SKRIPSI
Oleh
ISTI ANGGRAINI
NIM 1111016100038
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan soft skills siswa pada model
pembelajaran Project Based Learning. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif. Subyek penelitian berjumlah 36 siswa kelas X SMA N 32
Jakarta Selatan. Instrumen yang digunakan berupa lembar kerja siswa (LKS),
lembar observasi, angket dan wawancara. Pada penelitian ini pencapaian soft
skills siswa di fokuskan pada lima aspek soft skills berdasarkan Sharma (2009).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian soft skills siswa secara umum
telah dicapai dengan baik. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa
aspek yang memiliki nilai tertinggi dan paling dominan muncul adalah aspek
keterampilan bekerjasama dengan presentase rata-rata 72,77% (baik) sedangkan
aspek yang memiliki nilai terendah adalah aspek keterampilan kepemimpinan
yaitu 55,20% (cukup).
Kata kunci: Siswa, Soft Skills, Project Based Learning
iv
ABSTRACT
Isti Anggraini (1111016100038). Profile of Soft Skills Student Using the Model
Project Based Learning. Undergraduate Thesis of Biologi Education Program of
Science Education, Faculty of Tarbiya and Teachers’ Training, Syarif
Hidayatulah State Islamic University Jakarta.
This research aims to identify the soft skills of student using project based
learning model. This research was descriptive qualitative research with using
student’s worksheet, observation sheet, questionnaires, and interview. The subject
of the research is student of grade X MIA of SMA N 32 Jakarta and used
purposive sampling design. This research focus on the five aspect of soft skills
based on Sharma (2009). The result of the experiment showed that the
achievement of soft skills student have been achieved with the good result. Based
on the data show the aspects that have the highest point and the most dominant
appears on the aspect skills of working with the percentage 72,77% (good) while
the aspects that have the lowest point is leadership skills with the percentage
55,20% (enough).
Keyword : Student, Soft Skills, Project Based Learning
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta
karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga juga
para sahabat-sahabat beliau dan mudah-mudahan termasuk umatnya. Sehingga
dengan Ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
Profil Soft Skills Siswa pada Model Pembelajaran Project Based Learning
(PjBL).
Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu tugas akhir untuk memenuhi
persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Program S1 pada Program
Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi
ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Yanti Herlanti, M. Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi UIN
Syarif Hidyataullah Jakarta.
4. Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan Dr. Zulfiani,
M.Pd, dosen pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran.
5. Sri Rahmina Utami, Kepala SMA Negeri 32 Jakarta Selatan, Bu Dwi dan Bu
Sri Hartuti, guru bidang studi Biologi yang telah memberikan izin dan
kesempatan untuk melaksanakan penelitian skripsi.
6. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta, Bapak dan Mamah, yang selalu
mencurahkan kasih sayang dan doanya yang tak pernah terhenti untuk
vii
kesuksesan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Doa,
didikan, nasihat, dan semangat yang diberikan senantiasa menjadi pengobat
rasa lelah dan pemicu untuk senantiasa melakukan yang terbaik dan berusaha
meraih yang terbaik untuk membuat ayah dan mama bangga dan bahagia.
Semoga Allah selalu menyayangi dan melindungi keduanya.
7. Kaka tersayang, Mas Angga, yang selalu mendukung secara materil.
8. Sahabat-sahabat tersayang, Chaerunnisa ”partner in crime” dan Enjel,
terimakasih karena telah hadir dan selalu men-support
9. Sahabat seperjalanan dan sepenanggungan, Achla Ilfana, Tri Dewi Putri,
Qorina Oktaviani, Nurhasanah, Andini Puji Lestari, dan Rika Herlianisa Fitri,
terimakasih untuk dukungan, doa, pengalaman, serta nasihat bijak selama ini.
10. Sahabat baru, dian, terimakasih pundak dan kesetiaannya
11. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Biologi 2011 A dan B, terimakasih
atas dukungan dan doanya.
12. Seluruh keluarga besar SMA Negeri 32 Jakarta Selatan khususnya kepada
siswa kelas X MIA 1 yang telah bersedia bekerjasama selama penelitian.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung
maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terimakasih.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
khususnya.
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................... i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI .............................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6
ix
a. Definisi Project Based Learning ...................................... 17
b. Karakteristik Project Based Learning ........................... 19
c. Kelebihan Project Based Learning ................................. 19
d. Langkah-langkah Model Project Based Learning (PjBL)
.......................................................................................... 21
3. Konsep Archaebacteria dan Eubacteria ................................... 21
a. Eubakteria (Bakteri) ......................................................... 21
b. Ciri-ciri Bakteri................................................................. 22
c. Ukuran dan Bentuk Bakteri .............................................. 23
d. Peranan Bakteri dalam Kehidupan Manusia .................... 23
B. Kajian Penelitian Relevan ........................................................... 24
C. Kerangka Pikir .............................................................................. 26
x
1. Hasil Pengamatan Aspek Soft Skills berdasarkan Lembar
Obsevasi.................................................................................. 45
2. Hasil Perhitungan Soft Skills Berdasarkan Pengisian Angket 48
3. Hasil wawancara ..................................................................... 49
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 60
B. Saran ............................................................................................. 60
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Elemen Soft Skills yang Harus dan Baik untuk dimiliki ............... 11
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi .......................................................... 33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Soft Skills .......................................... 35
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa ........................................... 36
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r .......................................... 38
Tabel 3.5 Perhitungan Skala Pengukuran ..................................................... 41
Tabel 3.6 Skor Item Skala Likert .................................................................. 41
Tabel 4.1 Instrumen yang Digunakan dalam Mengukur Aspek Soft Skills... 45
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Data Persentase Lembar Obsevasi .................. 46
Tabel 4.3 Pencapaian Soft Skills Siswa dengan Model Pembelajaran Project
Based Learning ............................................................................. 47
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Data Persentase Lembar Angket ..................... 49
Tabel 4.5 Jawaban Hasil Wawancara............................................................ 50
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Langkah-langkah Model Project Based Learning ......... 21
Gambar 2.2 Struktur Sel Bakteri ................................................................... 22
Gambar 2.3 Bentuk-bentuk Bakteri .............................................................. 23
Gambar 3.1 Alur Penelitian........................................................................... 43
Gambar 4.1 Grafik Siswa dari Masing-masing Aspek Soft Skills................. 54
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................. 64
Lampiran 2. Cara Perhitungan Data Lembar Observasi ............................... 81
Lampiran 3. Data Aspek Soft Skills Peserta Didik Penilaian Lembar
Observasi ................................................................................. 82
Lampiran 4. Data Aspek Soft Skills Peserta Didik Penilaian Angket .......... 86
Lampiran 5. Rekap Hasil Penilaian Lembar Observasi dan Angket ............. 90
Lampiran 6. Rekap Hasil Wawancara ........................................................... 93
Lampiran 7. Uji Validitas Angket Soft Skills Peserta Didik ......................... 97
Lampiran 8. Lembar Observasi Soft Skills Siswa ......................................... 100
Lampiran 9. Angket Soft Skills Siswa ........................................................... 103
Lampiran 10. Kisi-kisi Pernyataan Angket Soft Skills .................................. 106
Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa (PjBL) ................................................... 107
Lampiran 12. Kisi-kisi Wawancara............................................................... 115
Lampiran 13. Rubrik Lembar Observasi Soft Skills Siswa ........................... 116
Lampiran 14. Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa................................................. 124
Lampiran 15. Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa ................................... 126
Lampiran 16. Rubrik Penilaian Proyek ......................................................... 128
Lampiran 17. Uji Validitas Konstruk Lembar Observasi Soft Skills Siswa .. 130
Lampiran 18. Peta Hubungan Aspek Soft Skills dengan PjBL ..................... 133
Lampiran 19. Metode yang Digunakan dalam Mengukur Aspek Soft Skills 142
Lampiran 20. Surat-surat ............................................................................... 144
Lampiran 21. Dokumentasi ........................................................................... 146
Lampiran 22. Uji Referensi ........................................................................... 147
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Republik Indonesia, “UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional”,
sindikker.dikti.go.id/dok/UU/UU20-2003-Sisdiknas.pdf, h. 4. Diakses pada tanggal 8 Maret 2016.
1
2
2
Mariani Natalina, “Profil Soft Skills Mahasiswa Pada Mata Kuliah Pengembagan
Program Pembelajaran Biologi Tahun Akademis 2010/2011”, Jurnal Biogenesis,Vol. 8 (1) (2011),
h. 26
3
Saeful Zaman, Revolusi Mental, dalam Praktik Soft Skills, (Bandung: Penerbit Media
Perubahan, 2015), h. 90
4
Syarief Basier, “Soft Skills vs Hard Skills”, Newsletter: Akuntansi, Audit, Perpajakan &
Manajemen, Jakarta, Juli 2011, h. 2
3
5
Republik Indonesia, op.,cit, h. 15
6
Faridah Hariyani, “Proses Pembelajaran Berorientasi pada Pengembangan Soft Skils”,
Jurnal Husada Mahakam, Vol. III No. 4, 2012, h. 163
4
7
Maria Anita Titu, “Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa pada Materi Konsep Masalah Ekonomi,” Prosiding
Seminar Nasional, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, 9 Mei 2015, h. 177
8
Moqowim, Pengembangan Soft Skills Guru PAI, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Agama
Islam, 2011), h. 22
5
dengan teman sebaya ataupun guru. Kedua jenis keterampilan tersebut sangatlah
dibutuhkan bagi peserta didik guna melanjutkan pendidikan atau langsung
mencari pekerjaan setelah keluar dari sekolah menengah atas.
Penelitian ini menerapkan penggunaan model pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning) pada konsep Bakteri. Pada konsep bakteri yang
digunakan banyak memunculkan isu positif maupun isu negatif. Isu positif pada
bakteri dapat menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Pada konsep
ini peserta didik dapat berkreatifitas dengan merancang, mendesain atau dapat
menantang peserta didik untuk menghasilkan sebuah produk yang bermanfaat.
Project Based Learning dapat menjadi sarana pembelajaran untuk sampai pada
tahap penyelidikan dimana kerjasama antar peserta didik dapat terbangun.
Sehingga termunculkan aspek-aspek soft skils peserta didik yang akan diteliti.
Paparan yang telah dijabarkan di atas, terlihat betapa pentingnya
penerapan model pembelajaran yang dapat meningkatkan soft skills peserta didik.
Berkaitan dengan model pembelajaran yang bervariasi dan pentingnya seorang
peserta didik untuk mengembangkan keterampilan tersebut, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Profil Soft Skills Siswa pada Model
Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi pada penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Peserta didik pada saat pembelajaran cenderung hanya mendengar dan
mencatat apa yang dijelaskan guru tanpa ada kegiatan yang dapat melatih
keterampilan soft skills
2. Model pembelajaran yang digunakan di sekolah tidak banyak melibatkan
kemampuan soft skills peserta didik.
3. Kemampuan soft skills peserta didik kurang ditonjolkan dalam kegiatan
belajar pembelajaran.
4. Model pembelajaran berbasik proyek (Project Based Learning) dianggap
sebagai solusi untuk mengembangkan soft skills peserta didik.
6
C. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi masalah untuk menghindari agar permasalahan tidak
terlalu meluas dan menyimpang sebagai berikut:
1. Peserta didik yang akan diteliti adalah peserta didik kelas X tahun pelajaran
2015/2016 di SMAN 32 Jakarta.
2. Soft skills peserta didik yang diteliti terdapat lima aspek yaitu aspek
kemampuan bekerja sama, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan
berkomunikasi, keterampilan kepemimpinan serta keterampilan dalam
belajar sepanjang hayat dan mengelola informasi.
3. Instrumen untuk mengukur soft skills peserta didik yaitu lembar observasi,
angket dan wawancara.
4. Model pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning).
5. Pokok bahasan dalam penelitian ini yaitu Archaebacteria dan Eubacteria
sub bab pemanfaatan bakteri dalam kehidupan sehari-hari.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana profil Soft
Skills yang dimiliki peserta didik kelas X MIA 1 SMA 32 Jakarta pada model
Project Based Learning”.
