Anda di halaman 1dari 13

PENETAPAN P DENGAN METODE BRAY 2

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

Oleh

Nova Christiani 512018080

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2019
I. DASAR TEORI

 Fosfor di dalam tanah dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu P-organik dan P-
anorganik.Kandungannya sangat bervariasi tergantung pada jenis tanah, tetapi pada umumnya
rendah , Gambar 20 menunjukkan bagian dunia yang kekuranagn P (Handayanto dan
Hairiyah,2007). Posfor organik di dalam tanah terdapat sekitar 50% dari P total tanah dan
bervariasi sekitar 15-80% pada kebanyakan tanah. Bentuk-bentuk fospat ini berasal dari sisa
tanaman, hewan dan mikrobia. Di sini terdapat sebagai senyawa ester dari asam orthofospat
yaitu inositol , fosfolipid, asam nukleat, nukleotida, dan gula posfat. Tiga senyawa yaitu
inositol fospolopid dan asam nukleat amat dominan dalam tanah.Inositol fospat dapat
mempunyai satu sampai enam atom P setiap unitnya, dan senyawa ini dapat ditemukan dalam
tanah atau organisme hidup (bakteri) yang dibentuk secara enzimatik. Asam nukleat sebagai
DNA dan RNA menyusun 1-10% P-organik total. Sel-sel mikrobia (bakteri) sangat kaya
dengan asam nukleat. Jika organisme tersebut mati maka asam nukleatnya siap untuk
dimineralisasi.
Ketersediaan P-organik bagi tanaman sangat tergantung pada aktivitas mikrobia untuk
memineralisasikannya. Namun seringkali hasil mineralisasi ini segera bersenyawa dengan
bagian-bagian anorganik untuk membentuk senyawa yang relatif sukar larut. Enzim fostafase
berperan utama dalam melepaskan P dari ikatan P-organik. Enzim ini banyak dihasilkan dari
mikrobia tanah,terutama yang bersifat heterotrof (Elfiati, 2005 ).
Kekurangan p dalam tanah menyebabkan :
 Tanaman kerdil
 Daun – daun kecil
 Daun berwarna hijau tua
 Daun tua menunjukan gejala klorosis dan gugur sebelum waktunya
 Pembentukan bunga dan buah terhambat dan biji kecil
 Pembentkan akar kurang baik dan bintik akar sering tidak berbentuk (Walinga,
1995).
Aktivitas fosfatase dalam tanah meningkat dengan meningkatnya C-organik,tetapi juga
dipengaruhi oleh pH , kelembaban temperatur dan faktor lain.Dalam kebanyakan tanah total
P-organik sangat berkorelasi dengan C-organik tanah, sehingga mineralisasi P meningkat
dengan meningkatnya C-organik. Semakin tinggi C-organik dan semakin rendah P-organik
semakin meningkat immobilisasi P. Fosfat anorganik dapat diimmobilisasi menjadi P-organik
oleh mikrobia dengan jumlah yang bervariasi antara 25-100%. Bentuk P-anorganik dapat
dibedakan menjadi P aktif yang meliputi Ca-P, Al-P, Fe-P dan P tidak aktif, yang meliputi
occhided-P , reductant-P , dan mineral P primer.Fospor anorganik di dalam tanah pada
umumnya berasal dari mineral fluor apatit. Dalam proses hancuran iklim dihasilkan berbagai
mineral P sekunder seperti hidroksi apatit, karbonat apatit, klor apatit dan lainnya sesuai
dengan lingkungannya Fospor merupakan unsur hara esensial makro yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman ( Foth, 1994 ).
Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari tanah atau dari pemupukan
serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Jumlah P total dalam tanah cukup
banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya 0,01 – 0,2 mg/kg tanah
(Handayanto dan Hairiyah,2007). Fospor yang diserap tanaman tidak direduksi, melainkan
berada di dalam senyawa organik dan organik dalam bentuk teroksidasi. Fospor organik
banyak terdapat di dalam cairan sel sebagai komponen sistim penyangga tanaman. Dalam
bentuk anorganik, P terdapat sebagai fosfolipid yang merupakan komponen membran
sitoplasma dan kloroplas. Fitin merupakan simpanan fospat dalam biji, gula fospat merupakan
senyawa antara dalam berbagai proses metabolisme tanaman. Nukleoprotein merupakan
komponen utama DNA dan RNA inti sel. ATP, ADP dan AMP merupakan senyawa berenergi
tinggi untuk metabolisme. Peranan P pada tanaman penting untuk pertumbuhan sel,
pembentukan akar halus dan rambut akar, memperkuat tegakan batang agar tanaman tidak
mudah rebah,pembentukan bunga , buah dan biji serta memperkuat daya tahan terhadap
penyakit. Tanaman jagung menghisap unsur P dalam bentuk ion sebanyak 17 kg/ha untuk
menghasilkan berat basah tanaman 4200 kg/ha (Premono,2002).
Kekurangan P pada tanaman akan mengakibatkan berbagai hambatan metabolisme,
diantaranya dalam proses sintesis protein, yang menyebabkan terjadinya akumulasi
karbohidrat dan ikatan-ikatan nitrogen. Kekurangan P tanaman dapat diamati secaa visual,
yaitu daun-daun yang lebih tua akan berwarna kekuningan atau kemerahan karena
terbentuknya pigmen antisianin. Pigmen ini terbentuk karena akumulasi gula di dalam daun
sebagai akibat terhambatnya sintesa protein. Gejala lain adalah nekrotis atau kematian
jaringan pada pinggir atau helai daun diikuti melemahnya batang dan akar terhambat
pertumbuhannya (Notohadiprawiro,1999 ).
Buntan (1992) menjelaskan fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan
oleh semua organisme untuk energi dan pertumbuhan. Secara geokimia, fosfor merupakan 11
unsur yang sangat melimpah di kerak bumi. Seperti halnya nitrogen, fosfor merupakan unsur
utama di dalam proses fotosintesis. Fosfor biasanya berasal dari pupuk buatan yang
kandungannya berdasarkan rasio N-P-K. Sebagai contoh 15-30-15, mengindikasikan bahwa
berat persen fostor dalam pupuk buatan adalah 30% fosfor oksida (P2O5). Fosfor yang dapat
dikonsumsi oleh tanaman adalah dalam bentuk fosfat, seperti diamonium fosfat
((NH4)2HPO4) atau kalsium fosfat dihidrogen(Ca(H2PO4)2).
Fosfat merupakan salah satu bahan galian yang sangat berguna untuk pembuatan
pupuk. Sekitar 90% konsumsi fosfat dunia dipergunakan untuk pembuatan pupuk, sedangkan
sisanya dipakai oleh industri ditergen dan makanan ternak Reservoir fosfor berupa lapisan
batuan yang mengandung fosfor dan endapan fosfor anorganik dan organik. Fosfat biasanya
tidak atau sulit terlarut dalam air, sehingga pada kasus ini tidak dapat dimanfaatkan oleh
tanaman. Kehadiran mikroorganisme dapat memicu percepatan degradasi fosfat
(Notohadiprawiro,1999).

