Anda di halaman 1dari 264

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT,

OBSERVE, EXPLAIN) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES


SAINS SISWA PADA KONSEP GETARAN HARMONIS

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
SITI MUBAROH
1112016300017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSIRTAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ii
iii
ABSTRAK

Siti Mubaroh (1112016300017). Pengaruh Model Pembelajaran POE


(Predict, Observe, Explain) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada
Konsep Getaran Harmonis. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2019.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Model


pembelajaran POE terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep getaran
harmonis. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tangerang Selatan tahun
ajaran 2018/2019. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
quasi experiment dengan desain penelitian nonequivalent control group design.
Sampel pada penelitian ini yaitu 36 siswa pada kelas eksperimen dan 34 siswa
pada kelas kontrol. Pengumpulan data dilakukan melalui tes dan observasi
keterampilan proses sains. Hasil uji hipotesis data pretest didapatkan thitung = 3,26 ,
data posttest didapatkan thitung = 9,81 dan ttabel =1,67 sehingga thitung > ttabel.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Model
Pembelajaran POE terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep getaran
harmonis.

Kata kunci: Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain, Keterampilan


Proses Sains (KPS), Konsep Getaran Harmonis

iv
ABSTRACT

Siti Mubaroh (1112016300017). The Influence of POE (Predict, Observe,


Explain) Learning Model to Student’s Science Process Skill on the Harmonic
Vibration Concept. Thesis of Physics Education Department, Faculty of Tarbiya
and Teaching, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
The purpose of this research is to know the influence of POE Learning
Model to students’ science process skill on the harmonic vibration concept. The
research was conducted at SMA Negeri 1 Tangerang Selatan for academic year
2018/2019. Research method in this research was quasi experimental design with
nonequivalent control group design. Sample for this research are 36 students for
experiment class and 34 students for control class. The data was collected by test
and observation of science process skill. Hypothesis the result data of pretest
obtained tcount = 3,26 and the result data of posttest obtained tcount = 9,8 and ttable
= 1, 67. Thus, it can be concluded that there is influence of POE Learning Model
to Student’s Science Process Skill on the Harmonic Vibration Concept.
Keywords: POE Learning Model, Science Process Skill, Harmonic Vibration
Concept.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang


telah melimpahkan berbagai nikmat, karunia dan hidayah-Nya. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya dalam kebaikan.
Berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Getaran Harmonis” dapat
diselesaikan oleh penulis. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang begitu besar kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan
3. Bapak Dwi Nanto, Ph.D, Ketua Program Studi Pendidikan Fisika yang telah
memberikan waktu, bimbingan, saran, dan dorongan semangatnya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
waktu, bimbingan, saran dan dorongan semangatnya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Ai Nurlaela, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan waktu dan dorongan semangatnya dalam penyusunan skripsi ini
sehingga peneliti bisa menyelesaikannya dengan baik.
6. Bapak Drs. Hasian Pohan, M.Si dan Ibu Devi Solehat, M.Pd selaku dosen
penguji yang telah memberikan waktu, saran dan bimbingannya sehingga
peneliti bisa menyelesaikan revisi skripsi ini dengan baik.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA yang telah memberikan ilmu
pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
Semoga ilmu yang telah diberikan mendapat keberkahan dari Allah SWT.

vi
8. Bapak Drs. H. Sujana M.Pd selaku kepala SMA Negeri 1 Tangerang Selatan
yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
9. Seluruh dewan guru SMA Negeri 1 Tangerang Selatan, khususnya Bapak
Muhammad Haris, S.Pd selaku guru mata pelajaran Fisika yang telah
memberikan bimbingan, saran, bantuan, dan doanya selama penulis
melakukan penelitian.
10. Siswa dan siswi SMA Negeri 1 Tangerang Selatan, khususnya kelas X MIA 1
dan X MIA 2.
11. Teristimewa untuk suami dan orang tua yang tak henti-hentinya mendoakan,
melipahkan kasih sayang serta memberikan dukungan moril dan materil
kepada penulis. Terimakasih untuk setiap pengorbanannya serta keluarga
yang selalu memberikan semangat dan mengingatkan penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2012 yang sama-sama saling
menyemangati dan menguatkan dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabat kosan KPK 81 (Yuni, Indri, Linda, Winda, Novi, Iik, Wiwik, Ira, dan
Yuli) yang selalu mengingatkan dan menyemangati penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis dan bagi
para pembaca pada umumnya.

Jakarta, Februari 2019

Penulis

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i


SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ............................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
ABSTRACT .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 6
D. Perumusan Masalah....................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian........................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian......................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ..................... 8


A. Deskripsi Teoritik.......................................................................... 8
1. Model Pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) ......... 8
a. Pengertian Model Pembelajaran POE (Predict,
Observe, Explain)............................................................ 8
b. Unsur-unsur Model Pembelajaran POE (Predict,
Observe, Explain)............................................................ 10
c. Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran
POE (Predict, Observe, Explain) .................................... 12

viii
2. Keterampilan Proses Sains ..................................................... 13
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains ......................... 13
b. Tujuan Melatih Keterampilan Proses Sains.................. 15
c. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains.......................... 15
d. Karakteristik Butir Soal Keterampilan Proses
Sains (KPS)................................................................... 19
3. Getaran Harmonis .................................................................. 21
a. Gerak harmonis pada Pegas (spring) ............................ 22
b. Getaran harmonis pada Bandul (Pendulum) ................. 27
c. Gerak Harmonis Tanpa Redaman ................................. 29
d. Gerak Harmonis Teredam (damped) ............................ 30
e. Persamaan pada Getaran Harmonis .............................. 34
B. Hasil Penelitian yang Relevan....................................................... 34
C. Kerangka Berfikir .......................................................................... 35
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 38


A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 38
B. Metode Penelitian .......................................................................... 38
C. Desain Penelitian ........................................................................... 38
D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 39
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 39
F. Prosedur Penelitian ........................................................................ 40
G. Instrumen Penelitian ...................................................................... 41
1. Instrumen Tes ......................................................................... 41
a. Uji Validitas .................................................................... 41
b. Reliabilitas ...................................................................... 42
c. Taraf Kesukaran .............................................................. 43
d. Daya Pembeda................................................................. 43
H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 44
1. Teknik Analisis Data Instrumen............................................. 45

ix
a. Uji Prasyarat Hipotesis.................................................... 45
1). Uji Normalitas ........................................................... 45
2). Uji Homogenitas ........................................................ 45
b. Pengujian Hipotesis......................................................... 46
c. Teknik Analisis Lembar Observasi ................................. 47
1). Lembar Observasi ...................................................... 47
2). LKS ............................................................................ 49
I. Hipotesis Statistik.......................................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 51


A. Deskripsi Data ............................................................................... 51
1. Hasil Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......... 51
a. Hasil pretest dan posttest Keterampilan Proses Sains .... 51
b. Presentase Aspek Keterampilan Proses Sains saat
pretest dan posttest .......................................................... 52
c. Observasi Keterampilan Proses Sains ............................. 54
2. Teknik Analisis Data .............................................................. 56
a. Pengujian Prasyarat Analisis ........................................... 56
1). Uji Normalitas ........................................................... 56
2). Uji Homogenitas ........................................................ 57
b. Pengujian Hipotesis......................................................... 57
B. Pembahasan ................................................................................... 58

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 61


A. Kesimpulan.................................................................................... 61
B. Saran .............................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62


LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 65

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran POE ................... 12

Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains dan indikator ........................................ 17

Tabel 2.3 Karakteristik Butir Soal KPS .......................................................... 20

Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 39

Tabel 3.2 Kriteria Reabilitas ........................................................................... 42

Tabel 3.3 Kriteria Derajat Kesukaran .............................................................. 43

Tabel 3.4 Kategori Daya Benda ...................................................................... 44

Tabel 3.5 Skala Penilaian Sikap ...................................................................... 48

Tabel 4.1 Hasil pretest & posttest keterampilan proses sains ......................... 51

Tabel 4.2 Uji Normalitas Hasil Pretest dan Posttest ....................................... 56

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Hasil Pretest dan Posttest ................................... 57

Tabel 4.4 Uji Hipotesis Hasil Pretest dan Posttest ......................................... 57

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pegas spiral (Spiral spring) ..................................................... 22

Gambar 2.2 Pegas batangan (Bar spring)..................................................... 22

Gambar 2.3 Pegas diberi beban W ............................................................... 23

Gambar 2.4 Robert Hooke ........................................................................... 23

Gambar 2.5 Susunan Pegas secara seri dan pararel ..................................... 25

Gambar 2.6 Pegas yang disusun secara seri ................................................. 25

Gambar 2.7 Pegas yang disusun secara pararel ............................................ 26

Gambar 2.8 Ayunan Mainan ........................................................................ 27

Gambar 2.9 Ayunan Bandul sederhana ........................................................ 28

Gambar 2.10 Sistem pegas yang bergerak tanpa adanya faktor

redaman .................................................................................... 29

Gambar 2.11 Grafik gerak harmonis teredam .............................................. 30

Gambar 2.12 Sistem pegas yang bergerak dengan adanya faktor

redam .................................................................................... 31

Gambar 2.13 Sistem pegas yang bergerak dengan adanya faktor

redaman ................................................................................ 31

Gambar 2.14 Bagan Kerangka Berfikir ....................................................... 36

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian ...................................................... 40

Gambar 4.1 Presentase Aspek Keterampilan Proses Sains pada

xii
saat pretest .................................................................................. 52

Gambar 4.2 Presentase Aspek Keterampilan Proses Sains pada

saat posttest ................................................................................ 53

Gambar 4.3 Presentase Observasi Keterampilan Proses Sains

Perkelompok tiap Pertemuan ................................................... ..54

Gambar 4.4 Persentase Observasi Keterampilan Proses Sains

Tiap Aspek ............................................................................. …55

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Perangkat Pembelajaran ....................................................... 65

1. RPP dan LKS Kelas Eksperimen ....................................................... 65


2. RPP dan LKS Kelas Kontrol ............................................................. 109

Lampiran B Instrumen Penelitian ............................................................. 147

3. Kisi-kisi Instrumen Tes KPS ............................................................. 147


4. Instrumen Tes KPS ........................................................................... 151
5. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes KPS ............................. 201
6. Instrumen Non-Tes............................................................................ 203

Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian .............................................. 213

7. Analisis Data Hasil Penelitian........................................................... 213


a. Hasil Pretest dan Posttest ............................................................ 213
b. Hasil Uji Normalitas ................................................................... 216
c. Hasil Uji Homogenitas ................................................................ 222
d. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 223
8. Persentase Tes Keterampilan Proses Sains ....................................... 226
a. Pretest Kelas Eksperimen ........................................................... 226
b. Pretest Kelas Kontrol .................................................................. 229
c. Posttest Kelas Eksperimen .......................................................... 230
d. Posttest Kelas Kontrol................................................................. 232
9. Persentase Data Hasil Observasi Keterampilan Proses
Sains .................................................................................................. 234

Lampiran D Surat - Surat Penelitian ........................................................ 239

10. Surat Bimbingan Skripsi ................................................................... 239


11. Surat Keterangan Penelitian .............................................................. 240
12. Uji Referensi ..................................................................................... 241
13. Biodata Penulis ................................................................................. 246

xiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam kehidupan
manusia untuk dapat memperoleh ilmu pengetahuan, keahlian atau keterampilan,
dan memiliki sikap untuk dapat menyesuaikan diri dengan dunia yang kompleks
serta penuh dengan saling ketergantungan. Dalam pasal 3 Undang-Undang
sisdiknas, disebutkan fungsi dan tujuan pendidikan, bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.1 Untuk mencapai tujuan tersebut tentu harus adanya kegiatan
pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
Pembelajaran diartikan sebagai proses membelajarkan siswa melalui
kegiatan perencanaan dan evaluasi secara sistematis agar dapat tercapainya tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien. Pada proses pembelajaran, siswa dan guru
merupakan dua pihak yang terlibat sangat penting, dan guru merupakan ujung
tombaknya. Kegiatan pembelajaran tidak akan tercapai secara optimal jika tidak
didukung oleh kompetensi guru.
Proses pembelajaran dalam kelas pada kurikulum 2013, menuntut
keaktifan siswa dan pemberian pengalaman secara langsung oleh guru berupa
pegembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan.2 Keterampilan dalam hal ini
tentunya yang berkaitan dengan keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa
dalam pembelajaran fisika. Keterampilan dasar yang dimaksud yaitu keterampilan
proses sains. Tujuan dari penggunaan keterampilan proses sains adalah untuk
1
BSNP, Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, (Jakarta: Sinar Grafika. Dirjen
Dikdasmen, 2008).
2
WAMENDIKBUD Bidang Pendidikan, Konsep dan Implemetasi Kurikulum 2013
(Jakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), h. 24

1
2

menghasilkan produk sains melalui langkah-langkah sistematis yang dilakukan


pada proses pembelajaran untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa.3
Keterampilan proses sains (KPS) harus dimiliki oleh siswa karena empat
alasan. Pertama, sains (khususnya fisika) terdiri dari tiga aspek yaitu produk,
proses dan sikap. Dengan mengembangkan KPS, siswa akan memahami
bagaimana terbentuknya hukum, teori dan rumus yang sudah ada sebelumnya
melalui percobaan. Kedua, sains berubah seiring dengan perkembangan jaman.
Oleh karena itu guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua konsep dan fakta
pada siswa dari sekian mata pelajaran. Siswa perlu dibekali keterampilan yang
dapat membantu siswa menggali dan menemukan informasi dari berbagai sumber
bukan dari guru saja. Ketiga, siswa akan lebih memahami konsep-konsep yang
rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang konkrit. Keempat,
siswa akan memiliki pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran dan
mendorong siswa lebih aktif dalam pembelajaran.4
Haryono mengungkapkan bahwa keterampilan proses sains sangat penting
dikembangkan dalam pendidikan karena merupakan kompetensi dasar untuk
mengembangkan sikap ilmiah siswa dan keterampilan dalam memecahkan
masalah, sehingga dapat membentuk pribadi yang kreatif, kritis, terbuka, inovatif,
dan kompetitif dalam persaingan pada dunia global di masyarakat.5
Selain itu, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 salah satu tujuan pembelajaran fisika adalah
mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan
menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrument
percobaan, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, serta
6
mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tulisan. Dari tujuan

3
Attri Fersanti,Pengembangan Performance Assessment untuk mengukur keterampilan
Proses dalam Menggunakan Alat ukur Panjang pada siswa X-MIA di SMA Negeri 5 Purworejo
Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal radiasi, Vol. 5, 2014, h. 7.
4
Ibid. h.2
5
Haryono, Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains.
Jurnal Pendidikan Dasar, 2006, h. 1
6
PERMENDIKNAS Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2006), h. 369
3

tersebut, pembelajaran fisika semestinya dilihat pada aspek prosesnya saat


pembelajaran berlangsung tidak hanya dilihat hasil akhirnya saja.
Melihat kenyataan yang ada di lapangan saat penulis melakukan studi
pendahuluan pada empat lembaga sekolah negeri di daerah Kota Tangerang
Selatan, di antaranya SMA Negeri 1, SMA Negeri 3, SMA Negeri 6, dan SMA
Negeri 8 dengan melakukan observasi, penyebaran angket dan wawancara kepada
guru dan siswa didapatkan bahwa kegiatan pembelajaran fisika yang berlangsung
dilakukan guru didominasi oleh metode ceramah, hanya sesekali saja guru
menerapkan metode eksperimen dan diskusi. Kegiatan pembelajaran fisika yang
dilakukan guru monoton dengan empat urutan berikut. Pertama, guru menjelaskan
materi pembelajaran. Kedua, guru memberi contoh dari materi yang telah
dijelaskan. Ketiga guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dan
menyelesaikan soal yang serupa dengan contoh. Keempat, guru memberi latihan
soal. Pembelajaran dengan urutan tersebut cenderung hanya bersifat informatif
atau hanya transfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa tanpa adanya pemberian
pengalaman langsung dari guru seperti kegiatan praktikum, dan sehingga siswa
belum dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, dan akhirnya
membuat keterampilan proses sains siswa rendah dan tidak berkembang.
Padahal penggunaan metode ceramah dalam proses belajar mengajar
berdampak pada rendahnya keterampilan proses sains (KPS) siswa karena dalam
proses pembelajarannya tidak didasarkan pada pengalaman siswa untuk
mengkonstruksi pengetahuan yang telah dimiliki. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Zulaeha dalam penelitiannya bahwa pengembangan keterampilan
proses sains tidak dapat diajarkan dengan menggunakan metode ceramah.7 Dari
hal ini, dapat dipahami dengan baik bahwa pembelajaran fisika yang dilakukan
masih belum mengintergasikan salah satu hakikat fisika itu sendiri, yaitu fisika
sebagai proses melalui keterampilan proses sains.
Keterampilan proses sains dapat diukur dan dikembangkan oleh guru
kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran tertentu yang mampu
7
Zulaeha, Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe and Explain terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri Balaesang, Journal Pendidikan Fisika
Tadulako, Vol.2, 2014, h. 1-2.
4

memfasilitasi terselengganya kegiatan pembelajaran. Salah satu model


pembelajaran yang mampu mengembangkan keterampilan proses sains siswa
adalah model pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain).
Penggunaan model pembelajaran POE mampu mengembangkan
keterampilan proses sains siswa diungkapkan oleh Zulaeha dalam penelitiannya
yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)
terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri Balaesang”
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model
pembelajaran POE terhadap keterampilan proses sains siswa.8
Model pembelajaran POE melibatkan siswa dalam meramalkan suatu
fenomena, melakukan observasi melalui demonstrasi atau eksperimen, dan
akhirnya menjelaskan hasil demonstrasi serta ramalan mereka sebelumnya.9
Dengan melakukan cara seperti ini pengetahuan yang diperoleh siswa akan
melekat dalam ingatannya dan keterampilan proses sains siswa meningkat.
Penggunaan model pembelajaran POE juga didasarkan pada hasil studi
pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, di mana penggunaan model
pembelajaran POE tidak pernah dilakukan guru dalam pembelajaran fisika
Keterampilan proses sains yang diteliti dalam penelitian ini meliputi
keterampilan memprediksi, merencanakan percobaan, melakukan percobaan,
mengamati, menerapkan konsep, menginterpretasi data dan berkomunikasi.
Keterampilan-keterampilan tersebut dapat dikembangkan melalui model
pembelajaran POE. Melalui penelitian ini siswa diharapkan dapat mengajukan
fenomena yang akan terjadi pada pengamatan, menemukan dan mengumpulkan
fakta yang terjadi pada pengamatan, menjelaskan hasil percobaan dan membuat
grafik serta membaca grafik dan menyimpulkan hasil percobaan dan
menghubungkan hasil pengamatan tersebut dengan teori yang ada.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE cocok
untuk diterapkan pada konsep fisika yang aplikasinya sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah konsep getaran harmonis. Pada

8
Ibid., h.12-13
9
Attri Fersanti, op.cit., h. 14
5

konsep ini siswa dapat memprediksi, mengamati, merencanakan dan melakukan


percobaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
frekuensi dan periode pada pegas dan bandul melalui kegiatan eksperimen. Selain
itu, siswa juga dapat berkomunikasi melalui kegiatan diskusi dan presentasi untuk
memecahkan permasalahan pada konsep getaran harmonis. Pengalaman belajar
siswa secara langsung melalui kegiatan eksperimen, diskusi, dan presentasi dapat
membuat siswa lebih memahami konsep materi tersebut sehingga dapat
membantu mengembangkan keterampilan proses sains siswa.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti,
pengambilan konsep getaran harmonis untuk dijadikan penelitian juga
dikarenakan siswa menganggap konsep getaran harmonis termasuk salah satu
konsep fisika yang dianggap sulit dipahami. Padahal seharusnya bagi peneliti
materi ini sangat mudah untuk dipahami karena aplikasinya banyak ditemui dalam
kehidupan sehari-hari dan bisa dikonstruksi melalui kegiatan eksperimen.
Ternyata hal ini dikarenakan pada saat pembelajaran guru hanya menggunakan
metode ceramah dan diskusi saja, tidak dilakukan kegiatan eksperimen. Hal ini
menyebabkan pengetahuan dan pemahaman siswa tidak melekat mengenai konsep
tersebut, sehingga siswa menjadi sulit untuk memahaminya.
Berdasarkan berbagai masalah yang terjadi di atas, maka muncul gagasan
dari peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) terhadap Keterampilan
Proses Sains Siswa pada Konsep Getaran Harmonis”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
terdapat beberapa masalah-masalah yang dapat diidentifikasi yaitu :
1. Penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran fisika masih berorientasi
pada hasil belajar saja tanpa memperhatikan penilain proses seperti
keterampilan proses sains.
2. Siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran fisika, karema pembelajaran
yang dilakukan guru cenderung bersifat informatif dan pemberian
6

pengalaman langsung seperti kegiatan eksperimen dan diskusi hanya


dilakukan sesekali saja sehingga membuat keterampilan proses sains siswa
rendah dan tidak berkembang.
3. Siswa sulit memahami getaran harmonis karena pengajaran yang dilakukan
tidak optimal di mana guru hanya menggunakan metode ceramah dan diskusi
saja saat pembelajaran, tanpa kegiatan eksperimen.

C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka penelitian hanya dibatasi pada:
1. Keterampilan proses sains siswa yang diteliti dalam penelitian ini adalah
keterampilan proses sains menurut Nuryani Rustaman yang terdiri dari aspek
keterampilan memprediksi, mengamati, merencanakan percobaan,
melaksanakan percobaan/eksperimentasi, berkomunikasi, menerapkan konsep
dan menafsirkan data/interpretasi.
2. Model pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu menurut Richard White dan Gunstone.
3. Konsep getaran harmonis yang diteliti dalam penelitian ini meliputi getaran
harmonis pada pegas dan bandul

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran POE
(Predict, Observe, Explain) terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep
getaran harmonis?”.

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
POE (Predict, Observe, Explain) terhadap keterampilan proses sains siswa pada
konsep getaran harmonis.
7

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada berbagai pihak, di
antaranya :
1. Bagi guru
Dapat melatih dan mengembangkan keterampilan proses sains siswa pada
konsep fisika yang lainnya.
2. Bagi Sekolah
Dapat membantu guru di sekolah untuk menerapkan model pembelajaran
alternatif yang dapat melatih keterampilan proses sains siswa pada mata
pelajaran lain.
3. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti sebagai calon
pendidik dalam menerapkan model pembelajaran serta pengaruhnya terhadap
keterampilan proses sains siswa untuk dilakukan penelitian lebih lanjut pada
konsep fisika yang lainnya.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik
1. Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)
a. Pengertian Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)
Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru. Untuk
mengatasi berbagai masalah tersebut, maka perlu adanya model pembelajaran
yang dipandang dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar. Model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran. Joyce dan Weil berpendapat bahwa model
pembelajaran suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan
pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas. Model pembelajaran dapat
dijadikan pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.10
Fisika yang merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
membutuhkan model pembelajaran yang lebih mengutamakan kepada
terbentuknya keterampilan siswa. Model pembelajaran POE mampu
mengembangkan hal tersebut. POE merupakan singkatan dari Predict, Observe,
Explain. Model pembelajaran ini dikembangkan untuk menemukan kemampuan
siswa dalam memprediksi suatu masalah, melakukan pengamatan dan
memberikan penjelasan. Menurut Warsono, teknik pembelajaran ini
dikembangkan oleh White dan Gustone. Teknik ini bertujuan untuk mengungkap
kemampuan siswa dalam melakukan prediksi secara individual. Kemampuan
siswa dalam melakukan prediksi akan melatih siswa membuat dugaan sementara

10
Dr. Rusman, M.Pd, Model-model Pembelajaran, (Depok : PT Raja Grafindo Persada,
2010) , h. 132-133

8
9

bagi masalah yang mereka hadapi, sehingga model pembelajaran POE ini dapat
digunakan untuk menggali keterampilan proses siswa.11
Model pembelajaran POE merupakan model pembelajaran yang dimulai
dengan penyajian masalah di mana siswa diajak untuk menduga atau membuat
prediksi dari suatu kemungkinan yang terjadi dengan pola yang sudah ada,
kemudian dilanjutkan dengan melakukan observasi atau pengamatan terhadap
masalah tersebut untuk dapat menemukan kebenaran atau fakta dari dugaan awal
dalam bentuk penjelasan.12
POE pertama kali diperkenalkan oleh White dan Gustone pada tahun 1995
dalam bukunya yang berjudul Probing Understanding. Model pembelajaran POE
merupakan langkah yang efisien untuk menciptakan diskusi para siswa mengenai
konsep ilmu pengetahuan. Strategi ini melibatkan siswa dalam memprediksi atau
menduga suatu fenomena, melakukan observasi, dan akhirnya menjelaskan hasil
observasi serta prediksi mereka sebelumnya.13
Model POE merupakan suatu model pembelajaran yang berlandaskan
konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan suatu pandangan dalam
pembelajaran yang beranggapan bahwa untuk memahami teori dan memperoleh
pengetahuannya siswa harus aktif membangun pengetahuannya sendiri, guru
tidaklah berperan sebagai pentransfer informasi tetapi sebagai fasilitator dalam
proses pembelajaran yang membantu siswa untuk membangun pengetahuannya.
Siswa memperoleh pengetahuan melalui eksplorasi dengan inderanya, baik itu
dengan melihat, mendengar, meraba, merasakan, membau, dan lainnya.14
Model pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) ini merupakan
strategi pembelajaran dengan menggunakan kegiatan eksperimen yang dimulai
dengan penyajian sebuah persoalan di mana siswa diajak untuk menduga

11
Tasman Abbas dan Anna Febrina, Perbandingan Hasil Belajar Fisika Siswa Antara
Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) dengan TTW (Think, Talk, Write) (Jurnal
OMEGA : Jurnal Pendidikan Fisika, Sains, dan Teknologi, 2015), h. 2
12
Ibid., h. 3
13
Yunita Putri Suyanto, Hadi Susanto dan Suharto Linuwih, Keefektifan Penggunaan
Strategi predict-Observe-Explain untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Siswa, Unnes Physics Education Journal, 2012, h. 16
14
Ratna Widyaningrum, Sarwanto dan Puguh Karyanto, Pengembangan Modul
Berorientasi POE (Predict, Observe, Explain) Berwawasan Lingkungan pada Materi Pencemaran
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Bioedukasi, Vol.6, 2013, h. 104
10

kemungkinan yang terjadi (memprediksi) yang kemudian dilanjutkan dengan


mengobservasi dengan melakukan pengamatan langsung terhadap persoalan
tersebut dan kemudian dibuktikan dengan melakukan percobaan untuk dapat
menemukan kecocokan antara hasil pengamatan dengan prediksinya. Salah satu
tujuan model pembelajaran ini adalah membangkitkan rasa ingin tahu siswa
terhadap suatu permasalahan, karena dalam model pembelajaran diawali dengan
kegiatan memprediksi terlebih dahulu. Latihan ini sangat penting bagi siswa dan
guru karena membuat alasan-alasan pada tahap predict dapat membantu siswa
menjadi lebih sadar tentang masalah yang dipikirkannya.15

b. Unsur-unsur Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)


Model pembelajaran POE menggali pemahaman konsep IPA siswa
melalui tiga langkah utama, yaitu sebagai berikut :16
1) Predict (Membuat Prediksi) merupakan suatu proses membuat dugaan
terhadap suatu peristiwa atau fenomena. Siswa memprediksikan jawaban dari
suatu permasalahan yang dipaparkan oleh guru, kemudian siswa menuliskan
prediksi tersebut beserta alasannya. Siswa menyusun dugaan awal
berdasarkan pengetahuan awal yang mereka miliki.
2) Observe (Mengamati) merupakan suatu proses siswa melakukan pengamatan
mengenai apa yang terjadi. Siswa melakukan pengamatan baik secara
langsung maupun tidak langsung , siswa mencatat apa yang mereka amati,
mengaitkan prediksi mereka sebelumnya dengan hasil pengamatan yang
mereka peroleh.
3) Explain (Menjelaskan) merupakan suatu proses siswa memberikan penjelasan
mengenai kesesuaian antara dugaan dengan hasil pengamatan yang telah
mereka lakukan dari tahap observasi.