Khususnya bagi guru biologi dapat memberikan masukan untuk guru agar
dapat melaksanakan pembelajaran yang dapat memunculkan kemampuan
soft skills peserta didik.
b. Bagi siswa
Untuk membantu siswa agar dapat membangun pengalamannya sendiri
melalui kegiatan proyek dan dapat meningkatkan kemampuan soft skills
yang dimiliki.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menyampaikan informasi tentang profil soft skills
siswa dengan menggunakan model Project Based Learning.
d. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi penelitian lain sehingga
dapat melakukan pengembangan terhadap penelitian ini.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Teori
1. Soft Skills
a. Pengertian Soft Skills
Kata Soft skills berasal dari bahasa inggris, [Soft yang berarti halus; lunak;
lembut]1 dan [Skills yang berarti kemampuan; keterampilan; kecakapan].2
Sehingga Soft Skills merupakan kamampuan atau keterampilan yang halus. Soft
skills adalah istilah sosiologis yang berkaitan dengan Emosional Intelegence (EQ),
kumpulan karakter kepribadian, rahmat sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan
pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan orang
lain. Soft melengkapi keterampilan keras/ hard skills (bagian dari seseorang IQ),
yang merupakan persyaratan pekerjaan dan banyak kegiatan lain.3
Soft Skills merupakan bagian keterampilan dari seseorang yang lebih
bersifat pada kehalusan atau sensitifitas perasaan seseorang terhadap lingkungan
di sekitarnya. Dikarenakan Soft Skills lebih mengarah kepada keterampilan
psikologis dan kepribadiannya, maka dampak yang diakibatkan lebih tidak kasat
mata namun tetap bisa dirasakan. Akibat yang dapat dirasakan adalah perilaku
sopan, disiplin, keteguhan hati, kemampuan kerjasama, membantu orang lain dan
lainnya.4
Pengertian yang telah dijabarkan tersebut keduanya mengarahkan bahwa
Soft Skills terjadi pada diri sendiri dan berhubungan dengan orang lain atau
lingkungannya.”Soft Skills pada dasarnya merupakan keterampilan seseorang
dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan
1
Wojowasito, Kamus Lengkap, (Bandung: Hasta, 1997), h. 203
2
Ibid., h. 199
3
Wiwik Yuni Prastiwi, Pengembangan Soft Skills, Hard Skills, dan Life Skills Peserta
Didik dalam Menghadapi Era Globalisasi, 2016, h. 2 http://www.infodiknas.com/. Diakses pada
tanggal 4 April 2016
4
Darmawati, “Peningkatan Kemampuan Soft Skills Mahasiswa Biologi pada Mata
Kuliah Genetika dan Evolusi Melalui Penerapan Model Problem Based Learning”, Jurnal
Biogenesis, Vol. 10, Nomor 2, 2014, h. 10
8
9
5
Muqowim, Pengembangan Soft Skills Guru PAI, (Jakarta: Direktorat jenderal
pendidikan Agama Islam, 2011), h. 17
6
Ichsan S. Putra, Sukses dengen Soft Skills, (Bandung: Direktorat Pendidikan ITB, 2005),
h. 218
7
Saeful Zaman, Revolusi Mental, dalam Praktik Soft Skills, (Bandung: Penerbit Media
Perubahan, 2015), h. 90
8
Tjitjik Hamidah, IQ, EQ dan SQ: Dari Kecerdasan Tunggal ke Kecerdasan Majemuk,
2013, h. 2, http://www.yai.ac.id. Diakses pada tanggal 4 April 2016
9
Elfindri, Soft Skills untuk Pendidik, (Jakarta: Baduose Media, 2011), h.67
10
seseorang, dan sering dijadikan syarat untuk memperoleh jabatan atau pekerjaan
tertentu.10 Sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh Elfindri yaitu Soft Skills
merupakan semua sifat yang menyebabkan berfungsinya hard skills yang dimiliki.
Soft skills dapat menentukan arah pemanfaatan hard skills. Jika seseorang
memilikinya dengan baik, maka ilmu dan keterampilan yang dikuasainya dapat
mendatangkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi pemiliknya dan
lingkungannya.11
Soft skills memuat komunikasi efektif, berfikir kreatif dan kritis,
membangun tim, serta kemampuan lainnya yang terkait kapasitas kepribadian
individu. Soft skills yang dikembangkan akan memberikan kesempatan kepada
individu untuk mempelajari perilaku baru dan meningkatkan hubungan antar
pribadi dengan orang lain, mengembangkan karir serta etika professional.12
Dari berbagai definisi tersebut dapat dirumuskan bahwa pada dasarnya soft
skills merupakan kemampuan yang sudah melekat pada diri seseorang, tetapi
dapat dikembangkan dengan maksimal dan dibutuhkan dalam dunia pekerjaan
sebagai pelengkap dari kemampuan hard skills. Keberadaan antara hard skills dan
soft skills sebaiknya seimbang, seiring, dan sejalan.
10
Iyo Mulyono, Dari Karya Tulis Ilmiah Sampai Dengan Soft Skills, (Bandung: Yrama
Widya, 2011), h. 99
11
Elfindri, op. cit., h. 175
12
Josef Bambang, “Model Pengembangan Soft Skills Terintegrasi pada Kurikulum
Berbasis Kompetensi bagi Mahasiswa Politeknik Negeri Smarang”, Jurnal Pengembangan
Humaniora Vol. 13 No. 2, 2013, h. 133
13
Muh. Rais, “Project Based-Learning: Inovasi Pembelajaran yang Berorientasi Soft
Skills”, Makalah Pendamping Seminar Nasional, Surabaya, 11 Desember 2010, h. 12
11
Tabel 2.1
Elemen Soft Skills yang Harus dan Baik untuk Dimiliki14
Sub-skills Sub-skills
Elemen yang harus Elemen yang baik untuk
No. Soft Skills
dimiliki (Must Have dimiliki (Good To Have
Elements) Elements)
1 Kemampuan Kemampuan Kemampuan untuk
Bekomunikasi menyampaikan ide menggunakan teknologi
secara jelas, efektif dan selama presentasi
meyakinkan baik oral Keterampilan untuk
maupun tertulis menularkan kemampuan
Kemampuan komunikasi ke orang
berpresentasi secara lain
jelas dan meyakinkan
kepada audien
2 Keterampilan Kemampuan untuk Kemampuan untuk
berpikir dan mengidentifikasi dan membuat kesimpulan
menyelesaikan menganalisis masalah berdasarkan pembuktian
masalah dalam situasi sulit dan yang valid
melakukan justifikasi
14
Archna Sharma, Importance of Soft Skills Development in Education, 2015, h. 2,
http://schoolofeducators.com/2009/02/importance-of-soft-skills-development-in-education/
Diakses pada tanggal 28 Oktober 2015.
12
Sub-skills Sub-skills
Elemen yang harus Elemen yang baik untuk
No. Soft Skills
dimiliki (Must Have dimiliki (Good To Have
Elements) Elements)
Kemampuan
mendapatkan ide dan
mencari solusi alternatif
3 Kerja dalam Kemampuan untuk Kemampuan untuk
tim membangun hubungan, memeberikan kontribusi
berinteraksi dan bekerja terhadap perencanaan
secara efektif dengan dan mengkoordinasikan
lainnya kerja grup
4 Belajar Kemampuan untuk Kemampuan untuk
sepanjang mengelola informasi mengembangkan
hayat dan yang relevan dari keinginn untuk
pengelolaan berbagai sumber menginvestigasi dan
informasi Kemampuan untuk mencari pengetahuan
menerima ide-ide baru
5 Keterampilan Kemampuan untuk Kemampuan untuk
kewirausahaan mengidentifikasi mengajukan proposal
peluang kerja peluang bisnis
Kemampuan untuk
berwirausaha sendiri
6 Etika, moral Kemampuan analisis Kemampuan untuk
dan untuk membuat mempraktikan etika
profesionalisme keputusan pemecahan prilaku di samping
masalah terkait dengan mempunyai tanggung
etika jawab terhadap
masyarakat
7 Keterampilan Mempunyai pengetahuan Kemampuan untuk
kepemimpinan teori dasar memahami dan menjadi
kepemimpinan alternative pemimpin
Kemampuan untuk dan pengikut
memimpin suatu proyek Kemampuan
mensupervisi anggota
suatu grup.
15
Wildan Zulkarnain, Dinamika Kelompok, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 62
13
komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantaranya. 16 Komunikasi
dapat dilakukan melalui komunikasi lisan dan tertulis.
Komunikasi lisan atau komunikasi dengan kata haruslah empatik, yang
berusaha memahami orang lain dan berusaha memelihara sopan santun.17
Kemampuan mendengarkan dengan empati akan membuat orang mampu
memahami isi pembicaraan orang lain, sementara lawan bicaranya merasa
dihargai dan diperhatikan.
Komunikasi tertulis adalah bagian yang penting dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan tulisan, peluang terjadinya salah paham dapat diminimalkan. Selain
itu, tulisan juga dapat menjadi bukti bila terjadi perselisihan, pada dasarnya tujuan
komunikasi tertulis adalah menyampaikan suatu maksud pada pihak lain.18
Menyampaikan gagasan baik secara lisan maupun tertulis juga
memerlukan keberanian. Keberanian seperti itu banyak dipengaruhi oeh
keyakinan diri dalam aspek kesadaran diri. Oleh sebab itu, perpaduan antara
keyakinan diri dan kemampuan berkomunikasi akan menjadi modal berharga bagi
seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain.
2) Kemampuan Bekerjasama
Bekerja dalam kelompok atau tim merupakan suatu kegiatan yang selalu
ada dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Kemampuan bekerjasama perlu
dikembangkan agar peserta didik terbiasa memecahkan masalah yang sifatnya
agak kompleks secara bersama. Kerjasama yang dimaksud yaitu menunjukkan
bahwa ada beberapa tujuan individu yang saling berkaitan erat yang menyebabkan
mereka bersatu untuk mencapai tujuan tersebut.19
Kemampuan bekerjasama termasuk didalamnya kemampuan untuk
memberikan kontribusi terhadap perencanaan dan mengkoordinasikan kerja grup
sehingga menghasilkan produk atau hasil kerja yang maksimal. Dalam
bekerjasama harus dibangun kemampuan untuk memahami, menghargai dan
16
Sobry Sutikno, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jambi: Holistica, 2014), h. 118
17
Wildan Zulkarnain, op.cit., h. 64
18
Ichsan S. Putra, op.cit., h. 48
19
Wildan Zukarnain, op.cit., h. 42
14
20
Sobry Sutikno, op.cit., h. 9
21
Emmy Fakry, “Kepemimpinan Pendidikan”, dalam Tim Dosen, Pengelolaan
Pendidikan, (Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan, 2007), h. 171
22
Ichsan S. Putra, op.cit., h. 114
15
karakteristik yang sifatnya internal dan manifest pada diri individu seperti dimensi
afektif, motivasi, interes, atau sikap.23
Komponen kepribadian yang tercakup dalam soft skills menunjukan bagian-
bagian yang berbeda tapi saling berkaitan. Dengan kenyataan ini, maka perlu
pengukuran secara intensif yang perlu dikembangkan. Berikut ini adalah
pengukuran tersebut, diantaranya:
1) Self Report
Sebagaimana tes yang diartikan sebagai sekumpulan sampel respon yang
menunjukkan atribut ukur pada diri individu, pengukuran soft skills juga
menghasilkan sejumlah respon dari individu yang menunjukkan tingkatan
yang dimiliki. Self report merupakan sekumpulan stimulus berupa pernyataan,
pertanyaan atau daftar deskripsi diri yang direspon oleh individu. Pernyataan
merupakan turunan dari domain ukur yang sifatnya teoritik konseptual setelah
melalui proses operasionalisasi menjadi indikator-indikator. Setelah domain
ukur dan indikator telah ditetapkan proses penyusunan instrument pengukuran
selanjutnya adalah penulisan item. Item ini kemudian direspon dengan
kontinum dari sangat setuju sampai sangan tidak setuju. Proses penulisan item
ini merupakan seni tersendiri yang membutuhkan kepekaan dalam
membahasakan indikator empirik perilaku individu.
2) Checklist
Checklist adalah jenis alat ukur afektif atau perilaku yang memuat
sejumlah indikator, biasanya kata sifat atau perilaku yang diisi oleh seorang
penilai. Checklist lebih banyak dipakai untuk mengukur aspek psikologis yang
tampak, misalnya perilaku.
