Anda di halaman 1dari 9

BIOGEOGRAFI

Materi ke-10

Topik : Nilai Ekonomis, Ekologis Dan Nilai Sosial Flora Dan Fauna

A. Memahami Nilai Manfaat Keanekaragaman Hayati Bagi Manusia

Manfaat keanekaragaman hayati. Indonesia merupakan negara yang kaya akan


keanekaragaman hayati. Indonesia mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas, juga tipe
Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu di Indonesia terdapat banyak hewan dan
tumbuhan langka serta endemik yang memiliki penyebaran terbatas. Begitu banyaknya
sumber daya alam dan keanekaragaman hayati di Indonesia, tidak salah bila Indonesia
disebut sebagai kawasan utama dalam berbagai penelitian dunia. Hingga saat ini, berbagai
bentuk keanekaragaman hayati terus diselidiki terutama di daerah hutan hujan tropis dan
sebagian besar hutan tersebut ada di Indonesia. Dalam hutan hujan tropis tersebut
diperkirakan terdapat jutaan spesies yang belum teridentifikasi. Ada beberapa nilai
manfaat keanekaragaman hayati bagi manusia, diantaranya adalah nilai biologi, nilai
pendidikan, nilai estetika dan budaya, nilai ekologi, serta nilai religious.

1. Nilai Biologi

Kebutuhan pangan, sandang, obat-obatan, bahan bangunan, dan oksigen hampir


100% berkat jasa keanekaragaman hayati. Seluruh penduduk di dunia, kebutuhan
makanannya bergantung kepada tumbuhan dan hewan yang langsung diambil dari alam.
Para ilmuwan dunia percaya bahwa sekitar 80 ribu spesies tumbuhan dapat dimakan.
Namun, hanya 30% spesies saja yang mampu menyediakan 90% kebutuhan gizi manusia.
Banyak industri yang memerlukan bahan baku dari keanekaragaman hayati hewan dan
tumbuhan, seperti industri benang memerlukan beberapa jenis tumbuhan dan hewan.
Selain itu, ada industri kertas memerlukan jutaan ton batang tumbuhan, begitu pula
industri obat-obatan dan kosmetik memerlukan berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang
memiliki khasiat tertentu.

2. Nilai Pendidikan

Keanekaragaman hayati dapat digunakan sebagai pembelajaran dan sumber


penelitian. Keanekaragaman hayati masih dilakukan penelitian dalam pencarian
potensi suatu organisme, pemuliaan flora dan fauna, mencari sumber alternative
energi dan pangan, maupun pelestarian alam.

3. Nilai Estetika dan Budaya

Keanekaragaman hayati memiliki nilai estetika yang memberikan keindahan


sebagai sarana untuk memberikan rasa kepuasan dan kebahagiaan pada orang yang
menikmatinya. Keanekaragaman hayati juga memberikan pemandangan alam yang
indah. Tidak mengherankan apabila para wisataawan mancanegara senang berkunjung
ke kawasan hutan alam, sungai, arung jeram, dan laut yang masih alami. Tidak sedikit
keanekaragaman hewan mempunyai bentuk fisik yang bagus dan perilaku lucu,
sehingga dijadikan incaran koleksi manusia.
4. Nilai Ekologi

Keberadaan keanekaragaman hayati pada suatu daerah sangat berperan besar


untuk menjaga proses ekosistem, seperti daur zat dan aliran energi. Disamping itu,
keberadaan keanekaragaman hayati, berupa keanekaragaman tumbuhan mempunyai
peran besar dalam menjaga tanah dari erosi dan terjaganya proses fotosintesis. Dalam
skala luas, keanekaragaman tumbuhan menjaga daerah aliran sungai serta stabilitas
iklim. Sedangkan keanekaragaman hewan akan berpengaruh terhadap rantai makanan,
jika salah satu ada hewan berkurang bahkan punah akan mengganggu keseimbangan
rantai makanan.

