KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayahNya
penyusunan Panduan Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua ini dapat diselesaikan.
Panduan praktikum edisi kedua ini merupakan revisi dari edisi pertama yang disusun
pada tahun 2007 yang lalu. Pada edisi kedua ini terdapat penambahan beberapa
materi diantaranya tentang Materi Genetik dan Genetika Populasi dan penyempurnaan
dari materi-materi praktikum sebelumnya.
Penulis berharap panduan praktikum edisi revisi ini dapat memberikan pemahaman
yang lebih baik dan mendalam kepada praktikan dalam mengikuti praktikum genetika
dasar.
Akhirnya penulis mengharapkan saran-saran untuk perbaikan selanjutnya dari semua
fihak terutama rekan-rekan pengajar yang tergabung dalam tim pengasuh mata kuliah
genetika dasar dan pemuliaan tanaman.
Penyusun
I. Pembuatan Larutan............................................................................. 1
II. Reproduksi Sel..................................................................................... 4
III. Materi Genetik.................................................................................... 15
IV. Pewarisan Sifat Kualitatif..................................................................... 19
V. Interaksi Gen........................................................................................ 26
VI. Linkage, Crossing Over, dan Pemetaan Kromosom............................. 30
VII. Probabilitas.......................................................................................... 34
VIII. Uji Chi-Square....................................................................................... 40
IX. Determinasi Seks.................................................................................. 44
X. Genetika Populasi................................................................................. 47
Praktikum I
Prinsip Teori
Alat
Erlemeyer
Pipet Hisap
Spatula
Corong Kaca
Kertas Saring
Pemanas spiritus/lampu alkohol
Kertas tissue
Alumuniun Foil
Pipet
Botol berwarna
Water Bath
Cara Kerja
Pertanyaan
PRAKTIKUM II
Judul : Mitosis
Prinsip teori :
Setiap makhluk hidup terdiri atas sel-sel, oleh karena itu dengan mempelajari
fungsi dan kegiatan sel semua proses dan kegiatan makhluk hidup dapat diketahui.
Salah satu kegiatan sel adalah membelah diri. Sampai saat ini dikenal dua
jenis pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Pembelahan mitosis banyak terjadi
pada sel somatik (sel tubuh) terutama pada bagian tubuh yang masih muda dan
sedang berkembang yang pada tanaman sering disebut dengan jaringan
meristematik. Jaringan semacam ini misalnya terdapat pada ujung akar, ujung
batang dan pucuk daun muda.
Mitosis merupakan suatu proses yang rumit dan memiliki beberapa
fase/tahapan yaitu interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase. Setiap fase
memiliki ciri khas, hal ini dapat dibuktikan dengan mengamati pembelahan sel
melalui mikroskop. Tiap-tiap fase tersebut saling berkaitan dan tidak dapat berdiri
sendiri.
Pada profase kromosom mengerut dan menebal. Terlihat dua sister chromatid
yang dihubungkan oleh sentromer, kromosom terlihat rangkap, inti mengabur sampai
akhirnya lenyap bersama selaputnya, benang-benang gelendong mulai muncul, dan
kromsom bergerak ke tengah-tengah sel.
Pada metafase benang-benang gelendong mulai tampak jelas dan tiap
kromosom tersusun berjajar satu-satu dalam bidang ekuator. Sentromer melekat
pada benang gelendong, kemudian membelah dan masing masing kromatid menjadi
kromosom tunggal.
Pada anafase kromosom baru bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Hal ini
terjadi akibat benang-benang gelendong berkontraksi sehingga sentromer menjadi
tertarik. Di dalam sel mulai terjadi penyebaran kromosom dan DNA yang seragam.
Alat
Mikroskop
Objek glass dan cover glass
Jarum bertangkai
Pisau scalpel
Beaker glass (untuk mengakarkan bawang)
Erlenmeyer
Pemanas spiritus/lampu alkohol
Kertas tissue
Tusuk gigi
Pipet
Gelas arloji
Slide demonstrasi
Bahan
Umbi bawang
Larutan Carnoy
Etil Alkohol 70 %
HCl 1M
Larutan Acetocarmin
Cara Kerja
Persiapan
a. Umbi bawang akan berakar bila diletakkan dalam air dengan posisi seperti
terlihat pada Gambar 1.1. Umbi bawang diletakkan seperti pada gambar kira-kira
Tusuk Gigi
Umbi Bawang
Akar Umbi
Air
Beaker Glass
b. Akar umbi dipotong sekitar 1 cm dari ujung ketika umbi masih dalam keadaan
tumbuh dan harus digunakan segera. Namun dapat juga dipotong seluruhnya
(panen) kemudian disimpan dalam larutan carnoy selama kira-kira 24 jam dan
kemudia dipindahkan ke dalam larutan etil alkohol 70 % sampai tiba saatnya
digunakan. Cara terakhir lebih sering digunakan karena lebih memungkinkan
praktikum berhasil.
c. Dalam mengamati proses mitosis ini akar harus dicacah selembut mungkin
sehingga sel-selnya dapat diamati. Dengan demikian lebih memungkinkan untuk
mengamati kromosom, nukleus, sentromer, dan bagian-bagian sel lainnya.
