Anda di halaman 1dari 50

Executive Summary

RENCANA KAWASAN PERKOTAAN


WILAYAH PERENCANAAN
PASANGKAYU

FADLURRAHMAN
F 231 21 068

. STUDIO PERENCANAAN KOTA


KELOMPOK 4 A
RENCANA DETAIL TATA RUANG
(RDTR)
Muatan RDTR terdiri atas tujuan penataan WP, rencana struktur ruang, rencana
pola ruang, ketentuan pemanfaatan ruang, dan peraturan zonasi.
1. Tujuan Penataan WP
Tujuan penataan WP merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang akan
dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam
RTRW kabupaten/kota dan merupakan alasan disusunnya RDTR tersebut, serta
apabila diperlukan dapat dilengkapi konsep pencapaian. Tujuan penataan WP
berisi tema yang akan direncanakan di wilayah perencanaan. Tujuan penataan
WP berfungsi:
a. sebagai acuan untuk penyusunan rencana pola ruang, penyusunan rencana
struktur ruang, penyusunan ketentuan pemanfaatan ruang, penyusunan
peraturan zonasi; dan
b. untuk menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan wilayah
perencanaan dengan RTRW kabupaten/kota Perumusan
tujuan penataan WP didasarkan pada:
a. Arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW kabupaten/kota;
b. Isu strategis wilayah perencanaan, yang antara lain dapat berupa potensi,
masalah, dan urgensi penanganan; dan
c. Karakteristik wilayah perencanaan.
Tujuan penataan WP dirumuskan dengan mempertimbangkan:
a. Keseimbangan dan keserasian antarbagian dari wilayah kabupaten/kota;
b. Fungsi dan peran WP;
c. Potensi investasi;
d. Keunggulan dan daya saing WP;
e. Kondisi sosial dan lingkungan WP;
f. Peran dan aspirasi masyarakat dalam pembangunan; dan
g. Prinsip-prinsip yang merupakan penjabaran dari tujuan tersebut.
2. Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang merupakan susunan pusat-pusat pelayanan dan sistem
jaringan prasarana di WP yang akan dikembangkan untuk mencapai tujuan dalam
melayani kegiatan skala WP. Rencana struktur ruang berfungsi sebagai:
a. Pembentuk sistem pusat pelayanan di dalam WP;
b. Dasar perletakan jaringan serta rencana pembangunan prasarana dan utilitas
dalam WP sesuai dengan fungsi pelayanannya; dan
c. Dasar rencana sistem pergerakan dan aksesibilitas lingkungan dalam RTBL dan
rencana teknis sektoral.

Rencana struktur ruang dirumuskan dengan kriteria:


a. Memperhatikan rencana struktur ruang WP lainnya dalam wilayah
kabupaten/kota;
b. Memperhatikan rencana struktur ruang kabupaten/kota sekitarnya yang
berbatasan langsung dengan WP;
c. Menjamin keterpaduan dan prioritas pelaksanaan pembangunan prasarana dan
utilitas pada WP;
d. Mengakomodasi kebutuhan pelayanan prasarana dan utilitas WP termasuk
kebutuhan pergerakan manusia dan barang; dan
e. Mempertimbangkan inovasi dan/atau rekayasa teknologi.

Materi rencana struktur ruang meliputi:


a. Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan
b. Rencana Jaringan Transportasi
c. Rencana Jaringan Energi
d. Rencana Jaringan Telekomunikasi
e. Rencana Jaringan Sumber Daya Air
f. Rencana Jaringan Air Minum,
g. Rencana Pengelolaan Air Limbah dan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)
h. Rencana Jaringan Persampahan
i. Rencana Jaringan Drainase
j. Rencana Jaringan Prasarana Lainnya
3. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang merupakan rencana distribusi zona pada WP yang
akan diatur sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. Rencana pola ruang
berfungsi sebagai:
a. Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial budaya, ekonomi, serta
kegiatan pelestarian fungsi lingkungan dalam WP;
b. Dasar penerbitan Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang;
c. Dasar penyusunan RTBL dan rencana teknis lainnya; dan
d. Dasar penyusunan rencana jaringan prasarana.
Rencana pola ruang dirumuskan dengan kriteria:
a. Mengacu pada rencana pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW
kabupaten/kota;
b. Mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dan infrastruktur dalam WP;
c. Memperkirakan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial
ekonomi dan pelestarian fungsi lingkungan, khususnya untuk kawasan
perkotaan yang memiliki kegiatan yang berpotensi menimbulkan
bangkitan yang cukup besar;
d. Mempertimbangkan ketersediaan ruang yang ada;
e. Memperhatikan rencana pola ruang bagian wilayah yang berbatasan;
f. Memperhatikan mitigasi dan adaptasi bencana pada WP, termasuk
dampak perubahan iklim; dan g. Menyediakan RTH dan RTNH untuk
menampung kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat.
4. Ketentuan Pemanfaatan Ruang Ketentuan pemanfaatan ruang dalam
RDTR merupakan upaya mewujudkan RDTR dalam bentuk program
pengembangan WP dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan
sampai akhir tahun masa perencanaan sebagaimana diatur dalam
pedoman ini. Ketentuan pemanfaatan ruang berfungsi sebagai:
a. dasar pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman investasi
pengembangan WP;
b. arahan untuk sektor dalam penyusunan program;
c. dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahunan dan penyusunan program tahunan untuk setiap jangka 5 (lima)
tahun; dan d. acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.

Ketentuan pemanfaatan ruang disusun dengan kriteria:


a. mendukung perwujudan rencana struktur ruang dan rencana pola
ruang;
b. mendukung program penataan ruang wilayah kabupaten/kota;
c. realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu
perencanaan;
d. konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun,
baik dalam jangka waktu tahunan maupun lima tahunan; dan
e. terjaganya sinkronisasi antar program dalam satu kerangka program
terpadu pengembangan wilayah kabupaten/kota.
5. PERATURAN ZONASI
PZ disusun untuk setiap zona peruntukan baik zona budidaya maupun
zona lindung dengan memperhatikan esensi fungsinya yang
ditetapkan dalam rencana rinci tata ruang dan bersifat
mengikat/regulatory. Dalam sistem regulatory, seluruh kawasan
perkotaan terbagi habis ke dalam zona peruntukan ruang yang
tergambarkan dalam peta rencana pola ruang. Pada setiap zona
peruntukan akan berlaku satu aturan dasar tertentu yang mengatur
perpetakan, kegiatan, intensitas ruang dan tata bangunan. Peraturan
zonasi merupakan ketentuan sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari RDTR dan berfungsi sebagai:
a. perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;
b. acuan dalam pemberian rekomendasi Keseuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang, termasuk di dalamnya air right development dan
pemanfaatan ruang di bawah tanah;
c. acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;
d. acuan dalam pengenaan sanksi; dan
e. rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan
penetapan lokasi investasi.

