Anda di halaman 1dari 146

PENGARUH PENERAPAN MODEL ROTATING TRIO EXCHANGE

(RTE) BERBANTUAN MEDIA COUPLE CARD TERHADAP


KOMPETENSI BELAJAR BIOLOGI PESERTA DIDIK
DI SMA PEMBANGUNAN LABORATORIUM UNP

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

NURUL OKTAVIANI
NIM.16031109

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
61

ABSTRAK
Nurul Oktaviani. 2020. “Pengaruh Penerapan Model Rotating Trio Exchange
(RTE) Berbantuan Media Couple Card terhadap Kompetensi Belajar
Biologi Peserta Didik di SMA Pembangunan Laboratorium UNP”

SMA Pembangunan Laboratorium UNP sudah menerapkan Kurikulum


2013, namun berdasarkan observasi peneliti bahwa penerapan Kurikulum 2013
masih belum optimal. Permasalahan yang ditemukan adalah proses pembelajaran
masih sering menggunakan metode ceramah sehingga membuat peserta didik
pasif. Selain itu, guru juga kurang memvariasikan model pembelajaran.
Dampaknya adalah rendahnya kompetensi belajar peserta didik pada aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
Pengaruh Penerapan Model Rotating Trio Exchange (RTE) Berbantuan Media
Couple Card terhadap Kompetensi Belajar Biologi Peserta Didik di SMA
Pembangunan Laboratorium UNP.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan
penelitian Randomized Control Group Only Design. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh peserta didik kelas XI di SMA Pembangunan Laboratorium UNP
yang terdaftar pada tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 54 orang peserta
didik yang terdistribusi dalam 2 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik total sampling, dimana seluruh populasi dijadikan sampel
penelitian. Kelas XI MIA 2 dijadikan sebagai kelas eksperimen dan Kelas XI MIA
1 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa soal
posttest untuk aspek pengetahuan, lembar observasi untuk aspek sikap dan
penilaian portofolio untuk aspek keterampilan. Teknik analisis data yang
digunakan adalah uji t yang terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas.
Hasil penelitian menunjukkan kompetensi pengetahuan (77,93),
kompetensi sikap (82,00), dan keterampilan (83,89) pada kelas eksperimen lebih
tinggi dari pada kelas kontrol berturut-turut 68,30; 70,58; dan 79,22. Hasil analisis
hipotesis di ketahui bahwa thitung pada ketiga kompetensi ini lebih besar dari ttabel.
Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE)
berbantuan media couple card berpengaruh positif terhadap kompetensi belajar
peserta didik pada materi sistem sirkulasi di SMA Pembangunan Laboratorium
UNP.
62

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T.,yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) berbantuan Media Couple Card terhadap

Kompetensi Belajar Peserta Didik pada Materi Sistem Sirkulasi di SMA

Pembangunan Laboratorium UNP”. Penulisan ini merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Biologi FMIPA UNP.

Dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan

bantuan yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Oleh karena itu,pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu Rahmadhani Fitri, M.Pd., sebagai Penasehat Akademik dan Pembimbing

yang telah memberikan banyak dukungan dalam pembuatan skripsi ini, serta

menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk membimbing penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Ardi M,Si., sebagai Penguji 1 yang telah memberikan saran dan

kritikan untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini

3. Bapak Dr. H. Syamsurizal, M.Biomed., sebagai Penguji 2 dan validator aspek

pengetahuan yang telah memberikan saran dan kritikan untuk kesempurnaan

penulisan skripsi ini.

4. Ibu Sa’adiatul Fuadiyah M.Pd., sebagai validator perangkat pembelajaran.

5. Ibu Dean Roslaini, S.Pd, M.M., sebagai validator dan guru pamong yang sudah

mendampingi selama penelitian.


63

6. Bapak Dr. Yulkifli, S.Pd, M.Si., selaku Dekan FMIPA yang telah memberikan

dukungan dalam penulisan skripsi ini.

7. Pimpinan Jurusan Biologi beserta Bapak dan Ibu Dosen Staf Pengajar, Tata

Usaha dan Laboran Jurusan Biologi yang telah mendidik dan memberikan ilmu

kepada penulis.

8. Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah, Majelis Guru, Staf Tata Usaha, dan

Peserta Didik Kelas XI MIA SMA di Pembangunan Laboratorium UNP yang

telah membantu kelancaran penelitian ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa biologi yang telah memberikan bantuan, semangat,

dan motivasi.

Penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak kekurangan yang tidak

luput dari koreksi, sekalipun telah berusaha semaksimal mungkin untuk

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca demi kesempatan skripsi ini. Terakhir penulis

menyampaikan harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Padang Januari 2020

Penulis
64

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL........................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah.................................................................................. 8

C. Batasan Masalah........................................................................................ 9

D. Rumusan Masalah...................................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian....................................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian..................................................................................... 9

BAB II KERANGKA TEORI

A. Kajian Teori............................................................................................... 11

B. Penelitian Relevan..................................................................................... 27

C. Kerangka Konseptual................................................................................ 30

D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................................. 32

B. Definisi Oprasional.................................................................................... 32

C. Populasi dan Sampel.................................................................................. 33


65

D. Variabel dan Data....................................................................................... 34

E. Prosedur Penelitian.................................................................................... 35

F. Instrumen Penelitian.................................................................................. 37

G. Teknik Analisis Data.................................................................................. 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.......................................................................................... 47

B. Pembahasan .............................................................................................. 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 54

B. Saran ......................................................................................................... 54

C. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 55

LAMPIRAN ................................................................................................... 58
66

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rata-rata nilai Ujian Tengah Semester 1 Mata Pelajaran Biologi Kelas


XI MIA di SMA Pembangunan Laboratorium UNP Tahun Pelajaran
2019/2020 .................................................................................................... 3

2. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange


(RTE) ........................................................................................................... 17

3. Contoh Indikator Sikap Sosial .................................................................... 24

4. Teknik Penilaian Keterampilan ................................................................... 25

5. Randomized Control Group Posttest Only Desain...................................... 32

6. Tahapan Pembelajaran Pada Kedua Kelas Sampel ..................................... 35

7. Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal ............................................................. 40

8. Kriteria Daya Pembeda Soal ....................................................................... 41

9. Kriteria Tingkat Reliabilitas Tes ................................................................. 41

10. Contoh Tabel Lembar Observasi Penilaian Perkembangan Sikap


Peserta Didik ............................................................................................. 42

11. Indikator Penilaian Sikap Sosial Peserta Didik ........................................ 42

12. Kriteria Presentase Penilaian Kompetensi Sikap....................................... 43

13. Indikator Penilaian Keterampilan ............................................................ 44

14. Perhitungan Nilai Rata-rata, Varians, dan Standar Deviasi Kelas Sampel 47

15. Uji Normalitas pada Kelas Sampel ........................................................... 48

16. Uji Homogenitas pada Kelas Sampel........................................................ 48

17. Hasil Analisis Hipotesis pada Kelas Sampel ............................................ 49


67

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Uji Normalitas Populasi............................................................................. 55

2. Uji Homogenitas Populasi......................................................................... 56

3. Hasil Wawancara dengan Guru ................................................................ 57

4. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik ................................................... 59

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ........................... 60

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................................. 78

7. Lembar Validasi RPP ............................................................................... 93

8. Lembar Validasi Aspek Pengetahuan........................................................ 112

9. Lembar Validasi Aspek Sikap................................................................... 116

10. Lembar Validasi Aspek Keterampilan....................................................... 120

11. Kisi-kisi Soal Uji Coba ............................................................................. 124

12. Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Soal................................................ 125

13. Reliabilitas Tes ......................................................................................... 132

14. Kisi-kisi Soal Posttest................................................................................ 133

15. Soal Posttest.............................................................................................. 143

16. Nilai Aspek Pengetahuan .......................................................................... 150

17. Nilai Aspek Sikap...................................................................................... 151

18. Nilai Aspek Keterampilan ........................................................................ 152

19. Uji Normalitas Aspek Pengetahuan........................................................... 153

20. Uji Normalitas Aspek Sikap...................................................................... 154

21. Uji Normalitas Aspek Keterampilan......................................................... 155


68

22. Uji Homogenitas Aspek Pengetahuan....................................................... 156

23. Uji Homogenitas Aspek Sikap.................................................................. 157

24. Uji Homogenitas Aspek Keterampilan...................................................... 158

25. Uji Hipotesis Aspek Pengetahuan............................................................. 159

26. Uji Hipotesis Aspek Sikap......................................................................... 161

27. Uji Hipotesis Aspek Keterampilan............................................................ 163

28. Nilai Kritis L untuk Uji Lilifors ................................................................ 165

29. Tabel Nilai Kritis Sebaran F ..................................................................... 166

30. Tabel Nilai Persentil Untuk Distribusi t ................................................... 167

31. Lembar Observasi Penilaian Kompetensi Sikap Peserta Didik Kelas


Sampel ...................................................................................................... 168

32. Lembar Observasi Penilaian Kompetensi Keterampilan Peserta Didik


Kelas Sampel ............................................................................................ 173

33. Contoh Makalah Kelas Sampel ................................................................ 176

34. Surat Izin Penelitian Dari FMIPA UNP ................................................... 181

35. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan ............................................. 182

36. Surat Selesai Melakukan Penelitian dari SMA Pembangunan


Laboratorium UNP ................................................................................... 183

37. Dokumentasi ............................................................................................. 185


69

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi

Kurikulum 2013 diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan yang

memiliki kompetensi abad 21 dan mampu bersaing secara global. Elemen utama

dalam Kurikulum 2013 yaitu adanya perbaikan dalam kompetensi yang mencakup

kompetensipengetahuan, kompetensi sikap dan kompetensi keterampilan,

sertaperbaikan dalam kesesuaian dan kedalaman materi, proses pembelajaran, dan

penilaian (Kemendikbud, 2014: 13).

Perubahan kurikulum juga menghendaki suatu proses pendidikan yang

memberikan kesempatan bagi peserta didik agar dapat mengembangkan segala

potensi yang dimilikinya. Potensi yang harus dimiliki peserta didik terkait dengan

kompetensi pengetahuan (kognitif), kompetensi sikap (afektif), dan kompetensi

keterampilan (psikomotor). Potensi yang ada dalam diri peserta didik kurang

dapatterlihat ketika proses pembelajaranmasih berpusat pada guru (teacher

center). Sesuai tuntutan Kurikulum 2013, dimana peserta didik harus menjadi

pusat dalam pembelajaran makapembelajaran harus berubah dari teacher center

menjadi student center(Trianto, 2008:7).

Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA Pembangunan Laboratorium

Universitas Negeri Padang baru diterapkan pada tahun 2018 sehingga

pelaksanaannya masih belum optimal. Hasil wawancara yang peneliti lakukan

dengan Guru Biologi kelas XI, Ibu Dean Roslaini, S.Pd, MM pada tanggal 31
70

Agustus 2019, guru sudah menerapkan model pembelajaran dalam proses

pembelajaran. Model yang sering digunakan oleh guruyaituDirect Intruction,

Discovery Learning dan Problem Based Learning. Pemilihan model pembelajaran

tersebut dianggap lebih sesuai dengan semua materi biologi.

Observasi yang peneliti lakukan selama Praktik Lapangan Kependidikan

(PLK) di SMA Pembangunan Laboratorium UNP diketahui bahwaIbu

Deanmenggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi dalam proses

pembelajaran. Metode yang sering digunakan yaitu metode ceramah dan tanya

jawab, sedangkan untuk metode diskusi jarang digunakan. Misalnya dalam satu

pokok bahasan yang terdiri dari lima kali pertemuan, diskusi hanya dilakukan satu

atau dua kali pertemuan saja. Hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada

peserta didik, mereka merasa senang saat guru menerapkan metode diskusi namun

kendalanya adalah peserta didik menjadi kurang paham terhadap materi karena

anggota kelompoknya tidak melaksanakan diskusi dengan baik.Jumlah anggota

kelompok yang biasanya terdiri dari 5-6 orang menyebabkan diskusi kelompok

yang dilakukan menjadi tidak efektif.

Masalah lain yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran yaitu

kurangnya motivasi belajar peserta didik.Peserta didik merasa kesulitan dalam

memahami materi karena materi biologi bersifat hafalan dan dalam jumlah banyak

sehingga peserta didik menjadi tidak tertarik dan merasa bosan untuk belajar. Hal

ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran biologi

bahwa banyak peserta didik yang merasa sulit dalam belajar biologi karena jumlah

materi yang banyak serta banyaknya proses-proses dalam materi biologi.


71

Masalah yang disampaikan sebelumnya menjadi salah satu faktor belum

tercapainya kompetensi belajar peserta didik pada aspek pengetahuan dengan

KKM 78 yang dapat diketahui dari hasil observasi peneliti pada peserta didik

kelas XI MIA di SMA Pembangunan Laboratorium UNP seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata nilai Ujian Tengah Semester 1 Mata Pelajaran Biologi Kelas
XI MIA di SMA Pembangunan Laboratorium UNP Tahun Pelajaran
2019/2020
Tuntas (≥78) Tidak Tuntas (<78)
Jumlah
Nilai Rata- Jumlah Jumlah
Kelas Peserta
rata UTS Peserta Persentase Peserta Persentase
(%) (%) Didik
Didik Didik
XI MIA 1 55,65 0 0% 27 100% 27
XI MIA 2 59,78 0 0% 27 100% 27
Sumber: Guru Biologi Kelas XI SMA Pembangunan Laboratorium UNP.

Faktor lain yang menyebabkan kurangnya motivasi dan rendahnya nilai

peserta didik juga dikarenakan dalam proses pembelajaran hanya beberapa peserta

didik yang aktif bertanya. Hal ini disebabkan karena kurangnya variasi strategi

pembelajaran. Metode ceramah dan diskusi yang digunakan guru sudah baik,

namun akan lebih baik jika guru memvariasikan strategi pembelajaran dikelas.

Variasi ini dapat berupa variasi model pembelajaran dan media pembelajaran.

Untuk itu, guru harus mampu memilih variasi strategi pembelajaran yang dapat

medorong peserta didik aktif dan senang dalam melaksanakan pembelajaran.

Observasi yang peneliti lakukan selama PLK di SMA Pembangunan

Laboratorium UNP diketahui bahwa aspek keterampilan yang diamati masih

tergolong rendah.Peserta didik dalam mengikuti kegiatan praktikum masih banyak

yang belum mengikuti langkah-langkah kegiatan praktikum dengan benar.Peserta

didik masih ada yang menggunakan alat praktikum di luar fungsi seharusnya. Hal
72

ini mengakibatkan kegiatan praktikum tidak kondusif. Selain itu, permasalahan

yang terlihat adalah kurangnya keterampilan peserta didik dalam unjuk kerja baik

berupa tindakan maupun hasil kerja berupa tugas praktik, proyek, produk, dan lain

sebagainya.

Hasil wawancara peneliti dengan peserta didik menjelaskan bahwa peserta

didik lebih senang melakukan kegiatan diskusi beranggotakan 3 orang. Jika

jumlah anggota kelompok terlalu banyak maka anggota kelompok lebih banyak

yang bercerita. Untuk itu, model pembelajaran kooperatif tipe RTE diharapkan

mampu menjadi inovasi untuk diterapkan dalam pembelajaran karena masing-

masing kelompok hanya terdiri dari 3 orang sehingga diskusi diharapkan bisa

lebih efektif. Muawanah (2019: 16) mengungkapkan model RTE merupakan cara

peserta didik untuk mendiskusikan permasalahan dengan beranggotan 3 orang.

Model RTE diharapkan dapat melatih peserta didik untuk dapat berkomunikasi

dengan baik, sehingga peserta didik saling bertukar pikiran dengan temannya

dengan cara berganti pasangan dalam kelompok.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe RTE diharapkan dapat

meningkatkan kompetensi belajar peserta didik pada aspek pengetahuan, aspek

sikap dan aspek keterampilan. Penelitian Hasanah dan Ahmad Fathoni (2019: 5)

menunjukkan bahwa penerapan model RTE dapat mempengaruhi hasil belajar

peserta didik. Salafudin dan Sudarsono (2019: 94) dalam penelitiannya

mengungkapkan bahwa model RTE dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta

didik. Hasanah, dkk. (2019: 120) menyatakan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dapat menumbuhkan minat


73

belajar peserta didik. Selain agar peserta didik termotivasi untuk belajar karena

menggunakan model yang menarik, peserta didik juga dapat mengembangkan

kemampuan komunikasi dan dapat juga meningkatkan sikap sosialnya.

Model RTE menuntut peserta didik untuk berpindah atau berotasi dari satu

kelompok ke kelompok lain, sehingga setiap pokok bahasan diskusi akan dibahas

dengan kelompok yang berbeda. Variasi tersebut diharapkan dapat mengurangi

kebosanan peserta didik saat diskusi sehingga pembelajaran akan lebih

menyenangkan.Hal ini sesuai dengan kelebihan model RTE yang dikemukakan

Dipayana (2014: 8) menyatakan kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe

RTE yaitu, (1) peserta didik bekerja antar peserta didik dalam kerjasama dan

mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi yang diperoleh, dan

(2) mendorong peserta didik untuk aktif dan saling membantu dalam menguasai

materi pelajaran untuk memperoleh hasil belajar yang baik.

Rata-rata nilai ulangan harian sistem sirkulasi lebih rendah diantara semua

materi semester 1, sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata Nilai Ulangan Harian Semeseter 1 Tahun Pelajaran 2018/2019


No Materi Rata-rata Nilai UH
1 Sel 83,51
2 Bioproses Sel 86,56
3 Jaringan Tumbuhan 85,66
4 Jaringan Hewan 86,23
5 StrukturdanFungsiTulang, Otot, danSendi 86,64
6 SistemPeredaranDarah 83,04
7 SistemPencernaan 87,97

Melihat permasalahan tersebut, maka perlu usaha untuk meningkatkan

kompetensi belajar peserta didik pada aspek pengetahuan yaitu dengan

menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE). Mata pelajaran biologi


74

seperti materi sistem perdaran darah sangat cocok disajikan dengan model RTE.

Materi sistem peredaran darah membahas mengenai darah, golongan darah,

jantung, peredaran darah, sistem limfa, dan gangguan penyakit sistem peredaran

darah. Alasan pemilihan model RTE yaitu pada materi peredaran darah proses

beredarnya darah dari jantung ke seluruh tubuh atau dari jantung ke paru dapat

diibaratkan sebagai proses rotasi pada model RTE.

Model pembelajaran akan berjalan efektif jika dibantu dengan media

pembelajaran. Sudirman (2006: 7) menjelaskan bahwa media adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta

perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Salah satu media

yang dapat digunakan adalah media couplecard. Menurut Puspitasari (2019: 4)

couple card merupakan media pembelajaran yang berisi kartu berpasangan yaitu

terdapat kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang saling melengkapi, tujuannya

agar peserta didik dapat menemukan kartu jawaban yang tersedia.

Hasil wawancara peneliti dengan peserta didik bahwa guru biasanya

memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai media pembelajaran.