5. Nilai Religius

Keanekaragaman hayati juga memiliki fungsi untuk mengingatkan kita akan


kebesaran Tuhan yang telah menciptakan alam raya ini dengan berbagai macam
keindahan. Manfaat keanekaragaman hayati mampu meningkatkan kesejahteraan
manusia dengan memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder. Kebutuhan primer
merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi atau mutlak meliputi sandang, pangan,
papan, dan udara segar. Sedangkan kebutuhan sekunder bertujuan untuk memenuhi
kenikmatan hidup meliputi rekreasi dan transportasi.

B. Keanekaragaman Hayati, Mengapa Harus Lestari?

Pertanyaan ini selalu saja muncul ketika berbicara mengenai keanekaragaman hayati
atau yang biasa disingkat dengan kehati. Apakah urgensi kehati dalam kehidupan ini? Begitu
pentingkah kehati ini, sehingga perlu dilestarikanya? Apa akibatnya ketika kehati ini tidak
lestari? Pertanyaan-pertanyaan tersebut terlontar dari berbagai kalangan, bukan saja dari
kalangan masyarakat awam. Pertanyaan akan semakin banyak dilontarkan terutama jika
sudah bersinggungan dengan subyektifitas kepentingan ekonomi. Pertanyaan senada juga
akan ditemui ketika pembicaraan kehati bertema tentang organisme hayati yang belum
banyak dimengerti manfaatnya secara ekonomi.

Kesimpulan dari berbagai pertanyaan tentang kehati ini ternyata selalu bermuara
pada kepentingan ekonomi. Kehati akan selalu menjadi korban pada saat bernilai ekonomi
tinggi dan tidak bernilai pada saat belum diketahui nilai ekonominya. Pada organisme yang
bernilai ekonomi tinggi terancam dengan over eksploitasi sedangkan pada organisme yang
tidak bernilai atau belum diketahui nilai ekonominya terancam dengan eradikasi.

Dalam kerangka upaya pelestarian sumber daya kehati, menyajikan jawaban


terhadap berbagai pertanyaan tersebut sangatlah penting, tentunya adalah jawaban yang dapat
mengeliminir sikap negatif dan menumbuhkan sikap positif terhadap upaya pelestarian
kehati, yaitu berupa informasi tentang arti pentingnya kehati secara komprehensif dari aspek
ekonomi, lingkungan dan sosial begitu juga akibat buruk yang harus diterima jika kehati
terabaikan. Berikut ini sekelumit informasi tentang pentingnya pelestarian kehati.

JIKA KEHATI LESTARI

Jika sumber daya kehati lestari, manfaat apakah yang akan didapatkan dalam
kehidupan ini? Secara umum sumber daya kehati mempunyai tiga manfaat besar, yaitu;
manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan. Ketiga jenis manfaat ini muaranya adalah pada
peningkatan taraf hidup manusia, makhluk Tuhan yang paling banyak jenis kebutuhan
hidupnya.