Peraturan zonasi bermanfaat untuk:


a. menjamin dan menjaga kualitas ruang WP minimal yang ditetapkan;
b. menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan meminimalkan
penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik zona; dan
c. meminimalkan gangguan atau dampak negatif terhadap zona
Latar Belakang
Kecamatan Pasangkayu merupakan salah satu kecamatan
yang berada di Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi
Barat, Indonesia. Ibu kota Kecamatan Pasangkayu adalah
kelurahan Pasangkayu yang berjarak 0 Km dari ibukota
kabupaten. Desa terjauh dari ibukota kecamatan adalah Desa
Pakawa (30 Km) dan yang terdekat Desa Ako (3 Km). Pada
tahun 2021 Kecamatan Pasangkayu memiliki luas 312,05 km2,
dan terbagi menjadi 2 Kelurahan dan 4 desa, yaitu : Kelurahan
Pasangkayu, Kelurahan Martajaya, Desa Pakawa, Desa Karya
bersama, Desa Ako, dan Desa Gunung Sari. Kecamatan
Pasangkayu memiliki desa terluas yaitu, Desa Pakawa dengan
jumlah 143,84 Km2 dan desa terkecil yaitu Desa Ako dengan
luas 13,69 Km2.

Kecamatan Pasangkayu merupakan kawasan strategis


kabupaten di bagi menjadi 2, yaitu: kawasan strategis dari sudut
kepentingan ekonomi dan kawasan strategis dari sudut
kepentingan sosial budaya. Kawasanstrategis dari sudut
kepetingan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a terdiri dari: a. Kawasan perkotaan strategis, b.
kawasanpertanian pangan berkelanjutan mencakup sawah
setengah irigasi teknis. c. kawasan perkebunan strategis di
mana mencakup kawasan perkebunan kakao dan kepala dalam
dan kawasan perkebunan kelapa dalam, kepala sawit, kakao,
dan jeruk. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial
budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah
kawasan masyarakat adat Suku To’Bunggu terdapat di Desa
Pakawa.
Ruang Lingkup Wilayah
Kecamatan Pasangkayu terletak sekitar 1 km dari ibukota Kabupaten Pasangkayu
yaitu Kecamatan Pasangkayu. Secara geografis, kecamatan ini berada diantara
1.1802° S - 119.3614° E dengan batas wilayah sebagai berikut:
· Sebelah Utara: Kecamatan Bambalamotu
· Sebelah selatan: Kecamatan Pedongga
· Sebelah Barat: Selat Makassar
· Sebelah Timut: Provinsi Sulawesi Tengah
Luas Kecamatan Pasangkayu yang sebesasar 312,05 km2 terdiri dari 4 Desa dan 2
kelurahan yaitu Kelurahan Pasangkayu, Kelurahan Martajaya, Desa Ako, Desa
Gunung Sari, Desa Pakawa dan Desa Karya Bersama.
Ruang lingkup wilayah perencanaan di Kecamatan Pasangkayu berjumlah 2 desa
dan 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Pasangkayu, Kelurahan Martajaya, Desa Ako dan
Desa Gunung Sari.

Profil WP Pasangkayu
Secara administrasi, Wilayah Perencanaan
meliputi 2 desa dan 2 kelurahan dengan
total luas wilayah perencanaan adalah
5.304,05. Untuk lebih jelasnya mengenai
lingkup administrasi wilayah perencanaan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Kondisi Fisik Wilayah Perencanaan

TOPOGRAFI
Ketinggian pada WP Kecamatan Pasangkayu yang memiliki luas paling mendominasi berada
pada ketinggian 25-100 mdpl yaitu sekitar 59% dari total luas WP. Untuk lebih jelasnya
mengenai kondisi topografi di wilayah WP
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa didalam wilayah WP terdapat daerah dengan
ketinggian tertinggi yakni 100-500 mdpl yang berada di Desa Ako dan Kelurahan Martajaya
dengan luasan terluas di Kelurahan Martajaya, dan dengan ketinggian terendah yakni 0-25
mdpl hanya ada di Desa Ako, Desa Gunung Sari dan Kelurahan Pasangkayu dengan luasan
terluas ada di Kelurahan Pasangkayu.

KEMIRINGAN LERENG
Pada wilayah perencanaan sebesar 57% wilayah berada pada kemiringan 0-2% dan 12%
wilayah berada pada ketinggian 25-40%. Untuk wilayah yang berada pada ketinggian
lebih dari >40% hanya sekitar 1%.
Hal ini mengindikasikan bahwa pada wilayah perencanaan sekitar 1% luasan harus
ditetapkan sebagai konservasi, sedangkan untuk 12% wilayah yang berada di kemiringan
25-40% pengembangannya sangat terbatas dengan fungsi tertentu. Diketahui bahwa
dalam wilayah perencanaan kemiringan lereng yang mendominasi adalah 0-2% yang
terletak di 2 desa dan 2 kelurahan atau seluruh WP, sementara yang paling sedikit adalah
kemiringan lereng >40% yang hanya ada di Kelurahan Martajaya dan Desa Gunung Sari.
Kondisi Fisik Wilayah Perencanaan

GEOLOGI
berdasarkan ddata SHP Curah Hujan Kecamatan Pasangkayu bahwa untuk dikhususkan
wilayah perencanaan memiliki curah hujan yang sama yakni 2000-2500 mm.Kondisi geologi di
wilayah perencanaan terdiri dari 4 formasi geologi yakni batuan sedimen klastika miosen,
alluvium, endapan pantai dan molasa Sulawesi Sarasin. Formasi geologi yang ada/dapat di
temukan diseluruh wilayah perencanaan adalah alluvium dan endapan pantai. Dengan total
luas adalah 1195,8 atau sekitar 23% dari luas wilayah perencanaan keseluruhan.
.

Jenis Tanah
Seluruh jenis tanah yang ada di wilayah perencanaan semuanya dapat ditemukan di Desa
Ako, sementara untuk desa/kelurahan yang lain tidak semuanya.
Kondisi Fisik Wilayah Perencanaan
CURAH HUJAN
Berdasarkan data SHP Curah Hujan Kecamatan Pasangkayu bahwa untuk dikhususkan wilayah
. perencanaan memiliki curah hujan yang sama yakni 2000-2500 mm. Seluruh wilayah perencanaan
memiliki curah hujan yang sama dan/atau merata, serta curah hujan dengan luas tertinggi ada di Desa
Ako.

