Anda di halaman 1dari 27

ILMU LINGKUNGAN TERNAK

PTO. 373.20

Dr. Ir. Doso Sarwanto, MP


Ir. Sulistyaningtyas, M.Sc.Agr.

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2009
KONTRAK PEMBELAJARAN
Mata Kuliah : Ilmu Lingkungan Ternak
Waktu Kuliah : 2 x 50 menit
Tujuan : mempelajari faktor-faktor lingkungan ternak ( abiotik, biotik,
manajemen ) yang mempengaruhi kelangsungan hidup ternak dan produktivitas
ternak untuk mewujudkan peternakan yang berkelanjutan.

MATERI KULIAH
I. PENDAHULUAN ( 1x pertemuan)

II. EKOLOGI TERNAK (3x pertemuan)


III. SIKLUS ENERGI & BIOGEOKIMIA TERNAK (2x pertemuan)
Ujian Tengah Semester (UTS)
IV. INTERAKSI TERNAK DENGAN LINGKUNGAN (3x pertemuan)
V. PETERNAKAN ORGANIK (1x pertemuan)
VI. PETERNAKAN BERKELANJUTAN (2x pertemuan)
Ujian Akhir Semester (UAS)
I. PENDAHULUAN
LINGKUNGAN HIDUP  kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya
( UU Nomor : 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan hidup ).

TERNAK  hewan peliharaan yang produknya diperuntukkan sebagai


penghasil pangan, bahan baku industri, jasa dan atau hasil ikutannya
yang terkait dengan pertanian ( UU Nomor 18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehetan Hewan ).

ILMU LINGKUNGAN TERNAK  ilmu yang mempelajari faktor-faktor


lingkungan ternak ( abiotik, biotik, manajemen ) yang mempengaruhi
kelangsungan hidup dan produktivitas ternak untuk mewujudkan
peternakan yang berkelanjutan (saat ini dan masa mendatang).
FAKTOR – FAKTOR LINGKUNGAN TERNAK

 KLIMAT : unsur lingkungan abiotik yang berhubungan dengan iklim dan cuaca seperti
suhu udara, curah hujan, kelembaban, panjang hari, kecepatan angin dll.

 AIR : unsur lingkungan abiotik yang sangat vital bagi kelangsungan dan prioduktivitas
ternak  digunakan untuk air minum dan sanitasi.

 TANAH : unsur lingkungan abiotik sebagai media tumbuh tanaman  hijauan pakan
dan tanaman pertanian serta media tumbuh cacing dan bakteri penyubur tanah.

 TANAMAN  unsur lingkungan biotik sebagai sumber makanan ternak  rumput,


leguminosa, browse, limbah pertanian dan konsentrat.

 HEWAN  unsur lingkungan biotik yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan


produktivitas ternak seperti lalat, bakteri, protozoa rumen, cacing, binatang liar.

 MANAJEMEN  unsur lingkungan yang berhubungan dengan sistem pemeliharaan


ternak oleh peternak untuk mencapai produktivitas yang optimal  perkandangan,
pemberian pakan, kesehatan ternak dll.
AIR KLIMAT TANAH

KUALITAS & KUALITAS &


KUANTITAS KUANTITAS
MANAJEMEN
AIR MINUM PAKAN

KELANGSUNGAN HIDUP DAN PETERNAKAN


PRODUKTIVITAS TERNAK BERKELANJUTAN
LATAR BELAKANG ILMU LINGKUNGAN TERNAK

Pertumbuhan Penduduk Kelangsungan Hidup Protein Hewani

Kebutuhan Pemukiman, Kebutuhan Ternak


Pertanian, Industri dll.

