Anda di halaman 1dari 72

BAB II

ANALISIS FISIK
A. FUNGSI KAWASAN
1. Pengertian Fungsi Kawasan
Kawasan merupakan wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau
budidaya (UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Bab 1
Ketentuan Umum Pasal 1 point 20, 21, dan 22). Kawasan lindung adalah
wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan. Sedangkan kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan
dengan fungsi untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.Selain kawasan
lindung dan kawasan budidaya terdapat pula kawasan penyangga.Kawasan
penyangga ini merupakan batas antara kawasan lindung dan kawasan
budidaya.Penggunaan lahan yang diperbolehkan hutan tanaman rakyat
atau kebun dengan sistem wanatani (agroforestry) dengan pengolahan
lahan sangat minim (minimum tillage).
Dalam menetapkan pembagian fungsi kawasan Kecamatan 2 x 11
Kayu Tanam, saya menggunakan metode skoring yang sesuai yang diatur
dalam SK Menteri Pertanian No.837/Kpts/Um/11/1980 dan
No.683/Kpts/Um/8/1981 tentang kriteria dan tata cara penetapan hutan
lindung dan hutan prooduksi.
Dimana ada tiga faktor yang dinilai sebagai penentu fungsi kawasan
suatu wilayah, yaitu:
1. Kelerengan lapangan
2. Jenis tanah menurut kepekaan terhadap erosi
3. Intensitas hujan harian rata - rata
Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengolahan peta topografi,
peta tanah, dan peta curah hujan.Klasifikasi dan nilai skor dari ketiga
faktor di atas berturut – turut adalah seperti Tabel dibawah.

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 5


Tabel 1. Kemiringan Lereng
Kelas Kelerengan (%) Klasifikasi Nilai Skor
I 0-8 Datar 20
II 8-15 Landai 40
III 15-25 Agak Curam 60
IV 25-40 Curam 80
V >40 Sangat Curam 100

Tabel 2. Jenis Tanah


Kelas Jenis Tanah Klasifikasi Nilai Skor
I Aluvial, Gleisol, Tanah tidak Peka 15
Planosol, Hidromorf
Kelabu, Latrik
II Latosol Kurang Peka 30
III Brown Forest Soil, Agak Peka 45
Non Calcric Brown,
Mediteran
IV Andosol, Laterit, Peka 60
Grumusol, Pedsolik
V Regosol, Litosol, Sangat Peka 75
Organosol, Renzina

Tabel 3. Intensitas Hujan


Kelas Intensitas Hujan Klasifikasi Nilai Skor
(mm/hari)
I 0 - 13,6 Sangat Rendah 10
II 13,6 - 20,7 Rendah 20
III 20,7 – 27,7 Sedang 30
IV 27,7 – 34,8 Tinggi 40
V >34,8 Sangat Tinggi 50

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 6


Tabel 4. Arahan Fungsi Pemanfaatan Lahan

No Arahan fungsi pemanfaatan lahan Nilai skor

>175 (Kemiringan lereng


1 Kawasan fungsi lindung
<40%)
125-174 (Kemiringan
2 Kawasan fungsi penyangga
lereng 16-25)
75-124 (Kemiringan
3 Fungsi budidaya tanaman tahunan
lereng 15-20 %)

Kawasan fungsi budidaya tanaman


4 <75 (Kemiringan < 8%)
semusim&permukiman

a. Kawasan Fungsi Penyangga


Kawasan fungsi penyangga adalah suatu wilayah yang dapat
berfungsi lindung dan berfungsi budidaya, letaknya diantara kawasan
fungsi lindung dan kawasan fungsi budidaya seperti hutan produksi
terbatas, perkebunan (tanaman keras), kebun campur dan lainnya yang
sejenis. Suatu satuan lahan ditetapkan sebagai kawasan fungsi
penyangga apabila besarnya nilai skor kemampuan lahannya sebesar
125 -174 dan atau memenuhi kriteria umum sebagai berikut :
a. Keadaan fisik satuan lahan memungkinkan untuk dilakukan
budidayasecara ekonomis.
b. Lokasinya secara ekonomis mudah dikembangkan sebagai
kawasan penyangga.
c. Tidak merugikan dilihat dari segi ekologi/lingkungan hidup bila
dikembangkan sebagai kawasan penyangga
b. Kawasan fungsi Budidaya Tanaman Tahunan
Kawasan fungsi budidaya tanaman tahunan adalah kawasan
budidaya yang diusahakan dengan tanaman tahunan seperti Hutan
Produksi Tetap, Hutan Tanaman Industri, Hutan Rakyat, Perkebunan
(tanaman keras), dan tanaman buah - buahan.Suatu satuan lahan

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 7


ditetapkan sebagai kawasan dengan fungsi budidaya tanaman tahunan
apabila besarnya nilai skor kemampuan lahannya ≤ 124 serta
mempunyai tingkat kemiringan lahan 15 - 40% dan memenuhi kriteria
umum seperti pada kawasan fungsi penyangga.
c. Kawasan Fungsi Budidaya Tanaman Semusim
Kawasan fungsi budidaya tanaman semusim adalah kawasan yang
mempunyai fungsi budidaya dan diusahakan dengan tanaman semusim
terutama tanaman pangan atau untuk pemukiman. Untuk memelihara
kelestarian kawasan fungsi budidaya tanaman semusim, pemilihan
jenis komoditi harus mempertimbangkan keseuaian fisik terhadap
komoditi yang akan dikembangkan. Untuk kawasan pemukiman,
selain memiliki nilai kemampuan lahan maksimal124 dan memenuhi
kriteria tersebut diatas, secara mikro lahannya mempunyai kemiringan
tidak lebih dari 8%.
Dalam proses pembuatan peta fungsi kawasan, kita memerlukan 3
buah peta, yaitu peta topografi, peta curah hujan dan peta jenis tanah.
2. Langkah Kerja
1. Prosedur pembuatan peta lereng
a. Deliniasi kontur-kontur yang seragam
b. Buatlah gari singgung setiap kontur pada kontur yang seragam
c. Hitung perbedaan nilai kontur
d. Ukur dengan penggaris panjang garis singgung
e. Hitung garis singgung sesungguhnya dari yang sudah diperoleh
f. Hitunglah lereng sesuai prinsip segitiga

Keterangan : y = beda kontur, x = jarak sesungguhnya


g. Tentukan skor setiap lereng berdasarkan tabel 1
2. Prosedur pembuatan peta curah hujan
a. Peta curah hujan yang digunakan merupakan peta curah hujan
isohyet

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 8


b. Salin garis-garis curah hujan yang melewati wilayah
c. Tentukan intensitas hujan per hari

d. Tentukan skor intensitas hujan harian rata-rata berdasarkan tabel 3


3. Prosedur pembuatan peta jenis tanah
a. Salin pembagian jenis tanah (Lembar Solok)
b. Cek di buku tanah (Lembar Solok )untuk menentukan klasifikasi
jenis tanah
c. Untuk pengklasifikasian jenis tanah, menggunakan klasifikasi
USDA
d. Tentukan skor setiap hasil jenis tanah sesuai tabel 2
4. Overlay ketiga peta (peta lereng, peta curah hujan, peta jenis tanah)
dengan skornya sehingga kita mendapatkan total skor (skor lereng +
skor curah hujan + skor jenis tanah) setiap satuan lahan.
5. Tetapkan setiap satuan lahan apakah termasuk kawasan budidaya,
kawasan penyangga atau kawasan lindung sesuai dengan tabel 4
6. Bagan Alir

