Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan bagi hewan adalah semua faktor biotic dan abiotik yang
ada di sekitarnya dandapat mempengaruhinya. Dalam konsep rantai makanan,
hewan ditempatkan sebagai konsumen, sedangkan tumbuhan sebagai
produsen. Hewan disebut sebagai makhluk
makhluk hidup yang heterotrof.
Setiap organisme di muka bumi menempati habitatnya masing-
masing. Dalam suatuhabitat terdapat lebih dari satu jenis organisme dan
semuanya berada dalam satu komunitas.Komunitas menyatu dengan
lingkungan abiotik dan membentuk suatu ekosistem. Dalamekosistem hewan

berinteraksi dengan lingkungan biotic , yaitu hewan lain, tumbuhan


serta mikroorganisme lainnya. Interaksi tersebut dapat terjadi antar individu,
antar populasi danantar komunitas.
Setiap organisme harus mampu beradaptasi untuk menghadapi
kond
kondis
isii fa
fakt
ktor
or ling
li ngku
kung
ngan
an abiotik.
abiotik. Hewan
Hewan tidak
tidak mung
mungkin
kin hidup
hidup pada
pada kisaran
kisaran fakto
faktorr
abiotik yang seluas-luasnya. Pada prinsipnya masing-masing hewan memiliki
kisaran toleransi tertentu terhadapsemua semua faktor lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Lingkungan Bagi Hewan Sebagai Kondisi Dan Sumber

Daya?
2. Apa peran hewan Sebagai Organisme Heterotrof?
3. Apa yang disebut dengan hewan Ektotermi atau poikilotermi?
4. Apa yang disebut hewan Endotermi atau homeotermi?
5. Bagaimana hubungan hewan dan Lingkungan Biotik?
6. Bagaimana hubungan hewan dan Lingkungan Abiotik?
7. Apa saja kisaran Toleransi dan Faktor Pembatas serta Terapannya?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan Bagi Hewan Sebagai Kondisi Dan Sumber Daya


Lingkungan bagi hewan adalah semua faktor biotic dan abiotik yang
ada di sekitarnya dandapat mempengaruhinya. Hewan hanya dapat hidup,
tumbuh dan berkembang biak dalamsuatu lingkungan yang menyediakan
kondisi dan sumberdaya serta terhindar dari faktor-faktor yang
membahayakan.Begon (1996), membedakan faktor lingkungan bagi hewan
ada 2 kategori,yaitu;Kondisi dan Sumberdaya.
Kond
Kondis
isii adalah faktor-fakto
faktor -faktorr lingkungan
lingkunga n abiotik
abioti k yangkeadaannya
yangkeada annya
berbeda dan berubah sesuai dengan perbedaan tempat dan waktu.Hewan

bereaksi terhadap kondisi lingkungan,


lingkungan, yang berupa perubahan-
perubahanmorfologi, fisiologi dan tingkah laku. Kondisi lingkungan antara
lain berupa.; temperature,kelembaban, Ph, salinitas, arus air, angina, tekanan,
zat-zat organic dan anorganik.
Sumb
Sumber
erda
day
ya adalah segal
segalaa sesuatu
sesuat u yang dikonsumsi
dikonsum si oleh
organisme, yang dapatdibedakan atas materi, energi dan ruang. Sumberdaya
diguna
dig unaka
kann untuk
unt uk menun
me nunju
jukka
kkan
n suatuf
sua tufakt
aktor
or abioti
abiotik
k maup
maupun
un biot
biotiky
ikyang
ang diperl
diperluk
ukan
an
oleh hewan, karena tersedianya di lingkungan berkurang apabila telah dimanfaatkan
oleh hewan. Setiap hewan akan bervariasi menurut ruang (tempat) dan waktu.

Oleh karena itu setiap hewan senantiasa berusaha untuk selaludapat


beradaptasi terhadap setiap perubahan lingkungan tersebut. Dalam
penyesuaian diritersebut hanya hewan yang mampu beradaptasi dengan
lingkungan yang dapat bertahanhidup, sementtara yang tidak mampu
beradaptasi akan mati atau beremigrasi bahkan akan punah.Perubahan
lingkungan terhadap waktu, secara garis besarnya terdiri atas 3, yaitu;

2
a. Peru
Pe ruba
baha
han
n Siklik,
Siklik, perubaha
perubahan
n yang
yang terjadiny
terjadinyaa berulang
berulang-ula
-ulang
ng secarabe
secaraberi
rira
rama
ma,,
seperti malam dan siang, laut pasang dan surut, kemarau danpenghujan,
dll. Perubahan siklik dapat berskala harian, bulanan, musiman,tahunan

b. Perubahan Terarah , suatu perubahan yang terjadi berangsur-angsur,terus menerus


dan progresif dan menuju ke suatu arah tertentu. Prosesnya bisalama.
Contohnya mendangkalnya danau Limboto di Gorontalo
c. Perubaha
Perubahann Er
Erat
atik
ik,,suatu
,,suatu perubahan
perubaha n yang tidak berpola dan
tidakmenunjukkan arah perubahannya. Contohnya; pengendapan Lumpur
Lapindo diJawa Timur (Ponorogo), kebakaran hutan, letusan gunung berapi dan lain-
lain.
B. Hewan Sebagai Organisme Heterotrof
Dalam konsep rantai makanan, hewan ditempatkan sebagai
s ebagai konsumen,

sedangkan tumbuhan sebagai produsen. Hal ini karena hewan tidak dapat
mensintesis makanannya sendiri dari bahan anorganik di lingkungannya. Untuk
memenuhi kebutuhannyaakan bahan – bahan organik berenergi tinggi guna
menyediakan energi untuk aktivitas hidup dan menyediakan bahan – bahan
untuk membangun tubuhnya, hewan mengambil bahan organik dari makhluk
hidup lain, baik tumbuhan atau hewan lain. Karena itulah hewan disebut
sebagai makhluk hidup yang heterotrof, sebagai lawan dari tumbuhan yang
bersifat autotrof atau dapat mensintesis makanannya sendiri yang berupa bahan
organik dengan cara melakukan fotosintesis.