Eksploitasi Sumberdaya
Kebutuhan Lahan
Alam

Permasalahan Lingkungan
Ilmu Lingkungan
Ternak 
Dampaknya terhadap
- Ekologi Peternakan
- Fisiologi Ternak
- Produksi Ternak
- Politik Peternakan Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Ternak
dan Produktivitas Ternak
II. EKOLOGI TERNAK
 Ekologi sebagai proses alam atau hukum alam dikenal sejak dulu kala sepanjang
sejarah manusia  tumbuhan membutuhkan tanah dan air, tumbuhan dimakan
hewan, hewan dimakan hewan lainnya, proses kelahiran dan kematian hewan.
 Ekologi sebagai ilmu pertama dikenalkan oleh Ernest Haeckel ahli biologi Jerman
tahun 1900.
 Ekologi  oikos atau rumah tempat tinggal  ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya.
 Ekologi dapat digolongkan menurut bidang kajiannya :
a. Autekologi : ekologi yang mempelajari suatu jenis (spesies) organisme yang
berinteraksi dengan lingkunganya  kehidupan badak, burung, sapi, kerbau dll.
b. Sinekologi : ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu
kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu  perkembangan
ternak ruminansia di dataran tinggi Dieng.
c. Berdasarkan habitat atau tempat hidup  laut, air tawar, darat, padang rumput.
d. Berdasarkan taksonomi (sistematika)  tumbuhan, hewan, serangga, ,mikroba
Dalam kaitannya dengan peternakan, maka ekologi bisa didefinisikan sebagai
hubungan timbal balik peternakan dengan lingkungan hidupnya, yang kemudian
diistilahkan sebagai ekologi peternakan
Populasi dan Komunitas

 Populasi
organisme/individu tidak dapat hidup sendiri tetapi harus hidup dengan
organisme sejenis  membentuk kelompok organisme.
Kelompok organisme yang hidup dan berkembang biak disuatu tempat
yang memiliki sifat-sifat serupa dan berhubungan satu sama lainnya 
populasi (populasi sapi potong di Kabupaten Banyumas; populasi sapi
perah di Baturaden; populasi ayam kampung di kawasan hutan jati Slawi).
Populasi mempunyai karakteristik yang khas yaitu antara lain natalitas,
mortalitas, pertumbuhan dan kepadatan.
Lingkungan yang optimal natalitas > mortalitas  pertumbuhan tinggi
 kepadatan tinggi  kapasitas tampung turun  lingkungan tidak
optimal  natalitas < mortalitas dst.
Pertumbuhan populasi mengikuti pola kurva logistik atau kurva S  pada
awal pertumbuhan meningkat dengan cepat sampai pada suatu saat
pertumbuhan menjadi stabil (asimptotik) pada waktu populasi seimbang
dengan kondisi lingkungan
 Komunitas
berbagai populasi secara alami hidup disuatu tempat membentuk suatu
kelompok dan saling berinterkasi satu sama lainnya  memenuhi kebutuhan
hidupnya dan berkembang biak  komunitas (komunitas ruminansia  sapi,
kerbau, kambing dan domba; komunitas unggas  ayam, itik, kalkun, angsa;
komunitas hijauan pakan  rumput, leguminosa dan browse).
Di dalam komunitas terjadi seleksi secara alami akibat penyesuaian populasi
dengan lingkungannya  di dalam komunitas jumlah spesies (populasi)
sangat beragam. Jumlah spesies dalam komunitas disebut dengan nilai
kekayaan spesies (species richnes).
Di dalam komunitas faktor stabilitas memegang fungsi penting, terdapat 2
stabilitas dalam komunitas yaitu stabilitas komunitas dan stabilitas
lingkungan.
Stabilitas komunitas  adaptasi populasi dalam komunitas berkaitan dengan
aliran energi dan nutrisi sedangkan stabilitas lingkungan  iklim makro dan
iklim mikro.
Struktur komunitas  sekumpulan populasi yang berlainan dan ber sama-
sama menghuni suatu tempat  keanekaragaman komunitas
Habitat, Relung dan Ekosistem
 Habitat
 Setiap organisme hidup secara khas menghuni lokasi tertentu atau tempat
hidup (alamat) suatu organisme  habitat
 habitat adalah tempat suatu spesies tinggal dan berkembang. Jadi pada
dasarnya, habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies,
atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.
 Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai
kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat
tersebut disebut sebagai biotope.
 Berdasarkan kondisi habitatnya dikenal 2 tipe habitat, yaitu habitat mikro
dan habitat makro.
 Habitat makro merupakan habitat bersifat global dengan kondisi
lingkungan yang bersifat umum dan luas, misalnya gurun pasir, hutan
hujan tropika, padang rumput di Afrika, dan sebagainya.
 Sebaliknya habitat mikro merupakan habitat local dengan kondisi
lingkungan yang bersifat setempat yang tidak terlalu luas, misalnya, kolam,
rawa payau , danau, farm dan sebagainya.
 Habitat yang sesuai untuk suatu jenis, belum tentu sesuai untuk jenis yang lain, karena setiap
satwa menghendaki kondisi habitat yang berbeda- beda .

