Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN

ACARA IX. BIOSSAY ZAT PENGATUR TUMBUH

Nama : Salma Hana Faizah


No. Mahasiswa : 20200210161
Gol / Kel : Agroteknologi D
Asisten : Deta Dwi
CoAsisten : Mita Dwi Novitasari

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2020
A. IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Salma Hana Faizah
No. Mahasiswa : 20200210161
Gol / Kel : Agroteknlogi D
Asisten : Deta Dwi
CoAsisten : Mita Dwi Novitasari

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengaruh auksin pada pertumbuhan akar.
2. Untuk mengetahui pengaruh giberellin terhadap pertumbuhan atau pemanjangan batang
tanaman.
3. Untuk mengetahui pengaruh sitokinin pada senesen daun.

C. BAHAN DAN ALAT


Bahan:
- Kecambah jagung
- Kecambah kacang
- Daun - Kertas saring
- Larutan IAA, Ekstrak Bawang Merah, GA3, Ekstrak Kacang Hijau, Kinetin, dan Air
Kelapa Alat:
- Penggaris
- Pensil
- Label
- Pertidish
- Silet
- Pinset
- Mikropipet

D. CARA KERJA

1. Bagi kertas saring menjadi 5 bagian untuk meletakkan tanaman yang akan
diuji (bentuknya bebas). Tentukan angka untuk meandai perlakuan dari
tanaman. Dan berikan label perlakuan.
2. Letakkan tanaman sesuai dengan perlakuan.
3. Jagung untuk auksin, kacang tanah untuk giberelin dan daun untuksitoinin
4. Tetesi larutan sesuai perlakuan ke petridish lewat kertas saring hingga basah sebanyak
10 ml.pemberian larutan ini dilakukan secara bertahap
5. Tutup petridish.
6. Amati dari hari 0 sampai seminggu

7. HASIL PENGAMATAN
1. Perpanjangan akar kecambah kacang tanah (cm) pada berbagai kadar auksin
Nisbah
Hari ke-
Perlakuan Akar
1 2 3 4 5 6 7
IAA 0,01 ppm 1,16 1,4 0,72 0,16 0 0 0,18 0,53
IAA 0,1 ppm 0,66 0,56 0,04 0,26 0 0 1,78 0,87
IAA 1 ppm 1,12 0,96 0,26 0,13 0 0 0 0,43
IAA 10 ppm 0,94 1,16 1,13 0,5 0 0 0,23 1,67
EK. BM 5g/20ml 0,5 0,72 0,86 0,2 0 0 0,38 0,67
EK. BM 10g/20ml 1,14 1,26 0,34 0,28 0 0 1,02 0,93
EK. BM 20g/20ml 1,1 1,1 0,14 0,5 0 0 0,08 1,67
Kontrol (Aquades) 1,3 1,18 0,7 0,3 0 0 0 1

2. Perpanjangan koleoptil kecambah jagung (cm) pada berbagai kadar asam


Hari ke- Rerata
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7
GA3 5 ppm 0,16 0,10 0,22 0 0 0 0 0,16
GA3 10 ppm 0,26 0,06 0,08 0 0 0 1,46 0,47
GA3 15 ppm 0,30 0,20 0,22 0,22 0 0 1,59 0,51
EK. KH 5g/20ml 0,10 0,80 0,12 0,18 0 0 0 0,30
EK. KH 10g/20ml 0,28 0,16 0,60 0 0 0 0 0,35
EK. KH 20g/20ml 0,54 0,22 0,24 0,10 0 0 0 0,28
Kontrol (Aquades) 0,40 0,26 0,50 0,40 0 0 5,08 1,33

3. Jumlah hari yang diperlukan potongan daun tanaman padi sampai


pembentukan warna kuning pertama kali pada berbagai kadar ZPT
Nomor Daun
Perlakuan Rerata
1 2 3 4 5
GA3 20 ppm 10% 15% 20% 20% 20% 17%
GA3 40 ppm 20% 20% 20% 20% 20% 20%
KIN 5 ppm 0 10% 20% 30% 20% 17%
KIN 10 ppm 10% 13% 13% 10% 13% 12%
Air Kelapa 25% 0 10% 30% 45% 10% 19%
Air Kelapa 50% 5% 20% 30% 20% 20% 19%
Air Kelapa 100% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
Kontrol (Aquades) 21% 41% 44% 49% 39% 39%