Lembar Kerja Peserta Didik menyajikan pokok bahasan diskusi secara

keseluruhan. Hal ini membuat peserta didik merasa malas untuk berdiskusi. Untuk

itu, media couple card dapat digunakan sebagai pengganti LKPD dimana di dalam

media couple card pertanyaan diskusi disajikan satu persatu, peserta didik akan

fokus pada satu pertanyaan diskusi sehingga peserta didik akan memahami materi

dengan baik. Selain itu, penggunaan media couple card yang menarik dapat
75

menarik motivasi peserta didik.Penelitian Prasetya (2013: 101) mengungkapkan

bahwa penggunaan mediacouple carddapat membuat peserta didik mengalami

peningkatan motivasi dan antusias dalam belajar.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipeRTE dengan bantuan couple

card dapat meningkatkan kompetensi belajar peserta didik. Rahmi (2018: 83)

sudah pernah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE) berbantuan media

couple cardpada mata pelajaran kimia pada sub materi tata nama senyawa

hidrokarbon dimana terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara sebelum dan

setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe RTE berbantuan media

couple card.Heliyandari (2018: 35) juga telah menerapan model pembelajaran

kooperatif tipe RTE terhadap keterampilan kooperatif dan hasil belajar peserta

didik. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar

kognitif, afektif dan psikomotorik siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe RTE.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melakukan penelitian mengenai

Pengaruh Penerapan Model Rotating Trio Exchange (RTE) Berbantuan Media

Couple Card terhadap Kompetensi Belajar Biologi Peserta Didik di SMA

Pembangunan Laboratorium UNP.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut.

1. Kesulitan peserta didik dalam memahami materi biologi.


76

2. Media pembelajaran yang digunakan masih terbatas.

3. Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan

diskusi.

4. Kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan guru.

5. Masih rendahnya kompetensi belajar peserta didik pada aspek pengetahuan,

sikap dan keterampilan.

6. Belum diterapkannya pembelajaran model Rotating Trio Exchange(RTE)

berbantuan media couple card terhadap kompetensi belajar biologi peserta

didik di SMA Pembangunan Laboratorium UNP.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, penelitian ini

dibatasi pada masalah nomor 6 yaitu belumBelum diterapkannya pembelajaran

model Rotating Trio Exchange(RTE) berbantuan media couple card terhadap

kompetensi belajar biologi peserta didik di SMA Pembangunan Laboratorium

UNPdalam meningkatkan kompetensi belajar peserta didik pada aspek

pengetahuan, aspek sikap dan aspek keterampilan.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model

Rotating Trio Exchange (RTE) berbantuanmedia couple cardberpengaruh terhadap

kompetensi belajar biologipeserta didik di SMA Pembagunan Laboratorium UNP?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

penerapan model Rotating Trio Exchange (RTE) berbantuanmedia couple card


77

terhadap kompetensi belajar biologi peserta didik di SMA Pembangunan

Laboratorium UNP.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi peserta didik, mendapat pengalaman belajar degan menggunakan model

Rotating Trio Exchange (RTE) berbantuanmedia couple card dalam

meningkatkan kompetensi belajar peserta didik.

2. Bagi guru, masukan dalam menerapkan model mengajar yang tepat dalam

meningkatkan kompetensi belajar peserta didik.

3. Bagi peneliti, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio

Exchange (RTE) berbantuanmedia couple cardakan menambah pemahaman

dan keterampilan dalam pembelajaran biologi sebagai bekal untuk menjadi

guru.

4. Bagi peneliti lain, sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan penelitian

lanjutan.
78

BAB II
KERANGKA TEORI

A. Kajian Teori

Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses pembelajaran kooperatif,

model Rotating Trio Exchange (RTE), media couple card, kompetensi belajar, dan

hubungan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan kompetensi belajar.

1. Proses Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang dimana

hasil dari belajar berupa perubahan perilaku atau sikap (Hamalik, 2009: 27).

Selain itu, belajar juga sebagai modifikasi atau peneguhan melalui pengalaman.

Jadi belajar adalah suatu proses dasar dari perkembangan hidup manusia, sehingga

terjadi perubahan kualitas individu dan tingkah lakunya berkembang (Lufri, 2007:

11).

Belajar menurut Trianto (2009: 16) diartikan sebagai perubahan individu

yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau

perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Sejalan dengan

itu, Antony dalam Trianto (2009: 15) juga mendefinisikan belajar sebagai proses

menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah di pahami dan

sesuatu (pengetahuan) yang baru.

Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik di sengaja maupun tidak

disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan

pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap

berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru


79

diperoleh individu. Sedangkan pengalaman merupakan interaksi antara individu

dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Jadi belajar disini diartikan

sebagai suatu proses perubahan perilaku tetap dari tidak tahu menjadi tahu, dari

tidak faham menjadi faham, dari kurang terampil menjadi terampil, dan dari

kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan

maupun individu itu sendiri.

Proses belajar akan terjadi dalam diri peserta didik melalui proses

pembelajaran. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah yaitu mengajar

dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh

peserta didik.. Menurut Trianto (2009: 17) menyatakan bahwa pembelajaran

merupakan interaksi antara guru dan peserta didik, sehingga terjadi suatu

komunikasi yang terarah untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Pembelajaran merupakan suatu proses untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar berinteraksi antar sesama individu sebagai warga negara

yang baik termasuk mengelola lingkungan alam secara bijak. Sejalan dengan itu,

pembelajaran (instruction) menurut Diaz Carlos dalam Uno (2012: 3) merupakan

akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning).

Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada

penumbuhan aktivitas subjek didik laki-laki dan perempuan.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Arends dalam Suprijono (2012: 46) mendefinisikan model

pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Selain itu


80

model pembelajaran juga merupakan pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Sejalan dengan itu,

menurut Lufri (2007: 50) model pembelajaran adalah pola atau contoh

pembelajaran yang sudah di desain dengan menggunakan pendekatan atau metode

atau strategi pembelajaran yang lain serta dilengkapi dengan langkah-langkah

(sintaks) dan perangkat pembelajarannya.

Teori pembelajaran kontruktivisme merupakan teori yang menyatakan

bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan mentranformasikan informasi

kompleks, memeriksa informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya

apabila aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi peserta didik agar benar benar memahami

dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah,

menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide

Slavin dalan Trianto (2010: 110). Pembelajaran yang bernaung dalam teori

konstruktivis adalah kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep

bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang

sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Peserta didik secara rutin

bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah

yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi

aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto, 2009: 56).

Selain itu menurut Cohen dalam Asma (2008: 1) mendefinisikan

pembelajaran kooperatif sebagai sebuah bentuk kerja sama peserta didik dalam

kelompok kecil dimana seluruh anggota kelompok berpartisipasi dalam

mengerjakan tugas sebagai tanggung jawabnya. Definisi yang dikemukakan oleh


81

Cohen disamping memiliki pengertian luas yang meliputi belajar kooperatif

(cooperative learning), dan kerja kelompok (group work), juga menunjukkan ciri

sosisologis yaitu penekanannya pada aspek tugas-tugas kolektif yang harus

dikerjakan bersama dalam kelompok dan pendelegasian wewenang dari guru

kepada peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator dalam memmbimbing

peserta didik menyelesaikan materi tugas.

Johnson dan Johnson dalam Taniredja (2015: 59) menyatakan ciri-ciri

model pembelajaran kooperatif adalah; (1) terdapat saling ketergantungan yang

positif diantara anggota kelompok, (2) dapat dipertanggungjawabkan secara

individu, (3) heterogen, (4) berbagi kepemimpinan, (5) berbagi tanggung jawab,

(6) menekankan pada tugas dan kebersamaan, (7) membentuk keterampilan sosial,

(8) peran guru/dosen mengamati proses belajar (9) efektivitas belajar tergantung

pada kelompok.

Tujuan dari pembelajaran kooperatif menurut Slavin dalam Tanireja

(2015: 59) adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan

atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Selain itu, tujuan pokok belajar

kooperatif adalah memaksimalkan belajar peserta didik untuk peningkatan

prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun kelompok.

Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-

tugas akademik, unggul dalam membantu peserta didik memahami konsep-konsep

yang sulit, dan membantu peserta didik menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.
82

Berikut keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi

pembelajaran.

a. Peserta didik tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat

menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi

dari berbagai sumber, dan belajar dari peserta didik lain.

b. Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan

mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata kata secara verbal dan

membandingkan dengan ide ide orang lain.

c. Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala

keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

d. Dapat membantu memberdayakan setiap peserta didik untuk lebih bertanggung

jawab dalam belajar.

e. Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk

mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan

orang lain, mengembangkan keterampilan memanage waktu, dan sikap positif

terhadap sekolah.

f. Dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menguji ide dan

pemahaman sendiri, menerima umpan balik.

g. Meningkatkan kemampuan peserta didik menggunakan informasi dan

kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (rill).

h. Meningkatkan motivasi dan memberikan ransangan untuk berfikir (Sanjaya,

2006: 249).
83

3. Model Rotating Trio Exchange (RTE)

Menurut Isjoni dalam Sari (2017: 13) model Rotating Trio Exchange

(RTE) adalah model pembelajaran dimana dalam satu kelompok terdiri dari 3

orang peserta didik, yang diberi nomor 0, 1, dan 2, nomor 1 berpindah searah

jarum jam dan nomor 2 sebaliknya berlawanan arah jarum jam sedangkan nomor

0 tetap di tempat. Setiap kelompok diberikan pertanyaan untuk didiskusikan.

Setelah itu, kelompok dirotasikan kembali dan terjadi trio yang baru. Setiap trio

baru tersebut diberikan pertanyaan baru untuk didiskusikan, dengan cara

pertanyaan yang diberikan ditambahkan sedikit tingkat kesulitan.

        Model RTE mempunyai langkah-langkah  penerapan dalam  proses

pembelajaran. Menurut Isjoni dalam Sari (2017: 14) langkah-langkah    penerapan

model RTE adalah sebagai berikut.

1. Penjelasan  materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru dan materi

yang akan didiskusikan.

2. Pembentukan kelompok oleh guru secara heterogen yang  terdiri dari 3 orang

peserta didik masing-masing diberi simbol 0, 1, dan 2.

3. Penyampaian prosedur yang akan dilakukan yaitu Rotating Trio Exchange

(RTE) dengan cara:

a. Setelah  terbentuknya  kelompok,  guru  memberikan  bahan diskusi untuk

dipecahkan trio tersebut.

b. Setelah selesai mengerjakan permasalahan yang didiskusikan, kelompok

menyajikan hasil diskusi di depan kelas.


84

c. Selanjutnya berdasarkan waktu, peserta didik yang mempunyai simbol 1

berpindah  searah jarum jam dan simbol nomor 2 berlawanan jarum jam,

sedangkan nomor 0 tetap di tempat.

d. Guru memberikan pertanyaan baru atau bahan diskusi baru untuk didiskusikan

oleh trio baru tersebut dan ditambahkan lagi tingkat kesulitan soal.

e. Penyajian  hasil  diskusi  oleh  kelompok.  Setelah  peputaran kelompok

kembali terjadi yakni peserta didik dengan simbol 1, dan 2 kembali bertukar

tempat.

f. Setelah itu bahan diskusi berupa LKS kembali dibagikan, untuk dikerjakan

oleh kelompok peserta didik.

g. Penyajian hasil diskusi kelompok oleh peserta didik

Menurut Slavin dalam Sunadi (2006: 15) langkah-langkah dalam

pembelajaran kooperatif secara umum dapat dijelaskan pada Tabel 2.

Tabel 2. Langkah-langkah model Rotating Trio Exchange (RTE)


Fase Tingkah Laku
Fase 1 Cara menyampaikan semua tujuan
Menyampaikan tujuan dan pembelajaran yang ingin dicapai dan
memotivasi peserta didik memotivasi peserta didik belajar
Fase 2 Guru menyajikan informasi kepada
Menyajikan informasi peserta didik dengan cara
demonstrasi atau menggunakan buku
teks
Fase 3 Guru menjelaskan kepada peserta
Mengorganisasikan peserta didik didik bagaimana membentuk
kedalam kelompok-kelompok belajar kelompok belajar dan membantu
setiap kelompok menjalani masa
peralihan dari individu ke kelompok
secara efisien.
Fase 4 Guru membimbing kelompok-
Membimbing kelompok bekerja dan kelompok belajar pada saat mereka
belajar mengerjakan tugas
Fase 5 Guru mengevaluasi hasil belajar
Evaluasi tentang materi yang dipelajari atau
85

Fase Tingkah Laku


masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 Guru mencari cara untuk menghargai
Pemberian penghargaan usaha dan prestasi peserta didik baik
secara individu maupun kelompok.

Silbermen (2006: 103-104) menjelaskan ada beberapa langkah-langkah

model RTE adalah sebagai berikut:

1) Membuat berbagai macam pertanyaan yang membantu peserta didik memulai

diskusi tentang isi pelajaran dengan menggunakan pertanyaan yang tidak ada

jawaban betul atau salah.

2) Membagi peserta didik ke dalam kelompok yang masing-masing

beranggotakan tiga orang (trio).

3) Memberikan masing-masing trio sebuah pertanyaan pembuka (pertanyaan

yang sama bagi tiap-tiap kelompok trio) untuk didiskusikan.

4) Setelah diskusi selesai, guru meminta trio-trio menentukan nomor 0, 1, atau 2

bagi masing-masing dari anggotanya. Peserta didik dengan nomor 1 untuk

memutar satu trio searah jarum jam. Peserta didik dengan nomor 2 untuk

memutar dua trio searah jarum jam, sedangkan nomor 0 tetap ditempat.

5) Memberi pertanyaan baru dengan tingkat kesulitan yang lebih dibandingkan

pertanyaan pembuka.

6) Lakukan perputaran berulang kali. Perputaran dengan diskusi membantu

peserta didik saling mengenal satu sama lain, belajar tentang sikap,

pengetahuan, dan pengalaman.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model RTE merupakan model

pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk aktif dalam diskusi. Peserta
86

didik mencari konsep materi selanjutnya menjelaskan kepada teman kelompok

sehingga peserta didik menguasai konsep pelajaran. Selain itu juga terjadi

interaksi antar kelompok karena dilakukan rotasi dalam model RTE ini.

Kelebihan dan kekurangan model RTE sebagai berikut.

a. Kelebihan model RTE

1) Struktur yang jelas yang dapat memungkinkan peserta didik untuk berbagi

dengan pasangan dalam kelompoknya dengan waktu yang teratur.

2) Peserta didik mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi

yang di peroleh.

3) Tidak terdapat kebosanan pada saat pembelajaran karena peserta didik akan

dirotasi.

b. Kekurangan model RTE

1) Peserta didik kurang memperhatikan guru dan lebih senang bermain dan

bicara dengan teman sebangku dibandingkan perhatikan penjelasan guru.

2) Peserta didik akan mengerjakan tugas apabila didampingi oleh guru, dan

peserta didik tidak bisa mengeluarkan gagasan ide yang mereka miliki.

(Neshia, 2018: 4-5).

Merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang merupakan cara

terperinci bagi peserta didik untuk mendiskusikan permasalahan dengan sebagian

dan biasanya tidak semuanya teman sekelas mereka (Silberman, 2006: 85).

Diantara keunggulan model RTE adalah struktur yang jelas yang dapat

memungkinkan peserta didik berbagi dengan pasangan dalam kelompoknya

dengan waktu yang teratur, serta peserta didik mempunyai banyak kesempatan
87

untuk mengolah infomasi yang diperoleh, dan juga peserta didik tidak terdapat

kebosanan pada saat pembelajaran karena peserta didik akan dirotasi.

4. Media Couple Card

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga

proses belajar terjadi (Sudirman, 2006: 7). Media pendidikan sebagai salah satu

sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Media

sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audio visual.

Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus

disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional, dan tentu saja dengan

kompetensi guru itu sendiri (Djamarah, 2006: 123). Media visual dapat dijadikan

sebagai salah satu alternatif yang dapat merangsang dan memotivasi peserta didik

untuk belajar.

Menurut Puspitasari (2019: 4) couple card merupakan media pembelajaran

yang berisi kartu berpasangan yaitu terdapat kartu pertanyaan dan kartu jawaban

yang saling melengkapi, tujuannya agar peserta didik dapat menemukan kartu

jawaban yang tersedia. Kartu jawaban lebih banyak dibandingkan kartu soal

supaya dapat melatih analisis peserta didik dalam menentukan jawaban yang

sesuai dan juga dapat mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang

diajarkan. Sedangkan Rahmi (2018: 81), menyatakan bahwa media couple card

mudah dibuat dan didapatkan. Keunggulan lain dari media couple card yaitu

dapat mengajak peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu
88

konsep dalam suasana yang menyenangkan. Selain itu, media juga dapat

meningkatkan berpikir kritis peserta didik dan menambah motivasi belajarnya

karena disajikan dalam bentuk permainan. Penggunaan media couple card pada

proses pembelajaran dapat membantu peserta didik memahami konsep materi

yang diajarkan serta dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

5. Kompetensi Belajar

Menurut Sudjana (2009: 112) kompetensi adalah kemampuan yang

diperoleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Kemendikbud 2016

menjelaskan kompetensi yang dimaksud yaitu kompetensi pengetahuan,

kompetensi sikap berupa sikap religius dan etika sosial yang tinggi dalam

kehidupan bermasyarakat, dan kompetensi keterampilan berupa keterampilan atau

kemampuan untuk menerapkan pengetahuan.

Permendikbud Nomor 21 Tahun 2006 menjelaskan bahwa tingkat

kompetensi merupakan kriteria capaian kompetensi yang bersifat generik yang

harus dipenuhi oleh peserta didik. Kompetensi ini mencakup tiga aspek yakni,

sikap, pengetahuan dan keterampilan. Representasi dari ketiga aspek tersebut

dinamakan dengan Kompetensi Inti. Kompetensi spesifik sesuai dengan ruang

lingkup mata pelajaran dinamakan dengan Kompetensi Dasar.

a. Kompetensi Pengetahuan

Menurut Kunandar (2013: 165) kompetensi pengetahuan merefleksikan

konsep-konsep keilmuan yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui proses

belajar mengajar. Pengetahuan merupakan penguasaan peserta didik terhadap

suatu materi, artinya peserta didik mampu menyerap arti dari materi yang
89

dipelajari. Dalam kurikulum 2013 kempetensi pengetahuan menjadi kompetensi

inti dengan kode kompetensi inti 3 (KI3). Kompetensi pengetahuan merefleksikan

konsepkonsep keilmuan yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui proses

belajar mengajar.

Menurut Kunandar (2015: 173), aspek pengetahuan dapat dinilai dengan

cara tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.

1) Tes Tertulis

Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada

peserta didik dalam bentuk tulisan. Teknik penilaian tertulis dipergunakan untuk

mengukur kemampuan kognitif yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman,

penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Bentuk-bentuk dari tes

tertulis yaitu, soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat (pendek), benar salah

(BS), menjodohkkan dan uraian.

2) Tes lisan

Tes bentuk lisan adalah tes yang dipergunakan untuk mengukur tingkat

pencapaian kompetensi, terutama pengetahuan (kognitif). Dimana guru

memberikan pertanyaan langsung kepada peserta didik secara verbal (bahasa

lisan. Dan ditanggapi peserta didik secara langsung dengan menggunakan bahasa

verbal (lisan) juga. Pelaksanaan tes lisan dilakukan dengan cara mengadakan

percakapan antara pendidik dan peserta didik.

3) Penugasan

Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa

pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai karakteristik


90

tugasnya. Penilaian ini bertujuan untuk pendalaman terhadap penguasaan

kompetensi pengetahuan yang telah pelajari atau dikuasai di kelas melalui proses

pembelajaran

b. Kompetensi Sikap

Sikap merupakan tingkah laku yang diperoleh dari kebiasaan sehari-hari.