 Komponen habitat yang dapat mengendalikan kehidupan terdiri dari:


1. Pakan (feed), merupakan komponen habitat yang paling nyata dan setiap jenis satwa
mempunyai kesukaan yang berbeda dalam memilih pakannya. Sedangkan ketersediaan pakan
erat hubungannya dengan perubahan musim;
2. Pelindung (cover), adalah segala tempat dalam habitat yang mampu memberikan
perlindungan bagi satwa dari cuaca dan predator, ataupun menyediakan kondisi yang lebih
baik dan menguntungkan bagi kelangsungan kehidupan satwa;
3. Air (water), dibutuhkan oleh satwa dalam proses metabolisme dalam tubuh satwa.
Kebutuhan air bagi satwa bervariasi, tergantung air dan/atau tidak tergantung air. Ketersediaan
air pada habitat akan dapat mengubah kondisi habitat, yang secara langsung ataupun tidak
langsung akan berpengaruh pada kehidupan satwa;
4. Ruang (space), dibutuhkan oleh individu individu satwa untuk mendapatkan cukup pakan,
pelindung, air dan tempat untuk berkembang biak. Besarnya ruang yang dibutuhkan
tergantung ukuran populasi, sementara itu populasi tergantung besarnya satwa, jenis pakan,
produktivitas dan keragaman habitat.

 Tipe habitat yang diperlukan suatu satwa diidentifikasi melalui pengamatan fungsi- fungsinya,
misalnya untuk makan atau bertelur. Satwa memilih habitat yang tersedia dan sesuai untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sedangkan struktur vegetasi merupakan susunan
vertikal dandistribusi spasial tumbuh-tumbuhan (vegetasi) dalam suatu komunitas.
 Relung
Status fungsional (profesi/kedudukan/peranan) suatu organisme dalam
komunitas  relung
 Istilah relung (nische) pertama kali dikemukakan oleh Joseph Grinnell
(1917) Menurut Grinner, relung merupakan bagian dari habitat yang
disebut dengan mikrohabitat. Pandangan relung yang dikemukakan oleh
Grinnell inilah yang disebut dengan relung habitat.
 Setelah Grinnell, Charles Elton (1927) secara terpisah menyatakan bahwa
relung merupakan fungsi atau peranan spesies di dalam komunitasnya.
Maksud dari fungsi dan peranan ini adalah kedudukan suatu spesies dalam
komunitas dalam kaitannya dengan peristiwa makan memakan dan pola-
pola interaksi yang lain. Inilang yang disebut dengan relung trophik.
 Dalam ekologi, seluruh peranan dan fungsi makhluk hidup dalam
komunitasnya dinamakan relung atau niche ekologi. Jadi relung
ekologi merupakan semua faktor atau unsur yang terdapat dalam
habitatnya yang mencakup jenis-jenis organisme yang berperanan,
lingkungan, dan tempat tinggal yang sesuai dan spesialisasi populasi
organisme yang terdapat dalam komunitas
 Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
 Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan
terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari
sebagai sumber dari semua energi yang ada.
 Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama
dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi
dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi
lingkungan fisik untuk keperluan hidup.
 Ditinjau dari fungsinya, ekosistem terdiri dari 2 komponen  1) komponen
autotrofik dan 2) komponen heterotrofik.
 Ditinjau dari penyusunnya, ekosistem terdiri dari 4 komponen  1) abiotik
2) produsen; 3) konsumen; dan 4) pengurai
 Komponen Ekosistem
Ekosistem terdiri dari komponen   tak hidup (abiotik)  dan komponen hidup
(biotik) komponen. Komponen abiotik suatu ekosistem termasuk di
dalamnya adalah  faktor fisik dan berbagai reaksi kimia.

