Anda di halaman 1dari 54

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua i

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayahNya
penyusunan Panduan Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua ini dapat diselesaikan.
Panduan praktikum edisi kedua ini merupakan revisi dari edisi pertama yang disusun
pada tahun 2007 yang lalu. Pada edisi kedua ini terdapat penambahan beberapa
materi diantaranya tentang Materi Genetik dan Genetika Populasi dan penyempurnaan
dari materi-materi praktikum sebelumnya.
Penulis berharap panduan praktikum edisi revisi ini dapat memberikan pemahaman
yang lebih baik dan mendalam kepada praktikan dalam mengikuti praktikum genetika
dasar.
Akhirnya penulis mengharapkan saran-saran untuk perbaikan selanjutnya dari semua
fihak terutama rekan-rekan pengajar yang tergabung dalam tim pengasuh mata kuliah
genetika dasar dan pemuliaan tanaman.

Jambi, Mei 2010

Penyusun

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua ii


DAFTAR ISI

I. Pembuatan Larutan............................................................................. 1
II. Reproduksi Sel..................................................................................... 4
III. Materi Genetik.................................................................................... 15
IV. Pewarisan Sifat Kualitatif..................................................................... 19
V. Interaksi Gen........................................................................................ 26
VI. Linkage, Crossing Over, dan Pemetaan Kromosom............................. 30
VII. Probabilitas.......................................................................................... 34
VIII. Uji Chi-Square....................................................................................... 40
IX. Determinasi Seks.................................................................................. 44
X. Genetika Populasi................................................................................. 47

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua iii


I. PEMBUATAN LARUTAN

Praktikum I

Judul : Pembuatan Larutan Fiksasi dan Larutan Pewarna

Tujuan : Mengerti dan memahami kegunaan dan cara pembuatan larutan


fiksasi (Carnoy/Paradichlorobenzen(pDB)/B-Hidroksiquinolin)
dan larutan pewarna (Acetocarmin/acetoorcein)

Prinsip Teori

Untuk pengamatan organ/jaringan hidup (tumbuhan), hal pertama yang harus


dilakukan adalah menghentikan proses metabolisme yang berlangsung pada
organ/jaringan tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan merendam
organ/jaringan tersebut dalam larutan fiksasi. Ada beberapa macam larutan fiksasi
yang sering digunakan. Salah satunya adalah larutan carnoy.
Larutan pewarna digunakan untuk memberi warna pada organ/jaringan yang
ingin diamati di bawah mikroskop. Ada bermacam-macam larutan pewarna yang
digunakan sesuai dengan bagian jaringan/organ yang ingin diamati. Salah satu jenis
larutan pewarna yang digunakan untuk mengamati inti sel adalah
Acetocarmin/acetoorsein.

Alat dan Bahan

Alat
 Erlemeyer
 Pipet Hisap
 Spatula
 Corong Kaca
 Kertas Saring
 Pemanas spiritus/lampu alkohol
 Kertas tissue
 Alumuniun Foil
 Pipet
 Botol berwarna
 Water Bath

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 1


Bahan
 Etil alkohol absolut
 Formaldehid
 Asam Acetat Glacial
 Bubuk Orcein/Carmin
 Kloroform
 B-hidroksiquinolin
 Paradichlorobenzen
 Aquades

Cara Kerja

Pembuatan Larutan Carnoy (2:1:1)


Carnoy merupakan larutan yang terdiri atas 6 bagian etil alkohol, 3 bagian
kloroform, dan 1 bagian glacial ecetic acid. ]Untuk membuat umpamanya 20 ml
larutan carnoy, tuangkan 12 ml larutan etil alkohol, 6 ml kloroform, dan 2 ml glacial
acetic acid ke dalam erlenmeyer, lalu kocok secukupnya. Larutan siap digunakan.

Pembuatan Larutan Paradichlorobenzen (pDB)


Larutan ini dibuat dengan melarutkan Paradichlorobenzen yang berbentuk
kristal secukupnya dalam aquades hingga jenuh.

Pembuatan Larutan B-hidroksiquinolin


Larutan ini dibuat dengan cara menambahkan 0.3 gram B-hidroksiquinolin
dalam 1 liter aquades pada suhu 70 0C kemudian distirer selama 1 jam sampai
terlihat warna kekuningan. Selanjutnya disimpan di dalam lemari es dalam keadaan
tertutup dan tidak terkena cahaya

Pembuatan Larutan Acetocarmin/Acetoorcein 2 %


 Siapkan 2 gram bubuk carmin/orcein
 Masukkan ke dalam 45 ml asam asetat glasial yang telah dipanaskan dalam
water bath pada suhu 1000C .

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 2


 Aduk dengan menggunakan spatula hingga tercampur merata
 Angkat campuran kemudian didinginkan pada suhu kamar,
 Tambahkan 55 ml aquades, aduk rata, dan kemudian disaring dengan kertas
saring
 Simpan larutan dalam botol berwarna, tutup dengan alumunium foil agar
terhindar dari cahaya

Pertanyaan

1. Apa kegunaan larutan fiksasi?


2. Mengapa jaringan/organ harus direndam terlebih dahulu dalam larutan
fiksasi?
3. Sebutkan jenis-jenis larutan fiksasi yang saudara ketahui !
4. Apakah kegunaan larutan pewarna ?
5. Mengapa organ/jaringan harus terlebih dahulu diwarnai sebelum diamati di
bawah mikroskop ?
6. Sebutkan beberapa jenis larutan pewarna yang saudara ketahui beserta
kegunaannya !

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 3


II. REPRODUKSI SEL

PRAKTIKUM II

Judul : Mitosis

Tujuan : Mengetahui dan mempelajari fase-fase pembelahan mitosis pada


ujung akar bawang

Prinsip teori :

Setiap makhluk hidup terdiri atas sel-sel, oleh karena itu dengan mempelajari
fungsi dan kegiatan sel semua proses dan kegiatan makhluk hidup dapat diketahui.
Salah satu kegiatan sel adalah membelah diri. Sampai saat ini dikenal dua
jenis pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Pembelahan mitosis banyak terjadi
pada sel somatik (sel tubuh) terutama pada bagian tubuh yang masih muda dan
sedang berkembang yang pada tanaman sering disebut dengan jaringan
meristematik. Jaringan semacam ini misalnya terdapat pada ujung akar, ujung
batang dan pucuk daun muda.
Mitosis merupakan suatu proses yang rumit dan memiliki beberapa
fase/tahapan yaitu interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase. Setiap fase
memiliki ciri khas, hal ini dapat dibuktikan dengan mengamati pembelahan sel
melalui mikroskop. Tiap-tiap fase tersebut saling berkaitan dan tidak dapat berdiri
sendiri.
Pada profase kromosom mengerut dan menebal. Terlihat dua sister chromatid
yang dihubungkan oleh sentromer, kromosom terlihat rangkap, inti mengabur sampai
akhirnya lenyap bersama selaputnya, benang-benang gelendong mulai muncul, dan
kromsom bergerak ke tengah-tengah sel.
Pada metafase benang-benang gelendong mulai tampak jelas dan tiap
kromosom tersusun berjajar satu-satu dalam bidang ekuator. Sentromer melekat
pada benang gelendong, kemudian membelah dan masing masing kromatid menjadi
kromosom tunggal.
Pada anafase kromosom baru bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Hal ini
terjadi akibat benang-benang gelendong berkontraksi sehingga sentromer menjadi
tertarik. Di dalam sel mulai terjadi penyebaran kromosom dan DNA yang seragam.

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 4


Pada telofase terjadi pembentukan sel anak dengan ditandai oleh hilangnya
benang gelendong, terbentuknya inti serta nukleolus. Sel anak hasil pembelahan
mitosis mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan induknya.
Prinsip mitosis terlihat pada tingkah laku kromosom selama sel membelah.
Kromosom adalah benda-benda dalam inti sel yang hanya dapat terlihat pada waktu
sel membelah karena akan dapat mengikat zat warna tertentu.

Alat dan Bahan

Alat
 Mikroskop
 Objek glass dan cover glass
 Jarum bertangkai
 Pisau scalpel
 Beaker glass (untuk mengakarkan bawang)
 Erlenmeyer
 Pemanas spiritus/lampu alkohol
 Kertas tissue
 Tusuk gigi
 Pipet
 Gelas arloji
 Slide demonstrasi

Bahan
 Umbi bawang
 Larutan Carnoy
 Etil Alkohol 70 %
 HCl 1M
 Larutan Acetocarmin

Cara Kerja

Persiapan
a. Umbi bawang akan berakar bila diletakkan dalam air dengan posisi seperti
terlihat pada Gambar 1.1. Umbi bawang diletakkan seperti pada gambar kira-kira

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 5


4 hari sebelum praktikum dilaksanakan. Kadang- kadang ukuran umbi yang
berbeda mempunyai kecepatan berakar yang berbeda pula. Biasanya umbi
bawang yang dijual telah mengalami perlakuan tertentu untuk mencegah
perakaran karena sifatnya untuk konsumsi bukan untuk bibit, sehingga akan
menghasilkan akar yang sedikit. Jika memungkinkan sebaiknya untuk praktikum
ini digunakan umbi yang biasa dipakai sebagai bibit. Setelah akar memanjang
sampai kira-kira 2.5 – 5 cm baru dapat digunakan untuk praktikum. Bagian akar
yang digunakan adalah bagian ujung karena sel-sel masih muda, lunak, dan
mudah membelah sehingga lebih jelas jika diamati.