Dalam dunia hewan dapat dibedakan 3 macam nutrisi heterotrof yaitu:


1.Tipe nutrisi holozoik. Dalam tipe makanan ini baik yang berupa tumbuhan
atau jenis hewan lain, pertama – tama harus dicari dan didapatkan dahulu,
baru kemudian dimakan sertaselanjutnya dicerna sebelum dapat diabsorpsi
dan dimanfaatkan oleh sel – sel tubuh hewan itu. Untuk mencari dan
mendapatkan makanan diperlukan peranan berbagai struktur indera, saraf
serta mekanisme otot. Selanjutnya, untuk mengubah substansi makanan itu
kedalam bentuk yang dapat diabsorpsi, diperlukan juga mekanisme dari
sistem pencernaan.

3
2.Tipe nutrisi saprozoik. Dijumpai pada berbagai hewan protozoa, yang
memperoleh nutrien – nutrien organik yang diperlukan dari organisme –
organisme yang telah mati, membusuk, dan telah terurai. Nutrien – nutrien

tersebut diabsorpsi melalui membran sel dalam bentuk molekul – molekul


terlarut.
3.Tipe nutrisi parasitik. Dijumpai pada hewan – hewan parasit. Hewan – hewan
ini mencerna partikel – partikel padat dari tubuh organisme inangnya atau
secara langsung mengabsorpsi molekul – molekul organik dari cairan atau
jaringan tubuh inangnya. Sebagai contoh dari fenomena ini adalah berbagai
jenis cacing parasit pada tubuh hewan atau manusia, misalnya cacing hati di
dalam hati, cacing pita dan cacing perut di dalam usus.
Dengan dasar yang lain, yakni ukuran hewan yang menentukan cara

makannya, hewan heterotrof dikelompokkan menjadi makrokonsumen dan


mikrokonsumen.
1.Makrokonsumen disebut juga sebagai fagotrof, yakni kelompok hewan yang
mengambil bahan organik dari makhluk hidup lain dengan cara memakan,
misalnya kuda, kambing, harimau, ikan dan sebagainya.
2.Mikrokonsumen adalah kelompok hewan yang mengambil makanannya
dengan cara menguraikan jaringan dan mengabsorpsi bahan organiknya.
Termasuk kelompok ini adalah saprofot atau pengurai atau osmotrof,
termasuk juga parasit. Sebagai contoh adalah cacing parasit dan serangga

pengurai di tanah.
C. Hewan Ektotermi atau poikilotermi
poikil otermi
Hewan ektotermi adalah hewan yang untuk menaikkan suhu tub
tubuhnya
uhnya
memperoleh panas yang berasal dari lingkungan. Dalam kaitannya dengan hal
yang sama, hewan yang suhu tubuhnya berubah – ubah sesuai dengan
perubahan suhu lingkungan disebut
disebut hewan poikilotermi, yang dalam istilah lain
disebut hewan berdarah dingin. Dikatakan berdarah dingin karena rata – rata
suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh hewan homeotermi. Hampir semua
hewan tergolong kelompok poikilotermi, yaitu mulai dari golongan protozoa

sampai reptil, aves dan mamalia merupakan hewan – hewan homeotermi. Ini

4
berarti bahwa hewan – hewan tersebut panas tubuhnya
tubuhnya sangat bergantung
bergantung pada
sumber panas dari lingkungannya. Kemampuan mengatur suhu tubuh pada
hewan – hewan ektoterm sangat terbatas sehingga suhu tubuh bervariasi

mengikuti suhu lingkungannya atau disebut sebagai penyelaras (konfermer).


Ada kondisi suhu lingkungan yang ekstrim rendah di bawah batas
ambang toleransinya, hewan ektoterm mati. Hal ini karena praktis enzim tidak
aktif bekerja, sehingga metabolisme berhenti. Pada suhu yang masih ditolelir,
yang lebih rendah dari suhu optimumnya, laju metabolisme tubuhnya dan
segala aktivitasnya pun rendah. Akibatnya gerakan hewan tersebut menjadi
sangat lamban, sehingga akan mudah bagi predator untuk menangkapnya.
Sebenarnya hewan – hewan ektotermi berkemampuan juga untuk
mengatur suhu tubuhnya, namun daya mengaturnya san gat terbatas dan tidak

fisiologis sifatnya melainkan secara perilaku. Apabila suhu lingkungan terlalu


panas, hewan ektoterm akan berlindung di tempat – tempat teduh, bila suhu
lingkungan turun hewan tersebut akan berjemur di panas matahari atau berdiam
diri ditempat – tempat yang memberikan kehangatan baginya.
D. Hewan Endotermi atau homeotermi
Hewan endotermi adalah kelompok hewan yang dapat mengatur
produksi panas dari dalam tubuhnya untuk mengkonstankan atau menaikkan
suhu tubuhnya, misalnya golongan aves dan mamalia, termasuk manusia.
Dalam istilah lain kelompok hewan ini disebut juga sebagai kelompok