1.      Manfaat Ekonomi


Manfaat ini merupakan jenis manfaat yang paling mudah difahami dan disadari manusia.
Manfaat ekonomi ini berupa pemenuhan kebutuhan secara ekonomi antara lain:; pangan,
sandang, papan dan industri. Terhadap kepentingan pangan, kehati memenuhi kebutuhan
bahan pangan yang meliputi; berbagai jenis bahan makanan pokok, ternak, perikanan,
buah-buahan dan sayuran. Dalam kepentingan papan, kehati memenuhi kebutuhan bahan
bangunan berupa berbagai jenis kayu. Untuk kepentingan sandang, kehati memenuhi
kebutuhan berbagai serat untuk.pembuatan pakaian. Sedangkan untuk kepentingan
industri kehati memenuhi kebutuhan bahan baku industri, seperti; olahan pangan, olahan
kebutuhan sandang, industri minyak atsiri, industri kertas, industri energi, industri
transportasi dan masih banyak lagi.
2.      Manfaat Lingkungan (Ekologi)
Manfaat secara ekologi adalah jenis manfaat keberadaan kehati yang cenderung
diabaikan dan luput dari pemahaman manusia, sementara manfaat secara ekologi ini
adalah manfaat yang tidak kalah pentingnya dengan manfaat ekonomi, bahkan manfaat
ini adalah menjadi prasarat untuk terwujudnya manfaat yang lain termasuk manfaat
ekonomi. Beberapa manfaat secara ekologi adalah sebagai berikut:
a.    Menekan ledakan hama dan penyakit tanaman
Sumber hama dan penyakit tanaman adalah unsur hayati sebagai bagian dari
kehati. Organisme ini menjelma menjadi hama maupun penyakit ketika mereka
berada jumlah populasi yang tidak seimbang dengan persediaan pakan ataupun
predatornya. Misalnya, populasinya terlalu besar melebihi daya dukung populasi
organisme sumber pakan mereka, dalam kondisi seperti ini, mereka akan menjadi
hama maupun penyakit bagi organisme sumber pakanya.
Dalam kondisi kehati yang optimal, setiap organisme penyusun hayati jumlah
populasinya akan saling dikontrol dalam mekanisme rantai makanan. Mekanisme ini
terbentuk karena setiap organisme hidup berada pada sebuah sistem keseimbangan
interaksi antar unsur organisme dalam sebuah lingkungan kehidupan, seluruh unsur
hayati memperoleh kesempatan yang sama untuk menjalani kehidupannya dan
mendapatkan fasilitas kebutuhan hidupnya.
Contohnya, kera ekor panjang (Macaca fascicularis), yang populasinya
berkembang tidak terkendali, cenderung menjadi hama bagi tanaman-tanaman yang
dibudidayakan manusia (kebun, pekarangan, dan lain-lain).

 
 Gambar1. Kera ekor panjang (Macaca fascicularis) cenderung menjadi hama
ketika populasinya berlebihan.

b.    Menekan munculnya sumber penyakit manusia


Sumber penyakit manusia sebagian bersumber dari organisme tertentu, salah
satu contohnya adalah demam berdarah. Sumber penyakit ini akan meningkat menjadi
sebuah wabah ketika populasinya jumlahnya mengalami ledakan. Untuk mengatasi
wabah penyakit ini solusi terbaiknya adalah menekan pertumbuhan organisme sumber
penyakit tersebut, yaitu dengan melestarikan keseimbangan kehati.
c.    Pelestarian sumber daya air dan tanah
Sumber daya kehati mempunyai peran yang cukup penting terhadap
pelestarian kedua sumber daya alam ini. Beberapa jenis tanaman terbukti mempunyai
kemampuan untuk melestarikan sumber daya tanah dan air ini. Jenis-jenis tanaman
yang mempunyai kemampuan untuk pelestarian sumber daya tanah dan air adalah
jenis tanaman yang mempunyai karakter sebagai berikut: selalu hijau (evergreen),
tingkat penguapan rendah, tingkat konsumsi air rendah, sistem perakaran kuat,
biomasa seresah terutama daun mudah terdekomposisi, mampu memperbaiki
kesuburan dan ketebalan solum tanah dengan cepat.
Contoh jenis-jenis tumbuhan yang memiliki manfaat sebagai pelestari sumber
daya air, misalnya; pohon-pohon dari keluarga Ficus (beringin) seperti beringin
(Ficus benjamina) dan preh (Ficus retusa); gayam (Inocarpus fagifer) dan lain-lain.

Gambar2. Beringin (Ficus benjamina) dikenal sebagai pohon yang mampu


menyimpan air

d.   Menekan pencemaran lingkungan


Sumber daya hayati sangat berperan dalam menjaga kebersihan dan kesegaran
udara, berbagai penelitian membuktikan bahwa berbagai komunitas tumbuhan
menyumbangkan peranya dalam menjaga kualitas udara. Berikut peran berbagai
komunitas tanaman terhadap tingkat kualitas udara terutama penurunan zat emiter
karbon dan peningkatan kadar oksigen udara.
§  Komunitas hutan
Hutan yang sehat menyerap karbon dioksida dari atmosfer untuk membantu
proses fotosintesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 15 persen dari
32 miliar ton karbon dioksida yang dihasilkan setiap tahun oleh kegiatan manusia
diserap oleh hutan. Jadi, ketika hutan rusak, kita rugi berkali-kali. Kita tidak hanya
melepas karbon dari pohon, tetapi juga kehilangan kemampuan hutan untuk
menyerap karbon dan kehilangan kemampuan pohon untuk menghasilkan oksigen.

