Anda di halaman 1dari 14

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,

termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya. Lingkungan amat penting bagi kehidupan manusia.
Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatankan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan
hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Lingkungan memiliki hubungan dengan
manusia. lingkungan mempengaruhi sikap dan perilaku manusia, demikian pula kehidupan manusia
akan mempengaruhi lingkungan tempat hidupnya. Faktor lingkungan (tanah,iklim,topografi,sumber
daya alam) dapat menjadi pra kondisi bagi sifat dan perilaku manusia. Lingkungan menjadi salah satu
variabel yang mempengaruhi kehidupan manusia. Manusia pun dapat mempengaruhi lingkungan demi
kemajuan dan kesejahteraan hidupnya.

Arti penting alam bagi manusia adalah sebagai berikut:


1. alam merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada, tumbuh,
dan berkembang di atas bumi sebagai lingkungan.
2. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia.
3. Lingkungan mempengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang
mendiaminya.
4. Lingkungan memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia.
5. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan alam untuk kebutuhan dan
kebahagiaan hidup.
Pengelolaan alam memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan
membangun manusia seutuhnya.
b. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
c. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
d. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang
dan yang akan datang.
e. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Undang-undang No. 23 1997 tentang Pengelolaaan Lingkungan Hidup yang mengatur hak,
kewajiban, dan peran warga negara perihal pengelolaan ini. Hak, kewajiban, dan peran itu
sebagai berikut:
a. Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

b. Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran
dalam pengelolaan lingkungan hidup. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka
pengelolaan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah
dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

d. Setiap yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang
benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.

e. Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam
pengelolaan lingkungan hidup.
Kerusakan lingkungan hidup merupakan problematika besar yang dialami umat manusia
sekarang ini. Bahkan, isu tentang lingkungan hidup merupakan satu dari tiga isu global dewasa
ini, yaitu isu tentang HAM, demokrasi, dan lingkungan.
Beberapa problema lingkungan hidup dewasa ini antara lain:
1. Pencemaran (polusi) lingkungan, yang mencakup pencemaran udara, pencemaran air,
pencemaran tanah, dan pencemaran suara.
2. Masalah kehutanan, seperti penggundulan hutan, pembalakan hutan, dan kebakaran hutan.
3.Erosi dan Banjir.
4.Tanah longsor, kekeringan, dan abrasi pantai.
5. Menipisnya lapisan ozon dan efek rumah kaca.
6. Penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang buruk, seperti gatal-gatal, batuk, infeksi
saluran pernapasan, diare, dan tipes.
Beberapa masalah yang berkaitan dengan kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup:
1. Terus menurunya kondisi hutan Indonesia
2. Kerusakan daerah aliran sungai
3. Habitat ekosistem pesisir dan laut semakin rusak
4. Citra pertambangan yang merusak lingkungan
5. Tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati
6. Pencemaran air semakin meningkat
7. Kualitas udara semakin menurun, khususnya di kota-kota besar.

HUBUNGAN MANUSIA DAN ALAM

Hubungan Manusia dan Alam adalah suatu hubungan yang saling keterkaitan dan saling
membutuhkan. Namun, pertanyaannya sejauh mana hubungan saling membutuhkan tersebut?
Seberapa besar alam membutuhkan kita dan Seberapa besar kita membutuhkan alam untuk
menyokong kehidupan kita? Tentu saja jawabannya adalah kitalah yang lebih banyak membutuhkan
alam dengan terus mengeksplorasinya untuk memenuhi kebutuhan kita. Sehingga timbul
pertanyaan Sudahkah kita memanfaatkan alam dengan bijak?

Manusia adalah khalifah di muka bumi dan sebagai khalifah dia harus bertindak bijak dalam
hubungannya dengan alam. Hubungan manusia dengan alam pada dasarnya didasarkan pada dua
prinsip yaitu: pertama, kewajiban menggali dan mengelola alam dan segala kekayaannya dan kedua
manusia sebagai pengelola alam tidak diperkenankan merusak lingkungan karena kerusakan
lingkungan pada akhirnya akan merusak kehidupan umat manusia itu sendiri

Mengenai prinsip pertama, ALLAH berfirman dalam surat Hud ayat 61 yang artinya :"Dia (ALLAH)
telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan memerintahkan kalian memakmurkannya
(mengurusnya)". Adapun prinsip yang kedua dinyatakan ALLAH melalui berbagai ayat didalam Al-
Qur'an, diantaranya surat Al-A'raf ayat 56 yang artinya :"Janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka
bumi setelah ALLAH memperbaikinya"

Dengan demikan dapat dipahami bahwa dasar-dasar dalam melestarikan lingkungan dan
memanfaatkan alam secara bijak untuk kepentingan umat manusia telah digariskan oleh Islam sejak
lima belas abad yang lalu. Agama telah memberi motivasi kepada manusia untuk mewujudkan
kedua hubungan itu dengan sebaik-baiknya
Manusia berfungsi sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam menjalankan kedua
fungsinya tersebut manusia membutuhkan alam/ lingkungan sekitar baik lingkungan abiotik (seperti
udara, air, tanah dan lain-lain) maupun lingkungan biotik (sesama manusia, hewan, tumbuhan dll).
Manusia harus berinteraksi dengan alam/ lingkungan sekitar

Manusia saling berinteraksi dengan sesamanya karena manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa
bantuan lingkungan sekitarnya. Dialam dunia, manusia diciptakan berpasang-pasangan: ada laki-
laki dan ada perempuan, ada yang baik dan ada yang tidak baik, ada yang sabar dan ada yang tidak
sabar dalam menghadapi masalah. Namun dengan perbedaan-perbedaan yang ada, kita tetap
harus saling menghormati agar tercipta ketentraman hidup. Bayangkan bila manusia sudah tidak
saling menghormati dengan segala kepentingan dan kesibukannya, tentu dunia ini akan semrawut
oleh ulah manusia.

Hubungan antar sesama manusia yang saling menghormati, mencintai dan menyayangi dapat
diterapkan pada berbagai situasi dan keadaan, misalnya dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat. Dalam kehidupan keluarga, misalnya : hubungan dengan suami/istri, hubungan dengan
anak, hubungan dengan orang tua, hubungan dengan saudara harus tetap harmonis dengan saling
memelihara dan memanfaatkan dengan bijak. Sudahkah kita melakukannya?. Dalam kehidupan
bermasyarakat, Sudahkah kita bersilaturahmi dengan tetangga karena tetangga adalah orang yang
terdekat dengan kita.

