Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN SOAL NOMOR 1

A. Manusia makhluk sosial sehingga manusia membutuhkan teman. Selain itu, manusia juga membutuhkan
berbagai sumber daya alam, termasuk di dalamnya juga sangat tergantung kepada keanekaragaman
hayati karena berbagai kebutuhan manusia akan terpenuhi jika keanekaragaman hayati yang ada di
sekitarnya tinggi. Dalam hal ini, keanekaragaman hayati akan menediakan sejumlah besar barang dan
jasa untuk menunjang kehidupan manusia. Oleh karena itu, nilai guna keanekaragaman hayati dibagi
dua seperti berikut yaitu nilai ekonimi langsung dan nilai ekonomi tidak langsung
B. RINCIANNYA SEBAGAI BERIKUT:

1. Nilai ekonomi langsung yakni nilai ekonomi yang berkaitan dengan produk yang dipanen.

Nilai ekonomi langsung in dibagi lagi menjadi dua yaitu:

a.nilai manfaat konsumtif yakni nilai manfaat yang diberikan kepada produk yang langsung dikonsumsi
tapa melalui pasar;

b. nilai manfaat produktif yakni nilai manfaat langsung yang diberikan kepada suatu produk yang
dieksploitasi dari alam dan dijual ke pasar. Sebagai contoh nilai manfaat dari populasi liar yang
bermanfaat baik sebagai sumber perbaikan genetik populasi yang sudah didomestikasi, maupun sebagai
age pengendali biologis.

2. Nilai ekonomi tidak langsung adalah nilai ekonomi yang berkaitan dengan keuntungan yang diperoleh
dari keanekaragaman hayati, namun tidak mencakup panen atau merusak sumber daya. Berkaitan
dengan hal tersebut, keanekaragaman hayati juga memberikan jasa lingkungan yang beragam seperti
berikut.

a.Menentukan produktivitas ekosistem.

b.Memberikan perlindungan sumber air dan tanah.

c. Mengatur iklim, baik iklim mikro maupun dalam skala makro.

d.Menentukan hubungan antar spesies.

e.Menyediakan tempat rekreasi dan ekowisata.

f.Memengaruhi nilai pendidikan dan nilai ilmiah.

g.Member gambaran tentang pantauan lingkungan.

Begitu pentingnya keanckaragaman hayati pada kehidupan manusia, namun sayangnya hingga sat in
kesadaran Indonesia terhadap pentingnya keanekaragaman hayati, mash menjadi pertanyaan yang sulit
untuk dijawab. Hal ini terbukti dari adanya kenyataan bahwa Indonesia hingga saat ini mash
menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati. Dalam hal ini
keanekaragaman hayati di Indonesia walaupun mash berada dalam sepuluh besar di dunia, namun turn
ke tingkat yang lebih rendah yakni dari peringkat dua saat ini turun ke peringkat empat di dunia (Yunia,
2014). Rendahnya keanekaragaman hayati ini disebabkan oleh banyaknya kerusakan di berbagai
ekosistem baik pada ekosistem daratan maupun pada ekosistem perairan. Kerusakan ekosistem ini
menyebabkan banyaknya kematian pada berbagai spesies, yang pada akhirya mengakibatkan terjadinya
kepunahan dari berancka ragam makhluk hidup, bahkan makhluk hidup yang bersifat endemis. Ada pun
yang dimaksud dengan makhluk hidup endemis adalah makhluk hidup yang hanya terdapat di lokasi
tertentu, dan tidak dijumpai pada lokasi lain. Oleh karena itu, organisme endemik perlu mendapatkan
perhatian yang khusus dan serius, agar kelestariannya terjamin.

Menurut UNDP (2003), kerusakan dan penyusutan sumber daya hayati ini disebabkan oleh beberapa
hal, di antaranya berikut ini.

