BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Nilai Ekonomis
Nilai
ekonomis
memiliki
kandungan
bagaimana
mengelola
atau
Gambar 1.1
Perkebunan sebagai bentuk pengelolaan lingkungan
Akan tetapi, sumber daya mempunyai daya regenerasi dan asimilasi yang
terbatas. Selama eksploitasi atau permintaan pelayanan ada di bawah batas daya
regenerasi atau asimilasi, sumberdaya terperbarui itu dapat digunakan secara
lestari. Akan tetapi apabila batas itu dilampaui, sumber daya itu sebagai faktor
produksi dan konsumsi atau sarana pelayanan akan mengalami gangguan.
Kemudian sebagian lagi sumberdaya itu milik umum, misalnya udara,
sungai, pantai, laut, dan ikan laut. Udara misalnya, kita perlukan untuk
menjalankan mesin kita, karena dalam udara mengandung oksigen. Sumberdaya
milik umum sering digunakan untuk bermacam peruntukan. Misalnya, air sungai
dapat digunakan untuk produksi ikan dan keperluan rumah tangga.
Karena pemanfaatan sumberdaya lingkungan milik umum dapat dilakukan
tanpa atau hanya dengan pungutan bayaran yang ringan saja, unit produksi
maupun unit konsumsi cenderung memaksimumkan pemanfaatannya, sehingga
terjadi pemanfaatan yang tidak rasional. Misalnya menangkap ikan dengan racun
atau dengan bahan peledak dengan maksud mendapatkan hasil yang besar, mudah
dan dalam waktu yang singkat.
Maka, apabila peruntukan ini melampaui batas daya regenerasi atau
asimilasi sumberdaya, maka peruntukkan tersebut akan mengalami kerusakan dan
yang diperuntukkan yaitu manusia akan mengalami kerugian baginya sendiri.
Untuk menghindari penggunaan yang melampaui batas tersebut,
diperlukan campur tangan pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya itu. Dasar
hukum ini terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 yang
mewajibkan agar bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Serta dikembangkannya sistem pajak.
Contoh nilai ekonomis, yaitu Kebun Raya Bogor. Di sisi lain Kebun Raya
Bogor tidak hanya sebagai nilai ekonomis, tetapi juga menjadi nilai ekologis serta
nilai sosial.
Nilai Ekologis
Kelangsungan hidup hayati adalah yang paling pokok di dalam kebutuhan
Gambar 1.2
Hutan sebagai salah satu unsur nilai ekologis
Ekologi sendiri telah menciptakan rantai makanan di dalam ekosistem, yang
saling memiliki ketergantungan dan dipengaruhi. Bahkan ekologi menjadi tempat
terjadinya siklus biogeokimia atau siklus mineral yang berada pada komponenkomponen biotik dan abiotik. Dan menjadi tempat terjadinya siklus hidrologi.
Nilai ekologis memberikan pengetahuan berupa informasi yang sangat
bermanfaat bagi manusia dan perlu dipelajari agar manusia tersebut dapat
melakukan pelestarian lingkungan. Misalnya, fosil tulang-belulang pada batuan
memberikan informasi tentang masa lalu. Informasi-informasi tersebut terdapat
pada semua komponen ekosistem. Demikian pula pada tumbuahan. Misalnya,
tumbuhan yang memiliki warna atau bentuk bunga, bentuk daun dan buah. Alam
terkembang menjadi guru atau alam merupakan laboratorium dalam kehidupan
ini.
c.
Nilai Sosial
Manusia berinteraksi dengan lingkungannya. Ia mempengaruhi dan
Di
dalam
agama islam diajarkan bahwa manusia adalah khalifah Allah SWT di bumi.
Sevagai khalifah Allah, manusia wajib untuk menjaga dan melindungi bumi serta
dilarang untuk merusaknya dan mengeksploitasinya secara berlebihan.
Nilai sosial meliputi permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas manusia
di dalam ruang, yang mencakup aktivitas sebagai makhluk sosial yang harus
berinteraksi dengan yang lainnya, dab budayanya mencerminkan perkembangan
kemampuan yang berupa hasil pemikiran manusia dalam bentuk karya cipta.