homeoterm. Hewan homeoterm adalah hewan – hewan yang dapat mengatur


suhu tubuhnya sehingga selalu konstan berada pada kisaran suhu optimumnya.
Hewan – hewan homeotermi, dalam kondisi suhu lingkungan yang
berubah – ubah , suhu tubuhnya konstan. Hal ini karena hewan – hewan ini
mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengatur suhu tubuhnya melalui
perubahan produksi panas (laju metabolisme) dalam tubuhnya sendiri (terkait
dengan sifat endotermi). Kemampuan untuk mengatur produksi dan pelepasan
panas melalui mekanisme metabolisme ini dikarenakan hewan – hewan
homeotermi memiliki organ sebagai pusat pengaturnya, yakni otak

khususnyahipotalamus sebagai thermostat atau pusat pengatur suhu tubuh.

5
Suhu konstan untuk tubuh hewan – hewan homeotermi biasanya terdapat di
antara 35-40 derajat celcius. Karena kemampuannya mengatur suhu tubuh
sehingga selalu konstan,maka kelompok ini disebut hewan regulator.

E. Hewan dan Lingkungan Biotik


Setiap organisme di muka bumi menempati habitatnya masing-masing.
Dalam suatuhabitat terdapat lebih dari satu jenis organisme dan semuanya
berada dalam satu komunitas.Komunitas menyatu dengan lingkungan abiotik
dan membentuk suatu ekosistem. Dalamekosistem hewan berinteraksi dengan
lingkungan biotic , yaitu hewan lain, tumbuhan serta mikroorganisme lainnya.
Interaksi tersebut dapat terjadi antar individu, antar populasi danantar
komunitas. Interaksi tersebut merupakan fungsi ekologis dari suatu
ekosistem.Interaksi antara individu dapat terjadi antar individu dalam suatu

populasi atau berbeda populasi. Misalnya interaksi ayam jantan dengan


pejantan lainnya untuk memperebutkan territorial, antarseekor kucing dengan
tikus. Interaksi populasi terjadi antar kelompok hewan dari suatu jenis
organisme dengan kelompok lain yang berbeda jenis organisme. Misalnya
sekelompok harimau berburu sekelompok rusa di padangrumput.Interaksi antar
komunitas terjadi antar kelompok-kelompo singa, kerbau, bison dan bantengdi
satu pihak dengan rumput dan semak-semak di pihak lain ketika hewan itu
meru
merump
mpu
utdi padang rumput. Hubungan antar hewan dengan lingkungan
lingkunga n
biotiknya terjadi
t erjadi antar organisme yang hidup terpisah dengan organisme yang

hidup bersama. Faktor-faktor biotic yang mempengaruhi kehidupan hewan


adalah sebagai berikut:
1) Komunitas
Komunitas (biocenose) adalah beberapa jenis organisme yang
merupakan bagian dari jenisekologis tertentu yang disebut ekosistem unit
ekologis, yaitu suatu satuan lingkungan hidupyang di dalamnya terdapat
bermacam-macam makhluk hidup (tumbuhan,
(t umbuhan, hewan danmikroorganisme)
dan antar sesamanya dan lingkungan di sekitarnya (abiotik)
membntuk hubungan timbale balik yang saling mempengaruhi.

6
Nilai indeks keanekaragaman komunitas ikan ditemukan lebih tinggi
pada padang lamun yang rapat dan tersusun oleh banyak spesies lamun
dibandingkan pada padang lamun jarang dan hanya terdiri dari satu spesies

lamun. Keberadaan epifit sebagai nutrisi bagi ikan yang hidup di padang
lamun dapat berkontribusi terhadap hasil yang dicapai.
2) Ekosistem
Ekosistem adalah suatu unit lingkungan hidup yang di dalamnya
terdapat hubunganyangfungsional antar sesame makhluk hidup dan antar makhluk
hidu
hidup
p deng
dengan
an komponenlingkungan
komponenl ingkungan abiotik.
abioti k. Hubungan fungsional
fungsion al dalam
ekosistem adalah proses-proses yangmelibatkan seluruh komponen biotic
dan abiotik untukm mengelola sumberdaya yang masuk dalam ekosistem.
Sumberdaya tersebut adalah sesuatu yang digunakan oleh o0rganismeuntuk

kehidupannya,, yaitu
kehidupannya yaitu energi, cahaya dan unsure-unsur
unsure-unsur nutrisi.Inte
nutrisi.Int era
raks
ksii an
anta
tarr
komponen di dalam ekosistem menentukan pertumbuhan populasi
setiaporganisme dan berpengaruh terhadap perubahan serta perkembangan
struktur komunitas biotic.
Apabila kita hanya melihat fungsinya, suatu ekosistem terdiri atas
dua komponen
a. Komponen autotrofik: organisme yang mampu menyediakan atau
mensintesis makanannya sendiri berupa bahan organik dan bahan-bahan
anorganik dengan bantuan energi matahari atau klorofil. Oleh
Ole h karena itu

semua organisme yang mengandung klorofil disebut organisme


autotrofik.
b. Komponen heterotrofik: organisme yang mampu memanfaatkan
bahanbahan organik sebagai bahan makanannya. Bahan makanan itu
disintesis dan disediakan oleh organisme lain .
3) Produsen
Produsen terdiri dari organisme autotrof, yaitu organisme yang
dapat menyusun bahanorganic dari bahan organic sebagai bahan
makanannya. Penyusunan bahan organic itu berhubungan dengan

pemenuhan kebutuhan energi yang diperlukan untuk aktivitasmetabolisme

7
dan aktivitas hidup lainnya. Organisme autotrof adalah; sebagian besar
adalahorganisme berklorofil, yang sebagian besar terdiri dari tumbuhan
hijau dan sebagian kecil berupa bakteri.