Pembuatan Preparat
Hasil/Pengamatan
a. Umbi bawang
Diakarkan pada tanggal :
Pemotongan/panen akar tanggal :
b. Pembuatan preparat
o Perendaman dalam larutan carnoy mulai tanggal ______ pukul ______ sampai
tanggal _____ pukul _____ ( _____ jam)
o Perendaman dalam etil alkohol selama _____ jam
o Pembuatan preparat dilaksanakan pada tanggal _____
c. Pengamatan
c.1. Literatur
Pembahasan
1. Kesimpulan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Saran
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Judul : Meiosis
Prinsip teori :
Alat
Mikroskop
Objek glass dan cover glass
Jarum bertangkai
Pisau scalpel
Erlenmeyer
Gelas arloji
Pemanas spiritus/lampu alkohol
Kertas tissue
Pipet
Gelas arloji
Pinset
Slide demonstrasi
Bahan
Bunga Jagung
Larutan Carnoy
Larutan Acetocarmin
Etil alkohol 70 %
Glacial acetic acid
Persiapan
a. Carilah bunga jantan jagung yang masih muda dan pisahkan menurut bagian
pangkal, tengah, dan ujung.
b. Dua hari sebelum praktikum di mulai buatlah larutan carnoy. Caranya sama
seperti pada praktikum mitosis.
c. Simpan masing-masing bagian bunga jagung dalam larutan carnoy selama 24
jam, kemudian pindahkan ke larutan etil alkohol sampai saat digunakan.
Pembuatan preparat.
a. Siapkan bunga jantan jagung, buka kelopaknya, dan ambil serbuknya, pindahkan
ke kaca preparat yang sudah di tetesi acetocarmin, dengan bantuan pinset atau
jarum. Untuk praktikum ini bahan pengamatan tidak perlu direndam dalam HCl 1
M.
b. Cacahlah bunga jagung tersebut menjadi potongan-potongan yang halus dengan
menggunakan pisau scalpel berkarat.
c. Tutup preparat dengan cover glass dan panaskan di atas api. Gunakan lampu
spiritus/alkohol. Awas jangan sampai mendidih.
d. Baliklah preparat yang telah panas tersebut, letakkan di atas kertas tissue lalu
tekan sambil digerak-gerakkan agar diperoleh hasil setipis mungkin.
e. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali, kemudian lanjutkan
dengan perbesaran 450 kali.
f. Carilah dan gambar macam-macam fase dari meiosis bunga jagung tersebut
g. Lakukan pengamatan terhadap masing-masing bagian bunga (pangkal, ujung,
dan tengah)
h. Bandingkan hasil pengamatan dengan literatur.
Hasil/Pengamatan
a. Bunga jagung
Varietas :
Umur tanaman saat diambil bunganya :
c. Pengamatan
c.1. Literatur
c.2. Preparat
2. Saran
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Sebutkan bagaimana susunan gen pada sel telur dan sperma untuk individu yang
bergenotip : a) AABB b) AaBbCCDd c) AaBbCcDD d)AABBccDD
e) aabbCcDDEe f) aabbccddee g) AABbccddee
PRAKTIKUM IV
Judul : Replikasi DNA dan Sintesa Protein
Tujuan : Mengetahui dan memahami replikasi DNA dan sintesa protein
Prinsip teori :
Penelitian dan pengamatan ilmuwan-ilmuwan setelah Mendel yang
menemukan bahwa gen-gen terletak pada kromosom menyebabkan studi lebih
mendalam tentang komposisi biokimiawi kromosom. Kromosom terdiri dari 2 tipe
molekul organik yaitu protein dan asam nukleat. Eksperimen membuktikan bahwa
informasi genetik terletak pada bagian asam nukleat, bukan pada protein, lebih
spesifik lagi informasi genetik tersebut terletak pada DNA, kecuali beberapa jenis
virus yang mempunyai RNA sebagai informasi genetiknya.
Unit dasar struktur asam nukleat adalah nukleotida. Nukleotida dibangun oleh
3 bagian yang dihubungkan dengan ikatan kovalen. Bagian-bagian tersebut adalah
gula pentosa : deoksiribosa pada DNA dan ribosa pada RNA, basa nitrogen : purin
atau pirimidin yang berikatan kovalen dengan atom karbon no.1 dari pentosa. DNA
mengandung basa pirimidin sitosin (C) dan timin (T) dan basa purin adenin (A) dan
guanin (G). RNA mengandung basa purin yang sama dengan DNA, juga pirimidin
sitosin, tetapi basa timinnya diganti dengan urasil. Jarak antara basa pada untai
DNA adalah 3.4 A0. Satu spiral lengkap DNA terdiri dari 10 pasang basa, oleh
karenanya mempunyai panjang sekitar 10 A 0. Bagian ketiga dari nukleotida adalah
gugus fosfat. Gugus ini membentuk ikatan dengan pentosa yang satu pada karbon
no. 5 dan dengan pentosa berikutnya pada karbon no. 3 dengan ikatan fosfodiester.
Nukleotida-nukleotida ini membentuk polimer atau polinukleotida yang panjangnya
bervariasi. Molekul DNA lengkap dapat terdiri dari beberapa ribu sampai beberapa
juta nukleotida tergantung spesies organisme, sedangkan molekul RNA bervariasi
antara 100 sampai 100.000 atau lebih nukleotida.
Dogma sentral dalam genetika molekuler digambarkan sebagai berikut :
Teladan Soal
3. Berapa macamkah m-RNA yang dapat merinci urutan asam amino met-phe-
ser-pro ?