3) Pengkuran Performansi
Pengukuran performansi merupakan pengukuran terhadap proses atau hasil
kinerja individu terhadap tugas yang diberikan. Penyekoran dilakukan peneliti
berdasarkan rubrik yang telah dibuat sebelumnya. Rubrik merupakan panduan
23
Wahyu Widhiarso, “Evaluasi Soft Skills dalam Pembelajaran.” Makalah disampaikan
pada Seminar dan Sarasehan, FIP UNY, 14 Februari 2009, h. 3
16
24
Ibid., h. 4
17
tujuan, isi, bahan serta cara yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan tertentu, jika muatan soft skills sudah dimasukkan ke dalam
kurikulum akan memudahkan guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.
25
Imas Kurniasih, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, (Yogjakarta: Kata
Pena, 2014), h. 81
26
N Yahya, “Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan Media Kultur Jaringan
Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kreativitas Siswa Kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Bangsri”,
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, JPII 3 (2) (2014), h. 155
27
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h.172
18
28
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 144
29
Dirman, Teori Belajar dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2014), h. 118
30
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), h.
151
31
Julia Jasmine, Metode Mengajar Multiple Intelligence, (Bandung: Nuansa, 2016), h.
139
19
32
Made Wena, op.cit., h.145
20
33
Jennifer Railsback, Project Based Instruction “Creating Excitement for Learning”,
(Northwest Regional: Educational Laboratory, 2002), h. 9
34
Ibid., h. 10
21
pada peserta didik.35 Tahapan pada model Project Based Learning (PjBL)
merupakan sarana untuk aspek-aspek soft skills yang akan dimunculkan dalam
penelitian ini, hubungan antara keduanya dapat dilihat pada lampiran.36 Secara
umum, langkah-langkah model pembelajaran PjBL dapat dilihat pada Gambar 2.1
berikut ini:
5. Penyusunan 4. penyelesaian
6. Evaluasi laporan dan proyek dengan
proses dan presentasi/publikasi fasilitasi dan
hasil proyek hasil proyek monitoring guru
Gambar 2. 1.
Bagan Langkah-langkah Model Project Based Learning
35
Imas Kurniasih, op.cit., h. 85
36
Lampiran 18
22
soft skills tersebut, indikator yang paling tinggi ialah indikatir kerja sama tim
dengan rata-rata 88% sedangkan indikator yang paling rendah ialah berfikir kritis
68%.37
Penelitian kedua berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Soft Skills dan Pemahaman Konsep”
disusun oleh Faizah dkk. Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis
kevalidan perangkat pembelajaran, peningkatan soft skill dan pemahaman konsep,
serta respon siswa. Hasil menunjukkan adanya peningkatan soft skill siswa dengan
N-Gain sebesar 0,46 dalam kategori sedang, sebanyak 72,72% siswa mencapai
ketuntasan soft skill dengan kriteria tinggi atau sangat tinggi, siswa mencapai
ketuntasan belajar dengan KKM ≥ 76, serta siswa memberikan respon positif.38
Penelitian ketiga berjudul “Profil Soft Skills Mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia” disusun oleh Ria Trianawati. Tujuan dari penelitian
tersebut adalah memperoleh gambaran mengenai profil soft skills mahasiswa
Pendidikan Guru Universitas Indonesia. Hasil penyebaran angket soft skills
penilaian mahasiswa terhadap diri diperoleh data soft skills 69,00% dan penilaian
guru pamong terhadap mahasiswa diperoleh data soft skills 67,70%.39
Penelitian keempat berjudul “Importance of Soft Skills for Education and
Career Success” disusun oleh Shaheen Majid dkk. Penelitian ini bertujuan untuk
menginvestigasi persepsi peserta didik atas pentingnya Soft Skills yang dimiliki
dalam proses pendidikan dan pekerjaan. Hasil penyebaran angket diketahui bahwa
Soft Skills sangat berguna dalam interaksi sosial dan dalam kemajuan karir.
Adapun 5 aspek Soft Skills yang terpenting yaitu kerjasama dan kolaborasi,
37
Mariani Natalina L., “Profil soft skills Mahasiswa Pada Mata Kuliah Pengembangan
Program Pembelajaran Biologi Tahun Akademis 2010/2011”, Jurnal Biogenesis, Vol. 8, No. 1,
2011, h. 25
38
Faizah, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Meningkatkan Soft Skill dan Pemahaman Konsep”, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 2,
2013, h. 120.
39
Ria Trianawati, “Profil Soft Skills Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia”,
skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Bandung, 2013, h. 1, tidak dipublikasikan
26
C. Kerangka Berfikir
Masalah mendasar yang masih dihadapi bangsa Indonesia hingga saat ini
adalah berkenaan dengan proses belajar mengajar yang belum efektif. Untuk
meningkatkan hasil belajar biologi serta mengembangkan soft skills peserta didik,
guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang demokratis atau
menyenangkan bagi peserta didik sehingga hasil pembelajaran sesuai dengan
standar kompetensi lulusan. Upaya untuk meningkatkan pembelajaran dapat
dilakukan dengan melakukan hal-hal yang ada di sekitar peserta didik. Untuk
mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan peran guru khususnya dalam pemillihan
metode pembelajaran yang inovatif.
Pembelajaran biologi lebih banyak berkaitan dengan makhluk hidup serta
lingkungan, peserta didik tidak dapat hanya menerima informasi tetapi harus
berperan akftif dalam proses pembelajaran. Sehingga, pembelajaran biologi akan
dipahami dengan benar oleh peserta didik jika diberi pengalaman langsung
dengan bantuan model pembelajaran yang tepat.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu siswa menguasai
materi pelajaran biologi adalah dengan menggunakan model Project Based
Learning. Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang diduga dapat
menumbuhkan nilai-nilai yang hendak dibangun dalam soft skills seperti
40
Sheheen Majid, Importance of Soft Skills for Education and Carees Success,
International Journal for Cross-Disiplinary Subject in Education, Vol. 2, 2012, h. 1
41
Faridah Musa, Project-Based Learning (PjBL): Inculcating Soft Skills in 21th Century
Workplace, UKM Teaching and Learning Congress, 2011, h. 1
27
1
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 47
2
Nana S. Sukmadinata, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), h.73
28
29
2. Tahap kedua
Pada tahap ini mulai melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan
model PjBL. Tahap ini, peserta didik melakukan diskusi mengenai materi
Archaebacteria dan Eubacteria. Pembagian kelompok peserta didik dibagi ke
dalam enam kelompok. Pada tahap ini guru menugaskan peserta didik mencari
dan mengumpulkan berbagai referensi seputar materi tentang pokok bahasan
Eubacteria.
Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap kelompok
untuk kemudian dipelajari dan didiskusikan bersama anggota kelompoknya.
Peserta didik ditugaskan untuk melengkapi LKS yang telah diberikan oleh guru.
LKS yang telah dilengkapi akan dijadikan pedoman peserta didik untuk
pembuatan proyek yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya.
Tahap ini mulai dilakukan observasi terhadap soft skills peserta didik
selama melakukan kegiatan diskusi. Setiap dua kelompok didampingi satu
observer yang bertugas untuk mencatat kemunculan soft skills peserta didik saat
diskusi. Aspek soft skills yang diamati observer pada bagian ini adalah aspek
keterampilan berfikir dan menyelesaikan masalah.3
3. Tahap ketiga
Tahap ketiga ini setiap kelompok mulai membuat proyek masing-masing
dan dilakukan observasi terhadap aspek soft skills peserta didik selama pembuatan
proyek. Aspek soft skills yang di amati yaitu aspek kerjasama.
4. Tahap keempat
Tahap ini peserta didik melakukan kegiatan diskusi dan setiap kelompok
mempresentasikan proyek yang telah dibuat. Pada tahap ini dilakukan observasi
terhadap aspek soft skills peserta didik. Aspek soft skills yang diamati yaitu aspek
keterampilan berkomunikasi dan aspek keterampilan belajar sepanjang hayat.
Khusus pada aspek kepemimpinan, diobservasi dalam setiap tahapan.
5. Tahap kelima
Tahap ini dibagikan angket pada masing-masing peserta didik dan
dilakukan wawancara perwakilan peserta didik pada setiap kelompok. Angket
3
Lampiran 19
30
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitain terdiri dari tiga tahapan, yaitu:
1. Tahapan persiapan
a. Menganalisis kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada standar isi
mata pelajaran Biologi SMA kelas X sesuai dengan Kurikulum 2013 yang
dipergunakan sekarang, serta menganalisis materi pada buku teks atau
paket untuk menentukan konsep yang pembelajarannya dapat
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning. Pada
penelitian ini pokok bahasan yang dipilih adalah Eubacteria.
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan
model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
c. Membuat atau menyusun instrumen penelitian sebagai alat pengumpul
data berupa lembar kerja siswa, lembar observasi, angket dan pedoman
wawancara.
d. Menguji instrumen penelitian
Pengujian validitas instrumen penelitian lembar kerja siswa (LKS),
lembar observasi, angket dan pedoman wawancara oleh para ahli
(validitas konstruk). Selanjutnya instrumen angket diuji cobakan kepada
siswa kelas X untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Kemudian butir
pernyataan yang valid yang akan langsung digunakan untuk penelitian.
e. Memperbanyak instrumen untuk digunakan dalam penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan penelitian. Langkah awal pada
tahap ini adalah melakukan proses pembelajaran menggunakan model PjBL.
Peserta didik mulai melakukan diskusi dilanjutkan dengan pembuatan proyek
31
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik di SMA Negeri 32 Jakarta
Selatan semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah peserta didik
sebanyak 36 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.4 Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling yaitu tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel
yang digunakan adalah satu kelas peserta didik SMA kelas X MIA 1. Dalam hal
penentuan sampel, pihak sekolah atau guru bersangkutan terlibat dalam
menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian.
Peserta didik dalam penelitian ini dibagi menjadi enam kelompok, dimana
dalam setiap anggota kelompok terdapat siswa laki-laki dan perempuan, siswa
dari kategori tinggi, sedang dan rendah. Pengelompokan ini dilakukan agar setiap
kelompok mempunyai kemampuan yang merata dalam hal pembelajaran.
4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 118.
32
diperolehnya data yang objektif.5 Teknik pengumpul data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar obsersi soft skills, lembar kerja siswa, angket soft
skills dan wawancara.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh
data penelitian. Instrument yang digunakan yaitu:
1. Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan digunakan untuk mendapatkan data yang
sifatnya fisik. Peneliti melakukan pengamatan langsung ke sekolah untuk
mendapatkan gambaran konkrit tentang penggunaan model Project Based
Learning.
2. Lembar observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan terhadap kegiatan objek yang akan
diteliti secara langsung dengan cara mengumpulkan data berdasarkan pengamatan
yang menggunakan mata atau telinga secara langsung. Dengan demikian melalui
proses observasi dapat terlihat kemunculan aspek soft skills yang diamati dengan
menggunakan panca indera secara langsung. Kegiatan observasi ada yang disertai
(partisipasi) oleh pengamat dan ada yang tidak disertai (nonpartisipasi).6 Dalam
penelitian kali ini peneliti melaksanakan observasi partisipasi, di mana peneliti
akan ikut serta dalam kegiatan yang akan dilaksanakan.
Lembar observasi memiliki fungsi sebagai pedoman agar observer cermat
mengenai aspek keterampilan yang perlu diobservasi, dan sebagai alat perekam
data mengenai kerja dari aspek keterampilan peserta didik yang dinilai, serta
menghindari faktor eksternal dari keterampilan yang ingin dinilai atau diketahui.7
5
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet ke-4, h.
