…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2.Sebutkan berkas yang dibutukan dalam perencanaan instalasi listrik pada suatu gedung / bangunan,
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3.Apa yang dimaksud dengan, SLP, SMP, SLTR, APP, PHB, IP dalam Instalasi Listrik
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
{Sumber Bacaan NO 2}
Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL ini dan harus pula diperhatikan ketentuan
yang terkait dalam dokumen berikut:
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenagan Propinsi
sebagai Daerah Otonomi.
Tenaga Listrik.
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik;
Sebelum merancang suatu instalasi listrik harus dilakukan penilaian (assessment) dan survai lokasi
seperti yang dijelaskan dalam IEC 364-3.
>>>Rancangan instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan dipahami oleh para
teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar yang berlaku.
a) Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan tempat instalasi
tersebut akan dipasang dan rancangan penyambungannya dengan sumber tenaga listrik.
Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik beserta sarana
kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar, motor listrik, PHB dan lain-lain.
Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya seperti hubungan lampu dengan
sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai pengatur kecepatannya, yang merupakan
bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir.
Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir b) dan PHB yang bersangkutan,
ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai hubungan tersebut.
Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya;
Susut tegangan;
Tingkat penerangan.
Cara pengujian;
h) Perkiraan biaya
{Sumber Bacaan NO 3}
yang dimaksud dengan, SLP, SMP, SLTR, APP, PHB, IP dalam Instalasi Listrik
PLN (Perusahaan Listrik Negara) adalah perusahaan yang mengelola ketenagalistrikan di Indonesia.
Untuk mengetahui besarnya tenaga listrik yang digunakan oleh pemakai atau pun pelanggan listrik.
dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengukur dan pembatas (APP) daya listrik. APP
merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab dari PLN. PLN bertugas membuat rekening
listrik serta mengeluarkan alat pengukur dan pembatas yang memiliki rekening yang legal dan
standar, oleh sebab itu di toko alat listrik atau pun toko bahan bangunan tidak ada yang menjual alat
pada rangkaian listrik dengan tegangan rendah, letak APP dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Keterangan :
GD : Gardu Distribusi
IP : Instalasi Pelanggan
SLTR yang menghubungkan antara listrik penyambungan pada GD/TR merupakan penghantar
dibawah atau di atas tanah. Yang dimaksud dengan pengukuran adalah untuk menentukan besarnya
pemakaian daya dan energi listrik. Berikut ini beberapa contoh alat pengukur dan pembatas untuk
menentukan besarnya pemakaian daya dan energi listrik, pada rangkaian instalasi listrik yang sering
dijumpai adalah kWh, KVaRh, KVA maksimum. Sistem pengukuran dibagi menjadi dua macam
yaitu :
Pengukuran Primer (Pengukuran secara langsung). Pengukuran Primer terjadi dari pengukuran primer
1 fasa untuk pelanggan dengan daya diatas 6600VA pada tegangan 220V / 380V dan pengukuran
primer tiga fasa untuk pelanggan dengan daya diatas 6600V sampai dengan 33000 VA pada tegangan
220 V / 380 V.
Pengukuran Sekunder Tiga Fasa (Pengukuran tidak langsung). pengukuran sekunder memelrlukan
trafo arus biasanya digunakan untuk pelanggan dengan daya 53KVA sampai dengan 197KVa .
Yang dimaksud dengan pembatas adalah pembatasan untuk menentukan batas pemakaian daya dan
Pada sistem tegangan rendah sampai dengan 100A digunakan MCB dan diatas 100A digunakana
Pada sistem tegangan menegah biasanya menggunakan pelabur tegangan menengah atau biasanya
{Sumber Bacaan NO 5}
5.Tuliskan rumus untuk perhitungan daya listrik yang Saudara ketahui !
Pengertian Daya Listrik dan Rumus untuk Menghitungnya – Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris
disebut dengan Electrical Power adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah
sirkuit/rangkaian. Sumber Energi seperti Tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan
beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, Daya
listrik adalah tingkat konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Kita mengambil
contoh Lampu Pijar dan Heater (Pemanas), Lampu pijar menyerap daya listrik yang diterimanya dan
mengubahnya menjadi cahaya sedangkan Heater mengubah serapan daya listrik tersebut menjadi
panas. Semakin tinggi nilai Watt-nya semakin tinggi pula daya listrik yang dikonsumsinya.
Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik adalah besarnya usaha
dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya adalah Jumlah Energi Listrik
yang digunakan tiap detik. Berdasarkan definisi tersebut, perumusan daya listrik adalah seperti
dibawah ini :
P=E/t
Dimana :
P = Daya Listrik
singkatan dari Power. Sedangkan Satuan Internasional (SI) Daya Listrik adalah Watt yang disingkat
dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule per detik (Watt = Joule / detik)
Satuan turunan Watt yang sering dijumpai diantaranya adalah seperti dibawah ini :
Rumus umum yang digunakan untuk menghitung Daya Listrik dalam sebuah Rangkaian Listrik adalah
sebagai berikut :
P=VxI
Atau
P = I2R
P = V2/R
Dimana :
Contoh Kasus I :
Sebuah Televisi LCD memerlukan Tegangan 220V dan Arus Listrik sebesar 1,2A untuk
Penyelesaiannya
Diketahui :
V = 220V
I = 1,2A
P=?
Jawaban :
P=VxI
P = 220V x 1,2A
P = 264 Watt
Jadi Televisi LCD tersebut akan mengkonsumsi daya listrik sebesar 264 Watt.