4) Konsumen
Konsumen adalh komponen biotic yang terdiri dari organisme
heterotrof, yaitu organismeyang tidak dapat memanfaatkan energi secara
langsung untuk memenhuhi kebutuhanenerginya. Organisme heterotrof
sebagai organisme yang tidak dapat menyusun bahanorganic dari bahan
anorganik. Energi kimia dan bahan organic yang diperlukan
dipenuhidengan cara mengkonsumsi energi kimia dan bahan organic yang
diproduksi oleh tumbuhanhijau (produsen).Organisme yang tergolong
konsumen adalah;

1. Herbivore
yaitu memakan tumbuhan.Misalnya sapi, kuda, kambing, kerbau, kupu-
kupu, belalang dan siput.
2. Karnivor
Ad al ah hewan pemakan
pemakan hewan lain baik herbivore
herbivore maupn sesame
karnivor. Karnivor pada umumnyaadalah hewan buas (harimau, singa,
ular), dan hewan pemakan bangkai (komodo, burunghantu, dll).
Predator juga termasuk sebagai karnivor.
3. Omnivor

Adalah hewan pemakansegalanya baik tumbuhan maupun hewan yang


sudah mati, misalnya kucing, ayam, musang ,tikus dan lain-lain.
4. Detritivor,
Adalah organisme yang berperan sebagai pengurai (mikroorganisme)
seperti bakteri.
5) Predator
Predator adalah hewan yang makan hewan lain dengan cara
berburu dan membunuh. Hewanyang dimangsanya adalah hewan yang
masih hidup. Contohnya adalah kucing makan tikus,capung makan

serangga.

8
6) Parasit
Parasit adalah hewan yang hidup pada hewan lain. Hidupnya sangat
mempengaruhiinangnya karena semua zat makanan dari inang diserapnya

untuk memenuhi kebutuhannya.Parasit berupa hewan kecil dan organisme


kecil yanmg termasuk jamur dan bakteri pathogen.
7) Parasitoid
Parasitoid adalah serangga yang pada fase dewasanya hidup bebas,
tetapi pada fase larva berkembang di dalam tubuh (telur, larva dan pupa)
serangga lain yang merupakan inangnya.Serangga parasitoid pada
umumnya termasuk pada ordo Hymenoptera dan Diptera. Hewandewasa
parasitoid meletakkan telurnya di dekat atau pada tubuh serangga lain
(telur, larvadan pupa). Ketika telur parasitoid yang diletakkan pada tubuh

inangnya menetas, selam faselarva itu belum dewasa akan hidup terus
dalam tubuh inang. Larva tersebut akan makansebagian atau seluruh tubuh
dari inang sehingga menyebakan kematian bagi inangnya.
8) Pengurai
Pengurai adalah organisme yang berperan sebagai pengurai. Cara
mengkonsumsimakanan tidak dapat menelan dan mencerna makanan di
dalam sel tubuhnya, melainkanharus mengeluarkan enzim pencerna keluar
sel untuk dapat menguraikan makanannya
makanann ya yang berupa organic mati
mat i
menjadi zat-zat yang molekulnya kecil sehingga dapat diserap oleh sel.

9) Mikrobivor
Mikrobivor adalah hewan-hewan kecil yang makan mikroflora
(bakteri dan fungi). Hewan ini berupa protozoa dan nematoda.
10) Detritivor
Detritivor adalah hewan yang makan detritus, yaitu bahan-bahan
organic mati yang berasal dari tubuh tumbuhan dan hewan. Hewan yang
tergolong detritus antara lain; rayap,anjing tanah dan cacing tanah.

9
Intraspesifik dan interspesifik
Hubungan timbal balik antara dua individu dalam suatu jenis organisme
(intraspsifik) danhubungan antara dua individu yang berbeda jenis (interspesifik). Hubungan-

hu
hubu
bung
ngan
an ini
ini meli
me liput
puti:
i:
1. Kompetisi
Kompetisi adalah hubungan antara dua individu untuk
memperebutkan satu macamsumberdaya, sehingga hubungan itu bersifat
merugikan bagi salah
sal ah satu pihak. Sumberdaya berupa; makanan, energi
dan tempat tinggal. Persaingan ini terjadi pada saat populasimeledak
sehingga hewan akan berdesak-desakan di suatu tempat tertentu. Dalam
kondisidemikian biasanya hewan yang kuat akan mengusir yang lemah dan
akan menguasai tempatitu sedangkan yang lemah akan beremigrasi atau

mati bahkan punah.


