Oleh
RADIATUNISA
NIM 160.104.051
MATARAM
2021
i
PENGARUH PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP
Skripsi
Oleh
RADIATUNISA
NIM 160.104.051
MATARAM
2021
ii
iii
iv
vi
MOTTO
Artinya. “Janganlah kamu bersedih hati terhadap kegagalan yang telah kamu alami
dan tidak pula terlalu gembira terhadap kesuksesan yang telah kamu capai, Allah
tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”. (QS. Al Hadid :23)1
1
Kementrian Agama RI. 2010. Al-Qur’an dan Terjemahannya Jilid X. (Jakarta: Lentera Hati.
2010)
vii
PERSEMBAHAN
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dan
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga
Penulis menyadari bahwa proses menyelesaikan skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan
IPA Biologi dan Ibu Ramdhani Sucilestari, M.Pd sebagai pembimbing II yang
2. Bapak Dr. Ir. Edi M. Jayadi. MP. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Biologi;
3. Ibu Dr. Hj Lubna, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbyah UIN Mataram;
4. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi
tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan
ix
7. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini;
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat
ganda dari Allah SWT. dan Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Amin.
Radiatunisa
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... x
ABSTRAK ................................................................................................... xv
D. Definisi Operasional......................................................................... 10
xi
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 38
D. Variabel Penelitian.......................................................................... 40
E. Desain Penelitian............................................................................. 41
B. Pembahasan..................................................................................... 69
LAMPIRAN ................................................................................................. 84
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Kisi-kisi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dan Indikatornya, 44.
Tabel 4.2 Hasil Pre Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Kelas Eksperimen
Tabel 4.3 Hasil Post Test Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol, 63.
Tabel 4.4 Rata-rata Hasil Aktivitas Guru Pada Pertemuan Ke 1 dan Ke 2, 64.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Chi-Squere Test, 66.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5 Soal Pret test dan Post tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Lampiran 14 Hasil Kemampuan Brpikir Kritis Pre Test dan Post Test Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
xiv
PENGARUH PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII DI DUSUN KARANG
KEBON BARAT
Oleh:
RADIATUNISA
NIM 160104051
ABSTRAK
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari guru ke siswa. Dalam proses pembelajaran, guru memberikan bimbingan dan
kesempatan kepada siswa untuk berkembang secara mandiri. Salah satu yang
Kemampuan berpikir juga sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu
khususnya dalam dunia pendidikan. Pendidikan itu ibarat akar pohon, tanpa akar,
pohon tidak bisa tumbuh, begitu pula dengan individu, tanpa pendidikan individu
perubahan pengembangannya agar tujuannya tercapai. Dalam hal ini, yang terus
yang berbunyi:
2
Purwanto Eko Candra, DKK, “Penerapan Model Pembelajaran Guyded Discovery pada
Materi Pemantulan Cahaya untuk Meningkatkan Berpikir Kritis”, Vol. 1, Nomor 1, 2012.
1
2
didik serta menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Dengan adanya pendidikan
karena pada hakikatnya seseorang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
didik. Salah satu unsur terpenting dalam proses pembelajaran yakni pendidik
inspiratif dalam proses pembelajaran agar peserta didik termotivasi, lebih aktif
3
UU RI Nomor 20 Tahun2003 Tentang SISDIKNAS & Peraturan Pemerintah RI Tahun 2010
Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Serta Wajib Belajar, (Bandung Umbara, 2012), hlm.2.
3
individu terhadap suatu masalah yang terkait. Terutama pada mata pelajaran
kondisi serta karateristik gaya belajar peserta didik sehingga pendidik terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran. “Adapun gaya belajar pada diri siswa
yaitu: gaya belajar visual, auditor, dan kinestetik”.5 Perbedaan gaya belajar
antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya sehingga pendidik dituntut
yang tergambar dari awal sampai akhir. Dari beberapa model pembelajaran
4
Abdul Azaz Wahab, Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
(Bandung: Alfabeta, 2012, hlm. 47.
5
Prihma Sinta Utami, Abdul Gafur, “Pengaruh Model Pembelajaran Dan Gaya Belajar Siswa
Terhadap Hasil Belajar IPS Di SMP Negeri Di Kota Yogyakarta, Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan
IPS, Vol. 2, Nomor. 1, Maret 2015, hlm. 99.
4
Saat ini dunia tengah dihadapkan dengan suatu bencana, yakni wabah
covid 19. Dampak dari wabah ini tidak hanya merusak kesehatan manusia,
banyak perguruan tinggi dan sekolah yang telah mampu beradaptasi dengan
cepat. Aspek sekolah yang ada di Dusun Karang Kebon Barat. Karenanya,
kritis siswa masih rendah karena proses pembelajaran di kelas masih bersifat
teoritis dan berpusat pada guru, dan pada proses pembelajaran masih
6
Amalia Nugrahaeni, I Wayan Redhana, I Made Arya Kartawan, “ Kemampuan Berpikir
Kritis Dan Hasil Belajar Kimia, Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, Vol. 1, Nomor1, 2017, hlm 24.
5
Ibu Riana Widiayanti S.Pd guru IPA yang berada di Dusun Karang
(PBL), Direct Instruction (DI), namun guru lebih suka menerapkan metode
menyebabkan siswa yang pandai semakin pandai dan siswa yang tidak tahu
pembelajaran.7
masih didominasi oleh guru, peserta didik kurang aktif dan cenderung
menjadi malas berpikir secara mandiri. Lebih banyak komunikasi satu arah
7
Guru IPA, di Dusun Karang Kebon Barat , Lombok Barat. 7 Februari 2021
6
dimiliki peserta didik akan terbatas pada apa yang diberikan. Sulit untuk
terjadinya interaksi aktif baik antar siswa maupun antar siswa dengan guru.
dengan cara mengumpulkan siswa kelas VII dimana tempat proses belajar
8
Yun Ismi Wulandari, Sunarto, Salman Alfarisy Totalia, Implementasi Model Discovery
Learning Dengan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil
Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IIS 1 SMA NEGERI 6 SURAKARTA Tahun
Pelajaran 2014/2015 (Jurnal Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2015),
h. 3.
9
Galuh Arik Istiana, Agung Nugroho Catur S dan J.S Sukardjo. Pengaruh Model
Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pokok Bahasan
Larutan penyangga pada Siswa Kelas XI IPA Semester II SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran
2013/2014 (Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Universitas Sebelas Maret Vol. 4 No. 2, 2015), h. 71.
