ABSTRAK
Tanah dengan kadar PH rendah dapat ditingkatkan dengan cara pengapuran yang mampu menetralkan
pH tanah. Penetralan tanah dengan pengasaman dapat dilakukan dengan penambahan dolomit dan
CaCO3. Dolomit berperan dalam mengaktifkan berbagai jenis enzim, membantu kebutuhan kalsium
sedangkan CaCO3 digunakan untuk penetralan tanah dengan struktur Kristal yang lebih halus sehingga
menjadi lebih cepat terurai oleh tanah. tujuan untuk mengetahui cara penentuan pH tanah dan
penentuan dosis kapur. Praktikum dilaksanakan di Lahan Rusunawa Universitas Muhammadiyah
Malang pada hari Rabu, 11 dan 13 November 2022. Pengapuran dilakukan menambahkan dolomit
dalam tanah di dalam pot yang ditanami cabai rawit (Capsicum frutences L) dan (Solanum
melongena). Pengapuran dibedakan menjadi 3 perlakuan yaitu perlakuan 1 kontrol, perlakuan 2
dolomit, perlakuan 3 CaCO3 dengan masing-masing perlakuan 3 ulangan. Pengaruh pengapuran
dilihat dari tinggi tanaman, jumlah daun, dan pH tanah selama 5 minggu. Hasil yang diperoleh adalah
jenis kapur berpengaruh terhadap pertamahan tinggi tanaman cabai dan terong, tetapi tidak
berpengaruh terhadap jumlah daun dan pH tanah. Sedangkan dosis dari masing-masing kapur juga
tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan ph tanah. Tanaman cabai rawit lebih
tinggi yaitu 12,36cm dibandingkan terong yaitu 9,45cm selaras dengan jumlah daun cabai rawit lebih
banyak yaitu 11,50 sedangkan terong sebanyak 8,25. ph tanah yang diperoleh bersifat netral cenderung
asam dengan kisaran ph 5,83-6,23. Perlakuan terbaik terdapat pada tanaman cabai dengan
menggunakan dolomit yang mempeeoleh ph 6,29 sehingga tanaman lebih tinggi dan jumlah daun
banyak.
Kata Kunci: Asam, Kapur, Kimia
PENDAHULUAN
Tanah menjadi media utama yang umum digunakan dalam proses budidaya sebagai
tempat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman menghendaki Ph tanah yang
bersifat netral agar dapat bereproduksi dengan baik. pH tanah merupakan salah satu sifat
kimia tanah dimana terdapat ikatan anatara unsur atau senyawa yang ada di dalam tana.
Menurut pendapat Novia, et.al (2021), pada kondisi ph tanah yang netral terdapat banyak
unsur hara yang dapat larut dalam air sehingga dapat mempengaruhi tingkat absorbs unsur
hara oleh tanaman, sedangkan pada tanah masam tanah didominasi oleh ion Fe dan Al. Pada
kondisi tanah yang kekurangan atau kelebihan Ph menganggu aktivitas tanaman karena
adanya unsur hara yang mengalami defisiansi. Sebagamana pendapat Aryanto, et.al (2015),
Tanah dengan kadar Ph rendah mengandung unsur Al, Fe, dan Mg yang bersifat toksis serta
defisiensi unsur hara N, P, K, Ca dan Mg sehingga mempengaruhi produksi tanaman.
Tanah dengan kadar PH rendah dapat ditingkatkan dengan cara pengapuran yang
mampu menetralkan pH tanah. Pengapuran dapat menghindari pengaruh kurang
menguntungkan dari kemasaman tanah. Menurut pendapat Krisnawanti et,al (2019), kapur
pertanian disarankan mengandung kalsist (CaCO 3) sebesar 85% atau CaO sebanyak 48%.
Untuk meningkatkan kesuburan tanah melalui pengapuran perlu memperhatikan dosis
penggunaan kapur yang akan diaplikasikan. Sebagaimana pendapat Maulana, et.al (2020),
peningkatan kesuburan tanah melalui pengapuran diakui secara luas untuk meningkatkan
produktivitas tanah dan tanaman dengan melakukan 4 ketantuan yaitu dengan
memperharikan dosis, cara, waktu, dan kondisi yang tepat.