Menurut Kunandar (2015: 104) menyatakan bahwa kompetensi sikap pada

Kurikulum 2013, dibagi menjadi dua yaitu (1) sikap spiritual yang terkait dengan

pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan (2) sikap sosial, yang

terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,

demokratis, dan bertanggung jawab. Sikap spiritual terdapat pada kompetensi inti

1 (KI-1) dan sikap sosial terdapat pada kompetensi inti (KI-2). Kompetensi sikap

sosial dan spiritual tidak dijabarkan kepada peserta didik, namun kompetensi ini

hanya terimplikasikan dalam proses belajar mengajar melali pembiasaan dan

keteladanan.

Dalam kompetensi sikap terdapat lima jenjang proses berfikir menurut

Krathwol dalam Sudijono (2007: 54), yaitu: 1. Receiving (menerima atau

memperhatikan), 2. Responding (menanggapi), 3. Valuing (menghargai), 4.

Orginazation (mengatur), 5. Characterization by a value complex (karakterisasi

dengan suatu nilai atau kompleks nilai).

Contoh indikator sikap sosial menurut Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah (2017: 49-52) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Contoh Indikator Sikap Sosial


Indikator Sikap Definisi
Jujur Perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, misalnya
tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan
91

Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan


patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan,
misalnya datang tepat waktu.
Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya seperti melaksanakan tugas
individu.
Santun Sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasa
maupun bertingkah laku, misalnya menghargai orang
yang lebih tua.
Percaya Diri Suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk
melakukan kegiatan atau tindakan, misalnya
berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-
ragu.
Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan
(manusia, alam, tanaman), misalnya membantu orang
yang memerlukan.

c. Kompetensi Keterampilan

Kompetensi keterampilan adalah kompetensi yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima

pengalaman belajar. Menurut Sudjana (2009: 30-31), ada enam tingkatan

keterampilan, yakni: 1) keterampilan pada gerak refleks, 2) keterampilan pada

gerak dasar, 3) kemampuan perseptual, 4) kemampuan dibidang fisik, 5) gerakan-

gerakan fisik, 6) kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive

seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (2017: 80),

teknik penilaian keterampilan disesuaikan dengan KD pada KI-4 seperti pada

Tabel 4.

Tabel 4. Teknik Penilaian Keterampilan


Penilaian Teknik Penilaian Keterampilan
Keterampilan
Praktik Mengukur capaian pembelajaran yang berupa
keterampilan proses.
92

Produk Mengukur capaian pembelajaran yang berupa


keterampilan dalam membuat produk-produk
teknologi dan seni.
Proyek Mengukur kemampuan peserta didik dalam
mengaplikasikan pengetahuannya melalui
penyelesaian suatu tugas projek dalam periode/waktu
tertentu.
Portofolio Sampel karya siswa terbaik dari KD pada KI-4 untuk
mendeskripsikan capaian kompetensi keterampilan
(dalam satu semester)
Teknik Lain Mengukur keterampilan peserta didik dalam ranah
berfikir.
(Sumber : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2017: 80).

6. Hubungan Model Rotating Trio Exchange (RTE) berbantuan Media

Couple Card dengan Kompetensi Belajar

Model Rotating Trio Exchange (RTE) berbantuan media couple card

digunakan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kompetensi belajar peserta

didik pada aspek pengetahuan, aspek sikap dan aspek keterampilan, yaitu

meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami pelajaran dan juga

adanya interaksi antar peserta didik dalam kelompok dengan kelompok lain serta

tanggung jawab antar peserta didik.

Menurut Isjoni dalam Oktarini (2018: 4) model Rotating Trio Exchange

(RTE) adalah model pembelajaran dimana dalam satu kelompok terdiri dari 3

orang peserta didik,yang diberi nomor 0, 1, dan 2, nomor 1 berpindah searah

jarum jam dan nomor 2 sebaliknya berlawanan arah jarum jam sedangkan nomor

0 tetap di tempat. Setiap kelompok diberikan pertanyaan untuk didiskusikan.

Setelah itu,kelompok dirotasikan kembali dan terjadi trio yang baru. Setiap trio

baru tersebut diberikan pertanyaan baru untuk didiskusikan, dengan cara

pertanyaan yang diberikan ditambahkan sedikit tingkat kesulitan. Permasalahan


93

disajikan dalam bentuk soal dengan bantuan media couple card, sehingga dapat

menarik dan memotivasi peserta didik untuk belajar. Berdasarkan yang sudah

disampaikan, maka model RTE berbantuan media couple card menjadi pilihan

untuk mengatasi rendahnya kompetensi belajar peserta didik khususnya pada

kompetensi pengetahuan, kompetensi sikap dan kompetensi keterampilan.

Iffatunnisa (2017: 17) menyatakan kelebihan model RTE yaitu: (1) peserta

didik bersemangat dalam melakukan pembelajaran sehingga mudah diterima, (2)

peserta didik tidak akan mengalami kejenuhan karena peserta didik memiliki

banyak kesempatan untuk bertukar pendapat dengan anggota baru disetiap sesi

pertanyaan. Beberapa peneliti lain juga sudah menunjukkan hasil yang positif

dalam penerapan model RTE ini. Sari (2017: 94) menyatakan bahwa penerapan

model model RTE pada pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar peserta didik. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai

aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada tiap siklusnya. Wahono (2013: 61)

juga menyatakan bahwa penggunaan model RTE dalam pembelajaran sudah

efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dlihat dari

ketuntasan peserta didik secara klasikal.

Selain penelitian yang disampaikan sebelumnya, Rahmi (2018: 83) juga

menyampaikan hasil penelitiannya tentang penerapan model RTE berbantuan

media couple card dimana terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil

belajar peserta didik antara sebelum dengan setelah menggunakan model RTE

berbantuan media couple card. Hal tersebut dilihat dari adanya peningkatan hasil

belajar. Model RTE dapat membantu peserta didik dalam memahami materi dan
94

dapat meningkatkan semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran

sehingga peserta didik memahami materi yang telah disampaikan. Selain itu,

penerapan model RTE berbantuan media couple card dapat meningkatkan

keaktifan peserta didik pada proses pembelajaran berlangsung yang terlihat pada

proses peserta didik mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan dalam couple card.

B. Penelitian Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut.

1. Rahmi (2018) telah melakukan penelitian berjudul “Penggunaan Model

Rotating Trio Exchange (RTE) berbantuan Media Couple Card Pada Sub

Materi Tata Nama Senyawa Hidrokarbon Terhadap Hasil Belajar Peserta didik

Kelas XI IPA SMA Adisucipto Sungai Raya”. Penelitian ini menunjukkan

terdapat peningkatan terhadap hasil belajar peserta didik antara sebelum dan

setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe RTE berbantuan

media couple card pada sub materi tata nama senyawa hidrokarbon. Perbedaan

penelitian yang akan peneliti lakukan adalah pada penelitian ini yang dilihat

adalah hasil belajar sedangkan pada peneliti yang akan dilakukan yaitu menilai

kompetensi belajar peserta didik pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi

sikap.

2. Ekawati (2018) telah melakukan penelitian berjudul “Penggunaan Model

Rotating Trio Exchange untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Pada

Topik Persamaan Dasar Akutansi”. Pada hasil penelitian diperoleh fakta

bahwa terjadi peningkatan skor hasil belajar peserta didik sesudah tindakan
95

dibandingkan dengan skor sebelum tindakan. Perbedaan penelitian yang akan

peneliti lakukan adalah pada penelitian ini yang dilihat adalah hasil belajar

sedangkan pada peneliti yang akan dilakukan yaitu menilai kompetensi peserta

didik pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi sikap.

3. Amaliah (2017) telah melakukan penelitian berjudul “Penerapan Model

Rotating Trio Exchange pada Materi Sistem Gerak di kelas XI di SMAN 4

Bantimurung”. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar

biologi materi sistem gerak dengan menerapkan model RTE yang

dikategorikan cukup dengan nilai rata-rata 63,11. Perbedaan penelitian yang

akan peneliti lakukan adalah pada penelitian ini yang dilihat adalah hasil

belajar sedangkan pada peneliti yang akan dilakukan yaitu menilai kompetensi

belajar peserta didik pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi sikap.

4. Yuliyati (2016) telah melakukan penelitian berjudul “Penerapan Model

Rotating Trio Exchange (RTE) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta

Didik Pada Mata Pelajaran Fisika”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat

peningkatkan hasil belajar peserta didik dilihat dari presentase ketuntasan

belajar klasikal pada sisklus I sebesar 50,00% meningkat menjadi 78,12% pada

siklus II. Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah pada

penelitian ini yang dilihat adalah hasil belajar sedangkan pada peneliti yang

akan dilakukan yaitu menilai kompetensi peserta didik pada kompetensi

pengetahuan dan kompetensi sikap.


96

C. Kerangka Konseptual

Kurikulum 2013

Pembelajaran berpusat pada peserta


didik (student centre)

Masalah

Pembelajaran Kompetensi peserta Belum diterapkan


berpusat pada didik masih model RTE
peserta didik dibawah KKM berbantuan media
(student centre) couple card
dalam
pembelajaran

Kelas kontrol Kelas Eksperimen

Metode Pembelajaran Model RTE + Media


Konvensional Couple Card

Posttest Posttest

Kompetensi Belajar Kompetensi Belajar

Keterangan :

= Perbedaan kompetensi belajar peserta didik dalam aspek sikap dan


pengetahuan

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian.


97

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori yang telah dijabarkan, dapat dirumuskan

hipotesis pada penelitian ini adalah pengaruh penerapan model Rotating Trio

Exchange (RTE) berbantuan media couple card berpengaruh positif terhadap

kompetensi belajar biologi peserta didik di SMA Pembangunan Laboratorium

UNP.
98

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian

yang digunakan pada penelitian ini adalah Randomized Control Group Posttest

Only Design yang membandingkan hasil posttest antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Rancangan penelitian dapat di lihat pada Tabel 4.

Tabel 5. Randomized Control Group Posttest Only Design


Treatment Posttest
Experimental Group X T
Control Group - T
Sumber: (Lufri, 2005: 70).

Keterangan:
X : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange
(RTE) berbantuan media couple card.
T : Posttest (tes akhir).

Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Kelas eksperimen akan diberi perlakuan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE) berbantuan media

couple card, sedangkan pada kelas kontrol dengan menerapkan model Direct

Intruction.

B. Definisi Operasional

1. Model Rotating Trio Exchange (RTE) berbantuan media couple card yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dimana

dalam satu kelompok terdiri dari tiga anggota kelompok, dimana masing-

masing anggota kelompok akan diberi nomor 0, 1 dan 2. Anggota kelompok

akan dirotasikan sesuai dengan nomor. Nomor 1 akan berpindah searah jarum
99

jam, nomor 2 berlawanan arah jarum jam dan nomor 0 tetap di kelompok.

Kelompok akan membahas materi diskusi yang disajikan dalam media couple

card. Couple card berisi satu pertanyaan yang akan didiskusikan. Setelah

berotasi, kelompok baru akan diberi couple card berisi pertanyaan diskusi yang

baru.

2. Kompetensi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

yang diperoleh peserta didik setelah proses pembelajaran dilaksanakan berupa

kompetensi pengetahuan, kompetensi sikap dan kompetensi keterampilan.

Kompetensi belajar pada kompetensi pengetahuan dinilai dari penguasaan

materi peserta didik yang dilihat dari tes yang diberikan, tes yang diberikan

berupa tes tertulis berupa posttest dengan bentuk pilihan ganda (multiple

choice) yang terdiri dari 5 pilihan yaitu A, B, C, D, dan E. Pada kompetensi

sikap yang dinilai oleh peneliti adalah perilaku peserta didik pada saat

pembelajaran berlangsung dengan mengunakan instrumen penilaian sikap

berupa lembar observasi. Kompetensi keterampilan dinilai menggunakan

teknik penilaian keterampilan portofolio.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI MIA di

SMA Pembangunan Laboratorium UNP yang terdaftar pada tahun pelajaran

2019/2020. Jumlah anggota populasi adalah 54 orang yang terdistribusi dalam 2

kelas yaitu XI MIA 1 dan XI MIA 2.


100

2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dimana

seluruh populasi dijadikan sampel penelitian.

C. Variabel dan Data Penelitian

1. Variabel

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat.

a. Variabel bebas adalah variabel penyebab (X) atau yang mempengaruhi

variabel terikat atau variabel akibat. Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah penerapan model Rotating Trio Exchange (RTE) berbantuan media

couple card.

b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi belajar peserta didik

pada materi sirkulasi di SMA Pembangunan Laboratorium UNP.

2. Data Penelitian

a. Jenis data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung

dari sampel yang diteliti. Data primer dalam penelitian ini berupa hasil belajar

biologi peserta didik pada kelas sampel.

b. Sumber data

Sumber data dari penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIA di SMA

Pembangunan Laboratorium UNP yang terdaftar pada tahun pelajaran 2019/2020.


101

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.

1. Tahap Persiapan

a. Menentukan tempat penelitian dan melaksanakan observasi ke sekolah untuk

melihat proses pembelajaran yang diterapkan di kelas.

b. Meminta data nilai ulangan harian pada mata pelajaran biologi kelas XI MIA

SMA Pembangunan Laboratorium UNP, serta jumlah peserta didik dalam

setiap kelas.

c. Menentukan populasi dan sampel dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi

e. Mempersiapkan alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk penelitian.

f. Mempersiapkan instrumen penelitian seperti instrumen ranah kognitif, afektif,

dan psikomotor.

g. Validasi semua perangkat penelitian kepada 2 orang validator.

2. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran pada kedua kelas dilaksanakan berdasarkan RPP yang

dirancang. Penelitian pada kelas eksperimen dilakukan dengan menggunakan

model RTE berbantuan media couple card dan menggunakan model Direct

Intruction kelas kontrol. Perbandingan tahapan pembelajaran pada kedua kelas

sampel dapat dilihat pada Tabel 6.


102

Tabel 6. Tahapan pembelajaran pada kedua kelas sampel


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
A. Pendahuluan A. Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan 1. Guru membuka pelajaran
membaca salam dan menanyakan dengan membaca salam dan
kabar peserta didik. menanyakan kabar peserta didik.
2. Guru mencek kehadiran peserta 2. Guru mencek kehadiran peserta
didik. didik.
3. Guru memberikan apersepsi. 3. Guru memberikan apersepsi.
4. Guru memberikan motivasi. 4. Guru memberikan motivasi.
5. Guru menyampaikan tujuan 5. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. pembelajaran yang akan dicapai.
6. Guru menyampaikan cakupan
materi dan menjelaskan uraian
kegiatan sesuai silabus.
B. Kegiatan Inti B. Kegiatan inti
1. Guru membuat berbagai macam Mengamati
pertanyaan yang membantu peserta Peserta didik mengamati dan
didik memulai diskusi tentang isi mendengarkan penjelasan guru
pelajaran dengan menggunakan tentang materi pembelajaran
pertanyaan yang tidak ada jawaban yang disajikan.
betul atau salah (pertanyaan Menanya
sebelumnya sudah dibuat oleh guru 1. Guru memberikan pertanyaan
pada media couple card). kepada peserta didik untuk
2. Guru membagi peserta didik ke memastikan peserta didik sudah
dalam kelompok yang masing- mengerti atau belum.
masing beranggotakan tiga orang 2. Guru memberikan tugas kepada
(trio). peserta didik dalam bentuk
3. Memberikan masing-masing trio LKPD.
sebuah pertanyaan pembuka Mengumpulkan Informasi
(pertanyaan yang sama bagi tiap- Guru meminta peserta didik
tiap kelompok trio) untuk mengumpulkan informasi dari
didiskusikan. berbagai sumber.
4. Setelah diskusi selesai, guru Mengasosiasikan
meminta trio-trio menentukan Guru mengecek peserta didik
nomor 0, 1, atau 2 bagi masing- apakah sudah berhasil
masing dari anggotanya. Peserta melakukan tugas dengan baik
didik dengan nomor 1 untuk atau belum.
memutar satu trio searah jarum jam. Mengkomunikasikan
Peserta didik dengan nomor 2 untuk Guru meminta peserta didik
memutar dua trio searah jarum jam, maju ke depan kelas untuk
sedangkan nomor 0 tetap ditempat. membahas soal latihan yang
5. Memberi pertanyaan baru dengan dikerjakan.
tingkat kesulitan yang lebih
dibandingkan pertanyaan pembuka.
6. Melakukan perputaran berulang
103

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


kali.
3. Penutup C. Penutup
1. Peserta didik dan guru 1. Peserta didik dan guru
menyimpulkan hasil kegiatan menyimpulkan hasil kegiatan
pembelajaran. pembelajaran.
2. Guru mengevaluasi materi yang 2. Guru mengevaluasi materi yang
belum dipahami peserta didik belum dipahami peserta didik
3. Guru memberikan penghargaan 3. Guru memberikan penghargaan
misalnya pujian atau hal lain yang misalnya pujian atau hal lain
relevan. yang relevan.
4. Guru memberikan tugas kepada 4. Guru memberikan tugas kepada
peserta didik untuk dikerjakan di peserta didik untuk dikerjakan
rumah agar lebih memahami materi di rumah agar lebih memahami
yang sudah diberikan serta materi yang sudah diberikan
mempelajari materi yang akan serta mempelajari materi yang
dipelajari pada pertemuan akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya. berikutnya.
5. Guru mendorong peserta didik 5. Guru mendorong peserta didik
untuk selalu bersyukur atas karunia untuk selalu bersyukur atas
Tuhan berupa keteraturan dan karunia Tuhan berupa
kompleksitas ciptaan tuhan tentang keteraturan dan kompleksitas
aspek fisik yang dimiliki manusia. ciptaan tuhan tentang aspek fisik
yang dimiliki manusia.

3. Tahap Penyelesaian

a. Memberikan tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Mengolah data hasil tes kelas sampel penelitian secara statistik sebagai hasil

penelitian.

c. Menarik kesimpulan dari hasil yang didapat dengan teknis analisis data yang

digunakan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian artinya peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian.

Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis (test) untuk kompetensi pengetahuan

dan pengamatan (non test) untuk kompetensi sikap dan kompetensi keterampilan.
104

1. Kompetensi Pengetahuan

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Lembaran tes

berisi soal-soal yang sesuai dengan materi yang diberikan selama penelitian. Tes

yang diberikan berupa tes objektif dengan 5 alternatif. Untuk mendapatkan tes

akhir yang baik, maka dilakukan dengan langkah-langkah berikut.

a. Menetapkan jenis tes

Tes yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes objektif. Tes objektif yang

digunakan adalah dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice) yang terdiri dari 5

pilihan yaitu, A, B, C, D, dan E. Peserta didik yang menjawab akan diberi nilai 1

dan peserta didik yang menjawab salah akan diberi nilai 0. Langkah-langkah yang

dlakukan pada tahap ini sebagai berikut.

1) Membuat kisi-kisi tes sesuai dengan kompetensi dasar yang diberikan.

2) Membuat tes berupa soal uji coba.

3) Memvalidasi soal tes kepada validator

4) Melaksanakan uji coba tes di SMA Pertiwi pada tingkat kelas yang lebih tinggi

dari kelas penelitian.

5) Melaksanakan analisis butir soal dari tes yang sudah di uji cobakan.