7
dan menunjuk salah satu untuk memimpin doa dan memeriksa kehadiran
akan dipelajari beserta tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memotivasi
buku atau refrensi lain terkait permasalahan yang sedang dihadapi, Pada tahap
doa bersama.
seluas-luasnya kepada peserta didik untuk terlibat secara langsung dan aktif
sendiri. Sesuai dengan teori Brunner yang menyarankan agar siswa belajar
berpikir suatu persoalan dan mencari penyelesaian sendiri. Peserta didik lebih
gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Tahap evaluasi,
dihadapi.
10
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013
(Jakarta Bumi Aksara, 2015), h.1.
10
siswa.
1. Rumusan Masalah
2. Batasan Masalah
maka peneliti membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. 11 Dari
a. Peneliti hanya meneliti siswa kelas VII Di Dusun Karang Kebon Barat
11
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alpabeta, 2014), h 285.
11
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu
kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII Di Dusun Karang Kebon Barat
2. Manfaat penelitian
penelitian merupakan sebuah masalah yang dianggap penting dan peneliti ini
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat praktis
dan peserta didik serta seseorang untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
1) Madrasah
12
2) Guru
3) Siswa
4) Peneliti
D. Definisi Operasional
Siswa akan terdorong mempelajari sesuatu jika apa yang akan mereka
pelajari merasa bermanfaat dan bernilai bagi kehidupan mereka, dan memiliki
tujuan yang jelas. Dengan tujuan yang jelas, siswa akan terdorong untuk
hasil yang lebih baik dari sebelumnya atau melebihi orang lain.12
2. Berpikir Kritis
siswa dapat diketahui melalui hasil ujian tes. Indikator kemampuan berpikir
12
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013
(Jakarta Bumi Aksara, 2015), h.1.
14
Euis Istianah, “Meingkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematik Dengan
13
Pendekatan Model Elicting Activities (Meas) Pada Siswa SMA, Jurnal Ilmiah Program Studi
Matematika STKIP Siliwangi Bandung”, Vo l.2, Nomor 1, Februari 2013, hlm. 46
15
BAB II
A. Kajian Pustaka
dalam penelitian ini adalah dari segi variabel yang digunakan, variabel
yang dilakukan oleh Septy Yustyan dkk. Lokasi dan waktu penelitiannya
Ajaran 2014/2015”
berpikir kritis.
18
terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam
sendiri oleh anak didik melalui pengalamannya dari hasil interaktif dengan
membentuk pengetahuan.16
14
M. Hosnan, Pendekatan Saintifik Dan Konsektual Dalam Pembelajaran Abad 21
(Bogor:Ghalia Indonesia, 2016), h. 28—281.
15
Udin Syafrudin Sa’ud, Inovasi Pembelajaran (Bandung: CV. Alfabeta, 2013), Cet. VI, h.
168-169.
16
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Cet Ke-7, (Bandung: CV. Alfabeta, 2012) h.
281.
19
pengalaman. Hal ini yang menjadi dasar ide J. Bruner ialah pendapat dari
pieget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif di dalam belajar
di kelas. Untuk itu, Jerome Bruner memakai cara dengan apa yang
yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir.17 Ide Bruner itu ditulis dalam
17
M. Hosnan, Pendekatan Saintifik Dan Konsektual Dalam Pembelajaran Abad 21
(Bogor:Ghalia Indonesia, 2016), h. 28—281.
20
informasi.18
siswa belajar untuk diri mereka sendiri dan menerapkan konsep yang
18
Yun Ismi Wulandari dkk, Implementasi Model Discevry Learning Dengan Pendekatan
Saintifik Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas IX IIS 1 SMA NEGERI 6 SURAKARTA Tahun Pelajaran 2014/2015 (Jurnal
Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2015), h. 3.
19
Asih Widi Wisudawati, Eka Sulistyowati, Metodelogi Pembelajaran IPA (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014), h. 80-81.
20
M. Hosnan, Pendekatan Saintifik Dan Konsektual Dalam Pembelajaran Abad 21
(Bogor:Ghalia Indonesia, 2016), h. 28—281.
21
menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam
anak juga bisa belajar analisis dan memecahkan sendiri masalah yang
untuk memberikan rangsangan serta rasa ingin tau pada diri siswa agar
bidang studi.
21
Abderahman Kamel Abdelrahman Mahmoud, The Effect Of Using Discovery Learning
Strategy in Theaching Grammatical Rules to Firstyear General Secondary Student on Developing
Their Achievement and Metacognitive Skills (International Jurnal of Innovation and Scientifik
Research Vol.5 No. 2 Faculty of Education, Fayoum University, Egypt, 2014), h. 152.
22
dicapai.
pada hasil.
siswa.
22
M. Hosnan, Pendekatan Saintifik Dan Konsektual Dalam Pembelajaran Abad 21
(Bogor:Ghalia Indonesia, 2016), h. 28-284.
23
3) Siswa belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancuh dan
dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan
23
Fitriyah, Ali Murtadlo, Dan Rini Warti, Jurnal Pelangi…, hlm. 110.
24
masalah.24
hipotesis.25
24
Naila Ayadia, “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Scietinfic
Apporoach untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA,”(Skripsi, Universitas Negeri
Semarang, 2014), Hlm 10-11.
25
Farida Nursyahidah, “Pembelajaran Discovery Learning menggunakan Tangram Geogebra
Untuk Menemukan Luas Persegi,” Volume 6, Nomor 1, Tahun 2015, Hlm 25-26.
25
kepercayaan tertentu.
5) Verification (pembuktian)
pengalaman itu.
28
Lefudin, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Depublish, 2017), hlm. 108.
27
kelebihan, yaitu:
kekurangan, yaitu:
frustasi
3) Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak
29
Made Putrayasa, “Pengaruh …,hlm 45-46
28
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-
30
Meiria Sylvi Astute, “Peningkatan…, hlm 14-15
29
atau gambar.31
3. Berpikir Kritis
melainkan berpikir itu tiap kegiatan jiwa yang menggunakan kata-kata dan
abstraksi. Dalam arti yang sempit berpikir adalah meletakan atau mencari
tersebut akibat rasa ingin tahunya atas segala sesuatu yang logis.
31
Masrida, Yusminah Hala, A. Mushawwir Taiyeb. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery
Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar IPA Kelas VIII MTSN Libureng
Kabupaten Bone (Jurnal, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar, 2015). H. 86.
32
Ngalim Purwanto, Psiokologi pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm 43
33
Ibid., hlm. 44.