15
John Haysom dan Michael Bowen, Predict-Observe-Explain: Activities Enhancing
Scientific Understanding, (Arlington: NSTA Press, 2010), h. 10
16
Indrawati dan Wanwan Setiawan. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan untuk Guru, (Bandung : PPTK IPA, 2009), h. 45
11

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ini dapat


menemukan sendiri dengan tiga tahap, yaitu tahap prediksi, observasi, dan
eksplanasi.17
1) Tahap Prediksi
Kemampuan yang dapat mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal
yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan atas
kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan antar data atau informasi.
Prediction atau memprediksi merupakan suatu proses membuat dugaan terhadap
suatu fenomena alam.18 Dari kedua hal di atas mengenai tahap prediksi dalam
model pembelajaran POE merupakan tahapan pembelajaran yang akan
memunculkan kegiatan menyimpulkan sesuai dengan data yang didapatkan siswa
dari guru yang berupa dugaan.
2) Tahap Observasi
Kemampuan yang dapat mengobservasi untuk mengumpulkan data atau
informasi melalui penerapan dengan menggunakan pancaindra. Observation
(observasi) yaitu melakukan penelitian/pengamatan apa yang terjadi pada suatu
peristiwa. Pada tahap ini bisa dilakukan kegiatan berupa
penyelidikan/pecobaan/eksperimen, pengumpulan data, dan analisis data untuk
19
menguji prediksi yang telah diajukan. Berdasarkan dua pengertian di atas pada
tahapan observasi di dalam model pembelajaran POE, siswa diharapkan
mengumpulkan segala informasi dalam proses pembelajaran baik itu dari
eksperimen atau tidak dengan menggunakan pancaindra.
3) Tahap Eksplanasi
Kemampuan yang terakhir ini untuk menjelaskan suatu kejadian secara
terperinci. Explanation (penjelasan) yaitu memberikan penjelasan tentang
kesesuaian antara dugaan dengan hasil eksperimen dari tahap observasi.20 Jadi, di
dalam tahapan ini siswa diharapkan bisa menjelaskan data atau informasi yang

17
Yunita, Model-model Pembelajaran KIMIA, (Bandung: CV Insan Mandiri, 2012), Cet
I, h. 53
18
USAID PRIORITAS. Buku Sumber untuk Dosen LPTK. (Kerjasama: Amerika,
Mendikbud, Depdiknas, dan Depag, 2014), h. 7
19
Ibid.
20
Ibid.
12

telah mereka dapatkan dari kegiatan eksperimen atau tidak, dan bisa
menghubungkan data atau informasi yang didapat sesuai dengan materi yang
dipelajari.

c. Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran POE (Predict, Observe,


Explain)
Seperti model-model pembelajaran lain, model pembelajaran POE
memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Joyce Adapun kelemahannya
yaitu:21
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran POE
Kelebihan Kelemahan
1) dapat merangsang peserta didik 1) model ini memerlukan persiapan
untuk lebih kreatif khususnya yang lebih matang terutama
dalam mengajukan prediksi, berkaitan penyajian persoalan
2) dapat mengurangi verbalisme, IPA dan kegiatan yang akan
3) proses pembelajaran menjadi lebih dilakukan untuk membuktikan
menarik sebab peserta didik tidak prediksi yang diajukan peserta
hanya mendengarkan tetapi juga didik,
mengamati peristiwa yang terjadi 2) memerlukan alat, bahan dan
melalui eksperimen, tempat yang memadai,
4) siswa akan memiliki kesempatan 3) memerlukan kemampuan dan
untuk membandingkan teori ketrampilan yang khusus bagi
(dugaan) dengan kenyataan guru sehingga guru dituntut
untuk bekerja lebih profesional,
memerlukan kemauan dan
motivasi guru yang bagus untuk
keberhasilan proses pembelajaran
peserta didik

21
R.Lebdiana, dkk., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Suhu Dan Kalor
Berbasis POE (Predict-Observe-Explain) Untuk Meremediasi Miskonsepsi Siswa, (Semarang :
Unnes Physics Education Journal, 2015), h. 2
13

2. Keterampilan Proses Sains


a. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Sains terdiri dari produk dan proses. Produk sains yang berupa fakta,
konsep, hukum, prinsip ataupun teori dihasilkan melalui proses sains. Proses sains
itu sendiri melibatkan keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh ilmuan
yang disebut keterampilan proses sains sebagai wahana memperoleh produk sains
tersebut.
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang biasa dilakukan
ilmuan untuk memperoleh pengetahuan.22 Rustaman mendefinisikan keterampilan
proses sains sebagai keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh,
mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-
hukum, dan teori sains, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik
(manual), maupun keterampilan sosial. Sedangkan Wayne Harlen menyimpulkan
keterampilan proses sains meliputi kegiatan mengobservasi, berhipotesis,
memprediksi, melakukan investigasi, interpretasi data, dan membuat kesimpulan
serta mengkomunikasikan.23
Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif
atau intelektual, manual,dan sosial. keterampilan kognitif atau intelektual terlibat
karena dengan menggunakan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya.
Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena melibatkan
penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan dan perakitan alat. Interaksi
dengan sesamanya dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, misalnya
melibatkan hasil pengamatan merupakan keterampilan sosial.24
Keberhasilan yang optimal akan didapatkan dalam pembelajaran dikelas
ketika guru berupaya untuk melatih siswanya dalam keterampilan proses sains.
Siswa akan lebih mudah mempelajari materi, memahami dan mengingat dalam

22
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: lembaga penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 121-122
23
Wayne Harlen, The Teaching of Science, (London: David Fulton Publisher, 1992), h.
29
24
Nuryani Y. Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: IKIP Malang,
2007), h. 78
14

jangka waktu yang relatif lama bila siswa sendiri mendapatkan pengalaman
langsung dari peristiwa belajar tersebut melalui pengamatan atau eksperimen.
Penerapan keterampilan proses dalam kegiatan pembelajaran didasarkan
pada hal-hal berikut:
1) Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi
Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat tidak
memungkinkan guru untuk bertindak sebagai satu-satunya orang yang
menyampaikan semua fakta dan teori-teori. Untuk mengatasi hal ini perlu
pengembangan keterampilan memperoleh dan memproses semua fakta, konsep,
dan prinsip pada diri siswa.
2) Pengalaman intelektual, emosional, dan fisik dibutuhkan agar mendapatkan
hasil belajar yang optimal.
Hal ini berarti dibutuhkannya kegiatan pembelajaran yang dapat memberi
kesempatan pada siswa untuk memperlihatkan unjuk kerja melalui keterampilan
proses.
3) Penanaman sikap dan nilai untuk mencari kebenaran ilmu
Hal ini menuntut adanya pengenalan terhadap tata cara memproses dan
memperoleh kebenaran ilmu yang bersifat sementara. Hal ini akan mengarahkan
siswa pada kesadaran keterbatasan manusia dan keunggulan manusia. Apabila
dibandingkan dengan keterbatasan dan keunggulan ilmu pengetahuan serta
teknologi.25
Ada beberapa alasan yang melandasi pentingnya keterampilan proses sains
dalam pembelajaran disekolah, yaitu:
1) Bermanfaat bagi siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam
kehidupan
2) Membantu siswa untuk menemukan pengetahuan, konsep, dan fakta sendiri,
serta cara bagaimana mempelajari sesuatu.
3) Membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri
4) Sangat membantu siswa yang masih berada pada taraf perkembangan berpikir
konkret

25
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 137
15

5) Mengembangkan kreatifitas siswa.26

b. Tujuan Melatih Keterampilan Proses Sains


Menurut Muhammad, tujuan melatih keterampilan proses sains yang
diharapkan adalah sebagai berikut:27
1. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena dalam melatih
keterampilan proses siswa dipacu untuk berpartisipasi secara aktif dan efisien
dalam belajar
2. Menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak, baik keterampilan produk,
proses, maupun keterampilan kinerjanya
3. Menemukan dan membangun sendiri konsepsi serta dapat mendefinisikan
secara benar untuk mencegah terjadinya miskonsepsi.
4. Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian dan fakta yang dipelajarinya
karena dengan latihan keterampilan proses, siswa sendiri yang berusaha
mencari dan menemukan konsep tersebut
5. Mengembangkan pengetahuan teori atau konsep dengan kenyataan dalam
kehidupan masyarakat.
6. Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup didalam
masyarakat, karena siswa telah dilatih keterampilan dan berpikir logis dalam
memecahkan masalah dalam kehidupan.

c. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains


Keterampilan yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran IPA
diantaranya melakukan observasi, menafsirkan hasil pengamatan,
mengelompokkan, meramalkan, keterampilan berkomunikasi, hipotesis,
merencanakan percobaan atau penyelidikan, menerapkan konsep atau prinsip,
mengajukan pertanyaan dan menyimpulkan. Adapun penjelasan masing-masing
keterampilan tersebut adalah sebagai berikut:28

26
Zulfiani dkk, op.cit., h. 51-52
27
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014). Cet ke-6, h.
150
28
Zulfiani, dkk. op cit., h. 51-55
16

1) Melakukan Observasi
Keterampilan ini berhubungan dengan penggunaan secara optimal
dan proposional seluruh alat indera untuk menggambarkan objek
serta hubungan ruang dan waktu atau mengukur karakteristik fisik
benda-benda yang diamati. Pengamatan dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung.
2) Menafsirkan Hasil Pengamatan
Interpretasi meliputi keterampilan mencatat hasil pengamatan
dengan bentuk angka-angka, menghubungkan hasil pengamatan,
menemukan pola keteraturan dari satu seri pengamatan hingga
memperoleh kesimpulan.
3) Mengelompokkan
Dasar keterampilan mengklarifikasi adalah kemampuan
mengidentifikasi perbedaan dan persamaan antara berbagai objek
yang diamati. Termasuk dalam keterampilan ini adalah
menggolongkan, membandingkan, dan mengurutkan.
4) Meramalkan
Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan
mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi
berdasarkan suatu kecenderungan atau pola data yang sudah ada.
5) Keterampilan Berkomunikasi
Menginformasikan hasil pengamatan, hasil prediksi atau hasil
percobaan kepada orang lain termasuk ke dalam keterampilan
berkomunikasi. Bentuk komunikasi ini bisa dalam bentuk lisan,
tulisan, grafik, tabel, diagram atau gambar. Jenis komunikasi dapat
berupa paparan sistematik (laporan) atau transformasi parsial.
6) Hipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel atau
mengajukan perkiraan penyebab suatu terjadi.
17

7) Merencanakan Percobaan atau Penyelidikan


Keterampilan ini adalah keterampilan menentukan alat dan bahan
yang diperlukan untuk menguji atau menyelidiki sesuatu.
8) Menerapkan Konsep atau Prinsip
Keterampilan ini meliputi keterampilan menggunakan konsep-
konsep yang telah dipahami untuk menjelaskan peristiwa baru,
menerapkan konsep yang dikuasai pada situasi baru atau
menerapkan rumus-rumus pada pemecahan soal-soal baru.
9) Mengajukan Pertanyaan
Keterampilan ini merupakan keterampilan mendasar yang harus
dimiliki oleh siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih
lanjut. Siswa berhadapan dengan suatu masalah semestinya siswa
mengajukan pertanyaan, apakah itu?, mengapa begitu? dan
bagaimana hal tersebut dapat terjadi atau bagaimana cara
pemecahannya.
10) Menyimpulkan
Keterampilan-keterampilan proses yang dipaparkan di atas menjadi
kurang bermakna apabila tidak ditunjang dengan keterampilan
menarik suatu generalisasi dari serangkaian hasil kegiatan
percobaan atau penyelidikan.
Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains dan Indikator
((Harlen 1992, Rustaman 2005)29

Keterampilan Prose Sains Indikator


1. Melakukan Observasi a. Menggunakan sebanyak mungkin indera
b. Mengumpulkan/menggunakan fakta-
fakta yang relevan
2. Mengelompokan/Klasifikasi a. Mencatat setiap pengamatan secara
terpisah
b. Mencari perbedaan/persamaan
c. Mengontraskan ciri-ciri
d. Membandingkan
e. Mencari dasar pengelompokan atau
penggolongan

29
Ibid., h. 56
18

f. Menghubungkan

3. Menafsirkan/Interpetasi a. Menghubungkan hasil-hasil


pengamatan
b. Menemukan pola dalam astu seri
pengamatan
c. menyimpulkan
4. Meramalkan/Prediksi a. Menggunakan pola-pola hasil
pengamatan
b. Mengemukakan apa yang mungkin
terjadi pada keadaan yang belum
diamati
5. Mengajukan pertanyaan a. Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa
b. Mengajukan pertanyaan yang berlatar
belakang hipotesis
6. Berhipotesis a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
kemungkinan penjelasan dari satu
kejadian
b. Menyadari bahwa suatu penjelasan
perlu diuji kebenarannya dengan
memperoleh bukti lebih banyak atau
melakukan cara pemecahan masalah
7. Merencanakan a. Menentukan alat/bahan/sumber yang
percobaan/penelitian akan digunakan
b. Menentukan variabel/faktor penentu
c. Menentukan apa yang akan diukur,
diamati, dicatat
d. Menentukan apa yang akan
dilaksanakan berupa langkah kerja
8. Menggunakan alat/bahan a. Memakai alat/bahan
b. Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat/bahan
c. Mengetahui
9. Menerapkan konsep a. Menggunakan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi baru
b. Menggunakan
10. Berkomunikasi a. Memeriksa/menggambarkan data
empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik, tabel atau
diagram
b. Menyusun dan menyampaikan laporan
secara sistematis
c. Menjelaskan hasil percobaan atau
penelitian
d. Membaca grafik, tabel, atau diagram
e. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu
19

masalah atau suatu peristiwa


11. Melaksanakan percobaan
Menurut Frunk, keterampilan proses sains terdiri atas keterampilan proses
tingkat dasar (basic science process skill) dan keterampilan proses terpadu
(integrated science process skill). Keterampilan proses tingkat dasar terdiri atas
enam keterampilan, yaitu observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran,
prediksi, dan interferensi. Keterampilan proses terpadu terdiri atas menentukan
variabel, menyusun tabel data, menyusun grafik, memberi hubungan variabel,
memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan
variabel secara operasional, merencanakan penyelidikan, dan melakukan
eksperimen.30

d. Karakteristik Butir Soal Keterampilan Proses Sains (KPS)


Karakteristik butir soal KPS dikemukakan oleh Nuryani Rustaman dengan
dua pembahasan, pertama umum dan kedua khusus. Pembahasan butir soal KPS
secara umum lebih ditujukan untuk membedakan dengan butir soal biasa yang
mengukur penguasaan konsep. Adapun secara khusus, karakter jenis KPS tertentu
akan dibahasa dan dibandingkan satu sama lain sehingga jelas perbedaaannya.31
1) Karakteristik Umum
Butir soal KPS secara umum dapat dibedakan dengan butir soal
penguasaan konsep. Butir-butir soal KPS memiliki beberapa karakteristik.
Diantaranya: Pertama, Nonconsept Burdan atau butir soal KPS tidak boleh
dibebani oleh konsep. Hal ini dilakukan agar butir soal tersebut tidak rancu
dengan pengukuran penguasaan konsepnya. Konsep dijadikan konteks. Konsep
yang terlibat harus diyakini oleh penyusun butir soal sudah dipelajari siswa atau
tidak asing bagi siswa (dekat dengan keadaan sehari-hari siswa). Kedua, sejumlah
informasi yang terkandung didalam butir soal KPS harus diolah oleh responden
atau siswa. Informasi tersebut dapat berupa gambar, grafik, diagram, data dalam
tabel atau uraian, atau objek aslinya. Ketiga, aspek yang diukur dalam butir soal

30
Trianto, op. cit., h. 144
31
Rustaman., op.cit., h. 194
20

KPS harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja, misal interpretasi.
Keempat, menghadirkan objek dengan cara menampilkan gambar.32
2) Karakteristik Khusus
Rustaman menyatakan karakteristik khusus butir soal KPS seperti terdapat
pada tabel 2.2.33
Tabel 2.2 Karakteristik Butir Soal KPS
Aspek KPS Keterangan
Observasi Harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya
Interpretasi Harus menyajikan sejumlah data yang menyajikan pola
Harus ada kesempatan mencari/menemukan persamaan
dan perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk
Klasifikasi melakukan pengelompokkan , atau ditentukan jumlah
kelompok yang harus terbentuk
Harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat
Prediksi
mengajukan dugaan atau ramalan
Harus ada bentuk penyajian tertentu untuk diubah
kebentuk penyajian lain, misalnya bentuk uraian kebentuk
Berkomunikasi
bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik
Dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau
menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan
Berhipotesis
dua variabel atau lebih. Biasanya mengandung cara kerja
atau menguji atau membuktikan
Harus memberi kesempatan untuk mengusulkan gagasan
Merencanakan berkenaan dengan alat/bahan yang akan digunakan,
percobaan urutan prosedur yang harus ditempuh, menentukan
perubahan (variabel), mengendalikan peubah
Menerapkan Harus membuat konsep atau prinsip yang akan diterapkan
konsep tanpa menyebutkan nama konsepnya
Mengajukan Harus memunculkan sesuatu yang mengherankan,

32
Ibid., h. 194
33
Ibid., h. 194
21

pernyataan mustahil, tidak bias, atau kontradiktif agar responden atau


siswa termotivasi untuk bertanya

3. Getaran Harmonis
Getaran harmonis atau gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik
benda melalui suatu titik keseimbangan. Satu getaran adalah satu gerakan bolak-
balik. Periode getaran adalah waktu yang diperlukan untuk satu getaran. Secara
matematis dirumuskan:

Frekuensi getaran adalah banyaknya getaran dalam satu satuan waktu. Secara
matematis dirumuskan:

Keterangan:
T = periode getaran (s)
f = frekuensi getaran (Hz)
t = waktu (s)
n = banyaknya getaran
Contoh getaran harmonis adalah gerak ayunan pegas, gerak ayunan
bandul. Aplikasi getaran harmonis pada pegas biasanya digunakan untuk
menentukan konstanta pegas. Sedangkan aplikasi gerak harmonis pada ayunan
bandul biasanya digunakan untuk menentukan percepatan gravitasi bumi. Pada
ayunan pegas, yang penting diingat adalah posisi pegas tidak bergerak tetapi
teregang oleh beban, secara teoritik dengan kondisi seperti ini periode maupun
frekuensi alamiah pegas dapat dihitung.
Ketika sebuah getaran atau osilasi terulang sendiri, ke depan dan belakang,
atau ke atas dan ke bawah pada lintasan yang sama, gerakan tersebut disebut
dengan gerak harmonis. Resultan gaya yang bekerja pada titik sembarang selalu
mengarah ke titik kesetimbangan. Besar resultan gaya sebanding dengan jarak
titik sembarang tersebut ke titik kesetimbagan. Getaran Harmonis dapat dibedakan
menjadi 2 bagian, yaitu:
22

a. Getaran Harmonis Linier


Contoh getaran harmonis linier adalah penghisap dalam silinder gas, gerak
osilasi air raksa/air dalam pipa U, gerak horizontal/vertical dari pegas, dan
sebagainya.
b. Getaran Harmonis Angular.
Contoh getaran harmonis angular: gerak bandul/bandul fisis, osilasi
ayunan torsi, dan
sebagainya.

a. Getaran harmonis pada pegas (spring)


Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi
mekanis. Pegas biasanya terbuat dari material logam berupa baja, besi, dan jenis
logam lainnya. Bentuk pegas dapat berupa lilitan secara spiral, bisa juga berupa
tumpukan batang logam baja/besi yang disebut pegas daun (bar spring).

Gambar 2.1 Pegas spiral Gambar 2.2 Pegas batang


(Spiral spirng) (bar spring)

Penggunaan pegas dalam kehidupan sehari˗hari, banyak sekali seperti:


spring bed, suspensi pada motor atau mobil, pegas penyeimbang di jam, pegas di
keyboard, di pemutar CD, di dalam pen (alat tulis), tongkat pogo, slinky,
trampolin, batang whammy, dan lain-lain. Pemasangan pegas dapat dikontruksi
secara vertikal atau horizontal.
Setiap pegas memiliki panjang alami (lihat gambar sebelah kiri sebelum diberi
beban). Panjang alami adalah panjang pegas sebelum diberi gaya luar atau diberi
beban (W). Ketika sebuah benda (w) dihubungkan ke ujung sebuah pegas, pegas
akan meregang (bertambah panjang) sejauh Δy. Pegas akan mencapai titik
kesetimbangan kembali jika tidak diberikan gaya luar (dilepas/tidak ditahan).
23

Gambar 2.3 Pegas di beri beban sebesar W sehingga


mengalami perubahan panjang sebesar Δy

Pegas berada dalam keadaan setimbang ketika tidak ada perubahan


simpangan (displacement) atau Δy=0. Jika sebuah beban (W) ditarik dengan
menggunakan tangan (atau di beri gaya luar /exsternal force) maka pegas akan
meregang. Ketika tangan kita lepas maka pegas akan mengeluarkan sebuah gaya
yang berfungsi untuk mengembalikannya ke posisi setimbang. Gaya seperti itulah
yang disebut dengan gaya pulih atau gaya pemulih (restoring force).
1) Hukum Hooke
Jika gaya luar yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut
akan kembali pada keadaan semula. Fenomena ini diamati oleh seorang ilmuwan
yang bernama Robert Hooke. Robert Hooke adalah seorang ilmuwan
berkebangsaan Inggris. Hooke mengemukakan hukumnya yang dikenal dengan
Hukum Hooke dengan bunyi sebagai berikut:
“Pada daerah elastisitas benda, besarnya pertambahan panjang sebanding dengan
gaya yang bekerja pada benda.”

Gambar 2.4 Robert Hooke


24

Ia menyimpulkan bahwa sifat elastis pegas ada batasnya dan besar gaya
pegas (F) sebanding dengan pertambahan panjang pegas (Δx). Besarnya Δy gaya
pulih selalu negatif (˗) yang artinya arah gaya berlawanan dengan simpangannya
disebut juga gaya pemulih (restoring force). Contoh gaya pemulih : Jika kita
menarik pegas ke kanan, kemudian tarikan dilepas maka akan ada sebuah gaya
yang bergerak ke arah berlawanan yang disebut dengan gaya pemulih. Pegas
memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya tarikan, tetapi arahnya
berlawanan (Faksi = -Freaksi). Secara matematis dituliskan:

Tanda (-) menyatakan arah gaya pemulih pada pegas berlawanan dengan arah
gerak pegas.
Keterangan:
F = gaya pemulih pada pegas (N)
k = konstantan pegas (N.m-1)
Δx = pertambahan panjang pegas (m)

2) Konfigurasi Pegas
Sifat pegas banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, karena
sifatnya itulah, menuntut penyusunan pegas dengan beraneka ragam posisi.
Konfigurasi pegas tersebut bergantung pada keperluan/kebutuhannya
masing˗masing seperti : neraca pegas, kasur spring bad, peredam kejut pada
kendaraan bermotor. Pada mobil, pegas berfungsi untuk menyerap kejut dari jalan
dan get
aran roda agar tidak diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung. Selain
itu, pegas juga berguna untuk menambah daya cengkerem ban terhadap
permukaan jalan. Konstanta pegas dapat berubah nilainya apabila pegas-pegas
tersebut disusun menjadi rangkaian.
Konfigurasi pegas secara umum dapat tergolong menjadi 3 konfigurasi, yaitu:
1). Konfigurasi Seri
2). Konfigurasi Paralel
3). Konfigurasi Seri˗Paralel
25

Dua buah pegas atau lebih dapat dikonfigurasikan secara seri, maka
konfigurasinya akan seperti berikut:

Gambar 2.5 Susunan pegas secara seri (kiri) dan susunan pegas
secara paralel (kanan)
Konfigurasi pegas yang tergantung secara vertikal pada dasarnya sama
seperti pegas yang dikonfigurasikan secara horizontal. Karena adanya gaya
gravitasi, panjang pegas pada posisi vertikal akan lebih panjang dari pada ketika
posisinya dalam arah horizontal.
Pegas yang disusun secara seri akan memiliki konstanta pegas yang
berbeda dengan konstanta pegas ketika pegas belum dikonfigurasikan secara seri.
Pada sebuah konfigurasi seri, pertambahan panjang pada pegas secara keseluruhan
(x) merupakan penjumlahan pertambahan panjang pada tiap pegasnya (x1,2,3,..n).
Adapun besar konstanta pegas pengganti seri (ks) dirumuskan sebagai berikut:

Gambar 2.6
Pegas yang disusun
secara seri
26

Keterangan :
Ks = konstanta pegas pengganti konfigurasi secara seri
K1 = konstanta pegas ke˗1
K2 = konstanta pegas ke˗2
K3 = konstanta pegas ke˗3
Kn = konstanta pegas ke˗4, dan seterusnya
Pegas yang disusun secara paralel, besarnya pertambahan panjang pegas
(x) akan sama dengan pertambahan panjang pegas ke˗1, 2,3,..n. x = x1= x2= x3 =
xn, sehingga x dapat saling menghilangkan. Dengan demikian, untuk pegas yang
disusun secara paralel, konstanta pegas pengganti paralel (kp) diekspresikan oleh
persamaan sebagai berikut:

Gambar 2.7
Pegas yang disusun
secara pararel
Keterangan :
Kp = konstanta pegas pengganti konfigurasi secara paralel
K1 = konstanta pegas ke˗1
K2 = konstanta pegas ke˗2
K3 = konstanta pegas ke˗3
Kn = konstanta pegas ke˗4, dan seterusnya

3) Periode dan Frekuensi Pegas


Sebuah pegas yang bergerak secara harmonis, gerak harmonis pegas pada
dasarnya termasuk gerak melingkar, dimana simpangan(displacement) (x) dapat
dianggap sebagai jari˗jari (r). Dengan membayangkan gerak melingkar, gaya pulih
pada pegas dapat disamakan dengan gaya sentripetal. Besarnya gaya sentipetal
(Fs) pada gerak melingkar adalah Fs =mas, dengan as adalah percepatan
sentripetal dengan harga v2/r =ω2r. Jika besarnya gaya pulih pada pegas sama
27

dengan gaya sentri petal, maka besarnya periode getaran harmonis pada pegas
dirumuskan sebagai berikut:

Frekuensi (f) adalah banyaknya getaran tiap satuan waktu. Besarnya frekuensi
getaran harmonis pada pegas dirumuskan sebagai berikut:

b. Getaran harmonis pada Bandul (Pendulum)


Banyak sekali konsep fisika yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari, konsep˗konsep tersebut secara tidak sadar dipelajari mulai dari tingkat
sekolah menengah sampai perguruan tinggi. Konsep˗konsep tersebut mulai dari
diri sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat, energy yang kita
pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada diluar diri kita.
Pendulum atau bandul sederhana adalah sebuah bandul yang tergantung pada
seutas tali, bisa terbuat dari logam ataupun kayu. Salah satu contoh bandul
sederhana yang dapat kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari adalah permainan
ayunan yang biasa dilakukan anak taman kanak-kanak. Peristiwa ayunan
semacam itu dibahas juga dalam ilmu fisika. Dari fenomena itu dapat diketahui
Periode (period) dan gravitasi bumi di suatu tempat. Dalam ilmu fisika yang
dikenal bukan istilah ayunan tetapi dengan istilah bandul atau pendulum.

Gambar 2.8 Ayunan Mainan


28

Bandul akan bergerak jika kita berikan simpangan. Cara untuk


memberikan simpangan (displacement) adalah dengan memberikan gaya
eksternal. Beban pada bandul kita tarik dengan simpangan (displacement) kecil
kemudian kita lepaskan. Bandul akan bergerak secara bolak-balik melalui titik
tertentu (=titik kesetimbangan) yang tepat berada di bawah titik gantungnya.
Gerak pada bandul termasuk gerak osilasi. Gerak pada bandul akan menghasilkan
gerak yang terjadi secara berulang.
Gerak pada bandul merupakan contoh gerak harmonik/osilasi khususnya
gerak harmonik anguler. Syarat sebuah gerak harmonis adalah bergerak dengan
frekuensi/periode yang konstan (=tetap) dan bergerak pada lintasan yang
tetap/sama. Untuk menghasilkan lintasan yang cenderung stabil (konstan) maka
salah satu caranya adalah bandul harus diayunkan dengan sudut simpangan
(displacement) (θ) yang kecil (θ <<).
. Ketika bandul ditarik ke samping, lalu dilepaskan, kemudian bandul
berayun/berosilasi. Osilasi pada bandul terjadi karena bandul memiliki komponen
gaya tangensial (dari gaya beratnya), dimana gaya ini ini selalu menuju ke titik
setimbang. Gaya yang menyebabkan terjadinya osilasi pada bandul (gaya yang
bekerja pada m) dirumuskan dengan persamaan:

Keterangan:
F = gaya pemulih pada bandul (N)
m = massa beban (kg)
g = percepatan gravitasi (m.s-2)
θ = sudut simpangan (˚)
y = simpangan (m)
L = panjang tali (m)

Gambar 2.9 Ayunan


Bandul sederhana
29

Periode (T) adalah waktu yang diperlukan untuk satu getaran. Besarnya
periode getaran harmonis pada bandul dirumuskan sebagai berikut:

Frekuensi (f) adalah banyaknya getaran tiap satuan waktu. Besarnya


frekuensi getaran harmonis pada bandul dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
l = panjang tali (m)
g = percepatan gravitasi (m.s-2)

c. Getaran Harmonis Tanpa Redaman


Getaran harmonis tanpa redaman adalah gerak harmonik yang tidak
mengalami hambatan (eksternal maupun internal). Pada kenyataannya gerak ini
tidak pernah ada. Sehingga pada konsep, faktor redamannya diabaikan, dan tidak
ada gaya luar yang memengaruhi massa (getaran bebas).