158
6
Sudaryono, dkk., Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), h. 9
7
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanuddin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian Uin Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006)
cet. 1, h. 84
33
8
Lampiran 2
34
9
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 228
35
5. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukan informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu.11 Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang,
misalnya untuk mencari data tentang latar belakang murid, orang tua, pendidikan
atau sikap terhadap sesuatu. Wawancara cara dalam penelitian yaitu bersifat
wawancara bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan
pendapatnya, tanpa dibatasi patokan yang telah dibuat.12 Wawancara dalam
penelitian ini dilakukan dengan tanya jawab langsung kepada perwakilan siswa di
tiap-tiap kelompok. Peneliti telah menyiapkan beberapa pertanyaan yang sudah
10
Sugiyono, op. cit., h. 201
11
Ibid., h. 317
12
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
Ed. 2, Cet. 3, h. 44
36
G. Kalibrasi Instrumen
1. Uji Validasi
Instrumen diuji validasi berdasarkan karakteristik dari masing-masing
instrumen. Untuk menguji kevalidan instrumen yang digunakan pada penelitian
ini, terdapat dua cara yang ditempuh guna memperoleh instrumen yang layak
untuk digunakan, yakni uji validitas konstruk dan uji validitas isi. Pada jenis
instrumen lembar observasi, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan wawancara. Uji
validitas yang dilakukan dengan cara validitas konstuk. Validitas konstruk
terhadap instrumen ini dilakukan berdasarkan pertimbangan dosen ahli dengan
memperhatikan kesesuaian antara bagian-bagian yang terdapat pada ketiga
instrumen tersebut dengan aspek Soft Skills peserta didik. Sementara untuk
instrumen angket, dilakukan analisis tambahan berkaitan dengan validitas dan
reliabilitas.
b. Validitas Angket
Suatu instrumen baru dapat dipergunakan dalam penelitian bilamana telah
dinyatakan valid. Instrumen dikatakan valid jika memiliki validitas yang tinggi
serta dapat mengukur apa yang diukur. Untuk uji validitas menggunakan rumus
38
rxy =
√ √
Keterangan:
rxy = Koefisien validitas instrumen (korelasi antara X dan Y)
N = Banyaknya peserta tes
X = Skor total tiap item
Y = Skor total tiap peserta didik
Nilai koefisien validitas instrumen yang diperoleh kemudian dibandingkan
dengan rtabel dengan kriteria jika rhitung > rtabel maka soal tersebut valid, sedangkan
jika rhitung ≥ rtabel maka soal tersebut tidak valid. Sebanyak 50 item pernyataan
yang diujikan validitasnya dan terdapat 34 item pernyataan yang valid yaitu
nomor item 2, 4, 7, 9, 11, 12, 13, 17, 18, 19, 20, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 34, 35,
36, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50. Ke-34 item pernyataan yang
valid digunakan untuk mengumpulkan data soft skills siswa.
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks korelasinya (r)
dibawah ini:14
Tabel 3.4.
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
13
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan,
(Bandung: Refika Aditama, 2012), h. 102.
14
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 89
39
2. Uji Reliabilitas
a. Uji Reliabilitas Angket
Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Angket Soft Skills yang
digunakan dalam penelitian ini diuji dengan metode belah dua atau spit-half
method. Metode belah dua adalah metode pengujian reliabilitas yang dilakukan
dengan cara membagi butir pernyataan angket menjadi dua belahan, selanjutnya
mengkorelasikan skor total kedua belahan. Korelasi skor total kedua belahan
dihitung menggunakan rumus korelasi product moment.15
Angka koefisien yang dihasilkan pada perhitungan ini merupakan nilai
korelasi antara setengah instrument karena angka koefisien ini diperoleh dari hasil
pembelahan butir menjadi dua bagian. Untuk memperoleh angka koefisien
korelasi keseluruhan dari tes angket tersebut harus dihitung nomor-nomor kedua
tes itu dengan rumus Spearman-Brown:16
Keterangan:
ri : reliabilitas internal seluruh instrument
rb : korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.
Jika nilai korelasi atau r-nya signifikan dengan r-Tabel maka instrument
tersebut memiliki reliabilitas yang memadai dan bisa digunakan untuk
pengukuraan selanjutnya. Berdasarkan hasil uji reliabilitas, 34 item pernyataan
yang telah valid memiliki nilai r11 sebesar 0,792 dan nilai rtabel 0,282. Dengan
demikian, r11 > rtabel atau 0,792 > 0,282. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen
yang akan digunakan dalam penelitian ini reliabel.
15
Uhar Suharsaputra, op.cit., h. 106
16
Sigiyono, op. cit., h. 185
40
Keterangan:
NP = Nilai persen yang dicari atau yang di harapkan
R = Skor mentah yang di peroleh peserta didik
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
c. Menginterpretasikan secara deskriptif data presentase tiap-tiap aspek
indikator Soft Skills yang muncul selama proses pembelajaran. Hasil
presentase yang diperoleh dikategorikan dalam pedoman konverse
presentase rata-rata soft skills peserta didik.18
17
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: PT
Remaja Rosdakarya, 2013), h. 102
18
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 89
41
Tabel 3.5.
Perhitungan Skala Pengukuran
Tingkat penguasaan
Skala Kategori
(%)
4 81 – 100 Sangat baik
3 61 – 80 baik
2 41 – 60 cukup
1 21 – 40 kurang
0 0 – 20 Kurang sekali
Tabel 3.6.
Skor Item Skala Likert
Sifat Pernyataan SS S TS STS
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
19
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011), edisi. 1, cet. 4, h. 242.
20
Zainal Arifin, Op. Cit., h. 237
42
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
Keterangan:
A = proporsi peserta didik yang memilih
B = jumlah peserta didik (responden)
I. Alur Penelitian
Wawancara
Ya
Diskusi
Praktikum Observasi
Presentasi
Temuan Penelitian
Analisis Pembahasan
Kesimpulan
A. Hasil Penelitian
Data hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 32 Jakarta akan
diuraikan pada bab ini. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan pada 1
kelompok belajar (kelas) dengan menerapkan model pembelajaran Project Based
Learning. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu kelas X pada materi
Archaebacteria dan Eubackteria.
Hasil penelitian diperoleh dari pengamatan dengan menggunakan lembar
observasi, jawaban lembar kerja siswa (LKS), pengisian angket serta wawancara.
Berdasarkan pengolahan data pada lembar observasi dan lembar kerja siswa
(LKS) dapat dianalisis bagaimana pencapaian aspek soft skills pada seluruh siswa.
Adapun pengisian angket dan hasil wawancara digunakan sebagai data pendukung
dalam menganalisis pencapaian aspek soft skills.
Terdapat lima aspek soft skills yang diamati dalam penelitian ini, yaitu:
a) Keterampilan berfikir dan menyelesaikan masalah
b) Keterampilan bekerjasama
c) Keterampilan berkomunikasi
d) Belajar sepanjang hayat dan mengelola informasi
e) Keterampilan kepemimpinan
Aspek soft skills yang diteliti dalam penelitian ini merujuk pada indikator
soft skills yang dikemukakan oleh Archna Sharma1 serta disesuaikan dengan
model pembelajaran Project Based Learning. Setelah dilakukan pengolahan data
terhadap temuan penilitian, diketahuilah pencapaian aspek soft skills pada tiap
indikator yang disediakan.
1
Archna Sharma, Importance of Soft Skills Development in Education, 2015, h.1,
http://schoolofeducators.com/2009/02/importance-of-soft-skills-development-in-
education/ Diakses pada tanggal 28 Oktober 2015
44
45
Tabel 4.1.
Instrumen yang Digunakan dalam Mengukur Aspek Soft Skills
Instrument
Aspek Soft Skills
LKS LO
A. Keterampilan berfikir dan menyelesaikan masalah
1. Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah √
2. Kemampuan mendapatkan ide √
3. Kemampuan mencari solusi alternatif √
4. Kemampuan membuat kesimpulan berdasarkan pembuktian √
yang valid
B. Keterampilan berkerjasama
1. Membangun hubungan, berinteraksi dengan anggota √
kelompok
2. Memberikan kontribusi terhadap perencanaan √
3. Ikut serta melakukan praktikum √
46
Instrument
Aspek Soft Skills
LKS LO
4. Mengkordinasikan kerja grup dalam penggunaan alat dan √
bahan
5. Saling membantu saat melakukan praktikum √
C. Keterampilan berkomunikasi
1. Kemampuan menyampaikan gagasan atau ide √
2. Menggunakan teknologi selama presentasi √
3. Keterampilan mendengarkan atau menyimak pengarahan √
dengan baik
4. Keterampilan memberi respon √
5. Kemampuan berpresentasi secara jelas serta menyakinkan √
kepada audien
D. Belajar sepanjang hayat dan mengelola informasi
1. Mengelola informasi yang relevan dari berbagai sumber √
2. Mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum √
dipahami
3. Mengamati setiap perubahan yang terjadi selama praktikum √
4. Mencatat data hasil praktikum √
E. Keterampilan kepemimpinan
1. Kemampuan untuk memimpin suatu proyek √
2. Kemampuan memahami dan menjadi alternative pemimpin √
dan pengikut
Keterangan :
LKS : Lembar Kerja Siswa
LO : Lembar Observasi
Penilaian lembar observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran
berlangsung sebanyak tiga pertemuan. Data pencapaian soft skills siswa pada tiap
aspek dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Data Persentase Lembar Observasi
Persentase per Kelas
No Aspek Soft Skills
Aspek (%) Eksperimen(%)
1 keterampilan berfikir dan
20 64,93
menyelesaikan masalah
2 keterampilan bekerjasama 20 72,77
3 Keterampilan berkomunikasi 20 63,05
4 Belajar sepanjang hayat dan mengelola 20 70
47
Data pada Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa hasil pencapaian soft skills
siswa yang terlihat melalui pengamatan atau observasi untuk setiap aspek
berbeda-beda. Terdapat empat aspek soft skills yang termasuk dalam kategori baik
dan satu aspek dalam kategori cukup. Adapun persentase rata-rata tertinggi
terdapat pada aspek soft skills keterampilan bekerjasama dengan
persentase72,77%, sedangkan persentase rata-rata terendah terdapat pada aspek
soft skills keterampilan kepemimpinan dengan persentase 55,20%. Nilai rata-rata
persentase soft skills untuk semua aspek tergolong dalam kategori cukup dengan
persentase 65,19%. Hal ini menunjukkan bahwa soft skills seluruh siswa kelas X
MIA 1 termasuk dalam kategori cukup.
Pencapaian soft skills siswa juga dapat dilihat berdasarkan berbagai
metode yang peniliti gunakan sesuai dengan tahapan pada model pembelajaran
Project Based Learning. Peneliti membagi tiga metode yaitu diskusi, praktikum
dan presentasi. Data pencapaian soft skills siswa pada setiap aspek dengan
berbagai macam metode dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3.
Pencapaian Soft Skills Siswa dengan Model Pembelajaran Project Based
Learning
Persentase Pencapaian
Aspek Soft Skills Metode
Diskusi Kategori Praktikum Kategori Presentasi Kategori
A. Keterampilan
berfikir dan
64,93 Baik - - - -
menyelesaikan
masalah
B. Keterampilan
69,44 Baik 73,61 Baik - Baik
Bekerjasama
C. Keterampilan 62,5 Baik - - 63,37 Baik
48
Persentase Pencapaian
Aspek Soft Skills Metode
Diskusi Kategori Praktikum Kategori Presentasi Kategori
berkomunikasi
D. Belajar
sepanjang hayat
62,5 Baik 63,54 Baik 63,19 Baik
dan mengelola
informasi
E. Keterampilan
55,20 Cukup 55,20 Cukup 55,20 Cukup
kepemimpinan
Jumlah 62,91 Baik 64,11 Baik 60,58 Baik
Keterangan : - : tidak diukur
Data pada Tabel 4.3 dapat diketahui pencapaian Soft Skills siswa yang
teramati pada berbagai metode untuk setiap aspek menunjukkan persentase yang
berbeda-beda. Dapat dilihat pula pencapaian Soft Skills siswa pada aspek
bekerjasama cukup dapat dikembangkan dengan metode praktikum dengan
persentase sebesar 73,61%. Sedangkan pencapaian terendah pada aspek
keterampilan kepemimpinan dengan kategori kurang. Pengamatan pada aspek
keterampilan kepemiminan teramati pada setiap metode yaitu pada metode
diskusi, praktikum maupun pada saat presentasi dengan pencapaian persentase
sebesar 55,20%. Dengan berbagai metode pembelajaran yang digunakan, rata-rata
aspek Soft Skills siswa tergolong dalam kategori cukup.
