Anda di halaman 1dari 2

2.

lahan
Lahan menurut FAO lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat-sifat
tertentu yang meliputi biosfer, atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, populasi tanaman dan
hewan serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan sekarang, sampai pada tingkat tertentu dengan
sifat- sifat tersebut mempunyai pengaruh yang berarti terhadap fungsi lahan oleh manusia pada
masa sekarang dan masa yang akan datang. (FAO dalam Sitorus, 2004). Berdasarkan data sensus
pertanian oleh BPS (Badan Pusat Statistik) setiap tahunnya jumlah lahan yang digunakan untuk
pertanian semakin berkurang. Para petani tidak memiliki tanah sehingga menumpang atau bekerja
pada tuan tanah. Ketika system kapitalisme diperkenalkan di dunia pertanian, hubungan feodal
berubah menjadi hubungan buruh-majikan dan lahirlah buruh tani yang jumlahnya sangat banyak
seperti di Indonesia.
Penggunaan lahan yang berlebihan akan menyebabkan lahan terdegradasi. Masalah
lingkungan dan ancaman degradasi lahan di negara-negara berkembang sebagian besar disebabkan
oleh ekspoitasi dan penggundulan hutan sehingga akan terjadinya erosi tanah, hilangnya lahan
tadah hujan, berkurangnya kesuburan tanah dan sebagainya. Erosi tanah merupakan penyebab
kemerosotan tingkat produktivitas lahan DAS bagian hulu, yang akan berakibat terhadap luas dan
kualitas lahan kritis semakin meluas. Penggunaan lahan diatas daya dukungnya tanpa diimbangi
dengan upaya konservasi dan perbaikan kondisi lahan sering akan menyebabkan degradasi lahan
Misalnya lahan didaerah hulu dengan lereng curam yang hanya sesuai untuk hutan, apabila
mengalami alih fungsi menjadi lahan pertanian tanaman semusim akan rentan terhadap bencana
erosi dan atau tanah longsor. Erosi tanah oleh air di Indonesia (daerah tropis), merupakan bentuk
degradasi lahan yang sangat dominan.
Perubahan penggunaan lahan miring dari vegetasi permanen (hutan) menjadi lahan
pertanian intensif menyebabkan tanah menjadi lebih mudah terdegradasi oleh erosi tanah. Akibat
degradasi oleh erosi ini dapat dirasakan dengan semakin meluasnya lahan kritis. Praktek
penebangan dan perusakan hutan (deforesterisasi) merupakan penyebab utama terjadinya erosi di
kawasan daerah aliran sungai (DAS). Sebagai contoh, pada tahun 2000 banyak terjadi
deforesterisasi atau penebangan hutan liar baik di hutan produksi ataupun dihutan rakyat, yang
menyebabkan terjadinya kerusakan hutan dan lahan.
Beberapa factor yang mempengaruhi baik buruknya kemampuan lokasi pertanian
diantaranya adalah kemiringan lereng, irigasi dan drainase, kedalaman tanah, tekstur bawah tanah,
derajat kelembaban dan resiko kebanjiran. Hal tersebut sangat mempengaruhi produktivitas suatu
komoditas. Untuk menjaga factor-gaktor yang mempengaruhi tersebut harus dilakukannya
konservasi. Menurut Arsyad (1985) konservasi adalah kemampuan tanah sesuai dengan
kemampuannya, memberikan perlakuan kepada tanag sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan
agar tanah tidak rusak dan dapat dipergunakan atau produktif dalam waktu yang tidak terbatas.
Untuk menghadapi hambatan lahan seperti penyempitan lahan dapat diatasi dengan cara usahatani
semakin diintensifkan.

Anda mungkin juga menyukai