Hubungan manusia dengan hewan, cara kita sebagai manusia dalam menghormati hewan sebagai
makhluk ciptaan Tuhan YME adalah dengan cara menyayangi dan tidak menyiksa/ membunuhnya.
Adapun bila kita ingin memanfaatkannya sebagai bahan pangan, ada adabnya tersendiri dengan
cara menyembelihnya.

Ada sebagian manusia menyayangi hewan dengan cara memeliharanya. Hewan sendiri menurut
jenisnya dikategorikan menjadi dua yaitu jinak dan tidak jinak. Kedua kategori sifat ini dapat
dipelihara manusia. Hewan bermanfaat bagi manusia karena dapat bernilai ekonomis, dapat
dimanfaatkan tenaganya (seperti: kuda, sapi dan kerbau), dan dapat dipakai sebagai sarana
penambah kebutuhan untuk konsumsi manusia (seperti: ayam dapat diambil telur dan dagingnya)

Bila hewan disekitar kita, tidak kita sayangi maka dapat merugikan jiwa manusia itu sendiri, secara
langsung ataupun tidak langsung hewan tersebut dapat menyerang atau membunuh kita. Karena
kita hidup di dunia tidak hanya berdampingan dengan manusia saja tetapi dengan hewan juga

Hubungan manusia dengan tumbuhan. Manusia hidup berdampingan dengan tumbuhan. Dalam
kehidupan tumbuhan berfungsi sebagai sumber pangan yang utama karena dialah satu-satunya
makhluk yang dapat berfotosintesis, sebagai sumber oksigen yang kita perlukan untuk bernafas,
sebagai pelindung dari teriknya panas matahari karena ia dapat membantu mengurangi pantulan
sinar matahari dan sebagai sumber keindahan. Bayangkan bila dunia ini tanpa tumbuhan, tentu
akan menjadi dunia yang panas dan gersang. Mengingat begitu pentingnya fungsi tumbuhan dalam
kehidupan kita, sudah sewajarnya kita membina hubungan yang baik dengan tumbuhan dengan
cara memelihara dan melestarikannya. Jangan membakar hutan karena hutan adalah paru-paru
dunia. Hutan yang gundul dapat memicu terjadinya bencana banjir dan longsor yang dapat
membahayakan manusia sendiri

Manusia juga hidup berdampingan dengan lingkungan sekitar seperti tanah, air dan udara.
Semuanya harus kita sayangi karena bila tidak dapat menjadi sumber malapetaka bagi kita,
misalnya : Jangan mencemari air dengan membuang sampah dan limbah ke sumber air karena
dapat mengakibatkan banjir atau menjadi sumber penyakit.
Bentuk hubunganku dengan alam adalah hubungan yang saling membutuhkan. Sebagai contoh di
halaman rumah belakang, keluarga kami memelihara ayam, burung dara dan ikan nila. Hewan ini
sudah lama kami pelihara dengan cara menyediakan sangkar untuk ayam dan burung serta kolam
untuk ikan. Kami menyayanginya dengan memberikan dia makan dan perlindungan berupa sangkar
yang aman. Hewan ini pun mendatangkan manfaat yang besar bagi kami, selain manfaat ekonomis
juga dapat menghilangkan stress ataupun kejenuhan.

Jadi intinya adalah kita harus hidup berdampingan dan bersifat simbiosis mutualisme. Sayangilah
alam sekitar seperti kita menyayangi diri kita sendiri ataupun pasangan hidup kita. Syukurilah
limpahan anugerah yang telah tuhan berikan melalui lingkungan sekitar kita dan jangan lupa berdo'a
agar kita dapat menjadi ahli surga. Mari perbaiki diri dengan lebih mencintai lingkungan disekitar kita
dengan cara sederhana dan dimulai dari diri kita sendiri !!

Mempelajari lingkungan dalam kehidupan lebih banyak dipakai istilah lingkungan hidup.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 1 mengartikan Lingkungan Hidup
sebagai berikut:
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan ke semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Peran Manusia dalam Mengatasi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan - Manusia mempunyai andil
dan peran yang sangat besar dalam menciptakan lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman. Dengan
akal dan pikiran yang dimiliki, manusia diharapkan mampu melakukan usaha-usaha pencegahan
terhadap adanya pencemaran setidak-tidaknya meminimalisasi pencemaran yang mungkin terjadi.

Penciptaan Lingkungan Hidup


Berjuta-juta tahun yang lalu, Allah telah menciptakan alam semesta termasuk bumi dan isinya,
yaitu jauh sebelum manusia diciptakan (QS. 2:117). Dimuka bumi Allah menciptakan makhluk
berupa tumbuhan yang beraneka ragam dan berbagai jenis hewan sejak yang bersel satu hingga
binatang-binatang raksasa. Kini tumbuh-tumbuhan raksasa itu telah punah dan dalam usia jutaan
tahun terpendam di dalam bumi.
Setelah kelahiran manusia, muncul jenis-jenis baru tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan yang
disediakan untuk lingkungan hidup manusia agar sejahtera hidupnya. Lingkungan itu perlu
diolah dan dimanfaatkan manusia sebaik-baiknya, supaya sesuai dengan maksud Allah
menyediakan itu semua. Akal dan budi yang telah dianugerahkan Allah kepada manusia, ia dapat
mengolah bahan mentah yang telah tersedia di bumi, baik dipermukaan bumi, di perut bumi,
maupun di dalam lautan dan di dasarnya. Manusia juga disediakan bahan-bahan keperluan hidup
yang terkandung di langit.1[3]
Peranan Manusia dalam Melestarikan Lingkungan
Lingkungan hidup yang telah tersedia ini diciptakan untuk kepentingan hidup manusia. Tetapi
seringkali dalam rangka memenuhi kebutuhannya itu mengabaikan terjaminnya keseimbangan
lingkungan. Sementara itu sumber-sumber alam abiotik yang berupa tambang-tambang yang tak
dapat diperbaharui lagi semakin berkurang dan yang biotik tidak diperkembangkan.
Apabila manusia mengurus dan mengelola alam lingkungan dan berbagai kekayaan yang tersedia
ini dengan sebaik-baiknya, seadil-adilnya, maka kebaikan itu akan dinikmati manusia secara
awet dan lestari. Tetapi sebaliknya, apabila pengurusan alam ini tidak baik, boros dan
serampangan, tidak adil dan tidak seimbang dalam melakukan eksplorasi melewati batas dalam
memperlakukan alam lingkungannya, niscaya azab Allah dan malapetaka akan datang kepada
manusia. Dan itu tidak lain akibat perbuatan tangan manusia itu sendiri.2[4]