Penetralan tanah dengan pengasaman dapat dilakukan dengan penambahan dolomit
dan CaCO3. Dolomit berperan dalam mengaktifkan berbagai jenis enzim, membantu
kebutuhan kalsium (Ca0, karbohidrat, dan berbagai nutrisi lain. Menurut Berutu, et,al (2020),
Pupuk dolomit mengandung Ca dan Mg yang dapat berperan sebagai aktivator enzim untuk
mempercepat aktivitas enzim (selulose). Mg merupakan mineral makro sebagai aktivatiror
enzim yang berkaitan dengan metabolisme protein. Sementara itu, CaCO 3 digunakan untuk
penetralan tanah dengan struktur Kristal yang lebih halus sehingga menjadi lebih cepat
terurai oleh tanah (Tampubolon, et.al 2020). Sehingga dalam praktikum dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui cara penentuan pH tanah dan penentuan dosis kapur.
Tanaman
Minggu Ke-
Perlakuan
1 2 3 4 5
Pupuk / Kapur
Jenis kapur dan jenis tanaman berbeda tidak nyata pada seluruh pengamatan. Akan
tetapi, jenis tanaman berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada minggu ke 1 dan 2.
Artinya pada minggu ke 1 dan 2 jenis kapur dapat mempengaruhi tinggi tanaman.
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa secara umum tanaman cabai lebih tinggi
dibandingkan tanaman terong. Sedangkan untuk laju pertumbuhannya perlakuan dengan
penggunaan dolomit dan CaCO3 lebih baik dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Tinggi
tanaman pada perlakuan dolomit mencapai 12,28 cm, CaCo3 10,28cm, dan kontrol 10,08cm.
Sebanding dengan hasil penelitian Bukhari, et al., (2021), yaitu rata-rata tinggi tanaman yang
diberikan kapur terlihat lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberikan kapur,
semakin tinggi diberikan kapur pada tanah tergenang dapat memperlihatkan pertumbuhan
tinggi kacang tanah yang lebih baik, sehingga kapur mutlak diperlukan pada tanah tergenang
untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman.
Jumlah Daun
Berdasarkan analisis ragam jumlah daun tidak terjadi interaksi antara perlakuan jenis
tanaman dan jenis kapur pertanian minggu ke 1-5. Secara terpisah perlakuan jenis tanaman
juga tidak terjadi interaksi pada minggu ke 1 dan 5. Rerata jumlah daun disajikan pada Tabel
2.
Tabel 1. Pengaruh jenis kapur dan tanaman terhadap jumlah daun minggu ke 1-5
Minggu Ke-
Perlakuan
1 2 3 4 5
Tanaman
Minggu Ke-
Perlakuan
1 2 3 4 5
Pupuk / Kapur
Jumlah daun tidak berpengaruh nyata terhadap jenis tanaman dan jenis kapur yang
diaplikasikan pada media tanam. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2, dimana semua
perlakuan memiliki notasi yang sama yaitu a. Jumlah daun sebanding dengan tinggi tanaman
pada Tabel 1, yaitu pada perlakuan dengan kapur memiliki jumlah daun lebih banyak
dibandingkan perlakuan kontrol. Jumlah daun pada perlakuan kontrol 8,92, dolomit sebanyak
10,69, dan CaCO3 sebanyak 9,69. Sedangkan jumlah daun setiap jenis tanaman juga berbeda,
tanaman cabai memiliki daun 11,50 dan tanaman terong 8,20. Berdasarkan data tersebut
dapat diketahui bahwa pengapuran terbaik terdapat pada tanaman cabai dengan
pengaplikasian jenis kapur dolomit. Sebanding dengan , pendapat Khinzir (2013) upaya
untuk memperbaiki keasaman tanah dapat di lakukan dengan pengapuran untuk
meningkatkan PH tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara tanaman, mengurangi
kelarutan unsur beracun seperti Fe, Al dan Mn, memperbaiki struktur tanah ,serta
mempercepat perkembangan akar dan jasad renik (mikroba) terutama bakteri pengikat
Nitrogen dan nitrifikasi.
