Anda di halaman 1dari 27

Kesesuaian Lahan

Kakao (Theobroma cacao L.)

Oleh :
Mentari Chalis / 160301137
Cindy / 160301152
Evaluasi Kesesuain Lahan
Langkah awal penilaian kesesuaian lahan adalah
melakukan evaluasi sumberdaya lahan yang merupakan
proses untuk menduga potensi sumber daya lahan untuk
berbagai penggunaannya, caranya adalah dengan
membandingkan antara persyaratan yang diperlukan oleh
suatu tanaman dan kondisi atau sifat sumberdaya lahan
yang ada.
Dalam evaluasi sumber daya lahan, ada 3 aspek
penting untuk diperhatikan
 aspek lahan,
 apek penggunaan lahan, dan
 ekonomi.
Manfaatnya ????
untuk mengetahui potensi sumber daya lahan
dalam mendukung suatu usaha tani tertentu
dan memprediksi produksi yang dapat diperoleh
serta tindakan - tindakan agronomi yang
mendukung keberhasilan usaha tani.
Cara Penilaian Kesesuaian Lahan
 Penilaian Secara langsung
 Penilaian secara Tidak Langsung

Penilaian secara langsung => dilakukan dengan


percobaan lapangan, misalnya menanam suatu tanaman
dilahan tertentu kemudian mengevaluasinya.

Penilaian secara tidak langsung => dilakukan dengan


melakukan asumsi bahwa ciri lahan suatu tempat (site)
dapat memengaruhi keberhasilan penggunaan lahan itu
untuk usaha pertanian. Kualitas suatu lahan dapat
dipelajari dari hasil pengamatan ciri lahan tersebut.
Proses penilaian lahan secara tidak langsung
dapat dibagi menjadi beberapa tahapan:
 pencirian lahan yang umumnya dilakukan saat
survey tanah,
 menentukan karakterisasi lahan,
 menilai kualitas lahan.

Kualitas lahan yang


dihubungkan dengan syarat tumbuh
tanaman akan dapat digunakan
untuk menilai kesesuaian lahan.
Penilaian Kesesuaian Lahan Budidaya
Kakao (Theobroma cacao L.)
Iklim
 curah hujan
 suhu
 kelembaban udara
 penyinaran matahari
 kecepatan angin
Tanah
 sifat fisik
 sifat kimia
 sifat biologi
Sifat Fisik Tanah
 Tekstur tanah
 Struktur tanah
 Kedalaman efektif
 Drainase
Sifat Kimia Tanah
 pH
 Kandungan hara
 Kandungan bahan organik
 KTK
Timbulan
 elevasi
 topografi
 Ketinggian tempat.
Korelasi antar Karakteristik Lahan

• semakin tinggi tempat semakin dangkal


kedalaman efektif, semakin rendah
persentase fraksi liat, pH H2O, C-organik,
N-total, Na-dd, Ca-dd, Al-dd, H-dd, KTK
dan kejenuhan basa.
• Semakin curam lereng semakin dangkal
kedalaman efektif, semakin rendah
persentase fraksi debu, fraksi liat, pH H2O,
C-organik, N-total, P-av, Na-dd, Ca-dd,
Mg-dd, KTK, dan kejenuhan basah
Korelasi antar Karakteristik Lahan