II. TUJUAN
1. Untuk mengetahui gejala kekurangan fosfor pada tanaman.
2. Untuk mengetahui siklus factor yang terjadi.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat :
1. Beaker glass
2. Kuvet
3. Corong
4. Kertas saring
5. Spektofotometer
6. Botol timbang
7. Destilator
8. Pipet volume
9. Erlenmeyer
10.Oven
Bahan :
1. Sampel tanah komposit
2. Aquades
3. Filtrat
4. Larutan untuk PA (NHCl + NH4F)
5. Larutan untuk PB (amonium molibdat)
6. Larutan untuk PC (larutan SnCl2)
IV. CARA KERJA
1. Ditimbang 1 gr contoh tanah dan kemudian dimasukkan ke beaker glass.
2. Ditambahkan 7 ml PA Setelah itu dikocok selama 40 detik.
3. Saringpada Erlenmeyer
4. Ambilfiltratsebanyak 2 ml ditampungpadaerlenmeyer
5. Ditambahkan 5 ml aquades.
6. Ditambahkan 2 ml larutan PB
7. Ditambahkan 1 ml larutan PC
8. Kocok larutanselama 5 menit.
9. Dimasukkan ke dalam kuvet dan ukur absorbansi menggunakan spektofotometer
dengan panjang gelombang 660nm.

V. HASIL PENGAMATAN

X (ppm) Y (abs)

0 0,000

0,5 0,121

1 0,174

2 0,280

3 0,417

4 0,442
5 0,469
0.5
0.45 f(x) = 0.09 x + 0.07
R² = 0.93
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2 Linear ()
0.15
0.1
0.05
0
0 1 2 3 4 5 6

