Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PATOGEN TERHADAP FUNGSI FISIOLOGIS

TANAMAN
A. Pendahuluan
Tanaman dikatakan sakit jika ada perubahan seluruh atau sebagian organ-
organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari.
Secara singkat, sakit adalah penyimpangan dari keadaan normal. Misalnya,
kemarin dan hari-hari yang lalu tanaman tomat itu kelihatan selalu segar, tetapi
sekarang layu. Daun kedelai yang awalnya berwarna hijau segar sekarang
kelihatan ada becak-becak cokelat. Cabang mangga biasanya kelihatan mulus,
bersih, dan segar, kini berwarna putih kemerahan dan daunnya rontok.
Tanaman-tanaman itu menyimpang dari keadaan normal dan biasanya orang
mengatakannya sakit. Penyebab sakit itu bermacam-macam, seperti cendawan,
bakteri, virus, kekurangan air, dan kekurangan atau kelebihan unsur hara.
Penyakit fisiologis atau penyakit nonparasit yaitu penyakit yang
disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan unsur hara, air, sinar matahari, dan
temperatur. Tanaman juga seperti manusia. Jika kekurangan makanan, tanaman
akan kelaparan atau sakit. Pertumubhan tanaman yang baru tumbuh dari biji,
setek, atau cangkok akan terhambat dan mungkin bisa menjadi kerdil, atau mati
jika kekurangan makanan.
Tumbuhan dikatakan sehat atau normal, apabila tumbuhan tersebut dapat
melaksanakan fungsi-fungsi fisiologisnya sesuai dengan potensial genetik
terbaik yang dimilikinya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup pembelahan,
diferensiasi dan perkembangan sel yang normal: penyerapan air dan mineral
dari tanah dan mentranslokasikannya ke seluruh bagian tumbuhan, fotosintesis
dan translokasi hasil-hasil fotosintesis ke tempat-tempat penggunaan dan
penyimpanannya, metabolisme senyawa-senyawa yang disentesis, reproduksi,
dan penyempanan persediaan makanan untuk reproduksi dan kebutuhan setelah
berakhirnya musim kemarau atau dingin.
B. Pembahasan
Penyakit adalah terjadinya perubahan fungsi-fungsi sel dan jaringan inang
sebagai akibat gangguan yang terus-menerus oleh agensia-agensia patogen atau
faktor lingkungan dan menyebabkan perkembangannya gejala. Penyakit adalah
kondisi yang menyebabkan perubahan abnormal dalam segi bentuk, fisiologis,
keutuhan, atau tingkah laku tumbuhan. Perubahan-perubahan yang demikian
mungkin menghasilkan kerusakan sebagian atau kematian tumbuhan atau
bagian-bagian tertentu.
Patogen dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan dengan:
1. Melemahkan dengan cara menyerap makanan secara terus-menerus dari sel-
sel inang untuk kebutuhannya.
2. Menghentikan atau mengganggu metabolisme sel inang dengan toksin,
enzim, atau zat pengatur tumbuh yang disekresikannya.
3. Menghambat transportasi makanan, hara mineral dan air melalui jaringan
pengangkut.
4. Mengkonsumsi kandungan sel inang setelah terjadi kontak.
Penyakit yang yang disebabkan oleh faktor lingkungan adalah hasil
kondisi ekstrim yang mendukung pertumbuhan (suhu, kelembaban, cahaya dan
lain-lain dan kelebihan atau kekurangan zat kimia yang diserap atau dibutuhkan
tumbuhan.
Puluhan ribu penyakit tumbuhan mengganggu tumbuhan yang
dibudidayakan. Rata-rata, setiap tanaman budidaya dapat diganggu oleh seratus
penyakit tumbuhan atau bahkan lebih. Setiap jenis patogen diperkirakan
mengganggu mulai dari satu varitas sampai beberapa atau bahkan ratusan
species tumbuhan. Untuk memudahkan pengkajian penyakit tumbuhan, tentu
saja penyakit tumbuhan tersebut harus dikelompokkan ke dalam beberapa pola-
pola yang teratur. Hal ini juga penting karena untuk mengidentifikasikan dan
selanjutnya untuk mengendalikan penyakit tumbuhan.