• Semakin dangkal kedalaman efektif menunjukkan


semakin rendah persentase fraksi debu, pH H2O, C-
organik, N-total, P-av, K-dd, Na-dd, H-dd, KTK,
kejuhan basa.
• Semakin tingginya C-organik menunjukkan semakin
tinggi N-total, semakin tinggi persentase K-dd, Na-
dd,KTK, sebaliknya semakin rendah C-organik
maka akan meningkatkan persentase Al-dd, H-dd,
kejenuhan basa dan salinitas.
• Semakin tinggi kapasitas tukar kation menunjukkan
semakin rendah persentase kejenuhan basa dan
salinitas.
Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Klasifikasi kesesuaian lahan bertujuaan
untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan suatu
tanaman, sehingga diperoleh informasi untuk
melakukan tindakan pengelolaan selanjutnya.
Metode klasifikasi kesesuaian lahan kakao
yang digunakan adalah metode yang
dikembangkan oleh Food Of Agricultural
Organization (FAO). Metode ini lebih menekankan
pada kondisi lahan saat evaluasi, tanpa adanya
perbaikan yang berarti.
Struktur sistem klasifikasi kesesuaian lahan
kakao terdiri atas empat kategori sebagai berikut:
• Ordo kesesuaian lahan (order), menunjukkan jenis
atau macam kesesuaian.
• Kelas kesesuaian lahan (class), menunjukkan
tingkat kesesuaian dalam ordo.
• Sub kelas kesesuaian lahan (subclass),
menunjukkan jenis pembatas atau macam
perbaikan didalam kelas.
• Satuan kesesuaian lahan, menunjukkan perbedaan-
perbedaan kecil yang diperlukan dalam pengelolaan
didalam subkelas.
Berdasarkan kesesuaian lahannya, ordo
dibagi menjadi dua sebagai berikut:
• Ordo S atau Sesuai (Suitable). Lahan yang
dapat digunakan untuk maksud tertentu, tanpa
atau dengan sedikit resiko keruwsakan terhadap
sumber daya lahannya. Keuntungan yang
diharapkan akan melebihi masukan yang
diberikan.
• Ordo N atau tidak sesuai (not suitable). Lahan
yang tidak dapat dipergunakan untuk maksud
tertentu karena mempunyai faktor pembatas
sedemikian rupa sehingga mencegah
penggunannya secara lestari.
Klasifikasi Kesesuaian Lahan Menurut FAO
Kelas Keterangan
S1 (sangat Lahan mempunyai faktor pembatas yang bersifat
tidak dominan dan tidak akan mereduksi
sesuai) produktivitas lahan secara nyata.
S2 (sesuai) Lahan mempunyai faktor pembatas dan akan
berpengaruh terhadap produktivitasnya. Kelas ini
memerlukan tambahan masukan (input), namun
pembatas tersebut biasanya bisa diatasi sendiri
oleh petani.
S3 (sesuai Lahan mempunyai faktor pembatas yang
dominan dan akan berpengaruh terhadap
marginal) produktivitas. Kelas ini memerlukan tambahan
masukan yang lebih banyak daripada lahan yang
tergolong S2. Untuk mengatasinya diperlukan
modal tinggi, sehingga perlu adanya bantuan
kepada petani untuk mengatasinya.
N (tidak sesuai) Lahan memiliki faktor pembatas yang sangat
dominan dan sulit untuk diatasi.
Tingkat perbaikan yang dapat dilakukan dapat terdiri dari
beberapa jenis sesuai dengan asumsi yang ditetapkan, yaitu :
• LI => Masukan rendah, usaha perbaikan yang dapat
dilakukan dengan modal rendah umumnya dapat dilakukan
petani, seperti pemupukan sederhana.
• MI => Masukan sedang, usaha perbaikan yang sudah mulai
membutuhkan modal dan tenaga kerja dalam jumlah tertentu.
Usaha perbaikan ini dapat berupa pemupukan lengkap dan
berimbang, pengadaan kapur, pemberian amelioran, dan lain-
lain. Teknologi ini dapat dilakukan oleh petani dalam kondisi
terbatas, selebihnya harus melibatkan keikutsertaan peran
pemerintah dan pengusaha.
• HI => Masukan tinggi, usaha perbaikan hanya dengan modal
besar dan tenaga kerja dalam jumlah tertentu, seperti
pembuatan saluran drainase, terasering. Asumsi teknologi ini
hanya dapat di lakukan oleh pemerintah.
Sub kelas mencerminkan jenis faktor pembatas
atau perbaikan yang diperlukan dalam kelas. Sub
kelas dinyatakan dengan symbol huruf kecil yang
menyatakan peringatan adanya pembatas tertentu.
Symbol sub kelas dan artinya sebagai pembatas lahan
dapat dilihat pada tabel
Simbol Arti
c Iklim
t Elevasi
s Kemiringan lahan
r Sifat fisik tanah
n Ketersediaan hara
d Genangan, kelas pangatusan (drainase)
x Keracunan (toksisitas)
Kriteria Teknis Kesesuaian Lahan
untuk Kakao
Langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam melakukan penilaian lahan dan membuat
kelas kesesuaian lahannya meliputi tiga hal
sebagai berikut.
• Mengumpulkan data yang terkait dengan
kualitas dan sifat lahan, umumnya dilakukan
dalam bentuk survey tanah.
• Menentukan kebutuhan tanaman sesuai dengan
syarat pertumbuhannya.
• Membandingkan antara sifat dan kualitas lahan
dengan syarat tumbuh tanaman.
Kriteria Kesesuaian Lahan Kakao menurut FAO
No Ciri-Ciri S1 S2 S3 N