5. Di dalam sel akan dilakukan sintesa protein. Susunan basa nitrogen pada
DNA yang akan transkripsi adalah sebagai berikut :
AUG---UUU---AUA---GUG---CGU---CAU---AAA---UGU
Tentukan :
a. Urutan basa nitrogen pada RNA-messanger
b. Urutan basa nitrogen pada RNA-transfer
c. Protein-protein yang dihasilkan
6. Di dalam sel akan disintesa suatu protein yang terdiri dari asam-asam amino
berikut :
RNAm : AUG-----------UUU--------------AUA----------GUG---------CGU--------CAU-------AAA----------UGU
Kode Genetik
7. Jika suatu partikel virus terdiri dari DNA dengan 20.000 pasang basa
(a). Berapa banyak nukleotida yang ada ?
(b). Berapa banyak spiral komplit yang terdapat pada setiap rantai ?
(c). Berapa banyak atom fosfor yang ada ?
(d). Berapa panjang konfigurasi DNA pada virus ?
8. Jika suatu rantai atau heliks DNA model Watson-Crick mepunyai basa dengan
urutan GTCATGAC, bagaimana urutan basa pada rantai DNA komplemennya !
9. Bagaimana urutan basa pada mRNA untuk rantai DNA berikut : TGCAGACA
10. Bagaimana basa pada DNA yang ditranskripsi pada mRNA berikut : CUGAU
Prinsip Teori
Karakter yang dimiliki oleh tetua akan diwariskan kepada keturunannya,
tetapi tidak semua karakter yang diwariskan tersebut akan muncul. Hal ini terjadi
karena gen yang mengontrol karakter yang diwariskan ada yang bersifat dominan
dan ada yang resesif. Karakter yang dikendalikan oleh gen dominan akan menutupi
karakter yang dikendalikan oleh gen resesif. Karakter yang dikendalikan oleh gen
resesif akan muncul jika gen tersebut berkumpul pada satu individu.
Mekanisme pewarisan karakter pertama kali dikemukakan oleh Mendel yang
melakukan eksperimen dengan menyilangkan tanaman kapri/ercis. Mendel berhasil
dalam eksperimennya karena:
- tanaman kapri menyerbuk sendiri, sehingga dengan sendirinya membentuk galur
murni
- ada 7 pasang kromosom (satu pasang = satu karakter)
- tujuh karakter yang diamati bersifat dominan sempurna, yaitu : tinggi tanaman,
bentuk biji, warna biji, warna bunga, letak bunga, warna polong, dan bentuk
polong.
- Masing-masing gen pengendali karakter-karakter tersebut berada pada
kromosom yang berbeda.
Dari hasil eksperimennya ini, Mendel mengemukakan kesimpulan kesimpulan
yang dikenal sebagai Hukurn Mendel I atau Hukum Pemisahan (Law of Segregation)
dan Hukum Mendel II atau Hukurn Pengelompokan secara Bebas (Law of
Independent Assortment).
Hukurn Mendel I menyatakan, pada persilangan dengan satu tanda beda
akan terjadi segregasi/pemisahan dari pasangan gen, sehingga terjadi gamet yang
berbeda yang memiliki satu alil. Sebagai dasar segregasi satu pasang alil terletak
pada lokus yang sama dan kromosom homolog. Kromosom homolog ini memisah
secara bebas pada anafase I meiosis dan tersebar ke dalam gamet-gamet yang
berbeda. Jika suatu galur murni dominan AA bersilang dengan galur murni resesif
aa, maka F1 akan mempunyai pasangan alil Aa. Gamet-gamet F1, akan terdiri dari A
Teladan Soal
1. Groff dan Odland menemukan suatu jenis tanaman mentimun yang setelah
dewasa bunganya tidak mau membuka. Akan tetapi dengan memberi
pertolongan membuka bunganya penyerbukan masih mungkin dilakukan. Hasil
percobaan mereka adalah sebagai berikut :
Fenotip dari keturunannya
Induk Bunga membuka Bunga menutup
F1 X F1 145 59
Menutup X F1 81 77
2. Pada tanaman kapri batang tinggi dominan terhadap batang pendek. Bilamana
tanaman tinggi homozigot disilangkan dengan tanaman pendek homozigot.
Bagaimanakah :
a. Fenotip F1
b. Fenotip F2
c. Fenotip keturunan jika F1 disilangkan dengan tetua yang tinggi
d. Fenotip keturunan jika F1 disilangkan dengan tetua yang pendek
3. Dari setiap persilangan berikut ini berapa macam gamet yang dihasilkan oleh
masing-masing tetuanya ? Bagaimana rasio genotip dan fenotip keturunan yang
dihasilkan ?
a. Tt x tt b. TT x Tt c. Tt x Tt
Prinsip Teori :
Hukum Mendel II dikenal juga sebagai Hukurn Pengelompokan secara Bebas
(Law of Independent Assortment). Hukum Mendel II menyatakan pada persilangan
dengan dua tanda beda atau Iebih, pada waktu pembentukan gamet terjadi
kombinasi yang bebas antara pasangan alil yang berlainan. Apabila ada dua pasang
gen yang tidak bertaut terdapat dalam F 1, dihibrid, maka fenotip F akan
memperlihatkan perbandingan 9:3:3:1. Jika tanaman dihibrid diuji silang (test cross),
maka akan rnenghasilkan perbandingan 1:1:1:1. Sernakin banyak jumlah pasangan
alil yang terlibat, akan memperbanyak jumlah fenotip dan genotip pada turunan
kedua. Variasi genetika mendel terjadi pada dominan sebagian, multiple alleles dan
kodominan, pewarisan poligenik, interaksi gen, dan pengaruh lingkungan pada aksi
gen.