Salah satu dari beberapa kriterium mungkin digunakan untuk
mengelompokkan penyakit tumbuhan. Kadang-kadang penyakit tumbuhan
dikelompokkan berdasarkan gejala yang ditimbulkan (busuk akar, kanker, layu,
bercak daun, kudis, hawar (blight), antraknosa, karat, gosong, mosaik,
menguning), menurut organ tumbuhan yang dipengaruhinya (penyakit akar,
penyakit batang, penyakit daun, penyakit buah), atau menurut jenis tumbuhan
yang dipengaruhinya (penyakit tanaman lapangan (field crop), penyakit
tanaman sayuran, penyakit tanaman buah-buahan, penyakit hutan, penyakit
tanaman padang rumput, penyakit tanaman hias). Akan tetapi kriterium yang
sangat membantu dalam mengelompokkan penyakit tumbuhan adalah
berdasarkan jenis patogen penyebab penyakit, kemungkinan perkembangannya
dan penyebaran penyakitnya dan juga tindakan pengendaliaannya.
Penyakit tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Penyakit tumbuhan yang bersifat infeksi, atau biotik (parasit)
a. Penyakit yang disebabkan oleh jamur.
b. Penyakit yang disebabkan oleh prokariota (bakteri dan mikoplasma).
c. Penyakit yang disebabkan oleh tumbuhan tingkat tinggi parasit.
d. Penyakit yang disebabkan oleh virus dan viroid.
e. Penyakit yang disebabkan oleh nematode.
f. Penyakit yang disebabkan oleh protozoa.
2. Penyakit non-infeksi, atau abiotik (fisiopath), adalah penyakit yang
disebabkan oleh:
a. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
b. Kekurangan atau kelebihan kelembapan tanah.
c. Kekurangan atau kelebihan cahaya.
d. Kekurangan oksigen.
e. Polusi udara.
f. Defisiensi hara.
g. Keracunan hara.
h. Kemasaman atau salinitas.
i. Toksisitas pestisida.
j. Kultur teknis yang salah.
Ketahanan tanaman terhadap patogen ditentukan oleh faktor genetik, dan
dalam beberapa ekspresinya dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi inang
dan patogen. Menurut Agrios (1996) tanaman dapat mempertahankan diri dari
serangan patogen dengan sifat-sifat struktural yang berfungsi sebagai
penghalang fisik dan menghambat patogen masuk dan menyebar dalam
tanaman, selain itu terdapat reaksi biokimia yang terjadi dengan cara tanaman
menghasilkan zat beracun (fitoaleksin) yang bersifat antipatogen pada tanaman
yang terserang patogen sehingga pertumbuhannya terhambat.
Menurut Verma (1986) ketahanan suatu varietas atau galur tanaman
terhadap suatu patigen dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya patogenesis
inokulum, masa inkubasi, dan juga kecepatan perkembangan gejala (Parlevliet
1979). Sedangkan menurut Sastrahidayat (1990) perubahan resistensi terjadi
sebagai akibat perkembangan dan seleksi varian atau ras yang mampu
menyerang kultivar.pengaruh serangan patogen tersebut akan menyebabkan
fungsi fisiologis tanaman menjadi tidak normal, yaitu :
1. Mempengaruhi proses fotosintesis dan translokasi hasil fotosintesis
2. Mempengaruhi proses translokasi air dan hara dalam tanaman inang
3. Mempengaruhi proses respirasi tanaman
4. Mempengaruhi proses transkripsi dan translasi
Akibat kerusakan jaringan pembuluh xylem dan floem pada batang yang
berfungsi untuk mentranslokasikan hara tanaman, air, dan mineral ke seluruh
bagian tanaman menjadi terganggu, sehingga proses metabolisme menjadi tidak
normal. Akibat infeksi bagian akar akan menyebabkan sebagian tidak berfungsi
sehingga akan mengurangi jumlah air yang diserap tanaman. Patogen yang
menyerang pembuluh xylem akan mengubah permeabilitas sel-sel akar yang
akan mempengaruhi penyerapan air oleh akar. Gangguan aliran air dalam
pembuluh xylem menurut Abadi (2003) dapat disebabkan oleh : penyumbatan
pembuluh karena adanya miselium, spora jamur, massa bakteri, dan
polisakarida yang dikeluarkan patogen, penyempitan dan kerusakan pembuluh
karena infeksi patogen, dll.