Kesimpulan
Menelaah uraian-uraian di atas nyatalah bahwa lingkungan hidup yang telah tersedia ini
diciptakan Allah untuk kepentingan hidup manusia selaku salah satu komponen biotik dalam
lingkungannya, manusia mempunyai kelebihan dari makhluk lain, yaitu akal dan budi. Dengan
inilah manusia mempunyai kedudukan istimewa dalam lingkungannya. Dengan akal dan
pikirannya, manusia banyak bertindak sehingga kebutuhan manusia lebih diutamakan dari
kepentingan yang lain. Tetapi bagaimanapun manusia itu ada yang melestarikan dan ada yang
merusak.

Fakta membuktikan bahwa Bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Secara fisik,
Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia yang terdiri atas 17.508 pulau, dengan garis
pantai terpanjang kedua di dunia, yakni 81.000 km. Wilayah lautannya meliputi 5,8 juta km2 atau 70
persen dari luas teritorial Indonesia (Dahuriet dkk:2001).

Berdasarkan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia seharusnya masyarakat Indonesia
hidup dengan kesejahteraan. Akan tetapi yang terjadi pada saat ini banyak sekali sumber daya alam
yang dikelola tetapi masyarakatnya hidup dalam ketepurukan dan kemiskinan hal inilah yang terjadi di
Negara Indonesia saat ini. Seharusnya sumber daya alam yang ada di sebuah Negara harus dikuasai oleh
Negara tersebut demi kesejahteraan masyarakatnya. Sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 bumi air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat. Pasal 33 UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dalam pengelolaan
minyak dan gas bumi menjadi bahan hukum berdasarkan konsep hak menguasai negara.

Hingga tahun ini kebijakan pemerintah terhadap tata kelola yang baik (good governance)
dalam hal pengelolaan sumberdaya alam dirasakan masih jauh dari hasil yang memuaskan.
Dimana tata kelola sumber daya alam (SDA) yang selama ini belum berpijak pada prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan telah mengakibatkan meningkatnya kemiskinan yang ada di
Indonesia. Selain itu distribusi dan pemanfaatan SDA yang belum merata juga menyebabkan
banyak masyarakat termasuk masyarakat hukum adat menjadi penonton dalam pemanfaatan
sumberdaya alam sekitarnya. Sudah banyak sekali contoh dimana masyarakat menjadi saksi
pengembilan tanah lingkungannya sendiri, seperti yang terjadi belum lama ini konflik di Mesuji
antara pengusaha dan masyarakat dimana pengusaha melalui pemeintah setempat ingin membuat
perkebunan dan menyerobot tanah masyarakat sekitar yang berakhir dengan konflik yang
berkepanjangan. Sedangkan yang paling baru adalah penggundulan hutan lindung yang terjadi di
Jambi, dimana hutan tersebut sebenarnya menjadi tempat mata pencaharian masyarakat suku
anak dalam.
Untuk mengelola sumber daya alam yang ada di Indonesia sebenarnya pemerintah
mempunyai peran yang sangat sentral, hal ini sesuai dengan UUD 1945 dimana kewenangan
Negara dalam mengelola sumber daya alam melalui pemerintah. Sesuai dengan amanat
konstitusi pemerintah yang “legitimate’ diberi kewenangan untuk mengelola sumber daya alam
dan lingkungan hidup sesuai dengan amanat konstitusi tersebut. Hal ini sudah jelasa sekali
dimana peran pemerintah dalam mengelola sumber daya alam sangatlah dibutuhkan. Jika
pengelolaan sumber daya alam dikelola oleh asing pemerintah mempunyai kewenangan dalam
hal perjanjian kontrak, yang seharusnya perjanjian kontrak pengelolaan sumber daya alam tidak
merugikan masyarakatnya sendiri dan tidak merusak lingkungan hidup. Sumber daya alam
sebenarnya mempunyai peran ganda dalam kehidupan manusia yaitu, sebagai sektor
perekonomian dan sekaligus sebagai penyeimbang system kehidupan. Maka dari itu sumber daya
alam di Indonesia hingga saat ini masih menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Maka
sangatlah perlu diadakannya pengelolaan sumber daya alam yang baik sehingga dalam
pengelolaan sumber daya alam juga harus melihat factor lingkungan hidup.

Pengelolaan sumber daya alam Indonesia memang banyak dikuasai oleh asing, berdasarkan
harian kompas pada tahun 2012 dari total pertambangan yang ada di Indonesia pihak Pertamina selaku
perusahaan yang mempunyai hak untuk mengelola minerba hanya menguasai 30% dari seluruh
pertambangan. Pengelolaan sumber daya alam yang tidak memihak kepada masyarakat Indonesia
sendiri disinyalir kurang percayanya pemerintah terhadap perusahaan yang mengelola sumber daya
alam khususnya minerba. Banyak sekali perusahaan asing yang menguasai kekayaan alam Indonesia
sehingga masyarakat negeri ini seperti tidak bisa menikmati kekayaan alamnya sendiri. Sebenarnya
sudah dijelaskan dalam UUD 1945 pada pasal 33 dimana bumi, air dan kekayaan alam yang ada di
dalamnya dikuasai oleh Negara untuk kemakmuran masyarakatnya sendiri. Akan tetapi pada
kenyataannya hal ini tidak pernah terjadi kekayaan alam yang kita miliki diberikan kepada asing melalui
investor-investor asing yang menanamkan sahamnya di Indonesia.

Untuk mencegah kerusakan lingkungan maka Pemda harus menerapkan prinsip sebagai berikut:
prinsip tanggungjawab atas kerusakan lintas batas, Rasionalisasi dan persamaan pemanfaatan
sumberdaya.

