Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BAHAN TANAM

ACARA I

PERBANDINGAN GENETIKA PADA PERKAWINAN TIRUAN

NAMA : Dwi Septi Nur Amaliah

NO. MHS : 20200210192

GOL/KEL : Agroteknologi D

HARI : Rabu

ASISTEN : Muhammad Burhanudin Irsyadi

CO-ASS : Herda Pratiwi

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2021
I. TUJUAN

Untuk mengetahui kedekatan perkawinan tiruan antara dua individu yang heterosigot
pada salah satu gennya dengan kebenaran Hukum Mendel.

II. ALAT DAN BAHAN

1. Kancing berwarna

2. Kantung plastik hitam

3. Alat tulis

III. CARA KERJA

1. Ambil dua kantong Plastik, masing-masing diisi dengan 50 buah kancing


terdiri dari 25 buah kancing biru dan 25 buah kancing pink. Masing-masing
kantung dianggap sebagai satu individu.

2. Kocoklah masing-masing kantung hingga tercampur homogen

3. Dari masing-masing kantung ambillah satu buah kancing secara bersama-


sama, amati dan catat. Beri kode A jika yang terambil kancing biru dan kode a
bila kancing pink. Masing-masing kancing yang sudah terambil dimasukkan
kembali ke kantung asalnya. Dua buah kancing yang sudah terambil ini
menggambatkann gamet jantan dan gamet betina yang membentuk zigot.

4. Lakukan dalam 3 kali ulangan yaitu 60 kali perkawinan tiruan, 80 kali, dan
100 kali.

5. Setiap kali akan mengambil kancing , kocoklah kantung terlebih dahulu.


Populasi dalam kantung harus selalu tetap 50 buah kancing.

6. Hasil pengamatan dicatat dalam tabel seperti dibawah ini

IV. HASIL PENGAMATAN

Genotip Pengamatan (Observed) = O


Praktikum Mandiri
AA 24 23
Aa 25 27
Aa 11 10
60 60
Genotip Pengamatan (Observed) = O
Praktikum Mandiri
AA 23 18
Aa 43 45
Aa 14 17
80 80

Genotip Pengamatan (Observed) = O


Praktikum Mandiri
AA 22 23
Aa 55 56
Aa 23 21
100 100

Tabel Chi-square:

(O-E)2
Observed Expected (O-E) (O-E)2 E
Genotipe
Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr
AA 24 23 15 15 9 8 81 64 5,4 4,2
Aa 25 27 30 30 5 3 25 9 0,8 0,3
aa 11 10 15 15 4 5 16 25 1,0 1,6
2
60 X = 7,2 6,1

(O-E)2
Observed Expected (O-E) (O-E)2 E
Genotipe
Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr
AA 23 18 20 20 3 2 9 4 0,4 0,2
Aa 43 45 40 40 3 5 9 25 0,2 0,6
aa 14 17 20 20 6 3 36 9 1,8 0,4
80 X2= 2,4 1,2

(O-E)2
Observed Expected (O-E) (O-E)2 E
Genotipe
Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr
AA 22 23 25 25 3 2 9 4 0,36 0,1
Aa 55 56 50 50 5 6 25 36 0,5 0,7
aa 23 21 25 25 2 4 4 16 0,16 0,6
100 X2= 1,4
1,02
V. PERHITUNGAN

 Tabel 1

(O-E)2
Observed Expected (O-E) (O-E)2 E
Genotipe
Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr
AA 24 23 15 15 9 8 81 64 81/15 64/15
Aa 25 27 30 30 5 3 25 9 25/30 9/30
aa 11 10 15 15 4 5 16 25 16/15 25/15
60 X2= 7,2 6,1
Keterangan:

O = Frekuensi yang diamati

E = Frekuensi yang diharapkan (perbandingan 1 : 2 : 1)

(O-E)2

-------- = X2 hitung,

sedangkan X2 tabel dilihat pada db= 2 (a = 0,05)= 5,991

Nilai X2 hitung pada tabel 1 = 7,2 & 6,1 lebih besar dibandingkan X2 tabel = 5,991
maka dapat disimpulkan ada beda nyata antara perbandingan genetika hasil
perkawinan tiruan dengan Hukum Mendel, atau dapat dikatakan hasil perkawinan
tiruan tidak sesuai dengan Hukum Mendel 1.