Tusuk Gigi
Umbi Bawang
Akar Umbi

Air

Beaker Glass

Gambar 1.1. Umbi bawang disangga dengan tripot tusuk gigi


di atas beaker glass

b. Akar umbi dipotong sekitar 1 cm dari ujung ketika umbi masih dalam keadaan
tumbuh dan harus digunakan segera. Namun dapat juga dipotong seluruhnya
(panen) kemudian disimpan dalam larutan carnoy selama kira-kira 24 jam dan
kemudia dipindahkan ke dalam larutan etil alkohol 70 % sampai tiba saatnya
digunakan. Cara terakhir lebih sering digunakan karena lebih memungkinkan
praktikum berhasil.

c. Dalam mengamati proses mitosis ini akar harus dicacah selembut mungkin
sehingga sel-selnya dapat diamati. Dengan demikian lebih memungkinkan untuk
mengamati kromosom, nukleus, sentromer, dan bagian-bagian sel lainnya.

Pembuatan Preparat

a. Potong ujung akar bawang sepanjang 1 cm dan masukkan ke dalam larutan


carnoy selama 24 jam, kemudian pindahkan ke dalam larutan etil alkohol sampai
saat digunakan.

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 6


b. Siapkan larutan HCl 1 M dalam gelas arloji
c. Ambil ujung akar dari larutan etil alkohol, potong 3-4 mm dari ujung kemudian
masukkan ke dalam larutan HCl sampai lunak (lebih kurang 10 menit)
d. Setelah akar lunak pindahkan ke kaca preparat bersih yang telah ditetesi
acetocarmin dengan bantuan pinset atau jarum.
e. Cacahlah ujung akar tersebut menjadi potongan-potongan yang halus dengan
menggunakan pisau scalpel berkarat (besi dalam pisau scalpel akan bereaksi
dengan acetocarmin dan dapat memberi pewarnaan yang baik).
f. Tutup preparat dengan cover glass dan panaskan di atas api. Gunakan
pemanas spiritus/alkohol (jangan sampai mendidih).
g. Baliklah preparat yang telah panas tersebut, letakkan di atas kertas tissue dan
tekan sambil digerak-gerakkan agar diperoleh hasil setipis mungkin.
h. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali dan lanjutkan dengan
perbesaran 450 kali.
i. Carilah dan gambarkan fase-fase dari mitosis sel-sel ujung akar.
j. Bandingkan hasil pengamatan yang saudara peroleh dengan gambar literatur.

Hasil/Pengamatan

a. Umbi bawang
Diakarkan pada tanggal :
Pemotongan/panen akar tanggal :

b. Pembuatan preparat
o Perendaman dalam larutan carnoy mulai tanggal ______ pukul ______ sampai
tanggal _____ pukul _____ ( _____ jam)
o Perendaman dalam etil alkohol selama _____ jam
o Pembuatan preparat dilaksanakan pada tanggal _____

c. Pengamatan

c.1. Literatur

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 7


c.2. Preparat

Pembahasan

1. Bagaimana hasil pengamatan saudara dibandingkan dengan gambar pada


literatur ? Jelaskan !
2. Dapatkah saudara menemukan fase-fase mitosis seperti yang terlihat pada
literatur ? Fase apa saja yang saudara temukan ?
3. Fase apakah yang paling banyak saudara temukan ? Mengapa demikian ?
4. Dapatkah saudara melihat kromosom ? Seperti apakah bentuknya ?
5. Dapatkah saudara melihat bagian sel yang lain ? jelaskan !

Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Saran
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 8


PRAKTIKUM III

Judul : Meiosis

Tujuan : Mengetahui dan mempelajari fase-fase pembelahan meiosis pada


bunga jagung

Prinsip teori :

Meiosis adalah jenis pembelahan sel lainnya di samping mitosis. Jika


pembelahan mitosis terjadi pada sel somatis, maka pembelahan meiosis terjadi pada
sel kelamin. Meiosis merupakan pembelahan reduksi yaitu suatu pembelahan sel
dimana kromosom dalam inti akan mengalami pengurangan jumlah sehingga sel-sel
baru hasil pembelahan hanya mempunyai kromosom dengan jumlah separuh dari
kromosom pada sel induk. Jadi pembeda antara mitosis dan meiosis adalah tempat
terjadinya pembelahan, sel-sel yang mengalami pembelahan, dan hasil yang
diperoleh.
Pembelahan meiosis terdiri dari 2 tahapan yaitu meiosis I atau pembelahan
heterotipe (tipe yang berlainan) dan meiosis II atau pembelahan homotipe. Kedua
peristiwa ini dapat dilihat pada waktu pertumbuhan bunga, yaitu dalam benang sari
yang masih muda dan dalam sel induk serbuk sari atau bakal biji.
Pembelahan heterotipe di mulai dengan perubahan kerangka dari inti sel induk
serbuk sari yang terdiri dari benang-benang kromatin, kemudian dilanjutkan dengan
profase, metafase, anafase, dan telofase. Khusus profase akan berjalan melalui 5
tahapan yaitu leptoten, zygoten, pchyten, diploten, dan diakinesis.
Pada leptoten terjadi pengumpulan kromosom, pada zigoten kromosom
memendek dan berpasangan (sinansis). Pachiten merupakan tahap akhir dari
proses berpasangannya kromosom. Pada diploten kromosom mulai memisah dan
pada diakinesis kromosom memendek dan menebal akibat bergulungnya benang
kromosom, sedang nukleolus juga mulai menghilang.
Pada metafase kromosom berpasangan secara berderet, pada anafase terjadi
pemisahan oleh kromosom yang homolog dan pengurangan jumlah kromosom
sampai akhirnya pada telofase kromatid dari sebuah kromosom telah sampai pada
kutub yang berlawanan.
Setelah pembelahan heterotipe berakhir dan inti sel telah haploid, maka terjadi
pembelahan kedua secara membujur yaitu pembelahan homotipe. Seperti halnya

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 9


pembelahan heterotipe pembelahan ini juga terdiri dari profase, metafase, anafase,
dan telofase.
Pada profase, kromatid dari sebuah kromosom masih dihubungkan oleh
sentromer yang kemudian mulai berderet pada bidang ekuator setelah mencapai
metafase. Pada anafase kromatid memisah dan menjadi satu kromosom yang
kemudian bergerak ke kutub. Pada telofase selaput inti terbentuk, masing-masing
inti mengandung satu anggota dari pasangan kromosom yang dalam keadaan
haploid dan terjadi modifikasi sel lebih lanjut untuk menghasilkan gamet.

Alat dan Bahan

Alat
 Mikroskop
 Objek glass dan cover glass
 Jarum bertangkai
 Pisau scalpel
 Erlenmeyer
 Gelas arloji
 Pemanas spiritus/lampu alkohol
 Kertas tissue
 Pipet
 Gelas arloji
 Pinset
 Slide demonstrasi

Bahan
 Bunga Jagung
 Larutan Carnoy
 Larutan Acetocarmin
 Etil alkohol 70 %
 Glacial acetic acid

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 10


Cara Kerja

Persiapan
a. Carilah bunga jantan jagung yang masih muda dan pisahkan menurut bagian
pangkal, tengah, dan ujung.
b. Dua hari sebelum praktikum di mulai buatlah larutan carnoy. Caranya sama
seperti pada praktikum mitosis.
c. Simpan masing-masing bagian bunga jagung dalam larutan carnoy selama 24
jam, kemudian pindahkan ke larutan etil alkohol sampai saat digunakan.

Pembuatan preparat.
a. Siapkan bunga jantan jagung, buka kelopaknya, dan ambil serbuknya, pindahkan
ke kaca preparat yang sudah di tetesi acetocarmin, dengan bantuan pinset atau
jarum. Untuk praktikum ini bahan pengamatan tidak perlu direndam dalam HCl 1
M.
b. Cacahlah bunga jagung tersebut menjadi potongan-potongan yang halus dengan
menggunakan pisau scalpel berkarat.
c. Tutup preparat dengan cover glass dan panaskan di atas api. Gunakan lampu
spiritus/alkohol. Awas jangan sampai mendidih.
d. Baliklah preparat yang telah panas tersebut, letakkan di atas kertas tissue lalu
tekan sambil digerak-gerakkan agar diperoleh hasil setipis mungkin.
e. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali, kemudian lanjutkan
dengan perbesaran 450 kali.
f. Carilah dan gambar macam-macam fase dari meiosis bunga jagung tersebut
g. Lakukan pengamatan terhadap masing-masing bagian bunga (pangkal, ujung,
dan tengah)
h. Bandingkan hasil pengamatan dengan literatur.

Hasil/Pengamatan

a. Bunga jagung
Varietas :
Umur tanaman saat diambil bunganya :

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 11


b. Pembuatan preparat
o Perendaman dalam larutan carnoy mulai tanggal ______ pukul ______
sampai tanggal _____ pukul _____ ( _____ jam)
o Perendaman dalam etil alkohol 70 % mulai tanggal ______ pukul ______
sampai tanggal _____ pukul _____ ( _____ jam)
o Pembuatan preparat dilaksanakan pada tanggal _____

c. Pengamatan

c.1. Literatur

c.2. Preparat

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 12


Pembahasan

1. Bagaimana hasil pengamatan saudara dibandingkan dengan gambar pada


literatur ? Jelaskan !
2. Dapatkah saudara menemukan fase-fase meiosis seperti yang terlihat pada
literatur ? Fase apa saja yang saudara temukan ?
3. Fase apakah yang paling banyak saudara temukan ? Mengapa demikian ?
4. Dapatkah saudara melihat kromosom ? Seperti apakah bentuknya ?
5. Dapatkah saudara melihat bagian sel yang lain ? jelaskan !

Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Saran
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 13


Teladan Soal

1. Suatu zigot mempunyai 3 pasang kromosom homolog P, Q, dan R yang


berpasangan dengan p, q, dan r. Bagaimana susunan gen pada : a) Sel
somatisnya b) Gamet yang dihasilkan setelah individu tersebut dewasa

2. Sebutkan bagaimana susunan gen pada sel telur dan sperma untuk individu yang
bergenotip : a) AABB b) AaBbCCDd c) AaBbCcDD d)AABBccDD
e) aabbCcDDEe f) aabbccddee g) AABbccddee

3. Suatu tanaman mempunyai 4 pasang kromosom pada sel somatisnya, masing-


masing membawa gen Aa, Bb, Cc, dan Dd. Jika tanaman tersebut menyerbuk
sendiri, berapa jumlah genotip individu keturunannya ? Sebutkan !

