Kesehatan tanah ialah integrasi dan optimasi sifat tanah yang bertujuan untuk
peningkatan produktivitas dan kualitas tanah, tanaman, dan lingkungan. Menurut
Idowu et al (2008) Kesehatan tanah ialah integrasi dan optimasi sifat tanah yang
bertujuan untuk peningkatan produktivitas dan kualitas tanah, tanaman, dan
lingkungan. Kesehatan tanah tidak dapat diukur langsung, tetapi diukur dengan
menggunakan indikator kinerja tanah. Perubahan indikator kinerja tanah dapat
berguna untuk menentukan bahwa kesehatan tanah perlu dipelihara dengan praktek
konservasi tanah. Ciri tanah yang sehat adalah tanah mudah diolah, jeluk tanah cukup
dalam, unsur hara cukup tidak berlebihan, populasi hama dan penyakit tanaman kecil,
drainase sangat baik, populasi organisme tanah yang menguntungkan sangat banyak,
gulma sangat kecil, bebas bahan kimia dan toksin, tahan degradasi, lentur (resilience)
ketika terjadi kondisi yang buruk .(Gugino, dkk, 2007).
2.3 Kriteria Kesuburan Tanah Menurut Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor
Lahan kering memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah, dan kadar bahan
organik rendah. Kondisi ini makin diperburuk dengan terbatasnya penggunaan pupuk
organik, terutama pada tanaman pangan semusim. Status kesuburan tanah merupakan
kondisi kesuburan tanah di tempat dan waktu tertentu yang dinilai berdasarkan
kriteria baku parameter kesuburan tanah sesuai petunjuk teknis evaluasi kesuburan
tanah. (Susila, 2013). Analisis tanah memberikan data sifat kimia, status unsur hara,
serta sifat fisika tanah. Selain untuk uji tanah, analisis tanah juga diperlukan untuk
klasifikasi tanah dan evaluasi lahan. Uji tanah digunakan dalam penelitian kesuburan
agar dapat memberikan rekomendasi pemupukan untuk perbaikan kesuburan tanah
dan peningkatan hasil pertanian. Analisis jaringan tanaman diperlukan untuk
penelitian respon pemupukan, diagnosis penyakit yang disebabkan kekahatan atau
keracunan unsur, dan rekomendasi pemupukan.( Balai Penelitian Tanah, 2009)
Balai Penelitian Tanah. 2009. ANALISIS KIMIA TANAH, TANAMAN, AIR, DAN
PUPUK. Bogor. Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian.
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-dasar ilmu tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sembiring, S., T. Butarbutar, R.M.S. Ha-rahap dan A. Purba. 2000. Perubah-an Sifat-
sifat Tanah Pada Tapak Pi-nus merkusii dan Hutan Alam Sete-lah Delapan
Tahun Dikonversi Men-jadi Tanaman Eucalyptus urophylla di Aek Nauli.
Prosiding Seminar Ha-sil-hasil Penelitian. Parapat, 4 Maret 2000. Balai
Penelitian Kehutanan Pematang Siantar.
Susilawati. 2008. Karakteristik Sifat Fisik dan Kimia Ubi Kayu. Jurnal Teknologi
Industri dan Hasil Pertanian. 13(2):04-13
Susila, Dharma K. 2013. Studi Keharaan Tanaman dan Evaluasi Kesuburan Tanah di
Lahan Pertanian Jeruk Desa Cenggiling, Kecamatan Kuta Selatan. Agrotrop Vol.3
No.2 Hal 13-20
Gugino, B.K., Idowu, O.J.,Schindelbeck, R.R., van Es, H.M., Wolfe, D.W., Thies,
J.E. and Abawi, G.S. (2007). Cornell Soil Health Assessment Training Manual,
Edition 1.2, Cornell University, Geneva, N.Y 59 pp.
Magdoff, F. 2001. Concept, componen and strategies of soil health in
agroecosystems. Journal of Nematology 33 (4); 169-172.
Idowu, J., van Es H., Schindelbeck, R.R., Abawi G., Wolfe D., Thies J., Gugino, B.,
Moebius B., Clune, D. (2008). Soil Health Assessment and Management: The
Concepts.