Bahan
- Tongkol jagung turunan kedua (F2) dari hasil persilangan dua induk yang
berbeda warna bijinya (Dapat pula digunakan tongkol jagung yang diberi warna
sendiri pada biji-bijinya)
Cara Kerja
Pemisahan Bebas Pada Jagung
- Pipillah semua biji jagung F2 dari tongkolnya
- Pisahkan biji-biji tersebut menjadi 4 kelompok fenotip yang berbeda (dihibrida)
- Berilah tanda dari hasil pengelompokan tersebut dan jelaskan apa artinya
Hasil
1. a. Ukuran tongkol jagung F2 : _________
b. Jumlah biji dalam tongkol : _________
a.
b.
c.
d.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Pembahasan
1. Sifat manakah yang dominan dan manakah yang resesif ?
2. Berdasarkan hasil-hasil tersebut, maka genotip tetua homozigot (F1) adalah
sebagai berikut :
3. Apa fenotip-fenotip dari tetua tersebut ?
2. Saran
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Pada tanaman kapri diketahui letak bunga pada ketiak daun dominan terhadap
bunga yang terletak pada ujung batang. Bunga berwarna merah dominan
terhadap putih. Tanaman hibrida dengan bunga berwarna merah pada ketiak
daun disilangkan dengan galur murni dari fenotipa yang sama. Bagaimana rasio
dan frekwensi dugaan dari genotipa dan fenotipa dalam keturunan F1-nya ?
2. Pada summer squash buah warna putih dominan terhadap kuning, bentuk buah
cakram dominan terhadap bentuk bulat dan kulit buah halus dominan terhadap
kasar. Bila varietas himozigot resesifnya, kemudian keturunannya dibiarkan
bersilang sendiri.
a. Tentukanlah symbol untuk masing-masing karakter !
b. Tentukanlah fenotip dan genotipa F1 !
c. Buatlah komposisi genotipa dan fenotipa populasi F2 dengan menggunakan
segi empat punnet, percabangan dan ekspansi binomial (segitiga pascal) !
d. Berapa frekwensi untuk fenotipa berikut :
i) putih cakram kasar ii) halus putih bulat
iii) kasar bulat putih iv) putih cakram halus
4. Pada ercis tanaman tinggi, warna polong kuning, bentuk biji bulat, disilangkan
dengan tanaman pendek warna polong hijau bentuk biji bulat menghasilkan
keturunan 3/8 tinggi-hijau-bulat : 3/8 pendek-hijau-bulat : 1/8 tinggi-hijau-keriput :
1/8 pendek-hijau-keriput. Bagaimana genotipa tentuanya?
Prinsip Teori
Pada percobaan persilangan yang dilakukan terhadap tanaman selain ercis,
ternyata dijumpai fenotip yang menyimpang dari prinsip prinsip Mendel. Rasio fenotip
yang dihasilkan tidak lagi 3 : 1 atau 9 : 3 : 3 : 1. Penyimpangan rasio fenotip ini
disebabkan karena sifat yang diamati dikendalikan oleh dua atau lebih pasangan alel
yang saling berinteraksi. lnteraksi gen dibedakan menjadi dua yaitu (a) interaksi
interalellic dan, (b) interaksi intraalellic. lnteraksi interalelik adalah interaksi antar alel
pada lokus yang berbeda, sedangkan interaksi intraalelik adalah interaksi pada alel
pada lokus yang sama.
Teladan Soal
1. Pada Athyrus odoratus (seew pea), untuk meghasilkan bunga warna ungu
dibutuhkan gen-gen C dan P bersama. Bila salah satu atau keduanya dalam
keadaan resesif (ccP. /C . pp/ccpp), maka bunga akan berwarna putih. Dalam
ketiga penyilangan di bawah ini, carilah genotipa-genotipa parentalnya :
a. Putih X Ungu b. Putih X Ungu c. Putih X Putih
F1: 3 / 8 ungu F1 : 1 / 2 putih F1 : 3 / 4 putih
5 / 8 putih 1/ 2 ungu 1/ 4 ungu
2. Pada gandum, warna biji yang merah tergantung dari adanya gen dominan R dan
B bersama. Bila kedua gen tersebut berada dalam keadaan resesif, maka warna
biji akan putih, rrB. dan R. bb menghasilkan warna coklat. Persilangan antara 2
tumbuhan yang berbiji coklat keturunannya : ¼ merah, ½ coklat, ¼ putih. Carilah
genotipa tumbuhan berbiji coklat yang digunakan dalam persilangan tersebut.
Macam epistasis apa yang terlihat disini?
3. Pada jagung, gen C dan R dibutuhkan untuk menhasilkan warna pada aleuron.
Bila salah satu atau keduanya dalam keadaan resesif, maka aleuron menjadi
putih. Gen P dapat menjadikan aleuron berwarna ungu apabila berada bersama
dengan R dan C, tetapi tak mempunyai efek bila C atau R keduanya absen.