Gambar 2.10 Sistem Pegas yang bergerak tanpa adanya faktor redaman
Dalam keadaan ini gaya yang bekerja adalah gaya pegas Fs yang besarnya
sebanding dengan panjang peregangan (strain) (simpangannya) x, sesuai dengan
hukum Hooke maka persamaan matematisnya:
Fs = ˗ kx
dengan k adalah tetapan pegas (N/m). Sesuai Hukum kedua Newton, besar gaya
yang dikeluarkan akan sebanding dengan percepatan dan massa:
30

Σ F = m.a
Σ F = md2x/dt2
Jika kita anggap besarnya Fs = F, maka pernyataan tersebut dapat ditulis sebagai
berikut :
m d2x/dt2 + kx = 0
Untuk sistem pegas yang getarannya dimulai dengan sebuah regangan (strain)
(simpangan) sejauh A, maka solusi persamaan diferensial biasanya (PDB) adalah:
X (t) = A cos (2πfn.t)
Solusi tersebut digunakan untuk massa yang berosilasi gerak harmonik sederhana
dengan amplitudo (A) dan frekuensi (fn). Fn adalah bilangan yang menyatakan
frekuensi alami gerak tak teredam. Fn didefinisikan sebagai:

d. Getaran Harmonis Teredam (damped)


Getaran harmonis teredam adalah gerak harmonik yang mengalami
penurunan gerak secara perlahan sampai osilasi berhenti sama sekali.

Gambar 2.11 Grafik getaran harmonis teredam


Faktor yang menyebabkan terjadi redaman diantaranya adalah hambatan
udara atau fluida lainnya, dan gesekan internal pada sistem yang sedang bekerja.
Gangguan tersebut dapat menghasilkan energi, berupa energi panas. Munculnya
energi panas ini ditandai dengan berkurangnya amplitudo getaran. Contoh gerak
harmonis teredam dapat terlihat pada gambar di bawah:
31

Gambar 2.12. Sistem Pegas yang bergerak dengan adanya faktor redaman
Sebuah sistem pegas, dengan konstanta pegas (k) diberi faktor redaman
sebesar (c) kemudian ditarik dengan simpangan sejauh (x). Benda dengan massa
m akan berosilasi turun naik. Bila peredaman (c) diperhitungkan, gerak benda
akan mengalami osilasi yang terus berkurang dan akhirnya berhenti. Bila sistem
pegas ini bergerak dalam sebuah fluida, maka benda akan mendapatkan
peredaman karena kekentalan fluida itu sendiri. Gaya akibat kekentalan ini akan
sebanding dengan kecepatan benda (v). Koefisien peredamannya akan sama
dengan tingkat kekentalan fluida (viskositas) c, koefisien ini dinamakan koefisien
peredam, dengan
satuan Ns/m. Gaya yang bekerja pada sistem adalah sebagai berikut:

Gambar 2.13 Sistem Pegas yang bergerak dengan adanya faktor redaman
Perhatikan gambar di atas:
Σ F = m.a
˗kx ˗ cv = m.a
ma + cv + kx = 0
mẍ + c ẋ + kx =0
32

Persamaan di atas termasuk PDB orde dua, maka solusi untuk bentuk
persamaan seperti itu adalah : X = e λt, X mengalami peluruhan atau pengurangan
secara eksponensial seiring dengan pertambahan waktu, dengan
mensubsitusikannya, maka diperoleh
persamaan sebagai berikut :
m λ2 + c λ + k = 0
Solusi untuk persamaan kuadrat di atas adalah mencari λ, dengan menggunakan
persamaan (rumus) abc:

Adapun panjang gelombang (λ) pada saat redaman sebagai berikut:


Keterangan :
λ = panjang gelombang (m)
c = konstanta redaman (N.m-1)
m = massa beban (kg)
k = konstanta pegas (N.m-1)
Berdasarkan panjang gelombang, dan periode terjadinya getaran harmonis
teredam, maka dapat diklasifikasikan ada tiga jenis getaran harmonis teredam
diantaranya:
a. Getaran harmonis redaman besar (over damping)
b. Getaran harmonis redaman kritis (critical damping)
c. Getaran harmonis redaman kecil (under damping)
Untuk menentukan jenis gerak redaman termasuk over damped, critical damping,
atau underdamped dapat digunakan kriteria sebagai berikut:
C2 – 4mk > 0 Overdamped
C2 – 4mk = 0 Critical damping
C2 – 4mk < 0 Underdamped
33

Gejala fisis pada getaran harmonis redaman kecil (under damping) adalah
sistem akan melakukan beberapa gerak osilasi sebelum berhenti. Pada getaran
harmonis redaman kritis (critical damping), sistem osilasi akan cepat mengalami
kesetimbangan. Contoh getaran ini adalah mekanisme gerak penutupan pintu dan
peredam kejut pada mobil.
Getaran harmonis teredam ini banyak sekali diaplikasikan dalam
kehidupan sehari˗hari seperti: pegas mobil dan peredam kejut untuk memberikan
peredaman sehingga mobil tidak akan berosilasi ke atas dan ke bawah tanpa henti.
Peredam kejut atau damper adalah alat mekanik yang dibuat untuk meredam
hentakan yang disebabkan energi kinetik. Peredam kejut merupakan bagian
penting dalam sebuah sistem suspensi kendaraan. Kendaraan yang memiliki
sistem suspensi diantaranya kendaraan bermotor, roda pendaratan pesawat
terbang, dan masih banyk lagi. Peredam kejut bisa juga digunakan untuk arsitektur
bangunan tahan gempa.

e. Persamaan pada Getaran Harmonis


Simpangan pada getaran harmonis sederhana dinyatakan dengan
persamaan:

Kecepatan merupakan turunan pertama dari fungsi posisi. Kecepatan pada


getaran harmonis sederhana dapat diketahui dengan menurunkan fungsi simpanan
terhadap waktu. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

Kecepatan maksimum ( ) terjadi ketika nilai , sehinggan .


Hubungan antara kecepatan dengan amplitudo dan simpangan pada getaran
harmonis sederhana sebagai berikut:

34

Percepatan pada getaran harmonis sederhana dapat ditentukan dari turunan


pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua persamaan simpangan. Secara
matematis dirumuskan sebagai berikut:

karena , maka
Percepatan maksimum ( ) terjadi pada saat nilai , sehingga
. Tanda negatif (-) menunjukkan bahwa arah percepatan berlawanan arah
dengan arah simpangannya.34

B. Hasil Penelitian yang Relevan


1. Zulaeha (2014), judul “Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict, Observe,
Explain) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri
Balaesang” menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan
model pembelajaran POE terhadap keterampilan proses sains siswa.35
2. Tasman Abbas, dkk (2015), judul “Perbandingan Hasil Belajar Fisika Siswa
Antara Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) dengan TTW
(Think, Talk, Write)” menyimpulkan bahwa hasil belajar fisika kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran POE (Predict, Observe,
Explain) memiliki nilai yang lebih besar dari kelas kontrol model
pembelajaran TTW (Think, Talk, Write).36
3. R. Lebriana, dkk (2015), judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Materi Suhu Dan Kalor Berbasis Poe (Predict-Observe-Explain) untuk

34
Iwan Permana Suwarna. Getaran dan Gelombang. (Bogor : Duta Grafika. 2012),
h. 30--65
35
Zulaeha, Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe and Explain terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri Balaesang, Journal Pendidikan Fisika
Tadulako, Vol.2, 2014.
36
Tasman Abbas dan Anna Febrina, Perbandingan Hasil Belajar Fisika Siswa Antara
Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) dengan TTW (Think, Talk, Write) (Jurnal
OMEGA : Jurnal Pendidikan Fisika, Sains, dan Teknologi, 2015)
35

Meremediasi Miskonsepsi Siswa” menyimpulkan penggunaan perangkat


pembelajaran berbasis POE dapat meremediasi miskonsepsi siswa.37
4. Syarifatul Falah, dkk (2017), judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Lsitrik Dinamis Berbasis POE (Predict, Observe, Explain) untuk
meningkatkan Penalaran dan Pemahaman Konsep Siswa” menyimpulkan
peningkatan penalaran dan pemahaman konsep siswa listrik dinamis berbasis
POE termasuk dalam kriteria sedang.38

5. Kerangka Berpikir
Fisika sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam merupakan hal
yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia dan menjadi satu kebutuhan
penting bagi manusia. Hal ini disebabkan fisika berbicara mengenai serangkaian
proses dan gejala-gejala yang ada di alam sehingga menuntut siswa agar memiliki
kemampuan untuk memahami berbagai macam gelaja alam, prinsip dan konsep
IPA, serta keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Fisika
saat ini dikatakan sebagai ilmu modern yang menarik untuk dipelajari. Fisika
merupakan bagian dari sains yang memiliki tujuan pendidikan yaitu membantu
siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman serta mendorong
siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk menyelidiki komponen-
komponen kehidupan fisik, material, dan teknologi dari lingkungan mereka secara
ilmiah.39
Berdasarkan pada tujuan tersebut, sudah seharusnya diusahakan agar siswa
memperoleh pengalaman belajar dalam menemukan konsep-konsep yang
direncanakan oleh guru. Dalam proses menemukan konsep tersebut, siswa
melakukan aktivitas di antaranya melakukan observasi, memprediksi,

37
R.Lebdiana, dkk., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Suhu Dan Kalor
Berbasis Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Meremediasi Miskonsepsi Siswa, (Semarang :
Unnes Physics Education Journal, 2015)
38
Syarifatul Falah, Hartono, Ian Yulianti, Pengembangan Lembar Kerja Siswa Lsitrik
Dinamis Berbasis POE (Predict, Observe, Explain) untuk meningkatkan Penalaran dan
Pemahaman Konsep Siswa, (Semarang: Unnes Physics Education Journal, 2017)
39
Ria Setyo Rini, Penerapan Model Guided Inquiry terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
Smp Pada Konsep Tekanan,(Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2015), h. 41-42
36

merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menganalisis data, membuat


laporan penelitian,dan mengkomunikasikan hasil penelitian. Melalui kegiatan-
kegiatan tersebut, akan tercipta suatu keterampilan pada siswa yaitu keterampilan
proses sains. Dengan keterampilan ini, siswa akan mampu memahami alam
sekitar melalui mencari tahu dan berbuat, sehingga membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam. Keterampilan proses sains dapat
dikembangkan melalui model pembelajaran POE, karena beberapa aspek-aspek
yang terdapat pada keterampilan proses sains merupakan bagian dari langkah-
langkah model pembelajaran POE.
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Kondisi Guru jarang Keterampilan


awal mengukur dan proses sains
mengembangkan siswa rendah
KPS siswa

Tindakan Guru Pemberian


menggunakan pengalaman
Model POE langsung yang
berupa kegiatan
eksperimen

Model POE
mempengaruhi Melakukan
peningkatan kegiatan diskusi
Kondisi
keterampilan dan presentasi
akhir
proses sains
siswa

Gambar 2.14 Bagan Kerangka Berpikir


37

6. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deksripsi teoritik dan kerangka berpikir di atas dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H0: Model Pembelajaran POE tidak berpengaruh terhadap keterampilan proses
sains siswa pada konsep getaran harmonis.
Ha: Model Pembelajaran POE berpengaruh terhadap keterampilan proses sains
siswa pada konsep getaran harmonis.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 kota Tangerang Selatan pada
kelas X semester genap dan telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan
Maret tahun 2019.

B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimenal,
karena pengaruh suatu variabel dikaji dalam situasi yang terkontrol. 40 Penelitian
ini dibagi dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang diberikan perlakuan
menggunakan model pembelajaran POE, dan kelas kontrol yang diberikan
perlakuan menggunakan pendekatan saintifik.

C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu nonequivalent control group
design, di mana pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
tidak dipilih secara random.41
Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Sebelum diberikan
perlakuan, kedua kelompok diberi tes awal (pretest) untuk mengetahui sejauh
mana keterampilan proses sains siswa pada konsep yang bersangkutan. Kemudian,
keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok eksperimen
diterapkan model pembelajaran POE sedangkan pada kelompok kontrol
diterapkan pendekatan saintifik. Setelah diberikan perlakuan, pada kedua

40
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h. 123
41
Sugiyono, Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 79

38
39

kelompok dilakukan kembali test yaitu posttest untuk mengetahui sejauh mana
keterampilan proses sains siswa terhadap konsep yang bersangkutan.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 XE O2
Kontrol O1 XK O2

Keterangan:
O1 : Pretest pada kelas eksperimen dan kontrol
O2 : Posttest pada kelas eksperimen dan kontrol
XE : Perlakuan dengan Model Pembelajaran POE
XK : Perlakuan dengan pendekatan saintifik

D. Populasi dan Sampel


Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 kota
Tangerang Selatan dengan populasi sasarannya adalah seluruh siswa kelas X
MIA. Sampel penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel berdasarkan petimbangan/kriteria tertentu dari
peneliti.42 Berdasarkan teknik sampling tersebut, diperoleh dua sampel penelitian
dan kemudian ditetapkan sebagai kelas eksperimen yang akan menggunakan
model pembelajaran POE serta sebagai kelas kontrol yang akan menggunakan
pendekatan saintifik.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan yang dilakukan yaitu pretest, posttest, dan observasi.
Data utama dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains siswa yang
diperoleh dari pelaksanaan pretest dan posttest yang berupa tes objektif (soal
pilihan ganda). Data pretest digunakan sebagai informasi awal pada kedua kelas
yang akan diteliti. Data posttest digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas
42
Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Tangerang: Islamic
Research Publishing, 2009), h. 91
40

tersebut sama atau tidak dalam hal kemampuan keterampilan proses sainsnya.
Data penunjang penelitian adalah data hasil observasi yang dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung, yaitu berupa pedoman observasi keterampilan
proses sains siswa untuk mengetahui tingkat ketercapaian proses pembelajaran
.
F. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitiannya sebagai berikut :

TAHAPAN PERSIAPAN

1. Membuat angket studi pendahuluan


2. Melakukan penyebaran angket pada empat SMA Negeri di Kota
Tangerang Selatan
3. Menyusun instrumen penelitian yaitu berupa tes dan lembar
observasi
4. Uji coba instrumen tes penelitian
5. Analisis hasil uji coba instrumen penelitian
6. Menyusun perangkat pembelajaran yaitu Rencana Perangkat
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

TAHAPAN PELAKSANAAN

Pretest

Penerapan Model Penerapan Pendekatan


Pembelajaran POE pada saintifik pada kelas
kelas eksperimen kontrol

Posttest

TAHAPAN AKHIR
1. Menganalisis Data
2. Membahas hasil penelitian
3. Menarik kesimpulan

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian


41

G. Instrumen Penelitian
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes
berupa tes objektif dalam bentuk pretest dan posttest. Di samping itu, untuk
mendapatkan data penunjang kesimpulan yang diharapkan di akhir penelitian ini,
digunakan instrumen nontes berupa pedoman observasi keterampilan proses sains
siswa untuk mengetahui tingkat ketercapaian proses pembelajaran.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif
berupa soal pilihan ganda. Pengujian instrumen tes ini harus memenuhi empat
kriteria, yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Untuk
mengetahui pemenuhan keempat kriteria tersebut, maka instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini harus melalui pengujian. Berikut ini adalah
pengujian yang perlu dilakukan berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi
oleh instrument penelitian.
a. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Hal itu seperti yang dinyatakan oleh Anderson
seperti yang dikutip oleh Arikunto yang menyatakan bahwa, “a test is valid if it
measures what a purpose to measure” dan dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat.43 Pengujian validitas instrumen tes ini merupakan
pengujian validitas setiap butir soal tes. Pengujian validitas setiap butir soal dapat
dihitung dengan menggunakan teknik analisis point biserial yang dinyatakan
dalam persamaan berikut ini :

keterangan :
rp.bis = indeks point biserial
Mp = Mean (rata-rata) skor yang dijawab betul oleh testee (peserta tes) pada
butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.
43
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 65
42

Mt = Mean (rata-rata) skor yang dijawab salah oleh testee (peserta tes) pada
butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.
SD = Standar deviasi skor total.
p = Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang
diuji validitasnya.
q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang
diuji validitasnya.44
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika
diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu
pengukuran ke pengukuran lainnya. Reliabilitas instrumen uji coba hasil belajar
dihitung dengan rumus KR-20, 45 yaitu:

( )( )

keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item salah (q = 1 – p)
Σpq = jumlah hasil perkalian p dan q,
k = banyaknya item,
s = standar deviasi dari tes.
Adapun kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut:46
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas
No Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
1 0.91-1.00 Sangat Tinggi
2 0.71-0.90 Tinggi
3 0.41-0.70 Sedang
4 0.21-0.4 Rendah

44
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000), hal. 258.
45
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 93
46
Ibid., h. 75
43

5 0.00-0.20 Kecil

c. Taraf Kesukaran
Tes yang baik adalah tes yang mempunyai taraf kesukaran tertentu sesuai
dengan karakteristik peserta tes. Taraf kesukaran suatu tes dapat dicari dengan
menggunakan rumus berikut ini:47

keterangan:
P = derajat kesukaran (degrees of difficulty)
B = bayaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa seluruh tes.
Penentuan kriteria derajat kesukaran didasarkan pada ketentuan berikut ini:48
Tabel 3.3 Kriteria Derajat Kesukaran

Rentang Nilai Kategori


0,00 – 0,25 Sukar
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 – 1,00 Mudah

d. Daya Pembeda
Daya pembeda merupakan kemampuan suatu tes untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus:49

keterangan:
D = daya pembeda (discriminating power)

47
Ibid., h. 208
48
Ibid., h. 210
49
Ibid., h. 213
44

BA = jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas


BB = jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
JA = banyaknya siswa kelompok atas
JB = banyaknya siswa kelompok bawah
Berikut ini adalah cara yang dapat digunakan dalam penentuan kelompok atas dan
kelompok bawah.
1) Menyusun lembar jawaban tes sesuai dengan urutan nilai dari yang terbesar
(disimpan paling atas) sampai yang terkecil (disimpan paling bawah).
2) Mengambil 27 % dari atas susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi
kelompok atas.
3) Mengambil 27 % dari bawah susunan lembar jawaban, jumlah ini akan
menjadi kelompok bawah.
4) Sisanya yakni bagian yang 46 % disisihkan, karena tidak perlu diikutkan
dalam analisis.
Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada ketentuan berikut ini:50
Tabel 3.4 Kategori Daya Beda
Rentang Nilai DB Kategori
< 0,0 Drop
0,0 ≤ DB < 0,20 Buruk
0,20 ≤ DB < 0,40 Cukup
0,40 ≤ DB < 0,70 Baik
0,70 ≤ DB ≤ 1,00 baik sekali

H. Teknik Analisis Data


Terdapat dua buah teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu teknik
analisis data instrumen tes dan nontes. Data yang dihasilkan dari instrument tes
akan dianalisis kenormalan dan kehomogenannya terlebih dahulu sebagai
prasyarat sebelum dilakukan pengujian hipotesis. Data yang dihasilkan dari hasil
pedoman observasi akan dianalisis secara deskriptif untuk mengukur kualitas

50
Ibid., h. 218
45

pembelajaran selama diberi perlakuan berupa penerapan model pembelajaran


POE pada kelompok eksperimen.
1. Teknik Analisis Data Instrumen Tes
Teknik analisis data instrumen tes ini meliputi uji prasyarat hipotesis dan
pengujian hipotesis, yaitu sebagai berikut:
a. Uji Prasyarat Hipotesis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan uji prasyarat
hipotesis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas seperti yang disyaratkan oleh uji t yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan rumus chi square (uji kai kuadrat), yaitu:51

Simbol Oi pada persamaan tersebut menunjukkan frekuensi observasi sedangkan


simbol Ei menunjukkan frekuensi ekspektasi (harapan). Kriteria pengujian nilai
kai kuadrat adalah sebagai berikut.
a) jika X2 hitung ≤ X2 tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi
normal).
b) jika X2 hitung X2 tabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data tidak terdistribusi
normal).
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua
keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaaan
kehomogenan populasi. Sedangkan uji homogenitas varians yang digunakan
adalah uji F, yaitu:52

( )

Maksud dari setiap simbol pada persamaan uji F tersebut dijelaskan sebagai
berikut ini.

51
Ibid. h.298
52
Sugiyono, op.cit., h. 197
46

V1 = varians besar
V2 = varians kecil
S1 = deviasi standar data varians besar
S2 = deviasi standar data varians kecil
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut.
a) jika Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians
homogen).
b) jika Fhitung > Ftabel,, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak memiliki
varians homogen)

b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
uji-t. Uji t adalah tes statistik yang dapat dipakai untuk menguji perbedaan atau
kesamaan dua kondisi atau perlakuan pada dua kelompok yang berbeda dengan
prinsip membandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok atau perlakukan itu.
Uji-t juga digunakan jika data berdistribusi normal dan homogen, sedangkan jika
data tidak data berdistribusi normal dan tidak homogeny digunakan uji Mann
Whitney. Berikut adalah langkah-langkah dalam uji-t:53
a) Menentukan rata-rata (mean)

b) Mencari standar deviasi

∑ ∑

c) Mencari Standar Error mean


d) Mencari dengan rumus:

53
Ibid., h. 225-226
47

dengan:
x = rata-rata data
SD = standar deviasi
Adapun kriteria pengujian untuk uji-t berikut ini adalah :
Ho diterima jika thitung < ttabel
Ho ditolak jika thitung > ttabel

2. Instrumen Non Tes


a. Lembar Observasi
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar
observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui gambaran keterampilan
proses sains siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.54
Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang
dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap sikap dan perilaku siswa,
kegiatan yang dilakukannya, kemampuan, bahkan hasil yang diperoleh dari
kegiatannya. Observasi yang dilakukan disini adalah observasi langsung, di mana
pengumpulan data berupa pengamatan melalui pancaindra mata atau telinga
secara langsung. Dengan demikian, melalui observasi dapat terlihat kemunculan
keterampilan proses sains siswa.
Urutan kemunculan keterampilan proses sains siswa dapat diketahui
dengan menggunakan format penskoran seperti yang digunakan oleh Ngalim
Purwanto. Cara penilaian dengan menggunakan persen atau disebut Percentage
Correction.55 Besarnya nilai yang diperoleh siswa merupakan persentase dari skor
maksimum ideal yang seharusnya dicapai jika tersebut dikerjakan dengan hasil

54
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 44
55
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 102-103
48

100% betul. Lembar observasi digunakan untuk menjaring aspek keterampilan


proses sains siswa berdasarkan kriteria-kriteria yang ada.
Data pada lembar obsevasi diperoleh dengan memberi dibagian mana
tanda ceklis pada lembar observasi dibubuhkan. Suharsimi Arikunto menjelaskan
bahwa “cek-List” adalah deretan pertanyaan (yang biasanya singkat-singkat)
dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok ditempat
yang sudah disediakan.56 Tanda ceklis tersebut dimasukan kedalam lembar
observasi sesuai dengan kriteria yang ada pada setiap aspek keterampilan proses
sains siswa yang muncul selama berlangsungnya kegiatan praktikum.
1) Penentuan skor dalam lembar observasi digunakan skala Likert. Menurut
Sugiono, skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk
setiap sikap yang teramati diberi skor dengan 3 skala penilaian seperti tabel
berikut:
Tabel 3.5 Skala Penilaian Sikap
No. Keterangan Skor
1. Baik 3
2. Cukup 2
3. Kurang 1

2) Menjumlahkan banyaknya ceklis pada setiap kolom yang terdapat pada


lembar observasi tiap kelompok untuk menunjukkan secara kuantitatif
kegiatan praktikum dan keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa.
3) Selanjtnya, jumlah persentase untuk mengetahui presentase aspek
keterampilan proses sains siswa dalam kelompok dapat dihitung dengan
rumus dibawah ini:

Persentase =

56
Suharsimi Arikunto, op.cit., h.43
49

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)


Komponen yang dapat mempengaruhi kualitias pendidikan salah satunya
adalah bentuk bahan ajar yang digunakan. Keberadaan bahan ajar yang inovatif
dan kreatif adalah harapan bagi semua peserta didik. Salah satu bahan ajar yang
banyak digunakan saat ini untuk menciptakan proses pembelajaran yang optimal
dan menyenangkan adalah lembar kegiatan siswa (LKS). LKS memuat skumpulan
kegiatan mendasar yang harus dilakukan siswa untuk memaksimalkan
pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indicator
pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.
LKS berfungsi agar setiap pengetahuan dan pemahaman siswa
diberdayakan melalui media pembelajaran sehingga situasi belajar mengajar
menjadi lebih bermakna, lebih memudahkan siswa untuk memahami materi yang
diberikan, mempermudah pelaksanaan pengajaran siswa, terstruktur dan terkesan
lebih baik pada setiap pemahaman siswa, serta dapat meminimalkan peran guru
namun lebih mengaktifkan siswa.
LKS digunakan dalam pembelajaran tidak berdiri sendiri atau menjadi
bahan ajar yang utama satu-satunya untuk pembelajaran. Agar lebih sempurna
maka LKS perlu dipadukan dengan model pembelajaran yang bertujuan agar
siswa lebih mudah dan cepat memahami konsep yang dipelajari. Dalam penelitian
ini, peneliti merancang LKS dengan kompetensi keterampilan proses sains dengan
menggunakan langkah model pembelajaran POE. LKS berbasis model
pembelajaran POE dalam penelitian ini merupakan LKS yang didalamnya
terdapat kegiatan prediksi, obsevasi, dan eksplanasi.
LKS ini disusun berdasarkan langkah-langkah pembuatan LKS sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, hanya saja dikembangkan dengan
menggunakan dan menerapkan karakteristik model pembelajaran POE yang
mengarahkan siswa untuk memahami dan menguasai konsep getaran harmonis.
Data pada LKSdiperoleh dari penilaian lembar kegiatan siswa selama pelaksanaan
kegiatan praktikum. Siswa mengerjakan lembar kegiatan siswa kemudian dinilai
berdasarkan rubrik pedoman penilaian yang telah dibuat.
50

I. Hipotesis Statistik
Berikut adalah hipotesis statistik pada penelitian ini:
Ho :
Ha :
Dimana :
Ho = hipotesis nol
Ha = hipotesis alternatif
= nilai rata-rata kelompok eksperimen / siswa dengan model pembelajaran POE
= nilai rata-rata kelompok kontrol / siswa dengan pendekatan saintifik
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini diuraikan analisis data hasil penelitian berupa nilai pretest
dan posttest keterampilan proses sains serta hasil observasi keterampilan proses
sains pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1. Hasil Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol
a. Hasil Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains
Hasil pretest dan posttest keterampilan proses sains secara keseluruhan
pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains
Pretest Posttest
Kategori
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Nilai terendah 47 47 54 50
Nilai tertinggi 75 75 82 78
Mean 60,97 59,32 69,64 65,12
Median 61,00 59,00 71,00 68,00
Modus 61,00 64,00 71,00 71,00
Standar Deviasi 9,09 8,64 8,29 7,76
Jumlah Siswa 36 34 36 34

Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata nilai pretest


keterampilan proses sains pada kelas eksperimen dan kontrol hampir sama. Hal ini
menunjukkan bahwa keterampilan proses sains awal kedua kelas sebelum
perlakuan adalah sama. Sedangkan pada data posttest, rata-rata nilai keterampilan
proses sains pada kedua kelas cukup signifikan, hal ini dikarenakan kedua
kelompok tersebut telah diberikan perlakuan yang berbeda.