30
dan penemuan pengetahuan akibat rasa ingin tahu terhadap segala bentuk
mendorong peserta didik supaya lebih aktif terhadap sesuatu bukan hanya
34
Harlinda Fatmawati, Mardyana , Triyanto, “Analisis Berpikir Kritis Siswa Dalam
Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Polya Pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat”, Jurnal
Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol. 2, Nomor 9, November 2014, hlm 913.
35
Euis Istianah, “Meingkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematik Dengan
Pendekatan Model Elicting Activities (Meas) Pada Siswa SMA, Jurnal Ilmiah Program Studi
Matematika STKIP Siliwangi Bandung”, Vo l.2, Nomor 1, Februari 2013, hlm. 46.
31
2) Mencari alasan
8) Mencari alternative
10) Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan
sesuatu
keseluruhan masalah
36
F. Fakhriyah, “Penerapan Problem Based Learning Dalam Upaya Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa”, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Dalam Google Scholar,
Diakses Tanggal 12 April 2018, Pukul 21.42.
32
1) Keterampilan menganalisis
2) Keterampilan mensintesis
kontrol.
lingkup baru.
4) Keterampilan menyimpulkan
sendiri, dapat mencapai dua cara, yaitu deduksi dan indikasi. Jadi,
38
Sofan Amri, Implementasi Pembelajaran Aktif dalam Kurikulum 2013 (Jakarta: Prestasi
Pustaka Raya, 2015), h. 149.
35
Tabel 2.1
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Euis Istianah, “Meingkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematik Dengan
39
Pendekatan Model Elicting Activities (Meas) Pada Siswa SMA, Jurnal Ilmiah Program Studi
Matematika STKIP Siliwangi Bandung”, Vo l.2, Nomor 1, Februari 2013, hlm. 46.
37
menjalani kehidupan.
eksternal).
suatu persoalan, menghubungkan satu hal dengan yang lain dan dapat
B. Kerangka Berpikir
dengan bidang ilmu lain. Biologi adalah kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta, konsep, atau prinsip tentang gejala alam yang diperoleh melalui proses.
Pembelajaran IPA mengarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat
berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran IPA terdiri atas
40
Punyaiftitah. Blogspot. Sg/2014/12/V-Behaviorurldefaultvmlo.Htm?M=1, Diakses Tanggal
26 April 2018, Pukul 21.00 Wita.
39
sebagai bagian dari kerja ilmiah yang melibatkan kemampuan berpikir kritis.
Selain itu pembelajaran Biologi juga mengembangkan rasa ingin tahu melalui
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, tidak lebih
kritis. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat pengaruh pembelajaran Discovery
Learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII Di Dusun Karang
C. Hipotesis Penelitian
adalah:
berpikir kritis siswa kelas VII Di Dusun Karang Kebon Barat Tahun
Ajaran 2020/2021.
41
Sugioyono, Metode Penelitian Kuatintatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 64.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini
diukur (biasanya dengan instrument penelitian) sehingga data yang terdiri dari
kuantitatif data hasil yang diperoleh berupa angka-angka atau kuantitas yang
yakni ada yang bertindak sebagai kelas eksperimen dan sebagai kelas kontrol.
kemampuan awal dari kedua kelas tersebut. Setelah itu kelas eksperimen diberi
42
Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm 38.
43
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuatintatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alpabeta, 2012), h.77.
42
1. Populasi
Populasi terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan
2. Sampel
sumber data penelitian.45 Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
20 siswa kelas VII yang ditemukan di Dusun Karang Kebon Barat. Teknik
44
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuatintatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alpabeta, 2012), h.78
45
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuatintatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alpabeta, 2012), h.57
43
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan jenis
pengambilan sampel secara kebetulan, artinya siapapun siswa kelas VII yang
Penelitian ini dilakukan di Dusun Karang Kebon Barat pada siswa kelas
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek,
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yakni variabel bebas
ini yakni model pembelajaran yang biasa disimbolkan dengan simbol X. Variabel
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat.47 Variabel terikat atau
46
Juliansyah Noor, Metodelogi…, hlm.48
47
Ibid.
44
dependent variabel adalah faktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi atau
Sedangkan yang termaksud dalam variabel terikat dalam penelitian ini adalah
E. Desain Penelitian
percobaan dalam penelitian.48 Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yang dipilih secara random, dan diberikan pretes kepada kelompok eksperimen
disebut kelompok kontrol dan kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok
eksperimen. Dalam ini desain penelitian dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 3.1
Pretes-Postest Control Group Design
48
Nazir, Metode Penelitian, (Boor Selatan: Ghalia Indonesia, 2005), hlm, 221.
49
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan…, hlm. 148
45
Keterangan:
pembelajaran ceramah.50
responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama. 51 Dalam
penelitian instrumen memegang peran yang sangat penting sebagai alat pengukur
berikut:
1. Instrumen Tes
ukur dalam proses asesmen maupun evaluasi dan mempunyai peran penting
kemampuan berpikir kritis siswa. Adapun jenis tes yang digunakan dalam
50
Ibid
51
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuatintatif: Dilengkapi Dengan
Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta:Bumi Aksara, 2014), hlm 75.
52
Kasmadi Dan Nia Siti Sunariah, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, (Bandung,
Alfabeta, 2016), hlm 69.
46
penelitian ini adalah jenis tes uraian (essay). Dengan jumlah soal terdiri dari 8
soal. Tes kemampuan berpikir kritis dalam bentuk tes uraian dengan skor
setiap butir adalah 4. Adapun rubrik penilaian dapat dilihat pada lampiran 3.
berpikir kritis sesuai dengan materi pencemaran lingkungan dapat dilihat pada
Tabel 3.2
Kisi-kisi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dan Indikatornya
ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.53 Setiap data harus
diukur dengan alat ukur yang tepat agar hasilnya dapat dipercaya.
Tabel 3.3
Interpretasi Indeks Korelasi “r”Product moment55
53
Syofian Siregar, Statistik…, hlm. 75.
54
Septyan Yustyan dkk, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dengan Pembelajaran
Berbasis Scientific Apporoach Siswa Kelas X SMA Panjura Malang”, Jurnal Pendidikan Biologi
Indonesia, Vol, 1, Nomor 2, 2015, hlm 247.
55
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan Pendekatan Kuatintatif, kualitatif, dan R&D,
2012.
48
2. Observasi
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
56
Ibid., hlm. 145.
49
Tabel 3.4
Lembar keterlaksanaan pembelajaran
dilakukan sehingga dapat diolah supaya mendapatkan hasil penelitian yang lebih
57
Juliansyah Noor, Metodelogi…, hlm.138.