Persahabatan antara alam dengan manusia berakhir bila kerakusan telah mengalahkan
akal sehat. Hal inilah yang terjadi di Indonesia saat ini, sehingga dengan hamparan sumber daya
alam yang melimpah seakan menjadi kutukan/curse bagi Indonesia. Dalam konteks ekonomi,
sudah lama disimpulkan bahwa kelimpahan sumber daya alam suatu Negara malah
menjerumuskan Negara tersebut dalam jurang kemiskinan yang dalam, sehingga muncul istilah
resource curse hypothesis. Menurut Stiglitz dalam bukunya Amien Rais (2008:42) kutukan
sumber daya alam yang harus dihilangkan dari Negara-negara berkembang. Yang maksudnya
setiap Negara berkembang yang mempunyai kekayaan alam melimpah pasti masyarakatnya
hidup dengan kemiskinan, dimana hal itu sudah terjadi hampir diseluruh negera berkembang
contohnya saja Indonesia, Subhara Afrika dan lain sebagainya. Jika suatu Negara tidak bisa
membatasi masuknya era globalisasi maka sebuah Negara tersebut akan terjerumus dalam
kemiskinan dan kurangnya kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Dengan adanya kutukan sumber daya alam diberbagai Negara berkembang menunjukkan
bahwa adanya paradox of plenty. Paradok antara sumber daya alam yang melimpah disebuah
Negara dan kemelaratan rakyat yang merata di dalam tubuh bangsa yang bersangkutan. Karena
dengan kekayaan alam yang dimiliki sebuah Negara seringkali membuat sebuah bangsa menjadi
miskin, tidak produktif, cenderung malas, dan memerosotkan industry manufakatur, industry
pertanian, dan gilirannya menurunkan ekspor pertanian. Selain itu juga yang paling berbahaya
bagi sebuah Negara yang mempunyai kekayaan alam melimpah adalah korupsi yang dilakukan
oleh para petinggi-petinggi Negara baik pusat maupun daerah. Menurut Ahmad Erani Yustika
(2014:201-202) ada dua hal mengapa Negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam
mengalami kutukan sumber daya alam yang pertama, bahwa biasanya Negara yang dikaruniai
sumber daya alam pemerintahnya terlambat memulai proses insdustrialisasi. Kedua, pemerintah
suatu Negara yang kaya akan sumber daya alam cenderung terjerumus dalam formulasi
kebijakan yang buruk (bad poliies). Dua sebab inilah yang menyebabkan asset sumber daya alam
yang dimiliki justru menjadi kutukan (curse) bagi sebagian besar Negara yang memiliki
kekayaan ekonomi berbasis sumber daya alam.

Alam dan manusia memiliki kesamaan yakni merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai
sesama makhluk, sudah seharusnya manusia dapat menjaga hubungan harmonis dengan alam
dengan cara merawat dan menjaga lingkungan, dan tidak merusaknya.

Dalam kuliah umum “Etika Lingkungan di Jepang” pada Sabtu (17/09), Aoki Takenobu, Ph.D.,
dosen tamu UMY dari Chiba University, Jepang menjelaskan bahwa masyarakat Jepang percaya
bahwa setiap benda memiliki jiwa. Berdasar pada kepercayaan itulah, masyarakat Jepang
menjadi semakin menghormati alam dan lingkungan yang ada di sekitar mereka.

Aoki juga membandingkan etika lingkungan negara-negara Barat dengan negara Jepang. Ia
menyebut bahwa patokan etika negara barat adalah hak (right) dan demokrasi. Hal ini dimaknai
bahwa setiap manusia memiliki hak dan juga memiliki kebebasan untuk memanfaatkan alam,.
“Sehingga manusia merasa bahwa manusia menguasai atau mengatur alam. Sehingga bila ada
bencana, maka yang difikirkan bukanlah penyebabnya tetapi penyelesaian secara rasionalnya,”
ujar Aoki.

Sedangkan di Jepang, prinsip etika yang dianut adalah kewajiban dan kerukunan. Kerukunan
antara manusia dan alam, dan menyadari ekosistem itu merupakan kewajiban manusia. “Manusia
dan hewan maupun tumbuhan itu harus ada kerjasamanya. Itu yang membuat petani-petani di
Jepang amat menyayangi tanaman yang mereka tanam. Makanya jangan heran kalau melihat
petani yang bahkan seperti berbicara dengan tanaman,” ungkap Aoki.

Dosen yang fasih berbahasa Indonesia tersebut menerangkan bahwa prinsip di dalam Islam
memiliki kesamaan di dalam prinsip yang dianut oleh masyarakat Jepang. Prinsip yang dimaksud
merupakan prinsip Mottainai atau prinsip sayang. “Dalam bahasa Jawa bisa disebut eman-eman.
Islam pun memiliki pendapat bahwa sifat boros dan membuang-buang itu bagian dari setan. Di
Jepang masyarakatnya juga sangat menghargai dan merawat benda-benda mereka, dan ini yang
disebut mottainai,” tutur Aoki.
Di samping itu, Dosen Pertanian UMY, Gatot Supangkat S., MP. setuju dengan konsep untuk
menyayangi lingkungan. Islam-pun selain mengharuskan kita melakukan hubungan dengan
Allah dan manusia, tetapi juga harus menjaga hubungan dengan Alam. “Ketika tiga hubungan
dengan Allah, sesama manusia dan alam kita jaga, maka kehidupan akan bisa menjadi harmonis.
Ukuran seberapa manusia berhubungan baik dengan Allah dan manusia lainnya itu ukurannya
seberapa baik ia berhubungan dengan alam,” jelas Gatot.

menjelaskan bahwa manusia boleh memanfaatkan alam asal tidak sampai kepada tindakan
eksploitatif atau merusak. Dalam surat Ar-Rum, disebut Gatot, sudah dijelaskan bahwa kerusakan di
darat dan di laut itu akibat ulah manusia. “Oleh karenanya manusia harus mulai menjaga alam. Karena
semua perbuatan itu akan ada akibatnya. Faman ya’mal mitsqoola dzarrotin khoiran yaroh. Wa man
ya’mal mitsqoola dzarrotin syarron yaroh. Sederhananya, kalau tidak mau mencubit jangan mencubit.
Kalau tidak ingin lingkungan rusak, maka jangan merusak,” tegas Gatot. (deansa)