51
52

b. Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains saat Pretest dan Posttest


Hasil pretest dan posttest keterampilan proses sains berdasarkan aspek yang
diukur dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini:

70% 65.61%
62.94% 63.15%
60.28% 61.15%
58.67% 60.35%
60% 56.25%
53.61% 55.25%
52% 52.67%
53.17%
PERSENTASE ASPEK KPS

50% 50.94%

40%

30% Kelas Eksperimen


Kelas Kontrol
20%

10%

0%
1 2 3 4 5 6 7
ASPEK KPS

Gambar 4.1 Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains pada Saat Pretest
Keterangan :
1 = Memprediksi 5 = Menerapkan Konsep
2 = Merencanakan Percobaan 6 = Menginterpretasi Data
3 = Melakukan Percobaan 7 = Berkomunikasi
4 = Mengamati

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa keterampilan proses sains kelas


eksperimen dan kelas kontrol pada aspek mengamati, merencanakan/melakukan
percobaan, menginterpretasi data, dan menerapkan konsep rata-rata memiliki
persentase yang tidak jauh berbeda. Lain halnya pada aspek memprediksi dan
berkomunikasi keduanya memiliki persentase yang cukup signifikan. Persentase
aspek memprediksi pada kelas eksperimen sebesar 52%, sedangkan pada kelas
kontrol sebesar 62,94%. Adapun persentase aspek berkomunikasi pada kelas
eksperimen sebesar 52,67%, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 65,61%.
53

Pada akhir pembelajaran siswa diberikan posttest untuk mengukur


keterampilan proses sains siswa setelah diberikan perlakuan. Persentase
keterampilan proses sains siswa pada tiap-tiap aspek pada saat posttest dapat
dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini:

90% 83.81%
78.67% 80.16%
80% 74.81% 76.25%
73%
70.54% 69.18%
70% 67.18%
66.67%
PERSENTASE ASPEK KPS

60.43%
58.72% 57.61%
60%
54.72%
50%

40% Kelas Eksperimen

30% Kelas Kontrol

20%

10%

0%
1 2 3 4 5 6 7
ASPEK KPS

Gambar 4.2 Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains pada Saat Posttest
Keterangan :
1 = Memprediksi 5 = Menerapkan Konsep
2 = Merencanakan Percobaan 6 = Menginterpretasi Data
3 = Melakukan Percobaan 7 = Berkomunikasi
4 = Mengamati
Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa persentase keterampilan proses sains
pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol setelah diberikan
perlakuan, yaitu kelas eksperimen dengan model pembelajaran POE (Predict,
Observe, Explain) dan kelas kontrol dengan pendekatan saintifik. Persentase
aspek keterampilan proses sains tertinggi pada kelas eksperimen adalah pada
aspek berkomunikasi sebesar 83,81%, sedangkan aspek terendahnya adalah pada
aspek menerapkan konsep 66,67%. Pada kelas kontrol persentase aspek
keterampilan proses sains tertinggi adalah pada aspek menginterpretasi data
54

sebesar 70.54%, sedangkan aspek terendahnya adalah pada aspek menerapkan


konsep 54,72%.

c. Observasi Keterampilan Proses Sains


Adapun hasil observasi mengenai keterampilan proses sains tiap-tiap
kelompok yang dilakukan saat pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada
gambar 4.3 berikut ini:

90%
80.95% 80.95% 80.95% 79.36%
80% 77.78%
76.19% 74.60%
71.43% 73.01% 71.43%
70% 69.84% 69.84%
70% 68.25% 65.08% 68.25%
66.67% 65.08% 66.67%
65.08% 63.49%
PRESENTASE KPS

60%
50%
PERTEMUAN 1
40%
PERTEMUAN 2
30%
PERTEMUAN 3
20%
10%
0%
KEL 1 KEL 2 KEL 3 KEL 4 KEL 5 KEL 6 KEL 7
KELOMPOK

Gambar 4.3 Persentase Observasi Keterampilan Proses Sains Perkelompok Tiap


Pertemuan

Data pada Gambar 4.3 menunjukkan keterampilan proses sains selama tiga
pertemuan. Adapun aspek keterampilan proses sains yang diobservasi yaitu aspek
memprediksi, merencanakan percobaan, melakukan percobaan, mengamati,
menginterpretasi data, menerapkan konsep, dan berkomunikasi. Berdasarkan data
tersebut dapat dilihat bahwa persentase rata-rata tiap pertemuan mengalami
peningkatan dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga, hanya pada
kelompok 2 dan kelompok 5 yang tidak mengalami peningkatan di setiap
pertemuannya. Kelompok 2 dan 5 mengalami penurunan persentase pada
pertemuan kedua,
55

Adapun persentase keterampilan proses sains siswa tiap-tiap aspeknya, dapat


dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini:
90%
82.54% 82.54%
80.95%
79.36%
80% 76.19% 74.60% 76.19% 77.78% 79.36%
73.02% 74.60% 73.02%
71.43% 69.84%
70% 68.25% 66.67%
65.08% 63.49%
61.90%
60% 61.90%
52%

50% PERTEMUAN 1

40% PERTEMUAN 2
PERTEMUAN 3
30%

20%

10%

0%
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

Gambar 4.4 Persentase Observasi Keterampilan Proses Sains Tiap Aspek


Keterangan :
1 = Memprediksi 5 = Menginterpretasi Data
2 = Merencanakan Percobaan 6 = Menerapkan Konsep
3 = Melakukan Percobaan 7 = Berkomunikasi
4 = Mengamati
Berdasarkan Gambar 4.4 tiap-tiap aspek keterampilan proses sains
mengalami peningkatan dari tiap pertemuannya, hal ini dikarenakan siswa sudah
mulai terbiasa dengan kegiatan eksperimen, diskusi dan presentasi. Persentase
aspek keterampilan proses sains tertinggi pada pertemuan pertama adalah aspek
merencanakan percobaan sebesar 82,54%, pada pertemuan kedua dan ketiga
adalah aspek berkomunikasi sebesar 79,36% dan 82,54% secara berturut-turut.
2. Teknik Analisis Data
a. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka harus dilakukan terlebih dahulu uji
prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1) Uji Normalitas
56

Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Chi Kuadrat.
Berikut ini merupakan hasil uji normalitas saat pretest dan posttest pada kelas
eksperimen dan kontrol.
Tabel 4.2 Uji Normalitas Hasil Pretest dan Posttest
Pretest Posttest
Data
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 36 34 36 34
̅ 60,97 59,32 69,47 64,94
SD 9,09 8,64 8,29 7,76
X2 hitung 0,5 4,12 7,5 16,82
X2 tabel 20,09
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal

Hasil uji normalitas pretest yang telah dilakukan dengan taraf signifikasi
0,01 dan derajat kebebasan 8 didapatkan kesimpulan bahwa hasil pretest kedua
kelas adalah berdistribusi normal. Hal ini didasarkan atas ketentuan kriteria
pengujiannya yaitu X2 hitung < X2 tabel, maka H0 diterima yang berarti bahwa
data berdistribusi normal, pada kelas eksperimen 0,5 < 20,09 dan pada kelas
kontrol 4,12 < 20,09. Adapun hasil uji normalitas posttest didapatkan kesimpulan
bahwa hasil posttest kedua kelas juga berdistribusi normal, pada kelas
eksperimen 7,50 < 20,09 dan pada kelas kontrol 16,82 < 20,09.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher.
Berikut ini merupakan hasil uji homogenitas saat pretest dan posttest:
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Hasil Pretest dan Posttest
Pretest Posttest
Data
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 36 34 36 34
V 82,71 74,65 68,69 60,17
F hitung 1,11 1,14
57

F tabel 2,26
Kesimpulan Homogeny Homogeny

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelas eksperimen dan kontrol memiliki
varians yang homogen dengan taraf signifikasi 0,01 dan derajat kebebasan dengan
nilai Fhitung sebesar 1,11 dan Ftabel sebesar 2,26, sehingga dapat disimpulkan kelas
sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen karena memenuhi kriteria
Fhitung < Ftabel.

b. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan uji prasayat analisis, diperoleh bahwa data berdistribusi
normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus uji t.
Hasil uji t yang telah dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Uji Hipotesis Hasil Pretest dan Posttest
Pretest Posttest
Data
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 36 34 36 34
t hitung 3,26 9,81
t tabel 2,66
Kesimpulan thitung > ttabel, Ha diterima

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa thitung > ttabel dengan taraf
signifikasi sebesar 0,01 dan derajat kebebasan 68, maka berdasarkan kriteria
pengujian uji Hipotesis menyatakan Ha diterima, hal ini menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan pada kelas eksperimen dan kontrol. Dengan demikian,
dapat disimpulkan “Terdapat pengaruh model pembelajaran POE (Predict,
Observe, Explain) terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep getaran
harmonis”.
58

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada subbab
sebelumnya, hasil pretest kelas eksperimen dan kontrol hampir sama yaitu dengan
nilai rata-rata 60,97 untuk kelas eksperimen dan 59,32 untuk kelas kontrol. Hal ini
menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa sebelum diberi perlakuan
adalah sama.
Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, hasil
pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kontrol semua datanya
berdistribusi normal. Demikian juga untuk homogenitas, hasil pretest dan posttest
keduanya homogen.
Setelah didapatkan data berdistribusi normal dan homogen, maka
dilanjutkan uji prasyarat hipotesis dengan uji t. Pengujian nilai pretest dan posttest
dengan uji t pada kedua kelas menghasilkan thitung > ttabel dengan signifikasi 0,01,
yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelas.
Tes keterampilan proses sains sebelum diberi perlakuan pada kelas
eksperimen dan kontrol didapatkan persentase ketercapaian yang bervariasi, tetapi
rata-rata persentase pada kedua kelas tersebut tidak jauh berbeda. Sedangkan hasil
tes keterampilan proses sains setelah diberikan perlakuan yang berbeda pada
kedua kelas, kelas eksperimen dengan model pembelajaran POE (Predict,
Observe, Explain) dan kelas kontrol dengan pendekatan saintifik didapatkan rata-
rata persentase yang cukup signifikan, ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen
dengan model pembelajaran POE lebih unggul dari kelas kontrol yang
menggunakan pendekatan saintifik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan dengan Zulaeha yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) terhadap keterampilan proses sains
siswa.57

57
Zulaeha, Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe, Explain terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa kelas X SMA Negeri Balaesang, Jurnal Pendidikan Fisika
Tadulako, Vol 2, 2014
59

Pada hasil posttest keterampilan proses sains, aspek yang memiliki


persentase terendah pada kelas eksperimen dan kontol adalah aspek menerapkan
konsep. Soal dengan aspek menerapkan konsep yaitu soal dengan bentuk hitungan
tanpa diberi contoh terlebih dahulu, hal inilah yang dianggap sulit oleh siswa
karena siswa terbiasa mengerjakan soal bentuk hitungan dengan contoh soal yang
sama. Adapun aspek keterampilan proses sains tertinggi pada kelas kontrol adalah
aspek menginterpretasi data, hal ini dikarenakan siswa lebih banyak memaparkan
isi grafik ataupun data tabel pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan
untuk kelas eksperimen aspek tertingginya adalah aspek berkomunikasi, hal ini
dikarenakan siswa sudah mengetahui bagaimana cara menyajikan data dari bentuk
tabel ke grafik ataupun sebaliknya. Secara keseluruhan kelas eksperimen memiliki
persentase yang lebih tinggi dari kelas kontrol, hal ini sejalan dengan ungkapan
Widayanto dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa semakin tinggi
keterlibatan siswa dalam kegiatan eksperimen, maka semakin tinggi pencapaian
pemahaman dan keterampilan proses sains.58
Adapun observasi keterampilan proses sains yang dilakukan saat
pembelajaran berlangsung, ditinjau dari persentase tiap kelompok dan didapatkan
bahwa persentase rata-rata keterampilan proses sains tiap pertemuannya
mengalami peningkatan. Namun secara rinci, ada beberapa kelompok yang tidak
mengalami peningkatan di setiap pertemuannya, hal ini salah satunya dikarenakan
pembagian alat-alat praktikum yang tidak merata pada setiap kelompok karena
terbatasnya alat-alat di laboratorium, sehingga membuat siswa merasa kurang
bersemangat.
Observasi keterampilan proses sains yang ditinjau berdasarkan aspeknya,
didapatkan bahwa persentase rata-rata tiap aspek keterampilan proses sains di
setiap pertemuan mengalami peningkatan dari pertemuan pertama sampai
pertemuan ketiga. Pada pertemuan pertama, siswa masih merasa bingung dengan
langkah-langkah pada lembar kerja siswa (LKS) yang harus dilakukan, sedangkan
pada pertemuan kedua dan ketiga siswa sudah merasa paham karena telah

58
Widayanto, Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X
melalui Kit Optik, Jurnal Pendidikan Indonesia 5, 2009.
60

memiliki pengalaman di pertemuan pertama. Hal ini dikarenakan metode


eksperimen mampu merangsang siswa untuk memiliki keterampilan proses
sains,59 sedangkan melalui metode diskusi dan presentasi siswa dilatih untuk
mengungkapkan pendapat dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.60
Pada pertemuan pertama, aspek yang memiliki persentase tertinggi adalah
melakukan percobaan, hal ini dikarenakan sebelumnya siswa melihat bagaimana
guru memperagakan percobaan yang akan dilakukan. Sedangkan pada pertemuan
kedua dan ketiga, aspek yang memiliki persentase tertinggi adalah aspek
berkomunikasi, hal ini dikarenakan siswa sudah mengetahui bagaimana cara
menyajikan data dari bentuk tabel ke grafik ataupun sebaliknya. Dan aspek yang
memiliki persentase terendah adalah menerapkan konsep, hal ini dikarenakan
sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal bentuk
hitungan dengan soal yang berbeda dari contoh soal.
Penerapan model pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE)
melibatkan pengalaman siswa dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dikarenakan
pada setiap langkah-langkahnya dapat melatih keterampilan proses sains siswa
sehingga semakin meningkat dari setiap pertemuannya. Menurut teori
konstruktivisme, pengalaman siswa dalam proses pembelajaran akan menjadi
pengetahuan yang bermakna, karena siswa mengkonstruk pengetahuannya melalui
pengalaman.61 Pengalaman siswa dalam belajar dengan menggunakan model
pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) akan bertahan lebih lama karena
siswa mengalami dan memahami sendiri apa yang dipelajarinya, hal ini juga yang
membuat siswa lebih percaya terhadap hasil percobaannya. Model pembelajaran
Predict, Observe, Explain (POE) juga dapat meningkatkan aktivitas siswa yaitu
meningkatnya kemampuan siswa dalam kegiatan eksperimen, meningkatnya
antusias siswa yang bertanya dan menjawab dalam diskusi, dan meningkatnya
kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja siswa.

59
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 104.
60
Ibid., h. 100
61
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2008), h. 164.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran POE (Predict, Observe,
Explain) terbukti berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siwa pada
konsep getaran harmonis. Hal ini terlihat dari hasil uji hipotesis melalui uji t yang
menunjukkan nilai thitung > ttabel. Pengaruh ini juga dapat dilihat dari nilai rata-rata
tes keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan
model pembelajaran POE lebih tinggi dari nilai rata-rata tes keterampilan proses
sains siswa pada kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan saintifik (1>2).

B. Saran
Dari keseluruhan kegiatan penelitian yang telah dilakukan, saran yang
dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan dari penelitian ini guru dapat melatih dan mengembangkan
keterampilan proses sains siswa pada konsep fisika yang lainnya.
2. Diharapkan dapat membantu guru di sekolah untuk menerapkan model
pembelajaran alternatif yang dapat melatih dan mengembangkan
keterampilan proses sains siswa pada mata pelajaran lain.
3. Diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut pada konsep fisika yang lainnya,
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran POE terhadap keterampilan
proses sains siswa pada konsep fisika yang lainnya.

61
62

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Tasman Abbas dan Anna Febrina, Perbandingan Hasil Belajar Fisika
Siswa Antara Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)
dengan TTW (Think, Talk, Write). Jurnal OMEGA : Jurnal Pendidikan
Fisika, Sains, dan Teknologi. 2015.

Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2007

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta:


Bumi Aksara. 2010.

BSNP. Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Jakarta : Sinar Grafika.


Dirjen Dikdasmen, 2008.

Dimyati dan Mujiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.

Falah Syarifatul, Hartono, Ian Yulianti, Pengembangan Lembar Kerja Siswa


Lsitrik Dinamis Berbasis POE (Predict, Observe, Explain) untuk
meningkatkan Penalaran dan Pemahaman Konsep Siswa. Semarang:
Unnes Physics Education Journal. 2017.

Fersanti, Attri. Pengembangan Performance Assessment untuk mengukur


keterampilan Proses dalam Menggunakan Alat ukur Panjang pada siswa
X-MIA di SMA Negeri 5 Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal
radiasi, Vol. 5. 2014.

Giancoli, Douglas C. Fisika Edisi Kelima. Terj. dari Physics Fifth Edition oleh
Yuhilza Hanum. Jakarta: Erlangga, 2001.

Haryono. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains.


Jurnal Pendidikan Dasar. 2006.

Harlen, Wayne Harlen. The Teaching of Science. London : David Fulton


Publisher. 1992.

Haysom John dan Michael Bowen. Predict-Observe-Explain: Activities


Enhancing Scientific Understanding. Arlington: NSTA Press. 2010.

Indrawati dan Wanwan Setiawan. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan


Menyenangkan untuk Guru. Bandung : PPTK IPA. 2009.

Kanginan, Marthen. Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2013.
63

Latipah, Siti Ipah. Pengaruh Metode Eksperimen Diskusi terhadap Keterampilan


Proses Sains Siswa pada Konsep Getaran Harmonis Sederhana. Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah. 2015.

Lebdiana, R, dkk., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Suhu Dan


Kalor Berbasis Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Meremediasi
Miskonsepsi Siswa. Semarang : Unnes Physics Education Journal. 2015
Nuraida dan Halid Alkaf. Metodologi Penelitian Pendidikan. Tangerang:
Islamic Research Publishing. 2009.

Mundir. Statistik Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013.

PERMENDIKNAS Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi


Kelulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional. 2006.

Rini, Ria Setyo. Penerapan Model Guided Inquiry terhadap Hasil Belajar Fisika
Siswa Smp Pada Konsep Tekanan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 2015.

Rusman. Model-model Pembelajaran. Depok : PT RajaGrafindo Persada. 2010.

Rustaman, Nuryani. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : IKIP Malang.


2007.

Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana


Prenada Media Grup. 2008.

Semiawan, Conny. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Gramedia. 1992


Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2000.

Sugiyono. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta. 2011.

Suyanto Yunita Putri S, Hadi Susanto dan Suharto Linuwih. Keefektifan


Penggunaan Strategi predict-Observe-Explain untuk meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa, Unnes Physics Education
Journal. 2012.

Suwarna, Iwan Permana. Getaran dan Gelombang. Bogor : Duta Grafika. 2012.

USAID PRIORITAS. Buku Sumber untuk Dosen LPTK. Kerjasama: Amerika,


Mendikbud, Depdiknas, dan Depag. 2014.

WAMENDIKBUD Bidang Pendidikan, Konsep dan Implemetasi Kurikulum 2013


Jakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaa. 2014.
64

Webster, Merriam. Merriam Webster’s Collegiate Dictionary. United States of


America: Merriam Webster Incorporated. 2004.

Widianingrum Ratna, Sarwanto dan Puguh Karyanto. Pengembangan Modul


Berorientasi POE (Predict, Observe, Explain) Berwawasan Lingkungan
pada Materi Pencemaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,
Bioedukasi. Jurnal Pendidikan Indonesia Vol.6. 2013.

Widayanto. Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X


melalui Kit Optik, Jurnal Pendidikan Indonesia 5. 2009.

Yulianto, E, dkk., Penerapan Model Pembelajaran Poe (Predict-Observe-


Explain) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kognitif
Fisika Smp. Semarang : Unnes Physics Education Journal. 2014.

Yunita, Model-model Pembelajaran KIMIA. Bandung: CV Insan Mandiri. 2012.

Zulaeha, dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain


terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X Sma Negeri 1
Balaesang. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako, Vol. 2. 2014.
LAMPIRAN A

PERANGKAT
PEMBELAJARAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Kelas Eksperimen
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Kelas Kontrol
65

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Pertemuan 1 Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/Genap
Materi Pokok : Getaran Harmonis
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan : Pertama
I. Kompetensi Inti
KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
66

II. Kompetensi Dasar


3.11 Menganalisis hubungan antara gaya dan getaran dalam kehidupan
sehari-hari.
4.11 Melakukan percobaan getaran harmonis pada ayunan sederhana
dan/atau getaran pegas berikut presentasi serta makna fisisnya.

III. Indikator Pembelajaran


1. Melakukan percobaan getaran harmonis dengan menggunakan pegas
2. Menganalisis hubungan gaya pemulih dengan pertambahan panjang
dan konstanta pegas
3. Menganalisis besarnya periode dan frekuensi getaran pada pegas
4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi getaran harmonis pada
pegas.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran dengan model POE, diharapkan:
1. Siswa dapat melakukan percobaan getaran harmonis dengan
menggunakan pegas melalui kegiatan eksperimen
2. Siswa dapat menganalisis hubungan gaya pemulih dengan
pertambahan panjang, dan konstanta pegas melalui kegiatan diskusi
kelompok
3. Siswa dapat menganalisis besarnya periode dan frekuensi getaran pada
pegas melalui kegiatan diskusi kelompok
4. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi getaran
harmonis pada pegas melalui kegiatan eksperimen

V. Materi Pembelajaran
 Getaran harmonis sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui
suatu titik keseimbangan.
 Satu getaran adalah satu gerakan bolak-balik
 Periode getaran adalah waktu yang diperlukan untuk satu getaran
67

 Frekuensi getaran adalah banyaknya getaran dalam satu satuan waktu

Keterangan:
T = periode getaran (sekon)
f = frekuensi getaran (Hz)
t = waktu (sekon)
n = banyaknya getaran
 Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya,
suatu pegas yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali
pada keadaan setimbangnya apabila gaya yang bekerja padanya
dihilangkan. Gaya yang berfungsi untuk mengembalikan pegas pada
posisi setimbang disebut gaya pemulih.
 Robert Hooke, seorang ilmuwan berkebangsaan inggris menyimpulkan
bahwa besarnya gaya pemulih pada pegas (F) sebanding dengan
pertambahan panjang pegas (Δx). Secara matematis dituliskan:

Tanda (-) menyatakan arah gaya pemulih pada pegas berlawanan


dengan arah gerak pegas.
Keterangan:
F = gaya pemulih pada pegas (N)
k = konstantan pegas (N/m)
Δx = pertambahan panjang pegas (m)
 Konstanta pegas dapat berubah nilainya apabila pegas-pegas tersebut
disusun menjadi rangkaian. Besar total konstanta pegas jika pegas-
pegas disusun secara seri sebagai berikut:
68

Adapun besar total konstanta pegas jika pegas-pegas disusun secara


paralel sebagai berikut:

 Periode (T) adalah waktu yang diperlukan untuk satu getaran.


Besarnya periode getaran harmonis pada pegas dirumuskan sebagai
berikut:

 Frekuensi (f) adalah banyaknya getaran tiap satuan waktu. Besarnya


frekuensi getaran harmonis pada pegas dirumuskan sebagai berikut:

VI. Model Pembelajaran


Model Pembelajaran : Model pembelajaran Predict, Observe, Explain
69

VII. Langkah-langkah Pembelajaran

Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu


Mengucapkan salam, membuka Menjawab salam guru, berdo’a dan 10 menit
proses pembelajaran dengan berdo’a, Mengonfirmasi kehadiran
Orientasi dan mengecek kehadiran siswa

Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan penjelasan guru

Memberikan pertanyaan untuk Menjawab pertanyaan yang


mengetahui pengetahuan awal siswa diajukan guru

Apersepsi tentang getaran harmonis, “Apa


Pendahuluan
pengertian dari getaran harmonis?”

Menyajikan masalah dengan Menjawab pertanyaan yang


memberikan pertanyaan yang diajukan guru
menggugah motivasi siswa, “Kenapa
Motivasi
pada tempat tidur spring bed
dipasang pegas di dalamnya?”
70

Membagi siswa ke dalam kelompok Berkumpul bersama kelompoknya


berdasarkan jenis kelamin yang masing-masing dan Menerima LKS
terdiri dari 6-7 orang dan 1 dari guru
Membagikan lembar kegiatan siswa
(LKS) 1 pada masing-masing
kelompok

Meminta siswa memprediksi jawaban Memprediksi jawaban dengan


dari pertanyaan yang tertera pada berdiskusi bersama teman
LKS 1 pada tahap Predict sekelompoknya kemudian
Kegiatan Inti
menuliskan jawabannya pada kertas
Predict
Meminta perwakilan tiap kelompok Perwakilan tiap kelompok
untuk menjelaskan hasil prediksinya menjelaskan hasil prediksinya

Meminta siswa mempersiapkan alat Mengambil alat dan bahan yang


dan bahan yang diperlukan untuk diperlukan untuk melakukan
Observe melakukan percobaan yang tertera percobaan
pada LKS 1
71

Membimbing siswa melakukan Melakukan percobaan dan


percobaan pegas dan mengamati mengamati percobaan pegas yang
siswa selama melakukan percobaan dilakukan sesuai dengan
bimbingan guru dan prosedur
percobaan yang ada pada LKS 1,
kemudian mencatat hasilnya pada
tabel yang tertera pada LKS 1

Berkeliling mengawasi jalannya Melakukan diskusi kelompok untuk


diskusi menganalisis data hasil percobaan
pegas

Meminta siswa untuk membuat Berdiskusi membuat grafik dan


grafik berdasarkan tabel pengamatan membuat kesimpulan
sesuai yang tertera pada LKS 1 dan
membuat kesimpulan yang sesuai
Explain
dengan tujuan percobaan

Meminta siswa untuk Perwakilan tiap kelompok


72

mempresentasikan hasil kesimpulan mempresentasikan hasil kesimpulan


yang sesuai dengan tujuan percobaan yang sesuai dengan tujuan
berdasarkan hasil percobaan dan hasil percobaan berdasarkan hasil
diskusi percobaan dan hasil diskusi

Memberi kesempatan kepada Menanggapi atau menyanggah hasil


kelompok lain untuk menanggapi kesimpulan pada kelompok yang
atau menyanggah hasil kesimpulan sedang melakukan presentasi
pada kelompok yang sedang
melakukan presentasi

Membimbing siswa untuk Memberikan kesimpulan tentang


menyimpulkan materi yang sedang materi yang dipelajari
Kesimpulan
dipelajari

Penutup
Memberikan evaluasi berupa 3 butir Mengerjakan soal yang diberikan

Evaluasi soal uraian guru

Meminta siswa untuk mengumpulkan Mengumpulkan LKS kepada guru


Penugasan
73

LKS

Memberikan pekerjaan rumah kepada Menyimak pekerjaan rumah yang


siswa untuk membuat rangkuman diberikan guru
mengenai materi yang telah dipelajari

Menutup pembelajaran dengan Berdo’a bersama-sama


berdo’a

VIII. Sumber Belajar


Buku “Fisika untuk SMA/MA Kelas X, Marthen Kanginan, Erlangga, 2013”
IX. Alat dan Bahan
1. Statif
2. Pegas
3. Beban
4. Stopwatch
5. Penggaris
74

6. Power point
7. Proyektor
8. Papan tulis
9. Spidol

X. Penilaian
1. Mekanisme dan Prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui
observasi penilaian kinerja keterampilan proses sains, sedangkan penilaian hasil
dilakukan melalui tes tertulis.
2. Aspek dan Instrumen penilaian
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan penilaian kinerja
untuk mengukur keterampilan proses sains siswa. Instrument tes menggunakan tes
tertulis yang berupa soal uraian.

Jakarta, 15 November 2018

Guru Mata Pelajaran Fisika Guru Peneliti

Siti Mubaroh

Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 1 Tangerang Selatan


75

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 1


Getaran Harmonis pada Pegas

Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota :
1. 4.
2. 5.
3. 6.
Tujuan Percobaan:

1. Menentukan besarnya konstanta pegas


2. Mengetahui pengaruh massa beban terhadap periode dan frekuensi pegas

Predict

Ayo prediksikan jawabanmu dengan teman-temanmu pertanyaan berikut ini!

1. Pada pegas pertama digantungi beban dengan massa sebesar 50 gram, kemudian pegas
mengalami pertambahan panjang (Δx1) sebesar 10 cm dan dihasilkan konstanta pegas
sebesar 5 N/m . Jika pada pegas kedua digantungi beban sebesar 100 gram, kemudian
mengalami pertambahan panjang (Δx2) sebesar 20 cm, maka konstanta pegas yang
dihasilkan akan sama besar, lebih kecil atau lebih besar dari konstanta pegas pertama?
Jelaskan!

