Anda di halaman 1dari 4

1.

) Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria serta Tata Ruang, Nomor 1 Tahun 2018, penataan ruang
adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang serta pengendalian
pemanfaatan ruang. Perencanaan tata ruang wilayah ini mempunyai fungsi yang meliputi:
- Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
- Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kota.
- Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kota.
- Acuan lokasi investasi dalam wilayah kota yang dilakukan pemerintah, masyarakat, serta
swasta;
- Panduan untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kota.
- Asas pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah kota yang
meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif serta disinsentif, serta
pengenaan sanksi; serta
- Acuan dalam administrasi pertanahan.

Selain fungsi, perencanaan tata ruang wilayah juga mempunyai manfaat yang tertera dalam
Peraturan Menteri PU Nomor 17 Tahun 2009, yang meliputi mewujudkan keterpaduan
pembangunan dalam wilayah kota,mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kota dengan
wilayah sekitarnya, serta menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kota yang berkualitas.

Perencanaan tata ruang, terbagi atas tiga wilayah meliputi :

1.Perencanaan tata ruang nasional

Berdasarkan PP RI Nomor 26 Tahun 2008, Rencana Tata Ruang Daerah Nasional yang selanjutnya
disebut RTRWN adalah arahan kebijakan serta strategi pemanfaatan ruang wilayah negara.
Perencanaan tata ruang nasional merupakan kebijakan jangka panjang yang mempunyai jangka
waktu 20 tahun serta dilakukan peninjauan ulang setiap 5 tahun sekali.

a. Struktur Ruang serta Pola Ruang Daerah Nasional

Dalam setiap perumusan rencana tata ruang nasional terdapat struktur ruang yang menjadi fokus
pembangunan jangka panjang yang meliputi.

- Sistem perkotaan nasional


- Sistem jaringan transportasi nasional
- Sistem jaringan energi nasional
- Sistem jaringan telekomunikasi nasional
- Sistem jaringan sumber daya air.

Selain struktur ruang, terdapat pola ruang yang diatur dalam perencanaan tata ruang nasional yang
meliputi dua kawasan utama. Kawasan tersebut meliputi kawasan lindung nasional serta kawasan
budi daya yang mempunyai nilai strategis nasional.

b. Hal-Hal yang Dimuat Dalam Tata Ruang Nasional

Terdapat tujuh poin yang dimuat dalam rencana tata ruang nasional serta menjadi pedoman untuk
perencanaan di masa yang akan datang. Tujuh poin tersebut meliputi.

- Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional


- Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional
- Pemanfaatan ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional
- Pewujudan keterpaduan, keterkaitan, serta keseimbangan perkembangan antarwilayah
provinsi, serta keserasian antarsektor
- Penetapan lokasi serta fungsi ruang untuk investasi
- Penataan ruang kawasan strategis nasional
- Penataan ruang wilayah provinsi serta kabupaten/kota.

2. Perencanaan Tata Ruang Provinsi

Rencana Tata Ruang Daerah Provinsi (RTRW Provinsi) adalah rencana tata ruang yang bersifat umum
dari wilayah provinsi, yang mengacu pada Rencana Tata Ruang Daerah Nasional, Rencana Tata
Ruang Pulau/Kepulauan serta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional. Sama halnya dengan
perencanaan tata ruang nasional, jangka waktu RTRW Provinsi ini berlaku selama 20 tahun serta
akan ditinjau setiap 5 tahun sekali.

a. Struktur Ruang serta Pola Ruang Daerah Provinsi

Struktur ruang yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Daerah Provinsi mencakup dua hal. Struktur
ruang tersebut meliputi sistem perkotaan untuk wilayah provinsi atau kabupaten serta sistem pusat
pelayanan untuk wilayah kota. Selain itu, terdapat pengaturan sistem jaringan prasarana wilayah
wilayah provinsi, wilayah kabupaten atau kota.

Selain struktur ruang, pola ruang juga direncanakan dalam RTRW Provinsi. Pola ruang yang
direncanakan meliputi kawasan lindung serta kawasan budidaya.

b. Hal-Hal yang Dimuat Dalam Tata Ruang Provinsi

Terdapat sekitar 6 hal yang dimuat dalam tata ruang provinsi yang menjadi pedoman pelaksanaan
pembangunan jangka panjang. Hal-hal tersebut meliputi.

- Tujuan, kebijakan serta strategi penataan ruang


- Rencana struktur ruang
- Rencana pola ruang
- Penetapan kawasan strategis
- Arahan pemanfaatan ruang
- Arahan pengendalian pemanfaatan ruang

3. Perencanaan Tata Ruang Kabupaten / Kota

Rencana Tata Ruang Daerah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut RTRW Kabupaten/Kota
adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten/kota, yang mengacu pada
Rencana Tata Ruang Daerah Nasional, Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Nasional, RTRW Provinsi serta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi.