Perhitungan :
B−C
 KA kering (%) = ×100 %
C−A
37,05−36,72 0,33
Kelompok 2 = x 100% = x 100% = 7,066%
36,72−32,05 4,67
BKU X 100
 BKM =
KA +100
1000 X 100 100.000
Kelompok 2 = = = 960,928 mg
7,066+100 107,066
 Regresi
(15,5 x 1,903)
( X x y) 6,158−
xy− 7 6,158−4,213 1,945
b= n = 2 = = = 0,093
2 (15,5) 55,25−34,321 20,929
x −¿ ¿¿ 55,25−
7
a = ý - bx́ = 0,271 – (0,093 x 2,214) = 0,271−¿ 205 = 0,066
 ppm P larutan
Kelompok 2
y = 0,0929x + 0,0661
0,741 = 0,0929x + 0,0661
0,0929x = 0,741 – 0,0661
0,0929x = 0,674
0,674
x = =7,225 ppmlarutan
0,0929
 ppm P tanah
ppm P larutan ×35
ppm P tanah =
BKM
7,264 ×35 254,24
Kelompok 2 = = = 0,271 ppm
960,928 960,928
 %P
ppm P t anah ppm P tanah
%P= ×100 % = = ppm P tanah × 10-4
1.000 .000 104
0,271 0,271
Kelompok 2 = ×100 % = = 0,271× 10-4 % = 27,1×10-6 %
1.000.000 104

KA ppm P
Ke Abs ppm P
BKM laruta %P
l A B C (y) tanah
n
857,72
1 32,00 36,99 36,28 1,463 15,026 0,613 61,3 × 10-6
1
960,92
2 32,05 37,05 36,72 0,741 7,225 0,271 27,1× 10-6
8
877,62
3 31,39 37,11 36,41 1,347 13,778 0,561 56,1× 10-6
4
4 32,14 37,14 36,64 900 0,105 0,409 0,015 1,5× 10-6

VI. PEMBAHASAN
Praktikum penetapan fosfor dengan cara metode Bray II ini ditujukan untu
mengetahui jumlah P yang tersedia di dalam tanah. Variabel tanah yang kita gunakan
ada empat macam, yakni tanah aluvial, tanah PMK, tanah gambut yang merupakan
tanah organik, serta tanah yang berasal dari daerah masing – masing kelompok
dengan dua tipe pereaksi yaitu pereaksi A dan pereaksi B. Yang kita amati dari
praktikum ini adalah untuk menentukan konsentrasi serta absorbant daripada masing-
masing tanah untuk kemudian mengetahui kandungan P yang ada di masing-masing
tanah dengan menggunakan rumus:
P tanah (ppm) = 15/w . 10/5 . konsentrasi larutan . [100 + KA/100]
Dimana KA adalah kadar air untuk masing-masing jenis tanah dan w adalah berat
contoh. Namun sebelumnya kita harus mengukur konsentrasi serta absorbant masing-
masing tanah dengan menggunakan alat spektrofotometer dengan panajng gelombang
660 mm. Dari pengukuran tersebut kita dapat melihat bahwa tanah kelompok 1
memiliki konsentrasi yang paling tinggi dibandingkan dengan ketiga tanah lainnya
yakni, 15,026 . Begitu pula dengan nilai daripada absorbant yang tertinggi yang
dimiliki pula oleh tanah kelompok 1. Hal ini disebabkan karena tanah kelompok 1
memiliki sifat yang sangat berbeda dengan ketiga jenis tanah lainnya. Jika tanah
kelompok 2, tanah kelompok 3 dan tanah kelompok 4 tersebut merupakan tanah
mineral yang tentu saja mengandung mineral yang tinggi, tanah kelompok 1 adalah
tanah organik yang kaya akan bahan organik yang dapat menyebabkan tingginya
konsentrasi dan absorbant yang dimilikinya. Setelah mengetahui nilai daripada
konsentrasi dan absorbant nya kita dapat menghitung kandungan P tersedia yang
berada di masing-masing tanah dengan rumus diatas serta data-data hasil pengamatan
yang telah dicantumkan pada bagian hasil pengamatan dan perhitungan. Dari
perhitungan tersebut, kita juga dapat melihat bahwa tanah kelompok 1 memiliki unsur
hara esensial yakni P-tersedia yang tinggi. Sebaliknya, tanah mineral kelompok 2
hanya memiliki kandungan P-tersedia sekitar 5 % saja.
Seperti yang diperintahkan, grafik dari konsentrasi larutan standar dengan
absorbant hasil pengukuran menunjukkan garis yang hampir lurus. Hal ini
menunjukkan bahwa konsentrasi larutan standar dengan absorbant hasil pengukuran
cocok dan sesuai dengan yang semestinya.