(1) (2)
76

Jawaban :

2. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar A Gambar B

Kendaraan sepeda motor merupakan salah satu penerapan pegas dalam kehidupan sehari-
hari. Berdasarkan gambar di atas, kedua sepeda motor memiliki jenis yang sama. Pada
gambar A, sepeda motor ditumpangi oleh 1 orang dengan massa tertentu. Sedangkan
pada gambar B, sepeda motor ditumpangi oleh 2 orang dengan massa yang lebih besar.
Jika TA merupakan periode pegas motor A dan TB merupakan periode pegas motor B, fA
merupakan frekuensi pegas motor A dan fB merupakan frekuensi pegas motor B. Maka:

a. Bagaimana besar kedua periode tersebut? TA < TB atau TA > TB? Jelaskan!
b. Bagaimana besar kedua frekuensi tersebut? fA < fB atau fA > fB? Jelaskan

Jawaban :

Observe

Mari amati kegiatan percobaanmu dengan teliti!

A. Alat dan Bahan

No. Alat dan Bahan Jumlah


1. Pegas 1 buah
2. Statif 1 buah
3. Beban 4 buah
77

4. Penggaris 1 buah
5. Stopwatch 1 buah

B. Langkah Percobaan

Rangkai alat dan bahan seperti gambar di bawah ini untuk percobaan 1 dan percobaan 2

Percobaan 1

1. Gantungkan pegas pada statif


2. Ukur panjang awal pegas (x1)
3. Gantungkan beban pada pegas
4. Ukur panjang akhir pegas (x2)
5. Ulangi langkah 5,6,dan 7 dengan massa beban yang berbeda yaitu 100 gram dan 150
gram
6. Catat hasil percobaan pada tabel pengamatan

Percobaan 2

1. Gantungkan beban pada pegas


2. Tarik beban dengan simpangan 5 cm, hidupkan stopwatch, lalu lepaskan beban
3. Hitung banyaknya getaran yang dihasilkan selama 10 detik
4. Catat hasil percobaan pada tabel pengamatan
5. Ulangi langkah 4,5,6,dan 7 dengan massa beban yang berbeda

C. Tabel Pengamatan

Percobaan 1

Gaya
Panjang Panjang Pertambahan
Massa Pemulih
Awal Akhir Panjang Konstanta
No. beban Pegas
Pegas Pegas Pegas Pegas (k)
(m) (F = mg)
(x1) (x2) (Δx = x2- x1)
(g=10 m/s2)
1. 0,05 kg
2.
3.
78

Percobaan 2

Banyaknya
Massa beban Waktu Periode Frekuensi
No. getaran
(m) (t) (T) (f)
(n)
1. 0,05 kg 10 detik
2. 10 detik
3. 10 detik

Explain

Mari jelaskan hasil kegiatan percobaanmu!

1. Berdasarkan tabel pengamatan percobaan 1, buatlah grafik hubungan massa beban (m)
dengan pertambahan panjang pegas (Δx)!

Grafik 1 : Hubungan massa beban (m) dengan pertambahan panjang pegas (Δx)

2. Berdasarkan tabel pengamatan percobaan 2, buatlah:


a. Grafik hubungan massa beban (m) dengan dengan periode pegas (T)!
b. Grafik hubungan massa beban (m) dengan dengan frekuensi pegas (f)!
79

Grafik 2 : Hubungan massa beban (m) dengan periode pegas (T)

Grafik 3 : Hubungan massa beban (m) dengan frekuensi pegas (f)

3. Buatlah kesimpulan berdasarkan tujuan percobaan dari percobaan yang telah kalian
lakukan!
80

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Pertemuan ke 2 Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/Genap

Materi Pokok : Getaran Harmonis

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Pertemuan : Kedua

I. Kompetensi Inti
KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
81

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai


kaidah keilmuan.

II. Kompetensi Dasar


3.12 Menganalisis hubungan antara gaya dan getaran dalam kehidupan
sehari-hari.
4.11 Melakukan percobaan getaran harmonis pada ayunan sederhana
dan/atau getaran pegas berikut presentasi serta makna fisisnya.

III. Indikator Pembelajaran


1. Melakukan percobaan getaran harmonis dengan menggunakan ayunan
bandul
2. Menganalisis hubungan gaya pemulih dengan simpangan sudut pada
ayunan bandul
3. Menganalisis besarnya periode dan frekuensi getaran pada ayunan
bandul
4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi getaran harmonis pada
ayunan bandul
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran dengan model POE, diharapkan:
1. Siswa dapat melakukan percobaan getaran harmonis dengan
menggunakan ayunan bandul melalui kegiatan eksperimen
2. Siswa dapat menganalisis hubungan gaya pemulih dengan simpangan
sudut pada ayunan bandul melalui kegiatan diskusi kelompok
3. Siswa dapat menganalisis besarnya periode dan frekuensi getaran pada
ayunan bandul melalui kegiatan diskusi kelompok
4. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi getaran
harmonis pada ayunan bandul melalui kegiatan eksperimen
82

V. Materi Pembelajaran
 Getaran harmonis sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui
suatu titik keseimbangan.
 Satu getaran adalah satu gerakan bolak-balik
 Periode getaran adalah waktu yang diperlukan untuk satu getaran

 Frekuensi getaran adalah banyaknya getaran dalam satu satuan waktu

Keterangan:
T = periode getaran (sekon)
f = frekuensi getaran (Hz)
t = waktu (sekon)
n = banyaknya getaran
 Pendulum atau bandul sederhana adalah sebuah bandul yang
tergantung pada seutas tali, bisa terbuat dari logam ataupun kayu.
Salah satu contoh bandul sederhana yang dapat kita ketahui dalam
kehidupan sehari-hari adalah permainan ayunan yang biasa dilakukan
anak taman kanak-kanak.
 Ketika bandul ditarik ke samping, lalu dilepaskan, kemudian bandul
berayun/berosilasi. Osilasi pada bandul terjadi karena bandul memiliki
komponen gaya tangensial (dari gaya beratnya), dimana gaya ini ini
selalu menuju ke titik setimbang. Gaya yang menyebabkan terjadinya
osilasi pada bandul (gaya yang bekerja pada m) dirumuskan dengan
persamaan:
83

Keterangan:
F = gaya pemulih pada bandul (N)
m = massa beban (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
θ = sudut simpangan (˚)
y = simpangan (m)
L = panjang tali (m)

 Periode (T) adalah waktu yang diperlukan untuk satu getaran.


Besarnya periode getaran harmonis pada bandul dirumuskan sebagai
berikut:

 Frekuensi (f) adalah banyaknya getaran tiap satuan waktu. Besarnya


frekuensi getaran harmonis pada bandul dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
l = panjang tali (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

VI. Model dan Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : Model pembelajaran Predict, Observe, Explain
84

VII. Langkah-langkah Pembelajaran

Alokasi
Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Mengucapkan salam, membuka proses Menjawab salam guru, berdo’a dan 10 menit
pembelajaran dengan berdo’a, dan Mengonfirmasi kehadiran
Orientasi mengecek kehadiran siswa

Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan penjelasan guru

Memberikan pertanyaan untuk Menjawab pertanyaan yang


mengetahui pengetahuan awal siswa diajukan guru
tentang getaran harmonis, “Apa itu
Pendahuluan
Apersepsi bandul dan sebutkan contoh
penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari?”

Menyajikan masalah dengan Menjawab pertanyaan yang


memberikan pertanyaan yang diajukan guru
Motivasi
menggugah motivasi siswa, “Kenapa
pada ayunan yang ditumpangi dua
85

orang anak bergerak lebih lambat


daripada pada ayunan yang
ditumpangi satu orang anak?”

Membagi siswa ke dalam kelompok Berkumpul bersama kelompoknya


berdasarkan jenis kelamin yang terdiri masing-masing dan Menerima LKS
dari 6-7 orang dan Membagikan 2 dari guru
lembar kegiatan siswa (LKS) 2 pada
masing-masing kelompok

Meminta siswa memprediksi jawaban Memprediksi jawaban dengan


dari pertanyaan yang tertera pada LKS berdiskusi bersama teman
2 pada tahap Predict sekelompoknya kemudian
menuliskan jawabannya pada kertas
Predict
Meminta perwakilan tiap kelompok Perwakilan tiap kelompok
untuk menjelaskan hasil prediksinya menjelaskan hasil prediksinya

Meminta siswa mempersiapkan alat Mengambil alat dan bahan yang


Kegiatan Inti Observe
dan bahan yang diperlukan untuk diperlukan untuk melakukan
86

melakukan percobaan yang tertera percobaan


pada LKS 2

Membimbing siswa melakukan Melakukan percobaan dan


percobaan bandul dan mengamati mengamati percobaan bandul yang
siswa selama melakukan percobaan dilakukan sesuai dengan
bimbingan guru dan prosedur
percobaan yang ada pada LKS 2,
kemudian mencatat hasilnya pada
tabel yang tertera pada LKS 2

Berkeliling mengawasi jalannya Melakukan diskusi kelompok untuk


diskusi menganalisis data hasil percobaan
bandul

Meminta siswa untuk membuat grafik Berdiskusi membuat grafik dan


berdasarkan tabel pengamatan sesuai membuat kesimpulan
yang tertera pada LKS 2 dan membuat
Explain
kesimpulan yang sesuai dengan tujuan
percobaan
87

Meminta siswa untuk Perwakilan tiap kelompok


mempresentasikan hasil kesimpulan mempresentasikan hasil kesimpulan
yang sesuai dengan tujuan percobaan yang sesuai dengan tujuan
berdasarkan hasil percobaan dan hasil percobaan berdasarkan hasil
diskusi percobaan dan hasil diskusi

Memberi kesempatan kepada Menanggapi atau menyanggah hasil


kelompok lain untuk menanggapi atau kesimpulan pada kelompok yang
menyanggah hasil kesimpulan pada sedang melakukan presentasi
kelompok yang sedang melakukan
presentasi

Membimbing siswa untuk Memberikan kesimpulan tentang


menyimpulkan materi yang sedang materi yang dipelajari
Penutup
Kesimpulan
dipelajari
88

Memberikan evaluasi berupa 3 butir Mengerjakan soal yang diberikan

Evaluasi soal uraian guru

Meminta siswa untuk mengumpulkan Mengumpulkan LKS kepada guru


LKS

Memberikan pekerjaan rumah kepada Menyimak pekerjaan rumah yang


siswa untuk membuat rangkuman diberikan guru
mengenai materi yang telah dipelajari
Penugasan

Menutup pembelajaran dengan Berdo’a bersama-sama


berdo’a
89

VIII. Sumber Belajar


Buku “Fisika untuk SMA/MA Kelas X, Marthen Kanginan, Erlangga, 2013”
IX. Alat dan Bahan
1. Statif
2. Tali
3. Beban
4. Stopwatch
5. Penggaris
6. Busur
7. Power point
8. Proyektor
9. Papan tulis
10. Spidol
XI. Penilaian
1. Mekanisme dan Prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui
observasi penilaian kinerja keterampilan proses sains, sedangkan penilaian hasil
dilakukan melalui tes tertulis.
2. Aspek dan Instrumen penilaian
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan penilaian kinerja
untuk mengukur keterampilan proses sains siswa. Instrument tes menggunakan
tes tertulis yang berupa soal uraian.

Jakarta, 15 November 2018


Guru Mata Pelajaran Fisika Guru Peneliti

Siti Mubaroh
Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 1 Tangerang Selatan


90

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 2


Getaran Harmonis pada Bandul

Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota :
1. 4.
2. 5.
3. 6.

Tujuan Percobaan:

1. Menentukan besarnya gaya pemulih bandul


2. Mengetahui pengaruh panjang tali terhadap periode dan frekuensi bandul

Predict

Ayo prediksikan jawabanmu dengan teman-temanmu pertanyaan berikut ini!

1. Jika sebuah beban 50 gram digantung dengan tali 20 cm pada statif dihasilkan gaya
pemulih sebesar X seperti gambar berikut:
91

Maka, bagaimana besarnya gaya pemulih bandul jika beban yang digantung
semakin besar namun panjang tali sama? Apakah gaya pemulih bandul
semakin kecil atau semakin besar? Jelaskan!
Jawaban :

2. Ayunan seperti gambar di bawah ini merupakan salah satu contoh aplikasi
ayunan bandul sederhana. Berdasarkan gambar di bawah ini ada dua orang
anak sedang bermain ayunan, dengan berat yang sama namun posisi yang
sama berbeda, yaitu yang satu posisinya berdiri dan yang satu lagi posisinya
duduk.

Jika TA adalah periode orang yang posisinya berdiri, TB adalah periode orang
yang posisinya duduk, fA adalah frekuensi orang yang posisinya berdiri, dan
fB adalah frekuensi orang yang posisinya duduk, maka bagaimana besar
periode dan frekuensi ayunan? Semakin besar atau semakin kecil periode
ayunannya? Semakin besar atau semakin kecil frekuensi ayunannya?
Jelaskan!
Jawaban :
__________________________________________________________
__________________________________________________________
92

Observe

Mari amati kegiatan percobaanmu dengan teliti!

D. Alat dan Bahan

No. Alat dan Bahan Jumlah


1. Tali 1 buah
2. Statif 1 buah
3. Beban 4 buah
4. Penggaris 1 buah
5. Stopwatch 1 buah
6. Busur 1 buah

E. Langkah Percobaan
Rangkai alat dan bahan seperti gambar di bawah ini untuk percobaan 1 dan
percobaan 2

Percobaan 1
1. Gantungkan tali pada statif dengan panjang tali 10 cm
2. Gantungkan beban 50 gram pada tali
93

3. Simpangkan beban sejauh 5 cm


4. Catat hasil percobaan pada tabel pengamatan
5. Ulangi langkah 5, 6, dan 7 dengan massa beban yang berbeda yaitu 100 gram,
dan 150 gram dan simpangan yang berbeda yaitu 10 cm, dan 15 cm

Percobaan 2

1. Gantungkan tali pada statif dengan panjang tali 10 cm


2. Gantungkan beban 100 gram pada tali
3. Simpangkan beban sejauh 5 cm
4. Lepaskan beban bersamaan dengan stopwatch. Hitung 10 ayunan dan tepat
pada hitungan 10 matikan stopwatch. Perhatikan waktu yang ditujukan pada
stopwatch.
5. Catat hasil percobaan pada tabel pengamatan
6. Ulangi langkah 3, 4, 5, 6, dan 7 dengan massa beban yang sama namun
dengan panjang tali yang berbeda,yaitu 20 cm dan 30 cm

F. Tabel Pengamatan

Percobaan 1

Panjang Massa Percepatan


Simpangan Sin θ Gaya pemulih
No. tali beban gravitasi
(y) (y/l) bandul (F)
(l) (m) (g)
1. 0,1 m 0,05 m 0,05 kg 10 m/s2
2. 0,1 m 0,1 m 0,1 kg 10 m/s2
3. 0,1 m 0,15 m 0,15 kg 10 m/s2

Percobaan 2

Massa Panjang
Banyaknya Waktu Periode Frekuensi
No. beban tali
getaran (n) (t) (T) (f)
(m) (l)
94

1. 0,1 kg 10 cm 10
2. 0,1 kg 20 cm 10
3. 0,1 kg 30 cm 10

Explain

Mari jelaskan hasil kegiatan percobaanmu!

1. Berdasarkan tabel pengamatan percobaan 1, buatlah grafik hubungan sudut


simpangan (θ) dengan gaya pemulih (F)!

Grafik 1 : Hubungan sudut simpangan (θ) dengan gaya pemulih (F)

2. Berdasarkan tabel pengamatan percobaan 2, buatlah:


a. Grafik hubungan panjang tali (l) dengan periode bandul (T)
b. Grafik hubungan panjang tali (l) dengan frekuensi bandul (f)

Grafik 2 : Hubungan panjang tali (l) dengan periode bandul (T)


95

Grafik 3 Hubungan panjang tali (l) dengan frekuensi bandul (f)

3. Buatlah kesimpulan berdasarkan tujuan percobaan dari percobaan yang telah


kalian lakukan!
96

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Pertemuan ke 3 kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/Genap

Materi Pokok : Getaran Harmonis

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Pertemuan : Ketiga

I. Kompetensi Inti
KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
97

II. Kompetensi Dasar


3.13 Menganalisis hubungan antara gaya dan getaran dalam kehidupan
sehari-hari.
4.11 Melakukan percobaan getaran harmonis pada ayunan sederhana
dan/atau getaran pegas berikut presentasi serta makna fisisnya.

III. Indikator Pembelajaran


1. Menjelaskan hubungan simpangan sudut dengan periode dan frekuensi
getaran
2. Menentukan persamaan simpangan, kecepatan, dan percepatan pada
getaran harmonis

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Siswa dapat menjelaskan hubungan simpangan sudut dengan periode
dan frekuensi getaran pada ayunan bandul melalui kegiatan
eksperimen
2. Siswa dapat menentukan persamaan simpangan, kecepatan, dan
percepatan pada getaran harmonis melalui kegiatan diskusi kelompok

V. Materi Pembelajaran
 Getaran harmonis sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui
suatu titik keseimbangan.
 Simpangan pada getaran harmonis sederhana dinyatakan dengan
persamaan:

 Kecepatan merupakan turunan pertama dari fungsi posisi. Kecepatan


pada getaran harmonis sederhana dapat diketahui dengan menurunkan
fungsi simpanan terhadap waktu. Secara matematis dirumuskan
sebagai berikut:
98

Kecepatan maksimum ( ) terjadi ketika nilai , sehinggan

Hubungan antara kecepatan dengan amplitudo dan simpangan pada


getaran harmonis sederhana sebagai berikut:

 Percepatan pada getaran harmonis sederhana dapat ditentukan dari
turunan pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua persamaan
simpangan. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

, karena , maka

Percepatan maksimum ( ) terjadi pada saat nilai ,


sehinggan
Tanda negatif (-) menunjukkan bahwa arah percepatan berlawanan
arah dengan arah simpangannya.

VI. Model dan Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : Model pembelajaran Predict, Observe, Explain
99

VII. Langkah-langkah Pembelajaran

Alokasi
Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Mengucapkan salam, membuka proses Menjawab salam guru, berdo’a dan 10 menit
pembelajaran dengan berdo’a, dan Mengonfirmasi kehadiran
Orientasi mengecek kehadiran siswa

Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan penjelasan guru

Memberikan pertanyaan untuk Menjawab pertanyaan yang


mengetahui pengetahuan awal siswa diajukan guru
tentang getaran harmonis, “Apa itu
Pendahuluan Apersepsi
simpangan, kecepatan dan percepatan
pada getaran harmonis?”

Menyajikan masalah dengan Menjawab pertanyaan yang


memberikan pertanyaan yang diajukan guru

Motivasi menggugah motivasi siswa, “Jika


sebuah bandul diayunkan dengan
simpangan yang semakin besar, maka
100

apakah periode dan frekuensi bandul


akan semakin besar juga atau
sebaliknya?”

Membagi siswa ke dalam kelompok Berkumpul bersama kelompoknya


berdasarkan jenis kelamin yang terdiri masing-masing dan Menerima LKS
dari 6-7 orang dan Membagikan 3 dari guru
lembar kegiatan siswa (LKS) 3 pada
masing-masing kelompok

Meminta siswa memprediksi jawaban Memprediksi jawaban dengan


dari pertanyaan yang tertera pada LKS berdiskusi bersama teman
3 pada tahap Predict sekelompoknya kemudian
menuliskan jawabannya pada kertas
Predict
Meminta perwakilan tiap kelompok Perwakilan tiap kelompok
untuk menjelaskan hasil prediksinya menjelaskan hasil prediksinya

Meminta siswa mempersiapkan alat Mengambil alat dan bahan yang


Kegiatan Inti Observe
dan bahan yang diperlukan untuk diperlukan untuk melakukan
101

melakukan percobaan yang tertera percobaan


pada LKS 3

Membimbing siswa melakukan Melakukan percobaan dan


percobaan pegas dan mengamati siswa mengamati percobaan pegas yang
selama melakukan percobaan dilakukan sesuai dengan
bimbingan guru dan prosedur
percobaan yang ada pada LKS 3,
kemudian mencatat hasilnya pada
tabel yang tertera pada LKS 3

Berkeliling mengawasi jalannya Melakukan diskusi kelompok untuk


diskusi menganalisis data hasil percobaan
pegas

Meminta siswa untuk membuat grafik Berdiskusi membuat grafik dan


berdasarkan tabel pengamatan sesuai membuat kesimpulan
yang tertera pada LKS 3 dan membuat
Explain
kesimpulan yang sesuai dengan tujuan
percobaan
102

Meminta siswa untuk Perwakilan tiap kelompok


mempresentasikan hasil kesimpulan mempresentasikan hasil kesimpulan
yang sesuai dengan tujuan percobaan yang sesuai dengan tujuan
berdasarkan hasil percobaan dan hasil percobaan berdasarkan hasil
diskusi percobaan dan hasil diskusi

Memberi kesempatan kepada Menanggapi atau menyanggah hasil


kelompok lain untuk menanggapi atau kesimpulan pada kelompok yang
menyanggah hasil kesimpulan pada sedang melakukan presentasi
kelompok yang sedang melakukan
presentasi

Membimbing siswa untuk Memberikan kesimpulan tentang


menyimpulkan materi yang sedang materi yang dipelajari
Penutup
Kesimpulan
dipelajari
103

Memberikan evaluasi berupa 3 butir Mengerjakan soal yang diberikan

Evaluasi soal uraian guru

Meminta siswa untuk mengumpulkan Mengumpulkan LKS kepada guru


LKS

Memberikan pekerjaan rumah kepada Menyimak pekerjaan rumah yang


siswa untuk membuat rangkuman diberikan guru
mengenai materi yang telah dipelajari
Penugasan

Menutup pembelajaran dengan Berdo’a bersama-sama


berdo’a
104

VIII. Sumber Belajar


Buku “Fisika untuk SMA/MA Kelas X, Marthen Kanginan, Erlangga,
2013”
IX. Alat dan Bahan
1. Statif
2. Tali
3. Beban
4. Stopwatch
5. Penggaris
6. Busur
7. Power point
8. Proyektor
9. Papan tulis
10. Spidol
XII. Penilaian
1. Mekanisme dan Prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses
dilakukan melalui observasi penilaian kinerja keterampilan proses
sains, sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2. Aspek dan Instrumen penilaian
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan penilaian
kinerja untuk mengukur keterampilan proses sains siswa. Instrument
tes menggunakan tes tertulis yang berupa soal uraian.

Jakarta, 15 November 2018

Guru Mata Pelajaran Fisika Guru Peneliti

Siti Mubaroh

Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 1 Tangerang Selatan


105

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 3


Persamaan Getaran Harmonis

Kelas :

Kelompok :

Nama Anggota :

1. 4.
2. 5.
3. 6.

Tujuan Percobaan:

3. Mengetahui pengaruh sudut simpangan terhadap periode dan frekuensi bandul


4. Menentukan persamaan simpangan, kecepatan, dan percepatan getaran
harmonis sederhana

Predict

Ayo prediksikan jawabanmu dengan teman-temanmu pertanyaan berikut ini!

1. Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab soal nomor 1 dan nomor 2!
106

Jika sudut pada ayunan bandul semakin diperbesar, maka bagaimana besar
periode getaran pada bandul? Semakin besar atau semakin kecil periode?
Jawaban :

2. Jika sudut pada ayunan bandul semakin diperbesar, maka bagaimana besar
frekuensi getaran pada bandul? Semakin besar atau semakin kecil
frekuensinya?
Jawaban :

Observe

Mari amati kegiatan percobaanmu dengan teliti!

G. Alat dan Bahan

No. Alat dan Bahan Jumlah


1. Tali 1 buah
2. Statif 1 buah
3. Beban 2 buah
4. Penggaris 1 buah
5. Stopwatch 1 buah
6. Busur 1 buah
107

H. Langkah Percobaan

Rangkai alat dan bahan seperti gambar di bawah ini untuk percobaan 1 dan
percobaan 2

1. Gantungkan tali pada statif dengan panjang tali 10 cm


2. Gantungkan beban 100 gram pada tali
3. Simpangkan beban dengan sudut 30˚ diukur dengan busur
4. Ukur simpangan maksimum (amplitudo) dengan penggaris
5. Lepaskan beban bersamaan dengan stopwatch. Hitung 10 ayunan dan tepat
pada hitungan 10 matikan stopwatch. Perhatikan waktu yang ditujukan pada
stopwatch.
6. Catat hasil percobaan pada tabel pengamatan
7. Ulangi langkah 5, 6, 7, dan 8 dengan massa beban dan panjang tali yang
sama, namun dengan sudut yang berbeda,yaitu 45˚, 60˚, dan 90˚.

I. Tabel Pengamatan

Sudut
Amplitudo Banyaknya Waktu Periode Frekuensi
No. simpangan
(A) getaran (n) (t) (T) (f)
(θ)
1. 30˚ 10
2. 45˚ 10
3. 60˚ 10
4. 90˚ 10
108

Explain

Mari jelaskan hasil kegiatan percobaanmu!

1. Berdasarkan tabel pengamatan, buatlah:


c. Grafik hubungan simpangan sudut (θ) dengan periode getaran (T) pada
bandul
d. Grafik hubungan simpangan sudut (θ) dengan frekuensi bandul (f) pada
bandul

Grafik 2 : Hubungan simpangan sudut (θ) dengan periode bandul (T)

Grafik 3 Hubungan simpangan sudut (θ) dengan frekuensi bandul (f)

2. Berdasarkan tabel pengamatan, maka bagaimana persamaan untuk simpangan,


kecepatan, dan percepatan pada getaran harmonis? (diketahui

3. Buatlah kesimpulan berdasarkan tujuan percobaan dari percobaan yang telah


kalian lakukan!
109

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Pertemuan ke 1 kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/Genap

Materi Pokok : Getaran Harmonis

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Pertemuan : Pertama

I. Kompetensi Inti
KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
110

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai


kaidah keilmuan.

II. Kompetensi Dasar


3.14 Menganalisis hubungan antara gaya dan getaran dalam kehidupan
sehari-hari.
4.11 Melakukan percobaan getaran harmonis pada ayunan sederhana
dan/atau getaran pegas berikut presentasi serta makna fisisnya.

III. Indikator Pembelajaran


1. Melakukan percobaan getaran harmonis dengan menggunakan pegas
2. Menganalisis hubungan gaya pemulih dengan pertambahan panjang,
dan konstanta pegas
3. Menganalisis besarnya periode dan frekuensi getaran pada pegas
4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi getaran harmonis pada
pegas.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran dilakukan, diharapkan:
1. Siswa dapat melakukan percobaan getaran harmonis dengan
menggunakan pegas melalui kegiatan eksperimen
2. Siswa dapat menganalisis hubungan gaya pemulih dengan
pertambahan panjang dan konstanta pegas melalui kegiatan diskusi
kelompok
3. Siswa dapat menganalisis besarnya periode dan frekuensi getaran pada
pegas melalui kegiatan eksperimen
4. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi getaran
harmonis pada pegas melalui kegiatan diskusi kelompok
111

V. Materi Pembelajaran
 Getaran harmonis sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui
suatu titik keseimbangan.
 Satu getaran adalah satu gerakan bolak-balik
 Periode getaran adalah waktu yang diperlukan untuk satu getaran

 Frekuensi getaran adalah banyaknya getaran dalam satu satuan waktu

Keterangan:
T = periode getaran (sekon)
f = frekuensi getaran (Hz)
t = waktu (sekon)
n = banyaknya getaran
 Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya,
suatu pegas yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali
pada keadaan setimbangnya apabila gaya yang bekerja padanya
dihilangkan. Gaya yang berfungsi untuk mengembalikan pegas pada
posisi setimbang disebut gaya pemulih.
 Robert Hooke, seorang ilmuwan berkebangsaan inggris menyimpulkan
bahwa besarnya gaya pemulih pada pegas (F) sebanding dengan
pertambahan panjang pegas (Δx). Secara matematis dituliskan:

Tanda (-) menyatakan arah gaya pemulih pada pegas berlawanan


dengan arah gerak pegas.
Keterangan:
F = gaya pemulih pada pegas (N)
k = konstantan pegas (N.m-1)
Δx = pertambahan panjang pegas (m)
112

 Konstanta pegas dapat berubah nilainya apabila pegas-pegas tersebut


disusun menjadi rangkaian. Besar total konstanta pegas jika pegas-
pegas disusun secara seri sebagai berikut:

Adapun besar total konstanta pegas jika pegas-pegas disusun secara


paralel sebagai berikut:

 Periode (T) adalah waktu yang diperlukan untuk satu getaran.


