Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN TEORI DAN KEBIJAKAN

2.1 Tinjauan Teori

Tinjauan teori merupakan pernyataan yang disusun secara sistematis dan


memiliki variabel yang kuat. Tinjauan teori memuat teori – teori dan hasil
penelitian yang dipakai sebagai kerangka teori untuk menyelesaikan penelitian.
Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan teori - teori yang berhubungan dengan
penyusunan profil wilayah. Dengan demikian penjelasan tersebut akan
mempermudah peneliti menyusun hipotesis dan memilih metodologi penelitian.

2.1.2. Karakteristik Wilayah

Kecamatan Gringsing merupakan salah satu kecamatan dengan


pertumbuhan ekonomi yang bagus dengan segala potensinya seperti kulinernya,
wisata alamnya dan produk unggulan madu yang terkenal hingga seluruh
Indonesia. Dengan karakter lokal yang unik masyarakat yang kreatif dan inovatif
serta potensi wilayahnya menjadi daya tarik yang menarik.

2.1.3. Pengertian Kota

Kota adalah daerah pemukiman yang terdiri atas bangunan rumah yang
merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat. Kota itu sendiri
secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu wilayah yang sangat potensial dari segi
manapun, mulai dari sektor pekerjaan, sektor kesehatan, sektor pendidikan, dan sebagainya.
Maka dari itu, di dalam suatu perkotaan kita pasti mudah menemukan berbagai macam hal
karena fasilitas-fasilitas di perkotaan lebih banyak bila dibandingkan dengan fasilitas-
fasilitas pedesaan.
Selain itu, bangunan-bangunan yang ada di dalam kota akan terlihat lebih padat
karena jumlah penduduk di kota lebih banyak. Tak hanya itu, bangunan yang ada di kota
juga lebih sering vertikal, sehingga kita akan melihat gedung-gedung tinggi. Bahkan,
teknologi yang ada di kawasan perkotaan akan terlihat lebih modern mengikuti
perkembangan zaman. Oleh sebab itu, kawasan perkotaan sering dijadikan sebagai pusat
ekonomi suatu pemerintahan.

2.1.4 Pengertian Kecamatan

Menurut Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008


tentang Kecamatan, Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota
sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu
dan dipimpin oleh camat. Berdasar UU No 19 tahun 2008 pasal 24 menjelaskan
bahwa camat diangkat oleh bupati/walikota atas usul sekretaris daerah
kabupaten/kota dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis
pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, pemerintah


menyelenggarakan sendiri urusan atau dapat melimpahkan sebagian urusan
pemerintah kepada perangkat pemerintah atau wakil pemerintah di daerah atau
menugaskan kepada pemerintah desa dan/atau pemerintah kecamatan.

Kecamatan mempunyai tugas pokok meningkatkan koordinasi


penyelenggaraan pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum, pelayanan
publik, dan pemberdayaan masyarakat kelurahan. Dalam melaksanakan tugas
pokok Kecamatan menyelenggarakan fungsi :

penyelenggaraan urusan pemerintahan umum;

- pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;

- pengoordinasian upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;


- pengoordinasian penerapan dan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan
Walikota;

- pengoordinasian pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum;

- pengoordinasian penyelenggaraan kebersihan lingkungan;

- pengoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh


perangkat daerah di tingkat Kecamatan;

- pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat Kelurahan;

- pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan Kelurahan;

- pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang tidak


dilaksanakan oleh unit kerja pemerintahan daerah yang ada di Kecamatan;

- pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan
fungsinya.

Selain melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Camat melaksanakan tugas yang
dilimpahkan oleh Wali Kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah, yang meliputi aspek :

- Perizinan;

- Pemberian pertimbangan teknis;

- Koordinasi;

- Pembinaan;

- Pengawasan;

- Fasilitasi;

- Penetapan;

- Penyelenggaraan; dan

- Kewenangan lain yang dilimpahkan.


2.1.5 Pengertian Perencanaan
Perencanaan berasal dari kata rencana yang artinya rancangan atau rangka
sesuatu yang akan dikerjakan. Dari pengertian sederhana tersebut dapat diuraikan
beberapa komponen penting, yakni tujuan (apa yang ingin dicapai), kegiatan
(tindakan-tindakan untuk merealisasikan tujuan) dan waktu (kapan bilamana
kegiatan tersebut hendak dilakukan). Perencanaan dapat dilakukan dalam berbagai
bidang, namun tidak semua rencana merupakan perencanaan pembangunan terkait
dengan kebijaksanaan pembangunan maka pemerintah berperan sebagai
pendorong pembangunan, ini terkait dengan definisi perencanaan yang merupakan
upaya institusi publik untuk membuat arah kebijakan pembangunan yang harus
dilakukan di sebuah wilayah baik di negara maupun daerah dengan didasarkan
keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut.