1. (c) Iklim:
Curah hujan 1250-1500, 1100-1250, <1100,
1500-2500
tahunan (mm) 2500-3000 3000-4000 >4000
Lama bulan
0-1 1-3 3-5 >5
Kering (bulan)
2. (t) Elevasi
Kakao Mulia 0-600 600-700 700-800 >800
Kakao Lindak 0-300 300-450 450-600 >600
3. (s) Lereng (%) 0-8 8-15 14-45 >45 (>24o)
(r) Sifat Fisik
4.
Tanah
Kedalaman
>150 100-150 60-100 <60
Efektif (mm)
S. loam, Loamy Gravel,
C.loam, sand, Structured Sand,
Tekstur
Silty loam, Sandy clay, clay Massive
Loam Silty clay clay
Persen batuan
di permukaan - 0-3 3-15 >15
(%)
(d) Genangan
5. - - 1-7 >7
(hari)

Somewhat
Very poor,
Kelas drainase Moderately poor, poor,
well very
tanah well Somewhat
excessive
(n) Sifat Kimia
6.
Tanah(0-30 cm)
5.0-6.0 , 7.0- 4.5-5.0 , 7.5-
pH 6.0-7.0 <4.0 , >8.0
7.5 8.0
C-organik (%) 2-5 1-2, 5-10 0.5-1, 10-15 <0.5, >15

KPK (me/100g) >15 10-15 5-10 <5

KB (%) >35 20-35 <20 -


sedang –
N rendah sangat rendah -
sangat tinggi
sedang –
P rendah sangat rendah -
sangat tinggi
sedang –
K rendah sangat rendah -
sangat tinggi
(e) Keracuanan
7.
(Toksisitas)
Salinitas (mm
<1 1-3 3-6 >6
hos/cm)
Kejenuhan Al (%) <5 5-20 20-60 >60
Korelasi antara Karakteristik Lahan dan
Produktivitas dan Mutu Kakao
Karakteristik lahan mempunyai hubungan yang nyata
dengan produktivitas kakao, dimana produktivitas
kakao akan meningkat apabila kedalaman efektif
semakin dalam, tinggi kandungan C-organik, N-total,
P-av, Na-dd, H-dd, KTK, kejenuhan basa, semakin
rendah ketinggian tempat dan kelerengan. Hubungan
karakteristik lahan dengan dengan mutu kakao juga
menunjukkan korelasi yang nyata dimana mutu buah
kakao akan semakin baik apabila semakin dalam
kedalaman efektif, naiknya pH KCl, P-av,dan KTK, dan
semakin rendah ketinggian tempat dan kelerengan.
Konservasi Lahan
Pembuatan Teras
Ada tiga jenis teras yang selama ini dikenal, yaitu teras
bangku, teras gulud dan teras individu. Teras tersebut
dibuat searah dengan garis kontur, agar aliran air didalam
teras tidak deras. Garis komtur adalah garis yang
menghubungkan titik-titik lokasi atau tempat yang memiliki
ketinggian (elevasi) sama. Jenis teras yang dibuat harus
disesuaikan dengan kondisi lahan, kemiringan lahan,
kedalaman efektif tanah (jeluk tanah), dan kepekaan tanah
terhadap erosi.
Teras Bangku
Teras Gulud
Teras Individu
Manfaat Teras
• Memperpendek panjang lereng dan
menurunkan kemiringan lereng
• Memperlambat laju aliran permukaan dan
menyalurkannya dengan kekuatan yang tidak
merusak
• Meningkatkan laju infiltrasi air kedalam tanah
• Mencegah akumulasi air hujan dan aliran
permukaan yang dapat mengalir dengan
kekuatan yang merusak
• Mempermudah pengelolaan tanah dan
pertanaman.

Anda mungkin juga menyukai