Anda di halaman 1dari 5

JAWABAN SOAL NOMOR 1

a. Tujuan utama pengumpulan data dan informasi sebagai berikut:


1. Identifikasi permasalahan dan perkembangan eksistingn, sebagai dasar bagi perumusan
kebijaksanaan/rencana
2. Identifikasi dan evaluasi alternatif kebijaksanaan/rencana
3. Sebagai umpan balik, untuk siklus proses perencanaan berikutnya
b. Menurut kebutuhannya dalam perencanaan, tipe informasi yang perlu dikumpulkan dan
dianalisis dapat dibagi tiga, yaitu:
1. Data yang memberikan informasi tentang distribusi (dibedakan antara spatial distribution
dan aspatial distribution). Data ini memberikan informasi yang bersifat deskriptif, yang dapat
digunakan untuk membandingkan antar kelompok, kegiatan, atau wilayah geografis yang
berbeda, terutama dalam rangka mengidentifikasi potensi dan permasalahan Pembangunan
2. Data yang memberikan informasi tentang keterkaitan (relationship), baik dalam bentuk
spatial maupun aspatial
3. Data indicator perkembangan, yang memberikan informasi yang menunjukkan tingkat atau
derajat perkembangan yang telah dicapai oleh suatu wilayah atau kelompok penduduk.
Biasanya disajikan dalam bentuk time-series sehingga dapat menunjukkan
peningkatan/penurunan atau laju pertumbuhan.
c. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber lain yang lebih dahulu mengumpulkan,
mengolah, dan menganalisis sesuai dengan tujuan tertentu. Berikut merupakan contoh data
sekunder yang diperlukan dalam perencanaan wilayah dan kota:
1. Data Statistik Provinsi dan Kabupaten/Kota
2. Data Kondisi Fisik Koridor dengan item data Peta Topografi dan Peta Geologi untuk
mengetahui keberadaan hambatan alam (sungai, bukit, daerah rawan patahan, dll)
3. Dokumen Studi Transportasi, dengan item data Tatrawil Wilayah dan Tatralok
Kabupaten/Kota
4. Dokumen Perencanaan Daerah dan Pengembangan Wilayah dengan item data RTRWP,
RTRWP
5. Data dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota, yang terdiri dari: visi dan misi
pembangunan daerah; arah kebijakan dan strategi pembangunan daerah; tujuan dan sasaran
pembangunan daerah; prioritas daerah; serta program pembangunan daerah terkait bidang
perumahan dan permukiman

JAWABAN SOAL NOMOR 2

Pengembangan Kawasan agropolitan sangat cocok untuk pengembangan wilayah perdesaan. Di


mana konsep agropolitan ini tidak hanya sekedar untuk pembangunan fisik saja, akan tetapi juga untuk
pengembangan masyarakat atau sumber daya manusia agar sumber daya manusia dapat berkembang
dan bersaing dengan perkembangan zaman. Titik berat pembangunan masyarakat, khususnya
masyarakat setempat memerlukan pendekatan yang bersifat integral dan terpadu, artinya pembangunan
yang akan dilaksanakan tidak hanya menyangkut pembangunan struktur fisik, tetapi sekaligus
pembangunan manusia dengan pendekatan berimbang. Pengembangan kawasan agropolitan harus
mempunyai keterkaitan harmonis dengan kombinasi antara pendekatan yang top down dengan
pendekatan bottom up yang bertujuan untuk mencapai efek ganda (multiplier effect). Prakarsa-prakarsa
dari bawah tidak dapat diabaikan, karena merupakan invisible hand dalam menggerakan sumber daya -
sumber daya yang ada sebagai kekuatan utama untuk mewujudkan pengembangan kawasan agropolitan
yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (Rivai, 2003). Pengembangan Kawasan agropolitan
untuk membantu keterkaitan spasial antara wilayah perdesaan dan perkotaan. Pengembangan Kawasan
agropolitan juga merupakan untuk mengembangkan kegiatan perekonomian khususnya pertanian
dengan memperkuat keterkaitan antara pertanian, bukan pertanian dan jasa – jasa penunjang lainnya
agar saling membantu satu sama lainnya.

Perkembangan agropolitan adalah suatu variasi lain dari konsep pengembangan dari bawah. Perkataan
agropolitan berasal dari agropolis artinya kota di tengah kawasan pertanian. Jadi, titik berat dari konsep
ini adalah pengembangan pertanian, yang berarti pengembangan pedesaan akan tetapi di sana terdapat
kota yang fasilitanya bisa setara dengan kota lainnya. Konsep agropolitan in dengan demikian ditekankan
pada pengembangan pedesaan. Alasan pedesaan in yang mendapat perhatian karena data menunjukkan
bahwa sebagian besar masyarakat miskin berada di pedesaan. Pengembangan dari atas yang
menitikberatkan pada pengembangan industri sering memiskinkan wilayah pedesaan in misalnya
diberlakukannya kebijaksanaan yang memberlakukan wilayah pedesaan sebagai sumber bahan makanan
yang murah bagi pekerja industri. Tenaga kerja produktif di G pedesaan mengalir ke kota sehingga desa
kehilangan tenaga kerja produktif. Akan tetapi, di kota, tenaga ini tidak dapat bersaing dengan tenaga
kerja setempat sehingga hanya mendapatkan pekerjaan kelas bawah. Pengembangan dari atas
menyebakan dualisme ekonomi. Industri besar (PMA) dengan teknologi dan produktivitas yang tinggi,
serta sektor pertanian dengan teknologi yang rendah dan produktivitas yang rendah. Akibatnya, petani
menjadi miskin dan produksi bahan makanan sangat rendah sehingga negara terpaksa mengimpor beras
dan makanan lainnya dari luar (termasuk negara maju), yang sangat menghabiskan devisa. (Frideman
dan Douglass, 1978).

