Anda di halaman 1dari 4

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan isi dari visi, misi,dan

program Kepala Darah terpilih yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi
pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas
Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja
dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat endikatif (UU 25/2004 Pasal 5
ayat (2)). Dalam upaya agar RJPM Daerah dapat mengantisipasi kebutuhan pembangunan daerah
dalam jangka waktu lima tahunan, maka penyusunannya perlu dilakukan secara komprehensif
dan lintas pemangku kepentingan (stakeholder) pembangunan. Untuk itu dilaksanakan tahapan
penyusunan RPJM Daerah sebagai berikut:
 Pertama: Penyiapan rancangan awal RPJM Daerah, kegiatan ini dibutuhkan guna
mendapatkan gambaran awal dari jabaran visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih.
Kejelasan Visi, Misi dan Agenda Program Kepala Daerah Terpilih ini sangat diperlukan
untuk Memberikan penilaian atas kejelasan arah, fokus, kandungan, perspektif dari visi,
misi dan agenda Kepala Daerah Terpilih. Kejelasan atas hal-hal tersebut diatas akan
sangat menentukan kualitas proses pemikiran strategis dan substansi dokumen RPJMD.
 Kedua: Penyiapan rancangan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(rancangan Renstra SKPD), yang dilakukan oleh seluruh SKPD. Penyusunan rancangan
Renstra SKPD bertujuan untuk merumuskan visi, misi, tujuan strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD, agar
selaras dengan program prioritas Kepala Daerah terpilih. Memberikan penilaian dan
evaluasi sejauh mana kelengkapan informasi tentang profil daerah, kejelasan rumusan isu
strategis daerah dan kesesuaiannya dan konsistensinnya dengan program pembangunan
yang dirumuskan. RPJMD menampilkan situasi dan kondisi serta pencapaian daerah
dalam berbagai fungsi pemerintahan, urusan wajib dan urusan pilihan pemerintahan
daerah yang meliputi:
(1).Pelayanan umum,
(2). Ketertiban, ketentraman dan keamanan,
(3) Ekonomi,
(4) Lingkungan hidup dan penataan ruang daerah,
(5) Perumahan dan fasilitas umum,
(6) Kesehatan,
(7) Pendidikan,
(8). Pariwisata dan budaya,
(9) Perlindungan sosial dan kependudukan.
Penilaian kelengkapan dan keterpaduan rencana program mencakup aspek-aspek Profil
Daerah, Isu dan Permasalahan Strategis Daerah, Perumusan Tujuan, Strategi, Arah, dan
Kebijakan Umum Pembangunan Daerah, Perumusan Program Pembangunan Daerah,
Kontribusi Program Daerah terhadap Penanganan Isu Nasional, Kejelasan Arahan bagi
Penyusunan Renstra SKPD
 Ketiga: Penyusunan rancangan RPJM Daerah. Tahap ini merupakan upaya
mengintegrasikan rancangan awal RPJM Daerah dengan rancangan Renstra SKPD, yang
menghasilkan rancangan RPJM Daerah serta Penilaian pengembangan keuangan daerah
mencakup aspek - aspek informasi keadaan keuangan daerah, kejelasan rumusan isu
strategis keuangan daerah, rumusan tujuan, strategis, dan arah dan kebijakan keuangan
daerah.
 Keempat: Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) jangka menengah
daerah. Kegiatan ini dilaksanakan guna memperoleh berbaga imasukan dan komitmen
dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan atas rancangan RPJM Daerah. Poin ini
memberikan penilaian dan evaluasi sejauh mana RPJMD mengatasi isu kelembagaan,
personalia dan peraturan dan telah mengantisipasi implikasi program RPJMD pada
perlunya pengaturan kelembagaan dan pengembangan peraturan daerah (tidak tercakup
secara eksplisit dalam SE Mendagri Nomor 050/2020/SJ tahun 2005). Penilaian tentang
pengembangan kelembagaan dan peraturan daerah mencakup aspek-aspek rumusan isu
strategis pengembangan kelembagaan dan peraturan daerah, dan arah kebijakan
pengembangan kelembagaan dan peraturan daerah.
 Kelima: Penyusunan rancangan akhir RPJM Daerah, dimana seluruh masukan dan
komitmen hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah menjadi masukan utama
penyempurnaan rancangan RPJM Daerah, menjadi rancangan akhir RPJM Daerah.
Rancangan akhir RPJM Daerah disampaikan oleh Kepala Bappeda kepada Kepala
Daerah terpilih. Keberhasilan implementasi RPJMD sangat ditentukan oleh komitmen
semua stakeholder untuk mendukungnya. Untuk menciptakan ‘sense of ownership’
RPJMD, proses penyusunan RPJMD perlu melibatkan masyarakat dan DPRD dalam
keseluruhan tahapan penting perencanaan dan pengambilan keputusan rencana. Bagian E
ini menilai dan mengevaluasi informasi yang disampaikan oleh Pemerintah Daerah
berkaitan dengan keterlibatan masyarakat dan DPRD dalam proses penyusunan rencana.
 Keenam: Penetapan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD), dibawah koordinasi Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi hukum. Rancangan akhir
RPJM Daerah beserta lampirannya disampaikan kepada DPRD sebagai inisiatif.
Pemerintah Daerah, untuk diproses lebih lanjut menjadi Peraturan Daerah tentangRPJM
Daerah. Setelah menilai kelengkapan substansi dokumen RPJMD, maka Bagian ini
ditujukan untuk memberikan kesimpulan secara menyeluruh tentang kualitas proses
pemikiran strategis dan terutama konsistensi (benang merah) dan keterpaduan antara
elemen-elemen strategis rencana.