Data Curah Peta Satuan


Peta Topografi
Hujan lahan

Peta Curah
Peta Lereng Peta Jenis Tanah
Hujan

Peta Fungsi
Kawasan

Bagan 1. Fungsi Kawasan

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 9


3. Hasil Analisis
1. Lereng
Setelah dilakukan langkah kerja dalam menentukan kelas lereng
untuk Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam, didapat beberapa lereng sebagai
berikut :
Tabel 5. Perhitungan Lereng Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam
No Lereng Kelas Skor
1 18.5 3 60
2 13.8 2 40
3 9.1 2 40
4 35.7 4 80
5 37.5 4 80
6 50 5 100
7 35.7 4 80
8 30 4 80
9 50 5 100
10 4.4 1 20
11 20 3 60
12 43.8 5 100
13 50 5 100
14 41.7 5 100
15 41.7 5 100
16 35 4 80
17 11.1 2 40
18 33.3 4 80
19 21.4 3 60
20 13.3 2 40
21 30 4 80
22 43.8 5 100
23 58.3 5 100
24 41 5 100
25 20 3 60
26 12.5 2 40
27 40 5 100
28 30.7 4 80
29 50 5 100
30 58.3 5 100
31 50 5 100

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 10


32 50 5 100
33 32.2 4 80
34 25 4 80
35 66.7 5 100
36 41.7 5 100
37 43.8 5 100
38 70 5 100
39 33.3 4 80
40 90 5 100
41 58.3 5 100
42 50 5 100
43 42.9 5 100
44 50 5 100
45 42.8 5 100
46 66.7 5 100
47 38.9 4 80
48 57 5 100
49 43.8 5 100
50 25 4 80
51 37 4 80
52 33 4 80
53 33.3 4 80
54 31.8 4 80
55 11.1 2 40
56 25 4 80
57 50 5 100
58 50 5 100
59 40 5 100
60 42.8 5 100
61 35.7 4 80
62 35 4 80
63 43 5 100
64 42.8 5 100
65 50 5 100

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 11


Gambar 1. Peta Kemiringan Lereng Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 12


2. Curah Hujan
Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam memiliki 2 kelas curah hujan,
yakni :
Tabel. 6 Curah Hujan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam
Kelas Intensitas Hujan Klasifikasi Nilai Skor
(mm/hari)
I 17 - 27 Sedang 30
II 27 - 34.8 Tinggi 40
III 34.8 - 35 Sangat Tinggi 50

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 13


Gambar 2. Peta Curah Hujan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 14


3. Jenis Tanah
Tabel 7. Jenis Tanah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam
No Jenis Tanah Kepekaan Skor
Terhadap erosi
1 Aluvial Tidak Peka 15
2 Regosol Sangat Peka 75
3 Latosol Kurang Peka 30

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 15


Gambar 3. Peta Jenis Tanah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 16


Tabel 8. Overlay Fungsi Kawasan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam
Jenis Curah
No Lereng Tanah Hujan Total Fungsi Kawasan
Skor Skor Skor
1 60 75 30 165 Penyangga
2 40 75 30 145 Penyangga
3 80 75 30 185 Lindung
4 80 30 30 140 Penyangga
5 100 30 30 160 Penyangga
6 20 30 30 80 Budidaya Musiman & Pemukiman
7 100 30 30 160 Penyangga
8 80 15 30 125 Penyangga
9 20 75 30 125 Penyangga
10 20 15 30 65 Pemukiman
11 60 15 30 105 Budidaya
12 80 15 30 125 Penyangga
13 40 15 30 85 Budidaya
14 40 75 30 145 Penyangga
15 20 75 30 125 Penyangga
16 40 15 30 85 Budidaya
17 20 75 30 125 Penyangga
18 40 75 30 145 Penyangga
19 40 75 30 145 Penyangga
20 80 75 30 185 Lindung
21 20 75 30 125 Penyangga
22 60 75 30 165 Penyangga
23 40 75 40 155 Penyangga
24 100 30 30 160 Penyangga
25 80 30 30 140 Penyangga
26 80 30 30 140 Penyangga
27 80 30 30 140 Penyangga
28 100 15 30 145 Penyangga
29 80 30 40 150 Penyangga
30 80 15 40 135 Penyangga
31 20 15 40 75 Budidaya Musiman & Pemukiman
32 100 15 40 155 Penyangga
33 100 15 40 155 Penyangga
34 20 15 40 75 Budidaya Musiman & Pemukiman
35 80 15 40 135 Penyangga
36 80 15 50 145 Penyangga
37 20 15 50 85 Budidaya Musiman & Pemukiman
38 20 15 40 75 Budidaya Musiman & Pemukiman
39 20 15 40 75 Budidaya Musiman & Pemukiman
40 100 15 40 155 Penyangga
41 80 15 40 135 Penyangga

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 17


42 40 15 40 95 Budidaya
43 80 30 40 150 Penyangga
44 100 30 40 170 Penyangga
45 100 30 30 160 Penyangga
46 100 30 30 160 Penyangga
47 80 15 30 125 Penyangga
48 80 30 30 140 Penyangga
49 20 15 30 65 Budidaya Musiman & Pemukiman
50 60 75 40 175 Lindung
51 60 75 30 165 Penyangga
52 20 75 30 125 Penyangga
53 20 75 30 125 Penyangga
54 80 75 30 185 Lindung
55 40 15 30 85 Budidaya
56 40 15 40 95 Budidaya

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 18


Gambar 4. Peta Fungsi Kawasan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 19


4. Luas Wilayah Fungsi Kawasan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam
Luas = Jumlah grid x Luas grid x Skala2
Diket : Luas grid = 1² = 1
skala (1: 50.000 cm) 2 = 2.500.000.000 cm2 = 0,25Km2
1 km2 = 100 hektar
a. Daerah Fungsi Kawasan Lindung
= 17 x 1 x 0,25
= 4.25 km2
b. Daerah Fungsi Kawasan Penyangga
= 610 x 1 x 0,25
= 152.5 km2
c. Daerah Fungsi Kawasan Budidaya Tahunan
= 50 x 1 x 0,25
= 12.5 km2
d. Daerah Fungsi Kawasan Budidaya Musim dan Permukiman
= 44 x 1 x 0.25
=11km2
Dari hasil yang didapat luas wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam
180. 25 Km2, yang terdiri dari 4.25 Km2 kawasan lindung, 152.5 Km2
kawasan penyangga, 12.5 Km2 kawasan budidaya tahunan, dan 11 Km2
kawasan budidaya musiman .

B. ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN


1. Pengertian

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 20


Kemampuan lahan (land capability) adalah penilaian lahan secaram
sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori
berdasarkan atas sifat-sifat yang merupkan potensi dan penghambat dalam
penggunaannya secara lestari.Kemampuan lahan didasarkan pada
pertimbangan faktor biofisik lahan dalam pengelolaannya sehingga tidak
terjadi degradasi lahan selama digunakan.Makin rumit pengelolaan yang
diperlukan, makin rendah kemampuan lahan untuk jenis penggunaan yang
direncanakan. Menurut Notohadiprawiro (1991), kemampuan lahan
menyiratkan daya dukung lahan, sedangkan kesesuaian lahan menyiratkan
kemanfaatan.
Yang digunakan untuk membuat peta kemampuan lahan berupa :
1. Peta lereng VII kelas
2. Peta jenis tanah
3. Peta curah hujan
Peta tersebut di overlay dan didapatkan peta satuan lahan.
Tabel 9. Kiteria Kelas Kemampuan Lahan
No Unit lahan Kriteria Harkat

Lereng
L1 Datar (0-3%) 1
L2 Landai dan berombak (4-7%) 2
L3 Agak miring /bergelombang (8-15%) 3
1
L4 Miring bukit (16-30%) 4
L5 Agak curam (31-45%) 5
L6 Curam (46-65%) 6
L7 Sangat curam >65% 7

Tekstur tanah
T1 Sedang, (debu, lempung berdebu, dan 1
lempung).
T2 Agak halus, liat berpasir, lempung liat 2
2 bedebu, lempung berliat, lempung liat
berpasir).
T3 Halus, liat dan liat berdebu. 3
T4 Agak kasar, lempung berpasir. 4
T5 Kasar, pasir berlempung. 5

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 21


Permiabelitas
P1 Sedang (2,0-6,25 cm/jam) 1
P2 Agak lambat (0,5-2,0 cm/jam) 2
P3 Agak cepat (6,25-12,5 cm/jam) 3
3
P4 Lambat (0,125-25,0 cm/jam) 4
P5 Cepat (12,5-25,0 cm/jam) 5
P6 Sangat lambat (<0,125 cm/jam) 6
P7 Sangat cepat (>25,0 cm/jam) 7

Solum
K1 Dalam >90 cm 1
4 K2 Sedang 50-90 cm 2
K3 Dangkal 25-50 cm 3
K4 Sangat dangkal < 25 cm 4

Drainase
D1 Baik, sirkulasi udara baik, profiltanah 1
seragam, tidak terdapat bercak-bercak.
D2 Agak baik, sirkulasi udara baik, tidak 2
terdapat bercak-bercak berwarna kuning,
cokelat atau kelabu pada lapisan atas atau
bawah.
D3 Agak buruk, sirkulasi udara baik pada 3
5 lapisan atas tanah, seluruh lapisan bawah
penuh dengan bercak akibat sirkulasi udara
tidak baik. 4
D4 Buruk, tanah lapisan atas sedikit bercak dan
tanah lapisan bawah sangat banyak bercak, 5
D5 Sangat buruk, seluruh lapisan tanah
dipenuhi bercak. 6
D6 Sangat-sangat buruk, tanah selalu tergenang
air.

Erosi
E1 Tidak ada erosi 1
E2 Ringan <25% lapisan tanah atas hilang 2
E3 Sedang, 25-75 % lapisan tanah atas hilang. 3
6
E4 Berat, >75% tanah lapisan atas hilang. Dan 4
25% tanah bahagian bawah hilang.
E5 Sangat berat 75% tanah lapisan bawah 5
hilang.

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 22


Singkapan
Batuan
B1 Tidak ada <2% luas area 1
B2 Sedikit 2-10% luas area, pengolahan tanah 2
dan tanaman agak terganggu.
7 B3 Sedang 10-50% luas area, pengollahan tanah 3
dan tanaman terganggu.
B4 Banyak 50-90% luas area, pengolahan tanah 4
dan penanaman sangat terganggu.
B5 Sangat banyak >90% luas areal, tanah sama 5
sekali tidak dapat di garap.

Ancaman
Banjir
O1 Tidak pernah banjir dalam periode 1 tahun, 1
tidak tertutup banjir dalam waktu 24 jam.
O2 Terkadang banjir menutupi >25 jam tidak 2
teratur dalam periode 1 tahun.
8
O3 Selama 1 bulan lebih tanah tertutp banjir 3
>24 jam
O4 Selama 2-5 bulan dalam 1 tahun, tanah 4
selalu tertup banjir >24 jam
O5 Selama >6 bulan tanah selalu tertutup banjir
>24 jam. 5

Sumber : Arsyad, 2000


Keterangan :*dapat mempunyai sembarang sifat faktor penghambat dari
kelas yang lebih rendah
** permukaan tanah selalu tergenang air.

2. Langkah Kerja
1. Proses pembuatan peta bentuk lahan
a. Salin peta lereng pada fungsi kawasan, klasifikasi disesuaikan
dengan tabel 9.
Tabel 10. Ketentuan Kelas Kemiringan Lereng

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 23


No Kelas Kemampuan Lereng (%)
1 I A 0 - <3
2 II B 3–8
3 III C 8 – 15
4 IV D 15 – 30
5 V E 30 – 45
6 VI F 45 – 65
7 VII G >65
b. Overlay dengan peta jenis tanah, sehingga membentuk peta bentuk
lahan
c. Overlay dengan peta curah hujan
2. Pengisian tabel untuk kelas kemampuan lahan
a. Untuk mengisi tabel, menggunakan metode matching (disesuaikan
dengan buku tanah)
b. Lereng
klasifikasi VII kelas. Lihat tabel 9
c. Tekstur tanah
Yang dimaksud tekstur disini adalah tekstur tanah atas, dimana
pada tanah- tanah yang belum terganggu.tekstur tanah dapat
dikelompokkan kedalam lima kelas, yaitu:
t1 : halus, meliputi liat dan liat berdebu
t2 : agak halus, meliputi liat berpasir, lempung liat berdebu,
lempung berliat, lempung liat berpasir
t3 : sedang, meliputi debu, lempung berdebu, dan lempung
t4 : agak kasar, meliputi lempung berpasir
t5 : kasar, meliputi pasir berlempung dan pasir
d. Kedalaman Solum
Kedalaman solum merupakan ketebalan dari seluruh horizon A
dan horizon B atau kedalan perakaran tanaman. Kedalaman solum
dapat dikelompokkan kedalam empat kelas, yaitu:
k0 : dalam (>90cm)
k1 : sedang (50-90cm)
k2 : dangkal (25-50cm)

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 24


k3 : sangat dangkal (<25cm)
e. Drainase
Drainase menggambarkan tata air dalam tanah yang dapat
dilihat dari warna profil tanah. Berdasarkan hal tersebut, drainase
dapat dikelompokkan atas enam kelas, yaitu :
d0 : baik, dimana tanah mempunyai peredaran udara yang baik,
seluruh profil tanah dari lapisan atas sampai lapisan bawah
berwarna seragam, tidak terdapat bercak- bercak.
d1 : agak baik, dimana tanah mempunyai peredaran udara yang
baik. Tidak terdapat bercak- bercak berwarna kuning, coklat
atau kelabu pada lapisan atas dan bawah.
d2 : agak buruk, lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara
yang baik, jadi pada lapisan ini tidak terdapat bercak, tapi
seluruh lapisan bawah penuh dengan bercak.
d3 : buruk, tanah lapisan atas sedikit bercak dan lapisan tanah
bawah penuh dengan bercak.
d4 : sangat buruk, seluruh lapisan tanah penuh dengan bercak.
d5 : sangat- sangat buruk, tanah selalu tergenang atau terendam
air.
f. Erosi
Penilaian erosi didasarkan pada gejala erosi yang telah terjadi.
Erosi dapat dikelompokkan berdasarkan lima kelas, yaitu :
e0 : tidak ada erosi
e1 : ringan, jika <25% tanah lapisan atas hilang
e2 : sedang, jika 25- 75% tanah lapisan atas hilang
e3 : berat, jika >75% tanah lapisan atas hilang dan <25% tanah
lapisan bawah juga hilang
e4 : sangat berat, jika >25% tanah lapisan bawah hilang
g. Ancaman Banjir
Intensitas ancaman banjir dapat dikelompokkan menjadi lima
kelas yaitu:

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 25


O0 : tidak pernah, dimana dalam periode 1 tahun tanah tidak
pernah tertutup banjir untuk waktu lebih dari 24 jam.
O1 : kadang- kadang, banjir menutupi tanah >25 jam dan tidak
teratur dalam periode kurang dari 1 tahun
O2 : selama 1 bulan lebih tanah tertutup banjir >24 jam
O3 : selama 2-5 bulan dalam 1 tahun tanah selalu tertutup banjir
>24 jam
O4 : selama >6 bulan tanah selalu tertutup banjir >24 jam
3. Setelah tabel terisi, tentukan satuan lahan tersebut termasuk kelas
kemampuan lahan berapa sesuai dengan tabel 9, dan tentukan faktor
pembatasnya

4. Bagan Alir

Peta Satuan
Peta Topografi
lahan

Peta Lereng Peta Jenis Tanah

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 26


Matching

Peta Kemampuan
Lahan

Bagan 2. Kemampuan Lahan

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 27


3. Analisis Kemampuan Lahan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam

Gambar 5. Peta Satuan Lahan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 28


Gambar 6. Peta Kemiringan Lereng Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 29


Gambar 7. Peta Kemampuan Lahan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam
Ada sebanyak 105 satuan lahan yang didapat dari overlay peta lereng dan jenis
tanah,sebagai berikut :

Analisis Wilayah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam 30


Tabel 11. Overlay Kemampuan Lahan
Batuan penyusun
Kemiringan Lereng Curah hujan Vegetasi Kondisi Tanah Tatat air lereng Jumlah Zona
Sl lereng
skor RBL
Kelas bobot skor Kelas bobot skor kelas bobot skor kelas bobot skor kelas bobot skor kelas bobot skor

1 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.54 R
2 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 2.14 S
3 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
4 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 2 0.2 0.4 2 0.07 0.14 2.34 S
5 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 2 0.2 0.4 1 0.07 0.07 2.27 S
6 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 2.04 S
7 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 2 0.2 0.4 1 0.07 0.07 2.17 S
8 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.97 R
9 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 S
10 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.01 S
11 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.64 R
12 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 S
13 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.97 R
14 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 R
15 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.01 S
16 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
17 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.44 R
18 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.44 R
19 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
20 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.51 R
21 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
22 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.51 R
23 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.41 R
24 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.01 S
25 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.41 R
26 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
27 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
28 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
29 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.51 R
30 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.01 S
31 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.41 R
32 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
33 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
34 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.41 R
35 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
36 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
37 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
38 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
39 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
40 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
41 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.64 R
42 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 2 0.2 0.4 2 0.07 0.14 1.24 R
43 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.34 R
44 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.41 R
45 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.71 R
46 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.97 R
47 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.97 R
48 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 S
49 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
50 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
51 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
52 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
53 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.81 R
54 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
55 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
56 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
57 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.64 R
58 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
59 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
60 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
61 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.81 R
62 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 2 0.2 0.4 2 0.07 0.14 1.54 R
63 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.37 R
64 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.81 R
65 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
66 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
67 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.34 R
68 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.64 R
69 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.22 S
70 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 2 0.2 0.4 2 0.07 0.14 1.99 S
71 1 0.3 0.3 2 0.15 0.3 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 2 0.2 0.4 2 0.07 0.14 1.39 R
72 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.79 R
73 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 3 0.1 0.3 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.99 S
74 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.79 R
75 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.79 R
76 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.36 S
77 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
78 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
79 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
80 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 2 0.2 0.4 1 0.07 0.07 2.42 S
81 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 3 0.1 0.3 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.92 R
82 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 2 0.2 0.4 1 0.07 0.07 2.42 S
83 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 S
84 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 2 0.2 0.4 2 0.07 0.14 1.84 R
85 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 S
86 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
87 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 S
88 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.77 R
89 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 S
90 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.97 R
91 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.97 R
92 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
93 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
94 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
95 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
96 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.71 R
97 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.71 R
98 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
99 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.01 S
100 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
101 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
102 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.51 R
103 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.97 R
104 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.41 R
105 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.87 R
4. Luas Wilayah Kemampuan Lahan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam
Luas = Jumlah grid x Luas grid x Skala2
Diket : Luas grid = 1² = 1
skala (1: 50.000 cm) 2 = 2.500.000.000 cm2 = 0,25Km2
a. Kelas Kemampuan I
= 308 x 1 x 0,25
= 77 km2
b. Kelas Kemampuan II
= 147 x 1 x 0,25
= 36,75 km2
c. Kelas kemampuan III
= 60 x 1 x 0,25
= 15 km2
d. Kelas kemampuan IV
= 23 x 1 x 0.25
= 5,75 Km2
e. Kelas kemampuan V
= 29 x 1 x 0,25
= 7,25 Km2
f. Kelas kemampuan VII
= 57 x 1 x 0,25
= 14.25 Km2
g. Kelas kemampuan VIII
= 3 x 1 x 0,25
= 0.75 Km2
Dari hasil matching dapat disimpulkan dari 105 satuan lahan di
Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam terdapat 7 satuan lahan yaitu kelas
kemampuan lahan I denga luas wilayah 77 Km2, kelas kemampuan lahan
II dengan luas 36.75 Km2, kelas kemampuan lahan III dengan luas 15
Km2, kelas kemampuan lahan IV dengan luas 5.75 Km 2, kelas kemampuan
lahan V dengan luas 7.25 Km2, kelas kemampuan lahan VII dengan luas
14.25 Km2, dan kelas kemampuan lahan VIII dengan luas 0.75 Km2.
Setelah diketahui jenis kemampuan lahan pada kecamatan 2 x 11 Kayu
Tanam di Kabupaten Padang Pariaman dapat diketahui bahwa dominannya
ialah kemampuan lahan kelas I, dimana pada kelas ini sesuai untuk
berbagai penggunaan pertanian, mulai dari tanaman semusim, tanaman
rumput, hutan produksi, dan cagar alam.
C. TINGKAT KERAWANAN LONGSOR
1. Pengertian
Menurut Hardiyatmo dalam Hermon (2009:69), longsor adalah
gerakan material pembentuk lereng yang diakibatkan oleh terjadinya
kegagalan geser di sepanjang satu atau lebih bidang longsor. BNPB dalam
Hermon (2009:68), longsor adalah peristiwa yang mengganggu kehidupan
yang disebabkan oleh bergeraknya massa tanah dari puncak lereng ke
bawah lereng, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana
longsor adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam berupa tanah longsor.
Penetapan kawasan rawan bencana longsor dan zona berpotensi
longsor didasarkan pada hasil pengkajian terhadap daerah yang
diindikasikan berpotensi longsor atau lokasi yang diperkirakan akan terjadi
longsor akibat proses alami. Sedangkan pada tahap berikutnya dalam
menetapkan tingkat kerawanan dan tingkat risikonya di samping kajian
fisik alami yang lebih detail, juga dilakukan kajian berdasarkan aspek
aktifitas manusianya. Pengkajian untuk menetapkan apakah suatu kawasan
dinyatakan rawan terhadap bencana longsor dilakukan sekurang-
kurangnya dengan menerapkan 3 (tiga) disiplin ilmu atau bidang studi
yang berbeda. Geologi, teknik sipil, dan pertanian adalah disiplin yang
paling sesuai untuk kepentingan ini. Ahli geologi mengkaji struktur tanah,
jenis batuan, dan tata air tanah (makro), ahli teknik sipil mengkaji
kelerengan dan kemantapan tanah (mikro), sedangkan ahli pertanian
mengkaji jenis tutupan lahan atau vegetasi.
Peta yang digunakan :
 Peta Geologi
 Peta Lereng
 Peta tanah
 Peta Bentuk lahan (hasil overlay lereng + Geologi)
2. Langkah Kerja
a. Siapkan peta bentuklahan yang sudah di overlay yang sudah
ditentukan satuan lahannya.
b. Stelah ditentukan satuan lahannya, kemudian di overlay dengan peta
tanah.
c. Tentukan skoring lerengnya, satuan lahan yang diambil yang
lerengnya di 30% keatas.
d. Setelah diambil skor lereng yang 30% keatas, kemudian beri skor
masing-masing satuanlahan sesuai dengan indicator yang ada di
Paimin.
e. Setelah semua diberi skor, jumlahkan semua skor yang sudah
ditentukan.
f. Sehingga didapat daerah yang rawan longsor.
Untuk melakukan metode skoring harus melihat tabel kriteria dan
indikator tingkat kerawanan bencana longsor per zona, seperti dibawah ini
:
Tabel 12. Indikator Tingkat Kerawanan Bencana Longsor
Indikator Bobot Sensitivita Verifer Bobo Nilai bobot
indikato s tingkat t nilai tertimbang
r kerawanan tingkat
kerawanan
longsor
Kemiringa 30% Tinggi Lereng 3 0.9
n lereng relative
landai
dengan
kemiringan
sekitar 36-
40%
Sedang Lereng 2 0.6
dengan
kemiringan
landai 31-
35%
Rendah Lereng 1 0.3
dengan
kemiringan
kurang 21-
30%
Kondisi 15% Tinggi Kondisi 3 0.45
tanah tanah/batuan
penyusun
lereng,
umunya
tersusun dari
tanah
lempung
yang mudah
mengembang
apabila jenuh
air dan
terdapat
bidang
kontras
dengan
batuan
dibawahnya.
 Sedang Lereng 2 0.3
tersusun oleh
jenis tanah
lempung
yang mudah
mengembang
, tapi tidak
ada bidang
kontras
dengan
batuan
dibawahnya.
 Rendah Lereng 1 0.15
tersusun oleh
jenis tanah
liat dan
berpasir yang
mudah,
namun
terdapat
bidang
kontras
dengan
batuan
dibawahnya.
Batuan 20% Tinggi Lereng yang 3 0.6
penyusun tersusun oleh
lereng batuan dan
terlihat
banyak
struktur
retakan
 Sedang Lereng 2 0.4
tersusun oleh
batuan dan
terlihat ada
struktur
retakan tetapi
lapisan
batuan tidak
miring
kearah luar
lereng
Rendah Lereng 1 0.2
tersusun oleh
batuan dan
tanah namun
tidak ada
struktur
retakan/kekar
pada batuan.
 Sedang Curah hujan 2 0.4
tahunan
1000-2500
mm
Rendah Curah hujan 1 0.2
tahunan
kurang dari
1000 mm
Kegempaa 3% Tinggi Kawasan 3 0.09
n gempa