Faktor-faktor fisik :
sinar matahari
suhu
curah hujan
angin
 tanah (untuk ekosistem darat)
 air

Faktor kimia:
kadar air
nutrisi tanaman
tingkat zat beracun alami
salinitas air
kadar oksigen
 Organisme yang membentuk komponen biotik terdiri dari autotrof dan heterotrof ,
berdasarkan bagaimana mereka mendapatkan makanan atau nutrisi organik yang
mereka butuhkan untuk bertahan hidup.
 Autotrof (produsen)-adalah organisme yang dapat memproduksi senyawa organik
yang mereka butuhkan sebagai nutrisi dari senyawa anorganik sederhana yang
diperoleh dari lingkungan mereka  tumbuhan hijau dan fitoplankton.
 Kebanyakan produsen membuat nutrisi organik mereka membutuhkan
melalui fotosintesis . 
6 CO2 + 6 H2O + energi surya   C6H12O6 + 6 O2
 Beberapa produsen, terutama bakteri khusus, dapat mengekstrak senyawa anorganik
dari lingkungan mereka dan mengubahnya menjadi senyawa organik nutrisi tanpa
kehadiran sinar matahari. Produsen ini disebut kemosintesis .
 Heterotrof (konsumen)-adalah organisme yang tidak dapat mensintesis nutrisi
organik yang mereka butuhkan dan mendapatkan nutrisi organik dari produsen atau
konsumen lainnya. Heterotrof terdiri dari beberapa kelas konsumen :
konsumen primer (herbivora) memakan langsung pada produsen.
konsumen sekunder (karnivora) memakan konsumen primer.
konsumen tersier atau lebih  memakan konsumen sekunder dst..
dekomposer mencerna detritus dengan memecah molekul organik kompleks di
bahan-bahan ini menjadi lebih sederhana, senyawa anorganik.  Dekomposer terdiri
dari berbagai bakteri dan jamur
Jenis Spesies di Ekosistem
1. Spesies asli  hidup dan berkembang dalam ekosistem.
2. Spesies imigran  bermigrasi ke ekosistem atau yang sengaja atau
tidak sengaja diperkenalkan ke ekosistem oleh manusia.
3. Spesies Indikator  berfungsi sebagai peringatan dini bahwa sebuah
komunitas atau ekosistem sedang mengalami degradasi.
III. SIKLUS ENERGI DAN BIOGEOKIMIA
Aliran energi merupakan rangkaian urutan perpindahan bentuk energi satu ke bentuk
energi lain yang dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen primer, ke
konsumen tingkat tinggi sampai ke dekomposer.
Aliran energi juga dapat diartikan perpindahan energi dari satu tingkatan trofik ke
tingkatan berikutnya. Pada proses perpindahan selalu terjadi pengurangan jumlah
energi setiap melalui tingkat trofik makan-memakan. Energi dapat berubah menjadi
bentuk lain, seperti energi kimia, energi mekanik, energi listrik dan energi panas.
Perubahan bentuk energi menjadi bentuk lain ini dinamakan transformasi energi.
Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya Matahari. Energi cahaya Matahari
masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen (organisme fotoautotropik) yang
diubah menjadi energi kimia tersimpan di dalam senyawa organik. Energi kimia
mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat tropik melalui jalur rantai
makanan. Energi kimia tersebut digunakan organisme untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Kemampuan organisme-organisme dalam ekosistem untuk menerima
dan menyimpan energi dinamakan produktivitas ekosistem. Produktivitas ekosistem
terdiri dari produktivitas primer dan produktivitas sekunder.
 Produktivitas primer adalah kecepatan organisme autotrof sebagai produsen
mengubah energi cahaya Matahari menjadi energi kimia dalam bentuk bahan organik.
Hanya sebagian kecil energi cahaya yang dapat diserap oleh produsen. Produktivitas
primer berbeda pada setiap ekosistem, yang terbesar ada pada ekosistem hutan hujan
tropis dan ekosistem hutan bakau. Produktivitas primer dibagi menjadi dua yaitu
produktivitas primer kotor (PPK) dan produktivitas primer bersih (PPB).
Produktivitas primer kotor (PPK) adalah seluruh bahan organik yang dihasilkan dari
proses fotosintesis pada organisme fotoautotrof sekitar 20% dari PPK digunakan oleh
organisme fotoautotrof untuk respirasi, tumbuh dan berkembang.
Produktivitas primer bersih (PPB) adalah sisa energi produktifitas primer kotor yang
baru disimpan. Biomassa organisme autotrof (produsen) diperkirakan mencapai 50%-
90% dari seluruh bahan organik hasil fotosintesis. Hal ini menunjukkan simpanan
energi kimia yang dapat ditransfer ke trofik selanjutnya melalui hubungan makan
dimakan dalam ekosistem.