Carilah ratio fenotipik dari penyilangan-penyilangan berikut ini:
a. CcRrpp X ccRrPp b. CCrrPp X CcRrPp
4. Gen A menyebabkan warna merah pada bunga, tetapi dominan tak sempurna
terhadap a, sehingga Aa menhasilkan warna merah muda. Genotipa aa
menghasilkan warna putih. Disamping itu ada pula seri alel ganda yang
menyebabkan sterilitas : s1, s2, s3,….. Tentukan ratio fenotipik penyilangan-
penyilangan dibawah ini :
a. (s2s3Aa X s2s4aa) c. (s1s3Aa X s2s4Aa)
b. (s3s4AA X s4s4Aa) d. (s2s2aa X s5s5AA)
6. Pada semacam tanaman labu, gen untuk warna buah putih W epistasis terhadap
gen untuk warna kuning Y. Tumbuhan W.Y. dan W.yy menghasilkan buah putih,
tumbuhan wwY. Menghasilkan buah kuning dan tumbuhan wwyy berbuah hijau.
a. Carilah genotipa parentalnya bila tanaman berbuah putih disilangkan dengan
yang berbuah kuning menhasilkan keturunan dengan perbandingan ½
berbuah putih dan ½ berbuah kuning.
b. Carilah genotipa parentalnya bila tanaman berbuah putih disilangkan dengan
yang berbuah putih menghasilkan keturunan dengan perbandingan ¾
berbuah putih : 3/16 berbuah kuning : 1/16 berbuah hijau.
7. Pada jagung A bila disilangkan dengan jagung B menghasilkan 255 hijau dan 89
putih, tetapi bila disilangkan sendiri menghasilkan 153 hijau dan 118 putih.
Bagaimana genotipa kedua tanaman ini ? Apa yang diharapkan bila tanaman B
disilangkan sendiri ?
8. Pada jagung, warna skutelum berkembang hanya bila 2 dari 3 gen S2, S3 dan S4
ada bersama-sama. Sehingga S2S4s3s3s4s5 dan s2s2S3S3s4s4 mempunyai
skutelum yang berwarna. Berapa ratio skutelum berwarna yang diharapkan pada
F2 dari persilangan :
a. Berwarna X tak berwarna
(S2S2s3s3s4s4) X (s2s2S3S3s4s4)
b. Berwarna X Berwarna
(S2S2s3s3S4S4) X (s2s2sS3S3S4S4)
Termasuk interaksi gen yang mana ? Duplikat atau komplementer ?
10. Lihat soal diatas dua jenis lobak disilangkan dan menghasilkan turunan yang
terdiri atas 16 panjang putih, 31 lonjong ungu, 16 lonjong putih, 15 panjang
merah, 17 lonjong merah dan 32 panjang ungu. Bagaimana kira-kira fenotipa
keduanya ?
Praktikum X dan XI
Judul : Linkage, Crossing Over, dan Pemetaan Kromosom
Tujuan : Mengerti, memahami dan menentukan adanya peristiwa
linkage, crossing over, dan menentukan jarak gen pada
kromosom.
Prinsip Teori
Pemisahan dan pengelompokan secara bebas pasangan gen pada saat
pembentukan gamet merupakan dasar pengertian genetika. Gen-gen pada berbagai
kromosom didistribusikan ke dalam gamet-gamet secara bebas ke yang lain. Jumlah
gen dalam suatu organisme jauh melebihi jumlah pasangan kromosom, jadi tiap
kromosom mengandung banyak gen, dan gen-gen pada kromosom yang sama
cenderung tinggal bersama selama pembentukan gamet (tidak memisah secara
bebas), keadaan ini disebut linkage (tautan gen). Gen-gen rnenampakkan tautan
karena gen-gen terletak sangat dekat satu sama lain pada kromosom yang sama. Uji
silang individu-individu dihibrida akan rnenghasilkan perolehan, tergantung pada
apakah gen-gen tersebut berpautan atau berada pada kromosom-kromosom yang
berbeda. Penyimpangan yang besar dari rasio 1:1:1:1 pada keturunan hasil uji silang
suatu dihibrida dapat digunakan sebagai bukti adanya pautan.
Kombinasi dapat terjadi dengan adanya pindah silang (crossing over), yaitu
pertukaran bahan DNA antara kromatid yang bukan berasal dari satu kromosom.
Rekombinasi dapat terjadi apabila bagian-bagian kromosom saling bertukar. Dengan
rnernpelajari kombinasi gen baru, seseorang dapat menentukan gen-gen mana yang
terdapat pada kromosom yang sama. Urutan gen pada letak kromosom tertentu dan
jarak antara gen-gen tersebut yaitu pemetaan kromosom. Hubungan gen bertautan
(linkage) dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan nisbah fenotip dan
genotip dalam persilangan-persilangan yang berbeda. Produk-produk yang
dihasilkan dari krornatid yang tidak terlibat dalam pindah silang dinyatakan sebagai
tipe parental, sedangkan yang terlibat dalam pindah silang dinyatakan sebagai tipe
rekombinan.