4. Tanaman bergenotip PpQqRRSS mengalami pembelahan mitosis dan meiosis.


Jelaskan bagaimana :
a. Susunan gen pada sel anak yang dihasilkan
b. Jika P adalah kromosom telosentrik, Q kromosom metasentrik, R kromosom
akrosentrik, dan S kromosom sub meta sentrik, gambarkan metafase pada
mitosis, meiosis I, dan meiosis II
c. Gambarkan anafase pada mitosis, meiosis I, dan meiosis II

5. Tanaman jagung mempunyai 10 pasang kromosom pada sel-sel somatisnya.


Berapa jumlah kromosom dalam :
a. sel petal
b. sel embrio biji
c. sel induk tepung sari
d. Endosperm
e. Filament
f. Stylus

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 14


III. MATERI GENETIK

PRAKTIKUM IV
Judul : Replikasi DNA dan Sintesa Protein
Tujuan : Mengetahui dan memahami replikasi DNA dan sintesa protein

Prinsip teori :
Penelitian dan pengamatan ilmuwan-ilmuwan setelah Mendel yang
menemukan bahwa gen-gen terletak pada kromosom menyebabkan studi lebih
mendalam tentang komposisi biokimiawi kromosom. Kromosom terdiri dari 2 tipe
molekul organik yaitu protein dan asam nukleat. Eksperimen membuktikan bahwa
informasi genetik terletak pada bagian asam nukleat, bukan pada protein, lebih
spesifik lagi informasi genetik tersebut terletak pada DNA, kecuali beberapa jenis
virus yang mempunyai RNA sebagai informasi genetiknya.
Unit dasar struktur asam nukleat adalah nukleotida. Nukleotida dibangun oleh
3 bagian yang dihubungkan dengan ikatan kovalen. Bagian-bagian tersebut adalah
gula pentosa : deoksiribosa pada DNA dan ribosa pada RNA, basa nitrogen : purin
atau pirimidin yang berikatan kovalen dengan atom karbon no.1 dari pentosa. DNA
mengandung basa pirimidin sitosin (C) dan timin (T) dan basa purin adenin (A) dan
guanin (G). RNA mengandung basa purin yang sama dengan DNA, juga pirimidin
sitosin, tetapi basa timinnya diganti dengan urasil. Jarak antara basa pada untai
DNA adalah 3.4 A0. Satu spiral lengkap DNA terdiri dari 10 pasang basa, oleh
karenanya mempunyai panjang sekitar 10 A 0. Bagian ketiga dari nukleotida adalah
gugus fosfat. Gugus ini membentuk ikatan dengan pentosa yang satu pada karbon
no. 5 dan dengan pentosa berikutnya pada karbon no. 3 dengan ikatan fosfodiester.
Nukleotida-nukleotida ini membentuk polimer atau polinukleotida yang panjangnya
bervariasi. Molekul DNA lengkap dapat terdiri dari beberapa ribu sampai beberapa
juta nukleotida tergantung spesies organisme, sedangkan molekul RNA bervariasi
antara 100 sampai 100.000 atau lebih nukleotida.
Dogma sentral dalam genetika molekuler digambarkan sebagai berikut :

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 15


Replikasi DNA terjadi saat transmisi informasi genetik dari generasi ke
generasi, sedangkan transkripsi dan translasi terjadi sewaktu fenotip diekspresikan.
Dalam proses transkripsi, salah satu untai DNA (sense strand) digunakan sebagai
template untuk mensintesis untai komplemen RNA dengan arah 3’  5’. Untai
komplemen RNA ini disebut RNA messenger yang merupakan cetak biru DNA
Translasi terjadi pada robosom dan melibatkan 3 tipe RNA, yaitu mRNA, tRNA, dan
rRNA. Keseluruhan proses translasi dibagi menjadi 3 tahap :
1) Inisiasi, ribosom mengikatkan diri pada tempat spesifik pada mRNA (tempat
inisiasi) yang merupakan permulaan dari “pesan”. Kemudiant RNA inisiator
yang mengikatkan diri pada kodon AUG yang mengawali setiap pesan
mengikatkan diri pada P site ribosom. tRNA inisiator ini selalu membawa asam
amino metionin.
2) Pemanjangan, pada tahap ini tRNA yang sesuai dengan kodon-kodon mRNA
berikutnya mengikatkan diri pada A site, kemudian terbentuk ikatan peptida
antara asam amino pertama (metionin) dengan asam amino kedua. tRNA
inisiator selanjutnya dilepaskan dari P site, ribosom melangkah satu kodon ke
arah 5’3’, dengan demikian A site dibebaskan karena tRNA kedua telah
dipindahkan ke P site. A site yang bebas tadi dapat menerima tRNA baru yang
cocok dengan kodon ke-3. Proses ini berlangsung terus hingga ribosom sampai
pada kodon terakhir pada mRNA dan polipeptida siap untuk dilepaskan.
3) Terminasi, akhir dari “pesan” pada mRNA ditandai dengan kodon UAA, UAG,
atau UGA yang tidak mempunyai tRNA, namun demikian kodon-kodon terminasi
ini dapat mengikat suatu protein yang menyebabkan polipeptida dilepaskan dari
ribosom.

Alat dan Bahan


- Alat tulis
- SoaI

Teladan Soal

1. Berapakah triplet kodon dapat dibuat dari empat ribonukleotida A, U, G, dan


C yang (a) tidak mengandung urasil (b) mengandung satu urasil atau lebih ?

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 16


2. Diketahui suatu benang tunggal DNA ......3’ TACCGAGTAC5’....... Buatlah
(a) rantai DNA komplemennya (b) rantai m-RNA yang dapat dibuat dari
benang ini

3. Berapa macamkah m-RNA yang dapat merinci urutan asam amino met-phe-
ser-pro ?

4. Dengan menggunakan informasi pada tabel kode genetik, ubahlah segmen-


segmen m-RNA berikut ke dalam ekivalen-ekivalen polipeptidanya :
(a) ......5’ GAAAUGGCAGUUUAC 3’......
(b) ......3’ UUUUCGAGAUGUCAA 5’......
(c) …..5’ AAAACCUAGAACCA 3’ …….

5. Di dalam sel akan dilakukan sintesa protein. Susunan basa nitrogen pada
DNA yang akan transkripsi adalah sebagai berikut :

AUG---UUU---AUA---GUG---CGU---CAU---AAA---UGU
Tentukan :
a. Urutan basa nitrogen pada RNA-messanger
b. Urutan basa nitrogen pada RNA-transfer
c. Protein-protein yang dihasilkan

6. Di dalam sel akan disintesa suatu protein yang terdiri dari asam-asam amino
berikut :

Protein metionin fenilalanin isoleusin valin arginin histidin lisin sistein

RNAm : AUG-----------UUU--------------AUA----------GUG---------CGU--------CAU-------AAA----------UGU

Tentukan urutan basa nitrogen pada


a. RNA-t
b. Rantai sense DNA yang melakukan sintesa protein

Kode Genetik

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 17


II. PEWARISAN GEN KUALITATIF

7. Jika suatu partikel virus terdiri dari DNA dengan 20.000 pasang basa
(a). Berapa banyak nukleotida yang ada ?
(b). Berapa banyak spiral komplit yang terdapat pada setiap rantai ?
(c). Berapa banyak atom fosfor yang ada ?
(d). Berapa panjang konfigurasi DNA pada virus ?

8. Jika suatu rantai atau heliks DNA model Watson-Crick mepunyai basa dengan
urutan GTCATGAC, bagaimana urutan basa pada rantai DNA komplemennya !

9. Bagaimana urutan basa pada mRNA untuk rantai DNA berikut : TGCAGACA

10. Bagaimana basa pada DNA yang ditranskripsi pada mRNA berikut : CUGAU

IV. PEWARISAN SIFAT KUALITATIF

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 18


Praktikum V
Judul : Hukum Mendel I
Tujuan : Mengetahui, mempelajari, dan mengerti prinsip-prinsip dasar
pewarisan sifat dari tetua kepada turunannya dengan
menggunakan Hukum Mendel I

Prinsip Teori
Karakter yang dimiliki oleh tetua akan diwariskan kepada keturunannya,
tetapi tidak semua karakter yang diwariskan tersebut akan muncul. Hal ini terjadi
karena gen yang mengontrol karakter yang diwariskan ada yang bersifat dominan
dan ada yang resesif. Karakter yang dikendalikan oleh gen dominan akan menutupi
karakter yang dikendalikan oleh gen resesif. Karakter yang dikendalikan oleh gen
resesif akan muncul jika gen tersebut berkumpul pada satu individu.
Mekanisme pewarisan karakter pertama kali dikemukakan oleh Mendel yang
melakukan eksperimen dengan menyilangkan tanaman kapri/ercis. Mendel berhasil
dalam eksperimennya karena:
- tanaman kapri menyerbuk sendiri, sehingga dengan sendirinya membentuk galur
murni
- ada 7 pasang kromosom (satu pasang = satu karakter)
- tujuh karakter yang diamati bersifat dominan sempurna, yaitu : tinggi tanaman,
bentuk biji, warna biji, warna bunga, letak bunga, warna polong, dan bentuk
polong.
- Masing-masing gen pengendali karakter-karakter tersebut berada pada
kromosom yang berbeda.
Dari hasil eksperimennya ini, Mendel mengemukakan kesimpulan kesimpulan
yang dikenal sebagai Hukurn Mendel I atau Hukum Pemisahan (Law of Segregation)
dan Hukum Mendel II atau Hukurn Pengelompokan secara Bebas (Law of
Independent Assortment).
Hukurn Mendel I menyatakan, pada persilangan dengan satu tanda beda
akan terjadi segregasi/pemisahan dari pasangan gen, sehingga terjadi gamet yang
berbeda yang memiliki satu alil. Sebagai dasar segregasi satu pasang alil terletak
pada lokus yang sama dan kromosom homolog. Kromosom homolog ini memisah
secara bebas pada anafase I meiosis dan tersebar ke dalam gamet-gamet yang
berbeda. Jika suatu galur murni dominan AA bersilang dengan galur murni resesif
aa, maka F1 akan mempunyai pasangan alil Aa. Gamet-gamet F1, akan terdiri dari A

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 19


dan a. Persilangan antar tanaman F mernungkinkan terjadi rekombinasi antar kedua
gen tersebut sehingga diperoleh keturunan F 2 yang menampilkan karakter-karakter
dominan dan resesif dengan perbandingan 3:1 untuk fenotif, dan 1:2:1 untuk genotip.
Jika dilakukan test cross pada F1 akan rnenghasilkan perbandingan 1:1.

