Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PENENTUAN DAYA DUKUNG PERMUKIMAN

Dosen Pengampu:
Dita Septyana, S.Pd.,M.Sc

Disusun oleh:
MOH.FAJAR TAQWA
F 231 21 109

PRODI S1 TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dimasa ini penggunaan teknologi informasi semakin berkembang dengan pesat. Dari
berbagai aspek, teknologi sudah menjadi bagian dari perkembangan hidup
manusia.Indikasi ini menunjukkan bahwa teknologi adalah salah satu unsur penting
yangmemegang peranan dalam kehidupan manusia. Selain itu, teknologi mencerminkan
modernisasi yang memicu pada persaingan untuk menjadi yang terbaik. Dalam
kemajuannya kita lebih dituntut untuk dapat menguasai berbagai ilmu di bidang komputer
salah satunya adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) atau bisa disebut ArcGIS.
ArcGis merupakan software yang dikembangkan oleh ESRI. GIS
GeographicalInformation System) atau dikenal pula dengan SIG (Sistem Informasi
Geografis) merupakan komputer yang berbasis pada sistem informasi yang digunakan
untuk memberikan bentuk digital dan analisis terhadap permukaan geografi bumi.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System disingkat GIS)
merupakan sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan,
mengelola dan menampilkan informasibereferensi geografis. Contohnya seperti data yang
diidentifikasi menurut lokasi, dalam sebuah database.
Selain itu juga merupakan lokasi yang mempunyai koordinat tertentu.Sistem
Informasi Geografis dikenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama Data Banks
for Development. Istilah Sistem Informasi Geografi atau Geographic Information System
baru muncul setelah dicetuskan oleh General Assembly dari International Geographical
Union di Ottawa, Kanada pada tahun 1967. Awalnya, sistem ini adalah sebuah inisiatif
untuk mengetahui kemampuan lahandi wilayah pedesaan Kanada. Caranya yaitu dengan
memetakan beberapa informasi seperti tanah, pariwisata, alam bebas, pertanian, unggas,
pada skala 1:250.000.
2.2 ArcGIS
ArcGIS adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan untuk
menangani data bereferensi geografis, yang meliputi pemasukan, pengelolaan,
ataumanjemen data (penyimpanan dan pengaktifan kembali), manipulasi, dan analisis
serta keluaran data (Aronoff, 1989). Di dalam ArcGIS terdapat dua data, data grafis yaitu
data berupa gambar peta dan data atribut yang merupakan isi keterangan dari gambar peta
itu sendiri. Beberapa hal yang dapat dilakukan dengan ArcMap diantaranya yaitu
penjelajahan data (exploring), analisa sig (analyzing), presenting result, customizing data
Dan programming.
2.3 Overlay
Overlay merupakan salah satu analisis yang mendasar dalam GIS dan
merupakanbagian penting dari analisis spasial. Overlay dapat dilakukan dengan
menggabungkan beberapa unsur spasial menjadi unsur spasial yang baru. Dengan kata
lain, overlay dapat didefinisikan sebagai operasi spasial yang menggabungkan layer
geografik yang berbedauntuk mendapatkan informasi baru. Overlay dapat dilakukan pada
data vektor maupun raster. Ada beberapa analisis overlay seperti erase, identity, intersect,
dll.
2.4 Skoring
Penentuan arahan fungsi pemanfaatan lahan dapat dilakukan dengan skoring
/matching. Ditetapkan berdasarkan total nilai skor dari tiga faktor (variable) yang dinilai
yaitu kemiringan, jenis tanah, curah hujan. Penentuan pemanfaatan lahanberdasarkan total
nilai skor dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini.
Tabel 2.1 kelas lereng dan nilai skor