Hasil uji coba tes tersebut dianalisis untuk mengetahui layak atau tidaknya

butir soal tersebut diberikan kepada peserta didik untuk mendapatkann butir soal

yang baik, maka dilakukan analisis butir soal dengan melakukan uji validitas,

indeks kesukaran, daya pembeda, dan realibilitas tes.


105

b. Validitas Tes

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana alat ukur ini

dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas mengacu kepada ketepatan

(appropriateness), kebermaknaan (meaningfulness), dan kebergunaan (usefulness)

suatu kesimpulan yang dibuat oleh peneliti (Lufri, 2005: 115). Validitas tes

menunjuk pada pengertian apakah tes itu dapat mengukur apa yang akan diukur.

Validitas tes yang digunakan adalah validitas logis. Validitas logis yaitu

berupa validitas isi dan konstruk. Validitas dilakukan dengan menyesuaikan

materi soal yang di uji cobakan dengan Kompetensi Dasar dan Indikator

Pencapaian Kompetensi. Menurut Lufri (2005: 121) validitas isi suatu alat ukur

ditentukan oleh sejauh mana isi alat ukur tersebut mewakili semua aspek yang

dianggap sebagai kerangka berfikir. Validasi terhadap soal posttest dilakukan

dengan dosen biologi dan salah satu guru SMA Pembangunan Laboratorium UNP.

c. Indeks Kesukaran Soal

Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan

sukar dan mudahnya sesuatu soal. Semakin tinggi indeks kesukaran butir maka

soal semakin mudah. Soal yang baik adalah soal tidak terlalu mudah atau tidak

terlalu sukar. Tes yang dilakukan adalah tes tertulis bentuk soal objektif. Untuk

menentukan tingkat kesukaran soal dari masing-masing item digunakan rumus

yang dikemukakan oleh Arikunto (2008: 208) sebagai berikut.

P= 𝐵
𝐽𝑆
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes
106

Kriteria indeks kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 . Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal


Indeks Kesukaran Soal Kriteria
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
Sumber : Arikunto (2010: 210).

Kriteria indeks kesukaran yang dipakai untuk soal posttest adalah 0,00-

0,70 dengan kriteria soal sedang sampai soal sukar.

d. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda item adalah sebuah indikator untuk menentukan apakah

suatu tes dapat membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi

dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Daya pembeda item dapat

diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi item

(Sudijono, 2007: 387). Tes bentuk objektif dalam menghitung daya pembeda

dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

B A −B B
D = J J = PA- PB
A B

Keterangan:
D = daya pembeda soal yang dicari
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab salah
BA
PA =
JA
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB
PB =
JB
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Arikunto (2010: 214).

Klasifikasi daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 8.


107

Tabel 8. Kriteria Daya Pembeda Soal


Indeks Kesukaran Soal Kriteria
0,00-0,20 Jelek
0,20-0,40 Cukup
0,40-0,70 Baik
0,70-1,00 Baik sekali
Negatif Semuanya tidak baik
Sumber: Arikunto (2010: 218).

Kriteria daya pembeda yang dipakai adalah 0,31-1,00 dengan kriteria

cukup sampai baik sekali.

e. Reliabilitas Tes

Reliabilitas mengacu kepada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur atau alat pengumpul data.

Suatu instrumen dapat dikatakan reliable atau dapat dipercaya bila instrumen

tersebut mempunyai konsistensi didalam mengukur gejala yang sama peneliti

(Lufri, 2005: 122). Untuk memperoleh indeks reliabilitas seluruh tes digunakan

aplikasi Anates Ver 4.0.2. Kriteria yang dijadikan rujukan untuk tingkat reliabilitas

tes dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Kriteria Tingkat Reliabilitas Tes


Tingkat Reliabilitas Kriteria
0,800-1,00 Sangat tinggi
0,600-0,799 Tinggi
0,400-0,599 Cukup
0,200-0,399 Rendah
0,00-1,999 Sangat rendah
Sumber : Arikunto (2009: 103).

Kriteria realibilitas tes yang dipakai pada penelitian ini adalah 0,400-1,00

dengan kriteria cukup sampai sangat tinggi.


108

2. Kompetensi Sikap

Penilaian kompetensi sikap untuk kurikulum 2013 menggunakan

instrumen berupa lembar observasi penilaian sikap peserta didik. Lembar

observasi ini merupakan instrumen nontest dengan pemberian skor untuk setiap

indikator sikap yang telah ditentukan dalam kriteria pada instrumen sikap.

Instrumen ini dikembangkan dari panduan kurikulum 2013 SMA menggunakan

daftar cek (check list). Penilaian sikap dalam pembelajaran dilakukan selama

empat kali pertemuan. Agar penilaian ini valid dan mampu mengukur kompetensi

sikap peserta didik, maka dilakukan validasi terhadap lembar observasi oleh

pembimbing dan oleh guru. Format penilaian sikap dapat dilihat pada Tabel

Tabel 10, indikator penilaian sikap dapat dilihat pada Tabel 11 dan kriteria

penilaian sikap pada Tabel 12.

Tabel 10. Contoh Tabel Lembar Observasi Penilaian Perkembangan Sikap Peserta
Didik
No Nama Skor Indikator Sikap Sosial Total
Peserta Disiplin Percaya Tanggung Kerja Skor
Didik Diri Jawab Sama
1.
2.
3.
4.
Dst.

Tabel 11. Indikator Penilaian Sikap Sosial Peserta Didik


Sikap Deskriptor yang harus terpenuhi
Disiplin Datang tepat waktu
Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah
Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan
waktu yang ditentukan
Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan
benar
109

Sikap Deskriptor yang harus terpenuhi


Percaya diri Berani presentasi di depan kelas
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan
Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-
ragu.
Tanggung jawab Melaksanakan tugas individu dengan baik
Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
Tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan
tindakan kita sendiri
Kerjasama Dapat mengerjakan tugas kelompok sesuai arahan
Mendorong teman untuk bekerjasama demi
mencapai tujuan bersama.
Tidak mendahulukan kepentingan pribadi.

Memberikan skor pada deskriptor yang terlihat.

Skor 1 bila tidak ada deskriptor yang terpenuhi


Skor 2 bila ada satu deskriptor yang terpenuhi
Skor 3 bila ada dua deskriptor yang terpenuhi
Skor 4 bila ada tiga deskriptor yang terpenuhi

Tabel 12. Kriteria Presentase Penilaian Kompetensi Sikap


Nilai Kriteria Kategori
86-100 A Sangat Tinggi/Sangat Baik
76-85 B Tinggi/ Baik
60-75 C Sedang/ Cukup
55-59 D Rendah/ Kurang Baik
<54 E Sangat rendah/ Tidak Baik
Sumber: Purwanto (2006: 103).

Perhitungan skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

skor yang diperoleh


Nilai sikap = x 100
skor maksimum

3. Kompetensi Keterampilan
110

Kompetensi keterampilan dinilai menggunakan teknik penilaian

keterampilan portofolio. Indikator penilaian keterampilan dapat dilihat pada Tabel

13.

Tabel 13. Indikator Penilaian Keterampilan

No Indikator Deskriptor yang harus terpenuhi


1 Sistematika laporan Kelengkapan dan susunan laporan
2. Tata tulis (Penggunaan huruf Tata tulis dan bahasa
kapital, huruf miring, tanda baca)
dan bahasa
3. Pendahuluan Uraian latar belakang
4. Hasil dan Pembahasan Hasil analisis dan pembahasan
5. Kesimpulan Ketepatan menarik kesimpulan
6 Referensi Tahun pengambilan referensi

Memberikan skor pada deskriptor yang terlihat.

Skor 1 bila tidak sesuai deskriptor


Skor 2 bila kurang memenuhi deskriptor
Skor 3 bila semua deskriptor terpenuhi

Perhitungan skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

skor yang diperoleh


Nilai sikap = x 100
skor maksimum

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis kompetensi

pengetahuan, sikap dan keterampilan pada penelitian ini adalah uji normalitas, uji

homogenitas, dan uji hipotesis.

1. Uji Normalitas Data


111

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data terdistribusi normal

atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas memakai uji Lilliefors, dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menyusun data X1, X2, X3, ..., Xn kompetensi peserta didik dalam tabel mulai

dari data yang terkecil hingga data yang terbesar.

b. Data X1, X2, X3, ..., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3, ..., Zn dengan

rumus:

𝑍1 = 𝑋1−𝑋
𝑆

c. Dengan X dan S masing-masing adalah rata-rata dan simpangan baku sampel.

d. Dengan menggunakan daftar terdistribusi normal baku, kemudian dihitung

peluang F(Zi) = P(Z≤Zi).

e. Menentukan harga S(Zi), yaitu proporsi skor baku yang lebih kecil atau sama

dengan Zi, dengan rumus:

𝑆(𝑍𝑖 ) = 𝐹 (𝑍𝑖 )
𝑛

f. Hitung selisih F(Zi)-S(Zi), kemudian hitung harga mutlaknya.

g. Diambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut yang

disebut L0.

h. Membandingkan nilai Lo dengan nilai kritis Ltabel yang diambil dari taraf nyata

yang dipilih. Kriterinya diterima yaitu hipotesis itu normal jika Lo lebih kecil

dari Ltabel, selain itu hipotesis ditolak (Sudjana, 2005: 466-467) .

2. Uji Homogenitas
112

Uji homogenijtas digunakan untuk melihat apakah data memiliki varians

yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini, uji homogenitas data

menggunakan uji F, dengan langkah-langkah berikut.

a. Mencari varians masing-masing kelompok data, kemudian menghitung harga F

dengan rumus berikut.

𝐹 = 𝑆1 2
𝑆2 2
Keterangan:
F : varians kelompok data
𝑆1 2 : varians terbesar
𝑆2 2 : varians terkecil

b. Melakukan pengujian dengan kriteria Fhitung < Ftabel

Untuk taraf nyata= 0,05 apabila Fhitung berada dalam batas kriteria

pengujian diatas, maka sampel berasal dari populasi varians homogen, dan

sebaliknya Fhitung tidak berada pada perhitungan diatas berarti varians tidak

homogen (Sudjana, 2005: 249).

3. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas terhadap nilai aspek

pengetahuan, sikap dan keterampilan menunjukkan data terdistribusi normal dan

memiliki varians yang homogen, maka untuk uji hipotesis peneliti menggunakan

uji t dengan rumus berikut.

xi−x
t=
S
√ 1 1
+
n1 n2

Untuk menghitung simpangan baku, digunakan rumus berikut.

( n1−1 ) S21 + ( n 2−1 ) S 21


S=
2
n 1+ n2−2
113

Dengan kriteria pengujian terima hipotesis nihil (H0) jika thitung <ttabel dan hipotesis

kerja (HI) diterima jika thitung >ttabel (Sudjana, 2005: 239).

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dari Penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel di SMA

Pembangunan Laboratorium UNP, diperoleh data tentang kompetensi belajar

peserta didik pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Kompetensi

belajar peserta didik pada aspek pengetahuan diperoleh dari hasil tes akhir

(posttest) peserta didik, pada aspek sikap dinilai setiap kali pertemuan oleh dua

orang observer, sedangkan kompetensi keterampilan diperoleh dari unjuk kerja

portofolio. Kemudian dilakukan perhitungan rata-rata nilai, varians, dan

simpangan baku kedua kelas sampel yang dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah

ini.

Tabel 14. Perhitungan Nilai Rata-rata, Varians, dan Standar Deviasi Kelas
Sampel
Kelas
Kompetensi n x̅ S S2
Sampel
Pengetahuan Eksperimen 27 77,93 11,81 139,53
  Kontrol 27 68,30 12,10 146,37
Sikap Eksperimen 27 82,00 4,08 16,65
  Kontrol 27 70,58 6,23 38,81
Keterampilan Eksperimen 26 83,89 8,41 70,72
  Kontrol 32 79,22 8,11 65,72

Keterangan:
n : jumlah anggota sampel
x̅ : nilai rata-rata
S : simpangan baku
114

S2 : varians

Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat bahwa kelas eksperimen memiliki

nilai rata-rata yang lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Hal ini karena pada kelas

eksperimen menerapkan model Rotating Trio Exchange (RTE) berbantuan media

couple card sedangkan pada kelas konrol tidak diterapkan model RTE berbantuan

media couple card melainkan dalam proses pembelajaran model yang diterapkan

yaitu model Direct Intruction (DI).

Hasil uji normalitas diperoleh harga L0 dan Ltabel pada taraf nyata 0,05

dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Uji Normalitas pada Kelas Sampel


Keteranga
Kelas Sampel N L0 Ltabel
Kompetensi n
Pengetahuan Eksperimen 27 0,10 0,173 Normal
  Kontrol 27 0,16 0,173 Normal
Sikap Eksperimen 27 0,13 0,173 Normal
  Kontrol 27 0,10 0,173 Normal
Keterampila Eksperimen 27 0,11 0,173 Normal
n
 
Kontrol 27 0,16 0,173 Normal

Berdasarkan Tabel 15, diketahui bahwa kompetensi belajar peserta didik

pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan pada kedua kelas sampel

terdistribusi normal. Analisis lengkap mengenai uji normalitas dapat di lihat pada

Lampiran 19-21. Setelah dilakukan uji normalitas maka dilakukan uji

homogenitas untuk mengetahui apakah data memiliki varians yang homogen atau

tidak. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Hasil Uji Homogenitas pada Kelas Sampel


Kompetensi Kelas Sampel  Fhitung Ftabel Keterangan
Pengetahuan Eksperimen 0,05 0,95 1,90 Homogen
  Kontrol
115

Sikap Eksperimen
0,43 Homogen
  Kontrol
Keterampilan Eksperimen 1,08 Homogen
  Kontrol

Berdasarkan Tabel 16, diketahui bahwa kompetensi belajar peserta didik

pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan pada kedua kelas sampel

memiliki varians yang homogen. Analisis lengkap mengenai uji normalitas dapat

di lihat pada Lampiran 22-24. Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas

dapat diketahui bahwa data terdistribusi normal dan memiliki varians yang

homogen. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t, untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan model RTE berbantuan media

couple card. Hasil analisis untuk uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Hasil Analisis Uji Hipotesis pada Kelas Sampel


Kompetensi Kelas Sampel x̅  thitung ttabel Keterangan
Pengetahuan Eksperimen 77,93
3,04
Hipotesis
  Kontrol 68,30 diterima
Sikap Eksperimen 82,00 Hipotesis
6,93
  Kontrol 70,58 0,05 1,67 diterima
Keterampila Eksperimen 83,89 Hipotesis
n 2,13
Kontrol diterima
  79,22

Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa thitung > ttabel, maka HI diterima, yaitu

penerapan model RTE berbantuan media couple card berpengaruh positif

terhadap kompetensi belajar peserta didik pada aspek pengetahuan, sikap dan

keterampilan di SMA Pembangunan Laboratorium UNP.

B. Pembahasan

1. Pengaruh Model Rotating Trio Exchange (RTE) Berbantuan Media Couple


Card terhadap Kompetensi Belajar pada Aspek Pengetahuan.
116

Berdasarkan analisis data diketahui bahwa rata-rata nilai aspek

pengetahuan peserta didik kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan

model RTE berbantuan media couple card memiliki nilai pengetahuan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak menerapkan model RTE

berbantuan media couple card. Hasil analisis uji hipotesis diketahui bahwa

penerapan model RTE berbantuan media couple card berpengaruh positif terhadap

peningkatan kompetensi belajar pada aspek pengetahuan peserta didik kelas pada

materi sirkulasi di SMA Pembangunan Laboratorium UNP.

Berdasarkan hasil analisis ini, kompetensi belajar peserta didik pada aspek

pengetahuan di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hal ini

sejalan dengan penelitian Astuti (2016: 7) yang menunjukkan bahwa kelompok

eksperimen yang menerapkan model RTE mengalami peningkatan prestasi belajar

peserta didik pada kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol.

Penelitian Wahono (2013: 61) juga menyatakan bahwa penggunaan model RTE

dalam pembelajaran sudah efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan peserta didik secara klasikal.

Kompetensi belajar pada aspek pengetahuan di kelas eksperimen

mengalami peningkatan karena menerapkan model RTE berbantuan media couple

card dalam proses pembelajaran. Model RTE berbantuan media couple card

menuntut peserta didik aktif untuk bekerjasama dalam kelompok melalui

perputaran anggota kelompok yang beranggotakan 3 orang (trio). Peserta didik

dapat bekerjasama dengan peserta didik dari kelompok lain melalui perputaran

sehingga peserta didik mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi


117

yang diperoleh dan mudah dalam menemukan serta memahami konsep yang sulit.

Hal tersebut dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan peserta didik. Dipayana

(2014: 8) menjelaskan bahwa model RTE mendorong peserta didik untuk aktif

dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk memperoleh hasil

belajar yang baik. Sejalan dengan itu, penelitian Astuti (2016: 7) juga menyatakan

penerapan model Rotating Trio Exchange (RTE) dapat meningkatkan keaktifan

dan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari sehingga berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa.

Media couple card yang digunakan juga dapat membuat peserta didik

lebih paham materi karena soal disajikan satu persatu dalam media couple card.

Peserta didik akan mendiskusikan satu persatu soal yang diberikan sehingga

mereka akan memahami konsep dengan baik. Penelitian Sukmawati (2016: 4)

menjelaskan bahwa penggunaan media couple card di kelas eksperimen lebih

mampu memahamkan siswa terhadap materi karena siswa harus menyelesaikan

soal-soal dalam kartu yang diberikan.

2. Pengaruh Model Rotating Trio Exchange (RTE) Berbantuan Media Couple


Card terhadap Kompetensi Belajar pada Aspek Sikap.

Kompetensi belajar pada aspek sikap peserta didik dinilai oleh 2 orang

observer menggunakan lembar observasi. Hasil kompetensi belajar aspek sikap

peserta didik kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model RTE

berbantuan media couple card lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang

tidak menerapkan model RTE berbantuan media couple card. Berdasarkan hasil

analisis uji hipotesis diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe RTE berbantuan media couple card berpengaruh positif terhadap peningkatan
118

kompetensi belajar pada aspek sikap peserta didik pada materi sirkulasi di SMA

Pembangunan Laboratorium UNP.

Pembelajaran menggunakan model RTE berbantuan media couple card

dapat membuat peserta didik berinteraksi dan bekerjasama dengan peserta didik

yang lain. Penelitian Wahono (2013: 57) menyatakan bahwa pembelajaran

menggunakan model RTE terbukti mampu meningkatkan kualitas pembelajaran

peserta didik dalam menciptakan interaksi sosial karena membutuhkan partisipasi

dan kerjasama kelompok pembelajaran, menumbuhkan semangat kerjasama

dalam kegiatan pembelajaran, serta menumbuhkan semangat saling menghargai

antara siswa dalam berpendapat pada menyampaikan gagasan.

Sintaks pada model RTE menuntut peserta didik untuk berotasi dari satu

kelompok ke kelompok lainnya. Peserta didik akan mendiskusikan setiap soal

yang diberikan dengan kelompok berbeda. Hal ini dapat melatih peserta didik

untuk menghargai pendapat setiap anggota kelompok. Selain itu, variasi dalam

model ini dapat menarik perhatian peserta didik sehingga peserta didik aktif dalam

proses pembelajaran. Selain itu, selama proses pembelajaran peserta didik tidak

akan merasa bosan karena setiap selesai mendiskusikan satu soal kelompok akan

dirotasi, sedangkan pada kelas kontrol kompetensi sikap peserta didik jauh lebih

rendah. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran didominasi oleh guru

sehingga menyebabkan peserta didik pasif. Proses pembelajaran juga membuat

peserta jenuh sehingga kompetensi sikap peserta didik rendah.