Pengaruh gangguan patogen terhadap fungsi fisiologis tanaman
1. Fotosintesis
Fotosintesis adalah fungsi dasar tanaman hijau yang berfungsi untuk
mengubah energi cahaya menjadi energy kimia. Gangguan pathogen
terhadapp fotosintesis jelas terlihat dari klorosis yang terjadi pada banyak
tumbuhan yang terinfeksi, dari luka nekrotik atau nekrotik meluas yang
dihasilkan pathogen pada bagian tumbuhan hijau, dan dari menurunnya
pertumbuhan dan jumlah buah yang yang dihasilkan pada banyak tumbuhan
yang terinfeksi. Pada bercak daun, hawar, dan berbagi jemis penyakit lain
yang menyebabkan kerusakan jaringan daun atau defoliasi (pengguran
daun), maka proses fotosintesis akan menurun, karena permukaan yang
berfotosintesis pada tumbuhan menjadi berkurang. Akan tetapi, bahakan
pada penyakit yang lain, pathogen tumbuhan menurunkan fotosintesis,
khususnya pada tingkat lanjut perkembangan penyakit, dengan
mempengaruhi kloroplas dan menyebabkan kemunduran kloroplas. Secara
keseluruhan, kandungan klorofil daun pada banayak jenis penyakit yang
disebabkan jamur dan bakteri akan menurun, tetapi aktivitas fotosintesis
klorofil yang tidak terganngu tidak dipengaruhi. Pada beberapa penyakit
yang disebabkan oleh jamur dan bakteri, fotosintesis menurun karena toksin
yang dihasilkan, seperti teksin dan tabtoksin, dengan menghambat enzim
yang terlibat baik secara langsung maupun secara tidak langusung dalam
proses fotosintesis. Pada tumbuhan yang terinfeksi oleh banyak jenis
pathogen vaskuler, stomata tetap tertutup sebagian, jumlah klorofil
menurun, dan fotosintesis berhenti, bahakan sebelum tumbuhan tersebut
layu secara keseluruhan. Sebagian penyakit disebabkan virus, mikoplasma
dan nematode menyebabkan tingkat klorosis yang beragam. Pada sebagian
besar penyakit tersebut, fotosintesis pada tumbuhan yang terinfeksi akan
menurun tajam. Pada tingkat lanjut perkembangan penyakit, laju
fotesintesis tidak sampai seperempat laju fotosintesis yang normal.
2. Translokasi Air dan Hara
Pengaruh gangguan patogen terhadap translokasi nutrisi organik yang
diproduksi daun melalui fotosintesis mengalir melalui plasmodesmata
kedalam pembuluh floem, nutrisi tersebut dilirkan melalui plasmodesmata
ke dalam protoplasma sel yang tidak berfotosintesis yang akan digunakan
dalam proses metabolisme. Patogen tanaman akan mengganggu aliran
nutrisi baik dari sel daun ke dalam floem, selama berada di dalam pembuluh
floem, maupun dari floem ke dalam sel-sel tanaman.
a. Tanaman yang diinveksi virus
Walaupun ada beberapa pengecualian, infeksi virus biasanya
menyebabkan pengurangan laju transpirasi, yang sering berhubungan
dengan berkurangnya lubang stomata daun. Akumulasi karbohidrat
pada jaringan daun adalah karakteristik penyakit virusyang parah.
Biasanya diikuti oleh nekrosis floem dan/atau gummosis, khususnya
tahap lanjut penyakit.
b. Tanaman yang terinveksi bakteri
Bakteri dapat memasuki sistem saluran pembuluh, baik xilem dan
floem, melalui luka. Produktion exopolysaccharides (EPS) mungkin
menghambat sistem saluran pembuluh dan menyebabkan layu.
c. Tanaman yang terinveksi jamur
Absorbsi air oleh akar yang terinfeksi jamur biasanya akan dihalangi.