No Kelas Lereng Lereng (%) Deskripsi Skor

1 I 0-8 Datar 20
2 II 8,01-15 Landai 40
3 III 15,01-25 Agak curam 60
4 IV 25,01-45 Curam 80
5 V >45 Sangat curam 100

Tabel 2.2 Kelas tanah menurut kepekaan erosi dan skor

No Kelas Tanah Jenis tanah Deskripsi Skor

1 I Alluvial, Glei, Tidak peka 15


Planasol, Hidromorf
kelabu
2 II Latosol Kurang peka 30
3 III Brown forest soil, non Agak peka 45
calcic brown,
mediteran
4 IV Andosol, Laterit, Peka 60
Grumosol,podsol,
podsolid
5 V Regosol, litosol, Sangat peka 75
organosol,renzina
Tabel 2.3 intensitas hujan harian rata-rata dan nilai skor

No Kelas Lereng Interval (mm/hari) Deskripsi Skor

1 I 0-13,6 Sangat rendah 10


2 II 13,61-20,7 Rendah 20
3 III 20,71-27,7 Sedang 30
4 IV 27,71-34,8 Tinggi 40
5 V >34,8 Sangat tinggi 50

Tabel 2.4 kriteria dan tata cara penetapan Kawasan lindung dan budidaya
(berdasarkan skor)
No Fungsi Kawasan Total nilai skor
1 Kawasan lindung >175
2 Kawasan penyangga 125-174
3 Kawasan budidaya <125

2.5 Proximity (Buffer)


Buffer adalah proses analisis yang digunakan untuk membuat feature tambahan di
sekeliling feature asli dengan menentukan jarak tertentu. Buffer dapat digunakan untu
kfeature titik, garis maupun polygon. Analisis buffer diambil sebagai contoh karena
analisis inibanyak digunakan, buffer adalah proses analisis dengan membuat fitur
berdasarkan jarak tertentu dari fitur tertentu.