 Sedang Frekuensi  2 0.06 


gempa jarang
terjadi (1-2
kali per
tahun)
 Rendah Lereng tidak 1 0.03
termasuk
daerah rawan
gempa
Vegetasi 10% Tinggi Alang-alang, 3 0.3
rumput-
rumputan,
tumbuhan
semak,
tumbuhan
perdu
Sedang Tumbuhan 2 0.2
berdaun
jarum seperti
cemara,
pinus
Rendah Tumbuhan 1 0.1
berakar
tunjang yang
perakarannya
menyebar
seperti jati
kemiri,
kosambi,
laban,
diingsem,
mindi, johar,
bungur,
banyan,
mahoni,
rengas,
sonokeling,
trengguli,
tayuman,
asam jawa
dan pilang.
Tata air 7% Tinggi Sering 3 0,21
lereng muncul
rembesan –
rembesan air
atau mata air
pada lereng,
terutama
pada bidang
kontak antara
batuan kedap
dengan
lapisan tanah
yang lebih
permeable.
 Sedang Jarang 2 0,14
muncul
rembesan
-rembesan
air atau mata
air pada
lereng,
terutama
pada bidang
kontak antara
batuan kedap
dengan
lapisan tanah
yang lebih
permeable
 Rendah Tidak 1 0,07
terdapat
rembesan air
atau mata air
pada lereng
atau bidang
kontak antara
batuan kedap
dengan
lapisan tanah
yang
permeable.
Dengan interval sebagai berikut:
Rendah (1) = 1 – 1,67
Sedang (2) = 1,68 – 2,34
Tinggi (3) = 2,35 – 3

3. Analisis Rawan Bencana Longsor


Untuk mendapatkan skor dalam kriteria diperlukan beberapa peta dasar
yaitu :
a. Peta lereng

Gambar 8. Peta Zona Lereng Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam


b. Peta geologi (menurut Permen PU wilayah yang termasuk pada zona sesar
buffer 100 meter dari sesar.)
Gambar 9. Peta Geologi Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam

c. Peta vegetasi
Gambar 10. Peta Vegetasi Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam

d. Peta curah hujan


Gambar 11. Peta Curah Hujan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam
Tabel 13. Overlay Tingkat Kerawanan Longsor
Batuan penyusun
Kemiringan Lereng Curah hujan Vegetasi Kondisi Tanah Tatat air lereng Jumlah Zona
Sl lereng
skor RBL
Kelas bobot skor Kelas bobot skor kelas bobot skor kelas bobot skor kelas bobot skor kelas bobot skor