Pada penyakit layu pembuluh, air yang mengalir melalui saluran batang
yang terinfeksi menjadi berkurang.
Beberapa patogen, khususnya virus & jamur parasit obligat seperti
karat, embun tepung, memepengaruhi proses transkripsi pada sel yang
terinfeksi. Patogen mempengaruhi transkripsi dengan merubah komposisi,
struktur, atau fungsi kromatin yang berhubungan dengan sel DNA.
3. Respirasi
Pengaruh patogen terhadap proses respirasi menyebabkan laju respirasi
menyebabkan laju respirasi meningkat. Perubahan metabolisme pada
tanaman sakit menyertai kenaikan dalam respirasi setelah terjadinya infeksi,
karena enzim yang berkaitan dengan respirasi menjadi meningkat.
Akumulasi dan oksidasi senyawa fenol menjadi lebih tinggi selama
kenaikan respirasi yang disertai dengan kenaikan aktivitas lintasan pentosa,
kadang-kadang aktivitas fermentasi lebih banyak dibanding tanaman sehat
(Abadi, 2003).
Ada beberapa sebab peningkatan respirasi pada tumbuhan yang terserang
patogen antara lain :
a. Tidak berpasangannya fosforilasi oksidatif
Pada kondisi ini, energi (ATP) yang tidak dapat digunakan, dihasilkan
melalui respirasi yang normal meskipun menggunakan ATP yang ada
dan akumulasi ADP, yang merangsang respirasi.
b. Sebagai akibat peningkatan metabolisme
Pada banyak penyakit tumbuhan, pertama-tama tumbuhan dirangsang,
aliran protoplasmik meningkat, dan bahan-bahan disintesis,
ditranslokasikan, dan dakumulasikan pada bagian yang sakit. Energi
yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut
berasal dan ATP yang dihasilkan melalui respirasi. Jika lebih banyak
ATP yang dihasilkan dan selanjutnya merangsang respirasi.
4. Transkripsi dan Translasi
a. Trankripsi
Untuk virus, melalui enzimnya sendiri atau dengan memodifikasi enzim
tanaman inangnya (RNA polimerase) yang membuat RNA,
menggunakan nukleotida sel inang untuk membuat RNAnya sendiri.
Tanaman yang terinfeksi (khususnya tanaman yang tahan) mengandung
tingkat RNA yang lebih tinggi tanaman yang sehat, khususnya pada
tahap awal infeksi. Tingkat DNA yang besar dan transkripsi di dalam
sel yang meningkat menunjukkan sistesis bahan-bahan yang terlibat di
dalam mekanisme pertahanan sel juga meningkat.
b. Translasi
Jaringan tanaman yang terinfeksi sering meningkatkan aktifitas pada
beberapa enzim. Sintesis protein synthesis meningkat pada jaringan
tanaman yang terinfeksi, khususnya tanaman yang tahan.Sintesis
protein tanaman yang terinfeksi patogen yang meningkat merefleksikan
produksi enzim dan protein lain yang berhubungan dengan reaksi
pertahanan tanaman juga meningkat.

C. Kesimpulan
Patogen dapat menyebabkan penyakit pada tanaman dengan cara
melemahkan inang melalui penyerapan makanan secara terus menerus dari sel-
sel inang untuk kebutuhannya, menghambat transportasi makanan, hara mineral
dan air melalui jaringan pengangkut dengan cara menginfeksinya.
Daftar Pustaka
Abadi, A.L. 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan II. Bayu Media Publishing. Malang. 145 hal.
Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan (edisi ke-tiga) gadjah Mada University
press. Yogyakarta. 713p.
Parlevliet, J.E. 1979. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
bekerja sama dengan Usaha Nasional. Surabaya. 365p.
Verma, J.P. 1986. Bacterial Blight of Cotton. CRC. Press Inc.Boca Raton, Florida. 278
hal.

Anda mungkin juga menyukai