2.6 Layouting
Layout adalah tata letak dari suatu elemen desain. Layout berupa gambar dan teks
sehingga hasil menjadi lebih baik dan mudah untuk dipresentasikan. Terdapat beberapa
komponen layout pada peta yaitu:
a. Judul Peta (cerminan dan tipe dari peta tersebut). Penulisan judul biasanyaberada
ditengah atas, atas kanan atau pada bagian bawah
b. Skala Peta perbandingan jarak yang berada di peta dengan jarak yang sebenarnya,
contohnya 1 cm:50.000 km jadi dapat dilihat bahwa 1 cm secara
horizontalataupun vertikal pada peta berjarak 50.000 km di keadaansebenarnya.
c. Arah (letak orientasi arah ini berada ditempat yang sesuai jika ada garis
lintangdan bujur ataupun kordinat sebagai penunjuk arah). Penunjuk arah ini
biasanyadisimbolkan dengan huruf U yang merupakan arah utara padasuatu peta
d. Koordinat/grid (yang biasa digunakan adalah system Universal Transverse
Mercator (UTM) dan sistem koordnat geografis yang menunjukan suatu
titikdibumi berdasarkan garis lintang dan bujur.
e. Legenda (keterangan dari simbol-simbol yang ada di peta).
BAB III
METODE
Metode yang dipakai dalam praktikum teknologi informasi kali ini adalah
overlaydan buffer. Dalam tahapannya yaitu penentuan variabel, skoring/matching dari
variabel,overlay peta dengan menggunakan sofware GIS.Skoring/matching ditetapkan
berdasarkan total nilai skor dari tiga faktor(variable) yang dinilai yaitu kemiringan, jenis
tanah, curah hujan. Penentuan pemanfaatanlahan berdasarkan total nilai skor dapat dilihat
dari tabel-tabel yang sudah tersedia.
Overlay yaitu menggabungkan beberapa unsur spasial menjadi unsur spasial
yangbaru. Dengan kata lain, overlay dapat didefinisikan sebagai operasi spasial
yangmenggabungkan layer geografik yang berbeda untuk mendapatkan informasi baru.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan
Praktikum Teknologi Informasi Sistem Informasi Geografis (SIG) khususnya
analisis spasial dengan overlay (intersect), proximity (buffer), dan layouting peta yang
telah dilaksanakan adalah dengan menggunakan software ArcGIS, lebih tepatnya ArcMap
versi 10.8. Tujuan dan fungsi pada overlay, buffer, dan layout berbeda-beda.
Proses dimulai dari tahapan memeriksa sistem koordinat pada setiap layer.
Selanjutnya yaitu melakukan tahap skoring berdasarkan data dan nilai yang telah tersedia.
Tahapan skoring akan berpengaruh kepada tahap selanjutnya yaitu penentuan arahan
fungsi pemanfaatan lahan. Dalam skoring, pemanfaatan lahan ditetapkan berdasarkan total
nilai skor yang diambil dari tiga variabel. Tiga variabel tersebut diantaranya adalah
kemiringan lahan, jenis tanah dan kepekaannya terhadap erosi, juga curah hujan harian
rata-rata. Tahapan setelah melakukan skoring adalah melakukan proses overlay.
Dalam praktikum ini tool yang digunakan yaitu intersect. Intersect merupakansebuah
fungsi pada analisis spasial untuk menghasilkan unsur spasial baru dari dua atau lebih
unsur spasial. Intersect menghasilkan unsur spasial baru dari irisan dua atau lebih unsur
spasial sebelumnya. Input yang dimasukkan yaitu kemiringan/kelerengan, jenis tanah,
dan curahhujan. Outputnya adalah berupa gabungan dari ketiga informasi di atas. Setelah
proses overlay dilakukan, selanjutnya yaitu menentukan fungsi Kawasan berdasarkan
total skor yang telah calculate.
Kawasan budidaya adalah kawasan dengantotal skor < 125. Kawasan ini merupakan
kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi
dan potensi sumber daya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan. Kawasan
penyangga yaitu kawasan yang memiliki totalskor 125 – 174. Kawasan ini adalah
kawasan yang ditetapkan berfungsi menyangga antara kawasan non budidaya (hutan
lindung, cagar alam dll) dan kawasan budidaya dimana diperkenankan adanya budidaya
namun hendaknya menunjang fungsi lindung. Yang terakhir yaitu kawasan lindung, atau
kawasan yang memiliki total skor lebih dari atau elindungi kelestarian lingkungan hidup
yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.
Langkah selanjutnya dalam praktikum ini adalah melakukan layouting peta.
Melaluifasilitas layout dapat membuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan
sebagai output dari proses serta bagaimana data tersebut akan ditampilkan. Manfaat
layout adalah untuk memperindah secara tampilan serta sebagai pelengkap yang mampu
menjelaskan isi peta (informasi-informasi penting). Adapun layout peta yaitu judul peta,
skala peta, petunjuk arah, koordinat/grid, legenda, danindeks peta.
Langkah terakhir yaitu memasukan total score yang telah di dapat sebelumnya ke
dalam excel lalu jumlah kan semua score Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan (7044),
Kawasan Penyangga (8174), dan Permukiman (12752), lalu selanjutnya masukan rumus
Daya Dukung Permukiman ke dalam Excel. Rumus Daya Dukung Permukiman yaitu:
(L, 1p − KRth/Pd
DDP =
KLp + KP
Keterangan: DDP = Daya Dukung Permukiman
L.1p = Luas Lahan yang Layak untuk Permukiman (m²)
KRth= Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (m²), dimana luasanya sebesar 30
% dan luasan lahan yang layak untuk permukiman , sesuaidengan Pd KLp KP
Undang - Undang No. 26 Tahun 2007.
Pd = Jumlah Penduduk (jiwa).
KLp = Kebutuhan Lahan Permukiman per Orang (m²), dimana luasannya
sebesar 20 m² yang merupakan kebutuhan lahan permukiman per orang
sesuai saran WHO dan hasil-hasil penelitian di beberapa negara KP =
Kebutuhan Lahan untuk Pelayanan (m²),dimana luasannya sebesar 30 % dan
kebutuhan lahan permukiman. Luas lahan yang layak untuk permukiman
diperoleh dari rencana peruntukan permukiman pada Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW)
Jika sudah maka nilai Daya Dukung Permukiman akan keluar.
4.2 Hasil Peta dan Excel
1. Hasil peta setelah di Layout
2. Hasil Excel penentuan Daya Dukung Permukiman

Anda mungkin juga menyukai