Anda di halaman 1dari 130

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA


MATERI SISTEM EKSKRESI KELAS XI MIPA
SMA NEGERI 11 LUWU

ANDAYANI
1601412090

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY
LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI SISTEM EKSKRESI KELAS XI MIPA
SMA NEGERI 11 LUWU

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo

ANDAYANI
1601412090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020

i
ii
iii
iv
ABSTRAK

Andayani.2020. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Learning


Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Ekskresi Kelas XI MIPA SMA
Negeri 11 Luwu. (Dibimbing oleh Ma’rufi, dan Fitrah Al-Anshori.)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran


guided discovery learning terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi
kelas XI MIPA SMA Negeri 11 Luwu. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Quasi Experimental Design dengan jenis One Group Pretest Posttest Design,
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar biologi
(pretest dan posttest). Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive
sampling.Hasil belajar biologi siswa berdasarkan analisis deskriptif didapatkan
rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 11 Luwu yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran guided discovery learning yaitu 80,29
dan berada pada kategori tinggi. Hasil analisis statistik inferensial yang
menggunakan uji independent sample t-test diperoleh kesimpulan bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran guided discovery learning terhadap hasil belajar
siswa pada materi sistem ekskresi kelas XI MIPA SMA Negeri 11 Luwu.
Kata Kunci: Guided discovery learning, hasil belajar.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan kesempatan nikmat, dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Guided
Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Ekskresi
Kelas XI MIPA SMA Negeri 11 Luwu”.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis patut
menyampaikan terimakasih kepada orang tua tercinta Rusdianto dan Mariana
yang tak henti-hentinya mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Selain itu penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Drs. Hanafie Mahtika, M. S., Selaku Rektor Universitas Cokroaminoto
Palopo yang telah memberikan tempat untuk menuntut ilmu di Universitas
Cokroaminoto Palopo.
2. Dr. Rusdiana Junaid, M. Hum., MA., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo yang telah memberikan
motivasi dan dukungan terhadap penulis.
3. Dr. Ma’rufi, M.Pd., Selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Fitrah Al-Anshori,S.Pd.,M.Pd., Selaku pembimbing IIyang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Segenap Bapak/Ibu dosen Univeristas Cokroaminoto Palopo terima kasih
atas semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Cokroaminoto Palopo atas arahan, dukungan dan bimbingan serta ilmu
pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis.
7. Rekan seperjuangan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Cokroaminoto Palopo angkatan 2016 khususnya kelas A dan semua warga
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cokroaminoto Palopo serta
Seluruh Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Palopo.

vi
8. Semua pihak yang terkait yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu
persatu yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya
sebagai manusia biasa apabila dalam penulisan skripsi ini ada kata-kata yang
salah.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palopo, Agustus 2020

Andayani

vii
RIWAYAT HIDUP

Andayani, lahir di Wotu pada tanggal 11 April


1998.Anak pertamahasil buah kasih sayang dari
pasangan Rusdianto dengan Mariana.Pendidikan formal
dimulai dari Pendidikan di Sekolah Dasar 122 Dauloloe
dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Wotu dan lulus pada tahun
2013. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan SMA Negeri 2 Wotu
dan lulus pada tahun 2016. Pada tahun yang sama pula berkesempatan
melanjutkan pendidikan pada S1 Program StudiPendidikan Biologi Universitas
Cokroaminoto Palopo. Pada penelitian ini penulis mengambil judul”Pengaruh
Model Pembelajaran Guided Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Sistem Ekskresi Kelas XI MIPA SMA Negeri 11 Luwu”.

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI ................. iii
HALAMAN KETERANGAN UJI SIMILARITY .................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori .............................................................................. 5
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 18
2.3 Kerangka Pikir .......................................................................... 19
2.4 Hipotesis ................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ........................................ 22
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 22
3.3 Populasi dan sampel ................................................................... 23
3.4 Variabel Penelitian ..................................................................... 23
3.5 Definisi oprasional ..................................................................... 24
3.6 Prosedur Penelitian ..................................................................... 25
3.7 Instrumen Penelitian ................................................................... 26
3.8 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 26

ix
3.9 Teknik Analisis Data Penelitian .................................................. 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 30
4.2 Pembahasan ............................................................................... 36
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 40
5.2 Saran .......................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 41
LAMPIRAN .......................................................................................... 43

x
DAFTAR TABEL

Halaman

1. One group pretest dan posttest design ............................................. 22


2. Sebaran Populasi ............................................................................. 23
3. Sebaran Sampel............................................................................... 23
4. Kriteria Hasil Belajar ...................................................................... 27
5. Kategori Nilai Keterlaksanaan Model Pembelajaran ....................... 28
6. Data Nilai Statistik Hasil Pretest Kelas Eksperimen ........................ 30
7. Batasan Kriteria Hasil Belajar Siswa Pretest Kelas Eksperimen ...... 30
8. Data Nilai Stastistik Hasil Posttest Kelas Eksperimen ..................... 31
9. Batasan Kriteria Hasil Belajar Siswa Posttest Kelas Eksperimen .... 31
10. Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Guided Discovery Learning
....................................................................................................... 32

11. Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran ................................. 34

12. Hasil Analisis Uji Normalitas Kelas Eksperimen ............................. 35

13. Hasil Analisis Data Uji Independent Sampel t-test ........................... 35

14. Hasil Uji Hipotesis .......................................................................... 36

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Silabus ............................................................................................ 44
2. Rpp Kelas Eksperimen.................................................................... 52
3. Indikator Soal dan Kisi-Kisi............................................................ 67
4. Soal Pretest/Posttets ....................................................................... 69
5. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran ................................ 76
6. LKPD ............................................................................................. 79
7. Nilai Pretest/Posttest ...................................................................... 92
8. Daftar Hadir Siswa Kelas Eksperimen ............................................ 94
9. Hasil Analisis Statistik Deskriptif dan Inferensial ........................... 97
10. Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
....................................................................................................... 103
11. Pengajuan Judul .............................................................................. 105
12. Surat Keterangan Melakukan Penelitian .......................................... 107
13. Surat Telah Melaksanakan Penelitian .............................................. 109
14. Dokumentasi Proses Pembelajaran .................................................. 111

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui pendidikan suatu


bangsa akan tegak dan mampu menjaga martabat. Dalam UU RI Nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Proses pendidikan adalah kemampuan anak memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulai serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan
merupakan pengembangan kemampuan atau potensi yang perlu dikembangkan
serta tujuan yang sebagai mana siswa diharapkan dapat mengualitasikan dirinya
seoptimal mungkin. Tujuan pendidikan nasional Indonesia sebagai tercantum
dalam undang-undang sistem pendidikan.
Sekolah adalah lembaga yang dirancang khusus untuk pengajar para peserta
didik dibawah pengawasan para guru. Sekolah juga pada dasarnya adalah tempat
untuk melakukan suatu kegiatan proses belajar mengajar, dimana sekolah itu
sudah tersedia sarana dan prasarana yang dapat menunjang pendidikan. Semakin
berkembangnya zaman diharapkan pola pikir masyarakat juga semakin ikut
berkembangnya zaman diharapkan pola pikir masyarakat juga semakin ikut
berkembang, pola pikir dapat dibentuk melalui sekolah.
Belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya piker, dan kemampuan lainnya yang bersifat
positif. Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
2

dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar.
Tingkah laku sebagai hasil dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif,
efektif, dan psikomotorik.
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan ditingkat
Sekolah Menengah Atas dengan frekuensi jam pelajaran 4x90 menit.
Pembelajaran biologi banyak yang menganggap bahwa pelajaran biologi adalah
mata pelajaran yang sulit yang dimengerti dan kurang diminati, bahkan sebisa
mungkin dihindari oleh sebagian besar jiwa peserta didik melalui model guided
discovery learning dalam pembelajaran biologi peserta didik dapat aktif serta
dapat mengembangkan kreativitas untuk mencapai hasil belajar yang baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi SMA Negeri 11 Luwu,
di sekolah tersebut masih jarang menggunakan model pembelajaran dalam
pembelajaran biologi. Proses pembelajaran biologi yang sudah disampaikan
sebenarnya sudah baik karena guru tidak terpaku hanya menggunakan metode
ceramah saja, namun juga diselipkan dengan penggunaan model pembelajaran
dengan diskusi, hanya saja siswa masih kurang aktif dalam kegiatan belajar,
sebagian siswa melakukan aktifitas lain yang tidak berhubungan dengan kegiatan
pembelajaran, begitupun pada saat persentasi yang memaparkan dan menjawab
pertanyaan dari audiens hanya beberapa orang saja, sehingga siswa yang tidak
aktif dalam kelompok diskusi tersebut tidak memiliki keberanian dalam
mengemukakan pendapatnya, kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran juga
menyebabkan beberapa siswa memiliki nilai yang rendah. Hal inilah yang
membuat sebagian besar peserta didik memiliki nilai rata-rata hasil belajar jauh
dari nilai KKM (70).
Dilihat dari permasalahan yang telah teridentifikasi, agar peserta didik
mampu mengemukakan pendapat mereka masing-masing guru perlu
menggunakan model atau cara mengajar yang tepat. Agar seluruh peserta didik
mampu aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Salah satu model yang bisa
digunakan adalah model pembelajaran guided discovery learning. Model ini
adalah model yang membuat peserta didik memperoleh pengetahuan yang belum
diketahuinya.
3

Model guided discovery learning atau penemuan terbimbing merupakan


metode pembelajaran yang menciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa
belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep atau teori,
pemahaman, dan pemecahan masalah. Proses penemuan tersebut membutuhkan
guru sebagai fasilitator dan pembimbing. Banyaknya bantuan yang diberikan guru
tidak mempengaruhi siswa untuk melakukan penemuan sendiri. Peneliti
menyimpulkan bahwa model guided discovery learning merupakan metode
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk mencoba menemukan
sendiri informasi maupun pengetahuan yang diharapkan dengan bimbingan dan
petunjuk yang diberikan guru.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal. Diketahui bahwa
banyak hal yang dialami oleh siswa di SMA Negeri 11 Luwu saat berada didalam
kelas selama proses pembelajaran salah satunya pada pembelajaran IPA. Hal ini
disebabkan karena adanya tuntutan dan aturan-aturan mengerjakan sesuatu yang
mereka tidak senangi, serta kurangnya pemahaman, pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Sehubungan dengan permasalahan
tersebut maka peneliti mengangkat judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Guided Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Sistem
Ekskresi Siswa Kelas XI SMA Negeri 11 Luwu” .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan tersebut, maka rumusan


masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran guided discovery learning pada materi
Sistem Ekskresi kelas XI SMA Negeri 11 Luwu?
2. Apakah ada pengaruh hasil belajar siswa pada materi Sistem Ekskresi kelas XI
SMA Negeri 11 Luwu yang diterapkan dengan model pembelajaran guided
discovery learning?
4

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dibelajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery learning pada
materi Sistem Ekskresi kelas XI SMA Negeri 11 Luwu
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh hasil belajar siswa pada materi Sistem
Ekskresi kelas XI SMA Negeri 11 Luwu yang diterapkan dengan model
pembelajaran guided discovery learning

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini akan menambah khzanah teoritis dibidang
pendidikan dan diharapkan dapat memberikan kontibusi positif bagi
pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam rangka meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Secara praktis
a. Bagi Siswa
Menciptakan suasana yang menyenangkan dan bervariasi serta dapat
memperoleh pengalaman belajar sehingga meningkat hasil belajar siswa.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan metode
pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran biologi.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah
dalam perbaikan pengajaran biologi di SMA Negeri 11 Luwu.

d. Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin
meneliti permasalahan yangsama di masa yang akan datang.
5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


1. Pengertian Model Pembelajaran

Model-model pembelajaran dikembangkan utamanya beranjak dari


adanya perbedaan berkaitan dengan berbagai karakteristik siswa (Aannurrahman,
2010).Model pembelajaran yaitu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar (Trianto, 2011).Model pembelajaran merupakan suatu rancangan
yang disusun secara terstruktur dan diterapkan dalam proses pembelajaran dengan
tujuan agar siswa menjadi tertarik dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut suprijono (2014) model pembelajaran adalah suatu pedoman
ataupun acuan yang digunakan untuk menyusun kegiatan pembelajaran. Menurut
Hamiyah (2014) model pembelajaran merupakan suatu teknik yang diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran untuk menyajikan materi agar tujuan pembelajaran
tercapai. Model pembelajaran adalah rangkaian tahapan pembelajaran yang
tersusun secara terstruktur dan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, serta
evaluasi dengan tujuan tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan
efisien.
Menurut Amiruddin (2016) mengemukakan bahwa model pembelajaran
merupakan kegiatan perencanaan pembelajaran yang memberikan gambaran
tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran agar tujuan
pembelajaran tercapai. Jadi model pembelajaran merupakan suatu tahapan dalam
merancang proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, isi
materi dan guru dijadikan sebagai penyaji dalam proses pembelajaran di kelas.
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi pengajar dan
para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
model yang akan digunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang
akan dipakai dalam pembelajaran tersebut.
Model pembelajaran memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
6

b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir


induktif dirancang untuk mengembangkan proses belajar induktif anak.
c. Dapat dijadikan pedoman untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar di
kelas.
d. Memiliki bagian model yang dinamakan, (1) urutan langkah-langkah
pembelajaran (sintaks); (2) adanya prinsip-prinsip reaksi; (3) sistem social dan
(4) sistem pendukung.
2. Model Pembelajaran Guided Discovery Learning
a. Pengertian Model Pembelajaran Guided Discovery Learning
Menurut Mayer (2004), guided discovery learning merupakan salah satu
model pembelajaran yang bertujuan melatih siswa untuk menemukan konsep
secara mandiri. Siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan
menjawab berbagai pertanyaan atau persoalan dan memecahkan persoalan untuk
menemukan konsep dimana sebagian atau seluruh pengetahuan ditemukan sendiri
dengan bimbingan guru.
Menurut David (dalam Widhiyantoro, 2012) pada saat menerapkan model
guided discovery learning, guru lebih sedikit menjelaskan dan lebih banyak untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa cenderung aktif dan
memotivasi siwa dalam kegiatan pembelajaran. Model guided discovery learning
menghadapkan siswa kepada situasi dimana ia bebas menyelidiki dan menarik
kesimpulan. Terkaan, intuisi dan mencoba-coba (trial and error) hendaknya
dianjurkan. Guru bertindak sebagai petunjuk jalan, ia membantu siswa agar
mempergunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari
sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Guru sebagai instruktur
memberikan suatu pernyataan atau permasalahan kemudian mengarahkan siswa
berpikir tahap demi tahap sehingga dapat memecahkan permasalahan tersebut.
Model guided discovery learning dapat disimpulkan sebagai pembelajaran yang
menempatkan guru sebagai instruktur dan fasilitator untuk mengembangkan
kemampuan berpikir siswa dalam menemukan konsep dan prinsip sendiri dengan
cara pemecahannya ditentukan oleh guru seperti dengan melakukan eksperimen,
diskusi dan lain-lain.
7

b. Tujuan Pembelajaran guided discovery learning


Menurut Eggen P (2012, h.182) tujuan belajar penggunaan guided
discovery learning adalah supaya siswa mampu mengidentifikasi karakteristik-
karakteristik konsep ini. Dan di dalam setiap generalisasi, tujuan belajarnya
adalah supaya siswa mampu menggambarkan hubungan antara konsep-konsep di
dalam generalisasi.Jadi, tujuan disini merupakan konsep dimana siswa diharapkan
mampu menggambarkan hubungan antara generalisasi materi pokok pembelajaran
yang diberikan oleh guru untuk di identifikasi sedemikian rupa guna mendapatkan
hasil yang maksimal.
c. Sintaks model pembelajaran guided discovery learning
Tahap-Tahap Kegiatan Guru
Menjelaskan Menyampaikan tujuan pembelajaran
Tujuan/mempersiapkan Memotivasi siswa dengan mendorong siswa terlibat
siswa dalam kegiatan
Orientasi siswa pada Memberikan masalah sederhana yang berkenaan
masalah dengan materi pembelajaran
Merumuskan hipotesis Membimbing siswa dalam merumuskan hipotesis
sesuai dengan masalah yang ada
Melakukan kegiatan Membimbing siswa melakukan kegiatan penemuan
Penemuan dengan mengarahkan siswa untuk memperoleh
informasi yang diperlukan
Mempresentasikan hasil Membimbing siswa dalam menyajikan hasil
kegiatan penemuan kegiatan, merumuskan kesimpulan/menemukan
konsep
Mengevaluasi kegiatan Mengevaluasi langkah-langkah kegiatan yang telah
penemuan dilakukan

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Guided Discovery Learning


1) Kelebihan model pembelajaran guided discovery learning
a) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena ia berpikir dan menggunakan
kemampuannya untuk menemukan hasil akhir.
b) Memberikan wahana interaksi antara siswa, maupun siswa dengan guru
8

c) Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan
lebih lama hilang, karena siswa dilibatkan langsung dalam proses
penemuannya.
d) Mendukung kemampuan berpikir kreatif siswa.
e) Siswa memahami benar bahan pelajaran, karena siswa mengalami sendiri
proses menemukan, sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat.
f) Menemukan sendiri menimbulkan rata puas, kepuasan batin ini mendorong
ingin melakukan penemuan lagi hingga minat belajar meningkat.
g) Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan model penemuan akan lebih
mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks.
h) Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
i) Situasi belajar menjadi lebih menggairahkan.
2) Kekurangan model pembelajaran guided discovery learning
a) Model ini banyak menyita waktu, dan tidak menjamin siswa bersemangat
mencari penemuan-penemuan.
b) Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini.
c) Tidak semua topik cocok disampaikan dengan metode ini.
d) Tidak setiap guru mempunyai selera atau kemampuan mengajar dengan cara
penemuan.
e) Tidak semua anak mampu melakukan penemuan. Apabila bimbingan guru
tidak sesuai dengan kesiapan intelektual siswa, ini dapat merusak struktur
pengetahuannya, dan bimbingan yang terlalu banyak dapat mematikan
inisiatifnya.
f) Kelas yang banyak siswanya akan sangat merepotkan guru dalam memberikan
bimbingan dan pengarahan belajar dengan penemuan.
3. Materi Ekskresi Pada Manusia
Sistem pengeluaran pada manusia bersifat komplek dan terdiri dari alat
alat pengluaran berupa ginjal, kulit, paru-paru, dan hati setiap pengeluaran
tersebut berfungsi mengeluarkan metabolisme tubuh yang berbeda.Kerusakan
pada alat pengeluaran yang dapat menyebabkan terjadinya keracunan.
9

1. Ginjal
Alat pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia adalah ginjal.Ginjal atau
buah pinggang manusia berbentuk seperti kacang merah, berwarna keunguan, dan
berjumlah dua buah.Ginjal terletak didaerah pinggang, disebelah kiri dan kanan
tulang belakang. Ginjal orang dewasa beratnya lebih kurang 200 gram.