Daerah Aliran Sungai


Daerah aliran sungai di wilayah perencanaan berdasarkan data SHP Daerah Aliran Sungai menunjukkan
bahwa wilayah perencanaan terdiri dari 2 DAS kecil yaitu DAS Rio dengan total luas 3331 Ha dan DAS DAS51144
dengan total luas 1929 Ha. Dari ke 2 DAS tersebut DAS Rio merupakan DAS yang memiliki luasan terbesar di
wilayah perencanaan.
Kondisi Fisik Wilayah Perencanaan
CURAH HUJAN
Berdasarkan data SHP Curah Hujan Kecamatan Pasangkayu bahwa untuk dikhususkan wilayah
. perencanaan memiliki curah hujan yang sama yakni 2000-2500 mm. Seluruh wilayah perencanaan
memiliki curah hujan yang sama dan/atau merata, serta curah hujan dengan luas tertinggi ada di Desa
Ako.

Daerah Aliran Sungai


Daerah aliran sungai di wilayah perencanaan berdasarkan data SHP Daerah Aliran Sungai menunjukkan
bahwa wilayah perencanaan terdiri dari 2 DAS kecil yaitu DAS Rio dengan total luas 3331 Ha dan DAS DAS51144
dengan total luas 1929 Ha. Dari ke 2 DAS tersebut DAS Rio merupakan DAS yang memiliki luasan terbesar di
wilayah perencanaan.
Penggunaan Lahan dan Pertanahan

Penggunaan Lahan
Jenis Penggunaan Lahan di
.
sekitar WP Pasangkayu ini masih
didominasi oleh Kawasan
perkebunan terutama di Desa
Gunung Sari. Dimana sekitar
hampir lebih dari 70% kawasan
ini adalah kawasan perkebunan.
Sedangkan untuk lahan sendiri,
di Kawasan WP Pasangkayu ini
masih didominasi oleh lahan
milik pribadi, dimana masih
kurangnya investasi dari luar
seperti pihak swasta. Sehingga
kegiatan-kegiatan yang ada di
sekitar WP Pasangkayu ini masih
Daerah
merupakan Aliran Sungai
kegiatan yang
berskala local.
KEBENCANAAN
Kabupaten Pasangkayu terjadi 9 kebencanaan di setiap kecamatannya, tetapi dari sekian
.
banyaknya bencana yang terjadi di Kabupaten Pasangkayu hanya ada 4 bencana yang seringkali
terjadi di wilayah perencanaan (WP) yaitu, Banjir, Gempa bumi, Tanah longsor dan angin putting
beliung. Di kelurahan pasangkayu terjadi 2 kali gempa bumi, 2 kali banjir,2 kali angin
kencang/putting beliung dan 1 kali kebakaran, selama 5 tahun terakhir. sedangkan di Kelurahan
Martajaya terjadi 4 kali banjir, dan 2 kali gempa bumi. Di Desa Ako terjadi 2 kali gempa bumi dan
2 kali banjir. Di Desa Gunung sari terjadi 2 kali gempa bumi, 1 kali tanah longsor dan 1 kali
kebakaran.
KEPENDUDUKAN

Jumlah penduduk desa yang masuk pada WP Kecamatan Pasangkayu pada tahun
2022 menurut survei data sekunder adalah 32.101 jiwa. Jumlah penduduk yang
paling banyak adalah di Kelurahan Pasangkayu dengan jumlah 20.233 sedangkan
jumlah penduduk yang paling sedikit adalah di Desa Gunung Sari yaitu 3.561 jiwa.

SOSIAL BUDAYA
Kabupaten Pasangkayu dikenal sebagai wilayah yang didiami oleh masyarakat Suku
Mandar yang merupakan salah satu etnis terbesar di Sulawesi Tenggara. Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan kelompok kami Kab. Pasangkayu, terdapat pula
suku-suku lainnya di Kab. Pasangkayu seperti Suku Bugis dan kaili. Kondisi yang
heterogen tersebut membuat bahasa daerah di WP Pasangkayu cukupnya banyak
digunakan terutama bahasa mandar, bugis, dan kaili. Dalam hubungan antar
suku/integrasi secara umum sangat baik dan dapat dibuktikan dengan pernikahan
campuran yang sudah biasa dan tidak menimbulkan masalah. Mengenai stratifikasi
masyarakat secara adat dalam kehidupan masyarakat masih ada tetapi sudah agak
longgar begitu pula kebanggaan terhadap daerah masih tinggi namun tidak fanatik
POTENSI DAN MASALAH

. Adapun potensi yang mendominasi WP


Berdasarkan hasil survei di kecamatan Pasangkayu yaitu terdapat potensi Pertanian
Pasangkayu terdapat 2 kelurahan dan 2 dan Perkebunan seperti kelapa, terdapat
desa yang menjadi bagian dari wilayah
potensi Pariwisata dan potensi
perencanaan yaitu kelurahan pasangkayu,
Pengembangan pelabuhan. Disamping itu
kelurahan martajaya, desa Ako, dan desa
terdapat permasalahan yaitu penampungan
Gunung sari yang masing masing
TPA melampaui batas, masih terdapat
wilayahnya memiliki potensi dan juga
beberapa jalanan rusak, dan kondisi air yang
permasalahan.
kurang baik dan mengandung kapur.

POTENSI

MASALAH
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN
Analisis Sistem Pusat Pelayanan

. sistem pusat kegiatan dapat ditinjau melalui sentralitas dari kegiatankegiatan di WP


Kecamatan Pasangkayu. Metode yang digunakan yaitu menggunakan analisis sentralitas
marshall.

Hasil analisis dari indeks sentralitas marshall menunjukkan bahwa desa/kelurahan


yang masuk pada orde I adalah Kelurahan Pasangkayu, Desa/Kelurahan yang
masuk pada orde II adalah Desa Ako. Desa/Kelurahan yang masuk pada kelompok
orde III adalah Kelurahan Martajaya dan Desa Gunung Sari
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN
Analisis Sistem Jaringan Jalan
. Untuk jalan lokal yang ada di WP merupakan jalan yang menghubungkan
beberapa
. kecamatan yang ada di Kabupaten Pasangkayu Sistem jaringan jalan
pada WP kabupaten pasang kayu secara layanan sudah cukup memadai untuk
mendukung hubungan aktivitas antara kegiatan di WP Pasangkayu, baik antara
kegiatan perumahan, perkantora, sampai pada aktivitas ekonomi primer seperti
pertanian telah terlayani oleh sistem jaringan jalan. Total panjang jaringan jalan
yang terdapat di WP Kabupaten Pasangkayu adalah km, yang terdiri dari:
1. Jalan arteri = 13 km
2. jalan local = 12 km
3. jalan lainnya = 71 km

Analisis Sistem Penggunaan Lahan (Land Use)