Dalam linkage dikenal dua susunan gen yang menunjukkan lokasi alil pada
pasangan kromosom tersebut yaitu coupling (cis); yaitu satu tetua memberikan
kedua gen dominan dan tetua yang lain rnemberikan kedua gen resesif. Susunan
Teladan Soal
1. Pada tanaman tomat, pohon yang tinggi dominan terhadap pohon yang pendek,
sedang buah yang bulat dominan terhadap buah yang lonjong. Tinggi pohon dan
bentuk buah terpaut satu dengan yang lain, dengan nilai crossing over 20%. Bila
tanaman yang tinggi, buah bulat disilangkan dengan yang pendek, buah lonjong,
menghasilkan :
81 tinggi, bulat
79 pendek, lonjong
23 tinggi, lonjong
17 pendek, bulat
a. Carilah genotipe yang tinggi dan bulat .
b. Bagaimanakah dan berapa %-kah perbandingan genotipe yang dibentuk.
c. Gambarkan kedudukan gen-gen tersebut pada kromosom tumbuhan
bagaimana genotipa F1 ?
Bagaimana gamet yang dihasilkan dari F1 dan berapa proporsinya ? Bila F1
disilangkan dengan dobel resesifnya, bagaimana genotipa turunannya.
(I) ( II )
+ + + ……………… 700 b c d ……………… 9
a b + …………….. 150 b + + ……………… 451
a + + …………….. 5 b + d ……………… 99
+ + c …………….. 111 + c d ……………… 380
+ b c …………….. 4 + + + ……………… 11
A + c ………………2300 + + d ……………… 163
A b c ……………… 680 + c + ……………… 74
+ b + ……………...2213 b c + ……………… 151
4. Pada tanaman jagung yang dilakukan uji silang yang melibatkan ketiga gen yaitu
gen untuk sifat bibit pucat (v), daun mengkilat (gb) dan steril sebagian (vol). Data
hasil uji silang sebagai berikut :
Normal 235
Mengkilat 7
Mengkilat, steril sebagian 62
Mengkilat, pucat 48
Mengkilat, steril sebagian, pucat 270
Steril sebagian 40
Steril sebagian, pucat 4
Pucat 60
C wx A2 X c wx a2 (test cross)
C Wx a2 c wx a2
Bagaimanakah frekuensi fenotipe keturunannya ?
Persen
Procumbent, hairy, colored 6
Procumbent, hairy, white 19
Procumbent, glabrous, colored 6
Procumbent, glabraous, white 19
Bush, hairy, colored 19
Bush, hairy, white 6
Bush, glabraous, colored 19
Bush, glabraous, white 6
Praktikum XII
Judul : Probabilitas
Tujuan : Untuk mengetahui besarnya peluang atau kemungkinan yang
terjadi pada suatu peristiwa persilangan
Prinsip Teori
Cara Kerja
Pengertian Kemungkinan
- Lemparkan satu mata uang 100 kali.
- Catat dan hitung jumlah kepala dan ekor yang muncul dalam tabel
- Hitung nilai deviasi (O-E) antara nilai yang terjadi dan nilai yang diharapkan.
Perhatikan hasil yang diperoleh.
“Kemungkinan dari dua kejadian yang terjadi bersamaan adalah hasil dari
kemungkinan individualnya”.
Hasil
Pengertian Kemungkinan
a. Pelemparan mata uang sebanyak ___ kali.
b. Hasil yang diperoleh seperti terlihat pada tabel berikut :
Kepala
Ekor
Total 100
c. Apabila deviasinya (O-E) kecil, dikatakan bahwa hal ini disebabkan faktor
kemungkinan. Apabila nilainya besar, berarti ada beberapa penyebab lain dari pada
faktor kemungkinan.
Semua
kepala
1 kepala
1 ekor
Semua ekor
Total 100
Pembahasan
1. Bila dua mata uang dilemparkan bersamaan, maka kemungkinan masing-masing
jatuh dengan kepala di atas adalah _________, demikian pula untuk ekor di atas
adalah _________. Sehingga kemungkinan keduanya muncul kepala adalah
_______________
2. Kemungkinan untuk mata uang pertama jatuh dengan kepala dan mata uang
kedua dengan ekor adalah _____________________
3. Dapat pula diperoleh satu kepala dan satu ekor dengan mata uang pertama jatuh
ekor dan mata uang kedua jatuh kepala. Sehingga kemungkinan dari perolehan
ini adalah _________
4. Kemungkinan kedua mata uang jatuh dengan kedua ekor atau kepala di atas
adalah _________
Kepala
semua
2 Kepala
1 Ekor
2 Ekor
1 Kepala
Ekor semua
Total
Kepala semua
3 Kepala, 1 Ekor
2 Kepala, 2 Ekor
1 Kepala, 3 Ekor
Ekor semua
Total
3. Diketahui gen A (warna merah) dominan partial terhadap gen a (warna putih).
Heterozigotnya menghasilkan warna merah muda . Hitung berapa peluang dari 6
biji tanaman hasil persilangan tetua heterozigot :
a. 2 tanaman merah, 2 tanaman putih, dan 2 tanaman merah muda.
b. 4 tanaman merah dan 2 tanaman putih.
c. Semua tanaman merah muda.
Praktikum XIII
Judul : Uji Chi-Square
Tujuan : Mempelajari Penggunaan Uji Chi-Square untuk
Membandingkan Rasio Teoritis dan Rasio Aktual
Prinsip Teori
Dalam percobaan perkawinan kita tidak akan selalu memperoleh hasil seperti
yang dirumuskan oleh Hukum Mendel, bahkan terkadang kita mendapatkan hasil
yang jauh menyimpang dari Hukum mendel. Keadaan demikian dapat disebabkan
oleh faktor apapun. Denagn kata lain masih dapat dikatakan benar menurut Hukum
Mendel.