2. Simbiosis
Hubungan interspesifik ada yang berifat simbiosis ada yang non
simbiosis. Hubungansimbiosis adalah hubungan antara dua individu dari
dua jenis organisme yang keduanyaselalu bersama-sama. Contoh dari
simbiosis adalah Flagellata yang hidup dalam usus rayap.Flagellata itu
mencerna selulosa kayu yang dimakan rayap. Dengan demikian rayap
dapatmenyerap karbohidrat yang berasal dari selulosa itu. Hubungan
nonsimbiosis adalahhubungan antara dua individu yang hidup secara

terpisah, dan hubungan terjadi jika keduanya bertematau berdekatan.


Contohnya adalah kupu-kupu dengan tanaman bunga. Bunga akanterbantu
dalam penyerbukan yang disebabkan terbawanya serbuk sari bunga oleh
kaki
ka ki kupu
ku pu-- kupu dengan
dengan tidak sengaja ke bunga
bunga yang lain pada saat
saat kupu-kupu
mengisap nectar dari bunga tersebut. Simbiosis sebagai hidup bersama antara
dua individu dari dua jenisorganisme, baik yang menguntungkan maupun yang
merugikan.
3. Pemisahan Kegiatan Hidup
Peristiwa ini adalah hubungan kompetitif antara satu hewan dengan

hewan yang laindapat berkembang menjadi kegiatan pemisahan hidup

10
(partition). Dalam hubungan inihewan-hewan yang hidup di suatu habitat
mengadakan spesialisasi dalam hal jenis makananatau dalam metode dan
tempat memperoleh makanannya. Misalnya burung Flaminggomempunyai

kaki dan leher yang panjang yang berfungsi dalam hal pengambilan
makanannya berupa organisme kecil dan di tempat berlumpur sehingga
burung tersebut mudah meraihnya.
4. Kanibalisme
Kanibalisme adalah sifat suatu hewan untuk menyakiti dan
membunuh bahkanmemakannya
bahkanmemakannya terhadap individu lain yang masih sej
sejenis.
enis.
Contoh belalang sembah betinamembunuh belalang jantan setelah
melakukan perkawinan, ayam dalam satu kandang yang berdesak-desakan
sehingga ruangan dan makananya terbatas menyebabkan persaingan

yanghebat.
5. Amensalisme
Hubungan antara dua jenis organisme yang satu menghambat atau
merugikan yang lain,tetapi dirinya tidak berpengaruh apa-apa dari
organisme yang dihambat atau dirugikan.
6. Komansalisme
Hubungan antara dua jenis organisme yang satu memberi kondisi
yang menguntungkan bagiyang lain sedangkan dirinya tidak terpengaruh
oleh kehadiran organisme yang lain itu.

7. Mutualisme
Hubungan antara dua jenis organisme atau individu yang saling
menguntungkan tanpa adayang dirugikan.
F. Hewan dan Lingkungan Abiotik
Hewan adalah organisme yang bersifat motil, yaitu dapat bergerak dan
berpndahtempat. Gerakannya disebabkan oleh
oleh rangsangan tertentu yang berasal
dari lingkungannya.Faktor-faktor yang merangsang hewan untuk bergerak
adalah makanan, air, cahaya, suhu,kelembaban,dan lain-lain.Faktor lingkungan
yang berpengaruh pada kehidupan hewan dibedakan atas kondisidan

sumberdaya. Sumberdaya terdiri atas:

11
1. Materi
adalah bahan-bahan atau zat yang diperlukan oleh organisme untuk

membanguntubuh. Materi terdiri atas; zat-zat anorganik (air, garam-garam


mineral) dan zat-zat organic(tubuh organisme lain atau sisa-sisa tubuh organisme
yang sudah mati).
2. Energi
adalah daya yang diperlukan oleh organisme untuk melakukan
aktivitashidup.
3. Ruang
adalah tempat yang digunakan organisme untuk menjalankan
siklus hidupnya.Hewan dan organisme lain mempunyai hubungan yang

saling ketergantungan denganlingkungannya, sehingga timbullah


hubungan timbal balik antara keduanya. Hubungan timbal balik tersebut
meliputi; Aksi, Reaksi dan Koasi.Lingkungan abiotik hewan meliputi
faktor-faktor Medium dan Substrat
4. Medium
Adalah bahan yang secara langsung melingkupi organisme dan
organismetersebut berinteraksi dengan medium, seperti; Ikan menerima
zat-zat mineral dari air,sebaliknya air menerima kotoran ikan dalam
air.Bagi beberapa jenis hewan, mediummerupakan habitatnya.Beberapa

fungsi medium bagi hewan;


a. Tempat tinggal misalnya; ikan hidup di air, cacing hidup di dalam
tanah
b. Sumber materi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh,
misalnya;hewan darat memperolh Oksigen dari udara.
c. Tempat membuang sisa metabolisme, seperti Karbondioksida dan feces.
d. Tempat berepeoduksi, misalnya, katak pergi ke air untuk kawindan bertelur.
e. Menyebarkan keturunan, misalnya; Larva ketam air tawar
(Megalopa),menyebar di perairan sungai setelah berimigrasi dari laut ke

arah hulu sungai.

12
Setiap medium berbeda komposisi merambatkan panas, sifat
perubahnya sebagaiakibat perubahan suhu, tegangan permukaan
kekentalan, massa jenis dan tekanan.