1 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.54 R
2 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 2.14 S
3 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
4 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 2 0.2 0.4 2 0.07 0.14 2.34 S
5 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 2 0.2 0.4 1 0.07 0.07 2.27 S
6 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 2.04 S
7 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 2 0.2 0.4 1 0.07 0.07 2.17 S
8 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.97 R
9 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 S
10 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.01 S
11 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.64 R
12 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 S
13 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.97 R
14 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 R
15 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.01 S
16 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
17 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.44 R
18 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.44 R
19 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
20 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.51 R
21 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
22 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.51 R
23 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.41 R
24 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.01 S
25 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.41 R
26 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
27 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
28 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
29 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.51 R
30 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.01 S
31 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.41 R
32 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
33 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
34 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.41 R
35 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
36 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
37 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
38 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
39 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
40 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
41 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.64 R
42 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 2 0.2 0.4 2 0.07 0.14 1.24 R
43 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.34 R
44 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.41 R
45 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.71 R
46 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.97 R
47 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.97 R
48 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 S
49 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
50 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
51 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
52 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
53 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.81 R
54 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
55 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
56 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
57 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.64 R
58 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
59 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
60 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
61 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.81 R
62 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 2 0.2 0.4 2 0.07 0.14 1.54 R
63 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.37 R
64 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.81 R
65 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
66 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
67 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.34 R
68 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.64 R
69 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.22 S
70 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 2 0.2 0.4 2 0.07 0.14 1.99 S
71 1 0.3 0.3 2 0.15 0.3 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 2 0.2 0.4 2 0.07 0.14 1.39 R
72 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.79 R
73 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 3 0.1 0.3 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.99 S
74 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.79 R
75 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 2 0.07 0.14 1.79 R
76 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.36 S
77 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
78 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
79 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
80 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 2 0.2 0.4 1 0.07 0.07 2.42 S
81 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 3 0.1 0.3 1 0.15 0.15 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.92 R
82 3 0.3 0.9 2 0.15 0.3 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 2 0.2 0.4 1 0.07 0.07 2.42 S
83 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 S
84 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 1 0.15 0.15 2 0.2 0.4 2 0.07 0.14 1.84 R
85 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 S
86 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
87 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 S
88 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.77 R
89 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 2.07 S
90 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.97 R
91 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.97 R
92 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
93 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.11 S
94 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.21 S
95 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
96 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.71 R
97 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.71 R
98 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
99 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 2.01 S
100 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.61 R
101 2 0.3 0.6 1 0.15 0.15 3 0.1 0.3 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.91 R
102 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.51 R
103 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 2 0.1 0.2 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.97 R
104 1 0.3 0.3 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 3 0.07 0.21 1.41 R
105 3 0.3 0.9 1 0.15 0.15 1 0.1 0.1 3 0.15 0.45 1 0.2 0.2 1 0.07 0.07 1.87 R
Gambar 12. Peta longsor Kecamatan 2 x 11 Kayu Taman
4. Luas Wilayah Rawan Longsor Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam
Luas = Jumlah grid x Luas grid x Skala2
Diket : Luas grid = 1² = 1
skala (1: 50.000 cm) 2 = 2.500.000.000 cm2 = 0,25Km2
1) Kerawanan Sedang
= 462 x 1 x 0.25
= 115.5 Km2
2) Kerawanan Rendah
= 250 x 1 x 0.25
= 62.5 Km2
Dari hasil analisis tersebut dapat kita ketahui bahwa kecamatan 2 x 11
Kayu Tanam rawan bencana longsor sekitar 65.25 persen dari total luas
wilayah, di karenakan kemiringan lereng pada kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam
lebih dari 40 % , dan di sebabkan oleh hal hal yang lain.
D. TINGKAT KERAWANAN BANJIR
1. Pengertian
Menurut Paimin dalam Hermon (2009:36), Banjir adalah peristiwa
yang mengganggu kehidupan yang disebabkan oleh faktor alamiah akibat
rusaknya buffer zone dan kawasan upper DAS, sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis. Kawasan rawan banjir ialah kawasan yang potensial
untuk dilanda banjir yang diindikasikan dengan frekuensi terjadinya banjir
(pernah atau berulangkali).
Tipologi kawasan rawan banjir merupakan pengelompokan kawasan
yang berpotensi mengalami bencana banjir. Sedangkan PVMBG dalam
Hermon (2009:36), Kerawanan banjir adalah memperkirakan daerah-
daerah yang mungkin menjadi sasaran banjir.
Dalam pembuatan peta rawan banjir diperlukan peta dasar, yaitu :
- Peta Bentuklahan
- Peta lereng
- Peta DAS
2. Langkah Kerja
a. Peta Bentuk Lahan
1) Overlay peta Geologi dengan peta Lereng
2) Tentukan satuan lahan dari bentuk lahan tersebut
b. Peta DAS
Salin DAS yang tercakup pada wilayah Kecamatan Koto Baru
c. Overlay peta bentuk lahan dan peta das, sehingga mendapatkan
beberapa satuan lahan
d. Hitung maendering sungai sesuai satuan lahan

e. Lakukan skoring karakter rawan banjir sesuai Paimin (lihat gambar).


Dalam analisis ini, hanya mengambil faktor alami
f. Klasifikasi
Rendah : 0 – 0,91
Sedang : 0,92 – 1,82
Tinggi : 1,83 – 2,75