Untuk mengetahi apakah suatu penyimpangan terjadi karena suatu kebetulan
atau disebabkan ada faktor lain yang mempengaruhi, dapat dievaluasi dengan tes X
kuadrat (Chi-Square Test). Uji ini dapat mengevaluasi terhadap benar atau tidaknya
hasil percobaan yang dilakukan dibanding dengan keadaan teoritis.
Rumus ini akan menguji apakah rasio fenotip hasil pengamatan dapat
dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan rasio fenotip teoritis.
Apabila frekuensi yang diobservasi memang sudah konsisten dengan frekuensi
yang diharapkan, maka beda antara frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi
yang diharapkan hanya disebabkan oleh faktor kebetulan saja.
2. Persilangan Dihibrid
- Ambil kancing baju merah, putih, hijau dan kuning masing-masing 30 buah
dan masukkan dalam satu kantong kain untuk untuk merah putih, dan
kantong lainnya untuk hijau dan kuning.
- Kancing merah dan putih diumpamakan sebagai gen pembawa bentuk biji
seperti di atas, sedang hijau dan kuning masing-masing diumpamakan
sebagai gen pembawa warna biji hijau dan warna biji kuning. Warna hijau
dominan penuh terhadap kuning.
- Ambil dari masing-masing kantong dua buah kancing dan kembalikan setiap
selesai pengambilan. Ulangi sampai 10 kali untuk masing-masing praktikan.
- Catat setiap kancing yang terambil sebagaimana sifat yang dibawakan.
- Hitung nilai χ2 pada 10 pengambilan pertama, 20 pengambilan dan
seterusnya sampai 100 pengambilan.
1. Monohibrida
Bulat
Keriput
Total χ2 =
2. Dihibrida
1.
2.
3.
4.
Total χ2 =
Pembahasan
2. Saran
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Praktikum XIV
Judul : Determinasi Seks
Tujuan : Mempelajari dan Memahami Penentuan Jenis Kelamin.
Prinsip Teori
Sebagian besar mekanisme penentuan kelamin berada di bawah kendali
genetik. Bahan genetik terdapat di dalam kromosom sehingga pada kelamin yang
berbeda akan ditemukan komposisi kromosom yang berbeda pula. Namun karena
mahluk hidup sangat beraneka ragam maka penentuan jenis kelaminnya tidak sama.
Tipe penentuan jenis kelamin yang telah dikenal antara lain: tipe XY, XO, ZW, ZO
dan tipe haploid.
Pada Drosophila melanogaster memiliki 8 buah kromosom yang terdiri dari 6
buah autosom (kromosom tubuh) baik jantan maupun betina dan dua buah
kromosom kelamin. Kromosom kelamin pada lalat betina sejenis (XX) dan bersifat
homogametik, sedangkan jantan bersifat heterogametik sebab dua kromosom
kelaminnya berbeda XY. Pada manusia dan mamalia lainnya adanya kromosom Y
menentukan suatu kecenderungan kepada sifat jantan. Jantan normal secara
kromosomal adalah XY dan betina XX.
Pada tanaman umumnya tidak dapat dibedakan jenis kelaminnya karena
bunga jantan dan bunga betina terdapat pada tanaman yang sama (monoecious)
atau mempunyai bunga yang mengandung alat kelamin jantan dan betina
(hermaphrodit). Kendati demikian terdapat tanaman yang dapat dibedakan jenis
kelaminnnya, tanaman ini biasanya terpisah menjadi tanaman jantan yang
mempunyai benangsari saja dan tanaman betina yang mempunyai putik saja
(dioecious). Sebagai contoh adalah tanaman salak (Zalacca educalis) dan
Melandrium sp. Jenis kelamin tanamn demikian dapat dikelompokkan ke dalam tipe
jenis kelamin XY.
Pada tanaman tingkat tinggi kromosom kelamin membedakan sifat jantan dan
sifat betina. Penampakan jenis kelamin dapat dikembangkan dengan manipulasi
gen-gen pada autosom, misalnya gen autosom pada tanaman jagung menyebabkan
malai berbiji dan tidak ada rambut tongkol (tidak ada bunga betina). Fungsi sifat
jantan dan betina dapat dipelihara dengan gen-gen ini.
2. Byonia diocia yang berumah dua ketika disilangkan dengan tanaman dari
spesies sama mempunyai nisbah satu betina : satu jantan. B. alba berumah satu
dan selalu menghasilkan keturunan hermaprodit apabila saling disilangkan
dengan tanaman lain dalam spesies tersebut. Pada persilangan interspesifik, B.
diocia sebagai betina, menghasilkan keturunan hanya betina tetapi apabila B.
alba sebagai betina memberikan nisbah 1 jantan : 1 betina. Jelaskan bagaimana
hal terjadi ? Buatlah diagram persilangan resiproknya untuk menggambarkan
penjelasan saudara.
Praktikum XV
Judul : Kesetimbangan Hardy Weinberg
Tujuan : Mempelajari dan memahami perubahan frekuensi gen
Prinsip Teori
Suatu Populasi Mendel dapat dipandang sebagai suatu kelompok organisme
yang bereproduksi secara seksual dengan derajat hubungan keluarga yang relatif
dekat yang berada yang berada dalam batas-batas geografis di mana terjadi
interbreeding. Jika semua gamet yang dihasilkan oleh suatu Populasi Mendel
ditetapkan sebagai suatu campuran hipotesis unit-unit genetik yang akan
menghasilkan generasi selanjutnya.