8. TINJAUAN PUSTAKA
Dewasa ini secara luas diakui bahwa zat pengatur tumbuh (ZPT) memiliki peran
pengendalian yang sangat penting dalam dunia tumbuhan. Saat ini, ZPT tanaman
dipergunakan secara luas di dunia pertanian dengan berbagai tujuan, di antaranya penundaan
atau percepatan pematangan buah, perangsangan perakaran, peningkatan peluruhan daun atau
pentil buah, pengendalian perkembangan buah, pemberantasan gulma, pengendalian ukuran
organ, dan lain-lain.(Wiraatmaja, 2017)
Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkat keberhasilan stek adalah
penambahan zat pengatur tumbuh sintetis. ZPT akan merangsang pertumbuhan suatu
tanaman dalam membantu pembentukan fitohormon yang ada didalam tanaman dan
menggantikan fungsi dan peran hormon.(Ramadan et al., 2016)
Istilah zat tumbuh mencakup hormon tumbuhan (alami) dan senyawa-senyawa buatan
yang dapat mengubah tumbuh dan perkembangan tumbuhan. Nama senyawa tersebut dapat
juga menyatakan kegiatan fisiologisnya, misalnya zat tumbuh daun, zat tumbuh akar, dan
sebagainya.(Wiraatmaja, 2017)
Zat Pengatur Tumbuh yang sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan adalah
indoleacetic acid (IAA), indolebutyric acid (IBA), dan nepthaleneacetic acid
(NAA).IBANdan NAA lebih efektif daripada IAA, sebabkeduanya lebih stabil digunakan
pada penyetekkan.Menurut Ponganan (2004) menjelaskan bahwa NAA dan IBA mempunyai
sifat translokasi yang lambat dan persistensi tinggi serta aktifitas yang rendah sehingga selang
perakaran cukup besar.Penelitian ini menggunakan IAA untuk pengujuan. Menurut
Watimenna (1991) menjelaskan bahwa IAA merupakan salah satu hormone tumbh yang
berperan unuk memacu pertumbuhan sepanjang sumbu longitudinal yaitu berupa peningkatan
pembesaran sel yang berlangsung kesegala arah isodiametric.(Kurniawan,2016)(Baihaqqi,
2016)

9. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dibagi menjadi 3 sub acara, dimana setiap sub acara dilakukan
dalam beberapa perlakuan yang berbeda.

1. Perpanjangan akar kecambah kacang tanah (cm) pada berbagai kadar auksin
Berdasarkan data praktikum pada perlakuan GA3, Ekstrak Bawang Merah, dan
aquades sebagai kontrol didapatkan hasil yang menunjukkan perpanjangan akar
yang paling tinggi pada perlakuan kadar IAA 0,1 ppm di hari ke tujuh
diantara kadar yang auksin yang digunakan. Menurut (Husain & Khan, 2011)
pertumbuhan panjang akar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan
faktor jumlah daun. Faktor genetik berperan dalam mengkoordinasikan gen yang
membangun sistem perakaran, sedangkan faktor jumlah daun berperan dalam
meningkatkan perkembangan akar.

2. Perpanjangan koleoptil kecambah jagung (cm) pada berbagai kadar asam


Berdasarkan data praktikum pada perlakuan GA3, Ekstrak Kacang Hijau, dan
aquades sebagai kontrol didapatkan hasil yang menunjukkan perpanjang akar pada
perlakuan kontrol didapatkan nilai rerata perpanjangan koleoptil paling tinggi
yaitu sebesar 1,33. Hal ini terjadi karena air dapat diserap tanaman melalui akar
bersama-sama dengan unsur-unsur hara yang terlarut di dalamnya, kemudian diangkut
kebagian atas tanaman, terutama daun, melului pembuluh xylem.

3. Jumlah hari yang diperlukan potongan daun tanaman padi sampai


pembentukan warna kuning pertama kali pada berbagai kadar ZPT.
Berdasarkan data praktikum pada perlakuan GA3, KIN, Air Kelapa, dan aquades
sebagai kontrol didapatkan hasil yang menunjukkan rata-rata hasil paling besar
adalah pada perlakuan kontrol. Kadar klorofil total daun pada setiap perlakuan
berbeda nyata dari perlakuan kontrol. Hal ini dikarenakan aquades merupakan pelarut
yang jauh lebih baik dibandingkan hampir semua cairan yang umum dijumpai.
10. KESIMPULAN
Bedasarkan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Larutan IAA dan ekstrak bawang merah dari Zat Pengatur Tumbuh Auksin
berpengaruh terhadap pertumbuhan akar.
2. Larutan Giberelin yang diujikan tidak memiliki pengaruh ya ng begitu
kuat terhadap perpanjangan koleoptil tanaman jagung dan pengaruh perlakuan kontrol
(aquades) memiliki pengaruh lebih tinggi terhadap perpanjangan koleoptil tanaman
jagung.
3. Perlakuan kontrol memiliki pengaruh lebih besar pada senesen daun
daripada larutan sitokinin yang diujikan.

DAFTAR PUSTAKA

Baihaqqi, solicha faradila. (2016). Pengaruh Macam Dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh
Terhadap Keberhasilan Pencankokan Tunas Salak Nglumut. Fakultas Pertanian
Universitas PGRI Yogyakarta, 1–111.

Ramadan, V. R., Kendarini, N., & Ashari, S. (2016). Kajian Pemberian Zat Pengatur Tumbuh
terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman Buah Naga (Hylocereus costaricensis). Jurnal
Produksi Tanaman, 4(3), 180–186.

Wahyuni, D. K., Prasetyo, D., & Hariyanto, S. (2014). Perkembangan Kultur Daun
Aglaonema sp. dengan Perlakuan Kombinasi Zat Pengatur Tumbuh NAA dan 2,4-D
dengan BAP (The Leaf Culture Development of Aglaonema sp. Treated by Combination
of NAA, 2,4-D and BAP as Growth Regulators). Jurnal Bios Logos, 4(1).
https://doi.org/10.35799/jbl.4.1.2014.4837

Wiraatmaja, I. W. (2017). Zat Pengatur Tumbuh Giberelin dan Sitokinin. Fakultas Pertanian
Universitas Udayana, 1–44.
Yogyakarta, 18 Juni 2021
Asisten Praktikan

( Deta Dwi ) (Salma Hana Faizah)

Anda mungkin juga menyukai