1. Faktor langsung yakni faktor-faktor yang secara langsung mengakibatkan terjadinya kerusakan dan
penyusutan sumber daya hayati. Contoh faktor langsung adalah:

a.pengambilan dan perdagangan ilegal dari berbagai komoditi sumber daya hayati;

b permanfaatan atau eksploitasi sumber daya hayati secara berlebihan

c.introduksi spesies dan varietas asing dengan tapa dikaji terlebih dahulu sebelumnya mengenai
keuntungan dan kerugian yang akan ditimbulkannya akibat introduksi tersebut.

d. konversi dari habitat alami menjadi lahan yang bersifat produktif seperti halnya menjadi lahan
pertanian, lahan budi daya perikanan atau bahkan menjadi bangunan untuk berbagai keperluan
kegiatan ekonomi seperti untuk industri, kegiatan perkotaan, dan sebagainya;

e. hilangnya atau fragmentasi habitat, baik yang terjadi secara alami melalui terjadinya bencana alam,
atau pun melalui kegiatan anropogenik;

f. pencemaran baik yang terjadi di darat, laut ataupun udara yang pada akhirya masuk pada berbagai
ekosistem:

g. terjadinya perubahan iklim global yang mengakibatkan berbagai bencana baik terhadap fisik maupun
terhadap biota secara langsung.

2. Faktor tidak langsung mengakibatkan terjadinya kerusakan dan penyusutan sumber daya hayati,
seperti pembagian manfaat yang tidak adil, pertambahan jumlah penduduk yang mash belum dapat
dikendalikan, tekanan kemiskinan yang mengakibatkan masyarakat merambah sumber daya alam hayati
walau tahu akan mengganggu atau bahkan akan berbahaya, penggunaan teknologi yang karang ramah
linglungan, penegalcan hakum yang lemah, dan kesalaha penitaian kekayamn sumber daya hayati yang
pada akhimya mengakibatka perryustan keanekaragaman hayati, dan sebagainya.

3. Faktor pendorong yang mengakibatkan terjadinga kerusakan dan persyusuta sumber daya hayati,
sepenti ketbijakan negara yang eksploitatif, kebijaka yang tidak sejalan antara yang satu dengan yang
lainnya bahkan malah saling bertentangan, kebijakan terpusat dan tidak partisipatoris, tidak
memadainya penelitian dan sistem informasi yang terkait dengan kerusakan dan penyusutan sumber
daya hayati, dan sebagainya,