Besarnya periode getaran harmonis pada pegas dirumuskan sebagai
berikut:

 Frekuensi (f) adalah banyaknya getaran tiap satuan waktu. Besarnya


frekuensi getaran harmonis pada pegas dirumuskan sebagai berikut:

VI. Metode Pembelajaran


Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan saintifik
113

Metode Pembelajaran : Metode ceramah, eksperimen dan diskusi


kelompok
114

VII. Langkah-langkah Pembelajaran

Alokasi
Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Orientasi Mengucapkan salam, membuka Menjawab salam guru, berdo’a
proses pembelajaran dengan berdo’a, dan Mengonfirmasi kehadiran
dan mengecek kehadiran siswa 5 menit
Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan penjelasan guru

Apersepsi Memberikan pertanyaan untuk Menjawab pertanyaan yang


mengetahui pengetahuan awal siswa diajukan guru
Pendahuluan tentang getaran harmonis, “Apa
pengertian dari getaran harmonis?”

Motivasi Menyajikan masalah dengan Menjawab pertanyaan yang


memberikan pertanyaan yang diajukan guru
menggugah motivasi siswa, “Kenapa
pada tempat tidur spring bed
dipasang pegas di dalamnya?”
115

Mengamati Mendemokan definisi dari getaran Memperhatikan guru


harmonis, gaya pemulih pegas, mendemonstrasikan
70 menit
sususan pegas, periode, dan
frekuensi getaran melalui eksperimen
pegas yang digantungi beban pada
statif

Menjelaskan hubungan periode serta Mendengarkan penjelasan guru


frekuensi pegas dengan massa beban dan menulis materi pada buku
Kegiatan Inti
catatan
Menanya Meminta siswa untuk berpendapat Bertanya tentang hal yang
atau bertanya tentang hal yang kurang dipahami
kurang dipahami dari materi yang
sedang dipelajari

Bereksperimen/ Membagi siswa ke dalam kelompok Berkumpul bersama


Mengeksplorasikan berdasarkan jenis kelamin yang kelompoknya masing-masing
terdiri dari 6-7 orang, kemudian dan menerima LKS 1 dari guru
116

membagikan LKS 1 kepada tiap


kelompok

Meminta siswa dalam kelompok Bereksperimen dan berdiskusi


untuk berkesperimen dan berdiskusi dengan teman kelompoknya
sesuai yang tertera pada LKS 1

Menilai keaktifan dan kerjasama


kelompok siswa

Mengasosiasi Meminta siswa dalam kelompok Menganalisis besarnya periode


menganalisis besarnya periode dan dan frekuensi dari grafik
frekuensi dari grafik hubungan hubungan periode terhadap
periode terhadap massa dan massa dan frekuensi terhadap
frekuensi terhadap massa massa

Mengkomunikasikan Menunjuk dua kelompok untuk Mempresentasikan hasil diskusi


mempresentasikan hasil diskusi
117

Meminta kelompok lain untuk Menanggapi kelompok lain dan


memberi tanggapan dan pertanyaan bertanya

Memberi penilaian atas hasil kerja


kelompok dan kemampuan peserta
didik berkomunikasi lisan

Penutup Kesimpulan Membimbing siswa untuk Memberikan kesimpulan tentang


menyimpulkan materi yang sedang materi yang dipelajari
dipelajari
Evaluasi Memberikan evaluasi berupa 3 butir Mengerjakan soal yang diberikan
soal uraian guru

Penugasan Meminta siswa untuk Mengumpulkan LKS kepada


mengumpulkan LKS guru

Memberikan pekerjaan rumah Menyimak pekerjaan rumah yang


kepada siswa untuk membuat diberikan guru
118

rangkuman mengenai materi yang


telah dipelajari

Menutup pembelajaran dengan Berdo’a bersama-sama


berdo’a

VIII. Sumber Belajar


Buku “Fisika untuk SMA/MA Kelas X, Marthen Kanginan, Erlangga, 2013”

IX. Alat dan Bahan


1. Statif
2. Pegas
3. Beban
4. Stopwatch
5. Penggaris
6. Power point
7. Proyektor
119

8. Papan tulis
9. Spidol

XIII. Penilaian
1. Mekanisme dan Prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses
dilakukan melalui observasi penilaian kinerja keterampilan proses
sains, sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2. Aspek dan Instrumen penilaian
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan penilaian
kinerja untuk mengukur keterampilan proses sains siswa. Instrument
tes menggunakan tes tertulis yang berupa soal uraian.

Jakarta, 15 November 2018

Guru Mata Pelajaran Fisika Guru Peneliti

Siti Mubaroh

Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 1 Tangerang Selatan


120

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 1


Getaran Harmonis pada Pegas

Kelas :

Kelompok :

Nama Anggota :

1. 4.
2. 5.
3. 6.
A. Tujuan Percobaan:

1. Menentukan besarnya konstanta pegas


2. Mengetahui pengaruh massa beban terhadap periode dan frekuensi pegas

B. Alat dan Bahan

No. Alat dan Bahan Jumlah


1. Pegas 1 buah
2. Statif 1 buah
3. Beban 4 buah
4. Penggaris 1 buah
5. Stopwatch 1 buah

C. Langkah Percobaan

Percobaan 1

1. Pasang statif
2. Gantungkan pegas pada statif
3. Ukur panjang awal pegas (x1)
4. Gantungkan beban 50 gram pada pegas
5. Ukur panjang akhir pegas (x2)
6. Ulangi langkah 5,6,dan 7 dengan massa beban yang berbeda yaitu 100 gram
dan 150 gram
7. Catat hasil percobaan pada tabel pengamatan
121

Percobaan 2

1. Pasang statif
2. Gantungkan pegas pada statif
3. Gantungkan beban 50 gram pada pegas
4. Tarik beban dengan simpangan 5 cm, hidupkan stopwatch, lalu lepaskan
beban
5. Hitung banyaknya getaran yang dihasilkan selama 10 detik
6. Catat hasil percobaan pada tabel pengamatan
7. Ulangi langkah 4,5,6,dan 7 dengan massa beban yang berbeda yaitu 100
gram, dan 150 gram

D. Tabel Pengamatan

Percobaan 1

Gaya
Pemulih Panjang Panjang Pertambahan
Massa
Pegas Awal Akhir Panjang Konstanta
No. beban
(F = mg) Pegas Pegas Pegas Pegas (k)
(m)
(g=10 (x1) (x2) (Δx = x2- x1)
m/s2)
1. 0,05 kg
2.
3.

Percobaan 2

Massa Banyaknya
Waktu Periode Frekuensi
No. beban getaran
(t) (T) (f)
(m) (n)
1. 0,05 kg 10 detik
2. 10 detik
3. 10 detik

E. Pembahasan

1. Berdasarkan tabel pengamatan percobaan 1, buatlah grafik hubungan massa


beban (m) dengan pertambahan panjang pegas (Δx)!

Grafik 1 : Hubungan massa beban (m) dengan pertambahan panjang pegas (Δx)
122

2. Berdasarkan tabel pengamatan percobaan 2, buatlah:


c. Grafik hubungan massa beban (m) dengan dengan periode pegas (T)!
d. Grafik hubungan massa beban (m) dengan dengan frekuensi pegas (f)!

Grafik 2 : Hubungan massa beban (m) dengan periode pegas (T)

Grafik 3 : Hubungan massa beban (m) dengan frekuensi pegas (f)

3. Buatlah kesimpulan berdasarkan tujuan percobaan dari percobaan yang telah


kalian lakukan!
123

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Pertemuan 2 Kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/Genap

Materi Pokok : Getaran Harmonis

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Pertemuan : Kedua

I. Kompetensi Inti
KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
124

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai


kaidah keilmuan.

II. Kompetensi Dasar


3.15 Menganalisis hubungan antara gaya dan getaran dalam kehidupan
sehari-hari.
4.11 Melakukan percobaan getaran harmonis pada ayunan sederhana
dan/atau getaran pegas berikut presentasi serta makna fisisnya.

III. Indikator Pembelajaran


5. Melakukan percobaan getaran harmonis dengan menggunakan ayunan
bandul
6. Menganalisis hubungan gaya pemulih dengan simpangan sudut pada
ayunan bandul
7. Menganalisis besarnya periode dan frekuensi getaran pada ayunan
bandul
8. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi getaran harmonis pada
ayunan bandul
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran dilakukan, diharapkan:
5. Siswa dapat melakukan percobaan getaran harmonis dengan
menggunakan ayunan bandul
6. Siswa dapat menganalisis hubungan gaya pemulih dengan simpangan
sudut pada ayunan bandul
7. Siswa dapat menganalisis besarnya periode dan frekuensi getaran pada
ayunan bandul
8. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi getaran
harmonis pada ayunan bandul
125

V. Materi Pembelajaran
 Getaran harmonis sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui
suatu titik keseimbangan.
 Pendulum atau bandul sederhana adalah sebuah bandul yang
tergantung pada seutas tali, bisa terbuat dari logam ataupun kayu.
Salah satu contoh bandul sederhana yang dapat kita ketahui dalam
kehidupan sehari-hari adalah permainan ayunan yang biasa dilakukan
anak taman kanak-kanak.
 Ketika bandul ditarik ke samping, lalu dilepaskan, kemudian bandul
berayun/berosilasi. Osilasi pada bandul terjadi karena bandul memiliki
komponen gaya tangensial (dari gaya beratnya), dimana gaya ini ini
selalu menuju ke titik setimbang. Gaya yang menyebabkan terjadinya
osilasi pada bandul (gaya yang bekerja pada m) dirumuskan dengan
persamaan:

Keterangan:
F = gaya pemulih pada bandul (N)
m = massa beban (kg)
g = percepatan gravitasi (m.s-2)
θ = sudut simpangan (˚)

 Periode (T) adalah waktu yang diperlukan untuk satu getaran.


Besarnya periode getaran harmonis pada bandul dirumuskan sebagai
berikut:
126

 Frekuensi (f) adalah banyaknya getaran tiap satuan waktu. Besarnya


frekuensi getaran harmonis pada bandul dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
l = panjang tali (m)
g = percepatan gravitasi (m.s-2)

VI. Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan saintifik
Metode Pembelajaran : Metode ceramah, eksperimen dan diskusi
kelompok
127

VII. Langkah-langkah Pembelajaran

Alokasi
Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Orientasi Mengucapkan salam, membuka Menjawab salam guru, berdo’a
proses pembelajaran dengan berdo’a, dan Mengonfirmasi kehadiran
dan mengecek kehadiran siswa 5 menit
Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan penjelasan guru

Apersepsi Memberikan pertanyaan untuk Menjawab pertanyaan yang


mengetahui pengetahuan awal siswa diajukan guru
Pendahuluan tentang getaran harmonis, “Apa itu
bandul dan sebutkan contoh
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari??”

Motivasi Menyajikan masalah dengan Menjawab pertanyaan yang


memberikan pertanyaan yang diajukan guru
menggugah motivasi siswa, “Kenapa
128

pada ayunan yang ditumpangi dua


orang anak bergerak lebih lambat
daripada pada ayunan yang
ditumpangi satu orang anak?”

Mengamati Mendemokan definisi dari gaya Memperhatikan guru 70 menit


pemulih bandul, periode, dan mendemonstrasikan
frekuensi getaran melalui eksperimen
tali yang digantungi beban pada statif

Menjelaskan hubungan periode serta Mendengarkan penjelasan guru


frekuensi bandul dengan panjang tali dan menulis materi pada buku
Kegiatan Inti
catatan

Menanya Meminta siswa untuk berpendapat Bertanya tentang hal yang


atau bertanya tentang hal yang kurang dipahami
kurang dipahami dari materi yang
sedang dipelajari
129

Bereksperimen/ Membagi siswa ke dalam kelompok Berkumpul bersama


Mengeksplorasikan berdasarkan jenis kelamin yang kelompoknya masing-masing
terdiri dari 6-7 orang, kemudian dan menerima LKS 2 dari guru
membagikan LKS 2 kepada tiap
kelompok

Meminta siswa dalam kelompok Bereksperimen dan berdiskusi


untuk berkesperimen dan berdiskusi dengan teman kelompoknya
sesuai yang tertera pada LKS 2

Menilai keaktifan dan kerjasama


kelompok siswa

Mengasosiasi Meminta siswa dalam kelompok Menganalisis besarnya periode


menganalisis besarnya periode dan dan frekuensi dari grafik
frekuensi dari grafik hubungan hubungan periode terhadap
periode terhadap panjang tali dan panjang tali dan frekuensi
frekuensi terhadap panjang tali terhadap panjang tali
130

Mengkomunikasikan Menunjuk dua kelompok untuk Mempresentasikan hasil diskusi


mempresentasikan hasil diskusi

Meminta kelompok lain untuk Menanggapi kelompok lain dan


memberi tanggapan dan pertanyaan bertanya

Memberi penilaian atas hasil kerja


kelompok dan kemampuan peserta
didik berkomunikasi lisan

Penutup Kesimpulan Membimbing siswa untuk Memberikan kesimpulan tentang


menyimpulkan materi yang sedang materi yang dipelajari
dipelajari

Evaluasi Memberikan evaluasi berupa 3 butir Mengerjakan soal yang diberikan


soal uraian guru

Penugasan Meminta siswa untuk Mengumpulkan LKS kepada


131

mengumpulkan LKS guru

Memberikan pekerjaan rumah Menyimak pekerjaan rumah yang


kepada siswa untuk membuat diberikan guru
rangkuman mengenai materi yang
telah dipelajari

Menutup pembelajaran dengan Berdo’a bersama-sama


berdo’a

VIII. Sumber Belajar


Buku “Fisika untuk SMA/MA Kelas X, Marthen Kanginan, Erlangga, 2013”

IX. Alat dan Bahan


1. Statif
2. Tali
132

3. Beban
4. Stopwatch
5. Penggaris
6. Busur
7. Power point
8. Proyektor
9. Papan tulis
10. Spidol

XIV. Penilaian
1. Mekanisme dan Prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan
melalui observasi penilaian kinerja keterampilan proses sains, sedangkan
penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2. Aspek dan Instrumen penilaian
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan penilaian kinerja
untuk mengukur keterampilan proses sains siswa. Instrument tes
menggunakan tes tertulis yang berupa soal uraian.

Jakarta, 15 November 2018

Guru Mata Pelajaran Fisika Guru Peneliti

Siti Mubaroh

Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 1 Tangerang Selatan


133

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 2


Getaran Harmonis pada Bandul

Kelas :

Kelompok :

Nama Anggota :

1. 4.
2. 5.
3. 6.
A. Tujuan Percobaan:

1. Menentukan besarnya gaya pemulih bandul


2. Mengetahui pengaruh panjang tali terhadap periode dan frekuensi bandul

B. Alat dan Bahan

No. Alat dan Bahan Jumlah


1. Tali 1 buah
2. Statif 1 buah
3. Beban 4 buah
4. Penggaris 1 buah
5. Stopwatch 1 buah
6. Busur 1 buah

C. Langkah Percobaan
Percobaan 1
1. Pasang statif
2. Gantungkan tali pada statif dengan panjang tali 10 cm
3. Gantungkan beban 50 gram pada tali
4. Simpangkan beban sejauh 5 cm
5. Catat hasil percobaan pada tabel pengamatan
134

6. Ulangi langkah 5, 6, dan 7 dengan massa beban yang berbeda yaitu 100
gram, dan 150 gram dan simpangan yang berbeda yaitu 10 cm, dan 15 cm

Percobaan 2

1.Pasang statif
2.Gantungkan tali pada statif dengan panjang tali 10 cm
3.Gantungkan beban 100 gram pada tali
4.Simpangkan beban sejauh 5 cm
5.Lepaskan beban bersamaan dengan stopwatch. Hitung 10 ayunan dan tepat
pada hitungan 10 matikan stopwatch. Perhatikan waktu yang ditujukan
pada stopwatch.
6. Catat hasil percobaan pada tabel pengamatan
7. Ulangi langkah 3, 4, 5, 6, dan 7 dengan massa beban yang sama namun
dengan panjang tali yang berbeda,yaitu 20 cm dan 30 cm
D. Tabel Pengamatan

Percobaan 1

Panjang Massa Percepatan


Simpangan Sin θ Gaya pemulih
No. tali beban gravitasi
(y) (y/l) bandul (F)
(l) (m) (g)
1. 0,1 m 0,05 m 0,05 kg 10 m.s-2
2. 0,1 m 0,1 m 0,1 kg 10 m.s-2
3. 0,1 m 0,15 m 0,15 kg 10 m.s-2

Percobaan 2

Massa Panjang
Banyaknya Waktu Periode Frekuensi
No. beban tali
getaran (n) (t) (T) (f)
(m) (l)
1. 0,1 kg 10 cm 10
2. 0,1 kg 20 cm 10
3. 0,1 kg 30 cm 10
135

E. Pembahasan

1. Berdasarkan tabel pengamatan percobaan 1, buatlah grafik hubungan sudut


simpangan (θ) dengan gaya pemulih (F)!

Grafik 1 : Hubungan sudut simpangan (θ) dengan gaya pemulih (F)

2. Berdasarkan tabel pengamatan percobaan 2, buatlah:


a. Grafik hubungan panjang tali (l) dengan periode bandul (T)
b. Grafik hubungan panjang tali (l) dengan frekuensi bandul (f)

Grafik 2 : Hubungan panjang tali (l) dengan periode bandul (T)

Grafik 3 Hubungan panjang tali (l) dengan frekuensi bandul (f)

3. Buatlah kesimpulan berdasarkan tujuan percobaan dari percobaan yang telah


kalian lakukan!
136

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Pertemuan 3 Kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/Genap

Materi Pokok : Getaran Harmonis

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Pertemuan : Ketiga

I. Kompetensi Inti
KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
137

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai


kaidah keilmuan.

II. Kompetensi Dasar


3.16 Menganalisis hubungan antara gaya dan getaran dalam kehidupan
sehari-hari.
4.11 Melakukan percobaan getaran harmonis pada ayunan sederhana
dan/atau getaran pegas berikut presentasi serta makna fisisnya.

III. Indikator Pembelajaran


1. Menjelaskan hubungan simpangan sudut dengan periode dan
frekuensi getaran
2. Menentukan persamaan simpangan, kecepatan, dan percepatan pada
getaran harmonis

IV. Tujuan Pembelajaran


Setelah pembelajaran dengan model POE, diharapkan:
3. Siswa dapat menjelaskan hubungan simpangan sudut dengan periode
dan frekuensi getaran pada ayunan bandul melalui kegiatan
eksperimen
4. Siswa dapat menentukan persamaan simpangan, kecepatan, dan
percepatan pada getaran harmonis melalui kegiatan diskusi kelompok

V. Materi Pembelajaran
 Getaran harmonis sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui
suatu titik keseimbangan.
 Simpangan pada getaran harmonis sederhana dinyatakan dengan
persamaan:
138

 Kecepatan merupakan turunan pertama dari fungsi posisi. Kecepatan


pada getaran harmonis sederhana dapat diketahui dengan menurunkan
fungsi simpanan terhadap waktu. Secara matematis dirumuskan
sebagai berikut:

Kecepatan maksimum ( ) terjadi ketika nilai , sehinggan

Hubungan antara kecepatan dengan amplitudo dan simpangan pada


getaran harmonis sederhana sebagai berikut:

 Percepatan pada getaran harmonis sederhana dapat ditentukan dari
turunan pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua persamaan
simpangan. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

, karena , maka

Percepatan maksimum ( ) terjadi pada saat nilai ,


sehinggan
Tanda negatif (-) menunjukkan bahwa arah percepatan berlawanan
arah dengan arah simpangannya.

VI. Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan saintifik
Metode Pembelajaran : Metode ceramah dan diskusi kelompok
139

VII. Langkah-langkah Pembelajaran

Alokasi
Tahapan Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Orientasi Mengucapkan salam, membuka Menjawab salam guru, berdo’a
proses pembelajaran dengan berdo’a, dan Mengonfirmasi kehadiran
dan mengecek kehadiran siswa 5 menit
Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan penjelasan guru

Apersepsi Memberikan pertanyaan untuk Menjawab pertanyaan yang


mengetahui pengetahuan awal siswa diajukan guru
Pendahuluan tentang getaran harmonis, “Apa itu
simpangan, kecepatan dan
percepatan pada getaran harmonis?”

Motivasi Menyajikan masalah dengan Menjawab pertanyaan yang


memberikan pertanyaan yang diajukan guru
menggugah motivasi siswa, “Jika
sebuah bandul diayunkan dengan
140

simpangan yang semakin besar,


maka apakah periode dan frekuensi
bandul akan semakin besar juga atau
sebaliknya?”

Mengamati Mendemokan definisi dari Memperhatikan guru 70 menit


simpangan, kecepatan, dan mendemonstrasikan
percepatan melalui eksperimen
ayunan bandul sederhana, tali yang
digantungi beban pada statif

Menjelaskan persamaan simpangan, Mendengarkan penjelasan guru


Kegiatan Inti
kecepatan, dan percepatan pada dan menulis materi pada buku
ayunan bandul dan getaran pegas. catatan

Menanya Meminta siswa untuk berpendapat Bertanya tentang hal yang


atau bertanya tentang hal yang kurang dipahami
kurang dipahami dari materi yang
sedang dipelajari
141

Bereksperimen/ Membagi siswa ke dalam kelompok Berkumpul bersama


Mengeksplorasikan berdasarkan jenis kelamin yang kelompoknya masing-masing
terdiri dari 6-7 orang, kemudian dan menerima LKS 3 dari guru
membagikan LKS 3 kepada tiap
kelompok

Meminta siswa dalam kelompok Bereksperimen dan berdiskusi


untuk berkesperimen dan berdiskusi dengan teman kelompoknya
sesuai yang tertera pada LKS 3

Menilai keaktifan dan kerjasama


kelompok siswa

Mengasosiasi Meminta siswa dalam kelompok Menganalisis besarnya periode


menganalisis besarnya periode dan dan frekuensi dari grafik
frekuensi dari grafik hubungan hubungan periode terhadap
periode terhadap panjang tali dan panjang tali dan frekuensi
142

frekuensi terhadap panjang tali terhadap panjang tali

Mengkomunikasikan Menunjuk dua kelompok untuk Mempresentasikan hasil diskusi


mempresentasikan hasil diskusi

Meminta kelompok lain untuk Menanggapi kelompok lain dan


memberi tanggapan dan pertanyaan bertanya

Memberi penilaian atas hasil kerja


kelompok dan kemampuan peserta
didik berkomunikasi lisan

Penutup Kesimpulan Membimbing siswa untuk Memberikan kesimpulan tentang


menyimpulkan materi yang sedang materi yang dipelajari
dipelajari

Evaluasi Memberikan evaluasi berupa 3 butir Mengerjakan soal yang diberikan


soal uraian guru
143

Penugasan Meminta siswa untuk Mengumpulkan LKS kepada


mengumpulkan LKS guru

Memberikan pekerjaan rumah Menyimak pekerjaan rumah yang


kepada siswa untuk membuat diberikan guru
rangkuman mengenai materi yang
telah dipelajari

Menutup pembelajaran dengan Berdo’a bersama-sama


berdo’a

VIII. Sumber Belajar


Buku “Fisika untuk SMA/MA Kelas X, Marthen Kanginan, Erlangga, 2013”
144

IX. Alat dan Bahan


1. Statif
2. Tali
3. Beban
4. Stopwatch
5. Penggaris
6. Busur
7. Power point
8. Proyektor
9. Papan tulis
10. Spidol

XV. Penilaian
1. Mekanisme dan Prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses
dilakukan melalui observasi penilaian kinerja keterampilan proses
sains, sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2. Aspek dan Instrumen penilaian
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan penilaian
kinerja untuk mengukur keterampilan proses sains siswa. Instrument
tes menggunakan tes tertulis yang berupa soal uraian.

Jakarta, 15 November 2018

Guru Mata Pelajaran Fisika Guru Penelit

Siti Mubaroh

Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 1 Tangerang Selatan


145

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 3


Persamaan Getaran Harmonis

Kelas :

Kelompok :

Nama Anggota :

1. 4.
2. 5.
3. 6.
A. Tujuan Percobaan:

1. Mengetahui pengaruh sudut simpangan terhadap periode dan frekuensi


bandul
2. Menentukan persamaan simpangan, kecepatan, dan percepatan getaran
harmonis sederhana

B. Alat dan Bahan

No. Alat dan Bahan Jumlah


1. Tali 1 buah
2. Statif 1 buah
3. Beban 2 buah
4. Penggaris 1 buah
5. Stopwatch 1 buah
6. Busur 1 buah
146

C. Langkah Percobaan
1. Pasang statif
2. Gantungkan tali pada statif dengan panjang tali 10 cm
3. Gantungkan beban 100 gram pada tali
4. Simpangkan beban dengan sudut 30˚ diukur dengan busur
5. Ukur simpangan maksimum (amplitudo) dengan penggaris
6. Lepaskan beban bersamaan dengan stopwatch. Hitung 10 ayunan dan tepat
pada hitungan 10 matikan stopwatch. Perhatikan waktu yang ditujukan
pada stopwatch.
7. Catat hasil percobaan pada tabel pengamatan
8. Ulangi langkah 5, 6, 7, dan 8 dengan massa beban dan panjang tali yang
sama, namun dengan sudut yang berbeda,yaitu 45˚, 60˚, dan 90˚.