Misalnya, nilai sosial dari segi pariwisata. Dengan pesatnya industri
pariwisata maka akan membawa pemahaman antar budaya melalui interaksi
pengunjung wisata (turis) dengan masyarakat lokal setempat. Dari interaksi inilah
para wisatawan dapat mengenal, menghargai, dan memahami kebudayaan lokal.
Sekaligus merupakan sarana yang tepat untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia
kepada dunia Internasional.
Gambar 1.3
Pantai menjadi salah satu objek wisata yang di dalamnya terjadi interaksi aktivitas
manusia antara wisatawan dengan masyarakat.
Manusia tidak hanya memanfaatkan lingkungan sebagai bentuk kebutuhan.
Tetapi, lingkungan dijadikan sebuah bentuk hobi yang diciptakan dalam ruang
lingkup pekarangan rumah yang menimbulkan estetika yang sekaligus menjadi
fungsional dan pelestarian lingkungan. Kondisi fisik lingkungan, dapat juga
mempengaruhi pola persebaran pemukiman penduduk. Misalnya, pemukiman
dalam pola perladangan berpindah-pindah dan transmigrasi penduduk.
Zaman dahulu, senjata, peralatan, dan pakaian segalanya masih benar-benar
dari alam. Contohnya, batu sebagai senjata sekaligus peralatan memasak.
Seiring
perkembangan
zaman,
manusia
semakin
meningkatkan
diri dari panas dan hujan, serta fasilitas sosial seperti gedung-gedung
pemerintahan, olahraga, dan gedung pertokoan semuanya dibangun di atas lahan.
Contoh dalam suatu sistem sosial, sebuah desa yang telah diperbaiki kondisi
gizi penduduknya melalui intensifikasi pertanian dan pemanfaatan pekarangan.
Usaha perbaikan itu dilakukan terus-menerus, sehingga kondisi gizi penduduk itu
selangkah demi selangkah akan meningkat terus-menerus.
Lingkungan memenuhi kualitas hidup manusia secara sandang, pangan,
papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya. Ketercukupan kebutuhan tersebut tentu
saja jika secara ekonomi memiliki pendapatan yang memadai. Artinya, kualitas
sosial dapat tercipta jika lingkungan sosial tersebut sejahtera dan memiliki sumber
pendapatan yang memadai.
Dapat disimpulkan, nilai ekologis, ekonomis dan sosial, ketiganya saling
memilki keterkaitan dan berhubungan satu sama lain. Contohnya; Hutan
Mangrove. Memiliki fungsi ekologis, untuk menjaga garis pantai, melindungi
pantai dan tebing sungai, tempat benih-benih ikan, udang dan kerang dari pantai,
tempat bersarang burung, sebagai habitat alami bagi banyak jenis biota. Fungsi
ekonomi, lahan untuk tambak, tempat pembuatan garam, tempat berekreasi.
Fungsi sosial, menjadikan tempat interaksi antar penduduk dan wisatawanwisatawan asing maupun domestik.
Nilai-nilai
ini
berfungsi
sebagai
memulihkan,
memelihara
dan
paru-paru
kota.
Tanaman
sebagai
elemen
hijau,
pada
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Nilai
ekonomis
memiliki
kandungan
bagaimana
mengelola
atau
DAFTAR PUSTAKA
Yani Ahmad, dkk. Geografi. Untuk SMA Kelas I. Cetakan ke-2. Bandung:
Grafindo Media Pratama, 2006.
Soemarwoto, Otto. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Cetakan
ke-10. Jakarta: Djambatan 2004.
Djamal, Zoeraini. Prinsip-prinsip Ekologi. Ekosistem Lingkungan dan
Pelestariannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010.
Nianto, Bambang, dkk. Geografi. Untuk Kelas 1 SMA dan MA. Cetakan
Pertama. Surakarta: Tiga Serangkai, 2004.
Odum, Eugene. Dasar-dasar Ekologi. Cetakan ke-3. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1996.
http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/04/manfaat-pariwisatadari-berbagai-segi.html
http://mf-blogsman4solo.blogspot.com/