RPJM merupakan dokumen publik yang merangkum daftar rencana kegiatan lima
tahunan dibidang pelayanan umum pemerintahan, karena itu proses penyusunannya dilakukan
melalui serangkaian forum musyawarah perencanaan partisipatif, dengan melibatkan seluruh
unsur pelaku pembangunan setempat. Atas dasar pertimbangan itu, maka RPJM semula
merupakan rumusan Visi, Misi, Arah Kebijakan dan Rencana Indikatif Program pasangan
Bupati/Wakil Bupati terpilih, berkembang menjadi muatan matriks rencana program dan
kegiatan lima tahunan yang merupakan hasil kesepakatan seluruh unsur pelaku pembangunan
daerah, dengan tetap memperhatikan kebijakan dan program strategis nasional dan provinsi.

Maksud penyusunan RPJMD adalah menyediakan acuan resmi bagi Pemerintah Daerah
dan DPRD dalam menyusun Renstra SKPD, Renja SKPD sekaligus merupakan acuan dalam
penetapan tahapan program dan kegiatan tahunan daerah yang akan dibahas dalam forum
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) secara berjenjang. Karena itu, isi
dan substansinya mencakup indikasi rencana program dan kegiatan, sumber pembiayaan, baik
APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah harus disusun sedemikian rupa


sehingga dapat mengakomodir semua kepentingan masyarakat berdasarkan visi dan misi Bupati
dan Wakil Bupati terpilih dengan memperhatikan berbagai koridor peraturan perundang-
undangan yang berhubungan dengan perencanaan pembangunan. Dalam menyusun rancangan
RPJM Daerah tersebut, Kepala Bappeda menggunakan rancangan Renstra SKPD dan
berpedoman pada RPJP Daerah. Selanjutnya rancangan RPJM Daerah dijadikan bahan bagi
Kepala Bappeda untuk menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) Jangka Menengah Daerah. Hasil dari Musrenbang tersebut, akan dijadikan dasar
bagi Kepala Bappeda untuk menyusun rancangan akhir RPJM, untuk kemudian ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Daerah.

Anda mungkin juga menyukai