuensi
1. Menentukan skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar = 80
Skor terkecil = 40
2. Menentukan rentangan (R)
R = skor terbesar skor terkecil
R = 80 40
R = 40
3. Menentukan banyak kelas (BK) dengan banyak data (n) = 35
BK = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 35
= 1 + 5, 095
= 6,095 = 6 (dibulatkan)
4. Menentukan panjang kelas interval (i)
i= R
K
= 40
6,095
= 6,56 = 7 (dibulatkan)
5. Menentukan distribusi frekuensi
Interval f xi f. xi xi f.xi
40-46 3 43 129 1849 5547
47-53 3 50 150 2500 7500
54-60 4 57 228 3249 12996
61-67 7 64 448 4096 28672
68-74 8 71 568 5041 40328
75-81 10 78 780 6084 60840
Jumlah 35 363 2303 22819 155883
151
=127,811 = 11,30
Tabel
Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol
No Skor (xi) f Zn Zi F(Zi) S (Zi) F(Zi) S(Zi)
1 40 1 1 -2.283 0.0113 0.028571 0,01727
2 44 2 3 -1.929 0.0274 0.085714 0,05831
3 48 2 5 -1.575 0.0582 0.142857 0,08466
4 52 1 6 -1.221 0.1112 0.171429 0,06023
5 56 1 7 -0.867 0.1949 0.2 0,0051
6 60 3 10 -0.513 0.305 0.285714 0,019286
7 64 7 17 -0.159 0.4404 0.485714 0,04531
8 68 2 19 0.195 0.5753 0.542857 0,032443
9 72 6 25 0.549 0.7054 0.714286 0,00889
10 76 5 30 0.903 0.8159 0.857143 0,04124
11 80 5 35 1.257 0.8944 1 0,1056
35 Lo= 0,1056
152
Zi = x - x
SD
Lampiran 27
Fhitung = 1,38
4. Menentukan derajat kebebasan:
db= n-1
db1= 35-1 =34
db2= 35-1 =34
5. Menentukan Ftabel (lihat tabel)
Ftabel = F ()(db1/db2) = F (0,05)(34/34) = 1,76
6. Kesimpulan
Karena Fhitung < Ftabel (1,38< 1,76), berarti H0 diterima, maka memiliki varians yang
homogen.
154
Fhitung = 1,19
4. Menentukan derajat kebebasan:
db= n-1
db1= 35-1 =34
db2= 35-1 =34
5. Menentukan Ftabel (lihat tabel)
Ftabel = F ()(db1/db2) = F (0,05)(34/34) = 1,76
6. Kesimpulan
Karena Fhitung < Ftabel (1,19< 1,76), berarti H0 diterima, maka memiliki varians yang
homogen.
155
Lampiran 28
Penghitungan Uji Hipotesis
Penghitungan uji hipotesis berdasarkan data posttest dengan menggunakan Uji-t. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis
Ho = 1 = 2
Ha = 1 2
2. Menentukan
Taraf signifikasi yang digunakan adalah = 0,05
3. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis
Berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukan bahwa kedua kelas mempunyai varians
yang homogen, maka untuk pengujian hipotesis ini digunakan rumus:
( ) ( )
Thitung = dengan Sg =
Kriterianya : Ho diterima, jika thitung < ttabel dan Ha diterima, jika thitung > ttabel
4. Menghitung t
- Mencari Sg
( ) ( )
=
( ) ( )
=
= =
= = 10,83
thitung
= = = = = 5,64
156
5. Kesimpulan
Maka diperoleh thitung > ttabel (5,64 > 2,00). Hal ini berarti thitung lebih besar daripada ttabel,
sehingga Ha diterima, maka rata-rata data kelas eksperimen tidak sama dengan rata-rata
data kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan
proses sains berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep ekosistem.