Metode praktikum dan presentasi terdapat aspek yang tidak diukur, karena
indikator yang disediakan pada aspek tersebut tidak terlihat ketika melakukan
penilaian pada metode tersebut.2
2
Lampiran 19
49
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Data Persentase Lembar Angket
Persentase Kelas
Aspek Soft Skills per Aspek Eksperimen
(%) (%)
A. Keterampilan berpikir dan menyelesaikan 20 72,08
masalah
B. Keterampilan bekerjasama 20 76,07
C. Keterampilan berkomunikasi 20 75,86
D. Belajar sepanjang hayat dan mengelola 20 70,27
informasi
E. Keterampilan Kepemimpinan 20 80,41
(Total Ketercapaian) 100 74,93
Data pada tabel 4.4, terlihat bahwa kelima aspek soft skills berada dalam
kategori baik. Adapun persentase rata-rata tertinggi terdapat pada aspek soft skills
keterampilan kepemimpinan dengan presentase 80,41%. Sedangkan persentase
rata-rata terendah terdapat pada aspek soft skills belajaran sepanjang hayat dan
mengelola informasi dengan persentase rata-rata sebesar 70,27%. Nilai rata-rata
hasil persentase dari seluruh pernyataan aspek soft skills tersebut sebanyak
74,93% hal tersebut menunjukkan bahwa soft skills yang muncul dalam diri siswa
berdasarkan pengisian angket termasuk dalam kategori baik.
3. Hasil Wawancara
Peneliti memperkuat data hasil penelitian dengan data wawancara.
Wawancara dilakukan dengan pertanyaan tertutup mengenai aspek soft skills yang
muncul pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Tujuan wawancara
ini juga untuk mengetahui aspek apa saja yang dominan muncul. Pertanyaan dari
wawancara masing-masing mewakili setiap aspek Soft Skills yang akan diteliti
yaitu keterampilan berfikir dan menyelesaikan masalah, keterampilan
bekerjasama, keterampilan berkomunikasi, belajar sepanjang hayat dan mengelola
informasi serta keterampilan kepemimpinan.
50
Tabel 4.4
Jawaban Hasil Wawancara
Pertanyaan Kesimpulan jawaban siswa
1. Apakah kamu masih 1. Ya, karna belum terlalu mengenal orang
sering merasa gugup tersebut (siswa 1).
ketika berkomunikasi 2. Tidak, karna saya percaya diri. Karna sudah
dengan orang lain? terbiasa. Tidak gugup, tetapi tergantung siapa
Mengapa? yang bertanya (siswa 2, 3, 4, 5).
3. Terkadang, mungkin ada rasa takut ataupun
deg-deg an dan tergantung keadaan (siswa 6, 7).
2. Apakah kamu lebih 1. Bekerja bersama-sama, karna lebih mudah dan
suka bekerja sendiri cepat selesai dan hasilnya lebih maksimal
atau bekera bersama- (siswa 1, 2, 4, 6, 7)
sama dengan teman 2. Saya lebih suka bekerja sendiri karena jika
yang lain? Alasannya? bekerja bersama-sama itu tidak efektif dan
cenderung memakan banyak waktu serta ada
beberapa orang yang tidak bekerja (siswa 3)
3. Dua-duanya, kerena jika saya bekerja sendiri
saya bias lebih serius dan focus. Jika kelompok,
akan lebih mudah selesai (siswa 5)
3. Menurut kamu, hal- 1. Lebih serius dalam belajar (siswa 1)
hal apa saja yang 2. Lebih perduli (siswa 2)
perlu ditingkatkan dari 3. Lebih sabar (siswa 3)
51
3
Darmawati, “Peningkatan Kemampuan Soft Skills Mahasiswa Biologi Melalui
Penerapan Model Problem Based Learning”, Jurnal Biogenesis, Vol. 10, No. 2, 2014, h. 10
54
80
70
60
50
Persentase Siswa
Diskusi
40
Praktikum
30 Presentasi
20
10
0
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5
Aspek Soft Skills Siswa
Gambar 4.1.
Grafik Persentase Siswa dari Masing-masing Aspek Soft skills
pada saat diskusi maupun pada saat praktikum. Hal ini dikarenakan pada aspek ini
sebagian besar siswa telah mampu membangun hubungan serta berinteraksi
dengan anggota kelompok. Siswa juga telah mampu saling memberikan
kontribusinya sebagai anggota kelompok terhadap perencanaan proyek yang akan
dibuat. Selain itu, dalam model pembelajaran Project Based Learning terdapat
proses praktikum yang akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut
serta melakukan kegiatan praktikum serta bekerjasama dalam penggunaan alat dan
bahan yang digunakan selama praktikum berlangsung. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian lain yang mendapat kategori baik pada indikator ini dikarenakan
mahasiswa dapat berhubungan baik dengan seluruh anggota kelompok dalam
memutuskan jawaban berdasarkan hasil diskusi.4 Sementara itu, aspek lima yaitu
keterampilan kepemimpinan memiliki persentase terendah dikarenakan sikap
siswa dalam memimpin suatu proyek hanya didominasi oleh satu siswa dalam tiap
kelompok sehingga pengembangan keterampilan kepemimpinan pada seluruh
siswa tidak merata.
Pencapaian aspek soft skills seluruh siswa pada setiap aspek akan dibahas
sebagai berikut.
1. Aspek Keterampilan Berpikir dan Menyelesaikan Masalah
Berdasarkan analisis hasil pengamatan melalui Lembar Kerja Siswa (LKS)
aspek keterampilan berfikir dan menyelesaikan masalah memiliki persentase
64,93% (baik) dan hasil perhitungan angket yang diisi oleh masing-masing siswa
memiliki nilai persentase 72,08% (baik). Dari kedua data tersebut, dapat diketahui
bahwa seluruh siswa telah dapat mengembangkan keterampian berpikir dan
menyelesaikan masalah baik dalam penilaian lembar kerja siswa maupun dari
hasil refleksi diri yang diisi pada angket. Menurut wawancara yang dilakukan juga
menunjukkan secara dominan siswa telah dapat mengidentifikasi terlebih dahulu
permasalahan yang ada serta dapat menyelesaikan masalah dengan sumber yang
relevan.
Keterampilan berpikir dan menyelesaikan masalah seseorang mampu
untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah, mampu mendapatkan ide dan
4
Ibid., h. 13
56
2. Keterampilan Bekerjasama
Data pada Tabel 4.4, diketahui bahwa pencapaian keterampilan bekerja
sama pada lembar observasi seluruh siswa termasuk dalam kategori baik (72,77%)
dan merupakan persentase tertinggi dari kelima aspek yang dinilai oleh peneliti.
Berdasarkan metode yang diterapkan, keterampilan bekerjasama memperoleh
persentase tertinggi dalam metode praktikum. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Mariana yaitu kerjasama memiliki persentase tertinggi dari tujuh indikator yang
diteliti dengan kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukkan hasil kerjasama
tim atau masing-masing kelompok sudah terjalin dengan baik dapat
mempresentasi dan mempertanggung jawab kinerja kelompok masing-masing.6
Hasil observasi yang dilakukan terhadap pengamatan soft skills siswa
menunjukkan hampir seluruh siswa memperlihatkan kemampuan berkerjasama
dalam berkelompok dengan baik. Pada lembar observasi, aspek keterampilan
bekerjasama yang diteliti terdiri dari lima sub aspek. Pada model pembelajaran
Project Based Learning terdapat tahapan merencanakan percobaan untuk proyek
yang akan dibuat. Siswa dengan aktif menunjukkan kontribusinya sebagai anggota
kelompok dalam perencanaan tersebut. Siswa antusias dalam melaksanakan
praktikum, siswa mampu membangun hubungan dan berinteraksi dengan anggota
kelompok dengan saling membantu selama melakukan praktikum serta
mengkordinasikan dalam penggunaan alat dan bahan.
Aspek keterampilan bekerjasama menunjukkan persentase sebesar
76,07(baik) pada pengisian lembar angket. Hasil wawancara sebanyak lima siswa
5
Archna Sharma, op.cit., h. 2
6
Mariani Natalina L., “Profil soft skills Mahasiswa Pada Mata Kuliah Pengembangan
Program Pembelajaran Biologi Tahun Akademis 2010/2011”, Jurnal Biogenesis, Vol. 8, No. 1,
2011, h. 32
57
3. Keterampilan Berkomunikasi
Hasil analisis dan hasil pengamatan pada lembar observasi, soft skills
siswa aspek keterampilan berkomunikasi memiliki persentase 63,05 (baik),
sedangkan pada pengisian angket memperoleh persentase 75,86 (baik). Hasil
tersebut didukung dengan data wawancara yang menunjukkan bahwa siswa
merasa sudah percaya diri dengan kemampuan berkomunikasi yang dimiliki.
Sebanyak empat siswa dominan mengatakan tidak merasa gugup bila harus
berbicara kepada orang lain ataupun didepan orang banyak (presentasi).
”Berkomunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi dari satu
orang yang memberi informasi kepada orang lainnya yang menerima informasi.”7
Berkomunikasi termasuk didalamnya yaitu bertukar pendapat, opini dan informasi
serta member respon terhadap informasi yang diterima. Sehingga keterampilan
berkomunikasi merupakan kemampuan seseorang dalam menyampaikan ide,
gagasan secara jelas dan menyakinkan.
Keterampilan berkomunikasi teramati pada saat melakukan diskusi
kelompok dan presentasi di depan kelas. Pada saat diskusi terlihat para peserta
didik saling bertukar informasi dengan anggota sesama kelompok dan kelompok
lain. Hal ini menunjukkan adanya komunikasi yang baik antara kelompok satu
dengan yang lain. Saat presentasi siswa terlihat antusias dalam memberikan
respon atau tanggapan terhadap kelompok lain yang menginformasikan hasil
diskusi.
7
Zanaton Haji Iksan, dkk., “Communication Skills Among University Students”,
Procedia- Social and Behavioral Science 59, 2012, h. 72
58
5. Keterampilan Kepemimpinan
Keterampilan kepemimpinan merupakan kemampuan dalam memimpin
berbagai kegiatan dan tugas. Kepemimpinan aspek yang penting dimiliki pada
setiap kelompok karena akan menentukan kinerja seluruh anggota kelompok.
Pemimpin yang baik haruslah mampu memimpin suatu proyek dalam
perencanaanya maupun dalam proses pembuatannya, ikut serta apa yang anggota
kelompok kerjakan sehingga dapat menjadi pemimpin sampai terselesainya
proyek yang dibuat. Pada hasil wawancara menunjukkan lima siswa dominan
8
Archna Sharma, op.cit., h. 4
59
9
Shaheen Majid, “Importance of Soft Skills for Education and Career Success”,
International Journal for Cross-Disiplinary Subject in Education, Vol. 2, Issue 2, 2012, h. 1039
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan yaitu aspek soft skills siswa
pada model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang teramati pada saat
observasi diperoleh nilai rata-rata baik pada setiap indikator dan hasil penilaian
angket menunjukkan nilai rata-rata baik. Hal ini didukung dengan pernyataan
siswa melalui wawancara yang menunjukkan aspek soft skills siswa dalam
kategori baik. Profil soft skills siswa yang teridentifikasi tinggi yaitu aspek
keterampilan bekerjasama (72,77%) dengan kategori baik dan yang terendah yaitu
aspek keterampilan kepemimpinan (55,20%) dengan kategori cukup. Dengan
demikian, soft skills siswa berkembang dengan baik pada model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL)
B. Saran
Saran dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi guru
a. Pengembangan soft skills siswa disarankan dilakukan secara rutin dan
berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan agar performa siswa yang
tidak terlihat dapat dimunculkan dengan maksimal.
b. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning disarankan lebih memperhatikan alokasi waktu
sehingga pada pelaksanaannya seluruh fase/tahapan Project Based
Learning dapat bermakna bagi siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya
a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang soft skills siswa dengan
menggunakan model pembelajaran lain dan konsep yang lain.
60
DAFTAR PUSTAKA
61
62
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
64
65
2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan
dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun
di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium
dan di lingkungan sekitar.