Analisis Simpangan Antara Pola Ruang RTRW Dan Kondisi Eksisting

Penggunaan lahan di WP Pasangkayu masih didominasi oleh lahan non terbangun


yang berupa hutan rimba, perkebunan dan sawah. Penggunaan lahan budidaya
terbangun terpusat di wilayah Kaspute dan Lauru serta membentuk ribbon
development sepanjang jalur jalan Yos Sudarso.
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

Analisis Kedudukan Dan Peran WP


Dalam Wilayah yang Lebih Luas

Analisis Kedudukan Dan Keterkaitan Sosial Budaya Dan


Demografi WP pada Wilayah Yang Lebih Luas

.Pemekaran Kabupaten Pasangkayu bukanlah hal yang tanpa arti. Melainkan pemekaran
tersebut berdasarkan aspek budaya dan kearifan lokal masyarakat Pasangkayu. Sehingga
dapat dikatakan bahwa yang terjadi bukan perubahan tapi pengembalian nama yang
pernah ada yakni Pasangkayu namun dirubah seiring perjuangan pembentukan
Kabupaten. Nama Pasangkayu berasal dari Vovasanggayu yang merupakan Jati diri
masyarakat Pasangkayu. Salah satu tradisi adat Saulak yang menjadi ciri keunikan dengan
suku lain adalah adat perkawinan. Adat perkawinan ini masih tetap di junjung tinggi dan
dilaksanakan karena terikat dengan hukum-hukum adat yang wajib ditaati oleh segenap
masyarakatnya. Adat perkawinan ini juga merupakan salah satu pencerminan kepribadian
atau penjelmaan dari pada suku Mandar itu sendiri dalam memperkaya budaya-budaya di
Indonesia.

Analisis Kedudukan Dan Keterkaitan Ekonomi Wilayah Perencanaan Dengan


Wilayah Yang Lebih Luass

Kegiatan perekonomian di Kawasan WP Pasangkayu sendiri di dominasi oleh kegiatan


perkebunan sawit, sawah, dan pertanian cabai. Sektor perkebunan di WP Pasangkayu
sendiri meningkatkan pertumbuhan perekonomiandi WP Pasangkayu.
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

Analisis Kedudukan Dan Keterkaitan Sistem Prasarana Wilayah Perencanaan Dengan


Wilayah Yang Lebih Luas

.Untuk prasarana tranportasi dengan terdapatnya Pelabuhan Tanjung Bakau dan Jaringan Jalan,
Sistem pergerakan jaringan transportasi darat, melalui jaringan jalan terhadap kota-kota di wilayah
provinsi Sulawesi Barat dengan Kabupaten Pasangkayu. Jalan Kolektor Primer yang berada di Kec.
Pasangkayu tentunya amat penting sebagai penghubung antara wilayah Kab. Pasangkayu dengan
kabupaten-kabupaten lain yang ada di seluruh Sulawesi dan wilayah/daerah yang ada di Kabupaten
Pasangkayu itu sendir

Analisis Kedudukan Dan Ketekaitan Aspek Lingkungan (Pengelolaan Fisik Dan SDA)
WP Pada Wilayah Yang Lebih Luas

Sungai Lariang merupakan sungai terpanjang di Pulau Sulawesi, panjang keseluruhan dari sungai
tersebut adalah 255 km dengan anak sungai mencapai 637 buah dan Luas DAS mencapai 7101 km
persegi. Sungai Lariang melintasi batas wilayah Propinsi Sulawesi Tengah hingga melewati Taman
Nasional Lore Lindu yang terletak di selatan Kabupaten Donggala yang merupakan daerah
tangkapan air 3 sungai besar, yakni Sungai Lariang, Sungai Gumbasa, dan Sungai Palu. Daerah yang
menjadi fokus penelitian teknis normalisasi sungai adalah Sub DAS hilir Lariang yang merupakan
bagian dari WS Pasangkayu Lariang yang secara administratif meliputi wilayah Kecamatan Tikke
(yang merupakan pemekaran Kecamatan Pasangkayu) dan Kecamatan Baras. Secara administratif
kawasan yang termasuk wilayah pengaruh Sub DAS hilir Lariang adalah Kecamatan Tikke dan Desa
Baras di Kecamatan Baras. Dari sistem DAS tersebut WP Perkotaan Pasangkayu seluruhnya berada
pada kawasan hilir. Dari sistem DAS tersebut WP Perkotaan Pasangkayu seluruhnya berada pada
kawasan hilir.
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

Analisis Kedudukan Dan Keterkaitan Aspek Pertahanan Dan Keamanan WP

Posisi kawasan WP Pasangkayu yang berada pada pusat perkotaan dalam aspek pertanahan dan
keamanan dapat ditinjau dari keberadaan kedudukan dan sistem kepolisian dan militer yang
terdapat di wilayah WP Pasangkayu. Sebagai pusat perkotaan di Kecamatan Pasangkayu, di WP
Pasangkayu terdapat kantor polisi sector yaitu kepolisian daerah Sulawesi Barat Resor Mamuju
Utara Sektor Pasangkayu. Pada sistem kemiliteran, di wilayah WP Pasangkayu hanya terdapat
Komando distrik militer di Kecamatan Pasangkayu yaitu Komando Distrik Militer 1427 Pasangkayu

Analisis Kedudukan Dan Keterkaitan Aspek Pendanaan WP

Kedudukan dan keterkaitan aspek pendanaan dalam pengembangan WP berasal dari DAU dan
Dana Pendamping. Aspek pendanaan tersebut antara lain:
1. Dana Alokasi Umum Tambahan yang selanjutnya disebut DAU Tambahan adalah dukungan
pendanaan dari pemerintah pusat bagi Kelurahan di Daerah Kabupaten untuk kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan
2. Dana Pendamping
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

Analisis Sumber Daya Alam Dan Fisik Atau Lingkungan WP

Analisis Sumber Daya Tanah

Jenis tanah di wilayah perencanaan terdiri dari dua jenis tanah yaitu alluvial dan regosol.
Tanah alluvial merupakan salah satu dari jenis tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang
mengendap di daerah dataran rendah yang memiliki tingkat kesuburan yang baik dan cocok
untuk lahan pertanian, tanah ini belum memiliki profil yang stabil karena usia jenis tanah ini
masih muda sehingga belum memiliki struktur tanah yang solid. Jika terjadi banjir yang
sangat hebat, jenis tanah ini akan hanyut dan larut dalam air yang kemudian akan mengalami
proses pengendapan yang bercampur dengan lumpur.