JAWABAN SOAL NOMOR 2

A. Sumber daya alam merupakan kekayaan yang dimiliki suatu negara dan aset bangsa yang sangat penting
dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga sumber daya alam
merupakan modal dasar untuk melaksanakan pembangunan di berbagai bidang, termasuk di dalamnya
untuk pembangunan ekonomi. Begitu pentingnya sumber daya alam, maka sumber daya alam harus
digunakan sebaik mungkin, searif dan sebijaksana mungkin sehingga sumber daya alam dapat menjamin
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya, serta dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan pada masa yang akan datang. Ole karena itu, sumber daya alam harus dimanfaatkan
dengan baik dan memperhatikan daya dukungnya, agar tetap lestari, serasi, dan seimbang schingga
bukan saja dapat dimanfaatkan sat ini, namun juga dapat digunakan oleh generasi yang akan datang,
tapa berkurang, baik kualitas maupun kuantitasnya.Sumber daya alam pada umumnya tidak akan
tumbuh dan berjalan sendirian. ketersediaan, dan kesinambungannya sangat tergantung kepada para
pengelolanya yaitu semua manusia yang ada di dalamnya, baik pihak masyarakat yang umumnya
sebagai pengguna maupun pemerintah yang umumnya sebagai pembuat kebijakan dan sebagai
pengatur. Selain itu juga sangat tergantung pada keseluruhan aktivitas kehidupan dan sistem yang
digunakan pada saat memanfaatkan sumber daya alam tersebut. Apabila dalam memanfaatkan sumber
daya alam tersebut, tidak memperhatikan kemampuan dari sumber daya alam tersebut untuk pulih dan
tidak memperhatikan daya dukungnya, maka sumber daya alam akan menurun, dan jika dibiarkan, maka
makin lama akan semakin habis, dan pada akhirya akan terjadi kelangkaan. Di lain pihak hingga saat ini
Indonesia belum berhasil menurunkan jumlah penduduk, bahkan dari tahun ke tahun malah terjadi
peningkatan, schingga permintaan akan sumber daya terus meningkat dari waktu ke waktu. Selain itu,
seiring dengan meningkatnya pendapatan, peningkatan konsumsi per kapita juga akan semakin
meningkat sehingga pada akhirya akan semakin meningkatkan eksploitasi terhadap sumber daya alam.
Dalam rangka mencegah terjadinya hal tersebut di atas dan agar sumber daya alam tersebut selalu ada
dalam kondisi baik dan berkelanjutan maka baik masyarakat maupun pemerintah harus sama-sama
menjaga sumber daya alam tersebut. Acau dengan kata lain harus mengelola sumber daya alam
tersebut sebaik mungkin sehingga akan terjadi perlindungan, pelestarian dan pemeliharaan pada
sumber daya alam tersebut agar sumber daya alam tersebut kuantitas dan kualitasnya dapat
dipertahankan, atau bahkan dapat ditingkatkan. Pada pengelolaan sumber daya alam ini, dunia
internasional telah membuat kesepakatan global dalam hal pengelolaan sumber daya alam, agar
berkelanjutan dan mampu meningkatkan kesejahteraan serta meningkatkan kegiatan ekonomi
masyarakat. Kesepakatan tersebut yakni, bahwa pada pengelolaan sumber daya alam harus
mempertimbangkan tiga aspek sekaligus yaitu aspek ekonomi, ekologi, dan sosial. Oleh karena itu, harus
dilakukan berbagai upaya agar sumber daya alam menjadi berkelanjutan, termasuk di dalammya harus
berani mengubah pola konsumsi dan produksi yang sudah berjalan, namun tidak berkelanjutan, menjadi
pola yang dapat mendukung upaya perlindungan daya dukung ekosistem dan fungsi lingkungan
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik untuk generasi sat ini mau pun untuk
generasi yang akan datang. Apabila hal tersebut dapat dilakukan maka sumber daya alam menjadi
berkelanjutan sehingga akan dapat meningkatkan kualitas sosial dan kualitas ekonomi masyarakat.

Ada pun yang dimaksud dengan pengelolaan lingkungan adalah perhatian mendalam dan menyeluruh
terhadap sumber daya alam serta selurah upaya-upaya yang dilakukan secara terpadu untuk
memanfaatkan lingkungan sekaligus melakukan perlindungan secara optimal, dengan meminimalisir
konflik, meningkatkan koordinasi lintas sektoral, dan meminimalkan dampak negatif baik pada
masyarakat maupun pada lingkungan, dalam rangka menuju pembangunan berkelanjutan. Hal tersebut
sejalan dengan peryataan Soemarwoto, (1985) yang mengatakan bahwa pengelolaan lingkungan
didasarkan pada prinsip ekologis, terutama hubungan antar berbagai komponen dalam satu sistem
lingkungan fisik dan biologis. Oleh karena itu, indikator dari keberhasilan pengelolaan lingkungan dan
sumber daya alam antara lain adalah terjaganya keutuhan ekosistem, terjaganya sumber daya alam,
meningkatya daya dukung lingkungan, tingginya keanekaragaman hayati.

B. Pada dasarya pengelolaan terhadap sumber daya alam yang dilakukan saat ini, masih banyak
menghadapi berbagai kendala. Kendala-kendala tersebut seperti berikut.

1. Masih adanya kebijakan pengelolaan lingkungan yang mash bersifat preskriptif.

2. Mash adanya tumpang tindih kewenangan dalam menangani pengelolaan sumber daya alam dan
keanekaragaman hayati.

3. Penerapan sistem manajemen lingkungan yang kurang baik.

4.Komitmen manajemen tidak dapat dipegang, schingga lebih condong pada kepentingan ekonomi.