Gambar 1. Ginjal Manusia


a. Struktur Ginjal
Selanjutnya akan kalian pelajari struktur ginjal. Untuk itu amatilah terlebih
dahulu gambar ginjal pada potongan melintang tampak tiga daerah yang berbeda,
yaitu kulit ginjal (kortek).sumsum ginjal (medula) dan rongga ginjal (palvis) Kulit
ginjal terletak dibagian luar, sumsum ginjal dibagian tengah, dan rongga ginjal
dibagian paling dalam. Rongga ginjal disebut piala ginjal.
Pada bagian kulit ginjal (kortek) terdapat alat penyaring darah, yang di
sebut nevron.Diperkirankan setiap ginjal terdapat satu juta nefron.Setiap nefron
tersusun dari badan Malpighi dan saluran panjang (tubula) yang begulung. Badan
malpighi tersusun dari glomerulus dan simpai bowmen (kapsula). Glomerulus
berupa anyaman pembuluh kapiler darah.Sedangkan simpai bowmen berupa
cawan berdinding tebela yang menglilingi glomerulus.Jadi didalam simpai
bowmen terdapat glomerulus.Saluran panjang yang bergulung
(tubulus).Dikelilingi oleh pembuluh kapiler darah. Tubulus yang letaknya dekat
badan malpighi disebut tubulus proksimal. Sedangkan tubulus yang letaknya jauh
10

dari badan malpighi disebut tubulus distal. Tubula proksimal dan tubulus distal
dihubungkan oleh lengkung henle atau angsa henle.Lengkung henle ini berupa
pembuluh yang menyerupai leher angsa yang turun kearah medula ginjal
kemudian naik kembali menuju kortek ginjal.Bagian ahir dari tubulus ginjal
adalah saluran pengumpul yang letaknya pada sumsum ginjal.
b. Kerja ginjal
Ginjal berperan untuk menyaring darah. Bagimana sebenarnya proses
penyaringan darah tersebut berlangsung?
Darah yang akan disaring dialirkan kedalam ginjal melalui arteri ginjal
(arteri renlis). Penyaringan darah pertama kali terjadi di badan malpighi. Plasma
darah dan zat yang terlarut di dalamnya di saring oleh glomerulus didalam badan
malpighi. Setelah disaring oleh badan Malpighi darah keluar melalui vena ginjal
(vena renalis).Hasil saringan (fitrat) Berupa fitrat glomoruli selanjutnya masuk
kedalam simpai bowmen.Kemudian fitrat glomoruli tersebut mengalir ke tubula
menuju kebagian rongga ginjal.Dari sini terbentuk urin yang mengalir ke kantong
kemih melalui ureter.
Pada saat fitrat glomoruli berada di dalam tubulus terjadi proses
penyerapan kembali (reabsorpsi) zat yang masih berguna dan menghasilkan urin.
Zat yang diserap kembali adalah garam (NaCL), air, glukosa, dan asam amino.Zat
zat tarsebut masuk kembali kedalam pembuluh darah yang terdapat di sekitar
tubulus.Selain terjadi penambahan zat-zat yang tidak berguna dari pembuluh
darah di sekitar tubula. Zat-zat tersebut antara lain ion Hitrogen ( H+), racun
misalnya amonia, dan obat-obatan, misalnya pinisilin. Kemudian urea dalam urin
yang berada didalam tubula pengumpulan lebih tinggi dari pada fitrat glomoruli.
Urin akan mengalir kerongga ginjal selanjutnya menuju kekantong kemih melalui
saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh urin, maka dinding kantong kemih
akan tertekan, karena itu dinding otot pada kantong kemih meregang sehingga
timbul rasa ingin buang air kecil. Selanjutnya urin akan keluar melalui saluran
kencing (uretra)
c. Kandungan urin
Urin yang normal mengandung bahan-bahan:
1) Air, urea, dan amonia yang merupakan sisa-sisa pembongkaran protein
2) Garam garam mineral terutam garam dapur
11

3) Zat warna empedu yang memberi warna kuning pada urin


4) Zat zat yang berlebihan dalam darah, seperti vitamin B, C, obat-obatan, dan
hormone
Urin yang normal tidak mengandung protein dan glukosa.Jika urin
mengandung protein berarti telah terjadi gangguan atau kerusakan ginjal pada
glomerulus. Jika urin mengandung gula berarti tubulus ginjal tidak bisa menyerap
kembali gulagula dengan sempurna.Hal ini dapat diakibatkan oleh kerusakan
tubulus ginjal. Dapat pula diakibatkan oleh kadar gula dalam darah sangat tinggi
sehingga tubtus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada di fitrat
glomoruli. Kadar gula darah yang tinggi di akibatkan oleh proses pengubahan
gula menjadi glukogen terhambat, karena produksi hormon insulin terhambat.
Orang yang demikian menderita penyakit kencing manis (diabetes militus).
d. Gangguan dan kelainan pada ginjal
Fungsi Ginjal sebagai alat ekskresi dapat terganggu oleh berbagi sebab
yang dapat menimbulkan penyakit dan kelainan-kelainan pada tubuh. Macam-
macam kelainan dan penyakit tersubut sebagai berikut :
Nefritisyaitu rusaknya ginjal pada glomerulus akibat infeksi bakteri
streptococcus. Infeksi ini dapat menyebabkan uria dan asam urat masuk kembali
ke dalam darah serta terganggunya reabssorpsi air.Jika urea dan asam urat
kedalam darah menyebabkan urenima.Jika reabsopsi air targanggu akan
menyebabkan edema atau pembengkan kaki akibat terjadi penimbunan air.
Apabila nefritis ini tidak segera diobati dan mengakibatkan “gagal ginjal” Yaitu
fungsi ginjal sebagai alat ekskresi tidak berfungsi gagal ginjal dapat ditolong
dengan melakukan cuci darah.
2. Hati
Hati merupakan kelenjar dalam tubuh manusia, terletak dalam tubuh
sebelah kanan, tepatnya dibawah diafragma.Pada orang dewasa berat hati
mencapai 2 kilo gram.Hati merupakan tempat untuk mengubah berbagai zat
termasuk racun. Misalnya hati menerima kelebihan asam amino yang akan diobah
menjadi uria yang besifat racun. Hati juga sebagai tempat perombakan sel darah
merah yang rusak menjadi empedu. Empedu yang dihasilkan tersebut akan
ditampung di kantong empedu. Empedu terdiri dari garam empedu dan zat warna
12

empedu (bilirumbin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak dalam


proses pencernaan. Sedangkan zat warna empedu merupakan zat sisa yang akan
memberi warna pada urin dan fases (tinja).
Zat sisa tidak langsung dikeluarkan oleh hati, tetapi dikeluarkan melalui
alat pengeluaran lainya. Misalnya, uria dan zat warna empedu akan dibawa oleh
darah keginjal dan di keluarkan bersama sama di dalam urin.

Gambar 2. Hati Manusia


a. Fungsi hati
Selain sebagai organ pengeluaran, hati juga mempunyai fungsi lain yang
sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai berikut:
1) Sebagai tempat penyimpan gula dalam bentuk glikogen.
2) Menetralkan racun yang masuk kedalam tubuh
3) Mengatur kadar gula dalam darah.
4) Sebagai tempat fibrinogen dan protombin yang berperan dalam proses
pembekuan darah.
5) Sebagai tempat mengobah pro vitamin A menjadi vitamin A.
Sari makan yang diserap usus halus terlebih dahulu masuk kehati melalui
vena porta.Zat racun dan bibit penyakit di saring dihati sebelum diedarkan
keseluruh tubuh.Hati merupakan organ utama yang bertanggung jawab terhadap
keamanan zat yang beredar keseluruh tubuh.Karena itu, hati dan ginjal sering
rusak jika di dalam makan terkandung zat racun dan zat sisa yang tak
13

berguna.Misalnya pecandu alkohol dapat mengalami peradangan hati yang di


sebut hepatitisalkoholik. Pada tahap lanjut akan mengalami sirosis.
b. Gangguan dan kelainan pada hati
Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia di dalam hati
terjadi proses proses penting bagi kehidupan kita., yaitu proses penyimpanan
energi, pembentukan protein dan asam empedu. Pengaturan metabolisme
kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk kedalam tubuh kita. Apabila
fungsi hati terganggu maka akan terjadi dampak yang komplek pada kesehatan
tubuh.
Berikut beberapa gangguan dan kelainan pada hati:
1) Hepatitis
2) Sireosis
3) Kangker hati
4) Perlemakan hati
5) Kolestasis dan jaundice
6) Hemokromatosis
3. Kulit
Kulit merupakan tipis yang menutupi dan melindungi seluruh permukaan
tubuh.Berfungsi menutupi seluruh permukaan tubuh, kulit juga berfungsi sebagai
alat pengluaran.Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan kulit ari (epidermis),
lapisan kulit jangat (dermis), dan jaringan ikat bawah kulit .

Gambar 3. Struktur kulit Manusia


14

a. Kulit ari (epidermis)


Kulit ari (epidermis) terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan tanduk dan
lapisan malpighi. Lapisan tanduk merupakan lapisan yang terletak paling luar dan
terdiri atas lapisan sel-sel mati.Lapisan ini dapat menglupas. Lapisan malpighi
terletak di bawah lapisan tanduk yang terdiri sel sel yang hidup. Lapisan malpighi
mengandung pigmen melanin yang berfungsi memberi warna kulit. Lapisan
malpighi juga berfungsi melindungi tubuh dari sengatan matahari.
b. Kulit jangat
Kulit jangat (dermis) merupakan lapisan kulit yang terletak di bawah lapisan kulit
ari.Didalam kulit jangat terdapat kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah,
ujung- ujung saraf, dan kantongn rambut.
Ujung saraf terdiri dari ujung saraf peraba untuk mengenali rabaan, Juga
saraf perasa untuk mengenali tekanan, dan ujung saraf suhu untuk mengenali suhu
kelenjar keringat sangat berperan dalam sistem pengeluaran.Kelenjar keringat
berfungsi menghasilkan keringat. Keringat terdiri atas air, dan garam. Keringat
tersebut di keluarkan kepermukaan tubuh melalui saluran kelenjar keringat
menuju pori- pori di permukaan kulit.
c. Jaringan ikat bawah kulit
Pada jaringan ikat bawah kulit terdapat cadangan lemak. Lemak berfungsi
sebagai cadangan makanan dan menjaga suhu segar tetap hangat.
d. Fungsi kulit
Selain sebagai alat pengluaran kulit juga berfungsi sebagai berikut;
1) Sebagai pelindung tubuh dari kerusakan akibat benturan (kerusakan mekanis)
maupun kerusakan yang di akibatkan oleh zat kimia.
2) Sebagai tempat indra peraba, karna pada kulit terdapat ujung saraf indra yang
dapat merasakan, halus, kasar, panas, dingin, dan nyeri.
3) Untuk menyimpan kelebihan minyak.
4) Tempat pembentukan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar ultra
fiolet.
5) Sebagai pengatur suhu tubuh.
e. Kelainan pada kulit
Beberapa kelainan yang terjadi pada kulit, antara lain sebagai berikut:
1) Jerawat
15

Jerawat adalah gangguan kulit pada kelenjar minyak.Hal-hal yang perlu


dilakukan untuk mencegah timbulnya jerawat, yaitu dengan makan makanan yang
seimbang, rajin menjaga kebersihan kulit dan diimbangi dengan tidur dan
olahraga yang cukup.
2) Kanker kulit
Penyebab kanker kulit adalah kulit mendapat sinar matahari yang
berlebihan.
Biasanya kanker kulit menyerang orang berkulit putih karena warna kulit tersebut
lebih sensitif terkena sinar matahari. Cara pencegahannya adalah dengan
menghindari kontak dengan sinar matahari yang terlalu banyak dan pemakaian
tabir surya secara rutin.
3) Biduran
Penyebab biduran antara lain udara dingin, alergi makanan, dan alergi bahan
kimia. Tanda-tanda penyakit ini adalah timbulnya bentol-bentol yang tidak
beraturan
dan terasa gatal. Cara pencegahan penyakit ini, yaitu dengan menghindari bahan
makanan dan produk kimia yang menyebabkan alergi.
4. Paru paru (pulmo)
Paru-paru selain berperan sebagai organ pernafasan juga berperan sebagai
organ pengeluaran. Hal ini karena gas CO2 dan uap air H2O hasil proses
metabolisme di angkut darah dari jaringan tubuh menuju paru paru dan
selanjutnya di keluarkan dari tubuh pada waktu eksresi. CO2 sekitar 75% dari
jaringan tubuh di angkut plasma darah dalam bentuk ion HCO3- (asam
bikarbonat) dan sisanya sekitar 25% di ikat oleh homoklobin (Hb) membentuk
senyawa HbC02 (karbonsihemoklobin).
a. Struktur paru-paru

Gambar 4. Struktur Paru paru


16

Paru-paru terletak di dalam rongga dada dan bagian bawahnya menempel


pada diafragma.Setiap manusia memiliki 2 paru-paru.Paru-paru manusia
dilindungi oleh tulang-tulang rusuk dan dilapisi oleh selaput tipis yang disebut
pleura. Paru-paru terbagi menjadi 2 bagian, yaitu paruparu kanan (dexter) yang
memiliki 3 gelambir dan paru-paru kiri (sinister) yang memiliki 2 gelambir.
b. Fungsi paru-paru
Fungsi utama paru-paru adalah sebagai organ pernapasan. Selain itu, paru-
paru juga berfungsi sebagai organ ekskresi.Sebagai organ ekskresi paru-paru
mengeluarkan ekskret yang berupa gas. karbondioksida dan uap air. Gas-gas
tersebut merupakan zat sisa dalam proses pernapasan. Zat sisa pernapasan harus
dikeluarkan agar tidak mengganggu fungsi tubuh.
c. Kelainan pada paru-paru
Beberapa kelainan yang terjadi pada paruparu antara lain sebagai berikut.
1) Bronchitis, adalah peradangan pada cabang batang tenggorokan (bronkus).
2) Pleuritis, adalah peradangan pada selaput pembungkus paru-paru.
3) TBC
Penyebab penyakit ini adalah bakteri Mycrobacterium tuberculosis. Tanda-
tanda penyakit ini adalah adanya bintil-bintil pada alveolus. Cara pengobatan
penyakit ini adalah dengan terapi menggunakan vaksin BCG.
4) Asma
Penyebab penyakit asma adalah alergi terhadap rambut, bulu, debu atau
tekanan psikologis. Tanda-tanda penyakit ini adalah saluran pernapasan tersumbat
sehingga penderita mengalami sesak nafas.
5) Pneumonia
Penyebab penyakit ini adalah bakteri, virus, dan jamur. Tanda-tanda orang
yang terkena penyakit ini dinding alveolusnya robek sehingga mengurangi daerah
pertukaran gas.

4. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Berbicara mengenai hasil belajar, hal tersebut tidak lepas dari pengertian
belajar. Dalam kegiatan pendidikan di sekolah, kegiatan belajar ini merupakan
17

kegiatan yang paling utama, dan ini berarti berhasil atau tidaknya tujuan
pendidikan tidak lepas dari bagaimana proses belajar yang diterapkan kepada
siswa sebagai peseeta didik. Kita ketahui bahwa belajar tidak hanya dilakukan di
kelas, tetapi juga dapat terjadi dimana saja.
Menurut Hamalik (2001) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada
prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat
perubahan tingkah laku siswa.
Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan
kelakuan (Oemar Hamalik, 2013). Hasil merupakan suatu nilai atau apresiasi dari
sesuatu yang telah dilakukan baik berupa angka atau bukan. Berdasarkan kamus
lengkap bahasa Indonesia, hasil merupakan sesuatu yang diperoleh dari suatu
usaha. Jadi hasil adalah hal-hal yang timbul atau muncul baik skor atau nilai
kemampuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah melakukan
usaha atau setelah mempelajari mempelajari materi dari lingkungan belajar.
Bloom (1956) membagi menjadi tiga ranah, sebagai berikut:
1) Kognitif
Hasil belajar aspek kognitif merupakan aspek yang berkaitan dengan
kemampuan berpikir seseorang atau intelektual seseorang, mulai dari kegiatan
mengingat sampai pada kemampuan dalam pemecahan masalah.
2) Afektif
Hasil belajar aspek afektif merupakan aspek yang berkaitan dengan sikap
atau perilaku siswa yang mengarah pada emosi serta motivasi yang dimiliki oleh
siswa.
3) Psikomotor
Hasil belajar aspek psikomotor yaitu aspek berhubungan dengan
keterampilan siswa setelah siswa tersebut menerima pembelajaran, berupa
kemampuan gerak.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah skor
yang diperoleh dari kemampuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh
siswa.setelah memperoleh perlakuan dari lingkungan belajar sehingga dapat
menerapkan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
18

b. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu: faktor
internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatn belajar. Berikut penjelasan dari
faktor tersebut:
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang atau
individu yang terdiri dari aspek fisiologi dan aspek psikologi. Aspek fisiologi
individu yakni aspek yang berkaitan dengan jasmani seseeorang , sedangkan yang
dimaksud aspek psikologis adalah aspek yang berkaitan dengan kecerdasan,
ataupun sikap yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu baik itu dari
lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.Aspek yang dimaksud kedalam
lingkungan sosial adalah lingkungan belajar siswa seperti guru, teman ataupun
lingkungan dan yang dimaksud non sosial yaitu berupa sarana dan prasarana yang
menunjang kegiatan belajar.
c. Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar merupakan cara atau teknik yang digunakan oleh
guru belajar untuk menunjang proses kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efisien pada materi tertentu yang diterapkan dalam proses pembelajaran.

2.2 Penelitian Relevan


Dibawah ini akan disajikan beberapa hasil penelitian yang relevan. Berikut
ini beberapa hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini:
1. Penelitian menurut Destrini dkk (2018) berdasarkan hasil penelitian ini di
simpulkan bahwa hasil pembelajaran meningkat, meningkatkan keterampilan
proses sains siswa dan meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2. Penelitian menurut Maulidar dkk (2016) berdasarkan hasil penelitian ini
disimpulkan bahwa pemahaman konsep belajar siswa meningkat dan
meningkatnya berpikir kritis siswa.
3. Penelitian menurut Bakhtiyar (2017) berdasarkan hasil penelitian ini di
simpulkan bahwa selama proses pembelajaran melalui model guided discovery
19

learning siswa terlihat lebih aktif dan menguasai konsep dalam penyelesaian
masalah.
4. Penelitian menurut Dahliana dkk (2018) berdasarkan hasil penelitian ini di
simpulkan bahwa menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis
sebesar 64% pada peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran
guided discovery learning, sedangkan peningkatan rata-rata kemampuan
berpikir kritis peserta didik yang diajar menggunakan model konvensional
hanya sebesar 50%.
5. Penelitian menurut Maya dkk (2016) berdasarkan hasil penelitian ini di
simpulkan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model Guided Discovery Learning lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.

2.3 Kerangka Pikir


SMA Negeri 11 Luwu akan dijadikan lokasi oleh peneliti, melihat adanya
permasalahan yang terjadi pada siswa. Khususnya pada mata pelajaran Biologi
yaitu materi Fungi diakibatkan kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran sehingga membuat hasil belajar menurun.Untuk mengatasi hal ini
peneliti tertarik menggunakan Model Guided Discovery Learning yang dimana
model ini merupakan pembelajaran terbimbing yang menciptakan situasi belajar
yang melibatkan siswa belajar aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep
atau teori, pemahaman, dan pemecahan masalah. Adapun langkah-langkah model
pembelajaran Guided Discovery Learning yaitu orientasi dimana guru
mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran, merumuskan
hipotesis secara terbimbing, mengumpulkan data, kemudian menguji hipotesis
untuk mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan dan
merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Tujuan
diterapkannya Model Guided Discovery Learning diharapkan siswa dapat lebih
aktif dan mandiri dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga meningkatkan
hasil belajar mereka terhadap materi sistem fungi dengan itu dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
20

Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan kegiatan belajar peserta


didik setelah melalui proses pembelajaran. Hasil belajar peserta didik pada
kompetensi kognitif dapat diketahui ketika setelah siswa mengerjakan tes yang
diberikan setelah proses pembelajaran. Hasil belajar secara fungsional dinyatakan
dalam bentuk skor atau angka yang menunjukkan sejauh mana pemahaman
peserta didik terhadap materi pembelajaran. Semakin besar angka yang diperoleh
peserta didik, menunjukkan semakin baik pemahaman terhadap materi
pembelajaran, dan sebaliknya semakin kecil angka terhadap materi
pembelajaran.Hasil belajar yang dimaksud adalah perolehan skor pada
pembelajaran biologi. Nilai hasil belajar peserta didik juga dapat menjadi tolak
ukur ketercapaian kemampuan peserta didik pada pembelajaran biologi.
Adapun kelebihan dan kerkurangan model pembelajaran guided discovery
learning yaitu kelebihan dari model pembelajaran guided discovery learning
dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan
penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa. Kekuatan dari proses
penemuan dating dari usaha untuk menemukan jadi sesorang belajar bagaimana
belajar itu dengan pembelajaran model guided discovery learning, pengetahuan
diperoleh dari strategi ini sangat pribadi. Sifatnya dan mungkin merupakan suatu
pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi
dan transfer. Adapun kekurangan dari model pembelajaran guided discovery
learning dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini
dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Misalnya siswa yang cukup lamban
mungkin bingung dalam usahanya mengembangkan pikirannya, jika berhadapan
dengan hal-hal yang abstrak, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil
penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan
memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi.
Rendahnya nilai hasil belajar peserta didik pada pembelajaran biologi
mencerminkan masih rendahnya kemampuan peserta didik. Melihat betapa
pentingnya pencapaian hasil belajar peserta didik pada pembelajaran biologi
merupakan permasalahan yang harus diperhatikan guru.Permasalahan tersebut
disebabkan oleh beberapa factor, salah satunya adalah kurang bervariasinya model
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Oleh sebab itu guru, guru dituntut
21

menjadi guru yang terampil dalam memilih model pembelajaran sehingga


pembelajaran tidak berlangsung menoton dan mengurangi kejenuhan peserta didik
dalam proses belajar.

2.4 Hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan, maka hipotesis dalam penelitian
ini yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran guided discovery learning dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran guided discovery learning dalam
pembelajaran terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik baik dari
segi aktivasi dan peningkatan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
 Adanya pengaruh hasil belajar siswa pada materi Sistem Ekskresi kelas XI
SMA Negeri 11 Luwu yang diterapkan dengan model pembelajaran guided
discovery learning
22

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen.Penelitian eksperimen


(Experimental Research) adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel lainnya. Penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental Design) dengan jenis
One Group Pretest Posttest Design, penelitian ini tidak ada variabel control
sehingga tidak ada kelas kontrol/pembanding (Sugiyono. 2016:116). Penelitian
ini, memilih satu kelas untuk dijadikan kelas eksperimen. Dimana dalam desain
ini dilakukan test sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen/tes awal disebut
pretest, dan sesudah eksperimen/tes akhir disebut posttest. Adapun desainnya
sebagai berikut:
Tabel 1.One Group Pretest Posttest Design
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eskperimen O1 X O2
Sumber: Sugiyono (2016:116)

Keterangan:
O1 = Pretest (tes awal kelas eksperimen).
O2 = Posttest (tes akhir kelas eksperimen).
X = Perlakuan model pembelajaran Guided Discovery Learning.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 11 LUWU yang berada
di Jl. Andi Jemma Lamasi , Desa Seriti , Kecamatan Lamasi , Kabupaten Luwu ,
Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal
02 Maret sampai 14 Maret semester genap tahun ajaran 2019/2020. Pada
pertemuan I dimulai pada tanggal 02 maret 2020 dengan menjelaskan materi
organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia, pertemuan II dimulai pada
tanggal 06 dan 07 maret 2020 dengan menjelaskan materi struktur dan fungsi
organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia, pertemuan III dimulai pada
tanggal 09 maret 2020 dengan menjelaskan materi proses pengeluaran zat sisa
23

pada sistem ekskresi pada manusia, sedangkan pada pertemuan IV dimulai pada
tanggal 13 dan 14 maret 2020 dengan menjelaskan materi gangguan/penyakit
pada sistem ekskresi pada manusia.

3.3 Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiono, (2016: 117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIPA
SMA Negeri 11 Luwu. Populasi berjumlah siswa yang tersebar pada tahun ajaran
2019/2020.

Tabel 2. Sebaran populasi tiap kelas


No Kelas Jumlah
1 XI MIPA 1 34
2 XI MIPA 2 35
3 XI MIPA 3 35
4 XI MIPA 4 36
5 XI MIPA 5 34
6 XI MIPA 6 33
Jumlah 207
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 11 Luwu
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 11 Luwu
semester genap tahun ajaran 2019/2020 yang diambil hanya satu kelas. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yang menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yaitu dengan
melihat kriteria nilai pada kelas yang akan dijadikan sampel penelitian dan kelas
yang dipilih dalam penelitian ini yaitu kelas XI MIPA 3 dengan nilai rata-rata
kelas tersebut 78 dengan jumlah siswa 35 orang.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini menggunakan dua variabel yang diamati, model


pembelajaran guided discovery learning merupakan variabel bebas
24

melambangkan (Y) dan hasil belajar merupakan variabel terikat yang


melambangkan (X).

Y X

Gambar 3. Variabel Penelitian


Keterangan:
Y : Model Pembelajaran Guided Discovery Learning (variabel bebas)
X : Hasil belajar biologi siswa materi Sistem Ekskresi (variabel terikat).

3.5 Definisi Operasional Variabel


Untuk lebih memudahkan pembaca memahami secara kongkret hasil
penelitian ini, penulis akan mengemukakan definisi operasional dari tiap-tiap
komponen variabel yang menjadi perhatian utama dalam penelitian ini. Adapun
komponen variabel tersebut adalah:
1. Model pembelajaran Guided Discovery Learning menggunakan langkah-
langkah tertentu hingga menuju kesimpulan. Kegiatan pelaksanaan dan
penerapan pembelajaran. menyampaikan tujuan pembelajaran,memotivasi
siswa dengan mendorong siswa terlibat dalam kegiatan, memberikan masalah
sederhana yang berkenaan dengan materi pembelajaran, membimbing siswa
dalam merumuskan hipotesis sesuai dengan masalah yang ada, membimbing
siswa melakukan kegiatan penemuan dengan mengarahkan siswa untuk
memperoleh informasi yang diperlukan, membimbing siswa dalam
menyajikan hasil kegiatan, merumuskan kesimpulan/menemukan konsep,
mengevaluasi langkah-langkah kegiatan yang telah dilakukan. menyimpulkan
bahwa model guided discovery learning merupakan metode pembelajaran
yang melibatkan siswa secara aktif untuk mencoba menemukan sendiri
informasi maupun pengetahuan yang diharapkan dengan bimbingan dan
petunjuk yang diberikan guru.
2. Hasil belajar siswa dapat di lihat berupa nilai yang diperoleh setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa melalui evaluasi atau
penilaian pada pembelajaran biologi. Hasil belajar yang di capai oleh siswa
mencakup penilaian penugasan yang bersifat kognitif berupa hasil pre-test dan
post-test.
25

3.6 Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah sebagai berikut :
a) Menentukan kelas sebagai kelas eksperimen yang akan diberikan perlakuan.
b) Menentukan materi yang diajarkan.
c) Membuat rencana pembelajaran yang mencerminkan model pembelajaran
guided discovery learning.
d) Membuat tes yaitu tes pretest dan posttest untuk melakukan evaluasi.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan sebagai berikut:
a. Peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri kepada siswa dan sekaligus
menjelaskan tujuan mengenai kegiatan yang akan dilakukan peneliti.
b. Penelitian dilakukan pada kelas eksperimen.
c. Peneliti memberikan tes awal (pretest) kepada siswa tanpa melakukan
pengajaran sebelumnya pada kelas eksperimen.
d. Setelah tes awal dilakukan, kemudian hasilnya dikumpulkan ke dalam daftar
nilai.
e. Selanjutnya melakukan kegiatan pengajaran kepada siswa yang disesuaikan
dengan jadwal mata pelajaran pada sekolah tempat dilakukannya penelitian.
f. Peneliti melakukan kegiatan pengajaran dengan model pembelajaran guided
discovery learning pada kelas eksperimen.
g. Setelah melakukan pengajaran maka tahap selanjutnya dilakukan tes akhir
(posttest) untuk mengukur ada tidaknya peningkatan hasil belajar sebelum dan
setelah menggunakan model pembelajaran guided discovery learning.
3. Tahap Pengumpulan Data
Setelah pelaksanaan pembelajaran, data hasil belajar siswa dikumpulkan
melaui pemberian tes. Tes diberikan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum proses
pembelajaran berlangsung tes awal (pretest) dan setelah proses pembelajaran
berlangsung tes akhir (posttest). Tes awal dan tes akhir ini merupakan tes yang
sama.
26

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam metode


pengambilan data oleh peneliti. Adapun instrumen yang digunakan dalam
penelitian yaitu berupa soal-soal yang digunakan pada pretest dan posttest yang
dilakukan sebelum dan sesudah di berikan perlakuan dengan tujuan agar dapat
mengetahui kemampuan siswa sebelum diberikan perlakuan dan sesudah
diberikan perlakuan, dengan itu dapat di ketahui apakah dari hasil yang perlakuan
yang diberikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Observasi
Observasi keterlaksanan pembelajaran adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap objek kajian untuk
mengumpulkan data-data dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.Teknik
observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah obsevasi langsung dengan
tujuan untuk menentukan waktu yang tepat melaksanakan penelitian,
mengumpulkan data dan informasi.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara awal dilakukan dengan guru dan siswa
untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui kondisi awal siswa dan masalah-masalah yang dihadapi siswa.
3. Tes
Tes dilakukan dengan memberikan tes awal (pretest). Setelah diberikan
pretest siswa kemudian diberi perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran Guided discovery Learning pada kelas eksperimen, kemudian
diakhir pembelajaran siswa diberikan tes akhir (posttest).
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian, baik berupa sumber tertulis, foto, dan video.
27

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
analisis statistik deskriptif dan teknik analisis statistik inferensial yang bertujuan
untuk mengkaji variabel penelitian dengan bantuan program Statistical Product
and Service Solutions (SPSS).
3.9

3.9 1. Analisis Statistik Deskriptif


Analisis deskriptip statistik adalah teknik analisis data yang digunakan
untuk menggambarkan data hasil penelitian dengan menggunakan metode
pengelolahan data
a. Data hasil belajar
Data Hasil Belajar Teknik analisis data terhadap hasil belajar dianalisis
menggunakan statistik deskriptip.Analisis deskriptip statistik digunakan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpulkan. Responden
diberi tes awal (prettest) dan diberi tes akhir (posttest) setelah diberi perlakuan
untuk keperluan analisis digunakan nilai maksimum, nilai minimum, rentang skor,
rata rata varians, dan standar deviasi untuk masing-masing kelompok atau kelas.
3.9

Tabel 4. Kriteria Hasil Belajar


Interval Hasil Kategori
0 – 54 Sangat rendah
55 – 64 Rendah
65 – 79 Sedang
80 – 89 Tinggi
90 – 100 Sangat tinggi
Sumber: Sugiyono (2016)

Indikator keberhasilan siswa diukur dengan ketercapaian hasil belajar


siswa secara klasikal mengalami peningkatan dari pretest dan posttest. Ketuntasan
belajar siswa yang dimaksud jika mencapai 85% dari jumlah siswa yang
memperoleh lebih dari atau sama dengan KKM (70).
a. Data pengelolahan pembelajaran
Lembar observasi pengelolaan pembelajaran digunakan untuk
mengetahui seberapa baik keterlaksanaan pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran guided
discovery learning pada saat pembelajaran berlangsung. Lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran ini mengacu pada langkah langkah pembelajaran
28

yang disesuaikan dengan RPP.Pengamatan dilakukan sejak kegiatan awal hingga


kegiatan akhir dan dibantu oleh seorang guru sebagai observer. Lembar observasi
yang digunakan adalah memiliki 4 alternatif pilihan yaitu, 1 tidak terlaksana 2
kurang terlaksana, 3 terlaksana 4 terlaksana dengan baik.