Jika kita memperhatikan sepasang alel A dan a kita akan menemukan bahwa
persentase gamet-gamet pada pool gen yang mengandung gen-gen A dan a akan
bergantung pada frekuensi-frekuensi genotip dari generasi parental yang gamet-
gametnya membentuk pusat gen ini.
Bila perkawinan antara anggota-anggota suatu populasi sepenuhnya terjadi
secara acak, yaitu bila setiap gamet jantan pada pool gen mempunyai kesempatan
yang sama untuk bersatu dengan setiap gamet betina, maka frekuensi gen yang
diharapkan pada generasi berikutnya akan tetap. Hukum ini dikenal dengan Hukum
Kesetimbangan Hardy-Weinberg. Jika suatu populasi sesuai dengan kondisi-kondisi
yang menjadi dasar dari hukum ini maka tidak akan ada perubahan dalam frekuensi-
frekuensi gametik atau zigotik dari generasi ke generasi. Jika suatu populasi semula
tidak berada dalam kesetimbangan maka satu generasi dengan perkawinan acak
sudah cukup untuk menjadikannya berada dalam kesetimbangan genetik dan
selanjutnya populasi itu akan tetap dalam kesetimbangan.
Beberapa asumsi yang mendasari perolehan kesetimbangan genetik seperti
dalam persamaan Hardy-Weinberg, adalah :
(1) Populasi itu melakukan perkawinan acak.
(2) Tidak terdapat seleksi, yaitu setiap genotip dapat bertahan hidup dan
mempunyai efisiensi yang sama dalam produksi keturunan.
(3) Populasi itu tertutup, artinya tidak ada perpindahan individu-individu dari dan ke
populasi tersebut.
(4) Tidak ada mutasi dari satu keadaan alelik kepada yang lain, mutasi
diperbolehkan jika laju mutasi maju dan kembali ekivalen.
Cara Kerja :
Percobaan I
- Letakkan 24 kancing merah dan 24 kancing putih di dalam suatu wadah kosong.
- Buatlah 24 perkawinan acak dari kancing merah dan putih ini dengan cara
mengambil kancing-kancing tersebut satu-satu. Asumsikan Merah (M) dominan
terhadap putih (m). Kocok wadah beberapa kali untuk memastikan kedua jenis
kancing tercampur dengan baik.
- Setiap perkawinan acak terdiri dari dua kancing (dua kali pengambilan). Setiap
pasang kancing mewakili sepasang gen (merah atau putih) yang dibawa oleh
sepasang sel gamet (telur dan sperma).
- Anda tidak boleh memilih-milih kancing-kancing tersebut saat mengeluarkannya
dari wadah, karena itu ambillah kancing-kancing tersebut tanpa melihatnya.
- Setiap dua kali pengambilan (anda memperoleh sepasang kancing), catatlah
hasilnya di dalam tabel berikut :
Genotip MM Mm mm
Tabulasi
Frekuensi Genotip
Frekuensi Fenotip Merah : Putih :
Percobaan II
- Untuk percobaan B, lakukan hal yag sama dengan percobaan selemumnya.
Namun pengambilan kancing dilakukan sekaligus dua-dua untuk setiap kali
pengambilan
- Catatlah hasil kerja anda pada tabel berikut :
Genotip MM Mm mm
Tabulasi
Frekuensi Genotip
Frekuensi Fenotip Merah : Putih :
Pertanyaan
1. Bagaimana hasil dari kedua percobaan di atas, adakah perbedaan frekuensi
gen antara tabel A dengan tabel B ?
2. Jika terdapat perbedaan, bagaimana perbedaan frekuensi gen itu dapat
terjadi, apakah penyebabnya ?
3. Hasil pada tabel A menunjukkan frekuensi gen tanpa genetic drift, sedangkan
tabel B menunjukkan terjadinya genetic drift. Apa yang dapat anda
simpulkan?
Teladan Soal
Selain genetic drift, seleksi, mutasi, dan migrasi juga mengakibatkan perubahan
dalam frekuensi gen dari generasi ke generasi. Selesaikanlah teladan soal berikut :
1. Andaikan dalam suatu populasi tetua frekuensi alel A adalah 0.5, frekuensi alel a
adalah 0.5. Pada populasi ini kemudian terjadi perkawinan acak, menghasilkan
1000 zygot yang terdiri dari : 250AA, 500Aa, 250aa. Akibat seleksi alam, dari
zygot-zygot ini yang bertahan hidup (survival) adalah AA 100%, Aa 75%, aa 50
%. Hitunglah frekuensi alel keturunan (offspring), apakah terjadi perubahan ?
H
itunglah frekuensi alel kedua populasi sebelum dan setelah migrasi, apakah
terjadi perubahan ?
Crowder, L.V. 1986. Genetika Pertanian. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Gardner, E.J. 1975. Principles of Genetics. 5th ed. John Willey & Sons, Inc. New
York. London. Sydney. Toronto.
Garey, J.R., S.R. Brown, L.L. Markham, and R.A. Anthony. 2000. Genetics
Laboratory Manual. University of South Florida. Tampa.
Stansfield, W.D. 1991. Genetika. Edisi Kedua. Seri Buku Schaum. Teori dan Soal-
soal. Terjemahan oleh Machidin Apandi dan Lanny T. Hardy . Erlangga.
Jakarta.