pH
Berdasarkan analisis ragam pH tanah tidak terjadi interaksi antara perlakuan jenis
tanaman dan jenis kapur pertanian minggu ke 1-5. Secara terpisah perlakuan jenis tanaman
tidak terjadi interaksi pada minggu ke 1 dan 5. Rerata pH tanah disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengaruh jenis kapur dan tanaman terhadap pH tanah minggu ke 1-5
Minggu Ke-
Perlakuan
1 2 3 4 5
Tanaman
Cabai 5,12 a 5,20 a 5,60 a 5,67 a 5,85 a
Terong 5,15 a 5,29 a 5,63 a 5,68 a 6,23 a
BNJ 5% 7,58 4,08 6,07 7,68 9,01
Minggu Ke-
Perlakuan
1 2 3 4 5
Pupuk / Kapur
Kontrol 5,07 a 5,18 a 5,50 a 5,44 a 5,80 a
Dolomit 5,17 a 5,22 a 6,04 a 6,09 a 6,49 a
Caco3 5,15 a 5,33 a 5,31 a 5,47 a 5,83 a
BNJ 5% 9,16 4,92 7,33 9,28 10,88
KESIMPULAN
Jenis kapur berpengaruh terhadap pertamahan tinggi tanaman cabai dan terong, tetapi
tidak berpengaruh terhadap jumlah daun dan pH tanah. Sedangkan dosis dari masing-masing
kapur juga tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan ph tanah. Tanaman
cabai rawit lebih tinggi yaitu 12,36cm dibandingkan terong yaitu 9,45cm selaras dengan
jumlah daun cabai rawit lebih banyak yaitu 11,50 sedangkan terong sebanyak 8,25. ph tanah
yang diperoleh bersifat netral cenderung asam dengan kisaran ph 5,83-6,23. Perlakuan
terbaik terdapat pada tanaman cabai dengan menggunakan dolomit yang mempeeoleh ph 6,29
sehingga tanaman lebih tinggi dan jumlah daun banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Arini, E. 2012. Pemberian Kapur (CaCO3) Untuk Perbaikan Kualitas Tanah Tambak Dan
Pertumbuhan Rumput Laut Gracillaria SP. Jurnal Saintek Perikanan. 6(2):
23 – 30
Aryanto, A., Triadiati dan Sugiyanta. 2015. Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah dan Gogo
dengan Pemberian Pupuk Hayati Berbasis Bakteri Pemacu Tumbuh di Tanah
Masam. Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). 20 (3): 229235.
Berutu, Mei Awbian., Wibowo, Risky Hadi., Fadhila, Alfrendi Anis., Darwis, Wellly.,
Sipriyadi., dan Berutu, Ali Sadikin. 2020. Perbedaan Pemberian Kapur Dan
Dolomit Terhadap Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih (Pleurotus
ostreatus (Jacq. Ex. Fr) Kummer). Jurnal Pembelajaran Dan Biologi
Nukleus. 6 (2): 153 – 159.
Bukhari, B., Safridar, N., dan Fadili, R. 2020. Pengaruh Pengapuran Dan Pemupukan Fosfor
Pada Tanah Yang Sering Tergenang Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.). Jurnal Agroristek. 3(2): 95-105
Krisnawati, Dian dan Bowo, Cahyoadi. 2019. Aplikasi Kapur Pertanian Untuk Peningkatan
Produksi Tanaman Padi Di Tanah Sawah Aluvial. Berkala Ilmiah Pertanian,
2(1): 13-18.
Maulana, Amsar., Hervuyanti., dan Prasetyo, Teguh Budi. 2020. Pengaruh Berbagai Jenis
Kapur Dalam Aplikasi Pengapuran Untuk Memperbaiki Sifat Kimia Ultisol.
Jurnal Tanah dan Sumbe rdaya LahaN. 7 (2) :209-214.
Novia, Wina dan Fajriani. 2021. Analisis Perbandingan Kadar Keasaman (pH) Tanah Sawah
Menggunakan Metode Kalorimeter dan Elektrometer di Desa Matang Setui.
Jurnal Hadron. 3(1): 10-12.
Nyakpa. M. Y. 2015. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung.
Palupi, Nurul puspita. 2015. Analisis kemasaman tanah dan C organic tanah bervegetasi
alang-alang akibat pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk kandang
kambing. Media sains. 8(2):182-188.
Saputro, H., Sarwiti, R., dan Ingesti, P.S.W.R., 2017. Pengaruh Dosis Pupuk Organik Dan
Dolomit Pada Lahan Pasir Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Kedelai (Glycine max, L.Merrill). : Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan
Subtropika 2 (2) : 70 - 73
Tampubolon, Eko., Damanik, M. Madjid., dan Marpaung Purba. 2018. Efek Pupuk Kandang
Ayam dan Kapur CaCO3 terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah dan
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Tanah Inceptisol Kwala
Bekala. JurnalAgroekoteknologi FP USU. 6(1: 158- 166.
Yuliana. 2016. Pemberian Seresah Daun Jati Dalam Meningkatkan Kadar Hara Dan Sifat
Fisika Tanah Pada Tanah Kapur. Prosiding Seminar Nasional Biologi. 11(9):
213-217.
DOKUMENTASI