Tabel 5 Kategori nilai keterlaksanaan model pembelajaran


Skor rata-rata total Kategori
1,00 ≤ skor < 2,00 Tidak terlaksana
2,00 ≤ skor 3,00 Kurang terlaksana
3,00 ≤ skor < 3,50 Terlaksana
3,50 ≤ skor 4,00 Terlaksana dengan baik

Sumber : Setiawan (2017)

3.9 3. Analisis Statistik Inferensial


Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, yaitu
dengan uji-t hipotesis (independent t-test) yang digunakan di persyaratan memiliki
data yang berdistribusi normal. Sebelum melakukan uji hipotesis, maka terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dari data hasil belajar siswa.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diteliti
berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Adapun kriteria
pengujiannya yaitu:
1) Jika probabilitas hitung ≥ 0,05, maka distribusi data adalah normal
(simetris).
2) Jika probabilitas hitung ≤ 0,05, maka distribusi data tidak normal
(asimetris).
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis (independent t-test) dilakukan dengan tujuan memutuskan,
menerima atau menolak hipotesis tersebut. Pada pengujian hipotesis, peneliti
menggunakan uji-t. Hipotesis statistik dari penelitian ini yaitu hipotesis nol (H 0)
dan hipotesis alternative (H1) dengan keterangan sebagai berikut:
29

1) H0 : µA = 0 Lawan H1 = µA > 0
Keterangan:
H0 : Tidak ada pengaruh.
H1 : Ada pengaruh.
2) H0 : µB = 0 Lawan µB > 0
Keterangan :
µA : Prameter skor rata-rata minat belajar siswa setelah diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Guided Discovery Learning.
µB : Prameter skor rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar dengan
menggunakan model pembelajaran Guided Discovery Learning.
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05 dengan kriteria kesimpulan
sebagai berikut:
1) H0 diterima dan H1 ditolak jika probabilitas (p) hitung ≥ 0,05 (p ≥ 0,05).
2) H1 diterima dan H0 ditolak jika probabilitas (p) hitung ≤ 0,05 (p ≤ 0,05).
30

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Data Statistik Deskriptif


1. Data hasil belajar siswa kelas eksperimen
a. Deskripsi data pretest kelas Eksperimen
Data nilai hasil pretest materi ekskresi kelas XI MIPA 3 sebagai kelas
eksperimen terlebih dahulu diberikan soal pretest untuk mengetahui pengetahuan
awal siswa sebelum dilakukan pembelajaran.Data hasil pretest siswa dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 6. Data nilai statistik hasil pretest kelas ekesperimen
Statistik Nilai statistic
Jumlah sampel 35
Nilai Rata-rata 40,71
Median 40,00
Nilai tertinggi (maksimum) 60
Nilai terendah (minimum) 20
Range 40
Standar deviasi 9,005
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel tersebut menunjukkan gambar dari nilai statistik hasil pretest kelas
eksperimen dengan jumlah sampel 35 memperoleh nilai rata-rata yaitu 40,71, nilai
tengah median diperoleh dari jumlah keseluruhan 35 siswa yaitu 40,00, nilai
tertinggi diperoleh dari jumlah 35 siswa yaitu 60, nilai terendah diperoleh dari
jumlah keseluruhan 35 siswa yaitu 20, rentang (range) diperoleh dari jumlah
keseluruhan 35 siswa yaitu 40, dan standar deviasi diperoleh dari jumlah
keseluruhan 35 siswa yaitu 9,005.
Tabel 7. Batasan kriteria hasil belajar siswa pretest kelas eksperimen
No Interval nilai Frekuensi Kategori Persentase (%)
1 0-54 33 Sangat rendah 94,3
2 55-64 2 Rendah 5,7
3 65-79 - Sedang -
4 80-89 - Tinggi -
5 90-100 - Sangat Tinggi -
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
31

Data tabel diatas menunjukkan bahwa siswa kelas XI MIPA 3 memperoleh


nilai pretest dengan kategori rendah sebanyak 33 orang dengan persentase
(94,3%), dan kategori sangat rendah 2 orang dengan persentase (5,7%).

b. Deskripsi data posttest kelas eksperimen


Data nilai hasil posttest materi ekskresi kelas XI MIPA 3menggunakan
model pembelajaranguided discovery learning. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui efektif tidaknya penggunaan model pembelajaranguided discovery
learning terhadap hasil belajar siswa kelas XI MIPA 3 SMA NEGERI 11
LUWU. Data hasil posttest siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 8. Data nilai statistik hasil posttest kelas eksperimen
Statistik Nilai statistic
Jumlah sampel 35
Nilai Rata-rata 80.29
Median 80,00
Nilai tertinggi (maksimum) 95
Nilai terendah (minimum) 70
Range 25
Standar deviasi 7.854
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan tabel nilai statistik hasil posttest pada kelas eksperimen


dengan jumlah sampel 35 siswa memperoleh nilai rata-rata yaitu 80,29, nilai
tengah (median) diperoleh dari jumlah keseluruhan 35 siswa yaitu 80,00, nilai
tertinggi diperoleh dari jumlah keseluruhan 35 siswa yaitu 95, nilai terendah
diperoleh dari jumlah keseluruhan 35 siswa yaitu 70, rentang (range) diperoleh
dari jumlah keseluruhan 35 siswa yaitu 25, dan standar deviasi diperoleh dari
jumlah keseluruhan 35 siswa yaitu 7.854.
Tabel 9. Batasan kriteria hasil belajar siswa posttest kelas eksperimen
No Interval nilai Frekuensi Kategori Persentase (%)
1 0-54 - Sangat rendah -
2 55-64 - Rendah -
3 65-79 13 Sedang 37,1
4 80-89 14 Tinggi 40
5 90-100 8 Sangat Tinggi 22,9
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa siswa kelas XI MIPA 3


memperoleh nilai posttest kategori sangat tinggi sebanyak 8 orang dengan
32

persentase (22,9%),kategori tinggi sebanyak 14 orang dengan persentase (40%),


dan kategori sedang sebanyak 13 orang dengan persentase (37,1%).

Tabel 10. Distribusi ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran guided discovery learning.
Nilai Pretest Posttest
KKM Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
<70 35 100 0 -
≥70 0 − 35 100
Jumlah 35 100 35 100
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan tabel diatas dari 35 siswa yang menjadi sampel penelitian


yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery
learning siswa yang tuntas sebanyak 35 siswa dengan persentase (100%).

2. Deskripsi data pengamatan pengelolaan pembelajaran


Pada observasi keterlaksanaan pembelajaran diamati observer. Data
pengelolaan pembelajaran dianalisis dengan cara menghitung rata-rata dari setiap
aspek yang diamati dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model
guided discovery learning yang diamati oleh observer. Perolehan dari nilai rata-
rata yang diperoleh kemudian dikonversikan menurut interval nilai kemampuan
dalam mengola pembelajaran yang digunakan,pengelolaan pembelajaran antara
lain:
a. Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam kepada peserta didik
2) Guru meminta peserta didik untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran
3) Guru melakukan absensi dan menanyakan kabar kepada peserta didik
4) Guru membuka pembelajaran dengan menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai
5) Guru menyampaikan topik materi yang akan dipelajari beserta tujuannya
6) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
b. Kegiatan inti
7) Guru menyampaikan materi menggunakan model pembelajaran guided
discovery learning kepada peserta didik
33

8) Memberikan sejumlah pertanyaan kepada peserta didik


9) Guru membimbing peserta didik untuk membuat rumusan masalah
jawaban berdasarkan kegiatan tentang pembelajaran ekskresi
10) Setelah mengumpulkan informasi yang didapat dari diskusi, dalam
kelompok peserta didik
11) Guru membagikan LKPD kepada peserta didik
12) Pesera didik menjawab pertanyaan yang ada pada LKPD
13) Guru membimbing peserta didik menjawab pertanyaan yang ada pada
LKPD
14) Keterlibatan peserta didik secara langsung dan aktif saat proses
pembelajaran Biologi dengan menggunakan model pembelajaran guided
discovery learning
15) Perhatian dan konsentrasi peserta didik setiap mendapat perintah atau
arahan dari guru
b. Kegiatan penutup
16) Guru menyimpulkan materi danmeluruskan jika ada miskonsepsi yang
dialami siswa pada saat pembelajaran
17) Evaluasi (pemberian teks akhir posttest)
18) Guru menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan salam
34

Tabel 11. Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran observer

Aspek Skor yang diperoleh


yang
diamati Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3 Pertemuan ke-4
1 4 4 4 4
2 4 4 4 4
3 4 4 3 4
4 4 4 3 3
5 4 4 4 3
6 4 4 3 3
7 4 4 3 4
8 4 3 4 3
9 4 3 4 4
10 4 3 4 4
11 4 3 3 3
12 4 3 3 3
13 4 3 3 3
14 4 3 3 4
15 4 3 4 4
16 4 4 4 4
17 4 4 3 3
18 4 4 4 3
Total 72 64 63 63
Skor 4.00 3.56 3.50 3.50

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh skor pada pertemuan ke-1 yaitu


(4.00), pertemuan ke-2 yaitu (3.56), dan pada pertemuan ke-3 yaitu (3.50) dan
pada pertemuan ke-4 yaitu (3.50) sehingga tergolong kategori terlaksana dengan
baik karena berdasarkan tabel kategori nilai keterlaksanaan model pembelajaran,
skor rata rata yang diperoleh selama 4 kali pertemuan berada pada interval 3,50≤
x ≤ 4,50.

4.1.2 Hasil Analisis Uji Inferensial


Sebagai syarat untuk melakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas data.
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penellitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Hasil
35

keputusan yang diambil dari output SPSS 25 yaitu nilai signifikan dari tabel test
of normality.
Tabel 12.Hasil analisis uji normalitas kelas eksperimen
Hasil data Kolmogorov-smirnov
Statistic Df Sig
Pretest 132 35 .131
Posttest 143 35 .067
Sumber: Data primer setelah diolah

Hasil test of normality diketahui nilai Sighitunguntuk pretest kelas


eksperimen yang menggunakan model pembelajaran guided discovery learning
adalah ,131 (Sighitung ˃0,05) dan nilai untuk posttest adalah ,067 (Sightung ˃0,05).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest kelas eksperimen
berdistribusi normal.
Maka dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest kelas eksperimen
dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery learning berdistribusi
normal.
2. Uji Hipotesis
Pengujian rata-rata hasil belajar biologi siswa satu kelas dilakukan dengan
uji Independent Sample T-test menggunakan SPSS 25.Pengujian dilakukan untuk
mengetahui apakah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dapat berpengaruh
secara signifikan.Adapun Output hasil pengujian disajikan pada tabel 13.
Tabel 13. Hasil analisis data uji Independent Sample T-test
Hasil Levene's t-test for Equality of Means
belajar Test for
Equality
of
Variances
F Sig T Df Sig (2- Mean Std. 95%
tailed) differe Error Confidence
nce Differ Interval of the
ence Difference
Low Upper
er
Equal .44 .50 - 68 ,000 - 2.020 - -
varianc 2 8 19.593 39.57 43. 35.5
es 1 602 41
assume
d
Equal - 66. ,000 - 2.020 - -
varianc 19.593 766 39.57 43. 35.5
es not 1 603 40
36

assume
d
Sumber:Data primer setelah diolah

Tabel 14. Hasil uji hipotesis


Nilai Sig(2-tailed) Level of significant
Posttest eksperimen ,000 0,00

Sumber: Data primer setelah diolah

Berdasarkantabel 13 dan 14 diatas diperoleh nilai signifikansi sig(2-tailed)


sebesar 0,000<0,05,sesuai dengan pengambilan keputusan dalam uji independent
sample T-test, maka dapat disimpulkan bahwa H o ditolak dan H1 diterima, yang
artinya model pembelajaran guided discovery learning berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa pada pembelajaran biologi materi ekskresi kelas XI MIPA SMA
NEGERI 11 LUWU.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka pada bagian ini
akan diuraikan pembahasan tentang hasil penelitian yaitu hasil uji instrumen
analisis statistik deskriptif dan hasil analisis statistik inferensial.

1. Hasil Analisis Deskriptif


a. Hasil belajar
1) Kelas eksperimen
Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa hasil belajar biologi
siswa kelas XI MIPA 3 SMA NEGERI 11 LUWU sebelum dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran guided discovery learning diperoleh rata-rata
(40,71) berada pada kategori sedang. Rata-rata hasil belajar siswa kelas XI MIPA
3 setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery
learning berada pada kategori tinggi (80,29). Hasil belajar siswa kelas XI MIPA 3
setelah dibelajarkan dengan model pembelajaran guided discovery learningdapat
dilihat dari jumlah persentase siswa yang tuntas sebesar 35 dengan persentase
(100%). Hal ini disebabkan siswa telah mendapatkan materi yang diajar dengan
model guided discovery learning merupakan model pembelajaran yang
menciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa belajar secara aktif dan
37

mandiri dalam menemukan suatu konsep atau teori, pemahaman, dan pemecahan
masalah. Proses penemuan tersebut membutuhkan guru sebagai fasilitator dan
pembimbing untuk mencoba menemukan sendiri informasi maupun pengetahuan
yang diharapkan dengan bimbingan dan petunjuk yang diberikan guru. Hal ini
sejalan dengan penelitian David (dalam Widhiyantoro, 2012) pada saat
menerapkan model guided discovery learning, guru lebih sedikit menjelaskan dan
lebih banyak untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa cenderung
aktif dan memotivasi siwa dalam kegiatan pembelajaran. Model guided discovery
learning menghadapkan siswa kepada situasi dimana ia bebas menyelidiki dan
menarik kesimpulan. Terkaan, intuisi dan mencoba-coba (trial and error)
hendaknya dianjurkan. Guru bertindak sebagai petunjuk jalan, ia membantu siswa
agar mempergunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari
sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Guru sebagai instruktur
memberikan suatu pernyataan atau permasalahan kemudian mengarahkan siswa
berpikir tahap demi tahap sehingga dapat memecahkan permasalahan tersebut.
Model guided discovery learning dapat disimpulkan sebagai pembelajaran yang
menempatkan guru sebagai instruktur dan fasilitator untuk mengembangkan
kemampuan berpikir siswa dalam menemukan konsep dan prinsip sendiri dengan
cara pemecahannya ditentukan oleh guru seperti dengan melakukan eksperimen,
diskusi dan lain-lain.
b. Pengamatan pengelolaan pembelajaran
Pada observer dilakukan oleh guru biologi SMA Negeri 11 luwu
1. Pertemuan ke-1
Berdasarakan tabel hasil pengelolaan, pengambilan keputusan mengacu pada
BAB III yang menunjukan bahwa skor rata-rata pada pertemuan ke-1 yaitu 4,00.
Hasil tersebut berada pada interval 3,50≤ x ≤ 4,50 Maka sesuai dengan
pengambilan keputusan yang mengacu pada BAB III pengelolaan pembelajaran
pada materi pencemaran lingkungan pertemuan ke-1 masuk kategori terlaksana
dengan baik
2. Pertemuan ke-2
Berdasarakan tabel hasil pengelolaan, pengambilan keputusan mengacu pada
BAB III yang menunjukan bahwa skor rata-rata pada pertemuan ke-2 yaitu 3,56.
38