D. Tabel Pengamatan

Sudut
Amplitudo Banyaknya Waktu Periode Frekuensi
No. simpangan
(A) getaran (n) (t) (T) (f)
(θ)
1. 30˚ 10
2. 45˚ 10
3. 60˚ 10
4. 90˚ 10
147

E. Pembahasan

1. Berdasarkan tabel pengamatan, buatlah:


a. Grafik hubungan simpangan sudut (θ) dengan periode getaran (T) pada
bandul
b. Grafik hubungan simpangan sudut (θ) dengan frekuensi bandul (f) pada
bandul

Grafik 2 : Hubungan simpangan sudut (θ) dengan periode bandul (T)

Grafik 3 Hubungan simpangan sudut (θ) dengan frekuensi bandul (f)

2. Berdasarkan tabel pengamatan, maka bagaimana persamaan untuk


simpangan, kecepatan, dan percepatan pada getaran harmonis? (diketahui
)

3. Buatlah kesimpulan berdasarkan tujuan percobaan dari percobaan yang telah


kalian lakukan!
LAMPIRAN B

INSTRUMEN PENELITIAN

3. Kisi-kisi instrumen tes KPS


4. Instrumen tes KPS
5. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes
KPS
6. Instrumen Non Tes
147

Lampiran 3

Kisi-kisi Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains Konsep Getaran Harmonis

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : X (Sepuluh)

Kompetensi Dasar:

3.1 Menganalisis hubungan antara gaya dan getaran dalam kehidupan sehari-hari
4.1 Melakukan percobaan getaran harmonis pada ayunan sederhana dan/atau getaran pegas berikut presentasi serta makna fisisnya

Aspek Keterampilan Proses Sains


No Indikator Pembelajaran Total
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7
1. Melakukan percobaan 1,3 2,4* 4
getaran harmonis dengan
menggunakan pegas

2. Menjelaskan pengertian 5 1
148

getaran harmonis

3. Menganalisis hubungan gaya 6* 7, 8*, 9 4


pemulih dengan pertambahan
panjang, dan konstanta pegas

4. Menganalisis besarnya 11* 10,12 3


periode dan frekuensi getaran
pada pegas

5. Menjelaskan faktor faktor 13,15* 14*,16 17 5


yang mempengaruhi getaran
harmonis pada pegas

6. Melakukan percobaan 18 19 2
getaran harmonis dengan
menggunakan ayunan bandul
149

7. Menganalisis hubungan gaya 20 21, 22* 23 24* 5


pemulih dengan simpangan
sudut pada ayunan bandul

8. Menganalisis besarnya 26*, 27 25 3


periode dan frekuensi getaran
pada ayunan bandul

9. Menjelaskan faktor-faktor 28, 30 29*, 31 32 5


yang mempengaruhi getaran
harmonis pada ayunan
bandul

10. Menentukan persamaan 33,34*, 35*, 39 8


36,38* 37, 40
simpangan, kecepatan, dan
percepatan pada getaran
harmonis
150

Total 4 3 3 3 12 11 4 40

Soal yang ditandai dengan * = Tidak valid

K1 = Memprediksi

K2 = Merencanakan Percobaan

K3 = Melakukan Percobaan

K4 = Mengamati

K5 = Menerapkan Konsep

K6 = Menginterpretasi Data

K7 = Berkomunikasi
151

Lampiran 4

Instrumen Tes KPS

Indikator Indikator
No. Soal Jawaban Aspek KPS
Pembelajaran Soal
Melakukan Menentukan 1. Perhatikan gambar di bawah ini untuk d. beban 100 g, Merencanakan
percobaan alat dan menjawab soal nomor 1 dan 2! pegas, statif, percobaan
getaran bahan yang dan stopwatch
harmonis akan
dengan digunakan
menggunakan mengenai
pegas percobaan
periode
getaran pada
pegas

Periode suatu getaran didefinisikan sebagai hasil


bagi waktu getaran dengan banyaknya getaran.
152

Berdasarkan gambar di atas, alat dan bahan


yang tepat digunakan untuk melakukan
percobaan pegas dalam menentukan periode
getaran adalah.…
a. pegas, beban 100 g, penggaris, tali dan
timbangan
b. pegas, beban 100 g, statif, tali dan timbangan
c. beban 100 g, pegas, penggaris, stopwatch,
dan timbangan
d. beban 100 g, pegas, statif, dan stopwatch
e. beban 100 g, pegas, penggaris, dan statif

Menentukan 2. Berikut ini merupakan prosedur percobaan untuk c. 4-1-2-6-5-7-3 Melakukan


prosedur menentukan periode getaran jika diketahui percobaan
percobaan banyaknya getaran sebanyak 10 getaran
mengenai berdasarkan gambar pada nomor 1:
periode 1. Menggantungkan beban pada pegas
getaran 2. Menarik beban, lalu melepaskannya.
3. Melihat waktu getaran pada stopwatch
153

4. Memasang pegas pada statif


5. Menghitung banyaknya getaran sampai 10
getaran
6. Menyalakan stopwatch
7. Mematikan stopwatch
Urutan prosedur percobaan yang benar untuk
menentukan periode getaran adalah…
a. 1-2-4-5-6-3-7
b. 1-2-4-6-3-5-7
c. 4-1-2-6-5-7-3
d. 4-1-2-5-6-7-3
e. 4-1-2-6-3-5-7

Menentukan 3. Perhatikan gambar di bawah ini untuk c. beban 50 Merencanakan


alat dan menjawab soal nomor 3 dan 4! gram, pegas, percobaan
bahan yang penggaris, dan
akan statif
digunakan
dalam
154

percobaan
konstanta
pegas

Konstanta pegas didefinisikan sebagai hasil bagi


antara gaya dengan pertambahan panjang pegas.
Berdasarkan gambar di atas, alat dan bahan
yang tepat digunakan untuk melakukan
percobaan pegas dalam menentukan konstanta
pegas adalah.…
a. pegas, beban 50 gram, tali, statif dan
timbangan
b. pegas, beban 50 gram, tali, statif dan
155

penggaris
c. beban 50 gram, pegas, penggaris, dan statif
d. beban 50 gram, pegas, statif, dan stopwatch
e. beban 50 gram, pegas, statif, dan timbangan

Menentukan 4. Berikut ini merupakan prosedur percobaan untuk e. 1-3-4-2-5 Melakukan


prosedur menentukan periode getaran berdasarkan gambar percobaan
percobaan pada nomor 3:
mengenai 1. Menggantungkan pegas pada statif
konstanta 2. Menggantungkan beban pada pegas
pegas 3. Mengukur panjang pegas sebelum
digantungkan beban
4. Menimbang massa beban
5. Mengukur panjang akhir pegas setelah
digantungkan beban
Urutan prosedur percobaan yang benar untuk
menentukan periode getaran adalah…
a. 3-4-1-2-5
b. 3-4-2-1-5
156

c. 3-1-4-2-5
d. 1-4-3-2-5
e. 1-3-4-2-5

Menjelaskan Memahami 5. Perhatikan gambar di bawah ini! d. Gerak bolak- Mengamati


pengertian definisi balik suatu
getaran getaran benda di sekitar
harmonis harmonis titik
kesetimbangan

Sebuah beban digantungkan pada ayunan (posisi


A), kemudian ditarik (pada posisi B), lalu
dilepaskan, sehingga terjadi getaran di mana
beban bergerak ke posisi A, C, lalu kembali lagi
ke posisi B. Getaran tersebut dinamakan getaran
harmonis. Definisi getaran harmonis yang tepat
adalah …
a. Gerak bolak-balik pada bandul
157

b. Gerak suatu benda secara acak di sekitar titik


kesetimbangan
c. Gerak bolak-balik suatu benda secara teratur
d. Gerak bolak-balik suatu benda di sekitar titik
kesetimbangan
e. Gerak bolak-balik dari kanan ke kiri

Menganalisis Menentukan 6. Perhatikan gambar di bawah ini! c. pertambahan Mengamati


hubungan gaya pertambahan panjang pegas
pemulih panjang (Δx)
dengan
pertambahan
panjang, dan
konstanta
pegas Berdasarkan gambar di atas, pegas mengalami
peregangan ketika diberi beban. Pada posisi II
sebesar 5 cm, sedangkan pada posisi III sebesar
7 cm. Besaran yang menunjukkan angka 5 cm
dan 7 cm adalah…
158

a. Konstanta pegas (k)


b. Gaya pemulih pegas (F)
c. Pertambahan panjang pegas (Δx)
d. Tegangan (σ)
e. Amplitudo (A)

Menentukan 7. Perhatikan tabel di bawah ini! b. Menerapkan


besarnya No. k (N.m-1) F (N) Δx (m) konsep
gaya 1. 100 10 0,1
pemulih pada 2. 200 60 0,3
pegas 3. 300 150 0,5
Total 600 480 0,8
Persamaan yang tepat untuk menentukan
besarnya gaya (F) berdasarkan tabel di atas
adalah….

a.

b.

c.
159

d. √

e. √

Menentukan 8. Grafik hubungan antara gaya (F) terhadap d. 375 N/m Menerapkan
besarnya pertambahan panjang (Δx) ditunjukkan pada konsep
konstanta gambar di bawah ini!
pegas
berdasarkan
grafik

Berdasarkan grafik di atas, jika pada gaya 10 N


dan pertambahan panjang 2 cm dihasilkan
konstanta pegas sebesar 500 N/m, maka
besarnya konstanta pegas yang dihasilkan pada
gaya 15 N dan pertambahan panjang 4 cm
adalah…
a. 250 N.m-1
160

b. 300 N.m-1
c. 350 N.m-1
d. 375 N.m-1
e. 475 N.m-1

Menentukan 9. Pernyataan yang tepat untuk tabel di bawah ini e. no. 1 dan 2 Menerapkan
besarnya adalah…. benar, serta konsep
gaya pemulih No. k (N.m-1) Δx (m) F (N) besarnya gaya
pada pegas 1. 100 0,05 5 pada no. 3
2. 100 0,08 8 seharusnya -5 N
3. 100 -0,05 -10
a. no. 1, 2 dan 3 benar
b. no. 1, 2 dan 3 salah
c. no. 1, dan 2 benar serta besarnya gaya pada
no. 3 seharusnya 10 N
d. no. 1 dan 2 salah, serta besarnya gaya pada
no. 3 seharusnya 5 N
e. no. 1 dan 2 benar, serta besarnya gaya pada
161

no. 3 seharusnya -5 N

Menganalisis Mengidenti- 10. Perhatikan tabel berikut ini! b. periode Menginterpre-


besarnya fikasi m (kg) T (s) f (Hz) berbanding lurus tasi data
periode dan perbedaan 1 3 5 dengan
frekuensi periode dan 2 3.5 3.8 massa
getaran pada frekuensi 3 4.2 2.3 sedangkan
pegas pada pegas Pernyataan yang tepat untuk membedakan frekuensi
berdasarkan periode dan frekuensi berdasarkan tabel di atas berbanding
tabel adalah… terbalik dengan
a. frekuensi berbanding lurus dengan massa massa
sedangkan periode berbanding terbalik
dengan massa
b. periode berbanding lurus dengan massa
sedangkan frekuensi berbanding terbalik
dengan massa
c. frekuensi dan periode berbanding lurus
dengan massa
162

d. frekuensi dan periode berbanding terbalik


dengan massa
e. frekuensi dan periode tidak dipengaruhi oleh
massa

Menentukan 11. Di bawah ini merupakan tabel hubungan c. 200/ Hz Menerapkan

besarnya frekuensi dengan massa dan konstanta pegas konsep

frekuensi dengan pegas yang disusun secara paralel:

pada pegas m f
k (N.m-1) √
(kg) (Hz)

100
0,5 20 10/
100

Berdasarkan tabel di atas, jika kedua konstanta


pegas yang diberikan berbeda (k1 dan k2)
sebesar 400 N/m, maka besarnya frekuensi yang
dihasilkan adalah….
a. 10/ Hz
163

b. 20 / Hz
c. 200/ Hz
d. 100/ Hz
e. 30/ Hz

Menentukan 12. Perhatikan tabel di bawah ini! b. 0,04 s Menerapkan


besarnya k m T konsep
No. 2 √
periode pada (N.m-1) (kg) (s)
pegas 1. 100 0,25 2 0,05 0,1
2. 100 0,16 2 0,04 0,08
Berdasarkan tabel di atas, jika konstanta pegas
sebesar 200 N.m-1 dengan massa beban sebesar
0,08 kg, maka besarnya periode yang dihasilkan
adalah….
a. 0,06 s
b. 0,04 s
c. 0,02 s
d. 0,4 s
164

e. 0,6 s
Menjelaskan Menjelaskan 13. Indri dan teman-temannya melakukan percobaan e. Δx2 > Δx1 Memprediksi
faktor-faktor pengaruh pegas. Pada percobaan pertama, pegas
yang perubahan digantungi beban dengan massa sebesar 50 gram
mempengaruhi massa dan setelah itu pegas mengalami pertambahan
getaran terhadap panjang (Δx1) sebesar 5 cm. Jika Indri dan
harmonis pada frekuensi teman-temannya melakukan percobaan kedua
pegas. pegas dengan menggantungkan beban pada pegas
sebesar 100 gram, maka pertambahan panjang
(Δx2) yang dihasilkan adalah….

Percobaan ke-1 Percobaan ke-2


165

a. Δx2 = Δx1
b. Δx2 < Δx1
c. Δx2 ≤ Δx1
d. Δx2 ≥ Δx1
e. Δx2 > Δx1
Menganalisis 14. Perhatikan grafik di bawah ini! c. periode Menginterpre-
grafik berbanding lurus tasi data
hubungan dengan
periode massa
dengan massa
Grafik di atas menunjukkan hubungan T2 dengan
m. Jika T adalah periode dan m adalah massa,
maka pernyataan yang tepat di bawah ini
adalah…
a. periode tidak tegantung pada massa
b. periode selalu lebih besar dari massa
c. periode berbanding lurus dengan massa
d. periode berbanding terbalik dengan massa
e. periode selalu lebih kecil dari massa
166

Menjelaskan 15. Perhatikan gambar di bawah ini! b. TA > TB Memprediksi


pengaruh
massa beban
terhadap
periode pegas

Gambar A

Gambar B
Kendaraan sepeda motor merupakan salah satu
penerapan pegas dalam kehidupan sehari-hari di
mana menggunakan per. Berdasarkan gambar di
167

atas, kedua sepeda motor memiliki jenis yang


sama. Pada gambar A, sepeda motor ditumpangi
oleh 1 orang dengan massa tertentu. Sedangkan
pada gambar B, sepeda motor ditumpangi oleh 2
orang dengan massa yang lebih besar. Jika TA
merupakan periode pegas motor A dan TB
merupakan periode pegas motor B. Besarnya
kedua periode pegas tersebut adalah….
c. TA < TB
d. TA > TB
e. TA = TB
f. TA ≤ TB
g. TA ≥ TB

Menyimpul- 16. Berikut ini merupakan data hasil percobaan d. besar Menginterpre-
kan data hasil pegas: kecilnya tasi data
percobaan frekuensi
pegas dipengaruhi oleh
massa dan
168

Tetapan Frekuensi amplitudo


Pegas (N/m) (Hz)
150 0,21
200 0,36
250 0,47

Amplitudo Frekuensi
(cm) (Hz)
20 5,8
40 5,8
60 5,8

Massa Frekuensi
(g) (Hz)
25 7
50 5,5
75 3,2
169

Kesimpulan yang tepat berdasarkan grafik di atas


adalah…
a. besar kecilnya frekuensi hanya dipengaruhi
oleh massa
b. besar kecilnya frekuensi hanya dipengaruhi
oleh tetapan pegas
c. besar kecilnya frekuensi dipengaruhi oleh
massa dan amplitudo
d. besar kecilnya frekuensi dipengaruhi oleh
massa dan tetapan pegas
e. massa, amplitudo, dan tetapan pegas
mempengaruhi besar kecilnya frekuensi

Mengubah 17. Perhatikan tabel di bawah ini! b. Berkomunika-


tabel m (kg) T (s) si
mengenai 0,1 3
pengaruh 0,3 3.5
massa beban 0,5 4.2
(m) terhadap
170

periode (T) Grafik yang tepat untuk menggambarkan


ke dalam pernyataan berdasarkan tabel di atas adalah….
bentuk grafik
6
a.
4

T (s)
2
0
0.1 0.3 0.5
m (kg)

6
4

T (s)
b.
2
0
0.1 0.3 0.5
m (kg)
171

6
c. 4

T (s)
2
0
0.1 0.3 0.5
m (kg)

6
d. 4

T (s)
2
0
0.1 0.3 0.5
m (kg)

6
e.
4
T(s)

2
0
0.1 0.3 0.5
m (kg)
172

18. Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab d. statif, beban Merencanakan
soal nomor 17 dan 18! 100 g, tali, dan percobaan
stopwatch

Menentukan
Melakukan
peralatan
percobaan
yang akan
getaran
digunakan
harmonis
untuk
dengan
melakukan Frekuensi getaran didefinisikan sebagai hasil
menggunakan
percobaan bagi banyaknya getaran dengan waktu getaran.
ayunan bandul
bandul Berdasarkan gambar di atas, alat dan bahan
yang digunakan dalam percobaan bandul untuk
menentukan besarnya frekuensi getaran
adalah.….
a. beban 100 g, pegas, tali, statif, dan
penggaris
173

b. beban 100 g, pegas, timbangan, statif, dan


tali
c. statif, beban 100 g, penggaris, dan
stopwatch
d. statif, beban 100 g, tali, dan stopwatch
e. statif, beban 100 g, timbangan dan
stopwatch

Menentukan 19. Berikut ini merupakan prosedur percobaan untuk c. 5-2-3-1-6-4 Melakukan
urutan menentukan frekuensi getaran dalam waktu 60 percobaan
prosedur detik berdasarkan gambar pada no 17:
yang harus 1. Menyalakan stopwatch
ditempuh 2. Menggantungkan beban pada tali
untuk 3. Mengayunkan beban
mengetahui 4. Mematikan stopwatch saat waktu
nilai gravitasi menunjukkan 60 detik
5. Memasang tali pada statif
6. Menghitung banyaknya getaran
Urutan prosedur percobaan yang benar untuk
174

menentukan periode getaran adalah…


a. 5-1-3-2-4-6
b. 5-1-2-3-4-6
c. 5-2-3-1-6-4
d. 4-1-2-5-6-3
e. 4-1-2-6-3-5

Menentukan 20. Amplitudo adalah jarak atau simpangan terjauh b. Posisi b-c-a Mengamati
amplitudo dari titik kesetimbangan. Pada gambar di bawah
pada bandul ini yang menunjukkan posisi amplitudo yang
Menganalisis
tepat adalah…
hubungan gaya
pemulih
dengan
a. Posisi b-c
simpangan
b. Posisi b-c-a
sudut pada
c. Posisi b-c-a-d
ayunan bandul
d. Posisi a-d
e. Posisi a-d-e-d
175

Menentukan 21. Perhatikan tabel di bawah ini! Menerapkan


besarnya No. m (kg) g (m.s-2) sin θ F (N) konsep
gaya pemulih 1. 1 10 ½ 5
pada bandul 2. 2 10 ½√ 10 √
3. 3 10 ½√ 15 √ N
Persamaan yang tepat untuk menentukan
besarnya gaya pemulih berdasarkan tabel di atas
adalah….
a.
b.
c.

d.

e.

Menentukan 22. Perhatikan tabel di bawah ini! c. 8 m.s-2 Menerapkan


besarnya No. m (kg) g (m.s-2) sin θ F (N) Konsep
percepatan 1. 2 7 ½ 8
gravitasi 2. 0,5 b ½ 2
176

berdasarkan 3. 1 10 ½ 5
tabel Berdasarkan tabel di atas, besarnya nilai b
adalah….
a. 6 m.s-2
b. 9 m.s-2
c. 8 m.s-2
d. 8/√ m.s-2
e. 6/ √ m.s-2

Menyimpul- 23. Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan d. semakin Menginterpre-


kan data gaya pemulih (F) dengan simpangan sudut (θ) besar simpangan tasi data
berdasarkan pada ayunan bandul. Kesimpulan yang tepat sudut yang
grafik adalah…. diberikan, akan
hubungan 15 semakin besar
gaya pemulih 10 pula gaya
F (N)

dengan 5 pemulih yang


simpangan 0 dihasilkan
30 45 90
sudut θ (˚)
177

a. simpangan sudut mempengaruhi besar


kecilnya gaya pemulih
b. simpangan sudut tidak mempengaruhi besar
kecilnya gaya pemulih
c. semakin kecil simpangan sudut yang
diberikan, akan semakin kecil pula gaya
pemulih yang dihasilkan
d. semakin besar simpangan sudut yang
diberikan, akan semakin besar pula gaya
pemulih yang dihasilkan
e. Semakin besar simpangan sudut yang
diberikan,kan semakin kecil gaya pemulih
yang dihasilkan
178

Mengubah 24. Linda dan Iik melakukan percobaan bandul c. Berkomunika-


tabel dengan massa beban sebesar 1 kg dengan si
mengenai percepatan gravitasi sebesar 10 m.s-2
pengaruh menghasilkan data pada grafik di bawah ini:
simpangan
sudut (θ) 15
terhadap
10

F (N)
besarnya
5
gaya pemulih
0
(F) ke dalam 30 45 90
bentuk grafik θ (˚)

Tabel yang tepat untuk menyatakan grafik di atas


adalah….
a.
No. θ (˚) F (N)
1. 30 5√
179

2. 45 5
3. 90 10

b.
No. θ (˚) F (N)
1. 30 10
2. 45 5
3. 90 5√

c.
No. θ (˚) F (N)
1. 30 5
2. 45 5√
3. 90 10

d.
No. θ (˚) F (N)
1. 30 10
180

2. 45 5√
3. 90 5

e.
No. θ (˚) F (N)
1. 30 5√
2. 45 5√
3. 90 5√
Menganalisis Mengidenti- 25. Perhatikan tabel di bawah ini! b. periode Menginterpre-
besarnya fikasi l (m) T (s) f (Hz) berbanding lurus tasi data
periode dan perbedaan 0,25 1,5 7,2 dengan
frekuensi periode dan 0,5 2,7 5,8 panjang tali
getaran pada frekuensi 0,75 3,2 4,3 sedangkan
ayunan bandul pada pegas Pernyataan yang tepat untuk membedakan frekuensi
periode dan frekuensi berdasarkan tabel di atas berbanding
adalah… terbalik dengan
a. frekuensi berbanding lurus dengan panjang panjang tali
tali sedangkan periode berbanding terbalik
181

dengan panjang tali


b. periode berbanding lurus dengan panjang tali
sedangkan frekuensi berbanding terbalik
dengan panjang tali
c. frekuensi dan periode berbanding lurus
dengan panjang tali
d. frekuensi dan periode berbanding terbalik
dengan panjang tali
e. frekuensi dan periode tidak dipengaruhi oleh
panjang tali

Menentukan 26. Perhatikan tabel di bawah ini! Menerapkan


b. √
periode G T konsep
getaran pada 2 √
(m) (m.s-2) (s)
bandul
0,4 10 2 0,2 0,4
Persamaan yang tepat untuk menentukan
besarnya gaya pemulih berdasarkan tabel di atas
adalah….
182

a.

b. √

c. √


d.

e.

Menentukan 27. Perhatikan tabel di bawah ini! e. 15/ Hz Menerapkan


frekuensi g T konsep
No. 2 √
getaran pada (m.s-2) (m) (s)
bandul 1. 2 10 0,1 10 5/
2. 2 10 0,4 5 5/2
Berdasarkan tabel di atas, jika percepatan
gravitasi (g) sebesar 9 m/s2 dan panjang tali (l)
183

sebesar 0,01 m maka besarnya periode yang


dihasilkan adalah….
a. 5/4 Hz
b. 10/ Hz
c. 10/4 Hz
d. 15/4 Hz
e. 15/ Hz

Menjelaskan Menentukan 28. Dua orang anak sedang bermain ayunan, yang a. TA < TB Memprediksi
faktor-faktor pengaruh satu badannya besar dan yang satu lagi badannya
yang massa beban kecil dengan posisi yang sama yaitu duduk
mempengaruhi terhadap seperti gambar di bawah ini!
getaran periode
harmonis pada ayunan
ayunan bandul

Jika TA adalah periode orang yang berbadan


besar dan TB adalah periode orang yang
berbadan kecil. Besarnya periode kedua ayunan
184

tersebut adalah….
a. TA < TB
b. TA > TB
c. TA = TB
d. TA ≤ TB
e. TA ≥ TB

Menganalisis 29. Perhatikan grafik di bawah ini! e. periode Menginterpre-


grafik berbanding lurus tasi data
Grafik hubungan frekuensi dan
hubungan dengan
panjang tali
periode 10 panjang tali
dengan F(Hz)
5
panjang tali
0
0,3 0,5
l (m)

Grafik di atas menunjukkan hubungan T dengan


l. Jika T adalah periode dan l adalah panjang tali,
maka pernyataan yang tepat di bawah ini
185

adalah…
a. periode tidak tegantung pada panjang tali
b. periode selalu lebih besar dari panjang tali
c. periode selalu lebih kecil dari panjang tali
d. periode berbanding terbalik dengan panjang
tali
e. periode berbanding lurus dengan panjang tali

Menentukan 30. Dua orang anak sedang main ayunan dengan d. fA < fB Memprediksi
besar periode berat yang sama namun dengan posisi yang
ayunan berbeda, yang satu posisinya duduk dan yang
satunya lagi posisinya berdiri seperti gambar di
bawah ini!
186

Jika fA adalah frekuensi ayunan pada posisi


duduk dan fB adalah frekuensi ayunan pada
posisi berdiri. Besarnya periode kedua ayunan
tersebut adalah….
a. fA ≥ fB
b. fA = fB
c. fA ≤ fB
d. fA < fB
e. fA >fB

Menyimpul- 31. d. besar Menginterpre-


Berikut ini merupakan data hasil percobaan
kan data kecilnya tasi data
ayunan bandul :
hasil frekuensi hanya
Panjang tali Frekuensi
percobaan dipengaruhi oleh
(m) (Hz)
ayunan panjang
0,25 7,4
tali dan
0,5 5,3
percepatan
0,75 3,8
gravitasi bumi
187

Massa beban Frekuensi


(kg) (Hz)
0,5 4,7
1 4,7
1,5 4,7

Percepatan
Frekuensi
gravitasi bumi
(Hz)
(m/s2)
10 9,6
9,4 8,5
8,5 5,2
Kesimpulan yang tepat berdasarkan grafik di atas
adalah…
a. panjang tali, massa beban, dan percepatan
gravitasi bumi mempengaruhi besar kecilnya
frekuensi
b. besar kecilnya frekuensi hanya dipengaruhi
oleh panjang tali
188

c. besar kecilnya frekuensi hanya dipengaruhi


oleh percepatan gravitasi bumi
d. besar kecilnya frekuensi hanya dipengaruhi
oleh panjang tali dan percepatan gravitasi
bumi
e. besar kecilnya frekuensi hanya dipengaruhi
oleh panjang tali dan massa beban

Mengubah 32. Perhatikan tabel di bawah ini! d. Berkomunika-


tabel l (m) T (s) si
mengenai 0,3 0,6
pengaruh 0,5 1,8
panjang tali 0,4 1,2
(l) terhadap Grafik yang tepat untuk menggambarkan
periode (T) pernyataan berdasarkan tabel di atas adalah….
ke dalam
bentuk grafik
189

1.5
a. 1

T(s)
0.5

0
0.3 0.4 0.5
m (kg)

2
b. 1.5

T (s)
1
0.5
0
0.3 0.4 0.5
m (kg)

1.5
1
T (s)

c.
0.5
0
0.3 0.4 0.5
m (kg)
190

2
d. 1.5

T (s)
1
0.5
0
0.3 0.4 0.5
m (kg)

2
e. 1.5

T (s)
1
0.5
0
0.3 0.4 0.5
m (kg)

Menentukan Menentukan 33. Perhatikan tabel di bawah ini! d. y3 = 0,3 sin Menerapkan
persamaan persamaan A y = A sin t 4,5 konsep
(rad.s-1) t (s)
simpangan, simpangan (cm) (cm)
kecepatan, dan 10 2 0,25 y1 = 10 sin 0,5
percepatan 20 4 0,5 y2 = 20 sin 2
191

pada getaran 30 6 0,75 y3


harmonis Berdasarkan tabel di atas, persamaan simpangan
(y3) yang tepat jika y dalam satuan meter
adalah….
a. y3 = 30 sin 3,5
b. y3 = 0,3 sin 3,5
c. y3 = 0,03 sin 4,5
d. y3 = 0,3 sin 4,5
e. y3 = 30 sin 4,5

Menentukan 34. Perhatikan tabel di bawah ini! b. 12 dan y = Menerapkan


persamaan A f t y = A sin t 0,5 sin 36 konsep
simpangan (cm) (Hz) (rad.s-1) (s) (m)
10 2 4 1 y = 0,1 sin 4
50 6 H 3 h
30 4 8 2 y = 0,3 sin 16
Besarnya nilai d yang tepat berdasarkan tabel di
atas adalah….
192

a. 6 dan y = 0,5 sin 18


b. 12 dan y = 0,5 sin 36
c. 12 dan y = 0,5 sin 18
d. 6 dan y = 0,5 sin 36
e. 6 dan y = 0,5 sin 12

Mengidenti- 35. Perhatikan tabel di bawah ini! e. kecepatan Menginterpre-


fikasi No. f (Hz) (rad.s-1) sudut tasi data
hubungan 1. 3 6 berbanding lurus
kecepatan 2. 5 10 dengan
sudut dengan frekuensi dan
3. 7 14
frekuensi dan berbanding
periode terbalik dengan
No. T (s) (rad.s-1)
periode
1. 6 1/3 
2. 4 1/2 
3. 2 0,5 
193

Di bawah ini pernyataan yang tepat untuk


menyatakan hubungan kecepatan sudut ( )
dengan frekuensi (f) dan periode (T) berdasarkan
tabel di atas adalah….
a. kecepatan sudut berbanding lurus dengan
frekuensi dan periode
b. kecepatan sudut berbanding terbalik dengan
frekuensi dan periode
c. kecepatan sudut tidak dipengaruhi oleh
frekuensi dan periode
d. kecepatan sudut berbanding lurus dengan
periode dan berbanding terbalik dengan
frekuensi
e. kecepatan sudut berbanding lurus dengan
frekuensi dan berbanding terbalik dengan
periode

Menentukan 36. Berdasarkan tabel di bawah ini, besarnya n e. 0,5 m.s-1 Menerapkan
persamaan adalah…. konsep
194

kecepatan A v
No.
pada (cm) (rad.s-1) (cm.s-1)
simpangan 1. 30 3 90
maksimum 2. 20 4 80
3. 10 5 n

a. 70 m.s-1
b. 50 m.s-1
c. 0,7 m.s-1
d. 0,05 m.s-1
e. 0,5 m.s-1

Menentukan 37. Perhatikan grafik di bawah ini! c. Menginterpre-


persamaan tasi data
kecepatan
pada
simpangan
maksimum
195

Berdasarkan tabel di atas, persamaan yang tepat


untuk menentukan besarnya kecepatan sudut ( )
adalah….
a.

b.

c.

d. √
e.

