FADLURRAHMAN
F 231 21 068
Profil WP Pasangkayu
Secara administrasi, Wilayah Perencanaan
meliputi 2 desa dan 2 kelurahan dengan
total luas wilayah perencanaan adalah
5.304,05. Untuk lebih jelasnya mengenai
lingkup administrasi wilayah perencanaan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Kondisi Fisik Wilayah Perencanaan
TOPOGRAFI
Ketinggian pada WP Kecamatan Pasangkayu yang memiliki luas paling mendominasi berada
pada ketinggian 25-100 mdpl yaitu sekitar 59% dari total luas WP. Untuk lebih jelasnya
mengenai kondisi topografi di wilayah WP
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa didalam wilayah WP terdapat daerah dengan
ketinggian tertinggi yakni 100-500 mdpl yang berada di Desa Ako dan Kelurahan Martajaya
dengan luasan terluas di Kelurahan Martajaya, dan dengan ketinggian terendah yakni 0-25
mdpl hanya ada di Desa Ako, Desa Gunung Sari dan Kelurahan Pasangkayu dengan luasan
terluas ada di Kelurahan Pasangkayu.
KEMIRINGAN LERENG
Pada wilayah perencanaan sebesar 57% wilayah berada pada kemiringan 0-2% dan 12%
wilayah berada pada ketinggian 25-40%. Untuk wilayah yang berada pada ketinggian
lebih dari >40% hanya sekitar 1%.
Hal ini mengindikasikan bahwa pada wilayah perencanaan sekitar 1% luasan harus
ditetapkan sebagai konservasi, sedangkan untuk 12% wilayah yang berada di kemiringan
25-40% pengembangannya sangat terbatas dengan fungsi tertentu. Diketahui bahwa
dalam wilayah perencanaan kemiringan lereng yang mendominasi adalah 0-2% yang
terletak di 2 desa dan 2 kelurahan atau seluruh WP, sementara yang paling sedikit adalah
kemiringan lereng >40% yang hanya ada di Kelurahan Martajaya dan Desa Gunung Sari.
Kondisi Fisik Wilayah Perencanaan
GEOLOGI
berdasarkan ddata SHP Curah Hujan Kecamatan Pasangkayu bahwa untuk dikhususkan
wilayah perencanaan memiliki curah hujan yang sama yakni 2000-2500 mm.Kondisi geologi di
wilayah perencanaan terdiri dari 4 formasi geologi yakni batuan sedimen klastika miosen,
alluvium, endapan pantai dan molasa Sulawesi Sarasin. Formasi geologi yang ada/dapat di
temukan diseluruh wilayah perencanaan adalah alluvium dan endapan pantai. Dengan total
luas adalah 1195,8 atau sekitar 23% dari luas wilayah perencanaan keseluruhan.
.
Jenis Tanah
Seluruh jenis tanah yang ada di wilayah perencanaan semuanya dapat ditemukan di Desa
Ako, sementara untuk desa/kelurahan yang lain tidak semuanya.
Kondisi Fisik Wilayah Perencanaan
CURAH HUJAN
Berdasarkan data SHP Curah Hujan Kecamatan Pasangkayu bahwa untuk dikhususkan wilayah
. perencanaan memiliki curah hujan yang sama yakni 2000-2500 mm. Seluruh wilayah perencanaan
memiliki curah hujan yang sama dan/atau merata, serta curah hujan dengan luas tertinggi ada di Desa
Ako.
Penggunaan Lahan
Jenis Penggunaan Lahan di
.
sekitar WP Pasangkayu ini masih
didominasi oleh Kawasan
perkebunan terutama di Desa
Gunung Sari. Dimana sekitar
hampir lebih dari 70% kawasan
ini adalah kawasan perkebunan.
Sedangkan untuk lahan sendiri,
di Kawasan WP Pasangkayu ini
masih didominasi oleh lahan
milik pribadi, dimana masih
kurangnya investasi dari luar
seperti pihak swasta. Sehingga
kegiatan-kegiatan yang ada di
sekitar WP Pasangkayu ini masih
Daerah
merupakan Aliran Sungai
kegiatan yang
berskala local.