 Tabel 2

(O-E)2
Observed Expected (O-E) (O-E)2 E
Genotipe
Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr
AA 23 18 20 20 3 2 9 4 9/20 4/20
Aa 43 45 40 40 3 5 9 25 9/40 25/40
aa 14 17 20 20 6 3 36 9 36/20 9/20
80 X2= 2,4 1,2
Keterangan:

O = Frekuensi yang diamati

E = Frekuensi yang diharapkan (perbandingan 1 : 2 : 1)

(O-E)2

-------- = X2 hitung,

E
sedangkan X2 tabel dilihat pada db= 2 (a = 0,05)= 5,991

Nilai X2 hitung pada tabel 2 = 2,4 & 1,2 lebih kecil dibandingkan X2 tabel =
5,991 maka dapat disimpulkan tidak ada beda nyata antara perbandingan genetika
hasil perkawinan tiruan dengan Hukum Mendel, atau dapat dikatakan hasil
perkawinan tiruan sesuai dengan Hukum Mendel 1.

 Tabel 3

(O-E)2
Observed Expected (O-E) (O-E)2 E
Genotipe
Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr Prkt Mdr
AA 22 23 25 25 3 2 9 4 9/25 4/25
Aa 55 56 50 50 5 6 25 36 25/50 36/50
aa 23 21 25 25 2 4 4 16 4/25 16/25
100 X2= 1,02 1,4
Keterangan:

O = Frekuensi yang diamati

E = Frekuensi yang diharapkan (perbandingan 1 : 2 : 1)

(O-E)2

-------- = X2 hitung,

sedangkan X2 tabel dilihat pada db= 2 (a = 0,05)= 5,991

Nilai X2 hitung pada tabel 3 = 1,02 & 1,4 lebih kecil dibandingkan X2 tabel = 5,991
maka dapat disimpulkan tidak ada beda nyata antara perbandingan genetika hasil
perkawinan tiruan dengan Hukum Mendel, atau dapat dikatakan hasil perkawinan
tiruan sesuai dengan Hukum Mendel 1.

VI. PEMBAHASAN

Teori pertama tentang sistem pewarisan yang dapat diterima kebenarannya


dikemukakan oleh Gregor Mendel pada tahun 1865. Teori ini diajukan berdasarkan
penelitian persilangan berbagai varietas kacang kapri (Pisum sativum). Dalam
percobaannya Mendel memilih tanaman yang memiliki sifat biologi yang mudah
diamati. Berbagai alasan dan keuntungan menggunakan tanaman kapri yaitu:
Tanaman kapri tidak hanya memiliki bunga yang menarik, tetapi juga memiliki
mahkota yang tersusun sehingga melindungi bunga kapri terhadap fertilisasi oleh
serbuk sari dari bunga yang lain. Hasilnya, tiap bunga menyerbuk sendiri secara
alami. Penyerbukan silang dapat dilakukan secara akurat dan bebas, dapat dipilih
mana tetua jantan dan betina yang diinginkan. Mendel dapat mengumpulkan benih
dari tanaman yang disilangkan, kemudian menumbuhkannya dan mengamati
karakteristik (sifat) keturunannya.
Hasil percobaan monohibrid menunjukkan bahwa pada seluruh tanaman F1
hanya ciri (sifat) dari alah satu tetua yang muncul. Pada generasi F2, semua ciri yang
dipunyai oleh tetua (P) yang disilangkan muncul kembali. Ciri sifat tetua yang hilang
pada F1 terjadi karena tertutup, kemudian disebut ciri resesif, dan yang menutupi
disebut dominan. Dari seluruh percobaan monohibrid untuk 7 sifat yang diamati, pada
F2 terdapat perbandingan yang mendekati 3:1 antara jumlah individu dengan ciri
dominan:resesif.
Hukum Segregasi Mendel = Hukum Mendel 1 (Hukum Pemisahan Gen yang
Se-alel), “Alel memisah (segregasi) satu dari yang lain selama pembentukan gamet
dan diwariskan secara random/acak ke dalam gamet-gamet yang dibentuk dalam
jumlah yang sama”.
Sifat suatu individu dipindahkan dari orang tua dari keturunannya melalui
unit-unit keturunan yang disebut gen. Gen diwariskan dari tetuanya kepada
keturunannya melalui gamet-gamet yang dibentuk. Hasil pertemuan yang antara
gamet jantan dan gamet betina akan membentuk individu baru, sehinnga dalam dalam
penulisan selalu disimbulkan dengan 2 huruf, misalnya AA, Aa. BB, Bb, bb dan
sebagainya.
Pasangan –pasangan gen dalam satu individu akan mengalami pemisahan atau
segresi pada waktu terjadi penbelahan reduksi (pembelahan miosis) dan masing-
masing akan diteruskan ke gamet-gamet yang dibentuk. Alel-alel yang semula
terpisah akan bergabung kembali secara acak pada waktu pembentukan zigot,
sehingga akan terbentuk bermacan-macam genotipdengan perbandingan yang sesuai
dengan Hukum Mendel. Contohnya:
Aa x Aa