Dengan alasan itulah, Friedman dan Douglass mengajukan konsep dengan tituk berat pembangunan
perdesaan. Konsep ini menekankan pada beberapa hal yang penting, yaitu sebagai berikut.

1. Pertama, mengubah keadaan dari masyarakat yang kebutuhannya terbatas, menjadi masyarakat yang
kebutuhannya lebih variatif, yaitu kebutuhan perorangan, keluarga, dan masyarakat (misalnya pendidikan
dan kesehatan).

2. Kedua, pertanian harus dianggap sebagai sektor terdepan dalam pengembagan.

3. Ketiga, pencapaian kebutuhan pagan untuk keperluan sendiri harus cepat terpenuhi.

4. Keempat, ketimpangan kehidupan, baik sosial maupun ekonomi antara berbagai lapisan masyarakat
(desa-kota, kaya-miskin, dan sebagainya) harus secepatnya dikurangi. Harus diusahakan agar petani di
samping dapat memenuhi kebutuhannya sendiri juga menghasilkan wage goods yaitu produk yang dapat
diuangkan untuk memenuhi kebutuhan lain selain pagan dan dapat memperluas lapangan usaha melalui
usaha kecil. Dualisme dalam industri ditata lang, sehingga hasil industri petani tidak kalah bersaing
dengan produk industri besar/PMA (Friedman dan Douglass, 1978).
JAWABAN SOAL NOMOR 3

A. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang
yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. Hasil dari perencanaan tata ruang
adalah rencana tata ruang.
B. -Rencana umum tata ruang terdiri atas:
1. Rencana tata ruang wilayah nasional

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional harus memperhatikan :

a. Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;

b. perkembangan permasalahan regional dan global, serta hasil pengkajian implikasi penataan
ruang nasional;

c. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan serta stabilitas ekonomi;

d. keselarasan aspirasi pembangunan nasional dan pembangunan daerah;

e. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

f. rencana pembangunan jangka panjang nasional;

g. rencana tata ruang kawasan strategis nasional; dan

h. rencana tata ruang wilayah provinsi dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.

2. Rencana tata ruang wilayah provinsi

Penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi mengacu pada :

a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

b. pedoman bidang penataan ruang; dan

c. rencana pembangunan jangka panjang daerah.

(2) Penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi harus memperhatikan :

a. perkembangan permasalahan nasional dan hasil pengkajian implikasi penataan ruang


provinsi;

b. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi provinsi;

c. keselarasan aspirasi pembangunan provinsi dan pembangunan kabupaten/kota;

d. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

e. rencana pembangunan jangka panjang daerah;

f. rencana tata ruang wilayah provinsi yang berbatasan;


g. rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan

h. rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.

3. Rencana tata ruang wilayah kabupaten dan rencana tata ruang wilayah kota

(1) Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten mengacu pada :

a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan rencana tata ruang wilayah provinsi;

b. pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang; dan

c. rencana pembangunan jangka panjang daerah.

(2) Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus memperhatikan :

a. perkembangan permasalahan provinsi dan hasil pengkajian implikasi penataan ruang


kabupaten;

b. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kabupaten;

c. keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten;

d. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

e. rencana pembangunan jangka panjang daerah;

f. rencana tata ruang wilayah kabupaten yang berbatasan; dan

g. rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten

-Rencana rinci tata ruang, terdiri atas:

1. rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang Kawasan strategis nasional.
Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan yang selanjutnya disingkat RTR Pulau/Kepulauan
adalah rencana rinci dari RTRWN yang memuat tujuan, kebijakan, dan strategi penataan
ruang, rencana Struktur Ruang, rencana Pola Ruang, arahan pemanfaatan ruang, arahan
pengendalian pemanfaatan ruang, serta peran Masyarakat dalam penataan ruang.
Kawasan Strategis Nasional yang selanjutnya disingkat KSN adalah wilayah yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara
nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi,
sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai
warisan dunia.

2. rencana tata ruang Kawasan startegis provinsi. Kawasan strategis provinsi adalah wilayah
yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting
dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
3. rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang Kawasan strategis
kabupaten/kota
JAWABAN SOAL NOMOR 3

-Rencana Umum: Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo yang berpedoman pada Peraturan
Derah Provinsi Gorontalo Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Tahun 2010-2030

-Rencana Rinci: Perencanan Rencana Struktur Ruang termasuk didalamnya mengatur tentang rencana
pembangunan pusat pelayanan, rencana jaringan transfortasi, jaringan jalan, terminal, pelabuhan, alur
pelayaran di laut, rencana jaringan prasarana, rencana jaringan energi, rencana jaringan telekomunikasi,
rencana jaringan sumber daya air, rencana jaringan air minum, rencana pengelolaan air limbah dan
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun(B3), persampahan, jaringan drainase, dan jaringan
prasarana lainnya yang berpedoman pada Peraturan Walikota (PERWALI) Kota Gorontalo Nomor 44
Tahun 2021 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Gorontalo Tahun 2021-2041

Anda mungkin juga menyukai