Belajar dari Norwegia Dibandingkan dengan Arab Saudi, Iran maupun Venezuela, cadangan
migas negara di Semenanjung Skandinavia ini memang tak seberapa.Namun bila dilihat dari
rasio elektrivikasi, bauran energi, dan tentu saja Indeks Prestasi Manusianya (IPM), maka
Norwegia bisa dikatakan yang paling baik sedunia. Bila melihat 30 tahun ke belakang,
pengelolaan migas Norwegia memang tak lebih baik dari pengelolaan migas di Tanah air. Waktu
itu, perusahaan migas Norwegia atau Statoil tak mampu mengelola sumur minyak lepas
pantainya sendiri. Pada tahun 1972, Statoil bahkan pernah kita tolak untuk mengelola Blok
Alpha D Natuna. Namun, sejak menggandeng perusahaan swasta lokal, peruntungan Statoil pun
berubah drastis. Dari perusahaan migas kelas teri, menjadi perusahaan migas kelas dunia.
Hampir 25 persen PDB negara ini merupakan sumbangan dari pendapatan migas dari Statoil.
Norwegia juga berhasil mengembangkan teknologi pemanfaatan energi baru terbarukan (EBTE).
Sehingga hampir semua kebutuhan listrik di negaranya berasal dari turbin-turbin yang digerakan
oleh air, udara dan panas bumi yang terdapat di negara tersebut. Norwegia juga tercatat sebagai
negara yang berhasil mengekspor teknologi pemanfaatan EBTE di dunia. Artinya teknologi ini
tak hanya berhasil menggerakan hampir seluruh aktivitas negaranya tapi juga mampu
menghasilkan tambahan penerimaan negara. Kelebihan yang paling utama adalah model
pengelolaan dana migasnya. Bagi Norwegia, dana migas merupakan instrumen penting dalam
kebijakan ekonomi. Untuk itu, pemerintah bersama dengan parlemen membuat undang-undang
khusus tentang pengelolaan dana migas tersebut. Ada dua hal penting yang dapat kita tangkap
dari pengelolaan dana migas Norwegia; Pertama, pendapatan dari sektor migas harus dipastikan
digunakan tidak hanya oleh generasi sekarang, tapi juga oleh generasi masa depan; Kedua, dana
migas harus menjadi penyangga antara pendapatan migas saat ini dan belanja negara dalam
ekonomi. Untuk kedua hal tersebut, Storling (Parlemen Norwegia) telah menyepakati pedoman
penggunaan pendapatan migas dengan batas 4 persen dari pendapatan nyata operasi migas per
tahun. Parlemen juga mengatur, bahwa pihak yang boleh menggunakan dana migas tersebut
hanyalah pemerintah pusat. Secara formal dana migas Norwegia dikelola oleh Petroleum Fund of
Norway (PFN). Pembentukan PFN pada tahun 1990-an ini didasari oleh kesadaran Parlemen dan
Pemerintah Norwegia bahwa penerimaan migas akan terus menurun di masa yang akan datang.
Dan untuk itu, dana migas harus diinvestasikan, bukan untuk subsidi atau membayar gaji pejabat
negara. Kesadaran tersebut, kemudian membuat pemerintah Norwegia berusaha sekuat tenaga
untuk menggunakan dana migas se-efisien mungkin. Dengan begitu, perekonomian Norwegia
terlindungi dari fluktuasi harga migas dunia. Maka tak heranlah bila Norwegia memiliki tingkat
IPM tertinggi di dunia. Resource Curse Beda halnya dengan di Indonesia, dimana pengelolaan
migas negaratak kunjung lepas dari paradigma “kuras, lalu habiskan”.Hampir semua pendapatan
migas dikalkulasikan secara nasional, lalu dimanfaatkan untuk subsidi dan belanja pegawai.
Sementara infrastruktur migas dibiarkan menua secara dini. Celakanya lagi, alih-alih
mengedepankan kepentingan negara, pengelolaan migas nasional malah dikuasi oleh asing. Data
Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2001-
2011, 74 persen Wilayah Kerja Migas yang sudah berproduksi digarap oleh perusahaan asing.
Dengan paradigma dan fakta tersebut, maka wajar saja bila tingkat IPM Indonesia bercokol di
urutan ke-121 (UNDP, 2013). Posisi ini jauh di bawah Singapura, dan Thailand; negara-negara
yang cadangan sumber energinya berada jauh di bawah Indonesia. Sebagai negara yang memiliki
kekayaan dan keragaman sumber daya energi, Indonesia semestinya juga menyimpan cadangan
optimisme dan daya kreatif seperti Norwegia. Sumber daya energi berbentuk fosil seperti minyak
bumi, gas bumi dan batubara begitu melimpah. Pun demikian dengan jenis energi non fosil
seperti panas bumi, air, sinar matahari, angin dan bio-energi seakan tiada habisnya di negeri ini.
Hanya saja, fakta di lapangan membuktikan, bahwa sumber daya alam yang melimpah tersebut
tak kunjung mampu menyejahterakan rakyatnya. Persoalan subsidi, kekurangan pasokan energi
bagi pembangkit listrik, kekurangan pasokan bahan bakar untuk industri pupuk dan nelayan serta
konflik sosial di sekitar pertambangan malah menjadi pemandangan sehari-hari di negeri yang
katanya kaya akan sumber daya alam ini. Ibarat tikus yang mati di lumbung padi, 322
perusahaan industri lokal terancam gulung tikar di wilayah yang disebut-sebut sebagai salah satu
lumbung energi (Jawa Timur). Dari kebutuhan gas sebesar 872 juta kubik per hari (mmscfd),
perusahaan-perusahaan gas seperti PT Minarak Lapindo Jaya di Sidoarjo, PT Santos di lepas
pantai Sampang-Madura, Pertamina Hulu Energi (PHE) West Madura Offshore di Madura
hingga Blok Cepu di Bojonegoro hanya mampu memenuhi sekitar 457 mmscfd (ESDM-Jawa
Timur, 2011). Sebagai negara yang dilimpahi sumber migas yang sangat besar, tak sepatutnya
perusahaan-perusahaan di negeri ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan pasokan energi.
Kiranya memang benarlah apa yang dikatakan Richard Authy, bahwa selain meniscayakan
kemajuan dan kesejahteraan, kekayaan alam juga dapat melahirkan kutukan sumber daya alam,
atau resource curse. Bila dalam perjalannya sebuah negara kaya mampu mengelola sumber daya
alamnya dengan baik, maka kesejahteraanlah yang niscaya akan didapatnya. Sebaliknya, bila
dalam perkembangan selanjutnya sebuah negara keliru dalammengelola sumber daya alamnya,
makabersiaplah untuk menerima kutukan yang mengerikan. [ ]