Analisis Topografi Dan Kelerengan

KPada wilayah perencanaan terdapat 2 bentuk topografi yaitu datar dan berbukit. Dimana wilayah
tersebut didominasi dengan ketinggian 25-100 mdpl, dan sebahagian yang mempunyai ketinggian
100-500 mdpl. Secara wilayah 100 perencaaan mempunyai jenis kelas kelerengan atau elevasi
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

ANALISIS KLIMATOLOGI

Dengan pengamatan langsung di lokasi wilayah studi ternyata WP


memiliki intensitas curah hujan yang sangat tinggi di mana terdapat
banyaknya abrasi yang terjadi di setiap lokasi WP dan juga sering
terjadinya banjir dalam 5 atau 10 tahun terakhir

Analisis Sumber Daya Alam (Zona Lindung)

Pada karakteristik wilayah perencanaan tidak ada kawasan hutan lindung yang masuk
pada wilayah perencanaan. Pasa analisis kesesuaian lahan dapat diidentifikasi bahwa
kemampuan lahan pada WP Pasnagkayu memiliki kemampuan lahan yang tinggi karena
pada pembagian klasifikasinya memiliki luasan terbesar
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

Analisis Sumber Daya Alam Dan Fisik Wilayah Lainnya (Zona Budi Daya)

Pada analisis penggunaan lahan zona budidaya berdasarkan kelompok budidaya memiliki luas
sebesar 2.132,29 hektar atau 51,83% dari total luas wilayah perencanaan. Luasan ini merupakan
luasan kegiatan budidaya baik budidaya terbangun dan budidaya non terbangun. Pada analisis
kesesuaian lahan untuk zona budidaya terdapat sekitar 3.112,32 hektar atau sekitar 75% dari total
luas wilayah perencanaan. Bila ditinjau dari kondisi fisik kemiringan lereng (di bawah 40% untuk
budidaya terbangun dan non terbangun) maka ada sekitar 3.580,13 hektar atau sekitar 87% dari
total luas wilayah perencanaan. Berdasarkan kondisi tersebut wilayah perencanaan merupakan
kawasan potensial yang dapat dikembangkan untuk pengembangan suatu Kawasan perkotaan.

Analisis Sosial Budaya


Dalam hubungan antar suku/integrasi secara umum sangat baik dan dapat dibuktikan
dengan pernikahan campuran yang sudah biasa dan tidak menimbulkan masalah. Dalam
hubungannya dengan ikatan adat dan tradisionil dikalangan anggota masyarakat sudah
longgar dan pada umumnya sekedar menghormati tradisi
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

Analisis Kependudukan
Analisis proyeksi penduduk yang dilakukan dengan gambaran pertumbuhan penduduk di
WP Pasangkayu memiliki laju yang tren sampai dengan 122 5 tahun pertama (2022-2027)
dan ditahun 2028 dengan harapan optimalisasi sector ekonomi dapat meningkatkan IPM
sebesar 0,46% mempengaruhi proyeksi penduduk sampai tahun 2042. Proyeksi penduduk
sampai dengan tahun 2042 didapat jumlah penduduk di WP Pasangkayu sebanyak 83.693
jiwa dengan pertumbuhan yang diintervensi oleh Indeks Pembangunan Manusia, dan
jumlah penduduk terbesar berada di Kelurahan Pasangkayu sebanyak 72.751 jiwa dan Desa
Ako sebanyak 6.958 jiwa.
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

Analisis Transportasi (Pergerakan)

Analisis Sistem Kegiatan


Berdasarkan RTRW Kabupaten Pasangkayu bahwa di WP Pasangkayu terdapat PKW.
Sistem kegiatan berdasarkan tata guna lahan yang mempengaruhi aktivitas
pergerakan yaitu: 1. Kegiatan perumahan
2. Kegiatan perdagangan dan jasa
3. Kegiatan pemerintahan
4. Kegiatan pertanian
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

Analisis Sumber Daya Buatan

Analisis Kebutuhan Sarana

A. Sarana Pendidikan
B. Sarana Kesehatan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dari 2
Berdasarkan hasil analisis pada tahun 2042 desa pada
desa dan 2 kelurahan yang termasuk ke dalam WP
wilayah WP Pasangkayu yang memiiki kebutuhan
sebagian besar membutuhkan penambahan unit
penambahan unit terbesar adalah Kelurahan
terhadap beberapa sarana pendidikan, beriringan
Pasangkayu yakni fasilitas posyandu sebanyak 58 unit.
dengan bertambahnya jumlah penduduk di 5 tahun
Dan desa/kelurahan yang paling sedikit atau sama
kedepan yakni pada tahun 2042. Sarana pendidikan
sekali tidak memiliki penambahan kebutuhan unit
yang memiliki membutuhkan penambahan unit
adalah Kalurahan Martajaya yakni tidak memiliki
terbesar adalah Paud, TK dan SLB (Sekolah Luar Biasa)
penambahan nilai kebutuhan unit fasilitas apotek,
pada Kelurahan Pasangkayu; dimana 136 pada tahun
puskesmas dan rumah sakit, Desa Ako yakni fasilitas
eksisting terdapat Paud sebanyak 2 unit, TK sebanyak 1
apotek, puskesmas dan rumah sakit, dan desa
unit dan SLB tidak ada atau 0 unit, dan pada hasil
gunungsari yakni fasilitas aotek, puskesmas, praktek
perhitungan 5 tahun kedepan yakni pada tahun 2042
dan rumah sakit
ketiga sarana pendidikan tersebut membutuhkan
penambahan masing-masing sarana menjadi 58 unit.

C. Sarana Perniagaan D. Sarana Peribadatan

Berdasarkan hasil analisis pada tahun 2041 Berdasarkan hasil analisis bahwa desa/kelurahan yang

desa/kelurahan yang memiliki nilai penambahan unit memiliki nilai penambahan kebutuhan unit terbesar pada

fasilitas perniagaan adalah kelurahan pasnagkayu yakni 2042 adalah Kelurahan Pasangkayu yaitu fasilitas mushola

fasilitas warung dan toko dengan masing-masing sebesar 291 unit. Dan terendah atau sama sekali tidak

jumlah penambahannya adalah 291 unit. Sementara memiliki nila penamahan unit adalah Kelurahan

yang terendah atau sama sekali tidak ada penmabahan Martajaya yaitu masjid, Desa Ako yaitu masjid, 137 dan

adalah Kelurahan Martajaya yaitu fasilitas pasar, Desa Desa Gunung Sari yaitu masjid gereja protesan, gereja

Ako yaitu pasar dan Desa Gunung Sari yaitu pasar. katolik dan pura.