Hasil tersebut berada pada interval 3,50≤ x ≤ 4,50 Maka sesuai dengan
pengambilan keputusan yang mengacu pada BAB III pengelolaan pembelajaran
pada materi pencemaran lingkungan pertemuan ke-2 masuk kategori terlaksana
dengan baik.
3. Pertemuan ke-3
Berdasarakan tabel hasil pengelolaan, pengambilan keputusan mengacu pada
BAB III yang menunjukan bahwa skor rata-rata pada pertemuan ke-3 yaitu 3,50.
Hasil tersebut berada pada interval 3,50≤ x ≤ 4,50 Maka sesuai dengan
pengambilan keputusan yang mengacu pada BAB III pengelolaan pembelajaran
pada materi pencemaran lingkungan pertemuan ke-3 masuk kategori terlaksana
dengan baik.
4. Pertemuan ke-4
Berdasarkan tabel hasil pengelolaan pengambilan keputusan mengacu pada
BAB III yang menunjukan bahwa skor rata-rata pada pertemuan ke-4 yaitu 3,50.
Hasil tersebut berada pada interval 3,50≤ x ≤ 4,50 Maka sesuai dengan
pengambilan keputusan yang mengacu pada BAB III pengelolaan pembelajaran
pada materi pencemaran lingkungan pertemuan ke-4 masuk kategori terlaksana
dengan baik.
Berdasarkan interval nilai pengelolaan pembelajaran yang mengacu pada
BAB III yaitu apabila interval nilai berada 3,50 ≤ skor 4,50 tergolong terlaksana
dengan baik. Dilihat dari skor rata-rata pengelolaan pembelajaran yang diperoleh
pada setiap pertemuan berada pada interval 3,50 ≤ skor 4,50. Maka sesuai dengan
pengambilan keputusan yang mengacu pada BAB III dapat disimpulkan
pengelolaan pembelajar dengan menggunakan model pembelajaran guided
discovery learning terlaksana dengan baik.
2. Hasil Analisis Inferensial
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas untuk mengetahui data tentang hasil pretest dan
posttest berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Hasil perhitungan
dengan menggunakan program SPSS 25 diperoleh taraf signifikansi pretest kelas
eksperimen didapatkan nilai signifikansi yaitu ,131. Hal ini berarti data yang
diambil berdistribusi normal.
39

Berdasarkan analisis uji normalitas data posttest pada kelas eksperimen


diperoleh nilai signifikansi yaitu 067 sehingga dapat di simpulkan bahwa
berdasarkan data tersebut kelas eksperimen pada nilai pretest ataupun posttest
datanya berdistribusi normal.
b. Uji Hipotesis
Sesuai dengan hipotesis penelitian, dalam penelitian ini siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery
learningmemperoleh hasil yang lebih baik dari pada siswa yang dibelajarkan
tanpa menggunakan model pembelajaranguided discovery learning. Melalui uji
hipotesis dengan dasar pengambilan keputusan pada hipotesis, jika nilai
signifikansi atau sig (2-tailed) ≥0,05, maka HO ditolak dan H1 diterima. Pada
Output Independent Sample T-test diperoleh nilai t htung(2,900)˃ttabel (2,056) dan
nilai signifikansi sig(2-tailed) sebesar 0,000≤0,05 maka sesuai dengan
pengambilan keputusan dalam uji Independent Sample T-test sehingga dapat
disimpulkan HO ditolak dan H1 diterima, yang artinya bahwa model pembelajaran
guided discovery learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI
MIPA SMA NEGERI 11 LUWU.
Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu dari Destrini dkk (2018)
berdasarkan hasil penelitian ini meningkat dan menunjukkan bahwa rata-rata hasil
belajar peserta didik berada pada kategori tinggi, sehingga terdapat pengaruh
model pembelajaran guided discovery learning terhadap hasil belajar peserta
didik, selain itu penelitian ini juga didukung oleh Maulidar dkk (2016) dalam
penelitian ini menyimpulkan bahwa siswa terlihat lebih aktif dan menguasai
konsep dalam penyelesaian masalah. Dan ada pengaruh pembelajaran guided
discovery learning.
Peneliti dalam melakukan penelitian, peneliti mengalami beberapa
kendala. Kendala yang dialami peneliti saat penerapan model pembelajaran di
dikelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran guided discovery
learning yaitu siswa juga agak sulit untuk diatur tetapi dalam pengerjaan soal
melalui penerapan model guided discovery learningsiswa dapat aktif dengan
terbimbing. Melalui model pembelajaran guided discovery learning keaktifan
siswa dan kemauan siswa dalam mempelajari materi terpacu siswa lebih aktif.
40

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan


menggunakan model pembelajaran guided discovery learning lebih efektif. Hasil
tersebut akan dibahas secara rinci sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata pretest
sebesar 40,71 setelah dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
guideddiscovery learning diperoleh nilai posttest rata-rata yaitu 80,29 dan
berada pada kategori tinggi.
2. Berdasarkan uji hipotesis nilai Sig(2-tailed) 0,000< ɑ (0,05), hal ini
menunjukkan bahwa HO ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat
pengaruh penggunaan model pembelajaran guided discovery learning terhadap
hasiil belajar siswa pada materi ekskresi terhadap siswa kelas XI MIPA SMA
Negeri 11 LUWU.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di UPT SMA Negeri 11


Luwu, maka dapat disarankan sebagai berikut:

1. Melihat rata-rata hasil belajar siswa kelas XI MIPA 3 yang dibelajarkan


dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery learning dapat
menjadi salah satu rekomendasi model pembelajaran biologi siswa. Oleh
karena itu, kepada guru biologi untuk menggunakan model pembelajaran
guided discovery learning.
2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang berminat pada penelitian ini,
untuk mengembangkan model pembelajaran guided discovery learning dalam
penelitian ini karna dalam mengembangkan suatu model adalah hal yang rumit
lebih jelas jika menguji model ini pada materi lain.
41

DAFTAR PUSTAKA

Annurrahman. 2010. Belajar dan pembelajaran. Alfabeta. Jakarta.

Amiruddin. 2016. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta. Parama Ilmu.

Bakhtiyar, R. A. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery


Learning Terhadap Penguasaan Konsep Matematika Siswa Kelas X
Semester Genap MAN 2 Boyolali. Boyolali: FKIP. Universitas Boyolali.

Bloom, B. 1956.Taxonomy of Edukational Objectives: The Classification of


Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York:
Longmans, Green and Co.

Destrini, H. dkk. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Terbimbing Guided


Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan
Keterampilan Proses Sains Siswa. Bengkulu: FKIP. Universitas
Bengkulu.

Dahliana, P. dkk. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery


Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik. Banda
Aceh: FKIP. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Standar akademik dan Kompetensi
Konselor.[ On Line ].Tersedia : http//www.bnsp-
indonesia.org/document.php?id=44. Di akses 10 februari 2020 09.30

Eggen, P, & Kauchak, D.2012. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajar


Konten dan Keterampilan Berpikir, PT Indeks.Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2013. Kurukulum dan Pembelajaran. Bumi Akrasa.Jakarta.

Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. BumiAksara. Bandung.

Hanafiah dan Suhana C. 2010.Konsep Strategi Pembelajaran.Cetakan Ke-4


Refika Aditama.Bandung.

Hamiyah, N dan Muhammad Jauhar. 2014. Strategi dan Belajar-Mengajar di


Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Mayer, R. E. 2004. Should there Be A Three-Strike Rule Againts Pure Guided


Discovery Learning ?. The American Psychological Association.
American Psychologist Journal. 59 (1): 1 4-19.

Maulidar, N. dkk. 2016. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Guided


Discovery Learning Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan
42

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Pada Materi Kemagnetan.


Banda Aceh: FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Maya, Y. dkk. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Learning
(GDL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa SMP Negeri 1
Bandar Baru. Bandar Baru: FKIP. Universitas Bandar Baru.

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian. Penerbit Alfabeta.Bandung.

Sudjana. 2016. Metode Statistik. Rineka Cipta.Jakarta.

Suprijono, A. 2014.Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Pustaka


Pelajar: Yogyakarta.

Trianto.2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.Edisi Ke-


4.Kencana.Jakarta.
Widhiyantoro, Taufik. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Guided
Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas
X SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal
Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 3. (Online). (http//:www.fkip-
uns.ac.id. di akses 12 April 2016).
43

N
44

LAMPIRAN 1

SILABUS
45

SILABUS

Nama Sekolah : SMA NEGERI 11 LUWU


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/Genap
Materi : Sistem Ekskresi
Alolaksi Waktu : 4X45 Menit

Kompotensi Inti

1.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


1.2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
1.3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
1.4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pelajaran Proses Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
3.9 Menganalisis 3.9.1 Mengidentifikasi 1. Organ-organ Observasi untuk Buku guru dan
hubungan letak dan struktur ekskresi pada menemukan masalah : buku buku biologi
antara struktur organ ekskresi manusia Guru menjelaskan mengenai siswa kelas XI
jaringan pada manusia 2. Struktur dan fungsi organ-organ sistem ekskresi SMA/MA
46

penysusn melalui sistem ekskresi Merumuskan masalah:


organ pada carta/gambar/ pada ginjal, kulit, Memberikan sejumlah
sistem ekskresi torso hati, dan paru-paru pertanyaan kepada peserta
dan 3.9.2 Mengidentifikasi didik
mengaitkannya fungsi masing- Mengajukan hipotesis:
dengan proses masing organ Peserta didik dibagi
ekskresi ekskresi pada kelompok untuk melakukan
sehingga dapat manusia diskusi
menjelaskan Merencanakan pemecahan
mekanisme masalah melalui percobaan
serta gangguan atau cara lain:
fungsi yang Peserta didik mendiskusikan
mungkin hasil temuannya
terjadi pada Melaksanakan
sistem ekskresi pembelajaran:
manusia Mempersilahkan siswa untuk
melalui studi memulai kegiatan
literasi, pembelajaran
pengamatan, Melaksanakan pengamatan
dan percobaan. dan pengumpulan data:
Membimbing siswa dalam
mengamati dan mencatat
hasil yang sudah
didiskusikan
Analisis data:
Membimbing siswa dalam
menganalisis data hasil
diskusi
47

Menarik kesimpulan:
Setalah menarik kesimpulan
peserta didik
mempresentasikan hasil
diskusi secara lisan.

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pelajaran Proses Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
3.9.3 Menganalisis 1. Mekanisme Observasi untuk Buku guru dan
kerja ginjal pada ekskresi pada menemukan masalah : buku buku biologi
proses ginjal Guru menjelaskan mengenai siswa kelas XI
pengeluaran urin 2. Percobaan organ ginjal SMA/MA
melalui penyaringan darah Merumuskan masalah:
pengamatan Memberikan sejumlah
pertanyaan kepada peserta
didik
Mengajukan hipotesis:
Peserta didik dibagi
kelompok untuk melakukan
diskusi
Merencanakan pemecahan
masalah melalui percobaan
atau cara lain:
Peserta didik mendiskusikan
hasil temuannya
48

Melaksanakan
pembelajaran:
Mempersilahkan siswa untuk
memulai kegiatan
pembelajaran
Melaksanakan pengamatan
dan pengumpulan data:
Membimbing siswa dalam
mengamati dan mencatat
hasil yang sudah
didiskusikan
Analisis data:
Membimbing siswa dalam
menganalisis data hasil
diskusi
Menarik kesimpulan:
Setalah menarik kesimpulan
peserta didik
mempresentasikan hasil
diskusi secara lisan.

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pelajaran Proses Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
3.9.4 Menganalisis Mekanisme ekskresi Observasi untuk Buku guru dan
kerja kulit, hati pada hati, kulit, dan menemukan masalah : buku buku biologi
49

dan paru-paru paru-paru Guru menjelaskan mengenai siswa kelas XI


pada proses mekanisme ginjal SMA/MA
pengeluaran Merumuskan masalah:
keringat, cairan Memberikan sejumlah
empedu, dan pertanyaan kepada peserta
CO2 melalui didik
gambar/video/ Mengajukan hipotesis:
torso Peserta didik dibagi
kelompok untuk melakukan
diskusi
Merencanakan pemecahan
masalah melalui percobaan
atau cara lain:
Peserta didik mendiskusikan
hasil temuannya
Melaksanakan
pembelajaran:
Mempersilahkan siswa untuk
memulai kegiatan
pembelajaran
Melaksanakan pengamatan
dan pengumpulan data:
Membimbing siswa dalam
mengamati dan mencatat
hasil yang sudah
didiskusikan
Analisis data:
Membimbing siswa dalam
50

menganalisis data hasil


diskusi
Menarik kesimpulan:
Setalah menarik kesimpulan
peserta didik
mempresentasikan hasil
diskusi secara lisan.

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pelajaran Proses Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
3.9.5 Menganalisis Ganguan/kelaian Observasi untuk Buku guru dan
masalah mengnai fungsi sistem ekskresi menemukan masalah : buku buku biologi
gangguan fungsi pada manusia Guru menjelaskan mengenai siswa kelas XI
pada ginjal kelaianan penyakit sistem SMA/MA
3.9.6 Mengidentifikasi ekskresi
kelainan dan Merumuskan masalah:
penyakit yang Memberikan sejumlah
terjadi pada pertanyaan kepada peserta
sistem ekskresi didik
3.9.7 Menyebutkan Mengajukan hipotesis:
berbagai pola Peserta didik dibagi
hidup untuk kelompok untuk melakukan
menjaga diskusi
kesehatan sistem Merencanakan pemecahan
ekskresi masalah melalui percobaan
atau cara lain:
Peserta didik mendiskusikan
51

hasil temuannya
Melaksanakan
pembelajaran:
Mempersilahkan siswa untuk
memulai kegiatan
pembelajaran
Melaksanakan pengamatan
dan pengumpulan data:
Membimbing siswa dalam
mengamati dan mencatat
hasil yang sudah
didiskusikan
Analisis data:
Membimbing siswa dalam
menganalisis data hasil
diskusi
Menarik kesimpulan:
Setalah menarik kesimpulan
peserta didik
mempresentasikan hasil
diskusi secara lisan.
52

LAMPIRAN 2

RPP (Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran Kelas EKSPERIMEN)
53

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA NEGERI 11LUWU


Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas / Semester : XI
Materi Pokok/Topik : Sistem Ekskresi
Sub Topik : Sistem Ekskresi
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit (4 X Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
1.5. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.6. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
1.7. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
1.8. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar/Indikator Pencapaian Kompetensi


No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
1 1.1.Mengagumi keteraturan dan 1.1.1. Dapat mengucap syukur atas
kompleksitas ciptaan Tuhan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
tentang aspek fisik dan yang beraneka ragam
kimiawi, kehidupan dalam 1.1.2. Menyebutkan beberapa macam
ekosistem, dan peranan kebesaran Tuhan Yang Maha
manusia dalam lingkungan Esa
serta mewujudkannya
dalam pengamalan ajaran
agama yang dianutnya.
2 2.1 Menunjukkan perilaku
ilmiah (memiliki rasa ingin
tahu, objektif, jujur, teliti;
cermat; tekun; hati-hati,
bertanggung jawab,
terbuka, kritis, kreatif,
inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam
54

melakukan pengamatan,
percobaan, dan berdiskusi.
3 3.9 Menganalisis hubungan 3.9.1 Mengidentifikasi letak dan
antara jaringan penyusun struktur organ ekskresi pada
organ struktur jaringan manusia melalui
penyusun organ pada carta/gambar/torso
sistem ekskresi dan 3.9.2 Mengidentifikasi fungsi masing-
mengaitkannya masing organ ekskresi pada
bioprosesnya sehingga manusia
dapat menjelaskan 3.9.3 Menganalisis kerja ginjal pada
mekanisme serta gangguan proses pengeluaran urin melalui
fungsi yang mungkin pengamatan
terjadi pada sistem 3.9.4 Menganalisis kerja kulit, hati dan
ekskresi manusia melalui paru-paru pada proses
studi literasi, pengamatan, pengeluaran keringat, cairan
percobaan, dan simulasi. empedu, dan CO2 melalui
gambar/video/torso
3.9.5 Menganalisis masalah mengnai
gangguan fungsi pada ginjal
3.9.6 Mengidentifikasi kelainan dan
penyakit yang terjadi pada
sistem ekskresi
3.9.7 Menyebutkan berbagai pola
hidup untuk menjaga kesehatan
sistem ekskresi