KEBENCANAAN
Kabupaten Pasangkayu terjadi 9 kebencanaan di setiap kecamatannya, tetapi dari sekian
.
banyaknya bencana yang terjadi di Kabupaten Pasangkayu hanya ada 4 bencana yang seringkali
terjadi di wilayah perencanaan (WP) yaitu, Banjir, Gempa bumi, Tanah longsor dan angin putting
beliung. Di kelurahan pasangkayu terjadi 2 kali gempa bumi, 2 kali banjir,2 kali angin
kencang/putting beliung dan 1 kali kebakaran, selama 5 tahun terakhir. sedangkan di Kelurahan
Martajaya terjadi 4 kali banjir, dan 2 kali gempa bumi. Di Desa Ako terjadi 2 kali gempa bumi dan
2 kali banjir. Di Desa Gunung sari terjadi 2 kali gempa bumi, 1 kali tanah longsor dan 1 kali
kebakaran.
KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk desa yang masuk pada WP Kecamatan Pasangkayu pada tahun
2022 menurut survei data sekunder adalah 32.101 jiwa. Jumlah penduduk yang
paling banyak adalah di Kelurahan Pasangkayu dengan jumlah 20.233 sedangkan
jumlah penduduk yang paling sedikit adalah di Desa Gunung Sari yaitu 3.561 jiwa.
SOSIAL BUDAYA
Kabupaten Pasangkayu dikenal sebagai wilayah yang didiami oleh masyarakat Suku
Mandar yang merupakan salah satu etnis terbesar di Sulawesi Tenggara. Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan kelompok kami Kab. Pasangkayu, terdapat pula
suku-suku lainnya di Kab. Pasangkayu seperti Suku Bugis dan kaili. Kondisi yang
heterogen tersebut membuat bahasa daerah di WP Pasangkayu cukupnya banyak
digunakan terutama bahasa mandar, bugis, dan kaili. Dalam hubungan antar
suku/integrasi secara umum sangat baik dan dapat dibuktikan dengan pernikahan
campuran yang sudah biasa dan tidak menimbulkan masalah. Mengenai stratifikasi
masyarakat secara adat dalam kehidupan masyarakat masih ada tetapi sudah agak
longgar begitu pula kebanggaan terhadap daerah masih tinggi namun tidak fanatik
POTENSI DAN MASALAH
POTENSI
MASALAH
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN
Analisis Sistem Pusat Pelayanan
.Pemekaran Kabupaten Pasangkayu bukanlah hal yang tanpa arti. Melainkan pemekaran
tersebut berdasarkan aspek budaya dan kearifan lokal masyarakat Pasangkayu. Sehingga
dapat dikatakan bahwa yang terjadi bukan perubahan tapi pengembalian nama yang
pernah ada yakni Pasangkayu namun dirubah seiring perjuangan pembentukan
Kabupaten. Nama Pasangkayu berasal dari Vovasanggayu yang merupakan Jati diri
masyarakat Pasangkayu. Salah satu tradisi adat Saulak yang menjadi ciri keunikan dengan
suku lain adalah adat perkawinan. Adat perkawinan ini masih tetap di junjung tinggi dan
dilaksanakan karena terikat dengan hukum-hukum adat yang wajib ditaati oleh segenap
masyarakatnya. Adat perkawinan ini juga merupakan salah satu pencerminan kepribadian
atau penjelmaan dari pada suku Mandar itu sendiri dalam memperkaya budaya-budaya di
Indonesia.
.Untuk prasarana tranportasi dengan terdapatnya Pelabuhan Tanjung Bakau dan Jaringan Jalan,
Sistem pergerakan jaringan transportasi darat, melalui jaringan jalan terhadap kota-kota di wilayah
provinsi Sulawesi Barat dengan Kabupaten Pasangkayu. Jalan Kolektor Primer yang berada di Kec.
Pasangkayu tentunya amat penting sebagai penghubung antara wilayah Kab. Pasangkayu dengan
kabupaten-kabupaten lain yang ada di seluruh Sulawesi dan wilayah/daerah yang ada di Kabupaten
Pasangkayu itu sendir
Analisis Kedudukan Dan Ketekaitan Aspek Lingkungan (Pengelolaan Fisik Dan SDA)
WP Pada Wilayah Yang Lebih Luas
Sungai Lariang merupakan sungai terpanjang di Pulau Sulawesi, panjang keseluruhan dari sungai
tersebut adalah 255 km dengan anak sungai mencapai 637 buah dan Luas DAS mencapai 7101 km
persegi. Sungai Lariang melintasi batas wilayah Propinsi Sulawesi Tengah hingga melewati Taman
Nasional Lore Lindu yang terletak di selatan Kabupaten Donggala yang merupakan daerah
tangkapan air 3 sungai besar, yakni Sungai Lariang, Sungai Gumbasa, dan Sungai Palu. Daerah yang
menjadi fokus penelitian teknis normalisasi sungai adalah Sub DAS hilir Lariang yang merupakan
bagian dari WS Pasangkayu Lariang yang secara administratif meliputi wilayah Kecamatan Tikke
(yang merupakan pemekaran Kecamatan Pasangkayu) dan Kecamatan Baras. Secara administratif
kawasan yang termasuk wilayah pengaruh Sub DAS hilir Lariang adalah Kecamatan Tikke dan Desa
Baras di Kecamatan Baras. Dari sistem DAS tersebut WP Perkotaan Pasangkayu seluruhnya berada
pada kawasan hilir. Dari sistem DAS tersebut WP Perkotaan Pasangkayu seluruhnya berada pada
kawasan hilir.