E. Sarana RTH Sarana RTH yang tersedia di WP


F. Sarana Rekreasi dan Budaya Berdasarkan hasil
Pasangkayu yaitu pemakaman, taman, lapangan bola,
analisis desa/kelurahan pada WP Pasangkayu yang
lapangan voli dan lapangan takraw. Berdasarkan hasil
mebutuhkan penambahan unit terbesar pada tahun
analisis desa/kelurahan yang memiliki nilai kebutuhan
2042 adalah Kelurahan Pasangkayu untuk rekreasi
unit tertinggi adalah Kelurahan Pasangkayu yaitu
sebanyak 1 unit dan kebudayaan sebanyak 2 unit.
kebutuhan penambhana unit taman sebanyak 29 unit.
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

Analisis Sumber Daya Buatan

Analisis Kebutuhan Prasarana


Prasarana Persampahan
Proyeksi Listrik
Berdasarkan hasil perhitungan analisis yang dapat
Untuk Kelurahan Pasangkayu berdasarkan hasil
dilihat pada tabel-tabel dibawah untuk Kelurahan
perhitungan analisis klompok kami memiliki
Pasangkayu memiliki kebutuhan sarana persampahan
total kebutuhan listrik eksisting sebesar 4235 KW,
eksistingnya sebesa 6 armada dan mengalami
peningkatan pada tahun 2042 menjadi 20 armada. dan pada tahun 2042 mengalami peningkatan

Untuk Kelurahan Martajaya sendiri untuk kebutuhan menjadi 15227 KW seiring bertambahnya jumlah
sarana persampahannya dari tahun eksisting hingga penduduk beserta kebutuhannya. Untuk
2042 sama yakni 1 armada. Desa Ako memiliki Kelurahan Martajaya total kebutuhan listrik
kebutuhan sarana persapahan eksisting sebanyak 1 eksisting sebesar 493 KW dan pada tahun 2042
armada dan mengalami peningkatan pada tahun 2042
meningkat menjadi 1047 KW. Pada Desa Ako
menjadi 2 armada. Dan yang terakhir Desa Gunung Sari
untuk eksistingnya sebesar 822 KW dan
eksistingnya sebanyak 1 armada namu mengalami
mengalami peningkatan pada tahun 2042
penurunan kebuuhan atau tidak adanya penambahan
menjadi 1456 KW. Dan yang terakhir Desa
armada pada tahun 2042 yang berdasarkan hasil
Gunung Sari eksistingnya sebesar 745 KW dan
perhitungan analisis kelompok kami dimana setiap
tahunnya volume sampah di Desa Gunung Sari menurun mengalami penurunan menjadi 213 KW.

yang dimana hal itu bisa menjadi salah satu factor atau
alasan pada tahun 2042 Desa Gunung Sari tidak
mengalami penambahan kebutuhan sarana
persampahan. Untuk lebih jelasnya hasil analisis dapat
dilihat pada tabel di bawah
Prasarana Telekomunikasi
Pada Kelurahan Pasangkayu untuk eksisting
jumlah seluler yang di perlukas sebesar 8 dan
mengalami eningkatan pada tahun 2042
menjadi 27. Untuk Kelurahan Martajaya
eksistingnya sebesar 1 dan pada tahun 2042
mengalami penambahan menjadi 2, pada Desa
Ako eksistingnya sebesar 1 dan pada tahun 2042
mengalai penambahan juga menjadi 3.
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

Analisis Kondisi Lingkungan Binaan

Analisis Figure And Ground

Pada WP Pasangkayu (WP) di Kabupaten Pasangkayu yang termasuk diantaranya


Kelurahan Pasangkayu (Desa Ako), Kecamatan Martajaya (Desa Gunung Sari), dimana
secara umum Urban Solid Wilayah Perencanaan (WP) terlihat pada massa bangunan
eksisting yang terdiri dari bangunan permukiman, perkantoran, perdagangan dan
jasa, sedangkan untuk Urban void terbentuk dari beberapa lahan diluar massa
bangunan eksisting, yakni lahan pertanian, perkebunan, jaringan jalan, dan tanah
kosong.
Tekstur perkotaan atau Urban Fabric pada WP membentuk tekstur kota yang
Heterogen dengan 2 (dua) pola perkembangan, yaitu:
• Pola Grid yang terlihat pada kawasan Kelurahan Pasangkayu,
• Pola Radial yamg menerus pada kawasan Desa Ako, Kelurahan Martajaya sampai
Desa Gunung Sari
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

Analisis Ketersediaan Dan Dimensi Jalur Khusus Pedestrian

Dari analisis yang dilakukan sebelumnya dapat terlihat bahwa pada WP Pasangkayu masih sangat
potensial untuk direncanakan dengan fasilitas trotoar dan jalur khusus sepeda, sehingga analisis
ketersediaan dan dimensi standar yang dibutuhkan khususnya bagi pejalan kaki yang menghubungkan
pusat-pusat kegiatan, permukiman, perdagangan dan jasa di pusat perkotaan, dari amatan eksisting,
dimensi lebar jalur pedestrian memiliki lebar 1 hingga 1,8 meter yang terdapat pada jalan kolektor, jalan
lokal dan lingkungan

Analisis Karakteristik Kawasan (Langgam Bangunan)


Analisis karakteristik kawasan dilakukan untuk mengidentifikasi karakter dan nilai bagian-bagian
dari kawasan di WP Pasangkayu, yang memiliki nilai strategis. Pada WP Pasangkayu tidak ada
karakteristik spesifik terkait dengan kawasan pusaka atau aset pusaka, namun demikian
keberadaan beberapa landmark dan sumber daya buatan lainnya memberikan karakteristik
kawasan yang ada di WP Pasangkayu. Setidaknya terdapat 3 point utama yang memberikan
karakter kawasan di WP Pasangkayu. Yaitu tugu smart, masjid agung pasangkayu, dan wisata
vovasanggayu.
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

Analisis Vista Kawasan (Pelataran Pandang)


WP Pasangkayu merupakan wilayah yang terletak di pesisir pantai, sehingga
memiliki potensi vista kawasan yang sangat baik. Di kawasan ini, diharapkan dapat
dibangun ruangruang terbuka yang berfungsi sebagai tempat rekreasi dan
sosialisasi, serta sebagai elemen estetika arsitektur kawasan tepi air.
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

Analisis Intensitas Bangunan


Pemanfaatan ruang dalam WP Pasangkayu, khususnya untuk kawasan budidaya
terbangun dapat diklasifikasikan kedalam rentang instensitas sedang (20-50%) dan
sangat Tinggi (> 75%), Adapun dari hasil amatan lapangan dapat ditarik sebuah
kesimpulan data tentang intenistas Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien
Dasar Hijau (KDH) eksisting yang ada di dalam WP Pasangkayu
ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

Analisis Kebutuhan Prasarana Dan Sarana Sesuai Standar (Jalan,


Jalur Pejalan Kaki, Jalur Sepeda, Saluran Drainase, Dan Lainnya)