 Produktivitas sekunder adalah kecepatan organisme heterotrof mengubah energi


kimia dari bahan organik yang dimakan menjadi simpanan energi kimia baru di dalam
tubuhnya. Energi kimia dalam bahan organik yang berpindah dari produsen ke
organisme heterotrof (konsumen primer) dipergunakan untuk aktivitas hidup dan
hanya sebagian yang dapat diubah menjadi energi kimia yang tersimpan di dalam
tubuhnya sebagai produktivitas bersih
 A. Rantai Makanan
Untuk kelangsungan hidupnya semua organisme membutuhkan energi.
Energi diperoleh dari bahan organik. yang mengandung energi dihasilkan
oleh organisme autotrof atau tumbuhan hijau dengan bantuan energi cahaya
matahari dan karbondioksida serta air melalui proses fotosintesis. Energi
yang berasal dari bahan organik disebut energi kimia dan energi ini akan
mengalami perpindahan dari organisme satu ke organisme yang lain. Proses
perpindahan materi dan energi melalui peristiwa makan dan dimakan suatu
organisme dengan urutan tertentu disebut rantai makanan.
 B. Jaring Makanan
Jika dalam rantai makanan dapat ditarik satu garis lurus antara makan
dan dimakan tapi pada jaring makanan lebih kompleks karena satu
makhluk hidup dapat memakan lebih dari satu jenis makanan dan satu
makhluk hidup dapat dimakan oleh lebih dari satu makhluk hidup
sehingga garis yang terjadi saling bersilangan. Rantai makanan dapat
saling berhubungan satu dengan yang lain sehingga dapat membentuk
suatu jaring-jaring yang sangat kompleks. Keadaan inilah yang disebut
dengan jaring-jaring makanan.
 C. Piramida Makanan
Piramida makanan adalah piramida yang menggambarkan jumlah berat dan
energi mulai dari produsen sampai konsumen tertinggi. Piramida ini dibuat
dengan satu asumsi bahwa pada saat terjadi peristiwa makandan dimakan
telah terjadi perpindahan energi dari makhluk hidup yang dimakan ke
makhluk hidup pemakannya. Misalnya, dari produsen kekonsumen I, dari
konsumen I ke konsumen II, dari konsumen II kekonsumen III, dan
seterusnya tetapi tidak semua energi dari makhluk hidup yang dimakan
akan berpindah ke makhluk hidup pemakan sehingga terbentuk piramida
makanan yang semakin ke atas semakin mengecil
SIKLUS BIOGEOKIMIA
 Selain energi dalam bentuk makanan, tubuh organisme juga memerlukan air,
oksigen, dan mineral. Jaring makanan muncul dengan diawali terjadinya
proses perputaran zat dari tubuh organisme menuju tanah dan reaksi kimia.
Proses ini sering disebut dengan daur biogeokimia.

