USDA
1) SK MENTAN
Berdasarkan SK tersebut, penggunaan lahan dibagi menjadi 5 kawasan
peruntukan, yaitu :
1. Kawasan Lindung;
2. Kawasan Penyangga;
3. Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan;
4. Kawasan Budidaya Tanaman Semusim; dan
5. Kawasan Permukiman
Faktor pembatas yang digunakan untuk klasifikasi ini adalah :
a. Kemiringan Lereng (dinyatakan dalan satuan persen) :
Kelas I =0 – 8 % (Datar) Nilai Skor 20
Kelas II = 8 – 15 % (Landai) Nilai Skor 40
Kelas III = 15 – 25 % (Agak Curam) Nilai Skor 60
Kelas IV = 25 – 45 % (Curam) Nilai Skor 80
Kelas V = > 45 % (Sangat curam) Nilai Skor 100
Dengan menjumlahkan skor ketiga faktor tersebut maka dapat ditetapkan penggunaan
lahan pada setiap kawasan adalah sebagai berikut :
A. Kawasan Lindung
Areal dengan jumlah nilai skor untuk kemampuan lahan sama dengan atau
lebih dari 175. atau memenuhi salah satu atau beberapa syarat berikut :
Mempunyai lereng lapang >45 %;
Tanah sangat peka terhadap erosi yaitu jenis tanah Regosol, Litosol,
Organosol, dan Renzine dengan lereng >45 %;
Merupakan jalur pengaman aliran sungai/air sekurang-kurangnya 100
meter di kiri kanan sungai/aliran air tersebut;
Mempunyai ketinggian 2000 meter di atas permukaan air laut;
Guna keperluan/kepentingan khusus dan diterapkan oleh pemerintah
sebagai kawasan lindung.
B. Kawasan Penyangga
Areal dengan jumlah nilai skor untuk kemampuan lahannya adalah 124 – 174
dan atau memenuhi beberapa kriteria umum, sebagai berikut :
Keadaan fisik areal memungkinkan untuk dilakukan budidaya secara
ekonomis;
Lokasinya secara ekonomis mudah dikembangkan sebagai kawasan
penyangga;
Tidak merugikan segi-segi ekologi lingkungan.
E. Kawasan Permukiman
Areal yang memenuhi kriteria budidaya cocok untuk areal permukiman serta
secara mikro mempunyai kelerengan 0 – 8 %.
Kelerengan meliputi :
Kelerengan kelas I (datar) : 0 - 8 %
Kelerengan kelas II (landai) : 8 - 15 %
1
Angkatan 1995, Land Use Planning Kabupaten Jember (Malang : Jurusan Planologi Institut Teknologi
Nasional , 1999), hal. I - 32 - I - 34
3) USDA
Menurut sistem yang dikembangkan USDA, digunakan delapan kriteria sebagai
faktor-faktor pembatas tersebut adalah :
a. Kelerengan
Sesuai dengan sistem USDA kelerengan dibedakan menjadi 7 kelas
a. 10 : datar (0-3%)
b. 11 : landai/berombak (3-8%)
c. 12 : agak miring/bergelombang (8-15%)
d. 13 : miring/berbukit (15-30%)
e. 14 : agak curam (30-45%)
f. 15 : curam (45-65%)
g. 16 : sangat curam (>65%)
b. Tekstur tanah
Klasifikasi tekstur tanah menurut USDA dan digunakan di Indonesia, antara lain :
a. T1 :halus, yang meliputi liat dan liat berdebu
b. T2 :agak halus, yang meliputi tanah liat berpasir, lempung, liat
berdebu, lempung berliat dan lempung berdebu
c. T3 :sedang, yang meliputi debu, lempung berdebu dan lempung
d. T4 :agak kasar, yaitu lempung berpasir
e. T5 :kasar, yaitu berlempung dan berpasir
c. Permeabilitas
2
Utomo Wani Hadi,Dr, Erosi dan Konservasi Tanah (Malang : IKIP MALANG, 1994), hal. 103
e. Drainase
Ditinjau dari warna profil tanah, maka drainase dapat dikelompokkan menjadi 5
kelas, yaitu :
D0 : baik, dengan tanah yang memiliki peredaran udara. Seluruh profil tanah dari
lapisan atas sampai bawah berwarna terang seragam dan tidak terdapat bercak-
bercak.
D1 : agak baik, dengan tanah yang memiliki peredaran udara baik. Tdak terdapat
bercak-bercak berwarna kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas dan bagian
atas lapisan bawah.
D2 : agak buruk, dengan lapisan tangah atas mempunyai peredaran uadara baik.
Jadi pada lapisan ini tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, kelabu atau
coklat. Tetapi pada seluruh lapisan bawah terdapat bercak –bercak warna
kuning, kelabu atau coklat.
D3 : buruk, dengan tanah atas bagian bawah dan seluruh lapisan tanah bawah
terdapat bercak-bercak warna kuning, kelabu atau coklat.
D4 : sangat buruk, dengan seluruh lapisan permukaan tanah berwarna kelabu dan
tanah bawah berwarna kelabu atau terdapat bercak-bercak kelabu, coklat atau
kekuningan.
f. Erosi
Penilaian erosi didasarkan pada gejala erosi yang sudah terjadi. Kerusakan
karena erosi dikelompokkan menjadi lima kelas :
E0 : tidak ada erosi
E1 : ringan, jika < 25% dari tanah lapisan atas hilang.
E2 : sedang, jika 25%-75% dari lapisan tanah atas hilang.
E3 : berat, jika > 75% dari lapisan tanah atas hilang dan < 25% lapisan tanah
bawah juga hilang.
E4 : sangat berat, jika > 25% dari lapisan tanah bawah hilang.
g. Batu-batuan
Batu-batuan Menurut sistem USDA yang diterapkan di Indonesia, terdapat
beberapa jenis batuan, yaitu :
A. Kerikil, banyakny karikil dalam tanah dikelompokkan menjadi empat kelas :
B0 : tidak ada atau sedikit, (1-15% volume tanah) = Aluvium
B1 : sedang (15-50% volume tanah) = Miocene Limestone Facies.
B2 : banyak (50-90% volume tanah) = Miocene Sedimentary Facies
B3 : sangat banyak (> 90% volume tanah) = Pleistone Sedimentary Facies
B. Batuan kecil, banyaknya batuan kecil dalam tanah dikelompokkan menjadi
empat kelas :
B0 : Tidak ada atau sedikit, (0-15% volume tanah)
B1 : sedang (15-50% volume tanah)
B2 : banyak (50-90% volume tanah)
B3 : sangat banyak (> 90% volume tanah)
h. Ancaman Banjir