5. Substrat
Adalah permukaan tempat organisme hidup terutama untuk
menetap atau bergerak, atau benda-benda padat tempat organisme
menjalankan seluruh atau sebagianhidupnya. Setiap organisme
memerlukan medium, tetapi tidak semua mempunyai substrat.Hewan air
yang bersifat pelagic (berenang) tidak mempunyai substrat. Medium juga
tidak berubah sebagai akibat adanya
adan ya aktifitas organisme. Substrat
meng
me ngal
alam
amii modi
mo difi
fika
kasi
si oleh
ol ehaktiv
aktivitas
itas organis
organisme,
me, misalny
misalnyaa tanah padang
padang rumput
rumput
yang
yang gemb
gembur
ur menj
menjad
adii p
pad
adat
at ji
jika
kadigu
digunaka
nakan
n untuk
untu k gembala
gemb ala kambin
kam bing
g atau
ata u kerbau
ker bau

terus menerus. Substrat sebagai tempat berpijak, membangun rumah atau


kandang dan tempat makanan. Beberapa hewanmenggunakan substrat
sebagai tempat berlindung, karena warna substrat sama dengan
warn
wa rnatubuhnya,
atubuhnya, misalnya;
misalnya; bunglon dan be
belalang
lalang kayu.
kayu.
Beberapa faktor fisik yang berpengaruh pada kehidupan hewan adalah
a) Tanah
Merupakan substrat bagi tumbuhan untuk tumbuh, merupakan medium
untuk pertumbuhan akar dan untuk menyerap air dan unsure-unsur hara
makanan. Bagi hewantanah adalah substrat sebagai tempat berpijak dan

tempat tinggal, kecuali hewan yang hidupdi dalam tanah. Kondisi tanah
yang berpengaruh terhadap hewan tersebut adalahkekerasannya.Faktor
dalam tanah yang mempengaruhi kehidupan hewan tanah antara
lainkandungan air (drainase), kandungan udara (aerase), suhu, kelembaban
serta sisa-sisa tubuhtumbuhan yang telah lapuk. Jika tanah banyak
mengandung air maka oksigen di dalam tanahakan berkurang dan
karbondioksidanya akan meningkat. Air juga menyebabkan tanahmenjadi
cepat asam, karena eir mempercepat pembusukan. Kurangnya oksigen
menyebabkangangguan pernapasan , dan zat-zat yang bersifat asam dapat

meracuni hewan. Tanah yangterlalu kering menyebabkan hewan dalam

13
tanah tidak dapat mengekstrak air secara normal.Kandungan
karbondioksida dalam tanah lebih banyak daripada di atmosfir. Jika tanah
banyak mengandung rongga pertukaran udara antar tanah
ta nah dengan atmosfir

menjadi lancar,karbondioksida dapat keluar sementara oksigen


masuk.Rongga-rongga tanah dapatdiperbanyak jika dalam tanah tersebut
banyak hewan penggali tanahseperti cacing tanah dananjing tanah.
b) Air
Air sangat menentukan kondisi lingkungan fisik dan biologis
hewan. Perwujudan air dapat berpengaruh terahadap hewan. Misalnya jika
air dalam tubuh hewan akan berubahmenjadi dingin atau membeku karena
penurunan suhu lingkungan, menyebabkan sel dan jaringan tubuh akan
rusak dan metabolosme tidak akan bejalan noremal, sebaliknya penguapan

air yangb berlebihan dari dalam tubuh hewan menyebabkan tubuh


kekeuranganair.Hewan dapat dibedakan atas 3 kelompok ditinjau dari
pengaruh air, yaitu; Hidrosol (Hydrosoles) atau hewan
air,Mesosol (Mesocoles), hewan yang hidup di tempat yang tidak terlalu
basah dan tidak terlalu kering dan Xeroso (Xerosole), hewan yang hidup di
tempatyang kering karena tingginya penguapan.Penyebaran dan kepadatan
hewan air di lingkungan air ditentukan olehkemampuannya
mempertahankan osmotic dalam tubuhnya dan berhubungan
dengankemampuannya untuk bertoleransi dengan salinitas air.

c) Temperatur
Temperatur merupakan faktor lingkungan yang dapt menembus
dan menyebar ke berbagai tempat. Temperatur dapat berpengaruh terhadap
hewan dalam proses reproduksi,metabolisme serta aktivitas hidup lainnya.
Suhu optimum adalah batas suhu yang dapatditolerir oleh hewan, lewat
atau kurang dari suhu tersebut menyebabkan hewan terganggu bahkan
menuju kematian karena tidk tahan terhadap suhu.
d) Cahaya
Cahaya dapat mempengaruhi hewan, misalnya warna tubuh,

gerakan hewan dantingkah laku.

14
e) Gravitasi
Pengaruh gravitasi dirasakan oleh hewan jika hewan sedang
berpijak pada substratyang horizontal.Hewan yang berdiri di suatu bidang

yang miring atau tegak, berenang di air dan terbang di udara merasakan
adanya pengaruh gravitasi bumi. Gravitasi juga berpengaruh pada
perbedaan tekanan air dan udara.
f) Gelombang Arus dan Angin
Kehidupan hewan juga dipengaruhi oleh arus dan angina. Hewan
yang hidup di lingkunganair mengalir menghadapi resiko hanyut karena
adanya aliran dan arus air. Demikian denganhewan yang hidup di darat
dan udara menghadapi arus angina. Namun demikian arus air danangina
yang normal sangat berpengaruh positif terhadap hewann, karena air dan

angina dapatmembantu sebagian aktivitas hewan.