Gambar 13. Parameter Tingkat Kerawanan Banjir


g. Bagan Alir

Bagan 3. Tingkat Kerentanan Banjir


3. Analisis Rawan Bencana Banjir Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam

Gambar 14. Peta Sungai Kecamtan 2 x 11 Kayu Tanam


Gambar 15. Peta Bentuk Lahan Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam
Gambar 16. Peta Kemiringan Lereng Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam
Tabel 14. Overlay Tingkat Kerentanan Banjir
Lereng Kiri-Kanan Percabangan Anak
Bentuklahan Mendearing Jumlah Zona
Sl Sungai Sungai
skor RBB
Kelas bobot skor Kelas bobot skor kelas bobot skor kelas bobot skor
1 2 0.3 0.6 1 0.1 0.1 1 0.1 0.1 1 0.05 0.05 0.85 R
2 2 0.3 0.6 3 0.1 0.3 3 0.1 0.3 3 0.05 0.15 1.35 S
3 2 0.3 0.6 1 0.1 0.1 1 0.1 0.1 3 0.05 0.15 0.95 R
4 3 0.3 0.9 1 0.1 0.1 1 0.1 0.1 3 0.05 0.15 1.25 S
5 3 0.3 0.9 1 0.1 0.1 1 0.1 0.1 3 0.05 0.15 1.25 S
6 3 0.3 0.9 1 0.1 0.1 1 0.1 0.1 2 0.05 0.1 1.2 S
7 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 1 0.1 0.1 2 0.05 0.1 0.6 R
8 1 0.3 0.3 3 0.1 0.3 1 0.1 0.1 1 0.05 0.05 0.75 R
9 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 1 0.1 0.1 1 0.05 0.05 0.55 R
10 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 3 0.1 0.3 3 0.05 0.15 0.85 R
11 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 3 0.1 0.3 2 0.05 0.1 0.8 R
12 5 0.3 1.5 1 0.1 0.1 4 0.1 0.4 1 0.05 0.05 2.05 S
13 5 0.3 1.5 3 0.1 0.3 4 0.1 0.4 1 0.05 0.05 2.25 T
14 5 0.3 1.5 1 0.1 0.1 3 0.1 0.3 1 0.05 0.05 1.95 S
15 3 0.3 0.9 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 1.25 R
16 3 0.3 0.9 1 0.1 0.1 1 0.1 0.1 1 0.05 0.05 1.15 R
17 3 0.3 0.9 3 0.1 0.3 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 1.45 S
18 3 0.3 0.9 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 2 0.05 0.1 1.3 S
19 3 0.3 0.9 1 0.1 0.1 1 0.1 0.1 1 0.05 0.05 1.15 R
20 3 0.3 0.9 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 1.25 R
21 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 2 0.05 0.1 0.7 R
22 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 3 0.1 0.3 2 0.05 0.1 0.8 R
23 5 0.3 1.5 1 0.1 0.1 3 0.1 0.3 1 0.05 0.05 1.95 S
24 5 0.3 1.5 1 0.1 0.1 3 0.1 0.3 1 0.05 0.05 1.95 S
25 5 0.3 1.5 1 0.1 0.1 4 0.1 0.4 3 0.05 0.15 2.15 T
26 5 0.3 1.5 1 0.1 0.1 4 0.1 0.4 3 0.05 0.15 2.15 T
27 5 0.3 1.5 1 0.1 0.1 1 0.1 0.1 1 0.05 0.05 1.75 S
28 5 0.3 1.5 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 1.85 S
29 5 0.3 1.5 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 1.85 S
30 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 0.65 R
31 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 0.65 R
32 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 0.65 R
33 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 0.65 R
34 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 0.65 R
35 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 0.65 R
36 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 0.65 R
37 2 0.3 0.6 1 0.1 0.1 1 0.1 0.1 1 0.05 0.05 0.85 R
38 2 0.3 0.6 3 0.1 0.3 1 0.1 0.1 2 0.05 0.1 1.1 R
39 2 0.3 0.6 1 0.1 0.1 3 0.1 0.3 1 0.05 0.05 1.05 R
40 2 0.3 0.6 1 0.1 0.1 1 0.1 0.1 1 0.05 0.05 0.85 R
41 2 0.3 0.6 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 0.95 R
42 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 0.65 R
43 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 0.65 R
44 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 0.65 R
45 1 0.3 0.3 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 0.65 R
46 5 0.3 1.5 1 0.1 0.1 1 0.1 0.1 1 0.05 0.05 1.75 S
47 3 0.3 0.9 1 0.1 0.1 2 0.1 0.2 1 0.05 0.05 1.25 R
4. Luas wilayah Rawan Bencana Banjir
Luas = Jumlah grid x Luas grid x Skala2
Diket : Luas grid = 1² = 1
skala (1: 50.000 cm) 2 = 2.500.000.000 cm2 = 0,25Km2
a. Kerawanan Banjir Rendah
= 646 x 1 x 0,25
= 161.5 Km2
b. Kerawanan Banjir Sedang
= 105 x 1 x 0,25
= 26.25 Km2
c. Kerawanan Banjir Tinggi
= 47 x 1 x 0,25
= 11.75 Km2
Dari hasil yang didapatkan, dapat dilihat pada Kecamatan 2 x 11 Kayu
Tanam tergolong kepada semua criteria, yakni kriteria tinggi, sedang dan
rendah. Pada analisis kerawanan banjir, daerah dengan kriteria rawan
banjir tinggi memiliki luas wilayah 11.75 Km2, rawan banjir sedang
memiliki luas 26.26 Km2, dan rawan banjir rendah memiliki luas 161.5
Km2.
Gambar 17. Peta Tingkat Rawan Bencana Banjir
E. KEKRITISAN DAS
DAS adalah suatu wilayah daratan yang secara topografi dibatasi oleh
punggung-punggung gunung yang menampang dan menyimpan air hujan
untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama (Asdak, 2007 :
4). Daerah Aliran Sungai bisanya dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian
hulu, bagian tengah dan bagian hilir (Asdak, 1995: 11).
Sebelum melakukan analisis DAS, perlu diketahui Ciri-ciri DAS yang
kritis yaitu: Tidak adanya aliran air (baseflow) di musim kemarau Sering
terjadi luapan air pada sungai di daerah hilir, pada musim Penghujan, Banyak
kejadian/kenampakan longsor di daerah hulu, Warna air sungai sangat keruh
saat banjir, indeks koefisien limpasan sesaat tinggi Lahan kritis adalah lahan
yang keadaan fisiknya demikian rupa sehingga lahan tersebut tidak dapat
berfungsi secara baik sesuai dengan peruntukannya sebagai media produksi
maupun sebagai media tata air.
Definisi lahan kritis yang lain adalah Lahan yang tidak sesuai antara
kemampuan tanah dan penggunaannya, akibat kerusakan secara fisik, kimia,
dan biologis sehingga membahayakan fungsi hidrologis, sosial–ekonomi,
produksi pertanian ataupun bagi pemukiman. Hal ini dapat menimbulkan erosi
dan longsor di daerah hulu serta terjadi sedimentasi dan banjir di daerah hilir
(Zain, 1998).

Tabel 15. Kriteria dan Indikator Kinerja Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kriteria Indikator Parameter Standar Keterangan
Evaluasi
Penggunaa 1.Penutupan IPL= IPL= > IPL= indeks
n Lahan oleh vegetasi (LVP/Ldas) 75% baik penutup lahan
x 100% IPL= 30- LVp= luas lahan
75% bervegetasi
sedang permanen
IPL=< Ldas = Luas
30% jelek DAS
2.Kesesuaian KPL= KPL= > LPS= luas
penggunaan (LPS/Ldas) 75% baik pengggunaan
Lahan (KPL) x 100% KPL = 40- lahan yang
75% sesuai
sedang Rujukan
KPL=< penggunaan
40% jelek lahan adalah
RTRW/K dan
atau pola RLKT
3.Erosi, IE= (Ea/Et) IE= < 1 Ea= erosi aktual
Indek Erosi x 100% baik Et= erosi
(IE) IE = >1 ditoleransi
jelek Perhitungan
erosi merujuk
pada RTL,
RLKT 1988
4.Pengelolaa Pola tanam C x P < Perhitungan nilai
n Lahan (C)dan 0,01 baik C dan P merujuk
tindakan C x P = pada RTL,
konservasi 0,01 – RLKT tahun
(P) 0,50 1988
sedang
C x P >
0,50 jelek
Tata Air 1.Debit air KRS = KRS , 50 Data SPAS
sungai (Qmax / baik PU/BRLKT/HP
Qmin) KRS 50 – H
120 Q = debit sungai
sedang
KRS >
120 buruk
CV = (Sd / CV < 10% CV = coefisien
Qrata-rata) baik varian Sd =
x 100% CV >10% standar deviasi
jelek Data SPAS
IPA = Nilai IPA IPA = Indeks
semakin Penggunaan air
kecil
semakin
baik
2. Kadar Semakin Data SPAS
Kandungan lumpur menurun
sedimen dalam air semakin
baik
menurut
mutu
peruntuka
n
3. Kadar Menurut Santar baku yang
Kandungan biofisik standar berlaku, misal
pencemar kimia yang PP 20/1990
( polutan ) berlaku
4. Nisbah SDR = SDR < Ts= total
hantar (Ts/Te) x 50% sedimen
sedimen 100 % normal Te= total erosi
( SDR ) SDR 50- Data SPAS dan
75% tidak perhitungan
normal /pengukuran
SDR > erosi
75% rusak
Sosial 1.Kepedulian E kegiatn Ada, tidak Data dari
Demografis Individu positip ada instansi terkait
konservasi
mandiri
2.Partisipasi % >70 % Dari data
Masyarakat Masyarakat Tinggi pengamatan atau
dalam 40-70% dari data instansi
kegiatan sedang terkait
bersama > 40%
rendah
3. Tekanan Indeks TP < 1 T= waktu dalam
penduduk Tekanan ringan 5 tahun
terhadap penduduk TP= 1-2 Z= luas
lahan sedang lahanpertanian
TP= Z . TP> 2 minimal untuk
berat hidup
layak/jumlah
petani
F= proporsi
petani terhadap
populasi
penduduk DAS
Po= jumlah
penduduk tahun
0
L= luas lahan
pertanian
r= pertumbuhan
penduduk/tahun
Sumber: Muta’ali, 2012