3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria
berdasarkan ciri-ciri dan bentuk lain melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator:
3.4.1. Membedakan organisme prokariotik dengan organisme eukariotik
3.4.2. Mengklasifikasikan Archaebacteria dan Eubacteria
3.4.3. Mengklasifikasikan bakteri gram positif dan negatif
3.4.4. Menyelidiki informasi mengenai cara melakukan penanaman bakteri/pour
plate/streak plate, pengamatan koloni bakteri, pengecatan gram dan pengamatan
sel bakteri
3.4.5. Manganalisis informasi mengenai manfaat Archaebacteria dan Eubacteria dalam
kehidupan sehari-hari
3.4.6. Menampilkan informasi mengenai manfaat Archaebacteria dan Eubacteria dalam
kehidupan sehari-hari
3.4.7. Menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat, dan reproduksi Cyanobacteria dan
penerapannya dalam kehidupan
4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam
kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.4.1. Menganalisis informasi mengenai cara melakukan pengamatan koloni bakteri
pada berbagai medium
4.4.2. Menganalisis informasi mengenai pemanfaatan bakteri dalam pembuatan
Yoghurt
4.4.3. Merencanakan percobaan pemanfaatan bakteri dalam pembuatan Yoghurt
4.4.4. Merancang praktikum pemanfaatan bakteri dalam pembuatan Yoghurt
66
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mengetahui keberagaman makhluk hidup berukuran mikro seperti
Archaebacteria dan Eubacteria
2. Siswa menggunakan pola pikir ilmiah dalam pembuatan proyek
3. Siswa menjaga kebersihan selama proses pembelajaran
4. Siswa menunjukkan tanggung jawab dalam mengumpulkan tugas yang telah
diselesaikan
5. Siswa mampu menunjukkan kerja sama dalam berdiskusi kelompok baik dikelas
maupun diluar kelas
6. Siswa mampu membedakan organisme prokariotik dan eukariotik
7. Siswa mampu menjelaskan dan membedakan domain Archaebacteria dan Eubacteria
8. Siswa mampu mengklasifikasikan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-
cirinya
9. Siswa mampu mengemukakan informasi mengenai cara melakukan penanaman
bakteri/pour plate/streak plate, pengamatan koloni bakteri, pengecatan gram dan
pengamatan sel bakteri
10. Siswa mampu mendeskripsikan peranan Archaebacteria dan Eubacteria dalam
kehidupan sehari-hari
11. Siswa mampu menjelaskan ciri-ciri . cara hidup, habitat, dan reproduksi
Cyanobacteria dan penerapannya dalam kehidupan
12. Siswa mampu menjelaskan peranan desinfektan, sabun, dan antis,atau karbol dalam
mengurangi atau membunuh bakteri
D. Materi Pembelajaran
1. Archaebacteria
2. Eubacteria, karakteristik dan perkembangbiakan
3. Koloni bakteri, penanaman bakteri/pour plate/streak plate
4. Peranan bakteri dalam penyakit, industri dan kedokteran
67
E. Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran Berbasis Proyek
Metode : Diskusi kelompok, Tanya jawab
Pendekatan : Scientific Learning
G. Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Alokasi waktu : 3 x 45 menit
I. Indikator
1. Membedakan organisme prokariotik dengan organisme eukariotik
2. Mengklasifikasikan Archaebacteria dan Eubacteria
3. Membedakan jenis bakteri berdasarkan bentuk, cara mendapatkan makanan dan
pernapasan bakteri
4. Menyelidiki informasi mengenai cara melakukan penanaman bakteri/pour
plate/streak plate, pengamatan koloni bakteri, pengecatan gram dan pengamatan sel
bakteri
5. Menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat, dan reproduksi Cyanobacteria dan
penerapannya dalam kehidupan
6. Menyelidiki informasi mengenai cara melakukan pengamatan koloni bakteri pada
berbagai medium
7. Menganalisis informasi mengenai cara melakukan pengamatan koloni bakteri pada
berbagai medium
8. Mengidentifikasi permasalahan bakteri
9. Membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji
10. Mencari data yang relevan untuk mendukung hipotesis
11. Menyusun langkah persiapan proyek
II. Tujuan
1. Siswa mampu membedakan organisme prokariotik dan eukariotik
2. Siswa mampu mengklasifikasikan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-
cirinya.
3. Siswa mampu menyelidiki informasi mengenai cara melakukan penanaman
bakteri/pour plate/streak plate, pengamatan koloni bakteri, pengecatan gram dan
pengamatan sel bakteri
4. Siswa mampu mendeskripsikan peranan Archaebacteria dan Eubacteria dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Siswa mampu menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat, dan reproduksi
Cyanobacteria dan penerapannya dalam kehidupan
6. Siswa mampu merancang produk pemanfaatan bakteri dalam pembuatan Yoghurt
69
7. Siswa mampu menjelaskan peranan desinfektan, sabun, dan antis,atau karbol dalam
mengurangi atau membunuh bakteri
8. Siswa dapat merumuskan permasalahan yang diajukan
9. Siswa dapat membuat hipotesis tentang permasalahan yang dikaji
10. Siswa dapat menyusun rancangan pelaksanaan proyek
bakteri?
Pernahkah kalian
minum Yoghurt? Dan
bagaimana rasanya?
Motivasi
Guru memotivasi siswa
dengan memberikan
pertanyaan mengenai
bakteri dari gambar yang
telah dilihat siswa
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran,
aktifitas yang akan
dilakukan dan proses
evaluasi berlangsung
Memberikan gambaran
manfaat memperlajari
karakteristik
Archaebacteria dan
Eubacteria
Kegiatan Inti Menyimak 15
Observasi menit
Guru menampilkan peta
konsep dan menjelaskan
hal apa saja yang akan
dipelajari
Menampilkan gambar atau
video berkaitan dengan
pembelajaran
Questioning 15
Memberi kesempatan menit
siswa untuk bertanya dari
hasil pengamatan terhadap
71
Pertemuan Kedua
I. Indikator
1. Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan bakteri dalam pembuatan Yoghurt
2. Merancang pembuatan proyek pemanfaatan bakteri dalam pembuatan Yoghurt
3. Memproduksi hasil pembuatan Yoghurt
4. Menampilkan hasil pembuatan proyek
II. Tujuan
1. Siswa mampu menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan bakteri dalam pembuatan
Yoghurt
2. Siswa mampu mengidentifikasi alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam
pembuatan proyek
3. Siswa mampu merancang alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan
proyek
4. Siswa mampu melaksanakan pembuatan proyek sesuai prosedur yang telah
didiskusikan
5. Siswa mampu merancang produk pemanfaatan bakteri dalam pembuatan Yoghurt
6. Siswa dapat menampilkan hasil sementara pembuatan produk
Pertemuan Ketiga
I. Indikator
1. Membuat laporan hasil penyelesaian proyek secara tertulis
2. Mengemukakan informasi mengenai cara melakukan penanaman bakteri/pour
plate/streak plate, pengamatan koloni bakteri, pengecatan gram dan pengamatan sel
bakteri
3. Memperjelas peranan bakteri yang terlibat dalam pembuatan Yoghurt
4. Menyajikan laporan secara lisan dalam bentuk presentasi
5. Membuat kesimpulan tentang pembuatan proyek yang sudah dikerjakan
II. Tujuan
1. Siswa mampu membuat laporan tertulis yang berupa hasil dari penyelesaian proyek
2. Siswa mampu menjelaskan peranan bakteri yang terlibat dalam pembuatan Yoghurt
3. Siswa mampu menyajikan data-data yang telah dikumpulkan selama pembelajaran
4. Siswa mampu mempresentasikan hasil laporan dari penyelesaian proyek yang telah
dilakukan
5. Siswa mampu membuat kesimpulan tentang pembuatan proyek yang sudah dikerjakan
Penutup 45
Guru memberikan Siswa mengerjakan soal menit
evaluasi secara tertulis
VI. Penilaian
Pedoman
Jenis Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Penskoran
Sikap Observasi Daftar cek atau Terlampir
skala penilaian
Pengetahuan Tes Tulis Soal Essay terlampir
Mengetahui,
Lampiran 2
Data hasil observasi aspek Soft Skills peserta didik pada kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model Project Based-Learning dihitung nilai
rata-rata dan presentase per aspek Soft Skills yang diamati menggunakan
persamaan sebagai berikut:
( )
Berdasarkan lampiran data observasi dan lembar kerja siswa, Soft Skills
maka didapatkan data sebagai berikut:
= 2,59
=64,93%
82
Lampiran 3
Lampiran 4
Data Aspek Soft Skills Peserta Didik Penilaian Angket
SMAN 32 Jakarta
Model Project Based-Learning
Nomor Butir Soal
No Nama Keterampilan Berfikir Keterampilan Bekerjasama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 AFIYA TSAQIFA 2 3 3 4 2 3 1 4 4 3 3 3 3 2 3 2
2 ALDI JUNAEDI 3 2 3 3 2 4 2 3 3 3 4 4 4 2 2 3
3 ALMIRA KHALISHAH 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4
4 ANISA AMALIA 2 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 2 2 3
5 CHAIRUNNISA HADI 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 2 3
6 CHINTYA LEFIANTY 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3
7 DENDY HAIDAR 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2
8 DENISA RATNA 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4
9 DEVI NOVITASARI 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 2 3
10 DEVITA REGINA 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 2 3
11 DICKY PRASETYO 3 3 3 1 2 3 3 1 1 2 1 3 3 3 2 4
12 ELANG MAHSA 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 2 3
13 EVA HANDAYANI 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3
14 FARHAN KARAMI 3 3 2 3 2 4 4 4 4 2 4 3 2 3 2 3
15 FARRELL ANANDRA 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
16 FATHIYA ANDARA 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 2 2 3
17 FEDRA ARTAMEVIA 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3
18 FERANI YUNITA 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 1 3 2 1 2
87
Lampiran 5
Jumlah (36
No Sub Aspek Presentase %
siswa)
1 Membangun hubungan, berinteraksi 97 67,36
dengan anggota kelompok
2 Memberikan kontribusi terhadap 100 69,44
perencanaan
3 Ikut serta melakukan praktikum 126 87,5
4 Mengkordinasikan kerja grup dalam 97 67,36
penggunaan alat dan bahan
5 Saling membantu saat melakukan 104 72,22
praktikum
Jumlah Total 524 72,77
91
Jumlah (36
No Sub Aspek Presentase %
siswa)
1 Kemampuan menyampaikan gagasan 89 61,80
atau ide
2 Menggunakan teknologi selama 95 65,97
presentasi
3 Keterampilan mendengarkan atau 94 65,27
menyimak pengarahan dengan baik
4 Keterampilan member respon 83 57,63
5 Kemampuan berpresentasi secara jelas 93 64,58
serta menyakinkan kepada audien
Jumlah Total 454 63,05
Jumlah (36
No Sub Aspek Presentase %
siswa)
1 Mengelola informasi yang relevan dari 90 62,5
berbagai sumber
2 Mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal 91 63,19
yang belum dipahami
3 Mengamati setiap perubahan yang terjadi 89 61,8
selama praktikum
4 Mencatat data hasil praktikum 94 65,27
Jumlah Total 364 70
92
Jumlah (36
No Sub Aspek Presentase %
siswa)
1 Kemampuan untuk memimpin suatu 82 56,94
proyek
2 Kemampuan memahami dan menjadi 77 53,47
alternative pemimpin dan pengikut
Jumlah Total 159 55,20
Nomor Soal
Aspek Soft Skills Presentase
+ -
A. Keterampilan berfikir dan 1, 3, 4 2, 5 72,08
menyelesaikan masalah
B. Keterampilan Bekerjasama 6, 8, 9, 11, 15 7, 10, 12, 76,07
13, 14, 16
C. Keterampilan berkomunikasi 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24 75,86
23
D. Belajar sepanjang hayat dan 25, 26 27, 28, 29 70,27
mengelola informasi
E. Keterampilan kepemimpinan 30, 32, 33 31, 34 80,41
93
Lampiran 6
Lampiran 8
Lembar Observasi Soft Skills Siswa
Tujuan:
Untuk memperoleh informasi mengenai soft skills siswa dalam kegiatan pembelajaran model Project Based Learning.