5. Belum menariknya dan belum diberlakukannya dengan sistem reward dan punishment bahkan sering
kali unsur politis lebih dominan dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam dan
keanekaragaman hayati.

6.Belum dilaksanakannya secara tegas dan mengikat sangsi pidana UU No.32/2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

7.Pada saat dilakukan perencanaan pengelolaan, salah satu yang dilihat adalah kelayakan lingkungannya
yang dilakukan melalui AMDAL, namun sering kali walaupun sudah memiliki sertifikat, namun
kompetensi konsultan AMDAL masih dipertanyakan.

8.Selain hal tersebut, niat dari konsultan AMDAL juga mash dipertanyakan, apakah karena untuk
mendapatkan keuntungan pribadi, atau niat tulus untuk melestarikan lingkungan.

9.Jumlah dan mutu auditor lingkungan yang belum memadai, dan sebagainya.

Dalam rangka mencegah terjadinya kendala seperti tersebut di atas, maka salah satu yang perlu diubah
adalah paradigma pengelolaan dari semua pihak. Dalam hal ini pemerintah harus lebih serius dalam
melakukan pengelolaan. Misalnya, mengawalinya dengan menghapus kebijakan atau peraturan
pemerintah yang dinilai merugikan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati serta menggantinya
dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang lebih tegas dan jelas serta bermanfaat bagi pemanfaatan
sumber daya alam dan keanekaragaman hayati sehingga pengelolaan menjadi lebih maksimal dan
member nilai tambah lebih. Setelah dibuat kebijakan yang baru yang lebih menguntungkan sumber daya
alam dan keanekaragaman hayati, selanjutnya harus melakukan pengawasan pada setiap kebijakan yang
sudah dibuat tersebut sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan terutama yang dilakukan
oleh oknum untuk kepentingan pribadi. Selain hal tersebut, juga harus ada ketegasan dalam
menegakkan kebijakan yang telah dibuat tersebut, tidak pandang bulu, dan tidak melihat sisi ekonomi
dan politik. Hal yang juga tidak kalah pentingnya adalah harus adanya kesungguhan dari pihak
pemerintah dalam mengatasi berbagai masalah sumber daya alam dan lingkungan seperti yang
dijelaskan di atas, sehingga dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang makmur dan sejahtera, serta
kebanggaan terhadap kekayaan sumber daya alam Indonesia, sebagai salah satu keunggulan komparatif
dan keunggulan kompetitif bangsa, dapat diwujudkan dalam keseharian. Ada berbagai cara yang dapat
dilakukan untuk mengelola sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Salah satu contoh, dari cara-
cara yang dapat dilakukan dalam mengelola sumber daya alam hayati agar populasinya berkelaniutan
(tidak menurun) sebagai berikut.

1. Perlindungan terhadap anakkan, pada umumnya berupa pelarangan terhadap penangkapan anakkan
yang belum mencapai dewasa kelamin, dan untuk keperluan ini pada umumnya alat tangkap yang
digunakan juga sudah ditentukan jenis, ukuran, dan kualitasnya.

2.Sistem kuota yaitu menentukan lokasi yang boleh diambil sumber daya havatinya. dan kapan waktu
yang diperbolehkan menangkap. Penggunaan sistem ini pada umumnya akan disertai dengan fungsi
kontrol yang memadai.

3.Penutupan musim penangkapan sumber daya hayati jenis tertentu, yang bertujuan untuk menjaga
agar jumlah induk suatu sumber daya hayati tidak berkurang, dan agar proses reproduksi dan proses
pengasuhan (pembesaran) anak tidak terganggu.

4.Penutupan lokasi tempat sumber daya hayati tertentu melakukan reproduksi dan lokasi tempat
pembesaran sumber daya hayati. dan sebagainya.