VII. KESIMPULAN
1. Gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan P adalah tanaman akan mempunyai
jaringan yang kecil, pertumbuhan akan terhambat, warna daun menjadi gelap,
menghambat pembentukan antosianin, reduksi pertumbuhan, dan penundaan
pemasakan buah.
2. Siklus P yang tersedia di alam hanya melalui air,tanah, dan sediman sedangkan pada
udara tidak ada karena P tidak tersedia di udara.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Buntan,A.1992. Efektivitas Bakteri Pelarut Fospat dan Kompos terhadap Peningkatan Serapan P
dan Efisiensi Pemupukan P pada Tanaman Jagung. IPB Bogor.
Elfiati,D.2005. Peranan Mikroba Pelarut P terhadap Pertumbuhan Tanaman. Fakultas Pertanian
USU.Medan
Foth, Hendry D.1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Edisi keenam.Erlangga.Jakarta.
Handayanto,E dan Hairiyah,K.2007. Biologi Tanah Landasan Pengelolaan Tanah Sehat. Edisi 3.
Pustaka Adipura.
Notohadiprawiro. 1999. Tanah dan Lingkungan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hal
204-205.
Premono.Widyastuti,R. 1992. Pengaruh BPF terhadap Serapan Kation Unsur Mikro Tanaman
Jagung pada Tanah Masam.Bandung
Walinga, I. 1995. Plant Analisis Manual. Dordreca: Kluwer.

IX. LAMPIRAN

B−C
 KA kering (%) = ×100 %
C−A
36,99−36,28 0,71
Kelompok 1 = x 100% = x 100% = 16,588%
36,28−32,00 4,28
37,05−36,72 0,33
Kelompok 2 = x 100% = x 100% = 7,066%
36,72−32,05 4,67
37,11−36,41 0,7
Kelompok 3 = x 100% = x 100% = 16,355%
36,41−31,39 5,02
37,14−36,64 0,5
Kelompok 4 = x 100% = x 100% = 11,111%
36,64−32,14 4,5
BKU X 100
 BKM =
KA +100
1000 X 100 100.000
Kelompok 1 = = = 857,721 mg
16,588+ 100 116,588
1000 X 100 100.000
Kelompok 2 = = = 960,928 mg
7,066+100 107,066
1000 X 100 100.000
Kelompok 3 = = = 859,438mg
13,944+100 113,944
1000 X 100 100.000
Kelompok 4 = = = 900 mg
11,111+ 100 111,111
 Regresi
(15,5 x 1,903)
( X x y) 6,158−
xy− 7 6,158−4,213 1,945
b= n = 2 = = = 0,093
2 (15,5) 55,25−34,321 20,929
x −¿ ¿¿ 55,25−
7
a = ý - bx́ = 0,271 – (0,093 x 2,214) = 0,271−¿ 205 = 0,066

 ppm P larutan
Kelompok 1
y = 0,0929x + 0,0661
1,463 = 0,0929x + 0,0661
0,0929x = 1,463 – 0,0661
0,0929x = 1,396
1,396
x = =15,026 ppm larutan
0,0929
Kelompok 2
y = 0,0929x + 0,0661
0,741 = 0,0929x + 0,0661
0,0929x = 0,741 – 0,0661
0,0929x = 0,674
0,674
x = =7,225 ppmlarutan
0,0929

Kelompok 3
y = 0,0929x + 0,0661
1,347 = 0,0929x + 0,0661
0,0929x = 1,347 – 0,0661
0,0929x = 1,280
1,280
x = =13,778 ppmlarutan
0,0929
Kelompok 4
y = 0,0929x + 0,0661
0,105 = 0,0929x + 0,0661
0,0929x = 0,105 – 0,0661
0,0929x = 0,038
0,038
x = =0,409 ppm larutan
0,0929
 ppm P tanah
ppm P larutan ×35
ppm P tanah =
BKM
15,036× 35 526,26
Kelompok 1 = = = 0,613 ppm
857,721 857,721
7,264 ×35 254,24
Kelompok 2 = = = 0,271 ppm
960,928 960,928
13,787× 35 482,545
Kelompok 3 = = = 0,561 ppm
877,624 877,624
0,418× 35 14,63
Kelompok 4 = = = 0,015 ppm
900 900

 %P
ppm P tanah ppm P tanah
%P= ×100 % = 4 = ppm P tanah × 10-4
1.000.000 10
0,613 0,613
Kelompok 1 = ×100 % = = 0,613 × 10-4 % = 61,3 ×10-6 %
1.000.000 104
0,271 0,271
Kelompok 2 = ×100 % = = 0,271× 10-4 % = 27,1×10-6 %
1.000.000 104
0,561 0,561
Kelompok 3 = ×100 % = = 0,561× 10-4 % = 56,1×10-6 %
1.000.000 104
0,015 0,015
Kelompok 4 = ×100 % = -4 -6
4 = 0,015× 10 % = 1,5×10 %
1.000.000 10

Anda mungkin juga menyukai