Selengkapnya :
file:///C:/Users/asus/Documents/materi%20pidato/Kutukan%20Sumber%20Daya%20Alam.htm

Upaya menjaga keselarasan dengan alam atau menata lingkungan hidup dan kehidupan dapat
dilakukan oleh semua orang, seluruh lapisan masyarakat; bisa dikerjakan oleh semua umat
manusia tanpa membedakan perbedaan SARA, tingkat pendidikan, status sosial, dan lain-lain.
Upaya itu bisa dimulai dengan hal-hal yang sederhana, misalnya penyediaan tempat sampah di
area-area umum dan terbuka; menanam bunga atau pohon di sepanjang jalan raya; membuat
taman-taman kota atau menciptakan hutan dalam kota.

Upaya menjaga keselarasan alam, bisa juga dikerjakan dengan tekhnologi tinggi serta
pembiayaan yang besar, misalnya, pengelolaan atau daur ulang sampah; mengatur emisi gas
buangan mesin-mesin kendaraan bermotor dan pabrik sehingga seminim mungkin mengandung
racun; reboisasi hutan daratan dan pesisir pantai; penataan lingkungan perumahan dan daerah
aliran air sungai, termasuk penggunaan hasil iptek yang ramah lingkungan, dan lain sebagainya.

Akibat yang paling nyata dari bencana alam tanah longsor adalah tertimbunnya desa atau
kelompok masyarakat yang hidup persis di atas atau di bawah bukityang labil tanahnya. Jika
hujan deras sudah melanda tanpa henti, dan tanah di lereng perbukitan merupakan tanah lempung
sepertinya jamaknya jenis tanah di Pulau Jawa, maka kewaspadaan akan pergerakan tanah patut
diwaspadai.

Kerusakan yang diakibatkan oleh bencana alam tanah longsor memang tak sebanding jika
dibandingkan dengan catatan kerugian bencana alam lain di Indonesia. Namun, kewasapadaan
dan proses mengurangi risiko tetap harus diperhatikan. Hutan dan pepohonan lebat sebagai
pencegah utama longsoran tanah tetap harus dijaga kelestariannya. Karena pada kenyataannya,
bencana alam tanah longsor, banjir, dan kekeringan terjadi akibat ulah tangan manusia itu sendiri
yang tak bisa merawat dan menjaga hutan sebagai alat utama resapan air dan pengikat tanah di
lereng-lereng berbukit.

TANAH LONGSOR, BANJIR, TSUNAMI, GEMPA BUMI

Kerusakan Lingkungan Karena Faktor Manusia


Kerusakan lingkungan hidup yang mengancam kelangsungan dan kelestariaan hayati sebagian
besar disebabkan oleh factor kecerobohan manusia. Banyak manusia yang sangat serakah akan
hasil alam yang sangat melimpah dibumi ini, sehingga banyak oknum jahat dan tangan-tangan
jail yang tidak bertanggung jawab akan lingkungan alam, karena tidak bertanggung jawab akan
perbuatannya,maka lingkungan alam kita sekarang ini menjadi rusak dan banyak makan korban
akibat perbuatan yang tidak terpuji ini,seharusnya kita sebagai khalifah di muka bumi ini harus
menjaga dengan baik titipan dari Allah SWT bukan malah merusaknya begitu saja dan tidak
bertanggung jawab sehingga dapat merusak lingkungan alam yang ada di bumi ini.

Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia :

 Lahan kritis

Lahan kritis adalah suatu lahan yang tandus karena unsur hara atau kesuburannya sangat sedikit
bahkan sudah hilang sama sekali.

Contoh terjadinya lahan kritis akibat aktivitas manusia :

1. lahan kritis karena pengaruh limbah industri


2. lahan kritis karena penebangan hutan secara liar
3. lahan kritis karena pengambilan hasil tambang yang berlebihan
4. lahan kritis karena system lading berpindah dengan cara membakar hutan
5. lahan kritis karena fungsi tanah yang tidak tepat.

 Banjir

Selain faktor alam,terjadinya banjir dapat dipicu oleh aktivitas manusia :

1. penggundulan hutan secara besar-besaran


2. membuang sampah disembarang tempat sehingga aliran permukaan dari hujan
tidak lancer
3. munculnya bangunan liar didaerah aliran sungai dan bantaran sungai
4. akibat perubahan fungsi rawa-rawa yang semula penampungan air kini menjadi
pemukiman penduduk
5. sistem hutan bakau yang rusak karena ditebang oleh manusia.

 Pencemaran

Pencemaran atau polusi adalah berubahnya keadaan alam karena unsur-unsur tertentu sehingga
menimbulkan gangguan terhadap kualitas lingkungan hidup bahkan merusak ekosistem. Ada
beberapa jenis pencemaran yaitu :

1. pencemaran udara
2. pencemaran suara
3. pencemaran air
4. pencemaran tanah

 Degradasi lingkungan

Degradasi lingkungan adalah kerusakan lingkungan atas penurunan kualitas lingkungan sebagai
akibat pengambilan dan pemanfaatan sumber daya alam secara berlabihan dan di luar ambang
batas. Bentuk degradasi lingkungan yang diskibatkan oleh manusia :

1. abrasi pantai akibat penebangan hutan bakau secara liar


2. penambangan pasir dan batu serta penimbunan liar yang tak terkendali
3. instrusi air laut kedaratan sebagai akibat pengambilan air tanah secara berlebihan
4. kerusakan terumbu karang akibat penangkapan ikan dengan bahan peledak
5. kerusakan lingkungan pantai akibat reklamasi pantai yang tidak di ikuti dengan
perhitungan kelestarian alam.