Alat dan Bahan


- Alat tulis dan alat hitung
- SoaI

Teladan Soal
1. Groff dan Odland menemukan suatu jenis tanaman mentimun yang setelah
dewasa bunganya tidak mau membuka. Akan tetapi dengan memberi
pertolongan membuka bunganya penyerbukan masih mungkin dilakukan. Hasil
percobaan mereka adalah sebagai berikut :
Fenotip dari keturunannya
Induk Bunga membuka Bunga menutup

Menutup X membuka Semua -

F1 X F1 145 59

Menutup X F1 81 77

a. Tentukan symbol untuk gen-gen yang bertanggung jawab ?


b. Tetapkan genotip tanaman induk yang bunganya menutup ?
c. Tetapkan genotip tanaman induk yang bunganya membuka ?
d. Genotip tanaman F1 ?
e. Termasuk persilangan macam apa menutup X F1 tersebut di atas ?

2. Pada tanaman kapri batang tinggi dominan terhadap batang pendek. Bilamana
tanaman tinggi homozigot disilangkan dengan tanaman pendek homozigot.
Bagaimanakah :
a. Fenotip F1
b. Fenotip F2
c. Fenotip keturunan jika F1 disilangkan dengan tetua yang tinggi
d. Fenotip keturunan jika F1 disilangkan dengan tetua yang pendek

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 20


2. Tanaman tinggi disilangkan dengan tanaman pendek menghasilkan ½ tanaman
tinggi dan ½ tanaman pendek. Bagaimana susunan genotip dari kedua tetua ?

3. Dari setiap persilangan berikut ini berapa macam gamet yang dihasilkan oleh
masing-masing tetuanya ? Bagaimana rasio genotip dan fenotip keturunan yang
dihasilkan ?
a. Tt x tt b. TT x Tt c. Tt x Tt

----------------- o0o ----------------

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 21


Praktikum VI dan VII
Judul : Hukum Mendel II
Tujuan : Mengetahui, mempelajari, dan mengerti prinsip-prinsip dasar
pewarisan sifat dari tetua kepada turunannya dengan
menggunakan Hukum Mendel II

Prinsip Teori :
Hukum Mendel II dikenal juga sebagai Hukurn Pengelompokan secara Bebas
(Law of Independent Assortment). Hukum Mendel II menyatakan pada persilangan
dengan dua tanda beda atau Iebih, pada waktu pembentukan gamet terjadi
kombinasi yang bebas antara pasangan alil yang berlainan. Apabila ada dua pasang
gen yang tidak bertaut terdapat dalam F 1, dihibrid, maka fenotip F akan
memperlihatkan perbandingan 9:3:3:1. Jika tanaman dihibrid diuji silang (test cross),
maka akan rnenghasilkan perbandingan 1:1:1:1. Sernakin banyak jumlah pasangan
alil yang terlibat, akan memperbanyak jumlah fenotip dan genotip pada turunan
kedua. Variasi genetika mendel terjadi pada dominan sebagian, multiple alleles dan
kodominan, pewarisan poligenik, interaksi gen, dan pengaruh lingkungan pada aksi
gen.

Alat dan Bahan


Alat :
- Amplop
- Spidol Permanen
- Alat Hitung

Bahan
- Tongkol jagung turunan kedua (F2) dari hasil persilangan dua induk yang
berbeda warna bijinya (Dapat pula digunakan tongkol jagung yang diberi warna
sendiri pada biji-bijinya)

Cara Kerja
Pemisahan Bebas Pada Jagung
- Pipillah semua biji jagung F2 dari tongkolnya
- Pisahkan biji-biji tersebut menjadi 4 kelompok fenotip yang berbeda (dihibrida)
- Berilah tanda dari hasil pengelompokan tersebut dan jelaskan apa artinya

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 22


- Hitung dan catat jumlah masing-masing fenotip
- Tuliskan semua hasil tersebut ke dalam hasil pengamatan di bawah ini

Hasil
1. a. Ukuran tongkol jagung F2 : _________
b. Jumlah biji dalam tongkol : _________

2. Biji dipisahkan menjadi 4 fenotip, yaitu :


a. _________________
b. _________________
c. _________________
d. _________________

3. Simbol/tanda gen tiap alel :


Simbol/Tanda Arti

a.

b.

c.

d.

4. Jadi fenotip-fenotip tersebut mempunyai simbol :


Fenotip Simbol

1.

2.

3.

4.

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 23


5. Dari hasil-hasil tersebut lengkapilah tabel di bawah ini :
Fenotip Simbol

1.

2.

3.

4.

Pembahasan
1. Sifat manakah yang dominan dan manakah yang resesif ?
2. Berdasarkan hasil-hasil tersebut, maka genotip tetua homozigot (F1) adalah
sebagai berikut :
3. Apa fenotip-fenotip dari tetua tersebut ?

Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Saran
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 24


Teladan Soal

1. Pada tanaman kapri diketahui letak bunga pada ketiak daun dominan terhadap
bunga yang terletak pada ujung batang. Bunga berwarna merah dominan
terhadap putih. Tanaman hibrida dengan bunga berwarna merah pada ketiak
daun disilangkan dengan galur murni dari fenotipa yang sama. Bagaimana rasio
dan frekwensi dugaan dari genotipa dan fenotipa dalam keturunan F1-nya ?

2. Pada summer squash buah warna putih dominan terhadap kuning, bentuk buah
cakram dominan terhadap bentuk bulat dan kulit buah halus dominan terhadap
kasar. Bila varietas himozigot resesifnya, kemudian keturunannya dibiarkan
bersilang sendiri.
a. Tentukanlah symbol untuk masing-masing karakter !
b. Tentukanlah fenotip dan genotipa F1 !
c. Buatlah komposisi genotipa dan fenotipa populasi F2 dengan menggunakan
segi empat punnet, percabangan dan ekspansi binomial (segitiga pascal) !
d. Berapa frekwensi untuk fenotipa berikut :
i) putih cakram kasar ii) halus putih bulat
iii) kasar bulat putih iv) putih cakram halus

3. Diketahui ada 5 karakter, setiap pasangan karakter dikendalikan oleh gen


tunggalnya masing-masing (Aa, Bb, Cc, Dd, Ee). Dua tanaman heterozigot untuk
semua karakter disilangkan.
a. berapa macam jumlah gamet yang dihasilkan dari F1
b. Berapa jumlah seluruh individu (kombinasi dalam F2) ?
c. Berapa frekuensi genotipa yang mirip F1 dalam populasi F2 ?
d. Berapa frekuensi genotip AABbCCDdee, AaBBccDdEE, aaBbccDDEe,
aaBBCCDdee ?
e. Berapa macam gamet yang dihasilkan dari masing-masing genotip pada (d).

4. Pada ercis tanaman tinggi, warna polong kuning, bentuk biji bulat, disilangkan
dengan tanaman pendek warna polong hijau bentuk biji bulat menghasilkan
keturunan 3/8 tinggi-hijau-bulat : 3/8 pendek-hijau-bulat : 1/8 tinggi-hijau-keriput :
1/8 pendek-hijau-keriput. Bagaimana genotipa tentuanya?

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 25


V. INTERAKSI GEN

Praktikum VIII dan IX


Judul : Modifikasi Hukum Mendel
Tujuan : memahami peristiwa-peristiwa pada pewarisan sifat keturunan
yang mengikuti penyimpangan semu Hukum Mendel

Prinsip Teori
Pada percobaan persilangan yang dilakukan terhadap tanaman selain ercis,
ternyata dijumpai fenotip yang menyimpang dari prinsip prinsip Mendel. Rasio fenotip
yang dihasilkan tidak lagi 3 : 1 atau 9 : 3 : 3 : 1. Penyimpangan rasio fenotip ini
disebabkan karena sifat yang diamati dikendalikan oleh dua atau lebih pasangan alel
yang saling berinteraksi. lnteraksi gen dibedakan menjadi dua yaitu (a) interaksi
interalellic dan, (b) interaksi intraalellic. lnteraksi interalelik adalah interaksi antar alel
pada lokus yang berbeda, sedangkan interaksi intraalelik adalah interaksi pada alel
pada lokus yang sama.