C. Materi
1. Pertemuan Pertama
Sistem ekskresi merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk
mengeluarkan zat sisa metabolisme, zat sisa metabolisme ini bersifat
beracun bagi tubuh jika zat sisa tidak dikeluarkan, secara terus menerus
akan merusak berbagai organ dalam tubuh. Organ-organ ekskresi dalam
tubuh manusia berupa organ paru-paru yang mengeluarkan zat sisa CO2,
ginjal yang akan mengekskresikan urin, kulit yang akan mengekskresikan
keringat dan hati yang akan mengeluarkan bilirubin yang merupakan
bahan sisa dari pemecahan sel darah merah yang sudah tua
2. Pertemuan Kedua
Proses pembentukan urin di dalam ginjal melalui tiga tahap yaitu 1)
Filtrasi atau penyaringan yang terjadi di dalam glomerolus, sehingga
terbentuk urin primer yang mengandung urea, glukosa, air, ion-ion
anorganik seperti Na, K, Ca, dan Cl. Pada proses ini darah dan protein
akan tetap. tertinggal pada glomerolus. 2) Reabsobsi atau penyerapan
kembali yang terjadi di dalam Tubulus Kontortus Proksimal. Pada proses
ini terjadi penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh ,
zat yang
diserap kembali adalah glukosa, air, asam amino, dan ion-ion organik.
Sedangkan urea hanya sedikit diserap kembali. 3) Augmentasi terjadi di
tubulus kontortus distal dan juga disaluran pengumpul. Pada bagian ini
55

juga masih ada proses penyerapan ion natrium, clor serta urea. Cairan yang
dihasilkan sudah keluar berupa urin sesungguhnya yang kemudian
disalurkan ke rongga ginjal.Urin yang terbentuk dan terkumpul akan
dibuang melalui ureter, kandung kemih dan uretra. Urin akan masuk
kedalam kandung kemih yang merupakan tempat menyimpan urin
sementara. Kemudian urin dikeluarkan melewati uretra yang kemudian
dikeluarkan.
Hati berperan dalam merombak sel darah merah yang telah tua dan
rusak, perombakan dilakukan oleh sel-sel hati yang disebut dengan sel
histosit yang dipecah menjadi zat besi, globin dan hemin. Globin akan
dibentuk menjadi Hb baru. Sementara hemin dipecah menjadi bilirubin
dan biliverdin yang berwarna hijau biru. Zat warna empedu dikeluarkan ke
usus 12 jari dan dioksidasi menjadi urobilin yang berwarna kuning
kecoklatan. Warna ini akan memberikan warna khas tersendiri pada feses
dan urine yang akan dikeluarkan setiap harinya.
Kulit terdiri atas lapisan epidermis (kulit ari), epidermis tersusun
oleh sejumlah lapisan sel. Lapisan atas yang disebut dengan lapisan tanduk
tidak terdapat pembuluh darah, serabut saraf dan lapisan malpihi. Pada
lapisan Dermis terdapat otot penggerak rambut, pembuluh darah dan
limfa, indera, kelenjar minyak dan kelenjar keringat. Kelenjar keringat
mengeluarkan keringat yang dipengaruhi oleh suhu, saat suhu meningkat
maka kelenjar keringat akan aktif dan pembuluh darah akan melebar
sehingga aliran darah lebih banyak. Hal tersebut menyebabkan
penyaringan air dan sisa metabolisme oleh kelenjar keringat meningkat.
Meningkatnya aktifitas kelenjar keringat menyebabkan keluarnya keringat
dari kulit dengan cara penguapan. Penguapan pada permukaan kulit akan
menurunkan suhu sehingga akan mengurangi rasa panas pada tubuh.
Paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan CO2 dan H2O. Didalam
alveolus terjadi proses pertukaran gas O2 dan CO2 setelah membebaskan
O2, sel-sel darah merah menangkap CO2 sebagai hasil metabolisme tubuh
yang akan dibawa keparu-paru. Dialveolus CO2 dan uap air dieksresikan
oleh kapiler darah, lalu dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.
3. Pertemuan Ketiga
Hati berperan dalam merombak sel darah merah yang telah tua dan
rusak, perombakan dilakukan oleh sel-sel hati yang disebut dengan sel
histosit yang dipecah menjadi zat besi, globin dan hemin. Globin akan
dibentuk menjadi Hb baru. Sementara hemin dipecah menjadi bilirubin
dan biliverdin yang berwarna hijau biru. Zat warna empedu dikeluarkan ke
usus 12 jari dan dioksidasi menjadi urobilin yang berwarna kuning
kecoklatan. Warna ini akan memberikan warna khas tersendiri pada feses
dan urine yang akan dikeluarkan setiap harinya.
Kulit terdiri atas lapisan epidermis (kulit ari), epidermis tersusun
oleh sejumlah lapisan sel. Lapisan atas yang disebut dengan lapisan tanduk
tidak terdapat pembuluh darah, serabut saraf dan lapisan malpihi. Pada
lapisan Dermis terdapat otot penggerak rambut, pembuluh darah dan
limfa, indera, kelenjar minyak dan kelenjar keringat. Kelenjar keringat
mengeluarkan keringat yang dipengaruhi oleh suhu, saat suhu meningkat
maka kelenjar keringat akan aktif dan pembuluh darah akan melebar
56

sehingga aliran darah lebih banyak. Hal tersebut menyebabkan


penyaringan air dan sisa metabolisme oleh kelenjar keringat meningkat.
Meningkatnya aktifitas kelenjar keringat menyebabkan keluarnya keringat
dari kulit dengan cara penguapan. Penguapan pada permukaan kulit akan
menurunkan suhu sehingga akan mengurangi rasa panas pada tubuh.
Paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan CO2 dan H2O. Didalam
alveolus terjadi proses pertukaran gas O2 dan CO2 setelah membebaskan
O2, sel-sel darah merah menangkap CO2 sebagai hasil metabolisme tubuh
yang akan dibawa keparu-paru. Dialveolus CO2 dan uap air dieksresikan
oleh kapiler darah, lalu dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.

4. Pertemuan Keempat
Kelainan/ penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi adalah nefritis,
albuminaria, batu ginjal, hematuria, diabetes melitus, diabetes insipidus,
biang keringat dan penyakit kuning.
Pola hidup yang bisa diterapkan dalam menjaga kesehatan sistem
ekskresi yaitu menjaga pola makan dan minum, menghindari merokok,
menghindari minum-minumal alkohol dan kafein dan berolahraga dengan
rutin.
D. Strategi/Metode Pembelajaran
1. Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusi, percobaan dan penugasan
2. Model : Guided Discovery Learning(Penemuan Terbimbing)
E. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Papan tulis
2. Komputer
3. LCD
4. Buku
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama( 2 JP )
Kegiatan Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: 10
 Menyiapkan peserta didik secara menit
psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
 Mengajukan pertanyaan, coba
bayangkan apa yang akan terjadi jika
tubuh kita tidak memiliki organ yang
mengeluarkan sisa metabolisme
tubuh?
 Menyampaikan garis besar cakupan
materi dan tujuan pembelajaran serta
penjelasan tentang kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik untuk
menyelesaikan permasalahan atau
tugas.
 Guru menginformasikan pada peserta
didik bahwa akan dibagi kelompok
57

dan membahas mengenai pengertian,


struktur dan fungsi organ pada sistem
ekskresi.
Inti Guru Menjelaskan Mengenai organ-organ 60
pada sistem ekskresi. menit
Observasi Untuk Memberikan sejumlah pertanyaan kepada
Menemukan peserta didik tentang:
Masalah  apa saja struktur organ pada sistem
ekskresi?
 Apa fungsi organ pada sistem
ekskresi?
Merumuskan Guru membimbing peserta didik untuk
Masalah membuat rumusan masalah jawaban
berdasarkan kegiatan tentang
pembelajaran ekskresi yang pernah
dilakukan oleh peserta didik:
 Dalam kelompok peserta didik
melakukan diskusi tentang sistem
ekskresi manusia.
 Peserta didik menjelaskan struktur dan
fungsi organ pada sistem ekskresi
‘Ayo Kita Diskusikan’ sebelumnya
peserta didik diminta untuk belajar
mengenai konsep ekskresi pada buku
peserta didik. Untuk menunjang
tercapainya KI-2, jangan lupa
mengingatkan peserta didik agar
bekerjasama dengan kelompoknya.
Data yang diperoleh dituliskan pada
buku IPA.

Mengajukan Setelah mengumpulkan informasi yang


Hipotesis didapat dari diskusi, dalam kelompok
peserta didik:
 Guru membimbing siswa untuk
mengajukan jawaban sementara dari
pertanyaan pada tahap 2

Merencanakan  Mengarahkan peserta didik untuk


Pemecahan duduk berkelompok, sesuai dengan
Masalah Melalui pembagian kelompok yang telah
Percobaan atau dilakukan pada hari sebelumnya
Cara lain  Membagikan LKS pada setiap
kelompok
 Membimbing siswa untuk menyiapkan
alat dan bahan yang diperlukan dalam
kegiatan pembelajaran
 Memberikan arahan tentang kegiatan
58

pembelajaran yang akan dilakukan


peserta didik
 Menanyakan pada peserta didik
apakah ada yang tidak dimengerti
mengenai arahan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan

Melaksanakan  Mempersilahkan siswa untuk memulai


pembelajaran kegiatan pembelajaran
 Membimbing siswa dalam melakukan
kegiatan pembelajaran

Melaksanakan  Membimbing siswa dalam mengamati


Pengamatan dan dan mencatat hasil yang sudah
Pengumpulan didiskusikan
Data
Analisis Data  Membimbing siswa dalam
menganalisis data hasil diskusi
 Mempersilahkan siswa untuk
menjawab pertanyaan yang di ajukan
oleh teman kelompok lainnya

Menarik Setelah menemukan kesimpulan, peserta


Kesimpulan atas didik mempresentasikan hasil diskusi
percobaan yang secara lisan. Kesimpulan yang diperoleh
telah dilakukan peserta didik diantaranya :
atau penemuan  Sturktur organ ekskresi diantaranya:
terbimbing ginjal (korteks, medula dan palvis),
hati (lobus kanan, lobus kiri, lobus
kaudatus dan lobus kuadrat), kulit
(epidermis, dermis dan hipodermis),
paru-paru (alveolus, brongkiolus,
paru-paru kanan dan paru-paru kiri)
 Fungsi organ ekskresi diantaranya:
organ paru-paru yang mengeluarkan
zat sisa CO2, ginjalyang akan
mengekskresikan urin, kulit yang akan
mengekskresikan keringat dan hati
yang akan mengeluarkan bilirubin
yang merupakan bahan sisa dari
pemecahan sel darah merah yang
sudah tua.

Penutup Pada tahap penutup, guru : 20


 Bersama-sama dengan peserta didik menit
dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
59

 Melakukan penilaian dan/atau refleksi


terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram.
 Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi.
program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas
baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik.
 Guru menugaskan peserta didik
mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya,
yaitu mengenai mekanisme organ
ekskresi.

Pertemuan Kedua ( 2 JP )
Kegiatan Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: 10
 Menyiapkan peserta didik secara menit
psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran;
 Guru melakukan apersepsi
mengaitkan meteri pertemuan 1
dengan materi yang akan dipelajari
dengan menanyakan “pada pertemuan
lalu telah dibahas salah satu zat yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh
adalah urin, komponen apa saja
menyusun urin kita, sehingga harus
dikeluarkan dari dalam tubuh kita?
dan coba jelaskan bagaimana urin itu
terbentuk?
 Guru menginformasikan pada peserta
didik bahwa ada 2 kegiatan yang akan
diselesaikan pada pertemuan hari ini,
Melakukan penyaringan darah
sederhana yang menunjukkan proses
yang ada pada ginjal dan
menganalisis pengeluaran urin
Inti Guru menjelaskan tentang: 60
 Mekanisme ginjal menit
Observasi Untuk Memberikan sejumlah pertanyaan kepada
60

Menemukan peserta didik tentang:


Masalah  Mengapa orang setiap hari
mengeluarkan urin?
 Apa saja yang terkandung pada
urin?
Merumuskan Guru membimbing peserta didik untuk
Masalah membuat rumusan masalah jawaban
berdasarkan kegiatan tentang
pembelajaran ekskresi yang pernah
dilakukan oleh peserta didik:
 Secara berkelompok peserta didik
melakukan kegiatan percobaan
model penyaringan darah.
 Membuat campuran dari tepung
terigu dan air membentuk suatu
larutan dengan perbandingan air
dengan tepung 2:1.
 Menyusun alat seperti yang ada di
Lembar Kerja Siswa.
 Menuangkan secara hati-hati
sebagian larutan yang telah dibuat,
di atas ker-tas saring.
 Mengamati larutan yang terbentuk,
bandingkan dengan larutan yang
pertama.
Guru membimbing peserta didik untuk
menganalisis pengeluaran urin dari dalam
tubuh.

Mengajukan Setelah mengumpulkan informasi yang


Hipotesis didapat, dalam kelompok peserta didik:
 Guru membimbing siswa untuk
mengajukan jawaban sementara
dari pertanyaan pada tahap 2

Merencanakan Peserta didik diminta mempelajari buku


Pemecahan peserta didik mengenai ginjal dan proses
Masalah Melalui pembentukan urin.
Percobaan atau
Cara lain
Melaksanakan  Mempersilahkan peserta didik untuk
Pembelajaran memulai kegiatan pembelajaran
 Membimbing siswa dalam melakukan
kegiatan pembelajaran
61

Melaksanakan  Membimbing siswa dalam mengamati


Pengamatan dan dan mencatat hasil yang sudah
Pengumpulan didiskusikan
Data
Analisis Data  Membimbing peserta didik dalam
menganalisis data hasil diskusi
 Mempersilahkan siswa untuk
menjawab pertanyaan yang di ajukan
oleh teman kelompok lainnya

Menarik Setelah menemukan kesimpulan, peserta


Kesimpulan atas didik mempresentasikan hasil diskusi.
percobaan yang Kesimpulan yang diperoleh peserta didik
dilakukan atau diantaranya :
penemuan Ginjal merupakan salah satu alat
terbimbing ekskresi, proses yang terjadi dalam ginjal.
 Filtrasi, dimulai dengan proses
penyaringan darah sehingga terbentuk
urin primer yang dilakukan di
glomerolus.
 Reabsobsi, terjadi penyerapan kembali
zat-zat yang diperlukan oleh tubuh, zat
diserap kembali adalah glukosa, air,
asam amino dan ion-ion organik
sehingga terbentuk urin sekunder yang
terjadi di Tubulus Kontortus
Proksimal.
 Augmentasi, terjadi penambahan zat
yang tidak dibutuhkan oleh tubuh,
sampai terbentuk urin sebenarnya yang
terjadi di Tubulus Kontortus Distal.
Penutup Pada tahap penutup, guru : 20
 Bersama-sama dengan peserta didik menit
dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
 Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
 Guru menugaskan peserta didik
mempelajari materi yang berikutnya
mengenai mekanisme pengeluaran
keringat, bilirubin, CO2 dan H2O

Pertemuan Ketiga (2 JP)


Kegiatan Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Waktu
Pendahul Dalam kegiatan pendahuluan, guru: 10
62

uan  Menyiapkan peserta didik secara psikis dan menit


fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
 Guru melakukan apersepsi mengaitkan
materi pada pertemuan 3 tentang
bagaimana pembentukan urin dengan
materi yang akan dipelajari, yaitu mengapa
ketika dimusim dingin kita akan sering
buang air kecil, sangat berbeda dengan
ketika kamu pada suhu panas, kamu akan
lebih banyak mengeluarkan keringat dari
pada biasanya? Apakah mekanisme ini
mempengaruhi produksi urin dalam tubuh?
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Menginformasikan pada peserta didik
bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan
pada pertemuan ini ada 3, yaitu mekanisme
pengeluaran keringat, mekanisme
pengeluaran bilirubin dan melakukan
percobaan sederhana mengenai zat yang
dikeluarkan dari proses bernapas.

Inti Guru menjelaskan mengenai bagian-bagian 60


jantung lewat alat peraga menit

Observasi Untuk Memberikan sejumlah pertanyaan kepada


Menemukan peserta didik tentang :
Masalah  Mengapa ketika suhu panas banyak
mengeluarkan keringat?

Merumuskan Guru membimbing peserta didik untuk


Masalah membuat rumusan masalah jawaban
berdasarkan kegiatan tentang pembelajaran
ekskresi yang pernah dilakukan oleh peserta
didik :
Melakukan kegiatan menganalisis mekanisme
pengeluaran keringat, pada saat tubuh
mengeluarkan urin.
 Ketika siang hari tubuh diterpa oleh sinar
matahari, kita akan mengeluarkan
 banyak keringat. Berbeda ketika pada
musim hujan, jarang sekali kamu
 mengeluarkan keringat. Kamu akan lebih
sering mengeluarkan urin. Mengapa
 hal itu terjadi? Siapa yang mengatur
pengeluaran air dalam tubuh kita?