Indonesia, hampir setiap tahun selalu ada bencana yang menimpa bangsa indonesia. bencana terjadi
tidak jauh dari ulah manusia sendiri atau tidak peduli dengan lingkungan. Bencana terjadi karena
manusia kurang memperhatikan dan memperbaiki alam semesta ini, hal ini menyebabkan sering
terjadinya bencana atau musibah.
Indonesia, memiliki hutan-hutan yang begitu banyak. akan tetapi, para manusia salah
memanfaatkannya. Dari faktor hutan yang salah menggunakannya saja sudah menjadi sebab-sebab
bencana alam yang akan terjadi. Dan, banyak manusia yang menjadikan kekayaan hutan menjadi lahan
usaha, bisnis, dan lahan mencari sebuah keuntungan. tetapi banyak diantara mereka yang menggunakan
cara-cara yang tidak benar seperti menebang pohon-pohon yang ada di hutan secara ilegal dan tanpa
perizinan dari menteri kehutanan.
Dari hal menebang pohon yang ada dihutan secara ilegal dan tanpa perizinan dari menteri kehutanan.
Menyebabkan banyak hutan-hutan yang gundul dan banyak terjadi pembakaran hutan yang
menyebabkan tanah mudah longsor. akibatnya sering terjadi bencana longsor. ini sangat merugikan
banyak manusia yang tinggal didaerah itu. Dari efek penebangan hutan secara liar dan akibatnya
menjadi longsor. Tidak hanya longsor saja yang menjadi efek penebangan hutan tetapi banjir juga
berpengaruh dari penebangan hutan tersebut.
Bencana yang ada di Indonesia lumayan banyak seperti gunung meletus, gempa bumi, Tsunami, Banjir,
Angin Topan, dan Tanah Longsor. Bencana ini terjadi karena berbagai sebab di antaranya wilayah
Indonesia yang dilintasi oleh dua jalur pegunungan yaitu Pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum
Mediterania yang menyebabkan banyak gunung berapi. Aktivitas
gunung berapi menyebabkan terjadinya gempa vulkanik, sedangkan pergeseran lempeng benua
menyebabkan gempa tektonik. Bila pusat gempa terjadi di lautan maka akan terjadi badai tsunami.
Iklim di Indonesia menyebabkan angin musim yang kadang-kadang bisa terjadi angin topan, sedangkan
curah hujan yang terjadi menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Bencana tersebut tidak dapat kita hindari lagi sebab bancana datangnya tiba-tiba dan tidak ada seorang
pun dari kita yang mengetahui kapan bencana alam itu terjadi. Tapi ada pula benca alam yang terjadi
karena ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Berdasarkan data yang terdapat di BLK
(Badan Lintang Kehutanan),Departemen kehutanan. Kerusakan hutan atau bencana alam yang terjadi
dan di akibatkan oleh hutan di Indonesia itu biasanya di sebabkan oleh manusia yang tidak bertanggung
jawab yang sering kali menebang hutan secara sembarangan. Akibat ulah tangan-tangan manusia yang
tidak bertangung jawab tersebut maka Indonesia sering kali mengalami bencana banjir, longsor dan lain-
lain. Banjir terjadi karena hutan yang gundul tidak dapat lagi menyerap air, tapi ada juga banjir yang
disebabkan oleh manusia yang sering membuang sampah secara sembarangan, sehingga mengakibatkan
air sungai meluap dan menyebabkan banjir.
Jadi jangan heran apabila di Indonesia sering terjadi bencana banjir. Apalagi di Indonesia sedang
mengalami musim penghujan, maka tidak banyak kota di Indonesia yang terendam akibat banjir dan
longsor. Karena sesungguhnya hutan sangat bermanfaat, contohnya sebagi penyangga air yang
berlebihan bila di musim hujan. Kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir antara lain, hilangnya
lapisan permukaan tanah yang subur karena pengikisan, rusaknya tanaman, dan pastinya akan merusak
keindahan alam Indonesia ini. Bencana banjir adalah bencana yang selalu di alami oleh Negara
Indonesia.
Jadi semua bencana alam yang terjadi, akan sangat merugikan kita dan masyarakat yang terlahir sebagai
makhluk sosial. Agar semua kegiatan yang kita lakukan dapat bermanfaat dan berguna. Oleh karena itu
kita harus melestarikan alam sekitar dan menjaganya dari tangan-tangan manusia yang tidak
bertanggung jawab, agar generasi yang akan datang bisa menikmati keindahan alam kita ini. Maka di
dalam individu masing-masing harus memiliki sikap atau rasa peduli yang kuat terhadap pentingnya
dalam menjaga dan melestarikan alam sekitar. Salah satu cara yang paling sederhana adalah seperti :
membiasakan membuang sampah pada tempatnya, memperbanyak menanam pohon, dan lakukan
gotong royong dalam membersihkan lingkungan.

Belanda: Negara Inovator Pengelolaan Sumber Daya Air Berbasis


Teknologi Ramah Lingkungan

Belanda merupakan negara yang terbaik dalam melakukan pengolahan sumber daya alam
terutama dalam bidang manajemen sumber daya air. Tidak hanya pencegahan banjir namun juga
pengelolaan sumber air serta inovasi yang tetap menjaga kondisi lingkungan. Penyedia jasa
maupun sarana berupa teknologi penggelolaan air yang dikembangkan oleh Belanda telah diakui
oleh negara lain. selain itu, Belanda juga memiliki beberapa kontraktor dan konsultan yang ahli
dalam bidang pengelolaan air serta melakukan analisis terhadap kondisi perairan pada seluruh
benua di dunia. Hal ini menjadikan Belanda sebagai negara yang memiliki posisi yang unik
sebagai inovator dalam aspek pengelolaan sumber daya air. Belanda menjadi negara yang
mampu menarik perhatian negara lain dalam melakukan kerjasama terkait pengembangan dan
solusi yang berkelanjutan terkait masalah kompleks sumber daya air[1]

Belanda sudah melakukan pengembangan inovasi terkait pemanfaatan dan pengolahan air secara
efektif. Inovasi yang telah dikembangkan yaitu Nereda (Purifikasi air limbah secara biologi). Air
limbah rumah tangga maupun dari industri dipurifikasi dengan bantuan bakteri melalui kultivasi
pada tangki yang berukuran besar. Teknologi Nereda menggunakan bulir padi yang digunakan
oleh bakteri untuk melakukan purifikasi dan melakukan pertumbuhan. Sejumah residu organik
dan nutrisi (nitrogen, fosfat) dihilangkan oleh bulir padi dan tidak menggunakan senyawa kimia.
Keuntungan yang diperoleh adalah bahwa teknologi ini dapat digunakan pada tangki yang
berukuran kecil. Berdasarkan hal tersebut, teknologi ini dapat mengurangi pemanfaatan lahan
dan energi yang berlebihan karena hanya membutuhkan air yang sedikit untuk sirkulasi dan
sedikit pemanfaatan kebutuhan senyawa kimia. Teknik ini juga dapat diaplikasikan pada
pelepasan lumpur atau kotoran yang terdapat pada rumput laut (bahan baku obat-obatan atau
makanan) [3].