50
1. Teknik Tes
Untuk memperoleh data, peneliti memberikan tes awal (pretest) dan tes
akhir (postest) kepada seluruh siswa kelas VII yang terbagi dalam dua kelas
yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menjadi sampel penelitian.
2. Observasi
objek sasaran aktivitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
oleh obsever.
58
Rusman, Belajar & Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2017), hlm. 259.
51
3. Dokumentasi
harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto.59 Dalam penelitian ini
dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti dari awal sampai akhir,
penelitian.
kemampuan berpikir kritis siswa seperti yang terlihat dalam tabel 3.5.
Tabel 3.5
Kriteria kemampuan berpikir kritis60
No Presentase Keterangan
1 0%-20% Sangat kurang kritis
2 21%-40% Kurang kritis
3 41%-60% Cukup kritis
59
Ibid., hlm. 141.
60
Muhammad Firdaus, Pengembangan LKPD Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Peserta Didik, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2018, Hlm
8-9.
52
4 61%-80% Kritis
5 81%-100% Sangat kritis
Tabel 3.6
Kriteria Penilaian Keterlaksanaan Pembelajaran62
Rentang Keterangan
81 % - 100 % Sangat Baik
61 % - 80 % Baik
20 % - 60 % Cukup
>20 % Tidak Baik
3. Uji Hipotesis
keterampilan berpikir kritis siswa setelah dan sebelum diberi perlakuan. (Ho)
hipotesis nol artinya ditolak dan (Ha) hipotesis diterima. Sebelum melakukan
61
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan Pendekatan Kuatintatif, kualitatif, dan R&D,
2012.
62
Ibid..,
53
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
2) Uji Homogenitas
3) Uji t
yang sama tidak ada perbedaan yang signifikan. Jika jumlah sampel
63
Sofian Siregar, Statistik Parametric untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara
2014), hlm. 167.
54
sama dan varian homogen, maka rumus t-tes bisa menggunakan SPSS
24. Jika jumlah sampel tidak sama dan varian tidak homogen.
55
BAB IV
A. Hasil Penelitian
variabel.
dalam pengambilan sampel secara kebetulan, artinya siapapun siswa kelas VII
Teknik insidental yang peneliti gunakan adalah dengan cara mencari dan
ini adalah 20 siswa kelas VII yang ditemukan di Dusun Karang Kebon Barat.
Karang Kebon Barat selama satu bulan. Dalam hal ini penelitian dilakukan
dengan menguji cobakan tes bentuk uraian kepada 20 siswa yang menjadi
10 orang. Dalam hal ini instrumen tes yang dilakukan untuk mengukur hasil
yakni ada yang bertindak sebagai kelas eksperimen dan sebagai kelas kontrol.
kemampuan awal dari kedua kelas tersebut. Setelah itu kelas eksperimen
oleh guru dengan maksud untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa.
hasil penelitian yang telah dilakukan di Dusun Karang Kebon Barat, tentang
berpikir kritis siswa kelas VII pada materi pencemaran lingkungan. Materi
Maret 2021 setelah memberikan perlakuan peneliti memberikan soal post test
soal post test di kelas kontrol tes yang digunakan adalah uraian dengan
jumlah soal 8 yang sudah melalui proses uji validitas dan uji reliabilitas.
uji validitas, uji reliabilitas instrument, data keterampilan berpikir kritis siswa,
a. Validitas Instrumen
oleh validator ahli, dalam penelitian ini yang menjadi validator adalah
Ada 5 aspek yang dinilai oleh validator dengan skor 1-5, skor 1
uji coba tes kemampuan berpikir kritis menunjukan dari 8 butir soal
yang disebar semuanya valid seperti yang terlihat dalam tabel dibawah
ini.
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrumen
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Y)
berpikir kritis yang diuji semuanya valid dengan taraf signifikan 5%.
b. Reliabilitas
dari instrumen tes tersebut. Dalam hal ini uji coba reliabilitas
Adapun hasil pre test dan post test kemampuan berpikir kritis siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dari penyebaran soal tes tersebut,
Tabel 4.2
Hasil Perolehan Nilai Tes Kemampuan Berpikir Pre Tes dan
Post Test Kelas Eksperimen
Kelas Eksperimen
No Nama Responden Pre Test Post Test
1 Ria Armayanti 52 78
2 Sari Andriani 63 78
3 Helmani 57 73
4 Nur Ainadini 47 68
5 Arini Astari 63 78
6 Nadira Putri 57 63
7 Dian Lestari 42 73
8 Yulia 63 78
9 Diana 57 68
10 Rehan 52 73
∑ 553 730
Rata-rata 55,3 73
Max 63 78
Min 52 63
berpikir kritis siswa kelompok eksperimen menunjukan hasil dari pre tes
63.
Tabel 4.3
Hasil Perolehan Nilai Tes Kemampuan Berpikir Pre Tes dan
Post Test Kelas Kontrol
Kelas Kontrol
No Nama Responden Pre Test Post Test
1 Ihda Yanatul 42 47
2 Zahliya Royana 52 57
3 Dahlia Aprianti 52 57
4 Ayudia Martiwi 47 52
5 Sistiana Ernawati 52 57
6 Mila Indah 52 57
7 Salwatun Najwa 52 57
8 Humdatun Safina 47 52
9 Ismawati 52 57
10 Dina Amelia 42 63
∑ 500 550
Rata-rata 50 55
Max 52 57
Min 42 47
berpikir kritis siswa kelompok kelas kontrol menunjukan hasil dari pre tes
Tabel 4.4
Rata-rata Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran Pada Pertemuan Ke 1 dan
Ke 2
4. Uji Hipotesis
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji
1) Uji Normalitas
menunjukan bahwa data pre test maupun post test baik kelas
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data
Chi-Squere Test
normalitas menunjukkan nilai pre test kelas eksperimen yaitu 0,736 >
0,05 dan nilai post test kelas eksperimen yaitu 0,572 > 0,05,
sedangkan nilai pre test kelas kontrol yaitu 0,202> 0,05 dan nilai post
64
test kelas kontrol yaitu 0,079> 0,05. Dapat disimpulkan bahwa semua
2) Uji Homogenitas
yang terlihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 menunjukan bahwa nilai
Tabel 4.6
Test of Homogeneity of variances
nilai sig = 0,287 > 0,05, jadi kesimpulannya kedua kelompok data
3) Uji t
didasarkan dari analisis data. Setelah melakukan uji normalitas dan uji
SPSS 24 dengan membandingkan nilai pre test dan post test kelas
65
kontrol dan nilai pre test post test kelas eksperimen dengan taraf
2020/2021.