Petunjuk:
Berilah tanda centang (√) pada kolom penilaian sesuai dengan hasil observasi
Keterangan: 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, dan 4 = sangat baik
Tanggal : Kelompok :
Kelas :
(Nama Siswa) (Nama Siswa) (Nama Siswa) (Nama Siswa) (Nama Siswa) (Nama Siswa)
Aspek Soft Skills
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
A. Keterampilan berfikir dan
menyelesaikan masalah*
1. Kemampuan untuk mengidentifikasi
masalah
2. Kemampuan mendapatkan ide
3. Kemampuan mencari solusi alternative
4. Kemampuan membuat kesimpulan
berdasarkan pembuktian yang valid
B. Keterampilan Bekerjasama
1. Membangun hubungan berinteraksi
101
(Nama Siswa) (Nama Siswa) (Nama Siswa) (Nama Siswa) (Nama Siswa) (Nama Siswa)
Aspek Soft Skills
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
dengan anggota kelompok
2. Memberikan kontribusi terhadap
perencanaan
3. Ikut serta melakukan praktikum
4. Mengkordinasikan kerja grup dalam
penggunaan alat dan bahan
5. Saling membantu saat melakukan
praktikum
C. Keterampilan berkomunikasi
1. Kemampuan menyampaikan gagasan
atau ide
2. Menggunakan teknologi selama
presentasi
3. Keterampilan mendengarkan atau
menyimak pengarahan dengan baik
4. Keterampilan memberi respon
5. Kemampuan berpresentasi secara jelas
serta menyakinkan kepada audien
D. Belajar sepanjang hayat dan
102
(Nama Siswa) (Nama Siswa) (Nama Siswa) (Nama Siswa) (Nama Siswa) (Nama Siswa)
Aspek Soft Skills
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
mengelola informasi
1. Mengelola informasi yang relevan dari
berbagai sumber
2. Mengajukan pertanyaan mengenai hal-
hal yang belum dipahami
3. Mengamati setiap perubahan yang
terjadi selama praktikum
4. Mencatat data hasil praktikum
E. Keterampilan kepemimpinan
1. Kemampuan untuk memimpin suatu
proyek
2. Kemampuan memahami dan menjadi
alternative pemimpin dan pengikut
Ket: *penilaian berdasarkan LKS
Jakarta, 2015
Observer
103
Lampiran 9
Angket Soft Skills Siswa
Nama :
Kelas :
No Pertanyaan STS TS S SS
1 Saya tidak melakukan refleksi terlebih dahulu
sebelum membuat keputusan
2 Saya mengidentifikasi sumber yang relevan dari
beberapa sumber bacaan tentang proyek
3 Saya dapat dengan mudah fokus pada pokok ide
yang dibutuhkan untuk tugas proyek
4 Dari data-data yang ada saya dapat membuat sebuah
kesimpulan
5 Saya membuat kesimpulan yang tidak sejalan
dengan fakta yang ada
6 Saya memperlakukan orang lain dengan adil
7 Saya tidak suka bekerja sama dengan orang lain dari
sosial-budaya yang berbeda dengan saya
8 saya meneruskan informasi yang saya dapat ke
anggota kelompok
9 Sebelum melakukan praktikum, saya mempelajari
langkah-langkah kegiatan praktikum
10 Saya tidak memberikan ide untuk perencanaan
proyek yang akan dilakukan
104
No Pertanyaan STS TS S SS
11 Saya melaksanakan praktikum dengan sungguh-
sungguh
12 Saat praktikum, saya duduk terdiam sambil
memperhatikan teman-teman saya melakukan
pengamatan
13 Saat praktikum, saya cuek dengan proses
pengamatan kelompok saya
14 Saya mengamati sendiri objek yang sedang diamati
15 Saya menggunakan alat praktikum sendirian
16 Saya berdiam diri ketika tugas saya sudah selesai
17 Saya dapat mengemukakan pendapat walau orang
lain tidak memulainya
18 Saya percaya diri memberikan gagasan kepada
teman sekelompok
19 Saya dapat mengoperasikan komputer/laptop dengan
baik
20 Saya menanyakan apa yang saya tidak mengerti
21 Saya dapat menerima kritik dengan baik
22 Saya memotong pembicaraan orang lain
23 Saya tidak keberatan bahkan menawarkan diri bila
ada kesempatan presentasi
24 Orang lain bingung apa yang saya bicarakan
25 Saya mengolah informasi dengan baik, sebagai dasar
bagi pengambilan keputusan
26 Saya mengerti dan dapat mengumpulkan informasi
untuk proyek
27 Saat tidak tahu langkah-langkah kegiatan yang
dilaksanakan, sehingga saya lebih sering bingung
dan melamun
28 Jika data hasil praktikum saya sudah terkumpul, saya
tidak perlu lagi mencari refrensi dari sumber lain
29 Saya sulit percaya temuan teman sebelum ada bukti
105
No Pertanyaan STS TS S SS
yang jelas
30 Saya berbagi informasi pada anggota kelompok dan
mendorong untuk berpartisipasi
31 Saya tidak membagi tugas masing-masing anggota
kelompok
32 Saya menciptakan energi positif dengan maksud
menjadi optimis dan menyenangkan bagi orang lain
33 Saya mendorong anggota kelompok untuk
bersungguh-sungguh dalam mencapai keberhasilan
kelompok
34 Saya tidak ikut campur apabila terjadi argumen
antara anggota kelompok
106
Lampiran 10
Nomor Soal
Aspek Soft Skills
+ -
A. Keterampilan berfikir dan menyelesaikan masalah
1. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis 1 2
masalah
2. Kemampuan mendapatkan ide dan mencari solusi alternative 3
3. Kemampuan membuat kesimpulan berdasarkan pembuktian 4 5
yang valid
B. Partisipasi atau kerja dalam tim
1. Membangun hubungan, berinteraksi dan bekerja secara 6 7
efektif
2. Memberikan kontribusi terhadap perencanaan 8,9 10
3. Ikut serta melakukan praktikum 11 12,13
4. Mengkordinasikan kerja grup dalam penggunaan alat dan 14
bahan
5. Saling membantu saat melakukan praktikum 15 16
C. Keterampilan berkomunikasi
1. Kemampuan menyampaikan gagasan atau ide 17,18
2. Menggunakan teknologi selama presentasi 19
3. Keterampilan mendengarkan dengan baik dan memberi 20,21 22
respon
4. Kemampuan berpresentasi secara jelas dan menyakinkan 23 24
kepada audien
D. Belajar sepanjang hayat dan mengelola informasi
1. Mengelola informasi dan menemukan informasi yang relevan 25,26 27,28
dari berbagai sumber
2. Menerima ide ide baru 29
E. Keterampilan kepemimpinan
1. Kemampuan untuk memimpin suatu proyek 30 31
2. Kemampuan memahi dan menjadi alternative pemimpin dan 32,33 34
pengikut
107
Lampiran 11
Pemanfaatan Bakteri
Kelas :
Kelompok :
Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
108
Tujuan Pembelajaran:
Protein sebagai salah satu komponen gizi yang dibutuhkan manusia. Protein ini dapat
diperolah dari bahan nabati ataupun hewani. Dari bahan hewan salah satunya adalah dari
susu. Susu dianjurkan untuk dikonsumsi sebagai pola menu empat sehat lima sempurna
karena susu mengandung protein yang langsung diserap.
Susu segar mengandung berbagai komponen zat gizi lengkap yang sangat bermanfaat
bagi tubuh. Komposisi susu terdiri atas air, lemak susu, dan bahan kering tanpa lemak. Susu
merupakan bahan pangan yang memiliki komponen spesifik seperti lemak susu, kasein
(protein susu), dan laktosa.
Akibat kandungan susu segar yang kompleks menyebabkan bahan ini mudah
mengalami kerusakan jika tidak segera dilakukan penanganan yang tepat. Kerusakan pada
susu segar terutama disebabkan oleh perubahan aktivitas enzim serta kontaminasi mikroba
patogen. Perubahan aktivitas enzim mengakibatkan kandungan protein terpecah menjadi
senyawa yang lebih sederhana (asam amino). Hasil penguraian ini menyebabkan mikroba
dapat tumbuh lebih cepat karena asam amino dapat digunakan sebagai sumber nitrogen dan
karbon bagi pertumbuhan bakteri. Adanya kontaminasi bakteri pada susu segar dapat
menyebabkan perubahan warna dan bau sehingga tidak dapat lagi dikonsumsi. Akibatnya
susu segar tidak dapat disimpan lama dan harus segera dikonsumi setelah pemerahan.
Teknologi yang diterapkan untuk mengatasi keadaan tersebut dengan meningkatkan daya
guna susu mencakup usaha-usaha untuk meningkatkan manfaat susu dengan cara
mengolahnya menjadi produk lain untuk dapat disimpan lebih lama.
Yoghurt adalah salah satu dari hasil pengolahan susu yang mempunyai nilai gizi
tinggi. Baik sekali diminum setiap hari oleh setiap orang, terutama bagi mereka yang diet dan
intoleransi laktosa. Yoghurt yang beredar dipasaran mempunyai keasaman dan rasa yang
tidak sama. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan starter yang berbeda atau konsentrasi
yang berbeda. Konsentrasi starter yang digunakan akan mempengaruhi kecepatan
perombakan laktosa, pada waktu dan suhu inkubasi yang sama sehingga akan menghasilkan
yoghurt yang mempunyai karakteristik yang berbeda.
Fermentasi susu menjadi yoghurt dilakukan dengan bantuan bakteri asam laktat yaitu
Lactobacilus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. L. Bulgaricus adalah bakteri gram
positif berbentuk batang dan tidak membentuk endospora. Dalam susu, L. Bulgaricus akan
mengubah laktosa menjadi asam laktat. Bakteri ini bersifat termodurik dan homofermentatif,
109
dengan suhu optimum untuk pertumbuhannya sekitar 450 C. Kondisi optimum untuk
pertumbuhannya adalah sedikit asam atau sekitar pH 5,5.S. thermophilus adalah bakteri
grampositif berbentuk bulat, sering pertumbuhannya berbentuk rantai. Bakteri ini dapat
diklasifikasikan sebagai bakteri homofermentatif dan termodurik dengan pH optimum untuk
pertumbuhannya sekitar 6,5.
Fermentasi dari laktosa menghasilkan asam laktat yang bekerja pada protein susu
sehingga membuat yoghurt lebih padat serta memiliki tekstur dan aroma yang khas.
Umumnya yoghurt dibuat menggunakan susu sapi, namun ada beberapa yoghurt juga
menggunakan susu kedelai. Yoghurt telah dikonsumsi selama lebih dari 4500 tahun dan telah
terkenal di seluruh dunia dewasa ini. Yoghurt memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk
kesehatan. Beberapa keunggulan yoghurt adalah kaya protein, memiliki kandungan kalsium,
riboflavin, vitamin B6 dan vitamin B12.
4. Usaha apakah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalah pada wacana
tersebut?
5. Berdasarkan wacana di atas bagaimana proses perubahan laktosa menjadi asam laktat
dalam proses fermentasi?
6. Berdasarkan wacana tersebut terdapat bakteri apa saja? Bedakan berdasarkan bentuk,
alat gerak, sumber makanan serta pernapasannya! Buat dalam bentuk tabel!
111
TUGAS PROYEK
1. Proyek yang dibuat harus berkaitan dengan pemanfaatan bakteri dalam kehidupan
sehari-hari dan menjawab permasalah bakteri yang ada
2. Tentukan alat dan bahan yang ingin kalian gunakan dalam pembuatan proyek tersebut
3. Gunakan alat dan bahan yang mudah didapat
Judul proyek
Kelompok
Anggota
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Alat dan bahan Alat
Bahan
Langkah Kerja
112
113
Proses
FOTO PPRODUK
Variabel Pertanyaan
Aspek Soft Skills yang 1. Apakah kamu masih sering merasa gugup ketika berkomunikasi
muncul dengan orang lain? Mengapa?
2. Apakah kamu lebih suka bekerja sendiri atau bekerja bersama-
sama dengan teman yang lain? Alasannya?
3. Menurut kamu, hal-hal apa saja yang perlu ditingkatkan dari
diri kamu sendiri sehingga lebih menyenangkan untuk diajak
bekerja sama?
4. Ketika sedang bekerja kelompok, apakah kamu lebih senang
membagi-bagi tugas kepada anggota kelompok lain? Atau lebih
suka diperintahkan untuk mengerjakan tugas?
5. Apakah kamu lebih suka bertanya kepada guru langsung
mengenai suatu hal agar lebih jelas atau lebih baik bertanya
kepada teman saja? Mengapa?
6. Ketika mendapatkan suatu masalah, apa yang kamu lakukan
untuk menyelesaikan masalah tersebut? Keputusan yang kamu
ambil berdasarkan apa?
Respon siswa terhadap 1. Apakah kamu senang belajar biologi disertai dengan kegiatan
model pembelajaran membuat proyek sebuah produk? Jelaskan pendapatmu!
Project Based Learning 2. Bagaimana kesan kamu setelah mengikuti proses pembelajaran
biologi dengan metode yang telah saya ajarkan?
3. Menurutmu, apakah kegiatan pembelajaran ini membantu kamu
mengerti dan memahami materi bakteri?
4. Apakah kamu menemukan kesulitan selama pembuatan proyek?
Jika “ya” kesulitan apa yang kamu hadapi, jika “tidak” apa
alasanmu?