Belanda juga mengembangkan potensi inovasi lain dalam merancang desain pemukiman
penduduk melalui pemanfaatan wilayah perairan. Inovasi yang menjadi peluang dalam
pengembangan kembali diadaptasi dari wilayah delta yang memiliki tempat untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Namun kesadaran terhadap kelemahan yang dimiliki oleh wialyah delta
tidak menjadi masalah utama sehingga memengaruhi perbahan lingkungan. Hal ini perlu
dilakukan usaha untuk mencari solusi yang tepat terkait pengaruh perubahan iklim, seperti
kenaikan level air laut dan peningkatan resiko banjir serta alih fungsi sungai dengan kerusakan
yang terjadi dan semakin tampak jelas [4].

Inland shore adalah inovasi yang dikembangkan oleh Belanda yang berfokus pada pembangunan
penyimpanan air terbaru dan fungsi kombinasi yang dapat meningkatkan pengamanan air,
pengelolaan air secara bijak, dan berbasis pada lingkungan. Implementasi dari proyek ini berada
pada sungai Ijsselmeer. Pada tahun 2014, proyek ini dapat diaplikasikan dan berperan penting
pada beberapa aspek kegiatan dalam bidang pemanfaatan sumber air seperti pertanian,
hortikultura, akuakultur, dan perikanan [1].

10 Macam Macam Bencana Alam di Indonesia dan Dunia


beserta Dampak dan Penjelasannya bagi Kehidupan
Nah, berikut ini adalah 10 daftar bencana alam yang terjadi di Indonesia dan Dunia yang perlu
kamu tahu baik itu penyebab bencana dan dampak atau akibat yang ditimbulkan terhadap
lingkungan hidup di sekitar kita. Selengkapnya sebagai berikut

1. Bencana Alam Banjir

Bencana alam pertama dan yang paling sering kita temukan adalah bencana alam Banjir.
Bencana ala mini biasanya diakibatkan oleh curah hujan yang sangat tinggi pada suatu daerah
namun tidak diimbangi oleh saluran pembuangan air yang cukup memadai. Sehingga air hujan
yang turun meluap dan merendam lingkungan tersebut hingga mencakup wilayah yang cukup
luas.

Selain itu, banjir juga bisa terjadi dikarenakan jebolnya tanggul atau meluapnya air sungai
dikarenakan debit air yang tiba-tiba banyak sehingga sungai atau tanggul tidak sanggup lagi
menampung air yang datang.

Penyebab banjir lainnya juga bisa diakibatkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggungjawab
seperti mereka yang membuang sampah di sembarang tempat, membuang ke sungai atau ke
saluran air sehingga aliran tersumbat, atau menebang pohon secara liar sehingga daerah resapan
air menjadi berkurang.

2. Bencana Alam Tanah Longsor

Bencana alam kedua adalah tanah longsor. Tanah longsor adalah sebuah bencana yang penyebab
bencana alamnya adalah dikarenakan pergerakan tanah atau masa batuan yang sangat besar dan
terjadi pada suatu lingkungan dengan berbagai tipe dan juga jenis dari kandungan tanah tersebut.

Kejadian tanah longsor ini biasanya disebabkan oleh dua faktor yaitu diantaranya adalah faktor
pendorong yang merupakan faktor yang dipengaruhi oleh kondisi material dari keadaan tanah di
lingkungan itu sendiri. Contohnya tanah yang kurang tanaman disekitarnya.

Dan faktor kedua adalah faktor pemicu dimana ini adalah faktor luar yang mendukung untuk
terjadinya tanah longsor atau pergerakan tanah pada suatu lingkungan.Contohnya adalah angin
yang sangat kencang atau air hujan yang menetes dengan deras pada permukaan yang telah
didukung faktor pertama.

Misalnya pada suatu daerah yang tandus dan gersang, didukung pula permukaan tanahnya yang
berbukit. Lalu turunlah hujan yang sangat lebat. Permukaan tanah yang kurang rapat lama
kelamaan akan terpecah dan terbawah arus air sehingga terjadilah tanah longsor.

Untuk itulah betapa pentingnya kita merawat dan melestarikan tanaman serta membuang sampah
pada tempatnya. Karena dengan adanya tanaman tersebut berguna dalam menahan tanah agar
tidak mudah longsor terutama saat musim hujan tiba.

3. Bencana Alam Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan adalah salah satu jenis bencana alam dimana penyebab bencana adalah faktor
api yang memberikan pengaruh terhadap hutan baik itu dari ketidaksengajaan (faktor alam)
ataupun pengaruh dari manusia yang kurang bertanggung jawab.

Kebakaran hutan juga merupakan jenis bencana yang sangat sulit penanggulangannya. Apalagi
jika sudah membesar, karena memadamkan api di sebuah lahan penuh tanaman yang mudah
terbakar begitu sulit diakibatkan luasnya serta jauhnya hutan dari daerah penanggulangan
bencana.

Kebakaran hutan bisa terjadi diakibatkan dua faktor. Pertama adalah faktor alam yang biasanya
diakibatkan oleh petir yang menyambar ataupun gesekan antar tanaman di musim kemarau yang
sangat panas.

Faktor kedua adalah faktor dari ulah manusia yang tidak bertanggungjawab, Yaitu mereka
manusia yang ingin membuka lahan hutan tanpa harus bersusah payah tetapi tidak
memperhitungkan sebab akibat yang terjadi dari bencana kebakaran hutan tersebut.

Akibat yang ditimbulkan dari kebakaran hutan adalah polusi asap yang sangat tinggi. Asap yang
sangat tebal akan mengganggu pernafasan bahkan bisa sampai merusak sistem pernafasan kita.

Anda mungkin juga menyukai