Tabel 4.7
Uji Hipotesis
sebesar 0,00. Jika nilai (Sig) < 0,05 artinya Ha diterima. Hal ini
data. Pengumpulan data dan penyajian data merupakan suatu teknik yang
berikut:
a. Penyebaran Tes
yang terbagi ke dalam dua kelas yakni kelas eksperimen dan kelas
b. Observasi
c. Dokumentasi
6. Analisis Data
ini seperti yang telah di rumuskan pada bab I dan II yang berbunyi:
diajukan yaitu menggunakan rumus uji t yakni dengan SPSS. Hal ini
B. Pembahasan
yang baik antara pendidik dan peserta didik. Dalam hal ini pendidik
pembelajaran yang mengharuskan peserta didik lebih aktif dan pendidik hanya
sebagai fasilitator. Adapun yang lebih ditekankan yaitu proses mencari sendiri
Kemudian tingkat berpikir kritis siswa dapat diketahui melalui hasil ujian tes.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang diukur dalam penelitian ini yaitu:
kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII di Dusun Karang Kebon Barat. Tes
diuji cobakan dua kali pada kelompok eksperimen dan kelas kontrol. Dalam
hal ini, kedua kelompok diberikan pre test sebelum penggunaan model
kelompok kontrol memperoleh hasil presentase 50% dalam hal ini kedua
Setelah diberikan pre test kedua kelas tersebut diberi perlakuan, kelas
peneliti memberikan post test kepada kedua kelas tersebut. Dari hasil post tes
kelompok kontrol memperoleh hasil presentase 55%. Hasil nilai dari kedua
disebabkan pada kelas kontrol siswa hanya menerima materi dari guru
kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol lebih rendah dari kelas
karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya. Hal ini
kritis siswa.
71
baik yaitu sebesar (61% - 80%) pada pertemuan pertama kelas eksperimen
setiap pertemuan lebih tinggi daripada kelas kontrol. Data hasil observasi
menggunakan 6 deskriptor.
Berdasarkan teknik analisis data uji prasyarat yaitu uji normalitas dan
kelas eksperimen diperoleh pada nilai pre test yaitu 0,736 > 0,05 dan nilai
post test yaitu 0,572 > 0,05, sedangkan nilai pre test kelas kontrol yaitu 0,202
> 0,05 dan nilai post test yaitu 0,079 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa semua
hasil signifikan sebesar 0,287. Nilai ini menunjukan bahwa nilai sig = 0,287 >
72
sama (homogen).
Dari hasil penelitian ini dibuktikan bahwa nilai tabel uji Independent
Samples Test di atas, nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,00. Jika nilai (Sig) < 0,05
artinya Ha diterima. Setelah melakukan uji Independent Sample Test nilai Sig
dibimbing guru menyusun hasil studi literatur dalam bentuk makalah. Tahap
untuk mempersentasikan hasil studi literatur dalam bentuk makalah yang telah
aktif dan memungkinkan siswa dapat memahami materi yang telah diberikan
siswa sedangkan siswa tidak berperan aktif dan hanya mendengarkan serta
apa yang diinstrusikan oleh guru. Sehingga kemampuan berpikir kritis siswa
pada kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen karena
masalah yang bersifat kompleks dan berhubungan dengan dunia nyata, tetapi
kesimpulan.
siswa, peserta didik diharapkan sebagai peserta aktif dan mandiri dalam
ditemukannya.64
seperti yang sering diterapkan. Perbedaan ini dapat dilihat dari sintaks-sintaks
64
Eko Wahyudi, Op. Cit.
75
aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari kongkret menuju abstrak. Pieget
lingkungan.65 Teori belajar ini sesuai dengan teori Bruner yang menyarankan
agar peserta didik belajar secara aktif untuk membangun konsep dari prinsip.
baik dalam memecahkan masalah mata pelajaran dan selalu akan peka
65
Wasti Soemanto, Psiokologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Jakarta
PT. Rineka Cipta, (2006), cet. V, hlm. 130.
66
Ridwan Abdullah Sani, Op. Cit . hlm. 98.
76
penalaran dan metode penalaran apa yang dipakai. Seseorang siswa dapat
tahu terhadap informasi yang ada untuk memncapai suatu pemahaman yang
adalah keterampilan bernalar dan berpikir relekftif yang difokuskan untuk hal-
hal yang diyakini dan dilakukan keterampilan yang harus dikuasai agar dapat
67
I.D Kurniati, Wartono, M. Diantoro, Pengaruh Pembelajaran Inquiri Terbimbing Intergrasi
Peer Instruction Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, UNNES, 2014).
68
Septyan Yustyan dkk, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dengan Pembelajaran
Berbasis Scientific Apporoach Siswa Kelas X SMA Panjura Malang”, (Jurnal Pendidikan Biologi
Indonesia), Vol, 1, Nomor 2, 2015.
69
Sofan Amri, Implementasi Pembelajaran Aktif dalam Kurikulum 2013 (Jakarta: Prestasi
Pustaka Raya, 2015), h. 149.
77
diterapkan sehingga hasil yang didapatkan cukup optimal dan siswa cukup
masalah.
kontrol terjadi komunikasi satu arah terlihat bahwa siswa kurang antusias dan
masih banyak yang terlihat pasif karena dalam proses pembelajaran guru
transformasi dan evaluasi. Pada proses informasi, pada tahap ini siswa
atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal
yang lebih luas. Tahap evaluasi, pada tahap ini siswa menilai sendiri
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kelas VII di Dusun Karang Kebon Barat. Hal ini ditunjukan dari hasil uji
hipotesis yang menunjukan bahwa terdapat nilai signifikasinya lebih kecil dari
0,05 artinya Ha yang diterima. Hasil ini juga didukung dengan adanya
perbedaan nilai rata-rata pre test dan post test antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol. Nilai rata-rata pre test dan post test kelas eksperimen adalah
55,3 dan 73, sedangkan nilai rata-rata pre test dan post test kelas kontrol
B. Saran
belajar anak yang disertai pemberian motivasi untuk terus belajar karena
siswa kelas VII pada materi IPA, hendaknya lebih maksimal lagi untuk
pembelajaran di kelas.
79
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, M. S. Peningkatan keterampilan bertanya dan hasil belajar siswa kelas 2 SDN
slungkep 03 menggunakan model Discovery Learning. Scholaria: Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 5(1), 10-2.