Menentukan 38. Perhatikan tabel di bawah ini! a. 3,22 m.s-2 Menerapkan


persamaan A a konsep
2
No. -
percepatan (m) (rad.s-1) (rad.s-2)
pada 1. 0,1 5 252 2,52
kecepatan 2. 0,3 3 92 2,72
simpangan Berdasarkan tabel di atas, besarnya percepatan
maksimum
(a) yang dihasilkan jika amplitudo (A) sebesar
0,2 m dan kecepatan sudut ( ) sebesar 4 rad/s
196

adalah….
a. 3,22 m.s-2
b. 2,92 m.s-2
c. 3,02 m.s-2
d. 2,62 m.s-2
e. 2,82 m.s-2
Mengubah 39. Perhatikan tabel di bawah ini! d. Berkomunika-
tabel A v si
No.
mengenai (m) (rad.s-1) (m.s-1)
pengaruh 1. 0,1 4 0,4
amplitudo 2. 0,3 4 1,2
terhadap
3. 0,2 4 0,8
kecepatan ke
Di bawah ini grafik yang tepat untuk
dalam bentuk
menyatakan tabel di atas adalah….
grafik
197

1.5
a.
1

v (m/s)
0.5

0
0.1 0.2 0.3
A (m)

1
b.

v (m/s)
0.5

0
0.1 0.2 0.3
A (m)

1.5
v (m/s)

1
c. 0.5
0
0.1 0.2 0.3
A (m)
198

1.5

d. 1

v (m/s)
0.5

0
0.1 0.2 0.3
A (m)

1.5
e.
1

v (m/s)
0.5

0
0.1 0.2 0.3
A (m)

Mengidenti- 40. Perhatikan grafik di bawah ini! c. percepatan Menginterpre-


fikasi faktor berbanding lurus tasi data
yang dengan
mempenga- amplitudo dan
199

ruhi 1.5
kecepatan
percepatan
1

a (m/s2)
berdasarkan
grafik 0.5

0
0.1 0.2 0.3
A (m)

Grafik percepatan terhadap amplitude

a (m/s2)
4

0
2 3 4
(rad/s)
Grafik percepatan terhadap kecepatan
Pernyataan yang tepat berdasarkan grafik di atas
adalah….
a. percepatan berbanding lurus dengan
amplitudo dan berbanding terbalik dengan
200

kecepatan
b. percepatan berbanding lurus dengan
kecepatan dan berbanding terbalik dengan
amplitudo
c. percepatan berbanding lurus dengan
amplitudo dan kecepatan
d. percepatan berbanding terbalik dengan
amplitudo dan kecepatan
e. percepatan tidak dipengaruhi oleh amplitudo
dan kecepatan
201

Lampiran 5

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes KPS

Reliabilitas : 0,87 (Tinggi)

Jumlah Subjek : 28

Butir Soal : 40

No. Tingkat Kesukaran Daya Beda Validitas


Keterangan
Soal Indeks Kategori Indeks Kategori Indeks Kategori
1 0,82 Mudah 0,5 Baik 0,74 Valid Digunakan
2 0,71 Sedang 0,73 Baik 0,32 Valid Digunakan
3 0,68 Sedang 0,45 Baik 0,28 Valid Digunakan
Tidak Tidak
4 0,36 Sedang 0,35 Cukup -0,15 Valid Digunakan
5 0,78 Mudah 0,69 Baik 0,21 Valid Digunakan
Tidak Tidak
6 0,57 Sedang 0,34 Cukup -0,14 Valid Digunakan
Baik
7 0,86 Mudah 0,84 Sekali 0,61 Valid Digunakan
Tidak Tidak
8 0,82 Mudah 0,52 Cukup -0,27 Valid Digunakan
Baik
9 0,79 Mudah 0,82 Sekali 0,44 Valid Digunakan
10 0,71 Sedang 0,63 Baik 0,74 Valid Digunakan
Tidak Tidak
11 0,21 Sukar 0,24 Cukup -0,21 Valid Digunakan
12 0,75 Sedang 0,3 Cukup 0,38 Valid Digunakan
13 0,68 Sedang 0,36 Cukup 0,28 Valid Digunakan
Tidak Tidak
14 0,89 Mudah 0,04 Buruk -0,16 Valid Digunakan
Tidak Tidak
15 0,57 Sedang 0,34 Cukup -0,02 Valid Digunakan
16 0,78 Mudah 0,69 Baik 0,21 Valid Digunakan
17 0,89 Mudah 0,35 Cukup 0,14 Valid Digunakan
18 0,78 Mudah 0,74 Baik 0,44 Valid Digunakan
Baik
19 0,78 Mudah 0,81 Sekali 0,44 Valid Digunakan
20 0,89 Mudah 0,65 Baik 0,14 Valid Digunakan
21 0,89 Mudah 0,68 Baik 0,74 Valid Digunakan
Tidak Tidak
22 0,68 Sedang 0,36 Cukup -0,28 Valid Digunakan
202

23 0,64 Sedang -0,02 Buruk 0,04 Valid Digunakan


Tidak Tidak
24 0,82 Mudah 0,14 Buruk -0,22 Valid Digunakan
25 0,86 Mudah 0,08 Cukup 0,19 Valid Digunakan
26 0,96 Mudah 0,03 Baik 0,41 Valid Digunakan
27 0,46 Sedang 0,43 Baik 0,06 Valid Digunakan
28 0,53 Sedang 0,08 Cukup 0,25 Valid Digunakan
Tidak Tidak
29 0,46 Sedang 0,29 Buruk -0,06 Valid Digunakan
30 0,28 Sedang 0,28 Cukup 0,09 Valid Digunakan
Baik
31 0,64 Sedang 0,74 Sekali 0,24 Valid Digunakan
32 0,86 Mudah -0,14 Buruk 0,19 Valid Digunakan
33 0,32 Sedang 0,3 Cukup 0,32 Valid Digunakan
Tidak Tidak
34 0,46 Sedang 0,33 Cukup -0,06 Valid Digunakan
Tidak Tidak
35 0,75 Sedang 0,15 Buruk -0,05 Valid Digunakan
36 0,25 Sukar 0,32 Cukup 0,27 Valid Digunakan
37 0,64 Sedang 0,67 Baik 0,63 Valid Digunakan
Tidak Tidak
38 0,43 Sedang 0,32 Cukup -0,03 Valid Digunakan
Baik
39 0,61 Sedang 0,72 Sekali 0,2 Valid Digunakan
Baik
40 0,68 Sedang 0,79 Sekali 0,28 Valid Digunakan
203

Lampiran 6

INSTRUMEN NONTES

LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN KINERJA UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Kelompok dan Skor Siswa


Aspek yang
No Aspek KPS Indikator A B C D E
Dinilai
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Memprediksi Kemampuan Mengajukan
siswa perkiraan yang
mengajukan dapat menjawab
perkiraan tujuan percobaan
tentang
sesuatu yang Mengajukan
belum terjadi perkiraan sesuai
dengan
pengetahuan
yang dipelajari
204

Mengajukan
perkiraan dengan
penjelasan yang
tepat

2. Merencanakan Kemampuan Mengambil alat


Percobaan siswa dan bahan yang
menentukan digunakan dalam
alat dan percobaan
bahan yang dengan benar
digunakan sesuai dengan
yang tertera di
LKS

Mengambil
jumlah alat dan
bahan yang
digunakan dalam
percobaan
205

dengan tepat
sesuai dengan
yang tertera di
LKS

Mengambil alat
dan bahan yang
tidak rusak untuk
digunakan dalam
percobaan (tidak
digunakan)

3. Melakukan Kemampuan Merangkai alat


Percobaan siswa dan bahan sesuai
merangkai dengan gambar
alat dan yang ada di LKS
bahan serta dengan baik dan
melakukan benar
kegiatan
206

percobaan Melakukan
kegiatan
percobaan sesuai
dengan langkah-
langkah
percobaan yang
tertera di LKS
dengan teliti dan
hati-hati

Menyelesaikan
kegiatan
percobaan
dengan tepat
waktu

4. Mengamati Kemampuan Mengamati


siswa percobaan
menggunakan dengan cermat
207

sebanyak dan teliti


mungkin
indera Mengikuti
kegiatan
percobaan dari
awal sampai
akhir dengan
baik dan aktif

Tidak melakukan
hal-hal lain yang
tidak
berhubungan
dengan kegiatan
percobaan

5. Menerapkan Kemampuan Menggunakan


Konsep siswa formulasi/rumus
menggunakan dengan tepat
208

konsep yang untuk


dipelajari menghitung data
dalam hasil percobaan
perhitungan
Melakukan
perhitungan
dengan benar dan
sistematis

Melakukan
perhitungan
dengan
menggunakan
besaran dan
satuan yang tepat

6. Menginterpretasi Kemampuan Menyajikan data


data siswa dalam yang sesuai ke
menuliskan dalam bentuk
209

data hasil tabel


percobaan ke
dalam bentuk Menuliskan data
tabel ke dalam tabel
secara lengkap

Menuliskan data
ke dalam tabel
disertai dengan
satuan yang
lengkap

7. Berkomunikasi Kemampuan Membuat grafik


siswa dengan rapi
membuat
grafik Membuat grafik
berdasarkan dengan benar
tabel dengan
pengamatan menyertakan
210

dan membuat satuan yang tepat


kesimpulan
Membuat
kesimpulan
dengan jelas dan
dapat menjawab
tujuan percobaan
LAMPIRAN C

ANALISIS DATA HASIL


PENELITIAN

7. Analisis Data Hasil Penelitian


7. Persentase Tes Keterampilan
a. Hasil Pretest Posttest Proses Sains
8. Persentase Data
b. Hasil Uji Hasil Observasi Keterampilan
Normalitas
Proses Sains
c. Hasil Uji Homogenitas
d. Hasil Uji Hipotesis
8. Persentase Tes Keterampilan Proses Sains
9. Persentase Data Hasil Observasi Keterampilan
Proses Sains
213

Lampiran 7

ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

1. Nilai Mean, Median, Modus, Standar Deviasi, Varians, Range, Nilai


Maksimum dan Minimum Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan perhitungan melalui program SPSS 6 diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Kelas Eksperimen

Frequencies

Statistics

Pretest kelas
eksperimen

N Valid 36

Missing 0

Mean 60.9722

Median 61.0000

Mode 61.00

Std. Deviation 9.09470

Variance 82.713

Range 28.00

Minimum 47.00

Maximum 75.00
214

b. Kelas Kontrol

Frequencies

Statistics

Pretest Kelas
Eksperimen

N Valid 34

Missing 0

Mean 59.3235

Median 59.0000

Mode 64.00

Std. Deviation 8.64001

Variance 74.650

Range 28.00

Minimum 47.00

Maximum 75.00

2. Nilai Mean, Median, Modus, Standar Deviasi, Varians, Range, Nilai


Maksimum dan Minimum Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan perhitungan melalui program SPSS 6 diperoleh hasil sebagai
berikut:
215

a. Kelas Eksperimen

Frequencies

Statistics

Posttest Kelas
Eksperimen

N Valid 36

Missing 0

Mean 69.6389

Median 71.0000

Mode 71.00

Std. Deviation 8.28821

Variance 68.694

Range 28.00

Minimum 54.00

Maximum 82.00
216

b. Kelas Kontrol

Frequencies

Statistics

Posttest Kontrol

N Valid 34

Missing 0

Mean 65.1176

Median 68.0000

Mode 71.00

Std. Deviation 7.75677

Variance 60.168

Range 28.00

Minimum 50.00

Maximum 78.00

3. Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Berdasarkan perhitungan melalui program SPSS 6 diperoleh hasil sebagai
berikut:

NPar Tests

Chi-Square Test

Frequencies
217

Pretest kelas eksperimen

Observed N Expected N Residual

47 4 4.0 .0

50 4 4.0 .0

54 3 4.0 -1.0

57 4 4.0 .0

61 5 4.0 1.0

64 4 4.0 .0

68 4 4.0 .0

71 4 4.0 .0

75 4 4.0 .0

Total 36

Test Statistics

pre

Chi-Square .500a

Df 8

Asymp. Sig. 1.000

Untuk menguji normalitas, maka harus membandingkan X2hitung dan X2tabel.


Pada taraf signifikasi 0,01 didapatkan nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (db) =
8 adalah 20,09. Berdasarkan data di atas nilai X2hitung sebesar 0,500, maka X2hitung
< X2tabel, sehingga Ha diterima yang berarti data berdistribusi normal.
218

b. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen


Berdasarkan perhitungan melalui program SPSS 6 diperoleh hasil sebagai
berikut:

NPar Tests

Chi-Square Test

Frequencies

Pretest kelas kontrol

Observed N Expected N Residual

47 5 3.8 1.2

50 3 3.8 -.8

54 4 3.8 .2

57 5 3.8 1.2

61 4 3.8 .2

64 6 3.8 2.2

68 2 3.8 -1.8

71 2 3.8 -1.8

75 3 3.8 -.8

Total 34
219

Test Statistics

kontrol

Chi-Square 4.118a

Df 8

Asymp. Sig. .846

Untuk menguji normalitas, maka harus membandingkan X2hitung dan X2tabel.


Pada taraf signifikasi 0,01 didapatkan nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (db) =
8 adalah 20,09. Berdasarkan data di atas nilai X2hitung sebesar 4,118 maka nilai
X2hitung < X2tabel, sehingga Ha diterima yang berarti data berdistribusi normal.

c. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen


Berdasarkan perhitungan melalui program SPSS 6 diperoleh hasil sebagai
berikut:

NPar Tests

Chi-Square Test

Frequencies

Posttest kelas eksperimen

Observed N Expected N Residual

54 2 4.0 -2.0

57 2 4.0 -2.0

61 6 4.0 2.0

64 2 4.0 -2.0
220

68 3 4.0 -1.0

71 7 4.0 3.0

75 6 4.0 2.0

78 4 4.0 .0

82 4 4.0 .0

Total 36

Test Statistics

posttesteks

Chi-Square 7.500a

Df 8

Asymp. Sig. .484

Untuk menguji normalitas, maka harus membandingkan X2hitung dan X2tabel.


Pada taraf signifikasi 0,01 didapatkan nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (db) =
8 adalah 20,09. Berdasarkan data di atas nilai X2hitung sebesar 7,500 maka nilai
X2hitung < X2tabel, sehingga Ha diterima yang berarti data berdistribusi normal.

d. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen


Berdasarkan perhitungan melalui program SPSS 6 diperoleh hasil sebagai
berikut:

NPar Tests

Chi-Square Test

Frequencies
221

Posttest kelas kontrol

Observed N Expected N Residual

50 1 3.8 -2.8

54 3 3.8 -.8

57 7 3.8 3.2

61 2 3.8 -1.8

64 2 3.8 -1.8

68 6 3.8 2.2

71 9 3.8 5.2

75 2 3.8 -1.8

78 2 3.8 -1.8

Total 34

Test Statistics

Posttest kontrol

Chi-Square 16.824a

Df 8

Asymp. Sig. .032

Untuk menguji normalitas, maka harus membandingkan X2hitung dan X2tabel.


Pada taraf signifikasi 0,01 didapatkan nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (db) =
.8 adalah 20,09. Berdasarkan data di atas nilai X2hitung sebesar 16,824 maka nilai
X2hitung < X2tabel, sehingga Ha diterima yang berarti data berdistribusi normal.
222

4. Uji Homogenitas
a. Uji Homogenitas Pretest
Diketahui : Varians pretest kelas eksperimen = 82,713 dan varians pretest
kelas kontrol = 74,650 (nilai varians diperoleh berdasarkan perhitungan SPSS 6)

Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan Fhitung dan Ftabel.


Pada taraf signifikasi 0,01 didapatkan nilai Ftabel dengan db pembilang = 35 dan db
penyebut = 33 adalah 2,25. Karena nilai Fhitung = 1,108, maka nilai Fhitung < Ftabel,
sehingga Ha diterima yang berarti varians kedua populasi homogen.

b. Uji Homogenitas Posttest


Diketahui : Varians posttest kelas eksperimen = 68,694dan varians posttest
kelas kontrol = 60,168 (nilai varians diperoleh berdasarkan perhitungan SPSS 6)

Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan Fhitung dan Ftabel.


Pada taraf signifikasi 0,01 didapatkan nilai Ftabel dengan db pembilang = 35 dan db
penyebut = 35 adalah 2,25 . Karena nilai Fhitung = 1,142, maka nilai Fhitung < Ftabel,
sehingga Ha diterima yang berarti varians kedua populasi homogen.
223

5. Uji Hipotesis
Karena data yang telah diuji berdistribusi normal dan homogen, maka uji
hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

̅̅̅̅ ̅̅̅̅
t

dengan:

dsg √

a. Uji Hipotesis Pretest


1) Menentukan nilai dsg

dsg √

dsg √

dsg √

dsg √

dsg = √

dsg = 8,877

2) Menentukan nilai t hitung

̅̅̅̅ ̅̅̅̅
t

t

224

t

Untuk melakukan uji hipotesis yaitu dengan membandingkan nilai thitung


dengan ttabel. Nilai ttabel pada taraf signifikasi 0,01 dengan derajat kebebasan
(db)=36+34-2= 68 adalah 2,66. Karena nilai thitung = 3,261 maka thitung > ttabel
sehingga Ha diterima. Maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh model
pembelajaran POE pada keterampilan proses sains siswa pada konsep getaran
harmonis.

b. Uji Hipotesis Posttest


1) Menentukan nilai dsg

dsg √

dsg √

dsg √

dsg √

dsg = √

dsg = 8,035
225

2) Menentukan nilai thitung

̅̅̅̅ ̅̅̅̅
t

t

t

Untuk melakukan uji hipotesis yaitu dengan membandingkan nilai thitung


dengan ttabel. Nilai ttabel pada taraf signifikasi 0,01 dengan derajat kebebasan
(db)=36+34-2= 68 adalah 2,66. Karena nilai thitung = 9,807, maka thitung > ttabel
sehingga Ha diterima. Maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh model
pembelajaran POE pada keterampilan proses sains siswa pada konsep getaran
harmonis.
226

Lampiran 8

Persentase Tes Keterampilan Proses Sains


a. Pretest Kelas Eksperimen

K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 Skor
Siswa 1 2 3 1 1 2 2 2 2 3 3 1 1 1 2 2 3 3 4 1 3 3 Sisw
1 3 2 5 7 9
3 8 0 8 9 0 1 6 7 3 8 0 2 6 3 5 1 7 0 7 2 9 a
1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 54
2 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 61
3 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 68
4 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 47
5 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 64
6 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 71
7 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 71
8 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 50
9 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 68
10 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 47
11 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 61
12 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 57
13 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 57
14 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 71
15 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 68
16 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 75
17 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 50
18 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 61
227

19 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 61
20 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 47
21 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 54
22 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 64
23 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 75
24 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 61
25 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 54
26 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 57
27 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 64
28 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 64
29 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 75
30 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 47
31 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 68
32 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 50
33 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 75
34 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 71
35 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 57
36 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 50
2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 1 2 1 2
Jumlah
1 4 3 4 5 3 3 4 9 4 0 5 7 7 4 1 9 1 2 3 9 6 0 9 8 0 1 1
Persenta
65,28 73,61
se Rata- 44% 66,67% 53,17% 65,28% 48,15%
% %
rata
228

b. Pretest Kelas Kontrol

K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 Skor
Siswa
13 28 30 1 3 18 2 19 5 20 7 9 21 26 27 33 38 10 12 16 23 25 31 37 40 17 32 39 Siswa
1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 61
2 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 57
3 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 54
4 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 75
5 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 50
6 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 50
7 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 64
8 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 71
9 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 47
10 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 57
11 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 61
12 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 64
13 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 50
14 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 64
15 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 61
16 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 64
17 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 75
18 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 47
19 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 47
20 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 64
21 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 71
22 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 64
229

23 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 47
24 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 54
25 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 61
26 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 57
27 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 57
28 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 54
29 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 68
30 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 75
31 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 47
32 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 68
33 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 54
34 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 57
Jumla
h 24 24 25 20 14 17 24 10 28 28 9 24 17 20 18 19 19 25 22 14 23 17 13 21 18 27 22 22
Perse
ntase
71,57% 50% 50% 82,35% 52,94% 56,25% 69,61%
Rata-
rata
230

c. Posttest Kelas Eksperimen

K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 Skor
Siswa
13 28 30 1 3 18 2 19 5 20 7 9 21 26 27 33 38 10 12 16 23 25 31 37 40 17 32 39 Siswa
1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 68
2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 71
3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 78
4 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 54
5 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 71
6 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 75
7 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 78
8 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 64
9 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 78
10 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 57
11 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 71
12 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 61
13 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 68
14 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 75
15 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 71
16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 82
17 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 61
18 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 71
19 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 71
20 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 61
21 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 57
22 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 68
231

23 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 82
24 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 75
25 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 64
26 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 61
27 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 75
28 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 75
29 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 78
30 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 61
31 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 75
32 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 61
33 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 82
34 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 82
35 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 71
36 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 54
Jumla
h 24 22 17 29 28 16 29 31 26 31 23 27 28 17 28 23 22 24 30 28 30 25 29 27 22 22 24 24
Perse
ntase
58,33% 71,57% 83,33% 79,16% 66,67% 74,65% 64,81%
Rata-
rata
232

d. Posttest Kelas Kontrol

K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 Skor
Siswa
13 28 30 1 3 18 2 19 5 20 7 9 21 26 27 33 38 10 12 16 23 25 31 37 40 17 32 39 Siswa
1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 68
2 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 68
3 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 57
4 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 78
5 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 57
6 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 61
7 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 71
8 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 75
9 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 50
10 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 64
11 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 68
12 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 71
13 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 54
14 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 68
15 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 71
16 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 71
17 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 78
18 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 57
19 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 61
20 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 68
21 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 71
22 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 71
233

23 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 54
24 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 57
25 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 68
26 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 64
27 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 71
28 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 57
29 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 71
30 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 75
31 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 54
32 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 71
33 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 57
34 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 57
Jumlah 24 26 30 19 16 22 17 20 28 31 13 20 25 21 19 17 20 22 26 17 22 23 15 28 28 18 30 24
Persen
tase
78,43% 55,88% 54,61% 86,76% 56,72% 66,54% 70,58%
Rata-
rata
234

Lampiran 9

Data Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains

Data hasil observasi ini diperoleh saat siswa melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE)

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 2


Aspek
Indikator Kelompok Rata- Kelompok Rata- Kelompok Rata-
KPS % % %
1 2 3 4 5 6 7 rata 1 2 3 4 5 6 7 rata 1 2 3 4 5 6 7 rata
Mengajukan
perkiraan yang
dapat menjawab 2 2 1 2 2 1 1 52,38% 2 3 2 2 3 2 2 76,19% 2 2 3 3 2 2 3 80,95%
tujuan
percobaan
Mengajukan
perkiraan sesuai
Mempre
dengan 2 1 2 2 1 2 2 57,14% 52,38% 2 3 2 1 2 2 2 66,67% 68,25% 3 2 2 2 1 3 2 71,43% 73,02%
diksi
pengetahuan
yang dipelajari
Mengajukan
perkiraan
dengan 1 2 2 1 1 2 1 47,62% 2 2 2 2 2 1 2 61,90% 2 1 3 2 2 2 2 66,67%
penjelasan yang
tepat
235

Mengambil alat
dan bahan yang
digunakan
dalam
percobaan 3 2 2 3 3 2 2 80,95% 3 2 2 2 2 3 2 76,19% 3 2 2 3 2 3 2 80,95%
dengan benar
sesuai dengan
yang tertera di
LKS
Mengambil
jumlah alat dan
Merenca
bahan yang
nakan
digunakan
Percobaa 82,54% 74,60% 79,36%
dalam
n 3 2 3 2 2 2 3 80,95% 2 2 3 2 2 2 2 71,43% 2 2 3 2 2 2 3 76,19%
percobaan
dengan tepat
sesuai dengan
yang tertera di
LKS
Mengambil alat
dan bahan yang
tidak rusak
untuk 3 3 2 2 3 2 3 85,71% 2 2 3 3 2 2 2 76,19% 3 3 3 2 2 2 2 80,95%
digunakan
dalam
percobaan
Merangkai alat
dan bahan
Melakuk
sesuai dengan
an
gambar yang 2 3 3 2 2 3 2 80,95% 76,19% 2 2 2 1 2 2 3 66,67% 71,43% 2 2 2 3 1 2 3 71,43% 74,60%
Percobaa
ada di LKS
n
dengan baik dan
benar
236

Melakukan
kegiatan
percobaan
sesuai dengan
langkah-
2 2 2 2 2 1 2 61,90% 2 2 2 3 2 3 2 76,19% 3 2 2 3 2 2 2 76,19%
langkah
percobaan yang
tertera di LKS
dengan teliti
dan hati-hati
Menyelesaikan
kegiatan
percobaan 3 2 3 2 2 3 3 85,71% 3 2 2 2 2 2 2 71.42% 2 2 3 2 2 3 2 76,19%
dengan tepat
waktu
Mengamati
percobaan
2 1 2 1 2 2 1 52,38% 2 1 2 2 2 2 2 61,90% 2 1 2 2 3 3 2 71,43%
dengan cermat
dan teliti
Mengikuti
kegiatan
percobaan dari
2 2 2 2 1 2 2 61,90% 2 2 2 2 2 3 2 71,43% 3 2 2 3 2 2 2 76,19%
awal sampai
Mengam
akhir dengan 65,08% 69,84% 76,19%
ati
baik dan aktif
Tidak
melakukan hal-
hal lain yang
tidak 2 2 2 3 3 2 3 80,95% 2 3 2 3 2 2 2 76,19% 2 2 3 2 3 3 2 80,95%
berhubungan
dengan kegiatan
percobaan
237

Menggunakan
formulasi/rumus
dengan tepat
untuk 2 2 1 2 2 1 1 52,38% 2 1 2 2 1 2 2 57,14% 2 2 2 2 1 2 2 61,90%
menghitung
data hasil
percobaan
Melakukan
Menerap
perhitungan
kan 2 2 2 2 2 3 2 71,43% 61,90% 3 2 2 2 2 2 2 71,43% 61,90% 2 2 2 2 1 3 3 61,90% 63,49%
dengan benar
Konsep
dan sistematis
Melakukan
perhitungan
dengan
menggunakan 2 2 2 1 2 2 2 61,90% 2 2 2 2 2 2 1 61,90% 2 2 2 1 2 2 3 66,67%
besaran dan
satuan yang
tepat
Menyajikan
data yang sesuai
2 2 3 2 2 2 3 76,19% 3 2 2 2 2 2 3 76,19% 3 2 3 2 2 2 3 80,95%
ke dalam bentuk
tabel
Menuliskan
Menginte data ke dalam
2 2 2 3 2 2 2 71,43 3 2 3 2 2 2 2 76,19% 2 2 2 3 2 3 2 76,19%
rpretasi tabel secara 73,02% 77,78% 80,95%
Data lengkap
Menuliskan
data ke dalam
tabel disertai 2 2 2 2 2 3 2 71,43% 2 3 3 2 2 3 2 80,95% 3 3 3 2 2 2 3 85,71%
dengan satuan
yang lengkap
238

Membuat grafik
2 2 3 2 2 2 2 71,43% 2 2 2 3 3 2 3 80,95% 3 2 2 3 2 2 2 80,95%
dengan rapi
Membuat grafik
dengan benar
dengan
2 2 2 2 1 2 2 61,90% 2 2 3 3 2 2 2 76,19% 2 2 3 3 2 2 3 80,95%
menyertakan
Berkomu satuan yang
tepat 66,67% 79,36% 82,54%
nikasi
Membuat
kesimpulan
dengan jelas
dan dapat 2 2 2 2 2 2 2 66,67% 3 2 2 2 2 3 3 80,95% 3 2 3 2 3 3 2 85,71%
menjawab
tujuan
percobaan
69,84%
66,67%
69,84%
66,67%
65,08%
65,08%
68,25%

76,19%
69,84%
74,60%
71,43%
68,25%
73,01%
71,43%

80,95%
65,08%
80,95%
77,78%
63,49%
80,95%
79,36%
Persentas
e Rata- 69,61% 71,88% 75,73%
rata
239

LAMPIRAN D

SURAT-SURAT PENELITIAN

10. Surat Bimbingan Skripsi


11. Surat Keterangan Penelitian
12. Uji Referensi
13. Biodata Penulis
239

“Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)


terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Getaran
Harmonis”
240

“Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict, Observe,


Explain) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Getaran
Harmonis”
241
242
243
244
245
246

BIODATA PENULIS

SITI MUBAROH. Anak ketiga dari tiga bersaudara


pasangan almarhum Amin Sutisna dan Fatimah. Lahir di
Tangerang ada tanggal 17 Agustus 1994. Bertempat tinggal
di Kp. Cikampak Rt 005/006 Desa Bojongrangkas
Kecamatan Ciampe Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Riwayat Pendidikan. Jenjang Pendidikan yang ditempuh penulis diantaranya


SDN NAGROG lulus tahun 2000, SMP Dirghantara lulus tahun 2006, SMAN 17
Tangerang lulus tahun 2012. Kemudian, Penulis melanjutkan pendidikannya ke
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi
Pendidikan Fisika pada tahun 2012.

Anda mungkin juga menyukai