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN
Posisi kawasan WP Pasangkayu yang berada pada pusat perkotaan dalam aspek pertanahan dan
keamanan dapat ditinjau dari keberadaan kedudukan dan sistem kepolisian dan militer yang
terdapat di wilayah WP Pasangkayu. Sebagai pusat perkotaan di Kecamatan Pasangkayu, di WP
Pasangkayu terdapat kantor polisi sector yaitu kepolisian daerah Sulawesi Barat Resor Mamuju
Utara Sektor Pasangkayu. Pada sistem kemiliteran, di wilayah WP Pasangkayu hanya terdapat
Komando distrik militer di Kecamatan Pasangkayu yaitu Komando Distrik Militer 1427 Pasangkayu
Kedudukan dan keterkaitan aspek pendanaan dalam pengembangan WP berasal dari DAU dan
Dana Pendamping. Aspek pendanaan tersebut antara lain:
1. Dana Alokasi Umum Tambahan yang selanjutnya disebut DAU Tambahan adalah dukungan
pendanaan dari pemerintah pusat bagi Kelurahan di Daerah Kabupaten untuk kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan
2. Dana Pendamping
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN
Jenis tanah di wilayah perencanaan terdiri dari dua jenis tanah yaitu alluvial dan regosol.
Tanah alluvial merupakan salah satu dari jenis tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang
mengendap di daerah dataran rendah yang memiliki tingkat kesuburan yang baik dan cocok
untuk lahan pertanian, tanah ini belum memiliki profil yang stabil karena usia jenis tanah ini
masih muda sehingga belum memiliki struktur tanah yang solid. Jika terjadi banjir yang
sangat hebat, jenis tanah ini akan hanyut dan larut dalam air yang kemudian akan mengalami
proses pengendapan yang bercampur dengan lumpur.
KPada wilayah perencanaan terdapat 2 bentuk topografi yaitu datar dan berbukit. Dimana wilayah
tersebut didominasi dengan ketinggian 25-100 mdpl, dan sebahagian yang mempunyai ketinggian
100-500 mdpl. Secara wilayah 100 perencaaan mempunyai jenis kelas kelerengan atau elevasi
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN
ANALISIS KLIMATOLOGI
Pada karakteristik wilayah perencanaan tidak ada kawasan hutan lindung yang masuk
pada wilayah perencanaan. Pasa analisis kesesuaian lahan dapat diidentifikasi bahwa
kemampuan lahan pada WP Pasnagkayu memiliki kemampuan lahan yang tinggi karena
pada pembagian klasifikasinya memiliki luasan terbesar
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN
Analisis Sumber Daya Alam Dan Fisik Wilayah Lainnya (Zona Budi Daya)
Pada analisis penggunaan lahan zona budidaya berdasarkan kelompok budidaya memiliki luas
sebesar 2.132,29 hektar atau 51,83% dari total luas wilayah perencanaan. Luasan ini merupakan
luasan kegiatan budidaya baik budidaya terbangun dan budidaya non terbangun. Pada analisis
kesesuaian lahan untuk zona budidaya terdapat sekitar 3.112,32 hektar atau sekitar 75% dari total
luas wilayah perencanaan. Bila ditinjau dari kondisi fisik kemiringan lereng (di bawah 40% untuk
budidaya terbangun dan non terbangun) maka ada sekitar 3.580,13 hektar atau sekitar 87% dari
total luas wilayah perencanaan. Berdasarkan kondisi tersebut wilayah perencanaan merupakan
kawasan potensial yang dapat dikembangkan untuk pengembangan suatu Kawasan perkotaan.