Burais, L., Ikhsan, M., & Duskri, M. (2016). Peningkatan kemampuan penalaran
matematis siswa melalui model Discovery Learning. Jurnal Didaktik
Matematika, 3(1), 77-86.
Galuh Arik Istiana, Agung Nugroho Catur S dan J.S Sukardjo. Pengaruh Model
Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi
Belajar Pokok Bahasan Larutan penyangga pada Siswa Kelas XI IPA
Semester II SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK) Universitas Sebelas Maret Vol. 4 No. 2, 2015.
Kristin, F., & Rahayu, D. (2016). Pengaruh penerapan model pembelajaran discovery
learning terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SD. Scholaria: Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 6(1), 84-92.
Kasmadi Dan Nia Siti Sunariah, Panduan Modern Penelitian Kuatintatif, Bandung:
Alfabeta: 2016.
81
Rachmadtullah, R. (2015). Kemampuan berpikir kritis dan konsep diri dengan hasil
Belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas V Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Dasar UNJ, 6(2), 287-298.
Ulum Bahrul Dan Rusly Hidayah, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation (GI) Pada Materi Pokok Ikatan Kimia Untuk Melatihkan
Keterampiln Berpikir kritis Siswa Kelas X SMA WIDIA DARMA
SURABAYA”, UNESA Jurnal of Chemical Education, Vol. 4, Nomor 2, Mei
2015.
Utami ,Prihma Sinta, Abdul Gafur, “Pengaruh Model Pembelajaran Dan Gaya Belajar
Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Di SMP Negeri Di Kota Yogyakarta,
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, Vol. 2, Nomor. 1, Maret 2015, hlm.
99.
Yusuf Muri, Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan Pilar Penyedia Informasi Dan
Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan, Jakarta: Kencana,2015.
Wahab, Abdul Azaz Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS), Bandung: Alfabeta, 2012.
84
8. Siswa dapat mengusulkan upaya untuk mengatasi kerusakan hutan
E. Materi Pembelajaran
1. Pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara)
1. definisi
2. indikator
3. sumber
4. dampak
5. upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan
6. Kerusakan lingkungan.
7. Sumber kerusakan hutan
8. Dampak penggundulan hutan
9. Upaya untuk mengatasi kerusakan hutan akibat penggundulan hutan. Siswa
dapat mengusulkan upaya untuk mengatasi kerusakan hutan
F. Metode pembelajaran
Model : Discovery Learning
Metode : Diskusi
G. Media, alat dan sumber pembelajaran
1. Media : Gambar foto
2. Alat : Buku, alat tulis, papan tulis dsb.
Sumber : buku pegangan peserta didik, dan sumber lain yang
relevan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan pertama (2x40 menit)
Indikator yang akan dipelajari:
1. Menjelaskan pengertian pencemaran.
2. Menjelaskan indikator pencemaran.
3. Menganalisis sumber pencemaran.
4. Menganalisis kemungkinan dampak pencemaran.
5. Mengusulkan upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan.
Kegiatan Langkah-langkah Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Peneliti memberi salam dan menunjuk siswa 10 menit
untuk memimpin doa
2. Peneliti memeriksa kehadiran siswa
3. Peneliti mengkondisikan siswa, agar kondusif
untuk mendukung proses pembelajaran dengan
cara meminta merapikan tempat duduk,
menyiapkan buku pelajaran.
4. Peneliti memberi penjelasan tentang cakupan
materi yang akan dipelajari beserta tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
85
5. Motivasi : Peneliti memotivasi siswa dengan
memberikan gambaran tentang manfaat
pencemaran lingkunga.
6. Peneliti membagi kelompok menjadi 4
kelompok.
Inti Stimulation/Pemberian rangsangan 60 Menit
1. Siswa dari masing-masing kelompok diminta
mengamati gambar terkait pencemaran
lingkungan.
2. Peneliti memberi kesempatan pada kepada
siswa untuk mengamati beberapa
permasalahan yang terkait dengan pencemaran
lingkungan terkait gambar tersebut.
86
dengan mengumpulkan data dari membaca buku
atau refrensi lain terkait permasalahan yang
sedang dihadapi.
Data processing/Mengolah Data
Siswa menganalisis dan mengolah data terkait
permasalahan pencemaran lingkungan untuk
memecahkan permasalahan yang ada.
Verification/Memverivikasi
Siswa menyusun hasil dari proses kegiatan
penemuan dalam aspek mengamati permasalahan
terkait pencemaran lingkungan dengan cara
mengecek kebenaran melalui buku, maupun
bertanya kepada sesama teman maupun berdiskusi.
Generalation/Menyimpulkan
1. Siswa menyimpulkan hasil kegiatan diskusi
terkait permasalahan pencemaran lingkungan
2. Siswa mempresentasikan hasil kesimpulan dari
kegiatan yang sudah dilakukan
Peneliti memberikan ketegasan terhadap hasil
pembelajaran siswa.
Penutup Peneliti bersama siswa baik secara individual 10 menit
maupun kelompok melakukan refleksi untuk:
1. Mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas
pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan
manfaat langsung maupun tidak langsung dari
hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
2. Memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran
3. Menutup kegiatan pembelajaran dengan doa
bersama.
Mengetahui ,
Mataram, 10 Maret 2021
Peneliti
Radiatunisa
NIM: 160.104.051
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Eksperimen
88
E. Materi Pembelajaran
1. Pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara)
a. definisi
b. indikator
c. sumber
d. dampak
e. upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan
f. Kerusakan lingkungan.
g. Sumber kerusakan hutan
h. Dampak penggundulan hutan
i. Upaya untuk mengatasi kerusakan hutan akibat penggundulan hutan.
Siswa dapat mengusulkan upaya untuk mengatasi kerusakan hutan
F. Metode pembelajaran
Model : Discovery Learning
Metode : Diskusi
G. Media, alat dan sumber pembelajaran
Media : Gambar foto
Alat : Buku, alat tulis, papan tulis dsb.
Sumber : buku pegangan peserta didik, dan sumber lain yang
relevan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan kedua (2x40 menit) Indikator yang akan dipelajari:
1. Menganalisis sumber kerusakan hutan.
2. Menganalisis kemungkinan dampak kerusakan hutan.
3. Mengusulkan upaya untuk mengatasi kerusakan hutan
Kegiatan Langkah-langkah Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Peneliti memberi salam dan menunjuk salah satu 10
untuk memimpin doa menit
2. Peneliti memeriksa kehadiran siswa
3. Peneliti mengkondisikan siswa, agar kondusif
untuk mendukung proses pembelajaran dengan
cara meminta merapikan siswa , menyiapkan
buku pelajaran.