3. Pengaruh Model Rotating Trio Exchange (RTE) Berbantuan Media Couple


Card terhadap Kompetensi Belajar pada Aspek Keterampilan.
119

Kompetensi belajar pada aspek keterampilan peserta didik dinilai melalui

tugas makalah yang dikumpulkan. Hasil kompetensi belajar aspek keterampilan

peserta didik kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model RTE

berbantuan media couple card lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang

tidak menerapkan model RTE berbantuan media couple card. Berdasarkan hasil

analisis uji hipotesis diketahui bahwa penerapan RTE berbantuan media couple

card berpengaruh positif terhadap peningkatan kompetensi belajar pada aspek

keterampilan peserta didik pada materi sirkulasi di SMA Pembangunan

Laboratorium UNP.

Penerapan model RTE berbantuan media couple card dapat meningkatkan

kompetensi keterampilan peserta didik. Peningkatan kompetensi keterampilan ini

disebabkan karena adanya perputaran anggota kelompok sehingga terdapat

komunikasi yang baik antar peserta didik. Penelitian Heliyandri (2018: 5)

menunjukkan hasil belajar diperoleh sebesar 0,52 yang berarti adanya

keberhasilan peningkatan hasil belajar psikomotorik siswa setelah diterapkan

model Rotating Trio Exchange.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model RTE

berbantuan media couple card memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan

kompetensi belajar peserta didik pada asepek pengetahuan, sikap dan

keterampilan di SMA Pembangunan Laboratorium UNP. Hal ini tterbukti dari

hasil akhir penelitian yang menunjukkan bahwa nilai kelas eksperimen lebih

tinggi dari kelas kontrol.


120

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan kompetensi pengetahuan (77,93),

kompetensi sikap (82,00), dan keterampilan (83,89) pada kelas eksperimen lebih

tinggi dari pada kelas kontrol berturut-turut 68,30; 70,58; dan 79,22. Hasil analisis

hipotesis di ketahui bahwa thitung pada ketiga kompetensi ini lebih besar dari ttabel.

Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan model Rotating Trio Exchange (RTE) berbantuan media couple card

berpengaruh positif terhadap kompetensi belajar biologi peserta didik di SMA

Pembangunan Laboratorium UNP.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka penuls mengajukan

beberapa saran sebagai berikut.

1. Guru diharapkan diharapkan model Rotating Trio Exchange (RTE) sebagai

variasi mengajar pada proses pembelajaran di kelas untuk memperoleh hasil

belajar yang lebih baik.


121

2. Penelitian selanjutnya yang menerapkan model Rotating Trio Exchange (RTE)

diharapkan dapat mengelola kelas lebih baik lagi sehingga pembelajaran lebih

kondusif.

3. Penelitian ini hanya terbatas pada materi sistem siirkulasi, maka disarankan

pada peneliti lain agar dapat melanjutkan peneltian ini pada materi dan sampel

yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Amaliah, Rezeki. 2017. Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Gerak dengan
Menerapkan Model Rotating Trio Exchange (RTE) pada Siswa Kelas XI
SMAN 4 Bantimurung. Jurnal Dinamika,Vol. 08, No.1: 11-17.

Arikunto, Suharsimi. 2008.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Asma, Nur. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: Universitas Negeri


Padang Press.

Astuti, Rini. 2015. Penerapan Model Rotating Trio Exchange (RTE) untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrolisis
Garam di Kelas XI IPA SMA N 9 Pekanbaru. Skripsi. Riau: Universitas
Negeri Riau.

Dipayana, dkk. 2014. Pengaruh Model Rotating Trio Exchange (RTE) terhadap
Hasil Belajar Matematika. Jurnal Ilmiah. Vol. 6 No. 1: 1-10.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Asdi Mahasatya.

Ekawati, Sri. 2018. Penggunaan Model Rotating Trio Exchange untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi pada Topik Persamaan Dasar
Akutansi. Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol. 2, No. 2: 176-184.

Hasanah, Mariawati dan Ahmad Fathoni. 2018. Penerapan Model Rotating Trio
Exchange Berbantu Multimedia Interaktif terhadap Hasil Belajar
Edumatic. Jurnal Pendidikan Informatika, Vol. 3, No. 1: 1-6.
122

Hasanah, Nor Fajariyatul, Mohammad Edy Nurtaman, dan Umi Hanik. 2018.
Pengaruh Model Rotating Trio Exchange (RTE) terhadap Hasil Belajar dan
Minat Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Pinggir Papas 1 Sumenep.
Jurnal Widyagogik, Vol. 6, No. 2: 112-121.

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.


Heliyandari, Y. 2018. Penerapan Model Rotating Trio Exchange terhadap
Keterampilan Kooperatif dan Hasil Belajar Siswa pada Materi
Momentum dan Impuls. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, Vol. 9,
No. 1: 28-35.

Iffatunnisa, Ana. 2017. Pengaruh Model RTE (Rotating Trio Exchange) terhadap
Hasil Belajar pada Aspek Kognitif IPA Terpadu Kelas VII SMP Negeri 3
Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus pada Materi Wujud Zat dan
Perubahannya. Skripsi. Lampung: Institut Agama Islam Negeri Raden
Intan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Materi Pelatihan Implementasi


Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaandan Penjaminan Mutu Pendidikan.

Kunandar. 2015. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik


Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lufri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

______. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press.

Muawanah, dkk. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Rotating Trio


Exchange dengan Media LKPD untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematis Materi Perbandingan Siswa MTS Al-Amin
Malang. Jurnal Pendidikan, Vol 14, No. 7: 1-7.
Neshia, Wisya, dkk. 2018. Penerapaan Model Pembelajaran Rotating Trio
Exchange (RTE) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas
XI SMAN 14 Pekanbaru. Skripsi. Riau: Universitas Riau.
Oktarini, Devi. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Rotating Trio Exchange
dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V MI Terpadu
Muhammadiyah Bandar Lampung. Skripsi. Lampung:
Muhammadiyah Bandar Lampung.

Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah
123

Prasetya, Diky. 2013. Implementasi Metode Think Pair Share dengan


Menggunakan Media Couple Card pada Kompetensi Dasar Kenampakan
Alam dan Keragaman Suku Bangsa untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Kelas IV SDN Sidorejo 02 Saradan Madiun. Skripsi. Malang: UIN
Maulana Malik Ibrahim.

Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Puspitasari, Ai Nina Karlina. 2019. Penerapan Teams Games Tournament


Bermedia Couple Card untuk Meningkatkan Berpikir Kritis dan Hasil
Belajar Siswa. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidik Indonesia.

Rahmi,dkk. 2018. Penggunaan Model Rotating Trio Exchange (RTE) Berbantuan


Media Couple Card Pada Sub Materi Tata Nama Senyawa Hidrokarbon
terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Adisucipto Sungai
Raya. Jurnal Ilmiah, Vol. 6, No. 1: 1-9.

Salafudin, Faisal dan Bambang Sudarsono. 2019. Peningkatan Aktivitas dan


Hasil Belajar Siswa dengan Model Rotating Trio Exchange di SMK Tunas
Nusantara Purworejo. Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif. Vol. 13, No.01:
91-95.

Sari, Defita Purba. 2017. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Rotating
Trio Exchange (RTE) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Matematika Kelas V SD Negeri Karang Sari Kecamatan Padang Ratu.
Skripsi. Lampung: Universitas Lampung.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Bandung: Nusamedia

Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo


Persada.
Sudirman, Arief S. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2009. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sukmawati, Rahmania, Sudarmin dan Novi Ratna Dewi. 2017. Pengaruh Model
Think Pair Share Berbantuan Media Couple Card Tema Bunyi terhadap
Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berkomunikasi Ilmiah. Skripsi.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
124

Sunadi, Ririn. Pengaruh Model Rotating Trio Exchange (RTE) terhadap Hasil
Belajar Fisika dan Hasil Kerjasama Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1
Sengkang Kabupaten Wajo. Skripsi. Makassar: UIN Alauddin Makassar.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Taniredja, dan Tukiran.2015. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.


Bandung: Alfabeta Bandung.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana
Uno, Hamzah B dan Satria Koni. 2012. Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Wahono. 2013. Efektivitas Model Rotating Trio Exchange (RTE) terhadap
Hasil Belajar Kompetensi Dasar Atmosfer dan Hidrosfer Kelas VII SMP 9
Semarang Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Yuliyati, Baharuddin, dan Rafiqah. 2016. Penerapan Model Rotating Trio
Exchange (RTE) untuk Meningkatkan Hasil Belajar PesertaDidik pada
Mata Pelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 4, No. 2: 1-4.
125

Lampiran 1. Uji Normalitas Populasi

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

XI MIA 1 .192 26 .014 .948 26 .211

XI MIA 2 .154 26 .112 .957 26 .343

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai pada masing-masing kelas

dengan perbandingan hasil data signifikasi >0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

populasi terdistribusi normal


126

Lampiran 2. Uji Homogenitas Populasi

Test of Homogeneity of Variances


UTS
Levene
df1 df2 Sig.
Statistic
2.977 1 51 .091

Independent Samples Test


Levene's
Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
95% Confidence
Sig.(2- Mean Std. Error Interval of the
F Sig. T df Difference
tailed) Difference Difference
Lower Upper
Hasil Equal
Belajar variances 2.977 .091 -1.800 51 .078 -4.12393 2.29133 -8.72397 .47610
Biologi assumed
Equal
variances
-1.792 47.650 .079 -4.12393 2.30139 -8.75206 .50420
not
assumed
127

Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai pada masing-masing kelas

dengan perbandingan hasil data signifikasi > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

populasi bersifat homogen.

Lampiran 3. Hasil Wawancara Dengan Guru


128
i
ii

Lampiran 4. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik


iii

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMA Pembangunan Laboratorium UNP


Kelas / Semester : XI/I
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Sirkulasi
Alokasi Waktu : 10 JP X 45 Menit (5 Pertemuan)

Kompetensi Inti (KI)


KI I. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun,ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsive dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
iv

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6 Menganalisis hubungan 3.61 Menjelaskan pengertian sistem
antara struktur jaringan peredaran darah dan fungsi darah pada
penyusun organ pada sistem manusia.
sirkulasi dalam kaitannya 3.62 Menjelaskan struktur dan fungsi
dengan bioproses dan gangguan komponen darah pada manusia.
fungsi yang dapat terjadi pada 3.63 Menjelaskan mekanisme pembekuan
sistem sirkulasi manusia. darah.
3.64 Menjelaskan cara penggolongan darah
pada manusia
3.65 Menganalisis kaitan struktur organ
peredaran darah dengan fungsinya
pada sistem peredaran darah manusia.
3.66 Membedakan sistem peredaran darah
besar dengan sistem peredaran darah
kecil.
3.67 Menjelaskan komponen penyusun
sistem limfa.
3.68 Menjelaskan sistem peredaran limfa.
3.69 Menganalis kaitan kelainan organ
peredaran darah terhadap fungsi
sistem peredaran darah.
4.6 Menyajikan karya tulis Membuat makalah mengenai analisis data
tentang kelainan pada struktur tentang kelainan pada sistem sirkulasi
dan fungsi darah, jantung, manusia dan teknologi penangannya.
pembuluh darah yang
menyebabkan ganggua sistem
sirkulasi manusia serta
kaitannya dengan teknologi
melalui studi literatur.

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik
mampu:
Pertemuan Pertama
1. Menjelaskan pengertian sistem peredaran darah dan fungsi darah pada
manusia.
2. Menjelaskan struktur dan fungsi komponen darah pada manusia.
3. Menjelaskan mekanisme pembekuan darah.
4. Menjelaskan cara penggolongan darah pada manusia
v

Pertemuan Kedua
1. Menganalisis kaitan struktur organ peredaran darah dengan fungsinya pada
sistem peredaran darah manusia.
2. Membedakan sistem peredaran darah besar dengan sistem peredaran darah
kecil
Pertemuan Ketiga
1. Menjelaskan komponen penyusun sistem limfa.
2. Menjelaskan sistem peredaran limfa.
Pertemuan Keempat
Menganalis kaitan kelainan organ peredaran darah terhadap fungsi sistem
peredaran darah.
Pertemuan Kelima
Ulangan Harian (Posttest)
C. Materi Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Pengertian Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah merupakan sistem transportasi tubuh secara
fungsional menghubungkan organ-organ pertukaran dengan sel-sel tubuh,
mengangkut bahan-bahan yang dibutuhkan, seperti O2 dan zat makanan atau
bahan-bahan sisa metabolisme seperti CO2 dan urea.
2. Fungsi Darah
Darah berfungsi antara lain, sebagai berikut:
a. Mengangkut bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh
b. Mengendalikan stabilitas suhu tubuh
c. Sebagai alat pertahanan tubuh
d. Mengatur keseimbangan pH
e. Berperan dalam pembekuan darah jika terjadi luka
3. Komponen Darah
Darah terdiri atas dua komponen, yaitu:
1. Plasma Darah
Plasma darah merpakan bagian cair yang bewarna kekuningan, terdiri atas:
vi

a. Hampir 90% air yang didalamnya terlarut berbagai macam zat


b. Garam-garam mineral
c. Protein plasma
2. Sel Darah
a. Sel Darah Merah (eritrosit)
b. Sel Darah Putih (leukosit)
1) Granulosit
Granulosit dibedakan berdasarkan reaksi granulanya terhadap zat pewarna,
yaitu: Eosinofil, Basofil dan Neutrofil.
2) Agranulosit
Plasma agranulosit tidak mengandung granula (butiran). Agranulosit
dibedakan menjadi dua yaitu: Limfosit, Monosit dan Keping Darah
(trombosit).
Pertemuan Kedua
1. Organ yang Terlibat dalam Sistem Peredaran Darah Manusia.
A. Jantung
Jantung terletak dalam rongga dada agak sebelah kiri, diantara paru-paru
kanan dan paru-paru kiri. Massanya kurang lebih 300 gram, besarnya sebesar
kepalan tangan. Jantung memiliki fungsi untuk memompa darah. Dengan adanya
jantung, darah dapat dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Jantung mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
1) Dinding jantung
Dinding jantung merupakan bagian yang membungkus ruangan jantung.
Dinding ini terdiri atas tiga lapis, yaitu:
a) Perikardium
b) Miokardium
c) Endokardium
2) Ruangan jantung
Ruangan jantung manusia berjumlah empat terdiri dari dua serambi
(atrium), yaitu atrium kanan dan atrium kiri serta dua bilik (ventrikel), yaitu bilik
kanan dan bilik kiri.
vii

3) Katup jantung
Antara serambi dan bilik, antara bilik dan nadi terdapat katup atau valvula.
Fungsi katup ini untuk menjaga agar aliran darah tetap searah. Katup jantung
terdiri atas dua, yaitu katup trikuspidalis dan katup bikuspidalis.
B. Pembuluh Darah
Berdasarkan aliran darahnya, pembuluh darah dibedakan atas tiga, yaitu:
1. Pembuluh nadi atau arteri
2. Pembuluh balik atau vena
3. Pembuluh kapiler
2. Siklus Jantung
Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan
jantung) dan diastole (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel
mengalami siklus sistol dan diastole yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat
penyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sedangkan relaksasi timbul satelah
repolarisasi otot jantung.
3. Mekanisme Sistem Peredaran Darah
a. Peredaran darah besar (sistemik), yaitu peredaran darah dari jantung (bilik kiri)
menuju keseluruh tubuh (kecuali paru-paru) dan kembali ke jantung (serambi
kanan).
b. Peredaran darah kecil (pulmonalis), yaitu peredaran darah dari jantung (bilik
kanan) menuju ke paru-paru kembali ke jantung (serambi kiri). Selain itu, ada
juga sistem vena porta, yaitu vena dari suatu alat tubuh sebelum menuju ke
jantung, mampir dulu ke suatu alat.
Pertemuan Ketiga
1. Komponen Penyusun Limfa
A. Organ limfa
1) Nodus limfa
Nodus limfa memiliki struktur berbentuk oval berukuran 1-20 mm,
tersusun dari sejumlah pembuluh limfa. Nodus limfa antara lain nodus sub
maksila dibagian dasar mulut, nodus servik di leher, nodus supratroklear di atas
lekukan siku, nodus ketiak dan nodus inguen di lipatan paha
viii

2) Kelenjar timus
Timus terletak di dada berwarna kemerahan, terdiri atas 2 lobus dan
berperan dalam sistem kekebalan karena memproduksi limfosit T. Ukuran limfosit
pada bayi 10 gram dan berkembang hingga 30-40 gram saat remaja dan
selanjutnya akan mengecil lagi
3) Kelenjar amadel (tonsil)
Tonsil terletak di bagian kanan dan kiri faring di belakang rongga mulut.
Tonsil berfungsi menahan kuman (misanya bakteri dan virus) yang masuk melalui
mulut, hidung dan kerongkongan.
4) Limpa (lien)
Kelenjar berwarna ungu tua yang terdapat di sebelah kiri abdomen (di
bawah iga ke-9, 10, 11 dan permukaan luarnya menyentuh diafragma.
B. Pembuluh Limfa
Pembuluh limfa terdiri atas komponen sebagai berikut.
1) Kapiler limfa
2) Saluran limfa (Lakteal)
3) Pembuluh pengumpul
4) Batang limfa
5) Duktus limfa
C. Cairan Limfa
Cairan lmfa merupakan cairan jaringan yang diabsorbsi ke dalam kapiler limfa.
2. Mekanisme Sistem Peredaran Limfa.
Masuknya cairan limfa ke dalam pembuluh limfa diawali pada kapiler
limfa. Cairan interstisial dari jaringan masuk ke dalam kapiler limfa akibat
perbedaan tekanan osmotik antara lingkungan di sekitar pembuluh (ruangan sel
jaringan) dengan tekanan di dalam kapiler. Kapiler limfa yang memiliki
permeabilitas tinggi menyebabkan cairan intersitial masuk ke dalam kapiler.
Setelah berada dalam kapiler cairan interstisial disebut sebagai cairan limfa.
Cairan limfa lalu mengalir ke saluran penampung seterusnya ke pembuluh limfa
yang paling besar. Cairan limfa mengalir melewati nodus-nodus limfa, dimana
ix

cairan selanjutnya disaring untuk menjaga kualitas cairan darah. Selanjutnya,


cairan plasma dikembalikan ke dalam aliran darah.
Pertemuan Keempat
Gangguan Sistem Peredaran Darah
1. Anemia
2. Hemofilia
3. Leukimia
4. Siklemia (Sickle cell disease)
5. Talasemia
6. Hipertensi
7. Hipotensi
8. Arteriosklerosis
9. Arterosklerosis
10.Trombus dan Embolus
D. Pendekatan/ Metode/ Model Pembejaran
1. Pendekatan : Kontruktivisme
2. Metode : Diskusi, tanya jawab
3. Model : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio
Exchange (RTE)
E. Media dan Bahan
1.Media : Couple card
2. Alat/ Bahan: Alat tulis, papan tulis, spidol.
F. Sumber Belajar
1. Safitri, Ririn. 2016. Biologi. Surakarta: Mediatama
2. Buku referensi lain.
x

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama ( 2 JP )
Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan menyapa peserta 20 menit
didik.
2. Guru mengkondisikan peserta didik agar siap
menerima pelajaran.
3. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai
pelajaran.
4. Absensi peserta didik.
5. Mengaitkan materi dengan materi
sebelumnya
“ananda telah mempelajari jaringan hewan,
coba ananda sebutkan macam-macam
jaringan hewan? Apa saja yang termasuk
dalam jaringan ikat?”
6. Guru menarik perhatian siswa dengan
menampilkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan sel-sel darah.