g) pH
pH
Pengaruh pH terhadap organisme terjadi melalui 3 cara, yaitu; 1)
secara langsung,mengganggu osmoregulasi, kerja enzim dan pertukaran
gas di respirasi, 2) tidak langsung,mengurangi kualitas makanan yang
tersedia bagi organisme, 3) meningkatkan konsentarasiracun logam berat
terutama ion AI.Di lingkungan daratan dan perairan, pH menjadi faktor
yang sangat berpengaruhterhadap kehidupan dan penyebaran organisme.
Toleransi hewan yang hidup di lingkunganair umumnya pHnya

bervartiasi.
h) Salinitas
Salinitas adalah kondisi lingkungan yang menyangkut konsentrasi
garam dilingkungan perairan dan air yang terkandung di dalam tanah. Di
lingkungan perairan tawar,air cenderung meresap ke dalam tubuh hewan
karena salinitasi air lebih renadah daripadacairan tubuh. Hewan yang
bhidup di phabitat laut umumnya bersifat isotonic terhadapsalinitas air laut
sehingga tidak ada peresapan air ke dalam tubuh hewan.

15
G. Kisaran Toleransi dan Faktor Pembatas serta Terapannya
Setiap organisme harus mampu beradaptasi untuk menghadapi kondisi
faktor lingkungan abiotik. Hewan tidak mungkin hidup pada kisaran faktor abiotik yang

seluas-luasnya. Pada prinsipnya masing-masing hewan memiliki kisaran


toleransi tertentu terhadapsemua semua faktor lingkungan.
H ukum
ukumT
Toler
leransi She
Shelford
lford
“Setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum ekologis,
yan
yang meru
rup
paka
kan
n batas bawah dan bata
tass ata
tass dari kisa
isaran
ran to
tole
lera
ran
nsi org
rga
anism
isme itu
itu
terhadapkondisi faktor lingkungan”
Apabila organisme terdedah pada suatu kondisi faktor lingkungan
yangmendekati batas kisaran tolrensinya, maka organisme tersebut akan
mengalami cekaman(stress). Fisiologis. Organisme berada dalam kondisi kritis.

Contohnya, hewan yangdidedahkan pada suhu ekstrim rendah akan


menunjukkan kondisi kritis Hipotermia dan padasuhu ekstirm tinggi akan
mengakibatkan gejalaHipertemia apabila kondisi lingkungan suhuyang demikian
tidak segera berubah maka hewan akan mati.
Dalam menentukan batas-batas kisaran toleransi suatu hewan tidaklah
mudah. Setiaporganisme terdedah sekaligus pada sejumlah faktor lingkungan,
oleh adanya suatu interaksifaktor maka suatu faktor lingkungan dapat
mengubah efek faktor lingkungan lainnya.Misalnya suatu individu hewan akan
merusak efek suhu tinggi yang lebih kerasapabilakelembaban udara yang

relative rendah. Dengan demikian hewan akan lebih tahan terhadapsuhu tinggi
apabila udara kering disbanding dengan pada kondisi udara yang lembab.
Dalam laboratorium juga sangat sulit untuk menentukan batas-batas
kisaran toleransihewan terhadap sesuatu faktor lingkungan. Penyebabnya ialah
sulit untuk menentukan secaratepat kapan hewan tersebut akan mati. Cara yang
biasa dilakukan ialah denganmemperhitungkan adanya variasi individual batas-
batas kisaran toleransi itu ditentukan atasdasar terjadinya kematian pada 50%
dari jumlah individu setelah dideadahkan pada suatukondisi faktor lingkungan
selama rentang waktu tertentu. Untuk kondisi suhu, misalnyaditentukan LT50

± 24 jam atau LT50 ± 48 jam (LT= Lethal Temperatur). Untuk

16
konsentrasisuatu zat dalam lingkungan biasanya ditentukan dengan LC 50 ± X
jam ( LC= LethalConcentration; X dapat 24, 48, 72 atau 96 jam) dan untuk
sesuatu dosis ditentukan LD50 ± XJam

Kisaran toleransi terhadap suatu faktor lingkungan tertentu pada


berbagai jenis hewan berbeda-beda. Ada hewan yang kisarannya lebar (euri)
dan ada hewan yang sempit (steno).Kisaran toleransi ditentukan secara
herediter, namun demikian dapat mengalami perubahanoleh terjadinya proses
aklimatisasi (di alam) atau aklimasi (di lab).
Aklimatisasi adalah usaha manusia untuk menyesuaikan hewan
terhadap kondisifaktor lingkungan di habitat buatan yang
baru. Aklimasi adalah usaha yang dilakukan manusia untuk menyesuaikan
hewan terhadap kondisi suatu faktor lingkungan tertentu dalamlaboratorium.

Konsep kisaran toleransi, faktor pembatas maupun preferendum


diterapkan di bidang- bidang pertanian, peternakan, kesehatan, konservasi dan
lain-lain. Hal ini dilakukan
dil akukan denganharapan kinerja biologi hewan, pertumbuhan
dan reproduksi dapat maksimum dan untuk kondisi hewan yang merugikan kondisi
lingkungan biasanya dibuat yang sebaliknya.
Setiap hewan memiliki kisaran toleransi yang bervariasi, maka
kehadiran di suatuhabitat sangat ditentukan oleh kondisi dari faktor lingkungan
di tempat tersebut. Kehadirandan kinerja populasi hewan di suatu tempat
menggambarkan tentang kondisi faktor-faktor lingkungan di tempat tersebut.