4. Peneliti memberi penjelasan tentang cakupan
materi yang akan dipelajari beserta tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
5. Motivasi : Peneliti memotivasi siswa dengan
memberikan gambaran tentang jenis-jenis
pencemaran lingkunga.
6. Peneliti membagi kelompok menjadi 4
89
kelompok.
Inti Stimulation/Pemberian rangsangan 60
1. Peserta didik dari masing-masing kelompok Menit
diminta mengamati gambar terkait dengan jenis-
jenis pencemaran lingkungan.
2. Peneliti memberi kesempatan pada kepada
peserta didik untuk mengamati beberapa
permasalahan yang terkait dengan kerusakan
hutan terkait gambar tersebut.
90
Verification/Memverivikasi
Peserta didik menyusun hasil dari proses kegiatan
penemuan dalam aspek mengamati permasalahan
terkait kerusakan hutan dengan cara mengecek
kebenaran melalui buku, maupun bertanya kepada
sesama teman maupun berdiskusi.
Generalation/Menyimpulkan
1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
diskusi terkait kerusakan hutan.
2. Peserta didik mempresentasikan hasil
kesimpulan dari kegiatan yang sudah dilakukan.
Peneliti memberikan ketegasan terhadap hasil
pembelajaran peserta didik.
Penutup Peneliti bersama peserta didik baik secara individual 10
maupun kelompok melakukan refleksi untuk: Menit
1. Mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas
pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan
manfaat langsung maupun tidak langsung dari
hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
2. Memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran
3. Menutup kegiatan pembelajaran dengan doa
bersama.
I. Penilaian
Teknik penilaian Bentuk instrument
Tes tertulis Tes uraian
Mengetahui ,
Mataram, 11 Maret 2021
Peneliti
Radiatunisa
NIM: 160.104.051
91
Lampiran 2
92
8. Siswa dapat mengusulkan upaya untuk mengatasi kerusakan hutan
E. Materi Pembelajaran
1. Pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara)
a. definisi
b. indikator
c. sumber
d. dampak
e. upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan
f. Kerusakan lingkungan.
g. Sumber kerusakan hutan
h. Dampak penggundulan hutan
i. Upaya untuk mengatasi kerusakan hutan akibat penggundulan hutan.
Siswa dapat mengusulkan upaya untuk mengatasi kerusakan hutan
F. Metode pembelajaran
Model : Teacher Approach
Metode : Ceramah
G. Media, alat dan sumber pembelajaran
Media : Gambar foto
Alat : Buku, alat tulis, papan tulis dsb.
Sumber : buku pegangan peserta didik, dan sumber lain yang relevan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama(2x40 menit) Indikator yang akan dipelajari:
1. Menjelaskan pengertian pencemaran.
2. Menjelaskan indikator pencemaran.
3. Menganalisis sumber pencemaran.
4. Menganalisis kemungkinan dampak pencemaran.
5. Mengusulkan upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan.
Kegiatan Langkah-langkah Alokasi
waktu
Pendahuluan 10
1. Peneliti memberi salam dan menunjuk
salah satu siswa untuk memimpin doa
2. Peneliti memeriksa kehadiran siswa
3. Peneliti memotivasi siswa dengan
memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
4. Peneliti bercerita tentang contoh
pencemaran lingkungan
Kegiatan inti Peneliti menjelaskan tentang pengertian contoh 60 menit
pencemaran lingkungan, faktor pemicu
terjadinya contoh pencemaran lingkungan,
93
proses munculnya pencemaran lingkungan,
jenis-jenis pencemaran lingkungan, dampak
pencemaran lingkungan dan upaya mengatasi
pencemaran lingkungan
Penutup 1. Peneliti dan siswa secara bersama 10 menit
menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang
telah berlangsung
2. Peneliti memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum dipahami
3. Guru menyimpulkan materi yang telah
disampaikan.
I. Penilaian
Teknik penilaian Bentuk instrument
Tes tertulis Tes uraian
Mataram, 12 Maret 2021
Peneliti
Radiatunisa
NIM: 160.104.051
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Kontrol
Satuan pendidikan : Dusun Karang Kebon Barat
Kelas/semester : VII/II
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Topik : Pencemaran Lingkungan
Pembelajaran ke :2
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
A. Kegiatan inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji secara konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1. Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk
mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian pencemaran.
2. Menjelaskan indikator pencemaran.
3. Menganalisis sumber pencemaran.
4. Menganalisis kemungkinan dampak pencemaran.
5. Mengusulkan upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan.
6. Menganalisis sumber kerusakan hutan.
7. Menganalisis kemungkinan dampak kerusakan hutan.
8. Mengusulkan upaya untuk mengatasi kerusakan hutan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran.
2. Siswa dapat menjelaskan indikator pencemaran.
3. Siswa dapat menganalisis sumber pencemaran lingkungan.
4. Siswa dapat menganalisis kemungkinan dampak pencemaran lingkungan.
5. Siswa dapat mengusulkan upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan.
6. Siswa mampu menganalisis sumber kerusakan hutan.
7. Siswa dapat menganalisis kemungkinan dampak kerusakan hutan.
8. Siswa dapat mengusulkan upaya untuk mengatasi kerusakan hutan
95
E. Materi Pembelajaran
1. Pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara)
a. definisi
b. indikator
c. sumber
d. dampak
e. upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan
f. Kerusakan lingkungan.
g. Sumber kerusakan hutan
h. Dampak penggundulan hutan
i. Upaya untuk mengatasi kerusakan hutan akibat penggundulan hutan.
Siswa dapat mengusulkan upaya untuk mengatasi kerusakan hutan
F. Metode pembelajaran
Model : Teacher Approach
Metode : Ceramah
G. Media, alat dan sumber pembelajaran
Media : Gambar foto
Alat : Buku, alat tulis, papan tulis dsb.
Sumber : buku pegangan peserta didik, dan sumber lain yang relevan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan kedua (2x40 menit) Indikator yang akan dipelajari:
a. Menganalisis sumber kerusakan hutan.
b. Menganalisis kemungkinan dampak kerusakan hutan.
c. Mengusulkan upaya untuk mengatasi kerusakan hutan
96
kerusakan hutan. Mengusulkan upaya untuk
mengatasi kerusakan hutan
Penutup 1. Peneliti dan siswa secara bersama 10 menit
menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang
telah berlangsung
2. Peneliti memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum dipahami
3. Peneliti menyimpulkan materi yang telah
disampaikan.