Mengajukan Setelah mengumpulkan informasi yang


63

Hipotesis didapat, dalam kelompok peserta didik :


 Mendiskusikan hasil eksperimen yang
diperoleh.
 Guru membimbing peserta didik melakukan
kegiatan diskusi untuk menjawab pertanyaan
pada kolom “Ayo Kita Selesaikan”.
Merencanakan Peserta didik membandingkan hasil diskusi
Pemecahan dengan data dari buku sumber.
Masalah Melalui
Percobaan atau
Cara Lain

Melaksanakan  Mempersilahkan siswa untuk memulai


Pembelajaran kegiatan pembelajaran
 Membimbing siswa dalam melakukan
kegiatan pembelajaran

Melaksanakan  Membimbing siswa dalam mengamati dan


Pengamatan dan mencatat hasil yang sudah didiskusikan
Pengumpulan
Data
Analisis Data  Membimbing siswa dalam menganalisis data
hasil diskusi
 Mempersilahkan siswa untuk menjawab
pertanyaan yang di ajukan oleh teman
kelompok lainnya

Menarik Setelah menemukan kesimpulan, peserta didik


Kesimpulan atas mempresentasikan hasil diskusi. Kesimpulan
percobaan yang yang diperoleh peserta didik diantaranya :
telah dilakukan  Pada paru-paru akan mensekresikan gas CO2
atau penemuan dan H2O dalam bentukuap. Karbondioksida
terbimbing diangkut oleh darah ke alveolus sebagian
besar terlarut dalam bentuk ion bikarbonat
HCO3.
 Pada organ hati akan mengekskresikan
bilirubin hasil proses perombakaneritrosit
tua, selain itu hati juga akan menguraikan
kelebihan asam amino menjadi urea yang
dikeluarkan melalui ginjal.
 Kulit akan mengeluarkan keringat yang
mengandung sisa metabolisme. Aktivitas
kelenjar keringat diatur oleh hipotalamus.
Penutup Pada tahap penutup, guru : 20
 Bersama-sama dengan peserta didik menit
dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
64

 Memberikan umpan balik terhadap proses


dan hasil pembelajaran.
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran remedi. program
pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.

Pertemuan Keempat ( 2 JP )
Kegiatan Model Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Waktu
Pendahul Dalam kegiatan pendahuluan, guru: 10
uan  Menyiapkan peserta didik secara psikis menit
dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
 Guru melakukan apersepsi dengan
menunjukkan kondisi hati manusia pada
saat kondisi orang sehat dan efek yang
dihasilkan ketika pengkonsumsian
alkohol secara terus-menerus, yang
mengakibatkan terjadi gangguan pada
hati.
 Guru mengajukan pertanyaan kepada
peserta didik bagaimanapendapatnya
setelah melihat fenomena itu? Mengapa
bisa merusak hati?
 Guru menginformasikan kepada peserta
didik bahwa kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan adalah menyusun
kegiatan yang harus dilakukan untuk
menjaga kesehatan sistem ekskresi.
Inti Guru memberikan stimulasi pada peserta didik: 60
 Guru menyampaikan tentang kesehatan pada menit
organ ekskresi.
Observasi Untuk Memberikan sejumlah pertanyaan kepada peserta
Menemukan didik tentang:
Masalah  apa yang akan terjadi jika banyak
mengkonsumsi alkohol?
Merumuskan Guru membimbing peserta didik untuk
Masalah menemukan rumusan masalah jawaban
berdasarkan dengan :
 Peserta didik secara berkelompok melakukan
kegiatan berdiskusi pola/aktivitas sehari-hari
yang akan menjaga kesehatan pada sistem
65

ekskresi.
 Setelah peserta didik membahas mengenai
proses pengeluaran zat sisa di dalam tubuh
dan sudah mengetahui berbagai macam
penyakit yang muncul di dalam sistem
ekskresi
 Peserta didik merancang pola hidup sehat
apakah yang bisa dilakukan untuk menjaga
sistem ekskresi.

Mengajukan Setelah mengumpulkan informasi yang didapat


Hipotesis dalam kelompok, peserta didik :
 Guru membimbing peserta didik dalam
menyusun aktivitas yang dapat menjaga
kondisi kesehatan pada sistem ekskresi.
 Peserta didik melakukan diskusi.

Merencanakan Peserta didik membandingkan hasil diskusi


Pemecahan dengan data dari buku sumber., kemudian
Masalah Melalui dipresentasikan.
Percobaan atau
Cara lain

Melaksanakan  Mempersilahkan siswa untuk memulai


Pembelajaran kegiatan pembelajaran
 Membimbing peserta didik dalam melakukan
kegiatan pembelajaran

Melaksanakan  Membimbing peserta didik dalam mengamati


Pengamatan dan dan mencatat hasil yang sudah didiskusikan
Pengumpulan
Data
Analisis Data  Membimbing siswa dalam menganalisis data
hasil diskusi
 Mempersilahkan siswa untuk menjawab
pertanyaan yang di ajukan oleh teman
kelompok lainnya

Menarik Setelah menemukan kesimpulan, peserta didik


Kesimpulan atas mempresentasikan hasil diskusi. Kesimpulan
percobaan yang yang diperoleh peserta didik diantaranya :
telah dilakukan Pola hidup yang bisa kita lakukan adalah dengan
atau penemuan menjaga pola makan yang seimbang, menjaga
terbimbing kebersihan diri, menghindari dari minum-
minuman kafein, alkohol dan berolahraga
dengan rutin.
66

Penutup Pada tahap penutup, guru : 20


 Bersama-sama dengan peserta didik menit
dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
 Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi.
program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik.
 Guru menugaskan peserta didik belajar
menghadapi tes pada pertemuan
berikutnya.
67

LAMPIRAN 3

INDIKATOR SOAL DAN KISI-KISI


68

INDIKATOR SOAL DAN KISI-KISI

Indikator Nomor Aspek Kognitif Kunci


Soal C1 C2 C3 C4 Jawaban
1. Mengidentifikasi organ-organ 1 √ B
penyusun sistem ekskresi pada 5 √ C
manusia 11 √ D
13 √ A
15 √ A
17 √ C
2. Menjelaskan struktur dan fungsi 2 √ A
organ-organ penyusun sistem 4 √ A
ekskresi manusia 6 √ B
14 √ C
3. Menjelaskan proses pengeluaran 3 √ A
zat sisa pada sistem ekskresi 8 √ D
manusia 9 √ A
10 √ A
18 √ C
4. Memdata gangguan pada sistem 7 √ C
ekskresi dan bagaimana cara 12 √ B
menanggulaginya. 16 √ B
19 √ B
20 √ C
69

LAMPIRAN 4

SOAL PRETEST DAN POSTEST


70

Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, atau d pada jawaban
yang paling tepat
1. Berikut ini adalah organ tubuh manusia
1. Mata
2. Ginjal
3. Usus
4. Kulit
5. Paru-paru
6. Jantung
7. Hati
8. Pancreas
Dari data tersebut, manakah yang merupakan alat ekskresi?
a. 1,3,6,8
b. 2,4,5,7
c. 1,2,3,4
d. 5,6,7,8
2. Paru-paru merupakan organ respirasi dan ekskresi. Mengapa paru-paru disebut
sebagai organ ekskresi?
a. Karena mengeluarkan karbondioksida dan uap air sisa pembakaran bahan
makanan
b. Karena menghasilkan empedu
c. Karena menghasilkan keringat
d. Karena mengeluarkan urin
3. Zat-zat metabolisme harus dikeluarkan dari tubuh karena..
a. Dapat menguatkan jantung
b. Dapat menginfeksi tubuh
c. Dapat mengganggu pencernaan
d. Dapat meracuni tubuh
4. Data:
1. Menghasilkan cairan empedu
2. Menawarkan racun
3. Menyaring darah
71

4. Mengeluarkan minyak
5. Pengatur suhu tubuh
Manakah pernyataan yang benar tentang fungsi hati?
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 4 dan 5
5. pernyataan berikut ini yang tidak berhubungan dengan sistem ekskresi pada
manusia adalah…
a. ginjal menghasilkan urine
b. kulit menghasilkan keringat
c. pankreas menghasilkan enzim amylase
d. bagian kulit yang berperan sebagai alat ekskresi adalah kelenjar keringat
6. zat sisa berasal dari sel-sel darah merah yang telah rusak dan dihancurkan oleh
hati berupa…
a. urine
b. empedu
c. karbondioksida
d. keringat
7. pak joni memeriksa penyakitnya kedokter. Ketika dokter memeriksa , dokter
melihat bahwa warna kulit tubuh pak joni pucat, bagian bola mata berwarna
kekuningan tersebut kuku jari juga berwarna kuning. Dokter menjelaskan
bahwa warna kuning tersebut disebabkan oleh kandungan bilirubin dalam
tubuh melebihi kapasitas normal. Berdasarkan keterangan tersebut,
simpulkanlah organ apakah yang terserang penyakit tersebut/ dan apakah
penyakit yang diderita pak joni?
a. Kulit, penyakit kuning
b. Kulit, hepatitis
c. Hati, penyakit kuning
d. Hati, hepatitis
8. Urine sekunder merupakan hasil proses ekskresi dibawa oleh tubulus
pengumpul ke..
72

a. Korteks
b. Medulla
c. Pelvis ginjal
d. Ureter
9. Berikut ini adalah bagian-bagian pada ginjal:
1. Tubulus kontortus proksimal
2. Kapsula bowman
3. Tubulus kontortus distal
4. Tubulus pengumpul
5. Lengkung henle
Urutan jalur yang dilalui urine saat mengalami penyaringan adalah:
a. 2,3,1,5,4
b. 1,3,2,4,5
c. 2,1,5,3,4
d. 2,1,4,3,5
10. Cara kulit mengatur suhu tubuh dengan…
a. Mengelurkan minyak
b. Mengeluarkan air
c. Mengeluarkan panas
d. Mendirikan bulu-bulu
11. Ketika cuaca dingin pengeluaran zat sisa metabolisme lebih banyak
melalui…
a. Kulit’
b. Paru-paru
c. Hati
d. Ginjal
12. Berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan bahwa di dalam urine
mengandung darah .dari hasil pemeriksaan tersebut dapat disimpulkan bahwa
seseorang mengalami…
a. Albuminuria
b. Hematuria
c. Nefritis
73

d. Gagal ginjal
13. Organ tubuh yang mempunyai fungsi menghasilkan bilirubin adalah…
a. Hati
b. Kulit
c. Paru-paru
d. Ginjal
14. Data;
1. Mengeluarkan keringat
2. Tempat pembentukan vitamin A
3. Pengatur suhu tubuh
4. Menghasilkan empedu
5. Tempat pembentukan vitamin D
6. Tempat penyimpanan lemak
Manakah yang merupakan fungsi kulit?
a. 1,2,3,4
b. 2,3,4,5
c. 1,3,5,6
d. 2,4,5,6
15. bagian terpenting dari kulit kita yang mendukung proses ekskresi
adalah….
a. Kelenjar keringat
b. Kelenjar minyak
c. Lapisan tanduk
d. Saraf

16. Mengapa bila di daerah dingin kita jarang mengeluarkan keringat?


a. Suhu lingkungan yang rendah menyebabkan pembuluh darah melebar
b. Suhu lingkungan yang rendah menyebabkan menurunnya aktivitas
kelenjar keringat
c. Suhu lingkungan yang rendah menyebabkan penyaringan air oleh kelenjar
keringat menigkat
74

d. Suhu lingkungan yang rendah menyebabkan berkurangnya panas pada


tubuh
17. Berikut ini adalah alat ekskresi manusia kecuali…
a. Hati
b. Ginjal
c. Usus besar
d. Kulit
18. Bagaimanakah urutan proses yang terjadi di dalam ginjal?
a. Filtrasi-augmentasi-reansorbsi
b. Augmentasi-filtrasi-reansirbsi
c. Filtrasi-reansorbsi-augmentasi
d. Reabsorbsi-filtrasi-augmentasi
19. Berikut ini merupakan berbagai contoh kelainan pada ginjal:
1. Batu ginjal
2. Gagal ginjal\
3. Albuminuria
4. Nefritis
Suatu keadaan dimana fungsi ginjal terhenti secara tiba-tiba sehingga tidak
menghasilkan urine.Kelainan tersebut merupakan ciri-ciri dari kelainan ginjal
pada nomor.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

20. Berikut ini adalah aktivitas yang dilakukan manusia:


1. Buang air besar
2. Buang air kecil
3. Berkeringat
4. Meludah
5. Bernafas
Yang merupakan aktivitas yang dilakukan manusia:
75

a. 2,3,5
b. 1,2,3
c. 1,3,5
d. 2,3,4
76

LAMPIRAN 5

Lembar Observasi Pengelolaan


Pembelajaran
77

LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Learning Terhadap Hasil


Belajar Siswa Pada Materi Sistem Ekskresi Kelas XI SMA Negeri 11 Luwu.

Nama Sekolah : SMA Negeri 11 Luwu


Nama Observer :
Hari/Tanggal :
Pertemuan :
Materi : Sistem Ekskresi

Petunjuk :
Berilah tanda (√) pada kolom “Ya” jika langkah pembelajaran terlaksana
dan “tidak” jika tidak terlaksana.Berikan tanda centang dalam tabel kolom nilai.
4 = Terlaksana dengan baik 2 = Kurang terlaksana
3 = Terlaksana 1 = Tidak terlaksana

Aspek yang diamati Terlaksana Nilai


Ya Tidak 1 2 3 4
Pendahuluan :
1. Guru mengucapkan salam kepada peserta didik.
2. Guru meminta peserta didik untuk berdoa sebelum
memulai pembelajaran.
3. Guru melakukan absensi dan menanyakan kabar kepada
peserta didik.
4. Guru membuka pembelajaran dengan menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai.
5. Guru menyampaikan topik materi yang akan dipelajari
beserta tujuannya.
6. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.
Kegiatan Inti
7. Guru menyampaikan materi menggunakan model
pembelajaran guided discovery learning kepada peserta
78

didik.
8. Memberikan sejumlah pertanyaan kepada peserta didik
9. Guru membimbing peserta didik untuk membuat
rumusan masalah jawaban berdasarkan kegiatan tentang
pembelajaran ekskresi.
10. Setelah mengumpulkan informasi yang didapat dari
diskusi, dalam kelompok peserta didik.
11. Guru membagikan LKPD kepada peserta didik.

12. Pesera didik menjawab pertanyaan yang ada pada


LKPD.
13. Guru membimbing peserta didik menjawab pertanyaan
yang ada pada LKPD.
14. Keterlibatan peserta didik secara langsung dan aktif saat
proses pembelajaran Biologi dengan menggunakan
model pembelajaran guided discovery learning.
15. Perhatian dan konsentrasi peserta didik setiap mendapat
perintah atau arahan dari guru.
Kegiatan Penutup
16. Guru menyimpulkan materi hari ini.

17. Evaluasi tes akhir (postesst).

18. Guru menutup proses pembelajaran dengan


mengucapkan salam.

Palopo,……………2020
Observer

(………….)
79

LAMPIRAN 6

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


80

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

KEGIATAN I
Kompetensi Dasar:

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta


kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia.

Indikator:

1. Mengidentifikasi organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia

Tujuan:

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem ekskresi


2. Siswa dapat mengidentifikasi organ-organ penyusun sistem ekskresi

Petunjuk untuk peserta didik

1. Bacalah dengan seksama kompotensi dasar, indicator, dan tujuan


pembelajaran yang terdapat pada halaman awal LKS l ini.
2. Bacalah uraian materi yang tertera didalam LKS secara seksama.
3. Perhatikan gambar dan mind map, serta pahami konsep yang terdapat
pada lembar kegiatan peserta didik untuk membantu kamu
mengkonstruksi pengetahuanmu tentang sistem ekskresi.
4. Kerjakan tugas /latihan yang terdapat pada lembar kegiatan Siswa.
5. Apabila kamu mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan atau
memahami mind map, mintalah petunjuk pada guru.
81

PENDAHULUAN

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme dari dalam


tubuh. Fungsi sistem ekskresi adalah untuk memelihara homeostatis tubuh.Alat
pengeluaran atau ekskresi barupa ginjal, paru-paru, hati, dan kulit.Setiap alat
ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa ysng berbeda, keluali air yang
dapat diekskresikan melalui semua alat ekskresi.Berikut adalah tiga pengertian
berbeda yang berkaitan dengan pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh:

1. Ekskresi yaitu pengeluaran zat sisa metabolisme yang tidak dipakai lagi
oleh tubuh, berupa keringat, urin dan CO2.
2. Sekresi yaitu proses pengeluaran getah oleh sel dan kelenjar, getah ini
masih diperlukan oleh tubuh berupa enzim dan hormone.
3. Defekasi adalah proses pengeluaran zat sisa pencernaan makanan berupa
feses.

Ayo pikirkan...!

Coba kamu bayangkan ketika sedang ada dirumah, setiap kegiatan


yang kamu lakukan pasti ada sampah yang dibuang.Contohnya kertas, plastic-
plastik bekas pembungkus makanan, atau sisa-sisa makanan kalau dihitung pasti
banyak sekali sampah yang menumpuk didalam rumah jika tidak secara teratur
dibuang selanjutnya, bagaiman dengan sampah-sampah yang ada didalam tubuh
kita? Nah, untuk menjawab permasalahan ini mari kita diskusikan berbagai
kegiatan berikut ini.
82

Apakah tubuh kita mengeluarkan


sampah?Coba kalian identifikasi sampah-sampah
yang dikeluarkan oleh tubuh kalian. Tulis apa saja
sampah yang dikeluarkan oleh tubuh

……………………………………………………………………………………
……...……………………………………………………………………………
………………………………………………………….........................................
.................................................................................................................................
......................................