Interaksi diantara lokus-lokus tersebut akan mengubah pola distribusi dalam


populasi F2. Suatu gen atau lokus yang menekan atau menyembunyikan kerja suatu
gen pada lokus lain disebut epistasis. Gen atau lokus yang ditekan disebut
hipostasis. Epistasis yang terjadi pada dua lokus gen, jumlah fenotip yang muncul
pada keturunan dari induk-induk dihibrida akan kurang dari empat. Ada enam tipe
rasio epistasis yang telah dikenal, tiga diantaranya mempunyai tiga fenotip dan tiga
lainnya mempunyai dua fenotip. Tipe rasio epistasis sebagai benikut:
1. Epistasis Dominan (12: 3:1)
2. Epistasis Resesif (9: 3 : 4)
3. Epistasis Dominan-Resesif (13: 3)
4. Epistasis Dominan Ganda (15:1)
5. Epistasis Resesif Ganda (9: 7)
6. Gen Ganda dengan efek kumulatif (9 : 6:1)
Sedangkan yang termasuk interaksi intralokus adalah:
1. Dominan tidak sempurna
2. Kodominan
3. Lethal gen
4. Alel ganda

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 26


Alat dan Bahan
- Alat hitung dan alat tulis

Teladan Soal
1. Pada Athyrus odoratus (seew pea), untuk meghasilkan bunga warna ungu
dibutuhkan gen-gen C dan P bersama. Bila salah satu atau keduanya dalam
keadaan resesif (ccP. /C . pp/ccpp), maka bunga akan berwarna putih. Dalam
ketiga penyilangan di bawah ini, carilah genotipa-genotipa parentalnya :
a. Putih X Ungu b. Putih X Ungu c. Putih X Putih
F1: 3 / 8 ungu F1 : 1 / 2 putih F1 : 3 / 4 putih
5 / 8 putih 1/ 2 ungu 1/ 4 ungu

2. Pada gandum, warna biji yang merah tergantung dari adanya gen dominan R dan
B bersama. Bila kedua gen tersebut berada dalam keadaan resesif, maka warna
biji akan putih, rrB. dan R. bb menghasilkan warna coklat. Persilangan antara 2
tumbuhan yang berbiji coklat keturunannya : ¼ merah, ½ coklat, ¼ putih. Carilah
genotipa tumbuhan berbiji coklat yang digunakan dalam persilangan tersebut.
Macam epistasis apa yang terlihat disini?

3. Pada jagung, gen C dan R dibutuhkan untuk menhasilkan warna pada aleuron.
Bila salah satu atau keduanya dalam keadaan resesif, maka aleuron menjadi
putih. Gen P dapat menjadikan aleuron berwarna ungu apabila berada bersama
dengan R dan C, tetapi tak mempunyai efek bila C atau R keduanya absen.
Carilah ratio fenotipik dari penyilangan-penyilangan berikut ini:
a. CcRrpp X ccRrPp b. CCrrPp X CcRrPp

4. Gen A menyebabkan warna merah pada bunga, tetapi dominan tak sempurna
terhadap a, sehingga Aa menhasilkan warna merah muda. Genotipa aa
menghasilkan warna putih. Disamping itu ada pula seri alel ganda yang
menyebabkan sterilitas : s1, s2, s3,….. Tentukan ratio fenotipik penyilangan-
penyilangan dibawah ini :
a. (s2s3Aa X s2s4aa) c. (s1s3Aa X s2s4Aa)
b. (s3s4AA X s4s4Aa) d. (s2s2aa X s5s5AA)

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 27


5. Dua varietas polong yang berbunga putih disilangkan menghasilkan F1 yang
bebunga ungu semua. Penyilangan antara F1 menghasilkan F2 54 berbungan
ungu dan 42 berbunga putih.
a. macam epistasis apa yang terlihat disini ?
b. Carilah genotipa-genotipa P, F1 dan F2.

6. Pada semacam tanaman labu, gen untuk warna buah putih W epistasis terhadap
gen untuk warna kuning Y. Tumbuhan W.Y. dan W.yy menghasilkan buah putih,
tumbuhan wwY. Menghasilkan buah kuning dan tumbuhan wwyy berbuah hijau.
a. Carilah genotipa parentalnya bila tanaman berbuah putih disilangkan dengan
yang berbuah kuning menhasilkan keturunan dengan perbandingan ½
berbuah putih dan ½ berbuah kuning.
b. Carilah genotipa parentalnya bila tanaman berbuah putih disilangkan dengan
yang berbuah putih menghasilkan keturunan dengan perbandingan ¾
berbuah putih : 3/16 berbuah kuning : 1/16 berbuah hijau.

7. Pada jagung A bila disilangkan dengan jagung B menghasilkan 255 hijau dan 89
putih, tetapi bila disilangkan sendiri menghasilkan 153 hijau dan 118 putih.
Bagaimana genotipa kedua tanaman ini ? Apa yang diharapkan bila tanaman B
disilangkan sendiri ?

8. Pada jagung, warna skutelum berkembang hanya bila 2 dari 3 gen S2, S3 dan S4
ada bersama-sama. Sehingga S2S4s3s3s4s5 dan s2s2S3S3s4s4 mempunyai
skutelum yang berwarna. Berapa ratio skutelum berwarna yang diharapkan pada
F2 dari persilangan :
a. Berwarna X tak berwarna
(S2S2s3s3s4s4) X (s2s2S3S3s4s4)
b. Berwarna X Berwarna
(S2S2s3s3S4S4) X (s2s2sS3S3S4S4)
Termasuk interaksi gen yang mana ? Duplikat atau komplementer ?

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 28


9. Bentuk lobak mempunyai kemungkinan; panjang/LL, bulat (L’L’) atau lonjong
(LL); sedangkan warnanya bisa merah (RR), putih (R’R’) atau ungu (RR’). Bila
jenis yang panjang-putih disilangkan dengan bulat merah, bagaimana ratio
fenotipa yang diharapkan pada F1 dan F2. Termasuk tipe interaksi gen yang
mana ?

10. Lihat soal diatas dua jenis lobak disilangkan dan menghasilkan turunan yang
terdiri atas 16 panjang putih, 31 lonjong ungu, 16 lonjong putih, 15 panjang
merah, 17 lonjong merah dan 32 panjang ungu. Bagaimana kira-kira fenotipa
keduanya ?

----------------- o0o ----------------

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 29


VI. LINKAGE, CROSSING OVER, PEMETAAN KROMOSOM

Praktikum X dan XI
Judul : Linkage, Crossing Over, dan Pemetaan Kromosom
Tujuan : Mengerti, memahami dan menentukan adanya peristiwa
linkage, crossing over, dan menentukan jarak gen pada
kromosom.

Prinsip Teori
Pemisahan dan pengelompokan secara bebas pasangan gen pada saat
pembentukan gamet merupakan dasar pengertian genetika. Gen-gen pada berbagai
kromosom didistribusikan ke dalam gamet-gamet secara bebas ke yang lain. Jumlah
gen dalam suatu organisme jauh melebihi jumlah pasangan kromosom, jadi tiap
kromosom mengandung banyak gen, dan gen-gen pada kromosom yang sama
cenderung tinggal bersama selama pembentukan gamet (tidak memisah secara
bebas), keadaan ini disebut linkage (tautan gen). Gen-gen rnenampakkan tautan
karena gen-gen terletak sangat dekat satu sama lain pada kromosom yang sama. Uji
silang individu-individu dihibrida akan rnenghasilkan perolehan, tergantung pada
apakah gen-gen tersebut berpautan atau berada pada kromosom-kromosom yang
berbeda. Penyimpangan yang besar dari rasio 1:1:1:1 pada keturunan hasil uji silang
suatu dihibrida dapat digunakan sebagai bukti adanya pautan.
Kombinasi dapat terjadi dengan adanya pindah silang (crossing over), yaitu
pertukaran bahan DNA antara kromatid yang bukan berasal dari satu kromosom.
Rekombinasi dapat terjadi apabila bagian-bagian kromosom saling bertukar. Dengan
rnernpelajari kombinasi gen baru, seseorang dapat menentukan gen-gen mana yang
terdapat pada kromosom yang sama. Urutan gen pada letak kromosom tertentu dan
jarak antara gen-gen tersebut yaitu pemetaan kromosom. Hubungan gen bertautan
(linkage) dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan nisbah fenotip dan
genotip dalam persilangan-persilangan yang berbeda. Produk-produk yang
dihasilkan dari krornatid yang tidak terlibat dalam pindah silang dinyatakan sebagai
tipe parental, sedangkan yang terlibat dalam pindah silang dinyatakan sebagai tipe
rekombinan.
Dalam linkage dikenal dua susunan gen yang menunjukkan lokasi alil pada
pasangan kromosom tersebut yaitu coupling (cis); yaitu satu tetua memberikan
kedua gen dominan dan tetua yang lain rnemberikan kedua gen resesif. Susunan

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 30


gen yang lain repulsion (trans); yaitu satu tetua memberikan satu gen dominan dan
satu gen resesif, dan tetua yang lain memberikan gen dominan dan gen resesif yang
lain.
Frekuensi pindah silang sangat ditentukan oleh jarak antar gen yaitu
kemungkinan terjadinya pindah silang antara dua gen akan makin besar apabila
jarak antar gen tersebut itu makin jauh. Ahli genetika menggunakan prosentase
pindah silang untuk mengggambarkan jarak antar gen yang bertaut, dan satuan yang
digunakan disebut ukuran unit peta. Satu unit sama dengan satu persen pindah
silang (rekombinan) dan menunjukkan jarak linier antara dua gen tersebut.

Alat dan Bahan


- Alat hitung dan alat tulis

Teladan Soal
1. Pada tanaman tomat, pohon yang tinggi dominan terhadap pohon yang pendek,
sedang buah yang bulat dominan terhadap buah yang lonjong. Tinggi pohon dan
bentuk buah terpaut satu dengan yang lain, dengan nilai crossing over 20%. Bila
tanaman yang tinggi, buah bulat disilangkan dengan yang pendek, buah lonjong,
menghasilkan :
81 tinggi, bulat
79 pendek, lonjong
23 tinggi, lonjong
17 pendek, bulat
a. Carilah genotipe yang tinggi dan bulat .
b. Bagaimanakah dan berapa %-kah perbandingan genotipe yang dibentuk.
c. Gambarkan kedudukan gen-gen tersebut pada kromosom tumbuhan

2. Misalkan gen a dan b terpaut dengan nilai rekombinasi sebesar 40%.


Bila individu + + disilangkan dengan a b
+ + a b

bagaimana genotipa F1 ?
Bagaimana gamet yang dihasilkan dari F1 dan berapa proporsinya ? Bila F1
disilangkan dengan dobel resesifnya, bagaimana genotipa turunannya.