Gambar 1. Sel darah manusia.


7. Memotivasi peserta didik
“guru mengajak peserta didik untuk masuk
kepada materi yang akan dibahas dengan
mengajukan pertanyaan- pertanyaan berikut.
1) Perbedaan apa yang terdapat antar kedua
gambar itu?
2) Mengapa perbedaan karakter tersebut
dapat muncul, apakah ada kaitan dengan
fungsinya?
3) Kira-kira apa yang terjadi jika tubuh kita
tidak memproduksi darah lagi?”
8. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
9. Guru menginformasikan model dan langkah
pembelajaran.
xi

Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
10. Kelas dibagi menjadi kelompok yang
anggotanya terdiri dari 3 orang.
Kegiatan Inti Fase 1 5 menit
(Rotating Trio Guru memberikan bahan diskusi untuk
Exchange) dipecahkan dalam bentuk couple card yang berisi
pertanyaan mengenai materi struktur dan fungsi
darah.
Fase 2 20 menit
1. Kelompok mendiskusikan pertanyaan yang
didiskusikan
2. Kelompok menyajikan hasil diskusi di depan
kelas.
Fase 3 5 menit
Berdasarkan waktu, siswa yang mempunyai
simbol 1 berpindah ke kelompok lain searah jarum
jam dan simbol nomor 2 berlawanan jarum jam,
sedangkan nomor 0 tetap di tempat.
Fase 4 20 menit
1. Guru memberikan pertanyaan dalam bentuk
media couple card untuk didiskusikan oleh trio
baru tersebut dan ditambahkan lagi tingkat
kesulitan soal
2. Setelah peputaran kelompok kembali terjadi
yakni siswa dengan simbol 1, dan 2 kembali
bertukar tempat. Penyajian hasil diskusi oleh
kelompok.
Penutup 1. Guru meminta beberapa siswa untuk 10 menit
menyampaikan rangkuman materi selama
pembelajaran.
2. Guru memberikan tugas kepada peserta didik.
3. Guru menutup proses pembelajaran dengan
membaca Alhamdulillah dan mengucap
Assalamualaikum.
Pertemuan Kedua ( 2 JP )
Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik berdoa. 20 menit
xii

Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
2. Absensi peserta didik.
3. Guru mengkondisikan peserta didik agar siap
menerima pelajaran.
4. Guru memberikan apersepsi dengan
mengaitkan materi pada pertemuan 1.
“kemarin kita sudah membahas mengenai
struktur dan fungsi darah, siapa yang bisa
mengulang?”
5. Memotivasi peserta didik
“dengan mengetahui peranan jantung dan
pembuluh darah dalam sistem tubuh manusia,
maka kita sebagai manusia akan selalu
menjaga kesehatan jantung dan pembuluh
darah kita dan senantiasa memuji kebesaran
Allah SWT. dan senantiasa bersyukur atas
nikmat kesehatan yang telah diberikan”.
6. Mengajukan pertanyaan untuk mengetahui
prasyarat yang sudah dikuasai peserta didik
“ananda coba pegang bagian dadanya
masing-masing, apakah yang kalian rasakan
setelah memegang dada sebelah kiri kalian?
mengapa dada yang kalian pegang terasa
berdenyut? tahukan organ apakah yang
berdenyut itu?”
7. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
8. Kelas dibagi menjadi kelompok yang
anggotanya terdiri dari 3 orang.
Kegiatan Inti Fase 1 5 menit
(Rotating Trio Guru memberikan bahan diskusi untuk
Exchange) dipecahkan dalam bentuk couple card yang berisi
pertanyaan mengenai struktur organ peredaran
darah dengan fungsinya pada sistem peredaran
darah manusia.
Fase 2 20 menit
1. Kelompok mendiskusikan pertanyaan yang
didiskusikan
2. Kelompok menyajikan hasil diskusi di depan
xiii

Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
kelas.
Fase 3 5 menit
Berdasarkan waktu, siswa yang mempunyai
simbol 1 berpindah ke kelompok lain searah jarum
jam dan simbol nomor 2 berlawanan jarum jam,
sedangkan nomor 0 tetap di tempat.
Fase 4 30 menit
1. Guru memberikan pertanyaan dalam bentuk
media couple card untuk didiskusikan oleh trio
baru tersebut dan ditambahkan lagi tingkat
kesulitan soal
2. Setelah peputaran kelompok kembali terjadi
yakni siswa dengan simbol 1, dan 2 kembali
bertukar tempat. Penyajian hasil diskusi oleh
kelompok.
Penutup 1. Guru meminta beberapa siswa untuk 10 menit
menyampaikan rangkuman materi selama
pembelajaran.
2. Guru memberikan tugas kepada peserta didik.
3. Guru menutup proses pembelajaran dengan
membaca Alhamdulillah dan mengucap
Assalamualaikum.
Pertemuan Ketiga ( 2 JP )
Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik berdoa. 15 menit
2. Absensi peserta didik.
3. Guru mengkondisikan peserta didik agar siap
menerima pelajaran.
4. Guru memberikan apersepsi dengan
mengaitkan materi sebelumnya.
5. Memotivasi peserta didik dengan mengajukan
pertanyaan
“apa yang ananda rasakan saat meraba sisi
leher di bawah rahang masing-masing? apakah
ananda pernah mengalami pembengkakan
nodus dilipatan paha atau leher? apa fungsi
amandel? Mengapa setelah operasi
xiv

Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
pengangkatan amandel seseorang mudah
terserang penyakit ?”
6. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
7. Kelas dibagi menjadi kelompok yang
anggotanya terdiri dari 3 orang.
Kegiatan Inti Fase 1 5 menit
(Rotating Trio Guru memberikan bahan diskusi untuk
Exchange) dipecahkan dalam bentuk couple card yang berisi
pertanyaan mengenai sistem limfa.
Fase 2 20 menit
1. Kelompok mendiskusikan pertanyaan yang
didiskusikan
2. Kelompok menyajikan hasil diskusi di depan
kelas.
Fase 3 5 menit
Berdasarkan waktu, siswa yang mempunyai
simbol 1 berpindah ke kelompok lain searah jarum
jam dan simbol nomor 2 berlawanan jarum jam,
sedangkan nomor 0 tetap di tempat.
Fase 4 30 menit
1. Guru memberikan pertanyaan dalam bentuk
media couple card untuk didiskusikan oleh trio
baru tersebut dan ditambahkan lagi tingkat
kesulitan soal
2. Setelah peputaran kelompok kembali terjadi
yakni siswa dengan simbol 1, dan 2 kembali
bertukar tempat. Penyajian hasil diskusi oleh
kelompok.
Penutup 1. Guru meminta beberapa siswa untuk 10 menit
menyampaikan rangkuman materi selama
pembelajaran.
2. Guru memberikan tugas kepada peserta didik.
3. Guru menutup proses pembelajaran dengan
membaca Alhamdulillah dan mengucap
Assalamualaikum.
Pertemuan Keempat ( 2 JP )
xv

Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik berdoa. 20 menit
2. Absensi peserta didik.
3. Guru mengkondisikan peserta didik agar siap
menerima pelajaran.
4. Guru memberikan apersepsi dengan
mengaitkan materi sebelumnya
5. Memotivasi peserta didik dengan mengajukan
pertanyaan
“ serangan jantung menjadi salah satu
penyebab kematian tertinggi di dunia. apa yang
kalian mengetahui penyebab dari penyakit
serangan jantung ? mengapa atlet sering
menderita varises?
6. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
7. Kelas dibagi menjadi kelompok yang
anggotanya terdiri dari 3 orang.
Kegiatan Inti Fase 1 5 menit
(Rotating Trio Guru memberikan bahan diskusi untuk
Exchange) dipecahkan dalam bentuk couple card yang berisi
pertanyaan mengenai kelainan pada gangguan
sistem sirkulasi.
Fase 2 20 menit
1. Kelompok mendiskusikan pertanyaan yang
didiskusikan
2. Kelompok menyajikan hasil diskusi di depan
kelas.
Fase 3 5 menit
Berdasarkan waktu, siswa yang mempunyai
simbol 1 berpindah ke kelompok lain searah
jarum jam dan simbol nomor 2 berlawanan jarum
jam, sedangkan nomor 0 tetap di tempat.
30 menit
Fase 4
1. Guru memberikan pertanyaan dalam bentuk
media couple card untuk didiskusikan oleh trio
baru tersebut dan ditambahkan lagi tingkat
kesulitan soal
2. Setelah peputaran kelompok kembali terjadi
xvi

Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
yakni siswa dengan simbol 1, dan 2 kembali
bertukar tempat. Penyajian hasil diskusi oleh
kelompok.
Penutup 1. Guru meminta beberapa siswa untuk 10 menit
menyampaikan rangkuman materi selama
pembelajaran.
2. Guru memberikan tugas kepada peserta didik
3. Guru menutup proses pembelajaran dengan
membaca Alhamdulillah dan mengucap
Assalamualaikum.
Pertemuan Kelima:
Ulangan Harian-Posttest
H. Penilaian
a. Teknik penilaian dan Bentuk Instrumen
No Kompetensi Dasar Teknik dan Bentuk Instrumen
Pengetahuan Sikap Keterampilan
3.6 Menganalisis 1. Tes tertulis Observasi
hubungan antara struktur Objektif
jaringan penyusun organ
pada sistem sirkulasi
dalam kaitannya dengan
bioproses dan gangguan
fungsi yang dapat terjadi
pada sistem sirkulasi
manusia.
4.6 Menyajikan karya tulis Portofolio
tentang kelainan pada
struktur dan fungsi darah,
jantung, pembuluh darah
yang menyebabkan
gangguan sistem sirkulasi
manusia serta kaitannya
dengan teknologi melalui
studi literature.

b. Prosedur Penilaian
No Aspek yang Teknik Penilaian Waktu Penilaian
dinilai
1. Pengetahuan Instrumen soal Penyelesaian tugas
xvii

kelompok dan individu


2. Sikap Lembar observasi Selama pembelajaran dan
pengamatan penilaian selama diskusi
sikap
3. Keterampilan Instrumen penilaian Setelah penyelesaian
makalah makalah

1) Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan pada akhir pembelajaran yang dilakukan dengan
bentuk penilaian berupa tes (terlampir).
2) Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar
observasi penilaian sikap (terlampir).
3) Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan instrumen penilaian makalah.
Lembar penilaian keterampilan (terlampir).

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA Pembangunan Laboratorium UNP


Kelas / Semester : XI/I
Mata Pelajaran : Biologi
xviii

Materi Pokok : Sistem Sirkulasi


Alokasi Waktu : 10 JP X 45 Menit (5 Pertemuan)

Kompetensi Inti (KI)


KI I. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun,ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsive dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6 Menganalisis hubungan 3.610 Menjelaskan pengertian sistem
antara struktur jaringan peredaran darah dan fungsi darah pada
penyusun organ pada sistem manusia.
sirkulasi dalam kaitannya 3.611 Menjelaskan struktur dan fungsi
dengan bioproses dan gangguan komponen darah pada manusia.
fungsi yang dapat terjadi pada 3.612 Menjelaskan mekanisme pembekuan
sistem sirkulasi manusia. darah.
xix

3.613 Menjelaskan cara penggolongan darah


pada manusia
3.614 Menganalisis kaitan struktur organ
peredaran darah dengan fungsinya
pada sistem peredaran darah manusia.
3.615 Membedakan sistem peredaran darah
besar dengan sistem peredaran darah
kecil.
3.616 Menjelaskan komponen penyusun
sistem limfa.
3.617 Menjelaskan sistem peredaran limfa.
3.618 Menganalis kaitan kelainan organ
peredaran darah terhadap fungsi
sistem peredaran darah.
4.6 Menyajikan karya tulis Membuat makalah mengenai analisis data
tentang kelainan pada struktur tentang kelainan pada sistem sirkulasi
dan fungsi darah, jantung, manusia dan teknologi penangannya.
pembuluh darah yang
menyebabkan ganggua sistem
sirkulasi manusia serta
kaitannya dengan teknologi
melalui studi literatur.

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik
mampu:
Pertemuan Pertama
5. Menjelaskan pengertian sistem peredaran darah dan fungsi darah pada
manusia.
6. Menjelaskan struktur dan fungsi komponen darah pada manusia.
7. Menjelaskan mekanisme pembekuan darah.
8. Menjelaskan cara penggolongan darah pada manusia
Pertemuan Kedua
3. Menganalisis kaitan struktur organ peredaran darah dengan fungsinya pada
sistem peredaran darah manusia.
4. Membedakan sistem peredaran darah besar dengan sistem peredaran darah
kecil
Pertemuan Ketiga
3. Menjelaskan komponen penyusun sistem limfa.
xx

4. Menjelaskan sistem peredaran limfa.


Pertemuan Keempat
Menganalis kaitan kelainan organ peredaran darah terhadap fungsi sistem
peredaran darah.
Pertemuan Kelima
Ulangan Harian (Posttest)
C. Materi Pembelajaran
Pertemuan Pertama
4. Pengertian Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah merupakan sistem transportasi tubuh secara
fungsional menghubungkan organ-organ pertukaran dengan sel-sel tubuh,
mengangkut bahan-bahan yang dibutuhkan, seperti O2 dan zat makanan atau
bahan-bahan sisa metabolisme seperti CO2 dan urea.
5. Fungsi Darah
Darah berfungsi antara lain, sebagai berikut:
f. Mengangkut bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh
g. Mengendalikan stabilitas suhu tubuh
h. Sebagai alat pertahanan tubuh
i. Mengatur keseimbangan pH
j. Berperan dalam pembekuan darah jika terjadi luka
6. Komponen Darah
Darah terdiri atas dua komponen, yaitu:
1. Plasma Darah
Plasma darah merpakan bagian cair yang bewarna kekuningan, terdiri atas:
d. Hampir 90% air yang didalamnya terlarut berbagai macam zat
e. Garam-garam mineral
f. Protein plasma
2. Sel Darah
c. Sel Darah Merah (eritrosit)
d. Sel Darah Putih (leukosit)
3) Granulosit
xxi

Granulosit dibedakan berdasarkan reaksi granulanya terhadap zat pewarna,


yaitu: Eosinofil, Basofil dan Neutrofil.
4) Agranulosit
Plasma agranulosit tidak mengandung granula (butiran). Agranulosit
dibedakan menjadi dua yaitu: Limfosit, Monosit dan Keping Darah
(trombosit).
Pertemuan Kedua
4. Organ yang Terlibat dalam Sistem Peredaran Darah Manusia.
C. Jantung
Jantung terletak dalam rongga dada agak sebelah kiri, diantara paru-paru
kanan dan paru-paru kiri. Massanya kurang lebih 300 gram, besarnya sebesar
kepalan tangan. Jantung memiliki fungsi untuk memompa darah. Dengan adanya
jantung, darah dapat dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Jantung mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
4) Dinding jantung
Dinding jantung merupakan bagian yang membungkus ruangan jantung.
Dinding ini terdiri atas tiga lapis, yaitu:
d) Perikardium
e) Miokardium
f) Endokardium
5) Ruangan jantung
Ruangan jantung manusia berjumlah empat terdiri dari dua serambi
(atrium), yaitu atrium kanan dan atrium kiri serta dua bilik (ventrikel), yaitu bilik
kanan dan bilik kiri.
6) Katup jantung
Antara serambi dan bilik, antara bilik dan nadi terdapat katup atau valvula.
Fungsi katup ini untuk menjaga agar aliran darah tetap searah. Katup jantung
terdiri atas dua, yaitu katup trikuspidalis dan katup bikuspidalis.
D. Pembuluh Darah
Berdasarkan aliran darahnya, pembuluh darah dibedakan atas tiga, yaitu:
4. Pembuluh nadi atau arteri
xxii

5. Pembuluh balik atau vena


6. Pembuluh kapiler
5. Siklus Jantung
Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan
jantung) dan diastole (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel
mengalami siklus sistol dan diastole yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat
penyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sedangkan relaksasi timbul satelah
repolarisasi otot jantung.
6. Mekanisme Sistem Peredaran Darah
a. Peredaran darah besar (sistemik), yaitu peredaran darah dari jantung (bilik kiri)
menuju keseluruh tubuh (kecuali paru-paru) dan kembali ke jantung (serambi
kanan).
b. Peredaran darah kecil (pulmonalis), yaitu peredaran darah dari jantung (bilik
kanan) menuju ke paru-paru kembali ke jantung (serambi kiri). Selain itu, ada
juga sistem vena porta, yaitu vena dari suatu alat tubuh sebelum menuju ke
jantung, mampir dulu ke suatu alat.
Pertemuan Ketiga
3. Komponen Penyusun Limfa
D. Organ limfa
5) Nodus limfa
Nodus limfa memiliki struktur berbentuk oval berukuran 1-20 mm,
tersusun dari sejumlah pembuluh limfa. Nodus limfa antara lain nodus sub
maksila dibagian dasar mulut, nodus servik di leher, nodus supratroklear di atas
lekukan siku, nodus ketiak dan nodus inguen di lipatan paha
6) Kelenjar timus
Timus terletak di dada berwarna kemerahan, terdiri atas 2 lobus dan
berperan dalam sistem kekebalan karena memproduksi limfosit T. Ukuran limfosit
pada bayi 10 gram dan berkembang hingga 30-40 gram saat remaja dan
selanjutnya akan mengecil lagi
7) Kelenjar amadel (tonsil)
xxiii

Tonsil terletak di bagian kanan dan kiri faring di belakang rongga mulut.
Tonsil berfungsi menahan kuman (misanya bakteri dan virus) yang masuk melalui
mulut, hidung dan kerongkongan.
8) Limpa (lien)
Kelenjar berwarna ungu tua yang terdapat di sebelah kiri abdomen (di
bawah iga ke-9, 10, 11 dan permukaan luarnya menyentuh diafragma.
E. Pembuluh Limfa
Pembuluh limfa terdiri atas komponen sebagai berikut.
6) Kapiler limfa
7) Saluran limfa (Lakteal)
8) Pembuluh pengumpul
9) Batang limfa
10) Duktus limfa
F. Cairan Limfa
Cairan lmfa merupakan cairan jaringan yang diabsorbsi ke dalam kapiler limfa.
4. Mekanisme Sistem Peredaran Limfa.
Masuknya cairan limfa ke dalam pembuluh limfa diawali pada kapiler
limfa. Cairan interstisial dari jaringan masuk ke dalam kapiler limfa akibat
perbedaan tekanan osmotik antara lingkungan di sekitar pembuluh (ruangan sel
jaringan) dengan tekanan di dalam kapiler. Kapiler limfa yang memiliki
permeabilitas tinggi menyebabkan cairan intersitial masuk ke dalam kapiler.
Setelah berada dalam kapiler cairan interstisial disebut sebagai cairan limfa.
Cairan limfa lalu mengalir ke saluran penampung seterusnya ke pembuluh limfa
yang paling besar. Cairan limfa mengalir melewati nodus-nodus limfa, dimana
cairan selanjutnya disaring untuk menjaga kualitas cairan darah. Selanjutnya,
cairan plasma dikembalikan ke dalam aliran darah.
Pertemuan Keempat
Gangguan Sistem Peredaran Darah
1. Anemia
2. Hemofilia
3. Leukimia
xxiv

4. Siklemia (Sickle cell disease)


5. Talasemia
6. Hipertensi
7. Hipotensi
8. Arteriosklerosis
9. Arterosklerosis
10.Trombus dan Embolus
D. Pendekatan/ Metode/ Model Pembejaran
4. Pendekatan : Kontruktivisme
5. Metode : Diskusi, tanya jawab
6. Model : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio
Exchange (RTE)
E. Media dan Bahan
1.Media : Couple card
2. Alat/ Bahan: Alat tulis, papan tulis, spidol.
F. Sumber Belajar
1. Safitri, Ririn. 2016. Biologi. Surakarta: Mediatama
2. Buku referensi lain.