I. Penilaian
Teknik penilaian Bentuk instrument
Tes tertulis Tes uraian
Mataram, 12 Maret 2021
Peneliti
Radiatunisa
NIM: 160.104.051
97
Lampiran 3
Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis
Masuknya atau 1
dimasukkannya
makhluk hidup, zat,
energi dan atau
komponen lain ke
dalam air oleh
kegiatan manusia
Tidak menjawab 0
Sungai
tangga Alasan: pencemar tangga.
tersebut Selain limbah 0
mengalir melintasi rumah tangga
rumah-rumah warga
yang berada di tepi Alasan Menjelaskan 2 2 5
sungai alasan
98
Terlihat banyak Menjelaskan 1 alasan 1
sampah rumah
tangga yang dibuang Tidak menjelaskan 0
di Sungai. alasan
Meningkatkan erosi
b. Dampak: Menyebutkan 4 4
dampak
Menurunkan
tanah Menyebutkan 3 3
dampak
Hilangnya habitat
porositas tanah Menyebutkan 2 2
Dampak 5
makhluk hidup yang
dampak
tinggal di kawasan Menyebutkan 1 1
tersebut. dampak
Punahnya makhluk
Tidak menyebutkan 0
hidup yang tinggal di
dampak
kawasan tesebut
Banjir
Global warming
4. a. Sumber: Ada Sumber Ada 1
b. Alasan: sebab gas
tersebut memicu efek Tidak ada 0
rumah kaca, dimana
Alasan Menyebutkan alasan 1
efek rumah kaca dapat
meningkatkan suhu Tidak menyebutkan 0 5
bumi, sehingga
menyebabkan es di
kutub mencair dan
naiknya permukaan air
laut.
99
5. Argument: Pendapat Pendapat tersebut 1
tersebut benar benar
Argument Pendapat tersebut 0
tidak benar
Alasan: karena hutan yang Menyebutkan Alasan 1
gundul tidak mampu 5
menyerap CO2 yang ada di Tidak Menyebutkan 0
Atmosfer sehingga Alasan
Alasan
menimbulkan efek rumah
kaca yang berakibat pada
global warming.
Membuat
6. Pemerintah: Menyebutkan 2 2
undang-
Melakukan reboisasi /
Saya: Menyebutkan 3 3
penanaman kembali
hutan yang sudah Menyebutkan 2 2 5
Saya
Melakukan penebangan
gundul.
Menyebutkan 1 1
dengan sistem TPI
Tidak
pembalakan liar.
melakukan
kegiatan yang merusak
hutan.
7. Ketika saya melihat teman Menasehati 2
saya yang membuang
Tindakan Memarahi 1
sampah di Sungai, saya
akan menasehatinya. Membiarkannya 0
100
Karena membuang 2
sampah di sungai
Alasan dapat menyebabkan
pencemaran
sungai/banjir
Tidak menyertakan 0
alasan
101
Lampiran 4
Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Materi Pencemaran
Lingkungan
102
Lampiran 5
1.
103
Adakah hubungan produksi gas tersebut dengan ramalan “bumi akan tenggelam.?
5. Indonesia dikecam oleh World Wild Fund (WWF) karena terjadinya
penggundulan hutan di Kalimantan. WWF menilai bahwa penggundulan hutan
Kalimantan menjadi salah satu penyebab global warming.
Jelaskan pendapatmu mengenai argumen tersebut!
6. Apa upaya yang dapat dilakukan pemerintah (sebutkan 2) dan anda (sebutkan 3)
untuk mencegah dan mengurangi kerusakan hutan?
7. Suatu hari kamu melihat temanmu membuang sampah di Sungai.
a. Apa tindakan yang akan kamu lakukan?
b. Apa alasanmu melakukan hal tersebut?
8. Bila di sekitar rumahmu ditemukan banyak limbah rumah tangga yakni:
a. dedaunan
b. sampah plastik bekas bungkus jajanan
c. sisa lauk makan malam
d. botol bekas minuman
e. kaleng bekas susu
Apa tindakan yang dapat kamu lakukan agar limbah tersebut tidak semakin
menumpuk dan mencemari lingkungan?
Kunci Jawaban
1. Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen
lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
2. a. Sumber pencemar yang paling dominan mencemari sungai yaitu limbah rumah
tangga karena Sungai tersebut mengalir melintasi rumah-rumah warga yang
berada di tepi sungai, selain itu terlihat banyak sampah rumah tangga yang
dibuang di Sungai.
b.Dampaknya yaitu organisme yang hidup di sungai tersebut yaitu ikanikan
menjadi mati dan penduduk tidak dapat lagi memanfaatkan air sungai tersebut
untuk keperluan sehari-hari/ menimbulkan banyak penyakit.
3. a. Sumber kerusakan hutan: illegal loging
104
5. Pendapat tersebut benar, karena hutan yang gundul tidak mampu menyerap CO2
yang ada di Atmosfer sehingga menimbulkan efek rumah kaca yang berakibat
pada global warming.
Nilai = X 100
105
Lampiran 6
Pertemuan 1
Data Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
No Tahap Deskriptor Skor
1 2 3 4
Jumlah skor 19
Skor maksimal 24
NA = %
106
Pertemuan 2
Data Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
No Tahap Deskriptor Skor
1 2 3 4
Jumlah skor 19
Skor maksimal 24
NA = %
107
Pertemuan 1
Data Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol
No Deskriptor Skor/Nilai
1 2 3 4
Jumlah skor 18
Skor maksimal 24
NA = %
108
Pertemuan 2
Data Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol
No Deskriptor Skor/Nilai
1 2 3 4
Jumlah skor 17
Skor maksimal 24
NA = %
109
Lampiran 15
DOKUMENTASI
Kelas Eksperimen
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Siswa berdiskusi tentang gambar Siswa mengerjakan soal post test
pencemaran lingkungan
110
Kelas Kontrol
Gambar 5 Gambar 6
Gambar 7 Gambar 8
111
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Radiatunisa
Tempat, Tanggal Lahir : Simpasai, 14 Januari 1996
Alamat Rumah : Dusun Lakenu, RT/RW 011/006, Kel/Desa
Simpasai, Kecamatan Lambu.
Nama Ayah : Syamsudin
Nama Ibu : St. Aisyah
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SDN 2 SIMPASAI LAMBU, 2009
b. SMP NEGERI 2 LAMBU, 2012
c. SMA NEGERI 2 LAMBU, 2015
Radiatunisa