Mengapah sampah-sampah dalam tubuh harus dikeluarkan?

……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………............................

Bagaimana jika sampah-sampah dalam tubuh tidak dikeluarkan?

……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

.............……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….................
.
83

pada kolom dibawa Tahuka kamu mengapa


kamu buang air besar dan air kecil setiap hari?tuliskan
pendapatmu ini

……………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………….

KEGIATAN 2

Kompetensi Dasar:

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta


kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia.

Indikator:

Menjelaskan struktur dan fungsi organ penyusun sistem ekskresi manusia

Tujuan:

1. Siswa dapat menjelaskan struktur organ sistem ekskresi manusia


2. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ penyusun sistem ekskresi
manusia
84

Seperti halnya sampah yang perlu dibuang dari dalam rumah agar tetap layak huni,
maka tubuh kita juga harus membuang sampah dari dalam tubuh agar tetap sehat, setelah
kita minum, bernapas, dan berlari ternnyata banyak bahan yang dikeluarkan tubuh.Tubuh
memiliki sistem tersendiri untuk mengatur kondisinya.Sistem ini berfungsi untuk
mengeluarkan zat sisa dalam tubuh.

Pada tubuh manusia terdapat organ-organ yang mempunyai


fungsi satu sama lainnya berbeda. Tahukah kamu organ apa
saja yang berperan dalam sistem ekskresi? Coba kamu
tuliskan organ ekskresi yang kamu ketahui pada kolom
dibawah ini!

…………………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………….

Zat diekskresikan keluar oleh tubuh dari organ-organ ekskresi. Zat sisa yang
dikeluarkan dari organ-organ tersebut merupakan bahan sisa dari proses metabolisme.
Organ-organ ekskresi dalam tubuh manusia berupa organ paru-paru yang mengeluarkan
zat sisa CO2, ginjal yang akan mengekskresikan urin, kulit yang mengekskresikan
keringat dan hati yang akan menghasilkan bilirubin yang merupakan bahan sisa dari
pemecahan sel darah merah yang sudah tua.

Ginjal

Pernahkah kamu memperhatikan biji buah


kacang/ercis? Coba kamu perhatikan dan
bandingkan dengan gambar ginjal dibawah ini,
hampir sama bukan?
85

Ginjal pada manusia berjumlah sepasang.Terletak dirongga pelvis, berbentuk


seperti biji kacang merah, serta berukuran panjang 8-12 cm dan lebar 5-6 cm (soyekti,
2007: 143).Pada orang dewasa berat ginjal berkisar 120-170 gram. Bagian ginjal terdiri
atas kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal ( pelvis renalis).
Perhatikan gambar 3 berikut ini.

Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang, yaitu didalam rongga perut pada
dinding tubuh bagian belakang (dorsal).Ginjal sebelah kiri letaknya lebih tinggi dari pada
ginjal sebelah kanan.Ginjal berfungsi untuk menyaring darah yang mengandung limbah
sisa metabolisme dari sel. Ginjal berwarna merah karena banyak darah yang masuk
kedalam ginjal. Darah akan masuk kedalam ginjal melalui arteri besar dan akan keluar
dari ginjal melalui pembuluh vena besar.

Manusia sebagai makhluk yang kompleks memiliki organ ekskresi yang


kompleks pula, yaitu berupa kulit, hati, paru-paru dan ginjal.Ginjal memiliki fungsi
yang penting, yaitu dalam mengekskresikan urine.Untuk menjalankan fungsinya, ginjal
dilengkapi dengan bagian-bagian yang mendukung fungsinya sebagai organ
ekskresi.Dapatkah kamu mendeskripsikan struktur ginjal?Dan fungsi
ginjal.……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………….
86

Kulit

Pernahkah kamu berolahraga?Apakah kamu berkeringat


setelah olahraga? Tuliskan pada kolom dibawah ini
olahraga apa saja yang pernah kamu lakukan..!

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

Ayo kita diskusikan

Ketika siang hari tubuh diterpa oleh sinar matahari, kita akan mengeluarkan
banyak keringat. Berbeda kettika musim hujan, jarang sekali kamu mengeluarkan
keringat. Kamu akan lebih sering mengeluarkan urin, mengapa hal itu terjadi? Siapa
yang mengatur pengeluaran air dalam tubuh kita ?dan jelaskan kronologi
pembentukan keringan dibawah ini.

Kronologi Pembentukan Keringat


87

Kelenjar keringat

bradikinin

hipotalamus
HATI
Hati merupakan kelenjar terbesar yang terdapat di dalam tubuh manusia, selain
sebagai organ dalam sistem pencernaan makanan, juga sebagai organ dalam sistem
eksresi.Letaknya didalam rongga perut sebelah kanan.Berwarna merah tua dengan berat
mencapai 2 kilogram pada orang dewasa.Hati terbagi atas dua lobus, kanan dan kiri.
Struktur hati pada gambar berikut ini:

Hati merupakan kelenjar terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia.Hati


selain berfungsi sebagai alat sekresi, hati juga berfungsi sebagai alat
ekskresi.Coba kamu jelaskan maksud dari berfungsi sebagai alat sekresi dan
ekskresi itu?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………..
88

Paru-paru

Ayo pikirkan

Tahukah kamu mengapa paru-paru selain sebagai alat


pernafasan , juga merupakan alat ekskresi?Tuliskan
pendapatmu pada kolom dibawah ini!

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………….……………………………………………………………………………………
…………………….………………………………………………………………………………
………………………….…………………………………………………………………………
…………………………

KEGIATAN 3

Kompetensi Dasar:

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta


kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia.

Indikator:

Menjelaskan proses pengeluaran zat sisa pada sistem ekskresi

Tujuan:

1. Siswa dapat menjelaskan struktur nefron pada sistem ekskresi


2. Siswa dapat menjelaskan tahap pembentukan urine

Sistem urinaria terdiri atas beberapa organ antara lain ginjal, ureter, kandungan
kemih, dan uretra.Bentuk ginjal meyerupai kacang dengan panjang sekitar 10 cm. ginjal
89

berada tepat di atas pinggang di kedua sisi tulang punggung.Ginjal kanan terletak lebih
atas dari ginjal kiri.
Struktur penampang ginjal membagi dua daerah, yaitu bagian luar yang disebut
korteks dan bagian dalam yang disebut medulla.Setiap ginjal terdiri atas sejumlah besar
unit fungsional tubular yang tipis dan mikroskopis yang disebut nefron.Setiap nefron
terdiri atas dua bagian, yaitu berbentuk bulat cangkir yang disebut kapsula bowman dan
bagian tubular, yaitu tubulus pengumpul (tubulus kolektivus) dan tubulus kontortus.
Kapsul bowman terletak dibagian atas korteks, sedangkan bagian medulla terdiri
atas bagian-bagian utama berbentuk tubular.Kapsula bowman terdiri atas bola-bola
kapiler darah yang saling terikat.
Bola kapiler itu dibentuk oleh percabangan dari arteri ginjal.Struktur ini disebut
glomerulus.Kapsula bowman bersama dengan glomerulus disebut badan Malpighi atau
kapsul ginjal.
Bagian tubulus merupakan bagian yang melingkar.Bagian tubulus ini terdiri atas
tubulus kontortus proksimal atau saluran pertama, lengkung henle yang berbentuk ‘U’
dan tubulus kontortus distal atau saluran kompleks (tubulus kedua).
1. Sebutkan bagian-bagian yang terdapat pada gambar dibawah ini?

2. Jelaskan proses dan contoh molekul yang terdapat pada


a. Filtrasi Glomelurus
b. Reabsorpsi Tubulus
c. Sekresi Tubulus
d. Reabsorpsi Air Dan
e. Ekskresi
90

3. Tulis dan jelaskan tahap pembentukan urine serta faktor-faktor yang


mempengaruhi produksi urin berdasarkan gambar dibawah!

KEGIATAN 4
Kompetensi Dasar:

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta


kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia.

Indikator:

Mendata gangguan pada sistem ekskresi dan bagaimana cara


menanggulanginya

Tujuan:

3. Siswa dapat menjelaskan gangguan penyakit pada sistem ekskresi


4. Siswa dapat menjelaskan penyebab dan bagaiaman cara
menanggulanginya.

Ginjal merupakan organ yang sangat penting untuk hidup sehat karena

ginjal membantu pengaturan pH dan keseimbangan air-garam dalam darah serta


mengeksresi limbah nitrogen.Pengaturan keseimbangan air-garam dalam darah
dapat menjaga tekanan darah menjadi normal.Ekskresi limbah nitrogen dapat
91

menghindari tubuh dari substansi beracun. Namun apa yang terjadi ketika ginjal
tidak mampu menjalankan fungsinya?
Pada saat ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya, misalnya karena infeksi
atau kecelakaan, maka dapat berakibat fatal, kecuali memperoleh penanganan
medis secara khusus.Salah satu bentuk penanganan medis yang bisa dilakukan
adalah melakukan cuci darah.
1. Seorang terdampar ditengah lautan karena perahu yang ditumpanginya rusak.
Ia sangat haus karena berhari-hari tidak minum dan dia pun kemudia
meminum air laut yang ada disekitarnya. Bagaimana pengaruh meminum air
laut terhadap fungsi ginjal?
2. Jelaskan apa penyebab penyakit tersebut dan bagaimana cara mengobati!
3. Menurut kalian kelaianan penyakit apa yang paling berbahaya pada sistem
ekskresi? Jelaskan mengapa berbahaya!
4. Bagaiaman cara mencegah munculnya penyakit ginjal yang dapat
menyebabkan gangguan pada sistem ekskresi?
5. Apakah tanda-tanda seseorang mengalami dehidrasi?
92

LAMPIRAN 7

Nilai Pretest dan Posttest Eksperimen


93

NILAI PRETEST DAN POSTEST KELAS EKSPERIMEN

NILAI NILAI
NO NIS NAMA PRETEST POSTTEST
1 1071 AMANDA PUSPITA 50 90
2 1072 ANATASYA 45 85
3 1073 ANGELIKA SANGGANA 35 75
4 1074 AYU INDIRA CAMBULONG 50 90
5 1075 BAYU SEGARA 60 95
6 1076 CHAIRUNNISA 35 75
7 1077 CHESY PRATAMI 40 80
8 1078 DARNIANTI 30 70
9 1079 DIMAS RANBE LIMBONG 30 70
10 1080 ECI 40 80
11 1081 EVA LUTFIYANA 50 90
12 1082 HASTRID HASAN 50 90
13 1083 JUWITA BARRI 60 95
14 1084 LESTARI BALITO 50 90
15 1085 LINDA KHOIRUNNISA 40 80
16 1086 MUH.RIZAL BASRI 30 70
17 1087 MURNIATI 45 85
18 1088 NIRWANA BINTI DAVIT.R 35 70
19 1089 NUR HIJRA 35 70
20 1090 NURSARIPA 40 80
21 1091 NURUL ADHA 40 80
22 1092 OKTOVIANUS 20 70
23 1093 REVI FIRDAYANTI RISA 45 80
24 1094 RISKIYANTO 45 80
25 1095 RIVALDI SATRIA PUTRA 30 70
26 1096 SHILVI NUR AINI 35 75
27 1097 SRIMULIANI GALBI SIRUPA 30 70
28 1098 TRIA MARTINUS 50 85
29 1099 VINA PANDUWINATA 50 90
30 1100 VIVI KHAIRUNNISA 40 85
31 1101 WINDI ANGRAINI 45 80
32 1102 YALDI SAMAR 40 80
33 1103 YOLANDARI LILING 35 75
34 1104 YOLANDA 30 75
35 1105 YUNIASRI 40 85
94

LAMPIRAN 8

Daftar Hadir Siswa Kelas Eksperimen


95

Daftar Hadir Siswa Kelas XI MIPA 3 (Eksperimen)

1 2 3 4
NO NIS NAMA
1 1071 AMANDA PUSPITA    

2 1072 ANATASYA    

3 1073 ANGELIKA SANGGANA    

4 1074 AYU INDIRA CAMBULONG    

5 1075 BAYU SEGARA    

6 1076 CHAIRUNNISA    

7 1077 CHESY PRATAMI    

8 1078 DARNIANTI    

9 1079 DIMAS RANBE LIMBONG    

10 1080 ECI    

11 1081 EVA LUTFIYANA    

12 1082 HASTRID HASAN    

13 1083 JUWITA BARRI    

14 1084 LESTARI BALITO    

15 1085 LINDA KHOIRUNNISA    

16 1086 MUH.RIZAL BASRI    

17 1087 MURNIATI    

18 1088 NIRWANA BINTI DAVIT.R    

19 1089 NUR HIJRA    

20 1090 NURSARIPA    

21 1091 NURUL ADHA    

22 1092 OKTOVIANUS    
96

23 1093 REVI FIRDAYANTI RISA    

24 1094 RISKIYANTO    

25 1095 RIVALDI SATRIA PUTRA    

26 1096 SHILVI NUR AINI    

27 1097 SRIMULIANI GALBI SIRUPA    

28 1098 TRIA MARTINUS    

29 1099 VINA PANDUWINATA    

30 1100 VIVI KHAIRUNNISA    

31 1101 WINDI ANGRAINI    

32 1102 YALDI SAMAR    

33 1103 YOLANDARI LILING    

34 1104 YOLANDA    

35 1105 YUNIASRI    
97

LAMPIRAN 9

Hasil Analisis Statistik Deskriptif dan


Inferensial
98

1. Analisis Statistik Deskriptif


a. Deskripsi data kelas eksperimen
Statistics
Pretest Posttest
N Valid 35 35
Missing 35 35
Mean 40,71 80,29
Std. Error of Mean 1,522 1,328
Median 40,00 80,00
Mode 40 80
Std. Deviation 9,005 7,854
Variance 81,092 61,681
Range 40 25
Minimum 20 70
Maximum 60 95
Sum 1425 2810

Frequency Table
Pretest
Freque Percent Valid Cumulative
ncy Percent Percent
Valid 20 1 1,4 2,9 2,9
30 6 8,6 17,1 20,0
35 6 8,6 17,1 37,1
40 8 11,4 22,9 60,0
45 5 7,1 14,3 74,3
50 7 10.0 20,0 94,3
60 2 2,9 5,7 100,0
Total 35 50,0 100,0
Missing System 35 50,0
Total 70 100,0
99

Frequency Table

Posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 70 8 11,4 22,9 22,9
75 5 7,1 14,3 37,1
80 9 12,9 25,7 62,9
85 5 7,1 14,3 77,1
90 6 8,6 17,1 94,3
95 2 2,9 5,7 100,0
Total 35 50,0 100,0
Missing System 35 50,0
Total 70 100,0
100

2. AnalisisInferensial

a. Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas Statistic Df Sig. Statistic Df Sig
.
hasil Pretest eksperimen .132 35 .131 .955 35 .156

belajar Posttest eksperimen .143 35 .067 .912 35 .009

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors SignificanceCorrection

b. UjiHipotesis
Group Statistics

Kelas Std. Error


N Mean Std. Deviation Mean
hasil belajar Pretest eksperimen 35 40,71 9,005 1,522
Posttest eksperimen 35 80,29 7,854 1,328
101
102

Independent Sample t-test


Hasil belajar Levene's t-test for Equality of Means
Test for
Equality
of
Variances
Hasil belajar F Sig T Df Sig (2- Mean Std. 95% Confidence
tailed) differe Error Interval of the
nce Differ Difference
ence Low Upper
er
Equal ,44 ,50 -19,593 68 ,000 - 2.020 - -35,541
varianc es 2 8 39,57 43,60
assume 1 2
d

Equal -19,593 66,7 ,000 - 2.020 - -35,540


varianc es 66 39,57 43,60
not assume 1 3
d
103

LAMPIRAN 10

Surat Keputusan Dekan Fakultas


Keguruandan IlmuPendidikan
104
105

LAMPIRAN 11
PengajuanJudul
106
107

LAMPIRAN 12
Surat Keterangan Melaksanakan
Penelitian
108
109

LAMPIRAN 13
Surat Telah Melaksanakan Penelitian
110
111

LAMPIRAN 14
Dokumentasi Proses Pembelajaran
112

LAMPIRAN FOTO-FOTO KELAS EKSPERIMEN

Gambar 1 MemeriksakehadiransiswaGambar 2 Mengerjakan soalpretest


113

Gambar 3 Gurumenjelaskan

Gambar 4prosesbelajar Gambar 5 Diskusi kelompokGDL


114

Gambar 6 Persentasi dengan GDL

Gambar 7 PembagianPosttest
115

Gambar 8 mengerjakan soal posttest

Gambar 9 memberi salam kepada guru sebelum pulang

Gambar 10 Berdoa sebelum pulang


116

Gambar 11 salaman kepada guru sebelum pulang

Gambar 12 Foto Bersama Siswa


117

Anda mungkin juga menyukai