116
Lampiran 13
Rubrik Lembar Observasi Soft Skills Siswa
No. Aspek Soft Skills Indikator Aspek Soft Skills Skala Penilaian
1 Keterampilan berfikir dan Kemampuan untuk mengidentifikasi 1. Siswa mengetahui permasalahan yang ada namun tidak
menyelesaikan masalah dan menganalisis masalah mengidentifikasi dan tidak menganalisis permasalahan tersebut
2. Siswa mampu untuk mengidentifikasi dan menganalisis
permasalahan tetapi tidak mampu menjelaskan
3. Siswa mampu untuk mengindentifikasi dan menganalisis
permasalahan dengan penjelasan yang kurang tepat
4. Siswa mampu untuk mengidentifikasi dan menganalisis
permasalahan dengan penjelasan yang tepat
Kemampuan mendapatkan ide 1. Siswa tidak mampu memberikan ide
2. Siswa mampu memberikan ide tidak sesuai dengan topik yang
dibicarakan
3. Siswa mampu memberikan ide sesuai dengan topik yang
dibicarakan namun tidak realistis
4. Siswa mampu memberikan ide sesuai dengan topik yang
dibicarakan dan realistis
Kemampuan mencari solusi alternatif 1. Siswa tidak mampu memberikan solosi alternatif
2. Siswa mampu memberikan solusi alternatif tidak sesuai dengan
117
No. Aspek Soft Skills Indikator Aspek Soft Skills Skala Penilaian
topik yang dibicarakan
3. Siswa mampu memberikan solusi alternatif sesuai dengan topik
yang dibicarakan namun tidak realistis
4. Siswa mampu memberikan solusi alternatif sesuai dengan topik
yang dibicarakan dan realistis
Kemampuan membuat kesimpulan 1. Siswa tidak mampu mengevaluasi hasil diskusi namun dapat
berdasarkan pembuktian yang valid membuat kesimpulan
2. Siswa mampu mengevaluasi hasil diskusi dan tidak membuat
kesimpulan
3. Siswa mampu mengevaluasi hasil diskusi dan membuat
kesimpulan tidak berdasarkan pembuktian yang valid
4. Siswa mampu mengevaluasi hasil diskusi dan membuat
kesimpulan berdasarkan pembuktian yang valid
2 Keterampilan Membangun hubungan, berinteraksi 1. Siswa menyindiri dan tidak bekerja aktif
berkerjasama dengan anggota kelompok 2. Siswa membangun hubungan, berinteraksi namun tidak
berkerja secara efektif dengan anggota kelompok
3. Siswa jarang membangun hubungan, berinteraksi dan bekerja
sama secara efektif dengan anggota kelompok
4. Siswa selalu membangun hubungan, berinteraksi dan bekerja
sama secara efektif dengan anggota kelompok
118
No. Aspek Soft Skills Indikator Aspek Soft Skills Skala Penilaian
Memberikan kontribusi terhadap 1. Tidak memberikan kontribusi apapun, hanya diam
perencanaan 2. Siswa memberikan usulan proyek apa yang akan dilaksanakan
3. Siswa memberikan usulan proyek apa yang akan dilaksanakan,
alat dan bahan yang akan digunakan, tidak mengetahui
prosedurnya
4. Siswa memberikan usulan proyek apa yang akan dilaksanakan,
alat dan bahan yang akan digunakan serta prosedur
pelaksanaannya
Ikut serta melakukan praktikum 1. Tidak melaksanakan praktikum
2. Siswa melakukan praktikum, mengerjakan tugas yang diberikan
setangah-setengah (tidak selesai)
3. Siswa melakukan praktikum, mengerjakan tugas yang diberikan
namun tidak sesuai dengan prosedur
4. Siswa melakukan praktikum, mengerjakan tugas yang diberikan
sesuai prosedur yang telah didiskusikan
Mengkordinasikan kerja grup dalam 1. Siswa bingung apa yang harus dilakukan pada saat praktikum
penggunaan alat dan bahan 2. Siswa paham dalam penggunaan alat dan bahan namun tidak
memberi arahan pada anggota kelompok yang lain
3. Siswa paham dalam penggunaan alat dan bahan serta memberi
arahan pada anggota lain namun praktikum tidak berjalan
119
No. Aspek Soft Skills Indikator Aspek Soft Skills Skala Penilaian
kondusif
4. Siswa paham dalam penggunaan alat dan bahan dan memberi
arahan pada anggota yang lain, praktikum berjalan kondusif
Saling membantu saat melakukan 1. Siswa tidak membantu anggota lain
praktikum 2. Siswa membantu anggota lain asal-asalan
3. Siswa membantu anggota lain dengan benar, sesuai dengan
tugas anggota tersebut namun hanya setengah
4. Siswa membantu anggota lain dengan benar, sesuai dengan
tugas anggota tersebut sampai tugas kelompok selesai
3 Keterampilan Kemampuan menyampaikan gagasan 1. Siswa tidak memberi gagasan atau ide
berkomunikasi atau ide 2. Siswa menyampaikan gagasan atau ide secara jelas, namun
tidak efektif dan tidak menyakinkan orang lain untuk menerima
gagasan tersebut
3. Siswa menyampaikan gagasan atau ide secara jelas dan efektif
namun tidak menyakinkan orang lain untuk menerima gagasan
tersebut
4. Siswa menyampaikan gagasan atau ide secara jelas, efektif dan
menyakinkan orang lain
Menggunakan teknologi selama 1. Siswa tidak menggunakan teknologi selama presentasi
presentasi 2. Siswa mennggunakan teknologi selama presentasi dengan asal-
120
No. Aspek Soft Skills Indikator Aspek Soft Skills Skala Penilaian
asalan
3. Siswa menggunakan teknologi selama presentasi dengan benar
namun tidak menarik audien
4. Siswa menggunakan teknologi selama presentasi dengan benar,
sesuia dengan kebutuhan, dan menarik perhatian audien
Keterampilan mendengarkan dengan 1. Siswa tidak memperhatikan orang lain dan tidak memberi
baik tanggapan
2. Siswa memperhatikan orang lain saat berbicara dan tidak
memberikan tanggapan
3. Siswa memperhatikan orang lain saat berbicara dan
memberikan tanggapan namun tidak sesuai dengan topik yang
dibicarakan
4. Siswa memperhatikan orang lain saat berbicara dan
memberikan tanggapan yang sesuai dengan topik yang
dibicarakan.
Keterampilan memberi respon 1. Siswa langsung setuju atau menyanggah tanpa alasan
2. Siswa setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar tapi
kurang sempurna
3. Siswa setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar
4. Siswa setuju atau menyanggah pendapat dengan alasan yang
121
No. Aspek Soft Skills Indikator Aspek Soft Skills Skala Penilaian
benar didukung refrensi yang ada
Keterampilan berpresentasi secara 1. Berbicara kurang jelas, volume suara tidak stabil, kontak mata
jelas serat menyakinkan kepada audien dengan audien tidak ada (menunduk saja)
2. Berbicara jelas tidak berteriak, kontak mata dengan audien,
tidak menguasai keadaan dan tidak antusias
3. Berbicara jelas tidak berteriak, kontak mata dengan audien,
menguasai keadaan namun kurang antusias
4. Berbicara jelas, kontak mata dengan audien baik, menguasai
keadaan dan antusias
4 Belajar sepanjang hayat Mengelola informasi dan menemukan 1. Siswa tidak menyimak
dan mengelola informasi informasi yang relevan dari berbagai 2. Siswa menyimak pengarahan, mengajukan pertanyaan
sumber 3. Siswa menyimak pengarahan, mengajukan pertanyaan,
mengamati perubahan selama praktikum
4. Siswa menyimak pengarahan, mengajukan pertanyaan,
mengamati perubahan selama praktikum serta mencatat hasil
praktikum
Mengajukan pertanyaan mengenai hal- 1. Siswa tidak bertanya
hal yang belum dipahami 2. Siswa langsung bertanya atau menyelak penjelasan yang
sedang diberikan
3. Siswa bertanya setelah diberi kesempatan untuk bertanya tapi
122
No. Aspek Soft Skills Indikator Aspek Soft Skills Skala Penilaian
tidak berhubungan dengan apa yang telah dijelaskan
4. Siswa bertanya setelah diberi kesempatan untuk bertanya oleh
guru, pertanyaan berkaitan dengan apa yang telah dijelaskan
Mengamati setiap perubahan yang 1. Siswa hanya diam, tidak mengamati
terjadi selama praktikum 2. Siswa tidak konsisten dalam mengamati setiap perubahan dan
tidak mencatat perubahan yang terjadi
3. Siswa konsistem dalam mengamati setiap perubahan dan tidak
lengkap mencatat setiap perubahan yang terjadi
4. Siswa konsinten dalam mengamati setiap perubahan yang
terjadi dan mencatat setiap perubahan yang terjadi
Mencatat data hasil praktikum 1. Siswa mencatat data tidak lengkap
2. Siswa mencatat data kurang lengkap namun ditulis dengan
benar
3. Siswa mencatat data lengkap tetapi tidak terorganisir dan
penulisan kurang baik
4. Siswa mencatat data lengkap, terorganisir dan ditulis dengan
benar sesuai urutan
5 Keterampilan Kemampuan untuk memimpin suatu 1. Siswa tidak menunjukkan kepemimpinan terhadap kelompok
Kepemimpinan proyek 2. Siswa memberikan arahan kepada anggota kelompok yang lain,
tidak tegas dalam mengatur anggota kelompok
123
No. Aspek Soft Skills Indikator Aspek Soft Skills Skala Penilaian
3. Siswa memberikan arahan kepada anggota kelompok yang lain,
mengatur tugas anggota kelompok lain namun kurang
bertanggung jawab terhadap terlaksananya proyek
4. Siswa memberikan arahan kepada anggota kelompok yang lain,
mengatur tugas anggota kelompok lain dan bertanggung
terhadap terlaksananya proyek
Kemampuan memahami dan menjadi 1. Siswa bertindak hanya sesuai keinginan (semaunya)
alternative pemimpin dan pengikut 2. Siswa membuat keputusan tetapi memihak antar anggota
kelompok
3. Siswa membuat keputusan, menengahi bila terjadi beda
pendapat antar anggota kelompok
4. Siswa membuat keputusan, menengahi bila terjadi beda
pendapat antar anggota kelompok serta tidak memihak antar
anggota kelompok
124
Lampiran 14
Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa (Project Based Learning)
Lampiran 15
Lampiran 16
Rubrik Penilaian Proyek
Validator,
……...………………
133
Lampiran 18
Peta Hubungan Aspek Soft Skills dengan Model Project Based Learning
Kompetensi Dasar :
3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk lain melalui
pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk
laporan tertulis
2. Siswa mampu
139
Keterangan:
Metode Instrument
Aspek Soft Skills
Diskusi Praktikum Presentasi LKS LO
A. Keterampilan berfikir dan menyelesaikan
masalah
1. Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah √ √
2. Kemampuan mendapatkan ide √ √
3. Kemampuan mencari solusi alternatif √ √
4. Kemampuan membuat kesimpulan berdasarkan √ √
pembuktian yang valid
B. Keterampilan berkerjasama
1. Membangun hubungan, berinteraksi dengan √ √
anggota kelompok
2. Memberikan kontribusi terhadap perencanaan √ √
3. Ikut serta melakukan praktikum √ √
4. Mengkordinasikan kerja grup dalam penggunaan √ √
alat dan bahan
5. Saling membantu saat melakukan praktikum √ √
C. Keterampilan berkomunikasi
1. Kemampuan menyampaikan gagasan atau ide √ √
2. Menggunakan teknologi selama presentasi √ √
3. Keterampilan mendengarkan atau menyimak √ √ √
pengarahan dengan baik
4. Keterampilan memberi respon √ √ √
5. Kemampuan berpresentasi secara jelas serta √ √ √
menyakinkan kepada audien
D. Belajar sepanjang hayat dan mengelola
informasi
1. Mengelola informasi yang relevan dari berbagai √ √
sumber
2. Mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang √ √
143
belum dipahami
3. Mengamati setiap perubahan yang terjadi selama √ √
praktikum
4. Mencatat data hasil praktikum √ √
E. Keterampilan kepemimpinan
1. Kemampuan untuk memimpin suatu proyek √ √ √ √
2. Kemampuan memahami dan menjadi alternative √ √ √ √
pemimpin dan pengikut
Lampiran 21
Dokumentasi