Secara rata-rata, dalam daur hidupnya setiap pohon bisa mencukupi oksigen
(O2) untuk kebutuhan 18 (delapan belas) orang dan menyerap karbondioksida

(CO2) dari mobil yang berjalan sekitar 41.834 km. Pohon besar menyerap kira-kira

sebesar 120-240 pounds partikel kecil atau gas polutan. Hanya tumbuhanlah yang
menghasilkan oksigen di bumi ini (Jalal 2007). Menurut Bernatzky (1978) pohon
dengan tinggi 25 m dan diameter batang 15 m, akan mempunyai luas tutupan
batang 160 m² dan luas permukaan daun sebesar 1600 m², akan menghasilkan
oksigen sebanyak 1712 gram. Sedangkan untuk satu hektar lahan hijau dengan
total luas permukaan daun lima hektar akan membutuhkan 900 kg CO 2 untuk

melakukan fotosintesis selama 12 jam, dan pada waktu yang sama akan
menghasilkan 600 kg O2.

§  Komunitas ganggang laut

Algae atau gangnggang laut menyerap banyak CO₂ untuk pertumbuhannya. Algae
(ganggang) di laut membesar 20-25 kali hanya dalam 15 hari dengan diberi makan
karbondioksida (CO2).
"Ganggang dari jenis Chaetoceros sp. dengan jumlah sel awal 40.000 sel per
mililiter setelah diberi CO2 menjadi sebesar 780.000 sel per ml dalam 15 hari,
bahkan Chlorella sp. dengan jumlah sel awal 40.000 sel per ml menjadi sejuta sel
per ml dalam 15 hari."

§  Komunitas rumput laut

serapan karbon beberapa jenis rumput laut Genus Kappaphycus SPP


 
Jenis Luas Standing stok  Serapan Karbon
( Km² ) (g/m²) (TonC/siklus tanam)
K. alvarezii(Maumere) 0,15 508,00±48,37 219,12±36,89
K.denticulatum 0,15 473,00±28,60 458,33±58,04
K.alvarezii  ( golo-golo ) 0,15 502,50±74,02 236,57±18,80
K. striatum 0,15 624,00±119,07 367,07±90,42
§  Komunitas padang lamun

Padang lamun mampu menyerap karbon sebesar 83.000 metrik ton setiap Km²

§  Komunitas terumbu karang dan fito plankton

Berdasarkan penelitian DKP tahun 2007 menyatakan bahwa terumbu karang kita
mampu menyerap 65,7 juta ton/tahun. Padang lamun sebanyak 50,3 juta ton/tahun.
Fitoplankton sebanyak 36,1 juta ton/tahun dan hutan bakau sebanyak 67,7 juta

2
ton/tahun. Secara keseluruhan potensi laut kita menyerap CO  sebesar 219,8 juta
ton/tahun.

