B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengaruh auksin pada pertumbuhan akar.
2. Untuk mengetahui pengaruh giberellin terhadap pertumbuhan atau pemanjangan batang
tanaman.
3. Untuk mengetahui pengaruh sitokinin pada senesen daun.
D. CARA KERJA
1. Bagi kertas saring menjadi 5 bagian untuk meletakkan tanaman yang akan
diuji (bentuknya bebas). Tentukan angka untuk meandai perlakuan dari
tanaman. Dan berikan label perlakuan.
2. Letakkan tanaman sesuai dengan perlakuan.
3. Jagung untuk auksin, kacang tanah untuk giberelin dan daun untuksitoinin
4. Tetesi larutan sesuai perlakuan ke petridish lewat kertas saring hingga basah sebanyak
10 ml.pemberian larutan ini dilakukan secara bertahap
5. Tutup petridish.
6. Amati dari hari 0 sampai seminggu
7. HASIL PENGAMATAN
1. Perpanjangan akar kecambah kacang tanah (cm) pada berbagai kadar auksin
Nisbah
Hari ke-
Perlakuan Akar
1 2 3 4 5 6 7
IAA 0,01 ppm 1,16 1,4 0,72 0,16 0 0 0,18 0,53
IAA 0,1 ppm 0,66 0,56 0,04 0,26 0 0 1,78 0,87
IAA 1 ppm 1,12 0,96 0,26 0,13 0 0 0 0,43
IAA 10 ppm 0,94 1,16 1,13 0,5 0 0 0,23 1,67
EK. BM 5g/20ml 0,5 0,72 0,86 0,2 0 0 0,38 0,67
EK. BM 10g/20ml 1,14 1,26 0,34 0,28 0 0 1,02 0,93
EK. BM 20g/20ml 1,1 1,1 0,14 0,5 0 0 0,08 1,67
Kontrol (Aquades) 1,3 1,18 0,7 0,3 0 0 0 1
8. TINJAUAN PUSTAKA
Dewasa ini secara luas diakui bahwa zat pengatur tumbuh (ZPT) memiliki peran
pengendalian yang sangat penting dalam dunia tumbuhan. Saat ini, ZPT tanaman
dipergunakan secara luas di dunia pertanian dengan berbagai tujuan, di antaranya penundaan
atau percepatan pematangan buah, perangsangan perakaran, peningkatan peluruhan daun atau
pentil buah, pengendalian perkembangan buah, pemberantasan gulma, pengendalian ukuran
organ, dan lain-lain.(Wiraatmaja, 2017)
Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkat keberhasilan stek adalah
penambahan zat pengatur tumbuh sintetis. ZPT akan merangsang pertumbuhan suatu
tanaman dalam membantu pembentukan fitohormon yang ada didalam tanaman dan
menggantikan fungsi dan peran hormon.(Ramadan et al., 2016)
Istilah zat tumbuh mencakup hormon tumbuhan (alami) dan senyawa-senyawa buatan
yang dapat mengubah tumbuh dan perkembangan tumbuhan. Nama senyawa tersebut dapat
juga menyatakan kegiatan fisiologisnya, misalnya zat tumbuh daun, zat tumbuh akar, dan
sebagainya.(Wiraatmaja, 2017)
Zat Pengatur Tumbuh yang sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan adalah
indoleacetic acid (IAA), indolebutyric acid (IBA), dan nepthaleneacetic acid
(NAA).IBANdan NAA lebih efektif daripada IAA, sebabkeduanya lebih stabil digunakan
pada penyetekkan.Menurut Ponganan (2004) menjelaskan bahwa NAA dan IBA mempunyai
sifat translokasi yang lambat dan persistensi tinggi serta aktifitas yang rendah sehingga selang
perakaran cukup besar.Penelitian ini menggunakan IAA untuk pengujuan. Menurut
Watimenna (1991) menjelaskan bahwa IAA merupakan salah satu hormone tumbh yang
berperan unuk memacu pertumbuhan sepanjang sumbu longitudinal yaitu berupa peningkatan
pembesaran sel yang berlangsung kesegala arah isodiametric.(Kurniawan,2016)(Baihaqqi,
2016)
9. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dibagi menjadi 3 sub acara, dimana setiap sub acara dilakukan
dalam beberapa perlakuan yang berbeda.
1. Perpanjangan akar kecambah kacang tanah (cm) pada berbagai kadar auksin
Berdasarkan data praktikum pada perlakuan GA3, Ekstrak Bawang Merah, dan
aquades sebagai kontrol didapatkan hasil yang menunjukkan perpanjangan akar
yang paling tinggi pada perlakuan kadar IAA 0,1 ppm di hari ke tujuh
diantara kadar yang auksin yang digunakan. Menurut (Husain & Khan, 2011)
pertumbuhan panjang akar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan
faktor jumlah daun. Faktor genetik berperan dalam mengkoordinasikan gen yang
membangun sistem perakaran, sedangkan faktor jumlah daun berperan dalam
meningkatkan perkembangan akar.
DAFTAR PUSTAKA
Baihaqqi, solicha faradila. (2016). Pengaruh Macam Dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh
Terhadap Keberhasilan Pencankokan Tunas Salak Nglumut. Fakultas Pertanian
Universitas PGRI Yogyakarta, 1–111.
Ramadan, V. R., Kendarini, N., & Ashari, S. (2016). Kajian Pemberian Zat Pengatur Tumbuh
terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman Buah Naga (Hylocereus costaricensis). Jurnal
Produksi Tanaman, 4(3), 180–186.
Wahyuni, D. K., Prasetyo, D., & Hariyanto, S. (2014). Perkembangan Kultur Daun
Aglaonema sp. dengan Perlakuan Kombinasi Zat Pengatur Tumbuh NAA dan 2,4-D
dengan BAP (The Leaf Culture Development of Aglaonema sp. Treated by Combination
of NAA, 2,4-D and BAP as Growth Regulators). Jurnal Bios Logos, 4(1).
https://doi.org/10.35799/jbl.4.1.2014.4837
Wiraatmaja, I. W. (2017). Zat Pengatur Tumbuh Giberelin dan Sitokinin. Fakultas Pertanian
Universitas Udayana, 1–44.
Yogyakarta, 18 Juni 2021
Asisten Praktikan