Oleh karena itu ada istilah spesies indicator ekologi, baik kajian ekologi hewan
maupun ekologi tumbuhan. Species indikatoe ekologi adalah suatuspecies
organisme yang kehadirannya ataupun kelimpahannya dapat memberi
petunjuk mengenai bagaimana kondisi faktor-faktor fisiko ± kimia di suatu
tempat.
Beberapa species hewan sebagai spcies indicator antara lain
adalahCapitellacapitata (Polychaeta) sebagai indicator untuk pencemaran
bahan organic.Cacing Tubifex (Olygochaeta)
(Olygochaeta) dan lain-lain.
Faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah

dan perkembangan suatu ekosistem.

17
Keterbatasan
Keterbatasan dan toleransi di dalam ekosistem
Pertumbuhan organisme yang baik dapat tercapai bila faktor
lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan.

Bila salah satu faktor lingkungan tidak seimbang dengan faktor lingkungan
lain, faktor ini dapat menekan atau kadang-kadang menghentikan pertumbuhan
organisme. Faktor lingkungan yang paling tidak optimum akan menentukan
tingkat produktivitas organisme. Prinsip ini disebut sebagai prinsip faktor
pembatas. Justus Von Liebig adalah salah seorang pioner dalam hal
mempelajari pengaruh macam-macam faktor terhadap pertumbuhan organisme,
dalam hal ini adalah tanaman.
Faktor Pembatas Fisik dan Indikator Ekologi
Kehadiran atau keberhasilan suatu organisme atau kelompok organisme

terganltung kepada komples keadaan. Kadaan yang manapun yang.mendekati


atau melampaui batas-batas toleransi dinamakan sebagai yang membatasi atau
faktor pembatas. Dengan adanya faktor pembatas ini semakin jelas
kemungkinannya apakah suatu organisme akan mampu bertahan dan hidup
pada suatu kondisi wilayah tertentu.
Jika suatu organisme mempunyai batas toleransi yang lebar untuk suatu
faktor yang relatif mantap dan dalam jumlah yang cukup, maka faktor tadi
bukan merupakan faktor pembatas. Sebaliknya apabia organisme diketahui
hanya mempunyai batas-batas toleransi tertentu untuk suatu faktor yang

beragam, maka faktor tadi dapat dinyatakan sebagai


seba gai faktor pembatas. Beberapa
keadaan faktor pembatas, termasuk diantaranya adalah temperatur, cahaya, air,
gas atmosfir, mineral, arus dan tekanan, tanah, dan api. Masing-masing dari
organisme mempunyai kisaran kepekaan terhadap faktor pembatas.
Dengan adanya faktor pembatas, dapat dianggap faktor ini bertindak
sebagai ikut menseleksi organisme yang mampu bertahan dan hidup pada suatu
wilayah. Sehingga seringkali didapati adanya organisme-organisme tertentu
yang mendiami suatu wilayah tertentu.pula. Organisme ini disebut sebagai
indikator biologi (indikator ekologi) pada wilayah tersebut.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lingkungan adalah faktor-faktor abiotik dan biotic di luar tubuh
organisme yang berpengaruh terhadap kehidupan organisme, yang dibedakan
atas kondisi dansumberdaya. Lingkungan bagi hewan adalah semua faktor
biotic dan abiotik yang ada di sekitar hewan dan dapat
mempengaruhinya.Contoh-contoh kondisi adalah: Temperatur, kelembaban,
pH. Di dalam rantai makanan hewan adalah makhluk hewan ersifat heterotrof
baik secara holozoik, saprozoik, dan parasitik. Faktor-faktor biotic yang
berpengaruh terhadap kehidupan hewan adalah komunitas danekosistem,

produsen, konsumen, predator,


predator, parasit dan parasitoid, pengurai, mikrobivor dan
detritivor. Faktor-faktor abiotik yang berpengaruh pada kehidupan hewan
adalah tanah, air,temperature, arus air dan angin, salinitas dan makanan. Setiap
organisme terdedah pada faktor lingkungan abiotik yang selalu dinamis
satau berubah-ubah dalam skala ruang dan waktu. Setiap hewan mempunyai
batas kisaran toleransi tertentu terhadap setiap factor lingkungannya.
B. Saran
Adapun saran penulisan makalah ini sebagai berikut:
1). Bagi Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui tentang pengklasifikasian hewan,


hewan invertebrata, hewan vertebrata, dan mengetahui tentang adaptasi hewan
terhadap lingkungannya.
2). Bagi Penulis
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami tahu makalah
ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu diharapkan saran dan keritikannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Astawan I Gede,dkk. 2013. Konsep Dasar IPA I. Singaraja: Universitas Pendidikan

Ganesha.

Campbell, Reece & Simon. 2007. Essential Biology. San Fransisco: Pearson

Darmawan,Agus. 2005. Ekologi Hewan.


Hewan. Malang: Universitas Negeri Malang

Fried, George H & George J. Hademenos. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta:

Erlangga.

Kramadibrata, H. 1996. Ekologi Hewan. Bandung: Institut Teknologi Bandung Press.

Rappe, Ambo Rohani. 2010. Struktur Komunitas Ikan Pada Lamun Yang Berbeda Di

Pulau Barrang Lompo.


Lompo. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis Vol.2 No.2

Hal.62-67

Resosudarmo, Sudjiran,dkk. 1987. Pengantar Ekologi.


Ekologi. Jakarta: Remaja Karya

20

Anda mungkin juga menyukai