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama ( 2JP )
Tahapan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pokok Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam pembuka,
memantau kehadiran, ketertiban dan 10 menit
kesiapan siswa untuk melaksanakan
pembelajaran  membiasakan bersikap
peduli dan disiplin.
xxv

Tahapan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Pokok Waktu
2. Menyajikan tayangan tentang video
penyakit kekurangan gizi/anemia.
3. Menstimulasi siswa untuk
bertanya. Membangun apersepsi siswa
untuk membiasakan bersikap kritis dan
objektif dan mengembangkan rasa ingin
tahu (kompetensi sosial), dengan
pertanyaan,
a. Mengapa terjadi anemia?
b. Jaringan/organ apakah yang tidak
normal?
c. Apakah fungsi jaringan/ organ tersebut?
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai dan menjelaskan
kegiatan belajar
Kegiantan Inti Mengamati: 70 Menit
Siswa secara individu mengamati tayangan
melalui power point atau model jantung
yang diperlihatkan guru untuk menemukan
ciri-ciri dari setiap komponen darah
Menanya
1. Antar siswa saling bertanya tentang hasil
temuannya untuk dipadukan dengan ciri
atas temuannya
2. Antar kelompok membahas temuannya
terkait dengan ciri objek yang
ditayangkan
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
jawab dengan guru terkait dengan
temuannya
Mengumpulkan imformasi/ Mencoba
1. Secara individu dalam kelompok
mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber tentang darah dan mengisi unjuk
kerja ( LKS ) tentang komponen darah
2. Siswa menyimak penjelasan guru tentang
kelengkapan konsep tentang komponen
darah
Mengasosiasi:
Siswa secara individu atau kelompok
mendiskusikan LKS untuk menyimpulkan
hasil temuannya dan menjadi gagasan utam
Mengomunikasi:
1. Secara acak siswa mempresentasikan hasil
xxvi

Tahapan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Pokok Waktu
kesimpulannya di depan kelas tentang
komponen penyusun darah dan
mekanisme pembekuan darah
2. Guru memberikan penguatan konsep
komponen darah yang telah disampaikan
siswa
Kegiatan a. Guru dan siswa meresume materi 10 menit
Penutup komponen komponen darah dan
fungsinya.
b. Guru memberikan tugas membaca tentang
golongan darah
Pertemuan Kedua ( 2 JP )
Tahapan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pokok Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam pembuka,
memantau kehadiran, ketertiban dan
kebersihan serta kesiapan  siswa untuk
melaksanakan pembelajaran.
2. Membangun apersepsi siswa dengan
pertanyaan,
a.Mengapa perlu dilakukan uji golongan
darah?
b. Apa manfaat penggolongan darah?
c.Bagaimana cara menguji golongan
10 menit
darah?
d. Mengapa terjadi pembekuan darah?
e.Bagaimana mekanismenya?
3. Menyampaikan  tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai yaitu mengamati, mencoba, 
mendiskusikan dan mempresentasi-
kan golongan darah dan pembekuan darah
4. Menjelaskan  kegiatan pembelajaran,
dengan langkah-langkah pembelajaran
saintifik.
Kegiantan Inti Mengamati:
Siswa secara individu mengamati tayangan 20 Menit
melalui power point Vidio transfusi darah
dan peredaran darah manusia yang
diperlihatkan guru untuk menemukan ciri-ciri
golongan darah system ABO serta syarat- 20 Menit
syarat di lakukan transfusi darah pada
manusia
Menanya:
xxvii

Tahapan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Pokok Waktu
1. Siswa di harapkan dapat memberi respon
berupa pertanyaan yang berkaitan dengan
gambar yang ditampilkan untuk 20 menit
dipadukan dengan ciri atas temuannya
2. Antar kelompok membahas temuannya
terkait dengan ciri objek yang
ditayangkan
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
jawab dengan guru terkait dengan
temuannya
Mengumpulkan imformasi/ Mencoba
1. Secara individu dalam kelompok
mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber dan mengerjakan tugas dalam
lembar kerja ( LKS) tentang uji golongan
darah dan transfusi darah ( non
eksperimen )
2. Siswa menyimak penjelasan guru tentang
kelengkapan konsep tentang
3. Golongan Darah dan transfuse darah
Mengasosiasi
Siswa secara individu mendiskusikan
jawaban dan mengembangkan data- data /
imformasi yang diperoleh serta
menyimpulkan hasil temuannya untuk
menjadi gagasan utama Konsep golongan
darah dan transfusi darah
Mengomunikasi
Secara acak siswa mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas tentang golongan darah
dan transfusi darah
Kegiatan 1. Membimbing siswa untuk menarik 10 menit
Penutup kesimpulan
2. Guru melakukan penilaian terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan
3. Memberi tugas individu untuk mencari
dari berbagai sumber tentang alat-alat
peredaran darah.
4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan untuk tetap
xxviii

Tahapan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Pokok Waktu
belajar ,mensyukuri nikmat Tuhan Yang
Mahaesa, menjaga kesehatan dan peduli
sesama yang membutuhkan bantuan darah
untuk transfusi
5. Guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.

Pertemuan Ketiga ( 2 JP )
Tahapan Pokok Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan salam
2. Memeriksa kehadiran dan kebersihan
kelas
3. Memotivasi siswa dengan menunjukkan 10 menit
torso jantung.
4. Menyampaikan kompetensi dan
indikator yang harus dicapai.

Kegiantan Inti Mengamati:


Siswa secara individu mengamati tayangan 60 menit
melalui power point Vidio peredaran darah
manusia yang diperlihatkan guru untuk
menemukan ciri -ciri dari komponen
peredaran darah manusia
Menanya:
1. Siswa di harapkan dapat memberi respon
berupa pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar yang ditampilkan untuk
dipadukan dengan ciri atas temuannya
2. Antar kelompok membahas temuannya
terkait dengan ciri objek yang
ditayangkan
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
jawab dengan guru terkait dengan
temuannya
Mengumpulkan imformasi/ Mencoba
1. Secara individu dalam kelompok
mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber dan mengerjakan tugas dalam
LKPD mekanisme peredaran darah
2. Siswa menyimak penjelasan guru
tentang kelengkapan konsep Mekanisme
peredaran darah
xxix

Tahapan Pokok Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Mengasosiasi:
Siswa secara individu mendiskusikan
jawaban dan mengembangkan data- data /
imformasi yang diperoleh serta
menyimpulkan hasil temuannya untuk
menjadi gagasan utama Konsep mekanisme
peredaran darah
Mengomunikasikan
Secara acak siswa mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas tentang mechanism
peredaran darah
Kegiatan 1. Membimbing siswa untuk menarik
Penutup kesimpulan
2. Guru melakukan penilaian terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan
3. Memberi tugas individu untuk mencari 10 menit
dari berbagai sumber tentang tekanan
darah
4. Guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
Pertemuan Keempat ( 2 JP )
Tahapan Pokok Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam pembuka,
memantau kehadiran, ketertiban dan
kebersihan.
2. Memeriksa kesiapan siswa untuk
melaksanakan pembelajaran
3. Guru membangun apresepsi siswa
pertanyaannya :
a. Berapa denyut nadimu permenit ?
10 menit
b. Apa artinya tekanan darah 80 dan 120,
kalau dokter mengukur tekanan darah
kita ?
c. Bagaimana kalau tekanan darah lebih
tinggi atau lebih rendah dari itu ?
4. Guru memberikan orientasi kegiatan
pembelajaran dengan langkah-langkah
pembelajaran scientific
Kegiantan Inti Mengamati:
Siswa secara individu mengamati tayangan 20 Menit
xxx

Tahapan Pokok Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
melalui power point Vidio peredaran darah
manusia yang diperlihatkan guru untuk
menemukan ciri -ciri gangguan fungsi pada
sistem sirkulasi manusia 20 Menit
Menanya:
1. Siswa di harapkan dapat memberi respon
berupa pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar yang ditampilkan untuk
dipadukan dengan ciri atas temuannya
20 menit
2. Antar kelompok membahas temuannya
terkait dengan ciri objek yang
ditayangkan
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
jawab dengan guru terkait dengan
temuannya
Mengumpulkan imformasi/ Mencoba
1. Secara individu dalam kelompok
mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber dan menyalin hasil analisis
tentang kelainan pada struktur dan fungsi
darah, yang menyebabkan gangguan
sistem peredaran darah manusia melalui
berbagai bentuk media presentasi.
2. Siswa menyimak penjelasan guru
tentang kelengkapan konsep Mekanisme
peredaran darah
Mengasosiasi:
1. Membuat hasil analisis tentang kelainan
pada struktur dan fungsi darah, yang
menyebabkan gangguan sistem
peredaran darah manusia melalui
berbagai bentuk media presentasi
2. Siswa secara individu mendiskusikan
jawaban dan mengembangkan data-
data / imformasi yang diperoleh serta
menyimpulkan hasil temuannya untuk
menjadi gagasan utama Konsep
mekanisme peredaran darah
Mengomunikasi:
xxxi

Tahapan Pokok Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
1. Secara acak siswa Menyajikan hasil
analisis tentang kelainan pada struktur
dan fungsi darah yang menyebabkan
gangguan sistem peredaran darah
manusia melalui bentuk media
presentasi di depan kelas
2. Guru memberikan tanggapan dari
penyajian siswa didepan kelas

Kegiatan 1. Membimbing siswa untuk menarik


Penutup kesimpulantekanan sistole, diastole dan
dentut jantungih tinggi atau lebih rendah
dari normal
10 menit
2. Guru melakukan penilaian terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan
3. Guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
Pertemuan Kelima:
Ulangan Harian-Posttest
H. Penilaian
c. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
No Kompetensi Dasar Teknik dan BentukInstrumen
Pengetahuan Sikap Keterampilan
3.6 Menganalisis 1. Tes tertulis Observasi
hubungan antara struktur Objektif
jaringan penyusun organ
pada system sirkulasi
dalam kaitannya dengan
bioproses dan gangguan
fungsi yang dapat terjadi
pada system sirkulasi
manusia.
4.6 Menyajikan karya tulis Portofolio
tentang kelainan pada
struktur dan fungsi darah,
jantung, pembuluh darah
yang menyebabkan
gangguan sistem sirkulasi
manusia serta kaitannya
xxxii

No Kompetensi Dasar Teknik dan BentukInstrumen


Pengetahuan Sikap Keterampilan
dengan teknologi melalui
studi literature.

d. Prosedur Penilaian
No Aspek yang Teknik Penilaian Waktu Penilaian
dinilai
1. Pengetahuan Instrumen soal Posttest

2. Sikap Lembar observasi Selama pembelajaran


pengamatan penilaian
sikap
3. Keterampilan Instrumen penilaian Selesai pertemuan
makalah

4) Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan pada akhir pembelajaran yang dilakukan dengan
bentuk penilaian berupa tes (terlampir).
5) Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar
observasi penilaian sikap (terlampir).
6) Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan instrumen penilaian makalah.
Lembar penilaian keterampilan (terlampir).

Lampiran 7.Lembar Validasi RPP


xxxiii
xxxiv
xxxv
xxxvi
xxxvii
xxxviii
xxxix

Lampiran 8. Lembar Validasi Aspek Pengetahuan


xl
xli
xlii
xliii

Lampiran 9. Lembar Validasi Aspek Sikap


xliv
xlv
xlvi
xlvii
xlviii

Lampiran 11. Lembar Validasi Aspek Keterampilan


xlix
l
li
112

Lampiran 11. Kisi-kisi Soal Uji Coba


KISI-KISI SOAL UJI COBA

Satuan Pendidikan : SMA Pembangunan Laboratorium UNP Jumlah Soal : 50 butir


Mata Pelajaran : Biologi Penulis : Nurul Oktaviani
Kelas/Semester : XI/1 Bentuk Pertanyaan : Objektif
Kurikulum : Kurikulum 2013

Kompetensi Dasar : 3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi dalam kaitannya
dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem sirkulasi manusia.
4.6 Menyajikan karya tulis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung, pembuluh darah yang
menyebabkan gangguan sistem sirkulasi manusia serta kaitannya dengan teknologi melalui studi literatur.
Materi Pokok : Sistem Sirkulasi

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
3.61 Menjelaskan
Diberikan pertanyaan, C3 1. Sistem sirkulasi pada manusia merupakan peredaran darah C
pengertian sistem peserta didik dapat tertutup sebab ...
peredaran darah menentukan a. Selalu beredar di dalam pembuluh darah.
pengertian sistem b. Beredar di luar pembuluh darah.
peredaran darah c. Tidak selalu beredar di dalam pembuluh darah.
tertutup. d. Sebanyak dua kali darah mengalir melewati jantung.
e. Sebanyak dua kali darah mengalir melewati jantung.

Diberikan pertanyaan, 2. Pernyataan di bawah ini adalah fungsi sistem sirkulasi pada
peserta didik dapat C2 manusia, kecuali . . . .
menentukan a. Mengangkut zat nutrisi ke seluru jaringan tubuh
113

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
fungsi sistem b. Menghantarkan rangsang ke organ organ tubuh C
peredaran darah. c. Mengatur suhu tubuh
d. Mengangkut sisa sisa metabolisme ke alat pengeluaran
e. Mengedarkan oksigen ke keseluruh jaringan tubuh
Diberikan pernyataan C3 3. Pernyataan yang benar mengenai sistem peredaran darah
peserta didik terbuka dan tertutup adalah...
diharapkan dapat a. Sistem peredaran darah terbuka artinya darah beredar
menentukan keseluruh bagian tubuh tanpa melalui pembuluh darah
pengertian dari b. Pada sistem peredaran darah terbuka darah mengalir
peredaran darah melalui pembuluh darah kebagian tubuh
A
terbuka dan c. Pada sistem peredaran darah tertutup darah beredar
tertutup.. menyebar keseluruh tubuh yang tertutup
d. Sistem peredaran darah terbuka, darah beredar
menyebar keseluruh tubuh melalui pembuluh darah
e. Pada sistem peredaran darah terbuka, darah mengalir
melalui pembuluh darah
3.62 Menjelaskan
Diberikan gambar C4 Perhatikan gambar di bawah ini! C
struktur dan fungsi komponen darah
komponen darah peserta didik
pada manusia. diharapkan dapat
menentukan
komponen darah
beserta fungsinya.
114

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n

4. Pasangan nomor komponen darah dan fungsi dari sel darah


yang tepat adalah....
A. Membantu proses pembekuan darah
B. Mengantarkan sari-sari makanan ke
seluruh tubuh
C. Mengikat oksigen dan mengedarkannya
ke seluruh tubuh
D. Menjaga kekebalan tubuh
Meningkatkan aliran darah ke jaringan
yang cedera
Diberikan pernyataan C3 5. Perhatikan ciri-ciri dari sel darah berikut: D
tentang ciri-ciri 1. Tidak dapat membelah diri
115

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
basofil, peserta 2. Memproduksi antibodi
didik diharapkan 3. tidak memiliki granula di dalam sitoplasmanya
dapat menentukan 4. Menghasilkan zat antikoagulan
ciri-ciri basofil 5. Bergranula besar berwarna keunguan hingga hitam
yang tepat 6. Bergranula kecil berwarna oranye kemerahan

Ciri-ciri basofil, yaitu ....


a. 1, 3, dan 4
b. 1, 4, dan 5
c. 2, 3, dan 6
d. 2, 4, dan 5
e. 2, 4, dan 6
Diberikan pernyataan C3 6. Dibawah ini adalah ciri-ciri sel darah:
tentang ciri-ciri sel (1) Bentuk bikonkaf
darah merah, (2) Setiap 1 mm3 mengandung 200.000-400.000 sel.
peserta didik (3) Mengandung hemoglobin.
diharapkan dapat (4) Bergerak secara ameboid.
B
menentukan ciri- (5) Tidak berinti.
ciri sel darah Yang merupakan ciri-ciri sel darah merah adalah ...
merah yang tepat a. 1-2-4 d. 2-3-4
b. 1-3-5 e. 2-4-5
c. 1-4-5-
116

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
Diberikan pertanyaan, C2 7. Komponen yang tidak termasuk plasma adalah ….
peserta didik dapat a. Air
menentukan b. Fibrinogen
komponen yang c. Trombosit C
tidak termasuk d. Globulin
plasma darah. e. Albumin
Diberikan pertanyaan, C3 8. Pernyataan yang benar tentang macam sel darah putih dengan
peserta didik dapat peranannya adalah ….
menentukan a. Neutrofil mengenali antigen dan meng- hasilkan
peryataan yang antibodi
benar tentang b. Eosinofilmemakanantigendanmengontrol respon kebal
macam sel darah c. Monosit memproduksi antibodi dan menembus D
putih. pembuluh darah
d. Limfosit mengontrol respon kebal dan menghasilkan
antibodi
f. Basofil menembus pembuluh darah dan mengontrol
respon kebal
Diberikan pertanyaan, C2 9. Protein dalam plasma darah yang digunakan untuk B
peserta didik dapat membentuk zat antibodi adalah
menentukan a. Sistein
protein dalam b. Globulin
plasma darah yang c. Albumin
sesuai soal. d. Bilirubin
e. Hemoglobin
117

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
Diberikan pertanyaan, C2 10. Bagian darah yang mengandung hemoglobin adalah….
peserta didik dapat a. Trombosit c. Plasma darah
menetukan bagian b. Eritrosit d. Leukosit
komponen darah e. Monosit B
yang mengandung
Hb
Diberikan pertanyaan, C3 11. Sel darah putih pada tubuh kita yang mempunyai peranan
peserta didik dapat dalam keadaan alergi adalah ....
menentukan peran a. Granulosit
sel darah putih b. Basofil B
yang sesuai. c. Limfosit
d. Eosinofil
e. Eutrofil
Diberikan gambar C4 12. Perhatikan gambar di bawah ini C
macam sel darah 4
1 2 3 5
putih peserta didik
dapat menentukan
peran sel darah
putih yang sesuai.
Sel darah putih yang mampu membentuk reaksi inflamasi adalah
nomer . .
a. 1
b. 2
c. 3
118