 Daur biogeokimia adalah daur materi melalui makhluk hidup, tanah, dan
reaksi kimia. Berfungsinya daur biogeokimia menentukan kelestarian
makhluk hidup.  dapat dikatakan bahwa aliran materi yang dibutuhkan dunia
kehidupan pada dasarnya berasal dari dua arah karena keterbatasan bahan
kimia sehingga harus dimanfaatkan lagi melalui proses perputaran
(siklus).Aliran bahan kimia dalam tubuh makhluk hidup terjadi melalui rantai
makanan mengikuti arus aliran oksigen dalam makhluk hidup, kemudian
mengikuti siklus abiotik. Ada dua siklus abiotik yaitu fase atmosfer seperti
nitrogen dan fase sedimen seperti fosfor. Daur biogeokimia sangat diperlukan
untuk  kelestarian makhluk hidup dan ekosistem. Jika daur ulang ini berhenti,
makhluk hidup akan mati dan ekosistem akan punah. Daur biogeokimia antara
lain daur nitrogen, daur karbon dan daur hidrologik (air)
Siklus Nitrogen; reservoir nitrogen bumi terbesar adalah troposfer, dengan sekitar
78% dari volumenya terdiri dari gas nitrogen (N2). Nitrogen diperlukan untuk
mensintesis protein,  pembentukan membran sel, pembentukan enzim, pertumbuhan,
regenerasi sel, dan antibody.
Bentuk nitrogen bebas tidak dapat digunakan secara langsung. Konversi gas nitrogen
di atmosfer menjadi bentuk kimia lain yang berguna untuk tanaman disebut fiksasi
nitrogen. Ini dilakukan kebanyakan oleh beberapa jenis bakteri (cyanobacteria) di
tanah dan air dan oleh bakteri rhyzobium yang dinamakan nodule. Cahaya juga
berperan dalam mengkonversi gas nitrogen.
Gas Nitrogen banyak terdapatdi atmosfer, yaitu sekitar 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat
diikat atau difiksasi terutama oleh bakteri yang hidup pada tumbuhan yang berbintil akar
( misalnya jenis polong-polongan) dan beberapa jenis alga. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi
dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen dari
dalam tanah dalam bentuk amonia( NH3), ion nitrit (NO2-),dan ion nitrat ( NO3-). Nitrogen
yang diikat biasanya dalam bentuk amonia  penguraian jaringan yang mati oleh bakteri.
Amonia akan mengalami Nitrifikasi oleh bakteri Nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococus.
 menghasilkan nitrat yang diseraap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri
denitrifikan, Nitrat diubah menjadi amonia kembali memalui Denitrifikasi, dan amonia akan
dilepaskan keudara  daur nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
 Siklus Karbon : Sumber karbon di alam bebas adalah gas karbon dioksida (CO2), yang banyak terdapat
bebas di udara, maupun yang terlarut di dalam air serta terdapat di kerak bumi dalam bentuk batu bara dan
minyak bumi (bahan bakar minyak). Karbon adalah blok bangunan dasar dari karbohidrat, lemak, protein,
asam nukleat, dan senyawa organik lainnya
 Karbon dioksida masuk ke dalam ekosistem melalui produsen. Produsen yang terdapat di darat atau di
perairan menggunakan CO2 untuk membentuk senyawa organik yaitu karbohidrat melalui proses
fotosintesis. Senyawa organik yang dihasilkan produsen ini menjadi sumber makanan bagi organisme
heterotof khususnya herbivora. Apabila herbivora dimakan oleh karnivora maka senyawa organik dari
herbivora akan diubah menjadi bentuk lain. Respirasi dari organisme seperti tumbuhan, hewan maka akan
membebaskan karbon dioksida ke udara bebas. Dan jika tumbuhan, hewan, serta manusia yang mati akan
di uraikan, salah satunya akan menjadi karbon dioksida.
 Siklus hidrologi : sering juga dipakai istilah Water Cycle atau Siklus Air.
Suatu sirkulasi air yang meliputi gerakan mulai dari laut ke atmosfer, dari
atmosfer ke tanah, dan kembali ke laut lagi atau dengan arti lain Siklus
hidrologi merupakan rangkaian proses  berpindahnya air permukan bumi dari
suatu tempat ke tempat lainnya hingga kembali ke tempat asalnya.
 Siklus hidrologi dapat dimulai dari evaporasi air laut. Uap yang dihasilkan
dari pemanasan oleh sinar matahari  dibawa oleh udara yang bergerak. Dalam
kondisi yang memungkinkan uap tersebut terkondensasi membentuk awan,
yang pada akhirnya menghasilkan prespitasi. Prespitasi yang jatuh ke bumi
menyebar ke arah yang berbeda-beda dalam berbagai cara. Sebagian besar
dari prespitasi tersebut untuk sementara tertahan ditanah dekat tempat air
tersebut jatuh, dan akhirnya dikembalikan ke atmosfer oleh evaporasi dan
transpirasi oleh tanaman. Sebagian lagi melalui permukaan tanah, menuju
sungai, dan lainnya menembus tanah menjadi air tanah (groundwater) dengan
proses ilfiltrasi.
 Dalam siklus hidrologi, perputaran air tidak selalu merata karena adanya
pengaruh meteorologi seperti suhu, tekanan, atmosfer, angin, dan kondisi
topografi juga ikut mempengaruhi.
1..  Evaporasi merupakan proses penguapan air oleh sinar matahari  sehingga
molekul-molekul air  terlepas dan mengenbang sebagai uap air yang tidak terlihat di
atmosfer
2.  Transpirasi merupakan proses pengankutan uap air yang dikeluarkan dari daun-
daun tanaman
3.   Prespitasi merupakan peristiwa jatuhnya cairan (dapat berbentuk cair atau beku)
dari atmosfer  ke permukaan bumi.
4. Infiltrasi merupakan air yang bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan
pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah

Anda mungkin juga menyukai