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 31


3. Data dibawah ini ialah dari dua three point test cross yang menyangkut gen-gen
(I) a, b dan c; dan (II) b, c dan d

(I) ( II )
+ + + ……………… 700 b c d ……………… 9
a b + …………….. 150 b + + ……………… 451
a + + …………….. 5 b + d ……………… 99
+ + c …………….. 111 + c d ……………… 380
+ b c …………….. 4 + + + ……………… 11
A + c ………………2300 + + d ……………… 163
A b c ……………… 680 + c + ……………… 74
+ b + ……………...2213 b c + ……………… 151

a. Carilah urutan gen yang benar.


b. Gambarlah peta urutan gen-gen tersebut.

4. Pada tanaman jagung yang dilakukan uji silang yang melibatkan ketiga gen yaitu
gen untuk sifat bibit pucat (v), daun mengkilat (gb) dan steril sebagian (vol). Data
hasil uji silang sebagai berikut :

Normal 235
Mengkilat 7
Mengkilat, steril sebagian 62
Mengkilat, pucat 48
Mengkilat, steril sebagian, pucat 270
Steril sebagian 40
Steril sebagian, pucat 4
Pucat 60

a. Bagaimana konstitusi gen pada F1 ?


b. Disebut apa susunan gen tersebut ?
c. Berapa nilai interferensinya ?
d. Buatlah peta genetic dari ketiga gen tersebut .

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 32


5. Dua gen yaitu C dan A2 merupakan gen-gen yang komplementer untuk warna
ungu pada biji jagung dan terletak pada dua kromosom yang berlainan dari
kedua gen ini (C.a2, c.A2., c.a.) menghasilkan C, dengan nilai crossing over 20%
(wx = waxy).

Jika tanaman jagung ungu dengan genotipe :

C wx A2 X c wx a2 (test cross)
C Wx a2 c wx a2
Bagaimanakah frekuensi fenotipe keturunannya ?

6. Pada Sweet Peas, persilangan tanaman homozigot (procumbent, hairy, colored X


bush, glabrous, white). Bila F1 disilangkan pada tanaman (bush, glabrous, white),
menghasilkan turunan sebagai berikut :

Persen
Procumbent, hairy, colored 6
Procumbent, hairy, white 19
Procumbent, glabrous, colored 6
Procumbent, glabraous, white 19
Bush, hairy, colored 19
Bush, hairy, white 6
Bush, glabraous, colored 19
Bush, glabraous, white 6

a. Buatlah diagram persilangan di atas !


b. Jelaskan hasil persilangan tersebut !
c. Bagaimana kedudukan dari ketiga gen tersebut !

----------------- o0o ----------------

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 33


VII. PROBABILITAS

Praktikum XII
Judul : Probabilitas
Tujuan : Untuk mengetahui besarnya peluang atau kemungkinan yang
terjadi pada suatu peristiwa persilangan

Prinsip Teori

Istilah-istilah kemungkinan, kebolehjadian, peluang dan sebagainya biasa


dipergunakan untuk membicarakan peristiwa-peristiwa atau kejadian yang hasilnya
tidak dapat dipastikan. Kemungkinan peristiwa yang diharapkan adalah
perbandingan antara peristiwa yang diharapken tersebut dengan segala peristiwa
yang mungkin terhadi terhadap suatu objek.
Dalam genetika, kemungkinan berperan cukup penting, misalnya tentang
pemindahan gen-gen dari induk ke gamet-gamet, pembuatan sel telur oleh
spermatozon, berkumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga dapat terjadi
berbagai kombinasi.
Peristiwa genetis adalah peristiwa acak, maksudnya bukan suatu peristiwa
yang pasti atau peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Untuk menghitung
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi secara acak tersebut, kita dapat
menerapkan hukum-hukum peluang yang didasarkan pada bebas atau tidaknya
peristiwa tersebut terjadi. Peluang terjadinya suatu kejadian berkisar antar 0 – 1.
Dari hasil kemungkinan yang ada, kita dapat menggunakannya untuk :
- Menggambarkan mekanisme kerja dari peristiwa genetis. Misalnya : dari
persilangan Aa x Aa ----> ¾ A_ : ¼ aa. Dari peluang ini diketahui bahwa
mekanisme kerjanya adalah dominan/resesif.
- Menduga hasil tertentu dari persilangan. Misalnya : merah dominan terhadap
putih, diketahui hubungannya dominan penuh. Melalui persilangan dapat
diketahui banyaknya merah dan putih.
- Membantu menduga rasio fenotip dari keturunan berdasarkan mekanisme
genetis tertentu.

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 34


Alat dan Bahan
1. Koin atau mata uang
2. Alat hitung

Cara Kerja
Pengertian Kemungkinan
- Lemparkan satu mata uang 100 kali.
- Catat dan hitung jumlah kepala dan ekor yang muncul dalam tabel
- Hitung nilai deviasi (O-E) antara nilai yang terjadi dan nilai yang diharapkan.
Perhatikan hasil yang diperoleh.

Kejadian-kejadian Bebas yang Terjadi Serentak


- Lamparkan 2 mata uang 100 kali
- Catat dan hitung hasil pelemparan dalam tabel
- Hasilnya (O) diperoleh dari macam pelemparan mata uang secara bersamaan.
Dan hasil yang diharapkan (E) dapat dirumuskan dari pengertian :

“Kemungkinan dari dua kejadian yang terjadi bersamaan adalah hasil dari
kemungkinan individualnya”.

Hasil
Pengertian Kemungkinan
a. Pelemparan mata uang sebanyak ___ kali.
b. Hasil yang diperoleh seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel Hasil Pelemparan Mata Uang

Hasil Pelemparan (O) Yang diharapkan (E) Deviasi (O-E)

Kepala

Ekor

Total 100

c. Apabila deviasinya (O-E) kecil, dikatakan bahwa hal ini disebabkan faktor
kemungkinan. Apabila nilainya besar, berarti ada beberapa penyebab lain dari pada
faktor kemungkinan.

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 35


Kejadian yang terjadi serentak
a. Pelemparan dua mata uang sebanyak _____ kali
b. Hasil yang diperoleh seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel Hasil Pelemparan 2 Mata Uang


Hasil Pelemparan (O) Yang diharapkan (E) Deviasi (O-E)

Semua
kepala

1 kepala
1 ekor

Semua ekor

Total 100

Pembahasan
1. Bila dua mata uang dilemparkan bersamaan, maka kemungkinan masing-masing
jatuh dengan kepala di atas adalah _________, demikian pula untuk ekor di atas
adalah _________. Sehingga kemungkinan keduanya muncul kepala adalah
_______________

2. Kemungkinan untuk mata uang pertama jatuh dengan kepala dan mata uang
kedua dengan ekor adalah _____________________

3. Dapat pula diperoleh satu kepala dan satu ekor dengan mata uang pertama jatuh
ekor dan mata uang kedua jatuh kepala. Sehingga kemungkinan dari perolehan
ini adalah _________

4. Kemungkinan kedua mata uang jatuh dengan kedua ekor atau kepala di atas
adalah _________

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 36


5. Dengan kata lain, bila mata uang dilemparkan beberapa kali diharapkan jatuh
dengan kepala di atas sebanyak __________, jatuh dengan satu kepala dan
satu ekor di atas sebanyak __________, dengan demikian rasio
perbandingannya adalah _________

6. Sekarang kita mengetahui bahwa kondisi tersebut sama dengan pertemuan


persilangan Monohibrid sederhana. Ketika Aa menghasilkan gamet-gamet,
kemungkinannya ½ berisi yang A dan ½ berisi yang a. Kalau Aa disilangkan
dengan A dan progeny dihasilkan maka dihasilkan ¼ untuk AA, ½ untuk Aa dan
¼ untuk aa. Jadi untuk persilangan kita dapat mempertimbangkan dari kejadian-
kejadian bebas yang terjadi bersamaan. Hal ini terlihat dari prinsip dasar
probabilitas (Hukum Mendel I).

7. Hukum Probabilitas tersebut di atas dapat pula digunakan untuk menghitung


rasio harapan dengan 3 mata uang atau lebih yang dilemparkan bersama-sama.
Misal untuk menghitung 3 mata uang. A, B dan C menunjukkan tanda masing-
masing mata uang dengan kepala di atas dan a, b, c, menunnjukkan ekor di
atas. Kombinasi pertama 3 kepala hanya terjadi sekali lempar. Lemparkan mata
uang 160 kali, dan catat hasilnya dalam Tabel berikut

Kelompok Kombinasi Kemungkinan tiap E O (E-O)


kelompok terjadi

Kepala
semua

2 Kepala
1 Ekor

2 Ekor
1 Kepala

Ekor semua

Total

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 37


8. Hitung pula hasil hasil yang diharapkan (E) untuk 4 mata uang.

Tabel : Hasil pelemparan 4 mata uang

Kelompok Kombinasi Kemungkinan Tiap Kelompok Terjadi

Kepala semua

3 Kepala, 1 Ekor

2 Kepala, 2 Ekor
1 Kepala, 3 Ekor

Ekor semua

Total

Kesimpulan dan Saran

6.1 Apa yang dapat saudara simpulkan dari praktikum ini ?


-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

6.2. Beri saran saudara terhadap praktikum ini .


-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 38


Teladan Soal
1. Tanaman dengan genotipe AABBCCDD disilangkan dengan genotipe aabbccdd
untuk menghasilkan F1 dan kemudian F1 dibiarkan bersilang sendiri. Anggap
masing-masing pasangan gen menentukan sifat yang berbeda. Alel dengan
huruf besar dominan penuh terhadap alel dengan huruf kecil dan masing-masing
pasangan gen bebas sesamanya.
a. Berapa proporsi tanaman F2 yang akan menampilkan fenotipik resesif untuk
semua sifat ?
b. Berapa fenotipik dominan untuk semua sifat ?
c. Berapa proporsi dari tanaman F2 yang secara genotipik akan seperti tetua
F1 ?
2. Pada “ Garden pea “ warna kuning pada kotiledon dominan terhadap hijau.
Berapakah peluang dari 5 biji hasil persilangan tetua heterozigot akan diperoleh
a. 4 tanaman kuning, 1 tanaman hijau ?
b. 1 tanaman kuning , 4 tanaman hijau?
c. Semua kuning ?
d. Semua hijau ?