Aksebelitas pejalan kaki di Wilayah Perencanaan belum tersedia secara


merata terutama di Desa Ako, Kelurahan Martajaya, dan Desa Gunung Sari,
dimana terdapat kegiatan perumahan, perdagangan dan jasa, pendidikan
sampai perkantoran pemerintah. Ketersediaan trotoar sebagai jalur pejalan
kaki sudah cukup memadai meskipun terdapat beberapa memeliki kondisi
yang rusak atau kurang memadai. Meskipun ketersediaan aksebilitas jalur
pejalan kaki, namun menurut hasil survei kami penggunaan jalur pejalan kaki
ini masih minim. Untuk jalur sepeda bagi pesepeda di WP Pasangkayu belum
terdapat jalur khusus pesepeda. Penggunaan sepeda sebagai alat transportasi
pun masih sangat kurang atau sangat minim dengan melihat masyarakat
yang lebih memilih menggunakan alat transportasi seperti sepeda motor dan
mobil. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas mobilitas
penggunaan sepeda dan pejalan kaki, antara lain: A. Jarak tempuh yang
cukup jauh B. Suhu udara yang sangat tinggi C. Kontur wilayah D.
Ketersediaannya fasilitas E. Penggunaan lahan F. Karakteristik demografi G.
Sikap perspektif masyarakat
KONSEP RENCANA

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN

pengembangan suatu kawasan harus mempertimbangkan 3 pendekatan utama yaitu


pendekatan lingkungan/ ecological, pendekatan ekonomi, dan pendekatan sosial/
sistem aktivitas. Maka dari itu konsepsi pendekatan Perkotaan Pasangkayu meliputi:

1. Konsepsi pendekatan ekologi Dilakukannya pendekatan ekologi untuk


pengembangan suatu wilayah agar tidak terjadi dampak negatif terhadap ekosistem
dan lingkungan di WP Pasangkayu dikarenakan WP Pasangkayu yang terletap di tepi
pantai dan terdapat aliran sungai. WP Pasangkayu memiliki potensi bencana seperti
tanah longsor, banjir dan juga tsunami maka dari itu diperlukannya pengembangan
dengan konsep mitigasi dan pembangunan yang berkelanjutan. Konsep pendekatan
ekologi pada WP Pasangkayu meliputi:
• Menyediakan ruang yang bersifat lindung pada sepadan sungai dan juga sepadan
pantai pada WP Pasangkayu
• Membuat ketentuan mitigasi bencana alam pada WP Pasangkayu
• Menyediakan lokasi evakuasi bencana alam pada WP Pasangkayu
2. Konsepsi pendekatan ekonomi Konsep pendekatatan ekonomi pada WP Pasangkayu
agar potensi dapat berkembanga. Pengembangan ekonomi di WP Pasangkayu
dilakukan dengan mengembangkan sektor perdagangan dan saja, selain itu sektor
pertanian di WP Pasangkayu menjadi potensi bagi aspek ekonomi dan harus
dikembangankan.
3. Konsepsi pendekatan sistem aktivitas Konsepsi pendekatan sistem aktivitas
dilakukan untuk menyediakan ruang-ruang di wilayah perencanaan sesuai dengan
ketetapan fungsi yang telah diamanatkan oleh kebijakan dan juga kegiatan-kegiatan
lain yang akan dikembangkan di wilayah perencanaan. Pada prinsipnya pendekatan
sistem aktivitas digunakan untuk menjaga kesesuaian aktivitas dengan pola dan
struktur ruang, serta menjaga keserasian antar aktivitas. Tiap aktivitas akan
menimbulkan efek bagi aktivitas lain ada efek yang positif dan negatif, maka dari itu
penempatan kegiatan pada wilayah perencanaan hasrus mempertimbangkan
hubungan fungsional antar kegiatan
KONSEP RENCANA

PERUMUSAN TUJUAN PENATAAN WP


Tujuan penataan ruang merupakan target atau cita-cita dari pengembangan kawasan
yang akan dikembangkan dimasa yang akan datang. Untuk itu dalam perumusan
tujuan perlu secara dirumuskan dengan mempertimbangkan berbagai hal, sehingga
target yang akan dicapai sesuai dengan karakteristik maupun peran-fungsi kawasan.
Rumusan tujuan penataan ruang di WP Kecamatan Pasangkayu, mempertimbangkan
beberapa hal di antaranya:
1. Arahan RTRW Kabupaten Mamuju Utara
2. Isu Strategis (Potensi dan Masalah)
3. Konsepsi Pengembangan Wilayah Perencanaan

1. Arahan RTRW Kabupaten Mamuju Utara Penataan ruang Kabupaten Mamuju Utara
bertujuan untuk mewujudkan Kabupaten Mamuju Utara sebagai pusat perkebunan
kakao dan kelapa sawit didukung kegiatan pertanian, perikanan, industri,
pertambangan, dan pariwisata yang inovatif dan infrastruktur wilayah yang handal
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup dalam rangka pemerataan
kesejahteraan masyarakat.
Beberapa arahan kebijakan terkait dengan wilayah perencanaan diantaranya:
1) PKW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah Kawasan Perkotaan
Pasangkayu di Kecamatan Pasangkayu.
2) jalan kolektor primer K1 yang ada di Kabupaten Mamuju Utara (dalam wilayah
perencanaan) terdiri dari:
• ruas jalan Surumana (batas Provinsi Sulawesi Tengah) - Pasangkayu dengan panjang
49,01 km.
• ruas jalan Pasangkayu – Baras dengan panjang 58,05 km.
3) pembangkit listrik tenaga diesel di Pasangkayu di Kecamatan Pasangkayu.
4) pembangkit listrik tenaga surya di Desa Ako Kecamatan Pasangkayu.
5) CAT Lintas Provinsi Pasangkayu.
6) DI Martajaya dengan luas pelayanan potensial kurang lebih 300 ha.
7) DI Pasangkayu dengan luas pelayanan potensial kurang lebih 975 ha.
8) IPAM Pasangkayu di Kecamatan Pasangkayu.
9) Sungai Pasangkayu di Kecamatan Pasangkayu
KONSEP RENCANA

PERUMUSAN TUJUAN PENATAAN WP


2. Isu Strategis (Potensi dan Masalah) 1) rencana pengembangan Kawasan Perkotaan
Pasangkayu. 2) Sistem persampahan yang belum optimal. 3) Kondisi ketersediaan air
bersih yang kurang baik, dimana air yang mengandung kapur. 4) Pengembangan
kawasan industry.