1AA 2Aa 1aa

Berdasarkan contoh diatas terlihat bahwa 2 individu yang mempunyai gen


heterosigot (Aa dan Aa) tidak hanya akan memberikan keturunan yang mempunyai
genotip Aa saja, tetapi juga memberikan keturunan yang mempunyai genotip AA dan
aa dengan perbandingan tertentu. Hal ini hanya dapat terjadi apabila sebelum
pembentukan zigot, pasangan gen-gen induk mengalami segresi terlebih dahulu,
sehingga dikenal dengan Hukum Segregasi Mendel (Hukum Mendel 1).

VII. KESIMPULAN
Dari pengambilan simulasi perkawinan tiruan ini maka dapat disimpulkan bahwa:
Pada pengambilan kancing sebanyak 80 dan 100 kali tidak ada beda nyata antar
perkawinan tiruan dengan hukum pewarisan sifat mendel. Secara umum perbandingan
pewarisan sifat keturunan adalah 1:2:1.
Namun pada pengambilan kancing sebanyak 60 kali ada beda nyata antar perkawinan
tiruan dengan hukum mendel 1. Hal itu disebabkan oleh :
1. Atavisme
Atavisme adalah interaksi antar gen yang menghasilkan filia atau keturunan
dengan fenotip yang berbeda dari induknya.
2. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak
berpasangan dengan gen dominan lainnya.
3. Polimeri
Polimeri adalah interaksi antar gen yang bersifat kumulatif (saling
menambah). Jadi, gen-gen tersebut saling berinteraksi untuk mempengaruhi
dan menghasilkan keturunan yang sama.
4. Epistasis-Hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan peristiwa ketika gen yang bersifat dominan
akan menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang
menutupi disebut epistasis, sedangkan gen yang ditutupi disebut hipostasis.
5. Komplementer
Komplementer adalah interaksi antar gen dominan dengan sifat yang berbeda
yang saling melengkapi, sehingga memunculkan fenotip tertentu.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


(Gubuk Tani : Perbandingan Genetika Pada Perkawinan Tiruan, n.d.)Gubuk Tani :
Perbandingan Genetika Pada Perkawinan Tiruan. (n.d.). Retrieved March 13, 2021,
from http://gubukktani.blogspot.com/2014/05/perbandingan-genetika-pada-
perkawinan.html

Penyimpangan Semu Hukum Mendel | Biologi Kelas 12. (n.d.). Retrieved March 13, 2021,
from https://www.ruangguru.com/blog/biologi-kelas-12-penyimpangan-semu-hukum-
mendel

Anda mungkin juga menyukai