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
d. 4
e. 5
Diberikan pertanyaan, C2 13. Sel darah yang mempunyai jumlah paling banyak
peserta didik dapat adalah ...
menentukan sel a. Eritrosit d. Trombosit
darah yang b. Plasma darah e. Keping darah A
mempunyai c. Leukosit
jumlah paling
banyak.
Diberikan pertanyaan, C2 14. Sel-sel darah berikut ini yang menurun jumlahnya dikala
peserta didik dapat seseorang menderita penyakit demam berdarah yakni ...
menentukan sel a. Monosit d. Leukosit
darah yang b. Trombosit e. Basofil
B
menurun saat c. Eosinofil
menderita
penyakit demam
berdarah.
3.64 Menjelaskan cara
Diberikan hasil C4 15. Manakah hasi tes golongan darah sistem ABO dan A
penggolongan pengamatan uji Rhesus yang paling benar?
darah pada golongan darah (keterangan: (+) = menggumpal, (-) = tidak menggumpal)
manusia pada manusia, Jenis Serum yang diteteskan pada Darah Golongan
siswa diharapkan Anti-A Anti-B Anti-AB Anti-D darah
dapat menentukan A. AB +

hasil tes yang B. B+


tepat. C. A+
119

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
D. ABˉ
E. Bˉ
Diberikan pertanyaan, C3 16. Jika dalam darah seseorang digolongkan darah A maka
peserta didik dapat terdapat ...
menentukan a. Aglutinogen A dan aglutinin 
golongan darah b. Aglutinogen B dan aglutinin 
yang tepat. B
c. Aglutinogen B dan aglutinin tidak ada
d. Aglutinogen AB dan aglutinin tidak ada
e. Aglutinogen tidak ada dan aglutinin 

Diberikan pertanyaan, C3 17. Pasangan yang tidak benar antara aglutinogen dan
peserta didik dapat aglutinin untuk golongan darah pada tabel berikut adalah ...
menentukan Golongan darah Aglutinogen Aglutinin
pasangan yang
tepat antara b. B
aglutinogen dan
aglutinin yang d. AB A dan B
tidak tepat.
dan 
3.63 MenjelaskanDiberikan skema, C3 18. Perhatikan skema pembekuan darah berikut ini! D
mekanisme peserta didik dapat
pembekuan darah. melengkapi skema
dengan tepat.
120

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n

Faktor yang dihilangkan dari skema pembekuan darah tersebut adalah


berturut-turut....
a. Trombokinasi, ion kalsium dan fibrin
b. Tromboplastin, protombin dan ion kalsium
c. Ion kalsium, tromkinasi, dan protombin
d. Ion kalsium, protombin dan trombokinase
e. Protombin, ion kalsium dan trombokinase
Diberikan pertanyaan, C2 19. Jika seseorang terkena luka, darah yang keluar akhirnya
peserta didik dapat akan terhenti. Kejadian ini melibatkan protein ...
menentukan a. Fibrinogen c. Albumin
A
protein yang b. Hemoglobin d. Leukosit
terlibat dalam e. Eritrosit
pembekuan darah.
Diberikan pertanyaan, C4 20. Jika seseorang memerlukan transfusi darah, perlu C
peserta didik dapat diketahui dahulu golongan darah orang tersebut untuk
menetukan reaksi menghindari adanya penggumpalan. Reaksi penggumpalan ini
faktor penebab disebabkan oleh ...
121

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
penggumpalan a. Masuknya sel – sel darah merah
darah. b. Masuknya hemoglobin.
c. Adanya reaksi antigen antibodi
d. Masuknya trombosit
e. Masuknya serum darah
3.65 Menganalisis
Diberikan gambar 21. Perhatikan gambar struktur jantung berikut ini!
kaitan struktur bagian jantung, C4
organ peredaran peserta didik
darah dengan mampu
fungsinya pada menganalisis
sistem peredaran kaitan struktur X
darah manusia. organ peredaran
darah dengan
fungsinya pada Bagian yang ditunjuk oleh huruf X berfungsi……
sistem peredaran A. Menerima darah yang mengandung banyak O2 dari jaringan D
darah manusia. tubuh dan memompanya ke bilik kanan
B. Menerima darah yang mengandung banyak CO2 dari seluruh
tubuh dan mempompanya ke bilik kanan
C. Menerima darah yang mengandung O2 dari paru-paru dan
memompanya ke bilik kiri
D. Menerima darah yang mengandung banyak CO2 dari
serambi kanan dan memompanya ke paru-paru
E. Menerima darah yang menganung banyak O2 dari serambi
kiri dan memompanya ke seluruh tubuh
Diberikan gambar C4 22. Perhatikan gambar berikut! E
122

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
bagian jantung,
peserta didik
mampu
menganalisis Y
kaitan struktur
organ peredaran
darah dengan
fungsinya pada
sistem peredaran Jika bagian yang ditunjuk huruf Y mengalami kerusakan, maka
darah manusia. yang akan terjadi adalah…
A. Darah dari ventrikel kiri akan kembali lagi ke atrium kiri
B. Darah dalam ventrikel kanan akan kembali lagi ke atrium
kanan
C. Proses pengaliran darah yang mengandung O2 dari
ventrikel kiri ke seluruh tubuh terganggu
D. Proses pengaliran darah yang mengandung CO2 dari
ventrikel kiri ke seluruh tubuh terganggu
Proses pengaliran darah yang mengandung CO2 dari seluruh
tubuh ke atrium kanan terganggu
Diberikan gambar C4 23. Perhatikan gambar jantung berikut A
bagian jantung,
peserta didik
mampu
menganalisis
kaitan struktur
123

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
organ peredaran
darah dengan
fungsinya pada
sistem peredaran
darah manusia.

Dari tabel berikut yang menyatakan fungsi X dan Y adalah ....


  Fungsi X Fungsi Y
Menerima darah dari Memompa darah
(A)
seluruh tubuh keseluruh tubuh
Memompa darah ke Menerima darah dari
(B)
seluruh tubuh paru-paru
Menerima darah dari Memompa darah
(C)
paru-paru keseluruh tubuh
Menerima darah dari Memompa darah ke
(D)
seluruh tubuh paru-paru
Menerima darah dari Memompa darah ke
(E)
paru-paru paru-paru
Diberikan pertanyaan, C2 24. Pembuluh darah dalam tubuh manusia yang mengandung C
peserta didik dapat banyak O2 yaitu
menentukan a. Vena
pembuluh darah b. Venula
yang mengandung c. Vena pulmonalis dan aorta
banyak O2. d. Sinus venosus.
124

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
e. Vena kava
Diberikan pertanyaan, C3 25. Dalam peredaran darah manusia, jantung adalah sebagai
peserta didik dapat alat pompa darah. Darah dari jantung beredar menuju jaringan
menentukan melalui pembuluh darah ....
pembuluh darah a. Arteri yang berdinding tebal, kuat, dan elastis
yang menuju b. Arteri yang berdinding tipis, lemah, dan tidak elastis A
jaringan. c. Vena yang berdinding tebal, kuat, dan elastis
d. Vena yang berdinding tipis, lemah, dan tidak elastis
e. Arteri pulmonalis yang dilapisi endothelium dan
dikelilingi otot polos
Diberikan pertanyaan, C2 26. Darah dari seluruh tubuh yang masuk ke jantung pertama
peserta didik dapat kali masuk ke ruang ...
menentukan ruang a. Bilik kiri d. Bilik kanan
E
jantung setelah b. Serambi kiri e. Serambi kanan
darah beredar ke c. Tidak ada yang benar
seluruh tubuh.
Diberikan pertanyaan, C2 27. Bagian jantung yang menerima darah dari pulmo yaitu …
peserta didik dapat a. Atrium sinister
menentukan ruang b. Ventrikel dexter
A
jantung setelah c. Atrium dexter
darah beredar dari d. Arteri pulmonalis
paru-paru. e. Ventrikel sinister
Diberikan pertanyaan, C2 28. Darah yang mengalir dalam vena tidak dapat mengalir ke A
peserta didik dapat bagian sebelumnya karena sepanjang vena terdapat …
menentukan a. Katup
125

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
pembuluh darah b. Arteri
yang menuju c. Valvula semilunaris
jaringan. d. Valvula trikuspidalis
e. Valvula bikuspidalis
Diberikan pertanyaan, C3 29. Dalam sistem peredaran darah manusia dikenal adanya
peserta didik dapat tiga pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan kapiler.
menentukan Pernyataan berikut ini yang berkaitan dengan vena adalah. . .
pembuluh darah a. Mengangkut darah di mana kadar darah O2 tinggi
yang tepat. b. Jalannya meninggalkan jantung C
c. Mengangkut darah di mana kadar darah CO2 tinggi
d. Jalannya menuju jantung
e. Mengangkut darah di mana kadar darah CO2 tinggi
Jalannya menuju jantung
Diberikan tebel, C3 30. Kita dapat merasakan denyut nadi ditangan kita yang A
peserta didik dapat menyebabkan terjadinya denyut nadi adalah
menentukan No Arteri Vena
pernyataan yang 1. Banyak mengandung O2 Sedikit mengandung
tepat dan sedikit CO2 O2 dan banyak CO2
2. Warna darah merah segar Warna darah merah
gelap
3. Aliran darah kencang Aliran darah lambat
4. Banyak mengandung zat Sedikit mengandung
makanan zat makanan
Pernyataan yang benar pada tabel di atas adalah ...
126

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
a. 1, 2, 3
b. 1, 2, 4
c. 1, 3, 4
d. 2, 3, 4
e. 1 dan 4 saja
Diberikan pertanyaan, C3 31. Kita dapat merasakan denyut nadi ditangan kita yang
peserta didik dapat menyebabkan terjadinya denyut nadi adalah
menentukan a. Gerakan jantung memompa darah ke kapiler
penyebab b. Gerakan jantung memompa darah ke vena C
terjadinya denyut c. Gerakan jantung memompa darah ke arteri
nadi ditangan. d. Gerakan jantung memompa darah ke paru-paru
e. Gerakan paru-paru memompa darah ke arteri
Diberikan pertanyaan, C2 32. Organ sistem peredaran darah antara lain jantung dan
peserta didik dapat pembuluh darah. Di
menentukan ciri- antara pernyataan berikut yang bukan ciri pembuluh arteri adalah .
ciri pembuluh ...
arteri dengan a. Tempat keluarnya darah dari jantung B
tepat. b. Membawa darah menuju jantung
c. Letaknya di daerah agak dalam dari kulit
d. Tekanan kuat
e. Membawa O2
3.67 MembedakanSiswa mampu C3 33. Peredaran darah manusia ada dua jenis , yaitu sistem A
sistem peredaran menentukan peredaran darah besar dan sistem peredaran darah kecil.
darah besar dengan perjalanan darah Urutan sistem peredaran darah kecil ialah ....
127

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
sistem peredaran pada peredaran a. Ventrikel kanan – arteri pulmo – kapiler – vena pulmo –
darah kecil. darah kecil yang atrium kiri
tepat dari pilihan b. Atrium kanan – arteri pulmo – kapiler – vena pulmo –
yang tersedia. ventrikel kiri
c. Ventrikel kiri – arteri pulmo – kapiler – vena pulmo – atrium
kanan
d. Atrium kiri – arteri pulmo – kapiler – vena pulmo – ventrikel
kanan
e. Ventrikel kiri – aorta – kapiler – vena cava – atrium kanan
Diberikan pertanyaan, C1 34. Sistem peredaran darah ganda/ rangkap cakupannya
peserta didik dapat meliputi ...
menetukan sistem a. Peredaran darah besar dan sempit
peredaran darah b. Peredaran darah besar dan kecil B
ganda c. Peredaran darah luas dan besar
d. Peredaran darah sempit dan besar
e. Peredaran darah luas dan lapang
Diberikan pertanyaan, C2 35. Sistem peredaran darah besar yakni darah dipompa dari
peserta didik dapat jantung ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung. Darah
menentukan ruang dari seluruh tubuh yang masuk ke jantung pertama kali masuk
jantung setelah ke ruang . . . . D
darah beredar ke a. Bilik kiri c. Bilik kanan
seluruh tubuh. b. Serambi kiri d. Serambi kanan
e. Tidak ada yang benar
Siswa mampu C3 36. Urutan perjalanan darah pada peredaran darah besar
menentukan adalah…
128

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
perjalanan darah a. Atrium kanan-ventrikel kanan-arteri pulmonalis-kapiler
pada peredaran pulmonalis-vena pulmonalis-atrium kiri
darah kecil yang b. Atrium kiri-ventrikel kiri-arteri pulmonalis-kapiler
tepat dari pilihan pulmonalis-vena pulmonalis-atrium kanan
yang tersedia. c. Atrium kanan-ventrikel kanan-arteri pulmonalis-kapiler
pulmonalis vena pulmonalis-atrium kanan
d. Atrium kiri-ventrikel kiri-arteri pulmonalis-kapiler
pulmonalis-vena pulmonalis-atrium kiri
e. Atrium kanan-ventrikel kiri-arteri pulmonalis-kapiler
pulmonalis-vena pulmonalis-atrium kanan
3.68 Mendeskripsikan Diberikan C2 37. Penyataan berikut yang benar tentang sistem pembuluh
masing-masing pertanyaan, limfa adalah …
komponen sistem peserta didik a. Gerak cairan limfa yang disebabkan adanya denyut
limfa dapat jantung
menentukan b. Pembuluh limfa bergabung dengan pembuluh arteri
C
pernyataan c. Pembuluh limfa merupakan peredarah terbuka
yang tepat d. Pembuluh limfa tidak memiliki klep
tentang sistem e. Cairan limfa banyak mengandung sari makanan
pembuluh
limfa.
Diberikan C4 38. Perhatikan pernyataan berikut
pernyataan, I. Menerima cairan limfa dari pembuluh limfa yang berasal dari
peserta didik kepala kanan, leher kanan, dada kanan, lengan sebelah kanan D
dapat dan trunkus bronkomediastanal
menentukan II. Mengumpulkan cairan limfa dari seluruh tubuh kecuali
129

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
komponen kuadran kanan atas
sistem limfa III. Biasa disebut sebagai duktus torasikus
IV. Menampung aliran limfa dari saluan lakteal
Manakah yang merupakan deskripsi dari duktus limfatikus
dekster?
a. I dan II
b. I dan III
c. II dan III
d. II dan IV
e. III dan IV
Diberikan C4 39. Perhatikan pernyatan berikut.
pernyataan, I. Berhubungan dengan vili ileum
peserta didik II. Disusun oleh penyatuan dari sejumlah pembuluh limfa
dapat III. Berperan dalam produksi limfosit T
menentukan IV. Terletak di bagian kanan dan kiri faring
ciri-ciri Perrnyataan yang berkaitan dengan tonsil, nodus limfa dan
komponen saluran limfa (lakteal) secara berturut-turut adalah... D
sistem limfa a. I, II, III
b. II, III, IV
c. III, II, I
d. IV, II, I
e. IV, III, II
Diberikan C2 40. Berikut ini merupakan fungsi getah bening …. D
pernyataan, a. Mengangkut hasil pencernaan lemak yang berupa asam
peserta didik lemak dan gliserol
130

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
dapat b. Mengangkut hasil pencernaan berupa asam lemak dan
menentukan gliserol
fungsi getah c. Mempertahankan tubuh dari kuman dan penyakit
bening. d. Mengangkut dan menyerang kuman- kuman
e. Mengangkut asam amino dan garam mineral
3.68 Menjelaskan Diberikan C4 41. Peredaran limfa bersifat satu arah, dimana cairan
sistem peredaran pernyataan, intertisial dari jaringan dikembalikan lagi dalam aliran darah
limfa peserta didik melalui vena. Bagian pembuluh yang dilewati oleh aliran
dapat limfa secara berturut-turut adalah..
menjelaskan a. ruang antar sel jaringan-kapiler limfa-saluran pengumpul-
mekanisme batang limfa-duktus limfa-vena cava-jantung
peredaran b. ruang antar sel jaringan-kapiler limfa-saluran pengumpul-
limfa saluran limfa-duktus limfa-vena cava-jantung E
c. ruang antar sel jaingan-kapiler limfa--batang limfa-
saluran pengumpul -duktus limfa-vena cava-jantung
d. ruang antar sel jaringan-saluran pengumpul-kapiler limfa-
batang limfa-duktus limfa-vena cava
e. ruang antar sel jaingan-kapiler limfa-saluran pengumpul-
duktus limfa- batang limfa -vena cava-jantung
Diberikan tabel, C2 42. Perhatikan Tabel berikut D
peserta didik No. Nama No. Fungsi
dapat Komponen
menentukan I Lakteal A Menyaring
pasangan mikroorgani
131

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
organ dengan sme
fungsi sistem II Timus B Mengangkut
limfa lemak
teremulsi
III Nodus limfa C Menghasilkan
antibodi
Pasangan organ limfa dengan fungsinya yang benar adalah...
a. IA, IIB, IIIC
b. IB, IIA, IIIC
c. IC, IIC, IIIA
d. IB, IIC, IIIA
e. IC, IIA, IIIB
3.69 Menganalis kaitan Diberikan jenis C3 43. Gangguan berupa kelainan pada sel darah merah yang C
kelainan organ gangguan berdampak pada berkurangnya kemampuan darah dalam
peredaran darah sistem mengikat oksigen adalah....
terhadap fungsi sirkulasi, a. Artherosklerosis dan Anemia
sistem peredaran peserta didik b. Hemofilia dan Siklemia
darah. dapat c. Siklemia dan Thalasemia
menjelaskan d. Anemia dan hipertensi
implikasi e. Hemofilia dan anemia
terhadap
sistem
peredaran
darah
132

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
Diberikan C3 44. Gangguan peredaran darah yang berupa pengerasan
pertanyaan, pembuluh nadi yang disebabkan karena adanya endapan kapur
peserta didik disebut …
dapat a. Hemofili
menentukan b. Miokarditis E
kelainan pada c. Arterosklerosis
sistem d. Embolus
peredaran e. Arteriosklerosis
darah.
Diberikan C3 45. Eritroblastosis fetalis pada bayi disebabkan oleh ….
pertanyaan, a. Antigen anak masuk ke dalam darah ibu
peserta didik b. Induksi mikroorganisme dalam kandungan
dapat c. Aglutinin ibu masuk ke dalam darah bayi
menentukan d. Rusaknya aglutinin bayi E
kelainan pada e. Masuknya antigen ibu ke dalam darah bayi
sistem
peredaran
darah.
Diberikan jenis C3 46. Gangguan peredaran darah yang berupa pengerasan C
gangguan sistem pembuluh nadi yang disebabkan karena adanya endapan
sirkulasi, peserta senyawa lemak disebut …
didik dapat a. Hemofili
menjelaskan b. Miokarditis
implikasi terhadap c. Arterosklerosis
sistem peredaran d. Embolus
133

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
darah Arteriosklerosis
Diberikan C3 47. Jika pada seseorang di ketahui jumlah sel darah putihnya
pertanyaan, 26000/mm3, Wajahnya pucat karena darah merahnya juga
peserta didik berkurang dapat dipastikan orang itu menderita . . .
dapat a. Anemia
menentukan b. Leukimia E
kelainan pada c. Leukopenia
sistem d. Leukositas
peredaran e. Varises
darah.
Diberikan jenis C3 48. Membesarnya atau melebarnya pembuluh vena yang
gangguan berada disekitar lubang pelepasan (anus) disebut
sistem a. Hemofilia
sirkulasi, b. Anemiah
peserta didik c. Wasir
dapat d. Varises
menjelaskan e. Talasemia C
implikasi
terhadap
sistem
peredaran
darah

Diberikan tabel, C3 49. Busung lapar (HO = Honger Oedema) ditandai dengan
peserta didik edema yaitu meningkatnya cairan di jaringan dan tubuhnya B
134

Indikator Indikator soal Tingkat Soal Kunci


Pencapaian Berpikir jawaba
kompetensi n
dapat menjadi bengkak. Hal ini terjadi karena di dalam darah
menentukan kekurangan . . . .
pasangan a. Globulin
organ dengan b. Albumin
fungsi sistem c. Fibrinogen
limfa d. Hemoglobin
e. Bilirubin

Anda mungkin juga menyukai