3. Diketahui gen A (warna merah) dominan partial terhadap gen a (warna putih).
Heterozigotnya menghasilkan warna merah muda . Hitung berapa peluang dari 6
biji tanaman hasil persilangan tetua heterozigot :
a. 2 tanaman merah, 2 tanaman putih, dan 2 tanaman merah muda.
b. 4 tanaman merah dan 2 tanaman putih.
c. Semua tanaman merah muda.

----------------- o0o ----------------

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 39


VIII. UJI CHI –SQUARE

Praktikum XIII
Judul : Uji Chi-Square
Tujuan : Mempelajari Penggunaan Uji Chi-Square untuk
Membandingkan Rasio Teoritis dan Rasio Aktual

Prinsip Teori
Dalam percobaan perkawinan kita tidak akan selalu memperoleh hasil seperti
yang dirumuskan oleh Hukum Mendel, bahkan terkadang kita mendapatkan hasil
yang jauh menyimpang dari Hukum mendel. Keadaan demikian dapat disebabkan
oleh faktor apapun. Denagn kata lain masih dapat dikatakan benar menurut Hukum
Mendel.
Untuk mengetahi apakah suatu penyimpangan terjadi karena suatu kebetulan
atau disebabkan ada faktor lain yang mempengaruhi, dapat dievaluasi dengan tes X
kuadrat (Chi-Square Test). Uji ini dapat mengevaluasi terhadap benar atau tidaknya
hasil percobaan yang dilakukan dibanding dengan keadaan teoritis.

Test X kuadrat dinyatakan dengan rumus :


X2 = d2
e
dimana, e = hasil yang diramal/ diharapkan (expected)
d = deviasi/ penyimpangan, yaitu selisih antara hasil yang diperoleh
(observed = o) dengan hasil yang diharapkan/diramal.

Rumus ini akan menguji apakah rasio fenotip hasil pengamatan dapat
dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan rasio fenotip teoritis.
Apabila frekuensi yang diobservasi memang sudah konsisten dengan frekuensi
yang diharapkan, maka beda antara frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi
yang diharapkan hanya disebabkan oleh faktor kebetulan saja.

Alat dan Bahan


- Kantong kain warna hitam
- Kancing genetika 4 warna
- Alat hitung

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 40


Cara Kerja
1. Persilangan Monohibrid
- Ambil kancing warna merah dan putih masing-masing 30 buah dan masukkan
ke dalam kantong kain.
- Kancing merah umpamakan sebagai gen pembawa sifat bulat (A) dan
kancing putih umpamakan pembawa sifat keriput (a). Sifat hubungan
hubungan antar alel tersebut adalah dominan sempurna
- Ambil kancing dari kantong sebanyak 2 buah dan kembalikan kancing
tersebut setelah setiap kali pengambilan.
- Catat setiap kancing yang terambil.
Merah – merah : AA
Merah – putih ; Aa
Merah _ putih : aa
- Lakukan pengambilan kancing sebanyak 10 kali untuk masing-masing
praktikan.
- Hitung nilai X2 pada 10 kali pengambilan, 20 pengambilan, 30 pengambilan,
40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 kali pengambilan.

2. Persilangan Dihibrid
- Ambil kancing baju merah, putih, hijau dan kuning masing-masing 30 buah
dan masukkan dalam satu kantong kain untuk untuk merah putih, dan
kantong lainnya untuk hijau dan kuning.
- Kancing merah dan putih diumpamakan sebagai gen pembawa bentuk biji
seperti di atas, sedang hijau dan kuning masing-masing diumpamakan
sebagai gen pembawa warna biji hijau dan warna biji kuning. Warna hijau
dominan penuh terhadap kuning.
- Ambil dari masing-masing kantong dua buah kancing dan kembalikan setiap
selesai pengambilan. Ulangi sampai 10 kali untuk masing-masing praktikan.
- Catat setiap kancing yang terambil sebagaimana sifat yang dibawakan.
- Hitung nilai χ2 pada 10 pengambilan pertama, 20 pengambilan dan
seterusnya sampai 100 pengambilan.

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 41


Hasil

1. Monohibrida

a. Pengambilan kancing sebanyak ________ kali

Fenotip O E O-E (O-E)2 (O-E)2/E

Bulat

Keriput

Total χ2 =

b. Analog dengan cara di atas, kerjakan untuk pengambilan yang lain

2. Dihibrida

a. Pengambilan kancing sebanyak ________ kali

Fenotip O E O-E (O-E)2 (O-E)2/E

1.

2.

3.

4.

Total χ2 =

b. Analog dengan cara di atas, kerjakan untuk pengambilan yang lain.

Pembahasan

1. Berapakah nilai derajat bebas untuk masing-masing pengambilan di atas?


a. Monohibrida
b. Dihidrida

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 42


2. Hasil nilai Chi-Square yang diperoleh berbeda untuk masing-masing soal.
Jelaskan apa arti setiap hasil yang diperoleh tersebut !
a. Monohibrida
b. Dihibrida

Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Saran
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------------- o0o ----------------

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 43


IX. DETERMINASI SEKS

Praktikum XIV
Judul : Determinasi Seks
Tujuan : Mempelajari dan Memahami Penentuan Jenis Kelamin.

Prinsip Teori
Sebagian besar mekanisme penentuan kelamin berada di bawah kendali
genetik. Bahan genetik terdapat di dalam kromosom sehingga pada kelamin yang
berbeda akan ditemukan komposisi kromosom yang berbeda pula. Namun karena
mahluk hidup sangat beraneka ragam maka penentuan jenis kelaminnya tidak sama.
Tipe penentuan jenis kelamin yang telah dikenal antara lain: tipe XY, XO, ZW, ZO
dan tipe haploid.
Pada Drosophila melanogaster memiliki 8 buah kromosom yang terdiri dari 6
buah autosom (kromosom tubuh) baik jantan maupun betina dan dua buah
kromosom kelamin. Kromosom kelamin pada lalat betina sejenis (XX) dan bersifat
homogametik, sedangkan jantan bersifat heterogametik sebab dua kromosom
kelaminnya berbeda XY. Pada manusia dan mamalia lainnya adanya kromosom Y
menentukan suatu kecenderungan kepada sifat jantan. Jantan normal secara
kromosomal adalah XY dan betina XX.
Pada tanaman umumnya tidak dapat dibedakan jenis kelaminnya karena
bunga jantan dan bunga betina terdapat pada tanaman yang sama (monoecious)
atau mempunyai bunga yang mengandung alat kelamin jantan dan betina
(hermaphrodit). Kendati demikian terdapat tanaman yang dapat dibedakan jenis
kelaminnnya, tanaman ini biasanya terpisah menjadi tanaman jantan yang
mempunyai benangsari saja dan tanaman betina yang mempunyai putik saja
(dioecious). Sebagai contoh adalah tanaman salak (Zalacca educalis) dan
Melandrium sp. Jenis kelamin tanamn demikian dapat dikelompokkan ke dalam tipe
jenis kelamin XY.
Pada tanaman tingkat tinggi kromosom kelamin membedakan sifat jantan dan
sifat betina. Penampakan jenis kelamin dapat dikembangkan dengan manipulasi
gen-gen pada autosom, misalnya gen autosom pada tanaman jagung menyebabkan
malai berbiji dan tidak ada rambut tongkol (tidak ada bunga betina). Fungsi sifat
jantan dan betina dapat dipelihara dengan gen-gen ini.

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 44


Teladan Soal

1. Tanaman berumah dua Lychnis mempunyai sistem genetik XY. Tanaman


betina dengan kloroplas abnormal memperlihatkan belang-belang namun yang
jantan hijau, yang disebabkan oleh kromosom Y. Gen penghambat dominan
pada autosom juga mempengaruhi belang-belang. Dalam sesuatu persilangan
antara satu tanaman betina hijau dengan tanaman jantan hijau menghasilkan
2458 keturunan yang terdiri 1216 betina dan 1242 jantan. Dari yang betina 147
berbelang-belang sedang yang jantan tidak belang-belang. Diasumsikan gen-
gen pada kromosom memisah dan mengelompok bebas, bagaimanakah saudara
menjelaskan hasil-hasil ini ?
Buatlah diagram persilangan dan keturunannya, yang memperlihatkan genotipa
dan fenotipenya.

2. Byonia diocia yang berumah dua ketika disilangkan dengan tanaman dari
spesies sama mempunyai nisbah satu betina : satu jantan. B. alba berumah satu
dan selalu menghasilkan keturunan hermaprodit apabila saling disilangkan
dengan tanaman lain dalam spesies tersebut. Pada persilangan interspesifik, B.
diocia sebagai betina, menghasilkan keturunan hanya betina tetapi apabila B.
alba sebagai betina memberikan nisbah 1 jantan : 1 betina. Jelaskan bagaimana
hal terjadi ? Buatlah diagram persilangan resiproknya untuk menggambarkan
penjelasan saudara.