1. IPL ( Indeks Penutup Lahan )

Keterangan:
IPL = Indeks penutupan lahan
LVP = Luas lahan bervegetasi permanen
Dengan standard evaluasi yaitu:
IPL>75% baik
IPL 30-75% sedang
IPL <30% buruk

Cara Perhitungan IPL :


a. Deliniasi wilayah DAS pada peta Topografi
b. Hitung luas vegetasi permanen (penggunaan lahan hutan) pada
kawasan yang telah di deliniasi.
c. Hitung persentase luas lahan bervegetasi permanen terhadap luas DAS
keseluruhan
d. Buat kesimpulan
1) DAS Bt. Anai IPL-nyaadalah:
DAS Bt. Anai
Luas DAS = 540 Km2
Vegetasi Permanen = 381.5 Km2
IPL DAS Bt. Anai
IPL = Luas vegetasi permanen : Luas DAS
= 540 Km2 : 381.5 Km
= 70.64 %
2) DAS Bt. Antokan IPL-nyaadalah:
DAS Bt. Antokan
Luas DAS = 477 Km2
Vegetasi Permanen = 158.5 Km2
IPL DAS Bt. Antokan
IPL = Luas vegetasi permanen : Luas DAS
= 477 Km2 : 158.5 Km2
= 33.22 %
2. KRS ( KoefisienRezim Sungai)
Koefisien rezim sungai (KRS) adalah perbandingan antara debit
maksimum (Qmaks) dengan debit minimum (Qmin) dalam suatu DAS.
KRS = Q max
Q min
Ket : Qmax (m3/det) = debit harian rata-rata (Q) tahunantertinggi
Qmin (m3/det) = debitharianrata-rata (Q) tahunanterendah
Tabel 16. Klasifikasi Nilai KRS
No Nilai KRS Kelas Skor
1 < 40 Baik 1
2 40 – 80 Sedang 3
3 >80 Rendah 5

Tabel 17. Hasil Analisis Koefisien Rezim Sungai (KRS) Bt. Anai Tahun 2012-
2016
Hasil
No Tahun Qmax Qmin Skor Keterangan
( Qmax/Qmin)
1 2012 55.73 2.4 23.22 1 Baik
2 2013 202.32 1.26 160.57 5 Rendah
3 2014 63.82 20.43 3.12 1 Baik
4 2015 21.49 0.86 24.99 1 Baik
5 2016 52.58 5.52 9.53 1 Baik
Jumlah 44.29 3 Sedang
9
8
7
6
5 Q Max
4 Q Min
3 Q Max/ Q Min
2
1
0
2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 18. Grafik Koefisien Rezim Sungai Bt. Anai Tahun 2012-2016
Koefisien Regim Sungai Bt.Anai adalah 44.29 yang termasuk pada
kategori sedang. Hal tersebut berarti bahwa jumlah limpasan yang terjadi
di Bt.Anai sedang dengan jumlah 44.29 m3. Dan juga dari hasil tersebut
dapat dikatakan bahwa Bt.Antokan pabila pada musim kemarau, potensi
untuk terjadinya kekeringan sedang karena KRS pada sungai ini sedang
dan kurang dapat menampung air yang dapat digunakan pada musim
kemarau.
Tabel 18. Hasil Analisis Koefisien Rezim Sungai (KRS) Bt. Antokan Tahun 2012-2016
Hasil
No Tahun Qmax Qmin Skor Keterangan
( Qmax/Qmin)
1 2012 58.4 7.46 7.83 1 Baik
2 2013 41.96 6.76 6.21 1 Baik
3 2014 33.7 9.89 3.41 1 Baik
4 2015 44.57 1.6 27.86 1 Baik
5 2016 54.57 12.3 4.44 1 Baik
Jumlah 9.95 2 Baik

72:00:00

60:00:00

48:00:00

Q Max
36:00:00
Q Min
24:00:00 Q Max/ Q Min

12:00:00

0:00:00
2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 19. Grafik Koefisien Rezim Sungai Bt. Antokan Tahun 2012-2016

Koefisien Regim Sungai Bt.Antokan adalah 9.98 yang termasuk pada


kategori Baik. Hal tersebut berarti bahwa jumlah limpasan yang terjadi di
Bt. Antokan kecil dengan jumlah 9.98 m 3. Dan juga dari hasil tersebut
dapat dikatakan bahwa Bt.Antokan pabila pada musim kemarau, potensi
untuk terjadinya kekeringan sangat kecil karena KRS pada sungai ini kecil
dan dapat menampung air yang dapat digunakan pada musim kemarau.

3. Koefisien Varian ( CV)


Koefisien variansi (CV) adalah gambaran kondisi variasi dari debit
aliran air (Q) tahunan dari suatu DAS.

Keterangan : 42,66
Sd = standar deviasi data debit (Q) tahunan dari SPAS
Qrata-rata = data debit rata-rata tahunan dari SPAS

Tabel 19. Klasifikasi Nilai Koefisien Varian


No Nilai CV Kelas Skor
1 < 10% Baik 1
2 >10% Buruk 3

Tabel 20. KoefisienVariansi (CV) Bt. Anai Tahun 2012-2016


Hasil
No Tahun QSd Qrata-rata ( QSd/Qrata- Skor Keterangan
rata)
1 2012 6.11 8.55 71.55 3 Buruk
2 2013 10.33 7.92 130 3 Buruk
3 2014 3.9 36.64 10.8 3 Buruk
4 2015 3.28 6.35 51.74 3 Buruk
5 2016 1.41 12.85 11.01 3 Buruk
Jumlah 55.02 3 Buruk
Berdasarkan hasil analisis, menunujukan bahwa Koefisien Varians
(CV) sungai Bt.Anai sebesar 55.02 , berarti CV termasuk kedalam
keadaan yang buruk. jika variasi debit (Q) tahunan besar maka kondisi
debit (Q) dari tahun ke tahun banyak mengalami perubahan, yang
menunjukkan kondisi Bt.Anai yang kurang stabil.
Tabel 21. KoefisienVariansi (CV) Bt. Antokan Tahun 2012-2016
Hasil
No Tahun QSd Qrata-rata ( QSd/Qrata- Skor Keterangan
rata)
1 2012 6.92 23.53 29.4 3 Buruk
2 2013 6.57 17.32 37.94 3 Buruk
3 2014 3.67 17.9 20.5 3 Buruk
4 2015 7.89 11.97 65.95 3 Buruk
5 2016 1.37 15.75 8.69 3 Buruk
Jumlah 32.49 3 Buruk
Berdasarkan hasil analisis, menunujukan bahwa Koefisien Varians
(CV) sungai Bt.Anai sebesar 32.49 , berarti CV termasuk kedalam
keadaan yang buruk. jika variasi debit (Q) tahunan besar maka kondisi
debit (Q) dari tahun ke tahun banyak mengalami perubahan, yang
menunjukkan kondisi Bt.Anai yang kurang stabil.

Gambar 20. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Bt. Anai


Gambar 21. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Bt. Antokan

Anda mungkin juga menyukai