3. Konsepsi Pengembangan Wilayah Perencanaan Konsepsi pengembangan wilayah


perencanaan menjadi salah satu pertimbangan dalam perumusan tujuan penataan
ruang di PW Perkotaan Kecamtan Pasangkayu. Konsepsi menjadi penting karena
akan menggambarkan konsep pengembangan yang akan dilakukan di wilayah
perencanaan. Pendekatan konsepsi sebagai mana telah dipaparkan pada sub bab
sebelumnya. Maka pertimbangan konsepsi meliputi: a) Konsepsi Pendekatan ekologi
b) Konsepsi pendekatan ekonomi c) Konsepsi pendekatan sistem aktivitas
Berdasarkan empat poin pertimbangan di atas, maka gagasan rumusan tujuan
penataan ruang di WP Perkotaan Pasangkayu adalah
“MEWUJUDKAN PERKOTAAN KECAMATAN PASANGKAYU SEBAGAI PUSAT
PELAYANAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL BERBASIS PEMERINTAHAN,
PERDAGANGAN DAN JASA DIDUKUNG OLEH PERMUKIMAN PERKOTAAN SERTA
TRANSPORTASI YANG AMAN DAN BERKELANJUTAN”
Prinsip-prinsip dalam mewujudkan tujuan penataan ruang adalah: a Terwujudnya
WP Kecamatan Pasangkayu sebagai Kawasan Perkotaan dengan fungsi layanan
perdagangan dan jasa, pemerintahan, dan sarana pelayanan umum perkotaan b
Terwujudnya sistem transportasi penunjang kegiatan skala regional c Terwujudnya
kawasan pendukung kegiatan pertanian dan industri d Terwujudnya kawasan
permukiman perkotaan dengan hunian yang layak huni berimbang dan
berkelanjutan
KONSEP RENCANA

Konsep Pembagian Sub WP


Pembagian sub WP dimaksudkan untuk menciptakan keterpaduan, keserasian dan
keseimbangan di wilayah perencanaan. Selain itu untuk mempermudah dalam
melakukan perencanaan, pemanfaatan dan pengelolaan rencana struktur dan pola
ruang. Dasar-dasar pertimbangan yang digunakan dalam penentuan batas sub WP
dan blok di wilayah perencanaan, adalah:
1. Satu kesatuan fungsional, dalam arti skala pelayanan interaksi ke dalam lebih luas
dari pada keluar atau skala pelayanan ideal masing-masing Sub WP
2. Satu pemusatan pelayanan, berupa aglomerasi fasilitas pelayanan pada skala Sub
WP
3. Penentuan batas Sub WP oleh pembatas fisik maupun non fisik yang tegas seperti
sungai, ruas jalan, batas administrasi desa dan sebagainya

A. Sub WP A
Sub WP A diarahkan pada Kel Pasangkayu yang memiliki fungsi pengembangan
Pusat Perkantoran Pemerintahan luas Sub WP A adalah 999 Ha. Fungsi yang
diemban pada Sub WP A adalah:
1. Pusat pemerintahan Kabupaten Pasangkayu
2. Sebagai kawasan pendukung kegiatan di Sub WP
3. Pusat perumahan perkotaan
4. Pelayanan umum dan sosial
B. Sub WP B
Sub WP B diarahkan pada Kel Martajaya dan Desa Ako. Luas Sub WP B adalah 3419
Ha. Pada Sub WP ini diarahkan sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa skala Kota.
Fungsi yang diemban pada Sub WP B adalah:
1. Pusat perdagangan dan jasa skala regiona
2. Pusat pelayanan dalam mendukung kegiatan perekonomian daerah sekitar dalam
skala regional dan kawasan
C. Sub WP C Sub WP C diarahkan pada Desa Gunung Sari. Luas Sub WP C adalah 844
Ha. Pada Sub WP didominasi oleh laha pertanian. Arahan pengembangan kawasan
pada Sub WP ini, diarahkan sebagai Pelestarian lahan pertanian. Fungsi yang
diemban pada Sub WP C merupakan pusat koleksi-distribusi pertanian dan
perikanan
KONSEP RENCANA

Konsep Pembagian Sub WP

Konsep Struktur Ruang

Struktur ruang di WP Perkotaan Pasangkayu disusun dengan


mempertimbangkan:
1. Arahan kebijakan terkait dengan peran dan fungsi
2. Pusat pelayanan kawasan eksisting
3. Analisis RDTR (Sentralitas kawasan dan Sistem Jaringan dst)
4. Kebutuhan pengembangan kawasan Hasil analisis sentralitas kawasan
untuk melihat tingkat hierarki di wilayah perencanaan menunjukkan
bahwa Kelurahan Pasangkayu, Kelurahan Martajaya, Desa Ako dan Desa
Gunung Sari merupakan hierarki atau orde di wilayah perencanaan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
KONSEP RENCANA

Konsep Struktur Ruang


KONSEP RENCANA

Konsep Pola Ruang


Konsep pola ruang yang ditetapkan harus dapat menjabarkan tujuan penataan
ruang yang telah rumuskan pada sub bab sebelumnya. Penetapan konsep pola ruang
harus sesuai peraturan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang Pasal 11 Ayat 2, pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam
melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten. pada beberapa hal diantaranya
adalah:
• Tujuan penataan ruang WP Perkotaan kabupaten pasangkayu
• Potensi pengembangan wilayah
• Arahan peran dan fungsi WP Perkotaan kabupaten pasangkayu
• Prioritas pengembangan wilayah
Permen 14 Tahun 2021 tentang
Basis Data dan Penyajian Peta

Penentuan Simbolisasi mengatur terkait bentuk, warna, dan


ukuran simbol. Penentuan Simbolisasi digunakan sebagai
penggambaran Kelas Fitur yang dibedakan menjadi 3 (tiga)
bentuk geometri yaitu titik, garis, dan poligon. Ketentuan
simbolisasi yang diatur dalam Peraturan Menteri ini meliputi
Peta RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota, serta RDTR
Kabupaten/Kota
Permen 14 Tahun 2021 tentang
Basis Data dan Penyajian Peta
Permen 14 Tahun 2021 tentang
Basis Data dan Penyajian Peta
Permen 14 Tahun 2021 tentang
Basis Data dan Penyajian Peta
Permen 14 Tahun 2021 tentang
Basis Data dan Penyajian Peta
Permen 14 Tahun 2021 tentang
Basis Data dan Penyajian Peta
Permen 14 Tahun 2021 tentang
Basis Data dan Penyajian Peta
Permen 14 Tahun 2021 tentang
Basis Data dan Penyajian Peta
Permen 14 Tahun 2021 tentang
Basis Data dan Penyajian Peta
Permen 14 Tahun 2021 tentang
Basis Data dan Penyajian Peta

Anda mungkin juga menyukai