2.2.2. RPJMD Kabupaten


Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Batang
RPJMD ( Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) merupakan dokumen
perencanaan pembangunan daerah untuk jangka periode selama 5 (lima) tahun
yang berisi penjabaran visi, misi dan program kepala daerah dengan berpedoman
pada RPJP Daerah serta memperhatikan RPJM Nasional. (Pasal 1 Angka 4 UU
Nomor 17 Tahun 2007 Tentang ”Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025”).
RPJMD menekankan tentang pentingnya menerjemahkan secara arif
tentang visi, misi dan agenda Kepala Daerah terpilih dalam tujuan, sasaran,
strategi dan kebijakan pembangunan yang merespon kebutuhan dan aspirasi
masyarakat serta kesepakatan tentang tolok ukur kinerja untuk mengukur
keberhasilan pembangunan daerah dalam 5 tahun ke depan.
Mengacu pada UU 25/2004, penyusunan RPJMD perlu untuk memenuhi prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Strategis
RPJMD harus erat kaitannya dengan proses penetapan kearah mana daerah
akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam 5 tahun
mendatang, bagaimana mencapainya dan langkah-langkah strategis apa yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan.

2. Demokratis dan Partisipatif


Penyusunan RPJMD perlu dilaksanakan secara transparan, akuntabel dan
melibatkan masyarakat ( dan seluruh stakeholder ) dalam pengambilan
keputusan perencanaan di semua tahapan perencanaan.

3. Politis
Bahwa penyusunan RPJMD perlu melibatkan proses konsultasi dengan kekuatan
politik, terutama Kepala Daerah Terpilih dengan DPRD.
1. Perencanaan Bottom-up
Aspirasi dan kebutuhan masyarakat perlu untuk diperhatikan dalam penyusunan
RPJMD.
2. Perencanaan Top Down
Bahwa proses penyusunan RPJMD perlu adanya sinergi dengan rencana
strategis di atasnya yaitu RPJPD dan RPJM Nasional.
Menurut pasal 3 ayat 1 Peraturan Daerah Kabupaten Batang, RPJMD
merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati hasil pemilihan kepala
daerah tahun 2020 yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan,
pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program

perangkat Daerah dan lintas perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka
pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 tahun.
RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2022-2027 merupakan dokumen
perencanaan pembangunan Daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun periode
masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Batang. tahun 2022-2027. RPJMD
Kabupaten Batang Tahun 2022-2027 memuat isu-isu strategis, visi, misi, tujuan
dan sasaran, strategi, arah kebijakan pembangunan Daerah, arah kebijakan
pengelolaan keuangan Daerah, program prioritas pembangunan Daerah, dan
indikator kinerja Daerah yang akan dicapai. Pelaksanaan pembangunan Daerah
pada periode RPJMD tahun 2022-2027 tersebut diharapkan mampu mewujudkan
Batang Yang Berdaya Saing, Maju dan Sejahtera.
Sebagai dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah daerah
maka RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2022-2027 akan menjadi pedoman bagi
seluruh pemangku kepentingan pembangunan di Kabupaten Batang pada tahun
2022-2027. Demikian juga bagi penyelenggara Pemerintahan Daerah maka
RPJMD tersebut selanjutnya akan menjadi pedoman bagi penyusunan RKPD dan
Renstra PD.
Oleh karena itu guna meningkatkan akuntabilitas perencanaan
pembangunan Daerah dan menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasannya, maka RPJMD
Kabupaten Batang Tahun 2022-2027 disusun secara menyeluruh dan terpadu,
berkeadilan, responsif, partisipatif, aspiratif, efisien, efektif, terukur, dapat
dilaksanakan, dan berkelanjutan. Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah disebutkan bahwa RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah paling
lama 6 (enam) bulan setelah Bupati dan Wakil Bupati terpilih dilantik.
Proses penyusunan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2022-2027
dilakukan melalui serangkaian penyusunan rancangan awal sementara, rancangan
awal, penyusunan rancangan, penyelenggaraan musrenbang, penyusunan
rancangan akhir dan penetapan, yang melibatkan seluruh unsur pemangku
kepentingan pembangunan Daerah dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip
perencanaan pembangunan Daerah.
Dengan demikian maka substansi rencana pembangunan Daerah yang tertuang
dalam RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2022-2027 merupakan kesepakatan dan
komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan pembangunan di Daerah.
Berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut diatas perlu menetapkan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Batang Tahun 2022-2027.

Anda mungkin juga menyukai