Analisis Kependudukan
Analisis proyeksi penduduk yang dilakukan dengan gambaran pertumbuhan penduduk di
WP Pasangkayu memiliki laju yang tren sampai dengan 122 5 tahun pertama (2022-2027)
dan ditahun 2028 dengan harapan optimalisasi sector ekonomi dapat meningkatkan IPM
sebesar 0,46% mempengaruhi proyeksi penduduk sampai tahun 2042. Proyeksi penduduk
sampai dengan tahun 2042 didapat jumlah penduduk di WP Pasangkayu sebanyak 83.693
jiwa dengan pertumbuhan yang diintervensi oleh Indeks Pembangunan Manusia, dan
jumlah penduduk terbesar berada di Kelurahan Pasangkayu sebanyak 72.751 jiwa dan Desa
Ako sebanyak 6.958 jiwa.
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN
A. Sarana Pendidikan
B. Sarana Kesehatan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dari 2
Berdasarkan hasil analisis pada tahun 2042 desa pada
desa dan 2 kelurahan yang termasuk ke dalam WP
wilayah WP Pasangkayu yang memiiki kebutuhan
sebagian besar membutuhkan penambahan unit
penambahan unit terbesar adalah Kelurahan
terhadap beberapa sarana pendidikan, beriringan
Pasangkayu yakni fasilitas posyandu sebanyak 58 unit.
dengan bertambahnya jumlah penduduk di 5 tahun
Dan desa/kelurahan yang paling sedikit atau sama
kedepan yakni pada tahun 2042. Sarana pendidikan
sekali tidak memiliki penambahan kebutuhan unit
yang memiliki membutuhkan penambahan unit
adalah Kalurahan Martajaya yakni tidak memiliki
terbesar adalah Paud, TK dan SLB (Sekolah Luar Biasa)
penambahan nilai kebutuhan unit fasilitas apotek,
pada Kelurahan Pasangkayu; dimana 136 pada tahun
puskesmas dan rumah sakit, Desa Ako yakni fasilitas
eksisting terdapat Paud sebanyak 2 unit, TK sebanyak 1
apotek, puskesmas dan rumah sakit, dan desa
unit dan SLB tidak ada atau 0 unit, dan pada hasil
gunungsari yakni fasilitas aotek, puskesmas, praktek
perhitungan 5 tahun kedepan yakni pada tahun 2042
dan rumah sakit
ketiga sarana pendidikan tersebut membutuhkan
penambahan masing-masing sarana menjadi 58 unit.
Berdasarkan hasil analisis pada tahun 2041 Berdasarkan hasil analisis bahwa desa/kelurahan yang
desa/kelurahan yang memiliki nilai penambahan unit memiliki nilai penambahan kebutuhan unit terbesar pada
fasilitas perniagaan adalah kelurahan pasnagkayu yakni 2042 adalah Kelurahan Pasangkayu yaitu fasilitas mushola
fasilitas warung dan toko dengan masing-masing sebesar 291 unit. Dan terendah atau sama sekali tidak
jumlah penambahannya adalah 291 unit. Sementara memiliki nila penamahan unit adalah Kelurahan
yang terendah atau sama sekali tidak ada penmabahan Martajaya yaitu masjid, Desa Ako yaitu masjid, 137 dan
adalah Kelurahan Martajaya yaitu fasilitas pasar, Desa Desa Gunung Sari yaitu masjid gereja protesan, gereja
Ako yaitu pasar dan Desa Gunung Sari yaitu pasar. katolik dan pura.
Untuk Kelurahan Martajaya sendiri untuk kebutuhan menjadi 15227 KW seiring bertambahnya jumlah
sarana persampahannya dari tahun eksisting hingga penduduk beserta kebutuhannya. Untuk
2042 sama yakni 1 armada. Desa Ako memiliki Kelurahan Martajaya total kebutuhan listrik
kebutuhan sarana persapahan eksisting sebanyak 1 eksisting sebesar 493 KW dan pada tahun 2042
armada dan mengalami peningkatan pada tahun 2042
meningkat menjadi 1047 KW. Pada Desa Ako
menjadi 2 armada. Dan yang terakhir Desa Gunung Sari
untuk eksistingnya sebesar 822 KW dan
eksistingnya sebanyak 1 armada namu mengalami
mengalami peningkatan pada tahun 2042
penurunan kebuuhan atau tidak adanya penambahan
menjadi 1456 KW. Dan yang terakhir Desa
armada pada tahun 2042 yang berdasarkan hasil
Gunung Sari eksistingnya sebesar 745 KW dan
perhitungan analisis kelompok kami dimana setiap
tahunnya volume sampah di Desa Gunung Sari menurun mengalami penurunan menjadi 213 KW.