Perencanaan tata ruang kabupaten/kota mendefinisikan Rencana Tata Ruang Daerah Kota sebagai
arahan bagi pemerintah kota, masyarakat, serta dunia usaha dalam memanfaatkan ruang. Ruang
yang dimaksud meliputi ruang darat, ruang laut, serta ruang udara tempat manusia serta makhluk
lain hidup, melakukan kegiatan, serta memelihara kelangsungan hidupnya. Sama seperti
perencanaan tata ruang serta nasional, jangka waktu RTRW kabupaten/kota berlaku 20 tahun serta
akan ditinjau setiap 5 tahun sekali.

a. Struktur Ruang serta Pola Ruang Daerah Kota


Secara umum, struktur ruang yang diatur dalam RTRW kabupaten/kota meliputi arahan
pengembangan terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air
limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

Sedangkan untuk arahan pengembangan pola ruang biasanya meliputi arahan pengembangan
kawasan lindung serta budidaya serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya
seperti pengembangan RTH.

b. Hal-Hal yang Dimuat Dalam Tata Ruang Kota

Dalam perencanaan tata ruang kabupaten/kota terdapat beberapa muatan yang wajib masuk dalam
perencanaan. Berdasarkan PERMEN Pekerjaan Biasa Nomor 17 Tahun 2009, muatan tersebut
meliputi tujuan, kebijakan, serta strategi penataan ruang wilayah kota (penataan kota); rencana
struktur ruang wilayah kota; rencana pola ruang wilayah kota; penetapan kawasan strategis kota;
arahan pemanfaatan ruang wilayah kota; serta ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kota.

2.) Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu desa berwenang menyusun
peraturan desa baik mengenai anggaran pendapatan dan belanja desa, pungutan, tata ruang,
maupun organisasi. Rancangan peraturan desa yang telah disusun nantinya harus mendapatkan
evaluasi dari Bupati/Walikota sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Desa.
Dalam penyusunan rencana tata ruang desa yang nantinya ditetapkan menjadi Peraturan Desa
perlu mengacu pada landasan hukum yang berlaku, yaitu undang-undang, peraturan
pemerintah, peraturan menteri, peraturan gubernur, peraturan daerah, dan peraturan bupati.
Selain mengacu pada landasan hukum yang berlaku, penyusunan rencana tata ruang desa harus
memiliki ruang lingkup yang terdiri atas tujuan, kebijakan, dan strategi, rencana pemanfaatan
ruang, jangka waktu, indikasi program kegiatan, dan peta.
Proses penyusunan rencana tata ruang desa meliputi dua tahap yaitu tahap penyusunan dan
penetapan. Tahap penyusunan mencakup sosialisasi, pemetaan swadaya, analisis, konsep, dan
rencana. Tahap penetapan meliputi musyawarah antar desa, konsultansi dengan pemerintah
daerah, kajian dampak lingkungan, dan uji publik yang bersifat opsional. Musyawarah antar desa
dilakukan agar rencana tata ruang yang disusun sinkron dengan rencana desa yang berbatasan,
sedangkan konsultasi dengan pemerintah daerah dilakukan agar rencana tata ruang desa
sinkron dengan rencana tata ruang tingkat kabupaten.
Penyusunan rencana tata ruang desa memerlukan anggaran diantaranya untuk biaya tenaga
ahli, rapat koordinasi, sosialisasi dengan desa berbatasan, dan konsultasi dengan pemerintah
daerah (biaya perjalanan ke kabupaten). Meskipun membutuhkan anggaran dalam proses
penyusunannya, dokumen rencana tata ruang desa penting untuk dilaksanakan hingga
diterbitkannya Peraturan Desa dengan tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.

3.) Perencanaan pembangunan adalah bersifat hierarkis mulai dari tingkat pusat, provinsi,
kabupaten sampai dengan ke tingkat desa, sehingga dibutuhkan adanya integrasi perencanaan
agar terjadi sinkronisasi antar dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran pembangunan
kabupaten harus mendukung pencapaian sasaran pembangunan provinsi, demikian juga
pencapaian sasaran pembangunan provinsi harus mendukung pencapaian sasaran
pembangunan nasional.
Kewenangan pemerintah desa yang semakin besar untuk melaksanakan pembangunan yang
disertai dengan pengalokasian anggaran yang cukup signifikan, apabila tidak ada pengintegrasian
perencanaan pembangunan di tingkat desa dengan perencanaan pembangunan di tingkat
kabupaten maka yang akan terjadi adalah dalam melaksanakan pembangunan, desa tidak
mendukung pencapaian sasaran pembangunan kabupaten. Yang saat ini terjadi adalah :

- Dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan, desa belum mendapat


pendampingan yang cukup dari organisasi perangkat daerah (OPD) terkait seperti, Badan
Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda),
Inspektorat, Badan Keuangan Daerah (Bakeuda), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
(Dinpermasdes), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Bagian
Pemerintahan dll.
- Penyusunan dokumen perencanaan pembangunan desa dilaksanakan hanya sekedar untuk
menggugurkan kewajiban saja, sehingga belum sepenuhnya ada sinergi dalam pencapaian
target sasaran/ indikator kinerja RPJMD

Anda mungkin juga menyukai