Cara lain yang juga dilakukan dalam rangka pelestarian sumber daya alam dan keanekaragaman hayati
yang merupakan upaya penyadaran bahwa pelestarian sumber daya alam dan keanekaragaman hayati
bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab kita semua adalah dengan
melakukan pemberian penghargaan. Penghargaan tersebut diberikan baik kepada perorangan maupun
pada kelompok karena mereka telah memberikan sumbangan yang sangat baik dan sangat berharga
bagi pelestarian sumber daya alam, keanekaragaman hayati dan lingkungan atau telah melakukan
perbaikan lingkungan baik di tingkat lokal, tingkat nasional, dan tingkat global (internasional).
JAWABAN SOAL NOMOR 3

A. kurva lingkungan Kuznet (Environmental Kuznets Curve/EKC): Kurva tersebut menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara tingkat pencemaran dan tingkat pendapatan yang digambarkan dalam
bentuk inverted-U curve (Bartz dan Kelly, 2004). Kurva tersebut secara umum memberikan pengertian
bahwa pada awal peningkatan pendapatan di suatu negara, pada Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dan
efisiensi umumnya akan terjadi peningkatan pencemaran, namun pada tingkat pendapatan tertentu
(lebih tinggi), tingkat pencemaran akan menurun, sebagai akibat adanya kesadaran dari masyarakat
terhadap lingkungan. Terkait dengan negara kita, seperti halnya negara berkembang lainnya, tingkat
pendapatan masyarakat umumnya mash rendah, dan terjadi ketimpangan pendapatan yang luar biasa
tingginya; namun dengan adanya kegiatan industri mulai terjadi peningkatan pendapatan. Ole karena
itu, apabila kita melihat berdasarkan kurva Kuznet tersebut, posisi Indonesia berada di awal peningkatan
pendapatan shingga di negara kita akan terjadi peningkatan pencemaran.
B. Saat ini, dikenal ada beberapa alternatif pemecahan masalah persampahan yakni bekerja sama dengan
perusahaan yang menangani kebersihan, dikelola dengan sistem "controlled landfill atau sanitary landfill
pada lokasi TPA, pendekatan zero waste berbasis pemberdayaan masyarakat, pendekatan waste to
energy (sampah dijadikan bahan baku untuk menghasilkan energi listrik), dan sebagainya. Di antara
alternatif pemecahan masalah tersebut, pendekatan zero waste (produksi bersih: mengupayakan tidak
ada sisa/sampah/limbah) berbasis pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan 4R merupakan cara
paling mudah dan murah untuk dilaksanakan, asalkan ada niat yang kuat dari pelaksana (pemerintah
daerah dan masyarakat) untuk melaksanakan alternatif tersebut dengan sungguh-sungguh. Ada pun
yang dimaksud dengan 4R yaitu:

1.Reduce (mengurangi); melakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan schingga
sampah yang dihasilkan menjadi minimal, mengingat semakin banyak kita menggunakan material,
semakin banyak sampah yang dihasilkan.

2. Reuse (memakai kembali); memilih barang-barang dan mengupayakan sedemikian rupa sehingga
barang tersebut dapat dipakai kembali. Oleh karena itu, hindari pemakaian barang-barang yang
disposable (sekali pakai, buang) sehingga dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum
menjadi sampah.

3. Recycle (mendaur lang); mendaur ulang barang-barang yang dapat di daur ulang yang sudah tidak
dimanfaatkan lagi (tidak semua barang dapat didaur ulang), misalnya melalui industri rumah tangga
untuk menjadikan sampah tersebut meniadi barang lain; dan atau oleh industri besar yang
memanfaatkan sampah tersebut (setelah diberi perlakuan) sebagai bahan baku di industri tersebut.

4. Replace ( mengganti); mengupayakan sedemikian rupa agar barang yang kita pakai schari-hari
merupakan barang yang lebih than lama, dan lebih ramal lingkungan, misalnya saat belanja tidak
menggunakan lagi kantong keresek, namun memakai keranjang, alat makan bukan dari bahan
styrofoam, dan sebagainya.

SUMBER: PWKL 4106

Anda mungkin juga menyukai