yang dimana hal itu bisa menjadi salah satu factor atau
alasan pada tahun 2042 Desa Gunung Sari tidak
mengalami penambahan kebutuhan sarana
persampahan. Untuk lebih jelasnya hasil analisis dapat
dilihat pada tabel di bawah
Prasarana Telekomunikasi
Pada Kelurahan Pasangkayu untuk eksisting
jumlah seluler yang di perlukas sebesar 8 dan
mengalami eningkatan pada tahun 2042
menjadi 27. Untuk Kelurahan Martajaya
eksistingnya sebesar 1 dan pada tahun 2042
mengalami penambahan menjadi 2, pada Desa
Ako eksistingnya sebesar 1 dan pada tahun 2042
mengalai penambahan juga menjadi 3.
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN
Dari analisis yang dilakukan sebelumnya dapat terlihat bahwa pada WP Pasangkayu masih sangat
potensial untuk direncanakan dengan fasilitas trotoar dan jalur khusus sepeda, sehingga analisis
ketersediaan dan dimensi standar yang dibutuhkan khususnya bagi pejalan kaki yang menghubungkan
pusat-pusat kegiatan, permukiman, perdagangan dan jasa di pusat perkotaan, dari amatan eksisting,
dimensi lebar jalur pedestrian memiliki lebar 1 hingga 1,8 meter yang terdapat pada jalan kolektor, jalan
lokal dan lingkungan
1. Arahan RTRW Kabupaten Mamuju Utara Penataan ruang Kabupaten Mamuju Utara
bertujuan untuk mewujudkan Kabupaten Mamuju Utara sebagai pusat perkebunan
kakao dan kelapa sawit didukung kegiatan pertanian, perikanan, industri,
pertambangan, dan pariwisata yang inovatif dan infrastruktur wilayah yang handal
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup dalam rangka pemerataan
kesejahteraan masyarakat.
Beberapa arahan kebijakan terkait dengan wilayah perencanaan diantaranya:
1) PKW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah Kawasan Perkotaan
Pasangkayu di Kecamatan Pasangkayu.
2) jalan kolektor primer K1 yang ada di Kabupaten Mamuju Utara (dalam wilayah
perencanaan) terdiri dari:
• ruas jalan Surumana (batas Provinsi Sulawesi Tengah) - Pasangkayu dengan panjang
49,01 km.
• ruas jalan Pasangkayu – Baras dengan panjang 58,05 km.
3) pembangkit listrik tenaga diesel di Pasangkayu di Kecamatan Pasangkayu.
4) pembangkit listrik tenaga surya di Desa Ako Kecamatan Pasangkayu.
5) CAT Lintas Provinsi Pasangkayu.
6) DI Martajaya dengan luas pelayanan potensial kurang lebih 300 ha.
7) DI Pasangkayu dengan luas pelayanan potensial kurang lebih 975 ha.
8) IPAM Pasangkayu di Kecamatan Pasangkayu.
9) Sungai Pasangkayu di Kecamatan Pasangkayu
KONSEP RENCANA
A. Sub WP A
Sub WP A diarahkan pada Kel Pasangkayu yang memiliki fungsi pengembangan
Pusat Perkantoran Pemerintahan luas Sub WP A adalah 999 Ha. Fungsi yang
diemban pada Sub WP A adalah:
1. Pusat pemerintahan Kabupaten Pasangkayu
2. Sebagai kawasan pendukung kegiatan di Sub WP
3. Pusat perumahan perkotaan
4. Pelayanan umum dan sosial
B. Sub WP B
Sub WP B diarahkan pada Kel Martajaya dan Desa Ako. Luas Sub WP B adalah 3419
Ha. Pada Sub WP ini diarahkan sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa skala Kota.
Fungsi yang diemban pada Sub WP B adalah:
1. Pusat perdagangan dan jasa skala regiona
2. Pusat pelayanan dalam mendukung kegiatan perekonomian daerah sekitar dalam
skala regional dan kawasan
C. Sub WP C Sub WP C diarahkan pada Desa Gunung Sari. Luas Sub WP C adalah 844
Ha. Pada Sub WP didominasi oleh laha pertanian. Arahan pengembangan kawasan
pada Sub WP ini, diarahkan sebagai Pelestarian lahan pertanian. Fungsi yang
diemban pada Sub WP C merupakan pusat koleksi-distribusi pertanian dan
perikanan
KONSEP RENCANA