3.      Manfaat Sosial Budaya


Manfaat ini meliputi beberapa kepentingan antara lain: Kesehatan, Ilmu Pengetahuan dan
seni budaya.
a.    Kesehatan
Manfaat kehati dalam kepentingan kesehatan; sebagai bahan pembuatan obat-obatan
dan bahan makanan untuk menjaga kesehatan. Sebagai bahan pembuatan obat
beberapa jenis tanaman maupun hewan terbukti banyak dimanfaatkan untuk bahan
pembuatan obat berbagai penyakit. Sedangkan untuk kepentingan menjaga kesehatan
beberapa jenis tanaman dan hewan dikonsumsi untuk mencegah munculnya penyakit,
menambah daya tahan tubuh dan meningkatkan kebugaran badan serta meningkatkan
kualitas proses metabolisme tubuh.
b.    Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Sumber daya kehati mempunyai peran sebagai obyek pengembangan Ipteg dan
sumber inspirasi penciptaan teknologi baru. Sebagai obyek pengembangan Ipteg,
berrbagai sumber daya hayati banyak dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu dalam
bidang kesehatan, pangan, lingkungan dan energi. Sedangkan sebagai sumber
inspirasi, beberapa unsur kehati terbukti mampu menginspirasi pada beberapa
pengembangan teknologi antara lain; penerbangan, eksploitasi sumber daya alam,
transportasi dan pemuliaan tanaman maupun ternak.
c.    Seni dan Budaya
Seni dan budaya merupakan dua aspek yang cukup dekat dengan kehidupan manusia,
kedua aspek ini diproduksi oleh komunitas manusia sebagai hasil interaksinya dengan
lingkungan kehidupannya, termasuk dalam hal ini aspek hayati. Dalam aspek seni,
beberapa kehati terbukti mempunyai peran sebagai sumber inspirasi maupun bahan
untuk karya seni. Sedangkan dalam aspek budaya sunber daya hayati melahirkan
budaya atau karifan lokal antara lain: budaya mata pencaharian atau profesi untuk
pemenuhan kebutuhan hidup, disamping itu juga menjadi sebab tumbuhnya budaya
lokal yang berupa model bangunan rumah.

JIKA KEHATI TIDAK LESTARI

Jika kehati tidak lestari atau terusik eksistensinya apakah yang akan terjadi? Secara
umum jika kehati terganggu maka yang akan terjadi adalah ketidak stabilan atau gangguan
terhadap aspek ekonomi, aspek ekologi, aspek sosial dan budaya.

1.      Aspek Ekonomi


Aspek ekonomi yang sensitif terhadap terjadinya kerusakan sumber daya kehati
antara lain; produktifitas komoditas agro yang meliputi pertanian pangan, perkebunan,
peternakan dan perikanan. Penyebab utama terhadap kasus ini adalah munculnya
berbagai jenis hama dan penyakit tanaman dan ternak. Serta perikanan yang disebabkan
oleh terganggunya keseimbangan alam. Bentuk akibat lainya adalah penurunan
produktifitas komoditas agrikultur yang disebabkan terbatasnya materi genetik untuk
kepentingan pemuliaan tanaman, ternak dan perikanan
2.      Aspek Ekologi
Aspek ekologi adalah aspek yang paling terkena akibat langsung dari terjadinya
kerusakan sumber daya hayati. Bentuk gangguan ekologis yang disebabkan oleh
kerusakan sumber daya kehati ini antara lain; terganggunya keseimbangan alam dan
penurunan kualitas lingkungan hidup. Terganggunya keseimbangan alam ini terjadi
sebagai akibat terusiknya sistim kontrol secara alami pada sebuah ekosistem yang
disebabkan oleh menurunnya atau bahkan punahnya suatu populasi hayati tertentu,
sementara semua populasi hayati mempunyai peranan yang sama pentingnya dalam
sebuah ekosistem.
Bentuk penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh terganggunya sumber
daya hayati adalah; penurunan kualitas udara dan kualitas perairan  yang disebabkan oleh
pencemaran serta penurunan kualitas lahan.

3.      Aspek Sosial Budaya


Akibat pada aspek sosial dan budaya dari terjadinya gangguan pada sumber daya
hayati adalah merupakan puncak dari seluruh akibat yang terjadi dari aspek ekonomi dan
ekologi. Bentuk akibat dari aspek sosial dan budaya antara lain: kekurangan pangan,
kekurangan energi, kekurangan bahan sandang, penurunan kualitas kesehatan
lingkungan, peningkatan sumber penyebab penyakit dan peningkatan aktitas distrukti
atau kejahatan manusia.

Anda mungkin juga menyukai