3. Penentuan seks pada tumbuhan Melandrium album dilakukan dengan metode


XY. Suatu gen berpautan seks mengatur ukuran besarnya daun, alel dominan B
menghasilkan daun-daun lebar dan alel resesif b menghasilkan daun-daun
sempit. Butir-butir serbuk sari yang menyandang alel resesif tidak dapat hidup.
Bagaimana hasil-hasil fenotip yang diharapkan dari persilangan-persilangan
berikut:
Induk Biji Induk Serbuk sari
(a). Daun lebar homozygot X Daun sempit
(b). Daun lebar heterozygot X Daun sempit
(c). Daun lebar heterozygot X Daun lebar

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 45


4. Sebuah gen resesif pada jagung monoecious yang disebut “mayang” (tassel
seed), (ts), bila homozygot menghasilkan biji-biji hanya pada tempat dimana
biasanya timbul pembungaan jantan (staminate) tidak dihasilkan serbuk sari. Jadi
individu-individu dengan genotip-genotip ts/ts secara fungsional menjadi
berkelamin tunggal, yaitu betina. Pada kromosom lain, gen resesif yang disebut
tanpa putik (silkless), (sk), bila homozygot menghasilkan tongkol tanpa pistilum.
Tidak satupun dari tongkol ini menghasilkan biji dan individu-individu dengan
genotip sk/sk direduksi hanya melaksanakan fungsi jantan. Gen resesif untuk
mayang adalah epistasis terhadap lokus tanpa putik.
(a) bagaimana rasio seks yang diharapkan pada F 1 dan F2 dari persilangan ts/ts,
sk+/sk+ (betina) X ts+/ts+, sk/sk (jantan)
(b) bagaiman penggunaan untuk mayang yang tanpa putik untuk membentuk
tumbuhan jantan dan betina dioecious yang akan berlanjut dari generasi ke
generasi dan menghasilkan keturunan dengan rasio 1 jantan : 1 betina.

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 46


X. GENETIKA POPULASI

Praktikum XV
Judul : Kesetimbangan Hardy Weinberg
Tujuan : Mempelajari dan memahami perubahan frekuensi gen

Prinsip Teori
Suatu Populasi Mendel dapat dipandang sebagai suatu kelompok organisme
yang bereproduksi secara seksual dengan derajat hubungan keluarga yang relatif
dekat yang berada yang berada dalam batas-batas geografis di mana terjadi
interbreeding. Jika semua gamet yang dihasilkan oleh suatu Populasi Mendel
ditetapkan sebagai suatu campuran hipotesis unit-unit genetik yang akan
menghasilkan generasi selanjutnya.
Jika kita memperhatikan sepasang alel A dan a kita akan menemukan bahwa
persentase gamet-gamet pada pool gen yang mengandung gen-gen A dan a akan
bergantung pada frekuensi-frekuensi genotip dari generasi parental yang gamet-
gametnya membentuk pusat gen ini.
Bila perkawinan antara anggota-anggota suatu populasi sepenuhnya terjadi
secara acak, yaitu bila setiap gamet jantan pada pool gen mempunyai kesempatan
yang sama untuk bersatu dengan setiap gamet betina, maka frekuensi gen yang
diharapkan pada generasi berikutnya akan tetap. Hukum ini dikenal dengan Hukum
Kesetimbangan Hardy-Weinberg. Jika suatu populasi sesuai dengan kondisi-kondisi
yang menjadi dasar dari hukum ini maka tidak akan ada perubahan dalam frekuensi-
frekuensi gametik atau zigotik dari generasi ke generasi. Jika suatu populasi semula
tidak berada dalam kesetimbangan maka satu generasi dengan perkawinan acak
sudah cukup untuk menjadikannya berada dalam kesetimbangan genetik dan
selanjutnya populasi itu akan tetap dalam kesetimbangan.
Beberapa asumsi yang mendasari perolehan kesetimbangan genetik seperti
dalam persamaan Hardy-Weinberg, adalah :
(1) Populasi itu melakukan perkawinan acak.
(2) Tidak terdapat seleksi, yaitu setiap genotip dapat bertahan hidup dan
mempunyai efisiensi yang sama dalam produksi keturunan.
(3) Populasi itu tertutup, artinya tidak ada perpindahan individu-individu dari dan ke
populasi tersebut.
(4) Tidak ada mutasi dari satu keadaan alelik kepada yang lain, mutasi
diperbolehkan jika laju mutasi maju dan kembali ekivalen.

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 47


(5) Meiosis berjalan normal, sehingga hanya peluang yang menjadi faktor operatif
dalam gametogenesis.
(6) Tidak ada genetic drift/penghanyutan genetik. Genetic drift adalah perubahan
frekuensi gen secara gradual (bertahap) yang terjadi akibat ukuran populasi
yang kecil (> 10.000 individu) yang berakibat pada perbedaan rasio genotip.
Tanpa adanya pengecualian-pengecualian dari Hukum Hardy Wienberg ini
maka tidak akan dujumpai perubahan genetik dan oleh karenanya proses evolusi
tidak akan terjadi.

Alat dan Bahan :


- Kancing genetika atau manik-manik 2 warna
- Alat tulis

Cara Kerja :
Percobaan I
- Letakkan 24 kancing merah dan 24 kancing putih di dalam suatu wadah kosong.
- Buatlah 24 perkawinan acak dari kancing merah dan putih ini dengan cara
mengambil kancing-kancing tersebut satu-satu. Asumsikan Merah (M) dominan
terhadap putih (m). Kocok wadah beberapa kali untuk memastikan kedua jenis
kancing tercampur dengan baik.
- Setiap perkawinan acak terdiri dari dua kancing (dua kali pengambilan). Setiap
pasang kancing mewakili sepasang gen (merah atau putih) yang dibawa oleh
sepasang sel gamet (telur dan sperma).
- Anda tidak boleh memilih-milih kancing-kancing tersebut saat mengeluarkannya
dari wadah, karena itu ambillah kancing-kancing tersebut tanpa melihatnya.
- Setiap dua kali pengambilan (anda memperoleh sepasang kancing), catatlah
hasilnya di dalam tabel berikut :

Genotip MM Mm mm
Tabulasi
Frekuensi Genotip
Frekuensi Fenotip Merah : Putih :

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 48


- Jika anda mendapatkan 2 kancing merah, tuliskan tabulasi pada kolom MM, jika
anda mendapatkan kancing merah dan putih, tuliskan tabulasi pada kolom Mm,
dan jika anda mendapatkan 2 kancing putih, tuliskan tabulasi pada kolom mm.
- Pastikan anda mengembalikan kancing-kancing yang terambil ke dalam wadah
sebelum anda melakukan pengambilan untuk pasangan gen berikutnya.

Percobaan II
- Untuk percobaan B, lakukan hal yag sama dengan percobaan selemumnya.
Namun pengambilan kancing dilakukan sekaligus dua-dua untuk setiap kali
pengambilan
- Catatlah hasil kerja anda pada tabel berikut :

Genotip MM Mm mm
Tabulasi
Frekuensi Genotip
Frekuensi Fenotip Merah : Putih :

Pertanyaan
1. Bagaimana hasil dari kedua percobaan di atas, adakah perbedaan frekuensi
gen antara tabel A dengan tabel B ?
2. Jika terdapat perbedaan, bagaimana perbedaan frekuensi gen itu dapat
terjadi, apakah penyebabnya ?
3. Hasil pada tabel A menunjukkan frekuensi gen tanpa genetic drift, sedangkan
tabel B menunjukkan terjadinya genetic drift. Apa yang dapat anda
simpulkan?

Teladan Soal
Selain genetic drift, seleksi, mutasi, dan migrasi juga mengakibatkan perubahan
dalam frekuensi gen dari generasi ke generasi. Selesaikanlah teladan soal berikut :

1. Andaikan dalam suatu populasi tetua frekuensi alel A adalah 0.5, frekuensi alel a
adalah 0.5. Pada populasi ini kemudian terjadi perkawinan acak, menghasilkan
1000 zygot yang terdiri dari : 250AA, 500Aa, 250aa. Akibat seleksi alam, dari
zygot-zygot ini yang bertahan hidup (survival) adalah AA 100%, Aa 75%, aa 50
%. Hitunglah frekuensi alel keturunan (offspring), apakah terjadi perubahan ?

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 49


2. Pada populasi tetua dengan frekuensi alel yang sama dengan no.1, tejadi mutasi
Aa dengan besar 0.0001. Hitunglah frekuensi alel setelah mutasi, apakah
terjadi perubahan? Bagaimana jika mutasi ini berlanjut dari generasi ke
generasi ?

3. Migrasi juga merupakan salah satu penyebab perubahan frekuensi gen.


Migrasi adalah perpindahan alel antara populasi yang berjauhan dengan
komposisi sebagai berikut :

H
itunglah frekuensi alel kedua populasi sebelum dan setelah migrasi, apakah
terjadi perubahan ?

------------- oOo ------------

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 50


DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, W.P. Wayne’s Word : An Online Textbook of Natural History.


www.waynesword.palomar.edu (diakses 20 Mei 2010)

Crowder, L.V. 1986. Genetika Pertanian. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Gardner, E.J. 1975. Principles of Genetics. 5th ed. John Willey & Sons, Inc. New
York. London. Sydney. Toronto.

Garey, J.R., S.R. Brown, L.L. Markham, and R.A. Anthony. 2000. Genetics
Laboratory Manual. University of South Florida. Tampa.

Stansfield, W.D. 1991. Genetika. Edisi Kedua. Seri Buku Schaum. Teori dan Soal-
soal. Terjemahan oleh Machidin Apandi dan Lanny T. Hardy . Erlangga.
Jakarta.

Suryo, 1992. Genetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Welsh, J.R. 1991. Dasar-dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Penerbit


Airlangga. Jakarta.

Penuntun Praktikum Genetika Dasar Edisi Kedua 51

Anda mungkin juga menyukai